kel 2 ace inhibitor diuretik kuat
DESCRIPTION
ACE INHIBITORTRANSCRIPT
ACE INHIBITOR DAN DIURETIK LOOP
Anggota kelompok :
Ani Kurniawati 1112102000042
Fika Febiati 11121020000
Gilman darmawan 11121020000
Pipit Pitriyah 1112102000077
Ratnika Sari 11121020000
Resha Adriana Putri 11121020000
Rifa Arifah Rahmah 1112102000052
Yuli Andriani 1112102000051
ACE INHIBITOR Efek utama angiotensin II:1. Perubahan resistensi perifer2. Perubahan fungsi renal3. Perubahan struktur kardiovaskular
Obat-obat ini dapat diklasifikasikan menjadi:1. Inhibitor ACE yang mengandung sulfhidril yang
strukturnya berhubungan dengan kaptopril (fentiapril, pivalopril, zofenopril, alasepril)
2. Inhibitor ACE yang mengandung dikarboksil yang strukturnya berhubungan dengan enalapril (lisinopril, benazepril, kuinapril, moeksipril, ramipril, spirapril, perindopril, pentopril, silazapril)
3. Inhibitor ACE yang mengandung fosfor yang strukturnya berhubungan dengan fosinopril.
DIURETIK LOOP
MEKANISME AKSI ACE Inhibitor
Setalah angiotensin II tidak terbentuk tidak akan ada ikatan dengan reseptor terutama reseptor AT1 tidak terjadi hipertensi.
Dengan adanya ACE-Inhibitor dapat mengurangi vasonkontriksi pembuluh darah, kemudian tidak mengganggu reflex kardiovaskuler dan memberikan sebagian efek samping diuretic dan B-Bloker.
Selain itu dengan adanya ACE-Inhibitor akan meningkatkan metabolisme Bradikinin yang akan berdampak padak B1 dan B2 khususnya pada otot polos dan kardiovaskuler. Pada otot polos akan menyebabkan brokokontriksi yang ditandai dengan asma dan batuk, sedangkan pada kardiovaskuler akan meningakatkan vasodilatasi, permeabilitas kapiler dan peningkatan kontriksi jantung.
Karna Bradikinin itu merupakan vasodilator peptide maka dihambat dengan inactive peptide agar mengurangi gejalan yang ditimbulkan dari obat ini.
Diuretik loop
Diuretik kuat bekerja dengan inhibitor symporter Na +/K+/2Cl- yang memiliki kemampuan memblok symporter Na +/K+/2Cl- di bagian naik yang tebal pada ansa henle sehingga menghambat reabsorpsi Na +/K+/2Cl- dimana ekskresi Na, K, dan Cl akan meningkat.
Inhibitor symporter Na +/K+/2Cl- ini juga dapat menghambat reabsorpsi Ca2+ dan Mg 2+ .
Inhibitor symporter Na+/K+/2Cl- berikatan dengan symporter Na+/K+/2Cl- dibagian naik tebal dan memblok fungsinya. transport garam dalam segmen nefron ini terhenti sama sekali.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa obat-obat ini menempel pada tempat pengikatan Cl- yang terletak di domain trans membran simporter .
Inhibitor symporter Na+/K+/2Cl- dapat menghilangkan perbedaan potensial transepitelium yang merupakan tenaga pendorong utama untuk reabsorpsi kation-kation ini.
FARMAKOKINETIK ACE Inhibitor
Kaptropil (sulfihidril)
diabsorpsi cepat dengan ketersediaan hayati 75%, konsentrasi puncak dalam plasma terjadi setelah 1 jam, kemudian cepat dieliminasi dalam urin (40-50% utuh, sisanya disulfida sistein-kaptopril). Kaptropil didistribusikan keseluruh tubuh kecuali sistem saraf pusat.
Enalapril (dikarboksil)
Harus dihidrolisis esterase di dalam hati untuk menghasilkan asam dikarboksilat induk yang aktif, enalaprrilat. Cepat diabsorpsi (oral), ketersediaan hayati 65%, puncak konsentrasi terjadi setelah 3-4 jam, dieliminasi oleh ginjal (enalapril utuh atau enalaprilat)
Fosinopril (fosfor)
Pemecahan ester oleh enzim esterase hati mengubah fosfonopril (prodrug) menjadi fosinoprilat. Diabsorbsi lambat dan tidak sempurna(oral). Mencapai konsentrasi puncak setelah 3 jam. Dimetabolisme hamper sempurna (75%) menjadi fosinoprilat dan konjugat glukuronida osinoprilat. Diekskresikan melalui ginjal dan empedu
Diuretik loop
Furosemid
Mudah diserap melalui saluran cerna,ketersediaan hayati (oral) ± 60%. diekresikan melalui ginjal dalam bentk glukoronid, (obat utuh, 65%), metabolism (35%).
Asam etakrinat
Mudah diserap melalui saluran cerna, ketersediaan hayati (oral) ± 100%. diekresikan melalui ginjal, obat utuh (67%), metabolism (33%). Jika diberikan secara i.v maka diekresikan melalui ginjal dalam bentuk utuhnya.
Bumetanid
Mudah diserap melalui saluran pencernaan, ketersediaan hayati (oral) ±80% dan diekresikan melalui ginjal dalam bentuk asal (62%), metabolism (38%)
Torsemida
Ketersediaan hayati (oral) ± 80%, dan dieliminasi diginjal (20 %), metabolism (80%).
EFEK SAMPING
ACE Inhibitor
batuk kering persisten Mengurangi filtrasi glomerulus (GFR) penurunan kadar aldosteron Pada wanita hamil, inhibitor ACE
diambil selama trimester pertama telah dilaporkan menyebabkan malformasi kongenital utama, saat dilahirkan, dan kematian neonatal.
Hipotensi Hiperkalemia Ruam kulit Proteinuria Gagal ginjal akut Edema angioneurotik Disgeusia Neutropenia Glikosuria hepatotoksisitas
Diuretik loop
Deplesi Na+ total dalam tubuh dengan manifestasi hiponatremia dan/ penurunan volume cairan ekstraseluler yang menimbulkan hipotensi, penurunan GFR, kolaps sirkulasi, tromboemobilisme, dan enselohepatik.
Menyebabkan ototoksisitas yang manifestasinya berupa tinitus, gangguan pendengaran, ketulian, vertigo, dan rasa “penuh” ditelinga.
Efek merugikan lain meliputi ruam kulit, fotosensitivitas, parestisia, depresi sumsum tulang dan gangguan gastrointestinal.
INTERAKSI OBAT ACE Inhibitor
Antacid dapat menurunkan ketersediaan hayati inhibitor ACE
kapsaisin dapat memperburuk batuk yang diinduksi oleh inhibitor ACE
NSAID, termasuk aspirin, dapat mengurangi respon antihipertensi terhadap inhibitir ACE
sedangkan diuretic hemat-K+ dan suplemen K+ dapat memperburuk hiperkalemia yang diinduksi oleh inhibitor ACE
Diuretik loop
Aminoglikosida (sinergis ototoksisitas)
Antikoagulan ( aktivitas antikoagulan)
Glikosida digitalis ( aritmia) Lithium (kadar litium plasma) Propanolol (kadar propanolol
plasma) Sulfonilurea (hiperglisemia) Sisplatin (ototoksisitas) NSAID ( respon diuretik) Probenesid ( respon diuretik) Diuretik tiazid (sinergis) Amfoterisin B ( potensi
nefrotoksisitas)
TERIMA KASIH