kemampuan mahasiswa dalam menerjemakan...
TRANSCRIPT
-
1
KEMAMPUAN MAHASISWA TARJAMAH DALAM
MENERJEMAHKAN NAMA DIRI
(Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005/2006)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.s)
Oleh:
MUNAWAROH
NIM: 104024000840
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
-
2
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2008
Munawaroh
-
3
ABSTRAK
Munawaroh HM KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAKAN NAMA DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005-2006)
Nama diri/ism alam merupakan nama yang merujuk pada objek tertentu yang meliputi nama orang, nama kota, nama negara, nama benda, dan nama peristiwa sejarah (Newmark). Nama diri diawali oleh huruf kapital yang menjadi salah satu ciri dari nama diri tersebut. Hal yang sering dialami oleh mahasiswa adalah keliru dalam penamaan atau kata biasa, seperti kata primadona atau presiden. Kata primadona bukanlah nama diri melainkan kata biasa, sedangkan kata presiden bukan juga nama diri melainkan kata biasa. Kata presidendapat dikatakan nama diri jika telah bergabung dengan nama orang. Seperti: Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Jadi jelas rujukannya, sedangkan presiden itu banyak.
Penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI dalam menerjemahkan nama diri dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Alat penghimpun data Penelitian ini adalah angket/kuesioner dan wawancara dengan dosen terkait dan beberapa mahasiswa Tarjamah VI.
Di dalam menerjemahkan nama diri dapat menggunakan tiga metode, yaitu, transliterasi, transkipsi, dan penyerapan. Ketiga cara ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan teks yang diterjemahkan.
Secara umum kemampuan mahasiswa dalam menerjemah nama diri belum mampu dan masih di bawah rata-rata. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan metode transliterasi mayoritas mahasiswa telah mampu menerjemahkannya. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan penyerapan mahasiswa belum mampu menerjemahkannya dengan benar.
Masalah yang responden hadapi saat menerjemahkan mayoritas adalah hal yang terkait dengan ilmu nahwu, karena latar belakang mereka mayoritas dari Madrasah Aliyah (MA) dan mengambil jurusan IPS yang basic ilmu alatnya (nahwu dan sharaf) kurang memadai.
-
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah serta kekuatan kepada Penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. juga kepada seluruh keluarganya
dan para sahabatnya.
Hari berganti begitu cepat. Tidak terasa tugas akhir yang selama ini
menjadi tanggung jawab besar bagi Penulis telah terlalui. Harapan yang selama ini
Penulis tunggu-tunggu pun telah datang. Puas atau tidak, inilah hasil dari tekad
dan usaha seorang manusia yang berambisi besar, namun tidak punya kemampuan
dan kekuatan untuk menjalani segala cita-cita.
Keberhasilan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah berkat
bimbingan, bantuan, dorongan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Tanpa
partisipasi mereka upaya maksimal Penulis tidak ada artinya. Oleh karena itu,
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Abdul Chair, dekan Fakultas Adab dan Humaniora
2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA., selaku ketua jurusan Tarjamah
3. Bapak Ahmad Syaekhuddin, M.Ag., sekretaris jurusan Tarjamah
4. Bapak Dr. Sukron Kamil, MA., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
sabar membimbing Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen tarjamah yang tak kenal lelah dalam mengajar. Maaf, Penulis tidak
dapat menyebutkan satu persatu.
6. Kepada pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Jakarta, perpustakaan UI
Depok, perpustakaan Iman Jama yang telah memberikan fasilitas kepada
Penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
7. Kepada orang tua Penulis, ayahanda (alm) H. Mugeni, semoga beliau di
tempatkan yang layak di sisi-Nya, ibunda Hj. Rosmana yang telah sabar
mendidik anak-anaknya, dan ibunda Rusni yang selalu memberi nasehat
mengenai arti kehidupan yang sebenarnya.
-
5
8. Untuk adik-adiku tersayang, Yoh, Yah, Zis, dan untuk kakak-kakakku yang
selalu memberikan motivasi dan dorongan baik moril maupun materil.
Teruntuk semua keponakanku, Ne, Ganteng, Fa, Za, terima kasih atas canda
tawanya yang selalu menghibur Penulis.
9. Teman-teman angkatan tahun 2004, Mun, Na, Put, Wan, Mi, Bi, Ti, Cil.
Untuk teman kosanku, mba Fay, Mis, dan ragil Mah, terima kasih atas doa dan
spiritnya.
Semoga amal kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari Allah. Dan
juga semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Jakarta, 20 Juni 2008
Munawaroh
-
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8
BAB II TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI
A. Teori Terjamah........................................................................................ 10
1. Definisi Penerjemahan ...................................................................... 11
2. Cara Menerjemah.............................................................................. 13
3. Tahap-tahap Penerjemahan............................................................... 15
B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya .............................................. 18
1. Transliterasi....................................................................................... 20
2. Transkipsi.......................................................................................... 25
3. Penyerapan........................................................................................ 30
-
7
BAB III PROFIL JURUSAN TARJAMAH
A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah..................................................................... 33
1. Visi Program Studi.................................................................................. 33
2. Misi program Studi ................................................................................. 33
3. Tujuan Program Studi ............................................................................. 33
4. Sejarah Program Tarjamah ..................................................................... 34
B. Kurikulum Program Studi Tarjamah ............................................................ 35
C. Profil Sumber Daya Manusia........................................................................ 44
D. Profil Mahasiswa ......................................................................................... 52
E. Profil Sarana dan Prasarana .......................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI dalam
Menerjemahkan Nama Diri........................................................................... 59
1. Kemampuan Menerjemahkan Secara Umum ......................................... 59
2. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 1................ 60
3. Kemampuan Menerjemahkan Nam Diri Berdasarkan teks 2.................. 62
4. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 3................ 63
B. Hal-hal yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Semester VI ........... 65
1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Tarjamah dalam
Menerjemahkan....................................................................................... 65
-
8
2. Respon Mahasiswa terhadap Penerjemahan ........................................... 67
3. Faktor Kurikulum.................................................................................... 67
C. Faktor yang Membuat Mahasiswa Lemah dalam Menerjemahkan .............. 68
1. Latar belakang Pendidikan Mahasiswa Tarjamah VI sebelum Kuliah ... 68
2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Nahwu ...................................... 70
3. Penguasaan Mahasiswa terhadap Teori Tarjamah .................................. 71
4. Kamus yang digunakan Mahasiswa dalam Menerjemahkan Nama Diri 72
5. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Semantik................................... 73
BAB V PENUTUP................................................................................................... 75
KESIMPULAN ....................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 77
LAMPIRAN............................................................................................................. 80
-
9
PEDOMAN TRANSLITERASI
Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak dilambangkan
b be
t te
ts te dan es
j je
h dengan garis bawah
kh ka dan ha
d de
dz de dan zet
r er
z zet
s es
sy es dab ye
-
10
s es dengan garis di bawah
de dengan garis di bawah
te dengan garis di bawah
zet dengan garis di bawah
koma terbalikdi atashadap kanan
gh ge dan ha
f ef
q ki
k ka
l el
m em
n en
w we
h ha
apostrof
y ye
-
11
Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda vokal latin Keterangan
a fatah
i kasrah
u ammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai
berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ai a dan i
au a dan u
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
a dengan topi di atas
i dengan topi di atas
-
12
u dengan topi di atas
Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti dengan huruf syamsiyyah
maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijl bukan ar-rijl, al-dwn bukan ad-
dwn.
Syaddah (Tasydd)
Syaddah atau tasydd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda - ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata
tidak ditulis a-arrah melainkan al-arrah, demikian seterusnya.
Ta Marbah
Contoh:
No. Kata Arab Alih Aksara
arqah 1
2 al-jmiah al-islmiyyah
3 wadat al-wujd
-
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerjemahan merupakan proses memindahkan makna yang telah
diungkapkan dalam bahasa yang satu (bahasa sumber) menjadi ekuivalen yang
sedekat-dekatnya dan sewajarnya dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran).1
Definisi ini menjadi tolak ukur bagi seorang penerjemah yang handal untuk dapat
menerjemahkan semua bidang ilmu, baik itu bidang keagamaan, sosial, politik,
ekonomi, dan cabang ilmu yang lainnya.
Di dalam menerjemahkan sering sekali para penerjemah menemukan
kesulitan-kesulitan dalam pengalihan bahasa. Salah satu kesulitan dalam
menerjemahkan yaitu nama diri, yang sering kali keliru dalam
menerjemahkannya.
Nama diri itu mencakup semua jenis nama, baik nama orang, nama negara,
nama tempat, dan nama-nama yang lainnya.
Contoh: Newton
Jepang
Kebun Raya
Hal ini pernah dialami oleh seorang tokoh penerjemah hadis yang masih
bingung dalam menerjemahkan nama diri yaitu Prof. Dr. M.M Azami. Seperti
1 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Kanisius: Yogyakarta, 1989), h. 13.
-
14
apa yang tulis dalam mukaddimah buku Hadis Nabawi dan Sejarah
Kodifikasinya.
Menurutnya, dalam bahasa Arab, nama itu dapat dibaca dengan sekurang-
kurangnya 12 versi, sebagai berikut: Hamid bin 'Abidah bin 'Imarah, Hamid bin
'Abidah bin 'Umarah, Hamid bin'Abidah bin 'Ammarah, Hamid bin 'Ubaidah bin
'Imarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Ammarah,
Humaid bin 'Ubaidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Humaid bin
'Ubaidah bin 'Ammarah, Humaid bin 'Abidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Abidah
bin 'Umarah, Humaid bin 'Abidah bin Ammarah.
Secara gramatikal 12 versi di atas dibenarkan, tetapi karena masalahnya
menyangkut nama seseorang, tentu hal itu tidak dapat diterapkan semua nama
seseorang, tentu satu versi saja. Dari sinilah timbul kesulitan dalam menentukan
versi mana sebenarnya yang menjadi nama seseorang tersebut.2
Hal yang sama juga pernah dialami oleh Moh. Mansyur dan Kustiwan
dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, bahwa transliterasi nama dari bahasa
Ajam ke bahasa Arab merupakan hal yang susah-susah gampang. Dikatakan
susah, kalau harus mengikuti nama aslinya, karena nama itu harus akurat.
Dikatakan gampang melihat kenyataan akhir, nama itu disesuaikan dengan bahasa
sasaran.
Berdasarkan pengalaman Penulis kesulitan menerjemah nama diri juga
pernah terjadi pada mahasiswa tarjamah semester VII. Seperti
2M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, (Ciputat: Pustaka Firdaus,
1989), h. 3.
-
15
Saudi Arabia". Terjemahan itu masih dalam bentuk Arab, belum"
diterjemahkan, yang benar dalam bahasa Indonesia adalah "Arab Saudi".
Selain kasus di atas pernah juga terjadi kesalahan dalam
mengalihbahasakan nama diri, seperti mahasiswa menerjemahkannya
"Jintaw", seharusnya terjemahan yang benar adalah "Jun Tao".
Dalam menerjemahkan nama diri belum ada ketentuan pedoman yang
akurat. Seperti nama Monet dalam kamus Munjid tertulis , seharusnya
huruf akhir kata monet adalah t, yang biasanya jika ditulis dalam bahasa Arab
yaitu , tetapi di dalam kamus Munjid ditulis dengan huruf , yang jika
ditransliterasikan menjadi Monah.
Ada beberapa nama diri yang bisa diartikan ke dalam bahasa sasaran,
namun itu menimbulkan kesalahan dan ada yang harus diterjemahkan. Misalnya:
Operasi jantung Bypass di rumah sakit Pondok Indah3
Jika seorang penerjemah memaknai kata dengan 'hotel', maka akan
terjadi kejanggalan dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena operasi pada
umumnya dilakukan di rumah sakit.
Masjid At-Ta'awun
3 Alo Indonesia, Juli 2004, h. 54.
-
16
Jika At-Ta'awun diterjemahkan tolong menolong, maka konsepnya
menjadi berbeda dan itu bukan termasuk nama diri. Sedangkan ini termasuk nama
sebuah masjid yang berada di puncak.
Selain itu, ada pula nama diri yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa
sasaran, seperti nama tempat hiburan "Dunia Fantasi". Namun ada
juga nama tempat yang selintas mirip dengan bahasa Arab (dapat diterjemahkan),
seperti "Jabal Rahmah". Jika dalam bahasa Arab kata diartikan
"Gunung" dan kata diartikan "kasih sayang", itu menjadi salah arti.
Contoh nama diri yang sama penulisan arabnya sama, namun berbeda jika
diindonesiakan
Young ( penyair, penulis, dan seniman Inggris)
Yong (tokoh orientalis Belanda yang hidup pada tahun
1832-1890)
4Jung ( tokoh psikologi )
Masalah di atas menuntut seorang penerjemah untuk lebih teliti dan
cermat dalam melihat teks. Di samping itu juga penerjemah harus memiliki
wawasan yang luas dan melihat kriteria buku yang akan diterjemahkannya.
Penerjemah dapat juga menggunakan alat bantu berupa kamus, melalui internet
atau alat bantu lainnya.
4Dar el-Machreq Sarl, Munjid Fil Lughah Wal Alam, (Lebanon: Riad el-Solh Byrouth,
2002), h. 628.
-
17
Mayoritas penerjemah itu lulusan dari jurusan Tarjamah, tetapi tidak
menutup kemungkinan banyak juga dari jurusan yang lain, asalkan dapat
menguasai bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa).
Setiap jurusan mempunyai program dan tujuan masing-masing, sehingga
memiliki keterampilan dalam bidang yang digelutinya. Namun jurusan Tarjamah
bertujuan menghasilkan sarjana Muslim yang memilki keterampilan professional
di bidang penerjemahan dan kemampuan akademis dibidang bahasa yang dijiwai
oleh ajaran-ajaran dengan nilai Islam dan keindonesian.5
Untuk itu penulis akan membahas skripsi ini dengan judul
KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAHKAN NAMA
DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun
2005-2006).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membatasi dan merumuskan
penelitian mengenai kemampuan menerjemahkan nama diri dengan studi kasus
mahasiswa tarjamah semester VI.
Dalam hal ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah mahasiswa Tarjamah semester VI umumnya mampu menerjemahkan
nama diri?
2. Faktor apa yang membuat mahasiswa Tarjamah semester VI mampu/sulit
dalam menerjemahkan nama diri?
5Pedoman Akademik Fakultas Adab dan Humaniora Tahun 2005/2006 Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 41.
-
18
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian yang penulis lakukan mempunyai dua tujuan, yaitu:
1.Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI
dalam menerjemahkan nama diri
2.Untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat mahasiswa Tarjamah semester
VI sulit dalam menerjemahkan nama diri
D. Tinjauan Pustaka
Nama diri salah satu tema yang masih jarang dibahas oleh kalangan
mahasiswa maupun para sastrawan. Pada saat ini di jurusan tarjamah baru satu
orang yang meneliti nama diri yaitu, pada tahun 2006 yang bernama Syamsudin
dengan judul skripsi Penerjemahan nama diri (Studi Analisis Nama Diri pada
majalah Alo Indonesia dan Akhbar Jami'ah). Namun penulis di sini akan meneliti
seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan nama diri. Tentunya
dengan tidak menggunakan metode yang sama, yang Penulis gunakan yaitu
metodologi yang berbeda. Penulis merujuk pada beberapa buku tentang
terjemahan, salah satunya buku Panduan Terjemahan karya Drs. Mansyur dan
Kustiwan, S.Ag.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yang bersifat
kuantitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Metode penelitian tersebut
dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan ini
untuk menemukan kaidah penulisan yang benar dan tepat.
-
19
Penulis melakukan pencarian data dari buku-buku, kamus, dan hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian ini. Di samping itu, penulis juga akan melakukan
wawancara dengan para pakar penerjemahan yang menguasai perihal nama diri
dan menyebarkan angket pada mahasiswa jurusan tarjamah, untuk mengetahui
hasil yang lebih maksimal dan memuaskan.
Penulis akan melakukan kajian pustaka (library reseach) dan penelitian
lapangan (field research). Secara teknis, penulisan ini didasarkan pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang berlaku
dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center of
Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Adab dan
Humaniora Jurusan Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.Sampel
Mengingat terbatasnya populasi yang ada maka data akan diambil dengan
menggunakan sampel. Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah "purposive", yaitu suatu tekhnik pengambilan sampel yang
dilakukuan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 mahasiswa.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa tarjamah VI dalam
menerjemahkan nama diri dapat dilihat dari survei. Data diperoleh dari hasil
angket yang Penulis sebarkan di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tarjamah
-
20
semester VI pada tanggal 5 Juni 2008. Setelah melakukan proses pengumpulan
data. Kemudian data tersebut diedit kembali agar memudahkan dalam pengolahan
data, lalu data tersebut Penulis sajikan dalam bentuk tabel.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan
dan pengetahuan dalam mengetahui dan menerjemahkan nama diri. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, Penulis akan memaparkan hasil kuesioner/angket
yang telah diisi oleh responden (mahasiswa tarjamah VI).
Dalam hal ini Penulis memberikan nilai kepada mahasiswa pada angket
jawaban atau penerjemahan dengan nilai A, B, C, D.
A: 80 - 100
B: 68 - 79
C: 56 - 67
D: 45 55
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan dapat terarah dan sistematis, langkah yang penulis tempuh sebagai
berikut:
BAB I adalah bab Pendahuluan. Di dalam bab ini dibahas latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II adalah Kerangka teori. Bab ini menjadi landasan teori pada
analisis di bab berikutnya dan bab ini mencakup bab teori penerjemahan, yaitu
cara menerjemah dan metode penerjemahan nama.
-
21
BAB III adalah profil.di dalam bab ini membahas tentang profil tarjamah
mulai dari mahasiswa sampai sarana dan prasarana. Bab ini merupakan alat ukur
dalam selanjutnya.
BAB IV adalah hasil penelitian. Di dalam bab ini menganalisis data Nama
Diri dari angket yang telah disebarkan. Bab ini merupakan hasil dari keseluruhan
bab yang telah disebutkan di atas.
BAB V: Penutup yang berisi kesimpulan.
-
22
BAB II
TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI
A. Teori Terjemah
Penerjemahan merupakan proses, cara, atau perbuatan penerjemahan
(mengalihbahasakan).6 Penerjemahan dapat berupa lisan (interpreting) atau
tulisan (translating). Penerjemahan lisan dilakukan secara langsung atau
spontanitas dalam menerjemahkannya. Penerjemah disini berfungsi sebagai
mediator antara bahasa sumber (pembicara) ke bahasa sasaran (pendengar).
Penerjemahan lisan biasanya digunakan untuk hal bisnis, dikarenakan kedua
pembisnis tidak mengerti bahasa lawan bicaranya.
