kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../kekuatan... · iii pengesahan penguji...

77
Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah dengan terdakwa dalam tindak pidana pencurian Dalam keluarga (studi kasus di pengadilan negeri surakarta) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Grace Suliestiowati NIM : E .0004174 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

Upload: hathien

Post on 05-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa dalam tindak pidana pencurian

Dalam keluarga

(studi kasus di pengadilan negeri surakarta)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Grace Suliestiowati

NIM : E .0004174

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2008

Page 2: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KEKUATAN ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI YANG MEMILIKI

HUBUNGAN DARAH DENGAN TERDAKWA DALAM TINDAK

PIDANA PENCURIAN DALAM KELUARGA

(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

Disusun oleh :

GRACE SULIESTIOWATI

NIM : E 0004174

Disetujui untuk Dipertahankan

Dosen Pembimbing

EDY HERDYANTO, S.H.,M.H.

NIP. 131 472 194

Page 3: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KEKUATAN ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI YANG MEMILIKI HUBUNGAN DARAH DENGAN TERDAKWA DALAM TINDAK PIDANA

PENCURIAN DALAM KELUARGA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

Disusun oleh :

GRACE SULIESTIOWATI

NIM : E 0004174

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 29 April 2008

TIM PENGUJI

1Bambang Santoso, S.H.,M.Hum. : ...........................................

Ketua

2.Kristiyadi, S.H.,M.Hum. : ...........................................

Sekretaris

3.Edy Heryanto, S.H.,M.H. : ...........................................

Anggota :

Mengetahui :

Dekan

( Moh. Jamin, S.H., M.Hum. )

NIP. 131 570 154

Page 4: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra’du : 11)

“.....Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.....”

(Q.S. Al Mujaadillah:11)

“Cara pandang dan sikap mental yang positif akan menciptakan jauh lebih banyak keajaiban ketimbang obat-obatan manapun ”

(Patricia Neal)

Penulisan Hukum ini kupersembahkan kepada :

© Ayah dan Ibuku, yang selalu memberikan doa dan

kasih sayang

© Kakak-kakakku, Mas Eko & Mas Sonny yang

sudah jadi teladan dan pemberi semangat buat aku

© Almameterku yang tercinta

Page 5: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

v

ABSTRAK

Grace Suliestiowati, E 0004174, KEKUATAN ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI YANG MEMILIKI HUBUNGAN DARAH DENGAN TERDAKWA DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN DALAM KELUARGA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.2008

Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa dan hambatan-hambatan dalam proses pembuktian di sidang pengadilan terhadap kasus pencurian dalam keluarga. Kekuatan pembuktian alat bukti keterangan saksi dalam proses pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap kasus pencurian dalam keluarga adalah merupakan alat bukti yang sah dan dapat merupakan alat bukti yang tidak sah: apa saja yang menjadi hambatan dalam sidang pemeriksaan kasus tindak pidana pencurian dalam keluarga yang menggunakan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dengan jalan studi kepustakaan. Data sekunder yang dipakai meliputi bahan hukum primer yaitu berupa Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; bahan hukum sekunder yaitu buku-buku referensi dan putusan Pengadilan Negeri, khususnya mengenai kasus pencurian dalam keluarga; dan bahan hukum primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dengan mengadakan wawancara dengan hakim yang menangani perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga di Pengadilan Negeri Surakarta. Setelah data teridentifikasi secara sistematis kemudian dianalisis dengan analisis kualitatif dengan model interaktif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluraga apabila diberikan di bawah sumpah yang dilakukan atas kehendak mereka dan kehendaknya itu disetujui secara tegas oleh penuntut umum dan terdakwa, memiliki nilai sebagai alat bukti yang sah, namun apabila jaksa penuntut umum dan terdakwa tidak menyetujui mereka sebagai saksi dengan disumpah maka bagi saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga dapat memberikan keterangan tanpa sumpah, nilai keterangan tidak merupakan alat bukti yang sah dan nilai pembuktian yang melekat pada keterangan tersebut dapat dipakai sebagai petunjuk. Mengenai hambatan pada proses pemeriksaan alat bukti keterangan saksi yang dapat terjadi pada kasus tindak pidana pencurian dalam keluarga adalah apabila tidak terpenuhinya batas minimum pembuktian yaitu minimal terdapat 2 alat bukti yang sah yang menunjukkan bahwa terdakwa memang bersalah adalah pada saat keterangan saksi diberikan tanpa sumpah, keterangan tersebut menjadi alat bukti petunjuk, dan apabila tidak ada alat bukti sah lainnya selain keterangan terdakwa, kemudian terdakwa menyatakan tidak bersalah, maka tidak terpenuhi batas minimum pembuktian sehingga terdakwa dapat dinyatakan tidak bersalah dan diputus bebas.

Page 6: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan hukum yang berjudul : “KEKUATAN ALAT BUKTI

KETERANGAN SAKSI YANG MEMILIKI HUBUNGAN DARAH

DENGAN TERDAKWA DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN

DALAM KELUARGA” (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

Penulisan hukum ini membahas tentang kekuatan pembuktian keterangan

saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa dan hambatan dalam

proses pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap kasus pencurian dalam

keluarga, khususnya pada kasus pencurian dalam keluarga yang telah diputus oleh

Pengadilan Negeri Surakarta.

Pencurian merupakan salah satu tindak pidana. Tidak menutup

kemungkinan tindak pidana ini dilakukan dalam lingkungan keluarga, dan untuk

melanjutkan lewat jalur hukum maka dibutuhkan adanya pengaduan. Setelah

adanya pengaduan maka tindak pidana ini bisa diperiksa di pengadilan. Salah satu

hal yang akan diperiksa adalah keterangan saksi yang memiliki hubungan darah.

Seperti pada kasus yang dibahas pada penulisan hukum ini yaitu mengenai

kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap

terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga beserta hambatannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Skripsi serta

Ketua Bagian Hukum Acara di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah sabar dalam membimbing saya.

Page 7: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

vii

3. Bapak Moch. Najib. I, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan nasehat dan masukan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu dosen beserta segenap karyawan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Ketua Pengadilan Negeri Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di kantor Pengadilan Negeri

Surakarta.

6. Bapak Simanjuntak, Bapak Ari, Bapak Tarto, Bapak Isnu yang telah

membantu saya dalam mengumpulkan dan bapak ibu lainnya yang telah

membantu penulis saat penelitian di kantor Pengadilan Negeri Surakarta

7. Bapak Widyo Harno,S.H selaku pegawai rumah tahanan yang telah memberi

inspirasi bagi saya untuk menemukan judul skripsi.

8. Keluarga besarku di Bogor, Jakarta, Medan dan Pontianak.

9. Shinta, Dita, Ika, Ayu, Damayanti, teman-temanku di Bogor .

10. Ulfa Septiana yang sudah jadi alasan untuk aku kuliah di Universitas Sebelas

Maret, terima kasih temanku,karena kamu aku punya kesempatan dan alasan

bisa kuliah di Universitas Sebelas Maret.

11. Andina, Nurul, Heri, Zuhratul Aini, Dustin, Muhammad, Ika Ariani Kartini,

yang tidak pernah sungkan memberikan bantuan bagi saya

12. Teman-temanku satu bimbingan Akademik

13. Bapak&Ibu Kost Wisma Putri Nita; Wismoner’s : Mbak Herlin, Erin, Arina,

Era, Seha, Grace, Yau, Atiek, Uty, Peny, Like, Ria, dll

14. Seluruh teman – teman program strata satu reguler Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2004 yang telah memberikan

bantuan dan saran dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini.

15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Demikian mudah-mudahan penulisan hukum ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis sendiri, kalangan akademis,

praktisi serta masyarakat umum.

Surakarta, April 2008

Penulis

Page 8: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv

ABSTRAK....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

E. Metode Penelitian .................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

A. Kerangka Teori ........................................................................ 10

1. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian ............................... 10

a. Pengertian Pembuktian ................................................ 10

b. Sistem Pembuktian....................................................... 11

1) Beberapa Sistem Pembuktian................................. 11

2) Sistem Pembuktian yang Dianut KUHAP ............. 13

2. Tinjauan Umum Tentang Alat Bukti dan Kekuatan

Pembuktian......................................................................... 14

a. Keterangan Saksi.......................................................... 15

b. Keterangan Ahli ........................................................... 16

c. Surat ............................................................................. 18

d. Petunjuk ....................................................................... 19

Page 9: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

ix

e. Keterangan Terdakwa .................................................. 20

3. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencurian

dalam Keluarga .................................................................. 22

a. Pengertian Tindak Pidana ............................................ 22

b. Pengertian Tindak Pidana Pencurian ........................... 23

c. Pengertian Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga. 24

d. Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga sebagai

Delik Aduan ................................................................. 25

B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 33

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35

A. Kekuatan Alat Bukti Keterangan Saksi yang memiliki

Hubungan Darah Dengan Terdakwa Dalam Tindak Pidana

Pencurian Dalam Keluarga ..................................................................... 35

1. Kasus Posisi ...................................................................................... 35

2. Dakwaan............................................................................................ 36

3. Keterangan Saksi............................................................................... 37

4. Petunjuk ............................................................................................ 41

5. Keterangan Terdakwa ....................................................................... 42

6. Tuntutan ............................................................................................ 43

7. Pertimbangan Hakim......................................................................... 43

8. Putusan Hakim .................................................................................. 46

9. Pembahasan....................................................................................... 47

B. Hambatan dalam Pembuktian Dengan Menggunakan Alat

Bukti Keterangan Saksi yang Memiliki Hubungan Darah

Dengan Terdakwa Dalam Tindak Pidana Pencurian Dalam

Keluarga .................................................................................................. 53

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 57

A. Simpulan ................................................................................................. 57

B. Saran........................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Bagan Metode Analisis Interaktif ......................................... 8

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran.............................................................. 33

Page 11: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Ijin Penelitian

Lampiran II Surat Keterangan Penelitian

Lampiran III Putusan Pengadilan No.169/ Pid.B/ 2007/ PN.SKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara hukum, demikian penegasan Pasal 1

ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai negara hukum, Indonesia

menempatkan warga negara dalam kedudukan yang sama dalam hukum

sebagaimana ditegaskan pada Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yaitu yang

berbunyi : “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum

dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya”.

Adapun ciri-ciri dari negara hukum menurut Nico Ngani antara lain

meliputi :

1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu kekuasaan atau kekuasaan apapun juga.

3. Legalitas dalam arti dan segala bentuknya (Nico Ngani, 1984 : 1).

Berdasarkan ciri-ciri negara hukum seperti yang dituliskan di atas,

Indonesia sebagai negara hukum mempunyai salah satu ciri yang penting

yaitu adanya peradilan yang bebas. Untuk melaksanakan peradilan yang

bebas, Negara Indonesia telah mewujudkannya dengan diaturnya proses

Page 12: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xii

peradilan pidana dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan

mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah

kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan

menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan

tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan

suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan

dari pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana

telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan

(Moch. Faisal Salam, 2001 : 1).

Hukum acara pidana mengatur cara-cara yang harus ditempuh untuk

menegakkan atau menciptakan ketertiban di dalam masyarakat. Hal ini wajib

diterapkan dalam masyarakat agar tecapai suatu masyarakat yang tertib, aman,

dan tenteram.

Mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran

materiil diterapkan pada sidang pemeriksaan perkara pidana di pengadilan

yaitu pada tahap pembuktian. Pada tahap ini merupakan tahap yang penting

dalam proses pemeriksaan di sidang pengadilan. Dikatakan penting karena

pada tahap ini dapat ditentukan apakah terdakwa benar-benar bersalah atau

tidak. Pembuktian dilakukan dengan mendatangkan alat-alat bukti yang telah

ditentukan oleh undang-undang. Dengan begitu dapat membantu hakim dalam

menjatuhkan putusan.

Dalam pembuktian perkara pidana akan ditentukan oleh adanya alat

bukti.Perihal alat-alat bukti yang sah yang ditentukan oleh undang-undang,

Pasal 184 KUHAP menyebutkan sebagai berikut :

(1) Alat bukti yang sah ialah : a. keterangan saksi; b. keterangan ahli;

1

Page 13: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xiii

c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa.

(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Dalam pemeriksaan perkara pidana di persidangan diwajibkan

menggunakan minimal dua alat bukti. Salah satu alat bukti yang dapat

digunakan dalam proses pemeriksaan perkara pidana di sidang pengadilan

adalah keterangan saksi. Keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling

utama. Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi. Menurut pasal 168

KUHAP terdapat beberapa kekecualian untuk menjadi saksi, antara lain:

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke

bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama

sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa,

saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai

hubungan karena perkawinan, dan anak-anak saudara terdakwa sampai

derajat ketiga;

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-

sama sebagai terdakwa

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih dalam mengenai hambatan dan kekuatan pembuktian

keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa dalam

proses pemeriksaan perkara pidana pencurian dalam keluarga di sidang

pengadilan, khususnya di Pengadilan Negeri Surakarta. Dengan demikian

penulis mengadakan penelitian hukum dengan judul “KEKUATAN ALAT

BUKTI KETERANGAN SAKSI YANG MEMILIKI HUBUNGAN

DARAH DENGAN TERDAKWA DALAM TINDAK PIDANA

PENCURIAN DALAM KELUARGA” (Studi Kasus di Pengadilan Negeri

Surakarta)

Page 14: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xiv

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat

dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki

hubungan darah dengan terdakwa dalam tindak pidana pencurian

dalam keluarga?

2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pembuktian dengan

mengunakan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

darah dengan terdakwa dalam tindak pidana pencurian dalam

keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah suatu yang hendak dicapai dalam suatu

penelitian sebagai suatu penyelesaian atas masalah yang dihadapi (tujuan

obyektif), maupun dalam hal untuk memenuhi kebutuhan perorangan

(tujuan subjektif). Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh

penulis adalah:

1. Tujuan objektif

a. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan pembuktian dari alat bukti

keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap tindak

pidana pencurian dalam keluarga.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja dalam pembuktian

dengan menggunakan alt bukti keterangan saksi yang memiliki

hubungan darah terhadap terdakwa tindak pidana pencurian dalam

keluarga.

2. Tujuan subjektif

Page 15: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xv

a. Untuk memenuhi persyaratan akademis yang diwajibkan guna

meraih gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan wawasan penulis

dalam bidang Ilmu Hukum Acara Pidana, khususnya mengenai

kekuatan alat bukti yang memiliki hubungan darah terhadap

terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Hukum

pada umumnya, di bidang Hukum Acara Pidana pada khususnya

mengenai alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

terhadap terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga.

b. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi

sekaligus menambah literatur di perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan diadakan penelitian hukum ini menjadi sarana penambah

wawasan dan meningkatkan pengetahuan penulis di bidang hukum.

b. Memberi masukan sekaligus membantu para pihak yang tertarik

ataupun terkait dengan masalah yang diteliti oleh penulis.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Page 16: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xvi

Penelitian ini termasuk pada penelitian hukum empiris, yaitu suatu

penelitian yang berusaha mengidentifikasikan hukum yang terdapat dalam

masyarakat dengan maksud untuk mengetahui gejala-gejala lainnya

(Soerjono Soekanto:1986:52). Dalam Penulisan hukum ini penulis

melakukan penelitian terhadap law in action atau hukum

operasionalisasinya.

2. Sifat Penelitian

Penelitian merupakan penelitian deskriptif. Adapun pengertian

penelitian deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambar atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya

(Hadari Nawawi, 1996:74)

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini bersifat kualitatif

yaitu pendekatan dengan mendasarkan pada data yang diberikan oleh

responden secara lisan atau tertulis,dan juga perilaku yang nyata diteliti,

dipelajari sebagai suatu yang utuh, menggunakan data verbal dan

kualifikasi bersifat teoritis diolah dan ditarik kesimpulan dengan metode

berfikir induktif.

4 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di :

Pengadilan Negeri Surakarta, yang beralamat di Jalan Brigadir Jenderal

Slamet Riyadi Nomor. 290 Surakarta.

Page 17: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xvii

5 Jenis Data Penelitian

Data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari penelitian perilaku masyarakat. Data sekunder

mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian

yang berwujud laporan, buku-buku harian, dan seterusnya (Soerjono

Soekanto, 1986:12)

6 Sumber Data

Berdasarkan jenis data, ditentukan pula sumber data, sumber data

yang digunakan adalah:

a. Sumber data primer

Merupakan sumber data yang terkait langsung dengan

permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi sumber data

primer adalah pejabat atau pegawai Pengadilan Negeri Surakarta. Data

tentang penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan hakim

yang menangani perkara tersebut, sehingga diharapkan agar hasil yang

diperoleh merupakan hal obyektif dan sesuai dengan obyek yang

diteliti

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang secara tidak

langsung memberikan keterangan dan bersifat melengkapi sumber data

primer. Yang menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku ilmiah,

peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen, dan sumber-

sumber lain yang mendukung penelitian.

7 Teknik Pengumpulan Data

Page 18: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xviii

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah:

a. Studi kepustakaan

Pada metode ini, Penulis menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara mempelajari buku-buku literatur, peraturan-peraturan

hukum, surat kabar dan lain-lain yang ada hubungannya dengan

penelitian ini.

b. Wawancara

Penulis langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer

dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan hakim

Pengadilan Negeri Surakarta yang pernah memeriksa dan memutus

perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga.

8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data

dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data

(Lexy J.Moleong, 1994: 103).

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif model

interaktif. Pengertian dari model interaktif adalah bahwa data yang telah

terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu : mereduksi data,

menyajikan data kemudian menarik kesimpulan. Selanjutnya dilakukan

proses siklus antara tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul

berhubungan satu dengan yang lainnya secara sistematis (H.B.

Sutopo,1991 : 13).

Untuk memperjelas dapat dilihat skema di bawah ini

Pengumpulan data

Page 19: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xix

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian kepada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan.

- Penyajian Data

Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

penarikan kesimpulan dan penarikan data.

- Penarikan Kesimpulan

Pengumpulan data dan dari data tersebut ditarik kesimpulan, mula-

mula belum jelas, meningkat menjadi lebih rinci dan mengarah pada

pokok.

F. Sistematika Penulisan Hukum

BAB I : PENDAHULUAN

Reduksi data Penyajian data

Penarikan

kesimpulan

Page 20: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xx

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian

dan metode penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka teori dan kerangka

pemikiran. Dalam kerangka teori diuraikan tentang tinjauan umum

tentang pembuktian, tinjauan umum tentang alat bukti dan kekuatan

pembuktian, tinjauan umum tentang tindak pidana, tinjauan umum

tentang tindak pidana pencurian, tinjauan umum tentang tindak

pidana pencurian dalam keluarga

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan tentang

kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa dan hambatan-hambatan yang dapat terjadi pada

pembuktian yang menggunakan alat bukti keterangan saksi yang

memiliki hubungan darah dengan terdakwa tindak pidana pencurian

dalam keluarga.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran yang terkait

dengan permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

Page 21: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxi

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka teori

1. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian

a. Pengertian Pembuktian

Pembuktian berasal dari kata dasar bukti. Menurut Kamus

Bahasa Indonesia, arti bukti adalah sesuatu yang menyatakan

kebenaran suatu peristiwa; keterangan nyata; tanda; hal yang menjadi

tanda perbuatan jahat. Sedangkan pembuktian memilki arti proses,

cara, perbuatan membuktikan; usaha menunjukkan benar atau

salahnya si terdakwa dalam sidang pengadilan ( Balai Pustaka,

2001:172).

Pembuktian dalam perkara pidana berbeda dengan pembuktian

dalam perkara perdata. Hukum acara pidana itu bertujuan mencari

kebenaran sejati atau yang sesungguhnya, hakimnya bersifat aktif,

hakim berkewajiban untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk

membuktikan tuduhan kepada tertuduh (www.kdp.or.id).

Definisi pembuktian menurut M. Yahya Harahap, adalah

ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang

cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan

yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan

ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-

undang yang boleh dipergunakan hakim untuk membuktikan

kesalahan yang didakwakan. Persidangan pengadilan tidak boleh

sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan terdakwa (M.

Yahya Harahap, 2002: 273).

Page 22: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxii

b. Sistem Pembuktian

1) Beberapa sistem pembuktian

Tujuan pembuktian menurut M.Yahya Harahap adalah

untuk mengetahui bagaimana cara meletakkan hasil

pembuktian terhadap perkara yang sedang diperiksa. Hasil dan

kekuatan pembuktian yang dianggap cukup memadai untuk

membuktikan kesalahan terdakwa didapat melalui beberapa

sistem pembuktian antara lain (M. Yahya Harahap, 2002: 277-

280):

a) Conviction-in Time

Sistem pembuktian conviction-in time menentukan

salah tidaknya seorang terdakwa, semata-mata ditentukan

oleh penilaian keyakinan hakim. Keyakinan hakim yang

menentukan keterbuktian kesalahan terdakwa. Dari mana

hakim menarik dan menyimpulkan kayakinannya, tidak

menjadi masalah dalam sistem ini. Keyakinan boleh

diambil dan disimpulkan hakim dari alat-alat bukti yang

diperiksanya dalam sidang pengadilan. Bisa juga hasil

pemeriksaan alat-alat bukti itu diabaikan hakim, dan

langsung menarik keyakinan dari keterangan atau

pengakuan terdakwa.

b) Conviction-Raisonee

Page 23: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxiii

Dalam sistem inipun dikatakan keyakinan hakim tetap

memegang peranan penting dalam menentukan salah

tidaknya terdakwa. Akan tetapi, dalam sistem pembuktian

ini, faktor keyakinan hakim dibatasi. Jika dalam sistem

pembuktian conviction-in time peran keyakinan hakim

leluasa tanpa batas maka pada sistem conviction-raisonee,

keyakinan hakim harus didukung dengan alasan-alasan

yang jelas. Hakim wajib menguraikan dan menjelaskan

alasan-alasan apa yang mendasari keyakinannya atas

kesalahan terdakwa. Tegasnya, keyakinan hakim dalam

sistem conviction-raisonee, harus dilandasi reasoning atau

alasan-alasan, dan reasoning itu harus reasonable, yakni

berdasar alasan yang dapat diterima. Keyakinan hakim

harus mempunyai dasar-dasar alasan yang logis dan benar-

benar dapat diterima akal. Tidak semata-mata atas dasar

keyakinan yang tertutup tanpa uraian alasan yang masuk

akal.

c) Pembuktian menurut Undang-Undang Positif

Pembuktian menurut undang-undang secara positif

merupakan pembuktian yang bertolak belakang dengan

sistem pembuktian menurut keyakinan atau conviction-in

time.

Pembuktian menurut undang-undang secara positif,

keyakinan hakim tidak ikut ambil bagian dalam

membuktikan kesalahan terdakwa. Keyakinan hakim

dalam sistem ini, tidak ikut berperan menentukan salah

atau tidaknya terdakwa. Sistem ini berpedoman pada

prinsip pembuktian dengan alat-alat bukti yang

ditentukan dengan undang-undang. Untuk membuktikan

salah atau tidaknya terdakwa semata-mata ditentukan

Page 24: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxiv

kepada alat-alat bukti yang sah. Asal sudah dipenuhi

syarat-syarat dan ketentuan pembuktian menurut

undang-undang, sudah cukup menentukan kesalahan

terdakwa tanpa mempersoalkan keyakinan hakim.

Apakah hakim yakin atau tidak tentang kesalahan

terdakwa, bukan menjadi masalah. Pokoknya, apabila

sudah terpenuhi cara-cara pembuktian dengan alat-alat

bukti yang sah menurut undang-undang, hakim tidak lagi

menanyakan hati nuraninya akan kesalahan terdakwa.

Dalam sistem ini, hakim seolah-olah “robot pelaksana”

undang-undang yang tak memiliki hati nurani. Hati

nuraninya tidak ikut hadir dalam menetukan salah atau

tidaknya terdakwa.

d) Pembuktian Menurut Undang-Undang Secara

Negatif (Negatief Wettelijk Stelsel)

Sistem pembuktian menurut undang-undang

secara negatif merupakan teori antara sistem

pembuktian menurut undang-undang secara positif

dengan sistem pembuktian menurut keyakinan atau

conviction-in time.

Sistem pembuktian menurut undang-undang

secara negatif merupakan keseimbangan antara kedua

sistem yang saling bertolak belakang secara ekstrem.

Dari keseimbangan tersebut, sistem pembuktian

menurut undang-undang secara negatif

menggabungkan ke dalam dirinya secara terpadu

sistem pembuktian menurut keyakinan dengan sistem

pembuktian menurut undang-undang secara positif.

Dari hasil penggabungan kedua sistem dan yang

saling bertolak belakang itu, terwujudlah suatu sistem

Page 25: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxv

pembuktian menurut undang-undang secara negatif.

Rumusannya berbunyi : salah tidaknya seorang

terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim yang

didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat bukti

yang sah menurut undang-undang.

2) Sistem pembuktian yang dianut KUHAP

Salah satu pasal dalam KUHAP yang berkaitan dengan

pembuktian adalah Pasal 183 KUHAP. Bunyi Pasal 183

KUHAP adalah hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada

seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat

bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak

pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukannya. Kemudian dalam penjelasan

disebutkan ketentuan ini adalah untuk menjamin tegaknya

kebenaran, keadilan dan kepastian hukum bagi seseorang.

Dari penjelasan Pasal 183 KUHAP pembuat undang-undang

telah menentukan pilihan bahwa sistem pembuktian yang

paling tepat dalam kehidupan penegakan hukum di Indonesia

ialah sistem pembuktian menurut undang-undang secara

negatif, demi tegaknya keadilan, kebenaran, dan kepastian

hukum. Karena dalam sistem pembuktian ini, terpadu kesatuan

penggabungan antara sistem conviction in-time dengan sistem

pembuktian menurut undang-undang secara positif (positief

wettelijk stelsef) (M. Yahya Harahap, 2002 : 280).

2. Tinjauan Umum Tentang Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian

Pengertian alat bukti adalah suatu hal (barang atau non barang)

yang ditentukan oleh Undang-Undang yang dapat dipergunakan untuk

Page 26: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxvi

memperkuat dakwaan, tuntutan atau gugatan (Bambang Waluyo,

1996:3).

Selanjutnya mengenai alat bukti yang sah menurut undang-undang

ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP sebagai berikut:

(1) Alat bukti yang sah ialah :

a. keterangan saksi;

b. keterangan ahli;

c. surat;

d. petunjuk;

e. keterangan terdakwa.

(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 184 ayat (1) KUHAP seperti yang telah disebutkan di

atas telah menentukan batasan alat bukti yang sah menurut undang-

undang. Di luar alat bukti yang telah disebutkan oleh undang-undang

tersebut tidak boleh dipergunakan untuk membuktikan kesalahan

terdakwa. Hakim, penuntut umum, serta terdakwa atau penasihat

hukumnya hanya diperbolehkan mempergunakan alat-alat bukti seperti

yang telah disebutkan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Mereka tidak

dapat dengan leluasa menentukan atau menggunakan alat bukti lain

selain yang disebutkan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP karena alat-

alat bukti yang telah ditentukan tersebut telah dibenarkan mempunyai

kekuatan pembuktian. Pembuktian dengan menggunakan alat bukti di

luar macam alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184 ayat (1)

KUHAP, tidak mempunyai nilai dan kekuatan pembuktian yang

mengikat.

Selanjutnya akan diuraikan kekuatan pembuktian dari

masing-masing alat bukti yang tercantum dalam Pasal 184 ayat (1)

KUHAP (M. Yahya Harahap, 2002: 286-333)

1 Keterangan Saksi

Page 27: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxvii

Pengertian keterangan saksi menurut Pasal 1 angka 27

KUHAP, keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam

perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu

peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia

alami sendiri dengan menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu.

Sedangkan pengertian saksi juga dijelaskan dalam KUHAP yaitu

pada Pasal 1 angka 26. Isi dari Pasal 1 angka 26 KUHAP yaitu

saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna

kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu

perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri,dan ia alami

sendiri.

Seseorang yang akan menjadi saksi, terlebih dahulu harus

memenuhi syarat-syarat menjadi saksi. Pada umumnya semua

orang dapat menjadi saksi. Kekecualian menjadi saksi tercantum

dalam Pasal 168 KUHAP(Andi Hamzah, 1996 : 268) :

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa (Andi Hamzah, 1996 : 268).

Mengenai sampai sejauh mana kekuatan pembuktian

keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah, maupun nilai

kekuatan pembuktian keterangan saksi dapat diikuti penjelasan

berikut.

Berikut akan dijelaskan tentang kekuatan pembuktian

keterangan saksi. Keterangan saksi yang diberikan dalam sidang

pengadilan, dapat dikelompokkan pada dua jenis :

Page 28: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxviii

a) Mempunyai kekuatan pembuktian bebas.

Kalau begitu pada alat bukti kesaksian tidak melekat sifat

pembuktian yang sempurna (volledig- bewijskrachf). Tegasnya,

alat bukti kesaksian sebagai alat bukti yang sah mempunyai

nilai kekuatan pembuktian bebas. Oleh karena itu, alat bukti

kesaksian sebagai alat bukti yang sah, tidak mempunyai

kekuatan pembuktian yang sempurna dan juga tidak memiliki

kekuatan pembuktian yang menentukan. Atau dengan singkat

dapat dikatakan, Alat bukti kesaksian sebagai alat bukti yang

sah adalah bersifat bebas dan tidak sempuma dan tidak

menentukan atau mengikat.

b) Nilai kekuatan pembuktiannya tergantung pada penilaian

hakim.

Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang bebas

yang tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang

sempurna dan tidak menentukan, sama sekali tidak mengikat

hakim. Hakim bebas untuk menilai kesempumaan dan

kebenarannya. Tergantung pada penilaian hakim untuk

menganggapnya sempurna atau tidak. Tidak ada keharusan

bagi hakim untuk menerima kebenaran setiap keterangan saksi.

Hakim bebas menilai kekuatan atau kebenaran yang melekat

pada keterangan itu, dan dapat menerima atau

menyingkirkannya (M. Yahya Harahap, 2002 : 294).

2 Keterangan Ahli

Pengertian keterangan ahli menurut Pasal 1 angka 28

KUHAP, keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh

seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang

diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna

kepentingan pemeriksaan. Pada Pasal 186 KUHAP juga disebutkan

Page 29: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxix

bahwa keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di

sidang pengadilan.

Pada prinsipnya alat bukti keterangan ahli tidak mempunyat

nilai kekuatan pembuktian yang mengikat dan menentukan.

Dengan demikian nilai kekuatan pembuktian keterangan ahli sama

halnya dengan nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat

bukti keterangan saksi. Oleh karena itu, nilai kekuatan pembuktian

yang melekat pada alat bukti keterangan ahli:

a) Mempunyai kekuatan pembuktian yang “bebas” atau “vrij

bewijskracht”

Di dalam dirinya tidak ada melekat nilai kekuatan pembuktian

yang sempurna dan menetukan. Terserah pada penilaian hakim.

Hakim bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya. Tidak

ada keharusan bagi hakim untuk mesti menerima kebenaran

keterangan ahli dimaksud. Namun, Hakim dalam

mempergunakan wewenang kebebasan dalam penilaian

pembuktian, harus benar-benar bertanggung jawab, atas

landasan moral demi terwujudnya kebenaran sejati dan demi

tegaknya hukum serta kepastian hukum.

b) Di samping itu, sesuai dengan prinsip minimum pembuktian

yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP, keterangan ahli yang

berdiri sendiri saja tanpa didukung oleh salah satu alat bukti

yang lain, tidak cukup dan tidak memadai membuktikan

kesalahan terdakwa. Apalagi jika Pasal 183 KUHAP

dihubungkan dengan ketentuan Pasal 185 ayat (2) KUHAP,

yang menegaskan, seorang saksi saja tidak cukup untuk

membuktikan kesalahan terdakwa. Prinsip ini juga berlaku

untuk alat bukti keterangan ahli. Bahwa keterangan seorang

Page 30: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxx

ahli saja tidak cukup membuktikan kesalahan terdakwa harus

disertai dengan alat bukti lain (M. Yahya Harahap, 2002 : 304).

3 Surat

Alat bukti surat diatur dalam Pasal 187 KUHAP. Bunyi dari

Pasal 187 KUHAP adalah surat sebagaimana tersebut pada Pasal

184 ayat (1) huruf c KUHAP, dibuat atas sumpah jabatan atau

dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh

pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di

hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau

keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai

dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal

yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung

jawabnya dan diperuntukkkan bagi pembuktian sesuatu hal

atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu

keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya

dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

Nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat bukti

surat, dapat ditinjau dari segi teori serta menghubungkannya

dengan beberapa prinsip pembuktian yang diatur dalam KUHAP.

a) Ditinjau dari segi formal

Ditinjau dari segi formal, alat bukti surat yang disebut

pada Pasal 187 huruf a, b, dan c adalah alat bukti yang

Page 31: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxi

sempurna. Sebab bentuk surat-surat yang disebut di dalamnya

dibuat secara resmi menurut formalitas yang ditentukan

peraturan perundang-undangan. Dengan dipenuhinya ketentuan

formal dalam pembuatannya serta dibuat dan berisi keterangan

resmi dari seorang pejabat yang berwenang, dan pembuatan

serta keterangan yang terkandung dalam surat dibuat atas

sumpah jabatan maka ditinjau dari segi formal alat bukti surat

seperti yang disebut pada Pasal 187 huruf a, b, dan c adalah alat

bukti yang bernilai sempurna. Oleh karena itu, alat bukti surat

resmi mempunyai nilai pembuktian formal yang sempurna.

b) Ditinjau dari segi materiil

Dari sudut materiil, semua bentuk alat bukti surat yang

disebut dalam Pasal 187 KUHAP, bukan alat bukti yang

mempunyai kekuatan mengikat. Pada diri alat bukti surat itu

tidak melekat kekuatan pembuktian yang mengikat. Nilai

kekuatan pembuktian alat bukti surat, sama halnya dengan nilai

kekuatan pembuktian keterangan saksi dan alat bukti

keterangan ahli, sama-sama mempunyai nilai kekuatan

pembuktian yang bersifat bebas. Tanpa mengurangi sifat

kesempurnaan formal alat bukti surat yang disebut pada Pasal

187 huruf a, b, dan c KUHAP sifat kesempurnaan formal

tersebut tidak dengan sendirinya mengandung nilai kekuatan

pembuktian yang mengikat. Hakim bebas untuk menilai

kekuatan pembuktiannya. Hakim dapat

mempergunakan atau menyingkirkannya (M. Yahya

Harahap, 2002 : 310).

4 Petunjuk

Pasal dalam KUHAP yang berkaitan dengan alat bukti

petunjuk adalah Pasal 188 KUHAP. Dalam Pasal 188 ayat (1)

Page 32: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxii

KUHAP dijelaskan bahwa petunjuk adalah perbuatan, kejadian

atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu

dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,

menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa

pelakunya. Ayat (2) menyebutkan bahwa petunjuk hanya dapat

diperoleh dari keterangan saksi, surat, keterangan terdakwa. Pada

ayat (3) juga dituliskan bahwa penilaian atas kekuatan pembuktian

dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh

hakim dengan arif lagi bijaksana, setelah ia mengadakan

pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan

berdasarkan hati nuraninya.

Peringatan yang digariskan dalam Pasal 188 ayat (3)

KUHAP, merupakan ajakan kepada hakim, agar sedapat mungkin

lebih baik menghindari penggunaan alat bukti petunjuk dalam

penilaian pembuktian kesalahan terdakwa. Hanya dalam keadaan

yang sangat penting dan mendesak sekali alat bukti ini

dipergunakan (M. Yahya Harahap, 2002: 312).

Sebagaimana yang sudah diuraikan mengenai kekuatan

pembuktian keterangan saksi, keterangan ahli dan alat bukti surat,

hanya mempunyai sifat kekuatan pembuktian yang bebas.

Maksudnya adalah :

a) hakim terikat atas kebenaran persesuian yang diwujudkan oleh

petunjuk, oleh karena itu, hakim bebas menilainya dan

mempergunakannya scbagai upaya pembuktian,

b) petunjuk sebagai alat bukti, tidak bisa berdiri sendiri

membuktikan kesalahan terdakwa, dia tetap terikat kepada

prinsip batas minimum pembuktian. Oleh karena itu, agar

petunjuk mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang cukup,

harus didukung dengan sekurang-kurangnya satu alat bukti

yang lain.

Page 33: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxiii

5 Keterangan Terdakwa

Keterangan terdakwa merupakan alat bukti yang

urutannya paling terakhir di antara alat-alat bukti lain yang

disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP. Pasal dalam KUHAP yang

berkaitan dengan keterangan terdakwa adalah Pasal 189 KUHAP.

Bunyi dari Pasal 189 KUHAP tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di

sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui

sendiri atau alami sendiri.

(2) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat

digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang,

asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah

sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya.

(3) Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya

sendiri.

(4) Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan

bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan

kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti yang

lain.

Nilai kekuatan pembuktian alat bukti keterangan atau

pengakuan terdakwa adalah sebagai berikut:

a) Sifat nilai kekuatan pembuktiannya adalah bebas

Hakim tidak terikat pada nilai kekuatan yang terdapat pada

alat bukti keterangan terdakwa. Dia bebas untuk menilai

kebenaran yang terkandung di dalamnya. Hakim dapat

menerima atau menyingkirkannya sebagai alat bukti dengan

jalan mengemukakan alasan-alasannya. Jangan hendaknya

penolakan akan kebenaran keterangan terdakwa tanpa alasan

yang didukung oleh argumentasi yang tidak proporsional dan

Page 34: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxiv

akomodatif. Demikian juga sebaliknya, seandainya hakim

hendak menjadikan alat bukti keterangan terdakwa sebagai

salah satu landasan pembuktian kesalahan terdakwa, harus

dilengkapi dengan alasan yang argumentatif dengan

menghubungkannya dengan alat bukti yang lain.

b) Harus memenuhi batas minimum pembuktian

Yang harus diperhatikan hakim yakni ketentuan yang

dirumuskan pada Pasal 189 ayat (4) KUHAP, yang

menentukan : “keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk

membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang

didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan

alat bukti yang lain”. Dari ketentuan ini jelas dapat disimak

keharusan mencukupkan alat bukti keterangan terdakwa

dengan sekurang-kurangnya satu lagi alat bukti yang lain,

baru mempunyai nilai pembuktian yang cukup. Penegasan

Pasal 189 ayat (4) KUHAP, sejalan dengan dan

mempertegas asas batas minimum pembuktian yang diatur

dalam Pasal 183 KUHAP. Seperti yang sudah berulang-

ulang dijelaskan, asas batas minimum pembuktian telah

menegaskan, tidak seorang terdakwa pun dapat dijatuhi

pidana kecuali jika kesalahan yang didakwakan kepadanya

telah dapat dibuktikan dengan sekurang-kurangnya dua alat

bukti yang sah.

c) Hal inipun sudah berulang kali dibicarakan. Sekalipun

kesalahan terdakwa telah terbukti sesuai dengan asas batas

minimum pembuktian, masih harus lagi dibarengi dengan

keyakinan hakim, bahwa memang terdakwa yang bersalah

melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

Asas keyakinan hakim harus melekat pada putusan yang

Page 35: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxv

diambilnya sesuai dengan sistem pembuktian yang dianut

Pasal 183 KUHAP adalah : “pembuktian menurut undang-

undang secara negatif. Artinya di samping dipenuhi batas

minimum pembuktian dengan alat bukti yang sah maka

dalam pembuktian yang cukup tersebut harus dibarengi

dengan keyakinan hakim bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya (M.

Yahya Harahap, 2002 : 332).

3 Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga

a. Pengertian Tindak Pidana

Pembentuk undang-undang telah menggunakan perkataan

straafbaarfeit untuk menyebutkan apa yang dikenal sebagai tindak

pidana di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana tanpa

memberikan sesuatu penjelasan mengenai apa yang sebenarnya

dimaksud dengan perkataan straafbaarfeit tersebut (P.A.F.

Lamintang,1997:181)

Perkataan feit di dalam bahasa Belanda berarti sebagian

dari suatu kenyataan atau een gedeelte van de werkelijkheid, sedang

straafbaar berarti dapat dihukum, hingga secara harafiah perkataan

straafbaarfeit itu dapat diterjemahkan sebagai sebagian dari suatu

kenyataan yang dapat dihukum yang sudah barang tentu tidak tepat,

oleh karena kelak akan kita ketahui bahwa yang dapat dihukum itu

sebenarnya adalah manusia sebagai pribadi dan bukan kenyataan,

perbuatan ataupun tindakan (P.A.F.Lamintang, 1997: 8).

Moeljatno mengatakan, perbuatan pidana adalah perbuatan

yang oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

barangsiapa yang melanggar larangan tersebut. Lebih lanjut

menjelaskan mengenai perbuatan pidana ini menurut ujudnya atau

Page 36: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxvi

sifatnya, perbuatan pidana ini adalah perbuatan yang melawan hukum.

Perbuatan yang merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan

dengan atau menghambat akan terlaksananya tatanan dalam pergaulan

masyarakat yang dianggap baik dan adil (Moeljatno dalam Martiman

Prodjohamidjojo,1997:16).

Selanjutnya Roeslan Saleh mengatakan bahwa perbuatan

pidana adalah perbuatan yang oleh masyarakat dirasakan sebagai

perbuatan yang tidak boleh atau tidak dapat dilakukan (Roeslan Saleh

dalam Martiman Prodjohamidjojo,1997:17).

b. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

Pencurian diambil dari kata curi. Menurut kamus besar

Bahasa Indonesia kata curi memiliki arti mengambil milik orang lain

tanpa ijin atau tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi.

Sedangkan pencurian sendiri memiliki arti proses, cara perbuatan

mencuri ( Balai Pustaka, 2001: 225).

Tindak pidana pencurian pun diatur di dalam pasal 362

KUHP yang menyatakan: ”Barang siapa mengambil barang sesuatu,

yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan

maksud untuk memiliki secara melawan hukum, diancam karena

pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda

paling banyak enam puluh rupiah”.

Selanjutnya unsur-unsur dari pasal 362 KUHP adalah sebagai

berikut:

1. Unsur barang siapa

2. Unsur mengambil barang sesuatu

3. Unsur yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

4. Unsur dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum

Page 37: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxvii

c. Pengertian Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga

Pengertian pencurian telah dijabarkan diatas. Selanjutnya adalah

pengertian keluarga. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, keluarga

memiliki arti:

- ibu dan bapak beserta anak-anaknya, seisi rumah;

- Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan;

- Sanak saudara; kaum kerabat;

- Satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat (Balai

Pustaka, 2001: 536)

Mengenai pencurian dalam keluarga juga diatur dalam pasal 367

KUHP yang berbunyi:

(1) Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab

ini adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan dan tidak

terpisah meja dan tempat tidur atau terpisah harta kekayaan, maka

terhadap pembuat atau pembantu itu, tidak mungkin diadakan

tuntutan pidana.

(2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan tempat tidur

atau terpisah harta kekayaan atau jika dia keluarga sedarah atau

semenda, baik dalam garis lurus, kedua, maka terhadap dua orang

itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang

terkena kejahatan.

(3) Jika menurut lembaga matriakhal, kekuasaan bapak dilakukan oleh

orang lain dari pada bapak kandungnya, maka aturan tersebut ayat

di atas, berlaku juga berlaku bagi orang itu.

d. Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga sebagai Delik Aduan

Pengaduan (klacht) adalah suatu pernyataan tegas (lisan atau

tertulis atau dituliskan) dari seseorang yang berhak (mengadu) yang

Page 38: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxviii

disampaikan kepada pejabat penyelidik atau pejabat penyidik (kepolisian

R.I.) tentang telah diperbuatnya suatu tindak pidana( in casu kejahatan

aduan) oleh seseorang dengan disertai permintaan agar dilakukan

pemeriksaan untuk selanjutnya dilakukan penuntutan ke pengadilan yang

berwenang (Adami Chazawi, 2002: 201).

Selanjutnya mengenai dua unsur esensial pengaduan yaitu :

a. Pernyataan tentang telah diperbuatnya tindak pidana oleh seseorang,

dan disertai

b. Permintaan untuk diadakan pemeriksaan (penyidikan) untuk dilakukan

penuntutan pidana ke sidang pengadilan (Adami Chazawi, 2002 :201)

Selanjutnya pembentuk undang-undang (KUHP) menetapkan

pengaduan sebagai syarat untuk dapat dituntut pidana terhadap si pembuat

kejahatan aduan. Dalam hal kejahatan aduan pentingnya bagi yang berhak

mengadu atau yang kepentingan hukumnya dilanggar apabila perkara itu

dituntut pidana adalah lebih besar daripada pentingnya bagi negara apabila

perkara itu dilakukan penuntutan pidana. Dalam hal kejahatan aduan,

terdapat dua kepentingan yang saling bertentangan, yaitu disatu pihak

perlunya hukum ditegakkan, artinya penting bagi negara untuk dilakukan

penuntutan, dan dilain pihak bagi korban ada kepentingan agar perkara

kejahatan aduan untuk tidak dilakukan penuntutan seperti pembuatnya ada

hubungan keluarga, atau kepentingan hukum yang dilanggar adalah

bersifat pribadi (misalnya zina atau penghinaan). Dalam hal ini

kepentingan korban untuk tidak dilakukan penuntutan pidana lebih

diutamakan daripada kepentingan negara dalam hal menegakkan hukum.

Sehingga peranan korban menjadi sangat dominan (diutamakan) dalam hal

negara untuk melakukan penuntutan pidana (Adami Chazawi, 2002:202-

203)

Menilik dari sifatnya, kejahatan atau delik aduan dapat dibedakan

antara kejahatan aduan mutlak (absolut) dan kejahatan aduan relatif

Page 39: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xxxix

(nisbi). Kejahatan aduan absolut adalah kejahatan yang pada dasarnya

adalah berupa kejahatan aduan artinya untuk segala hal dan atau kejadian

diperlukan syarat pengaduan untuk dapatnya negara melakukan

penuntutan mengenai perkara itu. Sedangkan kejahatan aduan relatif, ialah

kejahatan yang pada dasarnya bukan berupa kejahatan aduan, melainkan

hanya dalam hal-hal atau keadaan tertentu saja kejahatan itu menjadi

kejahatan aduan. Hanya karena adanya unsur-unsur tertentu saja, syarat

pengaduan untuk melakukan penuntutan diperlukan. Sedangkan dalam

keadaan biasa artinya tanpa adanya unsur tertentu, syarat pengaduan tidak

diperlukan untuk melakukan penuntutan. Salah satunya, pencurian dalam

segala bentuknya (362- 365) pada dasarnya bukan kejahatan aduan, akan

tetapi dengan adanya unsur dalam kalangan keluarga atau kejahatan itu

dilakukan dalam kalangan keluarga, maka menjadi kejahatan aduan (

relatif)

(Adami Chazawi,2002:204)

Berikut ini adalah isi dari pasal 362 sampai 367 tentang pencurian :

Pasal 362

Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama

lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.

Pasal 363

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

Ke-1.pencurian ternak;

Ke-2.pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan banjir, gempa

bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal

terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan

atau bahaya perang;

Page 40: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xl

Ke-3.pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh

orang yang adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki

oleh yang berhak;

Ke-4 pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

Ke-5 pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan,

atau untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan, dengan

merusak, memotong atau memanjat atau dengan memakai anak

kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam ke-3 disertai dengan salah

satu tersebut ke-4 dan 5, maka dikenakan pidana penjara paling

lama sembilan tahun.

Pasal 364

Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 ke-4,

begitupun perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 ke-4,

begitupun perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 ke-5,

apabila tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak

lebih dari dua puluh lima rupiah, dikenai, karena pencurian ringan, pidana

penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak enam

puluh rupiah.

(Lihat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.16 Tahun 1960

dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.18 Tahun

1960).

Pasal 365

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian

yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau

Page 41: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xli

mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk

memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk

tetap menguasai barang yang dicurinya.

(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun :

Ke-1.jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah

atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau

dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

Ke-2.Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

Ke-3.Jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan, dengan merusak

atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu

atau pakaian jabatan palsu;

Ke-4.Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.

(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara

paling lama lima belas tahun.

(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau

selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan

mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau

lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang

diterangkan dalam no.1 dan 3.

Pasal 366

Dalam pemidanaan karena salah satu perbuatan yang diterangkan dalam

pasal 365 dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 no.1-4

Pasal 367

(1) Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab ini

adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan, dan tidak

terpisah meja dan tempat tidur atau terpisah harta kekayaan, maka

terhadap pembuat atau pembantu itu, tidak mungkin diadakan tuntutan

pidana.

Page 42: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlii

(2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah harta kekayaan, atau jika dia

keluarga sedarah atau semenda, baik dalam garis lurus, mauoun garis

menyimpang derajat kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin

diadakan penuntutan, jika ada pengaduan yang terkena kejahatan.

(3) Jika menurut lembaga matriarkhal, kekuasaan bapak dilakukan oleh

orang lain dari pada bapak kandungnya,maka aturan tersebut ayat di

atas, berlaku juga bagi orang lain.

Selanjutnya menurut Modderman, ada alasan khusus, dijadikannya

kejahatan-kejahatan tertentu yang menjadi kejahatan aduan relatif

bilamana dilakukan dalam kalangan keluarga, yaitu:

a. Alasan susila, yaitu untuk mencegah pemerintah menghadapkan orang-orang satu terhadap yang lain yang masih ada hubungan yang sangat erat dan dalam sidang pengadilan;

b. Alasan materiil (stoffelijk), yaitu pada kenyataannya di dalam suatu keluarga antara pasangan suami dan istri ada semacam condominium (Utrecht dalam Adami Chazawi, 2002: 205).

Dalam hal pengaduan, orang yang berhak mengajukan pengaduan

adalah orang yang terkena kejahatan (korban). Namun dalam pasal 72

ayat 1 KUHP apabila korban kejahatan itu:

a. Masih anak-anak yang kriterianya ialah umur belum 16 (enam belas

tahun) dan belum dewasa, (perkawinan menyebabkan kedewasaan

walaupun umurnya belum 16 tahun); atau

b. Korban berada di bawah pengampuan selain karena sifat boros, maka

yang berhak mengadu adalah wakilnya yang sah dalam perkara

perdata. Wakilnya yang sah dalam perkara perdata dalam hal

kebelumdewasaan adalah walinya (voogd) yaitu orang tua kandung

(ayahnya), jika ayahnya tiada, maka ibunya yang menjadi wali, jika

ayah ibu tiada ialah siapa yang menurut hukum yang berlaku bagi

anak itu (BW atau adat) menurut cara tertentu menjadi wali. Dalam

hukum adat bisa pamannya, kakak dan lain-lain orang yang menurut

hukum menjadi wali dari anak itu.

Page 43: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xliii

Jika tidak ada wakil sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal

72 ayat (1) KUHP, atau wakilnya itu sendiri adalah si pembuat yang

harus diadukan, maka orang yang berhak mengajukan pengaduan itu

adalah:

a. Wali Pengawas (tooziende voogd,366 jo 370 BW); atau

b. Pengampu Pengawas (tooziende curator, pasal 449 BW); atau

c. Majelis yang menjadi Wali Pengawas atau menjadi Pengampu

Pengawas; atau juga

d. Istrinya, atau

e. Salah satu dari keluarga sedarah dalam garis lurus, atau jika itu tidak

ada maka pengaduan dilakukan oleh

f. Salah satu dari keluarga sedarah dalam garis menyimpang sampai

derajat ketiga (pasal 72 ayat 2)(Adami Chazawi ,2002:206)

Selanjutnya mengenai persoalan apabila korban yang berhak

mengadu meninggal dunia, hal ini telah diatur dalam pasal 73 KUHP

yang menyatakan bahwa “Jika yang terkena kejahatan meninggal dunia

didalam tenggang waktu yang ditentukan dalam pasal berikut maka

tanpa memperpanjang tenggang itu, penuntutan dilakukan atas

pengaduan orang tuanya, anaknya, istrinya, atau suaminya yang masih

hidup kecuali kalau ternyata bahwa yang meninggal itu tidak

menghendaki penuntutan”.

Dari pasal diatas, orang yang terlanggar kepentingan hukumnya

oleh kejahatan aduan, meskipun kemudian meninggal dunia, maka hak

mengajukan pengaduan tetap berlangsung selama tenggang waktu hak

mengadu masih ada (masih berlangsung) sesuai dengan pasal 74

KUHP. Hak pengaduan itu beralih pada para ahli warisnya sebagaimana

disebutkan secara limitatif dalam pasal 73 KUHP. Hak pengaduan oleh

ahli waris dari korban kejahatan aduan yang dimaksud oleh pasal 73

Page 44: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xliv

KUHP tidak berlaku dalam hal kejahatan aduan perzinaan (pasal 284

ayat 3 KUHP).

Tenggang waktu hak mengajukan pengaduan yang dimaksud pasal

73 KUHP ialah dalam waktu 6 (enam) bulan sejak orang yang berhak

mengadu mengetahui adanya kejahatan aduan, jika ia bertempat tinggal

di Indonesia, atau dalam waktu 9 (sembilan) bulan apabila dia bertempat

tinggal di luar Indonesia. Mengenai tenggang waktu 6 (enam) dan 9

(sembilan) bulan disini dikecualikan dalam hal kejahatan aduan pasal

293 ayat (3) KUHP ialah kejahatan pembujukan terhadap orang belum

dewasa yang baik tingkah lakunya untuk berbuat cabul atau membiarkan

diri untuk dilakukan perbuatan cabul, yang tenggang waktu hak

mengadu adalah 9(sembilan) bulan dan 12 (dua belas) bulan.

Sehubungan dengan ketentuan siapa yang berhak mengajukan

pengaduan dalam hal korban meninggal dunia, perlu diperhatikan

kejahatan aduan yang dirumuskan dalam pasal 320 KUHP dan 321

KUHP, di mana hak mengadu juga ada pada ahli warisnya, yakni pada

salah seorang keluarga sedarah maupun semenda dalam garis lurus atau

menyimpang sampai derajat kedua dari yang meninggal dunia, dan jika

karena lembaga matriarchal kekuasaan bapak, maka kejahatan juga dapat

dituntut atas pengaduan orang itu(pasal 320 jo pasal 321 KUHP). Hak

mengadu pada ahli waris menurut pasal 320 KUHP dan 321 KUHP

berbeda dengan hak mengadu dari pasal 73 KUHP. Perbedaannya ialah

hak mengadu menurut pasal 73 KUHP adalah hak mengadu yang

dialihkan, tetapi hak mengadu yang diatur dalam pasal 320 KUHP dan

321 KUHP adalah hak mengadu asli yang langsung diletakkan pada ahli

waris dari orang yang sudah meninggal, bukan yang dialihkan

sebagaimana pasal 73 KUHP.

Mengenai cara melakukan pengaduan diatur pasal 74 ayat (1)

KUHP menentukan bahwa “Pengaduan hanya boleh dilakukan dalam

waktu 6(enam) bulan sejak orang yang berhak mengadu mengetahui

adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di Indonesia, atau dalam waktu

Page 45: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlv

9 (sembilan) bulan jika bertempat tinggal di luar Indonesia”.

Perkecualian dari waktu enam dan sembilan bulan itu adalah 9

(sembilan) bulan untuk yang tinggal di Indonesia, atau 12 (dua belas)

bulan bagi yang tinggal di luar Indonesia bagi kejahatan dalam pasal 293

KUHP. Menurut Jonkers, jangka waktu sembilan dan dua belas ini

disesuaikan dengan jangka waktu kehamilan seorang perempuan (

Jonkers dalam Adami Chazawi, 2002) .

Berhubung dengan cara atau bentuknya pengaduan, ada dua

macam, yakni pengaduan lisan dan pengaduan dengan tulisan atau

tertulis, maka waktu pengajuan pengaduan itu ada perbedaan. Pada

pengaduan lisan, pengaduan itu telah terjadi pada saat diucapkan atau

dinyatakan secara lisan, apabila pengaduan diajukan secara tertulis,

maka pengaduan itu terjadi ialah pada waktu surat pengaduan itu

dikirim, dan bukan pada saat pengaduan itu diterima oleh Pejabat

Penyelidik atau Pejabat Penyidik yakni Kepolisian. Dalam praktik

selama ini, apabila pengadu datang ke Kantor Kepolisian untuk

mengajukan pengaduan lisan, kemudian oleh Pejabat Kepolisian yang

menerima pengaduan itu dibuat tanda penerimaan pengaduan (tertulis) di

mana didalamnya dimuat tanggal pengajuan pengaduan dan informasi

atau keterangan tentang terjadinya tindak pidana dan permintaan untuk

dilakukan pemeriksaan/penyidikan dan penuntutan pidana. Lalu pengadu

menandatanganinya, berikut juga pejabat Kepolisian penerima

pengaduan itu. Dengan demikian pengaduan lisan itu pada dasarnya

telah menjadi pengaduan tertulis atau dituliskan. Waktu melakukan

pengaduan adalah pada hari dan tanggal pengajuan pengaduan yang

dituliskan dalam tanda penerima pengaduan itu (Adami

Chazawi,2002;208)

Bagi pengaduan oleh korban kejahatan yang masih dalam tenggang

waktu 6 (enam) atau 9 (sembilan) bulan kemudian menjadi berhak untuk

mengajukan pengaduan, maka pengaduan tersebut boleh dilakukan

dalam sisa tenggang waktu yang masih ada (pasal 74 ayat 2).

Page 46: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlvi

B. Kerangka Pemikiran

kerangka pemikiran digambarkan lewat bagan sebagai berikut:

Tindak Pidana Pencurian

dalam Keluarga

Pembuktian

Alat bukti

Hambatan Alat

Bukti Saksi yang

Memiliki

Hubungan Darah

Terhadap

Terdakwa Tindak

Pidana Pencurian

dalam Keluarga

Kekuatan Alat

Bukti Saksi yang

Memiliki

Hubungan Darah

Terhadap

Terdakwa Tindak

Pidana Pencurian

dalam Keluarga

Page 47: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlvii

Meningkatnya tindak kejahatan dalam masyarakat dirasa semakin

meresahkan. Hal ini bahkan bisa terjadi di dalam keluarga. Kejahatan dalam

keluarga hanya dapat diproses ke Pengadilan apabila ada aduan dari yang

dirugikan.

Setelah adanya aduan dari korban yang dirugikan maka perkara tersebut

dapat dilanjutkan untuk dilakukan pemeriksaan perkara dalam persidangan di

pengadilan. Salah satu hal yang penting dalam pemeriksaan perkara di

persidangan adalah pembuktian. KUHAP telah mengatur alat-alat bukti apa saja

yang bisa diajukan di persidangan. Salah satunya adalah keterangan saksi.

Terdapat ketentuan-ketentuan seseorang dapat menjadi saksi dan apakah

keterangannya itu dapat dipertimbangkan atau tidak oleh hakim. Selain itu dalam

Kekuatan pembuktian

Putusan Hakim

Page 48: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlviii

proses pembuktian juga akan dilihat bagaimana nilai dan kekuatan dari alat-alat

bukti yang diajukan serta apa saja yang menjadi hambatan dalam proses

pembuktian tersebut. Dari pemeriksaan alat-alat bukti ini, hakim memiliki

keyakinan untuk menjatuhkan putusan

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kekuatan Alat Bukti Keterangan Saksi Yang Memiliki Hubungan Darah

Dengan Terdakwa Dalam Tindak Pidana Pencurian Dalam Keluarga

Dalam pemeriksaan perkara tindak pidana ada beberapa hal yang harus

dikemukakan di dalam persidangan guna mengetahui duduk perkara sehingga

memudahkan hakim dalam menjatuhkan putusan antara lain:

1 Kasus Posisi

Tindak pidana pencurian dalam keluarga ini dilakukan oleh

terdakwa Joko Siyanto alias Anto (kakak kandung korban) terhadap

korban Endang Nur Yanti (adik kandung terdakwa)

Pencurian dalam keluarga ini terjadi pada hari Selasa tanggal 13

Februari 2007 sekitar jam 10.00 Wib di rumah terdakwa sekaligus rumah

korban tepatnya di Priyobadan Rt 01/ 4 kel. Sriwedari Kec.Laweyan

Surakarta. Pada hari itu Joko Siyanto melakukan pencurian dengan cara

masuk ke kamar Endang Nur Yanti yang tidak terkunci kemudian

mengambil uang sebesar Rp.1.100.000,00 berbungkus plastik yang

diletakkan di rak buku. Uang ini terdiri dari 10 lembar pecahan Rp

100.000,- dan 2 lembar pecahan Rp50.000,- yang didapat dari hasil

mengajar mengaji yang dilakukan Endang Nur Yanti guna membayar

kuliah di UMS. Uang yang telah dicuri oleh Joko Siyanto ini dipakai

untuk membeli barang-barang berupa sepasang sepatu merk Reebok,

Page 49: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

xlix

sepasang sandal merk Fila, satu buah kaos oblong merk Adidas, sepasang

kaos kaki merk Reebok, sebuah celana panjang merk Hurider dan sebuah

celana pendek merk Long Shi. Keesokan hari Endang Nur Yanti

mendapati dirinya kehilangan uang dan mengadukan hal ini kepada

ayahnya Muhammad Asmunir, kemudian ayahnya yang juga ayah

kandung Joko Siyanto menanyakan apakah benar Joko Siyanto telah

mengambil uang milik Endang Nur Yanti dan hal ini dakui oleh Joko

Siyanto. Selain ayah Joko Siyanto yang juga ayah Endang Nur Yanti, adik

kandung Endang Nur Yanti yaitu Muhammad Nursahid juga menanyakan

hal ini pada Joko Siyanto dan diakui oleh Joko Siyanto. Setelah

mengetahui hal ini maka Endang Nur Yanti mengadukan perihal

pencurian ini ke Kapolsektabes Laweyan pada hari Rabu tanggal 14

Februari 2007.

Perbuatan terdakwa Joko Siyanto ini diatur dan diancam dengan

pidana dalam pasal 367 ayat (2) jo Pasal 362 KUHP dalam dakwaan

tunggal.

2 .Dakwaan

Terdakwa dengan identitas sebagai berikut:

Nama : Joko Siyanto alias Anto

Tempat Lahir : Surakarta

Umur/ Tgl Lahir : 21 Tahun / 27 Juli 1985

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Page 50: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

l

Tempat Tinggal : Priyobadan RT 01 RW 04 Kelurahan Sriwedari

Kecamatan Laweyan Surakarta

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Oleh Jaksa Penuntut Umum didakwa melakukan tindak pidana sebagai

berikut:

Bahwa Terdakwa Joko Siyanto alias Anto pada hari Selasa tanggal

13 Februari 2007 sekira pukul 10.00 Wib, atau setidaknya pada waktu

lain dalam bulan Februari tahun 2007, atu setidak-tidaknya pada waktu

lain dalam tahun 2007 bertempat di kamar Endang Nuryanti yang

terletak didalam rumah di Priyobadan Rt.01 / 04 kelurahan Sriwedari

kecamatan Laweyan Surakarta, atau setidaknya pada suatu tempat yang

masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surakarta, telah

mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan

orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum jika

dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan tempat tidur atau terpisah

meja dan tempat tidur atau terpisah harta kekayaan, atau jika dia

keluarga sedarah atau semenda, baik dalam garis, maupun garis

menyimpang derajat kedua, perbuatan dilakukan oleh terdakwa dengan

cara sebagai berikut:

¾ Awalnya terdakwa Joko Siyanto alias Anto memasuki kamar milik

Endang Nur Yanti yang merupakan adik kandung Terdakwa Joko

Siyanto

¾ Bahwa sesampainya di dalam kamar, terdakwa Joko Siyanto alias Anto

kemudian mengambil uang milik Endang Nur Yanti yang terletak

Page 51: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

li

dalam tumpukan buku yang berada di rak buku, sebanyak lebih kurang

Rp.1.100.000,-( satu juta seratus ribu rupiah) yang seluruhnya milik

Endang Nur Yanti, atau setidak-tidaknya bukan milik terdakwa Joko

Siyanto alias Anto baik seluruhnya maupun sebagian ;

¾ Bahwa Terdakwa Joko Siyanto alias Anto tidak pernah meminta dam

mendapat izin dari Endang Nur Yanti untuk mengambil uang tersebut;

¾ Bahwa uang tersebut selanjutnya dipergunakan oleh terdakwa Joko

Siyanto alias Anto untuk membeli 1 (satu) pasang sepatu merk reebok,

1(satu) buah kaos oblong merk Adidas, 1 (satu) buah celana panjang

merk Hurider dan 1(satu) buah celana pendek merk Long Shi;

¾ Bahwa akibat perbuatan terdakwa Joko Siyanto alias Anto tersebut,

Endang Nur Yanti menderita kerugian sebesar Rp.1.100.000,-(satu juta

seratus rupiah) atau setidak-tidaknya lebih dari Rp.250,00 (dua ratus

lima puluh rupiah);

¾ Bahwa Endang Nur Yanti kemudian mengadukan perbuatan Terdakwa

Joko Siyanto alias Anto yang merupakan kakak kandungnya tersebut

ke kapolsektabes Laweyan pada tanggal 14 Februari 2007;

¾ Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

pasal 367 ayat (2) jo Pasal 362 KUHPidana

3 Keterangan Saksi-saksi

a. Keterangan Saksi Endang Nur Yanti, dibawah sumpah pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

¾ Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2007 sekira

jam 17.30 Wib dirinya kehilangan uang miliknya yang

sebelumnya diletakkan didalam tumpukan buku di rak buku

kamar tidur saksi yang bertempat di dalam rumah di

Priyobadan Rt.01 Rw 04 buku kelurahan Sriwedari kecamatan

Laweyan Surakarta;

¾ Bahwa benar uang miliknya yang hilang tersebut sebanyak

Rp 1.100.000,- ( satu juta seratus ribu rupiah ) yang terdiri dari

Page 52: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lii

pecahan Rp. 100.000,- (seratus ribu) sebanyak 10 (sepuluh)

lembar serta uang pecahan Rp.50.000,00 ( lima puluh ribu)

sebanyak 2 (dua) lembar;

¾ Bahwa benar kemudian dirinya mencurigai Terdakwa yang

merupakan kakak kandung saksi, sebab Terdakwa pernah

mengambil uang milik kakak saksi yang lain;

¾ Bahwa benar kemudian saksi mengadukan pada Bapak saksi

yang juga merupakan bapak terdakwa:

¾ Bahwa benar kemudian dirinya dan Bapak saksi. Yaitu

Muhammad Asmunir menanyakan pada terdakwa apakah telah

mengambil uang milik saksi yang kemudian dijawab Terdakwa

bahwa benar Terdakwa pada Hari Selasa tanggal 13 Februari

2007 atau sehari sebelumnya telah mengambil uang milik saksi

dan akan dikembalikan lagi, namun Terdakwa justru

membelanjakan uang milik saksi tersebut untuk membeli 1

(satu) pasang sepatu merk Reebok, 1 (satu) pasang sandal merk

Fila, 1 (satu) buah kaos oblong merk Adidas, 1 (satu) pasang

kaos kaki merk Reebok, 1( satu) buah celana panjang merk

Hurider dan 1 (satu) buah celana pendek merk Long Shi;

¾ Bahwa benar dirinya mendapatkan uang sebanyak

Rp.1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) tersebut dari

hasil mengajar mengaji dan rencananya akan dipergunakan

untuk membayar kuliah di UMS;

¾ Bahwa benar Terdakwa tidak pernah meminta dan mendapat

izin dari saksi sebelum mengambil uang milik saksi sebanyak

Rp.1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah);

¾ Bahwa benar kemudian dirinya mengadukan perbuatan

Terdakwa yang merupakan kakak kandungnya tersebut ke

Kapolsektabes Laweyan pada tanggal 14 Februari 2007 .

Atas keterangan Saksi tersebut, terdakwa membenarkannya

Page 53: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

liii

b. Keterangan Saksi Muhammad Asmunir, dibawah sumpah pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

¾ Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2007 sekira

jam 17.30 Wib dirinya diberitahu oleh anaknya yang bernama

Endang Nur Yanti bahwa dirinya kehilangan uang miliknya

yang sebelumnya diletakkan didalam tumpukan buku di rak

buku kamar tidur saksi sebanyak Rp.1.100.000,00 (satu juta

seratus ribu rupiah) yang terdiri dari pecahan Rp.100.000,00

(seratus ribu rupiah) sebanyak 10 (sepuluh) lembar serta uang

pecahan Rp.50.000,00(lima puluh ribu) sebanyak 2 (dua)

lembar;

¾ Bahwa benar kemudian Endang Nur Yanti mencurigai

Terdakwa yang merupakan kakak kandung Endang Nur Yanti,

sebab Terdakwa pernah mengambil uang milik kakak Endang

Nur Yanti yang lain;

¾ Bahwa benar kemudian dirinya dan Endang Nur Yanti

menanyakan pada terdakwa apakah telah mengambil uang

milik Endang Nur Yanti yang kemudian dijawab Terdakwa

bahwa benar Terdakwa pada Hari Selasa tanggal 13 Februari

2007 atau sehari sebelumnya telah mengambil uang milik

Endang Nur Yanti bertempat di dalam kamar milik adiknya

tersebut dalam rumah di Priyobadan Rt.01 Rw.04 Kelurahan

Sriwedari Kecamatan Laweyan Surakarta dan akan

dikembalikan lagi, namun Terdakwa justru membelanjakan

uang milik Endang Nur Yanti tersebut untuk membeli 1 (satu)

pasang sepatu merk Reebok, 1( satu) pasang sandal merk Fila,

1(satu) buah kaos oblong merk Adidas, 1 (satu) pasang kaos

kaki merk Reebok, 1( satu) buah celana panjang merk Hurider

dan 1 (satu) buah celana pendek merk Long Shi;

¾ Bahwa benar Endang Nur Yanti mendapatkan uang sebanyak

Rp.1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) tersebut dari

Page 54: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

liv

hasil mengajar mengaji dan rencananya akan dipergunakan

untuk membayar kuliah di UMS;

¾ Bahwa benar Terdakwa tidak pernah meminta dan mendapat

izin dari Endang Nur Yanti sebelum mengambil uang milik

Endang Nur Yanti sebanyak Rp.1.100.000,00 (satu juta seratus

ribu rupiah);

¾ Bahwa benar kemudian Endang Nur Yanti mengadukan

perbuatan Terdakwa yang merupakan kakak kandungnya

tersebut ke Kapolsektabes Laweyan pada tanggal 14 Februari

2007.

Atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa membenarkannya.

c. Keterangan Saksi Muhammad Nursahid, dibawah sumpah pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut:

¾ Bahwa benar pada hari dan tanggal lupa tapi masih dalam

bulan Februari 2007 sekira dirinya diberitahu oleh Bapak saksi

yang bernama Muhamad Asmunir bahwa Terdakwa yang

merupakan kakak kandung Endang Nur Yanti telah mengambil

uang milik Endang Nur Yanti sebanyak Rp.1.100.000,00( satu

juta seratus ribu rupiah) yang diletakkan dalam tumpukan buku

kamar Endang Nur Yanti yang bertempat di dalam rumah di

Priyobadan Rt.01 Rw.04 Kelurahan Sriwedari Kecamatan

Laweyan Surakarta;

¾ Bahwa benar kemudian dirinya menanyakan pada terdakwa

yang juga merupakan adik kandung saksi apakah telah

mengambil uang milik Endang Nur Yanti yang kemudian

dijawab terdakwa bahwa benar Terdakwa telah mengambil

uang milik Endang Nur Yanti dan akan dikembalikan lagi,

namun Terdakwa justru membelanjakan uang milik Endang

Nur Yanti tersebut untuk membeli 1 (satu) pasang sepatu merk

Reebok, 1( satu) pasang sandal merk Fila, 1(satu) buah kaos

Page 55: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lv

oblong merk adidas, 1 (satu) pasang kaos kaki merk Reebok,

1(satu) buah celana panjang merk Hurider dan 1(satu) buah

celana pendek merk Long Shi;

¾ Bahwa benar Endang Nur Yanti mendapatkan uang sebanyak

Rp1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) tersebut dari

hasil mengajar mengaji dan rencananya akan dipergunakan

untuk membayar kuliah di UMS;

¾ Bahwa benar Terdakwa tidak pernah meminta dan mendapat

izin dari Endang Nur Yanti sebelum mengambil uang milik

Endang Nur Yanti sebanyak Rp1.100.000,00(satu juta seratus

ribu rupiah);

¾ Bahwa benar kemudian Endang Nur Yanti mengadukan

perbuatan Terdakwa yang merupakan kakak kandungnya

tersebut ke Kapolsektabes Laweyan pada tanggal 14 Februari

2007

Atas keterangan Saksi tersebut, terdakwa membenarkannya.

4 Petunjuk

Sebagaimana bunyi pasal 188 KUHAP adalah perbuatan, kejadian

atau keadaan yang karena persesuainnya, baik antara yang satu dengan

yang lainnya maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan

bahwa telah terjadi sutu tindak pidana dan siapa pelakunya.

Memperhatikan bunyi pasal 188 KUHAP tersebut, jika dikaitkan dengan

fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan antara keterangan para

saksi, alat bukti lain dan pengakuan Terdakwa dimuka persidangan,

dimana satu dengan yang lainnya saling bersesuaian, jelas menunjukkan

telah terjadi suatu tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh

Terdakwa Joko Siyanto alias Anto, pada hari Selasa tanggal 13 Februari

2007 sekitar pukul 10.00 WIB, bertempat di dalam rumah di Priyobadan

Rt.01 Rw04 Kelurahan Sriwedari Kecamatan Laweyan Surakarta tanpa

Page 56: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lvi

seizin pemiliknya telah mengambil uang sebanyak Rp.1.100.000,00( satu

juta seratus ribu rupiah) milik Endang Nur Yanti yang merupakan adik

kandung terdakwa tanpa seizin pemiliknya, kemudian uang tersebut

dipergunakan untuk membeli 1(satu) pasang sepatu merk Reebok,1(satu)

pasang sandal merk Fila, 1 (satu) buah kaos oblong merk Adidas, 1

(satu) pasang kaos kaki merk Reebok, 1 (satu) buah celana panjang merk

Hurider dan 1(satu) buah celana pendek merk Long Shi, yang kemudian

perbuatan terdakwa tersebut diadukan pada Kapolsektabes Laweyan oleh

Endang Nur Yanti.

5 Keterangan Terdakwa Joko Siyanto alias Anto pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut:

¾ Bahwa benar pada Hari Selasa tanggal 13 Februari 2007 sekira jam

10.00 Wib dirinya mengambil uang milik Endang Nur Yanti yang

merupakan adik kandungnya yang diletakkan didalam tumpukan

buku di rak buku kamar tidur Endang Nur Yanti yang bertempat di

dalam rumah di Priyobadan Rt.01 Rw.04 Kelurahan Sriwedari

Kecamatan Laweyan Surakarta;

¾ Bahwa benar uang tersebut sebanyak Rp.1.100.000,00 (satu juta

seratus ribu rupiah) yang terdiri dari pecahan Rp.100.000,00 (seratus

ribu) sebanyak 10 (sepuluh) lembar serta uang pecahan Rp.50.000,00

(lima puluh ribu) sebanyak 2 (dua) lembar;

¾ Bahwa benar dirinya sebelumnya berjanji akan mengembalikan uang

tersebut pada Endang Nur Yanti namun justru membelanjakan uang

milik saksi tersebut untuk membeli 1 (satu) pasang sepatu merk

Reebok, 1 (satu) pasang sandal merk Fila, 1 (satu) buah kaos oblong

merk Adidas, 1(satu) pasang kaos kaki merk Reebok, 1 (satu) buah

celana panjang merk Hurider dan 1(satu)buah celana pendek merk

Long Shi;

Page 57: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lvii

¾ Bahwa benar dirinya mengetahui Endang Nur Yanti mendapatkan

uang sebanyak Rp.1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah)

tersebut dari hasil mengajar mengaji dan rencananya akan

dipergunakan untuk membayar kuliah;

¾ Bahwa benar dirinya tidak pernah meminta dan mendapat izin dari

Endang Nur Yanti yang merupakan adik kandungnya tersebut ke

Kapolsektabes Laweyan pada tanggal 14 Februari 2007

6 Tuntutan

Berdasarkan dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut

Umum, maka tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum

kepada terdakwa Joko Sriyanto adalah sebagai berikut :

¾ Menyatakan terdakwa : Joko Siyanto alias Anto bersalah

melakukan tindak pidana : Pencurian dalam lingkup keluarga

sebagaimana diatur dalam Pasal : 367 ayat (2) jo Pasal 362 KUHP

dalam dakwaan tunggal; 30 April 2007

¾ Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa : Joko Siyanto alias Anto

dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) bulan dipotong tahanan

dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

¾ Menyatakan barang bukti berupa :

§ 1 (satu) pasang sepatu merk Reebok

§ 1 (satu) pasang sandal merk Fila

§ 1 (satu) buah kaos oblong merk Adidas

§ 1 (satu) pasang kaos kaki merk Hurider dan

§ 1 (satu) buah celana pendek merk Long Shi

§ Dikembalikan kepada saksi korban Endang Nur Yanti

¾ Menetapkan supaya terpidana dibebani biaya perkara sebesar

Rp.1.000,-

Page 58: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lviii

7 Pertimbangan Hakim

Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak

pidana pencurian dalam keluarga adalah sebagai berikut :

¾ Menimbang bahwa atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut,

terdakwa mengajukan pembelaan secara lisan yang pada pokoknya

mohon keringanan hukuman, dengan alasan :

¾ Terdakwa menyesali perbuatannya

¾ Berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi

¾ Menimbang bahwa atas pembelaan terdakwa tersebut Jaksa

Penuntut Umum menyatakan tetap pada tuntutannya;

¾ Menimbang bahwa atas pembelaan terdakwa diajukan dalam

persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta dengan dakwaan

sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 30 April

2007 Nomor : PDM- 101 / SKRTA / Ep-1 / 04 / 2007 yang pada

pokoknya sebagaimana berikut :

¾ Bahwa ia terdakwa Joko Siyanto alias Anto pada hari Selasa

tanggal 13 Februari 2007 sekira pukul 10.00 WIB

bertempat di Priyobadan RT.01 RW.04 Kelurahan Sriwedari,

Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta telah melakukan tindak

pidana pencurian uang milik Endang Nur Yanti sebesar

Rp.1.100.000,- yang disimpan dalam selembar plastik yang

diletakkan di antara tumpukan buku milik saksi korban.

¾ Menimbang bahwa untuk membuktikan dakwaannya dalam

persidangan Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan barang bukti

berupa :

¾ 1 (satu) pasang sepatu merk Reebok, 1 (satu) pasang sandal merk

Fila.

Page 59: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lix

¾ 1 (satu) buah kaos oblong merk Adidas, 1(satu) pasang kaos kaki

merk Harider dan 1 (satu) buah celana pendek merk Long Shi.

¾ Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dalam

persidangan serta didukung adanya keterangan saksi-saksi dibawah

sumpah dan mendengarkan keterangan terdakwa maka dapatlah

ditemukan adanya fakta-fakta, sebagai berikut:

¾ Bahwa perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan maka terdakwa haruslah dinyatakan

bersalah;

¾ Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Pengadilan

akan membuktikan, apakah perbuatan terdakwa memenuhi unsur-

unsur dalam pasal sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut

Umum;

¾ Menimbang bahwa terdakwa telah melanggar pasal 367 (2) KUHP

yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

5. Unsur barang siapa

6. Unsur mengambil barang sesuatu

7. Unsur yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

8. Unsur dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum

9. Unsur jika dia keluarga sedarah atau semenda baik dalam garis

lurus maupun menyimpang derajat kedua;

¾ Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang

didukung dengan adanya barang bukti serta pengakuan terdakwa ,

maka ternyata bahwa : perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-

unsur dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum, maka kepada

terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan perbuatan sebagaimana diatur dan diancam

dalam pasal: 367 ayat (2) jo pasal 362 KUHP.

¾ Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di

atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa apa yang

Page 60: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lx

didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa, telah

terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa haruslah

dinyatakan bersalah;

¾ Menimbang bahwa dalam persidangan tidak ditemukan adanya hal-

hal yang dapat membebaskan terdakwa dari tuntutan hukum baik

karena alasan pembenar maupun alasan pemaaf, oleh karenya

terdakwa haruslah dijatuhi hukuman;

¾ Menimbang bahwa karena terdakwa dinyatakan bersalah dan

dijatuhi hukuman maka kepadanya harus pula dibebani untuk

membayar biaya perkara;

¾ Menimbang bahwa karena terdakwa telah ditahan, maka putusan

yang dijatuhkan akan dikurangi dengan masa tahanan yang telah

dijalani terdakwa dalam tahanan sebelum perkaranya diputus dan

berkekuatan hukum tetap;

¾ Menimbang bahwa dalam perkara ini telah diajukan barang bukti,

maka harus dinyatakan dalam putusan ini, dan untuk itu akan

dinyatakan dalam amar putusan;

¾ Menimbang bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan

putusannya, perlu mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan

dan yang meringankan;

Yang memberatkan:

§ Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian bagi saksi korban

§ Terdakwa sudah menikmati hasil perbuatannya;

Yang meringankan:

§ Terdakwa mengakui terus terang dan menyesali perbuatannya

8 Putusan Hakim

Setelah mendengarkan kesaksian dari saksi-saksi dan

terdakwa di persidangan dan fakta-fakta yang terungkap dalam

Page 61: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxi

persidangan dan juga atas tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum yang

menuntut berdasarkan pasal 367 (2) KUHP maka Majelis Hakim

memutus perkara tindak pidana pidana pencurian dalam keluarga

sebagai berikut :

¾ Menyatakan terdakwa Joko Siyanto alias Anto telah terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: Pencurian

dalam lingkup keluarga;

¾ Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Joko Siyanto alias Anto

oleh karenanya dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan

¾ Menetapkan bahwa lamanya terdakwa berada dalam tahanan

sebelum perkaranya diputus dan berkekuatan hukum tetap

dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan

¾ Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.1.000,-

¾ Memerintahkan : mengembalikan barang bukti berupa:

¾ 1(satu) pasang sepatu merk Reebok, 1 (satu) pasang sandal merk

Fila, 1(satu) kaos oblong merk Adidas, 1 (satu) pasang kaos kaki

merk Reebok, 1(satu) buah celana pendek merk Long Shi;

¾ Menetapkan terdakwa tetap dalam tahanan

9 Pembahasan

Berdasarkan isi putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor

169/Pid/13/2007/PN.Ska, maka sampailah penulis mengadakan

pembahasan mengenai kekuatan alat bukti keterangan saksi yang

memiliki hubungan darah dengan terdakwa dalam tindak pidana

Page 62: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxii

pencurian dalam keluarga sesuai dengan ketentuan KUHAP yang

menegaskan bahwa hakimlah yang menilai alat bukti yang diajukan

kepadanya. KUHAP menganut sistem atau teori pembuktian

berdasarkan Undang-undang negatif, seperti dalam Pasal 183 KUHAP

yaitu : “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang,

kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi

dan bahwa terdakwalah yang melakukannya”. Dalam kasus ini terdapat

3 alat bukti yang sah yaitu:

a. keterangan saksi

keterangan saksi yang terdiri dari 3 orang saksi yaitu saksi

Endang Nur Yanti, saksi Muhammad Asmunir dan saksi

Muhammad Nursahid, alat

b. alat bukti petunjuk

petunjuk berupa fakta-fakta yang terungkap dalam

persidangan antara keterangan para saksi, alat bukti lain dan

pengakuan Terdakwa dimuka persidangan, dimana satu dengan

yang lainnya saling bersesuaian, jelas menunjukkan telah terjadi

suatu tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh Terdakwa Joko

Siyanto alias Anto, pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2007

c. pengakuan terdakwa

pengakuan terdakwa yitu pengakuan dari terdakwa Joko

Siyanto yang mengakui perbuatannya mencuri barang milik

Endang Nur Yanti berupa uang sebesar Rp. 1.100.000,00

Pembuktian harus didasarkan kepada Undang-undang, yaitu alat

bukti yang sah, yaitu yang tersebut dalam Pasal 184 KUHAP, disertai

dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari alat-alat bukti tersebut.

Hal tersebut juga terdapat dalam ketentuan Pasal 294 ayat (1) HIR

yang berbunyi : “Tiada seorang pun boleh dikenakan pidana, selain

jika hakim mendapat keyakinan dengan alat bukti yang sah, bahwa

Page 63: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxiii

benar telah terjadi perbuatan yang dapat dipidana dan bahwa orang-

orang yang didakwa itulah yang bersalah melakukan perbuatan itu”.

Dalam perkara ini hakim menjatuhkan putusan menurut keyakinannya

dengan menggunakan 3 alat bukti yang sah yaitu keterangan saksi,

petunjuk dan pengakuan terdakwa

Salah satu alat bukti yang sah di dalam persidangan adalah

keterangan saksi, alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti

yang paling utama dalam perkara pidana. Hampir semua pembuktian

perkara pidana tidak luput dari keterangan saksi. Sekurang-kurangnya

di samping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih selalu

diperlukan pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi

Ditinjau dari segi nilai dan kekuatan pembuktian atau “ The degree

of evidance “ keterangan saksi, agar keterangan saksi atau kesaksian

mempunyai nilai serta kekuatan pembuktian, perlu diperhatikan

beberapa pokok ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang saksi.

Salah satunya adalah mengucapkan sumpah atau janji. Hal ini diatur

dalam pasal 160 ayat (3) KUHAP. Menurut ketentuan pasal 160 ayat

(3)KUHAP sebelum saksi memberi keterangan, wajib mengucapkan

sumpah atau janji. Adapun sumpah atau janji :

a. Dilakukan menurut cara agamanya masing-masing,

b. Lafal sumpah atau janji berisi bahwa saksi akan memberikan

keterangan yang sebenarnya-benarnya dan tiada lain daripada yang

sebenarnya.

Dalam kasus tindak pidana pencurian dalam keluarga, para saksi

yang memiliki hubungan darah dengan terdakwa mengucapkan

sumpah sebelum memberikan keterangannya menurut Agama Islam

Ditinjau dari segi nilai kekuatan pembuktian keterangan saksi

yang diberikan dalam pengadilan terdapat keterangan saksi yang tidak

disumpah. Salah satunya adalah karena hubungan kekeluargaan.

Seorang saksi yang mempunyai pertalian keluarga tertentu dengan

terdakwa tidak dapat memberi keterangan dengan sumpah kecuali

Page 64: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxiv

mereka menghendaki, dan kehendaknya itu disetujui secara tegas oleh

penuntut umum atau terdakwa. Jadi seandainya penuntut umum atau

terdakwa tidak menyetujui mereka sebagai saksi dengan disumpah,

pasal 169 ayat (2) KUHAP memberi kemungkinan bagi mereka untuk

diperbolehkan memberikan keterangan tanpa sumpah. Namun,

undang-undang tidak menyebut secara tegas nilai kekuatan pembuktian

yang melekat pada keterangan seperti ini. Dan untuk mengetahui nilai

keterangan mereka yang tergolong pada pasal 168 KUHAP, harus

kembali melihat pada pasal 161 ayat (2) KUHAP dan Pasal 185 ayat

(7) KUHAP:

Pasal 185 ayat (7) KUHAP:

a. Keterangan mereka tidak dapat dinilai sebagai alat bukti,

b.Tetapi dapat dipergunakan menguatkan keyakinan hakim

c. Atau dapat bernilai dan dipergunakan sebagai tambahan menguatkan

alat bukti yang sah lainnya sepanjang keterangan tersebut

mempunyai persesuaian dengan alat bukti yang sah lainnya itu,

dan alat bukti yang sah itu telah memenuhi batas minimum

pembuktian.

Nilai keterangan dari saksi yang tidak disumpah bukan merupakan

alat bukti yang sah, penjelasan pasal 171 KUHAP telah menentukan

nilai pembuktian yang melekat pada keterangan itu, dapat dipakai

sebagai petunjuk

Sifat dan nilai kekuatan pembuktian dari keterangan saksi tanpa

sumpah bertitik tolak pada pasal 185 ayat (7) KUHAP tanpa

mengurangi ketentuan lain yang diatur dalam pasal 161 ayat (2)

KUHAP maupun pasal 169 ayat (2) KUHAP dan penjelasan pasal

171KUHAP. Secara umum dapat disimpulkan :

a. Semua keterangan saksi yang diberikan tanpa sumpah dinilai bukan

merupakan alat bukti yang sah. Walaupun keterangan yang diberikan

Page 65: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxv

tanpa sumpah itu saling beresuaian dengan yang lain, sifatnya tetap

bukan merupakan alat bukti.

b.Tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian,

Setiap keterangan tanpa sumpah pada umumnya tidak mempunyai

nilai kekuatan pembuktian. Sifatnya saja pun bukan alat bukti yang

sah, dengan sendirinya tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian.

c. Akan tetapi dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti yang

sah. Sekalipun keterangan tanpa sumpah bukan merupakan alat

bukti yang sah, dan juga tidak memiliki kekuatan pembuktian, pada

umumnya keterangan itu dapat dipergunakan sebagai tambahan

menyempurnakan kekuatan pembuktian alat bukti yang sah:

1) Dapat menguatkan keyakinan hakim seperti yang disebut pada

Pasal 16 ayat (2) KUHAP,

2) Dapat dipakai sebagai petunjuk seperti yang disebut dalam

penjelasan pasal 171 KUHAP (M. Yahya Harahap, 2002: 293)

Selanjutnya untuk mempergunakan keterangan tanpa sumpah baik

sebagai tambahan alat bukti yang sah maupun untuk menguatkan

keyakinan hakim atau sebagai petunjuk, harus dibarengi dengan syarat

:

a. Harus lebih dulu telah ada alat bukti yang sah,

Misalnya telah ada alat bukti keterangan saksi, alat bukti

keterangan ahli, alat bukti surat atau keterangan terdakwa

b. Alat bukti yang sah itu memenuhi batas minimum pembuktian

yakni telah ada sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah,

c. Kemudian antara keterangan tanpa sumpah itu dengan alat bukti

yang sah, terdapat saling persesuaian (M. Yahya Harahap,

2002:293)

Page 66: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxvi

Bagi hakim, hakim tidak terikat menggunakan keterangan saksi

tanpa sumpah, tergantung kapada pendapat penilaian hakim, dalam

arti:

a. Hakim bebas untuk mempergunakannya. Hakim dapat

mempergunakannya namun sebaliknya dapat menyampingkannya.

b. Hakim tidak terikat untuk menilainya. Hakim dapat menilai dan

dapat mempergunakannya sebagai tambahan dalam pembuktian

atau untuk menguatkan keyakinan juga sebagai petunjuk. Dengan

kata lain, tidak ada kewajiban harus menilainya .

Berdasarkan uraian diatas saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa juga dapat memberikan keterangan dengan sumpah

apabila mereka menghendaki, dan kehendaknya itu disetujui secara

tegas oleh penuntut umum atau terdakwa. Dengan demikian maka

keterangan saksi tersebut tergolong pada keterangan saksi yang

disumpah. Dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga,

para saksi yang memiliki hubungan darah dengan terdakwa

menghendaki memberikan keterangan dengan sumpah dengan kata lain

para saksi telah mendapat persetujuan dari jaksa penuntut umum dan

terdakwa untuk mengucap sumpah. Keterangan saksi yang disumpah,

menjadi alat bukti yang sah bukan hanya karena ada unsur sumpah saja

namun juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan

oleh undang-undang yang antara lain:

a. Saksi harus mengucapkan sumpah atau janji bahwa ia akan

menerangkan yang sebenarnya dan tidak lain dari yang sebenarnya

,

b. Keterangan yang diberikan harus tentang peristiwa pidana yang

saksi dengar sendiri, lihat sendiri atau alami sendiri dengan

menyebut secara jelas darimana sumber pengetahuannya.

Testimonium de auditu atau keterangan saksi yang berupa ulangan

dari cerita orang lain, tidak mempunyai nilai keterangan sebagai

Page 67: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxvii

bukti. Demikian pula halnya pendapat atau rekaan yang saksi

peroleh dari hasil pemikiran sendiri tidak bisa digunakan sebagai

keterangan yang bernilai sebagai alat bukti,

c. Keterangan saksi harus dinyatakan di muka persidangan.

Pernyataan keterangan saksi di luar persidangan tidak mempunyai

nilai sebagai alat bukti yang sah,

d. Keterangan yang hanya berasal dari satu orang saksi saja bukan

merupakan alat bukti yang sah, karena itu harus terpenuhi batas

minimum pembuktian yang diatur dalam pasal 183 KUHAP

Dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga, para saksi

yang memiliki hubungan darah dengan terdakwa telah mengucapkan

sumpah sebelum memberikan keterangan, para saksi terutama saksi

korban yaitu Endang Nur Yanti yang merupakan adik terdakwa,

beserta saksi-saksi lainnya yaitu Muhammad Nursahid (kakak

terdakwa) dan Muhammad Asmunir (ayah terdakwa) memberikan

keterangan yang mereka dengar, lihat dan alami sendiri bukan hasil

rekaan, pemikiran ataupun pendapat dari orang lain. Keterangan yang

mereka berikan adalah di muka persidangan pengadilan, dan

keterangan yang diberikan bukan hanya dari satu orang saksi

melainkan dari tiga orang saksi, sehingga merupakan alat bukti yang

sah.

Mengenai sejauh mana kekuatan pembuktian keterangan saksi

sebagai alat bukti yang sah beserta nilai kekuatan pembuktian

keterangan saksi, berikut penjelasannya :

a. Mempunyai kekuatan pembuktian bebas

Pada alat bukti kesaksian tidak melekat sifat pembuktian yang

sempurna (volledig bewijkracht), dan juga tidak melekat di

dalamnya sifat kekuatan pembuktian yang mengikat dan

menentukan (beslissende bewijkracht). Tegasnya alat bukti

kesaksian sebagai alat bukti yang sah mempunyai nilai kekuatan

Page 68: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxviii

pembuktian bebas. Oleh karena itu, alat bukti kesaksian sebagai

alat bukti yang sah, tidak mempunyai kekuatan pembuktian yang

sempurna dan juga tidak memiliki kekuatan pembuktian yang

menentukan. Dapat dikatakan bukti kesaksian sebagai alat bukti

yang sah adalah bersifat bebas dan tidak sempurna, tidak

menentukan atau tidak mengikat.

b. Nilai kekuatan pembuktiannya tergantung pada penilaian hakim

Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang bebas yang

tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan

tidak menentukan, sama sekali tidak mengikat hakim. Hakim bebas

untuk menilai kesempurnaan dan kebenarannya. Tergantung pada

penilaian hakim untuk menganggapnya sempurna atau tidak. Tidak

ada keharusan bagi hakim untuk menerima kebenaran setiap

keterangan saksi. Hakim bebas menilai kekuatan atau kebenaran

yang melekat pada keterangan itu, dapat menerima atau

menyingkirkannya.

Dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga, keterangan

saksi yang memiliki hubungan dengan terdakwa diberikan dibawah

sumpah dan hakim bebas menilai kesempurnaan dan kebenaran

keterangan saksi, dapat menerima atau menyingkirkannya

Berdasarkan uraian diatas mengenai kekuatan pembuktian

keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah maka dapat disimpulkan :

a. Keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah tidak mempunyai

nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat hakim.

Hakim mempunyai kebebasan untuk menilai keterangan saksi.

b. Keterangan saksi sebagai alat bukti yang mempunyai nilai

kekuatan pembuktian yang bebas, masih dapat dilumpuhkan oleh

terdakwa dengan alat bukti yang lain seperti saksi a decharge (saksi

Page 69: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxix

yang menguntungkan terdakwa) maupun dengan keterangan ahli

atau alibi .

Dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga, Hakim

memiliki kebebasan untuk menilai keterangan saksi

B. Hambatan Dalam Pembuktian Dengan Mengunakan Keterangan Saksi

Yang Memiliki Hubungan Darah Dengan Terdakwa Dalam Tindak

Pidana Pencurian Dalam Keluarga

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan hakim yang

menangani perkara 169/Pid/13/2007 PN Ska hambatan-hambatan yang dapat

terjadi dalam pembuktian keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga adalah apabila asas

minimum pembuktian tidak terpenuhi. Asas minimum pembuktian adalah

suatu prinsip yang mengatur batas yang harus dipenuhi untuk membuktikan

kesalahan terdakwa. Lebih jelasnya asas minimum pembuktian ialah suatu

prinsip yang harus dipedomani dalam menilai cukup atau tidaknya alat bukti

untuk membuktikan kesalahan terdakwa

Selanjutnya Prinsip minimum pembuktian yang dianggap cukup

menurut sistem pembuktian yang diatur dalam pasal 183 KUHAP:

1 Sekurang-kurangnya dengan dua alat bukti yang sah, atau paling minimum

kesalahan terdakwa harus dibuktikan dengan dua alat bukti yang sah

2 Dengan demikian tidak dibenarkan dan dianggap tidak cukup

membuktikan kesalahan terdakwa, jika hanya dengan satu alat bukti saja.

Pasal 183 tidak membenarkan pembuktian kesalahan terdakwa dengan

satu alat bukti yang berdiri sendiri.

Pada saat pemeriksaan alat- alat bukti pada tindak pidana pencurian

dalam keluarga, keterangan saksi yang memiliki hubungan darah dengan

terdakwa tidak bisa dijadikan sebagai alat bukti yang sah, namun dapat

dipakai sebagai petunjuk Petunjuk merupakan salah satu alat bukti yang sah.

Page 70: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxx

Menurut pasal 188 ayat(1) KUHAP “Petunjuk adalah perbuatan, kejadian,

atau keadaan karena persesuaiannya baik antara yang satu dengan yang lain

maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi

tindak pidana dan siapa pelakunya.”. Cara memperoleh alat bukti petunjuk

secara limitatif ditentukan dalam pasal 188 ayat (2 KUHAP yaitu :

1 Keterangan saksi;

2 Surat;

3 Keterangan terdakwa

Selanjutnya masih dibutuhkan setidaknya satu alat bukti lagi guna

memenuhi prinsip minimum pembuktian. Dalam kasus ini keterangan

terdakwa merupakan alat bukti yang sah. Menurut pasal 189 ayat (1)

KUHAP” Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang

pengadilan tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau

alami sendiri”. Jika dijabarkan pengertian keterangan terdakwa sebagai alat

bukti yaitu:

1 Hal-hal yang terdakwa sampaikan atau jelaskan di sidang pengadilan,

2 Hal-hal yang disampaikan atau dijelaskan adalah mengenai perbuatan

yang terdakwa lakukan atau hal yang ia ketahui atau yang berhubungan

dengan apa yang terdakwa alami sendiri dalam peristiwa pidana yang

sedang diperiksa.

Dilanjutkan dengan Asas penilaian keterangan terdakwa (M. Yahya

Harahap, 2002: 320-321):

1 Keterangan itu dinyatakan di sidang pengadilan

Supaya keterangan terdakwa dapat dinilai sebagai alat bukti yang

sah, keterangan itu harus dinyatakan di sidang pengadilan, baik pernyataan

berupa penjelasan yang diutarakan sendiri oleh terdakwa maupun

pernyataan yang berupa penjelasan atau jawaban terdakwa atas pertanyaan

yang diajukan kepadanya oleh ketua sidang, hakim anggota, penuntut

umum atau penasihat hukum. Adapun yang harus dinilai, bukan hanya

Page 71: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxi

keterangan yang berisi pernyataan pengakuan belaka, tapi termasuk

penjelasan pengingkaran yang dikemukakannya.

2 Tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami

sendiri. Sebagai asas kedua, supaya keterangan terdakwa dapat dinilai

sebagai alat bukti, keterangan itu merupakan pernyataan atau penjelasan :

a. Tentang perbuatan yang dilakukan terdakwa

Dari ketentuan ini, Hakim jangan sampai keliru memasukkan

keterangan terdakwa yang berupa pernyataan mengenai perbuatan

yang dilakukan oleh orang lain. Pernyataan perbuatan yang dapat

dinilai sebagai alat bukti ialah penjelasan tentang perbuatan yang

dilakukan terdakwa sendiri.

b. Tentang apa yang diketahui sendiri oleh terdakwa

Disini undang-undang membuat garis pembatasan antara yang

diketahui terdakwa sehubungan dengan peristiwa pidana dengan

pengetahuan yang bersifat pendapat sendiri. Yang dimaksud dalam

ketentuan ini mengenai yang diketahui sendiri oleh terdakwa, bukan

pengetahuan yang bersifat pendapat maupun rekaan yang terdakwa

peroleh dari hasil pemikiran . Arti yang terdakwa ketahui sendiri tiada

lain daripada pengetahuan sehubungan dengan peristiwa pidana yang

didakwakan kepadanya.

c. Apa yang dialami sendiri oleh terdakwa

Pernyataan terdakwa tentang apa yang dialami, baru mempunyai

nilai sebagai alat bukti jika pernyataan pengalaman itu mengenai

pengalamannya sendiri. Tapi yang dialami sendiri inipun bukan

sembarang pengalaman. Apa yang terdakwa alami sendiri harus berupa

pengalaman yang langsung berhubungan dengan peristiwa pidana yang

bersangkutan.

d. Keterangan terdakwa hanya merupakan alat bukti terhadap dirinya

sendiri

Page 72: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxii

Apa yang diterangkan seseorang dalam persidangan dalam

kedudukannya sebagai terdakwa, hanya dapat dipergunakan sebagai

alat bukti terhadap dirinya sendiri.

Pada saat terdakwa menyatakan dirinya tidak bersalah maka prinsip

minimum pembuktian yang mewajibkan minimal terdapat 2 alat bukti yang

sah yang membuktikan kesalahan terdakwa tidak terpenuhi. Sehingga

terdakwa dapat dinyatakan tidak bersalah kemudian diputus bebas meskipun

terdakwa memang melakukan tindak pidana.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun yang menjadi simpulan dan yang berkenaan dengan permasalahan

yang diangkat, yaitu:

1 Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa dalam tindak pidana pencurian dalam keluarga adalah

bukan merupakan alat bukti yang sah apabila keterangan tersebut

diberikan tanpa sumpah.

Dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga no

169/Pid/13/2007 PN Ska, saksi yang memiliki hubungan darah dengan

terdakwa dapat memberikan keterangan di bawah sumpah karena mereka

menghendaki dan kehendaknya itu disetujui secara tegas oleh Jaksa

Penuntut Umum dan Terdakwa sehingga keterangan mereka menjadi alat

bukti yang sah. Pada perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga,

saksi yang memiliki hubungan darah memberikan keterangan dengan

sumpah. Nilai dan kekuatan alat bukti keterangan saksi adalah tidak

mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat

sehingga hakim mempunyai kebebasan untuk menilainya.

Page 73: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxiii

2 Hambatan dalam pembuktian yang menggunakan keterangan saksi yang

memiliki hubungan darah dengan terdakwa dalam tindak pidana

pencurian dalam keluarga menurut hasil wawancara adalah ketika batas

minimum pembuktian tidak terpenuhi maka terdakwa dapat diputus

bebas. Hal ini dapat terjadi ketika saksi yang memiliki hubungan darah

dengan terdakwa memberikan keterangan tanpa sumpah maka nilai

keterangannya bukan merupakan alat bukti yang sah dan nilai

pembuktian yang melekat pada keterangan itu dapat dipakai sebagai alat

bukti yang sah lainnya yaitu petunjuk. Alat bukti sah selanjutnya adalah

keterangan terdakwa, jika alat bukti yang ada hanya dua yaitu petunjuk

dan keterangan terdakwa, kemudian terdakwa memberikan keterangan

bahwa dia tidak bersalah, maka tidak terpenuhi asas minimum

pembuktian yang berprinsip untuk membuktikan kesalahan terdakwa

harus dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, dengan kata

lain tidak dibenarkan atau dianggap cukup membuktikan kesalahan

terdakwa hanya dengan satu alat bukti. Sehingga terdakwa dapat

dinyatakan tidak bersalah dan diputus bebas.

B. Saran :

Setelah melakukan penelitian mengenai tinjauan yuridis tentang kekuatan

alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan darah terhadap terdakwa

tindak pidana pencurian dalam keluarga, maka peneliti mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembuat undang-undang harus lebih jeli lagi dalam membuat aturan, agar

pengaturan mengenai alat bukti yang sah, khususnya mengenai nilai dan

kekuatan pembuktian keterangan saksi yang memiliki hubungan darah

terhadap terdakwa tindak pidana pencurian dalam keluarga lebih pasti.

2. Kejahatan pencurian dalam keluarga merupakan urusan internal dalam

keluarga, apabila masih memungkinkan untuk diselesaikan secara

kekeluargaan, akan lebih baik hasilnya, ketimbang kejahatan ini diadukan

ke polisi yang pada akhirnya diselesaikan lewat jalur hukum di pengadilan.

Page 74: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku

Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana bagian dua Dasar Peniadaan,

Pemberatan dan Peringanan Pidana, Kejahatan Aduan, Perbarengan

dan Ajaran Kausalitas. Jakarta: Raja Grafindo

Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sapta Artha Jaya

Bambang Waluyo. 1991. Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta : Sinar

Grafika

Handari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press.

Hari Sasangka dan Lily Rosita. 2003. Komentar Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) Buku Pedoman Mahasiswa dan Praktisi.

Bandung : Mandar Maju

H.B. Sutopo. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif Bagian II.

Surakarta : UNS Press

Martiman Prodjohamidjojo. 1997. Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana

Indonesia Dua. Jakarta: Pradnya Paramita

P. A. F. Lamintang. 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung:Citra

Aditya bakti.

Lexy J. Moleong. 1994. Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya

Moch. Faisal Salam. 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek.

Jakarta : Mandar Maju

Page 75: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxv

M. Yahya Harahap. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan

Kembali. Jakarta : Sinar Grafika

Nico Ngani. 1984. Mengenal Hukum Acara Pidana Bagian Umum dan

Penyidikan. Yogyakarta : Liberty

Rofikah dan Sabar Slamet. 1999. Buku Pegangan Kuliah Hukum Pidana.

Surakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Universitas Sebelas Maret

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas

Indonesia Press

Dari Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Dari Internet

www.kdp.or.id. Artikel...........(18 November 2007 pukul 19.30)

Page 76: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxvi

Page 77: Kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki .../Kekuatan... · iii pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) kekuatan alat bukti keterangan saksi yang memiliki hubungan

lxxvii