kejang_bbl

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak). Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar). Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan. Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan 1

Upload: ingga-chiesheiyha-virovyy

Post on 15-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEJANG_BBL.doc

TRANSCRIPT

Page 1: KEJANG_BBL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari

sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak).

Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun

fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric

Neonatal Emergensi Dasar).

Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal

atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya

penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang

menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang

paling penting dari  kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis

penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba

menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan.

Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang,

tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan

kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-

edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik

yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh

yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir

apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi

kejang.

Kejang pada bayi baru lahir tidak banyak dijumpai dan sulit diprediksi dari mana

sumbernya. Kejang pada orang dewasa dapat diketahui sumbernya dengan jelas, sedangkan

kejang pada bayi sulit ditetapkan sumbernya karena korteks serebri nya belum matang. Bentuk

kejang pada bayi baru lahir dapat beraneka ragam dan sangat sulit untuk diterka. Maka dari itu

bidan perlu berkonsultasi dengan dokter anak 

1

Page 2: KEJANG_BBL

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kejang pada bayi baru lahir?

2. Apa penyebab terjadinya kejang pada bayi baru lahir?

3. Penilaian apa untuk membuat diagnosis kejang pada bayi baru lahir?

4. Kelainan fisik seperti apa yang terjadi pada bayi baru lahir yang  mengalami kejang?

5. Apa tanda dan gejala kejang pada bayi baru lahir?

6. Bagaimana penanganan kejang pada bayi baru lahir?

7. Bagaimana peran bidan dalam menangani kasus kejang pada bayi baru lahir?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari kejang yang terjadi pada bayi baru lahir

2. Untuk mengetahui dan memahami penyebab kejang pada bayi baru lahir

3. Untuk lebih mengetahui tanda dan gejala kejang yang terjadi pada bayi baru lahir

4. Untuk lebih mengetahui dan bisa diterapkan dalam melakukan penanganan pada bayi

baru lahir saat dihadapkan dengan situasi gawat darurat.

2

Page 3: KEJANG_BBL

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

            Kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan

manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik.  

            Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam

38 hari sesudah lahir. Kejang ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai

penyebab kejang, yang dapat menyebabkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila

penyebabnya diketahui, penyakit ini harus segera diobati. Kejang nenonatus tidak sama dengan

kejang pada anak atau orang dewasa karena konvulsi klonik cenderung tidak terjadi selama umur

bulan pertama. Proses penyembuhan akson dan tonjolan dendrit juga mielinisasi tidak sempurna

pada otak neonatus.

Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal

atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya

penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang

menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang

paling penting dari  kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis

penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba

menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan.

Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang,

tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan

kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-

edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik

yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh

yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir

apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi

kejang.

3

Page 4: KEJANG_BBL

2.2 Klasifikasi Kejang

1. Kejang klonik

Berlangsung selama 1-3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai

gangguan kesadaran

Dapat disebabkan trauma fokal

BBL dengan kejang klonik fokal perlu pemeriksaan USG, pemeriksaan kepala

untuk mengetahui adanya perdarahan otak, kemungkinan infark serebri

Kejang klonik multifokal sering terjadi pada BBL, terutama bayi cukup bulan

dengan BB>2500 gram

Bentuk kejang : gerakan klonik pada satu atau lebih anggota gerak yang

berpindah-pindah atau terpisah secara teratur, misal kejang klonik lengan kiri

diikuti kejang klonik tungkai bawah kanan

2. Kejang tonik

Terdapat pada BBLR, masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan pada bayi

dengan komplikasi perinatal berat

Bentuk kejang : berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik

umum dengan ekstensi lengan dan tungkai, menyerupai sikap deserebasi atau

ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi

3. Kejang mioklonik

Gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang

berulang dan terjadinya cepat, gerakan menyerupai refleks moro

Gemetar

Sering membingungkan

Kadang terdapat pada bayi normal yang dalam keadaan lapar

(hipoglikemia, hipokalsemia, hiperiritabilitas neuromuscular)

Gerakan tremor cepat

Tidak disertai gerakan cara melihatabnormal atau gerakan bola mata

4

Page 5: KEJANG_BBL

Dapat timbul dengan merangsang bayi, sedangkan kejang tidak timbul

dengan perangsangan

Gerakan dominan adalah gerakan tremor

Pergerakan ritmik anggota gerak pada gemetar dihentikan dengan

melakukan fleksi anggota gerak

Apnea

Pada BBLR pernafasan tidak teratur, diselingi dengan henti nafas 3-6 detik,

sering diikuti dengan hiperapnea 10-15 detik

Berhentinya pernafasan tidak disertai perubahan denyut jantung, tekanan

darah, suhu badan, warna kulit

Bentuk pernafasan disebut pernafasan periodik disebabkan belum

sempurnanya pusat pernafasan di batang otak

Serangan apnea tiba-tiba disertai kesadaran menurun pada BBLR dicurigai

adanya perdarahan intracranial

2.3 Etiologi

a. Komplikasi perinatal

- Hipoksi-iskhemik ensefalopati. Biasanya kejang timbul pada 24 jam pertama

kelahiran.

- Trauma susunan saraf pusat. Dapat terjadi pada persalinan presentasi bokong,

ekstraksi cunam atau ekstraksi vakum berat.

- Perdarahan intrakranial.

b. Kelainan metabolisme

- Hipoglikemia

- Hipokalsemia

- Hipomagnesemia

- Hiponatremia

- Hipernatremia

- Hiperbilirubinemia

- Ketergantungan pridoksin

- Kelainan metabolisme asam amino

5

Page 6: KEJANG_BBL

- Infeksi

Dapat disebabkan bakteri dan virus termasuk TORCH

- Ketergantungan obat

- Polisitemia

- Penyebab yang tidak diketahui (3-25%)

2.4 Patofisiologi

Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena bentuknya yang berbeda

dengan kejang orang dewasa dan anak-anak. Penyelidikan sinemotografi dan EEG

menunjukkan bahwa kelainan pada EGG sesuai dengan twitching dari muka, kedipan

muka, menguap, kaku tiba-tiba dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang pada bayi baru

lahir tidak spesifikasi dan lebih banyak digunakan istilah “fit” atau “seizure”.

Manifestasi yang berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan organisasi dari

korteks serebri yang belum terbentuk sempurna pada neonatus (Froeman, 1975).

Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi. Susunan syarat pusat

pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan batang orak. Kelainan lokal

pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan berikutnya sehingga kejang umum jarang

terjadi.

Batang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti menghisap, gerakan bola

mata, pernafasan dan sebagainya, sedangkan fleksi umum atau kekakuan secara fokal atau

umum adalah gejala medula spinalis.

6

Page 7: KEJANG_BBL

2.5 Pathway

7

Page 8: KEJANG_BBL

2.6 Manifestasi Klinis

a. Tremor/gemetar

b. Hiperaktif

c. Kejang-kejang

d. Tiba-tiba menangis melengking

e. Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya kesadaran

f. Pergerakan tidak terkendali

g. Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal

2.7 Prognosis

Tergantung dari cepat lambatnya timbul kejang (makin dini timbulnya kejang,

makin tinggi angka kematian dan gejala usia) beratnya penyakit, fasilitas laboratorium,

cepat lambatnya mendapat pengobatan yang adekuat dan baik tidaknya perawatan

2.8 Penilaian Diagnosis

      Penilaian untuk membuat diagnosis antara lain dilakukan penilaian dengan urutan sebagai

berikut:

1. Anamnesis yang teliti tentang keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, dan kelahiran.

Riwayat kehamilan

- Bayi kecil untuk masa kehamilan

- Bayi kurang bulan

- Ibu tidak disuntik tetanus toksoid

- Ibu menderita diabetes mellitus

Riwayat persalinan

- Persalinan pervaginam dengan tindakan (cunam, ekstraktor vakum)

- Persalinan presipitatus

- Gawat janin

Riwayat kelahiran

- Trauma lahir

- Lahir asfiksia

- Pemotongan tali pusat dengan alat

8

Page 9: KEJANG_BBL

-

2. Pemeriksaan kelainan fisik bayi baru lahir

Kesadaran (normal, apatis, somnolen, sopor, koma)

Suhu tubuh (normal, hipertermia atau hipotermia)

Tanda-tanda infeksi lainnya

3. Penilaian kejang

Bentuk kejang

Gerakan bola mata yang abnormal, nystagmus, kedipan mata paroksismal, gerakan

mengunyah, gerakan otot-otot muka, timbulnya apnea yang episode, adanya kelemahan

umum  yang periodik, tremor, jitterness, gerakan klonik sebagian ekstermitas, tubuh

kaku.

Lama kejang

Apakah pernah terjadi sebelumnya

2.9 Pemeriksaan Penunjang

-       Punksi lumbal

-       Punksi subdural

-       Gula darah

-       Kadar kalsium (Ca++)

-       Kadar Magnesium

-       Kultur darah

-       TORCH

2.10 Penatalaksanaan

a. Prinsip dasar mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:

Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang.

(misalnya Diazepam, Fenobarbital, Fenitoin/Dilantin)

9

Page 10: KEJANG_BBL

b. Menjaga jalan nafas tetap bebas.

(perhatikan ABCD resusitasi)

c. Mencari faktor penyebab kejang.

(perhatikan riwayat kehamilan, persalinan dan kelahiran, kelainan fisik ditemukan,

bentuk kejang, dan hasil laboratorium)

d. Mengobati penyebab kejang.

(mengobati hipoglikemia, hipokalsemia, dan lain-lain)

Obat anti kejang

1. Diazepam

Dosis 0,1-0,3 mg/kgbb IV, disuntikkan perlahan-lahan sampai kejang

berhenti. Dapat diulangi pada kejang berulang, tetapi tidak dianjurkan untuk

digunakan pada  dosis pemeliharaan.

2. Fenobarbital

Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan perlahan-lahan selama beberapa menit.

Apabila kejang berlanjut, Fenobarbital dapat diulangi dengan dosis maksimal

20 mg/kgbb. Dosis pemeliharaan ialah 5-8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.

3. Fenitoin (Dilantin)

Dosis 5-10 mg/kgbb IV disuntikkan dalam 5-10 menit. Dapat diulangi lagi 5-

10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat diatasi dengan

Fenobarbital dosis 10-20 mg/kgbb. Sebaiknya Fenitoin diberikan 10-15

mg/kgbb IV pada hari pertama, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7

mg/kgbb IV atau oral dalam 2 dosis.

Penanganan kejang pada bayi baru lahir

a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat. Pastikan bahwa bayi tidak kedinginan.

Suhu bayi dipertahankan 36.5o – 37o C.

b. Jalan napasbayi dibersihkan dengan tindakan penghisapan lendir diseputar mulut,

hidung sampai nasofaring.

10

Page 11: KEJANG_BBL

c. Bila bayi apnea, dilakukan pertolongan agar bayi bernapas lagi dengan alat bantu

balon dan sungkup, diberi O2 (oksigen) dengan kecepatan 2 liter/menit.

d. Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer; di tangan, kaki,

atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes mellitus,

dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikus.

e. Bila infus sudah terpasang, diberi obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg

suppositoria/IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi. Kemudian ditambah luminal 

(fenobarbital) 30 mg IM/IV.

f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada.

g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan infus Dekstrose 10% dengan kecepatan 60

ml/kgbb/hari.

11

Page 12: KEJANG_BBL

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Anamnesa

A. Identitas

Nama Bayi :

Jenis Kelamin :

Anak ke :

Nama Ibu : Nama Suami :

Umur : Umur :

Agama : Agama :

Suku : Suku :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

3.2 Keluhan Utama

Bayi lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang, bayi tampak kejang, mata

berputar-putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi mengalami asfiksia ringan, sulit

bernafas, suhu tubuh 36oC, apgar score 5/8. BB : 2800 gr, PB : 50 cm, denyut jantung : 98

x/menit

3.3 Riwayat Persalinan

1. Persalinan ditolong oleh :

2. Jenis persalinan : Spontan pervaginam

3. Tempat persalinan : RB Kasih Ibu

4. Lama persalinan :

a. Kala I : …..jam ….. menit

b. Kala II : ….. menit

c. Kala III: ….. menit

12

Page 13: KEJANG_BBL

d. Kala IV : ….. jam

5. Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada

6. Keadaan air ketuban : jernih

7. Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan

3.4 Pemeriksaan Fisik 1. Nilai apgar

No Asfek Yang

Dinilai

0 1 21 Waktu

1 5

1. Frekuensi

denyut

jantung

Tidak ada Kurang dari

100

Lebih dari

100

1 2

2. Usaha

bernafas

Tidak ada Lambat

teratur

Menangis

kuat

1 1

3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas

flexi sedikit

Gerakan aktif 1 1

4. Reaksi

terhadap

rangsangan

Tidak ada Gerakan

sedikit

Menangis 1 2

5. Warna kulit Biru/pucat Tubuh

kemerahan

ekstremitas

biru

Seluruh tubuh

kemerahan

1 2

Jumlah 5 8

2. Atropometri

a. Berat badan : 2800 gr

b. Panjang badan : 49 cm

c. Lingkar kepala : 35 cm

d. Lingkar dada : 30

e. Lila : 9,5 cm

13

Page 14: KEJANG_BBL

3. Reflek

a. Moro : tidak ada

b. Tonic neak : tidak ada

c. Palmargrap : tidak ada

4. Menangis : tidak menangis spontan, bayi manangis saat dirangsang

5. Tanda vital-vital

a. Nadi : 110 x/menit

b. Suhu : 36oC

c. Pernafasan : 32 x/menit

6. Kepala

a. Simetris : tidak ada kelainan yang dialam

b. Ubun-ubun besar : cembung

c. Ubun-ubun kecil : tidak ada

d. Caput succedenum : tidak ada

e. Chepal hematoma : tidak ada

f. Sutura : tidak ada moulage

g. Luka kepala : tidak ada

h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan

7. Mata

a. Posisi : simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar

b. Kotoran : tidak terdapat kotoran

c. Perdarahan : tidak terdapat perdarahan

d. konjungtiva: ; pucat

e. sclera : ikterik

8. Hidung

a. Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri

b. Cuping hidung : ada, simetris kanan dan kiri

14

Page 15: KEJANG_BBL

c. Keluaran : tidak ada

9. Mulut

a. Simetris : atas dan bawah

b. Palatum : tidak ada celah

c. Saliva : tidak ada hipersaliva

d. Bibir : tidak ada labia skizis

e. Gusi : merah, tidak ada laserasi

f. Lidah bintik putih : tidak ada

10. Telinga

a. Simtris : kanan dan kiri

b. Daun telinga : ada kanan dan kiri

c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri berlubang

d. Keluhan : tidak ada

11. Leher

a. Kelainan : tidak ada kelainan

b. Pergerakan : dapat bergerak ke kanan dan ke kiri

12. Dada

a. Simetris : simetris akan dan kiri

b. Pengeraakan : bergerak waktu bernafas

c. Bunyi nafas : nafas lambat, teratur

d. Bunyi jantung : dangkal, cepat, tidak teratur, 98 x/menit

13. Perut

a. Bentuk : simetris, tidak ada kelainan

b. Bising usus : teratur

c. Kelainan : tidak ada kelainan

14. Tali pusat

a. Pembuluh darah : 2 arteri 1 vena

b. Perdarahan : tidak ada perdarahan

c. Kelainan : tidak ada kelainan

15. Kulit

a. Warna : kebiruan

15

Page 16: KEJANG_BBL

b. Turgor : (+) ada

c. Lanugo : ada

d. Vernik kaseosa : ada

e. Kalainan : tidak ada kelainan

16. Punggung

a. Bentuk : lurus

b. Kelainan :tidak ada kelainan

17. Ekstremitas

a. Tangan :simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru

b. Kaki :simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru

c. Pergerakan : kaku

d. Kuku : lengkap, warna kebiruan

e. Bentuk kaki : lurus

f. Bentuk tangan : lurus

g. Kelainan : tidak ada kelainan

18. Genetalia : perempuan/laki-laki

3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan kebutuhan O2 meningkat

2. Resiko injuri berhubungan dengan depolarisasi membrane dan muatan listrik berlebih

3. Resiko aspirasi berhubungan dengan gangguan meneran

4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular

5. Deficit penetahuan (orang tua) berhubungan dengan kondisi bayi baru lahir dan cara

mempertahankansuhu tubuh

3.6 Intervensi

1. Atasi kejang

a. Beri bayi obat anti kejang dengan memberikan obat diazepam dengan dosis 0,1-0,3

mg/kg BB IV.

b. Pasang infus intravena dipembuluh darah periver dengan cairan dextrose 10%

16

Page 17: KEJANG_BBL

1. Lakukan pembebasan jalan nafas

a. Bebas jalan nafas

b. Letakkan bayi pada posisi yang benar

c. Lakukan slim zuinger

2. Lakukan ransangan taktil

a. Usap-usap punggung bayi

b. Atau sentil

3. Pertahankan suhu badan bayi

a. Membungkus bayi

b. Menghidupkan radian warmer

4. Lakukan perawatan tali pusat

a. Jepit tali pusat dengan 2 klem

b. Potong tali pusat dengan kasa steril

c. Bungkus tali pusat dengan kasa steril

d. Ajarkan ibu untuk perawatan tali pusat

e. Anjurkan pada ibu untuk perawatan tali pusat secara teratur

f. Evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang

5. Lakukan penilaian bayi

a. Perhatikan dan nilai nafas bayi

b. Hitung frekuensi/denyut jantung bayi

c. Nilai warna kulit bayi

6. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI Ekslusif

7. Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi sayuran hijau

3.7 Implementasi

1. Mengobati kejang

a. Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki atau kepala jika

bayi di duga dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit diabetes melitus pemasangan infus

melalui vana umbilikostik

b. Beri obat anti kejang yaitu : diazepam 0,5/kg, supositoria IM sampai kejang teratasi

17

Page 18: KEJANG_BBL

c. Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg

BB/hari

2. Melakukan pembebasan jalan nafas

a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut bayi

secara zig-zag dengan kasa steril segera setalah lahir

b. Melakukan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah

dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung ke bawah bahu sehingga

bahu terangkat 2-3 cm

c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut

dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium.

Maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap

dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi

a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila

tali pusat panjang, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk

mengihilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi

b. Menghidupkan radio warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan

meletakkan bayi telentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas perlu

disiapkan sebelumnya agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat.

4. Melakukan perawatan tali pusat

a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem

b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat dan mengikatnya

c. Membungkus tali pusat dengan kasa steril

d. Mengajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat

e. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat

5. Melakukan rangsangan taktil

a. Usap-usap punggung bayi kearah atas

b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan

atau mempertahankan pernafasan

6. Melakukan penilaian bayi

a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi

18

Page 19: KEJANG_BBL

b. Menilai warna kulit bayi

7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama 6 bulan

8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat

9. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam merawat bayinya

10. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti bayam, daun katu,

daun singkong, serta kacang-kacang.

3.8 Evaluasi

1. Pemberian obat anti kejang telah dilakukan

a. Pemasangan infus intravena

b. Memberi obat anti kejang yaitu diazepam 0,5/kg sampai kejang teratasi

2. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan

a. Mata, hidung, dan mulut telah di bersihkan

b. Bayi telah diposisikan dengan benar

c. Jalan nafas telah dibersihkan

3. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan

a. Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih

b. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk

c. Radian wamer telah melakukan pembesan jalan nafas

4. Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke arah atas

5. Perawatan tali pusat telah dilakukan

6. Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60

ml/kgBB/hari

7. Bayi telah bernafas spontan

8. Ibu mengerti akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan

9. Ibu mengerti cara merawat tali pusat bayi

10. Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam merawat bayinya

11. Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti : bayam, daun katu, daun

sinkong, serta kacang-kacang

19

Page 20: KEJANG_BBL

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan

manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik. Kejang pada bayi baru lahir

adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 38 hari sesudah lahir.

Kejang pada neonatus dibagi menjadi 4 jenis, yaitu kejang subtle, klonik, tonik

dan mioloklonik. Tanda dan gejalanya yaitu Tremor, hiperaktif, kejang- kejang, tiba- tiba

menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran

pergerakan-pergerakan yang tidak terkendali (involuntary movements), nistagmus atau

mata mengedip- mngedip  paroksiksmal.

Bentuk penanganannya yaitu mengatasi kejang dengan memberikan obat anti

kejang, menjaga jalan nafas tetap bebas, mencari faktor penyebab kejang, mengobati

penyebab kejang.

4.2 Saran

Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga

dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan

kreatifitas mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang

proses pembelajaran.

20

Page 21: KEJANG_BBL

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan kesehatan meternal an neonatal. Jakarta: YBP

2. Markum, A. H. dkk. 1981. Kegawatan Anak. Jakarta

3. Staf pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta bagian IKA FKUI

4. http://riwayataskep.blogspot.co.id/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-bayi-baru-

lahir.html?m=1

5. http://haris715.blogspot.co.id/2012/11/asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-

lahir_9351.html?m=1

6. http://www.slideshare.net/mobile/Kindal/kejang-pada-bayi-baru-lahir

21