kemiskinan grogol

20
TUGAS KEMISKINAN PUTRAZAKAMALIQ IRFAN IRSYAD FIKI NUGROHO H/J/R : SELASA/10.15/AI.806 NAMA DOSEN :

Upload: denokkosasi

Post on 05-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekonomi manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: KEMISKINAN GROGOL

TUGAS KEMISKINAN

PUTRAZAKAMALIQ

IRFAN IRSYAD

FIKI NUGROHO

H/J/R : SELASA/10.15/AI.806

NAMA DOSEN :

Page 2: KEMISKINAN GROGOL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan permasalahan utama di negara-negara pada

umumnya, serta negara kecil dan berkembang pada khususnya, tak terkecuali

Indonesia. Banyak rakyat Indonesia dan bahkan Jakarta sebagai ibukota negara

yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Minimnya pendapatan yang bahkan

nyaris nihil menjadi permasalahan sebagian besar masyarakat miskin di Indonesia.

Kemiskinan sendiri didefinisikan sebagai ketidak mampuan seseorang dalam

pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti sandang, papan, pangan, maupun

kebutuhan lain yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Berawal dari kesulitan ekonomi yang pada akhirnya berdampak pada

sulitnya masyarakat mendapat akses pendidikan, kesehatan, dan gizi semakin

memperuncing tingkat kemiskinan, dikarenakan masyarakat tidak memiliki modal

skill maupun materi yang dapat dimanfaatkannya untuk menjadi penghasilan.

Pemerintah Indonesia sendiri bukannya tinggal diam dengan adanya

fakta kemiskinan di negara ini. Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1), mengatakan

bahwa upaya menurunkan tingkat kemiskinan telah dimulai awal tahun 1970-an

diantaranya melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa

(Bandes). Tetapi upaya tersebut mengalami tahapan jenuh pada pertengahan tahun

1980-an, yang juga berarti upaya penurunan kemiskinan di tahun 1970-an tidak

maksimal, sehingga jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali naik.

Disamping itu kecenderungan ketidak merataan pendapatan melebar, yang

mencakup antar sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah.

Page 3: KEMISKINAN GROGOL

Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi

pada tahun 1998. Namun ketika pertumbuhan ekonomi yang sempat menurun

akibat krisis dapat teratasi dan dapat dipulihkan, kemiskinan tetap saja sulit untuk

ditanggulangi. Pada tahun 1999,  27% dari total penduduk Indonesia berada

dalam kemiskinan. Sebanyak 33,9% penduduk desa dan 16,4% penduduk kota

adalah orang miskin( Krisnamurthi, et al, 2004:3).

Pada masa kepemimpinan SBY pemerintah indonesia juga

meluncurkan program penanggulangan kemiskinan seperti BLT (Bantuan

Langsung Tunai), KUR (Kredit Usaha Rakyat), pengembangan UMKM, PNPM

Mandiri, dan masih banyak program-program lainnya, akan tetapi belum mampu

mengentaskan kemiskinan yang ada di tengah masyarakat. Dan baru-baru ini di

Jakarta juga dikeluarkan program-program untuk menigkatkan kualitas warganya

seperti KJS (Kartu Jakarta Sehat (sekarang BPJS)), dan KJP (Kartu Jakarta

Pintar).

Dengan fakta-fakta di atas, maka diperlukan sebuah studi lapangan

mengenai kondisi riil masyarakat miskin di Indonesia, terutama di Jakarta, dan

permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam menikmati program pengentasa

kemiskinan di Indonesia.

1.2 PerumusanMasalah

“Apakahprogram pengentasan kemiskinan sudah berlaku efektif untuk membantu

perekonomian masyarakat Jakarta?”

1.3 TujuanPenelitian

1 Untukmengidentifikasi tingkat kemiskinan masyarakat Jakarta

Page 4: KEMISKINAN GROGOL

2 Untukmengkategorisasi tingkat kemiskinan warga Jakarta secara non

moneter

3 Untuk mengkaji fenomena kemiskinan di daerah Grogol, Jakarta Barat.

1.4 ManfaatPenelitian

1 Bagipemerintah

Sebagaimasukanatauinformasibagipemerintah yang

dapatdigunakansebagaipertimbangandalampembuatan kebijakan mengenai

upaya pengentasan kemiskinan.

