28 rabu, 4 januari 2017 pengacara tak terima kesaksian saksi fileda hari ini, tim penasihat hukum...

1
28 Suara Pembaruan Rabu, 4 Januari 2017 [JAKARTA] Pengacara terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak dapat menerima kesaksian dari saksi Jaksa Penuntut Umum (JPU), terutama Habib Novel Chaidir Hasan. Kesaksian Novel di- nilai cenderung berdasar- kan asumsi pribadi dan mengarah ke fitnah. "Sentimen negatif dan kebencian terhadap Basuki sudah ada sebelum kunjung- an ke Kepulauan Seribu," kata salah satu pengacara Ahok, Trimoelja di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1). Trimoelja menyebut- kan, Novel melaporkan Basuki sebelum ada penda- pat dan sikap Keagamaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Terhadap keterangan dari saksi-saksi yang telah dimintai keterangannya pa- da hari ini, tim penasihat hukum Basuki menyatakan, keterangan saksi-saksi ber- sifat sentimen atau ketidak- sukaan secara personal ter- hadap Basuki. "Dan bukan berdasar pa- da fakta hukum bahwa Basuki melakukan dugaan tindak pidana, dan terhadap kasus yang kini bergulir diya- kini merupakan crime engi- neering atau telah terencana terhadap Basuki," ujarnya. Menurutnya, pada 2 September 2016 di rumah Amanah Rakyat di Jalan Cut Nyak Dien 5 Menteng Jakarta, dalam pertemuan dengan judul “Jakarta Tanpa Ahok”, Novel menyampai- kan kata-kata provokatif yang isinya antara lain, 'yang tidak berani lawan Ahok akan masuk neraka. Salatnya, ibadahnya tidak akan diterima Tuhan. Lawan Ahok sampai darah pengha- bisan, tidak usah takut.' "Jelas sudah terhadap saksi Novel telah memiliki sentimen atau ketidaksuka- an secara personal dan me- miliki tujuan menjatuhkan Basuki, jauh sebelum pida- to Basuki di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, sehingga sudah ada niatan untuk mengkrimina- lisasi Basuki Tjahaja Purnama," terangnya. Ia menjelaskan di dalam fakta persidangan yang ber- sesuaian dengan BAP saksi pada tanggal 16 November 2016, pada saat ditanyakan oleh Majelis Hakim bahwa saksi melihat video dari whatsapp yang isinya “ja- ngan mau dibohongi pakai surat Al Maidah 51 ma- cam-macam itu." Hal tersebut jelas bahwa saksi tidak mengetahui secara jelas dan pasti atas kebenaran isi pidato oleh Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu tersebut karena isi pi- dato yang disampaikan oleh saksi tidak lengkap. Laporan Di dalam fakta persi- dangan terungkap bahwa saksi melakukan laporan sebelum adanya pendapat dan sikap keagamaan dari MUI (yang menurut saksi adalah fatwa). Dengan de- mikian dapat dikatakan, pa- da saat melakukan pelapor- an Saksi hanya menyimpul- kan dan berdasarkan asumsi pribadi bahwa Basuki telah menistakan agama. "Di sini jelas atas sikap ketidaksukaan saksi terha- dap Basuki sedari awal pa- dahal seharusnya sebelum melakukan laporan harus- lah melakukan tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu kepada Basuki," jelasnya. Selanjutnya, di dalam fakta persidangan terung- kap, saksi tidak konsisten dalam menerangkan atas keterangan yang dimaksud- kan saksi dalam BAP pada 16 Nopember 2016 pada poin 14. Apakah fatwa atau- kah sikap dan pendapat ka- rena mengenai isi dari kete- rangan saksi di persidangan dengan keterangan dalam BAP tidak sesuai. Trimoelja menegaskan, terhadap keterangan para saksi pelapor dalam BAP, telah jelas dari semua pela- por tidak satu pun yang me- lihat secara langsung pidato Basuki pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. "Namun, hanya berda- sarkan informasi dari orang. Yang kemudian mendengar dan melihat dari unggahan video di Youtube dan atas unggahan tersebut diduga unggahan yang telah di buat komentar sedemikian rupa oleh Buni Yani. Sehingga memiliki makna dan arti berbeda yang kemudian menjadi viral di masyarakat dan menjadi fitnah bagi Basuki. Kemudian menjadi alat untuk mengkriminali- sasi Basuki," ungkapnya. Novel mengatakan, pemberian keterangan ke- saksian yang dia lakukan hanya sebatas pada Surat Al Maidah ayat 51 saja. "Saya tidak berafiliasi ke manapun. Ataupun ke partai politik apa pun. Saya hanya berkutat dengan Al Maidah ayat 51 itu saja," ujar Novel. Lebih lanjut dikatakan Novel, dirinya tidak mau mencampuri urusan yang berada di luar kewenangan- nya. Termasuk soal