Jika penerjemahan secara tulisan membutuhkan teori penerjemahan. Teori
tersebut berkedudukan sebagai mediator antara penulis dan pembaca.7
Penerjemahan tulisan membutuhkan waktu cukup lama dalam
menerjemahkannya. Hal tersebut dikarenakan penerjemahan harus menggunakan
teori-teori penerjemahan dan biasanya penerjemahan berupa buku atau sebuah
artikel.
Kegiatan penerjemahan dan kejurubahasaan memiliki skup yang luas dengan
tujuan yang sangat beragam yang bukan hanya membutuhkan pengetahuan
kebahasaan yang tinggi, namun juga melibatkan seluruh aspek komunikasi,
6Peter Salim, dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 2002), edisi ke-3 h. 1602. 7Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung: Humaniora,
2005), cet. ke-1 h. 15.
-
23
seperti: pengetahuan, budaya, gaya termasuk dialek, kepercayaan, ideologi, kelas
masyarakat, jenis kelamin, suku, bangsa, dan lain-lainnya.8
Selain itu penerjemahan juga merupakan kegiatan komunikasi yang
kompleks dengan melibatkan a) penulis yang menyampaikan gagasan dalam
bahasa sumber, b) penerjemah mereproduksi gagasan tersebut di dalam bahasa
penerima, c) pembaca yang memahami gagasan melalui penerjemahan, dan d)
amanat atau gagasan yang menjadi fokus perhatian ketiga pihak tersebut.9
Terjemahan yang baik ialah yang benar, jelas, dan wajar.10 Benar artinya
makna yang terdapat dalam terjemahan adalah sama dengan makna pada bahasa
sumber. Jelas berarti terjemahan itu mudah dipahami oleh pembaca. Adapun
wajar berarti bahasa dan gaya terjemahan itu tidak seperti terjemahan. Namun
tidak keluar dari jalur bahasa sumber atau tidak mengurangi pesan yang
terkandung dalam teks asli. Menerjemahkan memang lumayan sulit, karena harus
mentransfer ide pikiran penulis, gaya bahasa penulis, dan karakter tulisannya.
Oleh karena itu, penerjemah harus mengenal betul karakter penulis buku yang
akan diterjemahkan.
1. Definisi penerjemahan
Definisi penerjemahan memiliki banyak pandangan dari para tokoh, di
antaranya sebagai berikut:
1. Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku mereka The Theory and
Practice of Translation.
8Rahmat Effendi P., Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan, terjemahan dari English
For Translating and Interpreting Study, (Jakarta: Yayasan Bina Edukasi dan Konsultasi Hapsa et Sudia, 2004), cet. ke-1 h. 23.
9Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia, h. 10. 10 Ibid., h. 17.
-
24
Translating consists in reproducing in the receptor language the closest
natural equivalentof the source language message, first in terms of meaning and
secondly in terms of style.
Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam
bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan
dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan
kedua menyangkut gayanya.11
2. Catford
(Translation is) the replacement of textual material in one language by
equivalent textual material in another language. (Catford, 1965:20)
Penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan
materi tekstual yang padan dalam bahasa lain.12
3. Moeliono (1989: 195)
Moeliono berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan
kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang
paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti
maupun gaya.13
4. Pinhhuck (1977: 38)
11 A.Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), cet. ke-2 h.
11. 12Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasa Teori dan Penuntun
Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 11. 13Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia, h. 10.
-
25
Translation is a process of finding a TL equivalent for an SL untterance.
Dalam bahasa Indonesia dikatakan bahwa, Penerjemahan adalah proses
penemuan padanan ujaran bahasa sumber di dalam bahasa sasaran.14
5. Newmark (1988)
Rendering the meaning of a text into another language in the way that the
author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain
sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).15
Dari kelima tokoh tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
penerjemahan merupakan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Dengan menggunakan padanan yang tepat dan selaras dalam
menerjemahkannya.
2. Cara Menerjemah
Ada dua cara menerjemah:
Pertama penerjemah melihat kata perkata dari bahasa asal dan maksud yang
terkandung di dalamnya, lalu ia mengalihkan bahasa itu ke dalam bahasa kedua
dengan memperhatikan maksud-maksud yang tertuang dalam bahasa asal, lalu ia
tulis kata-kata itu. Kemudian ia melihat kata-kata selanjutnya sehingga sampai
pada untaian kalimat yang ingin diterjemahkan. Cara ini disebut aliran terjemah
harfiyah.16
14Suryawinata dan Hariyanto, Translation, h. 13. 15Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5. 16Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada Sistem 8 Jam Bisa Menerjemah Alquran,
(Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), h. 22.
-
26
Pemungutan konsep baru yang terjadi dalam menerjemahkan suatu teks
dengan penerjemahan kata demi kata, sehingga bentuk terjemahan itu
memperoleh arti (makna) baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Salah satu akibat
proses perubahan makna yang terjadi adalah adanya satuan leksikal kuno dan
satuan leksikal usang. Satuan leksikal kuno kehilangan acuannya yang berada di
luar masa kini, sedangkan satuan leksikal yang usang menurun frekuensinya
karena konotasi yang dimilikinya. Kadang-kadang satuan leksikal yang kuno atau
usang digunakan kembali dengan makna baru.
Kata kuno adalah satuan leksikal (kata, frase, bentuk jamak) yang a)
kehilangan acuannya di luar bahasa, b) mempunyai konotasi masa yang silang, c)
berasal dari leksikon bahasa taraf sebelumnya, atau d) masih dapat dikenali secara
tepat ataupun secara kurang tepat oleh penutur bahasa yang bersangkutan.
Contoh: Ancala 'gunung', balian 'dukun', baginda 'yang bahagia', graha 'rumah'.
Kata usang adalah satuan leksikon yang sarat dengan konotasi. Contoh:
babu 'pembantu rumah tangga(wanita)', pelacur 'tuna susila', serdadu 'prajurit'.17
Sebenarnya terjemahan harfiyah dalam pengertian urut-urutan kata dan
cakupan makna persis seperti bahasa sumber tidak mungkin dilakukan, karena
masing-masing bahasa (BSu dan BSa) selalu mempunyai ciri khas sendiri dalam
urut-urutan kata, adakalanya masing-masing ungkapan mengandung nuansa
sendiri-sendiri.18
Kedua penerjemah melihat redaksi bahasa asal sampai memahami maknanya,
kemudian ia ungkapkan dalam bahasa lain (bahasa sasaran) dengan redaksi yang
17Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman ilmu makna, (Bandung: Refika
Aditama 1999), h.75. 18Ismail Lubis, Falsafati terjemahan Alquran Departemen Agama Edisi 1990,
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya 2001), h. 61.
-
27
sama baik kata perkatanya memiliki kesamaan arti atau tidak. Cara ini disebut
aliran terjemah maknawiyah atau terjemah bebas.19
Contoh perbandingan antara dua aliran terjemah tersebut:
.1
Terjemahan harfiyah, "Bagaimana kabarmu?"
Terjemahan maknawiyah, "Apa kabar?"
.2
terjemahan harfiyah, "tidak ada tuhan selain Allah"
terjemahan maknawiyah, "yang berhak disembah hanya Allah"
.3
Terjemahan harfiyah, "mereka datang di atas unta betina bapak mereka"
Terjemahan maknawiyah, "mereka datang semuanya tanpa kecuali".20
3. Tahap-tahap Penerjemahan
19Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 22.
20Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 23.
-
28
Tahap atau proses penerjemahan adalah urutan aktifitas yang dimaksudkan
untuk menuangkan proses berpikir yang dilakukan penerjemah pada saat
menerjemahkan.
Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul A Survey of
Translation Theory mengemukakan tujuh tahap dari proses penerjemahan:
1. Penjajagan (Tuning)
Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dan
bahasa sasaran. Maksudnya penerjemah mengetahui bahasa siapa yang akan
diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang ahli
hukumkah, seorang penulis iklankah, dan sebagainya. Sebuah puisi harus menjadi
sebuah puisi bukan artikel. Sebuah sanjak harus menjadi sebuah sanjak bukan
prosa. Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap atau pendekatan
mental yang tepat, harus dapat membayangkan pilihan kata atau susunan frase dan
kalimat yang selaras.
2. Penguraian (Analysis)
Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan
berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan
sintaksis antara berbagai unsur kalimat itu. Pada tahap ini penerjemah sudah dapat
melihat hubungan antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan
dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya.
3. Pemahaman (understanding)
-
29
Pada bagian ini penerjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap
paragraf (alinea) dan ide-ide pendukung dan pengembangnya. Ia harus dapat
menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar
paragraf. Dalam hal ini penerjemah hendaknya satu bidang ilmu dengan
pengarang, sehingga penerjemah dapat mengetahui konteks naskah yang akan
diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah menjadi pengarang sendiri,
meskipun sebidang ilmu dengan pengarangnya.
4. Peristilahan (Terminology)
Setelah pemahaman isi dan bentuk dalam bahasa sumber, penerjemah
kemudian berpikir tentang pengungkapannya dalam bahasa sasaran. Terutama
dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang
tepat dan selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah yang
digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sebagaimana
yang telah Penulis kutip di atas, harus satu bidang ilmu. Jika penerjemah masih
kesulitan, hendaknya berkonsultasi langsung pada para ahli bidang tersebut.
5. Perakitan (Restructuring)
Pada tahap ini penerjemah mulai menyusun kata, frase, kalimat, dan paragraf.
Model bahasa sumber harus selaras dengan bahasa sasaran .jika bahasa sumber
bercorak naturalis, maka bahasa sasaran juga harus bersifat naturalis.
6. Pengecekan (Checking)
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang berkali-kali dibaca dan diedit.
Demikian juga sebuah penerjemahan jangan merasa puas dengan hasil pertama.
