kemoterapi

30
REFERAT KEMOTERAPI Oleh Alfred H L Toruan Pembimbing : Dr. Budianto T, SpB(K)-Onk

Upload: alfred-l-toruan

Post on 15-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kemoterapi

TRANSCRIPT

Page 1: Kemoterapi

REFERAT

KEMOTERAPI

OlehAlfred H L Toruan

Pembimbing :Dr. Budianto T, SpB(K)-Onk

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANRUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG2014

Page 2: Kemoterapi

KEMOTERAPI

PENDAHULUAN

Pengenalan terhadap obat kemoterapi dimulai awal tahun 1900 dimana

Gas Mustard yang dipakai pada Perang Dunia I dan II diketahui dapat mensupresi

sumsum tulang dan system limfoid. Pada tahun 1940 zat tersebut mulai digunakan

untuk terapi Limfoma. Kemudian pada tahun 1950 mulai diperkenalkan secara

luas penemuan ini dan mulai berkembang tahun 1970. Sejak saat itu makin

banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk mengobati kanker. Pada awal

abad ke 20 kemoterapi pertama kali dipergunakan oleh Ehrlich yang berasal dari

agen anti parasit (alkyllating agent). Saat ini dikenal lebih dari 40 jenis obat anti-

kanker yang dipakai secara aktif di seluruh dunia. Awalnya kemoterapi memberi

kesan kuat pada masyarakat awam maupun sebagian dokter bahwa pemberian

kemoterapi anti kanker merupakan pemakaian sia- sia serta membawa dampak

toksisitas yang parah. Namun dengan kemajuan ilmu di bidang disiplin onkologi

anggapan yang tak beralasan tersebut dapat dihilangkan.

Hambatan utama bagi efikasi klinis kemoterapi adalah tokisitas terhadap

jaringan normal tubuh dan terjadinya resistensi obat seluler. Perkembangan dan

aplikasi teknik molekuler untuk menganalisa ekspresi gen sel normal dan maligna

pada level DNA, RNA, dan protein telah membantu untuk mengidentifikasi

beberapa mekanisme penting yang melaluinya kemoterapi dapat dioptimalkan

efek antitumornya dan mengaktivasi kematian sel terprogram. Perkembangan

teknologi molekuler juga memberikan pengertian mengenai kejadian molekuler

dan genetik di dalam sel kanker yang dapat mengubah kemosensitivitas selama

pengobatan.

DEFINISI(3)DAN TUJUAN KEMOTERAPI

Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan

tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat

membunuh sel kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker

1

Page 3: Kemoterapi

Bergantung kepada tipe kanker dan seberapa jauh kanker tersebut telah

berkembang, maka kemoterapi digunakan dengan beberapa tujuan :

1. Untuk tujuan kuratif. Kanker dinyatakan sembuh apabila telah dibuktikan

secara klinis dan laboratorium terbebas dari sel kanker

2. Untuk mengontrol kanker, hal ini dilakukan untuk menjaga penyebaran sel

kanker, memperlambat pertumbuhan sel kanker, membunuh sel kanker

yang dapat menyebar ke bagian lain di tubuh selain lokasi tumor

primernya.

3. Untuk tujuan paliatif, meningkatkan kulitas hidup penderita. mengurangi

gejala yang mungkin ditimbulkan oleh kanker, misalnya rasa nyeri,

membantu pasien untuk hidup lebih nyaman.

SIKLUS SEL

Untuk membicarakan kemoterapi kita perlu mengetahui siklus sel. Dimana

dalam kemoterapi kita menggunakan obat anti tumor kombinasi yang bekerja

pada fase-fase tertentu siklus sel.

Gambar 1. Siklus sel

2

Page 4: Kemoterapi

Fase Defenisi Yang terjadiG0 Fase istirahat Faktor pertumbuhan tidak tumbuh lagi dan

memiliki DNA yang diploid (chromosom berjumlah 46)

G1 Fase Gap 1 Berlangsung selama 8 – 12 jamPada fase ini sel anak yang baru terbentuk setelah mitosis tumbuh menjadi sel dewasa, membentuk protein, enzim, dsb. Dan chromosomnya hanya mengandung rantai tunggal DNA (haploid).

R Titik Restriksi Pada titik siklus sel ini akan terbagi 2 yaitu :a) Berhenti bertumbuh

Sel yang berhenti bertumbuh akan masuk ke fase G-0. Sel ini terbagi dalam 2 golongan yaitu :1. Stem sel, yaitu sel yang dapat tumbuh

lagi bila ada rangsangan tertentu, misalnya untuk mengganti sel yang rusak atau mati dan kembali masuk ke Fase-S

2. Sel yang tetap tidak akan tumbuh sampai sel itu mati. Contohnya yaitu sel saraf.

b) Tumbuh terusSel yang tumbuh lagi akan masuk ke fase-S

S Sintesis Berlangsung sekitar 4 jamTerjadi replikasi DNA terjadi dengan bantuan enzim DNA polimerase. Dengan dibentuknya DNA baru maka rantai tunggal DNA menjadi rantai ganda.

G2 Fase Gap 2 Berlangsung sekitar 3 jamPada fase ini dibentuk RNA, protein, enzim dan sebagainya untuk persiapan fase berikutnya

M Mitosis Berlangsung sekitar 1-2 jamTerjadi pembelahan sel, dari sel induk menjadi 2 sel anak yang mempunyai struktur genetika yang sama dengan sel induknya. Di sini rantai ganda DNA yang merupakan pembawa informasi gen terbelah menjadi dua rantai tunggal yang masing-masing untuk sel anak baru.

3

Page 5: Kemoterapi

DASAR-DASAR KEMOTERAPI

Tujuan kemoterapi untuk memicu remisi, sehingga penyakit terkendali

paling tidak selama sebulan. Berdasarkan waktunya, kemoterapi dibagi menjadi:

1. Kemoterapi induksi : terapi awal diberikan dengan tujuan mencapai

pengurangan sel ganas secara signifikan, atau remisi sepenuhnya terhadap

penyakit. Hasilnya dapat berupa respon lengkap, ketika benjolan hilang

seluruhnya dalam 1 bulan; respon sebagian, ketika volume tumor

berkurang 50% atau lebih; respon stabil, ketika volume tumoer berkurang

kurang dari 50% tanpa ada tumor baru selama sebulan; atau respon

progresi, ketika bertambahnya volume tumor mencapai 25% atau lebih,

atau terbukti adanya tumor baru.

2. Kemoterapi konsolidasi : kemoterapi lanjutan setelah induksi untuk

mempertahankan periode remisi lebih lama.

3. Kemoterapi adjuvant : diberikan setelah perawatan tumor secara lokal

seperti pembedahan atau radioterapi, diunakan untuk mengendalikan lesi

mikroskopik dan mencegah rekurensi lokal.

4. Kemoterapi neoadjuvant : diberikan sebelum terapi lokal untuk

memaksimalkan terapi lokal, seperti untuk mengerutkan tumor sebelum

pembedahan.

5. Kemoterapi perawatan : kemoterapi dosis rendah jangka panjang untuk

pasien rawat jalan unuk mencapai durasi remisi lebih panjang dan

mencapai kesembuhan.

6. Kemoterapi kombinasi : kemoterapi dengan lebih dari satu agen.

Tumor maligna terdiri dari fraksi sel yang aktif berproliferasi sehingga

memiliki sensitifitas kemoterapi yang tinggi, selain itu bisa juga terdiri dari sel

yang non proliferasi sehingga sensitivitas kemoterapinya rendah. Sebagian besar

tumor solid hanya memiliki sedikit fraksi yang berproliferasi sehingga untuk

tumor solid tidak sensitif terhadap kemoterapi. Jika kita mengetahui tentang

kinetik selular maka akan lebih mudah untuk kita menentukan pemilihan obat anti

kanker yang diperlukan.

4

Page 6: Kemoterapi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemakaian obat

anti kanker adalah :

1. Jenis kanker

Untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2 jenis,

yaitu :

a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik

Umumnya termasuk kanker sistemik. Yang termasuk dalam golongan

kanker jenis ini antara lain : kanker darah (leukemia), limfoma maligna,

dan kanker sumsum (myeloma). Untuk terapi utama kanker golongan

hematologi adalah kemoterapi, dan sebagai adjuvantnya radioterapi dan

operasi.

b. Kanker padat (solid)

Kanker golongan ini dimulai secara lokal kemudian menyebar regional

atau sistemik ke organ-organ yang lain. Dalam kanker golongan ini

termasuk semua jenis kanker di luar kanker golongan hematologi. Terapi

utamanya antara lain dengan operasi atau radioterapi sedangkan

kemoterapi baru diberikan pada stadium lanjut atau hanya sebagai

adjuvant.

2. Khemosensitivitas kanker

Sensitivitas tumor terhadap obat-obatan anti kanker tidak selalu sama,

namun pada umumnya sel kanker dapat bersifat sensitif, responsif dan bahkan

resisten.

3. Populasi sel kanker

Dalam sebuah tumor, sel kanker heterogen yakni terdiri dari bermacam-

macam sel, yang asalnya sama. Ada beberapa fraksi :

a.Fraksi klonogen (clonogenic fraction)

Fraksi klonogen ialah fraksi sel yang dapat tumbuh. Klon sendiri ialah

sekumpulan sel yang tumbuh. Fraksi ini dibagi lagi menjadi :

5

Page 7: Kemoterapi

- Fraksi sel yang tumbuh (growth fraction)

Semakin besarnya sebuah tumor, maka semakin kecil fraksi sel yang

tumbuh. Tumor sebesar 1 kg, fraksi sel yang tumbuh tidak lebih dari 10%.

Fraksi sel yang tumbuh dalam tubuh dapat naik menjadi 50% atau malah lebih.

Sel yang berada dalam fraksi tumbuh dapat dihancurkan dengan obat yang

bekerja pada fase spesifik. Obat ini memberikan efek toksis minimal pada sel

yang tidak tumbuh

- Fraksi sel yang tumbuh pada keadaan tertentu (stem sel = G0 sel)

Fraksi sel ini tidak tumbuh, namun dapat tumbuh lagi apabila terdapat

rangsangan untuk menggantikan sel-sel yang mati atau rusak sehingga bentuk

dan fungsi organ tetap baik seperti semula. Fraksi sel ini tidak dapat

dihancurkan dengan obat yang bekerja pada sel yang sedang tumbuh, dan dapat

dihancurkan oleh obat yang bekerja pada fase non spesifik. Pemberian

rangsangan yang adekuat sel dapat ditarik masuk ke dalam fraksi sel yang

tumbuh, sehingga fraksi sel yang tumbuh dapat menjadi lebih besar.

b. Fraksi non klonogen (non clonogenic fraction)

Fraksi non klonogen ialah fraksi sel yang tidak mempunyai kemampuan

tumbuh, Fraksi sel ini dapat dianggap sebagai sel yang mati. Meskipun

masih hidup namun tidak dapat tumbuh lagi. Dalam keadaan normal dalam

tubuh kita antara fraksi sel tumbuh dan sel yang tidak tumbuh namun

mampu tumbuh lagi terdapat keseimbangan yang harmonis. Pada keadaan

kanker keseimbangan tersebut terganggu, pada kanker yang telah

bermanifestasi klinik, fraksi sel kanker yang tumbuh berkisar antara 10-50%

Implikasi klinik dari fraksi sel yang tumbuh ialah:

- Pada tumor besar atau pertumbuhannya lambat lebih baik menggunakan

obat cycle non specific

- Pada tumor kecil atau pertumbuhannya cepat lebih baik menggunakan

obat cycle cell specific atau phase specific

6

Page 8: Kemoterapi

4. Persentase sel kanker yang terbunuh

Sebagian besar obat anti kanker tidak dapat membunuh sel kanker secara

bersamaan seluruhnya, dalam satu tumor tidak semua sel kanker yang terdapat di

dalamnya peka terhadap obat anti kanker. Bila pada pertumbuhan kanker tersebut

bertambah secara logaritmik maka sel yang mati pun secara logaritmik. Jumlah sel

kanker yang terbunuh oleh obat anti kanker bersifat konstan secara proporsional

atau persentase tidak tergantung banyaknya sel kanker yang ada, minimum 0% sel

sampai maksimum 99,99% sel. Hipotesa disebut Hipotesa Log Sel yang Terbunuh

(Log Cell Kill Hyphotesis).

