kemiskinan indonesia tertinggi di asean

18
KEMISKINAN INDONESIA TERTINGGI DI ASEAN DISUSUN OLEH : YUNIKA REZA ROSITA XII MIA 3 / 40

Upload: priska-yuliana-rosalinda

Post on 09-Jul-2016

277 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kemiskinan tertinggi di ASEAN

TRANSCRIPT

Page 1: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

KEMISKINAN INDONESIA TERTINGGI DI ASEAN

DISUSUN OLEH :YUNIKA REZA ROSITA

XII MIA 3 / 40

SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

Page 2: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

2015 / 2016Kemiskinan Memaksa Ibu Ini Kurung Anaknya di Kandang

By Liputan6 on 04 Okt 2015 at 18:10 WIB

Gangguan jiwa itu bermula saat Siswanto sakit, demam, dan kejang di usia 3 tahun.

Liputan6.com, Madiun - Di kandang inilah Siswanto menghabiskan waktunya 20 tahun terakhir ini. Warga Kandangan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu tak

bisa bermain atau menikmati hari sebagaimana manusia pada umumnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (4/10/2015), kandang berukuran 2x2 meter menjadi tempat bernaung Siswanto. Dia mengalami gangguan jiwa.

Kateno dan Tini, orangtua Siswanto terpaksa melakukan ini karena anaknya itu sering berontak, marah-marah, dan berlarian sehingga membahayakan diri dan orang lain.

Gangguan jiwa itu bermula saat Siswanto sakit, demam, dan kejang di usia 3 tahun. Kesedihan Tini kian bertambah saat suaminya pergi entah ke mana. Padahal Tini mengandalkan suaminya untuk menghidupi keluarga.

"Sudah sejak berusia 3 tahun hingga sekarang berumur 30 tahun. Saat itu sakit panas. Sekarang untuk makan ya harus minta-minta pada orang," ucap Tini.

Tini hanya berharap buah hatinya itu sembuh dan hidup sebagaimana manusia layaknya. Tetapi harapan itu tampaknya terlalu tinggi seiring dengan kemiskinan yang menderanya. Jangankan untuk berobat, sekadar untuk makan Tini pun hanya bisa mengandalkan belas kasih dari para tetangganya. (Vra/Ali)

Page 3: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Distribusi Kartu 'Sakti' Jokowi Diakui Masih Salah Sasaran

By Putu Merta Surya Putra on 25 Nov 2015 at 10:15 WIBIni dia penampakan kartu sakti era Jokowi-JK; KIS, KIP dan KKS Liputan6.com, Jakarta - Penyaluran 3 kartu sakti pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih bermasalah. Penyelesaian masalah itu terhambat karena pemutakhiran data yang belum selesai.

Deputi I Staf Kepresidenan Darmawan Prasodjo menyatakan, data yang menjadi acuan pemerintah sekarang masih menggunakan data pemutakhiran penduduk 2011. Perubahan situasi yang terjadi antara data terakhir dan situasi masa kini belum tercatat oleh pemerintah.

Hal tersebut memengaruhi ketepatan penyebaran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

"Tentu saja ada kendala ketiga kartu itu dimana yang digunakan data pemutakhiran 2011. Dan, tentu saja ada yang salah sasaran," ujar Darmawan dalam sebuah diskusi Habibie Center di Hotel Le Meridien Jakarta, ditulis Rabu (25 /11/2015).

Meski demikian, menurut dia, pihak pemerintah sedang gencarnya memverifikasi data terbaru dan mulai mencetak kartu lagi pada tahun ini. Ia menargetkan verifikasi data bisa dituntaskan pada 2015 agar penyaluran kartu selesai dibagikan pada 2016 mendatang.

"Ini segera kita verifikasi dengan cepat agar tahun depan sudah bisa dibagikan ke tengah masyarakat," pungkas Darmawan.

Data dari Tim Nasional Percepatan dan Pengendalian Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan pemerintah secara bertahap akan menyalurkan 3 macam kartu sakti kepada 15,5 juta keluarga kurang mampu. Mereka merupakan 25 persen penduduk dengan status sosial ekonomi terendah yang diperoleh dari basis data terpadu. 

Page 4: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Pada tahap awal, KIS, KIP dan KKS akan dibagikan kepada 1 juta dari 15,5 juta keluarga yang berdomisili di 19 kabupaten/kota di 10 provinsi di seluruh Indonesia. (Din/Mut)

RI Masih Berjuang Berantas Kemiskinan dan Pengangguran

By Fiki Ariyanti on 11 Nov 2015 at 15:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar urutan 16 di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) Negara ini yang menembus lebih dari Rp 11 ribu

triliun membutuhkan sistem pengelolaan anggaran yang terintegasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro saat Seminar Internasional Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), mengungkapkan, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang menuntut transformasi sistem informasi manajemen keuangan. 

"Indonesia masih berjuang dengan kemiskinan, pengangguran, distribusi kesejahteraan yang kurang merata dan infrastruktur. Tantangannya harga komoditas melemah jadi berpengaruh pada pendapatan pajak dan non pajak rendah," jelasnya di kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (11/11/2015). 

Dijelaskan Bambang, hasil krisis keuangan Asia pada 2008, Indonesia melakukan transformasi kelembagaan dan mengembangkan sistem informasi publik dalam kerangka legal, seperti Undang-undang (UU) Keuangan Negara dan UU lain yang semakin memperkukuh maupun memperkuat lembaga serta meningkatkan pelayanan publik dengan sistem yang canggih.

SPAN memungkinkan kementerian untuk mengawasi batas pembelanjaan, memenuhi komitmen dan mempersiapkan lebih baik perencanaan belanja negara ke depan. Fitur utama SPAN, diakuinya, adalah otomatisasi yang mendukung penelusuran audit untuk meningkatkan transparansi dalam manajemen keuangan

Page 5: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

negara. 

"SPAN adalah tonggak sejarah bagi manajemen keuangan Indonesia. Kita sangat bangga Pak Jokowi meluncurkan SPAN pada April lalu, dan SPAN sudah digunakan Kemenkeu dan Ditjen Pajak yang mempunyai 210 kantor layanan dan 33 kantor wilayah. Kita melayani 3.600 pengguna dan 24 ribu satuan kerja," papar Bambang. 

Penerapan SPAN akan bermanfaat memberikan informasi lebih transparan mengenai pergerakan belanja pemerintah, pencapaian program dan kegiatan, serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan terkait pengelolaan APBN secara nasional maupun di masing-masing Kementerian/Lembaga. 

Sistem SPAN juga dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif dan tepat waktu mengenai posisi keuangan pemerintah pusat sehingga memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah. 

"Dengan menggunakan model SPAN, kita akan terus memperbaiki manajemen perencanaan, perbendaharaan, pajak, bea tarif dan cukai. Kita juga akan mengembangkan sistem ini, karena ini bukan sistem yang mudah karena kita bertanggungjawab pada anggaran negara ribuan triliun rupiah untuk dikelola," tandas Bambang. (Fik/Ndw)

Page 6: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Kunci Pemerintah Jokowi Turunkan Pengangguran dan Kemiskinan

By Fiki Ariyanti on 08 Nov 2015 at 19:30 WIB

Tanggal 17 Oktober setiap tahunnya

masyarakat dunia memperingati Hari

Pemberantasan Kemiskinan Sedunia.

Liputan6.com, Sentul - Pemerintahan Joko Widodo   (Jokowi)

berambisi mencapai tiga target penting untuk bangsa ini, yaitu memacu pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Strategi paling optimal untuk mewujudkan target melalui reformasi anggaran demi belanja lebih produktif.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan, pemerintah Jokowi berani mengeksekusi penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan subsidi tetap bagi solar sehingga mampu mengendalikan alokasi anggaran subsidi secara signifikan.