-
30
Akan tetapi harus diperiksa tanda bacanya dan kalimat yang belum sepadan,
sehingga menjadi kalimat yang efektif.
7. Pembicaraan (Discussion)
Untuk mengakhiri proses penerjemahan ialah penerjemah mendiskusikan hasil
terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasanya.21
Namun, menurut MacArthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa tahapan
penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga.22
1. Receptive Phase merujuk pada usaha menangkap idea tau pikiran dalam
bahasa asal.
2. Code-Switcing mencari padanan dalam bahasa sasaran
3. Productive Phase hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan
norma atau aturan dalam bahasa sasaran.
Metode Penerjemahan ada delapan yaitu: Penerjemahan kata demi kata
(Word for word translation), Penerjemahan harfiah (Literal translation),
Penerjemahan setia (Faithful translation), Penerjemahan semantik (Semantic
translation), Saduran (Adaptation), Penerjemahan bebas (Free transaltion),
Penerjemahan idiomatik (Idiomatic translation),Penerjemahan komunikasi
(Communicative translation.)23
B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya
21Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, h. 15-18. 22Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris: Teori dan Latihan, (Yogyakarta:
Pyramid Publisher, 2006), h.10. 23Lihat Teori dan permasalahan Penerjemahan, Diktat yang ditulis oleh moch. Syarif
Hidayatullah untuk jurusan Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007, h. 14-17.
-
31
Nama diri (proper name, proper noun) merupakan nama orang, tempat, dan
benda tertentu (dipertentangkan dengan kata jenis).24 Nama diri digunakan
sebagai kata sapaan atau panggilan.25 Dengan kata lain nama diri yaitu, tanda
pengenal yang membedakan suatu objek atau individu dari objek atau individu
sejenis.26 Namun, nama diri menurut Newmark (1988: 214) yaitu yang meliputi
nama orang, nama merk dagang (produk), nama negara, nama kota, ditambah
nama peristiwa sejarah. Berbeda dengan pendapat Lapoliwa (1992: 52),
menurutnya nama diri adalah tanda pengenal yang membedakan suatu objek atau
individu dari objek atau individu yang sejenis.27
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa nama diri merupakan
nama orang, tempat, benda, nama merk dagang, nama negara, kota, dan peristiwa
sejarah. Misalnya:
Najib Mahfudz28
Nabi29 Saw. bersabda
Perang Badar
Amerika Serikat
24Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), cet. ke-3 h. 144. 25Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna, (Bandung: Refika, 1999),
Cet. ke-2 h .47. 26Departemen Pendidikan dan Keudayaan, Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di RRI
1991/1992, (Jakarta: T.pn., 1994), h. 28. 27Ibid., h. 5. 28Fikri, Zuqaq Al-Midaq Karya Terbesar Najib Mahfudz, Alo Indonesia, November
2006, h. 24. 29Kata Nabi menyimpan nama Muhammad, maka ditulis dengan awal kapital.
-
32
(Wella (nama produk
Kebun Binatang
Metode Penerjemahan Nama Diri
Ada tiga macam penerjemahan nama diri:
1. Transliterasi
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu ke
abjad yang lain.30
(Fakhr al-Dn (transliterasi
Fakhrud Din (transkipsi)
Pedoman transliterasi ini dapat membantu umat Islam dalam membaca
Alquran, karena tidak semua orang Islam dapat membaca huruf Arab. Pembakuan
pedoman transliterasi Arab-Latin disusun dengan prinsip sebagai berikut:
Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan
padanannya dengan cara member tambahan tanda diakritik,31 dengan dasar
satu fonem satu lambang.
Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.32
30Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab-Latin, (Jakarta:
Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003), cet. Ke-5 h. 3. 31 Tanda yang diletakkan di atas atau di sebelah huruf untuk menunjukkan pengucapan,
aksen, dan sebagainya (dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer). 32Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi, h. 3.
-
33
Hal-hal yang dirumuskan secara konkrit dalam pedoman transliterasi Arab-
Latin meliputi:
1. Konsonan
2. Vokal
3. Maddah
4. Ta Marboh
5. Syaddah (Tasydid)
6. Kata Sandang
7. Hamzah
8. Penulisan Kata
9. Huruf kapital
10. Tajwid33
Sistem Transliterasi Arab-Latin
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P dan K RI No.
158/1987 dan No. 0543 b/U/1987
Tertanggal 22 Januari 198834
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif - tidak dilambangkan
- b B
33 Ibid., h. 3. 34Kep. Mendikbud No. 0543a Th.1987, Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan,
(Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2007), cet. Ke-3 h. 105-108.
-
34
- t T
s dengan titik di atasnya
- Jim J
h dengan titik di bawahnya
- kh Kh
- dl D
l z dengan titik di atasnya
- r R
- Zai Z
- Sn S
- syin Sy
d s dengan titik di bawahnya
d d dengan titik di bawahnya
a t dengan titik di bawahnya
a z dengan titik di bawahnya
ain koma terbalik
-
35
- gain G
- f F
- qf Q
- kf K
- Lm L
- mm M
- nn N
- wwu W
- h H
Apostrof, tetapi lambang hamzah ini tidak dipergunakan
untuk hamzah di awal
kalimat
- y Y
2. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
ditulis Ahmadiyah
3. Ta marbutah di akhir kata
-
36
a. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah
terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan
sebagainya.
ditulis jamah
b. Bila dihidupkan ditulis t
ditulis karmatul-auliy
4. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
5. Vokal Panjang
A panjang ditulis a, i panjang ditulis i, dan u panjang ditulis u, masing-
masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.
6. Vokal Rangkap
Fathah + y tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wwu
mati ditulis au.
7. Vokal-vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan
dengan apostrof ()
ditulis aantum
ditulis muanna
8. Kata Sandang Alif + Lm
a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ditulis Al-Quran
-
37
b. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf I diganti dengan huruf syamsiyyah
yang mengikutinya.
ditulis asy-Syiah
9. Huruf Besar
Penulisan haruf besar disesuaikan dengan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan)
10. Kata dalam Rangkaian Frasa atau kalimat
a. Ditulis kata per kata atau
b. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
ditulis Syaikh al-Islm atau Syaikhul-Islm
2. Transkipsi
Transkipsi merupakan pengalihan bunyi ke bentuk tertulis (harus percis
seperti yang diucapkan). Pengubahan teks dari suatu ejaan ke ejaan yang lain,
dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan, disebut
transkipsi.35
(dhalal mubin (transkipsi
dhall mubn (transliterasi)
35Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975)
h. 25.
-
38
Transkipsi huruf Arab ke latin (Rafik: 2005) yang sudah dimodifikasi oleh
Zulkarnaen36
Huruf Arab Nama Simbol
Alif tidak dilambangkan
Ba B
Ta T
Tsa
Jim J
Ha H
Kha Kh
Dal D
al
Ra R
Za Z
Sin S
36Zulkarnaen, Penerjemahan Nama Diri Analisis Transliterasi, Transkipsi, dan
Penyerapan Nama diri Arab-Indonesia, (Skripsi SI fakultas Sastra program studi Sastra Arab, Universitas Al Azhar Indonesia, 2007, h. 30.
-
39
Syin
Shad Sh
Dad Dh
Tha Th
Zha Zh
ain
Gain Gh
Fa F
Qaf Q
Kaf K
Lam L
Mim M
Nun N
Waw W
Ha H
hamzah
-
40
Ya Y
Ejaan fonetik termasuk dalam transkipsi. Fonetik dalam bahasa Inggris
phonetics, kata sifatnya phonetic, kata sifat Indonesia fonetis, berbeda dari
fonetik sebagai kata benda) adalah penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa
memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna.37 Namun menurut
Trubetzkoy (1962:11-12) menjelaskan bahwa fonetik merupakan studi bunyi
bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik
terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah
konkret, yaitu bahasa manusia.38
Fonetik ada tiga jenis:
a. Fonetik akustis menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya
sebagai getaran udara. Apabila memetik gitar misalnya, maka tali gitar (senar)
akan bergetar, sehingga menyebabkan udara bergetar pula, dan terjadilah
bunyi yang dapat didengar. Demikian pula halnya dengan bunyi bahasa yang
dihasilkan dengan alat-alat bicara. Untuk fonetik akustis dalam penyelidikan
spesialistis perlu peralatan elektronis yang rumit, jadi pemyelidikan tersebut
dapat dikerjakan hanya dalam laboratorium fonetis.39
b. Fonetik auditoris adalah penyelidikan mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi
bahasa oleh telinga. Fonetik auditoris tidak banyak dikerjakan dalam
37J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1995), cet. ke-20 h. 12. 38 Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta:
Gramedia pustaka Utama, 2005) , h. 45. 39 Verhaar, Pengantar Linguistik, h. 12.
