kemampuan mahasiswa dalam menerjemakan...

119
1 KEMAMPUAN MAHASISWA TARJAMAH DALAM MENERJEMAHKAN NAMA DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005/2006) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.s) Oleh: MUNAWAROH NIM: 104024000840 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: duongdieu

Post on 01-Jul-2018

258 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    KEMAMPUAN MAHASISWA TARJAMAH DALAM

    MENERJEMAHKAN NAMA DIRI

    (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005/2006)

    Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.s)

    Oleh:

    MUNAWAROH

    NIM: 104024000840

    JURUSAN TARJAMAH

    FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2008

  • 2

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

    merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 25 Juni 2008

    Munawaroh

  • 3

    ABSTRAK

    Munawaroh HM KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAKAN NAMA DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun 2005-2006)

    Nama diri/ism alam merupakan nama yang merujuk pada objek tertentu yang meliputi nama orang, nama kota, nama negara, nama benda, dan nama peristiwa sejarah (Newmark). Nama diri diawali oleh huruf kapital yang menjadi salah satu ciri dari nama diri tersebut. Hal yang sering dialami oleh mahasiswa adalah keliru dalam penamaan atau kata biasa, seperti kata primadona atau presiden. Kata primadona bukanlah nama diri melainkan kata biasa, sedangkan kata presiden bukan juga nama diri melainkan kata biasa. Kata presidendapat dikatakan nama diri jika telah bergabung dengan nama orang. Seperti: Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Jadi jelas rujukannya, sedangkan presiden itu banyak.

    Penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI dalam menerjemahkan nama diri dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Alat penghimpun data Penelitian ini adalah angket/kuesioner dan wawancara dengan dosen terkait dan beberapa mahasiswa Tarjamah VI.

    Di dalam menerjemahkan nama diri dapat menggunakan tiga metode, yaitu, transliterasi, transkipsi, dan penyerapan. Ketiga cara ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan teks yang diterjemahkan.

    Secara umum kemampuan mahasiswa dalam menerjemah nama diri belum mampu dan masih di bawah rata-rata. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan metode transliterasi mayoritas mahasiswa telah mampu menerjemahkannya. Namun, jika menerjemahkan nama diri yang menggunakan penyerapan mahasiswa belum mampu menerjemahkannya dengan benar.

    Masalah yang responden hadapi saat menerjemahkan mayoritas adalah hal yang terkait dengan ilmu nahwu, karena latar belakang mereka mayoritas dari Madrasah Aliyah (MA) dan mengambil jurusan IPS yang basic ilmu alatnya (nahwu dan sharaf) kurang memadai.

  • 4

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah

    memberikan rahmat dan hidayah serta kekuatan kepada Penulis, sehingga dapat

    menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

    kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. juga kepada seluruh keluarganya

    dan para sahabatnya.

    Hari berganti begitu cepat. Tidak terasa tugas akhir yang selama ini

    menjadi tanggung jawab besar bagi Penulis telah terlalui. Harapan yang selama ini

    Penulis tunggu-tunggu pun telah datang. Puas atau tidak, inilah hasil dari tekad

    dan usaha seorang manusia yang berambisi besar, namun tidak punya kemampuan

    dan kekuatan untuk menjalani segala cita-cita.

    Keberhasilan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah berkat

    bimbingan, bantuan, dorongan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Tanpa

    partisipasi mereka upaya maksimal Penulis tidak ada artinya. Oleh karena itu,

    Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Dr. Abdul Chair, dekan Fakultas Adab dan Humaniora

    2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA., selaku ketua jurusan Tarjamah

    3. Bapak Ahmad Syaekhuddin, M.Ag., sekretaris jurusan Tarjamah

    4. Bapak Dr. Sukron Kamil, MA., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    sabar membimbing Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Para dosen tarjamah yang tak kenal lelah dalam mengajar. Maaf, Penulis tidak

    dapat menyebutkan satu persatu.

    6. Kepada pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Jakarta, perpustakaan UI

    Depok, perpustakaan Iman Jama yang telah memberikan fasilitas kepada

    Penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.

    7. Kepada orang tua Penulis, ayahanda (alm) H. Mugeni, semoga beliau di

    tempatkan yang layak di sisi-Nya, ibunda Hj. Rosmana yang telah sabar

    mendidik anak-anaknya, dan ibunda Rusni yang selalu memberi nasehat

    mengenai arti kehidupan yang sebenarnya.

  • 5

    8. Untuk adik-adiku tersayang, Yoh, Yah, Zis, dan untuk kakak-kakakku yang

    selalu memberikan motivasi dan dorongan baik moril maupun materil.

    Teruntuk semua keponakanku, Ne, Ganteng, Fa, Za, terima kasih atas canda

    tawanya yang selalu menghibur Penulis.

    9. Teman-teman angkatan tahun 2004, Mun, Na, Put, Wan, Mi, Bi, Ti, Cil.

    Untuk teman kosanku, mba Fay, Mis, dan ragil Mah, terima kasih atas doa dan

    spiritnya.

    Semoga amal kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari Allah. Dan

    juga semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

    Jakarta, 20 Juni 2008

    Munawaroh

  • 6

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .............................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

    DAFTAR ISI............................................................................................................ iv

    PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang ........................................................................................ 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

    D. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 6

    E. Metodologi Penelitian............................................................................. 6

    F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8

    BAB II TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI

    A. Teori Terjamah........................................................................................ 10

    1. Definisi Penerjemahan ...................................................................... 11

    2. Cara Menerjemah.............................................................................. 13

    3. Tahap-tahap Penerjemahan............................................................... 15

    B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya .............................................. 18

    1. Transliterasi....................................................................................... 20

    2. Transkipsi.......................................................................................... 25

    3. Penyerapan........................................................................................ 30

  • 7

    BAB III PROFIL JURUSAN TARJAMAH

    A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah..................................................................... 33

    1. Visi Program Studi.................................................................................. 33

    2. Misi program Studi ................................................................................. 33

    3. Tujuan Program Studi ............................................................................. 33

    4. Sejarah Program Tarjamah ..................................................................... 34

    B. Kurikulum Program Studi Tarjamah ............................................................ 35

    C. Profil Sumber Daya Manusia........................................................................ 44

    D. Profil Mahasiswa ......................................................................................... 52

    E. Profil Sarana dan Prasarana .......................................................................... 53

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI dalam

    Menerjemahkan Nama Diri........................................................................... 59

    1. Kemampuan Menerjemahkan Secara Umum ......................................... 59

    2. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 1................ 60

    3. Kemampuan Menerjemahkan Nam Diri Berdasarkan teks 2.................. 62

    4. Kemampuan Menerjemahkan Nama Diri Berdasarkan teks 3................ 63

    B. Hal-hal yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Semester VI ........... 65

    1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Tarjamah dalam

    Menerjemahkan....................................................................................... 65

  • 8

    2. Respon Mahasiswa terhadap Penerjemahan ........................................... 67

    3. Faktor Kurikulum.................................................................................... 67

    C. Faktor yang Membuat Mahasiswa Lemah dalam Menerjemahkan .............. 68

    1. Latar belakang Pendidikan Mahasiswa Tarjamah VI sebelum Kuliah ... 68

    2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Nahwu ...................................... 70

    3. Penguasaan Mahasiswa terhadap Teori Tarjamah .................................. 71

    4. Kamus yang digunakan Mahasiswa dalam Menerjemahkan Nama Diri 72

    5. Pemahaman Mahasiswa terhadap Ilmu Semantik................................... 73

    BAB V PENUTUP................................................................................................... 75

    KESIMPULAN ....................................................................................................... 75

    DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 77

    LAMPIRAN............................................................................................................. 80

  • 9

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Padanan Aksara

    Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

    Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

    Tidak dilambangkan

    b be

    t te

    ts te dan es

    j je

    h dengan garis bawah

    kh ka dan ha

    d de

    dz de dan zet

    r er

    z zet

    s es

    sy es dab ye

  • 10

    s es dengan garis di bawah

    de dengan garis di bawah

    te dengan garis di bawah

    zet dengan garis di bawah

    koma terbalikdi atashadap kanan

    gh ge dan ha

    f ef

    q ki

    k ka

    l el

    m em

    n en

    w we

    h ha

    apostrof

    y ye

  • 11

    Vokal

    Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

    vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

    Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

    Tanda Vokal Arab Tanda vokal latin Keterangan

    a fatah

    i kasrah

    u ammah

    Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

    berikut:

    Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

    ai a dan i

    au a dan u

    Vokal Panjang

    Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

    dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:

    Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

    a dengan topi di atas

    i dengan topi di atas

  • 12

    u dengan topi di atas

    Kata Sandang

    Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

    yaitu , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti dengan huruf syamsiyyah

    maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijl bukan ar-rijl, al-dwn bukan ad-

    dwn.

    Syaddah (Tasydd)

    Syaddah atau tasydd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

    dengan sebuah tanda - ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

    dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

    tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

    sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata

    tidak ditulis a-arrah melainkan al-arrah, demikian seterusnya.

    Ta Marbah

    Contoh:

    No. Kata Arab Alih Aksara

    arqah 1

    2 al-jmiah al-islmiyyah

    3 wadat al-wujd

  • 13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penerjemahan merupakan proses memindahkan makna yang telah

    diungkapkan dalam bahasa yang satu (bahasa sumber) menjadi ekuivalen yang

    sedekat-dekatnya dan sewajarnya dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran).1

    Definisi ini menjadi tolak ukur bagi seorang penerjemah yang handal untuk dapat

    menerjemahkan semua bidang ilmu, baik itu bidang keagamaan, sosial, politik,

    ekonomi, dan cabang ilmu yang lainnya.

    Di dalam menerjemahkan sering sekali para penerjemah menemukan

    kesulitan-kesulitan dalam pengalihan bahasa. Salah satu kesulitan dalam

    menerjemahkan yaitu nama diri, yang sering kali keliru dalam

    menerjemahkannya.

    Nama diri itu mencakup semua jenis nama, baik nama orang, nama negara,

    nama tempat, dan nama-nama yang lainnya.

    Contoh: Newton

    Jepang

    Kebun Raya

    Hal ini pernah dialami oleh seorang tokoh penerjemah hadis yang masih

    bingung dalam menerjemahkan nama diri yaitu Prof. Dr. M.M Azami. Seperti

    1 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Kanisius: Yogyakarta, 1989), h. 13.

  • 14

    apa yang tulis dalam mukaddimah buku Hadis Nabawi dan Sejarah

    Kodifikasinya.

