alat bukti keterangan saksi (1)

42
Alat Bukti Keterangan Saksi Adelia Tiarasany (1006708200) Adinda Kartina Djuarsa (1006708226) Arnold Kembaren Deny Giovanno Ficky Faizal Pramanda Anggraeni Iman Tika Amelia Nabilla Yohanes Dharmaly

Upload: pramanda-anggraeni

Post on 28-Dec-2015

176 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

menjelaskan tentang keterangan saksi dalam sistem pembuktian pengadilan pidana

TRANSCRIPT

Page 1: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Alat Bukti Keterangan Saksi

Adelia Tiarasany (1006708200)Adinda Kartina Djuarsa (1006708226)

Arnold KembarenDeny Giovanno

Ficky FaizalPramanda Anggraeni Iman

Tika Amelia NabillaYohanes Dharmaly

Page 2: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Adinda kartina djuarsa

Page 3: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Alat bukti yang sah, adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan suatu tindak pidana,

dimana alat-alat tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian, guna

menimbulkan keyakinan bagi hakim, atas kebenaran adanya suatu tindak pidana yang

telah dilakukan oleh terdakwa.

Page 4: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah ialah : 1. keterangan saksi2. keterangan ahli3. surat4. petunjuk5. keterangan terdakwa

Page 5: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Keterangan saksiMenurut Pasal 1 butir 27 KUHAP, keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

Page 6: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Deny Giovanno

Page 7: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Syarat Sah Alat Bukti Saksi

• Syarat Formil– Sah jika diberikan dibawah sumpah (Pasal 160 ayat 3 KUHAP)– Keterangan seorang saksi tidak cukup untuk

menjadikan seorang terdakwa tanpa disertai bukti lain

(Pasal 185 ayat 2 KUHAP dan Pasal 300 ayat 1 HIR)– Harus diberikan di bawah sumpah (Pasal 299 ayat 2 HIR dan Pasal 160 ayat 3 KUHAP serta Pasal 161 ayat 1 dan 2 KUHAP)

Page 8: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Syarat Sah Alat Bukti Saksi

• Syarat Materiil– Dengar, Lihat, dan Alami Sendiri (Pasal 1 butir 27 jo. Pasal 185 ayat 1 KUHAP)– Testimonium de Auditu

Page 9: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Pengecualian Saksi

• Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

• Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga.

• Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau bersama-sama sebagai terdakwa (pasal 168 KUHAP)

Page 10: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Ficky Faizal

Page 11: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Aspek-aspek Nuansa Yuridis dalam Keterangan Saksi

1. Keterangan Saksi berbeda dengan keterangannya dalam Berita Acara Penyidikkan (BAP) yang dilakukan oleh penyidik

2. Keterangan saksi diduga diberikan dengan tidak yang sebenarnya3. Keterangan saksi dalam persidangan memberi indikasi dugaan

bahwa saksi juga seagai pelaku tidak pidana4. Saksi menarik/mencabut keterangannya dalam Berita Acara

Pemeriksaan

Page 12: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Keterangan Saksi berbeda dengan keterangannya dalam Berita Acara Penyidikkan (BAP) yang dilakukan oleh penyidik

Apabila menghadapi ini dalam praktiknya akan berpegangan pada pasal 163 KUHAP yaitu Majelis Hakim akan mengingatkan pada saksi tentang adanya perbedaan tersebut. Kemudian secara prosedural hakim akan mengingatkan pentingnya memberikan keterangan secara sejujur-jujurnya agar pengadilan dapat terbantu dalam menggali kebenaran materiel (materieele waarheid).

Page 13: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Keterangan saksi diduga diberikan dengan tidak yang sebenarnya

Hakim akan memperingatkan saksi agar menarik keterangan palsunya. Apabla saksi tetap pada keterangannya maka Hakim Ketua Sidang atau atas permintaan dari penuntut umum dapat memberikan perintah dengan bentuk “penetapan” agar saksi tersebut ditahan dengan dakwaan sumpah palsu, kemudian panitera akan membuat berita acara mengenai hal tersebut dan alasan persangkaannya.

Page 14: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Keterangan saksi dalam persidangan memberi indikasi dugaan bahwa saksi juga sebagai pelaku tidak pidana

1. Hakim akan mengeluarkan “Penetapan” dengan menggunakan pasal 108 ayat (3) KUHAP yaitu dimana di dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa pegawai negeri wajib melaporkan apabila mengetahui akan terjadinya tindak pidana. Disini posisi Hakim adalah pegawai negeri menurut Undang-Undang nomor 8 tahun 2004.

2. Agar tidak melanggat asas “dominus litis” maka Hakim Ketua Sidang memerintahkan Panitera Pengganti untuk mencatat kasus tersebut dalam Berita Acara Sidang.

