kelompok menurut efektivitasnya

9
Kelompok, Efektivitas, serta Tipe Kelompok Oleh Indira Dwi Larasati. 1306391876 Judul : “Kelompok Menurut Efektivitasnya” Bisakah manusia hidup sendiri tanpa orang lain? Sudah tentu tidak bisa. Manusia ialah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Manusia tidak terlepas dari kelompok. Setiap hari kita berinteraksi di dalam suatu kelompok, lalu ke dalam kelompok lain. Kehidupan keluarga, waktu luang, pertemanan, dan karir kita semuanya berhubungan dengan kelompok. Faktanya, jika seseorang dari luar angkasa melakukan studi mengenai manusia di Bumi, keanggotaan kelompok akan menjadi karakteristik yang dominan. Ketika kita lahir, kita menjadi anggota dari sebuah kelompok yang disebut keluarga. Dengan keluarga dan kelompok teman sebaya kita, kita disosialisasikan ke dalam cara berperilaku dan berpikir, dan kita juga diajarkan untuk mempunyai perspektif tertentu mengenai diri kita sendiri dan dunia kita. Identitas kita berasal dari bagaimana cara kita diperlakukan oleh anggota lainnya. Sebagai manusia kita memiliki sifat sosial yang melekat yaitu: hidup kita penuh dengan kelompok-kelompok dari saat kelahiran sampai kematian kita. Kelompok biasa didefinisikan sebagai beberapa individu yang bergabung untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kelompok dibuat

Upload: alfiqie-tanjung

Post on 28-Dec-2015

203 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kelompok menurut efektivitasnya

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok Menurut Efektivitasnya

Kelompok, Efektivitas, serta Tipe Kelompok

Oleh Indira Dwi Larasati. 1306391876

Judul : “Kelompok Menurut Efektivitasnya”

Bisakah manusia hidup sendiri tanpa orang lain? Sudah tentu tidak bisa. Manusia ialah makhluk

sosial, yang membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Manusia tidak

terlepas dari kelompok. Setiap hari kita berinteraksi di dalam suatu kelompok, lalu ke dalam

kelompok lain. Kehidupan keluarga, waktu luang, pertemanan, dan karir kita semuanya

berhubungan dengan kelompok. Faktanya, jika seseorang dari luar angkasa melakukan studi

mengenai manusia di Bumi, keanggotaan kelompok akan menjadi karakteristik yang dominan.

Ketika kita lahir, kita menjadi anggota dari sebuah kelompok yang disebut keluarga. Dengan

keluarga dan kelompok teman sebaya kita, kita disosialisasikan ke dalam cara berperilaku dan

berpikir, dan kita juga diajarkan untuk mempunyai perspektif tertentu mengenai diri kita sendiri

dan dunia kita. Identitas kita berasal dari bagaimana cara kita diperlakukan oleh anggota lainnya.

Sebagai manusia kita memiliki sifat sosial yang melekat yaitu: hidup kita penuh dengan

kelompok-kelompok dari saat kelahiran sampai kematian kita.

Kelompok biasa didefinisikan sebagai beberapa individu yang bergabung untuk mencapai suatu

tujuan bersama. Kelompok dibuat berdasarkan sebuah alasan. Di dalam buku karangan Johnson

dan Johnson yang berjudul “Joining Together”, dinyatakan bahwa seseorang bergabung dengan

sebuah kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang tidak mampu ia capai seorang diri. Tokoh

sosial yang mengemukakan hal ini ialah Mills dan Deutsch. Kelompok juga dapat didefinisikan

sebagai kumpulan individu yang saling bergantung satu sama lain. Menurut definisi ini,

sekumpulan orang tidak dikatakan sebuah kelompok tanpa adanya rasa saling mempengaruhi

satu sama lain. Cartwright dan Zander mengemukakan bahwa kelompok ialah kumpulan dari

individu-individu yang mempunyai hubungan satu sama lain yang membuat mereka saling

bergantung. Di dalam kelompok terdapat interaksi antar sesama manusia, dan interaksi tersebut

tersusun oleh aturan-aturan dan norma-norma (Buku Ajar II MPKT-A). Seperti yang

Page 2: Kelompok Menurut Efektivitasnya

dikemukakan oleh Sherif dan Sherif, kelompok yaitu unit sosial yang terdiri dari beberapa

individu yang mempunyai aturan-aturan yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai nilai-

nilai dan norma-norma yang mengatur perilaku dari anggotanya. Beberapa definisi diatas

mungkin sudah spesifik, tetapi terdapat beberapa definisi yang tumpang tindih. Sebenarnya, tidak

semua kumpulan manusia bisa disebut kelompok. Di dalam Oxford English Dictionary (1989),

kelompok didefinisikan sebagai sejumlah orang atau hal-hal yang dianggap sebagai pembentuk

penting dalam sebuah hubungan timbal balik dan yang mempunyai kesamaan derajat. Slamet

Sentosa dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Kelompok” mengemukakan bahwa kehidupan

kelompok tidak bersifat statis, tetapi berada dalam keadaan dinamis. Artinya, kehidupan

kelompok itu berkembang dengan baik. Berdasarkan definisi sebelumnya, kelompok kecil dapat

diartikan sebagai dua atau lebih individu dalam interaksi face-to-face, yang masing-masing

menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari orang lain yang

termasuk dalam kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan positif mereka

karena mereka berusaha untuk mencapai tujuan bersama. Meskipun tidak semua kelompok,

tetapi kebanyakan kelompok memenuhi definisi ini. Kelompok sering dikontraskan dengan

Agregat. Agregat ialah kumpulan individu-individu yang ada di dalam waktu yang sama dan

tempat yang sama, tetapi tidak membentuk suatu unit yang penting dan tidak mempunyai

kesamaan derajat. Sebagai contoh orang-orang yang berdiri di pinggir jalan, mahasiswa yang

sedang mendengarkan dosen adalah agregat, bukan kelompok. Dalam Buku Ajar II MPKT-A

yang berjudul “Manusia sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat”, terdapat 2 jenis

kelompok, yaitu kelompok formal informal dan kelompok menurut efektivitasnya. Di dalam

lembar tugas mandiri ini akan dibahas mengenai kelompok menurut efektivitasnya. Sebelum

masuk ke penggolongan kelompok menurut efektivitasnya, kita harus mengetahui terlebih

dahulu apakah efektivitas itu dan kelompok yang seperti apa yang disebut efektif. Efektivitas

merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, seperti yang tertera dalam buku Psikologi Sosial karya Bima Walgito. Efektivitas

juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh serta

kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh. Menurut Pendapat Steers, untuk menjadi

kelompok yang efektif seutuhnya, sebuah kelompok harus melakukan 3 hal yaitu mencapai

tujuannya, memelihara hubungan kerja yang baik sesama anggota, dan beradaptasi dengan

perubahan kondisi di dalam organisasi, masyarakat, dan dunia. Dalam buku Dinamika

Page 3: Kelompok Menurut Efektivitasnya

Kelompok, efektivitas kelompok diuraikan oleh dua tokoh sosial yaitu Floyd Ruch serta Crech

dan Curthfield. Menurut Floyd Ruch, efektivitas suatu kelompok bergantung pada atmosphere

atau suasana kelompok itu sendiri. Suasana kelompok yang dimaksud adalah situasi yang

mengakibatkan setiap anggota kelompok merasa senang tinggal di dalam kelompok tersebut.

Suasana ini menyangkut hal-hal yaitu :

1) Keadaan fisik tempat/kelompok, seperti tersedianya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan

anggota.

2) Rasa aman, meliputi tidak adanya ancaman, tidak saling curiga, dan tidak saling bermusuhan.

3) Perumusan tujuan, yang merupakan tujuan bersama.

4) Fleksibilitas, yaitu segala sesuatu yang menyangkut kelompok seperti suasana, tujuan,

kegiatan, struktur, dan sebagainya dapat mengikuti perubahan yang terjadi (fleksibel).

5) Mufakat, dengan mufakat, semua perbedaan pendapat dari setiap anggota kelompok dapat

teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak.

6) Kesadaran berkelompok, adanya peranan dan kegiatan dari masing-masing anggota dalam

kelompok akan menimbulkan kesadaran terhadap kelompoknya, terhadap anggota kelompok,

dan pentingnya untuk berorientasi satu sama lain.

Selanjutnya yang dikemukakan oleh Crech dan Curtchfield, kelompok menjadi efektivitas

apabila :

1) merupakan suatu salutan pemenuhan kebutuhan afiliasi, yaitu kebutuhan berkawan,

dukungan, dan cinta kasih.

2) merupakan suatu sarana mengembangkan, memperkaya serta memantapkan rasa harga diri

dan identitasnya.

3) merupakan sarana ketika suatu tugas kerja dapat diselesaikan anggota yang menerima beban

tanggung jawab, seperti pemberian informasi kepada teman yang sakit.

Tipe-tipe kelompok berdasarkan efektivitasnya menurut Johnson dan Johnson yaitu : Kelompok

Pseudo, Kelompok Tradisional, Kelompok Efektif, dan Kelompok Kinerja-Tinggi. Kelompok

Pseudo merupakan kelompok yang paling rendah tingkat efektivitasnya, diatasnya ialah

Kelompok Tradisional. Lalu Kelompok Efektif yang telah mencapai efektivitasnya, dan yang

teratas ialah Kelompok Kinerja-Tinggi yang lebih dari Kelompok Efektif.

Page 4: Kelompok Menurut Efektivitasnya

Kelompok Pseudo

Arti kata Pseudo menurut KBBI ialah semu, palsu, bukan sebenarnya. Kelompok Pseudo

adalah kelompok yang anggotanya mendapatkan tugas untuk bekerja bersama-sama, namun

sebenarnya tidak ada minat sama sekali untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka percaya

bahwa kinerja mereka akan dievaluasi, mulai dari yang tertinggi sampai yang paling rendah.

Walaupun anggota kelompok saling berbicara, sebenarnya mereka saling bersaing. Mereka

menganggap satu sama lain sebagai rival atau saingan yang harus dikalahkan atau dihambat

dan harus saling menghalangi kinerja satu sama lain. Mereka juga saling menyembunyikan

informasi dan berusaha menyesatkan serta membuat yang lain bingung sehingga tidak

percaya satu dengan yang lain. Sifat seperti ini disebut sucker. Seseorang tidak mau

memberi ilmu yang dia punya kepada anggota lain, dan dapat dikatakan ingin pintar sendiri.

Sifat ini sangat tidak terpuji, namun sifat inilah yang melekat pada anggota dari Kelompok

Pseudo. Akibatnya, individu jadi lebih produktif apabila bekerja sendiri dan merasa lebih

baik jika dibandingkan dengan kerja kelompok. Kelompok macam ini tidak akan mencapai

kematangan karena anggotanya tidak berminat dan tidak komit akan masa depan

kelompoknya. Contoh dari Kelompok Pseudo adalah kelompok para salesman yang anggota

nya saling bersaing untuk jadi salesman terbaik dan melakukan penjualan terbanyak.

Kelompok Tradisional

Kelompok Tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja

sama. Mereka sadar harus bekerja sama. Namun demikian, anggota kelompok percaya

bahwa mereka akan dinilai sebagai individu, bukan sebagai anggota kelompok. Akibatnya,

tugas-tugas menjadi sangat terstruktur sehingga kecil sekali kerja sama yang dituntut.

Anggota kelompok berinteraksi terutama untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus

dilakukan. Mereka berusaha mendapatkan informasi dari yang lain tetapi tidak bermotivasi

untuk membagi informasi pada anggota yang lain. Anggota kelompok bertanggung jawab

atas pekerjaannya masingmasing tetapi bukan sebagai tim. Beberapa anggota kelompok

bermalas-malasan dan berusaha nebeng pada anggota yang lebih serius. Perilaku seperti ini

disebut Free Rider yaitu seseorang yang hanya menumpang nama di dalam kelompoknya,

padahal ia tidak memberikan effort ataupun “sumbangan” terhadap kelompok itu sendiri.

Anggota yang lebih serius merasa dieksploitasi lalu akan mengurangi kerjanya. Akibatnya

Page 5: Kelompok Menurut Efektivitasnya

adalah beberapa anggota hasil kerja sama itu akan lebih baik daripada jika mereka bekerja

sendiri-sendiri, namun hasil kerja anggota yang lebih serius akan lebih baik hasilnya kalau

bekerja sendiri dibandingkan bila mereka bekerja dalam kelompok. Kelompok Tradisional

banyak ditemui pada kelas-kelas yang ditetapkan oleh guru atau dosennya.

Berdasarkan uraian dalam ltm diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai kelompok

manusia. Berikut rinciannya :

1) Hidup manusia tidak terlepas dari yang dinamakan berkelompok, karena pada dasarnya

manusia ialah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.

2) Kelompok ialah dua atau lebih individu dalam interaksi face-to-face, yang masing-

masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari orang

lain yang termasuk dalam kelompok, dan masing-masing menyadari saling

ketergantungan positif mereka karena mereka berusaha untuk mencapai tujuan bersama.

3) Pembagian kelompok ada dua yaitu kelompok formal-informal dan kelompok

berdasarkan efektivitas. Kelompok berdasarkan efektivitasnya terbagi menjadi empat

yaitu Kelompok Pseudo, Kelompok Tradisional, Kelompok Efektif, dan Kelompok

Kinerja-Tinggi.

4) Kelompok Pseudo ialah kelompok yang anggotanya mendapatkan tugas untuk bekerja

bersama-sama, namun sebenarnya tidak ada minat sama sekali untuk melaksanakan tugas

tersebut.

5) Kelompok Tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja

sama, dan mereka sadar harus bekerja sama.

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk hidup secara berkelompok. Hal itu

merupakan hal yang sangat wajar dan sudah menjadi kodrat manusia. LTM ini membahas

jenis jenis kelompok yang ada dalam kehidupan manusia dan beberapa jenis kelompok

dilakukan pembahasan secara mendetail yaitu kelompok berdasarkan efektifitas jenis pseudo

dan tradisional. Semoga dengan adanya LTM ini kita lebih memahami jenis jenis kelompok

yang ada dalam kehidupan sosial manusia dan dapat berinteraksi dengan kelompok

kelompok tersebut dengan baik.

Page 6: Kelompok Menurut Efektivitasnya

Daftar Pustaka

Singgih, Evita E., et al. 2013. Buku Ajar II MPKT-A Manusia sebagai Individu, Kelompok, dan

Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia

Johnson David W. & Frank P. Johnson. 2006. Joining Together. Group Theory and Group Skills.

Ninth Edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Santosa, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Walgito, Bima. 1978. Psikologi Sosial. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta

Gibson dkk, 189.204-205

eprints.undip.ac.id/9620/1/PO_Dinamika_Kelompok.ppt