kekerasan terhadap warga syiah

Upload: irina-natalena-osanti

Post on 15-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pancasila di indonesia

TRANSCRIPT

PANCASILAKEKERASAN TERHADAP WARGA SYIAH DI SAMPANG MADURA OLEH WARGA SUNI

Disusun oleh:IRINA NATALENA OSANTI115130107111015

PROGRAM KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014KEKERASAN TERHADAP WARGA SYIAH DI SAMPANG MADURA OLEH WARGA SUNIKasus syiah di Sampang Madura yang terjadi pada tahun 2011, kasus ini merupakan bentrok antara warga syiah dengan warga suni. Kekerasan terhadap warga syiah di sampan Madura terjadi ketika adanya laporan menganggap bahwa pengikut Tajul Muluk berfaham sesat. Hal .ini dimulai ketika warga syiah dia sampan akan melakukan Maulid Nabi, perayaan Maulid Nabi di Sampang di tentang keras oleh warga Suni. Dengan segala cara warga Suni inin mengagalkan acara perayaan Maulid Nabi. Usaha penggalan acara tersebut dilakukan dengan memblokade tempat acara bersenjatakan clurit, parang, golok, pentungan dan senjata lainnya dan menghadang para warga syiah yang akan menghadiri acara perayaan Maulid Nabi di sampang. Serta ancaman-ancaman terus di lontarkan untuk mengagalkan acara tersebut, dan mengancam akan membakar rumah pimpinan dari pengikut Syiah yaitu Ustad Tajul Muluk. Hal tersebut dilakukan untuk mengusir dan menghilangkan ajaran syiah serta pengikutnya karena dianggap sesat dan meresahkan masyarakat. Puncak terjadinya kekerasan terhadap warga Syiah di Sampang Madura yaitu pada tahun 2012, berawal ketika warna non syiah akan menyerang warga syiah. Ketika kondisi sedang memanas, salah satu warga syiiah berusaha untuk menenangkan masa non syiah, tetapi situasi tidak dapat ditenangkan melainkan warga yang berusaha menenangkan masa terbunuh karena warga non syiah yng bersenjatakan mengeroyok. Sesaat setelah itu warga non syiah menjadi lebih memanas sehingga melempari rumah Tajul Mukul dengan batu, serta mebakar rumah-rumah warga. Kejadian tersebut mengakibatkan banyak korban luka dan meninggal baik itu anak-anak hingga orang dewasa.Dari kasus yang telah saya dapatkan adanya tindakan kekerasan karena adanya perbedaan faham dalam beragama. Dalam kasus ini terjadi pelanggaran terhadap hak asasi manusia, sebagai warga negara Indonesia berhak mendapatkan perilndungan dari negara. Tetapi dari kasus tersebut terlihat adanya pengabaian terhadak hak asasi manusia, ini terlihat dari banyaknya warga syiah yang terluka hingga meninggal dunia hingga pembakarn terhadap tempat tinggal. Sangat disayangkan kekrasan tersebut terjadi karena adanya faktor satu kelompok masyarakat yang tidak sefaham dengan keyakinan pada satu kelompok. Dari kasus tersebut bahwa kekerasan yang terjadi terhadap warga syiah tidak hanya sekali tetapi berulang kali. Ketika kejadian ini telah berulang terjadi maka patut dipertanyakan dimana posisi pemerintah terutama pihak berwenang yang seharusnya dapat memberikan perlindungan dan terhadap warga masyarakat. Ketika tidak ada tindakan dari masyarakat seolah dari pihak pemerintah terus membiarkan hal ini terjadi.Dari kasus kekerasan warga syiah juga terlihat adanya pertentangan terhadap adanya perbedaan aliran agama. Ketika warga non syiah menganggap bahwa aliran syiah merupakan aliran sesat dan meresahkan rakyat. Adanya perbedaan dari aliran agama mengakibatkan mencuatnya perdebatan. Perbedaan aliran tersebut tidak menjunjung tingi nilai-nilai solidaritas kebebasan untuk menganut agama dan nila-nilai keagamaan tidak mampu menjadi pengikat dalam manjalani kehiduman bersama yang saling menghormati dan mengahargai. Negara Indonesia memiliki dasar negara yaitu Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki konsep relositas, konsep humanitas, konsep nasionalitas, konsep sovereinitas, konsep sosialitas.Kasus kekerasan terhadap warga syiah di Sampang Madura terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai yang terkadung dalam pancasila. Konsep religositas yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam konsep religositas bahwa adanya kebersamaan dan mejalin solidaritas ketika adanya perbedaan agama. Dengan konsep religositas diharpakan dalam penyelenggaran negara agama didudukkan dan ditempatkan secara proposional. Karena setiap agama dianggap mengjarkan yang baik dan benar tehadap masyrakat. Sehingga dalam pelaksaan tugas pemerintahan agama menjadi acuan dalam menjalankan tugas. Dalam kehidupan bermasayarakat agama digunakan untuk membangun hubungan yang baik antara setiapa masyrakat sehingga adanya rasa saling mengahargai dan menghormati setiap individu. Dan konsep religositas diharapkan dapt menanamkan toleransi terhadap adanya perbedaan satu sama lain. Peristawa kekerasan terhadap warga syiah menggambarkan bahwa adanya penurunan terhadap pemaham toleransi antara perbedaan. Dari pebedaan tersebut terjadilah pertentangan sehingga tidak memegang lagi terhadap Hak Asasi Manusia. Pancasila yang memiliki konsep humanitas yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap. Menggambarkan bahwa setiap warga negara Indosia harus diperlakukan sesuai dengan hakikat, martabat, dan kodratnya. Setiap manusia bebas mengungkapakan pendapat, bebas dalam berfikir, serta bebas dalam menetukan pilihan hidupnya. Kekerasan pada warga syiah sehingga mengakibatkan banya warga luka-luka dan meninggal duni, serta pembakaran rumah menggambarkan adanya kelunturan masyrakat dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia. Warga syiah tidak diperlakukan sesuai dengan martabat dan kodratnya sehingga tidak memperoleh hak yang sepenuhnya. Penangan pemrintan terhadap kekerasan warga Syiah di Sampang Madura di anggap lamabat, sehingga masyrakat tidak segera mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap bahwa hubungan manusia dilandasi adanya rasa saling menyayangi. Adanya saling melayani dan saling membantu ketika terjadi kesusahan. Untuk mewujudkan kehidupan yang sejahteran dan terciptanya hubungan yang harmonis dalam setiap hubungan masyarakat. Dan jua melalu konsep humanitas ini diharapkan agar setiap manusia mampu mengendalikan dirinyan yaitu tidak menganggap dirinya yang paling hebat, paling benar, paling berkuasa dan tidak mengabaikan atau meremehkan orang lain atau suatu kelompok. Kekerasan terhadap warga syiah juga terjadi karena tidak adannya kemampuan dalam mengendalikan dirinya sehingga satu kelompok dengan kelompok yang lain menganggap bahwa kelomponya yang palin benar. Ketika tidak dapat saling menerima dan mengendalikan diri masing maka konflik yang ada terus memanas dan sulit dikendalikan karena kekerasan antara dua kelompok.Oleh karena itu dalam mengatasi kasus syiah tersebut perlu dilakukan penyelesaian secara musyawarah sehingga tidak terjadi kesalahpahaman anatar keduabelah pihak agar tidak terjadi kekerasan lagi. Dan dari pemerintah melakukan tindakan tegas untuk menengahi kasus tersebut, dan pemerintah dapat bertindak dengan cepat sehingga masyrakat dapat dengan cepat mendapatkan perlindungan. Keterlamabatan dalam penangan kasus mengakibatkan tidak tercapainya hak asasi manusia yang sebaiknya diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia.