kejang pada bayi
DESCRIPTION
Kejang Pada BayiTRANSCRIPT
HURUN AIN, S.Kep., Ns., M.Kep
INTRODUKSI
Kejang bukan merupakan suatu penyakit, tetapi suatu gejala dari gangguan neurologi
Kejang pada bayi seringkali tidak dikenali karena berbeda dengan kejang pada anak
Sering berupa : kedipan mata, gerakan seperti mengayuh, apnea >20 detik dengan HR normal, tangisan melengking, mulut seperti mengecap (mengisap)
Angka kejadian ±2-4/1000 kelahiran hidup dan 50-100/1000 kelahiran prematur
Kejadian Kejang Pada neonatus Kejadiannya 0,5% dari semua
neonatus baik cukup bulan maupun kurang bulan
Kejadiannya lebih tinggi pada bayi kurang bulan (3,9%) terutama pada bayi dengan usia kehamilan < 30 minggu
PATOFISIOLOGI
1. Terjadi akibat pelepasan muatan listrik yang berlebihan secara terus menerus (depolarisasi neuron)
1. Kegagalan proses natrium-kalium pump oleh karena penurunan energi (hipoksemia, hipoglikemia, iskemia)
2. Perubahan permeabilitas membran neuron shg terjadi masukan natrium dan depolarisasi yang berlebihan (hipo kalsemia dan magnesemia)
3. Neurotransmitter eksitasi lebih kuat dari neurotransmitter inhibisi → peningkatan depolarisasi
2. Metabolik ensefalopati3. Kelainan genetik4. Kelainan metabolik kongenital5. Pemakaian obat-obatan
ETIOLOGI
1. Gangguan perinatal : fase perinatal dari umur kehamilan 28 minggu sampai BBL umur 7 hari dapat terjadi karena : asfiksia, kesulitan proses kelahiran
2. Perdarahan intrakranial3. Gangguan metabolisme (hipoglikemia,
hipokalsemia, hipomagnesemia, defisiensi piridoksin (B6), hiperbilirubinemia, hipo/hipernatremia)
Contd…
4. Infeksi (toxoplasma, CMV, sepsis, meningitis)
5. Pemakaian obat-obatan pada ibu: narcotic, alkohol, barbiturat
6. Kelainan bawaan: kelainan kongenital SSP
Penyebab Kejang Yang Paling Sering1. HIE / asfiksia2. Infeksi (TORCH, meningitis,
septicemia)3. Hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia4. Perdarahan SSP (intraventrikular,
subdural, trauma, dll.)
Penyebab Kejang Yang Jarang1. Kelainan bawaan otak2. Kesalahan metabolisme bawaan3. Gejala penghentian obat pada ibu
(heroin, barbiturat, metadon, kokain, dll.)
4. Kernikterus5. Ketergantungan Pyridoxine (B6)6. Hiponatremia
ETIOLOGI BERDASARKAN AWITAN PUNCAK DARI KEJANG NEONATUS
24 JAM PERTAMA Bacterial meningitis Perinatal asphyxia encephalopathia Pyridoxin dependency Rubella, toxoplasmosis Inta uterine sepsis Efek obat langsung Laserasi tentorium/falx cerebri
Contd…
24 – 72 JAM Bacterial meningitis/intra uterine sepsis Contusio cerebral dengan perdarahan
subdural IVH pada prematur incontinentia pignenti Dysgenesis otak Gangguan sintesa glikogen /
hipoglikemia
Contd…
72 JAM Kern ikterus Dysgenesis otak Familial neonatal convulsion Gangguan metabolisme
Jenis dan Presentasi Klinis KejangPada neonatusEmpat jenis kejang yang sering
ditemui :1.Kejang Tonik2.Kejang Klonik3.Kejang Mioklonik4.Kejang “subtle”
Kejang Tonik
Kejang tonik dapat berbentuk umum atau fokalKejang tonik umum:
Terutama bermanifestasi pada neonatus kurang bulan (< 2500 gram).
Fleksi atau ekstensi tonik pada ekstremitas bagian atas, leher atau batang tubuh disertai dengan ekstensi tonus pada ekstremitas bagian bawah
Pada 85% kasus kejang tonik tidak berkaitan dengan perubahan otonomis apapun seperti meningkatnya detak jantung atau tekanan darah, atau kulit memerah
Contd…
Kejang Tonik Focal- Terlihat dari postur asimetris dari salah
satu ekstremitas atau batang tubuh atau deviasi tonik kepala atau mata
- Sebagian besar kejang tonik terjadi bersamaan dengan penyakit sistem syaraf pusat yang difus dan perdarahan intraventrikular
Kejang Klonik
Terdiri dari gerakan kejut pada ekstremitas yang perlahan & berirama (1-3 /menit), penyebabnya mungkin focal/multi-focal
Fokal : gerakan ritmis, pelan, menghentak klonik
Multifokal : gerakan klonik beralih dari ekstremitas yang satu ke ekstremitas yang lain tanpa pola spesifik
Setiap gerakan terdiri dari satu fase gerakan yang cepat dan diikuti oleh fase yang lambat
Contd…
Perubahan posisi atau memegang ekstremitas yang bergerak tidak akan menghambat gerakan tersebut
Biasanya terjadi pada neonatus cukup bulan
Tidak terjadi hilang kesadaranBerkaitan dengan trauma
fokal,infarks atau gangguan metabolik
Kejang Mioklonik
Kejang mioklonik fokal, multi-fokal atau umum
Dapat terjadi pada bayi aterm maupun prematur.
Gerakan menghentak multiple dari ekstremitas atas dan bawah
Kejang mioklonik fokal biasanya melibatkan otot fleksor pada ekstremitas
Contd…
Kejang mioklonik multi-fokal terlihat sebagai gerakan kejutan yg tidak sinkron pd beberapa bagian tubuh
Kejang mioklonik umum terlihat sangat jelas berupa fleksi masif pada kepala dan batang tubuh dengan ekstensi atau fleksi pada ekstremitas
Kejang ini berkaitan dengan patologi SSP yang difus
Kejang “subtle”
Kejang jenis ini terjadi sehubungan dengan adanya jenis kejang lain dan mungkin bermanifestasi dengan:
Gerakan stereotip ekstremitas seperti gerakan mengayuh sepeda atau berenang
Deviasi / gerakan kejut pada mata dan mengedip berulang
Tangisan melengking, Ngiler, mulut seperti mengecap (mengisap)
atau mengunyah Apnea atau perubahan tiba-tiba pada pola
pernapasan Fluktuasi yang berirama pada tanda vital
Gerakan ringan yang bukan kejang1. Jitteriness2. Apnea pada saat tidur3. Gerakan menghisap yang terisolasi4. Mioklonik ringan saat tidur
Jitteriness
Seringkali salah didiagnosis sebagai kejang klonikSecara klinis jitteriness berbeda dari kejang klonik menurut aspek berikut ini:
Amplitudo fase fleksi dan ekstensi sama Neonatus umumnya sadar, tidak ada
gerakan atau kerlingan mata yang abnormal
Fleksi pasif atau memindahkan posisi ekstremitas bisa menghilangkan tremor
Tremor timbul karena rangsangan taktil meskipun mungkin spontan
Tidak ada abnormalitas EEG
jitteriness…
Seringkali terlihat pada neonatus dengan hipoglikemi, penghentian obat, hipokalsemia, hipotermia dan pada neonatus kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Secara spontan menghilang dalam waktu beberapa minggu, pemeriksaan neurologis normal pada masa selanjutnya, karena itu anti kejang pada umumnya tidak diperlukan.
Gerakan Menghisap Yang Terisolasi Gerakan menghisap yang tidak
beraturan, sering dan tidak berlangsung lama bukanlah kejang
Gerakan Mioklonik Ringan Saat Tidur Umumnya pada bayi kurang bulan selama
tidur, bisa fokal, multi-fokal, atau umum Tidak akan berhenti meskipun bayi dikekang Menghilang dengan sendirinya dalam waktu
beberapa menit dan tidak memerlukan pengobatan
Gerakan tersebut berbeda dengan kejang mioklonik : Dapat dipicu oleh bunyi atau gerakan Dapat berkurang jika bangun Tidak berkaitan dengan perubahan otonom
apapun
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Anamnesis : riwayat maternal, neonatal, keluarga
2. Pemeriksaan fisik (neurologi, pernafasan, kardiovaskuler, gastrointestinal)
3. Laboratorium 4. Radiologi
PROSEDUR DIAGNOSTIK
Untuk mendiagnosa kejang kita perlu bertanya1.Apakah benar bayi kejang?2.Apakah ada asfiksia atau faktor resiko untuk sepsis atau tetanus?3.Bagaimana dengan titer glukosa?4.Umur berapakah bayi tersebut?
Pemeriksaan Utama Laboratorium1. Glukosa darah2. Kalsium dan magnesium darah3. Pemeriksaan darah lengkap,
diferensiasi leukosit dan trombosit4. Elektrolit5. Analisis Gas Darah6. Analisis dan kultur cairan
cerebrospinalis7. Kultur darah
Pemeriksaan lainnya
1. Titer TORCH, kadar amonia, USG kepala dan asam amino dalam urine.
2. EEG: Normal pada sekitar 1/3 kasus3. USG kepala: Untuk perdarahan dan
luka parut4. CT Scan: Untuk mendiagnosis
malformasi dan perdarahan otak
TITER GLUKOSA
Di daerah sebaiknya tersedia peralatan untuk memeriksa kadar glukosa darah / dextrostick
Pada BBL bila glukosa darah <30 mg/dl berarti BBL mengalami hipoglikemia yang mudah diatasi bila diberi glukosa bolus atau drip
UMUR BERAPA BAYI?
Dengan melihat awitan (peak of onset) dari kejang dapat diperkirakan penyebab kejang
PENATALAKSANAAN
TUJUAN Mengatasi kejang BBL Menjaga jalan nafas tetap bebas Mencari faktor penyebab kejang Memberi obat anti kejang Mengobati penyebab kejang
PENANGANAN
1. Perawatan Umum : mengatur suhu tubuh, humiditas, ventilasi harus tetap adekuat
2. Anti konvulsan : 1) Phenobarbital dosis 30 mg secara IM
dilanjutkan dosis rumatan 3-5 mg/kg BB, 2) Phenytoin dosis 5-8 mg/kg BB, 3) Diazepam kadang-kadang digunakan untuk
menekan kejang dengan dosis 0,3 mg/kg BB 4) Second line anticonvulsant : lorazepam,
midazolam, karbamazepin, paraldehid
3. Pengangan spesifik sesuai etiologi
PENANGANAN
Rujuk segera bila : Terdapat riwayat kejang Bayi terlihat kejang Terdapat satu tanda : tremor, kesadaran
menurun, tangis melengking, gerakan tidak terkendali, gerakan bola mata berputas, mulut mecucu, kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa kejang rangsang
PENANGANAN
Tindakan sebelum dirujuk : bebaskan jalan nafas, berikan oksigen, obat anti kejang, cegah dehidrasi, cegah hipoglikemia
Pada kasus tetanus neonatorum : berikan injeksi penisilin dan lakukan penyelidikan lapangan
Tatalaksana Medis Untuk Kejang1. Waspada dalam melakukan
tatalaksana kejang jenis apapun2. Larutan dextrose 10% (2cc/kg IV)
secara empiris kepada neonatus yang sedang mengalami kejang
3. Kalsium glukonat (200mg/kg IV), jika dicurigai adanya hipokalsemia
Contd…
1. 0,2 ml/kg atau 2 ml Eq/kg Magnesium sulfat 50%
2. Pada ketergantungan pyridoxine, berikan 50 mg pyridoxin IV, kejang akan berhenti dalam beberapa menit
3. Antibiotika diberikan jika dicurigai adanya sepsis
4. Obat anti kejang
Menghentikan Kejang Dengan Anti KejangObat Dosis Keterangan Efek
Samping
Phenobarbital • Dosis awal: 10 – 20 mg/kg, tambahkan 5 mg/kg sampai maksimal 40 mg/kg
• Pemeliharaan: 3-5 mg/kg/hr bagi dalam beberapa dosis dan berikan setiap 12 jam .
• Merupakan obat pilihan
• Berikan secara IV selama 5 mnt
• Tingkat Terapeutik: 20-40 μg/ml.
• Berikan IM, IV, atau PO setiap 12 jam.
• Mulai terapi 12 jam setelah dosis rumatan.
• Hipotensi• Apnea• Pantau
status pernapasan selama pemberian dan periksa tempat masuknya infus
Jika kejang tidak dapat dikendalikan dengan Phenobarbital saja :Obat Dosis Keterangan Efek
Samping
Phenytoin 1. Dosis awal: 15-20 mg/kg IV selama 30 min.
2. Dosis rumatan: 3-5 mg/kg/hari
1. Berikan IV dgn kec. maksimal 0.5 mg/kg/min
2. Dosis rumatan: 4-8 mg/kg/hari secara IV cepat atau PO.
3. Bagi dosis total dan berikan IV setiap 12 jam
1. Jangan berikan sec.IM.
2. Keracunan merupakan masalah dengan obat ini
3. Aritmia Jantung
4. Kerusakan otak
Obat Dosis Keterangan Efek Samping
Benzodiazepin
1. Lorazepam: 0.05 – 0.1 mg/kg
2. Diazepam: 0.1 –0.3 g/kg/dosis
1. Berikan sec. IV Ulangi setiap 15 menit untuk 2-3 dosis jika perlu
2. Dosis maksimal adalah 2-5 mg
3. Dapat diberikan sekali sebagai dosis PO sebesar 0.1-0.3 mg/kg
1. Gawat napas
2. Menghambat pengikatan bilirubin terhadap albumin
Waktu Penghentian Obat Anti Kejang Tidak ada pedoman praktik yang
spesifik untuk waktu penghentian obat tersebut, tapi: Menghentikan obat anti kejang 2 minggu
setelah kejang terakhir dapat dilakukan karena pengobatan berkepanjangan dapat berpengaruh buruk pada perkembangan otak
Penghentian obat anti kejang sebelum pulang umumnya direkomendasikan kecuali neonatus menunjukkan lesi otak yang signifikan pada hasil USG kepala atau CT, atau tanda neurologis abnormal
PROGNOSIS
Tergantung penyakit yang mendasari, waktu timbulnya kejang, dan gejala neurologis yang ditemukan
Makin muda usia penderita makin berat prognosisnya
Kejang yang sulit diatasi dan masih berlangsung terus setelah 36 jam mempunyai prognosis buruk
Gangguan metabolik yang dapat diatasi dengan baik mempunyai prognosis yang baik
Contd…
Gejala sisa yang mungkin terlihat bila bayi hidup adalah : epilepsi, serebral palsy, RM
Sequele neurologis tampak pada 25-35% bayi yang “survive”
Kematian penderita biasanya disebabkan edema otak atau perdarahan
Angka kematian dapat ditekan dari 40% menjadi 20% karena kemajuan penanganan di bidang perawatan NICU
Prognosis
Prognosis terbaik pada • Hipokalsemia• Ketergantungan Pyridoxine• Perdarahan subarachnoid
Prognosis lebih buruk pada • Hipoglikemia• Anoksia• Malformasi otak
Sekuelae • Malformasi otak (15-20%)• Retardasi mental• Cerebral palsy
NEONATAL SEPSIS
Batasan : dipakai kriteria : Dianggap positif bila terdapat 3 dari 6
kelompok gejala dibawah iniA. Klinik :
1. Kedaan Umum : menurun, malas minum, hipo/hipertermia
2. SSP : hipertoni otot, irritable, kejang, lethargi
3. Pernafasan : bernafas tak teratur, sesak nafas, apnea, serangan sianosis, takipnea (>60x/mnt)
NEONATAL SEPSIS
4. Kardiovaskuler : takikardia >160x/mnt, sirkulasi perifer jelek sampai syok
5. Pencernaan : retensi lambung, hepatomegali, mencret, muntah
6. Hematologi : pucat, kuning, splenomegali, trombopeni (<100.000/mm3)
NEONATAL SEPSIS
B. Diagnosis definitif : CSF, darah, urine, feses
C. Lab penunjang : DL/FL/UL, radiologi Posible sepsis : 3 gejala klinik Probable sepsis : 3 gejala klinik +
laboratorium Proven : 3 gejala klinik + laboratorium
+ kultur
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN1. Riwayat maternal2. Riwayat intranatal3. Riwayat neonatal4. Riwayat keluarga5. Riwayat obat-obatan
ASUHAN KEPERAWATAN
B. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umum2. Kesadaran3. Wajah4. Dada5. Ekstremitas6. Kulit7. Pemeriksaan laboratorium
RIWAYAT MATERNAL
Kejang akibat hipoglikemia yang memanjang sering pada bayi dengan ibu DM
Ibu deengan riwayat miastenia gravis → bayi miastenia gravis → kejang
Kehamilan dengan demam, kelainan kulit, pembesaran kelenjar → toxoplasma, rubella → kejang
RIWAYAT INTRA NATAL
Trauma kelahiran : subdural hematom, perdarahan sub arachnoid
Partus presipitus, partus lama, kelianan letak janin, A-S rendah
KPD → sepsis → kejang
RIWAYAT NEONATAL
Bayi prematur dengan RDS sering kejang
Bayi dengan gangguan metabolik seperti hipoglikemia (<40 mg/dl pada aterm dan <30 mg/dl pada prematur) sering kejang
RIWAYAT KELUARGA
Riwayat yang menyatakan adanya kejang pada masa neonatus pada anak terdahulu atau bayi meninggal pada masa neonatus tanpa diketahui penyebabnya kemungkinan disebabkan gangguan metabolik
RIWAYAT OBAT-OBATAN
Penghentian narkotik dapat menyebabkan bayi jittery, gelisah, dan kadang-kadang timbul kejang pada hari ke-3 atau ke-4
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : subtle Kepala : apakah terdapat fraktur,
moulding kepala yang berlebihan, UUB tegang dan menonjol
Mata : berkedip2, deviasi bola mata, nistagmus, perdarahan retina → hematom subdural
Mulut dan pipi : geraklan mengunyah, menelan, mengisap dan menguap, gerakan terkejat-kejat secara tiba-tiba dari mulut dan pipi
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : tiba-tiba menurun sampai koma, hipoventilasi, henti nafas, kejang klonik, reaksi pupil negatif, kuadri pareses
Wajah : seperti menyeringai Dada : apnea didahului gejala subtle
mial : kelopak mata berkedip2, hiperpnea, mengorok, murmur, sianosis
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas : gerakan seperti berenang/mengayuh, kejang subtle, kejang klonik fokal, kejang klonik multi fokal, kejang tonik, kejang mioklonik
Kulit : ikterus → kern ikterus
KEJANG SUBTLE
50% pada BBL adalah kejang subtle Tidak responsif terhadap obat anti
kejang Berupa gerakan bola mata cepat, mulut
menyeringai, menisap, mengunyah, menelan, menguap, gerakan tiba-tiba mulut dan pipi
Gerakan seperti berenang, mengayuh sepeda
Dapat terjadi apnea tetapi HR akan kembali normal dalam 20 detik
KEJANG KLONIK FOKAL
Tidak dijumpai gangguan kesadaran Kejang bersifat fokal dan
berlangsung kira-kira 1-3 detik tidak diikuti fase tonik
Sebagian besar karena gangguan metabolik
Dapat juga disebabkan trauma, perdarahan sub arachnoid, infark fokal, EEG
KEJANG KLONIK MULTI FOKAL
Gambaran kejang khas dengan gerakan-gerakan klonik beraturan pada ekstremitas
Gerakan tersebut terkadang tampak pada bayi-bayi normal di bawah 34 minggu kehamilan
KEJANG TONIK
Gerakan kejang bersifat fokal atau general
Sering disertai deviasi bola mata dan kadang-kadang disertai gerakan klonik atau panea
Sering dijumpai pada bayi prematur dan sering terjadi bersama kelainan SSP dan IVH
Sebagian prognosis jelek
KEJANG MIOKLONIK
Gerakan ekstensi dan fleksi dari lengan atau keempat anggota gerak yang berulang
Terjadi cepat Biasanya merupakan tanda
kerusakan SSP yang luas Prognosis jelek
PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Pemeriksaan Segera : gula darah,
lumbal punksi2. Pemeriksaan lainnya :
a. Darah rutin (Hb, Ht, trombosit), b. Gula darah, kalsium, Mg, Na, K, BUN,
amonia, AGDc. Lumbal punksid. EKG
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan aktifitas kejang
2. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan hipoksia
3. Resiko injuri aspirasi berhubungan dengan aktivitas kejang
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1 :Tujuan : Pola nafas efektifKriteria hasil Pola nafas adekuat Tidak ada apnea Tidak sesak, tidak sianosis
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi1. Kaji perubahan pola nafas’2. Kaji adanya apnea3. Isap lendir jika perlu4. Beri oksigen sesuai advise dokter5. Pasang monitor respiratori6. Kolaborasi untuk pemebrian obat
anti konvulsan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 2 :Tujuan : Gangguan perfusi serebral dapat
diatasiKriteria hasil Tingkat kesaradan baik Tremor, kejang tidak ada USG kepala normal, UUB tidak cembung Tidak sesak, tidak sianosis, Nilai elektrolit Hb,Ht,GDA normal
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi Kaji tingkat kesadaran Kaji/nilai aktifitas motorik : seizure, gerakan
menghisap-hisap3. (Sucking), gerakan simetris atau tidak4. Periksa UUB tiap hari5. Ukur lingkar kepala tiap hari6. Kaji tonus otot7. Nilai TTV tiap jam8. Kolaborasi untuk pemeriksaan USG kepala,
elektrolit, gula darah, analisa gas darah9. Kolaborasi untuk pemberian obat
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 3:Tujuan : Tidak terjadi aspirasiKriteria hasil Jalan nafas bersih Tidak ada sianosis Nafas reguler tidak ada retraksi Frekwensi nafas dalam batas normal
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi1. Siapkan alat pengisap lendir2. Bila ada kejang hentikan pemberian
minum3. Selesai minum bayi disendawakan4. Kolaborasi untuk pemasangan OGT5. Beri posisi semi ekstensi pada bayi