-
41
hubungan dengan linguistik, buku-buku standar mengenai linguistikjuga
sedikit sekali menguraikan mengenai fonetik auditoris itu, dan keahlian yang
dituntut sebenarnya adalah keahliandalam ilmu kedokteran.40
c. Fonetik organis menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan dengan
alat-alat (organ) bicara (organ of speech).41
Penutur --------- Pendengar
Alat-alat getaran-getaran udara telinga dan sistem
bicara yang dihasilkan neorologisnya
FONETIK FONETIK FONETIK
ORGANIS AKUSTIK AUDITORIS
Tujuan dari transkipsi fonetis adalah untuk mencatat setepat mungkin semua
ciri dari pada ucapan atau seperakit ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh
penulis di dalam arus ujar. Makin tinggi kemahiran penyelidik itu makin dekatlah
transkipsinya kepada kenyataan fonetis, tetapi tidak akan mencapai
kesempurnaan42 karena bagaimanapun bunyi hanya sesuatu yang kedengaran atau
dapat didengar.43 Ahli ilmu bunyi yang paling baikpun tidak dapat membedakan
semua bunyi secara obyektif.44 Tidak ada dua orang pendengar, betapapun tinggi
kecakapannya di dalam ilmu yang dapat menghasilkan transkipsi yang sama benar
tentang bahasa yang sama.45
40 Ibid., h. 12. 41 Ibid., h. 12. 42 Samsuri, Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah, (Jakarta: Erlangga,
1980), cet. ke-2 h. 124. 43 W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982)
cet.ke-6 h. 169 44 Samsuri, Analisa Bahasa, h. 124 45 Ibid., h. 124.
-
42
3. Penyerapan
Metode penerjemahan nama diri juga dapat berupa unsur penyerapan. Kata
serapan yang ditulis disesuaikan dengan kaidah bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia atau sebaliknya. Kata penyerapan dalam KBBI adalah a) proses, cara,
perbuatan menyerap (mengisap melalui liang-liang kecil). b) proses penerimaan
energi sinar matahari oleh zat-zat tertentu dan diubah menjadi energi lain. c)
peristiwa penyerapan suatu unsur ke dalam unsur lain sehingga bercampur atau
menggantikan unsur yang lama.46 Dari ketiga definisi dalam KBBI yang paling
tepat menurut Penulis adalah yang ketiga, karena dalam hal ini definisi itulah
yang paling tepat.
Dalam hal ini yang akan dibahas adalah metode penyerapan dengan
modifikasi, yaitu menyerap dengan memperhatikan struktur kaidah antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran. Dalam kenyataan dan perkembangannya bahasa
Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,47 baik dari bahasa daerah
atau bahasa asing seperti, bahasa Sansekerta, bahasa Latin, bahasa Arab, bahasa
Belanda dan bahasa yang lainnya.
Kapan pengambilan kata-kata itu mulai terjadi, sulit ditentukan waktunya
dengan pasti. Yang dapat ditentukan hanyalah, pengambilan mulai terjadi pada
46Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h. 824. 47Syamsudin, Penerjemahan Nama Diri Studi Analisis Nama Diri pada Majalah Alo
Indonesia dan Buletin Akhbr al-Jamiah,(Skripsi SI jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h. 36.
-
43
waktu terjadi hubungan penutur bahasa sumber dengan penutur bahasa
Indonesia.48
Menentukan kata serapan dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab tidak
dapat dihitung jumlahnya, karena pastinya akan berbeda pendapat jika ada tiga
orang peneliti kata serapan. Misalnya kata briefing dan sholat.
Dari contoh di atas ada yang mengatakan bahwa kedua kata tersebut bukan
kata dari bahasa Indonesia. Sebaliknya, ada yang mengatakan bahwa kedua kata
tersebut merupakan bagian dari bahasa Indonesia, karena kedua kata itu diketahui
maknanya dan sering didengar dalam percakapan yang menggunakan bahasa
Indonesia dan sering dijumpai dalam media massa. Malahan mungkin banyak
orang Indonesia yang berbahasa Indonesia, bukan hanya mendengar atau
membaca kedua kata tersebut, melainkan mengucapkan dan menuliskannya. Jadi
kedua kata itu memang benar-benar ada dalam kalimat bahasa Indonesia, ada di
antara kata-kata bahasa Indonesia. Untuk pendapat yang ketiga, yang juga lebih
tepat menurut Penulis yaitu, sesuai dengan definisi penyerapan yang Penulis telah
paparkan di atas. Yaitu, pendapat yang mengatkan bahwa kedua kata tersebut
belum menjadi kata bahasa Indonesia, karena wujudnya belum disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya: brifing dan salat49
Jadi, kata serapan bahasa Indonesia ialah semua kata asing yang terdapat
dalam kalimat bahasa Indonesia yang sudah diketahui maknanya dan sudah
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
48Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1992), cet. ke-
2 h. 16. 49 Sudarno, Kata Serapan, h. 10.
-
44
Contoh:
Bahasa Asing Bahasa Indonesia
Management Manajemen
Shoping Centre Syoping Senter50
50 Ibid., h. 11.
-
45
BAB III
PROFIL JURUSAN TARJAMAH
A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah 1. Visi Program Studi
Sesuai dengan visi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, maka visi
Prodi Tarjamah adalah membangun Prodi Tarjamah sebagai lembaga pendidikan
tinggi berbasis riset dan agama terdepan dalam bidang penerjemahan dan
kebahasaan
2. Misi Program Studi
Berdasarkan visi tersebut, maka misi Prodi Tarjamah adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dalam bidang
kebahasaan dan penerjemahan
2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang bahasa dan penerjemahan bagi
kepentingan akademik dan masyaraat
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bidang bahasa dan
penerjemahan
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi
3. Tujuan Program Studi
Mengacu kepada visi dan misi Prodi Tarjamah mempunyai tujuan sebagai
berikut:
Menghasilkan sarjana yang memiliki keterampilan professional di bidang
penerjemahan dan kemampuan akademik di bidang bahasa, yang dijiwai oleh
ajaran-ajaran dan nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan
Dengan keahlian tersebut mereka dimungkinkan bekerja di bidang pendidikan
tinggi, penerjemahan, penyuntingan, editing, perkamusan, kepariwisataan,
administrasi perkantoran, dan diplomasi.
-
46
4. Sejarah Program Studi
Melihat besarnya peran penerjemahan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan kebutuhan masyarakat untuk memahami wacana
berbahasa Arab pada era global ini, pada tahun akademik 1997/1998 Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka Prodi Tarjamah.
Dengan memperhatikan sumberdaya manusia dan sarana yang dimiliki, pada
tahun akademik tersebut Prodi Tarjamah hanya menerima 1 (satu) kelas. Sambil
menjalankan kegiatan perkuliahan, Prodi Tarjamah terus berbenah diri dengan
merekrut tenaga-tenaga pengajar yang profesional dalam bidangnya melalui kerja
sama dengan prodi Bahasa dan Sastra Arab
UIN Jakarta, dan mengembangkan kurikulum yang dipedomani. Tentu saja
pembenahan tersebut diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
banyak mendukung, seperti laboratorium bahasa dan multi media lainnya.
Setelah resmi mendapatkan izin operasional dari Departemen Agama RI melalui
surat nomor SK Dirjen Binbaga No. E/48/1999 tanggal 29 Februari1999, animo
masyarakat terhadap Prodi ini tampak bersifat fluktuasif. Hingga tahun akademik
2005/2006, mahasiswa yang tercatat aktive belajar di Prodi Penerjemahan
berjumlah tidak kurang dari 176 orang. Perkembangan mahasiswa diikuti juga
oleh perkembangan dosen meskipun tidak begitu pesat. Hingga saat ini Prodi
Tarjamah didukung oleh dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat pendidikan
S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1 orang. Dari
sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua) lektor kepala,
dan 7 (tujuh) lektor, serta 1 (satu) tenaga pengajar.
Prodi Tarjamah dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris Prodi.
Sejak berdiri tahun akademik 1997/1998 ketua Prodi diamanatkan kepada Drs. H.
Ade Asnawi, MA. dengan Drs. Abdullah, M.Ag. sebagai sekretaris Prodi. Pada
tahun akademik yang sama, Drs. H. Ade Asnawi, M.A. meninggalkan posisi ketua
Prodi, karena tugas belajar di Maroko. Untuk mengisi kekosongan Drs. H. A.
Syatibi, M.Ag. ditunjuk sebagai ketua Prodi Tarjamah. Karena kesibukan beliau
berhikmat dalam bidang lain, pada tahun akademik 1999/2000, Drs. H. A. Syatibi
juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Prodi. Sebagai
penggantinya, Senat Fakultas Adab dan Humaniora menetapkan Drs. Abdullah,
-
47
M.Ag. sebagai ketua Prodi baru dan Drs. Ikhwan Azizi, MA sebagai sekretaris
Prodi menggantikan posisi yang ditinggalklan oleh Drs. Abdullah, M.Ag.. Dengan
berakhirnya masa jabatan ketua dan sekretaris Prodi, maka pada tahun akademik
2004-2005 melalui Senat Fakultas Adab dan Humaniora Drs. Abdullah, M.Ag.
dan Drs. Ikhwan Azizi, MA. dikukuhkan kembali masing-masing sebagai ketua
dan sekretaris Prodi.51
B. KURIKULUM PROGRAM STUDI TARJAMAH
Kurikulum, pada hakikatnya disusun untuk mencapai tujuan lembaga yang
telah dirumuskan. Oleh karena itu, idealnya setiap lembaga yang memiliki tujuan
tertentu, memilki kurikulum yang khas. Sejak berdiri tahun 1997-1998, jurusan
Tarjamah telah merevisi kurikulum sebanyaj 2 kali, yaitu pada tahun akademik
1999/2000 dan tahun akademik 2002/2003. Revisi tersebut dilakukan, di samping
sebagai penyesuaian terhadap kurikulum nasional yang berbasis kompetensi juga
dalam rangka mengantisipasi dan mengakomodir tuntutan perkembangan zaman.
Secara lengkap kurikulum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Rancangan dan Isi Kurikulum52
No. Nama Mata
Kuliah
Beban
SKS
Tujuan
1. Qawaiid I 2 Latihan diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
struktur kalimat Arab sederhana, termasuk
fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka
mampu memahami teks dan terbantu dalam
kegiatan penerjemahan.
