kekentalan (viskositas) olixa.yimg.com/.../1819711896/name/laporan+b3+oli+bekas.docx · web...

56
MAKALAH PENGELOLAAN B3 (TL-3204) EVALUASI PENGELOLAAN OLI BEKAS SEBAGAI LIMBAH B3 Disusun Oleh: Stisya Iadha (15307082) Asistia Krisanti (15307084) Mariana Marselina (15307086) Icha Yulianis (15307088) Karinta Utami (15307090) Raisha Anindhyta (15307092) Adithyanti Febriana (15307094) Saniya Niska (15307096) Arsyi Nur Fitri (15307098) Yogi Pratama (153070100) 0

Upload: vonga

Post on 01-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

MAKALAH PENGELOLAAN B3 (TL-3204)

EVALUASI PENGELOLAAN OLI BEKAS SEBAGAI LIMBAH B3

Disusun Oleh:Stisya Iadha (15307082)

Asistia Krisanti (15307084)Mariana Marselina (15307086)

Icha Yulianis (15307088)Karinta Utami (15307090)

Raisha Anindhyta (15307092)Adithyanti Febriana (15307094)

Saniya Niska (15307096)Arsyi Nur Fitri (15307098)Yogi Pratama (153070100)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2010

0

Page 2: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLimbah B3 merupakan limbah yang perlu ditangani secara khusus. Limbah B3 dapat

diidentifikasikan menurut sumber dan atau uji karakteristik dan atau uji toksikologi. Hal

ini terdapat dalam PP 85/1999, pasal 7 yang berbunyi sebagai berikut:

1. Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi:

a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;

b. Limbah B3 dari sumber spesifik;

c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan

buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

2. Uji karakteristik limbah B3 meliputi :

a. mudah meledak;

b. mudah terbakar;

c. bersifat reaktif;

d. beracun;

e. menyebabkan infeksi; dan

f. bersifat korosif.

Oli bekas dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia seperti indusri, pertambangan,

dan usaha perbengkelan. Oli bekas termasuk dalam limbah B3 yang mudah terbakar

sehingga bila tidak ditangani pengelolaan dan pembuangannya akan membahayakan

kesehatan mausia dan lingkungan.

Pengelolaan oli bekas ini berupaya agar oli bekas yang dihasilkan tidak mencemari

lingkungan dan sifat oli bekas menjadi lebih tidak berbahaya. Selain itu, pengelolaan

oli bekas bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.

Selain itu, apabila penanganan oli bekas dilakukan dengan baik, maka akan bisa

memberikan keuntungan bagi si pengelola oli bekas dan juga pengurangan biaya

produksi bagi industri yang memanfaatkan kembali oli bekas sebagai pelumas

berbagai peralatan, karena oli bekas masih bisa dimanfaatkan untuk pelumas lagi

dengan cara pemakaian yang berbeda dari sebelumnya.

1

Page 3: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

1.2 Tujuan1. Mengetahui proses cradle to grave oli bekas

2. Mengetahui kasus yang pernah terjadi sebagai akibat penanganan oli bekas

yang tidak baik

3. Mengevaluasi proses penanganan oli bekas yang seharusnya dilakukan untuk

pencegahan kasus yang telah terjadi dan terjadinya kasus baru

2

Page 4: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Timbulan limbah B3 yang semakin meningkat dikhawatirkan menimbulkan dampak yang

lebih luas terhadap kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup.

Pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan proses cradle to grave yang bertujuan

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, yang diakibatkan oleh

pencemaran bahan berbahaya dan beracun . Disamping itu juga ditujukan untuk penurunan

beban pencemaran limbah B3 serta peningkatan kewaspadaan terhadap penyelundupan

B3.

B3 merupakan ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup, sehingga

memerlukan penanganan dan teknik khusus untuk mengurangi atau menghilangkan

bahayanya.

B3 ini tidak dapat dikelola seperti mengelola sampah kota yang biasanya menggunakan

kendaraan sampah, tempat pembuangan akhir atau pembakaran dengan alat pembakar

sampah kota, hal ini disebabkan:

1. B3 mengandung zat beracun yang apabila tercuci dapat mencemarkan air

permukaan dan air tanah disekitar tempat penanamannya yang akibatnya dapat

menimbulkan penyakit dan dapat meracuni masyarakat yang menggunakan air

tersebut.

2. B3 dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan baik dalam pengangkutan sampah

maupun dilokasi pembuangan akhir.

3. B3 dapat membakar kulit jika tidak ditangani dengan hati-hati dan aman.

4. B3 dapat menghasilkan gas beracun yang dapat terhirup oleh masyarakat yang

bermukim dis sekitar lokasi pembuangan akhir.

5. B3 dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan antara petugas dan masyarakat

yang bermukim disekitarnya.

Salah satu limbah B3 yang perlu mendapatkan penanganan khusus karena dihasilkan

dalam jumlah yang tinggi pada masyarakat adalah oli bekas.

Oli bekas tentu dihasilkan dari penggunaan oli untuk berbagai aktivitas manusia seperti

perindustian, bengkel, dan penggunaan kendaraan bermotor.

3

Page 5: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

2.1 Pengertian Pelumas (Oli)Pelumas atau oli merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi sebaga pelicin, pelindung,

dan pembersih bagi bagian dalam mesin. Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang

merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang

mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE

15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli

tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan

dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk

kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli

akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun.

Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka

kekentalan 40-50 menurut standar SAE

2.2 Fungsi Pelumas Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan

mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli

mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam

dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan.

Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki

sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada

kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin

bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat

menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

2.3 Sifat-sifat Oli Mesina. Lubricant oli mesin bertugas melumasi permukaan logam yang saling bergesekan

satu sama lain dalam blok silinder. Caranya dengan membentuk semacam lapisan

film yang mencegah permukaan logam saling bergesekan atau kontak secara

langsung.

b. Coolant pembakaran pada bagian kepala silinder dan blok mesin menimbulkan suhu

tinggi dan menyebabkan komponen menjadi sangat panas. Jika dibiarkan terus

maka komponen mesin akan lebih cepat mengalami keausan. Oli mesin yang

bersirkulasi di sekitar komponen mesin akan menurunkan suhu logam dan menyerap

panas serta memindahkannya ke tempat lain.

c. Sealant oli mesin akan membentuk sejenis lapisan film di antara piston dan dinding

silinder. Karena itu oli mesin berfungsi sebagai perapat untuk mencegah

4

Page 6: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

kemungkinan kehilangan tenaga. Sebab jika celah antara piston dan dinding silinder

semakin membesar maka akan terjadi kebocoran kompresi.

d. Detergent kotoran atau lumpur hasil pembakaran akan tertinggal dalam komponen

mesin. Dampak buruk 'peninggalan' ini adalah menambah hambatan gesekan pada

logam sekaligus menyumbat saluran oli. Tugas oli mesin adalah melakukan

pencucian terhadap kotoran yang masih 'menginap'.

e. Pressure absorbtion oli mesin meredam dan menahan tekanan mekanikal

setempat yang terjadi dan bereaksi pada komponen mesin yang dilumasi.

Kekentalan oli mesin Viskositas atau tingkat kekentalan oli mesin menunjukkan ketebalan

atau kemampuan untuk menahan aliran cairan. Sifat oli jika suhunya panas akan mudah

mengalir dengan cepat alias encer. Sebaliknya jika suhu oli dingin maka akan sulit mengalir

atau mudah mengental. Meski demikian setiap merek dan jenis oli mempunyai tingkat

kekentalan yang telah disesuaikan dengan maksud dan tujuan penggunaannya. Karena itu

ada oli yang sengaja dibuat kental atau encer sesuai kebutuhan pemakai.

Tingkat viskositas oli dinyatakan dalam angka indeks kekentalan. Semakin besar angkanya

maka berarti kian kental olinya. Dan sebaliknya juga kalau angka indeksnya semakin

mengecil tentu olinya bertambah encer.