    Menurutnya, dalam bahasa Arab, nama itu dapat dibaca dengan sekurang-

    kurangnya 12 versi, sebagai berikut: Hamid bin 'Abidah bin 'Imarah, Hamid bin

    'Abidah bin 'Umarah, Hamid bin'Abidah bin 'Ammarah, Hamid bin 'Ubaidah bin

    'Imarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Hamid bin 'Ubaidah bin 'Ammarah,

    Humaid bin 'Ubaidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Ubaidah bin 'Umarah, Humaid bin

    'Ubaidah bin 'Ammarah, Humaid bin 'Abidah bin 'Imarah, Humaid bin 'Abidah

    bin 'Umarah, Humaid bin 'Abidah bin Ammarah.

    Secara gramatikal 12 versi di atas dibenarkan, tetapi karena masalahnya

    menyangkut nama seseorang, tentu hal itu tidak dapat diterapkan semua nama

    seseorang, tentu satu versi saja. Dari sinilah timbul kesulitan dalam menentukan

    versi mana sebenarnya yang menjadi nama seseorang tersebut.2

    Hal yang sama juga pernah dialami oleh Moh. Mansyur dan Kustiwan

    dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, bahwa transliterasi nama dari bahasa

    Ajam ke bahasa Arab merupakan hal yang susah-susah gampang. Dikatakan

    susah, kalau harus mengikuti nama aslinya, karena nama itu harus akurat.

    Dikatakan gampang melihat kenyataan akhir, nama itu disesuaikan dengan bahasa

    sasaran.

    Berdasarkan pengalaman Penulis kesulitan menerjemah nama diri juga

    pernah terjadi pada mahasiswa tarjamah semester VII. Seperti

    2M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, (Ciputat: Pustaka Firdaus,

    1989), h. 3.

  • 15

    Saudi Arabia". Terjemahan itu masih dalam bentuk Arab, belum"

    diterjemahkan, yang benar dalam bahasa Indonesia adalah "Arab Saudi".

    Selain kasus di atas pernah juga terjadi kesalahan dalam

    mengalihbahasakan nama diri, seperti mahasiswa menerjemahkannya

    "Jintaw", seharusnya terjemahan yang benar adalah "Jun Tao".

    Dalam menerjemahkan nama diri belum ada ketentuan pedoman yang

    akurat. Seperti nama Monet dalam kamus Munjid tertulis , seharusnya

    huruf akhir kata monet adalah t, yang biasanya jika ditulis dalam bahasa Arab

    yaitu , tetapi di dalam kamus Munjid ditulis dengan huruf , yang jika

    ditransliterasikan menjadi Monah.

    Ada beberapa nama diri yang bisa diartikan ke dalam bahasa sasaran,

    namun itu menimbulkan kesalahan dan ada yang harus diterjemahkan. Misalnya:

    Operasi jantung Bypass di rumah sakit Pondok Indah3

    Jika seorang penerjemah memaknai kata dengan 'hotel', maka akan

    terjadi kejanggalan dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena operasi pada

    umumnya dilakukan di rumah sakit.

    Masjid At-Ta'awun

    3 Alo Indonesia, Juli 2004, h. 54.

  • 16

    Jika At-Ta'awun diterjemahkan tolong menolong, maka konsepnya

    menjadi berbeda dan itu bukan termasuk nama diri. Sedangkan ini termasuk nama

    sebuah masjid yang berada di puncak.

    Selain itu, ada pula nama diri yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa

    sasaran, seperti nama tempat hiburan "Dunia Fantasi". Namun ada

    juga nama tempat yang selintas mirip dengan bahasa Arab (dapat diterjemahkan),

    seperti "Jabal Rahmah". Jika dalam bahasa Arab kata diartikan

    "Gunung" dan kata diartikan "kasih sayang", itu menjadi salah arti.

    Contoh nama diri yang sama penulisan arabnya sama, namun berbeda jika

    diindonesiakan

    Young ( penyair, penulis, dan seniman Inggris)

    Yong (tokoh orientalis Belanda yang hidup pada tahun

    1832-1890)

    4Jung ( tokoh psikologi )

    Masalah di atas menuntut seorang penerjemah untuk lebih teliti dan

    cermat dalam melihat teks. Di samping itu juga penerjemah harus memiliki

    wawasan yang luas dan melihat kriteria buku yang akan diterjemahkannya.

    Penerjemah dapat juga menggunakan alat bantu berupa kamus, melalui internet

    atau alat bantu lainnya.

    4Dar el-Machreq Sarl, Munjid Fil Lughah Wal Alam, (Lebanon: Riad el-Solh Byrouth,

    2002), h. 628.

  • 17

    Mayoritas penerjemah itu lulusan dari jurusan Tarjamah, tetapi tidak

    menutup kemungkinan banyak juga dari jurusan yang lain, asalkan dapat

    menguasai bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa).

    Setiap jurusan mempunyai program dan tujuan masing-masing, sehingga

    memiliki keterampilan dalam bidang yang digelutinya. Namun jurusan Tarjamah

    bertujuan menghasilkan sarjana Muslim yang memilki keterampilan professional

    di bidang penerjemahan dan kemampuan akademis dibidang bahasa yang dijiwai

    oleh ajaran-ajaran dengan nilai Islam dan keindonesian.5

    Untuk itu penulis akan membahas skripsi ini dengan judul

    KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAHKAN NAMA

    DIRI (Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VI Angkatan Tahun

    2005-2006).

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membatasi dan merumuskan

    penelitian mengenai kemampuan menerjemahkan nama diri dengan studi kasus

    mahasiswa tarjamah semester VI.

    Dalam hal ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Apakah mahasiswa Tarjamah semester VI umumnya mampu menerjemahkan

    nama diri?

    2. Faktor apa yang membuat mahasiswa Tarjamah semester VI mampu/sulit

    dalam menerjemahkan nama diri?

    5Pedoman Akademik Fakultas Adab dan Humaniora Tahun 2005/2006 Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 41.

  • 18

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun penelitian yang penulis lakukan mempunyai dua tujuan, yaitu:

    1.Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mahasiswa Tarjamah semester VI

    dalam menerjemahkan nama diri

    2.Untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat mahasiswa Tarjamah semester

    VI sulit dalam menerjemahkan nama diri

    D. Tinjauan Pustaka

    Nama diri salah satu tema yang masih jarang dibahas oleh kalangan

    mahasiswa maupun para sastrawan. Pada saat ini di jurusan tarjamah baru satu

    orang yang meneliti nama diri yaitu, pada tahun 2006 yang bernama Syamsudin

    dengan judul skripsi Penerjemahan nama diri (Studi Analisis Nama Diri pada

    majalah Alo Indonesia dan Akhbar Jami'ah). Namun penulis di sini akan meneliti

    seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan nama diri. Tentunya

    dengan tidak menggunakan metode yang sama, yang Penulis gunakan yaitu

    metodologi yang berbeda. Penulis merujuk pada beberapa buku tentang

    terjemahan, salah satunya buku Panduan Terjemahan karya Drs. Mansyur dan

    Kustiwan, S.Ag.

    E. Metodologi Penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yang bersifat

    kuantitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Metode penelitian tersebut

    dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan ini

    untuk menemukan kaidah penulisan yang benar dan tepat.

  • 19

    Penulis melakukan pencarian data dari buku-buku, kamus, dan hal-hal yang

    berkaitan dengan penelitian ini. Di samping itu, penulis juga akan melakukan

    wawancara dengan para pakar penerjemahan yang menguasai perihal nama diri

    dan menyebarkan angket pada mahasiswa jurusan tarjamah, untuk mengetahui

    hasil yang lebih maksimal dan memuaskan.

    Penulis akan melakukan kajian pustaka (library reseach) dan penelitian

    lapangan (field research). Secara teknis, penulisan ini didasarkan pada buku

    Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang berlaku

    dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center of

    Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Populasi dan Sampel

    1.Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Adab dan

    Humaniora Jurusan Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2.Sampel

    Mengingat terbatasnya populasi yang ada maka data akan diambil dengan

    menggunakan sampel. Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengambilan

    sampel adalah "purposive", yaitu suatu tekhnik pengambilan sampel yang

    dilakukuan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

    Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 mahasiswa.

    Untuk mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa tarjamah VI dalam

    menerjemahkan nama diri dapat dilihat dari survei. Data diperoleh dari hasil

    angket yang Penulis sebarkan di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tarjamah

  • 20

    semester VI pada tanggal 5 Juni 2008. Setelah melakukan proses pengumpulan

    data. Kemudian data tersebut diedit kembali agar memudahkan dalam pengolahan

    data, lalu data tersebut Penulis sajikan dalam bentuk tabel.

    Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan

    dan pengetahuan dalam mengetahui dan menerjemahkan nama diri. Untuk

    menjawab pertanyaan tersebut, Penulis akan memaparkan hasil kuesioner/angket

    yang telah diisi oleh responden (mahasiswa tarjamah VI).

    Dalam hal ini Penulis memberikan nilai kepada mahasiswa pada angket

    jawaban atau penerjemahan dengan nilai A, B, C, D.

    A: 80 - 100

    B: 68 - 79

    C: 56 - 67

    D: 45 55

    F. Sistematika Penulisan

    Agar penulisan dapat terarah dan sistematis, langkah yang penulis tempuh sebagai

    berikut:

    BAB I adalah bab Pendahuluan. Di dalam bab ini dibahas latar belakang

    masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi

    penelitian, dan sistematika penelitian.

    BAB II adalah Kerangka teori. Bab ini menjadi landasan teori pada

    analisis di bab berikutnya dan bab ini mencakup bab teori penerjemahan, yaitu

    cara menerjemah dan metode penerjemahan nama.

  • 21

    BAB III adalah profil.di dalam bab ini membahas tentang profil tarjamah

    mulai dari mahasiswa sampai sarana dan prasarana. Bab ini merupakan alat ukur

    dalam selanjutnya.

    BAB IV adalah hasil penelitian. Di dalam bab ini menganalisis data Nama

    Diri dari angket yang telah disebarkan. Bab ini merupakan hasil dari keseluruhan

    bab yang telah disebutkan di atas.

    BAB V: Penutup yang berisi kesimpulan.

  • 22

    BAB II

    TEORI PENERJEMAHAN NAMA DIRI

    A. Teori Terjemah

    Penerjemahan merupakan proses, cara, atau perbuatan penerjemahan

    (mengalihbahasakan).6 Penerjemahan dapat berupa lisan (interpreting) atau

    tulisan (translating). Penerjemahan lisan dilakukan secara langsung atau

    spontanitas dalam menerjemahkannya. Penerjemah disini berfungsi sebagai

    mediator antara bahasa sumber (pembicara) ke bahasa sasaran (pendengar).

    Penerjemahan lisan biasanya digunakan untuk hal bisnis, dikarenakan kedua

    pembisnis tidak mengerti bahasa lawan bicaranya.

    Jika penerjemahan secara tulisan membutuhkan teori penerjemahan. Teori

    tersebut berkedudukan sebagai mediator antara penulis dan pembaca.7

    Penerjemahan tulisan membutuhkan waktu cukup lama dalam

    menerjemahkannya. Hal tersebut dikarenakan penerjemahan harus menggunakan

    teori-teori penerjemahan dan biasanya penerjemahan berupa buku atau sebuah

    artikel.

    Kegiatan penerjemahan dan kejurubahasaan memiliki skup yang luas dengan

    tujuan yang sangat beragam yang bukan hanya membutuhkan pengetahuan

    kebahasaan yang tinggi, namun juga melibatkan seluruh aspek komunikasi,

    6Peter Salim, dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

    English Press, 2002), edisi ke-3 h. 1602. 7Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung: Humaniora,

    2005), cet. ke-1 h. 15.

  • 23

    seperti: pengetahuan, budaya, gaya termasuk dialek, kepercayaan, ideologi, kelas

    masyarakat, jenis kelamin, suku, bangsa, dan lain-lainnya.8

    Selain itu penerjemahan juga merupakan kegiatan komunikasi yang

    kompleks dengan melibatkan a) penulis yang menyampaikan gagasan dalam

    bahasa sumber, b) penerjemah mereproduksi gagasan tersebut di dalam bahasa

    penerima, c) pembaca yang memahami gagasan melalui penerjemahan, dan d)

    amanat atau gagasan yang menjadi fokus perhatian ketiga pihak tersebut.9

    Terjemahan yang baik ialah yang benar, jelas, dan wajar.10 Benar artinya

    makna yang terdapat dalam terjemahan adalah sama dengan makna pada bahasa

    sumber. Jelas berarti terjemahan itu mudah dipahami oleh pembaca. Adapun

    wajar berarti bahasa dan gaya terjemahan itu tidak seperti terjemahan. Namun

    tidak keluar dari jalur bahasa sumber atau tidak mengurangi pesan yang

    terkandung dalam teks asli. Menerjemahkan memang lumayan sulit, karena harus

    mentransfer ide pikiran penulis, gaya bahasa penulis, dan karakter tulisannya.

    Oleh karena itu, penerjemah harus mengenal betul karakter penulis buku yang

    akan diterjemahkan.

    1. Definisi penerjemahan

    Definisi penerjemahan memiliki banyak pandangan dari para tokoh, di

    antaranya sebagai berikut:

    1. Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku mereka The Theory and

    Practice of Translation.

    8Rahmat Effendi P., Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan, terjemahan dari English

    For Translating and Interpreting Study, (Jakarta: Yayasan Bina Edukasi dan Konsultasi Hapsa et Sudia, 2004), cet. ke-1 h. 23.

    9Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia, h. 10. 10 Ibid., h. 17.

  • 24

    Translating consists in reproducing in the receptor language the closest

    natural equivalentof the source language message, first in terms of meaning and

    secondly in terms of style.

    Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam

    bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan

    dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan

    kedua menyangkut gayanya.11

    2. Catford

    (Translation is) the replacement of textual material in one language by

    equivalent textual material in another language. (Catford, 1965:20)

    Penerjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa dengan

    materi tekstual yang padan dalam bahasa lain.12

    3. Moeliono (1989: 195)

    Moeliono berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan

    kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang

    paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti

    maupun gaya.13

    4. Pinhhuck (1977: 38)

    11 A.Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), cet. ke-2 h.

    11. 12Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasa Teori dan Penuntun

    Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 11. 13Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia, h. 10.

  • 25

    Translation is a process of finding a TL equivalent for an SL untterance.

    Dalam bahasa Indonesia dikatakan bahwa, Penerjemahan adalah proses

    penemuan padanan ujaran bahasa sumber di dalam bahasa sasaran.14

    5. Newmark (1988)

    Rendering the meaning of a text into another language in the way that the

    author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain

    sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).15

    Dari kelima tokoh tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

    penerjemahan merupakan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa

    sasaran. Dengan menggunakan padanan yang tepat dan selaras dalam

    menerjemahkannya.

    2. Cara Menerjemah

    Ada dua cara menerjemah:

    Pertama penerjemah melihat kata perkata dari bahasa asal dan maksud yang

    terkandung di dalamnya, lalu ia mengalihkan bahasa itu ke dalam bahasa kedua

    dengan memperhatikan maksud-maksud yang tertuang dalam bahasa asal, lalu ia

    tulis kata-kata itu. Kemudian ia melihat kata-kata selanjutnya sehingga sampai

    pada untaian kalimat yang ingin diterjemahkan. Cara ini disebut aliran terjemah

    harfiyah.16

    14Suryawinata dan Hariyanto, Translation, h. 13. 15Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5. 16Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada Sistem 8 Jam Bisa Menerjemah Alquran,

    (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), h. 22.

  • 26

    Pemungutan konsep baru yang terjadi dalam menerjemahkan suatu teks

    dengan penerjemahan kata demi kata, sehingga bentuk terjemahan itu

    memperoleh arti (makna) baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Salah satu akibat

    proses perubahan makna yang terjadi adalah adanya satuan leksikal kuno dan

    satuan leksikal usang. Satuan leksikal kuno kehilangan acuannya yang berada di

    luar masa kini, sedangkan satuan leksikal yang usang menurun frekuensinya

    karena konotasi yang dimilikinya. Kadang-kadang satuan leksikal yang kuno atau

    usang digunakan kembali dengan makna baru.

    Kata kuno adalah satuan leksikal (kata, frase, bentuk jamak) yang a)

    kehilangan acuannya di luar bahasa, b) mempunyai konotasi masa yang silang, c)

    berasal dari leksikon bahasa taraf sebelumnya, atau d) masih dapat dikenali secara

    tepat ataupun secara kurang tepat oleh penutur bahasa yang bersangkutan.

    Contoh: Ancala 'gunung', balian 'dukun', baginda 'yang bahagia', graha 'rumah'.

    Kata usang adalah satuan leksikon yang sarat dengan konotasi. Contoh:

    babu 'pembantu rumah tangga(wanita)', pelacur 'tuna susila', serdadu 'prajurit'.17

    Sebenarnya terjemahan harfiyah dalam pengertian urut-urutan kata dan

    cakupan makna persis seperti bahasa sumber tidak mungkin dilakukan, karena

    masing-masing bahasa (BSu dan BSa) selalu mempunyai ciri khas sendiri dalam

    urut-urutan kata, adakalanya masing-masing ungkapan mengandung nuansa

    sendiri-sendiri.18

    Kedua penerjemah melihat redaksi bahasa asal sampai memahami maknanya,

    kemudian ia ungkapkan dalam bahasa lain (bahasa sasaran) dengan redaksi yang

    17Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman ilmu makna, (Bandung: Refika

    Aditama 1999), h.75. 18Ismail Lubis, Falsafati terjemahan Alquran Departemen Agama Edisi 1990,

    (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya 2001), h. 61.

  • 27

    sama baik kata perkatanya memiliki kesamaan arti atau tidak. Cara ini disebut

    aliran terjemah maknawiyah atau terjemah bebas.19

    Contoh perbandingan antara dua aliran terjemah tersebut:

    .1

    Terjemahan harfiyah, "Bagaimana kabarmu?"

    Terjemahan maknawiyah, "Apa kabar?"

    .2

    terjemahan harfiyah, "tidak ada tuhan selain Allah"

    terjemahan maknawiyah, "yang berhak disembah hanya Allah"

    .3

    Terjemahan harfiyah, "mereka datang di atas unta betina bapak mereka"

    Terjemahan maknawiyah, "mereka datang semuanya tanpa kecuali".20

    3. Tahap-tahap Penerjemahan

    19Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 22.

    20Solihin Bunyamin Ahmad, Metode Granada, h. 23.

  • 28

    Tahap atau proses penerjemahan adalah urutan aktifitas yang dimaksudkan

    untuk menuangkan proses berpikir yang dilakukan penerjemah pada saat

    menerjemahkan.

    Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul A Survey of

    Translation Theory mengemukakan tujuh tahap dari proses penerjemahan:

    1. Penjajagan (Tuning)

    Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dan

    bahasa sasaran. Maksudnya penerjemah mengetahui bahasa siapa yang akan

    diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang ahli

    hukumkah, seorang penulis iklankah, dan sebagainya. Sebuah puisi harus menjadi

    sebuah puisi bukan artikel. Sebuah sanjak harus menjadi sebuah sanjak bukan

    prosa. Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap atau pendekatan

    mental yang tepat, harus dapat membayangkan pilihan kata atau susunan frase dan

    kalimat yang selaras.

    2. Penguraian (Analysis)

    Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan

    berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan

    sintaksis antara berbagai unsur kalimat itu. Pada tahap ini penerjemah sudah dapat

    melihat hubungan antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan

    dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya.

    3. Pemahaman (understanding)

  • 29

    Pada bagian ini penerjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap

    paragraf (alinea) dan ide-ide pendukung dan pengembangnya. Ia harus dapat

    menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar

    paragraf. Dalam hal ini penerjemah hendaknya satu bidang ilmu dengan

    pengarang, sehingga penerjemah dapat mengetahui konteks naskah yang akan

    diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah menjadi pengarang sendiri,

    meskipun sebidang ilmu dengan pengarangnya.

    4. Peristilahan (Terminology)

    Setelah pemahaman isi dan bentuk dalam bahasa sumber, penerjemah

    kemudian berpikir tentang pengungkapannya dalam bahasa sasaran. Terutama

    dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang

    tepat dan selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah yang

    digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sebagaimana

    yang telah Penulis kutip di atas, harus satu bidang ilmu. Jika penerjemah masih

    kesulitan, hendaknya berkonsultasi langsung pada para ahli bidang tersebut.

    5. Perakitan (Restructuring)

    Pada tahap ini penerjemah mulai menyusun kata, frase, kalimat, dan paragraf.

    Model bahasa sumber harus selaras dengan bahasa sasaran .jika bahasa sumber

    bercorak naturalis, maka bahasa sasaran juga harus bersifat naturalis.

    6. Pengecekan (Checking)

    Tulisan yang bagus adalah tulisan yang berkali-kali dibaca dan diedit.

    Demikian juga sebuah penerjemahan jangan merasa puas dengan hasil pertama.

  • 30

    Akan tetapi harus diperiksa tanda bacanya dan kalimat yang belum sepadan,

    sehingga menjadi kalimat yang efektif.

    7. Pembicaraan (Discussion)

    Untuk mengakhiri proses penerjemahan ialah penerjemah mendiskusikan hasil

    terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasanya.21

    Namun, menurut MacArthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa tahapan

    penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga.22

    1. Receptive Phase merujuk pada usaha menangkap idea tau pikiran dalam

    bahasa asal.

    2. Code-Switcing mencari padanan dalam bahasa sasaran

    3. Productive Phase hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan

    norma atau aturan dalam bahasa sasaran.

    Metode Penerjemahan ada delapan yaitu: Penerjemahan kata demi kata

    (Word for word translation), Penerjemahan harfiah (Literal translation),

    Penerjemahan setia (Faithful translation), Penerjemahan semantik (Semantic

    translation), Saduran (Adaptation), Penerjemahan bebas (Free transaltion),

    Penerjemahan idiomatik (Idiomatic translation),Penerjemahan komunikasi

    (Communicative translation.)23

    B. Nama Diri dan Metode Penerjemahannya

    21Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, h. 15-18. 22Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris: Teori dan Latihan, (Yogyakarta:

    Pyramid Publisher, 2006), h.10. 23Lihat Teori dan permasalahan Penerjemahan, Diktat yang ditulis oleh moch. Syarif

    Hidayatullah untuk jurusan Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007, h. 14-17.

  • 31

    Nama diri (proper name, proper noun) merupakan nama orang, tempat, dan

    benda tertentu (dipertentangkan dengan kata jenis).24 Nama diri digunakan

    sebagai kata sapaan atau panggilan.25 Dengan kata lain nama diri yaitu, tanda

    pengenal yang membedakan suatu objek atau individu dari objek atau individu

    sejenis.26 Namun, nama diri menurut Newmark (1988: 214) yaitu yang meliputi

    nama orang, nama merk dagang (produk), nama negara, nama kota, ditambah

    nama peristiwa sejarah. Berbeda dengan pendapat Lapoliwa (1992: 52),

    menurutnya nama diri adalah tanda pengenal yang membedakan suatu objek atau

    individu dari objek atau individu yang sejenis.27

    Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa nama diri merupakan

    nama orang, tempat, benda, nama merk dagang, nama negara, kota, dan peristiwa

    sejarah. Misalnya:

    Najib Mahfudz28

    Nabi29 Saw. bersabda

    Perang Badar

    Amerika Serikat

    24Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), cet. ke-3 h. 144. 25Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna, (Bandung: Refika, 1999),

    Cet. ke-2 h .47. 26Departemen Pendidikan dan Keudayaan, Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di RRI

    1991/1992, (Jakarta: T.pn., 1994), h. 28. 27Ibid., h. 5. 28Fikri, Zuqaq Al-Midaq Karya Terbesar Najib Mahfudz, Alo Indonesia, November

    2006, h. 24. 29Kata Nabi menyimpan nama Muhammad, maka ditulis dengan awal kapital.

  • 32

    (Wella (nama produk

    Kebun Binatang

    Metode Penerjemahan Nama Diri

    Ada tiga macam penerjemahan nama diri:

    1. Transliterasi

    Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu ke

    abjad yang lain.30

    (Fakhr al-Dn (transliterasi

    Fakhrud Din (transkipsi)

    Pedoman transliterasi ini dapat membantu umat Islam dalam membaca

    Alquran, karena tidak semua orang Islam dapat membaca huruf Arab. Pembakuan

    pedoman transliterasi Arab-Latin disusun dengan prinsip sebagai berikut:

    Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

    Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan

    padanannya dengan cara member tambahan tanda diakritik,31 dengan dasar

    satu fonem satu lambang.

    Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.32

    30Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab-Latin, (Jakarta:

    Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003), cet. Ke-5 h. 3. 31 Tanda yang diletakkan di atas atau di sebelah huruf untuk menunjukkan pengucapan,

    aksen, dan sebagainya (dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer). 32Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi, h. 3.

  • 33

    Hal-hal yang dirumuskan secara konkrit dalam pedoman transliterasi Arab-

    Latin meliputi:

    1. Konsonan

    2. Vokal

    3. Maddah

    4. Ta Marboh

    5. Syaddah (Tasydid)

    6. Kata Sandang

    7. Hamzah

    8. Penulisan Kata

    9. Huruf kapital

    10. Tajwid33

    Sistem Transliterasi Arab-Latin

    Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P dan K RI No.

    158/1987 dan No. 0543 b/U/1987

    Tertanggal 22 Januari 198834

    1. Konsonan Tunggal

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

    Alif - tidak dilambangkan

    - b B

    33 Ibid., h. 3. 34Kep. Mendikbud No. 0543a Th.1987, Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan,

    (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2007), cet. Ke-3 h. 105-108.

  • 34

    - t T

    s dengan titik di atasnya

    - Jim J

    h dengan titik di bawahnya

    - kh Kh

    - dl D

    l z dengan titik di atasnya

    - r R

    - Zai Z

    - Sn S

    - syin Sy

    d s dengan titik di bawahnya

    d d dengan titik di bawahnya

    a t dengan titik di bawahnya

    a z dengan titik di bawahnya

    ain koma terbalik

  • 35

    - gain G

    - f F

    - qf Q

    - kf K

    - Lm L

    - mm M

    - nn N

    - wwu W

    - h H

    Apostrof, tetapi lambang hamzah ini tidak dipergunakan

    untuk hamzah di awal

    kalimat

    - y Y

    2. Konsonan Rangkap

    Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

    ditulis Ahmadiyah

    3. Ta marbutah di akhir kata

  • 36

    a. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah

    terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan

    sebagainya.

    ditulis jamah

    b. Bila dihidupkan ditulis t

    ditulis karmatul-auliy

    4. Vokal Pendek

    Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

    5. Vokal Panjang

    A panjang ditulis a, i panjang ditulis i, dan u panjang ditulis u, masing-

    masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.

    6. Vokal Rangkap

    Fathah + y tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wwu

    mati ditulis au.

    7. Vokal-vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan

    dengan apostrof ()

    ditulis aantum

    ditulis muanna

    8. Kata Sandang Alif + Lm

    a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

    ditulis Al-Quran

  • 37

    b. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf I diganti dengan huruf syamsiyyah

    yang mengikutinya.

    ditulis asy-Syiah

    9. Huruf Besar

    Penulisan haruf besar disesuaikan dengan EYD (Ejaan Yang

    Disempurnakan)

    10. Kata dalam Rangkaian Frasa atau kalimat

    a. Ditulis kata per kata atau

    b. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

    ditulis Syaikh al-Islm atau Syaikhul-Islm

    2. Transkipsi

    Transkipsi merupakan pengalihan bunyi ke bentuk tertulis (harus percis

    seperti yang diucapkan). Pengubahan teks dari suatu ejaan ke ejaan yang lain,

    dengan tujuan menyarankan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan, disebut

    transkipsi.35

    (dhalal mubin (transkipsi

    dhall mubn (transliterasi)

    35Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

    Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975)

    h. 25.

  • 38

    Transkipsi huruf Arab ke latin (Rafik: 2005) yang sudah dimodifikasi oleh

    Zulkarnaen36

    Huruf Arab Nama Simbol

    Alif tidak dilambangkan

    Ba B

    Ta T

    Tsa

    Jim J

    Ha H

    Kha Kh

    Dal D

    al

    Ra R

    Za Z

    Sin S

    36Zulkarnaen, Penerjemahan Nama Diri Analisis Transliterasi, Transkipsi, dan

    Penyerapan Nama diri Arab-Indonesia, (Skripsi SI fakultas Sastra program studi Sastra Arab, Universitas Al Azhar Indonesia, 2007, h. 30.

  • 39

    Syin

    Shad Sh

    Dad Dh

    Tha Th

    Zha Zh

    ain

    Gain Gh

    Fa F

    Qaf Q

    Kaf K

    Lam L

    Mim M

    Nun N

    Waw W

    Ha H

    hamzah

  • 40

    Ya Y

    Ejaan fonetik termasuk dalam transkipsi. Fonetik dalam bahasa Inggris

    phonetics, kata sifatnya phonetic, kata sifat Indonesia fonetis, berbeda dari

    fonetik sebagai kata benda) adalah penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa

    memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna.37 Namun menurut

    Trubetzkoy (1962:11-12) menjelaskan bahwa fonetik merupakan studi bunyi

    bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik

    terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah

    konkret, yaitu bahasa manusia.38

    Fonetik ada tiga jenis:

    a. Fonetik akustis menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya

    sebagai getaran udara. Apabila memetik gitar misalnya, maka tali gitar (senar)

    akan bergetar, sehingga menyebabkan udara bergetar pula, dan terjadilah

    bunyi yang dapat didengar. Demikian pula halnya dengan bunyi bahasa yang

    dihasilkan dengan alat-alat bicara. Untuk fonetik akustis dalam penyelidikan

    spesialistis perlu peralatan elektronis yang rumit, jadi pemyelidikan tersebut

    dapat dikerjakan hanya dalam laboratorium fonetis.39

    b. Fonetik auditoris adalah penyelidikan mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi

    bahasa oleh telinga. Fonetik auditoris tidak banyak dikerjakan dalam

    37J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

    1995), cet. ke-20 h. 12. 38 Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta:

    Gramedia pustaka Utama, 2005) , h. 45. 39 Verhaar, Pengantar Linguistik, h. 12.

  • 41

    hubungan dengan linguistik, buku-buku standar mengenai linguistikjuga

    sedikit sekali menguraikan mengenai fonetik auditoris itu, dan keahlian yang

    dituntut sebenarnya adalah keahliandalam ilmu kedokteran.40

    c. Fonetik organis menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan dengan

    alat-alat (organ) bicara (organ of speech).41

    Penutur --------- Pendengar

    Alat-alat getaran-getaran udara telinga dan sistem

    bicara yang dihasilkan neorologisnya

    FONETIK FONETIK FONETIK

    ORGANIS AKUSTIK AUDITORIS

    Tujuan dari transkipsi fonetis adalah untuk mencatat setepat mungkin semua

    ciri dari pada ucapan atau seperakit ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh

    penulis di dalam arus ujar. Makin tinggi kemahiran penyelidik itu makin dekatlah

    transkipsinya kepada kenyataan fonetis, tetapi tidak akan mencapai

    kesempurnaan42 karena bagaimanapun bunyi hanya sesuatu yang kedengaran atau

    dapat didengar.43 Ahli ilmu bunyi yang paling baikpun tidak dapat membedakan

    semua bunyi secara obyektif.44 Tidak ada dua orang pendengar, betapapun tinggi

    kecakapannya di dalam ilmu yang dapat menghasilkan transkipsi yang sama benar

    tentang bahasa yang sama.45

    40 Ibid., h. 12. 41 Ibid., h. 12. 42 Samsuri, Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah, (Jakarta: Erlangga,

    1980), cet. ke-2 h. 124. 43 W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982)

    cet.ke-6 h. 169 44 Samsuri, Analisa Bahasa, h. 124 45 Ibid., h. 124.

  • 42

    3. Penyerapan

    Metode penerjemahan nama diri juga dapat berupa unsur penyerapan. Kata

    serapan yang ditulis disesuaikan dengan kaidah bahasa asing ke dalam bahasa

    Indonesia atau sebaliknya. Kata penyerapan dalam KBBI adalah a) proses, cara,

    perbuatan menyerap (mengisap melalui liang-liang kecil). b) proses penerimaan

    energi sinar matahari oleh zat-zat tertentu dan diubah menjadi energi lain. c)

    peristiwa penyerapan suatu unsur ke dalam unsur lain sehingga bercampur atau

    menggantikan unsur yang lama.46 Dari ketiga definisi dalam KBBI yang paling

    tepat menurut Penulis adalah yang ketiga, karena dalam hal ini definisi itulah

    yang paling tepat.

    Dalam hal ini yang akan dibahas adalah metode penyerapan dengan

    modifikasi, yaitu menyerap dengan memperhatikan struktur kaidah antara bahasa

    sumber dan bahasa sasaran. Dalam kenyataan dan perkembangannya bahasa

    Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,47 baik dari bahasa daerah

    atau bahasa asing seperti, bahasa Sansekerta, bahasa Latin, bahasa Arab, bahasa

    Belanda dan bahasa yang lainnya.

    Kapan pengambilan kata-kata itu mulai terjadi, sulit ditentukan waktunya

    dengan pasti. Yang dapat ditentukan hanyalah, pengambilan mulai terjadi pada

    46Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

    Balai Pustaka, 1988), h. 824. 47Syamsudin, Penerjemahan Nama Diri Studi Analisis Nama Diri pada Majalah Alo

    Indonesia dan Buletin Akhbr al-Jamiah,(Skripsi SI jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan

    Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h. 36.

  • 43

    waktu terjadi hubungan penutur bahasa sumber dengan penutur bahasa

    Indonesia.48

    Menentukan kata serapan dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab tidak

    dapat dihitung jumlahnya, karena pastinya akan berbeda pendapat jika ada tiga

    orang peneliti kata serapan. Misalnya kata briefing dan sholat.

    Dari contoh di atas ada yang mengatakan bahwa kedua kata tersebut bukan

    kata dari bahasa Indonesia. Sebaliknya, ada yang mengatakan bahwa kedua kata

    tersebut merupakan bagian dari bahasa Indonesia, karena kedua kata itu diketahui

    maknanya dan sering didengar dalam percakapan yang menggunakan bahasa

    Indonesia dan sering dijumpai dalam media massa. Malahan mungkin banyak

    orang Indonesia yang berbahasa Indonesia, bukan hanya mendengar atau

    membaca kedua kata tersebut, melainkan mengucapkan dan menuliskannya. Jadi

    kedua kata itu memang benar-benar ada dalam kalimat bahasa Indonesia, ada di

    antara kata-kata bahasa Indonesia. Untuk pendapat yang ketiga, yang juga lebih

    tepat menurut Penulis yaitu, sesuai dengan definisi penyerapan yang Penulis telah

    paparkan di atas. Yaitu, pendapat yang mengatkan bahwa kedua kata tersebut

    belum menjadi kata bahasa Indonesia, karena wujudnya belum disesuaikan

    dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya: brifing dan salat49

    Jadi, kata serapan bahasa Indonesia ialah semua kata asing yang terdapat

    dalam kalimat bahasa Indonesia yang sudah diketahui maknanya dan sudah

    disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

    48Sudarno, Kata Serapan dari Bahasa Arab, (Jakarta: Arikha Media Cipta, 1992), cet. ke-

    2 h. 16. 49 Sudarno, Kata Serapan, h. 10.

  • 44

    Contoh:

    Bahasa Asing Bahasa Indonesia

    Management Manajemen

    Shoping Centre Syoping Senter50

    50 Ibid., h. 11.

  • 45

    BAB III

    PROFIL JURUSAN TARJAMAH

    A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah 1. Visi Program Studi

    Sesuai dengan visi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, maka visi

    Prodi Tarjamah adalah membangun Prodi Tarjamah sebagai lembaga pendidikan

    tinggi berbasis riset dan agama terdepan dalam bidang penerjemahan dan

    kebahasaan

    2. Misi Program Studi

    Berdasarkan visi tersebut, maka misi Prodi Tarjamah adalah sebagai berikut:

    1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dalam bidang

    kebahasaan dan penerjemahan

    2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang bahasa dan penerjemahan bagi

    kepentingan akademik dan masyaraat

    3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bidang bahasa dan

    penerjemahan

    4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas

    pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

    3. Tujuan Program Studi

    Mengacu kepada visi dan misi Prodi Tarjamah mempunyai tujuan sebagai

    berikut:

    Menghasilkan sarjana yang memiliki keterampilan professional di bidang

    penerjemahan dan kemampuan akademik di bidang bahasa, yang dijiwai oleh

    ajaran-ajaran dan nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan

    Dengan keahlian tersebut mereka dimungkinkan bekerja di bidang pendidikan

    tinggi, penerjemahan, penyuntingan, editing, perkamusan, kepariwisataan,

    administrasi perkantoran, dan diplomasi.

  • 46

    4. Sejarah Program Studi

    Melihat besarnya peran penerjemahan dalam perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, dan kebutuhan masyarakat untuk memahami wacana

    berbahasa Arab pada era global ini, pada tahun akademik 1997/1998 Fakultas

    Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka Prodi Tarjamah.

    Dengan memperhatikan sumberdaya manusia dan sarana yang dimiliki, pada

    tahun akademik tersebut Prodi Tarjamah hanya menerima 1 (satu) kelas. Sambil

    menjalankan kegiatan perkuliahan, Prodi Tarjamah terus berbenah diri dengan

    merekrut tenaga-tenaga pengajar yang profesional dalam bidangnya melalui kerja

    sama dengan prodi Bahasa dan Sastra Arab

    UIN Jakarta, dan mengembangkan kurikulum yang dipedomani. Tentu saja

    pembenahan tersebut diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana yang

    banyak mendukung, seperti laboratorium bahasa dan multi media lainnya.

    Setelah resmi mendapatkan izin operasional dari Departemen Agama RI melalui

    surat nomor SK Dirjen Binbaga No. E/48/1999 tanggal 29 Februari1999, animo

    masyarakat terhadap Prodi ini tampak bersifat fluktuasif. Hingga tahun akademik

    2005/2006, mahasiswa yang tercatat aktive belajar di Prodi Penerjemahan

    berjumlah tidak kurang dari 176 orang. Perkembangan mahasiswa diikuti juga

    oleh perkembangan dosen meskipun tidak begitu pesat. Hingga saat ini Prodi

    Tarjamah didukung oleh dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat pendidikan

    S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1 orang. Dari

    sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua) lektor kepala,

    dan 7 (tujuh) lektor, serta 1 (satu) tenaga pengajar.

    Prodi Tarjamah dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris Prodi.

    Sejak berdiri tahun akademik 1997/1998 ketua Prodi diamanatkan kepada Drs. H.

    Ade Asnawi, MA. dengan Drs. Abdullah, M.Ag. sebagai sekretaris Prodi. Pada

    tahun akademik yang sama, Drs. H. Ade Asnawi, M.A. meninggalkan posisi ketua

    Prodi, karena tugas belajar di Maroko. Untuk mengisi kekosongan Drs. H. A.

    Syatibi, M.Ag. ditunjuk sebagai ketua Prodi Tarjamah. Karena kesibukan beliau

    berhikmat dalam bidang lain, pada tahun akademik 1999/2000, Drs. H. A. Syatibi

    juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Prodi. Sebagai

    penggantinya, Senat Fakultas Adab dan Humaniora menetapkan Drs. Abdullah,

  • 47

    M.Ag. sebagai ketua Prodi baru dan Drs. Ikhwan Azizi, MA sebagai sekretaris

    Prodi menggantikan posisi yang ditinggalklan oleh Drs. Abdullah, M.Ag.. Dengan

    berakhirnya masa jabatan ketua dan sekretaris Prodi, maka pada tahun akademik

    2004-2005 melalui Senat Fakultas Adab dan Humaniora Drs. Abdullah, M.Ag.

    dan Drs. Ikhwan Azizi, MA. dikukuhkan kembali masing-masing sebagai ketua

    dan sekretaris Prodi.51

    B. KURIKULUM PROGRAM STUDI TARJAMAH

    Kurikulum, pada hakikatnya disusun untuk mencapai tujuan lembaga yang

    telah dirumuskan. Oleh karena itu, idealnya setiap lembaga yang memiliki tujuan

    tertentu, memilki kurikulum yang khas. Sejak berdiri tahun 1997-1998, jurusan

    Tarjamah telah merevisi kurikulum sebanyaj 2 kali, yaitu pada tahun akademik

    1999/2000 dan tahun akademik 2002/2003. Revisi tersebut dilakukan, di samping

    sebagai penyesuaian terhadap kurikulum nasional yang berbasis kompetensi juga

    dalam rangka mengantisipasi dan mengakomodir tuntutan perkembangan zaman.

    Secara lengkap kurikulum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Rancangan dan Isi Kurikulum52

    No. Nama Mata

    Kuliah

    Beban

    SKS

    Tujuan

    1. Qawaiid I 2 Latihan diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    struktur kalimat Arab sederhana, termasuk

    fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka

    mampu memahami teks dan terbantu dalam

    kegiatan penerjemahan.

    2. Qawaid II 2 Latihan diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    struktur kalimat Arab perluasan, termasuk

    51 Profil Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 52 Studi Kelayakan Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  • 48

    fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka

    mampu memahami teks dan terbantu dalam

    kegiatan penerjemahan.

    3. Qawaid III 2 Latihan diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    struktur kalimat Arab kompleks, termasuk

    fungsi kata dalam kalimat, sehingga mereka

    mampu memahami teks dan terbantu dalam

    kegiatan penerjemahan.

    4. Qawaid IV 2 Latihan diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    pola-pola kalimat khas bahasa Arab sehingga

    mereka mampu memahami teks dan terbantu

    dalam kegiatan penerjemahan.

    5. Qawaid 4 Latihan diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa dengan

    asal-usul, perubahan bentuk dan makna kata,

    sehingga mereka terbantu dalam memahami

    teks-teks Arab.

    6. Muthalaah I 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan

    dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar

    mahasiswa mempunyai dasar-dasar

    pengetahuan tentang wacana untuk

    menganalisis sintaksis teks.

    7. Muthalaah II 4 Latihan menelaah berbagai jenis teks dengan

    dasar-dasar ilmu bahasa dengan tujuan agar

    mahasiswa mempunyai dasar-dasar

    pengetahuan tentang wacana untuk

    menganalisis semantik teks.

    8. InsyaI 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa melalui

    latihan intensif- dengan berbagai pola dan

  • 49

    model ungkapan bahasa Arab, agar mereka

    mampu menyusun kalimat-kalimat Arab

    yang baik dan benar tentang hal-hal yang

    biasanya harus diterjemahkan oleh seorang

    penerjemah.

    9. Insya II 4 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa melalui

    latihan intensif- dengan penggunaan kata

    yang tepat dan struktur kalimat yang baku,

    agar mereka mampu mendeskripsikan

    berbagai hal dan peristiwa yang

    berhubungan dengan kehidupan beragama,

    sosial, politik, dan ekonomi, sehingga pada

    gilirannya mereka mampu menerjemahkan

    berbagai wacana (Arab>

  • 50

    diutamakan membahas segi sosial budaya

    Arab mengginakan bahasa Arab dalam

    situasi resmi. Pengajaran menggunakan

    pendekatan komunikatif, dilaksanakan secara

    intensif.

    14. Komposisi 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    karya tulis yang mencakup tema, topik,

    paragraf, struktur karya tulis, bentuk-bentuk

    karya tulis, agar mereka terampil dalam

    membuat tulisan.

    15. Logika dan

    Bahasa

    2 Mata juliah ini mengajarkan tata cara

    berpikir yang tereprentasikan dalam bahasa,

    yang pada gilirannya mahasiswa memiliki

    penalaran yang logis dalam melakukan

    penerjemahan.

    16. Morfo-Sintaksis 4 Mata kuliah ini menyajikan permasalahan

    kebahasaan yang berkaitan dengan konsep-

    konsep dasar linguistik (sintaksis), prinsip

    teori sintaksis fungsional, dan satuan-satuan

    lingual pembentuk satuan lingual yang lebih

    luas (konstituen frase dan konstituen

    kalimat).

    17. Semantik I 2 Dalam mata kuliah ini diberikan

    pengetahuan dasar tentang tata hubungan

    makna, komponen makna serta perubahan

    makna yang terjadi dalam bahasa Arab.

    18. Semantik II 2 Dalam mata kuliah ini dijelaskan dan

    diberikan latihan analisis semantik formal

    dan referensial dalam bahasa Arab, serta

    hubungan semantik dan tata bahasa. Selain

    itu diberikan pula pengetahuan dasar

  • 51

    mengenai wacana.

    19. Peristilahan I 2 Dalam kuliah ini diberikan teori dasar

    peristilahan dan latihan membuat kartu

    istilah.

    20. Peristilahan II 2 Di samping itu, kuliah ini memberikan

    pengalaman kepada mahasiswa dalam cara

    kerja praktik penyusunan kamus dwibahasa

    (Arab-Indonesia).

    21. Sosiolingustik 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya

    pembekalan mahasiswa dengan konsep-

    konsep sosiolinguistik dengan mengacu pada

    contoh situasi kebahasaan. Diharapkan

    mahasiswa memahami masalah-masalah

    kebahasaa, khususnya yang berkaitan dengan

    pemekaiannya dalam masyarakat.

    22. Sejarah Sastra I 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah

    sastra Arab. Penekanan diberikan kepada

    periode sejarah sastra Arab dan karakteristik

    masing-masing, tokoh-tokoh dan karya-

    karya yang mencirikan karakteristik tokoh

    dan periode.

    23. Sejarah Sastra II 2 Mata kuliah ini berisi garis besar sejarah

    sastra Indonesia. Penekanan diberikan

    kepada periode sejarah sastra Arab dan

    karakteristik masing-masing, tokoh-tokoh

    dan karya-karya yang mencirikan

    karakteristik tokoh dan periode.

    24. Telaah Sastra 2 Mata kuliah ini memberikan pengenalan teks

    sastra Arab yang penekanan-nya diberikan

    pada struktur kalimat dengan tujuan

    mahasiswa mempunyai wawasan tentang

    struktur bahasa sastra yang cenderung

  • 52

    berubah wujud dan terkesan tidak

    bersesuaian dengan konvensi gramarikal.

    25. Kritik Sastra 2 Mata kuliah ini membahas tentang

    perkembangan kritik sastra pada umumnya,

    kritik sastra Arab khususnya. Mata kuliah ini

    bertujuan agar mahasiswa selain mempunyai

    wawasan yang luas, juga mempunyai

    pengetahuan yang mendalam tentang kritik

    sastra, khususnya tentang pendekatan

    intrinsik (aspek kebahasaan).

    26. Balaghah I 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai gaya

    yang menyangkut kalam khabar (kalimat

    berita) dan kalam insya (kalimat bukan

    berita), yang pada gilirannya merupakan

    bekal mahasiswa dalam mengeluti kegiatan

    penerjemahan berbagai tema.

    27. Balaghah II 2 Mata kuliah ini mengajarkan berbagai ragam

    bahasa dan gaya bahasa dalam bahasa Arab,

    yang pada gilirannya merupakan bekal

    mahasiswa dalam menggeluti kegiatan

    penerjemahan, khususnya tema kesusastraan.

    28. Balaghah III 2 Dalam mata kuliah ini terdapat cita ras

    bahasa dalam bahasa Arab dan hal-hal yang

    terkait dengannya, yang dilatihkan kepada

    mahasiswa sehingga mereka memiliki

    kepekaan bahasa yang berpengaruh secara

    signifikan dalam kegiatan penerjemahan

    yang bertema kesusastraan.

    29. Stilistika 2 Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya

    pembekalan terhadap mahasiswa mengenai

    idiom atau pribahasa, ragam bahasa dan gaya

    bahasa dalam bahasa Indonesia, agar mereka

  • 53

    terampil memanfaatkannya dalam kegiatan

    penerjemahan.

    30. Teori Terjemah 2 Dalam mata kuliah ini diberikan prinsip-

    prinsip terjemah, hakekat proses

    penerjemahan, dan jenis-jenis terjemah.

    31. Permasalahan

    Penerjemahan

    Arab>

  • 54

    36. Penerjemahan V 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan

    menerjemahkan dokumen-dokumen non-

    akademik yang dipandang relevan dengan

    perkembangan zaman dan kebutuhan calon

    lulusan di masa depan. Latihan menerjemah

    difokuskan pada dokumen-dokumen

    berbahasa Indonesia mengenai surat

    lamaran, akte-akte, surat perjanjian, surat

    nikah, paspor, angket, daftar-daftar

    isian/formulir, biodata, dan lain sebagainya.

    37. Penerjemahan VI 2 Dalam mata kuliah ini diberikan latihan

    secara intensif menerjemahkan secara

    spontan ungkapan atau ide-ide berbahasa

    Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan

    gaya bahasa dan istilah-istilah yang biasa

    dipergunakan dalam komunikasi.

    38. Dasar-dasar

    Korespondensi

    Arab

    2 Mata kuliah ini mengajarkan surat-menyurat

    resmi dalam bahasa Arab baik pemahaman

    surat-surat dalam bahasa Arab, maupun

    praktik pembuatan surat dalam bahasa Arab.

    39. Pranata sosial I 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan

    pranata sosial budaya Arab dan

    perubahannya yang terjadi dalam rentang

    waktu sejarah masyarakat Arab.

    40. Pranata Sosial II 2 Mata kuliah ini membahas perkembangan

    pranata sosial politik dan ekonomi Arab dan

    perubahannya yang terjadi dalam rentang

    waktu sejarah masyarakat Indonesia.

    41. Metodologi

    Penelitian I

    2 Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep,

    proses dan metodologi penelitian, khususnya

    bidang linguistik dan penerjemahan, yang

    pada gilirannya mereka mampu membuat

  • 55

    rancangan penelitian dengan menganalisis

    beberapa prilaku bahasa dan karya-karya

    penerjemahan.

    42. Seminar

    Penelitian II

    2 Dalam mata kuliah ini terdapat kajian

    linguistik dan penerjemahan untuk

    mendapatkan topik-topik yang bisa

    dikembangkan menjadi rencana skripsi.

    43. Seminar Pra-

    Skripsi

    2 Mahasiswa sebaiknya menentukan topik

    skripsi dan mempersiapkan rencana skripsi

    (berkonsultasi dengan Pembimbing

    Akademik) setelah ia selesai mengumpulkan

    SKS sebanyak 120 SKS. Ia harus

    mempertahankan rencana skripsi di muka

    kelas, di hadapan penguji dan mahasiswa

    lain. Jika ia berhasil mempertahankannya, ia

    dinyatakan lulus dan mendapat 2 SKS serta

    diizinkan menulis skripsi.

    44. Skripsi 6 Skripsi harus selesai sebelum masa studi

    mahasiswa berakhir. Setelah isinya disetujui

    oleh pembimbing, skripsi dapat diajukan ke

    meja panitia ujian munaqasah untuk

    dipertahankan di hadapan panitia ujian.

    BAGAN BEBAN PROGRAM STUIDI TARJAMAH

    (144 sks + 6 sks)

    SKRIPSI

    (6 sks)

    KOMPETENSI LAIN

    (10 SKS)

    KOMPETENSI PENDUKUNG

    (9 SKS)

  • 56

    KOMPETENSI UTAMA

    KETERAMPILAN

    BAHASA

    (45 SKS)

    KEILMUAN

    BAHASA

    (20 SKS)

    PENERJEMAHAN

    (33 SKS)

    KOMPETENSI DASAR

    (27 SKS)

    Seperti terlihat dalam bagan, mahaiswa Program Studi Tarjamah harus

    mengumpulkan 144 SKS; dari Kompetensi Utama Keterampilan Bahasa 45 SKS,

    Kompetensi Utama Keilmuan Bahasa 20 SKS, Kompetensi Utama Penerjemahan

    33 SKS, Kompetensi Pendukung 9 SKS, Kompetensi Lain 10 SKS, dan

    Kompetensi Dasar 27 SKS,. Terakhir mereka harus menulis skripsi 6 SKS.

    C. PROFIL SUMBERDAYA MANUSIA

    Profil Sumber Daya Manusia yang akan dipaparkan di sini adalah profil

    pimpinan, Guru Besar, Tenaga Pengajar, Tenaga Administrasi dan Penunjang

    pustakawan.

    Meskipun sering dikatakan bahwa Program Studi, termasuk Program Studi

    Tarjamah, sering ujung tombak pelaksanaan kegiatan akademik, tetapi Program

    Studi bersifat fungsional dan nuansa Fakultas terasa lebih menonjol. Oleh karena

    itu, pemegang jabatan tertinggi dalam pengelolaan Program Studi Tarjamah

    Fakultas Adab dan Humaniora adalah Dekan. Dalam masalah-madalah

    administrasi dan pengawasan, Dekan dibantu oleh para pembantunya, yaitu

  • 57

    Pembantu Dekan, Kepala Bagian Tata Usaha, Pimpinan Program Studi dan staff

    yang terdiri dari tenaga akademik, keuangan dan kepegawaian, dan umum.

    Dalam peiode kepemimpinan sekarang ini, mulai dari Dekan dan Pembantu

    Dekan, Pimpinan Program Studi, sampai Kepala Bagian dan Kepala Subbagian,

    sebagian besar adalah lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri, baik

    program sarjana maupun program pascasarjana.

    Pimpinan, Guru Besar dan tenaga dan tenaga pengajar di Program Studi

    Tarjamah mempunyai latar belakang pendidikan yang relative beragam, meskipun

    sebagian besar berasal dari perguruan tinggi sama, yaitu UIN Syarif Hidaytullah

    Jakarta.Pada jajaran pimpinan, kecuali Dekan yang menyandang gelar Doctor (S-

    3), semuanya menyandang gelar Magister (S-2). Demikian juga pada tingkat

    Program Studi Tarjamah, pejabatnya menyandang gelar Magister (S-2).

    Untuk tenaga akademik Program Studi Tarjamah saat ini mempunyai dosen

    tetap 10 orang, termasuk Guru Besar sebanyak 1 (satu) orang), dengan kualifikasi

    jenjang pendidikan strata-2 sebanyak 8 (delapan) orang, strata-3 sebanyak 2 (dua)

    orang, lulusan perguruan tinggi dalam negari dan luar negeri. Sedangkan jumlah

    dosen tidak tetap sebanyak 8 (delpan) orang. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179

    orang, perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-

    tahun mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar

    mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.

    Untuk tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26 orang dengan kualifikasi

    pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6 orang, di samping teknisi

    S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang dan D3/1 orang, dan

    pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji SLTA/1 orang.

    Sementara itu Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3

    orang dengan latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan

    SLTA 1 (satu) orang.

    Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium

    bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan

    tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik

    Informatika 1 (satu) orang.

  • 58

    Data selengkapnya tentang profil pimpinan, guru besar, tenaga pengajar,

    tenaga administasi dan pustakawan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini:

    1. PIMPINAN

    a. Fakultas

    NNo. Jabatan Nama/NIP Pendidikan

    (1) (2) (3) (4)

    1.

    Dekan

    Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA

    NIP. 150231354

    SL SKI FA IAIN Jakarta

    S-2 SKI IAIN Jakarta

    S-3 SKI UIN Jakarta

    2

    Pembantu

    Dekan Bidang

    Akademik

    Drs. Sudarnoto Abd. Hakim, MA

    NIP. 150240083

    SL SKI FA IAIN Jakarta

    S-2 McGill Canada

    3

    Pembantu

    Dekan Bidang

    Administrasi

    Umum

    Drs. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag.

    NIP. 1502278833

    SL SKI FA IAIN Jakarta

    S-2 SKI IAIN Jakarta

    4

    Pembantu

    Dekan Bidang

    Kemahasiswaan

    Drs. H.M. Muslih Idris, LC, MA

    NIP. 150228259

    SL SKI FA IAIN Jakarta

    S1 Universitas Al-Azhar

    S2 UIN Jakarta

    5

    Kabag TU

    Drs. Burhanuddin Yusuf, MM

    NIP. 150203012

    SL Ushuluddin

    S2 Univeritas

    b. Program Studi

    NNO Jabatan Nama/NIP Pendidikan

    (1) (2) (3) (4)

    1.

    Ketua Prodi

    Drs. Abdullah, M.Ag.

    NIP. 150262446

    SL Sastra Arab FA IAIN

    JKT

    S-2 Bahasa Arab IAIN-SU

    Medan

  • 59

    2

    Sekretaris Prodi

    Drs. Ikhwan Azizi, MA

    NIP. 150268589

    SL Sastra Arab FA IAIN

    JKT

    S-2 Bahasa Arab UIN JKT

    3

    Kordinator

    Kebahasaaraban Dr. H. Rofii

    SL Bahasa Arab IAIN

    Jakarta

    S-3 Studi Islam dan Bahasa

    Arab UIN Jakarta

    4

    Kordinatr

    Kebahasaindonesiaa Dr. Thoyib IM, MA

    5

    Ketua Komite

    Akademik Dra. Darsita S, M.Hum

    S1 Linguistik UI Jakarta

    S2 Linguistik UI Jakarta

    2. GURU BESAR

    Program Studi Tarjamah mempunyai 1 (satu) orang Guru Besar tetap, yaitu

    H. Ridlo Masduki dengan bidang keahlian Bahasa Arab dan pendidikan SL Sastra

    Arab FA IAIN Jakarta, S-2 IAIN Jakarta, dan S-3 Studi Islam dan Bahasa Arab

    UIN Jakarta.

    3. TENAGA PENGAJAR

    Program Studi Tarjamah memiliki dosen tetap yang berkualitas dengan tingkat

    pendidikan S2 (8 orang) dan S3 (2 orang), juga tenaga pengajar (calon dosen) S2/1

    orang. Dari sisi kepangkatan dan jabatan terdapat 1 (satu) Guru Besar, 2 (dua)

    lektor kepala, dan 6 (enam) lektor, 1 (satu) Assisten Ahli serta 1 (satu) tenaga

    pengajar. Sedangkan dosen tidak tetap berjumlah 8 (delapan orang) berpendidikan

    Magister 5 orang dan bergelar doktor 3 (tiga) orang. Perlu diketahui bahwa dosen

    tidak tetap di sini sesungguhnya kalau dilihat dari tingkat kefakultasan mereka

    adalah dosen tetap. Hanya saja penempatan mereka pada program studi yang ada di

    Fakultas Adab dan Humaniora. Dengan jumlah mahasiswa aktif 179 orang,

    perbandingan antara dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:17. Pada tahun-tahun

    mendatang diharapkan rasio perbandingan ini akan terus diupayakan agar

    mencapai rasio ideal, yaitu dosen tetap: mahasiswa = 1: 25.

    1. Dosen Tetap

  • 60

    a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional

    Jenis

    Kelamin

    Jenjang

    Pendidikan

    Jabatan Fungsional

    Lk Pr S-

    1

    S-

    2

    S-

    3

    Ass.

    Ahli

    Lekto

    r

    Lektor

    Kepala

    Guru Besar

    8 2 - 8 2 1 6 2 1

    10 10 10

    b. Menurut Latar Belakang Almamater

    NNo. NAMA Perguruan Tinggi Keahlian

    1 2 5 6

    1.

    Ridlo Masduki

    (Prof. Dr. H.)

    SL Sastra Arab IAIN Jakarta

    S-3 Studi Islam dan Bahaa Arab

    UIN Jakarta

    Ilmu Bahasa Arab

    2

    A. Satori Ismail

    (Dr. H)

    Sl IAIN SGJ Bandung

    S-3 Uinv. El-Minya Mesir

    Bahasa Arab

    3

    Ahmad Syatibi

    (Drs. ,M.Ag.,)

    SL Sastra Arqb IAIN Jakarta

    S-2 UMJ Jakarta

    Bahasa Arab

  • 61

    4

    Abdullah

    (Drs., M.Ag.)

    SL Sastra Arab IAIN Jakarta

    S-2 Bahasa Arab IAIN-SU Medan

    Ilmu Bahasa Arab

    5

    Ikhwan Azizi

    (Drs., MA)

    SL Sastra Arab IAIN Jakarta

    S-2 Bahasa Arab UIN Jakarta

    Bahasa Arab

    6

    Darsita S.

    (Dra., M.Hum)

    S1 Sastra Indonesia UI S2

    Linguistik Univ. Samratulangi

    Ilmu Bahasa

    Indonesia

    7

    Ahmad Saehudin

    (H., M.Ag)

    S1 Sastra Arab UIN Jakarta

    S2 BSA UIN Jakarta

    Linguistik Arab

    8

    A. Ismakun Ilyas,

    (H., LC, MA)

    S1 Syariah Univ Al-Azhar Mesir

    S2 B. Arab Univ. Kortum Sudan

    S2 UIN Jakarta

    Ilmu Kalam

    9

    Sukron Kamil,

    (S.Ag., M.Ag.)

    S1 Sastra Arab IAIN JKT S2 UIN

    Jakarta

    Bahasa dan Sastra

    Arab

    10

    Karlina Helmanita

    (M.Ag.)

    S1 Bahsa Sastra Arab IUIN JKT

    S2 Pendidikan Islam IAIN SUKA

    Bahasa dan Sastra

    Arab

    2. Dosen Tidak tetap

    a. Menurut Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, dan Jabatan Fungsional

    Jenis

    Kelamin

    Jenjang Pendidikan Jabatan Fungsional

    Lk Pr S-1 S-2 S-3 Ass. Ahli Lektor Lektor Kepala TP

    7 1 - 5 3 1 4 2 1

    8 8 8

  • 62

    4. TENAGA ADMINISTRASI

    Sistem administrasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta masih

    mengembangkan sistem sistem administasi sentralistik. Ini berarti tenaga

    adminsitrasi Program Studi Tarjamah Tenaga adminsitrasi saat ini berjumlah 26

    orang dengan kualifikasi pendidikan S2/4 orang, S1/7 orang, D3/1 orang, SLTA/6

    orang, di samping teknisi S1/1 orang, laboran S1/1 orang, pustakawan S2/1orang

    dan D3/1 orang, dan pramukantor SLTA/3 orang dan SD/1 orang, serta pramusaji

    SLTA/1 orang.

