kelainan vaskuler
DESCRIPTION
taskTRANSCRIPT
Kelainan Fungsi Hemostasis
Kelainan pada setiap faktor yang terlibat dalam proses hemostasis baik kelainan
kwantitatif maupun kwalitatif dapat mengakibatkan gangguan hemostasis. Derajat gangguan
hemostasis sesuai dengan derajat kelainan faktor hemostasis sendiri. Pada beberapa kasus, tidak
disadari adanya kelainan bahkan baru diketahui setelah secara kebetulan dilakukan pengujian
hemostasis untuk keperluan lain, misalnya sebagai pemeriksaan prabedah, tindakan obstetrik,
dan lain-lain. Gejala yang membawa seorang penderita memeriksakan diri biasanya perdarahan
tidak wajar atau adanya perdarahan bawah kulit yang timbul berulang kali secara spontan. Saat
mulainya gejala perdarahan sering memberikan petunjuk kearah diagnosis. Perdarahan yang
berulang-ulang sejak kecil menunjukkan kemungkinan kelainan kongenital, sedangkan bila
terjadi mendadak atau pada orang dewasa biasanya kelainan sekunder atau didapat.
Kelainan hemostasis biasanya digolongkan sesuai patogenesis, yaitu:
1. kelainan vaskuler
2. kelainan trombosit
3. kelainan sistem pembekuan darah
A. Pendekatan diagnostik gangguan perdarahan
Sebagaimana diketahui gangguan perdarahan dapat disebabkan oleh kelainan vaskuler,
trombosit atau sistem pembekuan darah. Tanda-tanda tertentu yang spesifik dapat membantu
menentukan penyebab gangguan perdarahan. Tanda-tanda tersebut dapat dibagi atas 2 kelompok,
yaitu tanda-tanda yang lebih sering dijumpai pada kelainan vaskuler dan trombosit, sedangkan
kelompok lainnya yaitu tanda-tanda yang lebih sering dijumpai pada gangguan pembekuan
darah, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tanda-tanda Kelainan pembekuan darah Kelainan vaskuler atau
trombosit
Petechiae Jarang Khas
Hematoma Khas Jarang
Ekhimosis Besar dan soliter Kecil dan multipel
Hemarthrosis Khas Jarang
Delayed bleeding Sering Jarang
Perdarahan dari luka
permukaan
Sedikit Terus menerus sering
banyak
Jenis kelamin penderita 80 –90 % bentuk herediter
pada pria
Relatif lebih sering pada
wanita
Riwayat keluarga positif Sering jarang
Kelainan vaskuler atau trombosit sering disebut kelainan purpura karena gejala
perdarahan pada kulit dan mukosa. Petechiae merupakan tanda spesifik untuk kelainan vaskuler
atau trombosit dan jarang dijumpai pada kelainan pembekuan darah. Lesi ini merupakan
perdarahan kapiler kecil, munculnya sekaligus dalam jumlah banyak begitu pula menghilangnya.
Pada kelainan purpura, petechiae sering dijumpai bersama ekhimosis superfisial yang multipel.
Pada kelainan pembekuan darah, tanda yang karakteristik adalah hematoma yang besar.
Hematoma tersebut dapat timbul spontan atau setelah trauma ringan. Hemarthrosis adalah
perdarahan kedalam rongga sendi dan merupakan gejala yang diagnostik untuk kelainan
pembekuan darah yang bersifat bawaan. Sering tanpa perubahan warna kulit, sehingga gejalanya
seperti artritis.
Pada orang dengan gangguan perdarahan, bila mengalami trauma perdarahan yang terjadi
lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari pada orang normal. Pada kelainan pembekuan
darah, mulainya proses perdarahan sering terlambat (delayed bleeding). Setelah trauma,
perdarahan dapat berhenti selama beberapa jam, tetapi kemudian timbul perdarahan yang tidak
dapat dihentikan dengan vasokonstriktor. Penghentian perdarahan yang sementara disebabkan
trombosit dapat membentuk sumbat hemostatik.
Pada kelainan trombosit atau vaskuler, perdarahan terjadi segera setelah trauma.
Walaupun darah yang keluar tidak sebanyak pada kelainan pembekuan darah, tetapi dapat
berlangsung lama sampai berhari-hari. Perdarahan spontan seperti menorhagia, metrorhagia,
hematuria, hematemesis, melena dan epistaksis dapat terjadi pada kelainan purpura maupun
kelainan pembekuan darah, sedangkan hemoptisis jarang terjadi karena gangguan perdarahan.
Pada kelainan bawaan gejala perdarahan biasanya mulai tampak sejak bayi atau masa
anak-anak dan pada anamnesa dijumpai riwayat keluarga yang positif. Pada pemeriksaan
laboratorium sering kali dijumpai kekurangan salah satu faktor pembekuan. Pada kelainan
pembekuan darah yang didapat, gejala perdarahan tidak seberat kelainan bawaan, sifatnya
multipel dan gambaran kliniknya sering didominasi penyakit primernya. Pada anamnesa perlu
ditanyakan tentang obat-obatan yang diminum, karena banyak obat yang menyebabkan
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit atau kelainan vaskuler.
B. Kelainan vaskuler
Perdarahan abnormal dapat terjadi akibat berbagai kelainan sistem vaskuler baik herediter
maupun didapat. Kelainan ini merupakan penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai di
klinik. Biasanya merupakan perdarahan kulit ringan dan berlangsung kurang lebih 48 jam.
Penyebab kelainan ini bisa karena:
struktur pembuluh darah yang abnormal
adanya proses radang atau reaksi imun
jaringan perivaskuler yang abnormal.
Pemeriksaan laboratorium:
masa perdarahan mungkin memanjang atau normal
percobaan pembendungan bisa positif atau negatif
pemeriksaan lainnya normal
a. Kelainan vaskuler yang bersifat herediter:
1. Hereditary hemorrhagic telangiectasia
Penyakit ini diturunkan secara autosom dominan. Pada penyakit ini dinding kapiler dan
arteriol hanya terdiri dari lapisan endotel yang tipis, sehingga terjadi pelebaran dan mudah
berdarah. Karena tidak dapat berkontraksi dengan baik maka perdarahan sering berlangsung
lama. Kelainan ini sering terlihat pada kulit dan mukosa mulut serta hidung. Gejala yang sering
dijumpai adalah epistaksis. Pada penyakit ini, percobaan pembendungan dan masa perdarahan
biasanya normal.
2. Ehlers-Danlos syndrome dan Osteogenesis imperfecta merupakan akibat kelainan
jaringan kolagen sedang Pseudoxantoma elasticum adalah kelainan jaringan elastin. Pada
penyakit-penyakit ini, fragilitas vaskuler meningkat sehingga sering terjadi perdarahan
yang merupakan penyulit dalam klinik.
b. Kelainan vaskuler yang didapat:
1. Henoch Schonlein Syndrome
Kelainan ini dasarnya adalah reaksi hipersensitivitas yang menimbulkan peradangan akut
yang meluas pada kapiler dan arteri kecil. Hal ini mengakibatkan permiabilitas vaskuler
meningkat sehingga terjadi perdarahan ke jaringan.
Secara klinik tampak sebagai keadaan akut yang ditandai dengan macular rash, purpura,
sakit sendi, sakit perut dan hematuria. Purpura terutama dijumpai pada daerah punggung, pantat,
siku, tungkai dan kaki. Penyakit ini bersifat self limited dan biasanya terjadi pada anak walaupun
dapat dijumpai pada orang dewasa. Sering kali menyertai infeksi saluran nafas bagian atas oleh
streptokok beta hemolitikus grup A atau setelah minum obat-obat tertentu.
2. Purpura senilis
Kelainan ini dijumpai pada orang berusia lanjut. Purpura biasanya dijumpai pada bagian
ekstensor lengan dan tangan. Kulit pada tempat yang terkena bersifat tidak elastik, halus dan
licin karena degenerasi dan kehilangan jaringan kolagen, elastin dan lemak.
3. Purpura kortikosteroid
Purpura sering dijumpai pada penyakit Cushing dan penderita yang mendapat
kortikosteroid dosis tinggi dalam waktu lama. Dasarnya adalah karena kehilangan jaringan
subkutan yang merupakan jaringan penunjang pembuluh darah.
4. Purpura simpleks
Kelainan ini sering dijumpai pada wanita dalam masa menstruasi dan tampak sebagai
lebam kebiruan pada kulit. Penyebabnya tidak jelas, mungkin karena peningkatan fragilitas
pembuluh darah di kulit. Tidak dijumpai kelainan baik pada masa perdarahan maupun percobaan
pembendungan.
5. Scurvy
Penyebabnya adalah kekurangan vitamin C yang mengakibatkan gangguan pembentukan
kolagen. Akibatnya fragilitas vaskuler meningkat dan gambaran kliniknya adalah petekhiae dan
ekhimosis. Biasanya petekhiae bersifat perifolikuler, yaitu sekitar folikel rambut. Masa
perdarahan biasanya memanjang dan percobaan pembendungan positif.
6. Purpura karena obat-obatan
Beberapa obat-oabatan dapat menimbulkan purpura dan gejalanya menghilang setelah
pemakaian obat dihentikan. Patofisiologinya tidak jelas, kemungkinan dasarnya idosinkrasi
individual.
7. Puprura karena infeksi
Bebarapa penyebab infeksi seperti virus, riketsia, meningkokus dan toksin bakteri dapat
menyebabkan kerusakan endotel vaskuler. Pada endokarditis bakterial purpura disebabkan
emboli pada mikrovaskuler. Pada beberapa keadaan terjadi juga trombositopenia dan
disseminated intravascular coagulation.
8. Purpura mekanik
Kontraksi otot yang berlebihan seperti pada pertusis dan kejang-kejang akan
meningkatkan tekanan intrakapiler sehingga terjadi ekstravasasi darah. Purpura dijumpai pada
daerah leher, kepala dan ekstremitas atas. Purpura ortostatik yang timbul karean mekanisme yang
sama adalah purpura dikaki pada orang yang berdiri terlalu lama.
9. Purpura yang dihubungkan dengan paraproteinemia
Kerusakan vaskuler merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari protein
abnormal. Hal yang sama juga terjadi pada cryoglobulin dan macroglobulinemia waldenstrom’s.