Menurut hipotesa ini, pengobatan kanker harus diberikan beberapa kali

paparan obat sampai jumlah sel kanker sisa yang masih hidup minimal. Makin

besarnya jumlah beban sel, semakin banyak paparan obat yang diperlukan. Dan

diharapkan sel kanker yang masih tersisa itu dapat dibunuh oleh imunitas tubuh.

Implikasi klinik dari besar beban sel kanker dan hipotesa sel yang mati secara

logaritmik ialah :

Pengobatan harus diulang beberapa kali untuk dapat membunuh sel kanker

sebanyak mungkin.

Dipakai kombinasi obat secara bersamaan (polifarma) untuk memperbesar

daya bunuh obat anti kanker.

Memulai pengobatan sewaktu tumor masih kecil atau setelah mengecilkan

masa tumor dengan radiasi atau operasi (debulking) lebih disarankan.

5. Siklus pertumbuhan kanker

Obat anti kanker bekerja pada :

Semua siklus (Cell Cycle non specific)

Obat anti kanker jenis ini bekerja pada semua siklus sel, dimana sel sedang

berada pada siklus pertumbuhan sel ataupun tidak. Sel yang

pertumbuhannya cepat lebih sensitif pada obat daripada yang lambat,

namun perbedaannya memang tidak terlalu besar.

Siklus pertumbuhan tertentu pada semua fase (cell cycle non phase

specific)

7

Page 9: Kemoterapi

Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada sel yang berada dalam siklus

pertumbuhan, tetapi tidak pada sel yang tidak tumbuh (G0). Toksisitas sel

tergantung dari dosis obat dan lamanya paparan (exposure).

Siklus pertumbuhan tertentu pada fase tertentu (cell cycle phase specific)

Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada fase tertentu saja dalam

siklus pertumbuhan sel. Sel yang pertumbuhannya cepat lebih peka

daripada sel yang pertumbuhannya lambat, tetapi ada juga sel yang tidak

peka terhadap obat walaupun dosisnya tinggi. Untuk sel kanker golongan

ini sebaiknya diberi obat anti kanker dalam waktu yang pendek dan dosis

yang tinggi.

6. Imunitas tubuh

Penderita kanker yang telah bermanifestasi klinis, imunitas tubuhnya

umumnya tertekan. Diperkirakan kemampuan tubuh untuk mengatasi sel kanker

terbatas sampai sejumlah 105 jumlah sel. Setelah jumlah sel kanker dapat

dikecilkan sampai 105 diharapkan imunitas tubuh dapat mengambil alih untuk

menghancurkan lebih lanjut sisa sel kanker yang masih ada. Operasi, radioterapi

dan kemoterapi juga dapat menurunkan imunitas tubuh.

Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan :

1. CCDD (Cell Cycle Depending Drugs)

Obat ini bekerja selama terdapat proses pembelahan sel, dan dikelompokkan

menjadi

a.CCDD Specific Phase

Obat jenis golongan ini hanya bekerja pada fase tertentu dalam proses

pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif bekerja jika terdapat dalam

jumlah yang cukup pada sel tumor yang memasuki fase tertentu tersebut.

b.CCDD Non Spesific Phase

Obat jenis golongan ini bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif

membelah tetapi tidak tergantung pada proses pembelahan sel, sehingga obat

8

Page 10: Kemoterapi

ini dapat efektif bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah

tanpa tergantung fasenya.

2. CCID ( Cell Cycle Independing Drugs)

Obat ini membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak tergantung

pada pembelahan sel. Obat sitostatika yang hanya dapat bekerja pada satu

fase misalnya golongan alkaloid, sedangkan yang dapat bekerja pada

beberapa fase sekaligus misalnya golongan antimetabolit.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :

1.Alkilating Agent

Obat golongan ini bekerja dengan cara :

Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga

membentuk ikatan silang DNA.

Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada

gugus amino, karboksil, sulfidril, atau fosfat.

Merupakan golongan siklus sel non fase spesifik

Yang termasuk golongan ini antara lain:

* Amsacrine *Mephalan

* Busulfan *Streptozocin

* Chlorambucil *Dacarbazine

9

Page 11: Kemoterapi

* Cyclophospamid *Procarbazin

* Ifosphamid *Carboplatin

* Thiotepa * Cisplatin

2.Antibiotik

Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya dihasilkan

oleh suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama berguna untuk

tumor yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama dengan cara

menghambat sintesa DNA dan RNA.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Bleomicin * Mitoxantron * Idarubicin

* Mithramicin *Daunorubicin * Epirubicin

* Actinomicin D * Mitomicin * Doxorubicin

3.Antimetabolit

Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja dengan

cara menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki struktur

analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel,

sedangkan ada juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang penting

untuk pembelahan. Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah

cepat.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Azacytidine * Fludarabin

* Capecitabine * Cladribin * Thioguanin

* Mitoguazone * Cytarabin * Mercaptopurin

* Luekovorin * Pentostatin * Hydroxyurea

* Metothrexate * Capecitabine * Fluorouracil

* Mitoguazon * Gemcitabine * Pentostatin

10

Page 12: Kemoterapi

4.Mitotic Spindle

Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan

dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic

spindle pada fase mitosis.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Paclitaxel (Taxol) * Docetaxel

* Vinblastine * Vinorelbin

* Vindesine * Vincristine

5.Topoisomerase Inhibitor

Obat anti kanker yang termasuk golongan topoisomerase Inhibitor

bekerja dengan cara mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga

menghambat proses transkripsi dan replikasi.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Etoposit * Irinotecan * Topotecan

6.Cytoprotektive Agents

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* Amifostin * Dexrazoxan

7.Lain-lain

Obat anti kanker yang termasuk golongan ini tidak mempunyai

mekanisme khusus.

Yang termasuk golongan ini antara lain :

* L-Asparaginase * Oktreotide * Anagrelide

* Estramustine * Suramin * Interferon alfa

* Lavamisol * IL-2 * Hexamethylmelamine

11

Page 13: Kemoterapi

SYARAT KEMOTERAPI

Terapi Utama

a. Kemosensitif, sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker

yang kemosensitif, yakni pada :

Leukemia

Lyphoma maligna

Choriocarsinoma

Kanker paru Oat cel

Sarcoma Ewing

b. Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV). Pemberian

kemoterapi pada kanker stadium lanjut yang telah menyebar jauh ialah

untuk tujuan paliatif seperti kanker pada :

Mammae

Serviks

Paru

Kulit

Mulut

Terapi Tambahan

Terapi tambahan kemoterapi pada kanker lokal atau regional umumnya

diberikan paska operasi dan atau paska radioterapi untuk kanker yang bersifat

kemosensitif. Pada penderita kanker yang setelah beberapa bulan dan tahun timbul

residif yakni pada waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker

mikroskopis yang masih hidup dalam lapangan operasi atau ada metastase jauh

12

Page 14: Kemoterapi

yang subklinik maka diperlukan pemberian terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant

digunakan untuk mengeradikasi sel – sel kanker secara mikroskopik di bagian

tubuh yang lain dan juga dapat mengurangi frekuensi residif dan atau metastase

pada :

Mammae

Serviks

Paru

Lambung

Colon

Kondisi fisik minimal yang dibutuhkan penderita

Untuk mencegah efek toksisitas obat kemoterapi melebihi keuntungan

daya kerja obat, maka dibutuhkan keadaan fisik minimal pada penderita untuk

dilakukan kemoterapi. Keadaan fisik tersebut antara lain meliputi kadar

hemoglobin >10, ANC>1500, jantung dan paru-paru dalam keadaan sehat. ANC

merupakan nilai absolut neutrofil yang diperlukan untuk mencegah terjadinya

neutropenia hebat pada penderita pasca kemoterapi. Beberapa obat kemoterapi

diyakini menyebabkan neutropenia.

INDIKASI DAN KONTRAINIKASI KEMOTERAPI

Indikasi :

Menghentikan progresifitas kanker

Memperpanjang hidup

Memperpanjang interval bebas kanker

Mengecilkan volume kanker

Terapi paliatif

Kontraindikasi kemoterapi:

1, Kontraindikasi absolut

Penyakit stadium terminal

Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan

13

Page 15: Kemoterapi

Septikemia

Koma

2. Kontraindikasi relative

Usia lanjut

Keadaan umum yang sangat jelek

Ada gangguan fungsi organ vital

Demensia

Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur

Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang

TEKNIK PELAKSANAAN KEMOTERAPI

Pemberian kemoterapi dapat bermacam-macam, antara lain:

1. Intra vena, paling banyak digunakan.

2. Intra arteri, menggunakan kateter dan pompa arteri. Pemberian intra arteri

dapat meningkatkan dosis obat langusng ke dalam tumor, mengurangi

toksisitas, dan dapat menaikkan efek obat yg kurang stabil karena secara

cepat dapat langsung masuk ke dalam tumor.

3. Perfusi regional, cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi

langsung ke daerah tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi

umum

4. Intra tumoral, obat langsung disuntikkan ke dalam tumor. Cara ini tidak

dianjurkan karena dapat melepaskan sel kanker dari sel induknya.

5. Intra cavitas, obat disuntikkan ke dalam rongga tubuh.

6. Topikal, pemberian salep floutouracil pada kanker kulit.

7. Per oral, untuk memperpanjang masa remisi.

Efek samping kemoterapi baik per oral maupun parenteral seperti mual,

muntah, nyeri sendi, membuat penderita tidak nyaman. Maka sebelum diberikan

obat kemoterapi, penderita diberikan obat-obatan premedikasi berupa antiemetik,

kortikosteroid, dan protektor lambung baik secara per oral atau parenteral. Teknik

pelaksanaan kemoterapi dilakukan dapat berupa per oral atau parenteral. Obat

14

Page 16: Kemoterapi

kemoterapi parenteral diencerkan sesuai dengan petunjuk pabrik. Pada umumnya

dilarutkan dalam NaCl 0,9%. Tetapi pada Doxorubicin, pelarut yang digunakan

adalah glukosa 5% sebanyak 90 cc. Obat yang diberikan sesuai dengan regimen

yang digunakan, dimulai dari urutan awal sampai akhir. Dosis yang digunakan

menggunakan acuan perhitungan pada luasnya permukaan tubuh sesuai panduan

regimen.

PROTEKSI KEMOTERAPI

Obat kemoterapi memiliki toksisitas tinggi, sehingga sangat dibutuhkan

proteksi terhadap operator dan lingkungan. Proteksi kemoterapi dimulai sejak

pembuatan resep dan regimen kemoterapi. Tahap- tahap proteksi yaitu:

1. Labeling: indentitas penderita, dosis, regimen, tanggal terapi untuk

menghindari tertukarnya obat.

2. Operator: menggunakan jubah atau pelindung yang kedap cairan dan

sarung tangan karet kedap cairan. Diperlukan juka masker dan kaca mata

untuk perlindungan pada operator.

3. Tempat terapi: ruang terapi harus dipastikan memiliki sirkulasi udara yang

baik.

4. Trasportasi: bila dibutuhkan untuk memindahkan obat kemoterapi dari

suatu tempat ke tempat lain harus menggunakan tempat kedap udara dan

air untuk mencegah kontaminasi obat kemoterapi terhadap lingkungan

sekitar.

5. Pembuangan: tempat pembuangan botol obat harus dipisahkan dengan

sampah medis lain.

EVALUASI HASIL KEMOTERAPI

Obat anti kanker bersifat sangat toksis, sehingga pemberian kemoterapi

perlu dipantau.Sebelum pemberiannya harus diketahui status penderita sebagai

data dasar. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

- Fisik penderita, terutama keadaan umum, dan berat badan

- Fungsi sumsum tulang, ginjal , paru – paru, dan hepar

15

Page 17: Kemoterapi

- Skor performa : dalam hal ini digunakan skala Karnofsky atau Zubrod.

Pasien - Pasien dengan Zubrod skor 3-4 atau Karnofsky skor kurang dari

30% biasanya bukan merupakan kandidat untuk dilakukan kemoterapi.

WHO, SAKK,

ECOG

Definisi Karnofsky

0 Asimptomatik 100 Aktivitas normal, tidak

ada keluhan, tidak ada

tanda

1 Simptomatik, fully

ambulatori

90 Gejala dan tanda minor

Aktivitas normal

80 Penurunan aktivitas

normal

2 Simptomatik, di

tempat tidur <50 %

per hari

70 Tidak dapat melakukan

aktivitas normal, masih

mampu mengurus diri

60 Kadang-kadang

membutuhkan bantuan,

tapi masih mampu

mengurus kebutuhan

yang paling dasar

3 Simptomatik. Di

tempat tidur > 50 %

per hari tapi tidak

bedridden

50 Sering membutuhkan

bantuan dan perawatan,

penanganan medis

40 Tidak mampu, butuh

penanganan khusus dan

bantuan

4 Bedridden 30 Berat, indikasi rawat,

perawatan aktif

16

Page 18: Kemoterapi

20 Sakit berat, wajib rawat,

butuh penanganan

suportif yang aktif

10 Sekarat

Hasil kemoterapi

A. Subyektif

Mengukur hasil subyektif atas hasil terapi kanker cukup sukar, tetapi sebagai

pegangan dapat dipakai parameter :

* Berat badan

* Status penampilan

B. Obyektif

Hasil obyektif dapat diukur dan diperiksa secara klinis, radiologi, biokimia,

pemeriksaan stadium klinik patologi

Hasil Obyektif dapat berupa :

1. Respon komplit semua tumor menghilang ( melalui pengukuran massa,

gejala, tanda, dan perubahan secara biologi ) sekurang – kurangnya 4 minggu

dan tidak ada lesi baru yang muncul

2. Respon partial Reduksi / pengurangan ukuran tumor > 50 % selama 4

minggu dan tidak ditemukan lesi baru atau terjadinya perbesaran dari lesi

yang lama. Bila terjadi pada lesi di hepar, maka reduksi > 30 % diukur dari

batas linea midklavikula dan processus xiphoideus.

3. Tidak berubah tumor mengecil kurang dari 50% atau membesar kurang

dari 25% dan tidak terjadi pertumbuhan dari lesi baru selama 8 minggu

4. Penyakit progresif Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor

baru yang dulu tidak diketahui

17

Page 19: Kemoterapi

Komplikasi kemoterapi

Segera

- Syok

- Nyeri pada tempat suntikan

- Aritmia

Dini

- Mual / muntah

- Panas

Lambat (beberapa hari)

- Stomatitis

- Nefrotoksis

- Diare

- Neuropati

- Alopesia

- Depresi sumsum tulang, dapat terjadi :

- Setelah 1-3 minggu : sebagian besar obat anti kanker

- Setelah 4-6 minggu : nitrosourea

Lambat (beberapa bulan)

- Hiperpigmentasi kulit

Lesi organ

Adriamycin : hati

Bleomycin, Busulfan : paru

Methotrexate :hati

- Gangguan kapasitas reproduksi

Amenorreae

Penurunan konsentrasi sperma

- Gangguan endokrin

Feminisasi

18

Page 20: Kemoterapi

DAFTAR PUSTAKA

1. De Vita V.T. Jr: Principles of Cancer Management: Chemotherapy, in De

Vita V.T. Jr. Hellman S, Rosenberg. S. A.,:Cancer Principles and Practise

of Oncology, Volume 1. 7th edition, Philladelphia : Lippincott Raven

Publisher.

2. Daly J.M, Bertagnolli, De Cosse JJ, Morton D.L :Oncology in Schwartz :

Principles of Surgery .8th Edition. Mc Graw-Hill book, New York.2005

3. Martin D Abeloff, james O Armitage, John E. Niederhcuber, Clinical

Oncology 3rd ed, Elsevier Churchill Livingstone, 2004 page 485 – 535

4. Noorwaty, SpPD KHOM, Cancer Ina, Media informasi kanker Indonesia,

www.dharmais.co,id. Browsed June10 2010

5. American Cancer Society, www.cancer.org , Browsed June 10 2010

6. Airley, Rachel. Cancer Chemotherapy. Chichester: John Wiley &

Sons Ltd.2009.p.55-116.

7. Heubrandtner, Ute. Safe Handling of Cytotoxics.Austria:

Ebewe Oncology. Melalui www.ebewe.com. Browsed June

12 2010.

19