2.4 Jenis Oli

a. Oli MineralOli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang

telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika

telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung

menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit

(sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya

dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

b. Oli SintetisOli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih

dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan

oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan

sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju

polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis

cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak

bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga

5

Page 7: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan

kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

2.5 Kekentalan (Viskositas) Oli

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan

dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli

langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung

benturan antar permukaan logam.

Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar

terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka

lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi

kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.

Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada

temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang

dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi

atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.

Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of

Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30

berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada

suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.

Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil

sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih

sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah

kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada

6

Page 8: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan

lebih tinggi.

Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli

kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.

Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat

Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.

1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia

2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris

3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia

2.6 Kualitas OliKualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai

diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori

sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin

kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan

mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.

Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi)

untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy

duty dan mesin diesel. Contohnya katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan

mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan

oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa

pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent

untuk menjaga oli tetap bersih.

Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi

diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya.

API Service RatingUntuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun, pada

saat ini bisa juga dirunut dari katagori SF mengingat banyaknya katagori yang akan keluar.

API mesin bensinSM (Current)

7

Page 9: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat

ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga

temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.

SL (Current)

Merupakan katagori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini

didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa

mengkonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir

ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya

SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua

SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya

SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya

SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

API mesin diesel

CJ-4

Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain

untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4

memiliki kriteria performa lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API

CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga

mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.

8

Page 10: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

CI-4

Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang

didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan

menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin

yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4

dan CH-4.

CH-4

Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk

memenuhi memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta

kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.

CG-4

Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines.

Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok

untuk standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.

CF-4

Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated

dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.

CF-2

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai

pada oli CD-II.

CF

Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang

memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti

pada oli CD.

2.7 Kontaminasi OliKontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli.

Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni :

1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga,

besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.

2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat

sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding

selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan

kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.

3. Bahan Bakar

4. Air

9

Page 11: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

5. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan

gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin

kurang memadai.

6. Ethylene gycol (anti beku)

7. Produk-produk belerang/asam. Produk-produk oksidasi Mengakibatkan oli

bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.

2.8 Karakteristik Oli BekasOli bekas seringkali diabaikan penanganannya setelah tidak bisa digunakan kembali.

Padahal, jika asal dibuang dapat menambah pencemaran di bumi kita yang sudah banyak

tercemar. Jumlah oli bekas yang dihasilkan pastinya sangat besar. Bahaya dari

pembuangan oli bekas sembarangan memiliki efek yang lebih buruk daripada efek

tumpahan minyak mentah biasa.

Ditinjau dari komposisi kimianya sendiri, oli adalah campuran dari hidrokarbon kental

ditambah berbagai bahan kimia aditif. Oli bekas lebih dari itu, dalam oli bekas terkandung

sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat asam dan korosif, deposit, dan logam berat

yang bersifat karsinogenik.

Berdasarkan data yang diperoleh, kapasitas oli yang diproduksi oleh Pertamina adalah

sekitar 450.000 kiloliter per tahun, belum lagi tambahan kapasitas dari ratusan merek oli

yang membanjiri pasar pelumas tanah air, untuk konsumsi kendaraan bermotor, industri dan

perkapalan.

Sampai saat ini usaha yang di lakukan untuk memanfaatkan oli bekas ini antara lain :

Dimurnikan kembali (proses refinery) menjadi refined lubricant. Orang tidak banyak

yang tertarik untuk berbisnis di bidang ini karena cost yang tinggi relatif terhadap

lube oil blending plant (LOBP) dengan bahan baku fresh, sehingga harga jual

ekonomis-nya tidak akan mampu bersaing di pasaran.

Digunakan sebagai Fuel Oil / minyak bakar. Yang masih menjadi kendala adalah

tingkat emisi bahan bakar ini masih tinggi.

Perlu dipertimbangkan beberapa hal mengenai pentingnya pemanfaatan kembali oli bekas :

Dari tahun ke tahun, regulasi yang pro terhadap teknologi ramah lingkungan akan

semakin strick. Mungkin saja suatu saat nanti, produsen oli juga harus bertanggung

jawab atas oli bekas yang dihasilkan, sehingga akan muncul berbagai teknologi

pemanfaatan oli bekas.

10

Page 12: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Kedepan, cadangan minyak mentah akan semakin terbatas, berarti harga minyak

mentah akan semakin melambung. Used-Oil refinery akan semakin kompetitif

dengan LOBP konvensional.

2.9 Oli bekas termasuk limbah B3Berdasarkan kriteria limbah yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, oli bekas

termasuk kategori limbah B3. Meski oli bekas masih bisa dimanfaatkan, bila tidak dikelola

dengan baik, ia bisa membahayakan lingkungan.  Sejalan dengan perkembangan kota dan

daerah volume oli bekas terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan

bermotor dan mesin-mesin bermotor. Didaerah pedesaan sekalipun, sudah bisa ditemukan

bengkel-bengkel kecil, yang salah satu limbahnya adalah oli  bekas. Dengan kata lain,

penyebaran oli  bekas sudah sangat luas dari kota besar sampai ke wilayah pedesaan di

seluruh Indonesia.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sebagian tugas Pemerintah Pusat

didelegasikan ke pemerintah daerah. Pendelegasian itu merupakan amanat Undang-

Undang no 32 tahun 2004.  Kewenangan pemerintah daerah dijabarkan dalam Peraturan

Pemerintah no 38 tahun 2007. (perlu 3 tahun lebih untuk menjabarkan UU menjadi PP). 

Berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah

tersebut termasuk kewenangan dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup.

Akan tetapi ada hal yang agak kurang rasional dalam PP 38/2007 khususnya dalam hal

pengelolaan limbah B3, terutama untuk oli bekas. Sebelum PP 38/2007 terbit, praktis segala

sesuatu tentang kewenangan pengaturan, pengendalian limbah B3 berada pada Pemerintah

Pusat yaitu pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Kewenangan itu termasuk

pemberian perijinan untuk pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan dan

pengolahan limbah B3. Sesuai PP 38/2007, kewenangan untuk pengaturan dan

pengendalian kegiatan pengumpulan limbah B3 diberikan kepada Pemerintah Daerah

(Kabupaten dan Kota). Artinya pemerintah Kota atau Kabupaten diberi kewenangan untuk

mengatur dan memberikan ijin bagi kegiatan pengumpulan sementara limbah B3. Anehnya

kewenangan pengumpulan itu mempunyai pengecualian, yaitu untuk pengumpulan limbah

B3 oli bekas. 

Berdasarkan PP 38/2007, kewenangan untuk perijinan dan pengendalian oli bekas mulai

dari pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan sepenuhnya berada pada

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Ini artinya bila ada bengkel sepeda motor di kota-

kots besar, maka si pengusaha bengkel harus mengajukan permohonan ijin penyimpanan

oli bekas ke KNLH di Jakarta. Pengusaha kecil seperti bengkel sepeda motor, kalau diminta

11

Page 13: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

mengurus ijin ke jakarta, maka ia akan memilih tidak mempunyai ijin. Ketentuan ini jelas

tidak rasional, kegiatan yang justru sudah sangat banyak di daerah, tetapi kewenangan

pengaturannya di Pemerintah Pusat.

Akibat dari ketentuan PP38/2007 untuk oli bekas yang demikian, sudah dapat diduga,

semakin banyak kegiatan pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan oli

bekas yang tidak bisa dikontrol. Adalah tidak masuk akal kalau KNLH mampu melakukan

pengawasan dan pengendalian terhadap oli bekas di seluruh Indonesia. KNLH tidak

mempunyai perangkat dan instrumen untuk melakukan pengawasan sampai keseluruh

daerah.

Seharusnya kegiatan yang sudah sangat tinggi volumenya seperti oli bekas, maka

kewenangan pengawasannya diberikan kepada pemerintah daerah. Terlepas dari segala

kekurangan pemerintah daerah dalam melakukan tugas tersebut, tetapi secara rasional,

pengawasan oli bekas tidak mungkin dilakukan oleh KNLH dari Jakarta. Adalah sangat tidak

masuk akal, kalau kebijakan seperti ini terus dipertahankan oleh KNLH.

2.10 Akibat Pembuangan Oli BekasJika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya berurusan dengan olinya

sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila dibuang sembarangan akan

menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas mengandung sejumlah zat yang bisa

mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas itu mungkin saja mengandung logam, larutan

klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu liter oli bekas bisa merusak jutaan liter air segar

dari sumber air dalam tanah.

Limbah khusus untuk oli bekas lebih lanjut diatur dengan Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-225/BAPEDAL/08/1996 tentang

syarat-syarat penyimpanan dan pengumpulan limbah oli dan minyak pelumas. Ia

menuturkan limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dan dibuang secara

sembarangan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Oli bekas juga dapat menyebabkan tanah kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan

sifatnya yang tidak dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air, selain itu

sifatnya mudah terbakar yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3).

Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang

tak dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan memakan ruang di

12

Page 14: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain masih mengandung residu oli, juga terbuat

dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara biologis. Karena itulah limbah dari ketiga

komponen itu mesti dikelola dengan baik. Bukanlah hal yang sulit untuk mendaurulang

ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk yang bermanfaat dan tidak lagi menjadi

ancaman lingkungan.

Oli bekas memiliki pasar yang bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan

kembali sifat pelumasannya. Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah

sepertiga dari yang dibutuhkan untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik.

Oli daur ulang juga bisa digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk

membangun jalan raya. Oli daur uang pun bisa digunakan untuk bahan bakar.

Saringan oli bekas jugatidak sulit memprosesnya. Pertama dicabik-cabik, kemudian dilebur

dan dijadikan bahan baku produk-produk logam seperti jarum, kawat dan produk-produk

lainnya. Sedangkan wadah plastiknya bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga,

pipa dan bernagai keperluan lainnya.

2.11 Pemanfaatan Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar Mesin Diesel Limbah oli atau limbah minyak pelumas residu dari oli murni atau vaseline berada di antara

C16 sampai ke C20. Di indonesia jumlah limbah pelumas bekas pada tahun 2003 sekitar 465

juta liter pertahun ( www. wikipedia.com ), dan untuk di daerah Riau limbah ini mencapai 54

juta liter pertahun ( sumber Riau Pos ) . Sumber dari limbah ini berasal dari berbagai

aktivitas sarana mesin serta industri. Proses yang dilakukan melalui tahapan absorpsi dan

distilasi ( untuk mengolah oli bekas menjadi sampel bahan bakar). Tahapan berikutnya

dilakukan uji karakteristik syarat bahan bakar berupa : uji bilangan oktan untuk melihat

kandungan unsur-unsur kimia, titik nyala, bilangan karbon dan residu bahan bakar serta

menentukan beberapa parameter fisisnya antara lain: viskositas, konduktivitas dan indeks

bias.

Hasil karakteristiknya akan dibandingkan dengan karakteristik solar atau mendekati. Sampel

akhir yang diinginkan dari riset ini, bila diuji pada setiap mesin diesel tidak ada modifikasi

pada mesin, artinya sampel ini tidak akan memberi efek atau cocok dengan jenis mesin

diesel apapun. Limbah oli bekas yang setiap bulan banyak dihasilkan di Riau akan

dimanfaatkan melalui pengolahan khusus. Bila keberadaanya diolah dengan proses dan

teknik yang tepat sebenarnya menghasilkan prospek ekonomi cukup menjanjikan di masa

depan. Selanjutnya untuk proses mengolah, direncanakan akan didisain atau dirancang

sistem dengan membuat prototipe mesin pengolahnya dengan serangkaian proses absorpsi

13

Page 15: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

dan distilasi satu tabung melalui beberapa uji karakteristik kimia dan fisika untuk syarat-

syarat bahan oli bekas.

2.12 Proses Pengolahan Oli BekasTahap pertama merupakan pemisahan air dari oli bekas, proses ini menghasilkan limbah air

yang berasal dari campuran oli bekas.

Tahap kedua memisahkan kotoran dan aditif nya (penambahan bahan kimia). Tahap ketiga

dilakukan untuk perbaikan warna, mengasilkan bahan dasar pelumas (bdp) dan limbah

lempung. Yang terakhir mengolah bahan dasar menjadi pelumas atau disebut juga dengan

blending.

Tiga Tahapan Daur Ulang oli BekasCara pertama, daur ulang oli bekas menggunakan asam kuat untuk memisahkan kotoran

dan aditif dalam oli bekas. kemudian dilakukan pemucatan dengan lempung. Produk yang

dihasilkan bersifat asam dan tidak memenuhi syarat.

Cara kedua, campuran pelarut alkohol dan keton digunakan untuk memisahkan kotoran dan

aditif dalam oli bekas. Campuran pelarut dan pelumas bekas yang telah dipisahkan di

fraksionasi untuk memisahkan kembali pelarut dari oli bekas. Kemudian dilakukan proses

pemucatan dan proses blending serta reformulasi untuk menghaasilkan pelumas siap pakai.

Cara ketiga. pada tahap awal digunakan senyawa fosfat dan selanjutnya dilakukan proses

perkolasi dan dengan lempung serta dikuti proses hidrogenasi.

Selain daripada itu, jika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya

berurusan dengan olinya sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila

dibuang sembarangan akan menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas mengandung

sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas itu mungkin saja

mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu liter oli bekas bisa

merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.

Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang

tak dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan memakan ruang di

tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain masih mengandung residu oli, juga terbuat

dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara biologis.

Karena itulah limbah dari ketiga komponen itu mesti dikelola dengan baik. Bukanlah hal

yang sulit untuk mendaurulang ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk yang

bermanfaat dan tidak lagi menjadi ancaman lingkungan.

14

Page 16: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Oli bekas memiliki pasar yang bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan

kembali sifat pelumasannya. Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah

sepertiga dari yang dibutuhkan untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik.

Oli daur ulang juga bisa digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk

membangun jalan raya. Oli daur uang pun bisa digunakan untuk bahan bakar. Saringan oli

bekas juga tidak sulit memprosesnya. Pertama dicabik-cabik, kemudian dilebur dan

dijadikan bahan baku produk-produk logam seperti jarum, kawat dan produk-produk lainnya.

Sedangkan wadah plastiknya bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga, pipa dan

bernagai keperluan lainnya.

15

Page 17: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

BAB IIICRADLE TO GRAVE OLI BEKAS

3.1 Produksi Oli BekasOli bekas yang merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) banyak

dihasilkan dari bengkel mobil atau motor. Oli banyak digunakan sebagai pelumas mesin

mobil dan kebanyakan penghasilnya banyak yang masih sembarangan menampung oli

bekas. Oleh karena itu, karena disinyalir mengandung limbah B3,maka dikeluarkan surat

BLH No. 458.41/PPL-B3/2009 tentang imbauan pengelolaan oli bekas agar semua pemilik

atau pengusaha bengkel kendaraan bermotor bisa mengelola limbah dengan baik.

PURWAKARTA, (PRLM).- Para pemilik bengkel mobil maupun motor yang ada di

Purwakarta sekarang ini tidak boleh sembarangan dalam menampung oli bekas. Pasalnya

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Purwakarta telah mengeluarkan imbauan

tentang pengelolaan oli bekas karena disinyalir mengandung limbah berbahaya dan beracun

(B3). Kepala BLH Purwakarta, Dwi Sutrisno yang didampingi Kasubid Pengendalian

Pencemaran Limbah Padat dan B3, Uu Nurjaman mengatakan, untuk mensosialisasikan

adanya surat BLH nomor 458.41/PPL-B3/2009 tentang imbauan pengelolaan oli bekas

dalam waktu dekat ini semua pemilik/pengusaha bengkel kendaraan bermotor akan

dikumpulkan di BLH Purwakarta untuk mendapatkan penjelasan mengenai keharusan

limbah oli bekas dikelola dengan baik.

Dalam surat itu disebutkan sehubungan dengan aktivitas kegiatan usaha/bengkel yang

menghasilkan oli bekas yang termasuk ke dalam salah satu jenis limbah B3 terdapat

bebeberapa ketentuan yang harus diatur yaitu pemilik/pengusaha bengkel harus

membangun tempat penampungan sementara (TPS) limbah B3 yang berdasarkan kepada

peraturan Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Menurut Nurjaman, setelah membangun

TPS limbah B3 sebagai tempat penampungan oli bekas yang harus mendapatkan

rekomendasi dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup, juga setiap tiga bulan sekali

harus memberikan laporan dari kegiatan pengolahan limbah oli bekas itu kepada Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Purwakarta.

Berdasarkan pengamatan "PRLM", sekarang ini jumlah bengkel atau usaha perbengkelan di

Purwakarta terutama yang menyediakan jasa ganti oli semakin bertebaran di berbagai

tempat. Oli bekas yang ada sementara ini ditampung dalam suatu tempat seperti drum atau

sejenisnya. Padahal dalam aturan tempat penampungan sementara itu harus mendapat

16

Page 18: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

rekomendasi dari Kemeneg Lingkungan Hidup. Jika kita bicara material oli pelumas bekas,

maka itu tidak hanya berurusan dengan olinya sendiri, melainkan juga wadah dan saringan

oli. Ketiganya, bila dibuang sembarangan akan menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas

mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas itu mungkin

saja mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu liter oli bekas

bisa merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.

Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang

tak dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan memakan ruang di

tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain masih mengandung residu oli, juga terbuat

dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara biologis.

Karena itulah limbah dari ketiga komponen itu mesti dikelola dengan baik. Bukanlah hal

yang sulit untuk mendaurulang ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk yang

bermanfaat dan tidak lagi menjadi ancaman lingkungan. Oli bekas memiliki pasar yang

bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan kembali sifat pelumasannya.

Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah sepertiga dari yang dibutuhkan

untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik. Oli daur ulang juga bisa

digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk membangun jalan raya. Oli daur

uang pun bisa digunakan untuk bahan bakar.

Saringan oli bekas jugat idak sulit memprosesnya. Pertama dicabik-cabik, kemudian dilebur

dan dijadikan bahan baku produk-produk logam seperti jarum, kawat dan produk-produk

lainnya. Sedangkan wadah plastiknya bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga,

pipa dan bernagai keperluan lainnya.

3.2 Penyimpanan Oli BekasPenyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan

segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya

limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat

dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan

limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman karakteristik limbah B3,

maka dalam pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat sehingga limbah dapat

disimpan dengan aman.

Sejalan dengan perkembangan kota dan daerah, volume minyak pelumas bekas terus

meningkat seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan mesin-mesin

17

Page 19: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

bermotor. Di daerah pedesaan sekalipun, sudah bisa ditemukan bengkel-bengkel kecil, yang

salah satu limbahnya adalah oli  bekas. Dengan kata lain, penyebaran oli  bekas sudah

sangat luas dari kota besar sampai ke wilayah pedesaan di seluruh Indonesia.

Menurut Keputusan Kepala Bapedal No. 255 Tahun 1996 tentang Tata Cara dan

Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas pasal 1(1), oli bekas

atau minyak pelumas bekas (selanjutnya disebut minyak pelumas bekas) adalah sisa pada

suatu kegiatan dan/atau proses produksi. Berdasarkan kriteria limbah yang dikeluarkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup, minyak pelumas bekas termasuk kategori limbah B3. Meski

minyak pelumas bekas masih bisa dimanfaatkan, bila tidak dikelola dengan baik, ia bisa

membahayakan lingkungan.

Minyak pelumas bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah, dan

air. Minyak pelumas bekas itu mungkin saja mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat

pencemar lainnya. Satu liter minyak pelumas bekas bisa merusak jutaan liter air segar dari

sumber air dalam tanah. Apabila limbah minyak pelumas tumpah di tanah akan

mempengaruhi air tanah dan akan berbahaya bagi lingkungan. Hal ini dikarenakan minyak

pelumas bekas dapat menyebabkan tanah kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan

sifatnya yang tidak dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air, selain itu

sifatnya mudah terbakar  yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3).

Menurut Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan

Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, ukuran

tempat penyimpanan minyak pelumas bekas berukuran 2m x 2m. Kemasan dapat terbuat

dari bahan plastik (HDPE, PP, atau PVC) atau bahan logam (teflon, baja karbon, SS304,

SS316 atau SS440) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tersebut tidak

bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya. Kemasan (drum, tong, atau bak

kontainer)yang digunakan harus:

a) Dalam kondisi baik, tidak bocor, berkarat, atau rusak;

b) Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah B3 yang akan disimpan;

c) Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya;

d) Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan

pemindahan atau pengangkutan.

18

Page 20: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Terhadap kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang tata cara dan

persyaratan bagi penyimpanan limbah B3. Untuk mencegah resiko timbulnya bahaya

selama penyimpanan, maka jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus

mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan

gas, atau terjadinya kenaikan tekanan. Terhadap drum/tong atau bak kontainer yang telah

berisi limbah B3 dan disimpan di tempat penyimpanan harus dilakukan pemeriksaan kondisi

kemasan sekurang-kurangnya satu minggu satu kali. Pemeriksaan tersebut meliputi:

a) apabila diketahui ada kemasan yang mengalami kerusakan (karat atau bocor),

maka isi limbah B3 tersebut harus segera dipindahkan ke dalam drum/tong yang

baru, sesuai dengan ketentuan,

b) apabila terdapat ceceran atau bocoran limbah, maka tumpahan limbah tersebut

harus segera diangkat dan dibersihkan, kemudian disimpan dalam kemasan

limbah B3 terpisah.

Untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan, tangki wajib dilengkapi dengan

penampungan sekunder. Penampungan sekunder dapat berupa satu atau lebih dari

ketentuan berikut : pelapisan (di bagian luar tangki); tanggul (vault;berm) dan atau tangki

berdinding ganda, dengan ketentuan bahwa penampungan sekunder tersebut harus:

a) dibuat atau dilapisi dengan bahan yang saling cocok dengan limbah B3 yang

disimpan serta memiliki ketebalan dan kekuatan memadai untuk mencegah

kerusakan akibat pengaruh tekanan;

b) ditempatkan pada pondasi atau dasar yang dapat mendukung ketahanan tangki

terhadap tekanan dari atas dan bawah dan mampu mencegah kerusakan yang

diakibatkan karena pengisian, tekanan, atau uplift;

19

Page 21: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

c) dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran yang dirancang dan dioperasikan 24

jam sehingga mampu mendeteksi kerusakan pada struktur tangki primer dan

sekunder, atau lepasnya limbah B3 dari sistem penampungan sekunder;

d) penampungan sekunder dirancang untuk dapat menampung dan mengangkat

cairan-cairan yang berasal dari kebocoran,ceceran, atau presipitasi.

Limbah yang disimpan tidak melebihi waktu 90 hari dan wajib diupayakan langsung

diangkut/dibawa oleh perusahaan pengumpul dan atau ke fasilitas pengolahan, diupayakan

3R, dimanfaatkan oleh pihak lain yang telah mempunyai izin pemanfaatan dari KLH-RI.

Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 255 Tahun 1996 tentang Tata Cara dan

Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas, tatacara

penyimpanan minyak pelumas bekas harus memperhatikan :

a) karakteristik pelumas bekas yang disimpan;

b) kemasan harus sesuai dengan karakteristik pelumas bekas dapat berupa drum atau

tangki;

c) pola penyimpanan dibuat dengan sistem blok, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan

menyeluruh terhadap setiap kemasan jika terjadi kerusakan dan apabila terjadi

kecelakaan dapat segera ditangani;

d) lebar gang antar blok harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk

lalu lintas manusia, dan kendaraan pengangkut (forklift);

e) penumpukan kemasan harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika

berupa drum (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis

dialasi dengan palet dan bila tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat

dan plastik, maka harus dipergunakan rak;

f) lokasi peyimpanan harus dilengkapi dengan tanggul di sekelilingnya dan dilengkapi

dengan saluran pembuangan meriuju bak penampungan yang kedap air. Bak

penampungan dibuat mampu menampung 110 % dari kapasitas volume drum atau

tangki yang ada di dalam ruang penyimpanan, serta tangki harus diatur sedemikian

sehingga bila terguling tidak akan menimpa tangki lain;

g) mempunyai tempat bongkar muat kemasan yang memadai dengan lantai yang kedap

air.

Adapun persyaratan untuk bangunan pengumpulan antara lain:

a) lantai harus dibuat kedap terhadap minyak pelumas bekas, tidak bergelombang,

kuat, dan tidak retak;

20

Page 22: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

b) konstruksi lantai dibuat melandai turun ke arah bak penampungan dengan

kemiringan maksimum 1 %;

c) bangunan harus dibuat khusus untuk fasilitas pengumpulan minyak pelumas bekas;

d) rancang bangun untuk penyimpanan/pengumpulan dibuat beratap yang dapat

mencegah terjadinya tampias air hujan ke dalam tempat penyimpanan atau

pengumpulan;

e) bangunan dapat diberi dinding atau tanpa dinding, dan apabila bangunan diberi

dinding bahan bangunan dinding dibuat dari bahan yang mudah didobrak.

Berdasarkan PP 38/2007, kewenangan untuk perijinan dan pengendalian minyak pelumas

bekas, mulai dari pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan,

sepenuhnya berada pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Ketentuan ini jelas tidak

rasional, kegiatan yang justru sudah sangat banyak di daerah, tetapi kewenangan

pengaturannya di Pemerintah Pusat. Akibat dari ketentuan PP 38/2007 untuk minyak

pelumas bekas tersebut, sudah dapat diduga semakin banyak kegiatan pengumpulan,

penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan minyak pelumas bekas yang tidak bisa

dikontrol. Adalah tidak masuk akal jika KLH mampu melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap minyak pelumas bekas di seluruh Indonesia. KLH tidak mempunyai

perangkat dan instrumen untuk melakukan pengawasan sampai keseluruh daerah.

Seharusnya kegiatan yang sudah sangat tinggi volumenya seperti minyak pelumas bekas,

maka kewenangan pengawasannya diberikan kepada pemerintah daerah. Terlepas dari

segala kekurangan pemerintah daerah dalam melakukan tugas tersebut, tetapi secara

rasional, pengawasan minyak pelumas bekas tidak mungkin dilakukan oleh KLH dari

Jakarta. Adalah sangat tidak masuk akal, kalau kebijakan seperti ini terus dipertahankan

oleh KLH. Pemerintah pusat dalam hal ini KLH secara bertahap harus meningkatkan

kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal pembinaan dan pengawasan limbah

minyak pelumas bekas, seperti pendanaan, peralatan, peningkatan SDM, sarana dan

prasarana lainnya sehingga daerah benar-benar siap untuk melaksanakannya.

3.3 Pengangkutan Oli Bekas3.3.1 Definisi:

Pengangkut oli bekas adalah orang yang

- Mengangkut oli bekas

- Mengumpulkan oli bekas lebih dari satu penghasil oli bekas dan mengangkut oli

bekas tersebut

- Mengoperasikan atau memiliki fasilitas transfer oli bekas

Pengecualian dari definisi di atas terjadi apabila:

21

Page 23: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

- Seseorang/suatu perusahaan mengangkut oli bekas tersebut dalam sistem jaringan

on-site

- Seseorang/suatu perusahaan adalah penghasil oli bekas dan mengangkut oli bekas

tersebut dalam jumlah kurang dari 55 galon per hari

3.3.2 Sistem pengangkutan

Sistem pengangkutan yang akan dijelaskan adalah sistem yang mengacu pada sistem

pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Sebagai pengangkut dari oli bekas,

yang harus dilakukan pertama-tama adalah mendaftarkan diri kepada Kementrian

Lingkungan Hidup (Department of Environmental Protection) untuk mendapatkan nomor

identifikasi EPA (Environmental Protection Agency). Setelah itu, calon pengangkut harus

menentukan apakah oli bekas yang akan diangkut mengandung 100 ppm total halogen

atau tidak (hasil penelitian oli bekas ini harus berlaku selama 3 tahun). Uji protokol yang

dapat dilakukan adalah metode uji SW-846 9075, 9076, dan 9077.

Tujuan pengangkutan oli bekas juga hanya bisa kepada pengangkut oli bekas yang lain,

prosesor oli bekas, dan perusahaan pembakaran oli bekas.

Setelah itu, semua dokumen pengangkutan dan pengiriman harus valid selama kurang

lebih 3 tahun. Informasi yang ada mencakup:

- Nama dan alamat dari penerima oli bekas

- Nomor identifikasi U.S EPA

- Tanggal pengiriman

- Tanda tangan dari penerima atau penyedia oli bekas

Apabila selama pengangkutan terjadi kebocoran oli bekas, maka hal-hal yang harus

dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan segera melakukan pencegahan terhadap

kesehatan manusia dan lingkungan, misalnya dengan cara mengumpulkan

kebocorannya atau dengan mengontak pihak berwajib.

Untuk perusahaan pengangkutan yang menyimpan oli bekasnya dalam jangka waktu

tertentu, diperlukan pengaturan-pengaturan khusus untuk mencegah pengaruh kimiawi

oli bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, yaitu:

- Oli bekas hanya boleh disimpan di dalam tangki atau kontainer yang berada dalam

kondisi bagus dan tidak bocor

- Area penyimpanan kontainer oli bekas harus dilengkapai dengan sistem

penyimpanan sekunder sedemikian rupa guna mencegah oli bekas terserap ke

dalam tanah, air tanah maupun air permukaan

22

Page 24: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

- Tangki penyimpanan yang berada di atas permukaan tanah harus dilengkapi dengan

sistem penyimpanan sekunder sedemikian rupa guna mencegah oli bekas terserap

ke dalam tanah, air tanah, maupun air permukaan (apabila tangki penyimpanan

dipasang setelah tanggal 20 Oktober 1998 maka lantainya harus menutupi tanah

yang berada di bawah tangki. Apabila pemasangan dilakukan sebelum tanggal 20

Oktober 1998, maka lantainya hanya harus diperbesar sampai titik di mana

tangkinya bertemu dengan tanah).

- Semua tangki oli bekas harus diberi label, termasuk pipa input oli bekas, dan

kontainer harus diberi label juga.

Apabila terjadi tumpahan ke lingkungan, maka yang harus dilakukan adalah:

- Menghentikan tumpahan

- Mengumpulkan oli bekas yang tumpah di dalam suatu wadah

- Membersihkan dan mengatasi oli bekas yang tumpah

- Membenarkan atau mengganti kontainer atau tangki yang rusak sehingga dapat

digunakan kembali

Apabila oli bekas disimpan dalam waktu lebih dari 35 hari, maka perusahan pengangkut

akan dikenai tuntutan sebagai prosesor oli bekas. Tuntutan-tuntutan ini lebih mengikat

daripada standar fasilitas pengangkutan. Perusahaan pengangkut harus mengikuti

serangkaian rencana pencegahan, termasuk rencana pengembangan dan rencana

perawatan serta distribusi rencana sampingan untuk fasilitas perusahaan pengangkut.

Selain itu, perusahaan pengangkut juga akan dikenai tuntutan untuk menutup area

penyimpanan oli bekasnya.

3.3.3 Sistem pengangkutan di Indonesia

Berdasarkan kriteria limbah yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup

dalam PP 38/2007, oli bekas termasuk kategori limbah B3. Meski oli bekas masih bisa

dimanfaatkan, bila tidak dikelola dengan baik, ia bisa membahayakan lingkungan.

Sejalan dengan perkembangan kota dan daerah, volume oli bekas terus meningkat

seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan mesin-mesin bermotor. Di

daerah pedesaan sekalipun, sudah bisa ditemukan bengkel-bengkel kecil, yang salah

satu limbahnya adalah oli bekas. Dengan kata lain, penyebaran oli bekas sudah sangat

luas dari kota besar sampai ke wilayah pedesaan di seluruh Indonesia.

Sementara khusus untuk oli bekas lebih lanjut diatur dengan Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-225/BAPEDAL/08/1996 tentang

syarat-syarat penyimpanan dan pengumpulan limbah oli dan minyak pelumas. Ia

23

Page 25: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

menuturkan limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dan dibuang secara

sembarangan sangat berbahaya bagi lingkungan. Pasalnya, oli bekas dapat

menyebabkan tanah kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan sifatnya yang tidak

dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air, selain itu sifatnya mudah

terbakar yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sebagian tugas Pemerintah Pusat

didelegasikan ke pemerintah daerah. Pendelegasian itu merupakan amanat Undang-

Undang No 32 tahun 2004. Kewenangan pemerintah daerah dijabarkan dalam

Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007. Berbagai aspek pemerintahan dan

pembangunan dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah tersebut termasuk kewenangan

dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup.

Keadaan eksisting pengangkutan limbah oli bekas di Indonesia mempunyai sesuatu hal

yang kurang rasional, yaitu dalam PP 38/2007. Sebelum PP 38/2007 terbit, segala

sesuatu tentang kewenangan pengaturan, pengendalian limbah B3 berada pada

Pemerintah Pusat yaitu pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH).

Kewenangan itu termasuk pemberian perijinan untuk pengumpulan, penyimpanan

sementara, pengangkutan dan pengolahan limbah B3. Sesuai PP 38/2007, kewenangan

untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan pengumpulan limbah B3 diberikan kepada

Pemerintah Daerah (Kabupaten dan Kota). Artinya pemerintah Kota atau Kabupaten

diberi kewenangan untuk mengatur dan memberikan ijin bagi kegiatan pengumpulan

sementara limbah B3. Anehnya kewenangan pengumpulan itu mempunyai

pengecualian, yaitu untuk pengumpulan limbah B3 oli bekas. Berdasarkan PP 38/2007,

kewenangan untuk perijinan dan pengendalian oli bekas mulai dari pengumpulan,

penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan sepenuhnya berada pada Kementerian

Negara Lingkungan Hidup.

Berikut adalah contoh sistem pengangkutan dan pengiriman yang dilakukan oleh salah

satu perusahan pengangkutan limbah B3 di Indonesia:

24

Page 26: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Gambar 1. Sistem Pengangkutan Oli Bekas

1) Melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sample limbah yang dihasilkan

oleh industri untuk di uji kesesuaian (laboratorium)

2) Memberikan penawaran harga sesuai klasifikasi dan karakteristik limbah dan

biaya pengangkutan dan pembersihan.

3) Mempersiapkan jadwal pengangkutan setelah menerima order dari perusahaan.

4) Melakukan penempatan yang sesuai jenis limbah yang diterima dari penghasil

limbah.

5) Membuat perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak secara tertulis.

6) Didalam perjanjian kerjasama khususnya pengangkutan limbah yang berasal

dari perairan laut / kapal, perusahaan pengangkut akan memberikan tanggung

jawab sepenuhnya terhadap resiko apapun setelah limbah diterima dari kapal

laut sampai dengan tujuan perusahaan pengangkut.

Gambar 2. Gudang Penyimpanan Oli Bekas

25

Page 27: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

3.4 Pembuangan dan Penimbunan Oli BekasPembuangan oli bekas secara sembarangan akan merusak lingkungan, khususnya akan

mencemari tanah. Jika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya

berurusan dengan olinya sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila

dibuang sembarangan akan menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas mengandung

sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas itu mungkin saja

mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu liter oli bekas bisa

merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.

Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang

tak dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan memakan ruang di

tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain masih mengandung residu oli, juga terbuat

dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara biologis. Karena itulah limbah dari ketiga

komponen itu mesti dikelola dengan baik. Bukanlah hal yang sulit untuk mendaurulang

ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk yang bermanfaat dan tidak lagi menjadi

ancaman lingkungan.

Oli bekas memiliki pasar yang bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan

kembali sifat pelumasannya. Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah

sepertiga dari yang dibutuhkan untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik.

Oli daur ulang juga bisa digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk

membangun jalan raya. Oli daur uang pun bisa digunakan untuk bahan bakar. Saringan oli

bekas jugat idak sulit memprosesnya. Pertama dicabik-cabik, kemudian dilebur dan

dijadikan bahan baku produk-produk logam seperti jarum, kawat dan produk-produk

lainnya.. Sedangkan wadah plastiknya bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga,

pipa dan berbagai keperluan lainnya.

Oleh sebab itu, oli bekas serta wadahnya sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang

ke lingkungan agar tidak berbahaya dan mencemari lingkungan.

Berdasarkan PP no.18 1999 tentang Pengelolaan limbah B3, maka dalam melakukan

penimbunan sebaiknya :

1. Penimbunan limbah B3 wajib menggunakan sistem pelapis yang dilengkapi dengan

saluran untuk pengaturan aliran air permukaan, pengumpulan air lindi dan

pengolahannya, sumur pantau dan lapisan penutup akhir yang telah disetujui oleh

instansi yang bertanggung jawab.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan penimbunan limbah B3

ditetapkan oleh Kepala instansi yang bertanggung jawab.

26

Page 28: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Lokasi penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bebas dari banjir;

b. Permeabilitas tanah maksimum 10 pangkat negatif 7 centimeter per detik;

c. Merupakan lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi penimbunan limbah B3

berdasarkan rencana tata ruang;

d. Merupakan daerah yang secara geologis dinyatakan aman, stabil tidak rawan

bencana dan di luar kawasan lindung;

e. Tidak merupakan daerah resapan air tanah, khususnya yang digunakan untuk air

minum.

Terhadap lokasi penimbunan limbah B3 yang telah dihentikan kegiatannya wajib

memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Menutup bagian paling atas tempat penimbunan dengan tanah setebal

minimum 0,60 meter;

b. Melakukan pemagaran dan memberi tanda tempat penimbunan limbah B3;

c. Melakukan pemantauan kualitas air tanah dan menanggulangi dampak

negatif yang mungkin timbul akibat keluarnya limbah B3 ke lingkungan,

selama minimum 30 tahun terhitung sejak ditutupnya seluruh fasilitas

penimbunan limbah B3;

d. Peruntukan lokasi penimbun yang telah dihentikan kegiatannya tidak dapat

dijadikan pemukiman atau fasilitas umum lainnya.

BAB IV

27

Page 29: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

STUDI KASUS OLI BEKAS

4.1 Tumpahan Limbah Oli PT Drydoks Pertama Tanjunguncang

Pada hari Selasa, 13 Oktober 2009, berton-ton limbah oli PT Drydocks Pertama

Tanjunguncang tumpah dan mencemari perairan Tanjunguncang, Kepulauan Riau. Puluhan

ton oli bekas tumpah setelah tangki penyimpanan milik perusahaan tersebut meledak. PT

Drydocks disinyalir lalai dalam mengawasi pengelolaan limbah sehingga peristiwa tersebut

dapat terjadi. Pihak Bapedalda Pemerintah Kota (Pemko) Batam langsung mengambil

sampel limbah untuk dilakukan diuji laboratorim. Selain itu, pihak kepolisian dan KPLP juga

turun ke lokasi.

Manager PT Drydocks Pratama, Suryono, kepada wartawan mengatakan, terjadinya

tumpahan oli karena adanya kemiringan tempat penampungan sehingga oli sempat tumpah

ke laut. Pihak perusahaan juga melakukan tindakan pencegahan untuk menjamin agar

28

Page 30: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

tumpahan oli tidak sampai mencemari laut dan membahayakan warga. Tindakan

pencegahan yang dilakukan diantaranya adalah dengan memasang beberapa pelampung

agar oli tidak menyebar dan menggunakan cairan kimia untuk memisahkan oli dengan air

laut.

Tumpahan limbah berbahaya dari PT Drydocks Pertama Tanjunguncang kontan mendapat

keluhan dari masyarakat setempat. Mereka menyayangkan keteledoran perusahaan

membuat peraiaran tempat mereka menangkap ikan tercemar. Dampak tumpahan berton-

ton oli bekas itu dirasakan nelayan Pulau Bertam, Pulau Lingka, Pulau Gara dan Pulau

Seraya. Limbah sempat menyebar ke perairan pulau tersebut.

Nelayan sangat merasakan hasil tangakapan ikan bilis. Padahal setiap bulan Oktober,

November dan Desember, adalah waktu keluarnya ikan bilis. Ada sekitar 300 nelayan yang

menggantungkan hidup menangkap ikan bilis. Biasanya, setiap hari nelayan bisa

menangkap ikan bilis dengan jumlah yang cukup lumayan hingga Rp 5 juta sekali turun ke

laut. Namun dua hari belakangan nelayan hanya dapat hasil tangkapan senilai Rp 500 ribu

hingga Rp 600 ribu sekali turun ke laut.

Kasat II Ditreskim Polda Kepulauan Riau menyatakan tidak ada faktor kesengajaan dalam

peristiwa tumpahnya limbah berbahaya tersebut. Peristiwa ini terjadi murni karena tiang

tangki tidak mampu lagi menyangga beban limbah oli bekas yang disimpan di dalamnya.

4.2 Tangki Penyimpanan Oli Bekas Milik PT Timas MeledakSebuah drum untuk menampung oli bekas milik PT Timas yang berlokasi di Desa Tambak,

Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten, meledak pada hari Senin, 28 Desember 2009

sekitar pukul 11 siang. Akibat ledakan tersebut, seorang karyawan bagian pengelasan,

Siman (40) mengalami luka bakar dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Serang.

Menurut Kapolres Serang, ledakan tersebut berasal dari drum oli yang digunakan sebagai

pengganjal mobil yang sedang dilas oleh korban. Diduga akibat panas, drum oli bekas yang

digunakan untuk pengganjal tersebut langsung meledak. Ledakan hebat itu sempat

membuat tubuh korban Siman terpental beberapa meter. Bahkan korban sempat terkena

semburan api, akibatnya ia menderita luka bakar serius terkena semburan api tersebut.

Bunyi ledakan itupun sempat membuat panik karyawan PT Timas. Siman, warga Kampung

Citawa, Desa Tambak, Kecamatan Kibin yang menderita luka bakar di sekujur tubuh, oleh

29

Page 31: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

rekan kerjanya langsung dilarikan ke RSUD Serang untuk diberikan pengobatan medis.

BAB VPEMBAHASAN

30

Page 32: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Limbah khusus untuk oli bekas lebih lanjut diatur dengan Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-225/BAPEDAL/08/1996 tentang

syarat-syarat penyimpanan dan pengumpulan limbah oli dan minyak pelumas. Ia

menuturkan limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dan dibuang secara

sembarangan akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

NFPA oli bekas:

Keterangan:

Biru : Health Hazard

Merah : Fire Hazard

Kuning : Reactivity

Putih : Specific Hazard

PenangananDalam penempatannya, oli bekas harus dijauhkan dari panas, bunga api, atau api. Dimana

campuran mungkin mudah terbakar tersimpan, harus digunakan peralatan aman pada lokasi

tersebut. Gunakan peralatan anti ledak dan anti percikan yang bersih. Ketika memindahkan

produk, tangki penyimpanan, truk tangki, dan mobil tangki kereta api harus ditempatkan di

tanah dan berikat. Jangan hirup uap atau kabut yang dihasilkan. Gunakan di area yang

berventilasi. Hindari kontak dengan mata, kulit, pakaian, dan sepatu. Jangan merokok

sambil menggunakan produk ini.

5.1 Pembahasan Studi Kasus Sehubungan kasus yang terjadi di PT Timas:Terlihat bahwa liimbah B3 oli bekas memiliki sifat cukup mudah terbakar serta cukup

membahayakan kesehatan. Oleh karena itu dalam penanganannya, limbah ini harus dijaga

sehati-hati mungkin agar tidak timbul percikan pada kontainer.

31

Page 33: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Pada MSDS bagian penyimpanan disebutkan, hindari kegiatan mengelas kontainer. Namun

tampaknya hal ini kurang menjadi perhatian bagi Siman, pekerja yang menjadi korban

ledakan kontainer oli bekas di PT Timas. Beliau jelas telah melakukan kesalahan dengan

menjadikan drum limbah oli bekas sebagai alas ketika mengelas. Hal ini tentu saja dapat

menimbulkan percikan api, dan ketika berkontak dengan oli yang memiliki sifat mudah

meledak, maka muncullah ledakan. Beruntung korban masih bisa terselamatkan meski

menderita luka bakar serius. Hendaknya para pekerja harus lebih disadarkan tentang

bahaya limbah B3, dan perusahaan harus bisa membangkitkan kesadaran pada para

pekerjanya.

Menurut MSDS oli bekas, dampak yang dapat ditimbulkannya adalah sebagai berikut:

Dampak bagi kesehatan

1. Pernapasan : konsentrasi uap yang tinggi dapat berbahaya jika dihirup. Konsentrasi

yang tinggi dapat mengganggu saluran pernafasan (hidung, tenggorokan, dan paru-

paru). Juga dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, pusing, kehilangan

koordinasi, rasa, dan gangguan saraf lainnyapaparan dengan konsentrasiakutdapat

menyebabkan depresi sistem saraf, pingsan, koma, dan / atau kematian.

2. Mata : menyebabkan iritasi

3. Kulit : dapat menyebabkan dermatitis atau meresap ke dalam kulit dan menimbulkan

dampak seperti pada pernapasan.

4. Pencernaan : dapat berbahaya jika tertelan. Menyebabkan mual, muntah, dan

gangguan saraf lainnya. Jika produk terhirup ketika sedang menelan atau muntah,

dapat menyebabkan kanker paru-paru ataupun kematian.

5. Kondisi medis yang diperparah oleh paparan : gangguan terhadap jantung, hati,

ginjal, saluran pernapasan(hidung, tenggorokan, paru-paru), sistem saraf pusat,

mata, kulit, dapat semakin diperparah dengan konsentrasi paparan yang tinggi.

6. Sifat karsinogenik : Produk ini mengandung minyak mineral, tidak diolah atau sedikit

diolah, yang dapat menyebabkan kanker. Produk ini mungkin berisi hidrokarbon dan

klor

pelarut, logam, dan aromatic polynuclear yang dapat menyebabkan kanker. Risiko

kanker tergantung pada jangka waktu dan tingkat paparan.

Dampak terhadap lingkungan

Lapisan atas tanah dan vegetasi alami biasanya akan menyaring banyak dari polutan

keluar, tetapi lapisan kedap air yang menutupi sebagian besar permukaan di mana

polutan tersebut berasal membawanya tepat ke badan saluran air dan ke sungai, danau,

32

Page 34: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

dan laut, yang dapat meracuni biota laut dan ikan yang kita makan-serta ekosistem

Pencemaran oli bekas ini juga menemukan jalan ke dalam akifer bawah tanah menuju

pasokan air minum kita, sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia.

Oli bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas

itu mungkin saja mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu

liter oli bekas bisa merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah. Oli bekas

juga dapat menyebabkan tanah kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan sifatnya

yang tidak dapat larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air, selain itu sifatnya

mudah terbakar yang merupakan karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Sehubungan kasus yang terjadi di Tanjunguncang :Kelalaian perusahaan dalam mengelola limbah B3 nya dapat berdampak buruk bagi

lingkungan dan biota air. Limbah oli memiliki sifat beracun. Hal ini berdampak buruk bagi

lingkungan perairan dan biota air yang telah ketumpahan oli bekas tersebut. Nelayan

setempat juga mengalami kerugian. Jika ikan yang tercemari limbah oli dikonsumsi oleh

manusia, dikhawatirkan akan timbul bahaya bagim kesehatan, seperti yang telah

terangkum dalam MSDS yang berlaku. Hendaknya perusahaan lebih waspada akan hal

ini dan dapat menangani limbah B3 nya dengan benar dan menurut aturan yang berlaku,

sehingga htak terjadi hal yang tak diinginkan.

Manajemen Limbah Oli BekasMinyak telah digunakan, dapat dikumpulkan, daur ulang, dan digunakan berulang-ulang.

diperkirakan 380 juta galon menggunakan minyak daur ulang setiap tahun. Minyak

kadang-kadang dapat digunakan lagi untuk pekerjaan yang sama atau dapat melakukan

tugas yang sama sekali berbeda.Misalnya, oli motor yang digunakan bisa kembali halus

dan dijual di toko sebagai oli motor atau diproses untuk tungku bahan bakar minyak.

Aluminium rolling minyak juga dapat disaring di situs dan digunakan lagi.

Oli bekas sering mengandung bahan berbahaya seperti bahan bakar mudah terbakar dan

bersifat aditif, timah dan logam beracun lainnya. Oli bekas tidak semestinya dibuang

begitu saja karena dapat membunuh tumbuhan dan satwa liar dan mencemari air

permukaan dan air tanah. Oleh sebab itu, ilegal untuk:

membuang oli bekas di tanah,

dibuang di saluran air buangan

menempatkan menggunakan minyak dalam sampah, atau

menggunakan oli bekas untuk mengurangi debu di jalan

33

Page 35: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Pencegahan LimbahUntuk mengurangi jumlah oli bekas yang dihasilkan, masyarakat dapat lebih menggunakan

angkutan umum, angkutan bus, bersepeda atau berjalan. Berikut adalah cara untuk

mengurangi limbah oli bekas:

Gunakan sistem drainase dirancang untuk limbah oli bekas.

Gunakan drip pans untuk menangkap tetesan oli bekas dan tumpahannya.

Membersihkan tumpahan oli bekas dengan menggunakan sebuah pengki dan alat

pembersih yg terbuat dr karet (bukan menggunakan sorbents dan menghasilkan

limbah yang lain).

Jika sorbents harus digunakan, memilih bahan-bahan yang dapat didaur ulang, yaitu,

dipelintir dan digunakan kembali, dicuci atau dibersihkan, atau dibakar untuk energi.

Jika memungkinkan, produk pembelian dalam jumlah besar untuk menghindari

penggunaan wadah-wadah kecil yang berlebihan.

Jika menggunakan kontainer plastik liter, desain saluran sistem pembuangan dan

daur ulang wadah plastik

Oli bekas bisa didaur ulang dengan cara berikut:

re-use, yang melibatkan mengeluarkan kotoran dari oli dan menggunakan lagi.

Bentuk daur ulang ini tidak mungkin mengembalikan oli ke bentuuk semula, hanya

memperpanjang umurnya.

Dimasukkan ke dalam kilang minyak bumi, yang melibatkan minyak digunakan

sebagai bahan baku yang memperkenalkan ke depan baik akhir dari proses atau

coker untuk memproduksi bensin dan kokain.

Re-refined, yang melibatkan minyak digunakan untuk menghilangkan kotoran

sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk minyak pelumas baru.

Diproses dan dibakar untuk pemulihan energi, yang melibatkan air menghapus dan

partikulat sehingga digunakan minyak dapat dibakar sebagai bahan bakar untuk

menghasilkan panas atau kekuasaan industri operasi. Bentuk daur ulang tidak

seperti lebih sebagai metode yang menggunakan kembali material karena hanya

memungkinkan minyak untuk digunakan kembali sekali. Meskipun demikian, energi

berharga disediakan (kurang lebih sama dengan yang disediakan oleh minyak

pemanas normal).

5.2 Metode Refining Oli BekasMetode ini digunakan untuk untuk mengolah oli bekas sehingga dapat dipakai kembali.

Salah satu metodenya adalah Acid Clay Treatment. Langkah-Langkahnya:

1. Storing

34

Page 36: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

Oli bekas dikumpulkan pada bak pengumpul dengan kapasitas tertentu. Oli yang

ditampung merupakas oli dengan pengotor lemak, lumpur dan pengotor lainnya. Oli

bekas memiliki kenampakan lebih kental dan berwarna hitam.

2. De-Watering

Oli bekas dari bak pengumpul akan dikenai proses penghilangan air. Proses ini

disebut proses dehydrasi. Oli dipompa menuju bak dehydrasi dan selanjutnya akan

dipanasi hingga suhu 150 C. Pada suhu ini air akan menguap dan terpisah dari oli.

3. Cooling

Oli yang telah dikenai proses dehydrasi didinginkan sampai suhu kamar. Oli dipompa

menuju bak pendingin. Bak pendingin dilengkapi dengan blower dan pengaduk.

Pendinginan ini dibutuhkan untuk proses selanjutnya.

35

Page 37: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

4. Mixing

Oli bekas selanjutnya direaksikan dengan asam kuat. Asam yang dapat digunakan

salah satunya adalah asam sulfat (H2SO4) dengan rasio tertentu. Pereaksikan

dengan asam ini dimaksudkan untuk mengembalikan performa oli yang telah rusak.

Pereaksikan dengan asam akan menyebabkan oli menjadi dua fase. Fase beningan

yang berupa oli yang telah baik dan fase padat berupa kotoran yang mengumpul.

5. Dekanting

Oli dari mixer dipompa menuju bak penampung. Bak penampung ini juga berfungsi

sebagai alat pemisah fase beningan dan padatan. Fase beningan akan dilakukan

proses penjernihan Fase padatan dikeluarkan dari bawah untuk dikenai proses yang

lain agar tidak membahayakan lingkungan.

6. Adsorbing

Oli beningan dipompa menuju bak penjernih. Oli dalam bak penjernih akan diaduk

bersama dengan bentonit sebagai adsorbent. Bentonit dipilih karena selain memiliki

efektifitas relative tinggi juga harganya murah. Bentonit akan menyerap kotoran yang

masih terbawa oleh oli disamping dapat menyerap logam berat juga.

36

Page 38: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

7. Filtrasi

Oli bersama dengan bentonit akan dikenai proses penyaringan. Hal ini dimaksudkan

untuk mendapatkan oli bening. Bentonit akan tertahan bersama kotoran yang terikat

dengannya sedangkan oli akan terus. Jenis filter yang digunakan adalah plate and

frame filter. Filter jenis ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya proses

operasai mudah dan biaya murah. Kelemahan filter jenis ini adalah waktu bongkar

pasang yang relative lama sehingga dibutuhkan banyak filter press untuk proses

kontinu

8. Penampungan akhir

Oli hasil filtrasi adalah oli yang telah memiliki standar performa baik. Oli ini

ditampung dalam bak yang dilengkapi pompa untuk selanjtnya diisikan ke drum-

drum.

37

Page 39: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

38

Page 40: Kekentalan (Viskositas) Olixa.yimg.com/.../1819711896/name/LAPORAN+B3+OLI+BEKAS.docx · Web viewBila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin

6.1 Kesimpulan Pembuangan oli bekas secara sembarangan tanpa diolah terlebih dahulu akan

menimbulkan pencemaran dan berbahaya bagi lingkungan.

Proses cradle to grave oli bekas meliputi produksi, pengangkutan, penyimpanan,

serta pembuangan/penimbunan oli bekas.

Kasus pencemaran oleh oli bekas di Indonesia terjadi di PT Drydocks Pertama

Tanjunguncang Kepulauan Riau serta PT Timas Kabupaten Serang Banten

Teknologi refining oli bekas merupakan salah satu cara untuk meminimalisasi

buangan oli bekas.

6.2 Saran Oli bekas yang sudah tidak digunakan sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum

dibuang ke lingkungan, agar tidak membahayakan.

Proses cradle to grave oli bekas harus berjalan dengan baik dan benar agar

limbah oli bekas tidak mencemari lingkungan.

Proses cradle to grave oli bekas sebaiknya diawasi oleh pihak yang berwenang,

agar dapat berjalan dengan baik.

Untuk meminimalisasi buangan oli bekas, digunakan metode refining oli bekas.

DAFTAR PUSTAKA http://www.antaranews.com/berita/1262007254/drum-oli-bekas-di-serang-meledak,

39