kelompok kerja nasional pengkajian perda kerjasama

40
Kertas Kerja Kertas Kerja Rekomendasi Rekomendasi Peningkatan Kualitas Peningkatan Kualitas Substansi Pengaturan, Substansi Pengaturan, Proses, Proses, Harmonisasi & Sinkronisasi Harmonisasi & Sinkronisasi Perda Pelayanan Publik Perda Pelayanan Publik Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama Kerjasama Direktorat Hukum & HAM-Bappenas, Kantor DSF & Justice for the Poor Direktorat Hukum & HAM-Bappenas, Kantor DSF & Justice for the Poor Desember 2008 Desember 2008

Upload: guy

Post on 12-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kertas Kerja Rekomendasi Peningkatan Kualitas Substansi Pengaturan, Proses, Harmonisasi & Sinkronisasi Perda Pelayanan Publik. Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama Direktorat Hukum & HAM-Bappenas, Kantor DSF & Justice for the Poor Desember 2008. Latar Belakang. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Kertas KerjaKertas KerjaRekomendasi Rekomendasi

Peningkatan Kualitas Peningkatan Kualitas Substansi Pengaturan, Proses, Substansi Pengaturan, Proses,

Harmonisasi & Sinkronisasi Harmonisasi & Sinkronisasi Perda Pelayanan PublikPerda Pelayanan Publik

Kelompok Kerja Nasional Pengkajian PerdaKelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda

Kerjasama Kerjasama Direktorat Hukum & HAM-Bappenas, Kantor DSF & Justice for the PoorDirektorat Hukum & HAM-Bappenas, Kantor DSF & Justice for the Poor

Desember 2008Desember 2008

Page 2: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Latar Belakang

Visi RPJPN 2005-2025“Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”

Salah satu misinya: “Terwujudnya Indonesia yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan yang antara lain ditunjukkan dengan adanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif. Terciptanya persamaan kedudukan di muka hukum dan terciptanya penghormatan pada hak-hak asasi manusia”

RPJPN 2005-2025RPJMN 2010-2014 Bidang Hukum peraturan daerah

Permasalahan utama peraturan daerah terletak pada kualitas substansi, proses, dan harmonisasi serta sinkronisasi perda

Page 3: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Pentingnya Kajian Perda

Perda instrumen pokok suksesnya desentralisasi & tata pemerintahan yang baik (good governance)

Penelitian/studi sebelumnya mengindikasikanpermasalahan utama perda terletak pada kualitas substansi, proses, harmonisasi & sinkronisasi perda

Page 4: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Mengapa perda pelayanan publik?

Pelayanan publik pemenuhan hak dasar.

Pelayanan publik instrumen akses terhadap keadilan (access to justice), baik instrumen regulatif maupun fiskal

Pelayanan publik tanggung jawab (kewajiban) negara & hak masyarakat

Page 5: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Permasalahan

Faktor-faktor kunci mempengaruhi kualitas substansi, proses, harmonisasi & sinkronisasi pelayanan publik?

Apa saja langkah-langkah strategis 5 tahun ke depan (2010-2014) meningkatkan kualitas substansi, proses, harmonisasi & sinkronisasi perda?

Page 6: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Ruang lingkup kajian

Faktor-faktor kunci kualitas substansi pengaturan, proses, harmonisasi & sinkronisasi perda pelayanan publik?

Rekomendasi langkah strategis 5 tahun ke depan (2010-2014) untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan pembangunan hukum pencapaian RPJPN 2005-2025

Best practices & bad practices perda pelayanan publik di pelbagai daerah

Page 7: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Paradigma Pelayanan Publik

Pelayanan publik fungsi eksistensi negara dalam tata masyarakat modern-demokratik

Pelayanan publik hak-hak dasar & hak berkembang masyarakat

Pelayanan publik tanggung jawab negara sehingga tidak dapat dikurangi/diabaikan oleh negara

Page 8: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Aspek Konstitusi terkait Tanggung Jawab Negara (Revisi)

Batasan tanggung jawab negara berdasarkan konstitusi kita berpatokan pada rincian jenis hak masyarakat, bukan pada apa yang dilakukan oleh dan menjadi domain kerja negara (pemerintah

Dengan demikian, tidak soal apakah negara yang langsung meneyelenggarakan pelayanan ataukah itu dikerjasamakan dengan pihak swasta dan bahkan diprivatisasi

Page 9: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Klasifikasi Pelayanan Publik

Pelayanan hak-hak dasar: pendidikan, kesehatan, dsb

Pelayanan hak masyarakat untuk berkembang: potensi ekonomi daerah, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dsb

Page 10: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

PP No. 65 Tahun 2005 dan Pelayanan Dasar (Revisi) PP No.65/05 (Pedoman Penyusunan Penerapan SPM)

menjadi tolok ukur untuk menakar kinerja penyelenggaraan urusan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat

Pedoman ini menjadi acuan penyusunan SPM Departemen/Kementerian/LPND dan dalam penerapannya oleh Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota.

Sejauh ini hanya sedikit instansi pusat yang telah menyusun Pedomaan SPM sektoral (Depkes, Depdiknas) dan baru sebagian daerah yang mengatur dalam Perda dan/atau menerapkannya.

Page 11: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

MDGs dan Kewajiban Negara dalam Pelayanan Publik (Revisi) Indonesia merupakan satu diantara 189 negara yang

sepakat mengikatkan diri guna memenuhi komitmen dalam Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) pada KTT Millenium PBB bulan September 2000

MDGs dituangkan dalam dokumen “Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK)”

Salah staunya, kewajiban negara (termasuk Pemda) untuk mewujudkan kesehateraan masyarakat dan peningkatan pelayanan publik sebagai instrumen strategis bagi pencapaian sejumlah sasaran dalam MDGs

Page 12: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

New Public Service: Konsep Baru Pelayanan Publik Akomodasi nilai-nilai kebutuhan &

kepentingan publik melalui proses dialog publik yang rasional

Pemerintah melayani (serving), bukan mengendalikan (steering) atau mengarahkan (rowing)

Posisi publik warganegara (citizen), bukan klien, konstituten, atau pelanggan

Materi pelayanan publik: dari kebutuhan publik

Bentuk & pelaksanaan publik: hasil kesepakatan antar-stakeholder

Page 13: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Perda sebagai Instrumen Perda sebagai Instrumen Pelayanan PublikPelayanan Publik Pelayanan publik saat ini merupakan inovasi

kepala daerah, namun belum terlembagakan

Pelayanan publik masih bergantung kepada figur, bukan sistem (pelembagaan inovasi)

Untuk itu, pelembagaan inovasi perlu dilakukan, salah satunya melalui pembentukan perda

Perda mengikat seluruh masyarakat & elemen daerah, sehingga kekhawatiran ganti “pejabat” ganti pendekatan dapat tereliminasi.

Page 14: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Pengaturan Pelayanan Publik di Berbagai Negara

(1): Ontario (Kanada) Manajemen Outside in: melihat dari

perspektif pelanggan dan stakeholders ServiceOntario: pendaftaran bisnis (waktu

dari 6 minggu menjadi 20 menit dengan tingkat kepuasan 90%), Program Pendampingan Pelajar Ontario (aplikasi beasiswa bisa online; waktu proses dari 10 minggu menjadi dalam hitungan menit), dsb

Jaminan uang kembali untuk aplikasi pelayanan akta kelahiran online

Page 15: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Pengaturan … (2)

Australia: UU Pelayanan Publik 1999 memperkuat institusi Australia Public Services (APS), khususnya kepegawaian & kualitas pelayanan

Kanada: sistem pelayanan kesehatan primer (pengobatan dasar, UGD, kelahiran, dll) & sekunder (layanan rumah sakit atau yang disamakan dengan rumah sakit) dari provinsi sampai kota

India: Piagam Warga (Citizen’s Charter) yang salah satunya mengatur partisipasi warga dalam pelayanan publik

