kelompok 1a (sumber ajaran islam)

21
MAKALAH PAI SUMBER AJARAN ISLAM Diajukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah : Pend Agama Islam Kelompok 1A Ketua: Alika A (110050006) Wakil: Tisnawati (110050061) Anggota: 1. Fitri P (110050001) 2. Desi A (110050034) 3. Vita V (110050047) 4. Ummi K (110050049) 5. Khoerunnisa (110050056) 6. Elok C (110050064) 7. Evi P (110050090) FKIP DIKSASTRASIA 1

Upload: medivit

Post on 01-Jul-2015

357 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

MAKALAH PAI

SUMBER AJARAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi

Tugas mata kuliah : Pend Agama Islam

Kelompok 1A

Ketua: Alika A (110050006)

Wakil: Tisnawati (110050061)

Anggota: 1. Fitri P (110050001)

2. Desi A (110050034)

3. Vita V (110050047)

4. Ummi K (110050049)

5. Khoerunnisa (110050056)

6. Elok C (110050064)

7. Evi P (110050090)

FKIP DIKSASTRASIA

Jl. Perjuangan No.1 (0231) 482115-487249 Cirebon

UNSWAGATI 2011

1

Page 2: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam sesuai dengan

apa yang kami inginkan. Dalam kesempatan ini kami akan menjelaskan sedikit

materi PAI tentang Sumber Ajaran Islam. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih

kepada dosen pembimbing mata kuliah PAI Ibu Setia budiaty, S.Ag yang telah

member kesempatan kepada kelompok kami untuk menyampaikan materi

tersebut.

Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah memberi kami masukan dan

dukungan positif dalam menyelesaikan tugas ini. Mata kuliah PAI bertujuan untuk

mengenal lebih mendalam lagi tentang kandungan alquran, as sunnah,dan ijtihad

untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga apa yang telah kami

sampaikan dapat bermanfaat bagi teman-teman semua

Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan maupun penyampaian makalah ini

masih banyak kekurangan baik dalam segi materi, bahasa, serta penulisan. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun . sekali

lagi, kami harap hasil pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

2

Page 3: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

A. Al-Quran Sebagai Sumber Nilai

Pengertian Dan Nama Al-Quran 1

Fungsi Dan Peran Al-Quran 2

Kondifikasi Al-Quran 3

Kandungan Al-Quran 3

Keistimewaan Al-Quran 4

Penafsiran Al-Quran 5

B. Al-Sunnah

Pengertian 7

Hubungan Antara Al-Quran dan Al-Sunnah 7

Perbedaan Al-Quran dan Al-Sunnah 7

Macam-macam Hadist 8

C. Ijtihad

Pengertian 9

Masalah Yang Diijtihatkan 9

Macam-macam dan Cara-cara ijtiha 9

Syarat-syarat Mujtahid 10

3

Page 4: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

SUMBER NILAI ISLAM

A. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER NILAI

1. Pengertian dan nama Al-quran

a. Pengertian

Al-Quran berasal dari kata qaraa yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca.

Secara terminologis al-quran adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril. Al-Quran ditulis dalam musha dan

sampai kepada manusia secara mutawatir. Membacanya bernilai ibadah diawali

dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:

1). Al-Quran adalah Kalamullah, bukan ucapan nabi atau manusia.

2). Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad, yaitu Muhammad bin Abdullah

yang dilahirkan di Makkah pada tahun 571M.

3). Al-Quran diturunkan Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril secara

berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

4). Al-Quran dikumpulkan dalam mushaf yang sejak masa turunnya dihafal dan

ditulis oleh para sahabat kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf yang

seluruhnya berisi 6.666 ayat dan 114 surat.

5). Al-Quran sampai kepada umat Islam secara mutawatir, dan dalam keadaan

tetap terjaga baik huruf maupun kalimat yang ada di dalamnya, sehingga

keasliannya tetap terjamin sepanjang masa.

6). membaca Al-Quan bernilai ibadah bagi pembaca maupun pendengarnya.

7). Al-Quran dinilai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.

4

Page 5: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

b. Nama-Nama Al-Quran:

a) Al-Quran, kata al-Quran sebagai nama kitab ini.

b) Al-Furqan artinya pembeda atau pemisah, yaitu pembeda antara yang hak

dan batil.

c) Azzikra artinya peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah

kepada manusia.

d) Al-Kitab artinya tulisan atau yang ditulis, yaitu kitab yang ditulis dalam

mushaf.

2. Fungsi dan Peran Al-Quran

a). Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia

Al-Quran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan yang hakiki,

yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagiaan yang hendak dicapai

bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia, melainkan

kebahagiaan yang abadi. Bagaimana kebahagiaan abadi itu dicapai, Al-Quran

memberikan petunnjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan

dalam kerangka ibadah kepada Allah.

b). Al-Quran Memberiakan Penjelasan Terhadap Segala Sesuatu

Al-Quran diturunkan Allah kebumi untuk memberikan penjelasan tentang

segala sesuatu, sehingga manusia memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam

melaksanakan tugas hidupnya sebagai makhluk Allah.

c). Al-Quran Sebagai Penawar Jiwa yang Haus (Syifa)

Syifa artinya obat, penawar atau penyembuh. Sasaran dari penyembuhan ini

adalah hati yaitu memberikan penyembuhan terhadap segala penyakit hati yang

membuat manusia menderita penyakit rohaniah.

5

Page 6: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

3. Kondifikasi Al-Quran

a. Kondifikasi Pada Masa Rosulullah

Pada setiap kali Al-Quran turun, nabi memberikan petunjuk kepada para sahabat

dan para sekretarisnya dalam menyimpan ayat dan surat dalam susunan ayat-ayat

Al-Quran. Dalam riwayat Ali bin Ibrahim yang diterima dari Abu Bakar Al-

hadhrami dari Abu Abdullah Ja-Far bin Muhammad, katanya: bahwa Rosulullah

Saw, bersabda kepada Ali: “wahai Ali, sesungguhnya Al-Quran terdapat di

belakang tempat tidurku yang tertulis dalam suhuf (lembaran) sutra kertas.

Ambilah dan kumpulkanlah, dan jangan sampai hilang, sebagaimana kaum

Yahudi menghilangkan taurat”.

b. Kodifikasi pada Masa Para Khalifah

Pada masa Kekhalifahan abu Bakar RA, Umar Bin Khatab menyarankan agar Al-

Quran ditulis dan dikumpulkan dalam satu mushaf. Abu Bakar menolak dengan

alasan Rasul pun tidak melakukannya. Setelah keperluan itu dirasakan mendesak

apalagi setelah perang melawan orang muhtad banyak menewaskan penghafal Al-

Quran, Abu Bakar memerintahkan Ali Bin Abi Tholib, Zaid Bin Tsabit dan

Umayah Bin Kaab, Utsman Bin Afan untuk menulis dan membukukannya.

Setelh disusun mushaf disimpan oleh Abu Bakar hingga wafat kemudian dipegang

Umar Bin Khatab, dan setelah Umar wafat disimpan oleh Hapsah binti Umar.

4. Kandungan Al-Quran

Al-Quran terdiri atas 114 surat, 6.666 ayat, 74.437 kalimat dan 325.345 huruf

mengandung pokok-pokok berbagi hal di dalamnya. Secara umum isi Al-Quran

terdiri atas:

a) Pokok-pokok keyakinan atau keimanan yang melahirkan teologi

b) Pokok-pokok aturan atau hukum yang melahirkan ilmu hukum syariat atau

ilmu fiqih

c) Pokok-pokok pengabdian kepada Allah.

6

Page 7: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

d) Pokok-pokok aturan tingkah laku

e) Petunjuk tentang tanda-tanda alam yang menunjukkan adanya Tuhan

f) Petunjuk mengenai hubungan golongan kaya dan miskin

g) Sejarah para nabi dan umat terdahulu

5. Keistimewaan Al-Quran

Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah pada nabi Muhammad.

Ini merupakan sumber yang tidak pernah kering bagi para pencari kebenaran

menjadi rujukan para ahli bahasa, sumber kajian para ahli kuqoha dan sumber

argumen para ahli hukum. Keistimewaan Al-Quran secara umum dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a). Keistmewaan Bahasa Al-quran

Al-Quran diturunkan denganbahasa Arab yang fasih. Al-Quran berisi 77.439 kata

323.015 huruf yang seimbang jumlah kata-katanya baik antara kata dengan

padanannya maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya

b). Al-Quran menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran

Mukizat al-Quran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Al-Quran berbicara

tentang manusia secara keseluruhan tanpa membedakan suku bangsa dan bahasa.

Firmannya:

“Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua….”(QS.

Al- A’raf:158)

c). Al-Quran Sumber Informasi Tentang Tuhan, Rasul dan Alam Gaib

Al-Quran merupakan sumber informasi utama bagi manusia tentang Tuhan dan

hal-hal gaib yang tidak bisa diungklapkan oleh manusia. Di dalam al-Quran

Tuhan memperkenalkan dirinya sehingga kebenaran Tuhan bersifat mutlak dari

Tuhan. Al-Quran memberikan informasi pula tentangadanya hal-hal bersifat gaib,

7

Page 8: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

adanya mahluk yang tidak tampak, seperti jin dan malaikat, hari kiamat, hari

akhirat, surga dan neraka.

d). Naskah Asli yang Terjaga

Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang terjaga keasliannya sejak masa yang

diturunkannya sampai kini bahkan hingga akhir zaman. Keaslian ini disebabkan

Al-Quran diturunkan, ditulis dan disampaikan kepada umatnya setiap zaman

secara mutawatir atau terus menerus, baik melalui tulisan (mushaf) yang sampai

sekarang aslinya masih ada.

6. Penafsiran Al-Quran

a. Pengertian Tafsir

Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan, yakni

menerangkan atau mengungakapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al-Quran

adalah kejelasan atau keterangan tentang firman Allah yang memberukan

penjelasan tentang susunan kalimat yang terdapat dalam Al-quran.

b. Sejarah Tafsir

1) Masa Sahabat

Sahabat yang pertama kali menyusun tafsir Al-Quran adalah Ibnu Abbas (wafat

tahun 68 H), tafsir ini dicetak dengan judul Tanwirul Mikyas Min Tafsir Ibni

Abbas yang disususn oleh Majduddin Al Fariruzabadi.. dan ada beberapa sahabat

yang tergolong ahli tafsir yakni, Ali Bin Abi Thalib, Abdullah Bin Masud, Zaid

Bin Tsabit, dsb.

2) Masa Tabiin

Generasi Tabiin melahirkan ulama-ulama Tafsir yakni, Adh-dhahak bin Muzahim

Al-Hilali (wafat 120 H), Athiyah bin saad Al-aufi (wafat 111 H), Muhammad bin

As-Saih Al-kalbi (wafat 146 H).

8

Page 9: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

c. Metode-Metode Dalam Penafsiran Al-Quran

1) Tafsir bil ma’tsur

Metode Tafsir bil ma’tsur adalah menafsirkan ayat berdasarkan ayat-ayat al-Quran

dan riwayat, baik hadits Nabi maupaun atsar sahabat.

2) Tafsir bil ma’qul

Metode tafsir bil ma’qul atau disebut juga tafsir bir ra’yi adalah menafsirkan ayat

berdasarkan akal pikiran (akal) atau dengan cara ijtihad.

3) Tafsir ijtiwaj

Ijtiwaj artinya campuran. Metode Tafsir ijtiwaj adalah menafsirkan Al-Quran

dengan memadukan atau mencampurkan tafsir bil ma’tsur dengan tafsir bil

ma’qul.

4) Tafsir Muqranin

Metode tasir muqranin adalah menafsirkan dengan cara menganalisis

persamaan dan perbedaan hasil penafsiran, yaitu tafsir-tafsir yang terkumpul

dengan cara ma’tsur maupun ma’qul.

5) Tafsir Tahlili

Metoda ini adalah menafsirkan Al-Quran dengan cara berurutan dari surat

pertama, ayat pertama sampai surat terakhir, ayat yang terakhir.

6) Tafsir Maudhui

Metida Maudhui adalah menafsirkan Al-Quran denagn tema yang telah

ditetapkan. Tafsir ini disebut pula tafsir tematik atau tafsir tauhidi.

7) Tafsir bil Ilmi

Ilmu dijadikan sudut pandang dalam menafsirkan Al-Quran. Biasanya

menafsirkan ayat dengan ilmu pengetahuan ini bersifat tematik (maudhui).

9

Page 10: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

B. AL-SUNNAH

1. Pengertian

Sunnah menurut bahasa adalah perjalanan, pekerjaan atau cara. Menurut istilah,

sunnah berarti perkataan Nabi Saw.,perbuatan dan keterangannya (taqdir), yaitu

sesuatu yang dikatakan atau diperbuat sahabat dan ditetapkan oleh Nabi.

Sunnah dibagi tiga, yakni:

a) Sunnah Qauliyah adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan

Rosulullah Saw, yang menerangkan hukum-hukum dan maksud Al-Quran.

b) Sunnah fi’liyah, yaitu sunnah dalm bentuk perbuatan, yang menerangkan cara

melaksanakan ibadat.

c) Sunnah Taqririyah adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya nadi atas perkataan

atau perbuatan sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya.

2. Hubungan Antara Al-Quran dan Al-Sunnah

a) As-Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Quran

b) As-Sunnah memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Quran yang bersifat

global.

c) As-Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Al-Quran.

d) As-Sunnah memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran yang

bersifat umum

e) As-Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al- Quran. Al-

Quran bersifat global, banyak hal yang hukumnya tidak ditetapkan secara pasti.

3. Perbedaan Al-Quran dan Al-Sunnah

a). Kebenaran Al-Quran bersifat mutlak (qath’I) dan hadits yang bersifat dzanni.

10

Page 11: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

Al-Quran adalah wahyu ayng datang dari Allah, kebenarannya bersifat mutlak

(qath’l),sedangkan As-Sunnah adalah sabna nabi yang diriwayatkan oleh para

perawi melalui perjalanan tertentu, kebenarannya bersifat dzanniyah.

b). Semua ayat Al-Quran dijadikan pedoman hidup, sedangkan hadits tidak

demikianSeluruh ayat Al-Quran adalah pedoman hidup yang harus dilakukan oleh

setiap muslim, sedangkan hadits tidak semuanya dijadikan pedoman hidup.

c). Al-Quran autentik sedangkan hadits tidak seluruh ayat Al-Quran autentik, baik

lafadz maupun maknanya. Al-Quran diturunkan Allah melalui Jibril dan

selamanya diawasi oleh Allah sehingga tidak mungkin Al-Quran yang diterima

oleh rasul berbeda dengan Al-Quran di Lauhil Mahfudz.

4. Macam-Macam Hadits

a. Hadits Mutawatir

Yaitu hadits yang diriwayatkan sejumalh orang yang secara terus menerus tanpa

putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin berbohong.

b. Hadits Masyhur

Hadits Masyur adalah hadits yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak

mencapai derajat mutawatir.

c. Hadits Ahad

Adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang, dua atau lebih, tetapi tidak

mencapai syarat masyhur, dan mutawatir.

d. Hadits sahih

Hadits sahih adalah hadits yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh orang-

orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat, dan tidak

bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.

11

Page 12: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

e. Hadits hasan

Hadits hasan adalah hadits yang memenuhi syarat hadits sahih, tetapi orang yang

meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya.

f. Hadits daif

Yaitu hadits yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki syarat yang

terdapat dalam hadits sahih dan hadits hasan.

C. IJTIHAD

1. Pengertian Ijtihad

Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berfikir untuk menetapkan

hukum syara dengan jalan mengeluarkan hukum dari kitab dan sunnah. Orang

yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, yaitu ahli fikih yang menghabiskan

seluruh kesanggupannya untuk memperoleh persangkaan kuat (dzan) terhadap

sesuatu hukum agama dengan jalan istinbat dari Al-Quran dan As-Sunnah.

2. Masalah yang diijtihadkan

Masalah yang diijtihadkan adalah hukum-hukum syara yang tidak mempunyai

dalil qath’I (pasti), bukan hukum-hukum akal dan masalah-masalah yang

behubungan dengan ilmu kalam (aqidah). Ini juga dapat ditemukan dalam bidang

kedokteran, dalm ilmu ini ditemukan teknologi bayi tabung, alat-alat kontrasepsi,

dsb.

3. Macam-macam dan cara-cara ijtihad

a. Macam-macam Ijtihad

1). Qiyas.

Qiyas menurut bahasa adalah mengukur sesuatu dengan yang lainnya dan

mempersamakannya. Menurut istilah adalah menetapkan sesuatu perbuatan yang

12

Page 13: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

belum ada ketentuan hukumnya, berdsarkan sesuatu hukum yang sudah

ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya persamaan diantara keduannya.

2). Ijma

Ijma menurut bahasa adalah sepakat, tetuju atau sependapat. Sedangkan menurut

istilah adalah kebulatan pendapat atau kesepakatan semua ahli ijtihad ummat

setelah wafatnya nabi pada suatu masa tentang suatu hukum.

3). Istihsan

Adalah menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar

prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan,

kasih sayang,dan sebagainya dari Al-Quran dan Al-hadits.

4). Mashalihul Mursalah

Mastalihul Mursalah adalah menetapkan hukum terhadap suatu persoalan

ijtihadiyah atas dasar pertimbangan kegunaan dan pemanfaatan yang sesuai

dengan tujuan syariat Islam.

b. Cara-cara Ijtihad

Mujtahid berijtihad dengan memperhatikan dalil-dalil yang tinggi

tingkatannya kemudian berurut pada tingkatan berikutnya. Urutan tersebut

sebagai berikut: 1). Nash Al-Quran, 2). Khabar (hadits), 3).Khabar Ahad, 4).

Zahir Quran dan 5). Zahir hadits.

4. Syarat-syarat Mujtahid

Untuk seorang mujtahid seyogyanya memiliki kemampuan sebagai berikut:

1). Mengetahui isi Al-Quran dan hadits yang bersangkutan dengan hukum,

meskipun tidak hafal diluar kepala,

2). Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai ilmu kebahasaannya, seperti nahwu,

sharaf, maani, bayan, badi, agar dapt menafsirakn ayat-ayat Al-Quran atau sunnah

dengan cara yang benar.

13

Page 14: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

3). Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul yang seluas-luasny , karena ilmu ini

menjadi dasar ijtihad.

4). Mengetahui soal-soal ijma, supaya tidak timbul pendapat yang

bertentangn dengan hasil ijma.

5). Mengetahui Nasikh-Mansukh dalam Al-Quran.

6). Mengetahui ilmu riwayah dan dapat membedakan mana hadits yang sahih dan

hasan, mana yang daif, maqbul dan mardud.

14

Page 15: kelompok 1A (Sumber Ajaran Islam)

PENUTUP

Alhamdulilah, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu.

Terimakasih atas atas kesempatan para pembaca mengapresiasikan hasil

pemikiran kami. Sekian kiranya makalah sederhana ini kami buat.

kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan

baik dalam penulisan maupun ejaan kata, mohon kiranya kritik dan saran yang

bersifat membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Cirebon, Desember 2010

Penulis

15