kelompok 1 thaharah

25

Click here to load reader

Upload: rosyid-teposeliro

Post on 26-Jun-2015

432 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini sengaja dibuat guna memenuhi kewajiban tugas mata kuliah Study KeIslaman semester 3. Selebihnya saya bagikan untuk publik dengan harapan bisa saling dimanfaatkan keilmuanya & kegunaanya. Apabila terdapat kesalahan dsb mohon kritik dan saranya guna dapat direvisi pada karya atau tugas yang selanjutnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 1  thaharah

THAHARAH (BERSUCI)

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah:

“STUDY KEISLAMAN 3”

Dosen Pembimbing: Muhammad Makmun, , M.HI

Disusun oleh :

1. Achmat Rosid (4112006)

2. Achmad Choirudin (4112003)

FAKULTAS TEKNIK – SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

Peterongan – Jombang

2013 / 2014

i

Page 2: Kelompok 1  thaharah

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan berkat, rahmat,

taufik, hidayah, dan rizki-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:

1. Bapak Muhammad Makmun, , M.HI selaku dosen pengampu Study Keislaman 3

yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini.

2. Teman - teman yang saling bahu membahu dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di tulis untuk mempelajari dan memahami mengenai thaharah

(sesuci) dalam islam atau ilmu fiqih beserta sejarah dan objek kajian ilmu fiqih.

Tidak ada kesempurnaan selain milik Allah SWT, kami menyadari dalam penulisan

karya ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang terangah. Oleh

karna itu, penulis memohon maaf jika dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat

pada umumnya, khususnya bagi mahasiswa atau mahasiswi fakultas teknik, Universitas

Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang.

Jombang, 22 September 2013

Penulis

ii

Page 3: Kelompok 1  thaharah

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

A. Latar Balakang................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

D. Metode Penyusunan........................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

2.1 Pengertian Thaharah....................................................................................................2

2.2 Dasar Hukum Thaharah...............................................................................................2

2.3 Macam Thaharah.........................................................................................................2

2.4 Alat Thaharah..............................................................................................................2

BAB III.......................................................................................................................................2

TATA CARA WUDLU,............................................................................................................2

TAYAMUM, DAN MANDI WAJIB........................................................................................2

3.1 Wudlu..........................................................................................................................2

3.2 Tayammum..................................................................................................................2

3.3 Mandi Wajib................................................................................................................2

BAB IV......................................................................................................................................2

HIKMAH THAHARAH............................................................................................................2

4.1 Hikmah Diwajibkan Wudlu dan Mandi.......................................................................2

4.2 Hikmah Lain Dalam Mandi Besar...............................................................................2

BAB V........................................................................................................................................2

iii

Page 4: Kelompok 1  thaharah

PENUTUP..................................................................................................................................2

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................2

5.2 Saran.................................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2

iv

Page 5: Kelompok 1  thaharah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Setiap kegiatan Ibadah umat Islam pasti melakukan membersihkan (thaharah) terlebih dahulu mulai dari Wudhu, Mandi ataupun tayyamum dan tak banyak umat Islam sendiri belum mengerti ataupun udah mengerti tapi dalam praktiknya menemui sebuah masalah ataupunkeraguan atas hal yang menimpanya. Disini kami ingin membahas serta mengulas lagi tentang hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Wudhu ?

2. Apa Syarat,Rukun,sunah, ataupun hal yang bisa membatalkan wudhu?

3. Apakah pengertian Mandi?

4. Apa Syarat,Rukun,sunah mandi?

5. Apakah pengertian Tayammum?

6. Apa sajakah syarat,sebab,rukun,sunah tayammum?

7. Sebagian dasar hukum dan hadistnya

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Tayyamum

2. Untuk mengetahui lebih detail tentang tayammum

3. Untuk mengetahui pengertian mandi

4. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Mandi

5. Untuk mengetahui lebih dalam tentang tayammum

D. Metode Penyusunan

Kami menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan buku kajian fiqih yang serta mengkaji dan mencuplik makalah yang telah ada baik dari internet maupun lokal.

1

Page 6: Kelompok 1  thaharah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Thaharah

Di antara beberapa istilah yang menunjukkan pada pengertian kesucian dapat ditemukan antara lain istilah bara’ah, tazkiyah, nadlafah, dan thaharah. Akan tetapi para ahli fikih menggunakan istilah yang lazim dalam al-Qur’an, yaitu thaharah untuk menunjuk masalah ajaran kesucian yang berhubungan dengan ibadah khusus (mahdliyah).

