kelompok i asma.pptx

19
ASTHMA KELOMPOK 1 1.Haryanty D. Siswoyo 17134026 A 2. Rahmi 17134027 A 3.Antoneta D. Nifu 17134030 A 4. Astuty E.A Amang 17134031 A

Upload: rahmi-muchsin

Post on 11-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Kelompok I

ASTHMAKELOMPOK 1Haryanty D. Siswoyo 17134026 A Rahmi17134027 AAntoneta D. Nifu17134030 A Astuty E.A Amang17134031 A

DEFINISIGangguan inflammatori kronik dari saluran pernafasan di mana terdapat banyak sel dan elemen selular yang memainkan peranan terutama: sel mast, eosinofil, makrofag, neutrophil, dan sel epitelial.

PREVALENSIDalam 30 tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi asma di negara maju maupun negara berkembang Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC menunjukkan prevalensi asma tahun 1993 masih 2,1% dan meningkat menjadi 5,2% tahun 2003Prevalensi tertinggi terjadi pada anak-anak usia 5-17 tahun yaitu 9,6 %Asma menyebabkan 1,6 % kunjungan ambulatori (kunjungan ke praktek dokter 13, 7 juta dan 1 juta kunjungan rumah sakit) dan menghasilkan lebih dari 497.000 rawat inap dan 1,8 juta kunjungan ke UGD

PATOFISIOLOGIObstruksi saluran pernafasan seperti bronkospasme, edema, hipersekresi bronkus, hiperesponsif bronkus, dan inflamasi Serangan asma yang tiba- tiba disebabkan oleh faktor faktor yang diketahui atau tidak diketahui (terpapar alergen, virus, polutan, zat yang dapat merangsang inflamasi akut atau konstriksi bronkus). Terlepasnya mediator kimiawi (histamin, prostaglandin, leukotrien, TNF) yang terbentuk pada saat cedera jaringan, mast cell, dan leukosit di saluran pernafasan.DIAGNOSISAnamnesis : Riwayat perjalanan penyakit, faktor faktor yang berpengaruh terhadap asma, riwayat keluarga, riwayat alergi, dan gejala klinis pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium : Jumlah eosinofil darah dan sputum Tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan adanya obstruksi saluran pernafasan. Pemeriksaan lain misalnya fungsi thorax, uji bronkodilator (atas indikasi), dan analisis gas darah (atas indikasi).GEJALA ASMAEpisode dyspnea (kesulitan bernafas)Dada terasa sesakBatuk, terutama malam hariWheezing (nafas berbunyi) Nafas pendekCemasGelisahHipoksemia

KLASIFIKASI Berdasarkan GINA (Global Initiative for Asthma)

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA)

KASUSSeorang anak laki-laki DB (9 tahun) mempunyai gejala asma 1 atau 2 kali per minggu. Dia terbangun 2 kali dalam seminggu pada malam hari dengan batuk dan gangguan pernafasan. Dia menggunakan albuterol MDI 1-2 puff setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Apa tindakan terbaik untuk DB?ANALISIS KASUSSubjectiveTerbangun pada malam hari 2 kali dalam seminggu dengan gejala asma Batuk Gangguan pernafasan

ObjectiveAlbuterol MDI 1-2 puff setiap 4 6 jam

AssesmentGejala asma muncul 1 atau 2 kali seminggu berupa batuk dan gangguan pernafasan. Untuk mengatasi serangan akut, obat golongan beta-agonist misalnyaAlbuterol menjadi obat lini pertama yang bekerja sebagai bronkodilator (merelaksasi bronkus).Berdasarkan PNAA pasien masuk dalam golongan asma episodik sering. Pasien sering terbangun pada malam hari (2 kali dalam seminggu) karena batuk dan gangguan pernafasan. Hal ini menunjukkan gejala asma nokturnal (asma yang timbul di malam hari).

Plan1. Asma episodik sering. Pasien membutuhkan obat-obat golongan steroid sebagai pencegahan kambuhnya asma. Mengenai isu gangguan pertumbuhan anak dan timbulnya osteoporosis akibat penggunaan steroid terus-menerus, belum ada fakta selama obat asma digunakan dalam bentuk sediaan inhalasi (Zulies. I) Contoh: budesonide,beclometasondandeksametason. 2. Gejala asma nokturnal Pilihan terapiMenambahkan Inhalasi agonis 2 long acting. Misalnya: salmeterolatauformeterol,yang memiliki onset dan durasi efek yang lebih panjang dibanding albuterol.Mengkombinasikan albuterol (agonis 2) short acting dengan antikolinergik Ipratropium bromida sehingga dapat meningkatkan efek bronkodilator dengan cepat dan mendapatkan masa kerja yang lebih lama .

3. Pada terapi pencegahan yang mengharuskan pasien mengkonsumsi obat secara rutin sebaiknya menggunakan bentuk sediaan inhalasi atau lebih dikenal dengan sebutanmetered dose inhaler (MDI).

4. Rekomendasikan Tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan adanya obstruksi saluran pernafasan.

TUJUAN TERAPI Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma Mencegah eksaserbasi akut Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise Menghindari efek samping obat Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel Mencegah kematian karena asma

STRATEGI TERAPIAlbuterol plus Ipratropium bromida (1-2 puff) 4-6 jam prn

Flutikason propionate (220 g/aktuasi cfc MDI).

Terapi farmakologiTerapi Non FarmakologiMeningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri)Meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri)Meningkatkan rasa percaya diriMeningkatkan kepatuhan (compliance) dan penanganan mandiriMembantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma

KIE