Rwanda: Rwanda National Examination Council (RNEC) berhasil mengembangkan transparansi, akuntabilitasi, peresponan dalam pelayanan publik dalam pendidikan tanpa diskriminasi

Page 16: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Pengaturan …(3): E-Governance

Uni-Eropa: layanan online masyarakat dapat mengakses informasi terbaru & kebijakan serta dasar hukum kebijakan pemerintah tersebut , chatting dengan pengambil kebijakan, serta melamar untuk magang

Belanda: administrasi bea cukai online untuk menghapuskan praktek suap

Inggris: aplikasi dan pembaharuan paspor secara online Perancis: pembayaran kembali biaya pengobatan oleh

perusahaan asuransi secara online Bonn (Jerman): pendaftaran Taman Kanak-Kanak secara

online.

Page 17: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Best Practices di Indonesia (1)

Sumedang (Jabar): 38 perda yang terkait dengan pelayanan publik (2001-2007), salah satunya perda kelembagaan yang mengatur tentang pelayanan gratis di unit kesehatan masyarakat

Pubalingga (Jateng): 3 keputusan bupati tahun 2001 yang mengatur tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang kemudian di-perda-kan tahun 2003

Page 18: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Best Practices … (2)

Solok (Sumbar): Perda Pengelolaan Irigasi Partisipatif yang mengatur & memperjelas pembagian wewenang antara pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan irigasi

Lombok Timur (NTB): Perda No. 9/2002 (Pengelolaan Zakat) atas inisiatif DPRD setempat yang merupakan instrumen pengentasan kemiskinan

Page 19: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Best Practices …(3):Kota Parepare (Sulsel)

UPT Sistem Pelayanan Perizinan Satu Atap (UPT Sintap)yang dituangkan dalam Kepwal No. 103/2001, yang kemudian kelembagaannya diperkuat dan menjadi Kantor Sintap dengan Perda No. 14/2004

Pelayanannya meliputi perijinan, non-perijinan, pengaduan masyarakat terkait perijinan dan nonperijinan, dan pengelolaan urusan tata usaha kantor

Page 20: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Best Practices … (4)

Jembrana (Bali): pendidikan gratis dari dasar sampai menengah dan fasilitas kesehatan gratis dengan asuransi kesehatan

Jatim: kerangka regulasi daerah Perda No. 10/2005 tentang Pelayanan Publik dengan paradigma pelayanan masyarakat yang sebaik-baiknya

Sragen (Jateng): Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) melayani 52 perijinan dan 10 pelayanan nonperijinan (dibentuk dengan Perda No. 15/2003)

Kota Tarakan: Askeskin, e-government, TDL lokal, percepatan perijinan, sistem informasi kependudukan (Simduk), perlakuan khusus bagi investor, dll

Page 21: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Bad Practices di Indonesia

DKI Jakarta: Perda No. 8/2007 (Ketertiban Umum) yang melanggar HAM (pengusiran orang miskin dengan dalih ketertiban umum, pembatasan bantuan sosial masyarakat, dan Satpol PP yang represif) dan ketiadaan konsultasi publik dan keterbukaan dalam penyusunan ranperda ini

Kab. Pasaman: Perda No. 2/2001 (Retribusi Asal Komoditas) yang melanggar prinsip free internal trade dan beban biaya tambahan bagi komoditas

Page 22: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Substansi Perda Kesehatan (1): Gambaran Umum

Orientasi lebih kepada aspek kelembagaan dibanding aspek pelayanan masyarakat

Rejim pungutan dalam perda pelayanan kesehatan Substansi affirmative policy (tindakan khusus-sementara)

bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan sulit ditemukan Paradigma kesehatan masih berpegang pada kuratif-

rehabilitatif, bukan promotif-preventif kebijakan kesehatan di banyak daerah sekedar menjadi

dampingan/pelengkap dalam kerangka program kesehatan pemerintah pusat (program Askeskin)

masih lemahnya penerapan praktik good regulatory governance (GRG) (khususnya partisipasi publik) dalam penyusunan Perda sektor kesehatan.

Page 23: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Substansi Perda Kesehatan (2): Pembelajaran dari Purbalingga

Pendekatan komprehensif: skala pelayanan secara menyeluruh, kontinyu &bermutu, mencakup segenap masyarakat

Filosofi pelayanan berdasar asas kebersamaan & kekeluargaan

pengelola teknis skema jaminan dilakukan suatu Badan Pengelola, yaitu PT.Sadar Sehat Mandiri

kepesertaan meliputi anggota keluarga inti & dibuktikan dengan kartu anggota dari Badan Pengelola

kewajiban peserta adalah membayar premi, terkecuali level miskin & pasca-miskin disubsidi Pemda

hak peserta berupa paket kesehatan dasar & tambahan, serta mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian.

Page 24: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Proses Penyusunan Perda Pelayanan Publik (1): Usulan

Perda Usul Eksekutif: biasanya diusulkan secara paket oleh Kepala Daerah kepada DPRD untuk dimintakan persetujuan

Perda Usul Legislatif: diusulkan minimum lima anggota DPRD dan tidak berasal dari satu fraksi.

Page 25: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Telaah Proses Penyusunan Perda berdasarkan UU 10/04 (1) (Revisi) Ps 7 seluruh kajian perda yang ada tidak

bertentangan dengan peraturan diatasnya Ps 12 sebagian besar perda hanya menampung

kondisi khusus daerah (Kabupaten Lombok Timur, Kota Bandar lampung, Kota Semarang)

Ps 26 kajian perda yang ada tidak menjelaskan perda yang berasal dari DPRD atau dari gubernur atau bupati/walikota

Ps 27 beberapa daerah (Kab. Sumedang, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat) telah memiliki perda tentang tata cara pembentukan perda, beberapa daerah yang lain mengaturnya dalam tata tertib DPRD (Pasal 28 ayat (2) UU No. 10 Thn 2004).

Page 26: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Telaah…(2)(Revisi) Ps 28 (1) Minimnya inisiatif perda yang berasal dari

DPRD salah satunya disebabkan oleh minimnya pemahaman untuk mengusulkan peda di kalangan anggota DPRD

Ps 29 belum baiknya dokumentasi Pemda dan DPRD menyebabkan dokumen surat pengantar sulit diakses

Ps 30 (1) kewajiban penyebarluasan ranperda DPRD oleh Sek. DPRD juga termasuk yang menyebabkan minimnya perda inisiatif DPRD

Pasal 30 (2) ketidakjelasan penempatan lembaran daerah dan minimnya konsultasi dengan berbagai stakeholder pada saat penyusunan menyebabkan hasil sosialisasi perda dari pemda menjadi kurang maksimal

Page 27: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Telaah…(3) Ps 31 minimnya ranperda yang berasal

dari inisiatif DPRD menyebabkan metoda yang banyak dipakai dalam pembahasan perda adalah persetujuan oleh DPRD terhadap ranperda inisiatif pemda, dan bukan model persandingan

Ps 53 bentuk dan mekanisme partisipasi belum diatur secara detail dalam berbagai peraturan yang mengatur pembentukan perda.

Page 28: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Peta Proses Penyusunan Perda (1) (Revisi) “Apa permasalahan sosial yang akan

dipecahkan ?” Permasalahan tersebut meliputi (1) adanya

perilaku masyarakat yang bermasalah, dan (2) aturan yang ada tidak lagi sesuai dengan kondisi masyarakat.

Dalam kerangka berpikir para perancang selayaknya pertanyaan – pertanyaan tadi dikaitkan dengan kontek dan masalah lokal dijabarkan dan dianalisis dalam naskah akademik sebagaimana diamanatkan dalam UU No 10 Tahun 2004

Page 29: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Peta…(2)

Inisiator & Aktor sudah melibatkan berbagai stakeholders terkait

Perencanaan sampai Penetapan: ketiadaan Naskah Akademis (NA) serta belum terakomodasinya prinsip transparansi dan partisipasi

Kesesuaian dengan NA: langka dalam level perda, bahkan UU

Dokumentasi Proses: hampir semua Perda menyertakannya

Evaluasi Perda: merupakan keinginan pemda untuk secara sepihak dan tanpa pengkajian yang memadai

Page 30: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Tinjauan Implementasi Proses Penyusunan Perda (Revisi)

Apakah ruang transparansi dan partisipasi telah cukup terbuka, siapa saja aktor penginisiasinya, dll.

Perda yang pada implementasinya mendapat dukungan cukup kuat: Lombok Timur

Perda yang pada implementasinya mendapat penolakan cukup keras (bahkan dari stakeholders utama): Kota Bandarlampung dan Kota Semarang

Page 31: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Makna Harmonisasi dan Sinkronisasi (Revisi)

Harmonisasi keselarasan suatu produk peraturan perundang-undangan dengan produk peraturan yang ada diatasnya.

Sinkronisasi keselarasan antar produk hukum yang berada dalam satu derajat yang sama.

Page 32: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Harmonisasi dalam Sistem Hukum Indonesia (Revisi)

UU 10/04 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan Ps. 18 (2)

Permendagri 16/06 tentang Penyusunan Produk Hukum Daerah Ps. 9

Kepmendagri 169/04 tentang Pedoman Penyusunan Prolegda

Page 33: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Harmonisasi & Sinkronisasi dalam Sistem Hukum Indonesia (Revisi) Seharusnya diatur dengan Perpres Permendagri 16/2006 tidak eksplisit mengatur Merujuk UU 10/2004, Tim antar departemen harmonisasi

RUU; di daerah Tim Antar Satuan Kerja Perangkat Daerah harmonisasi perda

UU 10/2004, Depkumham fungsi harmonisasi & pembulatan, di daerah fungsi harmonisasi sekda (bagian hukum)

Perpres 61/2005, Menkumham koordinasi harmonisasi RUU yang masuk Prolegnas di DPR; pelaksana harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU

Perpres 68/2005, Menkumham ”konsultan” mekanisme harmonisasi RUU yang tidak masuk ke Prolegnas

Kepmendagri No. 169 Tahun 2004 Biro Hukum-Sekda Provinsi Koordinator Harmonisasi Prolegda

Page 34: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Disharmoni

Disharmoni perda pelayanan publik lebih banyak disebabkan karena perda induk yang mengaturnya tidak harmonis dengan peraturan perundang-undangan di tingkat nasional misalkan terkait dengan kelembagaan di daerah maka harus ada kesesuaian dengan PP 41 Tahun 2007

Pengaturan mengenai pelayanan publik sendiri masih sangat terbatas (RUU masih dalam proses), 12 SPM sektoral baru ada 3

Disharmoni bisa terjadi tidak hanya dalam proses tetapi juga dalam tahap implementasi

Page 35: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Kesimpulan (1): Umum

Pelayanan publik yang baik dibeberapa merupakan inovasi kepala daerah, sebagian besar belum terlembagakan dalam bentuk perda

Namun demikian, masih terdapat beberapa persoalan baik terkait substansi pengaturan, proses dan harmonisasi & sinkronisasi

Page 36: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Kesimpulan (2): Substansi

Terbatasnya Perda khusus mengatur pelayanan publik Prioritas perda pelayanan publik lebih pada aspek kelembagaan Orientasi pungutan (rezim pungutan) yang terlihat dalam isi dan

bahkan judul perda (Misalkan Perda Retribusi Kesehatan) Rendahnya esensi affirmative policy dalam Perda, khususnya

bagi kaum miskin dan kelompok rentan dalam masyarakat. Belum akomodasi paradigma baru pelayanan publik. Misalkan

dalam bidang kesehatan: prioritas upaya promotif/preventif tanpa mengabaikan tindakan kuratif/rehabilitatif.

Perda pelayanan publik pelengkap atas program-program pemerintah pusat.

Page 37: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Kesimpulan (3): Proses

Lemahnya asas good regulatory governance (grg), terlihat dalam proses yang kurang partisipatif atau dalam isi yang tak akomodasi mekanisme aduan warga

Lebih banyak diusulkan secara paket oleh pemda DPRD hanya memberikan persetujuan Alur/tahapan penyusunan perda di DPRD sangat

singkat Perda usul inisiatif DPRD dan publik masih jarang Kapasitas DPRD untuk mengusulkan perda masih

belum memadai

Page 38: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Kesimpulan (4): Harmonisasi & Sinkronisasi Belum ada pengaturan yang jelas tentang kelembagaan

ditingkat daerah yang menjalankan fungsi harmonisasi & sinkronisasi perda

Analogi pengaturan di dalam UU 10/2004 maka Bagian Hukum Sekda-lah yang menjalankan fungsi tersebut

Perda pelayanan publik relatif tidak bermasalah dari sisi harmonisasi dan sinkronisasi. Hal ini disebabkan di tingkat nasional pengaturan mengenai pelayanan publik masih sangat minim.

Kebermasalahan perda pelayanan publik lebih banyak disebabkan perda-perda ini menginduk kepada pengaturan pokok perda tersebut yakni perda terkait dengan pajak/ retribusi daerah dan perda kelembagaaan

Terkait dengan sinkronisasi perda pelayanan publik, mengingat bahwa hampir semua perda-perda pelayanan publik adalah hasil inovasi daerah sehingga dari sisi sinkronisasi dengan perda-perda lainnya baik di daerah yang sama maupun dengan daerah lainnya juga relatif tidak ada masalah.

Page 39: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Rekomendasi (1): Pemerintah Pusat

Perlunya harmonisasi pengaturan & sinkronisasi kebijakan di tingat nasional pedoman & dasar hukum penyusunan perda maupun terkait pelayanan publik RUU pelayanan publik.

Pedoman penyusunan perda tidak hanya menyangkut persyaratan formalitas penyusunan perda tetapi juga melihat substansi pengaturan dengan mengacu pada prinsip-prinsip kesetaraan gender, perlindungan hak asasi manusia dan keberpihakan kepada masyarakat miskin.

Dimasukkan mekanisme penerapan prinsip transparansi dan partisipasi penyempurnaan UU No. 10/ 2004 dan tata tertib DPRD.

Mekanisme penerapan yang jelas dalam UU No. 10 / 2004 & tata tertib DPRD akan mewujudkan kepastian hukum dan kemandirian bagi DPRD itu sendiri

Pedomaan SPM sektoral/setiap departemen strategis mendesak untuk segera direalisasikan

Perlunya dipertimbangkan pembentukan Komite Regulasi Nasional Perlunya dilakukan dokumentasi best practices pelayanan publik

melalui proses cross learning (seeing is believing) serta pemberian reward and punishment.

Page 40: Kelompok Kerja Nasional Pengkajian Perda Kerjasama

Rekomendasi (2): Pemerintah Daerah

Daerah diharuskan menyusun proplegda dengan memberikan porsi lebih besar kepada perda-perda pelayanan publik.

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan maupun kajian/ review perda pelayanan publik & peningkatan kualitas pelayanan publik.

Membangun pusat informasi perda sebagai media pembelajaran bagi berbagai stakeholders terkait dengan penyusunan dan kajian/ review perda, dan sekaligus sebagai sarana sosialisasi kebijakan daerah.

Penerapan SPM & IKM menjadi mutlak untuk dilakukan dalam mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik.

Sebelum memutuskan untuk membuat perda sebaiknya disertai dengan penelitian pendahuluan.

Kewajiban konsultasi bagi kelompok yang akan terkena dampak baik langsung maupun tidak langsung.

Adanya ruang untuk uji publik. Evaluasi implementasinya guna mengetahui sejauhmana materi

muatan dan keberlakuannya masih cukup baik.