Secara bahasa thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti suci atau bersih, baik itu suci dari kotoran lahir maupun kotoran batin berupa sifat dan perbuatan tercela. Pengertian ini bisa dilihat dari penegasan al-Qur’an, misalnya Q.S. Al- Baqarah : 222

�ن� إ �ر�ي �ط�ه� �ت �م ال �ب�� ح و�ي� �ن� �ي اب �� و �� الت �ب�� ح ي� � الله �ن�� Artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri”

Juga dari Hadits Nabi

) . ا و�ر� ط�ه� ال�ة بغ�ي�ر الله ص� ب�ل� ي�ق� المسلم ال� )رواه

Artinya: “ Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci”. (H.R. Muslim)

Cara mensucikan kotoran lahir dengan membersihkan diri, pakaian dan tempat dari segala kotoran (najis) dan hadats. Sedangkan cara mensucikan batin dengan bertaubat dari segala noda dosa dan penyakit hati yang menjauhkan manusia dari Tuhannya.

Sedangkan secara istilahi, thaharah adalah ”bersuci dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh syara’ guna menghilangkan segala najis dan hadats” (Musthafa Kamal Pasha, dkk.2003:9). Atau ”Mensucikan diri dari najis dan hadats yang menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air, debu, atau batu”. (Syakir Jamaluddin, 2008; 16).

2.2 Dasar Hukum Thaharah

Disyari’atkannya wudhu ditegaskan berdasarkan 3 macam alasan.

1. Firman Allah dalam surat Al-Ma-idah ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. “

2

Page 7: Kelompok 1  thaharah

2. Sabda Rasulullah

Artinya :

“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antaramu bila ia berhadats, sehingga ia berwudhu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Ijma’.

Telah terjalin kesepakatan kaum muslimin atas disyari’atkannya wudhu semenjak zaman Rasulullah hingga sekarang ini, sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa ia adalah ketentuan yang berasal dari agama.

2.3 Macam Thaharah

Ada dua macam thaharah, yaitu 1) thaharah haqiqiyah, (bersuci) dari najis dan 2) thaharah hukmiyah, (bersuci) dari hadats.

Cara bersuci dari najis adalah membersihkannya dengan air suci secukupnya sampai hilang dzat (bendanya), warna, rasa, dan baunya, baik dari badan dari kain maupun tempat, terutama kain dan tempat yang akan dipergunakn untuk ibadah .Air yang dapat digunakan bersuci adalah air yang suci pada dzatnya dan dapat menyucikan yang lainnya. Ia adalah air yang masih dalam keadaan asli. Baik turun dari langit seperti hujan, salju, embun maupun mengalir di atas tanah seperti air sungai, sumur, laut, atau air hasil penyulingan. Inilah air yang sah dijadikan bahan bersuci dari hadas dan najis.

Hal tersebut d iatas sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-Furqan: 48; dan al-Anfal: 11:

Artinya: ”Dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih”.

Artinya: ”Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu”

Sedangkan hadats terbagi menjadi dua, yaitu hadits kecil dan hadats besar. Hadats kecil terjadi karena tidak berwudlu atau wudlu batal. Maka cara menghilangkannya adalah dengan berwudlu. Hadats besar terjadi karena terjadi, antara lain; karena keluar mani atau bersetubuh dengan istri. Maka cara menyucikannya adalah dengan mandi (meratakan air keseluruh tubuh) atau, bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak sanggup menggunakan air, dengan cara tayamum.

3

Page 8: Kelompok 1  thaharah

2.4 Alat Thaharah

Alat-alat yang dapat digunakan untuk thaharah terdiri dari air, debu dan batu atau benda padat lainnya.

1. Air

Dalam thaharah air memiliki peranan yang paling penting. Bahkan sebelum seseorang memanfaatkan alat bersuci yang lain seperti debu, batu atau benda padat lainnya, terlebih dahulu dituntut untuk menggunakan air terlebih dahulu sebagai alat thaharah. Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah; a) air mutlaq, yaitu air yang suci lagi mensucikan terhadap yang lainnya. Yang termasuk air semacam ini adalah air mata air, air sungai, zamzam (HR. Ahmad dari Ali), air hujan (Q.S. al-Anfal/8:11; al-Furqan/25:48), air salju, air embun (HR. Jamaah, kecuali Tirmidzi, dari Abu Hurairah), air laut (HR. Imam yang lima dari Abu Hurairah).

Air sungai ataupun air danau atau air telaga yang telah berubah warnanya akibat terlalu lama menggenang, seperti berubah kehijau-hijauan akibat terlalu banyaknya ganggang, atau lumut tetap suci dan mensucikan. Akan tetapi bila perubahan tersebut diakibatkan oleh bercampurnya barang najis, maka air tersebut tidak dapat digunakan untuk bersuci.

b) air musta’mal, yaitu air yang telah dipergunakan untuk wudlu atau mandi. Hukumnya air itu tetap suci dan mensucikan. Hal ini didasarkan pada Hadits Nabi saw.

- - صلى - �ى� �ب الن اء� ف�ج� �ة� ف�ن ج� ف�ى وسلم عليه الله صلى �ى� �ب الن و�اج� ز�� أ �ع�ض� ب ل� �س� اغ�ت ق�ال� �اس� ع�ب �ن� اب ع�ن�

. - - - س�ول� ر� ف�ق�ال� .ا �ب ن ج� �ت� �ن ك �ى �ن إ �ه� الل س�ول� ر� �ا ي �ه� ل ف�ق�ال�ت� �س�ل� �غ�ت ي و�� أ �ه�ا م�ن

� �و�ض�أ �ت �ي ل وسلم عليه الله « - �ب� - ن �ج� ي � ال �م�اء� ال �ن� إ وسلم عليه الله صلى �ه� » الل

Artinya: Dari Ibn Abbas, ia berkata, ’Salah seorang dari istri-istri Nabi saw mandi di satu bejana, maka datanglah beliau hendak berwudlu atau mandi dari air itu, maka iapun berkata, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mandi junub. Beliaupun bersabda, ”Sesungguhnya air itu tidak dapat menjunubkan”.(HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, dan Tirmidzi). Adapun air yang ditak dapat digunakan untuk bersuci antara lain: a) air mutanajjis yaitu air yang sudah terkena najis, kecuali dalam jumlah yang besar (minimal dua qullah sebanding dengan sekitar 500 liter Iraq) dan tidak berubah sifat kemutlakannya yaitu berubah bau, rasa dan warnanya (HR. at-Tirmidzi: 67, Nasa’i:52, Abu Daud:63, Ibnu Majah: 517, Ahmad: 4739, dan ad-Darimi: 731 dari Ibnu ’Umar); b) air suci tetapi tidak mensucikan, seperti air kelapa, air gula (teh , kopi), air susu dan semacamnya. Akan tetapi air yang bercampur dengan sedikit benda suci lainnya, seperti air yang bercampur denga sedikit sabun, kapur barus atau wewangian--, selama tetap terjaga kemutlakannya maha hukumnya suci dan dapat mensucikan (Syakir Jamaluddin, 2008: 18).

2. Debu yang suci dan kering. Debu ini bisa terletak di tanah, pasir, tembok, atau dinding.

4

Page 9: Kelompok 1  thaharah

3. Batu atau benda padat lainnya, selain tahi dan tulang. Misalnya; daun kertas tisu, dan semacamnya, digunakan khususnya ketika tidak ada air. Apabila ada air yang bisa digunakan bersuci, maka disunnahkan untuk lebih dahulu menggunakan air tersebut.

BAB III

TATA CARA WUDLU,

TAYAMUM, DAN MANDI WAJIB

3.1 Wudlu.

1. Dasar Hukum Wajibnya Berwudlu

Dalil tentang wajibnya berwudlu terdapat dalam al-Quran surat al-Maidah : 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Sementara itu, Rasulullah saw. bersabda

�ه� » �ي ع�ل �ه� الل م� اس� �ر� �ذ�ك ي �م� ل �م�ن� ل و�ض�وء� � و�ال �ه� ل و�ض�وء� � ال �م�ن� ل �ة� �ص�ال » ال

5

Page 10: Kelompok 1  thaharah

Artinya, 'Tidak sah shalat seseorang yang tidak berwudlu, dan tidak sempurna wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah.'(HR Ibnu Majah)

2. Langkah-langkah Berwudlu

Secara rinci langkah-langkah berwudlu yang dikerjakan oleh Rasulullah saw. adalah sebagai berikut;

1. membaca الرحيم الرحمن الله dengan بسم niat yang ikhlas karena Allah berdasarkan Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berbunyi

أقطع الرحيم الرحمن الله ببسم فيه يبدأ ال بال ذى أمر كل

Artinya, 'Segala perkara yang bermanfaat, yang tidak dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim itu sia-sia'. Rukun wudhu adalah sebagai berikut:

dilanjutkan dengan "Nawaitul wudhu-a liraf il hadatsil ashghifari fardian lilla-hi-ta-ala". Saya niat wudhu menghilangkan hadas kecil fardhu karena Allah.

2. Membasuh muka sebatas dari tempat tumbuh rambut di kepala sampai kedua tulang dagu dan dari batas telinga kanan sampai batas telinga kiri.

3. Membasuh kedua tangan sampai kedua mata siku.

4. Mengusap sebagian kepala dengan air

5. Membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki

6. tertib (berurutan)

Sunah Wudhu

1. Membaca bismillah pada permulaan wudhu2. Membasuh dua telapak tangan sampai pada kedua buku pergelangan, sebelum

berkumur-kumur.

3. Memasukan air kehidung

4. Menyapu seluruh kepala

5. Menyapu kedua telinga luar dan dalam

6. Mensela-selai jemari tangan dan kaki

7. Mendahulukan anggota kanan daripada kiri

8. Membasuh tiap-tiap anggota tiga kali

9. Berurutan

10. Tidak meminta pertolongan orang lain kecuali terpaksa

6

Page 11: Kelompok 1  thaharah

11. Tidak di seka kecualil karena sakit atau hajat tertentu

12. Menggosok anggota wudhu agar lebih bersih

13. Menjaga agar percikan air tidak sampai kebadan

14. Tidak bercakap-cakap waktu wudhu

15. Bersiwak

16. Membaca dua kalimah syahadah dan menghadap kiblat ketika wudhu

17. Berdoa sesudah selesai wudhu

18. Membaca dua kalimah syahadah ketika selesai wudhu

Hal-hal yang membatalkan wudhu

1. Keluar sesuatu dari dua pintu (kubul dan dubur) atau salah satu dari keduanya baik berupa kotoran, air kencing , angin, air mani atau yang lainnya.2. Tidur dimana posisi pantat tidak menetap diatas tanah yang ditempatinya.3. Hilangnya akal, baik gila, pingsan ataupun mabuk.

4. Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim.5. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan bathin telapak tangan, baik milik sendiri maupun milik orang lain baik dewasa maupun anak-anak.

3.2 Tayammum

1. Pengertian Tayammum

Secara bahasa tayammum artinya bersengaja. Sedangkan secara istilah tayammum adalah bersengaja menggunakan debu yang suci untuk menyapu muka dan kedua tangan dengan maksud dapat melakukan shalat.

Tayammum dapat dilakukan apabila dalam keadaan:

a. Tidak mendapatkan air, atau ada air tetapi untuk kebutuhan lain yang sangat vital, seperti untuk keperluan minum.

b. Pada waktu musim dingin yang sangat mencekam, hingga diperkirakan akan berakibat fatal apabila menggunakan air sebagai alat bersuci.

c. Sakit yang tidak memungkinkan menggunakan air, karena apabila menggunakannya justru mengakibatkan sakit yang bertambah parah.

d. Sanggupmenggunakan air, tetapi waktunya sudah sangat mendesak sehingga diperkirakan apabila mencoba mendapatkannya justru shalatnya sendiri akan tertinggal.

7

Page 12: Kelompok 1  thaharah

Syarat tayamum meliputi : sudah masuk waktu shalat, sudah mencari air tetapi tidak menemukan, dengan tanah suci dan berdebu, dan menghilangkan najis.

Rukun tayamum : Niat, Menyapu muka dengan tanah, menyapu kedua tangan sampai siku dengan tanah dan menertibakan rukun.

2. Dasar Hukum Bertayammum

Allah swt. berfirman dalam al Qur'an surat an-Nisa : 43

Artinya : 'Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir (bepergian) atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.'

3. Langkah-langkah Bertayammum

Agar lebih memahami pelaksanaan tayammum sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw., secara garis besar tata cara bertayammum adalah sebagai berikut. Rasululah saw. pernah bersabda;

�م� » . - - » ث ف�يه�م�ا �ف�خ� و�ن ، ر�ض�� األ �ه� �ف�ي �ك ب وسلم عليه الله صلى �ى� �ب الن ب� ف�ض�ر� �ذ�ا ه�ك �ف�يك� �ك ي �ان� ك �م�ا �ن إ

�ه� �ف�ي و�ك و�ج�ه�ه� �ه�م�ا ب ح� م�س�

Artinya, 'Sesungguhnya mencukupi bagimu begini, 'Lalu beliau meletakkan kedua telapak tangannya di tanah dan meniupnya, kemudian mengusap muka dan kedua telapak tangannya". (HR al-Bukhari)

Sedangkan langkah demi langkah pelaksanaan tayammum adalah sebagai berikut;

Langkah pertama, Sama halnya berwudlu, bertayammum dimulai dengan membaca basmalah. Hal ini berdasarkan Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berbunyi,

أقطع الرحيم الرحمن الله ببسم فيه يبدأ ال بال ذى أمر كل

8

Page 13: Kelompok 1  thaharah

Artinya, 'Segala perkara yang berguna, yang tidak dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim itu tidak berguna.' (HR Abdul Qadir ar-Rahawi)

Langkah kedua, Setelah itu, meletakkan kedua telapak tangan pada debu. Orang yang sakit dapat meletakkan kedua telapak tangannya pada dinding. Orang yang bepergian naik bus atau pesawat terbang dapat meletakkan kedua telapak tangannya pada tempat duduk atau kursi di depannya atau jendela dan sebagainya yang kita yakini ada debu bersihnya.

Langkah ketiga, meniup debu pada kedua telapak tangan.

Langkah keempat, mengusap wajah.

Langkah kelima, mengusap punggung telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri, mengusap punggung telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan. Setelah itu, kita mengusap kedua telapak tangan. Mengusap tangan hanya sampai pergelangan tangan menurut Hadits Daruquthni berikut:

« و�ج�ه�ك� �ه�م�ا ب ح� �م�س� ت �م� ث ف�يه�م�ا �ف�خ� �ن ت �م� ث اب� �ر� الت ف�ى �ك� �ف�ي �ك ب �ض�ر�ب� ت ن�� أ �ف�يك� �ك ي �ان� ك �م�ا �ن إ ع�م�ار� �ا ي

�ن� غ�ي س� الر� �ل�ى إ �ك� �ف�ي » و�ك

Artinya. ”Wahai ’Ammar, sesungguhnya mencukupi bagimu meletakkann dua telapak tanganmu pada debu kemudian meniupnya kemudian usaplah wajahmu dengan kedua tanganmu dan kedua tanganmu sampai kepergelangan tangan”.

Bertayammum bagi orang sakit ataupun bertayammum bagi musafir tata caranya sama.

3.3 Mandi Wajib

Mandi wajib atau yang biasa disebut dengan mandi besar atau mandi junub adalah menyiramkan air keseluruh tubuh, sejak ujung rambut sampai keujung kaki, dengan niat yang ikhlas karena Allah demi kesucian dirinya dari hadats besar.

1. Dasar Hukum Mandi Wajib

Dasar hukum mandi wajib adalah dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, sebagai berikut:

Allah berfirman dalam Q.S. al-Maidah/5: 6;

Artinya. ”Dan jika kamu junub maka mandilah”

9

Page 14: Kelompok 1  thaharah

Selain firman Allah tersebut yang menjadi dasar hukum mandi wajib, adalah:

Pertama Hadis yang diriwayatkan dari Ali r.a

« - �و�ض�وء� - ال �م�ذ�ى� ال ف�ى ف�ق�ال� �ك� ذ�ل ع�ن� �ل� ئ س� و�� أ وسلم عليه الله صلى �ى� �ب الن ل�ت�

� أ ف�س� م�ذ�اء. . ج�ال ر� �ت� �ن كل� �غ�س� ال �ى� �م�ن ال « و�ف�ى

Artinya, "Adalah aku orang yang sering mengeluarkan madzi, maka aku bertanya kepada Nabi saw., maka jawabnya, "Keluar madzi harus wudlu, dan keluar mani harus mandi." (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi)

Kedua. Hadis yang diriwayatkan dari Ummu Salamah;

« ، �ع�م� ن ق�ال� �م�ت� �ل ت اح� �ذ�ا إ ل� �غ�س� ال ة�� أ �م�ر� ال ع�ل�ى ف�ه�ل� ، �ح�ق� ال م�ن� �ى �ح�ي ت �س� ي � ال �ه� الل �ن� إ ، �ه� الل س�ول� ر� �ا ي

�م�اء� ال ت�� أ ر� �ذ�ا » إ

Artinya, 'Hai Rasulullah saw., sungguh Allah tidak malu dari barang hak, adakah wajib mandi bagi wanita kalau mimpi?" Beliau saw. menjawab, "Ya, kalau melihat air" ( HR al-Bukhari dan Muslim )

Ketiga. Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah;

ل� » �غ�س� ال �ه� �ي ع�ل و�ج�ب� ف�ق�د� ج�ه�د�ه�ا �م� ث �ع� ب ر�� األ �ه�ا ع�ب ش� �ن� �ي ب ج�ل�س� �ذ�ا » إ

Artinya, 'Apabila seorang bersetubuh, maka wajiblah mandi."

(HR al-Bukhari, Muslim dan lain-lainnya)

Keempat. Hadis yang diriwayatkan dari 'Aisyah;

�ك� - - » ذ�ل ف�ق�ال� وسلم عليه الله صلى �ى� �ب الن ل�ت�� أ ف�س� �ح�اض� ت �س� ت �ت� �ان ك �ش� �ي ب ح� �ى ب

� أ �ت� �ن ب ف�اط�م�ة� ن�� أ

و�ص�ل�ى ل�ى �س� ف�اغ�ت ت� �ر� د�ب� أ �ذ�ا و�إ ، �ة� الص�ال ف�د�ع�ى �ض�ة� ي �ح� ال �ل�ت� ق�ب

� أ �ذ�ا ف�إ ، �ض�ة� ي �ح� �ال ب �س�ت� �ي و�ل ، ق^ » ع�ر�

Artinya, 'Bahwa Fathimah binti Abu Hubaisy "berair merah" (istihadlah), lalu menanyakan kepada Nabi saw., maka beliau bersabda, "Itulah darah penyakit, bukan haidl. Kalau kau berhaidl, tinggalkanlah shalat dan kalau sudah selesai, mandilah, lalu shalatlah." (HR al-Bukhari)

Berdasarkan Firman Allah dan Hadis tersebut di atas, orang yang wajib mandi adalah orang yang (1) melakukan hubungan suami-istri, (2) mengeluarkan mani karena bermimpi, dan (3) setelah mengalami haidl atau nifas.

2. Langkah-langkah Mandi Wajib

Langkah-langkah atau tata cara mandi wajib dijelaskan oleh Rasulullah saw melalui hadits yang diriwayatkan oleh ’Aisyah berikut:

- �ه� - �د�ي ي ل� �غ�س� ف�ي � �د�أ �ب ي �ة� �اب ن �ج� ال م�ن� �س�ل� اغ�ت �ذ�ا إ وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� �ان� ك ق�ال�ت� ة� �ش� ع�ائ ع�ن��ع�ه� ص�اب� أ �د�خ�ل� ف�ي �م�اء� ال خ�ذ�

� �أ ي �م� ث �ة� �لص�ال ل و�ض�وء�ه�� �و�ض�أ �ت ي �م� ث ج�ه� ف�ر� �غ�س�ل� ف�ي �ه� م�ال ش� ع�ل�ى �ه� �م�ين �ي ب �ف�ر�غ� ي �م� ث

10

Page 15: Kelompok 1  thaharah

�ر� ائ س� ع�ل�ى ف�اض�� أ �م� ث �ات� ح�ف�ن �ث� �ال ث ه� س�

� أ ر� ع�ل�ى ح�ف�ن�� أ �ر� �ب ت اس� ق�د� ن�

� أ �ى أ ر� �ذ�ا إ �ى ت ح� ع�ر� الش� ص�ول�� أ ف�ى

�ه� �ي ل ر�ج� غ�س�ل� �م� ث د�ه� ج�س�

Artinya, 'bahwa Nabi saw. itu kalau mandi karena junub, beliau mulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan tangan kanannya pada tangan kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat; kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jarinya di pangkal rambutnya sehingga apabila beliau merasa bahwa sudah merata, beliau siramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu meratakan seluruh badannya; kemudian membasuh kedua kakinya.' (HR Muslim).

Tata cara mandi wajib adalah sebagai berikut.

a. Mulailah dengan membasuh (mencuci) kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah.

b. Lalu cucilah kemaluan.

c. Lalu berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat,

d. Kemudian ambillah air dan masukkanlah jari-jari tanganmu pada pangkal rambut dengan disertai wangi-wangian sampai merata. Bagi perempuan, hal itu dikerjakan sesudah rambut dalam keadaan terlepas.

e. Mulailah dengan menyiram air pada bagian sisi kanan kepala tiga kali, kemudian pada sisi kiri demikian pula. Setelah itu, siramlah seluruh tubuh dan digosok.

f. Kemudian basuhlah kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan atas yang kiri. Jangan lupa, kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam menggunakan air.

Berdasarkan hadis tersebut, tata cara mandi wajib adalah sebagai berikut.

g. Mulailah dengan membasuh (mencuci) kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah.

h. Lalu cucilah kemaluan.

i. Lalu berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat,

j. Kemudian ambillah air dan masukkanlah jari-jari tanganmu pada pangkal rambut dengan disertai wangi-wangian sampai merata. Bagi perempuan, hal itu dikerjakan sesudah rambut dalam keadaan terlepas.

k. Mulailah dengan menyiram air pada bagian sisi kanan kepala tiga kali, kemudian pada sisi kiri demikian pula. Setelah itu, siramlah seluruh tubuh dan digosok.

l. Kemudian basuhlah kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan atas yang kiri. Jangan lupa, kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam menggunakan air.

11

Page 16: Kelompok 1  thaharah

BAB IV

HIKMAH THAHARAH

4.1 Hikmah Diwajibkan Wudlu dan Mandi

o Agar manusia terbebas dari kotoran dan daki (kotoran yang menempel di kulit ),

ketika hendak melaksanakan ibadah.

o Agar tidak mengganggu sesama ketika beribadah bersama, misalkan dengan badan

dan pakaian yang kotor lagi berbau orang lain merasa jijik dan dapat mengganggu kekhusyu’an ibadah orang lain.

4.2 Hikmah Lain Dalam Mandi Besar

o Manusia memiliki dua nafsu ; nafsu hewani dan nafsu malaki. Ketika seseorang

melakukan persetubuhan, jiwa malaki tersiksa dalam badan yang najis, menanggung sakit karena janabat. Kalau sudah mandi janabat, jiwa malaki akan menjadi tenang kembali dan hilanglah apa yang dibenci oleh manusia.

o Mandi dengan air bersih, dapat menyemangatkan badan dan menghilangkan

kemalasan sehingga dapat melaksanakan kewajiban maupun tugas lain dengan senang, semangat akan membangkitkan ketenangan hati dan keikhlasan kerja.

o Perempuan yang mandi setelah haid, dapat membangkitkan rasa semangat dan

kesiapan untuk mengundang yang diinginkan setiap orang. Bagi perempuan yang belum bersuami, mandi dapat membangkitkan gairah dan menghilangkan kemalasan.

o Perempuan yang mandi sehabis nifas, menghilangkan kotoran badan serta bau yang

tak sedap. Ini semua adalah kebersihan lahir.

12

Page 17: Kelompok 1  thaharah

Adapun kebersihan batin berupa; keihklasan hati tanpa ada sifat kesombongan, irihati, dengki, ujub dan sifat tercela yang merusak akhlaq.

Rasul SAW bersabda;

“Kebersihan sebagian dari iman"

Kebersihan disini maksudnya adalah kebersihan maknawi, karena manusia memiliki sifat-sifat tercela tersebut maka bisa melemahkan iman itu sendiri, akan tetapi bila batinnya terbebas dari sifat-sifat tersebut, ruhnya bersih dan jiwanya suci, maka imannya akan sempurna.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Secara bahasa thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti suci atau bersih, baik itu suci dari kotoran lahir maupun kotoran batin berupa sifat dan perbuatan tercela.

Ada dua macam thaharah, yaitu 1) thaharah haqiqiyah, (bersuci) dari najis dan 2) thaharah hukmiyah, (bersuci) dari hadats.

Cara bersuci dari najis adalah membersihkannya dengan air suci secukupnya sampai hilang dzat (bendanya), warna, rasa, dan baunya, baik dari badan dari kain maupun tempat, terutama kain dan tempat yang akan dipergunakn untuk ibadah .Air yang dapat digunakan bersuci adalah air yang suci pada dzatnya dan dapat menyucikan yang lainnya. Ia adalah air yang masih dalam keadaan asli. Baik turun dari langit seperti hujan, salju, embun maupun mengalir di atas tanah seperti air sungai, sumur, laut, atau air hasil penyulingan. Inilah air yang sah dijadikan bahan bersuci dari hadas dan najis.

Alat-alat yang dapat digunakan untuk thaharah terdiri dari air, debu dan batu atau

benda padat lainnya.

�ه� » �ي ع�ل �ه� الل م� اس� �ر� �ذ�ك ي �م� ل �م�ن� ل و�ض�وء� � و�ال �ه� ل و�ض�وء� � ال �م�ن� ل �ة� �ص�ال » ال

Artinya, 'Tidak sah shalat seseorang yang tidak berwudlu, dan tidak sempurna wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah.'(HR Ibnu Majah)

Secara bahasa tayammum artinya bersengaja. Sedangkan secara istilah tayammum adalah bersengaja menggunakan debu yang suci untuk menyapu muka dan kedua tangan dengan maksud dapat melakukan shalat.

13

Page 18: Kelompok 1  thaharah

Tayammum dapat dilakukan apabila dalam keadaan:

a. Tidak mendapatkan air, atau ada air tetapi untuk kebutuhan lain yang sangat vital, seperti untuk keperluan minum.

b. Pada waktu musim dingin yang sangat mencekam, hingga diperkirakan akan berakibat fatal apabila menggunakan air sebagai alat bersuci.

c. Sakit yang tidak memungkinkan menggunakan air, karena apabila menggunakannya justru mengakibatkan sakit yang bertambah parah.

d. Sanggupmenggunakan air, tetapi waktunya sudah sangat mendesak sehingga diperkirakan apabila mencoba mendapatkannya justru shalatnya sendiri akan tertinggal.

Mandi wajib atau yang biasa disebut dengan mandi besar atau mandi junub adalah menyiramkan air keseluruh tubuh, sejak ujung rambut sampai keujung kaki, dengan niat yang ikhlas karena Allah demi kesucian dirinya dari hadats besar.

“Kebersihan sebagian dari iman"

Kebersihan disini maksudnya adalah kebersihan maknawi, karena manusia memiliki sifat-

sifat tercela tersebut maka bisa melemahkan iman itu sendiri, akan tetapi bila batinnya

terbebas dari sifat-sifat tersebut, ruhnya bersih dan jiwanya suci, maka imannya akan

sempurna.

5.2 Saran

الله ببسم فيه يبدأ ال بال ذى أمر كلأقطع الرحيم الرحمن

Artinya, 'Segala perkara yang bermanfaat, yang tidak dimulai dengan

Bismillahirrahmanirrahim itu sia-sia'.

�ن إ �ر�ي �ط�ه� �ت �م ال �ب�� ح و�ي� �ن� �ي اب �� و �� الت �ب�� ح ي� � الله �ن�� Artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri”

Hadits Nabi

) . ا و�ر� ط�ه� ال�ة بغ�ي�ر الله ص� ب�ل� ي�ق� ال�المسلم )رواه

Artinya: “ Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci”. (H.R. Muslim)

14

Page 19: Kelompok 1  thaharah

« أ�ن� ... إال. اق تن�ش� االس� فى ب�الغ� و�

ا ائم� ص� « ت�ك�ون�Artinya: ”.... dan sampaikan (ke dalam-dalam) pada saat mengisap air kecuali kamu sedang berpuasa” (HR. at-Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

DAFTAR PUSTAKA

http://majalahalibar.blogspot.com/2010/11/thaharah-bersuci.html

http://majalahalibar.blogspot.com/2010/12/berwudhu.html

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-praktis-tata-cara-wudhu.html

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/pembatal-pembatal-wudhu.html

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/5-hal-yang-menyebabkan-mandi-wajib.html

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/tata-cara-mandi-wajib.html

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-tata-cara-tayammum.html

http://tugaskampuss.blogspot.com/2009/12/hikmah-thaharah.html

http://ilhamkenyot0208.blogspot.com/2012/11/makalah-thaharah-dan-shalat.html

http://adehumaidi.com/islam/tahukah-anda-bagaimana-cara-bersuci

15