2 Bagipeneliti yang akandatang

Sebagaisuatuinformasiilmupengetahuandanwawasan, sertadapat pula

dijadikankajianulangpenelitiselanjutnya, yaitudalambidangekonomi,

khususnya mengenai program pengentasan kemiskinan.

Page 5: KEMISKINAN GROGOL

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

1. Kemiskinan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemiskinan adalah keadaan dimana

terjadinya kekurangan hal-hal yang biasa dimiliki seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, dan air minum.

BAPPENAS (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi serba

kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak si miskin, melainkan karena

keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.

Kemiskinan juga diartikan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan

yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak (Levitan, 1980).

Sementara menurut Faturchman dan Mercelinus Molo (1994), kemiskinan

adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya.

Page 6: KEMISKINAN GROGOL

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup

Kemiskinan yang terjadi merupakan masalah yang harus ditanggung

secara bersama, tidak hanya pemerintah yang melakukan penanggulangan

kemiskinan tetapi masyarakatpun harus ikut serta dalam mencari pemecahan

kemiskinan. Pemecahan yang menjadi alternatif ada berbagai macam bentuk

seperti bantuan kemiskinan secara langsung kepada orang miskin, bantuan

terhadap individu, bantuan terhadap orang yang lemah seperti orang yang sudah

tua. Penanggulangan kemiskinan melalui partisipasi aktif dari masyarakat

miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek

program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka.

Mereka memutuskan, menjalankan dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan

program. Nasib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan

tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri sehingga akan terlihat

perubahan yang signifikan apakah berhasil atau tidaknya program

penanggulangan kemiskinan yang dijalankan

Kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari bidang ekonomi dimana terjadi

ketidakcukupan antara kebutuhan dengan alat pemenuhan kebuthan. Maka dari

itu ekonomi mencoba melihat bagaimana cara menanggulang kemiskinan.

Berdasarkan teori ekonomi penanggulangan kemiskinan dapat direalisasikan

dengan cara :

a. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia

b. Penambahan modal investasi

Page 7: KEMISKINAN GROGOL

c. Pengembangan Teknologi

Selain pemerintahan peran aktif dalam penanggulangan kemiskinan

juga harus diperankan langsung oleh masyrakat. Adapun program-program

tersebut Pertama, Pengembangan desa tertinggal, Kedua Perbaikan kampung,

Ketiga gerakan terpadu pengetasan kemiskinan. Dengan terjadinya kerjasama

antara pemerintah dan masyarakat maka program pengentasan kemiskinan akan

berbelanja dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku dan tepat pada

sasaran yang dituju juga perlu nya pengawasan. Program Penanggulangannya

Kemiskinan di Perkotaan (P2PK) merupakan program pemerintah yang secara

substansi berupaya dalam penanggulangannya kemiskinan melalui konsep

memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk

Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun

“gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan

berkelanjutan”, yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip

universal. (Buku Pedoman Umum P2PK-3,Edisi Oktober 2005).

Program penanggulangan kemiskinan juga harus memberikan solusi

baru demi terjadinya kesinambungan secara meningkat dari waktu ke waktu.

Salah satu yang harus dilihat adalah usaha mikro ekonomi yang merupakan

usaha kecil yang ada di kalangan masyarakat kecil atau pedesaan. Adapun

pemberdayaan usaha mikro yaitu :

a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan

lingkunagan yag mampu mendorong pengembangan umkm secara

Sistemik, mandiri dan berkelanjutan.

b. Menciptakan sistem penjamin untuk mendukung kegiatan ekonomi

produktif usaha mikro

Page 8: KEMISKINAN GROGOL

c. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial

d. Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk

memperluas jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro

secara cepat, tepat, mudah dan sistematis.

3.2 Pengumpulan dan Sumber Data

Pengumpulan data dan Sumber data menggunakan kuisioner atau

wawancara. Wawancara adalah percakapan langsunng dan tatap muka (face to

face dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawabatas atas pertanyaan itu. Yang berarti data yang digunakan

adalah Data Primer.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Menghitung Tingkat kemisikinan (Po) , Jarang Kemiskinan (P1)

dan Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2) pada kelompok penduduk di

Daerah Banjir Kanal Barat RT 012 RW 001 , Grogol, Jakarta Barat.

Garis Kemiskinan DKI Jakarta tahun 2014 sebesar Rp 447.797,-

Perhitungan Indeks FGT

Penduduk Ke- Konsumsi Poor/NonPoor

(Z-Yi)Z

(Z-Yi)² Z

1 Rp 1.500.000 Non Poor - -

2 Rp 1.500.000 Non Poor - -

3 Rp 750.000 Non Poor - -

4 Rp 750.000 Non Poor - -

5 Rp 500.000 Non Poor - -

6 Rp 500.000 Non Poor - -

7 Rp 500.000 Non Poor - -

8 Rp 500.000 Non Poor - -

9 Rp 300.000 Poor 0,33 0,1089

Page 9: KEMISKINAN GROGOL

10 Rp 300.000 Poor 0,33 0,1089

11 Rp 300.000 Poor 0,33 0,1089

12 Rp 300.000 Poor 0,33 0,1089

13 Rp 300.000 Poor 0,33 0,1089

14 Rp 225.000 Poor 0,50 0,25

15 Rp 225.000 Poor 0,50 0,25

16 Rp 170.000 Poor 0,62 0,3844

17 Rp 170.000 Poor 0,62 0,3844

18 Rp 170.000 Poor 0,62 0,3844

19 Rp 130.000 Poor 0,71 0,5041

20 Rp 130.000 Poor 0,71 0,5041

21 Rp 130.000 Poor 0,71 0,5041

22 Rp .100.000 Poor 0,78 0,6048

23 Rp .100.000 Poor 0,78 0,6048

24 Rp .100.000 Poor 0,78 0,6048

25 Rp .100.000 Poor 0,78 0,6048

26 Rp .100.000 Poor 0,78 0,6048

27 Rp 100.000 Poor 0,78 0,6048

28 Rp 100.000 Poor 0,78 0,6048

29 Rp 100.000 Poor 0,78 0,6048

30 Rp 62.500 Poor 0,86 0,7396

31 Rp 62.500 Poor 0,86 0,7396

32 Rp 62.500 Poor 0,86 0,7396

33 Rp 62.500 Poor 0,86 0,7396

Po : Q / N = 25 / 33= 0,76

P1 : 0,458

P2 : 0,31966

Page 10: KEMISKINAN GROGOL

Perhitungan Indeks Gini:

T.Pnddk T.Income % Pnddk/Fi % Income

K % Pnddk/ Yi

K % Income/

(Yi)(Yi+Yi-

1)F*(Yi+Yi-

1)1 250.000 0,03 0,008 0,03 0,008 0,008 0,00021 250.000 0,03 0,008 0,06 0,015 0,015 0,00051 250.000 0,03 0,008 0,09 0,023 0,023 0,00071 250.000 0,03 0,008 0,12 0,031 0,031 0,00091 300.000 0,03 0,009 0,15 0,040 0,040 0,00121 300.000 0,03 0,009 0,18 0,049 0,049 0,00151 300.000 0,03 0,009 0,21 0,058 0,058 0,00181 400.000 0,03 0,012 0,24 0,071 0,071 0,00211 400.000 0,03 0,012 0,27 0,083 0,083 0,00251 400.000 0,03 0,012 0,30 0,095 0,095 0,00291 450.000 0,03 0,014 0,33 0,109 0,109 0,00331 450.000 0,03 0,014 0,36 0,123 0,123 0,00371 500.000 0,03 0,015 0,39 0,138 0,138 0,00421 500.000 0,03 0,015 0,42 0,154 0,154 0,00471 500.000 0,03 0,015 0,45 0,169 0,169 0,00511 500.000 0,03 0,015 0,48 0,185 0,185 0,00561 500.000 0,03 0,015 0,52 0,200 0,200 0,00611 500.000 0,03 0,015 0,55 0,215 0,215 0,00651 500.000 0,03 0,015 0,58 0,231 0,231 0,00701 500.000 0,03 0,015 0,61 0,246 0,246 0,00751 1.500.000 0,03 0,046 0,64 0,292 0,292 0,00891 1.500.000 0,03 0,046 0,67 0,338 0,338 0,01031 1.500.000 0,03 0,046 0,70 0,385 0,385 0,01171 1.500.000 0,03 0,046 0,73 0,431 0,431 0,01311 1.500.000 0,03 0,046 0,76 0,477 0,477 0,01451 1.500.000 0,03 0,046 0,79 0,523 0,523 0,01591 1.500.000 0,03 0,046 0,82 0,569 0,569 0,01721 2.000.000 0,03 0,062 0,85 0,631 0,631 0,01911 2.000.000 0,03 0,062 0,88 0,692 0,692 0,02101 2.000.000 0,03 0,062 0,91 0,754 0,754 0,02281 2.000.000 0,03 0,062 0,94 0,815 0,815 0,02471 3.000.000 0,03 0,092 0,97 0,908 0,908 0,02751 3.000.000 0,03 0,092 1,00 1,000 1,000 0,030333 32.500.000 0,3048

0,6952

IG= 0,6952 0,7Sedang

Page 11: KEMISKINAN GROGOL

Kemiskinan dilihat dari Aspek Kesehatan

Bila kemiskinan diukur dengan tempat berobat apabila sakit, maka dapat

dihitung head count poverty nya sebagai berikut:

Po = Q/N= 8/33 = 0.24

Jadi bila diukur dengan tempat berobat apabila sakit, maka tingkat kemiskinan

doi daerah tersebut adalah sebesar 24%

Page 12: KEMISKINAN GROGOL

BAB 4

GAMBARAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN

4.1 Analisis Pembahasan

Analisis pembahasan dari hasil perhitungan Indeks FGT bahwa tingkat

kemiskinan di Daerah Banjir Kanal Barat RT 012 RW 001 Grogol, Jakarta

Barat sebesar 76 % dari 10 kepala keluarga. Kemudian GAP kemiskinan

dengan pola konsumsi yang masyarkat di Daerah Banjir Kanal Barat RT 012

RW 001 Grogol, Jakarta Barat sebesar 45,8 % yang terdiri dari 7 kepala

keluarga. Keparahan Kemiskinan masyarakat Daerah Banjir Kanal Barat RT

012 RW 001 Grogol, Jakarta Barat sebesar 32 %.

Analisis pembahasan berikutnya jika di lihat dari perhitungan indeks gini

yaitu bagaimana ukuran Distribusi pendapatan dari masyarakat di Daerah

Banjir Kanal Barat RT 012 RW 001 Grogol, Jakarta Barat. Indeks gini di

Daerah Banjir Kanal Barat RT 012 RW 001 Grogol, Jakarta Barat yaitu

bernilai 0,6952 atau sekitar 7% yang berarti ukuran disribusi pendapatannya

SEDANG.

Page 13: KEMISKINAN GROGOL

BAB 5

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari hasil survei dan perhitungan tingkat kemiskinan di

Daerah Banjir Kanal Barat RT 012 RW 001 Grogol, Jakarta Barat bahwa masih

banyak atau tingginya kemiskinan di daerah tersebut. Dari segi pekerjaan

mereka hanya mengandalkan dari hasil penjualan mereka yaitu dari warung atau

dari hasil jualan gorengan. Jika dilihat dari kesehatan disana termasuk banyak

lansia yang sudah mulai tidak terjaga kesehatannya . Dari segi pendidikan masih

banyak dari anak-anak disana yang putus sekolah bahkan kebanyakan oratng tua

dari anak-anak tersebut hanya lulusan Sekolah Dasar dan bahkan ada juga yang

buta huruf. Akan tetapi, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi tersebut

sebagian dari mereka sudah menempati tempat tinggal sendiri tanpa mengontrak

rumah.

5.2 Implikasi Kebijakan

Implikasi Kebijakan dari survei ini adalah upaya untuk

mengurangi kemiskinan yang terjadi di daerah tersebut yaitu dengan

tindakan berupa:

1. Membantu biaya pendidikan masyarakat dengan program Kartu Jakarta

Pintar.

2. Memastikan warga memiliki akses kesehatan melalui BPJS, agar terus dapat

bekerja produktif mendongkrak perekonomian keluarganya. Jika dilihat dari

Page 14: KEMISKINAN GROGOL

perhitungan poverti kesehatan sebesar 24%, angka ini masih tergolong

tinggi.

3. Dengan kondisi masyarakat yang berpendidikan rendah dan berkemampuan

ekonomi rendah, perlu digalakkan program yang mendorong mereka untuk

terjun ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memastikan

setiap keluarga miskin memiliki pendapatan.

4. Perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk menjamin pengadaan pangan

murah bagi masyarakat. Bisa dengan bantuan sembako gratis, maupun

sembako murah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan dasar dari

masyarakat.