2. Qawaid II 2 Latihan diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
struktur kalimat Arab perluasan, termasuk
51 Profil Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 52 Studi Kelayakan Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
-
48
fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka
mampu memahami teks dan terbantu dalam
kegiatan penerjemahan.
3. Qawaid III 2 Latihan diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
struktur kalimat Arab kompleks, termasuk
fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka
mampu memahami teks dan terbantu dalam
kegiatan penerjemahan.
4. Qawaid IV 2 Latihan diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
pola-pola kalimat khas bahasa Arab sehingga
mereka mampu memahami teks dan terbantu
dalam kegiatan penerjemahan.
5. Qawaid 4 Latihan diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa dengan
asal-usul, perubahan bentuk dan makna kata,
sehingga mereka terbantu dalam memahami
teks-teks Arab.
6. Muthalaah I 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan
dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar
mahasiswa mempunyai dasar-dasar
pengetahuan tentang wacana untuk
menganalisis sintaksis teks.
7. Muthalaah II 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan
dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar
mahasiswa mempunyai dasar-dasar
pengetahuan tentang wacana untuk
menganalisis semantik teks.
8. InsyaI 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa melalui
latihan intensif- dengan berbagai pola dan
-
49
model ungkapan bahasa Arab, agar mereka
mampu menyusun kalimat-kalimat Arab
yang baik dan benar tentang hal-hal yang
biasanya harus diterjemahkan oleh seorang
penerjemah.
9. Insya II 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa melalui
latihan intensif- dengan penggunaan kata
yang tepat dan struktur kalimat yang baku,
agar mereka mampu mendeskripsikan
berbagai hal dan peristiwa yang
berhubungan dengan kehidupan beragama,
sosial, politik, dan ekonomi, sehingga pada
gilirannya mereka mampu menerjemahkan
berbagai wacana (Arab>
-
50
diutamakan membahas segi sosial budaya
Arab mengginakan bahasa Arab dalam
situasi resmi. Pengajaran menggunakan
pendekatan komunikatif, dilaksanakan secara
intensif.
14. Komposisi 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
karya tulis yang mencakup tema, topik,
paragraf, struktur karya tulis, bentuk-bentuk
karya tulis, agar mereka terampil dalam
membuat tulisan.
15. Logika dan
Bahasa
2 Mata juliah ini mengajarkan tata cara
berpikir yang tereprentasikan dalam bahasa,
yang pada gilirannya mahasiswa memiliki
penalaran yang logis dalam melakukan
penerjemahan.
16. Morfo-Sintaksis 4 Mata kuliah ini menyajikan permasalahan
kebahasaan yang berkaitan dengan konsep-
konsep dasar linguistik (sintaksis), prinsip
teori sintaksis fungsional, dan satuan-satuan
lingual pembentuk satuan lingual yang lebih
luas (konstituen frase dan konstituen
kalimat).
17. Semantik I 2 Dalam mata kuliah ini diberikan
pengetahuan dasar tentang tata hubungan
makna, komponen makna serta perubahan
makna yang terjadi dalam bahasa Arab.
18. Semantik II 2 Dalam mata kuliah ini dijelaskan dan
diberikan latihan analisis semantik formal
dan referensial dalam bahasa Arab, serta
hubungan semantik dan tata bahasa. Selain
itu diberikan pula pengetahuan dasar
-
51
mengenai wacana.
19. Peristilahan I 2 Dalam kuliah ini diberikan teori dasar
peristilahan dan latihan membuat kartu
istilah.
20. Peristilahan II 2 Di samping itu, kuliah ini memberikan
pengalaman kepada mahasiswa dalam cara
kerja praktik penyusunan kamus dwibahasa
(Arab-Indonesia).
21. Sosiolingustik 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
pembekalan mahasiswa dengan konsep-
konsep sosiolinguistik dengan mengacu pada
contoh situasi kebahasaan. Diharapkan
mahasiswa memahami masalah-masalah
kebahasaa, khususnya yang berkaitan dengan
pemekaiannya dalam masyarakat.
22. Sejarah Sastra I 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah
sastra Arab. Penekanan diberikan kepada
periode sejarah sastra Arab dan karakteristik
masing-masing, tokoh-tokoh dan karya-
karya yang mencirikan karakteristik tokoh
dan periode.
23. Sejarah Sastra II 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah
sastra Indonesia. Penekanan diberikan
kepada periode sejarah sastra Arab dan
karakteristik masing-masing, tokoh-tokoh
dan karya-karya yang mencirikan
karakteristik tokoh dan periode.
24. Telaah Sastra 2 Mata kuliah ini memberikan pengenalan teks
sastra Arab yang penekanan-nya diberikan
pada struktur kalimat dengan tujuan
mahasiswa mempunyai wawasan tentang
struktur bahasa sastra yang cenderung
-
52
berubah wujud dan terkesan tidak
bersesuaian dengan konvensi gramarikal.
25. Kritik Sastra 2 Mata kuliah ini membahas tentang
perkembangan kritik sastra pada umumnya,
kritik sastra Arab khususnya. Mata kuliah ini
bertujuan agar mahasiswa selain mempunyai
wawasan yang luas, juga mempunyai
pengetahuan yang mendalam tentang kritik
sastra, khususnya tentang pendekatan
intrinsik (aspek kebahasaan).
26. Balaghah I 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai gaya
yang menyangkut kalam khabar (kalimat
berita) dan kalam insya (kalimat bukan
berita), yang pada gilirannya merupakan
bekal mahasiswa dalam mengeluti kegiatan
penerjemahan berbagai tema.
27. Balaghah II 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai ragam
bahasa dan gaya bahasa dalam bahasa Arab,
yang pada gilirannya merupakan bekal
mahasiswa dalam menggeluti kegiatan
penerjemahan, khususnya tema kesusastraan.
28. Balaghah III 2 Dalam mata kuliah ini terdapat cita ras
bahasa dalam bahasa Arab dan hal-hal yang
terkait dengannya, yang dilatihkan kepada
mahasiswa sehingga mereka memiliki
kepekaan bahasa yang berpengaruh secara
signifikan dalam kegiatan penerjemahan
yang bertema kesusastraan.
29. Stilistika 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai
idiom atau pribahasa, ragam bahasa dan gaya
bahasa dalam bahasa Indonesia, agar mereka
-
53
terampil memanfaatkannya dalam kegiatan
penerjemahan.
30. Teori Terjemah 2 Dalam mata kuliah ini diberikan prinsip-
prinsip terjemah, hakekat proses
penerjemahan, dan jenis-jenis terjemah.
31. Permasalahan
Penerjemahan
Arab>
-
54
36. Penerjemahan V 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan
menerjemahkan dokumen-dokumen non-
akademik yang dipandang relevan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan calon
lulusan di masa depan. Latihan menerjemah
difokuskan pada dokumen-dokumen
berbahasa Indonesia mengenai surat
lamaran, akte-akte, surat perjanjian, surat
nikah, paspor, angket, daftar-daftar
isian/formulir, biodata, dan lain sebagainya.
37. Penerjemahan VI 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan
secara intensif menerjemahkan secara
spontan ungkapan atau ide-ide berbahasa
Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan
gaya bahasa dan istilah-istilah yang biasa
dipergunakan dalam komunikasi.
38. Dasar-dasar
Korespondensi
Arab
2 Mata kuliah ini mengajarkan surat-menyurat
resmi dalam bahasa Arab baik pemahaman
surat-surat dalam bahasa Arab, maupun
praktik pembuatan surat dalam bahasa Arab.
39. Pranata sosial I 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan
pranata sosial budaya Arab dan
perubahannya yang terjadi dalam rentang
waktu sejarah masyarakat Arab.
40. Pranata Sosial II 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan
pranata sosial politik dan ekonomi Arab dan
perubahannya yang terjadi dalam rentang
waktu sejarah masyarakat Indonesia.
41. Metodologi
Penelitian I
2 Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep,
proses dan metodologi penelitian, khususnya
bidang linguistik dan penerjemahan, yang
pada gilirannya mereka mampu membuat
-
55
rancangan penelitian dengan menganalisis
beberapa prilaku bahasa dan karya-karya
penerjemahan.
42. Seminar
Penelitian II
2 Dalam mata kuliah ini terdapat kajian
linguistik dan penerjemahan untuk
mendapatkan topik-topik yang bisa
dikembangkan menjadi rencana skripsi.
43. Seminar Pra-
Skripsi
2 Mahasiswa sebaiknya menentukan topik
skripsi dan mempersiapkan rencana skripsi
(berkonsultasi dengan Pembimbing
Akademik) setelah ia selesai mengumpulkan
SKS sebanyak 120 SKS. Ia harus
mempertahankan rencana skripsi di muka
kelas, di hadapan penguji dan mahasiswa
lain. Jika ia berhasil mempertahankannya, ia
dinyatakan lulus dan mendapat 2 SKS serta
diizinkan menulis skripsi.
44. Skripsi 6 Skripsi harus selesai sebelum masa studi
mahasiswa berakhir. Setelah isinya disetujui
oleh pembimbing, skripsi dapat diajukan ke
meja panitia ujian munaqasah untuk
dipertahankan di hadapan panitia ujian.
BAGAN BEBAN PROGRAM STUIDI TARJAMAH
(144 sks + 6 sks)
SKRIPSI
(6 sks)
KOMPETENSI LAIN
(10 SKS)
KOMPETENSI PENDUKUNG
(9 SKS)
-
56
KOMPETENSI UTAMA
KETERAMPILAN
BAHASA
(45 SKS)
KEILMUAN
BAHASA
(20 SKS)
PENERJEMAHAN
(33 SKS)
KOMPETENSI DASAR
(27 SKS)
Seperti terlihat dalam bagan, mahaiswa Program Studi Tarjamah harus
mengumpulkan 144 SKS; dari Kompetensi Utama Keterampilan Bahasa 45 SKS,
Kompetensi Utama Keilmuan Bahasa 20 SKS, Kompetensi Utama Penerjemahan
33 SKS, Kompetensi Pendukung 9 SKS, Kompetensi Lain 10 SKS, dan
Kompetensi Dasar 27 SKS,. Terakhir mereka harus menulis skripsi 6 SKS.
C. PROFIL SUMBERDAYA MANUSIA
Profil Sumber Daya Manusia yang akan dipaparkan di sini adalah profil
pimpinan, Guru Besar, Tenaga Pengajar, Tenaga Administrasi dan Penunjang
pustakawan.
Meskipun sering dikatakan bahwa Program Studi, termasuk Program Studi
Tarjamah, sering ujung tombak pelaksanaan kegiatan akademik, tetapi Program
Studi bersifat fungsional dan nuansa Fakultas terasa lebih menonjol. Oleh karena
itu, pemegang jabatan tertinggi dalam pengelolaan Program Studi Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora adalah Dekan. Dalam masalah-madalah
administrasi dan pengawasan, Dekan dibantu oleh para pembantunya, yaitu
-
57
Pembantu Dekan, Kepala Bagian Tata Usaha, Pimpinan Program Studi dan staff
yang terdiri dari tenaga akademik, keuangan dan kepegawaian, dan umum.
Dalam peiode kepemimpinan sekarang ini, mulai dari Dekan dan Pembantu
Dekan, Pimpinan Program Studi, sampai Kepala Bagian dan Kepala Subbagian,
sebagian besar adalah lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri, baik
program sarjana maupun program pascasarjana.
Pimpinan, Guru Besar dan tenaga dan tenaga pengajar di Program Studi
Tarjamah mempunyai latar belakang pendidikan yang relative beragam, meskipun
sebagian besar berasal dari perguruan tinggi sama, yaitu UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta.Pada jajaran pimpinan, kecuali Dekan yang menyandang gelar Doctor (S-
3), semuanya menyandang gelar Magister (S-2). Demikian juga pada tingkat
Program Studi Tarjamah, pejabatnya menyandang gelar Magister (S-2).
Untuk tenaga akademik Program Studi Tarjamah saat ini mempunyai dosen
tetap 10 orang, termasuk Guru Besar sebanyak 1 (satu) orang), dengan kualifikasi
jenjang pendidikan strata-2 sebanyak 8 (delapan) orang, strata-3 sebanyak 2 (dua)
orang, lulusan perguruan tinggi dalam negari dan luar negeri. Sedangkan jumlah
dosen tidak tetap sebanyak 8 (delpan) orang. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179
orang, perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-
tahun mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar
mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.
Untuk tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26 orang dengan kualifikasi
pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6 orang, di samping teknisi
S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang dan D3/1 orang, dan
pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji SLTA/1 orang.
Sementara itu Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3
orang dengan latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan
SLTA 1 (satu) orang.
Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium
bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan
tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik
Informatika 1 (satu) orang.
-
58
Data selengkapnya tentang profil pimpinan, guru besar, tenaga pengajar,
tenaga administasi dan pustakawan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini:
1. PIMPINAN
a. Fakultas
NNo. Jabatan Nama/NIP Pendidikan
(1) (2) (3) (4)
1.
Dekan
Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA
NIP. 150231354
SL SKI FA IAIN Jakarta
S-2 SKI IAIN Jakarta
S-3 SKI UIN Jakarta
2
Pembantu
Dekan Bidang
Akademik
Drs. Sudarnoto Abd. Hakim, MA
NIP. 150240083
SL SKI FA IAIN Jakarta
S-2 McGill Canada
3
Pembantu
Dekan Bidang
Administrasi
Umum
Drs. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag.
NIP. 1502278833
SL SKI FA IAIN Jakarta
S-2 SKI IAIN Jakarta
4
Pembantu
Dekan Bidang
Kemahasiswaan
Drs. H.M. Muslih Idris, LC, MA
NIP. 150228259
SL SKI FA IAIN Jakarta
S1 Universitas Al-Azhar
S2 UIN Jakarta
5
Kabag TU
Drs. Burhanuddin Yusuf, MM
NIP. 150203012
SL Ushuluddin
S2 Univeritas
b. Program Studi
NNO Jabatan Nama/NIP Pendidikan
(1) (2) (3) (4)
1.
Ketua Prodi
Drs. Abdullah, M.Ag.
NIP. 150262446
SL Sastra Arab FA IAIN
JKT
S-2 Bahasa Arab IAIN-SU
Medan
-
59
2
Sekretaris Prodi
Drs. Ikhwan Azizi, MA
NIP. 150268589
SL Sastra Arab FA IAIN
JKT
S-2 Bahasa Arab UIN JKT
3
Kordinator
Kebahasaaraban Dr. H. Rofii
SL Bahasa Arab IAIN
Jakarta
S-3 Studi Islam dan Bahasa
Arab UIN Jakarta
4
Kordinatr
Kebahasaindonesiaa Dr. Thoyib IM, MA
5
Ketua Komite
Akademik Dra. Darsita S, M.Hum
S1 Linguistik UI Jakarta
S2 Linguistik UI Jakarta
2. GURU BESAR
Program Studi Tarjamah mempunyai 1 (satu) orang Guru Besar tetap, yaitu
H. Ridlo Masduki dengan bidang keahlian Bahasa Arab dan pendidikan SL Sastra
Arab FA IAIN Jakarta, S-2 IAIN Jakarta, dan S-3 Studi Islam dan Bahasa Arab
UIN Jakarta.
3. TENAGA PENGAJAR
Program Studi Tarjamah memiliki dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat
pendidikan S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1
orang. Dari sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua)
lektor kepala, dan 6 (enam) lektor, 1 (satu) Assisten Ahli serta 1 (satu) tenaga
pengajar. Sedangkan dosen tidak tetap berjumlah 8 (delapan orang) berpendidikan
Magister 5 orang dan bergelar doktor 3 (tiga) orang. Perlu diketahui bahwa dosen
tidak tetap di sini sesungguhnya kalau dilihat dari tingkat kefakultasan mereka
adalah dosen tetap. Hanya saja penempatan mereka pada program studi yang ada di
Fakultas Adab dan Humaniora. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179 orang,
perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-tahun
mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar
mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.
1. Dosen Tetap
-
60
a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional
Jenis
Kelamin
Jenjang
Pendidikan
Jabatan Fungsional
Lk Pr S-
1
S-
2
S-
3
Ass.
Ahli
Lekto
r
Lektor
Kepala
Guru Besar
8 2 - 8 2 1 6 2 1
10 10 10
b. Menurut Latar Belakang Almamater
NNo. NAMA Perguruan Tinggi Keahlian
1 2 5 6
1.
Ridlo Masduki
(Prof. Dr. H.)
SL Sastra Arab IAIN Jakarta
S-3 Studi Islam dan Bahaa Arab
UIN Jakarta
Ilmu Bahasa Arab
2
A. Satori Ismail
(Dr. H)
Sl IAIN SGJ Bandung
S-3 Uinv. El-Minya Mesir
Bahasa Arab
3
Ahmad Syatibi
(Drs. ,M.Ag.,)
SL Sastra Arqb IAIN Jakarta
S-2 UMJ Jakarta
Bahasa Arab
-
61
4
Abdullah
(Drs., M.Ag.)
SL Sastra Arab IAIN Jakarta
S-2 Bahasa Arab IAIN-SU Medan
Ilmu Bahasa Arab
5
Ikhwan Azizi
(Drs., MA)
SL Sastra Arab IAIN Jakarta
S-2 Bahasa Arab UIN Jakarta
Bahasa Arab
6
Darsita S.
(Dra., M.Hum)
S1 Sastra Indonesia UI S2
Linguistik Univ. Samratulangi
Ilmu Bahasa
Indonesia
7
Ahmad Saehudin
(H., M.Ag)
S1 Sastra Arab UIN Jakarta
S2 BSA UIN Jakarta
Linguistik Arab
8
A. Ismakun Ilyas,
(H., LC, MA)
S1 Syariah Univ Al-Azhar Mesir
S2 B. Arab Univ. Kortum Sudan
S2 UIN Jakarta
Ilmu Kalam
9
Sukron Kamil,
(S.Ag., M.Ag.)
S1 Sastra Arab IAIN JKT S2 UIN
Jakarta
Bahasa dan Sastra
Arab
10
Karlina Helmanita
(M.Ag.)
S1 Bahsa Sastra Arab IUIN JKT
S2 Pendidikan Islam IAIN SUKA
Bahasa dan Sastra
Arab
2. Dosen Tidak tetap
a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional
Jenis
Kelamin
Jenjang Pendidikan Jabatan Fungsional
Lk Pr S-1 S-2 S-3 Ass. Ahli Lektor Lektor Kepala TP
7 1 - 5 3 1 4 2 1
8 8 8
-
62
4. TENAGA ADMINISTRASI
Sistem administrasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta masih
mengembangkan sistem sistem administasi sentralistik. Ini berarti tenaga
adminsitrasi Program Studi Tarjamah Tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26
orang dengan kualifikasi pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6
orang, di samping teknisi S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang
dan D3/1 orang, dan pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji
SLTA/1 orang.
Data selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini:
1. Menurut Jenjang Pendidikan
Jumlah Orang Menurut Kualifikasi No
Jenis Tenaga
Penunjang S2 S1 Dipl SMU SD
1 2 3 4 5 6 7
1 Kabag TU 1 - - - -
2 Kasubag Akademik 1 - - - -
3
Kasubag Keuangan &
Kepagawaian - 1 - -
-
-
63
5. PUSTAKAWAN DAN LABORAN
Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3 orang dengan
latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan SLTA 1 (satu)
orang.
Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium
bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan
tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik
Informatika 1 (satu) orang.
D. PROFIL MAHASISWA
4 Kasubag Umum - 1 - - -
5
Pengadministrasi
Urusan Nilai - 2 - -
-
6
Pengadministrasi
Urusan
Kemahasiswaan - 4 1 -
-
7
Pengadministrasi
Urusan Penelitian 2 1 - -
-
8
Pengadmnistrasi
Kepegawaian - - - 1
-
9
Pengadministrasi
PUMK - - - 2
-
10
Pengadministrasi
Keuangan - 1 - -
-
11
Pengadministrasi
Arsip - 1 - -
-
12
Pengadministrasi
Perlengkapan - 1 - 1
-
13 Pramu Saji - - - 1 -
14 Pramu Kantor - - - 3 1
TOTAL 4 12 1 8 1
-
64
Mahasiswa Program Studi Tarjamah tahun akademik 1999/2000 berjumlah
45 orang, tahun akademik 2000/2001 berjumlah 49 orang, tahun akademik
2001/2002 berjumlah 42 orang, tahun 2002/2003 berjumlah 40 orang, tahun
2003/2004 berjumlah 37 orang, dan tahun 2004/2005 berjumlah 25 orang.
Menurunnya animo masyarakat terhadap Program Studi ini berhubungan
secara signifikan dengan lemahnya sosialisasi dan promosi. Strategi promosi dan
sosialisasi ditetapkan dengan sasaran bidik yang potensial untuk dikembangkan di
Program Studi Tarjamah, misalnya pesantren dan madrasah yang merupakan basis
siswa/santri dengan latar belakang bahasa yang relative kuat.
Selama mengikuti pendidikan di Program Studi tarjamah mahasiswa diberi
kebebasan berorganisasi pada tingkat Universitas, Fakultas dan Program Studi.
Melalui organisasi-organisasi menampilkan performent mahasiswa yang memiliki
prestasi akademik dan keterampilan dalam bingkai ketaqwaan.
Jumlah mahasiswa Program Studi Tarjamah yang tercatat hingga tahun
akademik 2004/2005 adalah 170 orang. Data mahasiswa Program Studi disajikan
dalam table berikut ini:
No. Tahun Akademik Juimlah
1. 1999/2000 25
2. 2000/2001 19
3. 2001/2002 41
4. 2002/2003 28
5. 2003/2004 32
6. 2004/2005 25
Total 170
-
65
E. PROFIL SARANA DAN PRASARANA
Selain gedung perkuliahan berlantai tujuh, fasilitas pendidikan yang
disediakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora yang juga merupakan fasilitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Perpusatakaan Fakultas
Perpustakaan fakultas sebagai Working Library berfungsi melayani
mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat umum dalam menyediakan bahan
bacaan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan
lain-lain yang relevan dengan Fakultas Adab dan Humaniora.
2. Laboratorium
Laboratorium yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora terdiri atas:
laboratorium bahasa, laboratorium/bengkel per-pustakaan, laboratorium sejarah,
laboratorium terjemah, home theatre studio (Multimedia studio), dan self access
center. Masing-masing laboratorium dipegang oleh seorang penanggungjawab
dan berada di bawah satu orang koordinator laboratorium.
3. Sarana Olah Raga
Sarana olah raga yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora selain yang
disediakan oleh pihak UIN Syarif Hidayatullah adalah lapangan tenis meja.
4. Sarana Musik
Fakultas Adab dan Humaniora juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswanya untuk mengembangkan bakat mereka dalam bidang seni musik
dengan menyediakan seperangkat alat musik.
5. Fasilitas-Fasilitas Lainnya
Sarana dan Prasarana
-
66
Kepemilikan
Jenis Nama
Rasio
Ketersediaan
Permahasiswa
Kondisi
(Rusak/t
idak
Rusak)
SD SW
Total Jam
Rata-rata
Pergunaan
Per
Minggu
1 2 3 4 5 6 7
1. Tanah 300 m2: 219
2. Gedung 1 unit: 219 Baik 42 jam
3. Ruang Lobi 6 buah: 219 Baik 42 jam
4. Ruang BEM
Fakultas
1 buah: 219 Baik 41 jam
5. Ruang BEM
Jurusan
1 lokal: 219 Baik 42 jam
6. Ruang Kafe
Bahasa
1 buah: 219 Baik 42 jam
7. Ruang
Security
1 buah: 219 Baik 42 jam
8. Ruang Panel 1 buah: 219 Baik 168 jam
9. Ruang genset 1 buah: 219 Baik 168 jam
10. Ruang
gudang
5 buah: 219 Baik 168 jam
11. Kamar
mandi/toilet
13 buah: 219 Baik 48 jam
12. Ruang sidang 1 buah: 219 Baik 28 jam
13. Ruang Dekan 1 buah: 219 Baik 48 jam
14. Ruang
Pembantu Dekan
3 buah: 219 Baik 48 jam
15. Ruang Kabag
TU
1 buah: 219 Baik 48 jam
16. Ruang tamu 2 buah: 219 Baik 42 jam
17. Ruang 3 buah: 219 Baik 48 jam
Pras
aran
a
-
67
Kasubag
18. Ruang
Mushalla
5 buah: 219 Baik 26 jam
19. Tempat
wudhu
10 buah: 219 Baik 26 jam
20. Ruang dapur 5 buah: 219 Baik 42 jam
21. Ruang
cleaning service
5 buah: 219 Baik 42 jam
22. Ruang kuliah 19 buah: 219 Baik 42 jam
23. Ruang teater 2 buah: 219 Baik 42 jam
24. Ruang
perpustakaan
1 buah: 219 Baik 48 jam
25. Ruang Dosen 1 buah: 219 Baik 48 jam
26. Ruang self
access centre
1 buah: 219 Baik 28 jam
27. Ruang
administrasi
1 buah: 219 Baik 48 jam
28. Ruang
laboratorium
multimedia
1 buah: 219 Baik 26 jam
29. Ruang ketua
jurusan
1 buah: 219 Baik 48 jam
30. Ruang
Sekretaris
Jurusan
31. Ruang
bengkel
perpustakaan
32. Ruang
munaqasyah
33. Ruang
1 buah: 219
1 buah: 219
1 buah: 219
1 buah: 219
Baik
Baik
Baik
Baik
48 jam
10 jam
10 jam
26 jam
-
68
laboratorium
computer
34. Lift
35. Tangga
darurut
36. Tempat
parker
37. Lapangan
basket
38. Lapangan
badminton
39. Lapangan
volley
40. Lapangan
sepek takrow
41. Lapangan
sepak bola
42. Sarana panjat
tebing
43. Lapangan
tennis meja
44. Jaringan
internet
2 buah: 219
1 buah:219
3 buah: 219
2 buah: 219
2 buah: 219
4 buah: 219
1 buah: 219
1 buah: 219
2 buah: 219
1 buah: 219
5 buah: 219
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
48 jam
48 jam
48 jam
28 jam
28 jam
28 jam
28 jam
28 jam
16 jam
28 jam
28 jam
1. Sofa 4 buah: 219 Baik 42 jam
2. Parabola 1 buah: 219 Baik 48 jam
3. Faksimili 2 buah: 219 Baik 42 jam
4. Alat-alat
musik (band)
1buah: 219 Baik 12 jam
5. Vacum
Cleaner
1 buah: 219 Baik 28 jam
6. Mesin Air Jet 1 buah: 219 Baik 16 jam
Sara
na
-
69
Pam
1. Handi Cap 1 buah: 219 Baik 16 jam
2. Sound Sistem 1 set: 219 Baik 28 jam
3. Lap Top 1 buah: 219 Baik 16 jam
4. Had Set 20 buah: 219 Baik 18 jam
5. Audio
Computer
32 buah: 219 Baik 28 jam
6. With Boart
Electrik
1 buah: 219 Baik 28 jam
7. Wire Les 2 buah: 219 Baik 28 jam
8. Kursi Dosen 40 buah: 219 Baik 42 jam
9. Komputer 35 buah: 219 Baik 36 jam
10. OHP 10 buah: 219 Baik 34 jam
11. LCD 2 buah: 219 Baik 34 jam
12. Lab 3 buah: 219 Baik 34 jam
13. Kursi kuliah 950 buah: 219 Baik 42 jam
14. Whiteboard 33 buah: 219 Baik 42 jam
15. Meja dosen
16. Komputer
40 buah: 219
75 buah: 219
Baik 42 jam
34 jam
17. DVD 6 buah: 219 Baik 28 jam
18. Tape
Recorder
7 buah: 219 Baik 26 jam
1. TV 7 buah: 219 Baik 36 jam
2. OHP 10 buah: 219 Baik 34 jam
3. LCD 2 buah: 219 Baik 34 jam
Sara
na /F
asili
tas /
Pera
lata
n
-
70
BAB IV
Analisis Kemampuan Mahasiswa Jurusan Tarjamah Semester VI Fakultas
Adab dan Humaniora Dalam Menerjemahkan Nama Diri
A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI Dalam Menerjemahkan