"Pada 2014, subsidi energi mendominasi, uang negara habis di sana. Tapi kita bisa mengendalikan setengah belanja tidak produktif dan tidak tepat sasaran ini untuk pembangunan. Jadi tidak ada lagi subsidi buat orang kaya, ini diperbaiki setelah perjuangan panjang," terang Askolani di Sentul Bogor, Jawa Barat, Minggu (8/11/2015).

Penghematan dari kebijakan di bidang energi itu, Askolani mengakui, dialihkan untuk belanja infrastruktur, pendidikan dan kesehatan sehingga pagunya mengalami kenaikan. Tujuannya, kata Askolani, untuk mencapai target memacu pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

"Dengan dipindahkan ke belanja yang lebih produktif, ke depan saya yakin bisa lebih cepat mencapai tiga target itu. Infrastruktur jadi modal kita memacu pembangunan

Page 7: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

jalan tol, tol laut, irigasi dan lainnya. Kalau ada fasilitas itu, gerak pertumbuhan ekonomi kita lebih cepat, akhirnya pengangguran dan kemiskinan akan berkurang," papar Askolani.

Pemerintah, lanjutnya, mengalokasikan anggaran bantuan sosial (bansos) melalui program Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera, penyaluran beras untuk masyarakat sejahtera, dan program subsidi lain.

"Itu saya yakin bisa memacu angka kemiskinan turun, sehingga pertumbuhan ekonomi kita lebih berkualitas dan berkesinambungan," terang Askolani.

Saat ini, Askolani mengaku, pemerintah merealisasikan sejumlah proyek pembangunan yang selama ini disebut-sebut hanya menjadi mimpi bagi Indonesia. Contohnya, jalan tol Trans Sumatera yang sudah direncanakan sejak 20 tahun silam dan akhirnya terwujud. Juga termasuk jalan lintas di Kalimantan, Papua dan daerah lainnya.

"Jadi harusnya malu kalau Kementerian/Lembaga tidak bisa merealisasikan anggaran. Karena proyek MRT, LRT bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan, ekonomi Indonesia lebih efisien karena kemacetan mampu diurai. Jika jalan terbangun, ada listrik, infrastruktur memadai, maka investor akan berbondong-bondong tanam modal di sini meskipun bukan jangka pendek, tapi jangka menengah," kata Askolani.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan sasaran tingkat kemiskinan di level 9,0 persen-10,0 persen. Sedangkan tingkat pengangguran menjadi 5,2 persen-5,5 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Faktanya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus tahun ini sebanyak 7,56 juta orang atau 6,18 persen.

Angka tersebut naik 320 ribu orang dari periode yang sama 2014 sebesar 5,94 persen atau 7,24 juta orang. Sementara basis penduduk miskin di Indonesia pada Maret ini sebesar 28,59 juta orang dengan prosentase 11,22 persen terhadap total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan dari realisasi jumlah penduduk miskin di periode Maret dan September tahun lalu.  

"Jumlah ini terjadi kenaikan 860 ribu orang miskin dibanding realisasi jumlah penduduk miskin sebesar 27,73 juta di September 2014. Sedangkan dibanding

Page 8: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Maret 2014 yang 28,28 juta jiwa, angka orang miskin di Maret 2015 bertambah 310 ribu," jelas Kepala BPS Suryamin.(Fik/Ahm)

Segmen 2: Razia Kendaraan hingga Ibu Anak Pemakan DaunBy Liputan6 on 07 Des 2015 at 13:37 WIB

Dishub dibantu aparat kepolisian melakukan razia kepada kendaraan umum yang melintas di

kawasan Terminal Kp. Rambutan, Jakarta (6/10/15). Pemeriksaan tersebut untuk menghidari

angka kecelakaan dan mengurangi polusi. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pascakecelakaan Metro Mini dengan kereta commuterline (KRL) di kawasan Angke, Tambora, Jakarta Barat, Dinas Perhubungan Provinsi DKI bersama TNI-Polri menggelar razia.

Sementara itu, tanpa pekerjaan dan penghasilan, Warsih dan anaknya Satria yang masih balita memilih mengasingkan diri di hutan di kawasan Padang Azan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Mereka bertahan hidup memakan dedaunan.

 

Page 9: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Ini Masalah Utama Kemiskinan Masyarakat PesisirR Ratna Purnama Rabu,  17 Juni 2015  −  06:01 WIBTingkat kemiskinan

masyarakat pesisir di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan sebesar 32,4%. Foto: Istimewa

A+ A-

DEPOK - Tingkat kemiskinan masyarakat pesisir di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan sebesar 32,4%. Padahal, Indonesia merupakan negara

kepulauan terbesar yang seharusnya laut menjadi potensi utama.

Beberapa permasalahan teknis yang menghambat kesejahteraan nelayan, antara lain sebagian besar masih nelayan tradisional dengan karakteristik sosial budaya yang belum kondusif. Kemudian, struktur armada penangkapan yang masih didominasi usaha kecil/tradisional dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang rendah. Dari jumlah itu, hanya 4.487 unit kapal yang tergolong modern, sedangkan 241.889 unit kapal ikan masih berupa perahu tanpa motor. Selanjutnya, ada ketimpangan pemanfaatan ikan di 80% perairan Pantai Utara Jawa dan di laut dangkal.

"Konsekuensinya, banyak yang telah mengalami over fishing (tingkat pemanfaatan rendah) atau menjadi ajang pencurian ikan," ujar Ferry Joko Juliantono, saat promosi doktor bidang Sosiologi yang digelar di Gedung M Departemen Administrasi FISIP UI, Depok, Selasa (16/6/2015).

Dalam disertasinya berjudul Dinamika Relasi dan Struktur dalam Reproduksi Kemiskinan Masyarakat Nelayan: Studi atas Masyarakat Nelayan di Desa Teluk, Labuan, Banten, dia mengungkapkan, realitas masyarakat nelayan masih memiliki karakteristik sendiri yang bukan hanya terdiri dari struktur dan kultur masyarakatnya. Realitas sosial masyarakat nelayan telah membagi formasi sosial maupun struktur sosial nelayan menjadi dua kategori, yaitu nelayan tradisional dan nelayan modern.

Kategorisasi nelayan tradisional dan modern ini luput dari pertimbangan pemerintah dalam memformulasikan kebijakan yang mengatur masyarakat nelayan. Khususnya,

Page 10: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

di era Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang baru pada Pemerintah Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 2/Permen-KP/2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela dan pukat tarik yang kemudian direspon oleh nelayan dalam bentuk protes. 

Masalahnya, kata Ferry, peraturan menteri itu bukan hanya membatasi penggunaan pukat. Tetapi berpotensi terhadap hilangnya mata pencaharian nelayan tradisional yang sangat bergantung pada penggunaan peralatan penangkapan ikan. 

"Pada saat Permen ini dikeluarkan pemerintah tidak membuat solusi jangka pendek, terutama terhadap nelayan tradisional yang jumlahnya jauh lebih besar dari nelayan modern. Dan, kelompok inilah yang paling terkena dampak dari Permen itu," katanya.

Penanganan pascapanen hasil tangkapan ikan sejak dari kapal sampai ke tempat pendaratan ikan masih buruk. Selama beberapa bulan tidak melaut, kebanyakan nelayan tidak bekerja karena tidak memiliki keterampilan lain. Pada saat inilah para nelayan banyak berutang pada rentenir dengan bunga tinggi.

"Akibatnya sebagian besar penghasilan nelayan yang diperoleh pada saat musim melaut digunakan untuk membayar utang," ungkapnya. 

(dmd)

Ketemu JK, Petinggi Bank Dunia Ingin Tekan Kemiskinan RI

Page 11: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Lily Rusna Fajriah Kamis,  12 November 2015  −  16:52 WIBPara petinggi Bank Dunia hari ini menyambangi kantor Wapres RI Jusuf Kalla (JK) dan berkomitmen membantu menekan kemiskinan.JAKARTA - Para petinggi Bank Dunia (World Bank Group) hari ini menyambangi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta. Dalam kesempatan itu, perwakilan Bank

Dunia berkomitmen membantu menekan angka kemiskinan di Indonesia.

Direktur Eksekutif World Bank untuk Jerman Ursula Mueller menuturkan, dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut, pihaknya ingin terus mendukung Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Ini sejalan dengan tujuan utama kita untuk menekan kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran lebih luas," katanya di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Menurutnya, keberhasilan Indonesia untuk mengurangi angka kemiskinan selama satu dekade sangat mengagumkan. Bahkan, keberhasilan tersebut dapat menjadi contoh bagi negara lain yang sedang dalam upaya menanggulangi kemiskinan.

"Indonesia telah mampu mengurangi kemiskinan hampir setengahnya selama hampir satu dekade. Ini pencapaian yang sangat mengagumkan," imbuh dia.

Ursula berharap, kemitraan antara Indonesia dan World Bank yang telah terjalin selama enam tahun dapat dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. 

"Kami berharap kemitraan ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang dan dapat memainkan peran yang lebih menonjol dalam ekonomi global," tandasnya. (izz)

Pemerintah Optimis 2015 Angka Kemiskinan 9%

Page 12: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Lily Rusna FajriahSelasa,  3 Juni 2014  −  13:03 WIB JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimis tingkat kemiskinan 2015 akan berada pada angka 9-10%. Target tersebut didasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang mengacu pada asumsi dan outlookpertumbuhan ekonomi serta tingkat inflasi pada tahun berjalan.Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib

Basri mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir mampu menurunkan tingkat pengangguran, yaitu 7,9% di 2009 menjadi 6,3% di 2013. Bahkan pada Februari 2014, tingkat pengangguran tersebut kembali menurun hingga 5,7%.

"Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi hingga saat ini juga telah diikuti dengan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat, tercermin dari meningkatnya PDB per kapita dari Rp23,9 juta pada 2009, menjadi Rp36,5 juta per tahun pada 2013," ujar Chatib dalam Rapat Paripurna DPR RI di gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/5/2014).

Selain itu, relatif kuatnya pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan tren menurunnya angka kemiskinan. Pada 2009 tingkat kemiskinan mencapai 14,2%, sedangkan di 2013 berhasil diturunkan menjadi 11,4%.

"Pencapaian tingkat kemiskinan di bawah 10% telah mempertimbangkan kebijakan afirmatif khusus seperti perlindungan sosial, perluasan jangkauan pelayanan dasar, dan penghidupan berkelanjutan," pungkasnya.

(izz)

Page 13: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Kisah miris Deva, anak pemulung yang ditolak di RSUD MargonoReporter : Chandra Iswinarno  | Senin, 14 Desember 2015 03:01

Merdeka.com - Deva (10), bocah kelas 3 SD Karangwangkal Purwokerto masih terbaring lemah di kasur yang berada di kamar rumahnya. Sang ibu, Ratini masih setia mendampingi Deva yang tak bisa bergerak sama sekali. Kondisi ini, bertolak belakang saat Deva masih bisa beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya.

"Sebelum kejadian seperti ini, dia anaknya aktif sekali. Bahkan, dia sering ketika pulang sekolah langsung bermain bersama teman-temannya," kata ayah Deva, Satim, Minggu (13/12).

Satim menceritakan, saat berangkat sekolah, Deva pernah terjatuh di selokan depan rumahnya. Satim sendiri mengetahui kejadian tersebut dari teman-teman Deva. "Kejadian itu, sekitar akhir November kemarin. Katanya, kaki doang yang jatuh. Itu kejadiannya hari Kamis," ucapnya mengingat.

Berselang sehari kemudian, lanjut Satim, anaknya mulai terlihat diam. Padahal, sehari sebelumnya anaknya masih beraktivitas seperti biasa. "Terus hari Jumat, dia nggak berangkat sekolah. Setelah saya pulang mulung, saya tanya kenapa nggak sekolah, dia bilang memang nggak ingin berangkat sekolah. Kemudian hari Sabtu juga tidak berangkat," ucapnya.

Pada hari Sabtu, Ratini mulai merasakan ada yang aneh dengan sikap anaknya. Saat itu, Ratini memberitahukan suaminya tentang perubahan yang terjadi dalam perilaku anaknya. "Mamanya bilang, koko hari ini agak berubah. Kemudian saya lihat lidahnya sudah mulai gerak-gerak sendiri, tangannya juga gerak sendiri, kaki kanan jalannya juga agak pincang.

Mengetahu gejala tersebut, dia meminta istrinya untuk membawa Deva ke klinik terdekat. Setelah sampai di klinik, disarankan untuk ke rumah sakit karena ternyata saraf. Saat itu, saya bawa ke puskesmas. Dari puskesmas saya disuruh ke rumah sakit yang ada dokter syaraf di RSUD Margono," ujarnya.

Waktu itu, jelas Satim, hanya ada uang Rp 50 ribu untuk biaya berobat. Saat itu, dia tidak tahu harus naik apa untuk membawa anaknya periksa di rumah sakit. "Akhirnya saya panggil becak, itu dibawanya hari Senin. Saat itu masih mendapat perawatan karena pakai yang umum," ujarnya.

Ratini menambahkan, saat berada di rumah sakit sempat meminta agar anaknya dirawat inap. Namun, lanjutnya, dokter mengarahkan untuk pulang ke rumah. "Saat itu,

Page 14: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

anak saya masih bisa jalan. Setelah seharian di dokter, Rabu kami disuruh datang lagi. Nah saat saya datang, ternyata tanggal merah dan libur semua," ucapnya.

Akhirnya, Ratini mengantarkan anaknya yang kondisinya semakin parah. Bahkan, kakinya sudah sangat berat. Saat bertemu dengan dokter yang didatangi sebelumnya, Ratini ditanya dokter mengenai alasannya baru datang pada Sabtu, bukan Kamis seperti yang dijanjikan. "Saya bilang, nggak punya uang untuk berobat dan transportasi," ujarnya.

Deva sendiri hanya bisa tiduran, itupun seluruh badannya terus bergerak-gerak tidak tentu arah seperti terkena epilepsi. "Sudah dua hari ini tidak bisa makan, kepalanya terus bergerak-gerak, kalaupun makanan masuk pasti muntah, sampai dia lemas baru bisa dikasih makan," ujar sang ibu.

Kemudian, Satim melanjutkan, rumahnya kedatangan tamu dari guru tempat Deva bersekolah. "Akhirnya, para guru ini berinisiatif membawa Deva ke RS DKT tetapi di sana disuruh ke RS Margono," katanya.

Sesampainya di RS Margono, pendaftaran untuk Jamkesmas sudah tutup. Diakuinya, selama di RSUD Margono hanya diputar-putar saja. Setelah ditunda-tunda akibat tidak ada biaya, kondisi Deva semakin parah, seluruh badannya sudah tidak bisa dikontrol lagi, mulai dari tangan hingga kakinya bergerak tanpa aturan. 

"Saat di sana, dokternya bilang ke istri saya dan guru yang mengantar, 'Kalau nggak bisa umum (bayar) mending bawa pulang saja'. Akhirnya, kami pulang diantar mobil guru," ujarnya.

Seorang guru yang ikut mengantar Deva, Endang mengatakan, setibanya sampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dokter yang jaga mengatakan Deva harus dibawa ke poli anak. "Namun setibanya di poli anak, ternyata Deva disuruh menuju poli syaraf," ujarnya.

Namun, karena sudah pukul 11.00 WIB, akhirnya loket pendaftaran poli saraf pun tutup. Ratini berusaha membujuk dan meminta agar anaknya dapat tetap didaftarkan. Tak lama, dokter poli saraf menemui mereka. Dokter tersebut sudah mengetahui kondisi Deva, kemudian dia mencoba hubungi dokter jaga di IGD agar dapat mendaftarkan Deva untuk dirawat.

"Di sana kita diputar-putar, dilempar-lempar. Lalu di poli saraf, dokter saraf menghubungi IGD dan bilang sudah telepon IGD supaya masuk nanti akan di observasi, tapi setibanya di IGD, dokter jaga bilang tidak bisa pakai Jamkesmas, bisanya pakai umum, kalau pakai umum uang dari mana?" tuturnya.Pihak RSUD Margono Soekarjo saat dikonfirmasi wartawan tentang kejadian tersebut, mengaku belum bisa memberikan keterangan. Kepala bagian Umum RSUD Margono Soekarjo, Nurekta mengatakan akan melakukan koordinasi dengan seluruh pihak. "Malam ini kami akan melakukan klarifikasi ke semua bagian, apakah memang benar seperti itu," kata dia.

Dia mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien pengguna Jamkesmas tersebut batal diperiksa. Dia mengemukakan, bisa jadi persyaratan yang dibawa pasien belum lengkap. "Kami bukan membela diri. Pada prinsipnya kami tidak pernah menolak pasien," jelasnya.

Page 15: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

Dia juga menjelaskan, jika prosedur perawatan pasien pada saat jam kerja memang harus melalui poli. "Kecuali itu pasien kegawat daruratan. Saya rasa petugas di IGD sudah sangat paham tentang itu," katanya.

UPTPK Diklaim Bermanfaat untuk Rakyat MiskinDisfiyant Glienmourinsie Kamis,  11 Juni 2015  −  22:21 WIBUnit Pelayanan

Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen diklaim sudah mampu memberikan manfaat besar untuk rakyat miskin. Foto: Ilustrasi/istimewaSRAGEN - Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen memang belum menjadi badan hingga saat ini, mesiki sudah

dibentuk sejak 2012. Namun, pelayanan tersebut sudah mampu memberikan manfaat besar untukrakyat miskin.

UPTPK belum menjadi badan hingga saat ini lantaran masih terganjal peraturan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam proses pembentukannya.

Meski demikian, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan, hal itu hanya masalah teknis yang bisa dibicarakan dengan pihak Kemendagri.

"Itu masalah teknis, nanti bisa dibicarakan dengan Kementerian Dalam Negeri dan deputi kelembagaan organisasi pemerintahan Kemeterian PAN. Kan yang penting unit pelayanan pengentasan kemiskinan ini berjalan dengan baik, efektif, manfaatnya ada, efeknya kelihatan," kata Yuddy di kantor Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (11/6/2015).

Sebab itu, tak heran jika Kabupaten Sragen menjadi salah satu kota yang mendapat penghargaai nasional bahkan internasional dalam pelayanan tersebut.

Sementara itu, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan bahwa Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Sragen ini menempati ranking pertama dari sisi pelayanan seluruh Indonesia.

Page 16: Kemiskinan Indonesia Tertinggi Di Asean

"Ini membanggakan ya, jadi kita memberikan apresiasi penuh. Apalagi mereka punya unit pelayanan kemiskinan. Pantas jika Kabupaten Sragen menjadi yang pertama, dari 500 provinsi dan kabupaten/kota, di 2014 Sragen urutan petama," tandas dia.