tafsir Alquran. "Tafsir itu kapasi- tasnya ulama," ujar Novel. [RIA/MIM/LEN/W-11] C alon gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merasa dirugikan karena mengikuti sidang seharian di Gedung Kemtan, Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (3/1). Ia menghadiri sidang keempat kasus pe- nistaan agama yang telah membuatnya menjadi ter- dakwa. Sidang dimulai pukul 09.00 dan berakhir pada pu- kul 20.30 WIB. Akibatnya, ia tidak bisa melakukan kampanye blusukan ke ru- mah-rumah warga. “Makanya, saya merasa dirugikan. Enggak ada waktu untuk kampanye. Karena setiap minggu, satu harian seperti ini,” kata Ahok. Selain menghabiskan waktunya, Ahok juga mera- sa jalannya persidangan ke- marin juga merugikannya. Karena para saksi membe- rikan keterangan yang tidak benar, sehingga menjurus ke arah fitnah. “Itu jelas fitnah, terlalu kejam. Yang pasti enggak bisa pidato 1 jam 40 menit konteks anda comot hanya 13 detik untuk mengatakn saya menista agama. Saya katakan itu suatu fitnah. Saya sudah sampaikan ber- ulang-ulang. Saya enggak mungkin menista agama,” ujarnya. Apalagi di dalam persi- dangan tersebut, ada saksi yang selalu bilang lupa. Semua pertanyaan yang di- ajukan pengacaranya selalu dijawab lupa. “Sampai lulus SD, SMP, SMA dia lupa. Dia mengaku sarjana hukum, padahal Fisip. Ada saksi la- por ke Bareskrim, riwayat hidup dia isi sendiri. Ada saksi mengisi sampai me- nulis alamat kantor di Depok ditulis di Jakarta. Dia menyalahkan polisi yang salah. Padahal dia pa- raf setiap lembar dan tanda tangan. Ada lagi saksi malu mengaku kerja di Pizza Hut, punya orang Amerika. Sengaja ditulis di berita acara diubah (Fitsa Hats). Saya sampai ketawa dita- nyain, akhirnya dia menga- ku enggak perhatikan,” je- lasnya. Ahok melihat saksi-sak- si yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) ti- dak kompeten menjadi sak- si dalam sidang tersebut. “Kita menemukan ada saksi yang sebetulnya bukan advokat, tetapi ia mengaku advokat,” kata Ahok. Saksi dari JPU yang mengaku advokat adalah Gus Joy Setiawan. Padahal ia tidak pernah disumpah sebagai advokat. Hal itu sa- ngat dipersoalkan oleh pengacaranya. “Kita juga menemukan ada saksi yang sebetulnya bukan advokat tetapi meng- aku advokat. Saksi itu Gus Joy. Jadi bukan advokat, enggak pernah disumpah. Pernah orang mempersoal- kan adik saya notaris bukan advokat. Kalau anda pakai dasi advokat, kalau tidak disumpah, anda bisa dipi- dana tujuh tahun. Itu yang kita sampaikan,” jelasnya. Dalam persidangan, ia bersama pengacaranya mendapatkan ternyata saksi rata-rata mengambil 13 de- tik pidatonya dari pidato di Kepulauan Seribunya yang berdurasi satu jam 40 me- nit. Padahal, isi dari pidato- nya merupakan program tentang budidaya Ikan Kerapu bukan dalam rang- ka kampanye. “Tetapi mereka tidak mau mengakui pidato satu jam 40 menit tidak ada hu- bungannya dengan Pilgub. Saya berkali-kali katakan tidak perlu pilih saya, tidak perlu pilih saya. Lalu saya bicara program berkali-ka- li. Jadi pidato saya tentang program budi daya ikan ke- rapu,” ujarnya. Mantan Bupati Belitung Timur ini juga mendapat- kan dari keterangan saksi, ada saksi yang mengaku merupakan pendukung pa- sangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. “Ada juga saksi yang akhirnya mengaku pendu- kung pasangan calon no- mor urut satu. Dia ikut dek- larasi. Dia itu Gus Joy. Dia mengatakan mendukung te- tapi dia jamin objektif, eng- gak akan membelok. Padahal dia habis deklarasi kemudian melaporkan sa- ya,” tuturnya. Ahok menilai, semua saksi pelapor yang hadir dalam persidangan keempat memang hanya ingin diri- nya ditahan dengan mem- buat fitnah bahwa Ahok menistakan agama Islam. Menurutnya, warga di Kepulauan Seribu tidak ada yang marah kepada dirinya atau menuduh Ahok menis- takan agama. "Mereka malah me- nyambut saya dengan baik dan menyajikan sukun go- reng. Kok tiba-tiba salah satu saksi bilang ada video di YouTube yang katanya saya menista agama Islam," kata Ahok. [LEN/W-11] Pengacara Tak Terima Kesaksian Saksi Sidang Seharian, Ahok Merasa Dirugikan SP/JOANITO DE SAOJOAO Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengikuti persidangan lanjutan atas kasusnya di auditorium Kementrian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/1).

Upload: vuongliem

Post on 07-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 28 Rabu, 4 Januari 2017 Pengacara Tak Terima Kesaksian Saksi fileda hari ini, tim penasihat hukum Basuki menyatakan, keterangan saksi-saksi ber- ... isi pidato oleh Basuki Tjahaja

28 Sua ra Pem ba ru an Rabu, 4 Januari 2017

[JAKARTA] Pengacara terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak dapat menerima kesaksian dari saksi Jaksa Penuntut Umum (JPU), terutama Habib Novel Chaid i r Hasan. Kesaksian Novel di-nilai cenderung berdasar-kan asumsi pribadi dan mengarah ke fitnah.

"Sentimen negatif dan kebencian terhadap Basuki sudah ada sebelum kunjung-an ke Kepulauan Seribu," kata salah satu pengacara Ahok, Trimoelja di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1).

Trimoelja menyebut-kan, Novel melaporkan Basuki sebelum ada penda-pat dan sikap Keagamaan d a r i M a j e l i s U l a m a Indonesia (MUI).

Terhadap keterangan dari saksi-saksi yang telah dimintai keterangannya pa-da hari ini, tim penasihat hukum Basuki menyatakan, keterangan saksi-saksi ber-sifat sentimen atau ketidak-sukaan secara personal ter-hadap Basuki.

"Dan bukan berdasar pa-da fakta hukum bahwa Basuki melakukan dugaan tindak pidana, dan terhadap kasus yang kini bergulir diya-kini merupakan crime engi-neering atau telah terencana terhadap Basuki," ujarnya.

Menurutnya, pada 2

September 2016 di rumah Amanah Rakyat di Jalan Cut Nyak Dien 5 Menteng Jakarta, dalam pertemuan dengan judul “Jakarta Tanpa Ahok”, Novel menyampai-kan kata-kata provokatif yang isinya antara lain, 'yang tidak berani lawan Ahok a k a n m a s u k n e r a k a . Salatnya, ibadahnya tidak akan diterima Tuhan. Lawan Ahok sampai darah pengha-bisan, tidak usah takut.'

"Jelas sudah terhadap saksi Novel telah memiliki sentimen atau ketidaksuka-an secara personal dan me-miliki tujuan menjatuhkan Basuki, jauh sebelum pida-

to Basuki di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, sehingga sudah ada niatan untuk mengkrimina-l i sas i Basuki Tjahaja Purnama," terangnya.

Ia menjelaskan di dalam fakta persidangan yang ber-sesuaian dengan BAP saksi pada tanggal 16 November 2016, pada saat ditanyakan oleh Majelis Hakim bahwa saksi melihat video dari whatsapp yang isinya “ja-ngan mau dibohongi pakai surat Al Maidah 51 ma-cam-macam itu."

Hal tersebut jelas bahwa saksi tidak mengetahui secara jelas dan pasti atas kebenaran

isi pidato oleh Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu tersebut karena isi pi-dato yang disampaikan oleh saksi tidak lengkap.

LaporanDi dalam fakta persi-

dangan terungkap bahwa saksi melakukan laporan sebelum adanya pendapat dan sikap keagamaan dari MUI (yang menurut saksi adalah fatwa). Dengan de-mikian dapat dikatakan, pa-da saat melakukan pelapor-an Saksi hanya menyimpul-kan dan berdasarkan asumsi pribadi bahwa Basuki telah menistakan agama.

"Di sini jelas atas sikap ketidaksukaan saksi terha-dap Basuki sedari awal pa-dahal seharusnya sebelum melakukan laporan harus-lah melakukan tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu kepada Basuki," jelasnya.

Selanjutnya, di dalam fakta persidangan terung-kap, saksi tidak konsisten dalam menerangkan atas keterangan yang dimaksud-kan saksi dalam BAP pada 16 Nopember 2016 pada poin 14. Apakah fatwa atau-kah sikap dan pendapat ka-rena mengenai isi dari kete-rangan saksi di persidangan dengan keterangan dalam

BAP tidak sesuai.Trimoelja menegaskan,

terhadap keterangan para saksi pelapor dalam BAP, telah jelas dari semua pela-por tidak satu pun yang me-lihat secara langsung pidato Basuki pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

"Namun, hanya berda-sarkan informasi dari orang. Yang kemudian mendengar dan melihat dari unggahan video di Youtube dan atas unggahan tersebut diduga unggahan yang telah di buat komentar sedemikian rupa oleh Buni Yani. Sehingga memiliki makna dan arti berbeda yang kemudian menjadi viral di masyarakat dan menjadi fitnah bagi Basuki. Kemudian menjadi alat untuk mengkriminali-sasi Basuki," ungkapnya.

Novel mengatakan, pemberian keterangan ke-saksian yang dia lakukan hanya sebatas pada Surat Al Maidah ayat 51 saja.

"Saya tidak berafiliasi ke manapun. Ataupun ke partai politik apa pun. Saya hanya berkutat dengan Al Maidah ayat 51 itu saja," ujar Novel.

Lebih lanjut dikatakan Novel, dirinya tidak mau mencampuri urusan yang berada di luar kewenangan-nya. Termasuk soal tafsir Alquran. "Tafsir itu kapasi-tasnya ulama," ujar Novel. [RIA/MIM/LEN/W-11]

Calon gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

merasa dirugikan karena mengikuti sidang seharian di Gedung Kemtan, Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (3/1). Ia menghadiri sidang keempat kasus pe-nistaan agama yang telah membuatnya menjadi ter-dakwa.

Sidang dimulai pukul 09.00 dan berakhir pada pu-kul 20.30 WIB. Akibatnya, ia tidak bisa melakukan kampanye blusukan ke ru-mah-rumah warga.

“Makanya, saya merasa dirugikan. Enggak ada waktu untuk kampanye. Karena setiap minggu, satu harian seperti ini,” kata Ahok.

Selain menghabiskan waktunya, Ahok juga mera-sa jalannya persidangan ke-

marin juga merugikannya. Karena para saksi membe-rikan keterangan yang tidak benar, sehingga menjurus ke arah fitnah.

“Itu jelas fitnah, terlalu kejam. Yang pasti enggak bisa pidato 1 jam 40 menit konteks anda comot hanya 13 detik untuk mengatakn saya menista agama. Saya katakan itu suatu fitnah. Saya sudah sampaikan ber-ulang-ulang. Saya enggak mungkin menista agama,” ujarnya.

Apalagi di dalam persi-dangan tersebut, ada saksi yang selalu bilang lupa. Semua pertanyaan yang di-ajukan pengacaranya selalu dijawab lupa.

“Sampai lulus SD, SMP, SMA dia lupa. Dia mengaku sarjana hukum, padahal Fisip. Ada saksi la-por ke Bareskrim, riwayat

hidup dia isi sendiri. Ada saksi mengisi sampai me-nulis alamat kantor di Depok ditulis di Jakarta. Dia menyalahkan polisi yang salah. Padahal dia pa-raf setiap lembar dan tanda tangan. Ada lagi saksi malu mengaku kerja di Pizza Hut, punya orang Amerika. Sengaja ditulis di berita acara diubah (Fitsa Hats). Saya sampai ketawa dita-nyain, akhirnya dia menga-ku enggak perhatikan,” je-lasnya.

Ahok melihat saksi-sak-si yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) ti-dak kompeten menjadi sak-si dalam sidang tersebut.

“Kita menemukan ada saksi yang sebetulnya bukan advokat, tetapi ia mengaku advokat,” kata Ahok.

Saksi dari JPU yang mengaku advokat adalah

Gus Joy Setiawan. Padahal ia tidak pernah disumpah sebagai advokat. Hal itu sa-ngat dipersoalkan oleh pengacaranya.

“Kita juga menemukan ada saksi yang sebetulnya bukan advokat tetapi meng-aku advokat. Saksi itu Gus Joy. Jadi bukan advokat, enggak pernah disumpah. Pernah orang mempersoal-kan adik saya notaris bukan advokat. Kalau anda pakai dasi advokat, kalau tidak disumpah, anda bisa dipi-dana tujuh tahun. Itu yang kita sampaikan,” jelasnya.

Dalam persidangan, ia bersama pengacaranya mendapatkan ternyata saksi rata-rata mengambil 13 de-tik pidatonya dari pidato di Kepulauan Seribunya yang berdurasi satu jam 40 me-nit. Padahal, isi dari pidato-nya merupakan program

tentang budidaya Ikan Kerapu bukan dalam rang-ka kampanye.

“Tetapi mereka tidak mau mengakui pidato satu jam 40 menit tidak ada hu-bungannya dengan Pilgub. Saya berkali-kali katakan tidak perlu pilih saya, tidak perlu pilih saya. Lalu saya bicara program berkali-ka-li. Jadi pidato saya tentang program budi daya ikan ke-rapu,” ujarnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini juga mendapat-kan dari keterangan saksi, ada saksi yang mengaku merupakan pendukung pa-sangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

“Ada juga saksi yang akhirnya mengaku pendu-kung pasangan calon no-mor urut satu. Dia ikut dek-

larasi. Dia itu Gus Joy. Dia mengatakan mendukung te-tapi dia jamin objektif, eng-gak akan membelok. Padahal dia habis deklarasi kemudian melaporkan sa-ya,” tuturnya.

Ahok menilai, semua saksi pelapor yang hadir dalam persidangan keempat memang hanya ingin diri-nya ditahan dengan mem-buat fitnah bahwa Ahok menistakan agama Islam.

Menurutnya, warga di Kepulauan Seribu tidak ada yang marah kepada dirinya atau menuduh Ahok menis-takan agama.

"Mereka malah me-nyambut saya dengan baik dan menyajikan sukun go-reng. Kok tiba-tiba salah satu saksi bilang ada video di YouTube yang katanya saya menista agama Islam," kata Ahok. [LEN/W-11]

Pengacara Tak Terima Kesaksian Saksi

Sidang Seharian, Ahok Merasa Dirugikan

sp/Joanito de saoJoao

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengikuti persidangan lanjutan atas kasusnya di auditorium Kementrian pertanian, Jakarta, selasa (3/1).