kejadian arthritis rheumatoid pada lansia di panti sosial tresna werdha minaula kendari · 2018. 9....

101
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan OLEH : RISKA ANANDA SAPUTRI NIM. P00320014041 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN D-III KEPERAWATAN 2017

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

i

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

MINAULA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan

OLEH :

RISKA ANANDA SAPUTRI

NIM. P00320014041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

2017

Page 2: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

ii

Page 3: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

iii

Page 4: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

iv

Page 5: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

v

MOTTO

Orang tua kita adalah sebuah anugerah dalam hidup Untuk medapatkan

kesuksesan, Bagaimanapun bentuk dan rupa orang tua tapi mereka tetap

orang tua yang layak dan mesti dihormati.

Sejarah bukan hanya rangkaian cerita, ada banyak kebanggan dan harta

didalamnya cara terbaik untuk keluar dari masalah yaitu memecahkanya

Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

melakukan kesalahan,itu artinya anda tidak pernah berani untuk mencoba

Sebuah tindakan adalah dasar dari sebuah kesuksesan

Untuk mendapatkan kesuskesan keberanianmu harus lebih besar dari pada

ketakutanmu

Kupersembahkan karya tulis ini untuk kedua orang tuaku,almamaterku

nusa bangsa dan negaraku sebagai ungkapan rasa terima kasihku

Page 6: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

vi

ABSTRAK

Riska Ananda Saputri ( P00320014041 ) “ Gambaran Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Kejadian Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Dipanti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari” dibawah bimbingan oleh Abdul Syukur Bau selaku

pembimbing I dan Muhaimin Saranani selaku pembimbing II ( XIII+ 6 BAB +

72 halaman + 10 tabel ). Arthritis Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan,

pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan

sekitarnya. Penderita nyeri sendi di seluruh dunia telah mencapi angka 355 juta

jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita nyeri sendi. Diperkirakan angka

ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi dari 25% akan mengalami

kelumpuhan. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Arthritis

Rheumatoid yaitu usia, jenis kelamin, obesitas, gaya hidup ,genetik. Rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran Faktor-Faktor yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari dengan Tujuan untuk mengetahui gambaran Faktor-

Faktor yang mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari metode penelitian dengan pendekatan deskriptif yang

dilaksanakan pada tanggal 20-22 juli 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 30 orang dan sampel diambil dengan teknik total sampling, sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang responden. Data diperoleh

dengan lembar pertanyaan (kuesioner), dengan menyebar kuesioner kepada

responden, kemudian data tersebut diolah serta disajikan dalam bentuk tabel dan

dinarasikan. Hasil penelitan ini menunjukan bahwa dari 30 responden di tinjau

dari faktor obesitas dengan Frekuensi frekuensi terendah yaitu pada kategori

faktor yang mempengaruhi sebanyak 11 orang (36,6%) dan pada kategori bukan

faktor yang mempengaruhi sebanyak 19 orang (63,3%), faktor gaya hidup dengan

Frekuensi tertinggi yaitu pada kategori fator yang mempengaruhi sebanyak 25

orang (83,3%) dan frekuensi terendah yaitu pada kategori bukan faktor yang

mempengaruhi sebanyak 5 orang (16,7%) dan faktor genetik dengan frekuensi

tertinggi yaitu pada kategori faktor yang mempengaruhi sebanyak 27 orang (90%)

dan frekuensi terendah yaitu pada kategori bukan faktor yang mempengaruhi

sebanyak 3 orang (10%). Saran bagi peneliti diharapkan menjadi bahan informasi

yang berharga pada lansia dan hasil yang diperoleh dari penelitian dapat

mendukung hasil penelitian sejenis selanjutnya.

Kata Kunci : Gambaran Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Arthritis

Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari

Daftar Pustaka : 33 (2005-2016)

Page 7: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memeberikan rahmat , hidayah , kesehatan , kekuatan ,

ketenangan jiwa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya dengan judul “ Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Kendari”. penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII) pada politeknik kesehatan

kendari.

Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan kepada Ayahanda Joni dan

ibunda tercinta Ratna Dewi ( almarhuma) yang telah membesarkan dan

mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan tiada tara yang

setulusnya, serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama

menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini dan juga kepada kakaku

tersayang yang selalu memberikan dukungan serta motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa suatu kesuksesan dan cita-cita tidak

selamanya berjalan mulus untuk mewujudkanya. Demikian pula keterbatasan

pengetahuan yang penulis miliki masih dalam proses belajar , sehingga terdapat

banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Karena itu sepatutnya

penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Abdul Syukur Bau,

S.kep.,Ns.,MM selaku pembimbing 1 dan Bapak Muhaimin Saranani,

S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan

Page 8: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

viii

waktunya untuk membimbing penulis. Selesainya karya tulis ilmiah ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku direktur Poltekes Kemenes Kendari.

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

3. Bapak Syamsuddin, SST.,MA kepala Panti Tresna Werdha Minaula

Kendari.

4. Bapak Muslimin L, A.Kep., S.pd., M.Si selaku ketua jurusan

Keperewatan Poltekes Kemenkes Kendari.

5. Ibu Asminarsih Zainal Prio, M.kep., Sp., Kom selaku penguji I, Dian

Yuniar Syanti Rahayu, SKM., M.Kep selaku penguji II, Nurfantri,

S.Kep., Ns., M.Sc selaku penguji III yang telah memberikan kritik dan

saran yang membangun demi kesuksesan penulis, serta arahan perbaikan

demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

6. Para dosen dan seluruh staf pengajar diPoltekkes Kemenkes Kendari

jurusan keperawatan atas segala ilmunya , bimbingan dan arahanya selama

penulis dalam proses hingga akhir perkuliahan.

7. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Poltekes Kemenkes Kendari jurusan

keperawatan angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama dalam suka

maupun duka untuk mencapai cita-cita sebagai perawat professional.

Page 9: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

ix

Kebersamaan yang kita lewati selama menuntut ilmu di Poltekes

Kemenkes Kendari.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung msupun tidak

languung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya di

Polttekes Kemenkes Kendari khususnya jurusan keperawatan serta mendapat

ridho Allah SWT.

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Arthritis Rheumatoid...................................................... 7

B. Tinjauan Tentang Lansia .................................................................................. 27

C. Tinjauan Tentang Panti Werdha................................................................. 39

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ........................................................................................ 47

B. Krangka Konsep ........................................................................................ 48

C. Variabel Penelitian .................................................................................... 48

D. Definisi Operasional dan Kriteri Objektif ................................................. 49

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 51

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 51

D. Instrument ................................................................................................ 52

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 53

F. Tehnik Pengolahan .................................................................................... 54

G. Analisis Data ............................................................................................ 55

H. Penyajian Data .......................................................................................... 55

I. Etika penelitian ........................................................................................ 55

Page 11: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

xi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 57

B. Pembahasan .............................................................................................. 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 71

B. Saran ......................................................................................................... 72

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

xii

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel 5.1 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) ......................................

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari .......................................................

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari .............................................

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari .............................................

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi gambaran faktor obesitas yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari .........................

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi gambaran faktor gaya hidup yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari ........................

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi gambaran faktor genetik yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari .........................

60

61

61

62

63

63

12

Page 13: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

2 Surat Permintaan Persetujuan Menjadi Responden

3 Surat Pernyataan Persetujuan Responden (Informend Concent)

4 Kuesioner Penelitian

5 Surat Pengantar Penelitian Dari Institusi

6 Surat Pengantar Penelitian Dari Litbang

7 Master Tabel

8 Tabulasi Data

9 Surat Telah Melakukan Penelitian Dari Tempat Penelitian

10 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 14: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No.14 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,

pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

keatas. Keadaan ini di bagi menjadi dua, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut

usia tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih

mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang dan jasa, sedangkan lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang

tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan

orang lain (Depdagri, 2010).

Arthritis Rheumatoid adalah penyakit inflamasi non bakterial yang

bersifat sistemik, progresif, cenderung kronis, yang bersifat menyerang

berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok

penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas,

biasanya terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan sendi

dapat mengalami masa remisi (Masa remisi : hilangnya secara lengkap atau

partial dari tanda-tanda dan gejala penyakit sebagai respon terhadap

pengobatan, masa dimana penyakit dibawah kontrol. Remisi tidak selalu

berarti kesembuhan) (Muttaqin, arif. 2008).

Penyebab dari Arthritis Rheumatoid sampai saat ini belum diketahui

secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas

(antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati,

Page 15: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

2

Manurung & Raenah, 2008). Menurut Junaidi (2012), penyebab penyakit

rematik diantaranya : Genetik, Usia, Jenis kelamin, Obesitas, Gaya Hidup.

Penderita penyakit kronik seperti arthritis rheumatoid mengalami

berbagai macam gejala yang berdampak negatif terhadap kualitas hidup

mereka. Banyakusaha yang dilakukan agar pasien dengan arthritis

rheumatoid dapat merasa lebih baik dan dapat memperbaiki kualitas hidup

mereka. Pengobatan saat ini tidak hanya bertujuan mencegah atau berusaha

menyembuhkan arthritis rheumatoid, tujuan utama pengobatan juga untuk

mengurangi akibat penyakit dalam hidup pasien dengan meningkatkan

kualitas hidup dan mengurangi kecacatan (Pollard et al., 2005).

