kelembagaan ham di indonesia

4
Kelembagaan HAM Jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 (sebelum perubahan/amandemen) menurut Kuntjara Purbopranoto belum disusun secara sistematis dan hanya empat pasal yang memuat ketentuan – ketentuan tentang hak asasi, yakni pasal 27, 28, 29 dan 31. Meskipun demikian bukan berarti HAM kurang mendapat perhatian, karena susunan pertama UUD 1945 adalah merupakan inti-inti dasar kenegaraan. Dari keempat pasal tersebut, terdapat 5 (lima) pokok mengenai hak – hak asasi manusia yang terdapat dalam batang tubuh UUD 1945, yaitu : Kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan (Pasal 27 ayat 1) Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang – undang (Pasal 28); Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk di jamin oleh Negara (Pasal 29 ayat 2) Hak atas pengajaran (Pasal 31 ayat 1). Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah dibentuk lembaga – lembaga resmi oleh pemerintah seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Peradilan HAM dan lembaga – lembaga yang dibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSM pro-demokrasi dan HAM. Uraian masing – masing sebagai berikut. a. Komnas HAM Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres Nomor 50 Tahun 1993. Pembentukan komisi ini merupakan jawaban terhadap tuntutan masyarakat maupun tekanan dunia internasional tentang perlunya penegakan hak asasi manusia di Indonesia. Kemudian dengan lahirnya UURI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang didalamnya mengatur tentang Komnas HAM ( Bab VIII, pasal 75 s/d. 99) maka Komnas HAM yang terbentuk dengan Kepres tersebut harus menyesuaikan dengan UURI Nomor 39 Tahun 1999. Komnas HAM bertujuan: membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk melaksanakan tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi sebagai berikut : 1) Fungsi pengkajian dan penelitian. Untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas HAM berwenang antara lain: melakukan pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional dengan tujuan memberikan saran - saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi. melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan dan pencabutan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan hak asasi manusia.

Upload: amanda-rehana-ayudha-tirtani

Post on 03-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kelembagaan HAM di Indonesia, perlindungan anak, kdrt, kpmnasham

TRANSCRIPT

Kelembagaan HAM

Jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 (sebelumperubahan/amandemen)menurut Kuntjara Purbopranotobelum disusun secara sistematis dan hanya empat pasalyang memuat ketentuan ketentuan tentang hak asasi,yakni pasal 27, 28, 29 dan 31. Meskipun demikian bukanberarti HAM kurang mendapat perhatian, karena susunanpertama UUD 1945 adalah merupakan inti-inti dasar kenegaraan. Dari keempat pasal tersebut, terdapat 5 (lima) pokokmengenai hak hak asasi manusia yang terdapat dalambatang tubuh UUD 1945, yaitu : Kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara didalam hukum dan di muka pemerintahan (Pasal 27ayat 1) Hak setiap warga negara atas pekerjaan danpenghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkanpikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainyaditetapkan dengan undang undang (Pasal 28); Kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi pendudukdi jamin oleh Negara (Pasal 29 ayat 2) Hak atas pengajaran (Pasal 31 ayat 1).Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telahdibentuk lembaga lembaga resmi oleh pemerintah sepertiKomnas HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadapPerempuan, Peradilan HAM dan lembaga lembaga yangdibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSMpro-demokrasi dan HAM. Uraian masing masing sebagaiberikut.

a. Komnas HAMKomisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnyadibentuk dengan Keppres Nomor 50 Tahun1993.Pembentukan komisi ini merupakan jawaban terhadaptuntutan masyarakat maupun tekanan duniainternasional tentang perlunya penegakan hak asasimanusia di Indonesia. Kemudian dengan lahirnya UURINomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yangdidalamnya mengatur tentang Komnas HAM ( Bab VIII,pasal 75 s/d. 99) maka Komnas HAM yang terbentukdengan Kepres tersebut harus menyesuaikan denganUURI Nomor 39 Tahun 1999. Komnas HAM bertujuan: membantu pengembangan kondisi yang kondusifbagi pelaksanaan hak asasi manusia. meningkatkan perlindungan dan penegakan hakasasi manusia guna berkembangnya pribadimanusia Indonesia seutuhnya dan kemampuanberpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.Untuk melaksanakan tujuan tersebut, KomnasHAM melaksanakan fungsi sebagai berikut :1) Fungsi pengkajian dan penelitian.Untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas HAMberwenang antara lain: melakukan pengkajian dan penelitian berbagaiinstrumen internasional dengan tujuan memberikansaran - saran mengenai kemungkinanaksesi dan atau ratifikasi. melakukan pengkajian dan penelitian berbagaiperaturan perundang-undangan untuk memberikanrekomendasi mengenai pembentukan,perubahan dan pencabutan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hakasasi manusia.2) Fungsi penyuluhan.Dalam rangka pelaksanaan fungsi ini, Komnas HAMberwenang: menyebarluaskan wawasan mengenai hak asasimanusia kepada masyarakat Indonesia. meningkatkan kesadaran masyarakat tentanghak asasi manusia melalui lembaga pendidikanformal dan non formal serta berbagai kalanganlainnya. kerjasama dengan organisasi, lembaga ataupihak lain baik tingkat nasional, regional,maupun internasional dalam bidang hak asasimanusia.3) Fungsi pemantauan.Fungsi ini mencakup kewenangan antara lain: pengamatan pelaksanaan hak asasi manusiadan penyusunan laporan hasil pengamatantersebut. penyelidikan dan pemeriksaan terhadapperistiwa yang timbul dalam masyarakat yangpatut diduga terdapat pelanggaran hak asasimanusia. pemanggilan kepada pihak pengadu atau korbanmaupun pihak yang diadukan untuk dimintaiatau didengar keterangannya. pemanggilan saksi untuk dimintai dan didengarkesaksiannya, dan kepada saksi pengadudiminta menyerahkan bukti yang diperlukan. peninjauan di tempat kejadian dan tempatlainnya yang dianggap perlu. pemanggilan terhadap pihak terkait untukmemberikan keterangan secara tertulis ataumenyerahkan dokumen yang diperlukan sesuaidengan aslinya dengan persetujuan KetuaPengadilan. pemeriksaan setempat terhadap rumah,pekarangan, bangunan dan tempat lainnya yangdiduduki atau dimiliki pihak tertentu denganpersetujuan Ketua Pengadilan. pemberian pendapat berdasarkan persetujuanKetua Pengadilan terhadap perkara tertentuyang sedang dalam proses peradilan, bilamanadalam perkara tersebut terdapat pelanggaranhak asasi manusia dalam masalah publikdan acara pemeriksaan oleh pengadilan yangkemudian pendapat Komnas HAM tersebut wajibdiberitahukan oleh hakim kepada para pihak.4) Fungsi mediasi.Dalam melaksanakan fungsi mediasi Komnas HAMberwenang untuk melakukan : perdamaian kedua belah pihak. penyelesaian perkara melalui cara konsultasi,negosiasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. saran kepada para pihak untukmenyelesaikan sengketa melalui pengadilan. penyampaian rekomendasi atas sesuatukasus pelanggaran hak asasi manusiakepada Pemerintah untuk ditindaklanjutipenyelesaiannya. penyampaian rekomendasi atas suatu kasuspelanggaran hak asasi manusia kepada DPR RIuntuk ditindaklanjuti.Bagi setiap orang dan atau kelompok yang memilikialasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar dapatmengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulispada Komnas HAM. Pengaduan hanya akan dilayaniapabila disertai dengan identitas pengadu yang benardan keterangan atau bukti awal yang jelas tentangmateri yang diadukan.

b. Pengadilan HAMPengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yangberada di lingkungan peradilan umum dan berkedudukan didaerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM merupakanpengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM beratyang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadapkemanusiaan (UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM)

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yangdilakukan dengan maksud untuk menghancurkan ataumemusnahkan seluruh atau sebagian kelompk bangsa, ras,kelompok, etnis, dan agama.Sedangkan yang dimaksudkejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satuperbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari seranganyang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwaserangan tersebut ditujukan secara langsung terhadappenduduk sipil.

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksadan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat.Pengadilan HAM juga berwenang memeriksa dan memutusperkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukandi luar batas territorial wilayah negara RI oleh WargaNegara Indonesia (WNI). Disamping itu juga dikenalPengadilan HAM Ad Hoc, yang diberi kewenangan untukmengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelumdi undangkannya UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM. Oleh karena itu pelanggaran HAM berattidak mengenal kadaluwarsa. Dengan kata lain adanyaPengadilan HAM Ad Hoc merupakan pemberlakuan asasretroactive (berlaku surut) terhadap pelanggaran HAMberat.

c. Komisi Nasional Perlindungan Anak dan KomisiPerlindungan Anak IndonesiaKomisi National Perlindungan Anak (KNPA) inilahir berawal dari gerakan nasional

perlindungan anakyang sebenarnya telah dimulai sejak tahun1997. Kemudian pada era reformasi, tanggungjawab untuk memberikan perlindungan anakdiserahkan kepada masyarakat.

Tugas KNPA melakukan perlindungananak dari perlakuan, misalnya: diskriminasi,eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual,penelantaraan, kekejaman, kekerasan,penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah yanglain. KNPA juga yang mendorong lahirnya UURI Nomor 23Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.Disamping KNPA juga dikenal KPAI (KomisiPerlindungan Anak Indonesia). KPAI dibentuk berdasarkanamanat pasal 76 UU RI Nomor 23 Tahun 2002. KomisiPerlindungan Anak Indonesia bertugas : melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturanperundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungananak mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduanmasyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan,evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraanperlindungan anak. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangankepada Presiden dalam rangka perlindungan anak.d. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap PerempuanKomisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuandibentuk berdasarkan Keppres Nomor 181 Tahun 1998.Dasar pertimbangan pembentukan Komisi Nasional iniadalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapussegala bentuk kekerasan terhadap perempuan. KomisiNasional ini bersifat independen dan bertujuan: menyebarluaskan pemahaman tentang bentukkekerasan terhadap perempuan. mengembangkan kondisi yang kondusif bagipenghapusan bentuk kekerasan terhadap perempuan. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangansegala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan hakasasi perempuan.Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, KomisiNasional ini memiliki kegiatan sebagai berikut: penyebarluasan pemahaman, pencegahan, penanggulangan,penghapusan segala bentuk kekerasan terhadapperempuan. pengkajian dan penelitian terhadap berbagai instrumenPBB mengenai perlindungan hak asasi manusiaterhadap perempuan. pemantauan dan penelitian segala bentukkekerasan terhadap perempuan dan memberikanpendapat, saran dan pertimbangankepada pemerintah. penyebarluasan hasil pemantauan danpenelitian atas terjadinya kekerasan terhadapperempuan kepada masyarakat. pelaksanaan kerjasama regional daninternasional dalam upaya pencegahandan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.e. Komisi Kebenaran dan RekonsiliasiKomisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dibentuk berdasarkan UURI Nomor 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Keberadan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) untuk : Memberikan alternatif penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar Pengadilan HAM ketika penyelesaian pelanggaran HAM berat lewat pengadilan HAM dan pengadilan HAM Ad Hoc mengalami kebuntuan; Sarana mediasi antara pelaku dengan korban pelanggaran HAM berat untuk menyelesaikan di luar pengadilan HAM.f. LSM Pro-demokrasi dan HAMDisamping lembaga penegakan hak asasi manusia yang dibentuk oleh pemerintah, masyarakat juga mendirikan berbagai lembaga HAM. Lembaga HAM bentukan masyarakat terutama dalam bentuk LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non Governmental Organization) yang programnya berfokus pada upaya pengembangan kehidupan yang demokratis (demokratisasi) dan pengembangan HAM. LSM ini sering disebut sebagai LSM Prodemokrasi dan HAM. Yang termasuk LSM ini antara lain YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Indonesia).