    Data selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini:

    1. Menurut Jenjang Pendidikan

    Jumlah Orang Menurut Kualifikasi No

    Jenis Tenaga

    Penunjang S2 S1 Dipl SMU SD

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Kabag TU 1 - - - -

    2 Kasubag Akademik 1 - - - -

    3

    Kasubag Keuangan &

    Kepagawaian - 1 - -

    -

  • 63

    5. PUSTAKAWAN DAN LABORAN

    Program Studi Tarjamah baru mempunyai tenaga pustakawan 3 orang dengan

    latar belakang pendidikan S2 1 (satu) orang, D3 1 (satu) orang, dan SLTA 1 (satu)

    orang.

    Adapun tenaga laboran/tehnisi berjumlah 2 orang. Kepala Laboratorium

    bahasa 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan S1 1 (satu) orang. Sedangkan

    tehnisinya berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan S1 Tehnik

    Informatika 1 (satu) orang.

    D. PROFIL MAHASISWA

    4 Kasubag Umum - 1 - - -

    5

    Pengadministrasi

    Urusan Nilai - 2 - -

    -

    6

    Pengadministrasi

    Urusan

    Kemahasiswaan - 4 1 -

    -

    7

    Pengadministrasi

    Urusan Penelitian 2 1 - -

    -

    8

    Pengadmnistrasi

    Kepegawaian - - - 1

    -

    9

    Pengadministrasi

    PUMK - - - 2

    -

    10

    Pengadministrasi

    Keuangan - 1 - -

    -

    11

    Pengadministrasi

    Arsip - 1 - -

    -

    12

    Pengadministrasi

    Perlengkapan - 1 - 1

    -

    13 Pramu Saji - - - 1 -

    14 Pramu Kantor - - - 3 1

    TOTAL 4 12 1 8 1

  • 64

    Mahasiswa Program Studi Tarjamah tahun akademik 1999/2000 berjumlah

    45 orang, tahun akademik 2000/2001 berjumlah 49 orang, tahun akademik

    2001/2002 berjumlah 42 orang, tahun 2002/2003 berjumlah 40 orang, tahun

    2003/2004 berjumlah 37 orang, dan tahun 2004/2005 berjumlah 25 orang.

    Menurunnya animo masyarakat terhadap Program Studi ini berhubungan

    secara signifikan dengan lemahnya sosialisasi dan promosi. Strategi promosi dan

    sosialisasi ditetapkan dengan sasaran bidik yang potensial untuk dikembangkan di

    Program Studi Tarjamah, misalnya pesantren dan madrasah yang merupakan basis

    siswa/santri dengan latar belakang bahasa yang relative kuat.

    Selama mengikuti pendidikan di Program Studi tarjamah mahasiswa diberi

    kebebasan berorganisasi pada tingkat Universitas, Fakultas dan Program Studi.

    Melalui organisasi-organisasi menampilkan performent mahasiswa yang memiliki

    prestasi akademik dan keterampilan dalam bingkai ketaqwaan.

    Jumlah mahasiswa Program Studi Tarjamah yang tercatat hingga tahun

    akademik 2004/2005 adalah 170 orang. Data mahasiswa Program Studi disajikan

    dalam table berikut ini:

    No. Tahun Akademik Juimlah

    1. 1999/2000 25

    2. 2000/2001 19

    3. 2001/2002 41

    4. 2002/2003 28

    5. 2003/2004 32

    6. 2004/2005 25

    Total 170

  • 65

    E. PROFIL SARANA DAN PRASARANA

    Selain gedung perkuliahan berlantai tujuh, fasilitas pendidikan yang

    disediakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora yang juga merupakan fasilitas

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

    1. Perpusatakaan Fakultas

    Perpustakaan fakultas sebagai Working Library berfungsi melayani

    mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat umum dalam menyediakan bahan

    bacaan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pendidikan, penelitian, dan

    lain-lain yang relevan dengan Fakultas Adab dan Humaniora.

    2. Laboratorium

    Laboratorium yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora terdiri atas:

    laboratorium bahasa, laboratorium/bengkel per-pustakaan, laboratorium sejarah,

    laboratorium terjemah, home theatre studio (Multimedia studio), dan self access

    center. Masing-masing laboratorium dipegang oleh seorang penanggungjawab

    dan berada di bawah satu orang koordinator laboratorium.

    3. Sarana Olah Raga

    Sarana olah raga yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora selain yang

    disediakan oleh pihak UIN Syarif Hidayatullah adalah lapangan tenis meja.

    4. Sarana Musik

    Fakultas Adab dan Humaniora juga memberikan kesempatan kepada

    mahasiswanya untuk mengembangkan bakat mereka dalam bidang seni musik

    dengan menyediakan seperangkat alat musik.

    5. Fasilitas-Fasilitas Lainnya

    Sarana dan Prasarana

  • 66

    Kepemilikan

    Jenis Nama

    Rasio

    Ketersediaan

    Permahasiswa

    Kondisi

    (Rusak/t

    idak

    Rusak)

    SD SW

    Total Jam

    Rata-rata

    Pergunaan

    Per

    Minggu

    1 2 3 4 5 6 7

    1. Tanah 300 m2: 219

    2. Gedung 1 unit: 219 Baik 42 jam

    3. Ruang Lobi 6 buah: 219 Baik 42 jam

    4. Ruang BEM

    Fakultas

    1 buah: 219 Baik 41 jam

    5. Ruang BEM

    Jurusan

    1 lokal: 219 Baik 42 jam

    6. Ruang Kafe

    Bahasa

    1 buah: 219 Baik 42 jam

    7. Ruang

    Security

    1 buah: 219 Baik 42 jam

    8. Ruang Panel 1 buah: 219 Baik 168 jam

    9. Ruang genset 1 buah: 219 Baik 168 jam

    10. Ruang

    gudang

    5 buah: 219 Baik 168 jam

    11. Kamar

    mandi/toilet

    13 buah: 219 Baik 48 jam

    12. Ruang sidang 1 buah: 219 Baik 28 jam

    13. Ruang Dekan 1 buah: 219 Baik 48 jam

    14. Ruang

    Pembantu Dekan

    3 buah: 219 Baik 48 jam

    15. Ruang Kabag

    TU

    1 buah: 219 Baik 48 jam

    16. Ruang tamu 2 buah: 219 Baik 42 jam

    17. Ruang 3 buah: 219 Baik 48 jam

    Pras

    aran

    a

  • 67

    Kasubag

    18. Ruang

    Mushalla

    5 buah: 219 Baik 26 jam

    19. Tempat

    wudhu

    10 buah: 219 Baik 26 jam

    20. Ruang dapur 5 buah: 219 Baik 42 jam

    21. Ruang

    cleaning service

    5 buah: 219 Baik 42 jam

    22. Ruang kuliah 19 buah: 219 Baik 42 jam

    23. Ruang teater 2 buah: 219 Baik 42 jam

    24. Ruang

    perpustakaan

    1 buah: 219 Baik 48 jam

    25. Ruang Dosen 1 buah: 219 Baik 48 jam

    26. Ruang self

    access centre

    1 buah: 219 Baik 28 jam

    27. Ruang

    administrasi

    1 buah: 219 Baik 48 jam

    28. Ruang

    laboratorium

    multimedia

    1 buah: 219 Baik 26 jam

    29. Ruang ketua

    jurusan

    1 buah: 219 Baik 48 jam

    30. Ruang

    Sekretaris

    Jurusan

    31. Ruang

    bengkel

    perpustakaan

    32. Ruang

    munaqasyah

    33. Ruang

    1 buah: 219

    1 buah: 219

    1 buah: 219

    1 buah: 219

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    48 jam

    10 jam

    10 jam

    26 jam

  • 68

    laboratorium

    computer

    34. Lift

    35. Tangga

    darurut

    36. Tempat

    parker

    37. Lapangan

    basket

    38. Lapangan

    badminton

    39. Lapangan

    volley

    40. Lapangan

    sepek takrow

    41. Lapangan

    sepak bola

    42. Sarana panjat

    tebing

    43. Lapangan

    tennis meja

    44. Jaringan

    internet

    2 buah: 219

    1 buah:219

    3 buah: 219

    2 buah: 219

    2 buah: 219

    4 buah: 219

    1 buah: 219

    1 buah: 219

    2 buah: 219

    1 buah: 219

    5 buah: 219

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    48 jam

    48 jam

    48 jam

    28 jam

    28 jam

    28 jam

    28 jam

    28 jam

    16 jam

    28 jam

    28 jam

    1. Sofa 4 buah: 219 Baik 42 jam

    2. Parabola 1 buah: 219 Baik 48 jam

    3. Faksimili 2 buah: 219 Baik 42 jam

    4. Alat-alat

    musik (band)

    1buah: 219 Baik 12 jam

    5. Vacum

    Cleaner

    1 buah: 219 Baik 28 jam

    6. Mesin Air Jet 1 buah: 219 Baik 16 jam

    Sara

    na

  • 69

    Pam

    1. Handi Cap 1 buah: 219 Baik 16 jam

    2. Sound Sistem 1 set: 219 Baik 28 jam

    3. Lap Top 1 buah: 219 Baik 16 jam

    4. Had Set 20 buah: 219 Baik 18 jam

    5. Audio

    Computer

    32 buah: 219 Baik 28 jam

    6. With Boart

    Electrik

    1 buah: 219 Baik 28 jam

    7. Wire Les 2 buah: 219 Baik 28 jam

    8. Kursi Dosen 40 buah: 219 Baik 42 jam

    9. Komputer 35 buah: 219 Baik 36 jam

    10. OHP 10 buah: 219 Baik 34 jam

    11. LCD 2 buah: 219 Baik 34 jam

    12. Lab 3 buah: 219 Baik 34 jam

    13. Kursi kuliah 950 buah: 219 Baik 42 jam

    14. Whiteboard 33 buah: 219 Baik 42 jam

    15. Meja dosen

    16. Komputer

    40 buah: 219

    75 buah: 219

    Baik 42 jam

    34 jam

    17. DVD 6 buah: 219 Baik 28 jam

    18. Tape

    Recorder

    7 buah: 219 Baik 26 jam

    1. TV 7 buah: 219 Baik 36 jam

    2. OHP 10 buah: 219 Baik 34 jam

    3. LCD 2 buah: 219 Baik 34 jam

    Sara

    na /F

    asili

    tas /

    Pera

    lata

    n

  • 70

    BAB IV

    Analisis Kemampuan Mahasiswa Jurusan Tarjamah Semester VI Fakultas

    Adab dan Humaniora Dalam Menerjemahkan Nama Diri

    A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI Dalam Menerjemahkan