Pemberian terapi arthritis rheumatoid dilakukan untuk mengurangi

nyeri sendi dan bengkak, meringankan kekakuan serta mencegah kerusakan

sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengobatan

arthritis rheumatoid yang dilakukan hanya akan mengurangi dampak

penyakit, tidak dapat memulihkan sepenuhnya. Rencana pengobatan sering

mencakup kombinasi dari istirahat, aktivitas fisik, perlindungan sendi,

penggunaan panas atau dingin untuk mengurangi rasa sakit dan terapi fisik

atau pekerjaan (Misnadiarly, 2007).

Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka

355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid.

Diperkirakan angka initerus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi

lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia

(WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis

Page 16: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

3

rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yangberusia 5-20 tahun dan 20%

mereka yang berusia 55 tahun (WHO, 2010).

Di Indonesia berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% sementara di

Amerika mencapai 3%. prevalensi nyeri sendi di Indonesia mencapai 23,6 %

hingga 31,2%. Penderita nyeri sendi di seluruh dunia telah mencapi angka

355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita nyeri sendi.

Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi

dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Meytania Utami, Haida dkk 2015).

Data yang diperoleh dari badan pusat statistik Kota Kendari jumlah

penduduk lanjut usia disulawesi tenggara tahun 2014 sebanyak 137.130 jiwa

dari jumlah penduduk 2.360.611 jiwa. Tahun 2015 jumlah lansia sebanyak

150.768 jiwa dari jumlah penduduk 2.448.081 jiwa. Dan pada tahun 2016

jumlah lansia sebanyak 157.439 dari jumlah penduduk 2.499.540 jiwa. data

tersebut menunjukan peningkatan jumlah lansia setiap tahun di Sulawesi

Tenggara (BPS kota kendari 2017).

Berdasarkan pengambilan data awal dipanti sosial tresna werdha

Minaula Kendari, tahun 2017 didapatkan data jumlah lansia sebanyak 95

orang, dengan lansia perempuan sebanyak 48 orang dan lansia laki-laki

sebanyak 47 orang. Dari data tersebut telah ditemukan sebanyak 30 orang

lansia menderita arthritis rheumatoid (PSTW Minaula kendari, 2017).

Hasil survey pendahuluan pada lansia di PSTW Minaula kendari 2-3

orang lansia mengatakan memiliki keluarga yang memiliki penyakit yang

sama, kemudian terdapat lansia yang mengalami obesitas dengan kasus

Page 17: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

4

arthritis rheumatoid dan gaya hidup yang dimiliki oleh lansia yang masih

kurang untuk melakukan aktifitas serta kurang minatnya berolahraga.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meytania Utami, Haida dkk

(2015), menyatakan bahwa pada usia terdapat hubungan antara usia dan

kejadian penyakit artritis reumatoid, pada jenis kelamin terdapat hubungan

antara jenis kelamin dan kejadian penyakit artritis reumatoid. Pada rokok

mempengaruhi terjadinya penyakit arthritis Rheumatoid, pada gaya hidup

terdapat hubungan antara gaya hidup dan kejadian penyakit artritis reumatoid,

pada riwayat keluarga terdapat hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian

penyakit artritis reumatoid pada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Ngemplak Simongan.

Berdasrkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang, Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Kendari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana

gambaran Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid

pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari?.

Page 18: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran faktor obesitas yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari.

b. Mengidentifikasi gambaran faktor gaya hidup yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari.

c. Mengidentifikasi gambaran faktor genetik yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

penderita sehingga dapat menentukan sikap dalam menghidari

kejadian Arthritis Rheumatoid.

b. Sebagai bahan informasi ilmiah yang dapat disajikan kejian ilmu

untuk peneliti berikutnya.

Page 19: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

6

2. Manfaat praktis

a. Menambah wawasan yang sangat berharga bagi penulis dan

merupakan salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Diploma III (DIII) Keperawatan.

b. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara instansi tempat penelitian dengan Politeknik Kesehatan

Kendari.

c. Memberikan informasi dan gambaran sikap penderita tentang faktor

penyebab kejadian penyakit Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Page 20: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Arthritis Rheumatoid

1. Definisi Arthritis Rheumatoid

Arthritis Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan,

pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan

sekitarnya. Arthritis Rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang

berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok

penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak

diketahui penyebabnya. Pada pasien biasanya terjadi destruksi sendi

progresif, walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa

remisi (Adellia, 2011).

Arthritis Rheumatoid adalah penyakit inflamasi non bakterial yang

bersifat sistemik, progresif, cenderung kronis, yang bersifat menyerang

berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok

penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas,

biasanya terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan

sendi dapat mengalami masa remisi (Masa remisi : hilangnya secara

lengkap atau partial dari tanda-tanda dan gejala penyakit sebagai respon

terhadap pengobatan, masa dimana penyakit dibawah kontrol. Remisi tidak

selalu berarti kesembuhan) (Muttaqin, arif. 2008).

Arthritis Reumatoid Merupakan penyakit autoimun dengan proses

peradangan menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan

Page 21: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

8

sendi dan berbagai organ di luar persendian. Peradangan kronis

dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.

Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.

Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta

pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan

tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya

simetris (terjadi pada kedua sisi) (Misnadiarly, 2007).

2. Klasifikasi

Gordon (2002), mengklasifikasikan arthritis rheumatoid menjadi 4

tipe, yaitu:

a. Arthritis Rheumatoid klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda

dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit

dalam waktu 6 minggu.

b. Arthritis Rheumatoid deficit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda

dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit

dalam waktu 6 minggu.

c. Probable Arthritis Rheumatoid pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria

tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling

sedikit dalam waktu 6 minggu.

d. Possible arthritis rheumatoid pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria

tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling

sedikit dalam waktu 3 bulan.

Page 22: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

9

3. Etiologi

Arthritis Rheumatoid merupakan penyakit auto imun kronis yang

ditandai dengan peradangan, nyeri, kekakuan dan kerusakan sendi yang

progresif.Selain tingginya rasa sakit dan angka kematian, penderita

arthritis rheumatoid mengalami masalah dengan keuangan mereka dan

mengalami penurunan produktivitas, emosional dan keadaan sosial yang

mempengaruhi kualitas hidup mereka. Penyebab dari Arthritis Rheumatoid

sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya

adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan

infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Menurut Junaidi (2012), penyebab penyakit rematik diantaranya:

a. Genetik

Pada penyakit arthritis rheumatoid faktor genetik sangat

berpengaruh. Gen-gen tertentu yang terletak di kompleks

histokompatibilitas utama (MHC) pada kromosom 6 telah terlibat

predisposisi dan tingkat keparahan arthritis rheumatoid. Penduduk asli

Amerika dengan gen polimorfik HLA-DR9 memiliki resiko 3,5 lebih

besar terkena arthritis rheumatoid bawaan. keluarga yang memiliki

anggota keluarga terkena arthritis rheumatoid memiliki risiko lebih

tinggi dan juga memiliki sifat keluhan yang sama pada penderita

dengan gen yang sama.

Page 23: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

10

b. Usia

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai

mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup

berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki

selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang

normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam

setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkunganya (Darmojo, 2009).

Setiap persendian tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang

menghalangi terjadinya gesekan antara tulang dan di dalam sendi

terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat

digerakkan dengan leluasa. Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan

pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental,

sehingga tubuh menjadi sakit saat digerakkan dan menigkatkan risiko

arthritis rheumatoid.

c. Jenis kelamin

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan

antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang

lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana

laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan

sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan

Page 24: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

11

menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan

perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya

tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka

bumi.

Insiden Arthritis Rheumatoid biasanya dua sampai tiga kali lebih

tinggi pada wanita dari pada pria. Timbulnya arthritis rheumatoid, baik

pada wanita dan pria tertinggi terjadi di antara pada usia enam puluhan.

Mengenai sejarah kelahiran hidup, kebanyakan penelitian telah

menemukan bahwa wanita yang tidak pernah mengalami kelahiran

hidup memiliki sedikit peningkatan risiko untuk arthritis rheumatoid.

Kemudian berdasarkan populasi Terbaru studi telah menemukan bahwa

arthritis rheumatoid kurang umum di kalangan wanita yang menyusui.

Salah satu sebab yang meningkatkan risiko arthritis rheumatoid

pada wanita adalah menstruasi. Setidaknya dua studi telah mengamati

bahwa wanita dengan menstruasi yang tidak teratur atau riwayat

menstruasi dipotong (misalnya, menopause dini) memiliki peningkatan

risiko arthritis rheumatoid.

d. Obesitas

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan

meningkatnya resiko untuk timbulnya arthritis rheumatoid baik pada

wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan

dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga

dengan arthritis rheumatoid sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

Page 25: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

12

Secara statistik perempuan memiliki body massa index (BMI)

diatas rata-rata dimana kategori BMI pada perenmpuan Asia menurut

jurnal American Clinical Nutrition adalah antara 24 sampai dengan

26,9kg/m2. BMI di atas rata-rata mengakibatkan terjadinya

penumpukan lemak pada sendi sehingga meningkatkan tekanan

mekanik pada sendi penahan beban tubuh, khususnya lutut.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus

berikut: Menurut rumus metrik (Sugondo, S. 2009):

IMT=

Tinggi badan (m)²

Tabel 2.1: Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT Kategori

< 18,5 Berat badan kurang

18,5 – 22,9 Berat badan normal

≥ 23,9-30 Obesitas

Sumber: Centre for Obesity Research and Education

e. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat dan

opini dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup

seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang

Berat badan (Kg)

Page 26: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

13

mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena

menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.

