kementerian kesehatan republik indonesia politeknik …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/kti...

93
IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikkan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari ABDUL RAHMAN NIM : P00320014051 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2017

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HEMODIALISADI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikkan Pendidikan Program

Studi Diploma III Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari

ABDUL RAHMANNIM : P00320014051

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN2017

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Abdul Rahman

Nim : P00320014051

Tempat dan Tgl, Lahir : Andowia, 28 Desember 1996

Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Andowia Kecamatan Andowia

Kabupaten Konawe Utara.

B. JenjangPendidikan

1. SD Negeri 2 Andowia , tamat tahun 2008

2. SMP Negeri 1Asera, tamat tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Asera, tamat tahu 2014

4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai 2017.

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak danKerjakanlah hal yang bermamfaat untuk diri sendiri dan orang lain,Karena hidup hanya sekali, ingat hanya pada allah apapun dan dimanapun kita berada Dialah tempat meminta dan memohon.

Waktu memang tidak menunggu, tapi kehidupan bias menyegerakanPencapaian impian anda, jika anda segera memulai tidak ada kataterlambat untuk Memulai pencapaian impian anda.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalahu ntukmencoba,Karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajarmembangun Kesempatan untuk berhasil..

Orang-orang yang berhenti belajar akan mejadi pemilik masalalu danOrang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.

Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini kepada kedua orang tuaku,saudaraku, agama, bangsa, Negara dan almamaterku.

Abdul Rahman

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

ABSTRAK

Abdul Rahman (P00320014051). “Identifikasi Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Bahteramas ProvinsiSulawesi Tenggara”. Dibawah Bimbingan Ibu Lena Atoy, SST.,M.PH dan IbuAsminarsih Zainal Prio M.Kep., Sp.Kom (xii + 54 Halaman + 8 Tabel + 14Lampiran). Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan sosial dalammemberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota keluargayang memerlukan terapi hemodialisa sangat diperlukan. Dukungan keluargadibutuhkan pasien yang menjalani terapi hemodialisa untuk mendapatkanperhatian dari keluarganya dan juga dukungan harga diri. Bentuk dukungan iniberupa penghargaan positif terhadap individu, pemberian semangat, persetujuanterhadap pendapat individu, perbandingan yang positif dengan individu lain.Tujuan penelitian ini untuk Mengidentifikasi Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas. Dukungan keluarga adalahsikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Varibel yang diteliti adalah dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasionaldan dukungan emosional. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Julis.d 7 Agustus 2017 dengan metode penelitian deskriptif. Sampel sebanyak 69orang dengan menggunakan teknik Total Sampling. Hasil penelitian yangmenunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pasien hemodialisa diperolehhasil yaitu baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden(1%) dukungan infrormasional keluargapasien hemodialisa diperoleh yaitu baik67 responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%), dukunganemosional keluargapasien hemodialisa diperoleh yaitu baik 67 responden (97%)sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%). Disarankan kepada petugaskeluarga untuk tetap mempertahankan dukungan keluarga pada pasien yangmenjalani hemodialisa.

Kata Kunci : Keluarga, Dukungan Penilaian, Dukungan Instrumental,Dukungan Informasional Dan Dukungan Emosional

DaftarPustaka :9 Literatur (1999-2017) dan 5 dari Internet.

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul “Identifikasi Dukungan Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Batheramas Provinsi

Sulawesi Tenggara ”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III ( D III) pada

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya

kepada bapak dan ibu tercinta atas semua bantuan moral maupun material,

motivasi daukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan

studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghantarkan rasa terima kasih

kepada Ibu Lena Atoy. SST., MPH selaku pembimbing I dan Ibu Asminarsih

Zainal Prio, M.Kep.,Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu

dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga

ditujukan kepada :

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua bantuan moril maupun material,

motivasi, dukungan, dan cinta kasih yang tulus serta doa yang tiada henti

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

dipanjatkan demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu

sampai selesainya karya tulis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada

ibu Lena Atoy, SST., MPH selaku pembimbing I dan ibu Asminarsih Zainal Prio,

M.Kep., Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran

selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan

kepada:

1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Ramla selaku Kepala Ruangan Poli Penyakit Daam yang telah

memberikan izin penelitian.

4. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

5. Tim penguji (Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, Ibu Hj. Siti

Nurhayani, S.Kep, Ns., M.Kep, Dan Bapak Sahmad , S.Kep, Ns.,

M.Kep)

6. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

7. Rekan-rekan mahasiswa poltekkes Kemenkes Kendari Khususnya

angkatan 2014 tingkat A dan B yang senantiasa menyemangati saat

proses perkuliahan dan penulisan KTI.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasn yang ada pada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah

ini masih jauh dari kesempurnaan dan masuh terdapat kekeliruan, dan

kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah

penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis amin..

Kendari, .............. 2017

Penulis

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL ...................... ................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ivMOTTO .......................................................................................................... vABSTRAK ..................................................................................................... viKATA PENGANTAR.................................................................................... viiDAFTAR ISI .................................................................................................. xDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUANA. LatarBelakang ....................................................................................... 1B. RumusanMasalah .................................................................................. 5C. TujuanPenelitian.................................................................................... 5D. ManfaatPenelitian.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. TinjauanTentangKonsep Keluarga........................................................ 7B. TinjauanTentangDukungan Keluarga ................................................... 11C. TinjauanTentangGagal Ginjal Kronik................................................... 19D. TinjauanTentangHemodialisa ............................................................... 25

BAB III KERANGKA KONSEPA. DasarPemekiran..................................................................................... 30B. Bagan Kerangka Konsep ....................................................................... 31C. Variabel Penelitian ................................................................................ 31D. Definisi Operasional.............................................................................. 31

BAB IV METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 35C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 35D. Jenis Data .............................................................................................. 36E. Instrumen Penelitian.............................................................................. 36F. Pengolahan Dan Analisa Data ............................................................... 37G. Analisa Data .......................................................................................... 38H. Penyajian Data....................................................................................... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. HasilPenelitian....................................................................................... 40B. Pembahasan ........................................................................................... 48

BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan............................................................................................ 54

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

B. Saran ...................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

Tabel5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa................. 44

Tabel5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa................. 45

Table 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa……......... 45

Table 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan PenilaianKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..46

Tabel5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InstrumentalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..46

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InformasionalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..47

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan EmosionalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..47

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa ...................48

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

LAMPIRAN

1. Surat Permintaan Menjadi Responden2. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden3. Lembar Kuesioner Penelitian4. Variabel Penelitian Dukungan Keluarga5. Variabel Penelitian Dukungan Penilaian Keluarga6. Variabel Penelitian Dukungan Instrumental Keluarga7. Variabel Penelitian Dukungan Informasional Keluarga8. Variabel Penelitian Dukungan Emosional Keluarga9. Master Tabel Penelitian10. Surat Pengantar Izin Penelitian11. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemnekes Kendari12. Surat Izin Penelitian Dari Badan Pengembangan dan Penelitian Provinsi

Sulawesi Tenggara13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian14. Dokumentasi

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health

Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5

juta orang harus menjalani hemodialisis. Populasi penderita gagal ginjal di

Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data yang

dikeluarkan oleh PT. Askes, pada tahun 2009 jumlah pasien gagal ginjal

kronik sebanyak 70 ribu orang lalu pada tahun 2010 jumlah pasien gagal

ginjal kronik adalah 17.507 orang dan meningkat lagi pada tahun 2011

sekitar lima ribu. Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan yakni 24.141

pasien.

Data di Indonesia menurut Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI),

pada tahun 2007 terdapat sekitar 100.000 orang pasien gagal ginjal namun

hanya sedikit saja yang mampu melakukan hemodialisis, sedangkan survey

PERNEFRI 2 (Persatuan Nefrorogi Indonesia) menunjukkan Indonesia

termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronik yang cukup

tinggi, menurut prevalensinya mencapai 200 – 250 perjuta penduduk

(anonim, 2008)

Di Indonesia penatalaksanaan pada pasien gagal ginjal yang paling

seringdilakukan adalah terapi pengganti.Terapi pengganti yang sering

digunakan adalahhemodialisis, sebanyak 78% dibanding terapi pengganti

lainnya (Pernefri, 2012).

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Terapi hemodialisis akan mencegah kematian meski demikian terapi

ini tidakdapat menyembuhkan atau memulihkan penyakit dan tidak mampu

mengimbangihilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilakukan

ginjal. Biasanyapasien akan menjalani terapi hemodialisis seumur hidup yang

biasanya dilakukansebanyak tiga kali seminggu selama 3-4 jam per kali

terapi (Brunner & Suddarth,2008).

Pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisis dapat

mengalami penurunan kualitas hidup dan meningkatkan resiko morbiditas

dan mortalitas.Resiko morbiditas dan mortalitas dapat berkurang jika pasien

berada dalam keadaan yang baik saat menjalani terapi hemodialisis

(Rakhmayanti, 2011).

Pada pasien GGK terdapat tiga pilihan untuk mengatasi masalah yang

ada yaitu; tidak diobati, dialisis kronis (hemodialisa), serta transplantasi.

Pilihan tidak diobati pasti dipertimbangkan tetapi jarang dipilih, kebanyakan

orang memilih untuk mendapatkan pengobatan dengan hemodialisa atau

transplantasi dengan harapan dapat mempertahankan hidupnya (Hudak,

Gallo, Fontaine, & Morton, 2006)

Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit degeneratif dimana pada

penderita penyakit tersebut akan mengalami tahapan-tahapan dalam

penerimaan penyakitnya yaitu penyangkalan (denial), marah (anger),

menawar (bargaining), deperesi (depression), dan penerimaan (acceptance).

Pasien selayaknya sadar bahwa tahapan-tahapan tersebut akan lewat dengan

sendirinya dan pada akhirnya tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan

dicapai. Namun kebanyakan orang tidak siap menghadapi duka, karena

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

seringkali, tragedi terjadi begitu cepat, dan tanpa peringatan. Pasien harus

bekerja keras melalui proses tersebut hingga akhirnya sampai pada tahap

Penerimaan. Selama proses tersebut berlangsung, dukungan keluarga sangat

penting terhadap kondisi pasien GGK karena pada umumnya klien GGK

yang menjalani terapi hemodialisa membutuhkan dukungan dalam proses

pengobatan dan terapi hemodialisa. (Santrock, J. W 2007)

Dukungan keluarga dibutuhkan pasien yang menjalani terapi

hemodialisa untuk mendapatkan perhatian dari keluarganya dan juga

dukungan harga diri. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif

terhadap individu, pemberian semangat, persetujuan terhadap pendapat

individu, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan

ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.

Sebaliknya apabila keluarga tidak memahami kebutuhan anggota keluarganya

yang sakit, maka akan memperburuk keadaan pasien dengan tidak

mendapatkan perhatian dan dukungan yang semestinya diberikan oleh

keluarganya (Taylor, 1999).

Melakukan Hemodialisa tepat waktu dan mengingatkan kepada klien

jadwal hemodilisa adalah perhatian kecil yang bisa membuat klien merasa

diperhatikan. Selalau memberi dukungan kapada klien dapat membuat klien

semangat untuk bisa sembuh, selain itu juga membuat klien tidak bosan

dengan keadaan saat ini juga hal yang tidak boleh dilupakan. Dengan terus

memberi dukungan pada klien maka klien merasa diperhatikan.

Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan sosial dalam

memberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

keluarga yang memerlukan terapi hemodialisa sangat diperlukan. Orang bisa

memiliki hubungan yang mendalam dan sering berinteraksi, namun dukungan

yang diperlukan hanya benar-benar bisa dirasakan bila ada keterlibatan dan

perhatian yang mendalam (Smeltzer &Bare, 2001)

Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Bahtermas Provinsi Sulawesi

Tenggra pada tahun 2015 jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik berjumlah 73

orang. Pada tahun 2016 pasien gagal ginjal kronik berjumlah 142 kunjungan,

Pada tahun 2017 periode Januari sampai Mei Pasien Gagal Ginjal Kronik

(GGK) yang melakukan hemodialisa berjumlah 69 orang.

RSU Bahteramas memiliki Ruang Hemodialisa yang di fungsikan sejak

bulan November 2016. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa datang

seminggu 2x, jika tingkat keperahan berbeda maka dijadwal hemodialisa

menjadi 3x seminggu.

Pada setiap minggu pasien menjalani hemodialisa sebanyaak 25 orang.

dengan frekuensi 2 x 1 per 5 jam yaitu dilakukuan hemodialisa pada pagi hari

dan sore hari. Sedangkan dengan pasien yang tingkat keparahan tinggi

dilakukan hemodilaisa 3 x 1 per 5 jam yaitu pada pagi, siang dan malam hari.

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di RSU Bahteramas dari

10 orang yang menjalani tindakan hemodialisa, 4 orang mengatakan

dukungan keluarga karena merupakan tanggung jawab keluarga untuk

mendampingi pasien yang menjalani hemodialisa, 4 orang lagi mengatakan

tidak mendapat dukungan keluarga untuk menjalani hemodialisa yang

merupakan rutinitas yang membosankan dan 2 orang mengatakan kadang-

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

kadang keluarga tidak mendukung untuk hemodialisa karena mempunyai

kesibukan masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

suatu masalah yaitu “Bagaimanakah Dukungan Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa di Ruang HemodialisaRSU Bahteramas?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Untuk Mengidentifikasi Dukungan Keluarga Pada Pasien Hemodialisa di

Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.

2. Tujuan Khusus

a. MengidentifikasiDukungan Penilaian Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa di Ruang HemodialisaRSU Bahteramas.

b. Mengidentifikasi Dukungan Instrumental KeluargaPada Pasien

Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.

c. Mengidentifikasi Dukungan Informasional Keluarga Pada

PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.

d. Mengidentifikasi Dukungan Emosional Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.

3. Manfaat

a. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah ilmu

keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

berhubungan dengan pasien GGK dengan Hemodialisa.

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

b. Praktis

1) Bagi Institusi

Hasil penelitian ini menembah wawasan dan menambah

pengetahuan serta memberikan pengalaman langsung dalam

melakukan penelitianselanjutnya.

2) Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini sebagai acuan bagi perawat agar

meningkatkan dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik

yangmenjalani terapi hemodialisa.

3) Bagi Keluarga pasien

Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat agar memberikan

dukungan bagi keluarga yang sedang menjalani terapi hemodialisa.

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena

ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga (Friedman 2010).

Keluarga adalah kumpulan dua individu atau lebih yang terikat

oleh darah perkawinan atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau

jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain. Keluarga juga

merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota

yaitu : ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam

rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi,

intelerasi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan bersama (Abi

Muhlisin, 2012).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu

tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam

penyelesaian kesehatan, keluarga sebagai pengambil keputusan. Keluarga

pada akhirnya yang menentukan apakah masalah kesehatan akan

dihilangkan, dibiarkan, atau bahkan mendatangkan masalah kesehatan

yang lain, sehingga dalam hal ini kita penting untuk mempengaruhi

keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

kesehatan yang dialami (Depkes RI, 1988 dalam buku keperawatan

keluarga oleh Padila tahun 2012).

2. Tipe Keluarga

a. Tipe keluarga tradisional, yaitu :

1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau

adopsinya atau keduanya.

2) Keluarga besar (extendend family) adalah keluarga inti di tambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek, nenek, paman, bibi).

3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru

yang terbentuk dari pasangannya. Keadaan ini di Indonesia

menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada

zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah

cerai atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiri untuk

membesarkan anak-anaknya.

4) Orang tua tunggal (single parents family) adalah keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat

perceraian atau ditinggal pasangannya.

5) Orang dewasa (laki-laki/perempuan) yang tinggal sendiri tanpa

menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di

Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan

dengan pasangan atau dengan anaknya kelak jika telah menikah

(Sri Setyowati, 2008).

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

3. Fungsi Pokok Keluarga

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bahagia. Komponen yang perlu dipenuhi oleh

keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasih, cinta kasih kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan

dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat

sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.

2) Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang positif

dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak diakui

dan dihargai keberadaan dan haknya.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial. Fungsi sosialisasi yaitu tempat untuk melatih anak-anak

bersosialisasi dan menggembangkan kemampuannya untuk berhubungan

dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan

sehingga keluarga baru dengan satu orang tua (single parent).

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi

ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan. Riawayat

berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat

digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan rumah, keluarga juga

berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk

mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan,

yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat

anggota keluarga yang sakit (Abi Muhlisin, 2012).

Berikut ini dijelaskan fungsi perawatan kesehatan dalam merawat

anggota keluarga yang sakit. Friedman membagi 5 tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :

a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil

apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari

adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa

yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga maka segera melakukan

tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

B. Tinjauan Tentang Dukungan Keluarga

1. Pengertian Dukungan Keluarga

Friedman (2010) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.Anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

2. Fungsi Keluarga

Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi

keluarga dalam delapan bentuk yaitu :

a. Fungsi Keagamaan

1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan

hidup seluruh anggota keluarga.

2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari

kepada seluruh anggota keluarga.

3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam

pengamalan dari ajaran agama.

4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang

keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau masyarakat.

5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai

pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

b. Fungsi Budaya

1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan

norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin

dipertahankan.

2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma

dan budaya asing yang tidak sesuai.

3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari

pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.

4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat

berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa

Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan

budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma

keluarga kecil bahagia sejahtera.

c. Fungsi Cinta Kasih

1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota

keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.

2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara

kuantitatif dan kualitatif.

3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam

keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan

dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil

bahagia sejahtera.

d. Fungsi Perlindungan

1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman

yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk

ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Fungsi Reproduksi

1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat

baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga

dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan

waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang

diinginkan dalam keluarga.

4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang

kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

f. Fungsi Sosialisasi

1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai

wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.

2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai

pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan

permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko lah maupun

masyarakat.

3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang

diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan

mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun

masyarakat.

4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga

sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang

tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju

keluarga kecil bahagia sejahtera.

g. Fungsi Ekonomi

a) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan

keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan

kehidupan keluarga.

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan

perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan

seimbang.

d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

h. Fungsi Pelestarian Lingkungan

1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal

keluarga.

2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan eksternal

keluarga.

3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang

serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.

4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup

sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

(Setiadi, 2008).

Friedman (1998) dikutip dari Setiadi (2008) membagi 5 tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan

merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun

yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari

adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan

apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang

tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama

untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan

keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga

diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan

teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta

bantuan kepada orang di lingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk memperoleh

tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga. Keluarga memainkan

peran yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan

kata lain perlu adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan

keluarga dan asupan sumber lingkungan bagi pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga.

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). Hubungan yang

sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga

mengenai fasilitas kesehatan. Diharapkan dengan hubungan yang

positif terhadap pelayanan kesehatan akan merubah setiap perilaku

anggota keluarga mengenai sehat sakit

3. Bentuk Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:

a. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping

yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.Dukungan ini juga

merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif

terhadap individu.Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara

tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif

individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide

atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang

lain, misalnya orang yang kurang mampu.Dukungan keluarga dapat

membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi

alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang

positif.

b. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental

support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan

langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,

menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang dapat

membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai

oleh individu dan mengurangi depresi individu.Pada dukungan nyata keluarga

sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

c. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan

nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh

seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan

tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi

individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat

keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari

keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini

keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

d. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara

emosional, sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi

perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional

memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami

depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian

sehingga individu yang menerimanya merasa berharga.Pada dukungan

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan

semangat.

C. Tinjauan Tentang Gagal Ginjal Kronik (GGK)

1. Definisi

Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostasis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan

kimia.Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan

produksi eritrosit, tekanan darah serta metabolisme kalsium dan

fosfor.Ginjal membuang sisa metabolism dan menyesuaikan ekskresi air

daan pelarut.Ginjal mengatur cairan tubuh, asiditas, dan elektrolit

sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mary

Baradero, 2008 : 1)

2. Etiologi

a. Menurut Doengoes penyebab gagal ginjal kronis antara lain :

1) Glomerulonefritis

2) Infeksi Kronis

3) Penyakit Vaskular ( Nefrosklerosis)

4) Proses obstruksi (Kalkuli)

5) Penyakit Kolagen ( luris sistemik)

6) Agen Nefrotik ( amino glikorida)

7) Penyakit Endokrin (Diabettes Mellitus)

b. Menurut Price penyebab gagal ginjal kronis antara lian:

1) Infeksi : Pielonefritis kronis

2) Penyakit peradangan misalnya Glomerulonefritis

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

3) Penyakit vascular hipersensitif misalnya nefroklerosis benigna,

nefroklerosis maligna, stenosis, arteria renalis

4) Gangguan jaringan penyambung misalnya Lupus eritmatosus

system, asidosis tubulus ginjal

5) Gangguan congenital dan herediter misalnya penyakit ginjal

polikistik, asidosis tubulus ginjal

6) Penyakit metabolic misalnya DM, Gout, Hyperparathyroidisma,

amiloidosis

7) Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesic, nefropati

timbale

8) Nefropati obstruksi misalnya saluran kemih bagian atas,

neoplasma fibrosis, netroperitoneal saluran kemih bagian bawah

: hipertrofi prostat, striktur uretra, anomaly congenital.

3. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis

a. Stadium I : Fungsi Ginjal Berkurang, LFG 80 – 150 Ml/Mnt,

Asimptomatik.

b. Stadium II : Ringan, LFG 50 – 30 Ml/Mnt, Hipertensi, Asimtomatik

Sekunder

c. Stadium III : Sedang, LFG 10 – 29 Ml/Mnt, Sama Dengan Stadium II

Ditambah Dengan Anemia.

d. Stadium IV : Berat, LFG < 10 Ml/Mnt Gejala Sama Dengan Stadium III

Ditambah Dengan Retensi Air Dan Garam Serta Mual Dan Muntah

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

e. Stadium V : Terminal,LFG < 5 Ml/Mnt, Gejala Sama Dengan Stadium

IV Ditambah Dengan Edema paru, koma, kejang, asidosis metabolic,

hiperkalemia, dan kelelahan.

4. Patofisiologi

Penyebab sistemik ginjal penyebab Gagal Ginjal Kronis (GGK)

menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan

produksi akhir metabolism protein tidak dapat diekskresikan melalui urine

sehingga tertimbun di dalam darah. (Uremia)

Penurunan laju filtrasi glomerolus (GFR) mengakibatkan klirens

kreatinin akan menurun sehingga kreatinin darah meningkat dan biasanya

diikuti oleh peningkatan kadar BUN kreatinin serum merupakan indicator

yang digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal karena substansi ini

diproduksi secara konstan oleh tubuh sementara BUN tidak hanya

dipengaruhi oleh penyakit ginjal tapi juga oleh masukan protein dalam diet

katabolisme jaringan medika seperti steroid. Ginjal juga tidak mampu

mengencerkan urine secara normal dan sering terjadi retensi natrium dan

cairan sehingga meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung

kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi system

rennin angiotensin aldosteron. Asidosis sering terjadi akibat ketidakmampuan

ginjal mengeluarkan ion H+ (muatan basa) yang berlebihan, ketidakmampuan

mengekskresikan ammonia (NH3+ dan mengobservasi Bicarbonat HCO3-)

Anemia terjadi akibat sekresi eritropoetin yang tidak adekuat,

memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi da kecenderungan

untuk mengalami perdarahan akibat status uremic terutama dari saluran

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

gastrointestinal. Penurunan GFR juga mengakibatkan peningkatan kadar

fosfat serum sehingga terjadi penurunan kadar serum/kalsium serum.

Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi kadar Parathormon,

terjadi respon abnormal sehingga kalsium dalam tulang menurun

menyebabkan penyakit tulang dan klasifikasi metastastastik. Dengan tingkat

keparahan penyakit GGK tersebut sehingga diambil tindakan hemodialisa

5. Manifestasi Klinis

a. GejalaKardiovaskularHipertensi, kelebihan volume cairan, perikarditis

uremic, gagal jantung,edema periorbital, dan pembesaran vena jugularis,

b. Gejala IntegumenPruritus/gatal, kulit bersisik, ekimosis, kuku tipis dan

rapuh, rambut tipis dan kasar.

c. Gejala GastrointestinalPerdarahan pada mulut, nausea, anoreksia, nafas

berbau, ammonia, konstipasi/diare,perdarahan pada saluran GI.

d. Gejala NeurologiKelemahan dan keletihan, confusion, kontraksi

menurun, rasa panas pada telapak kaki, kejang, kelemahan pada tungkai.

e. Gejala MuskuloskeletalKram otot, fraktur, foot drop, kekuatan otot

hilang.

f. Gangguan Urologi Nokturia, nyeri.

g. Gangguan HematologiAnemia, trombositopenia, ganggguan fungsi

leukosit, gangguan fungsi trombosit.

h. Gangguan ReproduksiPenurunan libido, amenoria, ereksi menurun,

fertilitas menurun.

i. Gangguan/ Gejala PulmonerKrekels, nafas dangkal dan kusmaul, sputum

kental.

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

6. Komplikasi

a. Hiperkalemia

b. Perikarditis

c. Hipertensi

d. Anemia

e. Penyakit Tula

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboraturium

1) Laboraturium Darah :

BUN, Kreatinin, Elektrolit, (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,

trombosit, Ht, leukosit), Protein antibody (kehilangan protein dan

imunoglobulin)

2) Pemeriksaan Urine :

Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM,

Keton, SDP, TKK/CCT.

b. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan

gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

c. Pemeriksaan USG

Menilai berat dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim

ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih, serta

prostat.

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

d. Pemeriksan Radiologi

Renogram, Intravenosus, Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal

Arteriografi, dan Venografi, CT scan, MRI, Renal Biopsi, Pemeriksaan

Rontgen Dada, Pemeriksaan Rotgen Tulang, Foto Polos Abdomen.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :

a. Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.

b. Obat-obatan : Diuretik untuk meningkatkan urinasi

Alumunium hidroksida untuk terapi hiperfostamia

Anti hipertensi untuk terapi hipertensi

Serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC

seperti Apoetin Alfa bila terjadi anemia

c. Dialisis

d. Transpolantasi ginjal (Reeves, Roux, Lockhart, 2011)

9. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :

a. Hiperkalemia

b. Perikarditis

c. Hipertensi

d. Anemia

e. Penyakit Tulang(Smeltzer & Bare, 2010)

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

D. Tinjauan Tentang Hemodialisa

1. Definisi

Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi

pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu

dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,

kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel

sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi

proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).

2. Tujuan Hemodialisis

Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik

dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis

aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari

dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian

dikembalikan ke dalam tubuh.

3. Indikasi Hemodialisis

Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila

terdapat indikasi :

a. Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)

b. Asidosis

c. Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah

d. Kelebihan cairan.

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

e. Perikarditis dan konfusi yang berat.

f. Hiperkalsemia dan hipertensi.

4. Prinsip Hemodialisa

Prinsip mayor/proses hemodialisa

a. Akses Vaskuler :

Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien.Kronik

biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara.Akut

memiliki akses temporer seperti vascoth.

b. Membran semi permeable

Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan

kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.

c. Difusi

Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan

pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang

konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi

tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat pelarut

yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.

d. Konveksi

Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan

mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.

e. Ultrafiltrasi

Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga

tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :

1) Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam

membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten

vena terhadap darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong”

cairan menyeberangi membrane.

2) Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane oleh

pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative “menarik” cairan

keluar darah.

3) Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang

berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan

dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain

dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable

terhadap air.

4) Perangkat Hemodialisa

Perangkat khusus

a) Mesin hemodialisa

b) Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa

metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh.

c) Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan

kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi : untuk mengeluarkan dan

menampung cairan serta sisa-sisa metablolisme serta untuk mencegah

kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialysis.

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Alat-alat kesehatan :

i. Tempat tidur fungsional

ii. Timbangan BB

iii. Pengukur TB

iv. Stetoskop

v. Termometer

vi. Peralatan EKG

vii. Set O2 lengkap

viii. Suction dan Meja tindakan.

5. Obat-obatan dan cairan :

a. Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi.

b. Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.

c. Dialisat

d. Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%

e. Obat-obatan emergency.

6. Pedoman Perawatan Hemodialisa

a. Persiapan sebelum hemodialisa

b. Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.

c. Kran air dibuka.

d. Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk keluar

atau saluran pembuangan.

e. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak.

f. Hidupkan mesin.

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

g. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit.

h. Matikan mesin hemodialisis.

i. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat.

j. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin

hemodialisis.

k. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap).

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Pasien hemodialisa dilakukan pada penderita gagal ginjal akut (GGA)

maupun gagal ginjal Kronik (GGK) untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau

racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,

hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain

Dukungan Keluarga Adalah Sikap, Tindakan Dan Penerimaan Keluarga

Terhadap Anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan

Bentuk dukungan keluarga yang dimaksud anatara lain: (1) dukungan

penilaian meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi

untuk menghadapi stressor, (2) dukungan instrumental meliputi penyediaan

dukungan jasmaniah seperti financial dan material, (3) dukungan informasional

meliputi komunikasi dan tanggung jawab bersama seperti memberikan solusi,

saran, nasehat dan pengarahan, (4) dukungan emosional meliputi perasaan

nyaman, merasa di kepada keluarga yang menjalani hemodialisa.

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

B. Bagan Kerangka Konsep

Keterangan : Variabel Yang diteliti

C. Variable Penelitian

1. Variabel Independent

Variabel Independent dalam penelitian adalah dukungan keluarga terdiri

dari Dukungan Penilaian, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional,

dan Dukungan Emosinal.

2. Varibel Terikat Dependent

Variabel Dependent dalam penelitian adalah Pasien Hemodialisa.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain.

2. Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai sebagai terapi penganti

untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau tacun tertentu dari peredaran

darah manusia seperti air, natrium, kalium, , hidrogen, urea, kreatinin, asam

urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah

Dukungan Keluarga Pasien Hemodialisa

Dukungan Penilaian

Dukungan Emosional

Dukungan Informasional

Dukungan Instrumental

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis

dan ultra filtrasi

3. Pasien hemodialisa adalah seseorang yang menjalani hemodialisa

4. Dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah kemampuan responden

memberi dukungan pada pasien yang menjalani hemodialisa:

Kriteria Objektif :

a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%

b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%

Dukungan Keluarga yang dimaksud antara lain:

5. Dukungan Penilaian pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi:

pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan

juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam

menghadapi stressor.Identifikasi responden tentang Dukungan Penialaian

diukur dengan menggunakan skala likert dengan pertanyaan sebanyak5 item.

Bila responden menjawab Selalu diberi skor 4 (SL), Sering (SR) diberi skor 3,

Kadang-Kadang (KD) diberi skor 2, tidak pernah (TP) diberi skor 1, Kriteria

Objektif :

a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%

b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%

6. Dukungan Instrumental pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi: penyediaan

dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa

bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi dimana

benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan

uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

transportasi, menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang

dapat membantu memecahkan masalah. Identifikasi responden tentang Dukungan

instrumental diukur dengan menggunakan skala likert dengan pertanyaan

sebanyak 5 item. Bila responden menjawab Sering (SR) diberi skor 4,

Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, tidak pernah

(TP) diberi skor 1.

Kriteria Objektif :

a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%

b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%

7. Dukungan Informasional pada pasien Gagagl Ginjal Kronik yang meliputi:jaringan

komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan

solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik

tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan

informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan

tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami

depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan

dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back.Identifikasi responden

tentang dukungan informasiona diukur dengan menggunakan skala likert dengan

pertanyaan sebanyak 5 item. Bila responden menjawab Sering (SR) diberi

skor 4, Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, tidak

pernah (TP) diberi skor 1

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Kriteria Objektif :

a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%

b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%

8. Dukungan Emosional pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi:Dukungan

emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat

mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,

perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan

emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan

semangat.Identifikasi responden tentang dukungan emosional diukur dengan

menggunakan skala likert dengan pertanyaan sebanyak 5 item. Bila responden

menjawab Sering (SR) diberi skor 4, Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3,

jarang (JR) diberi skor 2, tidak pernah (TP) diberi skor 1, Kriteria Objektif :

a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%

b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dekskritif yang dimaksud

mendekskripsikan atau menguraikanDukungan Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.

B. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan setelah Ujian Seminar Proposal dan

dikeluarkannya Surat Penelitian.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semuaKeluarga Pasien

yang Berkunjung pada periode Januari – Mei 2017 di RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggaradengan total jumlah pasien sebesar 69 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2013).

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

a. Besar Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua Keluarga Pasien

Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa. pengambilan sampel

yang digunakan yaitu Total sampling.Total samplingadalah keseluruhan

dari populasi di jadikan sebagai sampel.

Adapun Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 keluarga pasien yang

menjalani hemodialisa (setiadi, 2007).

D. Jenis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dikelompokkan menjadi data primer dan

data sekunder yaitu :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah

dirancang dan disiapkan oleh peneliti dan disiapkan oleh peneliti dan

kemudian disebarkan kepada responden yang terpilih. Kuesioner dibagikan

kepada para respondenyang berada RSU Bahteramas. Calon responden yang

bersedia diminta untuk menandatangani lembar persetujan.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari RSU Bahteramasmengenai

gambaran lokasi penelitian dan jumlah pasien hemodialisa.

E. Instrumen Penelitian

Penggumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar Kuesioner

pada responden yang disusun berdasarkan konsep penelitian.Kuesioner

merupakan lembar atau daftar pertanyaan yang berupa angket. Lembar kuesioner

ini akan dibagikan kepada setiap responden untuk diisi (setiadi, 2007).

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

F. Pengelolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam

penelitian ini. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan

benar.Kegiatan-kegiatan dalam pengolahan data :

a. Mengkode Data (Koding)

Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada data-data

yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan pengelolahan data

selanjutnya.

b. Mengedit Data (Editing)

Editing digunakan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah

diisi.

c. Memberi Skor (Skoring)

Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan

kalkulator untuk mengetahui presentase dari setiap hal yang di teliti.

d. Tabulation

Tabulasi data merupakan lanjutan dari pengkodean pada proses

pengolahan. Dalam hal ini setelah data tersebut dikoding kemudian

ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi

frekuensi. (Arikunto, 2013).

G. Analisa Data

Setelah melakukan observasi pengisisan kuesioner kemudian dilakukan

analisis univariat dengan cara menampilkan distribusi dan persentase frekuensi

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

variable yang di teliti dari suatu populasi dan hasil observasi tersebut di

persentasikan dalam bentuk distribusi tabel dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Rumus yang digunakan adalah :

fX = x K

nKeterangan :

X : Persentase hasil yang di capai

f : Frekuensi variabel yang diamati

n : Jumlah sampel penelitian

K : Konstanta 100%

H. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi Frekuensi yang

dipersentasikan dan diuraikan secara Narasi.

I. Etika Penelitian

Ada beberapa prinsip-prinsip etika penelitian yang harus diperhatikan oleh

peneliti menurut Joel (2005) yaitu sebagai berikut:

1. Autonomy yang berhubungan dengan hak dari responden untuk membuat

keputusan bagi dirinya, dalam hal ini penelitian harus menghormati hak

responden untuk menentukan apakah dia bersedia atau tidak menjadi bagian

dari penelitian dan sewaktu-waktu boleh berhenti dari proses penelitian.

2. Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk mengatakan sesuatu dengan

benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus

menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

3. Konfidensialitas yaitu berkaitan dengan rahasia, dalam penelitian ini maka

peneliti harus merahasiakan identitas responden dan data-data

yangdidapatkan dari responden hanya diperlukan untuk penelitian

saja.Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada direktur.

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penenlitian

1. Visi rumah sakit umum Bahteramas

Visi pembangunan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah “

pembangun Kesejahteraan Sulawesi Tenggara Tahun 2013” atau yang lebih

dikenal dengan “ Bank Sejahtera”. Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi

Tenggara dalam memberikan Pelayanan kepada masyarakat mengacu kepada

Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan Visi Pembangun Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara.Visi Rumah Sakit Umum Bahteramas Povinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2013”.

2. Misi Rumah Sakit Umum Bahteramas

Untuk mencapai Visi yang teah ditetapkan tersebut Rumah Sakit

Bahteramas mempunyai Misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika profesi

b. Menyelenggarakan pendidikan Profesi dokter, Pendidikan Kesehatan

lainnya serta pelatihan dan penelitian.

c. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan.

3. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tangga 21

November 2012 pindah lokasi dari di jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan

Kemaraya Kecamatan Mandongan ke jalan Kapt. Piere Tendean No. 40

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Baruga. Lokasi ini sangat strategi karena mudah dijangkau dengan kendaraan

umum dengan batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama

b. Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga

c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi tenggara

4. Lingkungan Fisik

Rumah Sakit Umum Bahteramas berdiri diatas atas seluas 17,5 Ha.

Luas seluruh bangunan 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi sampai

dengan akhir tahun 2015 dan 35,410 m2.Bangunan yang ada mempunyai

tingkat aktivitas yang sangat tinggi.Pengelompokkan ruangan berdasarkan

fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan

pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok

kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan administrasi.

5. Sejarah Dan Status Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang di bangun

secara bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan “ Perluasan

Rumah Sakit Kendari” adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

dengan klasifikasi type C berdasarkan SK Menkes No. 51/Menkes/II/1979

tanggal 22 Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi adalah berdasarkan

SK Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28

Maret 1983.

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Pada tanggal 21 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi

Sulawesi Tenggara meningkat menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai

dengan SK Menkes No.1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan dengan

perda No. 3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999.Kedudukan Rumah Sakit secara

teknis berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan

taktis operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

Sejak tanggal 18 Januari 2005, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi

Tenggara telah terakreditas untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi

Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan

Keperawatan dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.

HK.00.06.3.5.139. Akreditasi 12 Pelayanan, yaitu Administrasi dan

Manajemen, Pelayanan Medik,Pelayanan Gawat Darurat,Pelayanan

Keperawatan,Pelayanan Rekam Medis,Pelayanan Radiologi,Pelayanan

Farmasi,Pelayanan Laboratorium,Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar

Operasi, Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.

tanggal 31 Desember 2010.

Sesuai dengan Undang – Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009

dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi

Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang di

tetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 653

Tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010.

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Di akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 Rumah

Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara pindah lokasi dan berubah nama

menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU

Bahteramas Prov. Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri

Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hata Rajasa dan

Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam SE.

6. Sarana Dan Prasarana

a. Bangunan Fisik

RSU Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari

bangunan fisik seluas 35.410 m2.

b. Prasarana

1) Listrik dari PLN tersedia 1400 KVA dibantu dengan 2 unit genset (2x

250 KVA).

2) Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal sumur dalam, sumur

bor dan PDAM

3) Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet

4) Sentral instalasi oksigen cair untuk ruangan yang membutuhkan

5) Sytem alarm kebakaran, hidrant, dan tabung pemadam kebakaran di

semua gedung

6) Pembuangan limbah.

7. Luas Lahan dan Bangunan

RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 17 Ha, memiiki 17 Ha

bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus ditambah sesuai

Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

dengan master plan pembangunan rumah sakit Luas seluruh bangunan

adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas ± 1.500 m2.Semua bangunan

mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Disamping kegiatan

pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang kalah pentingnya

adalah kegiatan administrasi, pengolahan makanan, pemeliharaan atau

perbaikan instalasi listrik dan air, kebersihan dan lain – lain.

8. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) di RSU Provinsi Sultra hingga 31

Desember 2012 berjumah 703 rang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri

atas tenaga medis, paramedis, dan non medis. Tenaga kontrak berjumlah

80 0rang.

Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah

tenaga minimal untuk Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa tenaga

dengan keterampilan tertentu masih sangat di perlukan pada saat ini,

sehingga di samping permintaan tambahan tenaa, perlu juga pelatihan dan

pendidikan formal lanjutan untuk staf RSU Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

B. Karakteristik Responden

1. Umur

Tabel 5.1Distribusi Responden Berdasarkan Umur Keluarga Pada Pasien

Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara

No Umur Frekuensi Persentase1 17 – 24 22 32

2 25 – 33 26 38

3 34 – 42 13 19

4 43 – 51 3 4

5 52 – 60 4 6

6 61 – 69 1 1

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Tebeldiatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi umur keluarga pada

pasien hemodialisa yaitu di usia 25 – 33 tahun berjumlah 26responden (38%)

sedangkan rentang usia terendah adalah 61-69 yaitu 1 responden (1%).

2. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan

jumlah sampel 69 orang di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminKeluarga PadaPasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Jenis Kelamin Frekuensi Persentase1 Laki-Laki 38 552 Perempuan 31 45

69 100%Sumber: data primer 2017

Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Tebeldiatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi Jenis Kelamin

keluarga pada pasien hemodialisa yaitu Laki-Lakiberjumlah 38 responden

(55%) sedangkan yang terendah adalah Perempuanberjumlah31 responden

(45%).

3. Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan jumlah

sampel 69 orang di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanKeluarga Pada

Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Pendidikan Frekuensi Persentase1 SD 2 3

2 SMP 6 9

3 SMA 41 59

4 S1 17 25

5 S2 3 4

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Dari data tebel diatas menunjukan bahwa frekuensi tingkat pendidikan

tertinggi keluarga pada pasien hemodialisa adalah SMA yang berjumlah 41

responden (59%) sedangkan yang paling rendah adalah SD sebanyak 2

responden (3%).

Page 60: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

4. Variabel Penelitian

Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan PenilaianKeluarga Pada

Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Dukungan Penilaian Frekuensi Persentase1 Baik 68 992 Kurang 1 1

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada pasien

hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%) sedangkan yang

kurangadalah 1 responden (1%).

Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InstrumentalKeluargaPada Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Instrumental Frekuensi Persentase1 Baik 68 99

2 Kurang 1 1

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%) sedangkan

yang kurangadalah 1 responden (1%).

Page 61: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Tabel 5.6Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InformasionalKeluargaPada Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Informasional Frekuensi Persentase1 Baik 67 97

2 Kurang 2 3

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan

yang kurangadalah 2 responden (3%).

Tabel 5.7Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan EmosionalKeluarga Pada

Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Dukungan Emosional Frekuensi Persentase1 Baik 67 97

2 Kurang 2 3

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan emosional keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan

yang kurangadalah 2 responden (3%).

Tabel 5.8Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase1 Baik 67 97

2 Kurang 2 3

Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017

Page 62: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan yang

kurangadalah 2 responden (3%).

C. Pembahasan

1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga.Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan.

Dari wawancara selama penelitian responden mengatakandukungan

keluarga karena merupakan tanggung jawab keluarga untuk mendampingi

pasien yang menjalani hemodialisa, tidak mendapat dukungan keluarga untuk

menjalani hemodialisa yang merupakan rutinitas yang membosankan dan

keluarga mengatakan kadang-kadang keluarga tidak mendukung untuk

hemodialisa karena mempunyai kesibukan masing-masing.

Menurut teori bomar (2006) dukungan keluarga adalah bentuk prilaku

melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan

emosional (perhatian, kasih sayang, empati), dukungan informasi (saran,

nasihat, informasi), dukungan intrumental (tenaga, dana, dan waktu).

Berdasarkan hasil penelitian tentang dukungan keluarga pada pasien

hemodialisa di ruang hemodialisa rumah sakit umum bahteramas provinsi

sulawesi tenggara sebagian besar mempunyai dukungan keluarga yang baik

Page 63: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

sebanyak 67 responden (97 %). Sesuai dengan pengamatan peneliti, umumnya

ketika menjalani terapi hemodialisa selalu ditemani oleh keluarga (suami,

Istri, ataupun anggota keluarga lainnya) sehingga pasien merasa tetap ada

yang memberikan perhatian, kasih sayang atau peduli kepadanya walau dalam

keadaan sakit.

Penelitian ini diperkuat oleh penelitian surmeli (2015) lebih dari separuh

dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada responden yang menjalani

terapi hemodialisa adalah cukup positif sebanyak 53 orang (50,5%) artinya

dapat diasumsikan bahwa keluarga sudah melaksanakan fungsi tugas

kesehatan keluarga. Berdasarkan pengamatan peneliti rata-rata keluarga

mendampingi pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

2. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping

yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%). Hal tersebut

terjadi karena dukungan keluarga pendamping selama proses hemodialisa,

keluarga dapat dijadikan sebagai sumber penyemangat, keluarga dapat diajak

bicara tentang masalah atau penyakit pasien dan keluarga dalam membantu

menyelesaikan masalah pasien.

Keluarga bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan

juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi.

Page 64: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan positif

yang diberikan kepada individu. Dukungan keluarga merupakan suatu sistem

pendukung yang berasal dari keluarga untuk anggota keluarga, dalam

memberikan informasi kepada anggota keluarga yang sakit mencakup

menerima informasi yang berkaitan dengan sakitnya yaitu dalam upaya

menghilangkan kecemasan karena ketidakpastian. Juga kemampuan pasien

menggunakan sumber teknologi secara efektif (Smeltzer & Bare, 2002).

3. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental

support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan

membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan

langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,

menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang dapat

membantu memecahkan masalah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%). Hal tersebut

terjadi karena keluarga membantu dalam segi ekonomi dalam menjalani

hemodialisa seperti membantu biaya dalam pengobatan maupun menantar

maupun menemani keluarga saat menjalani hemodialisa.

Page 65: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan untuk mendapatkan

sumber pertolongan praktis dan nyata yang bersumber dari keluarga untuk

menyelesaikan masalah.

Dukungan instrumental sesuai dengan fungsi keluarga menurut

Friedman (2014) yang menyatakan dukungan instrumental ini sesuai dengan

fungsi ekonomi dimana keluarga sebagai sumber finansial, materi serta

alokasi waktu untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Dukungan

instrumental berupa bantuan secara langsung, memberi fasilitas, memberi

pinjaman materi (uang), memberi makanan, memberi bantuan finansial juga

waktu, membiayai hidup, dan dapat memberi pekerjaan yang menghasilkan

uang yang disesuaikan dengan kondisi sakit anggota keluarganya.Keluarga

merupakan sebuah sumber pertolongan dalam hal pengawasan, kebutuhan

individu.Keluarga mencarikan solusi yang dapat membantu individu dalam

melakukan kegiatan.

4. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan

nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh

seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan

tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi

individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat

keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari

keluarga dengan menyediakan feed back.

Page 66: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga

pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%). Hal

tersebut terjadi karena keluarga membantu pasien yang menjalani hemodialisa

dalam mencari dan memberi informasi yang terkait pengobatan dalam

menjalani hemodialiasa diantaranya yaitu terapi diet dan terapi cairan.

Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi.Disini

diharapkan bantuan informasi yang disediakan keluarga dapat digunakan oleh

individu dalam mengatasi persoalanpersoalan yang sedang dihadapi.

5. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,

sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan

seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional

memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami

depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian

sehingga individu yang menerimanya merasa berharga.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan emosional keluarga pada

pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%). Hal tersebut

terjadi karena pasien yang menjalani hemodialisa sering menganggu sikap

pasien maka sikap yang tidak menyalahkan sangat penting untuk

memudahkan pasien dalam mendiskusikan pilihan dan ungkapan perasaan

mereka.

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan

juga menenangkan pikiran.Setiap orang pasti membutuhkan bantuan dari

Page 67: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

keluarga. Individu yang menghadapi persoalan atau masalah akan merasa

terbantu kalau ada keluarga yang mau mendengarkan dan memperhatikan

masalah yang sedang

dihadapi.keluarga memberi perhatian terhadap pasien dan pasien merasa

percaya pada keluargannya, keluarga menyediakan tempat istirahat dan pasien

merasa mencintai keluargannya.

Dukungan emosional dari keluarga dalam kualitas hidup termasuk

dalam parameter kualitas hidup domain psikologis, dimana dalam domain

psikologis meliputi aspek perasaan negatif dan positif pasien, penerimaan

terhadap bentuk dan tampilan diri selama pasien menderita CKD dan

menjalani hemodialisa di sisa hidupnya.

Penelitian di RSUD Moewardi didapatkan responden yang mendapat

dukungan emosional dari keluarga 45 orang mempersepsikan kualitas

hidupnya baik dan hanya 5 orang yang kualitas hidupnya kurang.Pada saat

penelitian di dapatkan responden dengan antusias mengungkapkan perasaan

tentang sakitnya dan hal-hal yang sudah dilakukan keluarga dalam

memberikan ungkapan rasa kasih sayang, perhatian dan sikap menerima

keluarga terhadap kondisinya serta pendampingan selama hemodialisa yang

cukup lama dalam setiap terapi.

Page 68: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yaitu Mengidentifikasi Dukungan Keluarga

Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Terhadap Hemodialisa di Ruang Poli

Penyakit Dalam RSU Bahteramas yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli -

7Agustus 2017dari 69 responden diperoleh bahwa dukungan instrumental

keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%)

sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%). Sedangkan dukungan penilaian,

dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan emosional antara

lain:

1. Dukungan penilaian keluarga pasien hemodialisa diperoleh hasil bahwa

dukungan penilaian keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu

baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden (1%).

2. Dukungan instrumental keluargapasien hemodialisa diperoleh hasil bahwa

dukungan instrumental keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu

baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden (1%).

3. Dukungan infrormasional keluargapasien hemodialisa diperoleh bahwa

dukungan instrumental keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu

baik 67 responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%).

4. Dukungan emosional keluargapasien hemodialisa diperoleh bahwa dukungan

emosional keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik 67

responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%).

Page 69: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

B. Saran

c. Disarankan kepada pihak RSU Bahteramas agar tetap mempertahankan

dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan berhubungan dengan

pasien yang menjalanihemodialisa.

d. Kepada peneliti selanjutnyadijadikan sebagai referensi serta diharapkan

mampu menambah wawasan mengenai penelitian dan varibel-variabel

lainnya.

e. Disarankan kepada perawat agar tetap memfasilitasi dan memberi

informasi tentang dukungan keluargapada yang menjalani terapi

hemodialisa.

f. Disarankan kepada keluarga anggota keluarga untuk mempertahankan

dukungan keluarga dan fungsi perawatan keluarga pada pasien yang

menjalani terapi hemodialisa.

Page 70: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Yayasan Ginjal Diatrans Indinesia.Di akses pada Tanggal 30 juni2017 pukul 19:53 wita

Brunner & Suddarth,2008). Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah. Jakarta: EGC

Friedman,2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Teori & Praktek. Jakarta: EGC

Hudak dkk, 2006. Medical Surgical Nursing Clinical Management For PositifeOutcomes. Singapore: Elsevier

Notoadmojo, 2007.IlmuKesehatanMasyrakat&Seni.RinekaCipta: Jakarta

Nursalam,2008.KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.SalembaMedika: Jakarta

Pernefri, 2012.4thI Indonesia Of Indonesiaan Renal Registry. Di akses pada Tanggal30 juni 2017 pukul 18:23 wita

Rakhmayanti, 2011.Gagal Ginjal Kronik & Hemodialisa. Di akses pada Tanggal 30juni 2017 pukul 15:23 wita

Santoso, 2008.Terapi Hemodialisa.Di akses pada Tanggal 30 juni 2017 pukul 19:23wita

Santrock, J. W 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Setiadi. 2008.KonsepdanPenulisanRisetKeperawatan. GrahaIlmu: Yogyakarta

Sugiyono, 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta

Taylor, 1999.Dukungan Keluarga.Di akses pada Tanggal 30 juni 2017 pukul 19:29wita

Page 71: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth, Ibu/Saudara (i) ………

Di –Tempat ……………

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Keperawatan, saya akan melakukan penelitian tentang

“IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HEMODIALISA

DI RUANG HEMODIALISA RSU BAHTERAMAS”. Untuk keperluan tersebut

saya mohon kesediaan ibu/saudara (i) untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan

dengan kejujuran dan apaa danya.

Demikian permohonan ini, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan

terima kasih.

Kendari, ……………..2017

Peneliti

Abdul Rahman

Page 72: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan tidak keberatan untuk

menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan dengan:

Nama : Abdul Rahman

Nim : P00320014051

Judul :”Dukungan Keluarga Pada Pasien Hemodialisa di Ruang

Hemodialisa RSU Bahteramas”

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataaan ini

dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Kendari, …...Juni 2017

Responden

Page 73: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

KUESIONER PENELITIAN

IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIENHEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA

RSU BAHTERAMAS

A. Identitas

No.Kuesioner :

Inisial :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan

Tanggal Mulai Terapi :

Lama menjalani Hemodialisa :

B. DukunganKeluarga

Isilah Kuesioner Ini Dengan Memberi Tanda Centang (√) Pada Kolom Yang

Sudah Di Sediakan Sesuai Dengan Keadaan Anda.

Nilai 4 : Sering (SR)

Nilai 3 : Kadang-Kadang (KD)

Nilai 2 : Jarang (JR)

Nilai 1 : Tidak Pernah (TP)

Page 74: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

KUESINOER DUKUNGAN KELUARGA

NO PERNYATAAN SR KD JR TPA Dukungan Penilaian:

1. Keluarga peduli tentang keluarga yang menjalani hemodialisa2. Keluarga member dukungan agar selalu melakukan hemodialisa3. Keluarga sebagai tempat curhat terahadap masalah yang dialami4. Ketika terjadi suatu masalah keluarga memberi support5. Keluarga sebagai penyemangat pada keluarga yang melakukan

hemodialisa

B Dukungan Instrumental1. Keluarga membantu mengatasi masalah perekonomian2. Keluarga member uang terkait dengan pengobatan3. Keluarga membantu pekerjaan sehari-hari4. Keluarga selalu merawat anggota keluarga yang sakit5. Keluarga selalu menemani dan menjenguk keluarga yang sakit

C Dukungan Informasional1. Keluarga selalu member solusi dalam menghadapi suatu masalah2. Keluarga selalu member nasehat3. Keluarga membantu dalam mencari informasi tentang pengobatan4. Keluarga memberi saran terkait dengan pengobatannya5. Keluarga member kekuatan untuk mengatasi rasa takut

D Dukungan Emosional1. Keluarga member semangat untuk tetap mengikuti terapi heodialisa2. Keluarga memberikan suasananyaman di rumah3. Keluarg tidaka membiarkan pasien bersedih4. Keluarga tidak melarang untuk menjalin hubungan dengan

lingkungan5. Keluarga memberi semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Page 75: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 76: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 77: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 78: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 79: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 80: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 81: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 82: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 83: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 84: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 85: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 86: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 87: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 88: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 89: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 90: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 91: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 92: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam
Page 93: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/343/1/KTI PERPUSTAKAAN.pdf · 2018. 9. 7. · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam