kelelahan otot

20
KELELAHAN OTOT-SARAF PADA ORANG KELOMPOK E-1 Tujuan Percobaan: Untuk mengetahui kemampuan kerja otot yaitu mekanisme kontraksi dan relaksasi otot, yang diberi beban, dan juga pentingnya suplai darah bagi jaringan tubuh, serta mengetahui ada tidaknya perubahan otot terhadap: 1. Waktu 2. Gangguan peredaran darah 3. Istirahat dan massage 4. Rasa nyeri 5. Perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia Alat-alat yang Digunakan: 1. Kimograf + kertas + perekat 2. Manset sfigmomanometer 3. Ergograf 4. Metronome (frekuensi 1 detik) Cara Kerja: I. KERJA STEADY-STATE 1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar 2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan di ruang praktikum sampai 1 / 2 1

Upload: maria-griselda-amadea-fernandez

Post on 14-Feb-2015

135 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

praktikum otot

TRANSCRIPT

Page 1: kelelahan otot

KELELAHAN OTOT-SARAF PADA ORANG

KELOMPOK E-1

Tujuan Percobaan:

Untuk mengetahui kemampuan kerja otot yaitu mekanisme kontraksi dan relaksasi otot, yang

diberi beban, dan juga pentingnya suplai darah bagi jaringan tubuh, serta mengetahui ada

tidaknya perubahan otot terhadap:

1. Waktu

2. Gangguan peredaran darah

3. Istirahat dan massage

4. Rasa nyeri

5. Perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia

Alat-alat yang Digunakan:

1. Kimograf + kertas + perekat

2. Manset sfigmomanometer

3. Ergograf

4. Metronome (frekuensi 1 detik)

Cara Kerja:

I. KERJA STEADY-STATE

1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar

2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan

di ruang praktikum sampai 1/2 putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan,

lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semula

II. PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH

1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama

(sub.I)

1

Page 2: kelelahan otot

2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan

memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi

3. Dengan manset tetap terpasang tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan

frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf

4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan

cepat sampai denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang

percobaan tetap melakukan latihan

5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi

6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran

darah pulih kembali

7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh faktor

oklusi tidak terlihat lagi

III. PENGARUH ISTIRAHAT DAN MASSAGE

1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain

2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal

3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total, kemudian

hentikan tromol

4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja

5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2 cm, jalankan kimograf dan lakukan

kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total,

kemudian hentikan tromol

6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massage pada

lengan OP. Massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer,

kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti

hingga ujung jari

7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2 cm, jalankan kimograf dan lakukan

kembali tarikan seperti ad. 5

8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya

IV. RASA NYERI, PERUBAHAN WARNA DAN SUHU KULIT AKIBAT ISKEMIA

1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram

2

Page 3: kelelahan otot

2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang cukup berat

sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat yang

kecil saja

3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP

4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan

total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali. Perhatikan

suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP

3

Page 4: kelelahan otot

Hasil pemeriksaan/percobaan:

4

Page 5: kelelahan otot

Landasan Teori

Pengertian otot

Otot merupakan bagian tubuh yang penting dalam kehidupan yang berfungsi sebagai

alat gerak aktif. Diperkirakan sekitar 40% sampai 50% dari berat badan manusia berasal dari

otot. Tugas utama otot adalah melakukan mekanisme kontraksi, yang digunakan untuk

memindahkan/menggerakkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh dan tentunya

juga ada mekanisme relaksasi yaitu proses istirahat otot.

Jaringan otot tersusun dari sel – sel jaringan otot yang dinamakan serabut. Serabut –

serabut ini sudah terspesialisasi untuk berkontraksi dan berelaksasi, sehingga otot dapat

menggerakkan tubuh dan organ – organ di dalamnya. Dalam jaringan otot juga terdapat

sitoplasma yang disebut sarkoplasma, membran sel yang disebut sarkolema, dan retikulum

endoplasma halus yang disebut retikulum sarkoplasma. Serabut otot banyak mengandung

miofibril yang tersusun dari miofilamen – miofilamen kontraktil.1 Miofibril adalah unit

kontraktil yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80% volume serabut. Setiap

miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan tipis. Miofilamen tebal terdiri dari protein

miosin. Molekul miosin ini tersusun berupa bentuk sebuah ekor berbentuk cambuk dengan

dua kepala globular, sedangkan miofilamen tipis tersusun dari protein utama yaitu aktin dan

dua protein tambahan yaitu tropomiosin dan troponin yang saling melekat pada protein aktin.

Jenis-jenis otot

Terdapat 3 jenis otot, yaitu:

5

Page 6: kelelahan otot

1. Otot Polos (otot volunteer)

Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara

kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah

sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti lambung dan usus.

2. Otot Lurik (otot rangka)

Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari

(sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus

banyak yang terletak di tepi sel. Contohnya adalah otot pada lengan.

3. Otot jantung (otot cardiac)

Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena

memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi

bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak

di tengah/tepi sel. Dan juga otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan

yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam

hal cara kerjanya, yakni involuntary (tidak disadari).

Dari ketiga jenis otot tersebut, otot rangka merupakan komponen otot utama yang

paling banyak menyusun tubuh kita.

Mekanisme kontraksi dan relaksasi

Pada praktikum kali ini yang akan kami bahas adalah mengenai otot rangka. Otot

rangka memiliki dua jenis protein utama yaitu aktin dan miosin, dimana untuk terjadinya

suatu kontraksi, agar otot bisa menggerakkan rangka, haruslah bersatu kedua protein tersebut,

penggabungannya disebut aktomiosin.

Dalam proses kontraksi, terdapat beberapa macam sudut pandang, dari hipotesis

sliding fragment, dasar molekular untuk kontraksi, dan kontraksi secara kimia. Hipotesis

sliding fragment mengatakan bahwa miofilamen aktin dan miosin saling tumpang tindih

sehingga kemudian filamen aktin menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,

mempersempit dan menghalangi pita H, hal ini menyebabkan sarkomer saling memendek

dimana juga akan berakibat terhadap pemendekan serabut otot secara keseluruhan sehingga

kontraksi bisa dilakukan. Relaksasi akan berlangsung ketika aktin dan miosin saling melepas

diri sehingga sarkomer akan memanjang kembali dan menyebabkan otot juga akan

memanjang kembali sehingga terjadilah proses relaksasi.

6

Page 7: kelelahan otot

Teori dasar molekular untuk kontraksi memperhatikan hubungan molekul miosin dan

aktin. Molekul miosin terdiri dari dua rantai protein berat yang identik dan dua pasang rantai

ringan. Bagian ekor rantai yang berat berpilin satu sama lain dengan dua kepala protein

globular, atau crossbridge, menonjol di salah satu ujungnya. Crossbridge menghubungkan

filamen tebal dengan tipis. Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat

ATP, dan aktivitas ATPase (enzim yang menghidrolisis aktivitas ATP). Penyusun dari pada

molekul aktin adalah tiga protein, F-aktin fibrosa yang terbentuk dari dua rantai globular G-

aktin yang berpilin satu sama lain, molekul tropomiosin dimana akan membentuk filamen

yang memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berikatan dengan crossbridge

miosin, dan molekul troponin yang berikatan dengan tropomiosin dan menstabilkan posisi

penghalang pada tropomiosin. Troponin sendiri adalah suatu kompleks yang tersusun dari

satu polipeptida yang mengikat tropomiosin, satu polipeptida yang mengikat aktin, dan satu

polipeptida yang mengikat ion – ion kalsium. Jika kalsium tidak ada, tropomiosin dan

troponin mencegah terjadinya ikatan aktin dan miosin, sedangkan kebalikannya, jika kalsium

ada maka reorganisasi troponin-tropomiosin memungkinkan terjadinya hubungan antara aktin

dan miosin.2 Proses terjadinya kontraksi dan relaksasi otot secara keseluruhan dengan

menggabungkan dari ketiga sudut pandang teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada setiap ujung saraf, saraf tersebut mensekresi substansi neurotransmitter, yaitu

asetilkolin dalam jumlah sedikit.

2. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka

saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat

otot.

3. Terbukanya saluran asetilkolin memungkin sejumlah besar ion natrium untuk

mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini

akan menimbulkan potensial aksi dalam serat otot.

4. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama

seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.

5. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan

di dalam serat otot melalui tubulus T, yaitu tempat dimana potensial aksi

menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium yang telah disimpan di

dalam retikulum ke dalam miofibril.

7

Page 8: kelelahan otot

6. Ion kalsium ini akan berikatan dengan filamen tipis yaitu pada molekul troponin yang

membuat troponin berubah sedemikian rupa sehingga tropomiosin tergelincir dari

posisinya yang menghambat aktin.

7. Dengan tropomiosin keluar dari posisinya, aktin dan miosin dapat berikatan dan

berinteraksi di jembatan-jembatan silang yang menyebakan keduanya bergerak

bersama-sama dimana dalam kondisi ini garis Z ikut tertarik oleh aktin sehingga

sarkomer menjadi memendek. Karena semua sarkomer di seluruh serat otot

memendek secara simultan, keseluruhan serat menjadi lebih pendek. Kondisi inilah

yang kita sebut dengan kontraksi otot.

8. Ion kalsium harus dipompakan kembali ke retikulum sarkoplasmik tempat ion-ion ini

disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi. Ion kalsium melepaskan

diri dari troponin, dengan lepasnya ion kalsium dari troponin menyebabkan troponin

kembali ke posisi semula dan membuat tropomiosin menutupi kembali bagian aktif

dari aktin sehingga aktin dan miosin tidak dapat saling berikatan lagi. Kondisi inilah

yang menyebabkan kontraksi otot terhenti. Pada kondisi ini filamen tipis bergeser

kembali ke posisi istirahat seiring dengan terjadinya proses relaksasi.

Sumber energi otot

Untuk dapat berkontraksi, sel-sel otot memerlukan energi yang dapat diproleh

melalui 3 cara yaitu melalui penguraian fosfat kreatin, glikolisis dan respirasi seluler. Dua

cara pertama dilakukan secara anaerob, sedangkan cara ketiga dilakukan secara aerob.

Kontraksi otot bergantung pada energi yang disediakan oleh ATP. Sebagian besar energi ini

dibutuhkan untuk menjalankan walk-along mechanism ketika jembatan silang menarik

filamen-filamen aktin, tetapi sejumlah kecil energi dibutuhkan untuk :

1. Memompa ion kalsium dari sarkoplasma ke dalam retikulum sarkoplasma setelah

kontraksi berakhir

2. Memompa ion-ion natrium dan kalium melalui membran serabut otot untuk

mempertahankan lingkungan ionik yang cocok untuk pembentukan potensial aksi

serabut otot

Sumber energi pertama yang digunakan untuk menyusun kembali ATP adalah

substansi kreatin fosfat, yang membawa ikatan fosfat berenergi tinggi yang serupa dengan

ikatan ATP. Ikatan fosfat dari kreatin fosfat memiliki jumlah energi bebas yang sedikit lebih

8

Page 9: kelelahan otot

Energi untuk kontraksi otot

1. Fosfokreatinin Kreatin + PO3

2. Glikogen Asam laktat

3. Glukosa FA AA

+ O2 C02 + H2O + Ureum

ATP

ATP

ATP

tinggi yang dimiliki oleh setiap ikatan yang dimiliki oleh ATP. Oleh karena itu, kreatin fosfat

segera dipecahkan, dan pelepasan energinya menyebabkan terikatnya sebuah ion fosfat baru

pada ADP untuk menyususn kembali ATP.

Sumber energi penting kedua, yang digunakan untuk menyusun kembali kreatin fosfat

dan ATP adalah glikolisis, dari glikogen yang sebelumnya tersimpan dalam sel otot.

Pemecahan glikogen secara enzimatik menjadi asam piruvat dan asam laktat yang

berlangsung dengan cepat akan membebaskan energi yang digunakan untuk mengubah ADP

menjadi ATP lalu ATP dapat digunakan secara langsung untuk memberi energi bagi

kontraksi otot tambahan dan juga untuk membentuk kembali simpanan kreatin fosfat.

Glikolisis dapat terjadi bahkan bila tidak ada oksigen sehingga kontraksi otot dapat

dipertahankan. Namun begitu banyak produk akhir dari glikolisis yang akan berkumpul pada

sel otot, sehingga glikolisis juga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan

kontraksi otot maksimum.

Sumber energi ketiga adalah metabolisme oksidatif. Hal ini berarti

mengkombinasikan oksigen dengan produk akhir glikolisis dan berbagai zat makanan sel

untuk membebaskan ATP.

Mekanisme kelelahan otot

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata lelah. Setelah bekerja atau

melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga, kemungkinan kita akan diserang oleh reaksi

9

Page 10: kelelahan otot

tubuh yang bernama lelah. Namun dalam realitanya, sebagian besar orang awam belum

mengerti tentang arti kata lelah, khususnya kelelahan otot.

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari

kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya

menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara

kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Hal ini

menunjukkan bahwa kelelahan berperan dalam menjaga homeostatis/keseimbangan tubuh.

Tanda – tanda kelelahan otot adalah menurunnya kemampuan kontraksi otot

dikarenakan berkurangnya ATP. Perasaan tegang atau capek di badan adalah indikasi

menumpuknya asam laktat atau asam susu di otot. Asam laktat muncul dari hasil pembakaran

di dalam otot yang aktif dimana asam laktat merupakan sisa pembakaran. Semakin lama

aktivitas dijalankan, energi yang dihasilkan semakin kecil sementara sisa pembakaran berupa

asam laktat itu justru menumpuk. Penumpukan asam laktat inilah yang menyebabkan rasa

lelah atau capek. Secara fisik, otot yang lelah terasa lebih kaku dan keras. Jika dipegang tidak

terasa elastis dan tidak rileks. Otot yang tidak rileks akan mengganggu alat-alat tubuh,

misalnya pembuluh darah vena atau arteri. Juga pembuluh limpa dan persarafan. Bisa jadi

pembuluh darah tertekan atau saraf-saraf terjepit. Akibatnya, peredaran darah menjadi kurang

lancar dan saraf menjadi kurang sensitif.

Iskemia

Iskemia adalah anemia lokal yg disebabkan oleh penyumbatan arteri yg membawa

darah. Iskemia juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai

oksigen terhadap suatu jaringan atau organ tertentu, iskemia pada suatu organ menyebabkan

terjadinya hipoksia pada sel-selnya, karena sel mengalami pengurangan suplai oksigen yang

menyebabkan metababolisme di dalam sel mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan

ini pula, tentunya ATP tidak dapat dihasilkan untuk otot berkontraksi sehingga otot pun akan

menjadi lemas dan menurun kemampuan kontraksinya. Tampak fisik yang dapat dilihat

ketika terjadi hal ini adalah kulit akan terlihat sedikit pucat dikarenakan sitoplasma dalam sel

juga berubah menjadi pucat. Selain kepucatan, peredaran darah yang tidak lancar juga akan

mempercepat terjadinya kelelahan otot. Pemompaan manset pada lengan membuat

pembendungan aliran darah ke daerah ekstremitas sehingga suplai darah yang mengandung

nutrisi dan O2 tidak ada. Ketika kontraksi, akan ada penumpukan asam laktat akibat

10

Page 11: kelelahan otot

pengubahan glikogen (gula otot) menjadi sumber energi. Dikarenakan tidak terdapat suplai

oksigen, maka asam laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi, akibatnya

kelelahan muncul lebih cepat.

Massage

Kelelahan sering terjadi pada tubuh kita dan disebabkan oleh karena tubuh

kekurangan oksigen untuk menguraikan asam laktat yang ada di otot untuk dijadikan energi.

Teknik pemijatan/massage merupakan salah satu cara mengurangi kelelahan yang dialami

oleh individu. Dengan adanya pemijatan, otot akan menjadi lemas & pembuluh darah halus di

dalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi yang akan tersedia untuk

jaringan otot. Pemijatan yang dilakukan berupa pijatan keras dari lengan atas ke lengan

bawah dan arah sebaliknya diberikan pijatan yang lembut. Dengan teknik pemijatan seperti

ini, otot dapat menjadi lebih lemas sehingga pembuluh darah dapat melebar dimana nutrisi

dan oksigen bagi otot dapat kembali masuk dengan lancar. Selain itu, dengan adanya

pemijatan yang dapat melancarkan peredaran darah ini pula, juga dapat menghilangkan toksin

penyebab keletihan/kelelahan.

Analisis hasil percobaan :

1. Percobaan kerja steady-state

Dari grafik yang diperoleh, tampak bahwa terdapat garis lurus mendatar yang

menandakan terjadinya oksigenisasi pada sel otot (tidak terbentuk asam laktat).

Adanya selang waktu selama 4 detik ini, memungkinkan otot untuk berkontraksi

dengan kekuatan yang sama dengan kekuatan kontraksi sebelumnya. Pada grafik

pertama ini tampak pula adanya kecenderungan kemampuan kontraksi otot yang

semakin lama semakin berkurang, ditandai dengan menurunnya grafik. Hal ini

menunjukkan bahwa otot mengalami kelelahan dan kekurangan kemampuan

kontraksi. Semakin berat beban, dan semakin sedikit waktu yang diberikan, otot akan

semakin cepat mengalami kelelahan.

2. Percobaan pengaruh gangguan peredaran darah

Pada percoban ini dilakukan perhitungan kontraksi otot sebelum dilakukan oklusi,

saat dilakukan oklusi, dan setelah dilakukan oklusi. Pada saat oklusi, otot memerlukan

energi dengan membentuk ATP melaui metabolism anaerob. Aliran darah yang

tersumbat pada saat oklusi menyebabkan perifusi oksigen pada jaringan otot yang

11

Page 12: kelelahan otot

berkontraksi berkurang sehingga otot berusaha untuk memperoleh ATP melalui

respirasi anaerob. Respirasi ini dilakukan dengan pemecahan glukosa yang pada

akhirnya mengubah asam piruvat menjadi asam laktat. Respirasi anaerob

menghasilkan ATP lebih rendah daripada respirasi aerob, maka wajar saja

kemampuan otot untuk berkontraksi pada saat oklusi lebih rendah daripada ketika

tidak terjadi oklusi. Pada saat di-oklusi, otot tidak langsung melakukan metabolisme

anaerob, otot terlebih dahulu melakukan metabolisme aerob dengan sisa-sisa oksigen

yang masih ada di jaringan. Segera setelah oksigen habis, barulah metabolisme

anaerob terjadi. Keberadaan oksigen yang sedikit sementara kebutuhan akan energi

yang terus meningkat menyebabkan metabolisme pembentukan ATP secara anaerob

akan terus – menerus terjadi. Hasil akhir daripada metabolisme aerob adalah asam

piruvat yang nantinya akan berubah menjadi asam laktat. Apabila metabolisme ini

terus terjadi maka akan menyebabkan semakin menumpuknya asam laktat, hal inilah

yang menyebabkan propandus mengalami kelelahan. Pada saat propandus sudah

merasa lelah, sumbatan pada pembuluh darah akan dibuka untuk membuka jalan bagi

darah yang membawa oksigen ke jaringan otot. Otot pun melakukan mekanisme

untuk memulihkan kondisi, dengan mengubah asam laktat kembali menjadi asam

piruvat guna melanjutkan dengan metabolisme aerob. Mekanisme ini akan

menyebabkan naiknya kemampuan kontraksi otot yang melebihi kondisi akhir ketika

oklusi. Proses kerja ini terjadi pada saat pasca oklusi.

3. Percobaan pengaruh istirahat dan massage

Pemberian massage dalam percobaan ketiga ini tentu akan memberikan efek tertentu,

sesuai dengan teknik perlakuan dan tujuan yang diharapkan dari sport massage

tersebut secara fisik. Adapun efek dari pemberian sport massage, antara lain :

1. Mengurangi tingkat kelelahan otot

2. Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah

3. Merelaksasi otot

4. Meredakan ketegangan otot

5. Mencegah terjadinya cedera

6. Mempercepat penyembuhan akibat dari kontraksi otot yang berlebihan

7. Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran

Berdasarkan pada teori dan uraian yang telah dibahas maka dapat kita simpulkan

bahwa massage merupakan salah satu metode atau alternatif yang digunakan dalam

dunia medis dimana dapat memberikan efek positif, dalam menurunkan tingkat

12

Page 13: kelelahan otot

kelelahan otot dan juga sebagai alat untuk meningkatkan taraf kesehatan manusia baik

secara fisik maupun psikis.

4. Percobaan rasa nyeri, perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia

Pada percobaan ini, diberikan tindakan oklusi yang akan memberikan rasa nyeri yang

hebat. Pada saat itulah, aliran darah yang ada pada orang tersebut terhambat sehingga

menyebabkan terjadinya perubahan suhu dan warna kulit. Tetapi sesaat setelah oklusi

dihentikan, suhu tubuh dan warna kulit berangsur – angsur pulih kembali ke keadaan

awal. Hal tersebut dipicu oleh masuknya kembali oksigen yang sempat terhambat oleh

adanya oklusi.

Kesimpulan

Sumber

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.h.79-80;119-30

2. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.h.119-30

3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009.

4. Junqueira LC. Histologi dasar: teks & atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC, 2007.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar: fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC,

2007.

6. Ganong. W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC, 2008.

7. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009.

8. Robert K, Murray, Darly K, Granner, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27.

Jakarta: EGC, 2009.

9. Elizabeth J. Cowing. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC, 2007.

13

Page 14: kelelahan otot

14