Cedera otot maupun sendi yang dialami sewaktu berolahraga

atau akibat aktivitas fisik yang terlalu berat, bisa menyebabkan

rheumatoid arthritis. Makanan yang mengadung purin tinggi seperti

jeroan, daging, sayuran dan seafood akan meningkatkan kadara asam

urat sehingga dapat menyebabkan penumpukan Kristal pada sendi dan

jaringan. Beberapa makanan yang menyebabkan arthritis rheumatoid

antara lain daging merah seperti kambing, sapi, kuda dan lain-lain,

seafood atau makan laut seperti udang, cumi-cumi karang, ikan teri dan

kepiting, kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang

merah, kacang hijau dan tauge, sayuran seperti kol, buncis, bayam,

jamur, daun singkong, dan kangkung, jenis jeroan seperti babat, usus,

ginjal, limfa, paru, otak dan hati.

Merokok adalah salah satu faktor resiko dari keparahan rheumatoid

arthritis pada populasi tertentu. Tetapi alasan pengaruh rokok terhadap

sinovitis belum sepenuhnya didefinisikan, tapi rokok mempengaruhi

sistem kekebalan bawaan di jalan nafas.

Merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah dan

mematikan jaringan akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan

terjadinya kerusakan tulang rawan dan menyebabkan arthritis

rheumatoid. Selain itu, penderita arthritis rheumatoid yang bukan

perokok mengalami gejala yang lebih ringan daripada penderita rematik

Page 27: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

14

yang perokok aktif. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan

sendi. Hubungan antara merokok dengan hilangnya tulang rawan pada

sendi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang

rawan sendi.

2) Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang

mempengaruhi hilangnya tulang rawan.

3) Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam

darah, menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat

menghambat pembentukan tulang rawan.

4. Patofisologi

Arthritis Rheumatoid sering disebut radang selaput sinovial.

Penyebab dari Arthritis Rheumatoid masih belum jelas, tetapi produksi

faktor rheumatoid (RFS) oleh sel-sel plasma dalam sinovium dan

pembentukan lokal kompleks imun sering berperan dalam peradangan.

Sinovium normal tipis dan terdiri dari lapisan-lapisan fibroblast

synoviocytes dan makrofag. Pada penderita rheumatoid arthritis sinovium

menjadi sangat tebal dan terasa sebagai pembengkakan di sekitar sendidan

tendon. Sinovium berproliferasi ke dalam lipatan, lipatan ini kemudian

disusupi oleh berbagai sel inflamasi diantaranya polimorf yang transit

melalui jaringan ke dalam sel sendi, limfosit dan plasma sel. Lapisan sel

sinovium menjadi menebal dan hiperplastik, kejadian ini adalah tanda

proliferasi vaskuler awal arthritis rheumatoid. Peningkatan permeabilitas

Page 28: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

15

pembuluh darah dan lapisan sinovial menyebabkan efusi sendi yang

mengandung limfosit dan polimorf yang hampir mati (Kumar, 2009).

Sinovium hiperplastik menyebar dari daerah sendi ke permukaan

tulang rawan. Penyebaran ini menyebabkan kerusakan pada sinovium dan

tulang rawan mengalami peradangan, kejadian ini menghalangi masuknya

gizi ke dalam sendi sehingga tulang rawan menjadi menipis. Fibroblast

dari sinovium berkembang biak dan tumbuh di sepanjang pembuluh darah

antara margin sinovial dan rongga tulang epifis dan merusak tulang

(Kumar, 2009).

Sistem kekebalan tubuh memiliki dua fungsi yaitu fungsi humoral

dan sel dimediasi. Komponen humoral diperlukan untuk pembentukan

antibodi. Antibodi ini diproduksi oleh sel-sel plasma yang berasal dari

limfosit B. Faktor rheumatoid sendiri belum di identifikasikan sebagai

patogen, jumlah antibodi yang beredar selalu berkolerasi dengan aktivitas

penyakit. Pasien seropositif cenderung lebih agresif dari pasien seronegatif.

Imunoglobulin dapat mengaktifkan sistem komplemen.Sistem komplemen

menguatkan respon imun dengan mendorong kemotaksis, fagositosis, dan

pelepasan limfokin oleh sel mononuklear, yang kemudian dijabarkan ke

dalam T limfosit (Dipiro et al., 2008).

Proses awalnya, antigen (bakteri, mikroplasma atau virus)

menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu pada

membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung terusmenerus.

Peradangan ini akan menyebar ke tulang rawan kapsul fibromaligament

Page 29: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

16

tendon. Kemudian terjadi penimbunan sel darah putih dan pembentukan

pada jaringan parut sehingga membran sinovium menjadi hiperatropi dan

menebal. Terjadinya hiperatropi dan penebalan ini menyebabkan aliran

darah yang masuk ke dalam sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti ini

akan mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri

hebat dan deformitas (perubahan bentuk) (Dipiro et al., 2008).

Sendi yang paling sering terkena arthritis rheumatoid adalah sendi

tangan, pergelangan tangan dan kaki. Selain itu, siku, bahu, pinggung, lutut

dan pergelangan kaki mungkin terlibat. Peradangan kronis dengan

kurangnya program latihan yang memadai bisa berpengaruh pada hilangnya

rentang gerak, atrofi otot, kelemahan dan deformitas. Keterlibatan tangan

dan perelangan tangan adalah umum pada pasien Arthritis Rheumatoid.

Keterlibatan tangan dimanifestasikan dengan nyeri, pembengkakan,

ketidakstabilan dan atrofi dalam fase kronis. Kesulitan fungsional ditandai

dengan berkurangnya gerakan motorik halus. Deformitas tangan dapat

dilihat dengan peradangan kronis, perubahan inidapat mengubah

mekanisme fungsi tangan dan mengurangi kekuatan pegangan hal ini

membuat sulit melakukan aktivitas sehari-hari (Dipiro etal., 2008).

5. Manifestasi

Gejala umum Arthritis Rheumatoid datang dan pergi, tergantung

pada tingkat peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang,

penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak

aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan pengobatan dan pada

Page 30: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

17

mingguminggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama remisi, gejala

penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika

penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali (Muttaqin, arif.

2008).

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan

ystem, kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi

dan kekakuan. Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari.

Disamping itu juga manifestasi klinis Arthritis Rheumatoid sangat

bervariasi dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit.

Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan

gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid arthritis (Smeltzer & Bare,

2009).

Gejala sistemik dari Arthritis Rheumatoid adalah mudah capek,

lemah, lesu, berat badan menurun, anemia. Pola karakteristik dari

persendian yang terkena adalah : mulai pada persendian kecil di tangan,

pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai persendian, lutut, bahu,

pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporo

mandibular. Awitan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian dapat

teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari

30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum (Muttaqin,

arif. 2008).

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :

Page 31: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

18

a. Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan

synovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada

saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.

b. Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada

jaringan synovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai

adanya kontraksi tendon.

c. Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif

dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada

penyakit yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat

reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi tersebut.Persendian yang

teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan pasien cenderung

menjaga atau melindungi sendi tersebut dengan imobilisasi. Imobilisasi

dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi

deformitas jaringan lunak. Deformitas dapat disebabkan oleh

ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap

lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer& Bare, 2009).

Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius

terjadi pada lanjut usia menurut Gordon (2002), yaitu : sendi terasa kaku

pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku,

pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak

setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan

Page 32: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

19

dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan

demam, dapat terjadi berulang.

6. Pemeriksaan penunjang

Faktor rheumatoid (RF) merupakan auto antibodi yang ditujukan

dari bagian Fc dari IgG. Faktor rheumatoid adalah tes diagnostik dan

prognostik dalam rheumatoid arthritis. Titer tinggi IgM RF relatif spesifik

untuk diagnosa Arthritis Rheumatoid dalam konteks polyarthritis kronis,

dan selama beberapa dekade kriteria serolosis tunggal banyak digunakan

dalam diagnosis Arthritis Rheumatoid. Arthritis Rheumatoid merupakan

penyakit variabel yang berkaitan dengan ukuran hasil seperti status

fungsional atau penilaian radiologis kerusakan sendi (Gordon, 2002).

Untuk menegakkan diagnosa, dilakukan beberapa tes diantaranya:

a. Tes Hitung Darah. Anemia biasanya terjadi pada penderita Arthritis

Rheumatoid. Jumlah ESR (Erytrocyte Sedimentation Rate) dan atau

CRP (CReaktive Protein) sebanding dengan aktivitas proses inflamasi

dan berguna dalam pemantauan pengobatan (Kumar, 2009).

b. Serologi Anti-CCP (Cyclic Citrullinated Peptides) positif pada awal

terjadinya Arthritis Rheumatoid, dan pada awal arthritis proses

inflamasi menunjukkan kemungkinan berkembangnya rheumatoid

arthritis. Faktor rheumatoid arthritis mempengaruhi sekitar 70% kasus

dan ANA (Anti Nuklear Antibodi) mempengaruhi sekitar 30% kasus

(Kumar, 2009).

Page 33: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

20

c. Sinar X Sinar X berguna untk menetapkan data dasar. Hanya

pembengkakan jaringan lunak yang terlihat pada awal penyakit dan

biaanya dilakukan pada 3 bulan pertama. MRI menunjukkan erosi awal

tetapi jarang diperlukan (Kumar, 2009).

d. Aspirasi Sendi Aspirasi tampak berawaan karena adanya sel darah

putih. Jika sendi tiba-tiba menyakitkan, bisa saja pasien terkena arthritis

(Kumar, 2009).

e. Analisis Cairan Sinovial Peradangan yang mengarah pada rheumatoid

arthritis ditandai dengan cairan sinovial abnormal dalam hal kualitas

dan jumlahnya yang meningkat drastis. Sampel cairan ini biasanya

diambil dari sendi (lutut), untuk kemudian diperiksa dan dianalisis

tanda-tanda peradangannya (Kumar, 2009).

f. USG (Ultrasonografi) Dapat digunakan untuk memeriksa dan

mendeteksi adanya cairan abnormal di jaringan lunak sekitar sendi

(Kumar, 2009).

g. Scan Tulang Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

inflamasi pada tulang (Kumar, 2009).

h. Densitometri Dapat mendeteksi adanya perubahan kepadatan tulang

yang mengindikasikan terjadinya osteoporosis (Kumar, 2009).

i. Tes Antinuklear Antibodi (ANA) Berguna untuk membedakan

diagnosis Arthritis Rheumatoid dari penyakit lupus. Pasien Arthritis

Rheumatoid memiliki hasil ANA positif (Kumar, 2009).

Page 34: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

21

7. Penatalaksanaan

Hingga sekarang belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan

penyakit rematik, kecuali penyakit rematik yang disebabkan oleh infeksi.

Obat yang tersedia hanya mengatasi gejala penyakitnya, sedangkan proses

penyakitnya tetap berlangsung. Beberapa terapi yang digunakan agar dapat

meringankan penderitaan pasien adalah sebagai berikut (Muttaqin, arif.

2008):

a. Terapi obat

Pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit rematik adalah

untuk mengatasi gejala nyeri dan peradangannya. Pada beberapa kasus,

pengobatan bertujuan untuk memperlambat proses atau mengubah

perjalanan penyakit, disebut Disease Modifying Antirhematic Drugs

(DMARDs) dan obat-obatan lain untuk mencegah kerusakan lebih

lanjut.

Beberapa obat atau golongan obat yang dapat digunakan pada

rematik:

1) Golongan analgetik: golongan obat ini berfungsi mengatasi atau

meredakan rasa nyeri pada sendi, contohnya aspirin, obat

antiinflamasi non steroid (NSAIDs) lainnya seperti ibuprofen dan

asetaminofen.

2) Golongan kortikosteroid: obat kortikosteroid seperti prednisone,

kotison, solumedrol, dan hidrokartison banyak digunakan untuk

mengobati gejala rematik. Cara kerja kortikosteroid adalah dengan

Page 35: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

22

mengatasi inflamasi dan menekan sistem kekebalan tubuh sehingga

reaksi radang pada rematik berkurang. Efek samping jangka pendek

kortikosteroid adalah pembengkakan, menambah nafsu makan,

menambah berat badan dan emosi yang labil. Efek samping tersebut

akan berhenti bila pemberian obat dihentikan. Efek samping jangka

panjang dari penggunaan kortikosteroid diantaranya tanda goresan

pada kulit (strie), rambut tumbuhberlebihan, tulang keropos

(osteoporosis), tekanan darah tinggi (hipertensi), kerusakan arteri

pembuluh darah, peningkatan kadar gula darah, infeksi dan katarak.

Penghentian pemberian obat ini harus dilakukan secara bertahap,

tidak boleh secara mendadak.

b. Terapi Non-obat

Tersedia bahan alami atau herbal dan beberapa suplemen yang

dapat digunakan untuk melawan penyakit rematik. Beberapa terapi non-

obat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Suplemen dan sayuran

Obat-obat suplemen dan sayuran yang dapat dipergunakan

bagi penderita rematik adalah sebagai berikut: jus sayuran: minum

jus sayuran dapat membantu mengurangi gejala arthritis.

a) Vitamin C: menurut penelitian ahli fisiologi Dr. Robert Davis

dari Pennsylvania membuktikan bahwa penyakit arthritis

rematoid berkorelasi dengan kadar vitamin C rendah.

Penggunaan dosis besar vitamin C (500-1000 mg) sehari dapat

Page 36: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

23

menghilangkan gejala arthritis. Berikan vitamin C dalam dosis

rendah untuk menghindari iritasi pada lambung dan supaya efek

terapinya lebih lama.

b) Ikan dan minyak ikan: menurut Dr. Robert C. Atkins, penulis

New Diet Revolution prinsip dasar terapi dari arthritis haruslah

suplemen kapsul minyak ikan yang mengandung asam lemak

omega-3 yang dapat menghilangkan nyeri dan pembengkakan

pada semua jenis arthritis. Selain itu minyak ikan kod juga kaya

akan vitamin D yang membantu membangun tulang, dan

vitamin A membantu melawan peradangan. Satu sendok makan

minyak ikan setiap hari merupakan dosis yang diperlukan untuk

mendapatkan manfaatnya. Penelitian lain belum lama ini

melakukan penelitian selama 12 bulan tentang suplemen minyak

ikan pada pasien artris rematoid, dan hasilnya menunjukkan 2-6

gram minyak omega-3 setiap hari (6 kapsul minyak ikan @ 1

gram) sehari, dapat menurunkan pembengkakan dan nyeri sendi.

Ikan kaya akan omega-3 adalah ikan salmon, tuna dan sarden

(Misnadiarly, 2007).

2) Herbal

British Journal of Clinical Pharmacology melaporkan hasil

penelitian yang menyatakan bahwa 82% pasien arthritis mengalami

peredaran nyeri dan pembengkakan dengan menggunakan obat-

Page 37: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

24

obatan yang berasal dari herbal. Bahan herbal yang membantu

melawan nyeri arthritis adalah sebagai berikut:

a) Jahe dan kunyit: keduanya merupakan bahan antiinflamasi yang

sangat baik, serta dapat mengurangi nyeri dan bengkak sendi.

b) Hot chili peppers dan cayenne pepper: berefek mengurangi

peradangan pada arthritis, mengurangi pembengkakan, dan

menghilangkan nyeri.

3) Terapi panas dingin

Untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada rematik dapat

digunakan cara dan adalah sebagai berikut:

a) Berendam dalam bak mandi dengan air hangat, terutama untuk

merendam bagian yang nyeri.

b) Kompres panas: caranya rendam handuk dalam air panas,

kemudian letakkan pada sendi yang sakit.

c) Pemanasan kering, misalnya dengan menggunakan lampu

pemanas dan lain-lain. Pada prinsipnya cara kerja terapi panas

pada rematik adalah untuk meningkatkan aliran darah ke daerah

sendi yang terserang. Dengan demikian proses radang dapat

dikurangi sehingga fungsi sendi dapat maksimal. Terapi dingin

bertujuan untuk membuat baal bagian yang terkena rematik

sehingga mengurangi nyeri, peradangan, serta kaku atau kejang

otot. Cara terapi dingin adalah dengan menggunakan kantong

Page 38: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

25

dingin, semprotan dingin, atau minyak yang mendinginkan kulit

dan sendi (Purwoastuti, 2009).

4) Olahraga dan istirahat

Penderita rematik mau tidak mau harus menyeimbangkan

kehidupannya antara istirahat dan beraktivitas.Kalau merasa nyeri

atau pegal, pasien harus beristirahat.Namun harus diingat, istirahat

tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan kekakuan pada

otot dan sendi. Latihan dan olahraga yang dianjurkan adalah sebagai

berikut:

a) Range of motion exercises: merupakan latihan fisik yang

membantu menjaga pergerakkan normal sendi, memelihara atau

meningkatkan fleksibilitas dan menghilangkan kekakuan sendi.

b) Strengthening exercises: untuk memelihara atau meningkatkan

kekakuan otot.

c) Aerobic atau endurance exercises: untuk meningkatkan

kesehatan pembuluh darah jantung (kardiovaskuler), membantu

menjaga berat badan ideal dan memperbaiki kesehatan secara

menyeluruh (Junaidi, 2012).

5) Mobilisasi dan relaksasi

Mobilisasi dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan

memperbaiki kekakuan pada sendi yang terserang rematik.Relaksasi

progesif membantu mengurangi nyeri dengan melakukan gerakan

yang melemaskan otot yang tegang.Pada relaksasi progesif, gerakan

Page 39: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

26

yang dilakukan adalah pada satu saat mengencangkan kumpulan

otot tertentu, kemudian secara perlahan melemaskannya atau

merelaksasikannya (Junaidi, 2012).

6) Terapi rehabilitasi

Ada beberapa terapi rehabilitasi yang dibutuhkan oleh

penderita rematik adalah sebagai berikut (Junaidi, 2012):

a) Edukasi: pada edukasi ini pasien diberi informasi yang lengkap

dan benar mengenai pengobatan dan perjalanan penyakit ke

depan.

b) Fisioterapi: berbagai aktivitas latihan yang diperlukan untuk

mendapatkan gerak sendi yang baik dan optimal, agar massa

otot tetap dan stabil.

c) Okupasi: okupasi bertujuan untuk membantu pasien agar dapat

melakukan tugas sehari-hari, yakni dengan memosisikan sendi

secara baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dan terhindar

dari gerakan berlebihan yang dapat menimbulkan nyeri.

d) Diet: diet diutamakan untuk mengurangi berat badan yang

berlebihan, dianjurkan mencapai berat badan 10-15% di bawah

ideal. Kegemukan memberikan beban tekanan pada sendi

penopang berat tubuh.

Page 40: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

27

B. Tinjauan Tentang Lansia

1. Definisi lajut usia

Menurut UU No.14 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,

pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

keatas. Keadaan ini di bagi menjadi dua, yaitu lanjut usia potensial dan

lanjut usia tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang

masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang dan jasa, sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial

adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain (Depdagri, 2010).

Lansia bukan Suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari

suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh

untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Effendi, 2012).

Lansia adalah keadaan yang ditandai dengan kegagalan seseorang

untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis,

kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup

serta peningkatan kepekaan secara individual (Effendi, 2012).

2. Batasan lanjut usia

Menurut Nugroho W (2012) ada beberapa pendapat para ahli

mengenai batasan lanjut usia diantaranya:

a) Menurut World Health Organization (WHO), ada empat tahapan lanjut

usia yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

Page 41: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

28

2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (very old) usia 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

b) Menurut Koesoemanto Setyonegoro lanjut usia dikelompokkan sebagai

berikut:

1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) yaitu usia 18/20-25 tahun.

2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas (usia 25-60/65).

3) Lanjut usia (geriatric age) yaitu usia lebih dari 65/70 tahun, terbagi:

a. Usia 70-75 tahun (young old)

b. Usia 75-80 tahun (old)

c. Usia lebih dari 80 tahun (very old)

c) Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia terbagi dalam dua tahap yaitu:

1) Early old age (usia 60-70 tahun)

2) advanced old age (usia 70 tahun ke atas)

3. Tipe lansia

Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah

sendiri daripada tinggal bersama anaknya, menurut Nugroho W ( 2012),

adalah :

1) Tipe arif bijaksana : Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri

dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, ramah, rendah

hati, menjadi panutan.

2) Tipe mandiri : Yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang

baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan

memenuhi undangan.

Page 42: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

29

3) Tipe tidak puas : Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses

penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung,

sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

4) Tipe pasrah : Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik,

mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

5) Tipe bingung : Yaitu kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan

diri, minder, menyesa, pasif dan acuh tak acuh.

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe

dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan

serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam

melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri)

(Maryam, 2011).

4. Perubahan yang terjadi pada lansia

Menurut Azizah (2011), perubahan yang terjadi pada lansia

antara lain:

a. Perubahan-perubahan Fisik

1) Sel

a) Lebih sedikit jumlahnya.

b) Lebih besar ukurannya.

c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya

cairan intraseluler.

d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah,

dan hati.

Page 43: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

30

e) Jumlah sel otak menurun.

f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.

2) Sistem Persarafan

a) Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel

saraf otaknya dalam setiap harinya).

b) Cepatnya menurun hubungan persarafan.

c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya

dengan stres.

d) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,

hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan

perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.

e) Kurang sensitif terhadap sentuhan.

3) Sistem Pendengaran

a) Presbiakusis (gangguan dalam pendengaran). Hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada

usia diatas umur 65 tahun.

b) Otosklerosis akibat atrofi membran tympani.

c) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

Page 44: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

31

d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan jiwa/stres.

4) Sistem Penglihatan

a) Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

c) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.

d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam

cahaya gelap.

e) Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas

pandangannya.

f) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.

5) Sistem Kardiovaskuler

a) Elastisitas dinding aorta menurun.

b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

c) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini

menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya

efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,.

Perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke

berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun,

mengakibatkan pusing mendadak.

Page 45: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

32

e) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer.

6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis

akibat metabolisme yang menurun.

b) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat

memproduksi panas akibatnya aktivitas otot menurun.

7) Sistem Respirasi

a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi

kaku.

b) Menurunnya aktivitas dari silia.

c) Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat,

kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman

bernafas menurun.

d) Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya

berkurang.

e) Kemampuan untuk batuk berkurang.

f) Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun

seiring dengan pertambahan usia.

8) Sistem Gastrointestinal

a) Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi

yang buruk dan gizi yang buruk.

Page 46: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

33

b) Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf

pengecapm di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan

pahit.

c) Eosephagus melebar.

d) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

f) Daya absorbsi melemah.

9) Sistem Reproduksi

a) Menciutnya ovari dan uterus.

b) Atrofi payudara.

c) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa

meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

d) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut

usia asal kondisi kesehatan baik.

e) Selaput lendir vagina menurun.

10) Sistem Perkemihan

a) GinjalMerupakan alat untuk mengeluarkan sisa

metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke

ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi

atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.

b) Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang

air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi

urin pada pria.

Page 47: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

34

11) Sistem Endokrin

a) Produksi semua hormon menurun.

b) Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya Basal Metabolic

Rate (BMR) dan menurunnya daya pertukaran zat.

c) Menurunnya produksi aldosteron.

d) Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya,

progesteron, estrogen dan testosteron.

12) Sistem Kulit (Sistem Integumen)

a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan

lemak.

b) Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan

proses keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-

bentuk sel epidermis.

c) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

d) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

e) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan

vaskularisasi.

f) Pertumbuhan kuku lebih lambat.

g) Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang

bercahaya.

h) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

13) Sistem Muskuloskletal

a) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.

Page 48: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

35

b) Kifosis

c) Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.

d) Persendiaan membesar dan menjadi kaku.

e) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.

f) Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil). Otot-otot

serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi

lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.

g) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

14) Selain secara patologis menua juga dapat terjadi secara

patologis yaitu dengan adanya berbagai macam penyakit

diantaranya yang terkait dengan perubahan muskuloeskeletal

yaitu penyakit artritis rheumatoid.

15) Perubahan-perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:

1) Perubahan fisik, khususnya organ perasa.

2) Kesehatan umum

3) Tingkat pendidikan

4) Keturunan (Hereditas)

5) Lingkungan

6) Kenangan (Memory)

a) Kenangan jangka panjang: Berjam-jam sampai berhari-

hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.

Page 49: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

36

b) Kenangan jangka pendek atau seketika: 0-10 menit,

kenangan buruk.

16) Perubahan-perubahan Psikososial

1) Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh

produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan

dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia

akan mengalami kehilangankehilangan, antara lain :

a) Kehilangan finansial (income berkurang).

b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang

cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).

c) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.

d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.

2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of

mortality).

3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah

perawatan bergerak lebih sempit.

4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic

deprivation).

5) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,

bertambahnya biaya pengobatan.

6) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

7) Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.

8) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

Page 50: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

37

9) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan

dengan teman-teman dan keluarga.

10) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri.

5. Permasalahan kesehatan lansia

1) Mudah jatuh, jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan

penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang

mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/ terduduk di lantai

atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan

kesadaran atau luka. Faktor instrinsik yang menyebabkan mudah

jatuh antara lain gangguan jantung dan sirkulasi darah, gangguan

sistem anggota gerak, gangguan sistem saraf pusat, gangguan

penglihatan dan pendengaran, gangguan psikologis, vertigo dan

penyakit-penyakit sistemik. Sedangkan faktor ekstrinsik penyebab

jatuh antara lain cahaya ruangan yang kurang terang, lantai licin,

tersandungbenda, alas kaki kurang pas, tali sepatu, kursi roda dan

turun tangga.

2) Kekacauan mental akut, kekacauan mental pada lansia dapat

disebabkan oleh keracunan, penyakit infeksi dengan demam tinggi,

alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi, gangguan fungsi otak

dan gangguan fungsi hati.

3) Mudah lelah, disebabkan oleh faktor psikologis berupa perasaan

bosan, keletihan dan depresi. Faktor organik yang menyebabkan

Page 51: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

38

kelelahan antara lain anemia, kekurangan vitamin, osteomalasia,

kelainan metabolisme,gangguan pencernaan dan kardiovaskuler.

4) Nyeri dada, dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner,

aneurisme aorta, radang selaput jantung dan gangguan pada sistem

pernafasan.

5) Sesak nafas, terutama saat melakukan aktifitas/ kerja fisik, dapat

disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran

nafas, berat badan berlebihan dan anemia.

6) Palpitasi/ jantung berdebar-debar, dapat disebabkan oleh gangguan

irama jantung, keadaan umum badan yang lemah karena penyakit

kronis dan faktor psikologis.

7) Pembengkakan kaki bagian bawah, dapat disebabkan oleh kaki

yang lama digantung, gagal jantung, bendungan vena, kekurangan

vitamin B1,penyakit hati dan ginjal.

8) Nyeri pinggang atau punggung, dapat disebabkan oleh gangguan

sendi atau susunan sendi pada tulang belakang, gangguan

pankreas, kelainan ginjal, gangguan pada rahim, kelenjar prostat

dan otot-otot badan.

9) kelainan lensa mata, glukoma, dan peradangan saraf mata.

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh kelainan

degeneratif, misalnya otosklerosis.

Page 52: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

39

10) Sulit tidur, dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik seperti

lingkungan yang kurang tenang dan faktor intrinsik seperti gatal-

gatal, nyeri, depresi, kecemasan dan iritabilitas.

11) Sukar menahan buang air besar, dapat terjadi karena penggunaan

obat-obatanpencahar, keadaan diare, kelainan usus besar dan

saluran pencernaan.

12) Eneuresis, sukar menahan buang air kecil atau sering ngompol

dapatdisebabkan oleh penggunaan obat-obatan, radang kandung

kemih, kelainan kontrol pada kandung kemih, kelainan persyarafan

kandung kemih serta akibta faktor psikologis.

13) Penyakit kronis, gangguan saluran cerna dan faktor-faktor

sosioekonomis (Nugroho W, 2012).

C. Tinjauan Tentang Panti Werdha

a. Pengertian panti werdha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Kamus

Pusat Bahasa, 2016) arti dari kata panti werdha adalah rumah tempat

mengurus dan merawat orang jompo.

Panti sosial tresna werdha adalah panti sosial yang mempunyai

tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lansia terlantar agar

dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat baik

yang berada di dalam panti maupun yang berada di luar panti.Dapat atau

tidak terpenuhinya kebutuhan manusia mejadi permasalahan dalam

kesejahteraan sosial.

Page 53: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

40

Kesejahteraan sosial menurut PP Nomor 43 Tahun 2004, yaitu:

Kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya (Bagian Peraturan

Perundang-undangan Biro Hukum & Humas BPKP, 2004).

Sebagai lembaga kesejahteraan sosial, panti werdha mempunyai

tugas pokok sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan kegiatan penyantunan dan pelayanan sosial lansia.

2) Menyelenggarakan kegiatan penerimaan dan bimbingan kepada

lansia.

3) Menyelenggarakan koordinasi penyelenggaraan kegiatan panti sosial.

4) Melaksanakan informasi usaha kesejahteraan sosial lansia.

5) Melaksanakan pengawasan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan panti.

6) Melaksanakan pengembangan ilmu pengetahuan tentang lansia.

b. Pelayanan Sosial panti werdha

Menurut Kemensos RI Nomor 19 tahun 2012 tentang Pelayanan

Sosial Lansia dalam Panti , pelayanan sosial adalah proses pemberian

bantuan yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan untuk

memenuhi kebutuhan lansia, sehingga yang bersangkutan mampu

melaksanakan fungsi sosialnya.

Bentuk-bentuk pelayanan sosial yang ada, menurut Depsos RI

tujuan umum dari pelayanan sosial lansia luar panti adalah meningkatkan

kualitas hidup dan kesejahteraan lansia, sehingga mereka bisa menikmati

Page 54: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

41

kehidupan masa tuanya secara wajar dan berguna (Departemen Sosial RI,

2012).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa, adanya pelayanan sosial di panti werdha dapat

membantu lansia dalam memenuhi kebutuhannya.Sehingga dengan

terpenuhi kebutuhannya maka lansia dapat mencapai kesejahteraan

sosial. Kesejahteraan sosial di Indonesia tidak terlepas dari tangan para

tenaga kesejahteraan sosial (Depdagri, 2010).

Dalam praktik pekerjaan sosial terdapat dua jenis metode yang

digunakan untuk memberikan pelayanan sosial, yaitu metode pokok dan

metode bantu. Menurut Budhi dkk (2010), metode pokok pekerjaan

sosial terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1) Metode bimbingan sosial organisasi (social community organization

atau community development)

Bimbingan sosial organisasi adalah suatu metode dan proses

untuk membantu masyarakat agar dapat menentukan kebutuhan dan

tujuannya, serta dapat menggali dan memanfaatkan sumber yang ada

sehingga kebutuhannya terpenuhi dan tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah :

a) Programming

Page 55: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

42

Dalam melaksanakan bimbingan sosial masyarakat perlu

diawali dengan pembuatan program kegiatan yang terdiri dari

teknik berikut :

1. Pengumpulan data yang diperlukan

2. Analisis data

3. Penilaian atau evaluasi

4. Perencanaan kegiatan atas dasar data yang terkumpul

b) Koordinasi dan Integrasi

Koordinasi dan integrasi merupakan kegiatan yang berkenaan

dengan pembagian dan pengaturan tugas serta pengintegrasian

kegiatan dengan pihak terkait. Teknik yang dilakukan meliputi :

1. Musyawarah dengan anggota masyarakat

2. Konsultasi dengan pihak terkait

3. Penyelenggaraan rapat atau pertemuan rutin

4. Pengorganisasian anggota dan kegiatan

5. Pendidikan dan promosi

c) Financing

Financing merupakan kegiatan yang berkenaan dengan

penggalian dana dan pemanfaatannya. Teknik yang ditempuh

adalah :

1. Pengumpulan dana untuk membiayai kegiatan.

2. Penggalangan kerja sama dalam rangka mencari dana atau

biaya.

3. Penggalangan kerja sama untuk membiayai kegiatan.

Page 56: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

43

2) Metode bimbingan sosial kelompok (social group work)

Bimbingan sosial kelompok adalah serangkaian cara kerja atau

prosedur yang teratur dan sistematis yang diterapkan pekerja sosial

dalam membimbing individu yang terikat di dalam kelompok.

Teknik yang dilakukan dalam bimbingan sosial kelompok

adalah :

a) Diskusi

Diskusi merupakan percakapan informal antara dua orang

atau lebih tentang topik tertentu sehingga diperoleh kesimpulan

tentang topik yang dibicarakan.

b) Permainan peran (role playing)

Permainan peran adalah suatu teknik yang dilaksanakan

dengan memainkan peran tertentu dengan tujuan untuk

memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk

mempraktekkan bagaimana semestinya bersikap atau bereaksi bila

dihadapkan kepada suatu masalah.

c) Studi kasus

Studi kasus adalah kumpulan dari semua bahan (informasi)

maupun fakta yang berguna untuk memberikan suatu gambaran

yang diperlukan dalam memahami orang yang terlibat dalam suatu

kasus atau permasalahan.

Page 57: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

44

d) Brain storming

Brain storming adalah teknik untuk menyampaikan ide,

dengan cara langsung, spontan, dan cepat dalam rangka

memecahkan masalah. Semua saran ditulis dan diolah oleh

kelompok untuk dicari kesimpulannya sebagai kesepakatan

bersama.

e) Interview kelompok

Interview atau wawancara kelompok adalah wawancara yang

dilakukan dengan sekelompok anggota dengan harapan setelah

kegiatan wawancara selesai akan diperoleh bahan atau keterangan

yang berguna untuk memecahkan masalah.

Tahapan dalam proses bimbingan sosial kelompok, yaitu:

a) Tahap pengumpulan data (fact finding)

Fact finding merupakan upaya mengumpulkan data tentang

individu dan kelompok yang menjadi sasaran kerja para pekerja

sosial. Dengan demikian akan diperoleh keterangan yang lengkap

dan menjadi dasar atau bahan pertimbangan dalam membuat

diagnosis.

b) Tahap diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menentukan apa yang

menjadi masalah atau kebutuhan klien (individu dan kelompok)

berdasarkan data yang ada. Caranya yaitu dengan membuat

rencana kerja yang akan dilakukan oleh pekerja sosial untuk

Page 58: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

45

membantu individu dan kelompok dalam memecahkan

masalahnya.

c) Tahap penyembuhan (treatment)

Treatment merupakan upaya untuk memberikan bantuan

berupa bimbingan sosial terhadap individu dan kelompok sesuai

rencana yang ada. Evaluasi secara terus-menerus perlu dilakukan

agar tindakan yang diberikan dapat efektif. Apabila hal yang

dilakukan tidak sesuai, maka dapat dibuat rencana kerja yang lebih

sesuai sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

3) Metode bimbingan sosial perorangan (social case work)

Bimbingan sosial perorangan adalah serangkaian cara kerja

atau prosedur yang teratur dan sistematik untuk menolong individu

yang mengalami permasalahan sosial sehingga semua

permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik dan individu yang

bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan serta

fungsi sosialnya secara lebih baik pula.

Menurut Budhi dkk (2010), metode social case work bersifat

individual, karenanya dikatakan pendekatan mikro, yaitu

membantu individu-individu yang memiliki masalah. Kajian dalam

metode social case work dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a) Bidang yang bersifat penyembuhan (problem solving) dan

konseling (therapy) yaitu bagi orang-orang yang memiliki

masalah.

Page 59: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

46

b) Kajian yang bersifat pengembangan diri (personal

development), yaitu bagi orang-orang yang tidak memiliki

masalah, namun menginginkan adanya upaya pengembangan

diri.

Page 60: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

47

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Artritis Reumatoid Merupakan penyakit auto imun dengan proses

peradangan menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan

sendi dan berbagai organ di luar persendian. Peradangan kronis dipersendian

menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena, terutama di persendian

tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi) (Misnadiarly,

2007).

Menurut Junaidi (2012), penyebab penyakit rematik diantaranya:

Genetik : Pada penyakit arthritis rheumatoid faktor genetic sangat

berpengaruh. Gen-gen tertentu yang terletak di kompleks histokompatibilitas

utama (MHC) pada kromosom 6 telah terlibat predisposisi dan tingkat

keparahan arthritis rheumatoid. Obesitas: BMI di atas rata-rata mengakibatkan

terjadinya penumpukan lemak pada sendi sehingga meningkatkan tekanan

mekanik pada sendi penahan beban tubuh, khususnya lutut. Gaya Hidup: pola

hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam

kegiatan menurut minat dan pendapat yang bersangkutan.

Page 61: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

48

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Bebas (variabel independent) Variabel Terikat (variabel dependent)

Keterangan :

: variabel yang di teliti

: Hubungan antara variabel

C. Variabel Yang Diteliti

Variabel merupakan suatu ukuran, ciri, serta sifat yang didapatkan oleh

suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,

2012). Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat yaitu faktor yang mempengaruhi kejadian arthritis

rheumatoid pada lansia (obesitas, genetik dan gaya hidup).

Genetik

Gaya hidup

Obesitas

Kejadian arthritis

rheumatoid pada

lansia

Page 62: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

49

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas yaitu kejadian arthritis rheumatoid pada lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap objek atau

fenomena (Saryono, 2013).

Lansia adalah keadaan yang ditandai dengan kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis, kegagalan

ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual. Kategori lansia yaitu seseorang yang

telah mencapai usia 60 tahun keatas.

Arthritis Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan,

pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan

sekitarnya

Penelitian ini meliputi beberapa variabel yang di teliti antara lain :

a. Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh

sehingga membuat berat badan berada di luar batas ideal, dengan kriteria

objektif :

1. Faktor yang mempengaruhi obesitas : Apabila nilai IMT

≥23,0 – 30 dalam kategori obesitas

Page 63: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

50

2. Bukan Faktor yang mempengaruhi obesitas : Apabila nilai IMT

18,5-22,9, dalam kategori normal/ideal

b. Genetik adalah suatu kecenderungan genetik kearah terjadinya arthritis

rheumatoid pada keluarga lansia yang memiliki penyakit yang sama,

dengan kriteria objektif :

1. Faktor yang mempengaruhi genetik : Apabila jumlah skor

nilai jawaban responden adalah ≥ 50%

2. Bukan Faktor yang mempengaruhi genetik : Apabila jumlah skor

nilai jawaban responden adalah < 50%

c. Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,

berkaitan dengan yang dilakukan sehari-hari seperti olahraga, makanan

dan aktivitas merokok, dengan kriteria objektif :

1. Faktor yang mempengaruhi gaya hidup : Apabila jumlah skor

nilai jawaban responden adalah ≥ 50%

2. Bukan faktor yang mempengaruhi gaya hidup : Apabila jumlah skor

nilai jawaban responden adalah < 50%

Page 64: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan

pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa

tertentu (Nursalam, 2014).

Pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara

objektif tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Arthritis

Rheumatoid pada lansia.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilaksanankan di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20-22 juli 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek /

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012).

Page 65: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

52

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari. yaitu sebanyak 30 orang lansia yang

menderita arthritis rheumatoid.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoadmodjo, 2012).

Tehnik sampling pada penelitian ini teknik pengambilan sampel

dilakukan secara total sampling dimana jumlah sampel sama dengan

populasi (Sugiyono, 2012). Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 30

sampel.

D. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah diolah (Arikunto, 2014).

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini bersifat

tertutup dengan jawaban yang sudah disediakan.

Page 66: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

53

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung

pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono dkk

2013). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuesioner atau

penyebaran daftar pertanyaan dengan responden yaitu lansia yang

mengalami penyakit arthritis rheumatoid di Panti Sosial Tresna

Werdha Minula Kendari. Untuk mendapatkan data faktor-faktor yang

mempengaruhi arthritis rheumatoid dan kejadian arthritis rheumatoid

pada lansia, kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah

terdapat pilihan atau alternatif jawaban.

b. Data sekunder

Menurut Saryono dkk (2013), data sekunder adalah data yang

diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari

subjek penelitian. Data yang diperoleh dari Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari.

c. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukandengan

menggunakan kuesioner tentang gambaran aktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Page 67: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

54

F. Tehnik Pengolahan

Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahap sebagai

berikut(Arikunto, 2014) :

a. Editing

Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar pertanyaan

yang telah diisi.Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan

pengisian, dan konsistensi dari setiap jawaban.

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut

kriteria tertentu.Klasifikasi umumnya ditandai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka.

c. Skoring

Skoring adalah penentuan jumlah skor bila ada jawaban ya diberi skor

1 dan bila tidak diberi skor 0.

d. Tabulating

Tabulating adalah pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan

mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisa.

Proses tabulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

metode tally, menggunakan kartu, dan menggunakan komputer (Nursalam,

2014).

Page 68: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

55

G. Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam mengungkap fenomena (Nursalam, 2014).

Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi dan dikelompokkan sesuai

dengan kelompok data dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, dengan

menggunakan presentase dengan rumus (Sugiyono, 2012) :

Kxn

fX

Keterangan

X = Persentase hasil yang dicapai

f = Frekuensi variabel yang diteliti

n = Jumlah sampel yang diteliti

K = Konstanta (100%)

H. Penyajian Data

Setelah data diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan

dinarasikan.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan

persetujuan kepada Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Setelah peneliti mendapatkan persetujuan, kemudian dilakukan penelitian

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

Page 69: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

56

1. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek pada lembar kuesioner. Lembar tersebut

hanya diberi kode nomer tertentu.

2. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijamin oleh peneliti. Data hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Informed Consent

Lembar persetujuan akan diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan kepada klien yang akan diteliti dengan tujuan agar responden

mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah responden menyatakan

kesediaannya, maka harus menandatangani lembar persetujuan.

4. Full disclosure

Pengungkapan yang menyajikan semua informasi yang relevan.

Informasi yang diungkapkan adalah informasi minimum yang diwajibkan

ditambah dengan informasi lain yang diungkapkan secara sukarela.

Page 70: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

57

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Sejarah

PSTW “Minaula” kendari yang dahulunya bernama sasana

Tresna Werdah ini diresmikan oleh menteri sosial RI bapak suparjo

pada tangggal 07 desember 1981. Akhirnya pada tahun 1994/1995

sasana tresna werdah “minaula” kendari dengan jumlah 100 orang dan

dalam operasionalnya bertanggung jawab kepada menteri sosial RI

melalui kepala kantor wilayah departemen sosial provinsi Sulawesi

tenggara.selanjutnya dalam era otonomi daerah PSTW minaula

kendari ini berubah menjadi UPTD PSTW “ minaula” kendari yang

bergabung dalam dinas kesehatan dan sosial provinsi Sulawesi

tenggara. Akhirnya pada tahun 2013 UPTD PSTW “minaula” kendari

bergabung dengan kementrian sosial RI dan berubah nama menjadi

UPT PSTW “minaula” kendari.

b. Visi dan Misi

Pelaksanaan program dan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial

lanjut usia mengacu pada “ nawa cita” presiden RI yaitu

Visi : terwujudnya Indonesia yang berdaulat,mandiri dan

berkepribadian berdasarkan gotong royong.

Page 71: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

58

Misi : meningkatkan kuaitas hidup manusia Indonesia melalui “

indonesia sejahtera, memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui

ruang-ruang dialog antar warga.

c. Program pelayanan

1) Program home care services ( pelayanan berbasis keluarga lansia)

merupakan pelayanan pendampingan dan atau perawatan lansia

dirumah dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan

oleh keluarga, kerabat atau warga masyarakat setempat.

2) Program day care sevices ( pelayanan harian lansia ) kegiatan

terencana dengan menyediakan aktifitas yang dirancang untuk

meningkatkan kualitas hidup lansia melalui pengisisan waktu luang

pemeliharaan kesehatan,prtemanan, penambah pengetahuan dan

keterampilan.

3) Nursing care services

Bagi lanjut usia adalah dukungan yang diberikan kepada lanjut usia

dengan cara membantu mereka untuk mempertahankan

kemandirian dan kualitas hidupnya dalam suasana yang nyaman

didalam panti ( penerima manfaat dalam kondisi dependen/sangat

bergantung)

4) Pelayanan penjangkauan kedaruratan bagi lansia tindakan yang

yang mendesak dan tepat untuk menyelamatkan nyawa,menjamin

perlindungan dan memuliakan kesejahteraan lansia dalam situasi

darurat

Page 72: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

59

5) Program family support

Setiap upaya yang ditujukan kepada lansia guna memperkuat

keberfungsian fisik ,psikologis sosial dan spiritual maupun

ekonomi dengan dukungan dan pernyataan keluarga lansia.

d. Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

Sumber daya manusia di UPT PSTW minaula kendari :

1) Pegawai negeri sipil (PNS) berjumlah 19 orang

2) Pegawai honorer berjumlah 36 orang

Adapun sarana transportasi di UPT PSTW minaula kendari

1) Bis : 2 unit

2) Mobil operasional : 3 unit

3) Mobil ambulan : 1 unit

4) Motor operasinal : 5 unit

Panti Tresna Werdha Minaula Kendari mempunyai beberapa prasarana

yang dibangun diatas lahan -/+ 3Ha :

1) Penerima manfaat : 12 unit

2) Ruang serba guna : 1 unit

3) Ruang perawatan khusus : 1 unit

4) Ruang keterampilan : 1 unit

5) Ruang poliklinik : 1 unit

6) Ruang dapur : 1 unit

7) Ruang pemulasan jenasah : 1 unit

8) Kantor : 1 unit

Page 73: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

60

9) Rumah dinas : 6 unit

10) Rumah jabatan : 1 unit

11) Aula : 1unit

12) Mesjid : 1 unit

13) Gudang : 1 unit

14) Kolam ikan : 6 unit

Letak geografis UPT PSTW “ minaula kendari”

