kemampuan aparat pemerintah desa dalam …digilib.unila.ac.id/55144/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN APARAT PEMERINTAH DESA DALAM
PEMBENTUKAN BUMDES
(Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara
Jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan)
(Skripsi)
Oleh
FEDRI YANSAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
KEMAMPUAN APARAT PEMERINTAH DESA DALAM PEMBENTUKAN
BUMDES
(Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara Jaya Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan)
Oleh :
FEDRI YANSAH
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, pembentukan BUMDes
merupakan salah satu prioritas penggunaan dana Desa. Namun pada kenyataannya
masih banyak desa yang belum membentuk BUMDes khususnya desa Pagar Iman,
Kaliawi Indah, dan Negara Jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan. Hal
tersebut diduga terjadi karena aparat pemerintah desa yang kurang mampu untuk
membentuk BUMDes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan aparat
pemerintah Desa dalam pembentukan BUMDes di Desa Pagar Iman, Kaliawi Indah,
dan Negara Jaya di Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan. Adapun metode
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif, jenis datanya data
primer dan sekunder yang diperoleh dengan menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kemampuan aparat pemerintah desa Pagar Iman, Kaliawi Indah, Negara Jaya Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dalam membentuk BUMDes. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa Desa Pagar Iman cukup mampu untuk membentuk BUMDes.
Sedangkan Desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya belum mampu untuk membentuk
BUMDes.
Kata Kunci : Kemampuan, Aparat Pemerintah Desa, Pembentukan BUMDes.
ABSTRACT
THE ABILITY OF THE VILLAGE GOVERNMENT APPARATUS IN FORMATION
BUMDES
(Study in Pagar Iman Village, Kaliawi Indah Village, and Negara Jaya Village, the
districts of Negeri Besar of Way Kanan regency)
By :
FEDRI YANSAH
In an effort to improve the welfare of rural communities, the formation of BUMDes is
one of the priorities for using Village funds. But in reality there are still many villages
that have not formed BUMDes, especially the villages of Pagar Iman, Kaliawi Indah, and
Negara Jaya in the District of Negeri Besar of Way kanan Regency. This allegedly
occurred because village government officials who were less able to form BUMDes. The
purpose of this study was to determine the ability of village government officials in the
formation of BUMDes in Pagar Iman Village, Kaliawi Indah, and Negara Jaya in the
District of Negeri Besar of Way Kanan Regency. The research method used is descriptive
qualitative, the type of data is primary and secondary data obtained using interview,
observation and documentation. The focus of this research is to find out the ability of the
government officials of the village in Pagar Iman, Kaliawi Indah, Negara Jaya, the District of
Negeri Besar of the Way Kanan Regency in forming BUMDes. The results of this study
indicate that Pagar Iman Village is quite capable of forming BUMDes.
Whereas the villages of Kaliawi Indah and Negara Jaya have not been able to form BUMDes.
Keywords: Ability, Village Government Apparatus, Formation of BUMDes.
KEMAMPUAN APARAT PEMERINTAH DESA DALAM PEMBENTUKAN
BUMDES
(Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara Jaya Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan)
Oleh:
Fedri Yansah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Fedri Yansah, dilahirkan di Gedung Rtu
pada 04 Februari 1996. Penulis merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Bursah dan Ibu
Sarina Wati. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SDN
02 Kaliawi Indah yang diselesaikan tahun 2008. Setelah
lulus SD penulis menempuh pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 03 Negeri Besar dan lulus pada tahun 2011. Setelah
itu penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Tulang
Bawang Tengah yang diselesaikan tahun 2014.
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Lampung melalui jalur MANDIRI. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
tahun 2014. Pada tahun 2018 penulis menyelesaikan program Studi S1 Jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung.
Penulis mempunyai riwayat organisasi sebagai Anggota LSSP Cendekia, dan
HMI Komisariat Sosial Politik Unila.
PERSEMBAHAN
Alhamduillahirabbil’alamiin telah Engkau Ridhoi Ya Allah langkah hambaMu,
Sehingga Skripsi ini pada akhirnya dapat terselesaikan pada waktunya.
Teriring Shalawat Serta Salam Kepada Nabi Muhammad SAW
Semoga Kelak Skripsi ini dapat Memberikan Ilmu yang Bermanfaat
dan
Ku Persembahkan Karya Sederhana Ini Kepada:
“Ayah dan Umi tercinta, Bursah dan Sarina Wati, serta adik-adikku yang ku
sayangi dan kucintai sebagai tanda bakti, hormat dan cintaku.
Terima kasih atas doa dan restu serta semangat yang telah kalian berikan.
Tanpa kalian, aku bukan siapa-siapa.
Terimakasih untuk seluruh keluarga besarku, sahabat dan teman-teman
seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan,
semoga amal kebaikan yang telah dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT
Almamater Tercinta Universitas Lampung
MOTTO
Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan mati
hari ini
-(James Dean)-
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.(Al:Israa:36)
“Teruslah Berjuang dan Jangan Pernah Menyerah karena Dengan Menyerah
Maka Kita Tidak Akan Pernah Merasakan Nikmatnya Buah dari Perjuangan”
-(Fedri Yansah)-
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tidak lupa penulis sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri
tauladan yang baik dan pemimpin bagi kaumnya.
Skripsi yang berjudul “Kemampuan Aparat Pemerintah Desa dalam
Pembentukan BUMDes (Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan
Desa Negara jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan)” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain, yaitu:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Sigit Krisbintoro, M.IP, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan.
3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono D, M.H. selaku pembimbing pertama.
Terima kasih ilmu, saran, semangat dan motivasi hingga penulis
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih juga atas kebaikan dan rasa pengertian
yang tinggi terhadap penulis yang bapak berikan. Semoga segala kebaikan
dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak baik di dunia ataupun di akhirat
kelak.
4. Bapak Syafarudin, S.Sos. M.A selaku pembimbing kedua. Terima kasih atas
kesabaran untuk meluangkan waktu dalam menghadapi penulis, atas segala
bimbingan ilmu, saran yang sangat bermanfaat serta motivasi dan semangat
untuk menghasilkan skripsi yang baik dan benar sehingga atas kebaikan
bapak, penulis mampu menyelesaikan skripsi dan studi pada waktunya.
Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak baik di
dunia ataupun di akhirat kelak.
5. Bapak Drs. Denden Kurnia D, M.Si.selaku dosen pembahas. Terima kasih
atas segala kritik dan saran yang membangun demi terciptanya progres yang
signifikan terhadap skripsi penulis hingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu yang sangat bermanfaat bagi
penulis. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk ibu
baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
6. Bapak Himawan Indrajat, S.IP, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik
penulis. Terima kasih atas segala ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak baik di
dunia ataupun di akhirat kelak.
7. Seluruh dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih
atas ilmu-ilmu yang diberikan sehingga mampu menjadi jendela wawasan
bagi penulis di masa kini dan di masa yang akan datang. Semoga segala
kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak dan ibu baik di dunia
ataupun di akhirat kelak.
8. Ayah dan Umi tercinta, Bursah dan Sarina Wati atas segala doa, cinta dan
kasih sayang, dukungan dan semangat serta perhatian yang terus mengalir
dan tak mampu penulis balas segala jasa dan kebaikannya, Semoga Allah
SWT selalu memberikan perlindungan, kesehatan dan kasih sayang-Nya serta
balasan atas segala jasa dan kebaikan Ayah dan Umi.
9. Seluruh informan penelitian yang telah mendukung penulis dalam menyusun
skripsi. Bapak Camat Negeri Besar beserta seluruh stafnya, Lurah Pagar
Iman, Lurah Kaliawi Indah, Lurah Negara Jaya dan semua informan yang
tidak bisa disebutnya semuanya satu persatu oleh penulis. Terima kasih telah
menjadi informan penulis semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu
tercurah untuk kalian semua baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
10. Saudaraku Adin Man, Om Jonsi, Ners.Hengki Candra S.Kep, Elan Sagita,
Abu Mansur, Mulyadi, Andre, Riko Irawan, Reki Hendra, Hadi, Ayu
Indrayana, Nora Yunita, Ana Utari Mita Rusadi, Rully Maharatu, Okta dan
semuanya yang tidak bisa disebutkan oleh penulis satu persatu. Terimakasih
telah menjadi bagian cerita indah bagi penulis.
11. Sahabat Sahabatku Fani Armansyah, Wahyu, Tolip, dan semuanya yang tidak
bisa disebutkan oleh penulis satu persatu yang telah menemani dan
memberi keceriaan kepada penulis, kalian tidak akan terlupakan.
12. Kawan-kawan angkatan 2014, Ujang, Muchlisi, Icha, Melda, Elyta, Theo,
Gerry, Komang, Bayu, Aldin, Bagus, Dhean, Aldi, Billy, Brillian, Rido,
Iranda, Aziza, Kartika, Mega, Ulfa, Meri, Abu, Wiryawan, Ndo, Yoga,
Ikhsan, Nosi, Dita, Sinta, Alvi, Dhian, Umaya, Intan, Yusuf, Shohib, Andri,
Eliyas, Agung, Tika, Yudi, Rico, Asti, Rahmita, Silvi, dan kawan-kawan
yang sedang berjuang, maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu. Terima
kasih atas semua doa.
13. Teruntuk Shil Fera Sandy yang terus memberikan support bagi penulis,
memberikan motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk penulis, juga sebagai pendengar yang baik bagi penulis. Terimakasih
atas dukungan dan motivasinya dan maaf telah banyak mengeluh, sering buat
kesal dan marah.
Bandar Lampung, 14 Desember 2018
Fedri Yansah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..... ............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 16
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 16
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 17
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kemampuan Aparat Desa ....................................................... 18
1. Pengertian Kemampuan ................................................................ 18
2. Ciri-Ciri Pegawai yang Memiliki Kemampuan ............................ 21
3. Ciri-Ciri Pegawai yang tidak Memiliki Kemampuan ................... 24
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan ......................... 24
5. Indikator-Indikator Kemampuan Aparat ....................................... 26
B. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa ..................................................... 27
C. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ..................... 30
1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ......................... 30
2. Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)............. 31
3. Perbedaan antara BUMDes dan Lembaga Ekonomi Komersial ... 33
4. Syarat Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ......... 34
5. Mekanisme Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) . 35
D. Faktor Pendukung Pembentukan Organisasi ....................................... 37
E. Faktor Penghambat Pembentukan Organisasi ...................................... 38
F. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 41
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ..................................................................................... 44
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 46
C. Lokasi Penelitian .................................................................................. 49
ii
D. Jenis Data ............................................................................................. 51
E. Penentuan Informan .............................................................................. 52
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 53
G. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 56
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 57
I. Teknik Keabsahan Data ........................................................................ 58
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Negeri Besar ........................................ 61
1. Sejarah Kecamatan Negeri Besar .................................................. 61
B. Gambaran Umum Desa Pagar Iman ..................................................... 63
1. Sejarah Desa Pagar Iman............................................................... 63
2. Kondisi Geografis ......................................................................... 63
3. Kondisi Perekonomian .................................................................. 64
4. Kondisi Sosial Budaya .................................................................. 65
5. Kondisi Sarana Dan Prasana ......................................................... 65
C. Gambaran Umum Desa Kaliawi Indah ................................................ 68
1. Sejarah Desa Kaliawi Indah .......................................................... 68
2. Demografi...................................................................................... 69
3. Keadaan Sosial .............................................................................. 70
a. Pendidikan ............................................................................... 70
b. Lembaga Pendidikan ............................................................... 70
c. Kesehatan ................................................................................ 71
d. Keagamaan .............................................................................. 72
4. Keadaan Ekonomi ......................................................................... 72
a. Pertanian ................................................................................. 72
b. Peternakan ............................................................................... 73
c. Perikanan ................................................................................. 73
d. Struktur Mata Pencaharian ...................................................... 73
5. Kondisi Pemerintahan Desa .......................................................... 74
a. Lembaga Pemerintahan ........................................................... 74
b. Lembaga Kemasyarakatan ...................................................... 74
c. Pembagian Wilayah ................................................................ 75
D. Gambaran Umum Desa Negara Jaya ................................................... 75
1. Sejarah Desa Negara Jaya ............................................................. 75
2. Kondisi Geografis ......................................................................... 77
3. Kondisi Perekonomian .................................................................. 77
4. Kondisi Sosial Budaya .................................................................. 78
5. Kondisi Sarana Dan Prasana ......................................................... 79
E. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ..................... 82
1. Pengertian BUMDes ..................................................................... 82
2. Dasar Hukum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) .................... 82
iii
3. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
di Kecamatan Negeri Besar ........................................................... 83
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 86
1. Kemampuan Aparat Desa dalam Pembentukan
BUMDes di Desa Pagar Iman ....................................................... 86
1.1 Keterampilan(Skill) .............................................................. 86
a. Keahlian ........................................................................ 86
b. Kreativitas ..................................................................... 90
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan) ............................. 94
1.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................... 98
a. Pendidikan .................................................................... 98
b. Pelatihan ....................................................................... 103
1.3 Pengalaman Kerja (Work Experience) ................................. 107
2. Kemampuan Aparat Desa dalam Pembentukan
BUMDes di Desa Kaliawi Indah ................................................... 110
2.1 Keterampilan(Skill) .............................................................. 110
a. Keahlian ........................................................................ 110
b. Kreativitas ..................................................................... 113
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan) ............................. 116
2.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................... 120
a. Pendidikan .................................................................... 120
b. Pelatihan ....................................................................... 125
2.3 Pengalaman Kerja (Work Experience) ................................. 128
3. Kemampuan Aparat Desa dalam Pembentukan
BUMDes di Desa Negara Jaya ....................................................... 130
3.1 Keterampilan(Skill) .............................................................. 130
a. Keahlian ......................................................................... 130
b. Kreativitas ...................................................................... 134
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan) .............................. 137
3.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................... 141
a. Pendidikan .................................................................... 141
b. Pelatihan ....................................................................... 145
3.3 Pengalaman Kerja (Work Experience) ................................. 149
4. Best Practice: Pembentukan BUMDes di
Lampung Selatan dan Yokyakarta................................................ 151
4.1 Pembentukan BUMDes di Lampung Selatan....................... 151
4.2 Pembentukan BUMDes di Yokyakarta ............................... 153
B. Pembahasan Penelitian ........................................................................... 155
1. Kemampuan Aparat Desa Dalam Pembentukan
BUMDes di Desa Pagar Iman ....................................................... 155
iv
1.1 Keterampilan(Skill) .............................................................. 155
a. Keahlian ........................................................................ 155
b. Kreativitas ..................................................................... 157
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan) ............................. 159
1.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................... 161
a. Pendidikan ..................................................................... 161
b. Pelatihan ........................................................................ 163
1.3 Pengalaman Kerja (Work Experience) ................................ 165
2. Kemampuan Aparat Desa Dalam Pembentukan
BUMDes di Desa Kaliawi Indah, dan Negara Jaya ...................... 168
2.1 Keterampilan(Skill) .............................................................. 168
d. Keahlian ........................................................................ 168
e. Kreativitas ..................................................................... 169
f. Tindakan (Pengambilan Kebijakan) ............................. 172
2.2 Pengetahuan (Knowledge) ................................................... 173
c. Pendidikan ..................................................................... 173
d. Pelatihan ........................................................................ 176
1.3 Pengalaman Kerja (Work Experience) ................................ 178
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 181
B. Saran ............................................................................................. 183
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi
Lampung Tahun 2014 .......................................................................... 4
2. Data Luas Wilayah Desa Se-Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan Tahun 2017 .................................................... 5
3. Data Jumlah Penduduk Desa Se Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan Tahun 2017 .................................................... 6
4. Data Jumlah BUMDes di Setiap Desa Se-Kecamatan Negeri Besar ... 7
5. Kisi-Kisi Wawancara ........................................................................... 48
6. Informan ............................................................................................... 53
7. Pedoman Pengumpulan Data ............................................................... 55
8. Daftar Urutan Camat, Kecamatan Negeri Besar .................................. 61
9. Daftar Desa di Kecamatan Negeri Besar Pada
Saat Pertama Pembentukan .................................................................. 62
10. Daftar desa di Kecamatan Negeri Besar .............................................. 62
11. Daftar Urutan Kepala Desa, Desa Pagar Iman ..................................... 63
12. Tata Guna Tanah .................................................................................. 63
13. Jumlah Penduduk ................................................................................. 64
14. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pagar Iman .................................... 64
15. Tingkat Pendidikan Masyarakat ........................................................... 65
16. Pendidikan Formal ............................................................................... 66
17. Prasarana Kesehatan............................................................................. 67
18. Tenaga Kesehatan ................................................................................ 67
19. Sarana Prasarana Ibadah Desa ............................................................. 67
20. Nama-Nama Kepala Desa Sebelum
dan Sesudah Berdirinya Desa Kali Awi Indah ..................................... 69
21. Daftar urutan Kepala Desa, Desa Negara Jaya .................................... 76
22. Tata Guna Tanah .................................................................................. 77
23. Jumlah Penduduk ................................................................................. 78
24. Mata Pencaharian Penduduk Desa Negara Jaya .................................. 78
25. Tingkat Pendidikan Masyarakat ........................................................... 78
26. Pendidikan Formal ............................................................................... 80
27. Prasarana Kesehatan............................................................................. 80
28. Tenaga Kesehatan ................................................................................ 80
vi
29. Sarana Prasarana Ibadah Desa ............................................................. 81
30. Data Jumlah BUMDes di Setiap Desa
Se-Kecamatan Negeri Besar ................................................................ 84
31. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Pagar Iman .............................. 102
32. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Kaliawi Indah .......................... 124
33. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Negara Jaya ............................. 144
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir .......................................................................... 43
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Desa merupakan agen pemerintah yang paling depan dalam
melaksanakan pembangunan, karena pembangunan ditingkat desa
berkenaan langsung dengan masyarakat. Dalam upaya mendorong
pembangunan ditingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan
kepada pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan
bahwa Pemerintah Desa mempunyai kewajiban untuk mengelola keuangan
desa yaitu berupa dana desa guna kepentingan desa dan sepenuhnya untuk
kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk mengelola dana desa salah satunya adalah melalui lembaga
ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Pembentukan BUMDes merupakan salah satu prioritas
penggunaan dana Desa. Hal tersebut tercantum dalam Permendes
Nomor 19 Bab III pasal 4 (ayat 1-5) Tahun 2017 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa yang mengatakan bahwa
“Prioritas penggunaan dana desa untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan dibidang pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat lintas bidang.
Bidang dan kegiatan tersebut antara lain bidang kegiatan produk
2
unggulan desa atau kawasan pedesaan, BUMDes atau BUMDes
bersama, embung, dan sarana olahraga d esa sesuai dengan
kewenangan desa”.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menurut Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang desa adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa.
Hal tersebut selaras dengan pernyataan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan, “Pada
prinsipnya pendirian BUMDes dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa melalui pengelolaan potensi desa sesuai
dengan kebutuhan masyarakat’. (sumber: Republika Online diakses
Selasa,14 Juni 2016 pukul 22.00 WIB).
Selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 4
Tahun 2015 yang mengatakan bahwa BUMDes adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengatakan bahwa
BUMDes dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk mendayagunakan segala
potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya
3
alam dan sumber daya manusia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.
Selajutnya diperjelas oleh Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun 2015
yang mengatakan bahwa BUMDes dibentuk bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan
potensi ekonomi desa, mengembangkan rencana kerja sama usaha antar
desa dan atau dengan pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan
pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga, membuka
lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa,
meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan Pendapatan Asli Desa.
Namun sayangnya dengan banyaknya kegunaan dari BUMDes tersebut tak
lantas membuat setiap desa di Indonesia memiliki BUMDes. Masih sedikit
BUMDes yang sudah terbentuk di setiap desanya. Yang dimaksud
BUMDes yang sudah terbentuk disini menurut Permendes No 4 Tahun
2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa Bab II Pasal 5 (ayat 1-3) dan Pasar 6 (ayat 1-4)
serta Bab III Pasal 9 dan 10 (ayat 1) mengatakan bahwa
“BUMDes yang sudah terbentuk adalah BUMDes yang sudah
disepakati melalui musyawarah desa dan sudah disahkan oleh
Kepala Desa berdasarkan Peraturan Meteri Desa, selanjutnya
BUMDes tersebut sudah memiliki struktur kepengurusan atau
kepengelolaan. Sebaliknya BUMDes yang belum terbentuk adalah
BUMDes yang belum disepakati melalui musyawarah desa dan
belum disahkan oleh Kepala Desa berdasarkan Peraturan Meteri
4
Desa, selanjutnya BUMDes tersebut belum memiliki struktur
kepengurusan atau kepengelolaan”.
Salah satu daerah di Indonesia yang masih tergolong rendah adanya
BUMDes adalah Provinsi Lampung. Berikut data BUMDes di Provinsi
Lampung Tahun 2014 :
Tabel 1 Data Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi
Lampung Tahun 2014
No Kabupaten Jumlah Desa / Pekon Jumlah
Bumdes
1 Lampung Selatan 256 20
2 Lampung Tengah 294 41
3 Lampung Utara 232 4
4 Lampung Barat 131 -
5 Tulang Bawang 147 3
6 Tanggamus 299 2
7 Lampung Timur 264 3
8 Way Kanan 216 1
9 Pesawaran 144 8
10 Pringsewu 126 25
11 Mesuji 105 -
12 Tulang Bawang Barat 93 4
13 Pesisir Barat 116 1
14 Kota Bandar
Lampung
0 -
15 Kota Metro 0 -
Jumlah 2423 112
Sumber : Data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah
Desa Pemerintah Provinsi Lampung,2014
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa masih banyak desa di Provinsi
Lampung yang belum memiliki BUMDes.Dari jumlah desa 2423 hanya
112 desa saja yang memiliki BUMDes. Salah satu Kabupaten di Provinsi
Lampung yang masih tergolong memiliki BUMDes sedikit adalah
Kabupaten Way Kanan Khususnya di Kecamatan Negeri Besar. Luas
wilayah yang cukup besar dan jumlah penduduk yang cukup banyak tak
5
lantas membuat Kecamatan Negeri Besar mampu untuk membuat
BUMDes di setiap desanya.
Tabel 2 Data Luas Wilayah Desa Se-Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan Tahun 2017
N0 DESA LUAS WILAYAH
1 NEGERI BESAR 37141
2 KALI AWI 3450
3 KALIAWI INDAH 1000
4 KILING-KILING 3129
5 TIUH BARU 9850
6 NEGERI JAYA 750
7 NEGARA JAYA 760
8 TANJUNG MAS 1245
9 SRIBASUKI 1000
10 BIMA SAKTI 1000
11 NEGERI KASIH 669
12 TEGAL MUKTI 1060
13 PAGAR IMAN 1060
JUMLAH 62114
Sumber :Data kantor Kecamatan Negeri Besar,2017
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa desa yang memiliki luas paling
kecil yaitu desa Negeri Kasih dengan luas wilayah 669. Sedangkan desa
yang memiliki luas terbesar yaitu desa Negeri Besar dengan luas wilayah
sebesar 37141. Berdasarkan total keseluruhan desa yang ada, luas wilayah
Kecamatan Negeri Besar yaitu 62114.
6
Tabel 3 Data Jumlah Penduduk Desa Se Kecamatan Negeri
Besar Kabupaten Way Kanan Tahun 2017
NO DESA PENDUDUK AKHIR BULAN
L P JMLH
JIWA
JMLH
AGT
KLGR
JMLH
KK
1 NEGERI
BESAR
1315 1310 2625 2040 594
2 KALI
AWI
420 413 1027 833 193
3 KALIAWI
INDAH
386 401 787 600 187
4 KILING-
KILING
1026 1153 2179 1651 528
5 TIUH
BARU
1155 1039 2194 1653 541
6 NEGERI
JAYA
1083 1000 2083 - 599
7 NEGARA
JAYA
1140 1177 2317 1733 584
8 TANJUN
G MAS
536 507 1043 823 220
9 SRIBASU
KI
1145 1027 2169 - 592
10 BIMA
SAKTI
1297 1234 2531 - 677
11 NEGERI
KASIH
291 266 757 504 253
12 TEGAL
MUKTI
1773 1698 3471 - 888
13 PAGAR
IMAN
1139 1020 2159 1589 570
JUMLAH 1271
8
1246
0
25368 11430 6428
Sumber : Data Kantor Kecamatan Negeri Besar,2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terkecil
adalah di Desa Negeri Kasih dengan jumlah penduduk sebanyak 757.
Sedangkan jumlah penduduk terbesar terdapat di Desa Tegal Mukti
dengan jumlah penduduk sebanyak 3471.
Kedua data di atas menunjukkan bahwa Kecamatan Negeri Besar memiliki
luas wilayah yang cukup besar yaitu seluas 62114 dan memiliki jumlah
penduduk yang cukup banyak yaitu 25368. Namun dengan luas wilayah
7
yang cukup besar dan jumlah penduduk yang cukup banyak, Kecamatan
Negeri Besar belum mampu memciptakan Badan Usaha Milik
Desa(BUMDes) di setiap desanya. Hal tersebut diduga terjadi karena
aparat pemerintah desa yang kurang mampu untuk membentuk BUMDes.
Oleh sebab itu masih sedikit desa yang memiliki BUMDes. Berikut data
jumlah BUMDes di setiap desa se-Kecamatan Negeri Besar :
Tabel 4 Data Jumlah BUMDes di Setiap Desa Se-Kecamatan
Negeri Besar
NO DESA BUMDes TAHUN
PENDIRIAN
UNIT USAHA
1 NEGERI
BESAR
Belum Ada - -
2 KALI
AWI
Belum Ada - -
3 KALIAWI
INDAH
Belum Ada - -
4 KILING-
KILING
Belum Ada - -
5 TIUH
BARU
- -
6 NEGERI
JAYA
Belum Ada - -
7 NEGARA
JAYA
Belum Ada - -
8 TANJUN
G MAS
Belum Ada - -
9 SRIBASU
KI
10 BIMA
SAKTI
BUMKAM
BIMASAKT
I
2016 Simpan Pinjam
dan Usaha
Peralatan Pesta
11 NEGERI
KASIH
Kasih Bunda 2016 Simpan Pinjam
(Ket: Belum
Berjalan)
12 TEGAL
MUKTI
Cahaya
Indah
2017 Jasa, SPP, Usaha
Bersama (Ket :
Belum Berjalan)
13 PAGAR
IMAN
Rukun
Makmur
2016 Pertanian,
Perkebunan,
Perternakan, Jasa,
SPP (Ket: Belum
berjalan )
Sumber : Data Kantor Kecamatan Negeri Besar,2017
8
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa masih banyak desa di Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan yang belum memiliki BUMDes.
Berdasarkan 13 desa yang ada hanya Desa Bima Sakti yang memiliki
BUMDes. Selanjutnya Desa Negeri Kasih, Tegal Mukti dan Pagar Iman
baru akan membuat atau sedang dalam tahap perencanaan membuat
BUMDes. Sedangkan desa yang lainnya tidak memiliki BUMDes dan
belum ada rencana ataupun proses pembuatan BUMDes.
Sedangkan berdasarkan hasil pra-riset yang dilakukan oleh peneliti di
lapangan diduga terdapat beberapa faktor yang membuat desa-desa di
Kecamatan Negeri Besar tidak memiliki BUMDes. Berdasarkan
wawancara peneliti dengan beberapa Kepala Desa di Kecamatan Negeri
Besar yaitu Bapak Fausi ( Kepala Desa Pagar Iman), Bapak Fani
Armansyah, A.Md ( Sekretaris Desa Kaliawi Indah), dan Bapak Widodo
(Sekretaris Desa Tegal Mukti ) dari beberapa wawancara yang peneliti
lakukan kepada ketiga narasumber tersebut peneliti mendapatkan bahwa
diduga faktor yang membuat desa mereka tidak memiliki BUMDes yaitu :
1. Minimnya kualitas sumber daya manusia yang mereka miliki.
2. Kurangnya pemahaman atau pengetahuan tentang pentingnya
membuat BUMDes.
3. Pembuatan BUMDes bukan menjadi prioritas utama Kepala Desa
dalam pembangunannya.
4. Minimnya sosialisasi dan pelatihan untuk membuatan BUMDes.
5. Minimnya dana yang mereka miliki.
9
Berbeda dengan Kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Negara Batin.
Kecamatan ini memiliki jumlah BUMDes yang lebih banyak dari pada
Kecamatan Negeri Besar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap Camat Kecamatan Negara Batin yaitu Bapak Ari
Mulando, S.STP., MH. diketahui bahwa Kecamatan Negara Batin terdiri
dari 15 Desa yaitu Desa Negara Batin, Purwa Negara, Purwa Agung, Setia
Negara, Sri Mulyo, Sri Menanti, Negara Mulya, Bumi Jaya, Adi Jaya,
Gisting Jaya, Karta Jaya, Marga Jaya, Gedung Jaya, Sari Jaya, dan Kota
Jawa.
Berdasarkan 15 Desa tersebut Terdapat 3 Desa yang memiliki BUMDes
yaitu Desa Karta Jaya berupa Lumbung Desa, Adi Jaya berupa simpan
pinjam, dan Purwa Agung berupa perkebunan tebu. Sedangkan desa
sisanya baru saja membentuk BUMDes namun belum berjalan.
Berdasarkan fenomena di atas itulah yang menjadi alasan peneliti memilih
lokasi pemelitian di Kecamatan Negeri Besar karena kecamatan ini adalah
kecamatan yang memiliki BUMDes paling sedikit.
Hal tersebut tentunya menjadi masalah tersendiri mengingat Pemerintah
Daerah menghimbau dan mengharapkan kepada Pemerintah Desa agar
dapat membuat BUMDes di setiap desanya guna membantu dan
mempercepat usaha Pemeritah Daerah dalam membangun dan
mensejahterakan desa. Tidak adanya BUMDes di suatu desa tentunya akan
membuat aset kekayaan yang ada tidak berkembang, tidak adanya
kemandirian dari desa dalam menghasilkan perekonomian sendiri, dan hal
10
tersebut tentunya berakibat pada terhambatnya upaya pemerintah dalam
membangun dan mensejahterakan desa.
Persoalan inilah yang menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut, agar hasil penelitian ini menjadi sumbangan yang positif bagi
pihak-pihak terkait terutama dalam hal pembentukan BUMDes mengingat
masih banyaknya desa-desa khususnya di Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan yang belum memiliki BUMDes.
Harapannya dengan adanya penelitian ini pihak-pihak terkait dapat
mengatasi masalah terhambatnya pembentukan BUMDes dengan tujuan
agar setiap desa memiliki BUMDes. Sedangkan secara teoritis penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber wawasan dan
pengetahuan khususnya untuk pengembangan ilmu politik dan ilmu
pemerintahan yang berkaitan dangan pembentukan BUMDes.
Terdapat beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, berikut
akan dijabarkan beberapa contoh penelitian sejenis yang berkaitan tentang
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) :
1. Penelitian terdahulu berupa jurnal dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Aparatur Desa Dalam Upaya Pelaksanaan Tugas
Administrasi Pemerintahan Di Kantor Desa Muara Badak Ulu
Kabupaten Kutai Kartanegara “ oleh Suryadi (2016).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
peningkatan kemampuan aparatur desa dalam upaya pelaksanaan tugas
administrasi pemerintahan di Kantor Desa Muara Badak Ulu
11
Kabupaten Kutai Kartanegara dan mengetahui faktor penghambat dan
pendukung peningkatan kemampuan aparatur desa dalam upaya
pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan di Kantor Desa Muara
Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Informan kunci pada penelitian ini yaitu Kepala Desa Muara
Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan informan yang
dipilih yaitu Sekretaris Desa Muara Badak Ulu Kabupaten Kutai
Kartanegara yang ditentukan secara purposive sampling. Serta
informan lain yaitu Ketua masyarakat Desa Muara Badak Ulu
Kabupaten Kutai Kartanegara yang ditentukan secara purposive
sampling. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan penelitian
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan secara
informal sudah cukup baik, dimana cara informal yang dilakukan
pegawai agar kemampuannya dalam bidang pekerjaan meningkat yaitu
mengikuti pelatihan, membuat perencanaan tentang jadwal kerja untuk
kedepannya agar terencana, menerima nasehat dan kritikan, selalu
belajar untuk mencari informasi agar lebih menambah wawasan dalam
bekerja dan tidak pernah malu untuk bertanya.
Peningkatan kemampuan secara formal masih kurang dari segi
pendidikan yang mana masih banyak pegawai lulusan SMA. Adapun
pelaksanaan administrasi pemerintahan Desa Muara Badak Ulu sudah
12
cukup baik yaitu sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2006 tentang Administrasi Desa. Sehingga disimpulkan kurang
baiknya pelayanan aparatur desa di Kantor Desa Muara Badak Ulu
dikarenakan adanya faktor penghambat peningkatan kemampuan
aparatur desa dalam upaya pelaksanaan tugas administrasi
pemerintahan di Kantor Desa Muara Badak Ulu Kabupaten Kutai
Kartanegara meliputi pendidikan, disiplin kerja dan fasilitas kerja.
2. Penelitian selanjutnya berupa jurnal yang berjudul “Kemampuan
Aparatur Desa Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan Di Desa
Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu”
Oleh Randy Aristia (2015).
Masalah dalam penelitian ini yaitu Pembangunan nasional yang multi
dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat
pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan
sampai ditingkat Desa.Komponen atau aparat yang dimaksud hendaknya
memiliki kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugasnya. Pada
tahun 2008 Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah, telah melaksanakan
Kajian Peningkatan Kapasitas Pemerintahan desa, kajian ini telah
menghasilkan cetak biru yang memuat strategi-strategi penyelesaian
masalah penyelenggaraan pemerintahan desa dan menyusun modul-
modul peningkatan kapasitas pemerintahan desa.
Lebih lanjut modul- modul tersebut merupakan hasil identifikasi aspek
kapasitas yang perlu ditingkatkan yaitu perencanaan dan penganggaran
13
desa, keuangan desa, kemampuan aparatur desa, penyusunan
kebijakan Desa, kepemimpinan KepalaDesa dan manajemen
pelayanan desa. Tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran
penyelenggaraan aktivitas pemerintahan dan pembangunan, mengingat
pemerintah desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam
struktural pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi
berhasilnya ihktiar dalam pembangunan nasional yang menyeluruh.
Maka dengan demikian aparat desa dalam pelaksanaan tugasnya sehari-
hari terutama yang berhubungan dengan pelayanan administrasi
khususnya administrasi kependudukan, pembuatan data dan informasi
yang dibutuhkanmasyarakat, semakin dituntut adanya kerja keras dan
kemampuan yang optimal guna memperlancar pelaksanaan tugas
pemerintahan desa.
Kemampuan yang masih rendah merupakan bagian dari permasalahan
yang ditunjukkan di lapangan. Diantaranya masih belum optimalnya
aspek kelembagaan, sumberdaya manusia, maupun manajemen
pemerintahan Desa, serta kemampuan aparatur Desa yang dalam
memberikan pelayanan administrasi kependudukan belum sesuai
dengan harapan masyarakat kerena kemampuan aparatur Desa masih
dirasa kurang optimal dalam memberikan pelayanan khususnya
administrasi kependudukan, baik itu kemampuan pengetahuan,
kemampuan keterampilan dan kemampuan sikap.
14
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
tentang kemampuan aparatur Desa dalam pelayanan Adinistrasi
Kependudukan di Desa Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung
Kabupaten Mahakam Ulu dan untuk mengetahui faktor penghambat
kemampuan aparatur desa dalam pelayanan Administrasi
Kependudukan di Desa Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung
Kabupaten Mahakam Ulu. Analisis data yang digunakan adalah analisis
data kualitatif yang diawali dengan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data, observasi, wawancara dan
dokumentasi .
Dari hasil penelitian yang diperoleh kesimpulan mengenai studi tentang
kemampuan aparatur desa dalam pelayanan Administrasi
Kependudukan di Desa Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung
Kabupaten Mahakam Ulu. Diketahui bahwa kemampuan pengetahuan
aparatur desa tidak mampu untuk mengetahui dan memahami tugas dan
funsinya sebagai aparatur desa, begitu juga dengan kemampuan
keterampilan aparatur desa tidak mampu menggunakan komputer, dan
untuk kemampuan sikap aparatur cukup baik karena aparatur desa
tidak ada yang melanggar aturan yang berlaku baik di masyarakat
maupun dalam menjalankan tugasnya sebagai aparatur desa.
Faktor penghambat yang dihadapi dalam pelayanan Administrasi
Kependudukan di Desa Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung
15
Kabupaten Mahakam Ulu adalah selain tidak mampunya kemampuan
aparatur desa, formulir data pemohon untuk pembuatan dokumen
terkadang habis sehingga masyarakat ada yang tidak dapat terlayani
dalam proses pelayanan dokumen Administrasi Kependudukan.
3. Penelitian terakhir berupa skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan
Kemampuan Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Tugas administrasi di
Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik” oleh
Moh.Sholeh (2015).
Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang upaya peningkatan
kemampuan aparatur desa dalam pelaksanaan tugas administrasi
di Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Instrumen penelitian dalam pengambilan data adalah
pedoman wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan upaya peningkatan kemampuan aparatur
desa dalam pelaksanaan tugas administrasi di Desa Morowudi
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dilakukan dengan dua cara yaitu
peningkatan disiplin kerja aparatur serta melakukan pendidikan dan
pelatihan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, cenderung fokus
membahas tentang kemampuan aparat pemerintah desa dalam pelaksanaan
tugas administrasi di desa. Berbeda dengan rencana penelitian yang akan
dilakukan penulis yang memfokuskan pada kemampuan aparat desa dalam
16
pembentukan BUMDes. Penelitian ini memfokuskan pada mencari tau
kemampuan Aparat Desa Pagar Iman, Kaliawi Indah, dan Negara Jaya
dalam membentuk BUMDes. yang mana dalam menganalisisnya peneliti
menggunakan indikator-indikator kemampuan aparat menurut Winardi
(2002), yaitu:
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
b. Kreativitas
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan)
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
b. Pelatihan
3. Pengalaman kerja (work experience)
B. Rumusan Masalah
Apakah aparat desa di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah dan Desa
Negara Jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan mampu
membentuk Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan aparat di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi
Indah dan Desa Negara Jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan dalam membentuk Badan Usaha Milik Desa(BUMDes).
17
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi sumber
wawasan dan pengetahuan khususnya untuk perkembangan ilmu
politik dan ilmu pemerintahan, yang berkaitan dengan
pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan
untuk pemerintah desa Pagar Iman, Kaliawi Indah, dan Negara
Jaya di Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dalam
mengatasi terhambatnya pembentukan BUMDes yang membuat
banyaknya desa yang tidak memiliki BUMDes.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kemampuan Aparat Desa
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan suatu kesanggupan, keahlian untuk
melakukan sesuatu sesuai bidangnya. Sedangkan Dalam kamus bahasa
Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa
(bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai
harta berlebihan). Sementara itu, menurut Moenir (2007:76) yang
dimaksud dengan kemampuan dalam hubungan pekerjaan adalah
suatu keadaan pada seseorang yang secara penuh kesungguhan,
berdaya guna melaksanakan pekerjaan sehingga menghasilkan
sesuatu yang optimal.
Menurut Steers dalam (Rasyid, 2010:6) bahwa "kemampuan aparatur
pemerintah sebenarnya tidak terlepas dari pembicaraan tingkat
kematangan aparatur yang didalamnya menyangkut keterampilan
yang diperoleh dari pendidikan latihan dan pengalaman”. Berdasarkan
pandangan tersebut jelas bahwa kemampuan seseorang, dalam hal
ini aparat desa dapat dilihat dari tingkat pendidikan aparat, jenis
latihan yang pernah diikuti dan pengalaman yang dimilikinya.
Secara konsepsional hal ini diperkuat dari pandangan Steers tersebut
19
sebelumnya bahwa untuk mengidentifikasi apakah kegiatan dalam
organisasi dapat mencapai tujuannya salah satunya yang harus
mendapat perhatian adalah orang-orang yang ada dalam organisasi
tersebut.
Selanjutnya Steers berpendapat bahwa pada kenyataannya anggota
organisasi yang merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang
paling penting dalam pencapaian tujuan organisasi disebabkan orang-
orang itulah yang menggerakkan roda organisasi. Anggota organisasi
yang dimaksud adalah aparat desa yang merupakan faktor yang paling
menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.
Pemerintah Desa memiliki peran signifikan dalam melaksanakan
pembangunan, karena pembangunan ditingkat desa berkenaan
langsung dengan masyarakat. Dalam upaya mendorong pembangunan
ditingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan kepada
pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri.
Pemerintah Desa mempunyai kewajiban untuk mengelola keuangan
desa yaitu berupa dana desa guna kepentingan desa dan sepenuhnya
untuk kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu bentuk dalam
pengelolaan keuangan desa adalah dengan membentuk Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes). Karena membentuk BUMDes ini pun
memang menjadi salah satu prioritas dalam penggunaan dana desa.
Hal tersebut tercantum dalam Permendes Nomor 19 Bab III pasal 4
20
(ayat 1-5) Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa yang mengatakan bahwa
“Prioritas penggunaan dana desa untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan dibidang pembangunan
desa dan pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat
lintas bidang. Bidang dan kegiatan tersebut antara lain
bidang kegiatan produk unggulan desa atau kawasan
pedesaan, BUMDes atau BUMDes bersama, embung, dan
sarana olahraga d esa sesuai dengan kewenangan desa”.
Namun sayangnya dengan diprioritaskannya pembentukan BUMDes
tersebut tak lantas membuat setiap desa di Indonesia memiliki
BUMDes. Masih sedikit BUMDes yang sudah terbentuk di setiap
desanya. Hal tersebut diduga terjadi karena aparat pemerintah desa
yang kurang mampu untuk membentuk BUMDes
Kondisi ini sedikit banyak juga dipengaruhi pula oleh lemahnya
human resources di desa yang populasinya relatif kecil dan sangat
terbatas. Sebab itu guna mendobrak kebekuan atau stagnasi sosial ini
diperlukan terobosan dari kekuatan luar untuk bermitra atau saling
bekerja sama dengan aktor-aktor dan lembaga- lembaga potensial di
desa dalam melakukan perubahan sosial menuju ke arah situasi
yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Kemampuan atau ability sebagai sifat yang dibawa lahir atau
dipelajari yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang
bersifat mental atau fisik, sedangkan skill atau ketrampilan adalah
kecakapan yang berhubungan dengan tugas. Berkaitan dalam hal
kualitas pelayanan publik, maka kemampuan aparat sangat
21
berperan penting dalam hal ikut menentukan kualitas pelayanan
publik tersebut (Soetopo, 2009:82).
2. Ciri-Ciri Pegawai yang Memiliki Kemampuan
Seseorang dikatakan kreatif apabila memiliki kemampuan yang bisa
dipertanggung jawabkan. Hal ini perlu diketahui ciri-ciri yang
memiliki kemampuan. Beberapa pendapat ahli tentang ciri-ciri
pegawai yang mampu.
David Campbell yang disadur oleh Mangunhardjana (1986: 27)
menggolongkan ciri-ciri pegawai yang mampu, yaitu ciri-ciri pokok
dan yang tergolong kepada ciri-ciri yang memungkinkan sebagai
berikut.
a. Ciri-ciri Pokok
1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah
Kelincahan mental adalah kemampuan untuk bermain-main
dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, konsep, kata-kata dan
sebagainya. Berpikir dari segala arah (convergent thinking)
adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari
berbagai arah, segi dan mengumpulkan berbagai fakta yang
penting dan mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara
yang dihadapi
2. Fleksibilitas konsep
Fleksibelitas konsep (conceptual flexibility) adalah
kemampuan untuk secara spontan mengganti cara
memandang, pendekatan, kerja yang tidak jalan.
22
3. Orisinalitas
Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk
menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak
lazim, (meski tidak selalu baik), yang jarang, bahkan “
mengejutkan”.
4. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas
Orang yang kreatif dan mampu itu lebih menyukai kerumitan
dari pada kemudahan dengan maksud untuk memperluas
cakrawala berpikir.
5. Latar belakang yang merangsang
Latar belakang yang merangsang (stimulating background)
adalah lingkungan dan suasana yang mendorong untuk
mempelajari pengetahuan, melatih kecakapan baru dan untuk
memiliki sifat-sifat khas mereka: usaha, tenang dalam
kegagalan, tidak putus asa, disiplin, mencari-cari terus,
berprestasi dan gairah dalam hidup
6. Kecakapan dalam banyak hal
Pada umumnya orang yang memiliki kemampuan mempunyai
banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple
skills).
b. Ciri-ciri yang Memungkinkan
Ciri-ciri yang memungkinkan, yang perlu untuk mempertahankan
gagasan-gagasan kreatif yang sudah dihasilkan, meliputi:
1. Kekuatan mental atau fisik untuk bekerja keras
23
2. Berfikir mandiri
3. Pantang menyerah
4. Mampu berkomunikasi dengan baik
5. Lebih tertarik pada konsep dari pada segi-segi kecil
6. Keingintahuan intelektual
7. Kaya humor dan fantasi
8. Tidak segera menolak ide atau gagasan baru
9. Arah hidup yang mantap.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa orang yang
mampu yaitu orang yang memiliki rasa ingin tahu yang di
manfaatkan semaksimal mungkin; mau bekerja keras; berani
mengambil keputusan; pengetahuan dan kecakapan intelektualnya
dimanfaatkan semaksimal mungkin; mandiri; dinamis; penuh
inovasi dan daya cipta; bersedia menerima informasi;
menghubung-hubungkan ide dengan pengalaman yang diperoleh
dari sumber yang berbeda; cenderung menampilkan berbagai
alternative terhadap subjek tertentu.
Selanjutya memiliki suatu motivasi yang tinggi dalam mengenal
masalah-masalah yang bernilai. Mereka dapat memusatkan
perhatiannya pada suatu masalah secara alamiah dan
mengaitkannya baik secara sadar atau tidak, untuk
memecahkannya. Ia menerima ide yang baru, yang muncul dari
diri sendiri atau yang dikemukakan orang lain. Kemudian
24
mengkombinasikan pikirannya yang matang dengan intuisinya
secara selektif, sebagai dasar pemecahan yang baik. Ia secara
energi menterjemahkan idenya melalui tindakan dan
mengakibatkan hasil pemecahan masalah yang bermanfaat dan
berguna bagi masyarakat.
3. Ciri-Ciri Pegawai yang tidak Memiliki Kemampuan
Beberapa ciri-ciri pegawai yang tidak memiliki kemampuan
menurut David Campbell yang disadur oleh Mangunhardjana (1986:
27) yaitu sebagai berikut:
1. Tidak memiliki kekuatan mental atau fisik untuk bekerja keras
2. Tidak dapat berfikir kreatif
3. Mudah menyerah
4. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
5. Sulit untuk bekerjasama
6. Sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan
7. Minimnya rasa keingintahuan.
8. Tidak mampu menerima ide atau gagasan baru
9. Arah hidup yang tidak jelas.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kemampuan seseorang yang dapat
ditumbuh-kembangkan melalui suatu proses terhadap beberapa orang
yang dapat mempengaruhinya.
25
Sahlan (dalam Riduan, 2005) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan sebagai berikut:
1. Faktor usia
Plato berpendapat bahwa, “seseorang pada waktu muda sangat
kreatif, namun setelah tua kemampuan dan kreatifitasnya
mengalami kemunduran, karena dimakan usia. Kadang
kemampuan dan bakat seseorang yang begitu jaya waktu muda
dapat sirna setelah tua. Hal ini disebabkan kehilangan upaya dan
telah merasa puas dengan keberhasilan yang telah diraihnya”.
2. Faktor jenis kelamin
Dari laporan penelitian yang dilakukan oleh J. Mac.Ewan dan
Petersen, New Jersey, hasil penemuannya mengatakan bahwa,
“dalam kelancaran ide, kaum wanita lebih unggul 40%
dibandingkan dengan kaum lelaki”. Selanjutnya Jhonson O’connor
foundation, mengemukakan bahwa, “rata-rata kemampuan dan
bakat kreatif kaum wanita 25% lebih unggul disbanding kaum
pria”.
3. Faktor usaha
Faktor usaha dan kemauan keras dari manusia akan menciptakan
kreativitas. Usaha keras akan mampu membentuk kebiasaan berupa
peningkatan kreativitas dengan baik, seperti dikatakan Brook
Atkitson, “kekuatan penggerak” yang “benar menjadi pembeda”
tingkat kemampuan dan kreativitas bukan tingkat alamiah.
26
Campbell (dalam Mangunhardjana, 1986: 56) mengemukakan 7 faktor
yang menghambat kemampuan, yaitu :
1. rasa takut gagal
2. terlalu sibuk dengan tata tertib dan tradisi
3. gagal melihat kekuatan yang ada
4. terlalu pasti
5. enggan untuk mempengaruhi
6. enggan untuk “bermain-main”
7. terlalu mengharapkan hadiah.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan di
usahakan dapat mempertahankan dan menumbuhkembangkan faktor-
faktor yang mendukung kemampuan kerja pegawai dan berusaha
menjauhkan bahkan menghilangkan sedapat mungkin faktor-faktor
yang dapat menghambat kemampuan sehingga kemampuan kerja
pegawai dapat berkembang dan kualitas pelayanan kesehatan dapat
terlayani dengan prima.
5. Indikator- Indikator Kemampuan
Winardi (2002) menjelaskan dalam mengukur kemampuan seseorang
dapat dilakukan dengan beberapa indikator, yaitu:
1. Keterampilan (skill) adalah keterampilan dan kecakapan pekerja
yang diperoleh dari bakat dan kepribadian yang dimilikinya.
2. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari pendidikan, pengalaman
dan pelatihan yang diperolehnya.
27
3. Pengalaman kerja (work experience) adalah hasil dari pengalaman-
pengalaman yang di dapat dari pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dijalani.
Definisi dan pengukuran diatas menunjukkan bahwa kemampuan
berkaitan dengan karakter dan kepribadian seseorang, karena orang
sebagai individu memiliki keunikan atau kemampuan dengan tingkat
yang berbeda. Kemampuan tersebut didasarkan pada bakat,
kepribadian, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan pendidikan
yang dimilikinya.
B. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa
Menurut Silahuddin (2015:12), kewenangan merupakan elemen penting
sebagai hak yang dimiliki oleh sebuah desa untuk mengatur rumah
tangganya sendiri. Dari pemahaman ini jelas bahwa dalam membahas
kewenangan tidak hanya semata-mata memperhatikan kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa namun harus juga memperhatikan subjek yang
menjalankan dan yang menerima kekuasaan. Kewenangan harus
memperhatikan apakah kewenangan itu dapat diterima oleh subjek yang
menjalankan atau tidak.
Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Desa, pemerintah desa adalah penyelenggaraan urusan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Penyelengaraan pemerintahan desa, desa memiliki
28
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya
sesuai dengan kondisi sosial budaya dan potensi yang dimiliki.
Desa dipimpin oleh Kepala Desa yang akan bertanggung jawab kepada
Badan Perwakilan Desa dan menyampaikan laporan tugas ke bupati.
Untuk mewujudkan demokrasi, maka desa memiliki Badan Perwakilan
Desa atau memiliki sebutan lain sesuai dengan daerahnya masing-masing.
Selain itu juga dibentuk Badan Permusyaw aratan yang sesuai dengan
kebutuhan desa dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
mensejahterakan masyarakatnya.
Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan melalui
Peraturan Desa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal
1 Ayat (7), Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa. Dalam buku Prof. Drs. HAW. Widjaja
yang berjudul Otonomi Desa: Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan
Utuh menguraikan hak,wewenang, dan kewajiban pemerintahan desa
dalam menjalankan pemerintahannya, sebagai berikut:
1. Hak pemerintahan desa
a) Menyelenggarakan rumah tangganya sendiri; dan
b) Melaksanakan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
dari pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Wewenang pemerintahan desa
a) Menyelenggarakan musyawarah desa untuk membicarakan
29
masalah-masalah penting yang menyangkut pemerintahan desa
dan kehidupan masyarakat desanya;
b) Melakukan pungutan dari penduduk desa berupa iuran atau
sumbangan untuk keperluan penyelenggaraan pemerintahan
desa dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat
yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
c) Menggerakkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan
pembangunan.
3. Kewajiban pemerintahan desa
a) Menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
masyarakat di desa yang bersangkutan;
b) Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa;
c) Melakukan tugas-tugas dari pemerintah dan pemerintah
daerah;
d) Menjamin dan mengusahakan keamanan, ketentraman, dan
kesejahteraan warga desanya; dan
e) Memelihara tanah kas desa, usaha desa dan kekayaan desa
lainnya yang menjadi milik desa untuk tetap berdaya guna dan
berhasil.
30
C. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga usaha
milik desa yang seluruh atau sebagian modalnya berasal dari
masyarakat desa dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa
dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Angka (6) tentang Desa, Badan Usaha
Milik Desa yang kemudian disebut BUMDes, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa
yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha
lainnya untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Hal tersebut selaras dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun
2015 yang mengatakan bahwa BUMDes adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Jika pendapatan asli desa dapat diperoleh dari BUMDes, maka kondisi
itu akan mendorong setiap pemerintah desa untuk mendirikan badan
usaha ini. Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroprasi di
31
pedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan lembaga
ekonomi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja
BUMDes dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
peningkatan kesejahteraan warga desa.
Disamping itu agar tidak berkembang sistem usaha kapitalis
dipedesaan yang dapat mengganggu nilai-nilai kehidupan masyarakat.
Maka bisa disimpulkan bahwa BUMDes adalah sebuah badan usaha
yang dikelola oleh sekelompok orang yang ditunjuk dan dipercayai
oleh pemerintah desa untuk menggali potensi desa dan memajukan
perekonomian desa dengan terstruktur dan termanajemen.
2. Tujuan Dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Tujuan BUMDes adalah mengoptimalkan pengelolaan aset-aset desa
yang ada, memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Sifat usaha BUMDes adalah
berorientasi pada keuntungan. Sifat pengelolaan usahanya adalah
keterbukaan, kejujuran, partisipasif dan berkeadilan. Selanjutnya
BUMDes adalah sebagai motor penggerak perekonomian desa,
sebagai lembaga usaha yang menghasilkan Pendapatan Asli Desa
(PADes), serta sebagai sarana untuk mendorong percepatan
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Seperti diungkapkan oleh Ngesti . D Prasetyo,2002 bahwa
keberadaan BUMDes sangat strategis yang pada akhirnya BUMDes
berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian desa dan
32
kesejahteraan masyarakat desa. Hal tersebut diperkuat dan diperjelas
dalam Peraturan Menteri Desa No 4 Tahun 2015 yang mengatakan
bahwa pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bertujuan :
a. Meningkatkan perekonomian desa
b. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
desa
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi
ekonomi desa
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau
dengan pihak ketiga
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga
f. Membuka lapangan kerja
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
layanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli
desa
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya di bangun
atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri, ini berarti
pemenuhan modal BUMDes harus bersumber dari masyarakat.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat
mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar seperti kepada
pemerintah desa atau kepada pihak ketiga ( UU No. 32 Tahun 2004
pasal 213 ayat 3).
33
Pendirian dan pengelolaan BUMDes adalah merupakan perwujudan
pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif,
partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dansustainable. Oleh
karena itu perlu upaya serius dalam menjadikanpengelolaan BUMDes
tersebut berjalan efektif, efesien, proposional dan mandiri. Untuk
mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi
kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan
distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan pemerintah
desa.
Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat,
mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang akan paling
dominan yang menggerakkan usaha desa. Lembaga ini juga dituntut
dapat memberikan pelayanan kepada non anggota (diluar desa)
dengan mendapatkan harga dan pelayanan yangberlaku dengan
standar pasar, artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan
yang disepakati bersama sehingga tidak menimbulkan distorsi
ekonomi dipedesaan yang disebabkan usahayang dijalankan
BUMDes.
3. Perbedaan antara BUMDes dan Lembaga Ekonomi Komersial
Terdapat tujuh ciri utama yang membedakan BUMDes dengan
lembaga ekonomi komersial pada umumnya menurut (Pusat Kajian
Dinamika Sistem Pembangunan, 2007) :
a. Badan Usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama
34
b. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan masyarakat
(49%)melalui penyertaan modal (saham atau andil)
c. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar
dari local wisdom atau budaya lokal
d. Bidang usaha yang dijalankan berdasarkan pada potensi dan hasil
informasi dari pasar
e. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui
village policy atau kebijakan desa
f. Difasilitasi oleh pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah desa
g. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol bersama (Pemdes, BPD
dan anggota).
4. Syarat Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Menurut Permendagri Nomor 39 Tahun 2010 syarat pembentukan
BUMDes yaitu :
a. Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat, terutama
dalam berdasarkan musyawarah warga desa
b. Adanya potensi usaha masyarakat
c. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam
pemenuhan kebutuhan pokok
d. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimal terutama kekayaan desa
e. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola
35
badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat
desa
f. Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan
kurang terakomodasi
g. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan
asli desa.
Pembentukan BUMDES harus dilakukan berdasarkan kebutuhan
masyarakat yang dituangkan dalam musyawarah desa. Melalui
musyawarah desa yang dihadiri oleh kepala desa, BPD (Badan
Permusyawarahan Desa), dan masyarakat kemudian menyepakati
untuk dibentuk suatu BUMDES.
5. Mekanisme Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Mekanisme pembentukan BUMDES menurut Permendagri Nomor
39 Tahun 2010 :
a. Rembug desa/musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan
b. Kesepakatan dituangkan dalam7 AD/ART yang sekurang-
kurangnya berisi: organisasi dan tata kerja, penetapan personil,
sistem pertanggung jawaban dan pelaporan, bagi hasil, dan
kepailitan
c. Pengusulan materi kesepakatan sebagai draft peraturan desa
d. Penerbitan peraturan desa
Setelah segala persyaratan pendirian BUMDES sudah terpenuhi,
36
kemudian BUMDES disahkan dan ditetapkan dengan peraturan desa.
Peraturan lebih lanjut terkait dengan tata cara pendirian dan
pengelolaan BUMDES menurut PP Nomor 72 tahun 2005 diserahkan
kepada pemerintah daerah masing-masing di seluruh Indonesia.
Artinya pembentukan BUMDES di setiap daerah adalah berbeda
satu dengan yang lainnya, tergantung pada kebutuhan dan potensi
daerahnya masing-masing. Peraturan daerah yang diterbitkan terkait
dengan tata cara pendirian dan pengelolaan BUMDES sekurang-
kurangnya memuat hal sebagai berikut:
a. Bentuk badan hukum
b. Kepengurusan
c. Hak dan kewajiban
d. Permodalan
e. Bagi hasil usaha
f. Kerjasama dengan pihak ketiga
Keterlibatan pemerintah desa sebagai pendiri BUMDES bersama
masyarakat diharapkan mampu memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang diwujudkan dalam bentuk perlindungan atas
intervensi yang merugikan dari pihak ketiga (baik dari dalam
maupun dari luar desa). Pemerintah desa harus ikut berperan pada
pembentukan BUMDES sebagai badan hukum yang berpijak pada
tata aturan perundang-undangan yang berlaku, serta sesuai dengan
kesepakatan yang terbangun di masyarakat desa.
37
Melalui mekanisme self help dan member-base, maka BUMDES juga
merupakan perwujudan partisipasi masyarakat desa secara
keseluruhan, sehingga tidak menciptakan model usaha yang dikuasai
oleh kelompok tertentu di tingkat desa. Artinya, tata aturan yang
terwujud adalah mekanisme kelembagaan yang solid. Penguatan
kapasitas kelembagaan akan mengarah pada adanya tata aturan yang
mengikat seluruh anggota.
D. Faktor Pendukung Pembentukan Organisasi
Berdasarkan pendapat Salusu (2003 : 292), terdapat beberapa elemen
penting yang dipandang sebagai kekuatan ataupun faktor pendukung bagi
pembentukan organisasi, yaitu :
a. Lokasi yang strategis dengan kemudahan transportasi
Lokasi yang strategis tentu akan sangat menguntungkan bagi
organisasi terutama dalam mencapai tujuan yang diharapkan, hal ini
tentu saja dikarenakan ditunjang dengan kemudahan transportasi yang
ada, baik itu melalui darat, air dan udara.
b. Keamanan yang terjamin
Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk
terbebas dari segala jenis ancaman, bahaya atau gangguan baik itu
secara fisik, sosial, spiritual ataupun keadaan yang tidak diinginkan.
Sekarang ini memang sangatlah sulit untuk mencari lingkungan yang
benar-benar aman, oleh karena itu perlu adanya promosi berupa
keamanan baik itu dalam wujud kesadaran dan juga penjagaan
38
lingkungan secara maksimal.
c. Pengembangan berbagai proyek pemerintah
Pemerintah akan selalu mengembangkan berbagai proyek untuk
menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang bisa
mempunyai nilai tambah. Dalam hal ini pemerintah biasanya
melakukan pengembangan berupa pembangunan produk fisik, seperti
jalan raya, jembatan ataupun perumahan.
E. Faktor Penghambat Pembentukan Organisasi
Terdapat beberapa faktor penghambat dalam pembentukan organisasi,
menurut Wernham (dalam Salusu, 2003:432) faktor penghambat tersebut
yaitu :
a. Sumber daya
Ada lima macam sumber daya yang menjadi pondasi dalam
pembangunan organisasi yaitu :
1. Man adalah manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting sebagai
penggerak dalam organisasi. Mengingat perannya yang begitu
penting maka perlu dilakukan proses pengayaan agar tercipta
sumber daya manusia yang berpotensi.
2. Machine adalah peralatan dalam bentuk hardware dan software
Adanya mesin merupakan sebuah keharusan bagi organisasi yang
ingin berkembang dengan pesat. Adanya mesin semua akan
terkelola dengan baik, cepat, dan efisien. Maka dari itu mesin
39
diperlukan untuk memudahkan pengembangan dalam organisasi.
3. Material adalah bahan baku
Menawarkan sesuatu haruslah ada wujud konkret yang diberikan
dan harus dikemas sebagus mungkin agar nyaman untuk
dinikmati. Oleh karena itu material adalah sumber daya yang
harus dioptimalkan karena kemasan dan kualitasnya berperan
besar untuk membuat ketertarikan terhadap apa yang ditawarkan
oleh organisasi.
4. Method adalah cara atau strategi yang dikemas untuk menjalankan
organisasi
Strategi yang jitu digunakan untuk mengelola organisasi agar
berjalan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, semua
organisasi haruslah memiliki metode yang dianut untuk menjaga
kestabilan infrastruktur organisasi agar tetap bertahan atau bahkan
berkembang.
5. Money adalah uang atau sumber daya finansial
Uang merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi.
Meskipun tidak dalam jumlah yang besar, sirkulasi keuangan
haruslah seimbang terutama untuk organisasi non profit.
b. Penyesuaian perilaku
Strategi baru maupun struktur baru yang dilakukan oleh organisasi
terkadang menimbulkan masalah yang dapat memakan waktu. Maka
dari itu perlu adanya koordinasi dengan karyawan agar sasaran dan
strategi yang dipegang organisasi sebagai pendorong stabilitas
40
organisasi dapat diterima. Karena terkadang karyawan sangat sulit
dirubah karena tidak mengetahui kebutuhan akan sasaran baru
organisasi sehingga mereka masih berpijak pada stabilitas masa lalu
sementara lingkungan menuntut perubahan.
c. Kurangnya informasi
Strategi baru yang dijalankan organisasi akan menimbulkan
masalah jika tidak ada koordinasi maupun penjelasan tentang
perubahan yang terjadi kepada individu, kelompok maupun organisasi
keseluruhan. Maka dari itu diperlukan informasi yang lengkap dan
tepat sehingga analisa yang diinginkan organisasi dapat ditangkap
karyawan dengan tepat dan benar.
d. Validitas teknikal
Akibat dari kurangnya informasi, produk ataupun pelayanan yang
diberikan organisasi kepada konsumen tidak sesuai dengan spesifikasi
yang dikehendaki. Maka harapan yang diinginkan organisasi juga
tidak sesuai dengan sasaran yang dikehendaki, sehingga tidak ada
kealidan antara tujuan dan implikasinya.
e. Tujuan-tujuan yang bertentangan
Dalam proses pengembangan organisasi terkadang terdapat tujuan
yang saling bertentangan satu dengan yang lain sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Hal ini
dikarenakan adanya unsur dari dalam maupun luar organisasi yang
tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh terhadap tujuan yang
41
dikehendaki organisasi. Unsur dari luar organisasi yang
mempengaruhi seperti para pesaing maupun perwakilan pemerintah
yang mana peraturannya harus dipatuhi organisasi dalam operasinya,
prosedur perijinan dan pembatasan lain untuk melindungi masyarakat.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyatakan
bahwa Pemerintah desa mempunyai kewajiban untuk mengelola keuangan
desa yaitu berupa dana desa guna kepentingan desa dan sepenuhnya untuk
kesejahteraan masyarakat desa. Untuk mengelola dana desa salah satunya
adalah melalui lembaga ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Pembentukan BUMDes merupakan salah
satu prioritas penggunaan dana desa. Hal tersebut tercantum dalam
Permendes Nomor 19 Bab III pasal 4 (ayat 1-5) tahun 2017 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa yang mengatakan bahwa
“Prioritas penggunaan dana desa untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan dibidang pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat lintas bidang.
Bidang dan kegiatan tersebut antara lain bidang kegiatan produk
unggulan desa atau kawasan pedesaan, BUMDes atau BUMDes
bersama, embung, dan sarana olahraga desa sesuai dengan
kewenangan desa”.
Namun pada kenyataannya masih banyak desa-desa yang tidak memiliki
BUMDes. Padahal BUMDes memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Adanya BUMDes diharapkan
masyarakat desa dapat lebih mandiri dan dengan hal tersebut diharapkan
dapat mempercepat upaya pemerintah untuk memajukan suatu desa.
42
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan adalah salah satu daerah
di Provinsi Lampung yang tergolong mempunyai BUMDes sedikit.
Sebanyak 13 desa yang ada di Kecamatan Negeri Besar hanya ada 1 desa
yaitu desa Bima Sakti yang memiliki BUMDes sedangkan 12 desa lainnya
belum memiliki BUMDes. Fenomena tersebut tentunya menjadi masalah
tersendiri bagi Pemerintah. Permasalahan dalam penelitian ini menitik
beratkan pada kemampuan aparat pemerintah desa dalam pembentukan
BUMDEs yang mana dalam menganalisisnya peneliti menggunakan
indikator-indikator kemampuan aparat menurut Winardi (2002), yaitu:
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
b. Kreativitas
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan)
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
b. Pelatihan
3. Pengalaman kerja (work experience)
43
Adapun untuk lebih memperjelas kerangka pikir penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Bagan Kerangka Pikir
Permendes No 19 Bab III pasal 4 ayat (1-5) Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa untuk Membuat BUMDes
Indikator-indikator kemampuan aparat menurut (Winardi (2002), yaitu:
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
b. Kreativitas
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan)
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
b. Pelatihan
3. Pengalaman kerja (work experience)
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyatakan bahwa Pemerintah
desa mempunyai kewajiban untuk mengelola keuangan desa yaitu berupa dana desa
guna kepentingan desa dan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat desa
Kemampuan Aparat Pemerintah Desa Dalam Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara Jaya Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan
III. METODE PENELITIAN
Suatu penelitian bertujuan untuk memahami sebuah permasalahan dari
peristiwa yang terjadi sehingga dapat dikembangkan kebenarannya, maka
diperlukan metode dalam penelitian tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan.
Selain itu tujuan penelitian bab ini adalah untuk menentukan cara peneliti
dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan yang ada.
Pembahasan dimulai dengan menentukan tipe penelitian, fokus penelitian,
jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data
dan teknik penarikan keabsahan data. Semua pembahasan tersebut didukung
dengan referensi-referensi termutakhir terkait metode penelitian dalam studi
sosial, politik dan pemerintahan.
A. Tipe Penelitian
Dalam menjelaskan mengenai Kemampuan Aparat Pemerintah Desa
dalam Pembentukan BUMDes (Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi
Indah, dan Desa Negara jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way)
ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Sebab penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab apa dan
45
bagaimana serta memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu
fenomena. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang akan dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll,
secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah Moloeng (2007:6).
Dalam menggunakan penelitian kualitatif, data yang didapat lebih lengkap,
dan lebih mendalam karena dalam proses penelitian kualitatif ini
melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupan sehari-hari,
melihat interaksi dengan peneliti sehingga tujuan penelitian dapat dicapai
dan program yang akan dikembangkan akan memungkinkan untuk
dilaksanakan.
Alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif karena berdasarkan
tujuannya yaitu penelitian ini lebih kepada menggambarkan dan
mengungkapkan secara terperinci mengenai fenomena-fenomena tertentu
bukan untuk menguji variabel. Dalam penelitian Kemampuan Aparat
Pemerintah Desa dalam Pembentukan BUMDes (Studi di Desa Pagar
Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara jaya Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way) ini, peneliti memerlukan data lapangan yang sifatnya
faktual untuk mendeskripsikan dan mengetahui kemampuan aparat
pemerintah desa dalam membentuk BUMDes.
46
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, masalah diistilahkan dengan fokus penelitian
yang kemudian diturunkan manjadi pertanyaan penelitian. Fokus
penelitian dilakukan untuk membatasi masalah yang akan diangkat,
sehingga dapat menghindari pengumpulan data yang serampangan dan
hadirnya data yang melimpah ruah (Moleong, 2007:127).
Adapun fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan aparat
pemerintah desa Pagar Iman, Kaliawi Indah, Negara jaya Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dalam membentuk BUMDes.
Peneliti menggunakan indikator-indikator kemampuan aparat menurut
Winardi (2002), yaitu:
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
Seseorang yang dimaksud ahli disini jika ia mampu
membentuk, mengelola, serta mempunyai pengalaman dalam
membentuk suatu usaha.
b. Kreativitas
Yang dimaksud seseorang yang kreatif disini yaitu jika
seseorang tersebut dapat memanfaatkan peluang yang ada dan
menciptakan ide atau gagasan untuk menciptakan suatu
inovasi baru.
47
c. Tindakan (Pengambilan Kebijakan)
Maksudnya disini adalah seseorang yang mampu mengambil
tindakan maupun keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi
yang terjadi.
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
Pendidikan disini maksudnya adalah pendidikan yang dimiliki
seseorang yang mana semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka hal tersebut berpengaruh terhadap
pengetahuan yang dimilikinya.
b. Pelatihan
Yang dimaksud pelatihan disini yaitu pelatihan tertentu yang
didapat seseorang sehingga orang tersebut akan terlatih dan
memiliki kemampuan serta pengetahuan sesuai bidang yang
telah ia dapat dalam pelatihan tersebut.
3. Pengalaman kerja (work experience)
Pengalaman kerja yang dimaksud disini adalah seseorang yang
sudah pernah ataupun sering melakukan pekerjaan tertentu
sehingga akhirnya ia memiliki kemampuan atau keahlian tertentu
berkat dari pekerjaan ataupun aktifitas yang sering ia lakukan
tersebut.
48
Tabel 5. Kisi-kisi Wawancara
NO FOKUS SUB FOKUS SUMBER
INFORMAN
1. indikator-
indikator
kemampuan
aparat
menurut
(Winardi,
2002)
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
b. Kreativitas
c. Tindakan (Pengambilan
Kebijakan)
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
b. Pelatihan
3. Pengalaman Kerja (work
eksperience)
Camat Kecamatan
Negeri Besar
Pendamping Desa
a. Aparat Desa
Pagar Iman
1. Kepala
Desa
2. Ketua BPD
3. Ketua PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarakat
b. Aparat Desa
Kaliawi Indah
1. Kepala
Desa
2. Ketua BPD
3. Ketua PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarakat
c. Aparat Desa
Negara jaya
1. Kepala
Desa
2. Ketua BPD
3. Ketua PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarakat
Sumber: Diolah oleh peneliti
49
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menjadi sesuatu yang sangat membantu untuk
menemukan data yang diambil, sehingga lokasi itu sangat menunjang
untuk memberikan informasi yang valid. Hal tersebut diperkuat dengan
pernyataan Kartiko (2010:53) yang mengatakan Lokasi penelitian perlu
mempertimbangkan alokasi, waktu, dan jarak, sehingga penelitian dapat
berjalan efektif dan efisien.
Moeleong (2000:86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi penelitian
cara terbaik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori
substantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan
kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan
praktis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan
dalam penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang diambil dalam penelitian
ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di Desa Pagar Iman, Desa
Kaliawi Indah, dan Desa Negara Jaya Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan.
Peneliti memilih Kecamatan Negeri Besar sebagai lokasi penelitian
berdasarkan dari hasil pra-riset yang telah dilakukan peneliti. Hasil pra-
riset tersebut memunculkan fakta bahwa Kecamatan Negeri Besar adalah
salah satu Kecamatan yang tergolong memiliki jumlah BUMDes yang
sedikit di Kabupaten Way Kanan. Sebanyak 13 desa yang ada di
Kecamatan Negeri Besar hanya ada 1 desa yang telah memiliki BUMDes
yaitu Desa Bima Sakti berupa Simpan Pinjam dan Usaha Peralatan Pesta.
50
Sedangkan Kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Negara Batin
memiliki jumlah BUMDes yang lebih banyak dibandingkan Kecamatan
Negeri Besar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap Camat Kecamatan Negara Batin yaitu Bapak Ari Mulando,
S.STP., MH diketahui bahwa dari 15 Desa yang ada di Kecamatan tersebut
terdapat 3 Desa yang memiliki BUMDes yaitu Desa Karta Jaya berupa
Lumbung Desa, Adi Jaya berupa simpan pinjam, dan Purwa Agung berupa
perkebunan tebu. Fakta diatas yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi
penelitian di Kecamatan Negeri Besar karena kecamatan ini adalah
Kecamatan yang tergolong memiliki BUMDes sedikit di Kabupaten Way
Kanan.
Selanjutnya alasan peneliti memilih 3 desa dari 13 desa yang ada di
Kecamatan Negeri Besar sebagai lokasi penelitian karena peneliti
menganggap bahwa 3 desa ini yaitu Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah
dan Desa Negara jaya adalah desa yang tepat untuk mewakili desa-desa
yang ada di kecamatan Negeri Besar sebagai lokasi penelitian. Argumen
tersebut diperkuat berdasarkan dari hasil pra-riset yang dilakukan oleh
peneliti di Kantor Kecamatan Negeri Besar yang mana dari wawancara
tersebut memunculkan fakta bahwa jika dilihat dari tingkat
perkembangannya ketiga desa tersebut tergolong dalam desa terbelakang,
desa berkembang, dan desa maju.
51
Oleh karena itulah peneliti memilih ketiga desa tersebut sebagai lokasi
dalam penelitian ini karena peneliti menganggap lokasi penelitian yang
dilihat dari tingkat perkembangan desanya ini cocok untuk digunakan
sebagai lokasi penelitian yang fokus untuk mencari tahu kemampuan
aparat pemerintah desa dalam pembentukan BUMDes.
D. Jenis Data
Menurut Mahsun (2005:69) Sumber data dalam penelitian kualitatif yaitu
berupa kata-kata, tindakan dan tambahan data seperti dokumen dan lain-
lain. Data penelitian ini dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai
berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya yaitu
berupa wawancara dengan informan yang dijadikan sample maupun
subyek dalam penulisan. Teknik pemilihan informan pada penelitian
ini dilakukan dengan cara purposive sampling, karena disesuaikan
dengan bentuk dan ciri penelitian. Informan dalam penelitian ini
adalah Kepala Dinas PMD, Camat Kecamatan Negeri Besar,
Pendamping Desa Kecamatan Negeri Besar, Akademisi, Pengusaha,
Pers, Ketua BPD, Ketua PKK, Ketua LSM, Keetua Karang Taruna,
Kepala Desa Pagar Iman, Kepala Desa Kaliawi Indah dan Kepala Desa
Negara jaya.
52
2. Data Sekunder
Data sekunder, diperoleh dari data-data yang ada sebelumnya berupa
catatan-catatan, koran, dokumen, laporan, dan sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan tema penelitian. Data sekunder pada
penelitian ini yaitu, Data Laporan Kantor Kecamatan Negeri Besar
perihal jumlah BUMDes di Kecamatan Negeri Besar, Laporan Data
Kependudukan Desa Se-Kecamatan Negeri Besar.
E. Penentuan Informan
Informan merupakan orang yang memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Informan ditentukan melalui sebuah teknik
penentuan yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Terkait
penelitian Kemampuan Aparat Pemerintah Desa dalam Pembentukan
BUMDes (Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa
Negara jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way) ini, peneliti
menggunakan purposive sampling.
Pada penentuan informan ini peneliti memilih informan yang berkompeten
dan berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian yang akan diteliti
yang berkaitan dengan pembentukan BUMDes. Dalam penentuan
informan peneliti membuat kriteria-kriteria yang tepat untuk dijadikan
sebagai informan yang mana kriteria tersebut antara lain :
a. Informan mempunyai peran dalam pembentukan BUMDes.
b. Informan ahli dan memahami segala sesuatu yang berkaitan
dengan BUMDes.
53
c. Informan ahli dalam bidang usaha.
Untuk lebih jelasnya peneliti memfokuskan informan sebagai
berikut:
Tabel 6. Informan
NO INFORMAN
1 Camat Kecamatan Negeri Besar
2 Pendamping Desa
3 Kepala Desa Pagar Iman
4 Ketua BPD Desa Pagar Iman
5 Ketua PKK Desa Pagar Iman
6 Ketua Karang Taruna Desa Pagar Iman
7 Tokoh Masyarakat di Pagar Iman
8 Kepala Desa Kaliawi Indah
9 Ketua BPD Desa Kaliawi Indah
10 Ketua PKK Desa Kaliawi Indah
11 Ketua Karang Taruna Desa Kaliawi Indah
12 Tokoh Masyarakat di Kaliawi Indah
13 Kepala Desa Negara jaya
14 Ketua BPD Desa Negara jaya
15 Ketua PKK Desa Negara jaya
16 Ketua Karang Taruna Desa Negara jaya
Sumber: Diolah oleh peneliti
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh berbagai data tersebut, maka dibutuhkan suatu teknik
dalam mengumpulkannya. Pengumpulan data merupakan salah satu
tahapan yang penting dalam penelitian, namun dalam sebuah penelitian
tidaklah cukup hanya sekedar mengumpulkan data, tetapi juga harus
menganalisanya. Dalam pendekatan kualitatif untuk melakukan sebuah
penelitian, analisis dapat dimulai sementara dengan mengumpulkan data
terlebih dahulu, namun analisis tersebut cenderung tentatif dan tidak
lengkap. Adapun teknik pengumpulan data yang akan diaplikasikan
meliputi :
54
a. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengamatan secara langsung
semua hal terkait dengan kemampuan aparat pemerintah desa dalam
pembentukan BUMDes di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan
Desa Negara jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
b. Wawancara
Teknik dengan tujuan untuk memperoleh informasi, teknik ini
dilakukan dengan cara tatap muka oleh kedua belah pihak antara
peneliti sebagai pewawancara (interviewer) yang memberi pertanyaan
dan informan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi
jawaban atas pertanyaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Bungin (2011: 156). Teknik wawancara dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab antara peneliti dengan beberapa informan
yang telah ditentukan oleh penulis dan memenuhi kriteria yang
relevan dengan penelitian ini. Adapun teknik wawancara yang dipakai
adalah wawancara yang dilakukan secara terbuka dan mendalam,
sehingga peneliti dapat mengembangkan pertanyaan dan dapat
langsung disesuaikan dengan jawaban yang didapat.
c. Dokumentasi
Menurut Silaen (2013:58) menjadi alat untuk memperoleh informasi
dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, arsip-
arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, teori, yang berhubungan
dengan penyelidikan. Penggunaan studi kepustakaan dalam penelitian
55
ini dimaksudkan untuk mencari dan menghimpun informasi/data yang
bersifat dokumentatif. Dokumen ini digunakan dalam hubungannya
dengan mendukung wawancara dan observasi, seperti dokumentasi
gambar mengenai kemampuan aparat pemerintah desa dalam
pembentukan BUMDes di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan
Desa Negara jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Secara rinci dan agar lebih jelas, peneliti mencantumkan pedoman
pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan. Adapun pedoman
pengumpulan data terkait kemampuan aparat desa dalam pembentukan
BUMDes di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara
jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 7. Pedoman Pengumpulan Data
No Indikator Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber Informan
1 Indikator-indikator kemampuan
aparat menurut (Winardi (2002),
yaitu:
1. Keterampilan (skill)
a. Keahlian
b. Kreativitas
c. Tindakan (Pengambilan
Kebijakan)
2. Pengetahuan (knowledge)
a. Pendidikan
b. Pelatihan
3. Pengalaman kerja (work
experience)
Wawancara,
observasi dan
dokumentasi
Camat Kecamatan
Negeri Besar
Pendamping Desa
a. Aparat Desa
Pagar Iman
1. Kepala
Desa
2. Ketua
BPD
3. Ketua
PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarak
at
b. Aparat Desa
56
Kaliawi Indah
1. Kepala
Desa
2. Ketua
BPD
3. Ketua
PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarak
at
c. Aparat Desa
Negara jaya
1. Kepala
Desa
2. Ketua
BPD
3. Ketua
PKK
4. Ketua
Karang
Taruna
5. Tokoh
Masyarak
at
Sumber: Diolah oleh peneliti
G. Teknik Pengolahan Data
Peneliti telah memperoleh sejumlah data dari lapangan, sehingga peneliti
dituntut untuk melakukan pengolahan data yang telah terkumpul
tersebut.Adapun kegiatan pengolahan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Editing data
Editing data menurut Sugiyono (2012:39) yaitu proses mengecek
kebenaran data dan menyesuaikan data agar memudahkan proses
seleksi data. Editing dilakukan dengan mengedit data atau memeriksa
kembali data yang telah diperoleh dari hasil penelitian sesuai dengan
57
kepentingan. Di dalam penelitian ini, teknik editing dilakukan pada
data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan dokumen.
b. Interpretasi
Tahap interpretasi data digunakan untuk mencari makna dan hasil
penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan atau menganalisa
data yang diperoleh, tetapi data di interprestasikan untuk kemudian
mendapatkan kesimpulan sebagai hasil penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis
analisis kualitatif. Artinya, data yang diperoleh diolah secara sistematis,
dengan cara mengumpulkan data dan fakta tentang kajian penelitian untuk
kemudian digambarkan dalam bentuk penafsiran pada data yang
diperoleh. Teknik analisis data dikemukakan oleh Miles dalam bukunya
Basrowi (2008:209) mencakup tiga langkah kegiatan guna melakukan
analisis data dan dilakukan bersamaan yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses penyederhanaan dan pemilihan data kasar
yang telah didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data dilakukan agar data yang didapat lebih terfokus pada kemampuan
aparat pemerintah desa dalam pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara
jaya Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
58
2. Penyajian data (display data)
Penyajian data dilakukan untuk membuat kumpulan informasi menjadi
tersusun agar memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
teks naratif yang disertai dengan tabel yang sesuai dengan penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Verifikasi merupakan tahap terakhir dalam menganalisis data berupa
penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan tahap mencari arti,
makna dan menjelaskan yang disusun secara singkat agar mudah
dipahami sesuai tujuan penelitian. Kegiatan penulis dalam verifikasi
data adalah melakukan penggunaan penulisan yang tepat dan padu
sesuai data yang telah mengalami proses display data, melakukan
peninjaun terhadap catatan-catatan lapangan yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian, data yang ada dianalisis dengan menggunakan
pendekatan teori untuk menjawab tujuan penelitian.
I. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data atau kredibilitas data adalah cara menyelaraskan
antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang terjadi pada obyek
penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan cara
uji kredibilitas melalui proses triangulasi. Sugiyono (2012:273) triangulasi
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara atau metode dan berbagai teori. Triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu
triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori.
59
Pertama, Triangulasi sumber adalah teknik menguji data dan informasi
dengan cara mencari data yang sama dengan informan satu dan lainnya.
Data dari informan dikompilasikan dengan hasil dokumentasi yang
memiliki kesamaan informasi. Misalnya, selain melalui wawancara dan
observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant
obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi,
catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing-masing cara itu
akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena
yang diteliti. Teknik triangulasi sumber bertujuan untuk memperoleh data
yang sama dan memiliki tingkat validitas yang tinggi.
Kedua, Triangulasi metode. Triangulasi ini dilakukan dengan cara
membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi,
dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan
gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa
menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk
mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan
informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh
dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya.
Ketiga,Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah
rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya
60
dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias
individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain
itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan
peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil
analisis data yang telah diperoleh.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Negeri Besar
1. Sejarah Kecamatan Negeri Besar
Sebelum menjadi Kecamatan Negeri Besar Desa yang berada di
Kecamatan Negeri Besar dulunya menginduk ke Kecamatan Pakuan
Ratu. Pada Tahun 2002 resmi memisahkan diri dan menjadi
Kecamatan Negeri Besar. Semenjak telah resmi memisahkan diri dari
Kecamatan Pakuan Ratu, Kecamatan Negeri besar telah berkali kali
berganti Camat.
Tabel 8. Daftar Urutan Camat, Kecamatan Negeri Besar
NO NAMA CAMAT
1 Gani Masnid
2 Abu Khori
3 Edi Yusuf
4 Iwan Setiawan
5 Erlan S.Sos
6 Usman Karim
7 Barmawi
8 Abibu Rahman
9 Mumu Jamaludin
10 Idrus S.E, M.M
Sumber : Data Umum Kecamatan Negeri Besar
Pada saat pertama kali memisahkan diri dari Kecamatan Pakuan Ratu,
Kecamatan Negeri Besar terdiri dari 9 desa yaitu :
62
Tabel 9. Daftar Desa di Kecamatan Negeri Besar Pada Saat
Pertama Pembentukan
N0 DESA
1 NEGERI BESAR
2 TIUH BARU
3 KALIAWI
4 KILING-KILING
5 SRIBASUKI
6 NEGERA JAYA
7 BIMASAKTI
8 TEGAL MUKTI
9 PAGAR IMAN
Sumber : Data Umum Kecamatan Negeri Besar
Pada tahun 2009 desa di Kecamatan Negeri Besar bertambah 1 desa
lagi yaitu desa Kaliawi Indah yang memecahkan diri dari desa
induknya yaitu desa Kaliawi.
Selanjutnya pada tahun 2012 desa di Kecamatan Negeri Besar
kembali bertambah 3 desa lagi yaitu desa Negeri Jaya, Tanjung Mas,
dan Negeri Kasih yang kemudian akhirnya jumlah desa di Kecamatan
Negeri Besar menjadi 13 desa hingga saat ini yang mana desa tersebut
yaitu :
Tabel 10. Daftar desa di Kecamatan Negeri Besar
N0 DESA
1 NEGERI BESAR
2 KALI AWI
3 KALIAWI INDAH
4 KILING-KILING
5 TIUH BARU
6 NEGERI JAYA
7 NEGARA JAYA
8 TANJUNG MAS
9 SRIBASUKI
10 BIMA SAKTI
11 NEGERI KASIH
12 TEGAL MUKTI
13 PAGAR IMAN
Sumber : Data Umum Kecamatan Negeri Besar
63
B. Gambaran Umum Desa Pagar Iman
1. Sejarah Desa Pagar Iman
Desa Pagar Iman adalah Desa Induk yang terdiri dari beberapa
Dusun, Desa Pagar Iman terdiri dari Lima Dusun, dan semenjak ada
Desa Pagar Iman telah berkali kali berganti Kepala Desa Sebagai
mana Tabel dibawah ini,
Tabel 11. Daftar Urutan Kepala Desa, Desa Pagar Iman
NO NAMA KEPALA DESA TAHUN MEMERINTAH
1 Kholik Yahya Dari Tahun 1984 s/d 1989
2 Dewan Sutan Tulin Dari Tahun 1989 s/d 1991
3 M. Sumarji Dari Tahun 1991 s/d 1999
4 Rolib Rozali Dari Tahun 1999 s/d 2010
5 Rolib Rozali Dari Tahun 2010 s/d 2017
6 Fausi Dari tahun 2017 s/d Sekarang
Sumber : Data Umum DesaPagar Iman
2. Kondisi Geografis
Desa Pagar Iman memiliki luas wilayah + 1060 ha dengan lahan
produktif 700 ha dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 12. Tata Guna Tanah
NO TATA GUNA TANAH LUAS
1. Luas pemukiman 125 Ha
2. Luas persawahan 200 Ha
3. Luas Perkebunan 627 Ha
4. Luas kuburan 3 Ha
5. Pekarangan 100 Ha
6. Prasarana Umum Lainnya 4 Ha
7. Perkantoran 1 Ha
Total Luas 1060 Ha
Sumber : Data Umum DesaPagar Iman
Letak Desa Pagar Iman berada di sebelah Barat Desa Tegal Mukti, jarak
dari Desa Tegal Mukti ke Desa Pagar Iman sekitar 200 m, dengan
batas-batas sebagai berikut:
64
Sebelah Utara : Kecamatan Pagar Dewa
Sebelah Timur : Kecamatan Pagar Dewa
Sebelah Selatan : Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Sebelah Barat : Desa Tegal Mukti
3. Kondisi Perekonomian
Jumlah penduduk Desa Pagar Iman sebanyak 2109 Jiwa dengan
penduduk usia produktif 958 Jiwa, sedangkan penduduk yang
dikategorikan miskin 249 Jiwa. Mata pencaharian sebagian penduduk
adalah Petani sedangkan hasil produksi ekonomis Desa yang menonjol
adalah pertanian
Tabel 13. Jumlah Penduduk
NO PENDUDUK JUMLAH
1. Jumlah Laki-Laki 1103 orang
2. Jumlah Perempuan 1006 orang
3. Jumlah Total 2109 orang
4. Jumlah Kepala Keluarga 571 KK
5. Jumlah RT 13 RT
6. Jumlah Dusun 5 RW
7. Kepadatan Penduduk per km
Sumber : Data umum DesaPagar Iman
Tabel 14. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pagar Iman
NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. Petani 436 310
2. Buruh Tani 37 58
3. Pegawai Negeri Sipil 4 4
4. Pedagang keliling 5 2
5. Peternakan 2 2
6. Nelayan
7. Dokter swasta
8. Bidan swasta
9. Perawat swasta
10. TNI
11. POLRI
12. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 1 -
13. Pengusaha kecil dan menengah 15 20
65
13. Pengusaha besar
27. Karyawan Perusahaan swasta 20 38
29. Wiraswasta 4 -
30. Tidak Bekerja
JUMLAH PENDUDUK 524 434
Sumber : Data umum DesaPagar Iman
4. Kondisi Sosial Budaya
Tabel 15. Tingkat Pendidikan Masyarakat
NO TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk
TK 13 24
2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play
group 10 13
4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 76 103
5. 18-56 tahun tidak pernah sekolah 2 1
6. Tamat SD/sederajat 11 18
7. Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat
SLTP
3 2
8. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
SLTA
5 3
9. Tamat SMP/ sederajat 81 107
10. Tamat SMA/sederajat 176 196
11. Tamat D-1/sederajat 3 2
12. Tamat D-2/sederajat 1 2
13. Tamat D-3/sederajat 3 6
14. Tamat S-1/sederajat 4 8
15. Tamat S-2/sederajat
Jumlah 388 485
Jumlah Total 873
Sumber : Data umum DesaPagar Iman
5. Kondisi Sarana Dan Prasana
Desa Pagar Iman memiliki Sarana dan Prasarana untuk masyarakat
yang meliputi sarana prasarana dibidang pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, keagamaan, dan sarana umum.
1. Sarana dan Prasarana Pemerintahan
Sarana dan prasarana pemerintahan Desa Pagar Iman mempunyai
Kantor Balai Desa disertai dengan perangkat Desa lengkap.
66
Pemerintah Desa membawahi Dusun dan Dusun membawahi
beberapa RT ( Rukun Tangga ). Desa Pagar Iman mempunyai 5
Dusun dan 13 RT. Sarana prasarana tersebut berjalan lancar sesuai
peraturan dan memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat.
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Pagar Iman mempunyai
sekolah dari PAUD sampai sekolah tingkat dasar dengan rincinan:
Tabel 16. Pendidikan Formal
N
O
Nama Jumlah Status
(terdafta,
terakredit
asi)
Kepemilikan Jumlah
tenaga
pengajar
Jumlah
siswa/
Mahasiswa Pemerintah Swasta Lain-
lain
1. PAUD 1 V 7 40
2. SD /
Sederaj
at
2 V V 30 250
3. SMP /
Sederaj
at
4. SMA /
Sederaj
at
Sumber : Data umum DesaPagar Iman
3. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Pagar Iman mempunyai
PKD di tingkat Desa dengan 1 orang bidan Desa dan posyandu 1
(satu) pos.
67
Tabel 17. Prasarana Kesehatan
NO PRASARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 2
3. Balai Kesehatan Ibu Dan Anak
4. Tempat praktek Bidan
Sumber : Data umum Desa Pagar Iman
Tabel 18. Tenaga Kesehatan
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Jumlah dokter umum orang
2. Jumlah paramedis orang
3. Jumlah dukun bersalin terlatih 4 orang
4. Bidan 1 orang
5. Perawat orang
6. Dukun pengobatan alternatif orang
Sumber : Data umum Desa Pagar Iman
4. Sarana dan Prasarana Keagamaan
Sarana dan prasarana keagamaan di Desa Pagar Iman mempunyai
masjid dan mushola di tiap dusun dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 19. Sarana Prasarana Ibadah Desa
NO PRASARANA IBADAH JUMLAH
1. Masjid 4 buah
2. Langgar / Surau / Mushola 10 Buah
3. Gereja Kristen Protestan Buah
Sumber : Data umum Desa Pagar Iman
68
5. Sarana dan Prasarana Umum
Sarana dan prasarana umum yang terdapat di Desa Pagar Iman,
meliputi perdagangan dan kesehatan, sarana prasarana di bidang
kesehatan belum mempunyai (MCK Umum). Dalam hal ini
beberapa pembangunan MCK Umum dimasukkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJM-Desa). Jalan dalam
Desa Pagar Iman meliputi : Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten, Jalan
Desa dan jalan RT.
Beberapa ruas jalan di Desa sudah beraspal namun sebagian besar
jalan masih berupa tanah. Keadaan tersebut meliputi jalan Desa dan
jalan RT. Pembangunan jalan tersebut dimasukkan dalam
Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJM-Desa )
2017-2023.
C. Gambaran Umum Desa Kaliawi Indah
1. Sejarah Desa Kaliawi Indah
Sebelum menjadi Kecamatan Negeri Besar Desa yang berada di
Kecamatan Negeri Besar dulunya menginduk ke Kecamatan Pakuan Ratu
pada Tahun 2002. Setelah resmi menjadi Kecamatan Negeri Besar Desa
Definitif kemudian diadakan pemilihan Kepala Desa. Kepala Desa Kali
Awi Indah sampai saat ini sudah berganti 3 kali. Desa Kali Awi Indah
merupakan salah satu Desa di Kecamatan Negeri Besar yang mempunyai
luas wilayah 1000 Ha meliputi tanah pekarangan, perkebunan,
persawahan, rawa, dan lain-lain. Penduduk Desa Kali Awi saat ini
69
berjumlah 793 jiwa terdiri dari 188 KK. Penduduk tersebut ada yang
menjadi petani, pedagang, pekebun, pegawai, buruh dan lain-lain,
kemudian Kali awi Indah terus berkembang dengan Kepala Desa :
Tabel 20. Nama-Nama Kepala Desa Sebelum dan Sesudah
Berdirinya Desa Kali Awi Indah
TAHUN KEPALA DESA SEKRETARIS DESA
2006-2011 Lekok Saleh Basarudin
2011-2017 Judianto Ibrohim
2017-Sekarang Pathoni Ahmad, S.Pd.i Fani Armansyah, A.Md
Sumber : Data umum Desa Kaliawi Indah
2. Demografi
a) Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Kali Awi Indah, terletak diantara :
Sebelah Utara : Desa Kali Awi
Sebelah Selatan : Desa Bima Sakti
Sebelah Barat : Desa Kali Awi
Sebelah Timur : Desa Tegal Mukti
Luas Wilayah Desa : 1.000 ha
1. Pemukiman : 83 ha
2. Pertanian : 270 ha
3. Sawah/ tanah basah : 105 ha
4. Tanah Perkebunan : 284 ha
5. Kuburan : 1 ha
6. Pekarangan : 8 ha
70
7. Prasarana umum : 1,75 ha
8. Perkantoran : 1,25 ha
9. Lainnya : 246 ha
b) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
1. Kepala Keluarga :188 KK
2. Laki-laki : 388 Orang
3. Perempuan : 405 Orang
3. Keadaan sosial
a. Pendidikan
1. SD/ MI : 89 Orang
2. SLTP/ MTs : 102 Orang
3. SLTA/ MA : 80 Orang
4. S1/ Diploma : 5 Orang
5. Putus Sekolah : 29 Orang
6. Buta Huruf : 19 Orang
b. Lembaga Pendidikan
1. Gedung TK/PAUD : 1 Bangunan Lokasi Dusun 01
2. SD/MI : 1 Bangunan Lokasi Dusun 03
3. SLTP/MTs : 0
4. SLTA/MA : 0
5. Lain-lain : 0
71
c. Kesehatan
a. Kematian Bayi
1. Jumlah Bayi lahir pada tahun ini : 1 orang
2. Jumlah Bayi meninggal tahun ini : 0 orang
b. Kematian Ibu Melahirkan
1. Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 1 orang
2. Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : 0 orang
c. Cakupan Imunisasi
1. Cakupan Imunisasi Polio :45 orang
2. Cakupan Imunisasi DPT-1 : 0 orang
3. Cakupan Imunisasi Cacar : 0 orang
d. Gizi Balita
1. Jumlah Balita : 37 orang
2. Balita gizi buruk : 0 orang
3. Balita gizi baik : 37 orang
4. Balita gizi kurang : 0 orang
e. Pemenuhan air bersih
1. Pengguna sumur galian : 17 KK
2. Pengguna air PAM : 175 KK
3. Pengguna sumur pompa : 0 .KK
4. Pengguna sumur hidran umum : 0 KK
5. Pengguna air sungai : 193 KK
72
d. Keagamaan.
1. Data Keagamaan Tahun 2017
Jumlah Pemeluk :
- Islam : 802 orang
- Katolik : 0 orang
- Kristen : 0 orang
- Hindu : 0 orang
- Budha : 0 orang
2. Data Tempat Ibadah
Jumlah tempat ibadah :
- Masjid/ Musholla : 3Bangunan
- Gereja : 0Bangunan
- Pura : 0Bangunan
- Vihara : 0Bangunan
4. Keadaan Ekonomi
a. Pertanian
Jenis Tanaman :
1. Padi sawah : 79 ha
2. Padi Ladang : 10 ha
3. Jagung : 5 ha
4. Palawija :1 ha
5. Tembakau : 0 ha
6. Tebu : 0 ha
7. Kakao/ Coklat:0 ha
73
8. Sawit : 165 ha
9. Karet : 174 ha
10. Kelapa : 0 ha
11. Kopi : 0 ha
12. Singkong :107 ha
13. Lain-lain : 0 ha
b. Peternakan
Jenis ternak :
1. Kambing : 30 ekor
2. Sapi : 0 ekor
3. Kerbau : 0 ekor
3. Ayam : 500 ekor
4. Itik : 200 ekor
5. Burung : 17 ekor
6. Lain-lain : .0 ekor
c. Perikanan
1. Tambak ikan : 0 ha
2. Tambak udang: 0 ha
3. Lain-lain : 0 ha
d. Struktur Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan :
1. Petani : 400 orang
2. Pedagang : 13 orang
3. PNS : 5 orang
74
4. Tukang : 28 orang
5. Guru : 3 orang
6. Bidan/ Perawat : 3 orang
7. TNI/ Polri : 0 orang
8. Pesiunan : 0 orang
9. Sopir/ Angkutan : 3 orang
10. Buruh :64 orang
11. Jasa persewaan : 0 orang
12. Swasta : 43 orang
5. Kondisi Pemerintahan Desa
a). Lembaga pemerintahan
Jumlah aparat desa :
1. Kepala Desa : 1 orang
2. Sekretaris Desa : 1 orang
3. Kepala Urusan/KAUR : 3 orang
4. Kepala Dusun : 3 orang
5. Bendahara Desa : 1 orang
4. BPK : 5 orang
b). Lembaga kemasyarakatan
Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :
1. LPMK : 5
2. PKK : 17
3. Posyandu : 5
4. Pengajian : 6 Kelompok
75
5. Arisan : 5 Kelompok
6. Simpan Pinjam : 2 Kelompok
7. Kelompok Tani : 4 Kelompok
8. Gapoktan : 1 Kelompok
9. Karang Taruna : 0 Kelompok
10. Risma : 1 Kelompok
11. Ormas/LSM : 0 Kelompok
12. Lain-lain : 0 Kelompok
c). Pembagian Wilayah
Nama Dusun :
1. Dusun 1 : Jumlah 2 RT
2. Dusun 2 : Jumlah 2 RT
3. Dusun 3 : Jumlah 2 RT
D. Gambaran Umum Desa Negara Jaya
1. Sejarah Desa Negara Jaya
Desa Negara Jaya adalah salah satu Desa Transmigrasi dari 5 Desa
Transmigrasi yang ada di Kecamatan Negeri Besar, Desa ini mulai
definitif pada tahun 1982. Nama Desa itu sendiri merupakan adobsi
dari Desa tua Induk dari Desa Negara Jaya yaitu Desa Srimenanti.
Dalam perjalanannya Desa Negara Jaya telah banyak mengikuti
berbagai program – program yang di kucurkan oleh pemerintah,
tentang program PNPM sendiri Desa Negara Jaya juga telah
mengikuti dari pertama kali program itu diluncurkan oleh pemerintah.
76
Banyaknya program yang telah masuk ke Desa Negara Jaya rupanya
belum mampu mengangkat dari ketertinggalan Desa Negara Jaya
dengan Desa-Desa lain yang ada di Kecamatan Negeri Besar
khususnya, sehingga Desa ini menjadi salah satu Desa yang
memperoleh julukan Desa terpencil yang ada di Kecamatan Negeri
Besar.
Sebutan Desa terpencil menjadi inspirasi tersendiri oleh masyarakat
Desa Negara Jaya sehingga hal ini dapat mendorong masyarakat untuk
menuju kondisi yang lebih baik. Keinginan masyarakat untuk menjadi
Desa yang sejajar dengan Desa – Desa yang lain terus diupayakan
dengan berbagai hal.
Kebangkitan masyarakat Desa ini diawali dengan berputarnya roda
demokrasi yang ada diDesa. Pergantian kepala Desa yang diawali
dengan proses yang sangat demokratis berhasil dilaksanakan dengan
baik oleh Desa ini, hal ini merupakan catatan sejarah yang penting
bagi Desa ini. Secara lengkap Perjalan pergantian kepala Desa Negara
Jaya dari mulai Desa ini definitif dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 21. Daftar urutan Kepala Desa, Desa Negara Jaya
NO NAMA TAHUN MEMERINTAH
1 SUGIYONO 1982 s.d 1992
2 SUWANDAR 1993 s.d 1997
3 SUDIRMAN 1998 s.d 20O3
4 RUKHAENAH 2004 s.d 2010
5 ADEK KAMIN 2011 s.d 2016
6 LATIF 2017 Sampai Sekarang
Sumber : Data Umum Desa Negara Jaya
77
2. Kondisi Geografis
Desa Negara Jaya memiliki luas wilayah +1200 ha dengan lahan
produktif 1200 ha dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 22. Tata Guna Tanah
NO TATA GUNA TANAH LUAS
1. Luas pemukiman 200 Ha
2. Luas persawahan 75 Ha
3. Luas Perkebunan 720Ha
4. Luas kuburan 2 Ha
5. Pekarangan 200 Ha
6. Prasarana Umum Lainnya 3 Ha
Total Luas 1200 Ha
Sumber : Data Umum Desa Negara Jaya
Letak Desa Negara Jaya berada di sebelah Barat Desa Tanjung Mas,
jarak dari Desa Negara Jaya ke Desa Tanjung Mas sekitar 3 km,
dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar
Sebelah Timur : Desa Negeri Besar Kecamatan Negari Besar
Sebelah Selatan : PT.BUMI MADU MANDIRI Kecamatan Negari
Besar
Sebelah Barat : Desa Tanjung Mas Negeri Besar
3. Kondisi Perekonomian
Jumlah penduduk Desa Negara Jaya sebanyak 2172 Jiwa dengan
penduduk usia produktif 1518 Jiwa, sedangkan penduduk yang
dikategorikan miskin 182 Jiwa. Mata pencaharian sebagian penduduk
adalah Petani sedangkan hasil produksi ekonomis Desa yang menonjol
adalah pertanian.
78
Tabel 23. Jumlah Penduduk
NO PENDUDUK JUMLAH
1. Jumlah Laki-Laki 1147orang
2. Jumlah Perempuan 1025 orang
3. Jumlah Total 2172orang
4. Jumlah Kepala Keluarga 594 KK
5. Jumlah RT 13RT
6. Jumlah Dusun 4 RW
7. Kepadatan Penduduk per km
Sumber : Data umum Desa Negara Jaya
Tabel 24. Mata Pencaharian Penduduk DesaNegara Jaya
NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. Petani 323 251
2. Buruh Tani 257 143
3. Pegawai Negeri Sipil 6 5
4. Pedagang keliling 1 1
5. Peternakan 1 -
6. Nelayan
7. Dokter swasta
8. Bidan swasta 1
9. Perawat swasta 1 1
10. TNI
11. POLRI
12. Pensiunan PNS/TNI/POLRI -
13. Pengusaha kecil dan menengah
13. Pengusaha besar
27. Karyawan Perusahaan swasta
29. Wiraswasta -
30. Tidak Bekerja
JUMLAH PENDUDUK 589 402
Sumber : Data umum DesaNegara Jaya
4. Kondisi Sosial Budaya
Tabel 25. Tingkat Pendidikan Masyarakat
NO TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 13 24
2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play group 10 13
4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 76 103
5. 18-56 tahun tidak pernah sekolah 2 1
6. Tamat SD/sederajat 11 18
7. Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 3 2
8. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 5 3
9. Tamat SMP/ sederajat 81 107
79
10. Tamat SMA/sederajat 176 196
11. Tamat D-1/sederajat 3 2
12. Tamat D-2/sederajat 1 2
13. Tamat D-3/sederajat 3 6
14. Tamat S-1/sederajat 4 8
15. Tamat S-2/sederajat
Jumlah 388 485
Jumlah Total 873
Sumber : Data umum Desa Negara Jaya
5. Kondisi Sarana Dan Prasana
Desa Negara Jaya memiliki Sarana dan Prasarana untuk masyarakat
yang meliputi sarana prasarana dibidang pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, keagamaan, dan sarana umum.
a. Sarana dan Prasarana Pemerintahan
Desa Negara Jaya belum Mempunyai Kantor Balai Desa untuk
saat ini masih mengtrak dan Kantor Kepala Desa disertai dengan
perangkat Desa lengkap. Pemerintah Desa membawahi Dusun
dan Dusun membawahi beberapa RT (Rukun Tangga). Desa
Negara Jaya mempunyai 4 Dusun dan 13 RT. Sarana prasarana
tersebut berjalan lancar sesuai peraturan dan memberikan
pelayanan kepada seluruh masyarakat.
b. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Negara Jaya
mempunyai sekolah dari TK sampai sekolah tingkat dasar
Sekolah Menengah Atas dengan rincinan:
80
Tabel 26. Pendidikan Formal
N
O
Nama Jumlah Status
(terdaft
ar,
terakre
ditasi)
Kepemilikan Jumlah
tenaga
pengajar
Jumlah
siswa/
Mahasiswa Pemeri
ntah
Swas
ta
Lain-
lain
1. TK 1 V 4 23
2. SD /
Sederajat 1 V 10 196
3. SMP /
Sederajat
4. SMA /
Sederajat V 19 104
Sumber : Data umum Desa Negara Jaya
a. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Negara Jaya mempunyai
PKD di tingkat Desa dengan 2 orang bidan Desa dan posyandu 2
(satu) pos.
Tabel 27. Prasarana Kesehatan
NO PRASARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 2
3. Balai Kesehatan Ibu Dan Anak 0
4. Tempat praktek Bidan 1
Sumber : Data umum Desa Negara Jaya
Tabel 28. Tenaga Kesehatan
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Jumlah dokter umum orang
2. Jumlah paramedis orang
3. Jumlah dukun bersalin terlatih 2orang
81
4. Bidan 2orang
5. Perawat 2orang
6. Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber : Data umum Desa Negara Jaya
b. Sarana dan Prasarana Keagamaan
Sarana dan prasarana keagamaan di Kampun Negara Jaya
mempunyai Masjid dan Mushola di tiap dusun dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 29. Sarana Prasarana Ibadah Desa
NO PRASARANA IBADAH JUMLAH
1. Masjid 2 buah
2. Langgar / Surau / Mushola 7 Buah
3. Gereja Kristen Protestan 1 Buah
Sumber : Data umum DesaNegara Jaya
c. Sarana dan Prasarana Umum
Sarana dan prasarana umum yang terdapat di Desa Negara Jaya,
meliputi perdagangan dan kesehatan, sarana prasarana di bidang
Kesehatan mempunyai beberapa (MCK Umum) dengan kondisi
Baik. Dalam hal ini beberapa pembangunan MCK Umum
dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJM-Desa). Jalan dalam Desa Negara Jaya meliputi jalan
Provinsi dan Jalan Desa.
Beberapa ruas jalan di Desa Belum ada Onderlag dan Lapen
namun ada jalan makam bahkan masih ada jalan yang berupa
tanah. Keadaan tersebut meliputi jalan Desa dan jalan RT.
Pembangunan jalan tersebut dimasukkan dalam Rencanan
82
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) 2017 –
2022.
E. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
1. Pengertian BUMDes
Menurut Peraturan Menteri Desa Nomor 4 Tahun 2015 mengatakan
bahwa BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa.
Hal ini selaras dengan yang dikemukakan pada Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Angka (6) tentang Desa, Badan Usaha
Milik Desa yang kemudian disebut BUMDes, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa
yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha
lainnya untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
2. Dasar Hukum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Pengaturan mengenai pendirian BUMDes diatur dalam beberapa
peraturan perundang-undangan yaitu :
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 213 Ayat (1).
83
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 87
sampai Pasal 90.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa Pasal
132 sampai Pasal 142.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang
Badan Usaha Milik Desa.
e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa Pasal 88 dan Pasal 89.
f. Peraturan Menteri Desa Nomor 19 Bab 3-4 tahun 2017 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
3. Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di
Kecamatan Negeri Besar
Masih banyak desa di Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan yang belum memiliki BUMDes. Berdasarkan 13 desa yang ada
hanya 1 desa yang telah memiliki BUMDesa yaitu Desa Bima Sakti.
Selanjutnya Desa Negeri Kasih, Tegal Mukti dan Pagar Iman baru
akan membuat atau sedang dalam tahap perencanaan membuat
BUMDes. Sedangkan desa yang lainnya tidak memiliki BUMDes dan
belum ada rencana ataupun proses pembuatan BUMDes.
84
Tabel 30. Data Jumlah BUMDes di Setiap Desa Se-Kecamatan
Negeri Besar
NO DESA BUMDes TAHUN
PENDIRIAN
UNIT USAHA
1 NEGERI
BESAR
Belum Ada - -
2 KALI
AWI
Belum Ada - -
3 KALIAWI
INDAH
Belum Ada - -
4 KILING-
KILING
Belum Ada - -
5 TIUH
BARU
- -
6 NEGERI
JAYA
Belum Ada - -
7 NEGARA
JAYA
Belum Ada - -
8 TANJUN
G MAS
Belum Ada - -
9 SRIBASU
KI
10 BIMA
SAKTI
BUMKAM
BIMASAKT
I
2016 Simpan Pinjam
dan Usaha
Peralatan Pesta
11 NEGERI
KASIH
Kasih Bunda 2016 Simpan Pinjam
(Ket: Belum
Berjalan)
12 TEGAL
MUKTI
Cahaya
Indah
2017 Jasa, SPP, Usaha
Bersama (Ket :
Belum Berjalan)
13 PAGAR
IMAN
Rukun
Makmur
2016 Pertanian,
Perkebunan,
Perternakan, Jasa,
SPP (Ket: Belum
berjalan )
Sumber : Data Kantor Kecamatan Negeri Besar,2017
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa masih banyak desa di
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan yang belum
memiliki BUMDes.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian , analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Pagar Iman cukup mampu untuk
membentuk BUMDes namun belum maksimal. Hal tersebut dapat dinilai
melalui :
1. Keterampilan (Skill) yang cukup baik yang dimiliki oleh aparat
pemerintah Desa Pagar Iman yang mana aparat Desa Pagar Iman cukup
ahli, dan kreatif dalam membentuk BUMDes. Aparat pemerintah desa
Pagar Iman mampu berkreatifitas dan memanfaatkan peluang yang ada
yang membentuk BUMDes berupa usaha peralatan tarup. Namun mereka
belum sepenuhnya fokus terhadap pembentukan BUMDes karena
keterbatasan fasilitas infrastruktur yang mereka miliki sehingga kurang
maksimalnya hasil pembentukan BUMDes yang mereka bentuk.
2. Minimnya pengetahuan (Knowledge) yang dimiliki oleh aparat Desa
Pagar Iman dalam pembentukan BUMDes. Hal ini terlihat karena masih
rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki dan tidak adanya
pelatihan yang didapat oleh setiap aparat Desa dalam hal pembentukan
BUMDes sehingga kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh aparat
182
pemerintah desa Pagar Iman yang kemudian berpengaruh kepada kurang
maksimalnya hasil pembentukan BUMDes yang mereka bentuk.
3. Aparat pemerintah desa Pagar Iman cukup mempunyai pengalaman
dalam membentuk BUMDes karena sebagian dari aparat desanya pada
jaman pemerintahan dahulu sudah pernah membentuk BUMDes.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Kaliawi Indah dan
Negara Jaya belum mampu untuk membentuk BUMDes. Hal tersebut dapat
dinilai melalui :
1. Keterampilan (Skill) yang kurang yang dimiliki oleh aparat pemerintah
Desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya yang mana mereka tidak
mempunyai keahlian, dan tidak mampu berkreatifitas memanfaatkan
peluang yang ada untuk membentuk BUMDes. Hal tersebut terbukti dari
tidak adanya pembentukan BUMDes di kedua desa tersebut.
2. Minimnya pengetahuan (Knowledge) yang dimiliki oleh aparat Desa
Kaliawi Indah dan Negara Jaya dalam pembentukan BUMDes. Hal ini
terlihat karena masih rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki
dan tidak adanya pelatihan yang didapat oleh setiap aparat Desa dalam
hal pembentukan BUMDes sehingga kurangnya pemahaman yang
dimiliki oleh aparat pemerintah desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya
dalam membentuk BUMDes.
3. Aparat pemerintah desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya belum
mempunyai pengalaman dalam membentuk BUMDes karena aparat
183
pemerintah desanya belum pernah sama sekali dalam membentuk
BUMDes.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diketahui bahwa
pembentukan BUMDEs dapat dilakukan dengan adanya pemberian
tekanan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa melalui
Peraturan Bupati seperti yang dilakukan oleh Bupati Lampung Selatan.
Pemerintah Lampung Selatan juga mengucurkan dana desa untuk
pembentukan BUMDes. Selain itu pembentukan BUMDes juga dapat
dilakukan atas inisiatif masyarakat yang mana masyarakat mempunyai
keinginan yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan ataupun
kebutuhan yang dibutuhkan di desa mereka, Serta adanya kepekaan
terhadap peluang usaha yang ada seperti yang dilakukan di Yokyakarta
khususnya di Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
B. Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, maka penulis memberikan saran kepada
Desa Pagar Iman yaitu :
1. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dengam lembaga lain untuk
melakukan pendidikan serta pelatihan/diklat tentang manajemen
BUMDes kepada pengurus agar meningkatkan kinerja pengurus
BUMDes tersebut sehingga usahanya akan terkelola dengan baik dan
semakin berkembang.
184
2. Pemerintah dan masyarakat harus bisa bekerjasama dalam kegiatan
monitoring serta evaluasi terhadap BUMDes yang sedang berjalan,
sehingga pemerintah dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
serta menyiapkan solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi sehingga
BUMDes tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
pembentukannya.
3. Sebaiknya aparat desa Pagar Iman yang telah memiliki pengalaman
dalam membentuk BUMDes dapat membagikan pengalamannya pada
aparat desa lain agar mereka mendapat pengetahuan lebih untuk
membentuk BUMDes.
Selanjutnya berdasarkan pada simpulan di atas, maka penulis memberikan
saran kepada Desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya yaitu :
1. Perlu adanya pemberian insentif yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
Kaliawi Indah, dan Negara Jaya kepada setiap perangkat Pemerintah
Desa maupun masyarakat yang mampu menciptakan suatu inovasi-
inovasi kreatif agar mereka semangat berfikir kreatif untuk membentuk
BUMDes.
2. Pemerintah Desa Kaliawi Indah, dan Negara Jaya perlu meningkatkan
pengetahuan (Knowledge) aparat Desa dengan cara adanya kerjasama
antara pemerintah dengan lembaga lain untuk melakukan pendidikan
serta pelatihan tentang pembentukan BUMDes kepada pemerintah desa
agar pemerintah desa memiiki pengetahuan serta kemampuan untuk
membentuk BUMDes. Serta perlu adanya pendampingan secara
maksimal mengenai pembentukan BUMDes baik kepada aparat Desa
185
maupun masyarakat agar peluang untuk terbentuknya BUMDes menjadi
semakin besar.
3. Aparat pemerintah Desa Kaliawi Indah dan Negara Jaya harus lebih bisa
melihat serta memanfaatkan peluang usaha yang ada mengingat untuk
membentuk BUMDes tidak hanya membutuhkan sumber daya saja
melainkan perlu adanya kepekaan yang dimiliki oleh pemerintah desa
maupun masyarakat terhadap peluang usaha yang ada.
Saran selanjutnya, selain Kepala Desa meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia dan potensi Desa yang ada, tentunya perlu adanya
keinginan yang kuat dari Pemerintah Kabupaten dalam memberikan
tekanan kepada Pemerintah Desa untuk membentuk BUMDes melalui
Peraturan Bupati seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Lampung
Selatan. Serta perlu adanya keinginan yang kuat dari masyarakat, dan
adanya kepekaan terhadap peluang usaha yang ada seperti yang
dilakukan di Yokyakarta khususnya di Desa Panggungharjo Kecamatan
Sewon Kabupaten Bantul.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Alfabeta, Bandung, 203
hlm.
Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodelogi
ke Arah Ragam Varian Kontemporer). Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Foster, Bill, 2001, Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawa , Jakarta. PPM
Handoko, T.Hani, 2003, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta
Husaini Usman. (2011). Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
HAW. Widjaja. (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat
DanUtuh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
J. Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya;
Bandung.167 hlm.
Kartiko, Widi, Restu. 2010. Asas Metodelogi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan
Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Kamil Mustofa, 2012, Model Pendidika dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi),
Bandung, CV Alfabeta
Mangunhardjana. A. M, 1986, Pembinaan: Arti dan Metodenya,
KanisiusYogyakarta.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa (Tahapan Strategi Metode dan
Tekniknya. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Moenir. 2007. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta :PT. Bumi
Aksara
M. Silahuddin, 2015., Kewenagan Desa dan Regulasi Desa., Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Cetakan Pertama, Jakarta
Moleong, L. (2007). Metode Penelitian Kualitatif ( Edisi Revisi). Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Ngesti D. Prasetyo . 2002. Prasetyo S.H, Sistem Pemerintahan Desa.
Rasyid. (2010). Minat indikator-indikator minat. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Robbins. 2015, Prilaku Organisasi, Jakarta, Salemba Empat, edisi ke 16.
Saroni, Muhammad. 2001. Manajemen Sekolah: Kiat Menjadi Pendidik yang
kompeten. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Stratejik. Untuk Organisasi Publik
dan
Non Profit. Jakarta. PT. Gramedia Grasindo.
Silaen, Sofar, dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. IN MEDIA. Jakarta.
Soetopo, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.
Soekidjo, Notoatmojo, 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta,
Rineka Cipta
Subekti, Akhmad & Jauhar Mohammad, 2012. Pengantar Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM), Jakarta. Prestasi Pustakarya.
Sukasmanto. 2014. Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUMDesa.
Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Winardi, 2002. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Peraturan Perundang-Undangan :
Peraturan Menteri Desa Nomor 19 tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2017
Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha
Milik Desa (c.2). Jakarta, Menteri Dalam Negeri.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Peraturan Menteri Desa Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan,
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Angka (6) tentang Desa, Badan
Usaha Milik Desa
Penelitian Terdahulu :
Suryadi, 2016. Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa Dalam Upaya
Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintahan Di Kantor Desa Muara
Badak Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara.
Aristia, Randy.2015. Kemampuan Aparatur Desa Dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan Di Desa Datah Bilang Baru Kecamatan Long Hubung
Kabupaten Mahakam Ulu.
Sholeh, Moh.2015.Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa Dalam
Pelaksanaan Tugas administrasi di Desa Morowudi Kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik
Website :
http://republika.co.id/berita/nasional/desa-membangun/16/06/14/o8rode219-
bumdes-memiliki-fungsi-sosial-dan-komersial
http://bumdes.id/blog/2017/12/15/jenis-jenis-desa-berdasarkan-tingkat-
perkembangannya/
https://www.radarlamsel.com/bumdes-kembangkan-perekonomian-desa
Sumber:https://www.radarlamsel.com/bumades-diproyeksi-jadi-sentral-usaha-
desa
http://digilib.uin-suka.ac.id/27738/2/13250098_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf
Sumber Lain :
Data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Pemerintah Provinsi
Lampung,2014
Laporan Data Luas Wilayah Desa Se-Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan Tahun 2017
Laporan Data Kependudukan Se-Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan
2017
Laporan Data Jumlah BUMDes di Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan. 2007. Buku Panduan Pendirian
dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Departemen Pendidikan
Nasional. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Data RPJM Desa Pagar Iman
Data RPJM Desa Kaliawi Indah
Data RPJM Desa Negara Jaya
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1991). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka