kelompok 1 konsep dasar kb

Upload: seny-sesen

Post on 15-Jul-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA (KB) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan KB

Disusun Oleh Kelompok 1

Resti Nur Annisa Yoseu Novieliya P. W Fitri Nurmalasari Aliah S. Winarsih Seny Rumintang Nurul Hanisa Angkatan : VI A

130103100002 130103100015 130103100036 130103100040 130103100043 130103090070

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012

A.

Pengertian y Pengertian KB Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155). Keluarga Berencana menurut WHO (Word Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk : 1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. 2. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan. 3. Mengatur interval diantara kehamilan. 4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri. 5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26) Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).

y

Pengertiann Kontrasepsi - Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2006).

1

- Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obat-obatan. - Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (BKKBN, 1999).

B.

Tujuan Keluarga Berencana y Tujuan Keluarga Berencana Nasonal di Indonesia adalah : 1. Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat sekaligus yang sejahtera dengan

mengendalikan

kelahiran

menjamin

terkendalinya

pertambahan penduduk. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi. c. Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran(Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 902).

y

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a.

Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya

2

alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telahmenikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).

y

Menurut WHO (2003) tujuan KB terdiri dari : Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda / mencegah kehamilan :

3

1. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan. 2. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda. 3. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi. 4. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.

C.

Manfaat Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008). 1. KB Bagi Ibu : a. Perbaikan kesehatan

b. Peningkatan kesehatan c. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak

d. Waktu yang cukup untuk istirahat e. f. Menikmati waktu luang Dapat melakukan kegiatan lain

2. Manfaat KB Bagi anak : a. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat

b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup c. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik.

4

D.

Sasaran 1. Sasaran Program KB o Sasaran Langsung Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008). o Sasaran Tidak Langsung 1) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

2)

Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).

3)

Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (Prawirohardjo, 2005 A).

5

2.

Sasaran Kontrasepsi o Pasangan Usia Subur Semua pasangan usia subur yang ingin menunda, menjarangkan kehamilan dengan mengatur junmlah anak. o Ibu yang mempunyai anak banyak. Dianjurkan untuk memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang disebabkan karena faktor multiparitas (banyak melahirkan anak). o Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan. Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakan

keselamataan jiwanya jika dia hamil, maka ibu tersebut dianjurkan untuk memakai kontrasepsi.

E.

Akseptor Keluarga Berencana 1. Pengertian Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007) 2. Jenis-jenis Akseptor KB a. Akseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

b.

Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Usia Subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.

6

c.

Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali

menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.

d.

Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.

e.

Akseptor Langsung : Para Istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

f.

Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).

F. y

Jenis-jenis kontrasepsi Macam-macam Metode Kontrasepsi 1. Metode sederhana a. Tanpa Alat KB Alamiah : metode kalender (ogino-knaus)

7

metode suhu basal (termal)

metode lendir serviks (bilings)

metode simpto-termal.

-

Coitus interuptus

8

b.

Dengan alat Mekanis (barrier) : kondom pria

barierr intra-vaginal(seperti diafragma, kap serviks, spon, kondom wanita).

-

Kimiawi : yaitu spermisid (seperti vaginal cream, vaginal busa, vaginal jelly, vaginal supositoria, vaginal form, vaginal soluble film).

9

2. Metode Modern a. Kontrasepsi hormonal Per-oral : pil oral kombinasi, mini-pil, morning after pil.

-

Injeksi atau suntikan (DMPA, NET-ET)

-

Sub kutis (implan).

10

b.

Intrauterine devices (IUD, AKDR)

c.

Kontrasepsi mantap (MOP, MOW).

y

Jenis-jenis Kontrasepsi 1. Kontrasepsi Alamiah Kontrasepsi cara alami adalah dengan melakukan hubungan suami isteri pada saat isteri dalam masa tidak subur ( Istibra Berkala . Masa subur wanita biasanya terjadi pada 11-18 hari sebelum haid.

11

Metode keluarga berencana alamiah atau natural family planning adalah metode pengendalian kelahiran yang tidak membutuhkan alat, bahan kimia maupun obat-obatan (metode hormonal). Bagi wanita maupun pasangan yang ingin menghindari efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi sederhana dengan alat maupun kontrasepsi modern, maka lebih memilih cara KB alami.

Macam-macam KBA Macam metode keluarga berencana alamiah antara lain: 1) Metode kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).

2) Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method).

12

3) Metode mukosa serviks (Cervical mucous method or ovulasi billings).

4) Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan ovulasi billings).

2. Kontrasepsi Tidak Efektif a. TISU KB

13

Tisu KB berbentuk kertas tipis yang mudah hancur apabila dimasukkan kedalam liang kemaluan perempuan. Biasanya tisu ini dikemas dalam bungkuskertas melamin yang kedap air dan udara luar. Tisu KB mengandung zat aktif yang dapat menetralisir sperma lakilaki yang masuk ke dalam vagina perempuan.Zat inilah yang mempengaruhi sperma sehingga tidak lagi mampu membuahi.Dengan cara ini tisu KB mencegah terjadinya kehamilan. b. Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liangvagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambatgeraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer dimasyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas

3. Kontrasepsi Efektif a. Pil Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen dan progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

Jenis Mini Pil Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.

14

Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron. Ada 4 pil KB / kontrasepsi oral : 1) Pil KB / kontrasepsi oral tipe kombinasi

Terdiri dari 21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB / kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang

sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

15

2) Pil KB / kontrasepsi oral tipe sekuensial

Terdiri dari 14-15 pil KB / kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering

menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. 3) Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil mini

Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi

16

4) Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil)

Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut. 5) Pil KB / kontrasepsi oral di pasaran

17

b.

Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.

Jenis Kb Suntik Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: o Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem o Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008). c. Implant

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun

18

d.

IUD (Intra Uterine Device) IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD.

Jenis-jenis IUD di Indonesia a) Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah

kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

19

b) Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. c) Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

20

d) Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

4. Kontrasepsi Permanen Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi) Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dantubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadap perempuan dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan caratertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Vasektomi adalahtindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yangmengakibatkan seorang laki-laki tidak bisa menghamili lawan jenisnya.Keunggulan sterlisasi ini diantaranya adalah21

efektivitasnya hampir 100 persen,tidak mempengaruhi libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak ada.

Tubektomi:

Cara KB permanent; bagi wanita yang yakin tidak ingin mempunyai anak lagi pertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Operasi yangaman dan sederhana. Hanya memerlukan bius lokal. Sangat efektif dan belum ada efek samping jangka panjang. Mengalami ketidak-nyamanan setelahoperasi. Komplikasi yang serius karena operasi jarang terjadi.Tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun perasaan seksual. Pada wanita dikenal dengan istilah tubektomi permanen, yaitu pemotongan saluran tuba fallopi (oviduct). Ada juga yang dilakukan dengan mengikat oviduct agar ovum/sperma tidak dapat melaluinya sehingga tidak terjadi fertilisasi.

22

Vasektomi:

Cara KB permanent; bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi. Sebaiknya di pertimbangkan secara matang sebelummengambil keputusan. Operasi yang aman dan mudah. Memerlukan hanya beberapa menit di klinik atau praktek dokter. Menggunakan bius lokal. Baru efektif setelah ejakulasi 20 kali atau 3 bulan pasca operasi. Sebelum itu masihharus menggunakan kondom. Tidak ada efek samping jangka panjang. Tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun kepuasan seksual.

23

Pembahasan Jurnal

Keluarga berencana bisa mencegah lebih banyak kematian-terutama di negara-negara termiskin dengan cara : Keluarga berencana menyelamatkan kehidupan perempuan. Keluarga berencana dapat mencegah sebanyak satu dari setiap

tiga kematian ibu dengan memungkinkan perempuan untuk menunda kelahiran , menghindari hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan dan aborsi, dan berhenti melahirkan anak ketika mereka telah mencapai jumlah anak yang diinginkan. Keluarga berencana menyelamatkan nyawa anak-anak. Setelah melahirkan, keluarga berencana dapat membantu wanita

menunggu setidaknya dua tahun sebelum mencoba untuk hamil lagi, sehingga mengurangi angka kematian atau resiko kecacatan anaknya. Keluarga berencana menyelamatkan nyawa remaja. Kehamilan remaja menimbulkan risiko kesehatan tidak hanya untuk bayi tetapi juga untuk para ibu muda, terutama mereka yang di bawah usia 18 tahun. Keluarga berencana dapat membantu perempuan muda menghindari hamil yang beresiko tinggi dan juga menghindari konsekuensi ekonomi dan sosial dari awal melahirkan anak. Keluarga berencana mengurangi kematian akibat AIDS. Penggunaan secara yang konsisten mengurangi dan angka benar infeksi kondom HIV dapat baru. .

signifikan

Dengan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan berisiko tinggi, keluarga berencana mengurangi penularan HIV dari ibu ke anak dan jumlah anak yatim korban AIDS, yang hidupnya kemungkinan serius

berkurang karena mereka telah kehilangan orang tua.

24

-

Keluarga berencana membantu pemerintah mencapai tujuan pembangunan nasional dan internasional. Pemerintah di seluruh dunia terfokus pada memerangi kemiskinan dan mencapai kisaran tujuan kesehatan dan pembangunan, seperti yang diuraikan di PBB Millenium Development Goals (MDGs). Keluarga berencana dapat berkontribusi untuk semua tujuan ini.

-

Keluarga Berencana Menyelamatkan Nyawa Banyak Orang. Keluarga berencana memiliki banyak manfaat kesehatan untuk wanita, pasangan seksual mereka, dan anak mereka. Keluarga berencana membantu untuk: Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan jumlah aborsi tidak aman dilakukan, sehingga mengurangi: y y y Kematian dan kecacatan. Infertilitas. Mencegah kehamilan berisiko tinggi antara:

1. Remaja di bawah usia 18 2. Wanita di atas usia 35. 3. Wanita yang memiliki banyak kelahiran atau kelahiran jarak terlalu dekat. 4. Perempuan dengan HIV / AIDS dan lainnya kondisi kesehatan seperti malaria dan TBC.

25

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 48-MK 53).

Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga University Press.

BKKBN, 1996. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi.

BKKBN, 2006. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant/Susuk KB). Departemen Kesehatan RI, 1996. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.

Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Saifuddin, Bari, A. 2006. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.