Page 15: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi menarik/mencabut keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan

berlakulah ketentuan pada pasal 185 ayat (1), (6) KUHAP dimana keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang dinyatakan dipersidangan. Sehingga pada berita acara pemeriksaan yang dibuat penyidik hanyalah alat bukti petunjuk saja menurut pasal 188 ayat (2) KUHAP.

Page 16: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Oleh : Yohanes Dharmaly

Page 17: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Nilai Kekuatan Pembuktian Keterangan Saksi

Terdapat 2 (dua) permasalahan:1. Keterangan saksi yang diberikan “tanpa

disumpah”2. Nilai kekuatan pembuktian keterangan saksi

yang disumpah

Page 18: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Keterangan saksi yang diberikan “tanpa disumpah”

1. Karena saksi menolak untuk disumpahbukan merupakan alat bukti, tetapi berdasarkan pasal 161 ayat (2) nilai kekuatan pembuktiannya tersebut “dapat menguatkan keyakinan hakim

2. Keterangan yang diberikan tanpa sumpahsaksi tidak dapat hadir dipersidangan sehingga BAP nya dibacakan di persidangan, tidak secara tegas dalam undang-undang menyebutkan nilai pembuktiannya. Tetapi dilihat dari pasal 161 ayat (2) dengan pasal 185 ayat(7) nilai kekuatan pembuktiannya disamakan dengan keterangan saksi di persidangan yang tanpa sumpah

Page 19: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

3. Ada Hubungan Darahdapat menoleh pada pasal 161 ayat (2) dan pasal 185 ayat (7) yaitu keterangan tidak dapat dinilai sebagai alat bukti tapi dapat menguatkan keyakinan hakim dan juga dapat sebagai penguat alat bukti sah lainnya

4. Saksi Golongan pada Pasal 171bukan merupakan alat bukti yang sah, tetapi dapat menguatkan keyakinan hakim, ataupun sebagai petunjuk

Keterangan saksi yang diberikan “tanpa disumpah”

Page 20: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Nilai kekuatan pembuktian keterangan saksi yang disumpah

1. Tidak mempunyai nilai kekutan pembuktian yang sempurna dan mengikat, hakim mempunya kebebasan untuk menilainya.

2. Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang mempunya niali kekuatan pembuktian yang bebas, dapat dilumpuhkan terdakwa dengan alat bukti lainnya berupa saksi a decharge, keterangan ahli, maupun saksi alibi.

Page 21: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Jenis – jenis saksi :

• Saksi A Charge (memberatkan terdakwa) :Saksi dalam perkara pidana yang di pilih dan diajukan oleh penuntut umum, di karenakan kesaksiannya memberatkan terdakwa.• Saksi A De Charge (menguntungkan terdakwa) : Saksi yang dipilih atau diajukan oleh penuntut umum atau terdakwa atau penasihat hukum, yang sifatnya meringankan terdakwa.

Page 22: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Adelia Tiarasany

Page 23: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi Mahkota

• Definisi : * Menurut Putusan Mahkamah Agung No. 2437 K/Pid.Sus/2011

* Pengertian negara lain. * Kesimpulan : Saksi mahkota

dipakai dalam tindak pidana penyertaan

Page 24: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Dasar Hukum Saksi Mahkota

• Dasar hukum : (Awalnya) Pasal 168 KUHAP Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1986 K/Pid/1989 tanggal 21 Maret 1990

Isi putusan MA secara garis besar :1. Dalam perkara delik penyertaan2. Kedudukannya sebagai terdakwa yang diberi

kesaksian.3. Terdapat kekurangan alat bukti4. Diperiksa dengan mekanisme pemisahan berkas

perkara dakwaan (splitsing).

Page 25: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Pro Kontra Saksi Mahkota

• Pro : * Pendapat Prof Andi Hamzah :- Terdapat dalam praktek negara Prancis dan

Belanda.- Jaksa berkedudukan sbg dominus litis dalam

penuntutan terdakwa.- Saksi yang diberi mahkota, diberi janji2

terlebih dahulu oleh aparatur hukum bila bersedia membongkar kasusnya.

- Alat buktinya berbeda dengan (saksi) terdakwa lainnya.

Page 26: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Pro Kontra Saksi Mahkota• Kontra Saksi Mahkota :

- Bertentangan dengan prinsip2 HAM dalam KUHAP (yurisprudensi : MARI No. 1174 K/Pid/1994 tgl 3 Mei 1995; MARI No. 1952 K/Pid/1994 tgl 29 April 1995; MARI No 1950 K/Pid/1995 tgl 3 Mei 1995; dan MARI No 1592 K/Pid/1995 tgl 3 Mei 1995)- Bertentangan dengan prinsip2 peradilan yg adil & tidak memihak. Khususnya hak ingkar yang dimiliki terdakwa (Pasal 52 KUHAP) dan hak terdakwa untuk tidak dibebankan kewajiban pembuktian (Pasal 66 KUHAP)- Melanggar instrumen hak asasi manusia secara internasional. (International Covenant on Civil and Political Right) tahun 1996 yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2005.

Page 27: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Contoh Penggunaan Saksi Mahkota

• 1. Kasus Bank Bali oleh Syahril Sabirin yang beliau juga dijadikan saksi mahkota.

• 2. Antasari Azhar, mantan Ketua KPK, pernah dijadikan saksi mahkota dalam kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnain.

• 3. Kasus Marsinah pada tahun 1994.

Page 28: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi Verbalisan

• Definisi- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, verbalisan berarti orang (penyidik) yang melakukan proses verbal (penyidikan).- saksi penyidik adalah seorang penyidik yang kemudian menjadi saksi atas suatu perkara pidana karena terdakwa menyatakan bahwa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah dibuat di bawah tekanan atau paksaan atau saksi penyidik yang berfungsi untuk menguji bantahan terdakwa atas kebenaran BAP. Dengan kata lain, terdakwa membantah kebenaran BAP yang dibuat oleh penyidik yang bersangkutan.

Page 29: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Dasar Hukum Saksi Verbalisan

• Pasal 163 KUHAP , “Jika keterangan saksi di sidang berbeda dengan keterangannya yang terdapat dalam berita acara, hakim ketua sidang mengingatkan saksi tentang hal itu serta minta keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalam berita acara pemeriksaan sidang.”

• Bila saksi verbalisan terbukti menyimpangi proses penyelidikan terdahulu, dapat ditindak dengan pasal 333 dan 422 KUHAP.

Page 30: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Contoh Kasus Saksi Verbalisan

• 1) Kasus kepemilikan narkoba di Padang, Sumatera Barat berupa shabu2 seberat 0,3 gr oleh Arief Hariyanto dengan Putusan MA No. 936 K/Pid.Sus/2012

• 2) Kasus kepemilikan narkoba oleh Ket San alias Chong Ket dengan Putusan MA No. 1531 K/Pid.Sus/2010

Page 31: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Arnold Kembaren

Page 32: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi Korban

Saksi korban adalah saksi yang menjadi korban dalam tindak pidana tersebut. Saksi korban mengalami sendiri tindak pidana tersebut. Keterangan saksi korban akan didengar pertama dalam pemeriksaan saksi sesuai dengan Pasal 160 ayat (1) huruf b KUHAP yang menyatakan demikian. Keterangan saksi korban ini sangat penting karena ia mengalami sendiri dan merasakan akibat dari tindak pidana tersebut.

Page 33: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi Berantai

Saksi berantai adalah saksi yang memberikan keterangan berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan. Berdasarkan pasal 185 ayat (4) KUHAP, keterangan saksi berantai (kettingbewijs), tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian teretentu. Menurut S.M. Amin, ada 2 (dua) macam keterangan saksi berantai, yaitu beberapa kesaksian oleh beberapa saksi dalam satu perbuatan dan beberapa kesaksian oleh beberapa saksi dalam beberapa perbuatan.

Page 34: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

• Oleh : Pramanda Anggraeni

Page 35: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi Anak

Dalam Pasal 168 KUHAP, diatur mengenai para pihak yang tidak dapat didengar keterangannya sebagai saksi dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi. Dalam ketentuan di dalam pasal tersebut dapat ditemukan bahwa anak-anak tidak termasuk kedalam kategori yang tidak dapat didengar keterangannya sebagai saksi. Lebih lanjut dalam pasal 171 KUHAP dinyatakan bahwa anak yang umurnya belum mencapai 15 (lima belas) tahun atau belum pernah kawin boleh diperiksa untuk memberi keterangan tanpa sumpah, di pengadilan. Berdasarkan pasal 185 ayat (7) KUHAP keterangan saksi yang tidak disumpah bukan merupakan alat bukti namun apa bila keterangan tersebut berkaitan dengan keterangan saksi yang disumpah maka dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain

Page 36: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Dalam prakteknya pada peradilan pidana, keterangan anak korban tindak pidana dapat diakui sebagai saksi korban. Maka walapun belum berusia 15 (lima belas) tahun atau belum pernah menikah saksi anak yang merupakan korban dapat disumpah sebagai saksi. Seperti yang terjadi pada praktek pencabulan terhadap anak, dimana anak dibawah umur menjadi korban. Oleh karena itu seharusnya perkara tetap dapat diteruskan walaupun tidak ada saksi dewasa sepanjang ada saksi korban dan alat bukti lain yang mendukungnya.

Page 37: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

UU No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak

• Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana (Anak Saksi) adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat, dan/atau dialaminya sendiri. (Pasal 1 ke 5)

• Identitas harus dirahasiakan dari pemberitaan media (Pasal 19 (1))• Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Pembimbing Kemasyarakatan, Advokat atau pemberi bantuan hukum

lainnya, dan petugas lain dalam memeriksa Anak Saksi tidak memakai toga atau atribut kedinasan (Pasal 22)

• Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak wajib diberikan bantuan hukum dan didampingi (Pasal 23 (1))• Anak wajib didampingi oleh orang tua dan/atau orang yang dipercayanya, atau Pekerja Sosial. (Pasal 23 (2))• Hakim dapat memrintahkan agar Anak dibawa keluar ruang sidang (Pasal 58 ayat (1))• Pada saat pemeriksaan anak, orang tua/Wali, Advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya, dan

Pembimbing Kemasyarakatan tetap hadir meskipun pemeriksaaannya diluar ruang sidang sidang (Pasal 58 ayat (2))

• Anak Saksi berhak atas semua pelindungan dan hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 89)

• Jika anak saksi tidak dapat memberikan keterangan di persidangan,keterangannya dapat dilakukan dengan (Pasal 58 ayat (3)):– di luar sidang pengadilan melalui perekaman elektronik – Melalui pemeriksaan langsung jarak jauh dengan alat komunikasi audiovisual

Page 38: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Oleh : Tika amelia nabilla

Page 39: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Whistleblower• Pihak yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana tertentu

dalam SEMA Nomor 4 Tahun 2011, dan bukan merupakan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya

• Tidak pidana tertentu:– Korupsi– Terorisme– TP Narkotika– Pencucian Uang– Perdagangan Orang– Tindak Pidana yang terorganisir

• Tidak ada UU nya,tapi ada SEMA No.4 Tahun 2011 tentang Perlakuan terhadap Pelapor Tindak Pidana (whistleblower) dan Saksi Pelaku yang Bekerja Sama (justice collaborator).

• SEMA tersebut diterbitkan dengan mendasarkan pengaturan Pasal 10 UU No. 13 Tahun 2006

Page 40: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Whistleblower• Pelapor tidak dapat dituntut hukum secara pidana dan perdata atas

kesaksiannya (pasal 10 ayat (1 UU No.13 tahun 2006 tentang LPSK))• Jika pelapor tindak pidana dilaporkan pula oleh terlapor, maka

penanganan perkara yang didahulukan adalah yang berdasarkan kepada pihak pelapor terlebih dahulu (SEMA No.4 tahun 2011)

• Lembaga negara yang mulai mengembangkan sistem pelaporan: – KPK : Melalui internet: pelapor mengunggah laporan dan data terkait ke

web www.bkms-system.net– PPATK– LKPP : Melalui internet: pelapor mengunggah laporan dan data terkait ke

web www.wbs.lkpp.go.id – Ombudsman– Komnas HAM– KY– Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), – Komisi Kejaksaan– Perusahaan swasta dan BUMN (Pertamina, United Tractors, Sinar Mas)

Page 41: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Peraturan Tentang Whistleblower• UU No.13 tahun 2006 tentang LPSK • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 Tahun 2010

tentang tata cara pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan kementrian keuangan

• Korupsi– Pasal 31 ayat (1) dan pasal 40 (2) e ayat UU No.31 tahun 1999 tentang

pemberantasan Tipikor– PP No. 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat

dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tipikor– Pasal 15 UU No.30 tahun 2002 Tentang KPK

• TP Narkotika– Pasal 99 ayat (1) dan pasal 100 ayat (1) UU No.35 tahun 2009 tentang narkotika

• Pencucian Uang– Pasal 84 ayat (1),pasal 85 ayat (1) dan pasal 87 ayat (1) UU No.8 tahun 2010

tentang pencucian uang• Perdagangan Orang

– Pasal 33 ayat (1) dan (2) UU No.21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang

Page 42: Alat Bukti Keterangan Saksi (1)

Saksi di Perancis• Pemanggilan:

– dapat dipanggil dengan menggunakan surat biasa, rekaman suara yang di kirimkan, dengan proses administrasi, atau saksi bisa hadir sendiri untuk memberikan kesaksiaannya. (article 101)

• Saksi mahkota:– Tidak dibolehkan (Article 105)

• Menolak menjadi saksi:– DIdidenda € 3,750 (Article 362 paraghraph 2 )

• Kesaksian tanpa sumpah– ayah, Ibu atau keluarga dekat; Keluarga dalam garis

keturunan kebawah; Keluarga dalam garis keturunan kesamping; Keluarga semenda; Suami/Istri/mantan suami/mantan istri; dan Anak-anak yang masih di bawah umur 16 thn. (article 355)