keluarga binaan chicken pox

9
BAB I PENDAHULUAN Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus Varisela Zoster (VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala tidak spesifik atau gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Varisela juga biasa dikenal sebagai cacar air atau chicken pox. Varisela merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik varisela terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi dan terjadi secara sporadis sepanjang tahun. Varisela merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang dengan imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, prsentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara, atau sekresi respirasi dan terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit, dan melalui transmisi fetomaternal. Virus Varisela Zoster (VVZ) merupakan anggota famili herpesviridae dan subfamili alfa herpes. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini

Upload: steven-matuali

Post on 12-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Keluarga binaan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus Varisela Zoster (VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala tidak spesifik atau gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Varisela juga biasa dikenal sebagai cacar air atau chicken pox.

Varisela merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik varisela terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi dan terjadi secara sporadis sepanjang tahun. Varisela merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang dengan imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, prsentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara, atau sekresi respirasi dan terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit, dan melalui transmisi fetomaternal.Virus Varisela Zoster (VVZ) merupakan anggota famili herpesviridae dan subfamili alfa herpes. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zozter.

Berdasarkan gejala klinisnya, varisela memiliki tiga stadium:

1. Stadium Prodromal

Biasanya 2-3 hari dan bervariasi seperti demam yang tidak terlalu tinggi. Malase, dan nyeri kepala, batuk, sakit tenggorokan, gatal (ringan / berat)

2. Stadium Erupsi

Timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel yang kemudian akan menjadi pustul dan krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf.3. Stadium Penyembuuhan

Masa penyembuhan sekitar 2 minggu dan pelepasan krusta bervariasai mulai dari 2 hari sampai 2 minggu

BAB II

ILUSTRASI KASUSSeorang anak laki-laki berumur 2 tahun dengan nama berinisial A. Memiliki keluhan bintik-bintik merah sejak 2 hari sebelum kedatangan kelompok kami ke rumah pasien. Gejala disertai demam 4 hari sebelum kunjungan dan pilek 3 hari sebelum kunjungan. Suhu tubuh ketika demam mencapai 38.50C. Pilek dengan ingus / secret putih bening, tidak disertai darah. Ibu pasien memberikan paracetamol untuk menurunkan panas anaknya. Keesokan harinya suhu pasien turun menjadi 370C. 2 hari yang lalu, ibu pasien melihat ada sedikit bintik merah seperti bentol digigit nyamuk di bagian perut depan pasien dan terlihat ruam-ruam merah disekitar bentol.1 hari sebelum datang ke puskesmas, pasien merengek gatal-gatal dan terbangun dari tidurnya karena seluruh tubuhnya sudah dipenuhi bintik-bintik merah, terutama dibagian badan (perut, dada dan punggung), wajah, leher, kedua tungkai atas dan tungkai bawah. Bedak tidak meredakan rasa gatal yang diderita oleh pasien.Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak sakit sedang, tekanan darah120/80 mmHg, denyut nadi 90x/menit, laju nafas 16x/menit, suhu tubuh 38oC, berat badan 12 kg, tinggi badan77 cm dan pada pemerikasaan kulit terdapat banyak bentol kecil berwarna merah berukuran sebesar +/- 0.5 cm dan berisi cairan (vesikel) di daerah badan, wajah, leher, dada, perut, punggung, kedua tungkai atas dan tungkai bawah.Ibu pasien bercerita bahwa 3 minggu yang lalu salah seorang tetangga yang tinggal dekat lingkungan rumahnya mengalami keluhan yang sama seperti yang dialami anaknya, dan di diagnosis oleh dokter dengan cacar air.Ibu pasien menduga anaknya tertular dari tetangganya tersebut yang merupakan teman sepermainan anaknya. Ibu pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernal timbul gejala seperti ini. Pasien memiliki riwayat immunisasi wajib yang lengkap.BAB III

DISKUSII. DIAGNOSIS KERJA

Suspek Cacar Air(Alasannya: Pada penyakit varicella atau cacar air seringkali terjadi terhadap anak kecil, tetapi orang dewasa pun juga dapat mengalaminya. Gejala-gejala prodromal yang biasanya muncul pada penyakit cacar air adalah demam dan tidak enak badan. Terkadang, penyakit cacar air tidak didahului dengan gejala-gejala prodromal, bahkan menjadi asimtomatik. Setelah masa inkubasi virus, dengan adanya gejala prodromal atau tidak, bintil-bintil merah baru muncul dalam bentuk benjolan yang berwarna merah (papula), lalu menjadi gelembung berisi cairan (vesicle) dan pada tahap akhirnya terjadi fase penyembuhan dengan lapisan baru. Rasa gatal disertai dengan munculnya bintil-bintil merah.)

II. DIAGNOSIS BANDING Small pox(Alasannya: Gejala yang terdapat pada penyakit ini akan terlihat gejala setelah 12-14 hari dan masa inkubasi virus adalah 7-17 hari. Biasanya, sebeleum gejala dari penyakit ini muncul, gejala flu atau gejala prodromal terjadi. Contoh gejala flu adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, lemah, nyeri punggung, diare dan muntah. Setelah beberapa hari, muncul titik-titik merah yang terlihat pada muka, tangan dan lengan bawah lalu menjalar ke tubuh. Pada hari kedua atau tiga, titik-tik merah tersebut menjadi lepuhan kulit yang berisi air dan akan berubah menjadi pus. Bentol-bentol pada small pox dapat menjalar sampai ke telapak tangan dan telapak kaki penderita dimana chicken pox tidak dan ukuran bentol pada small pox umumnya uniform bila dibandingkan dengan chicken pox)Patofisiologi

Virus varicella-zoster dapat menyebabkan cacar air dan juga herpes zoster. Varicella adalah yang menyebabkan cacar air yang terjadi apabila seseorang belum pernah terinfeksi virus ini. Apabila seseorang telah terkena virus ini dan terjadi untuk kedua kalinya, maka orang tersebut akan mengalami herpes zoster.

Penyebaran virus varicella-zoster terjadi melalui udara (airborne) dan juga secara kontak langsung. Bila seseorang terinfeksi oleh virus tersebut, virus varicella-zoster akan bertempat pada mukosa bagian pernapasan saluran atas dan bereplikasi pada kelenjar getah bening didekatnya. Selain dari kelenjar getah bening, replikasi virus juga terjadi pada hati dan ginjal. Masa replikasi tersebut adalah masa inkubasi dari virus tersebut yang terjadi selama 10 sampai 21 hari. Setelah replikasi, virus tersebar pada kulit. Dengan ini, pembentukan papula dan vesikula dapat terjadi pada kulit.

Manifestasi Klinis

Pada penyakit varicella atau cacar air seringkali terjadi terhadap anak kecil, tetapi orang dewasa pun juga dapat mengalaminya. Gejala-gejala prodromal yang biasanya muncul pada penyakit cacar air adalah demam dan tidak enak badan. Terkadang, penyakit cacar air tidak perlu didahului dengan gejala-gejala prodromal, bahkan menjadi asimtomatik. Setelah terjadinya masa inkubasi virus dalam tubuh, dengan adanya gejala prodromal atau tidak, bintil-bintil merah baru muncul dalam bentuk benjolan yang berwarna merah (papula), lalu menjadi gelembung berisi cairan (vesicle) dan pada tahap akhirnya terjadi fase penyembuhan dengan lapisan baru yang menutupi gelembung tersebut yang telah mereda. Rasa gatal juga disertai dengan munculnya bintil-bintil merah tersebut.

Pemeriksaan Penunjang

Tzanck smear Pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan pewarnaan Giemsa. Akan dapat dipastikan bila seseorang terserang oleh virus ini ataupun virus herpes simplex jika ditemukan sel datia berinti banyak.Terapi

Untuk penyakit ini, tidak ada pengobatan spesifik. Penyakit ini adalah penyakit yang ringan, oleh sebab itu tidak perlu pengobatan. Pengobatan yang dapat membantu dalam penyembuhan penyakit cacar air adalah dengan istirahat, karena sifat dari penyakit infeksi virus adalah self-limiting disease. Ada beberapa obat yang dapat membantu untuk menghilangkan gejala-gejala yang terdapat pada penyakit ini, seperti demam dan rasa gatal. Obat yang dapat diberikan adalah obat seperti paracetamol dan asetaminofen untuk meredakan panas, namun jangan memberikan aspirin kepada anak karena dapat menimbulkan efek samping yang fatal (Reye Syndrome) dan antihistamin seperti diphenhydramine untuk meredakan rasa gatal. Selain itu, obat antiviral juga dapat digunakan untuk menghentikan aktivitas dari virus tersebut yaitu acyclovir namun acyclovir biasanya diberikan pada waktu 24 jam setelah bentol pertama muncul.BAB IVDAFTAR PUSTAKA

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. Medical Microbiology 24th Edition. United States of America: McGraw-Hill, 2007: 437-441

Mccance L, Huether E, Brashers L, Rose S. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. Philadelphia: Mosby Elsevier, 2010: 1697-1688Gejala cacar air. Tersedia di: http://www.mayoclinic.com/health/chickenpox/DS00053/DSECTION=symptomsMedikasi cacar air. Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/article/1131785-medicationGejala cacar air. Tersedia di: http://www.mayoclinic.com/health/smallpox/DS00424/DSECTION=symptomsPemeriksaan fisik Small Pox. Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/article/237229-clinical#a0256