kemitraan.docx

17
Kemitraan pada dasarnya merupakan sarana untuk saling memajukan dua belah pihak yang bermitra. Filosofi dari kemitraan yang dilakukan antara BUMN/BUMS dengan koperasi agroindustri di Kabupaten Batanghari adalah peningkatan keberhasilan koperasi yang bergerak di bidang agroindustri. Diharapkan pada gilirannya nanti, koperasi dapat benar-benar menjadi kekuatan perekonomian rakyat. Prinsip kemitraan terdiri dari kesamaan, keterbukaan, dan saling menuntungkan. Kesamaan artinya bahwa dalam kemitraan yang dijalin, tidak ada yang direndahkan antara koperasi agroindustri di kabupaten Batanghari dan juga BUMN/BUMS. Dua belah pihak yang bermitra juga saling terbuka, tidak ada niat buruk yang disembunyikan dalam menjalin kemitraan. Prinsip yang paling terlihat adalah saling menguntungkan. BUMN/BUMS bisa mendapat hasil produksi lebih banyak dari suplai koperasi agroindustri. Koperasi agroindustri sendiri mendapat keuntungan tidak hanya dalam penyaluran hasil produksi tetapi juga dalam manajemen dan juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Asas dalam bermitra yang baik terdiri dari empat hal yaitu kesejajaran kedudukan mitra, saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling memenuhi etika bisnis kemitraan. Koperasi agroindustri memang lebih besar ketergantungannya kepada BUMN/BUMS bila dibandingkan dengan sebaliknya. Namun, BUMN/BUMS tetap tidak menganggap rendah koperasi agroindustri. BUMN/BUMS membutuhkan koperasi agroindustri untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku dan koperasi agroindustri membutuhkan BUMN/BUMS untuk menjamin kontinuitas serapan hasil produksi anggotanya. Hal itulah yang membuat hubungan kemitraan menjadi menguntungkan kedua belah pihak yang bermitra. Etika bisnis kemitraan juga dipenuhi dengan baik.

Upload: adang-suryana

Post on 11-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMITRAAN.docx

Kemitraan pada dasarnya merupakan sarana untuk saling memajukan dua belah pihak yang

bermitra. Filosofi dari kemitraan yang dilakukan antara BUMN/BUMS dengan koperasi agroindustri

di Kabupaten Batanghari adalah peningkatan keberhasilan koperasi yang bergerak di bidang

agroindustri. Diharapkan pada gilirannya nanti, koperasi dapat benar-benar menjadi kekuatan

perekonomian rakyat.

Prinsip kemitraan terdiri dari kesamaan, keterbukaan, dan saling menuntungkan. Kesamaan artinya

bahwa dalam kemitraan yang dijalin, tidak ada yang direndahkan antara koperasi agroindustri di

kabupaten Batanghari dan juga BUMN/BUMS. Dua belah pihak yang bermitra juga saling terbuka,

tidak ada niat buruk yang disembunyikan dalam menjalin kemitraan. Prinsip yang paling terlihat

adalah saling menguntungkan. BUMN/BUMS bisa mendapat hasil produksi lebih banyak dari suplai

koperasi agroindustri. Koperasi agroindustri sendiri mendapat keuntungan tidak hanya dalam

penyaluran hasil produksi tetapi juga dalam manajemen dan juga peningkatan kualitas sumber daya

manusia.

Asas dalam bermitra yang baik terdiri dari empat hal yaitu kesejajaran kedudukan mitra, saling

membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling memenuhi etika bisnis kemitraan. Koperasi

agroindustri memang lebih besar ketergantungannya kepada BUMN/BUMS bila dibandingkan

dengan sebaliknya. Namun, BUMN/BUMS tetap tidak menganggap rendah koperasi agroindustri.

BUMN/BUMS membutuhkan koperasi agroindustri untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku

dan koperasi agroindustri membutuhkan BUMN/BUMS untuk menjamin kontinuitas serapan hasil

produksi anggotanya. Hal itulah yang membuat hubungan kemitraan menjadi menguntungkan kedua

belah pihak yang bermitra. Etika bisnis kemitraan juga dipenuhi dengan baik. Terbukti kerjasama

mereka tidak hanya dalam hal hasil produksi tetapi juga BUMN/BUMS membantu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia di koperasi agroindustri berupa pengorganisasian dan juga pelatihan

di bidang teknis budidaya maupun manajemen koperasi melalui program Sarjana Masuk

Desa.Download full file at:

Manajemen Pembelanjaan Koperasi

Filed under: Agribisnis Semester 3 — Leave a comment October 26, 2012

Terkait dengan masalah modal, maka menjadi tugas pengurus untuk mendapatkan modal/dana dan

menggunakannya seefisien dan seefektif mungkin. Optimalisasi penggunaan dana merupakan cara

untuk mencapai tujuan manajemen keuangan dalam koperasi. Optimalisasi penggunaan modal akan

Page 2: KEMITRAAN.docx

dapat memaksimalisasi profit atau SHU dan pada gilirannya akan dapat memaksimisasi

kesejahteraan anggota. SHU yang meningkat dan kesejahteraan anggota yang meningkat akan

menambah kepercayaan pihak ketiga (kreditur) terhadap koperasi. Dengan kepercayaan tersebut,

maka koperasi memiliki peluang untuk dipercaya mengelola modal yang lebih besar lagi dengan

manajemen pembelanjaan yang tersistematis. Manajemen koperasi dapat diartikan mengendalikan,

mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk tujuan memajukan atau

mensejahterakan para anggota dan pengurus koperasi. Dan menurut Arman D. Hutasuhut ditinjau

dan sudut pandang gaya manajemen (managment style), manajemen koperasi menganut gaya

partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan

manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

Menurut Ign.Sukamdiyo dalam organisasi koperasi ada stuktur internal dan eksternal. Struktur

internal organisasi kopersi meliputi:

1. Alat kelengkapan atau Perangkat Organisasi Koperasi

a.Rapat Anggota

b.Pengurus Koperasi

c.Pengawas

2.Dewan Penasehat atau Badan Pembina

3.Manajer

Sedangkan stuktur Eksternal Organisasi Koperasi meliputi:

1.Fungsi Idiil

2.Pembinaan di Bidang Perkoperasian

Ign.Sukamdiyo mengemukakan, Dilihat dari strukur koperasi, masalah pembelanjaan merupakan

bagian dari sistem yang dianut oleh koperasi itu sendiri yang bersumber pada dua hal yang berkaitan

yaitu :

Page 3: KEMITRAAN.docx

1. Pelanggan koperasi yang merupakan para anggota dan sekaligus sebagai pemilik koperasi (prinsip

identitas)

2. Sendi dasar dan asas koperasi Indonesia yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.

Dalam pembelanjaan bisa dibedakan menjadi lima macam yaitu

Pembelanjaan internal koperasi

Pembelanjaan internal koperasi meliputi pembelanjaan aktif menyangkut bagaimana usaha

penggunaan yang dimiliki agar bisa efisien sedangkan pembelanjaan pasif menyangkut bagaimana

caranya untuk mencari dana dengan seefisien mungkin. dalam pembelanjaan aktif tentunya jangan

sampai ada dana yang menganngur terlalu besar karena akan mengakibatkan ketidak efisienan dari

segi biaya bunga tetapi juga jangan sampai ada kekuarangan dana agar tidak mempersempit

kesempatan memperoleh laba. Bila besarnya pembelanjaan aktif dan pembelanjaan pasif seimbang

maka keadaan keuangan perusahaan menunjukan suatu pembelanjaan yang efisien.

Pembelanjaan eksternal koperasi

Pembelanjaan eksternal koperasi atau pembelanjaan dari luar adalah usaha yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan dana yang bersal dari luar perusahaan.

Modal eksternal dapt diperoleh melalui: pinjaman dari perbankan, pinjaman dari induk koperasi,

gabungan koperasi dan dari pusat koperasi. Pinjaman dari pembeli, penjual, dan sejawat koperasi.

Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya sperti perusahaan asuransi. Pinjaman dari perusahaan

swasta. Pinjaman dalam bentuk uang atau saham dari BUMN dan BUMS. Penerbitan obligasi. Dalam

pemilihan modal eksternal, manajemen harus pandai memilih sumber dana yang murah dan mudah

manajemen juga harus memperhatikan kemampuan perusahaan.

Modal sendiri koperasi

Yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menaggung resiko (penjelasan UU

No.25/92, 41:2). Sehingga apabila dalam suatu tahun buku koperasi menderita kerugian maka yang

harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen-komponen modal sendiri. Modal sendiri

koperasi terdiri dari :

Page 4: KEMITRAAN.docx

Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada

saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap

anggota.

Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada

koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang

sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan

masih menjadi anggota koperasi.

Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang

dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari

keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

Dana cadangan diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap

tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan

memupuk permodalan.

Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari

pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.

Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain, berupa uang atau barang. Hibah

muncul sebagai komponen modal sendiri disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima

hibah, terutama dari pemerintah.

Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah agar koperasi dapat memeliharanya dengan baik dan

dicatat dalam neraca pos modal sendiri. Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti peralatan

atau mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada saatnya koperasi dapat membeli yang

Page 5: KEMITRAAN.docx

baru. Ketentuan tersebut dianggap berlebihan, karena hibah seharusnya ditentukan oleh perjanjian

antara penerima dan pemberi hibah, termasuk persyaratan yang disepakati. Status dan perlakukan

akuntansi disesuaikan dengan perjanjian tersebut.

Simpanan sukarela.

Simpanan sukarela adalah adalah jumlah simpanan tertentu yang dibayarkan oleh anggota kepada

koperasi dalam waktu tertentu secara sukarela.

Modal asing pada koperasi

Modal asing pada koperasi adalah sejumlah modal yang digunakan oleh perusahaan koperasi yang

berasal dari luar koperasi.

Pemanfaatan Modal Asing

• Kredit penjual = Dilakukan dengan cara koperasi membeli secara kredit

• Kredit pembeli = Dilakukan ketika ada pembeli dengan cara membayar sejumlah uang muka

kepada koperasi

• Simpanan sukarela dari anggota

• Model bapak angkat = Dilakukan dengan cara koperasi mencari bapak angkat dari suatu usaha

• Kredit

• Cara pembelanjaan modern misalnya belanja dengan cara leasing

Cara mengatasi permodalan koperasi.

Cara mengatasi permodalan koperasi bisa dilakukan dengan pemanfaatan modal koperasi seperti

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan wajib khusus, sisa hasil usaha, cadangan-cadangan dan

dengan cara pemanfaatan modal asing seperti kredit penjual, kredit pembeli, simpanan sukarela dari

anggota, model bapak angkat atau bapak asuh, kredit atau dana dan cara pembelanjaan modern.

Page 6: KEMITRAAN.docx

Pengelolaan dan perencanaan modal yang mandiri( mendirikan unit – unit usaha yang berkualitas )

dan melakuakan kerjasama yang baik dengan instansi lain seperti koperasi lain dan bank.

Istilah permodalan koperasi, dengan demikian, tidak hanya mencakup modal yang disetor olah

anggota. Pemodalan dalam koperasi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang dapat

bersifat permanen atau sementara. Pihak-pihak yang meliputi klaim terhadap sumber daya koperasi

terdiri dari kreditur, anggota/ pemilik dan badan usaha koperai itu sendiri. Struktur klaim yang

demikian menunjukan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersindiri, terpisah dengan anggota-

anggotanya.

Perlu diingat, bahwa dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan usaha koperasi, masalah

manajemen keuangan atau pembelanjaan merupakan fungsi pokok yang harus mendapat perhatian.

Dalam hal ini, maka pihak pengurus atau manajemen koperasi harus mengarahkannya pada:

Terwujudnya stabilitas usaha dengan cara pengelolaan likuiditas dan solvabilitas yang baik.

Terwujudnya pendayagunaan modal yang optimal

Terwujudnya kemampuan membentuk modal sendiri.

Ketiga hal di atas merupakan bagian dari indikator kinerja keuangan dan usaha koperasi. Suksesnya

pengurus koperasi mewujudkan ketiganya, berarti pengurus telah mencapai kinerja keuangan yang

baik. Sebaliknya, apabila pengurus gagal mewujudkan ketiganya, berarti kinerja pengurus dinilai

buruk. Masalah pertama dari ketiga hal di atas, merupakan gambaran yang diperoleh melalui analisa

rasio keuangan dari laporan akuntansi koperasi

Masalah kedua, menyangkut masalah manajemen keuangan koperasi. Masalah manajemen

keuangan ini menuntut pengurus untuk mememikirkan bagaimana kedua aktivitas (mencari sumber

modal dan menggunakan modal) dalam manajemen keuangan dapat dilakukan dengan baik. Dari

segi pengelolaan permodalan, koperasi sebagai badan usaha harus melakukannya dengan

perhitungan yang rasional, yang mendasarkan setiap rencana usaha pada studi kelayakan.

Perlakuan yang demikian akan memacu pengelola koperasi untuk selalu berfikir ekonomis sejak awal

berdiri, sehingga secara makro kriteria keberhasilan koperasi dapat diukur dengan menggunakan

alat analisa rasio keuangan. Melalui mengukuran tersebut maka dapat diketahui efisiensi pada

Page 7: KEMITRAAN.docx

koperasi, dan pada akhirnya tingkat efisiensi ini akan menentukan terhadap pencapaian SHU

koperasi.

Masalah ketiga, pada hakekatnya merupakan wujud dari keberhasilan pengurus koperasi dalam

mencapai masalah kedua. Masalah ketiga ini didasarkan atas prinsip koperasi harus dapat mandiri

dan tangguh. Semakin tinggi tingkat efisiensi maka SHU akan meningkat. Peningkatan SHU dengan

sendirinya akan meningkatkan pula pembentukan modal sendiri yang dibentuk melalui cadangan.

Ketiga masalah di atas menjadi tugas para pengelola koperasi (pengurus berserta manajer) untuk

dapat menciptakan ketiga kondisi yang menjadi arah dari perkembangan manajemen keuangan

koperasi. Dalam hal ini pengelola harus dapat menciptakan kondisi optimal dalam koperasi, yang

antara lain dapat dilakukan melalui:

Optimalisasi skala usaha koperasi, melalui alokasi modal yang efisien, produktif dan rasional.

Optimalisasi pemanfaatan kapasitas usaha dan modal koperasi.

Optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk usaha, permodalan maupun

manajemen koperasi secara umum.

Optimalisasi pemupukan modal sendiri, melalui simpanan-simpanan anggota dan pembentukan

dana cadangan.

Agar usaha optimalisasi di atas tercapai, maka sudah seharusnya kesan bahwa ”koperasi sebagai

perkumpulan orang bukan perkumpulan modal” yang seringkali dianggap sebagai faktor penyebab

gagalnya manajemen keuangan koperasi dapat dihapuskan. Ini menjadi tugas berat bagi pengelola

koperasi.

KESIMPULAN

Salah satu kunci sukses koperasi adalah mampu menjalankan manajemen pembelanjaan koperasi

dengan baik dan terorganisir sehingga koperasi mampu bertahan dalam kondisi apapaun, termasuk

krisis.

Karena yang menjadi pokok pembahasan dalam manajemen pembelanjaan koperasi ini adalah

mengenai pembelanjaan dan modal koperasi yang menjadi sendi penting pembangunan koperasi.

Page 8: KEMITRAAN.docx

Oleh karenanya, pemberian pemahaman mengenai manajemen pembelanjaan koperasi dibutuhkan

agar generasi muda penerus bangsa mampu meneruskan pengembangan koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://lensa.diskopjatim.go.id/warta-koperasi/manajemen-koperasi/213-manajemen-keuangan-

dan-permodalan-koperasi-2.html

http://ozzyzone.blogspot.com/2011/03/manajemen-pembelanjaan-koperasi.html

http://mutiasiimumuth.blogspot.com/2011/01/laporan-keuangan-koperasi.html

http://blog.student.uny.ac.id/ukiransejarahhidup/2010/10/19/manajemen-koperasi/

Koperasi di Indonesia

Filed under: Agribisnis Semester 3 — Leave a comment September 17, 2012

Gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang

tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari

kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh

sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan

kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara

spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah

Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para

pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan

bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman.

Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten

residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan

menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank

Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena

mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan mengubah Bank

tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang

menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan

Page 9: KEMITRAAN.docx

pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi

Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank

Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah

Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas

yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan

dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.Download full file at:

PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang demi kepentingan

bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan asas kekeluargaan.

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka

waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling

membesarkan.

Lokasi praktikum koperasi dan kemitraan agribisnis bertempat di Koperasi Serba Usaha (KSU) Karika

dan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Falah, Kabupaten Wonosobo. Praktikum koperasi

dan kemitraan agribisnis ini dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Desember 2012. Tujuan praktikum ini

adalah untuk mengetahui organisasi yang meliputi struktur, koordinasi, pembagian kerja, tugas dan

wewenang, tanggung jawab, sistem pengambilan keputusan, pola komunikasi organisasi pada KSU

Karika dan Koppontren Al Falah serta mengetahui hubungan kemitraan KSU Karika dengan UD Yuasa

Food, UD Afifah dan UD Sekar Raos serta kemitraan Koppontren Al Falah dengan PT. Solo Agro

Lestari.

Kerangka Teori

Page 10: KEMITRAAN.docx

Koperasi Serba Usaha (KSU) Karika

Koperasi Serba Usaha (KSU) Karika merupakan koperasi agribisnis yang mewadahi anggota pelaku

usaha dari hulu sampai hilir khususnya di bidang budidaya, pengolahan, pemasaran carica yang

merupakan produk unggulan daerah Kabupaten Wonosobo dengan alamat di Jalan Dieng km 3,5

Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

KSU Karika dibentuk pada tahun 2008 yang pada saat itu masih pra Koperasi Karika. Sedangkan

pada bulan April 2011, KSU Karika sudah sah berbadan hokum No. 518/077/BH/XIV-29/IV/2011 yang

merupakan koperasi bergerak di usaha agribisnis OVOP (One Village One Product) carica. Hal itu

bertujuan untuk memperkenalkan produk unggulan daerah Wonosobo ke masyarakat luas, yaitu

carica. Pemberian nama KSU Karika berdasarkan visi dan misi koperasi tersebut, yaitu dengan visi

mensejahterakan anggota melalui usaha carica dari hulu sampai hilir, dan misi 1) mengembangkan

usaha agribisnis carica hulu sampai hilir, 2) mengembangkan usaha toserba, 3) mengembangkan

usaha simpan pinjam dan 4) mengembangkan usaha jasa. Selain itu, nama KSU Karika sesuai dengan

nama produk unggulan di Kabupaten Wonosobo, yaitu Karika (Carica papaya). KSU Karika juga

mempunyai filosofi Kami Berdiri Karena Anda dan semboyan “Thinking Better to Greatest Value”

dengan maksud berfikir positif untuk mendapat hasil yang terbaik. Dengan semboyan tersebut, KSU

Karika yang tergolong baru mendapat apresiasi tinggi dari Dinas Koperasi Kabupaten Wonosobo

karena KSU Karika dapat melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan) tepat waktu, yaitu pada tanggal

29 Februari 2011.

KSU Karika mempunyai 80 anggota yang terdiri dari petani carica, UKM carica, pemasar carica,

instansi petani dan masyarakat sekitar. KSU Karika juga memiliki fasilitas-fasilitas untuk para

anggotanya diantaranya pelayanan simpan pinjam, pelayanan kredit melalui proses yang mudah,

cepat dan tanpa bunga dan bantuan berupa peralatan produksi carica serta peralatan pemasaran

berupa meja kasir dan etalase kaca.

Page 11: KEMITRAAN.docx

Sampai saat ini KSU Karika telah menerima kunjungan dan studi banding dari berbagai instansi dan

lembaga antara lain dari kalanga siswa dan mahasiswa, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

Wonosobo, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Deputy Bidang Pengembangan

sumberdaya Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Asisten Deputy Bidang Produksi

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 2011, KSU KARIKA

menerima bantuan dari Gubernur Jawa Tengah berupa peralatan produksi carica. Pada tanggal 24

November 2011 KSU KARIKA mendapat bantuan peralatan pemasaran berupa meja kasir dan etalase

kaca yang sebagian telah dihibahkan kepada anggota yang memiliki usaha pemasaran carica.

Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Falah

Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren) Al Falah Wonosobo beralamat di Dusun Gesing Desa

Gemblengan Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kopontren Al Falah berdiri

pada tanggal 13 Mei 2006, yang kemudian dibadanhukumkan pada tanggal 9 Agustus 2006 dengan

BH No : 518/024/BH/VIII/2006 dan akta notaries dari Ny. Henny Ika Putri, S.H. Nomor

516/024/BH/VIII/2006. Pada tanggal 14 Juni 2006, diharapkan dengan terbentuknya Kopontren ini

akan menjadi sarana pemberdayaan ekonomi yang berwatak sosial, melatih kebersamaan serta

mengupayakan pemberdayaan ekonomi masyarakat berdasar pada sumber daya alam dan sumber

daya manusia yang ada. Menjalin silaturrahim antar anggota sekaligus sebagai sarana membangun

sinergi antar anggota dengan mengoptimalkan potensi anggota guna mencapai kesejahteraan

bersama.

Tak kalah pentingnya, Kopontren Al Falah didirikan sebagai pondok pesantren sebagai pusat

ekonomi masyarakat di samping kegiatan belajar mengajar yang selama ini dijalani. Transfer

teknologi serta pengembangan kegiatan ekonomi akan menjadi materi pembelajaran para santri dan

masyarakat sekitar pondok untuk mengembangkan dirinya khususnya di bidang ekonomi dan

pertanian. Kopontren Al Falah diberi suatu kepercayaan untuk membudidayakan tanaman paprika

Page 12: KEMITRAAN.docx

yang bibitnya diperoleh dari PT Solo Agro Lestari. Kopontren Al Falah merupakan suatu wadah yang

berfungsi untuk mengembangkan budidaya paprika agar mendapatkan hasil berupa komoditas

unggulan.

Kopontren Al Falah merupakan koperasi yang awalnya hanya bergerak dalam bidang peternakan,

namun saat ini usaha bertambah dalam bidang pertanian. Koperasi ini mengedepankan usaha

tanaman paprika, hal tersebut dipilih karena hasil yang diperoleh dari paprika sangatlah tinggi

dampak dari permintaan dipasar akan paprika sangat tinggi juga. Paprika ini memiliki kelebihan

antara lain adalah dapat tumbuh di sembarang tempat, selain itu belum banyak pesaing. Tanaman

papikra yang dibudidayakan oleh kopontren Al Falah ditanam pada polibag besar sehingga tidak

memerlukan kandungan nutria tanah lokasi untuk media tanam. Setiap polibag bisa menghasilkan

lima kilogram paprika (satu kilogram sama dengan empat buah paprika). Kopontren Al Falah ini

mempunyai visi untuk mensejahteraan masyarakat petani paprika dari tradisional ke modern yang

ada di wilayah desa Gemblengan pada khususnya dan dengan misi mensejahterakan sumber daya

manusia dan memnafaatkan peluang yang ada.

Pada tahun 2011, Kopontren Al Falah menjalin kemitraan dengan PT. Solo Agro Lestari. Kemitraan

yang lain juga dijalin Kopontren dengan para petani melalui pola kemitraan inti plasma. Dimana

dalam hal ini Kopotren Al Falah sangat diuntungkan, karena PT. Solo Agro Lestari telah menyediakan

bahan baku tersebut, sedangkan pihak koperasi yang menjalankan tugasnya. Dari bentuk kerjasama

tersebut sudah terbentuk 16 green house yang sudah berproduksi ± 70%. Dalam keberjalanan

koperasi ini, Kopontren Al Falah mengalami hambatan sumber karena letak koperasi tidak strategis

dengan PT. Solo Agro Lestari, karena jaraknya jauh sehingga kurang efektif serta terdapat hambatan

dalam masalah permodalan.

Kopontren Al Falah terdiri dari 23 orang anggota koperasi, calon anggota 60 orang, pengawas 2

orang, dan pengurus 6 orang. Fasilitas yang dimiliki oleh Kopontren Al Falah berupa beberapa

peralatan pendukung koperasi, green house sebagai tempat budidaya paprika dan sebuah bangunan

kantor sekretariat.

Page 13: KEMITRAAN.docx