1) Sebelah utara berbatasan dengan jalan poros bandara haluoleo

2) Sebelah selatan berbatasan dengan lahan perkebunan masyarakat

3) Sebelah barat dan timur berbatasan dengan rumah masyarakat

2. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Kendari. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengolahan data yang

diperoleh dari 30 responden dapat disajikan dalam bentuk tabel.

a. Umur

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Umur Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Umur (Tahun) Frekuensi (f) Presentase (%)

60-74 17 56,7

75-90 11 36,6

90 2 6,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa dari 30 orang yang

menjadi responden dengan kategori usia, frekuensi tertinggi yaitu pada

Page 74: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

61

usia 60-74 sebanyak 17 orang (56,7%) dan frekuensi terendah yaitu

pada usia > 90 tahun sebanyak 2 orang (6,7%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)

Laki-laki 17 56,7

Perempuan 13 43,3

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa dari 30 orang yang

menjadi responden dengan kategori jenis kelamin, frekuensi tertinggi yaitu

laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (55,9%) dan frekuensi terendah yaitu

perempuan sebanyak 15 orang (44,1%).

c. Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)

Tidak sekolah 13 43,3

SD 13 43,3

SMP 3 10

SMA 1 3,4

Diploma/Perguruan

tinggi - -

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dari 30 orang yang

menjadi responden dengan kategori tingkat pendidikan, frekuensi

tertinggi yaitu pada pendidikan tidak sekolah dan pendidikan Sekolah

Page 75: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

62

Dasar masing-masing sebanyak 13 orang (43,3) dan frekuensi terendah

yaitu pendidikan SMA sebanyak 1 orang (3,4%).

3. Variabel Penelitian

Kegiatan penelitian ini berlangsung pada bulan juli tahun 2017 di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari untuk mengetahui Faktor-

Faktor yang mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada Lansia.

Berdasarkan data yang yang menjadi responden penelitian di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari, jumlah responden sebanyak 30 orang.

Variabel hasil penelitian ini akan disajikan dalam beberapa tabel

distribusi disertai dengan narasi atau penjelasan tabel yang terdiri dari

sebagai berikut:

a. Faktor Obesitas

Tabel Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi gambaran faktor obesitas yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Obesitas Frekuensi (f) Presentase (%)

Faktor yang

mempengaruhi 11 36,6

Bukan faktor yang

mempengaruhi 19 63,4

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden di tinjau dari faktor obesitas dengan frekuensi tertinggi

yaitu pada kategori bukan faktor yang mempengaruhi sebanyak 19

Page 76: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

63

orang ( 63,3%) dan frekuensi terendah yaitu pada kategori faktor yang

mempengaruhi sebanyak 11 orang (36,6%).

b. Faktor Gaya Hidup

Tabel Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi gambaran faktor gaya hidup yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Gaya hidup Frekuensi (f) Presentase (%)

Faktor yang

mempengaruhi 25 83,3

Bukan Faktor yang

mempengaruhi 5 16,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden ditinjau dari faktor gaya hidup dengan frekuensi tertinggi

yaitu pada kategori fator yang mempengaruhi sebanyak 25 orang

(83,3%) dan frekuensi terendah yaitu pada pada kategori bukan faktor

yang mempengaruhi sebanyak 5 orang (16,7%).

c. Faktor Genetik

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi gambaran faktor genetik yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari

Genetik Frekuensi (f) Presentase (%)

Faktor yang

mempengaruhi 27 90

Bukan Faktor yang

mempengaruhi 3 10

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2017

Page 77: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

64

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 30

responden ditinjau dari faktor genetik dengan frekuensi tertinggi yaitu

pada kategori faktor yang mempengaruhi sebanyak 27 orang (90%)

dan frekuensi terendah yaitu pada kategori bukan faktor yang

mempengaruhi sebanyak 3 orang (10%).

B. Pembahasan

Sesuai hasil penelitian diatas maka dapat di identifikasi Gambaran

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada

Lansia. Berdasarkan data yang yang menjadi responden penelitian di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari. Dengan melihat beberapa variabel

penelitian meliputi:

1. Faktor obesitas

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya

resiko untuk timbulnya arthritis rheumatoid baik pada wanita maupun

pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis

pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan arthritis rheumatoid

sendi lain (tangan atau sternoklavikula) (Junaidi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor obesitas yang

mempengaruhi kejadian arthritis rheumatoid pada lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari, Adanya kejadian arthritis rheumatoid

yang masih ada ditemukan pada lansia dengan kategori faktor yang

mempengaruhi sebanyak 11 orang (36,6%), hal ini di pengaruhi karena

lansia memiliki riwayat obesitas saat masih muda dan juga lansia yang

Page 78: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

65

obesitas dengan berat badan dimiliki rata-rata mengakibatkan terjadinya

penumpukan lemak pada sendi sehingga meningkatkan tekanan mekanik

pada sendi penahan beban tubuh, seperti sendi tangan, pergelangan tangan

dan kaki. Selain itu, siku, bahu, pinggung, lutut dan pergelangan kaki.

Sebagian besar menunjukkan bahwa bukan faktor yang mempengaruhi

arthritis rheumatoid sebanyak 19 orang (63,3%), hal ini dipengaruhi oleh

adanya faktor pendukung lansia yang menderita arthritis rheumatoid

memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama atau gaya

hidup lansia yang memiliki resiko terkena arthritis rheumatoid.

Pada penelitian ini yang telah dilakukan di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari, tentang faktor obesitas disimpulkan bahwa

bahwa bukan faktor yang mempengaruhi arthritis rheumatoid lebih

dominan tidak berpengaruh pada faktor yang mempengaruhi arthritis

rheumatoid.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh reski ayu (2015), tentang

identifikasi faktor resiko terjadinya rheumatoid arthritis pada usia lanjut.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 47 orang (100) tidak

memiliki resiko terjadinya rheumatoid arthritis. Hal ini dapat dimengerti

karena pengelolaan makanan di panti tresna werdha minaula disediakan

dan telah di atur dengan menu dan gizi yang seimbang oleh tim gizi yang

bertugas dipanti tersebut.

Page 79: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

66

Penelitian ini sejalan juga yang dilakukan oleh Uyun Nadliroh,

2014 tentang gambaran penyakit rematik pada lansia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70%) memiliki status gizi

ideal yaitu 14 orang (70%), selebihnya 6 orang (30%) mengalami obesitas,

dan tidak ada yang dikategorikan kurus. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak hanya lansia yang mengalami obesitas saja yang

dapat berpengaruh terhadap penyakit rematik tetapi lansia yang memiliki

status gizi ideal juga dapat menderita rematik.

Menurut teori yang dikemukakan Junaidi (2006) rematik dapat

disebabkan oleh kegemukan atau obesitas. Kenyataannya penelitian ini

menunjukkan bahwa prevalensi obesitas relatif rendah. Hal ini

berarti bahwa sebagian besar responden menderita rematik bukan

disebabkan karena masalah obesitas.

2. Faktor gaya hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini

dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup seseorang

biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan

Page 80: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

67

cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan

dengan perubahan hidupnya.

Cedera otot maupun sendi yang dialami sewaktu berolahraga atau

akibat aktivitas fisik yang terlalu berat, bisa menyebabkan rheumatoid

arthritis. Makanan yang mengadung purin tinggi seperti jeroan, daging,

sayuran dan seafood akan meningkatkan kadara asam urat sehingga dapat

menyebabkan penumpukan Kristal pada sendi dan jaringan. Beberapa

makanan yang menyebabkan arthritis rheumatoid antara lain daging

merah seperti kambing, sapi, kuda dan lain-lain, seafood atau makan laut

seperti udang, cumi-cumi karang, ikan teri dan kepiting, kacang-kacangan

seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau dan

tauge, sayuran seperti kol, buncis, bayam, jamur, daun singkong, dan

kangkung, jenis jeroan seperti babat, usus, ginjal, limfa, paru, otak dan

hati.

Merokok adalah salah satu faktor resiko dari keparahan arthritis

rheumatoid pada populasi tertentu. Tetapi alasan pengaruh rokok

terhadap sinovitis belum sepenuhnya didefinisikan, tapi rokok

mempengaruhi sistem kekebalan bawaan di jalan nafas (Junaidi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari, sebagian besar menunjukkan bahwa

faktor yang mempengaruhi sebanyak 25 orang (83,3%). Hal ini di

pengaruhi gaya hidup dengan aktivitas yang dilakukan baik berolahraga

Page 81: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

68

yang kurang diminati oleh lansia dan kurangnya aktivitas pergerakan

lainnya baik jalan santai dengan kurangnya program latihan yang

memadai bisa berpengaruh pada hilangnya rentang gerak, atrofi otot,

kelemahan dan deformitas yang beresiko terjadinya arthritis rheumatoid,

mengalami cidera pada persendian dapat mempengaruhi terjadinya

arthritis rheumatoid, makanan yang di komsumsi tanpa mengetahui

manfaat dan efek dari makan teresebut akan mudah memicu terjadinya

arthritis rheumatoid dan mengkomsumsi rokok secara aktif

meningkatkan kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan

akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan

tulang rawan yang berperan terjadinya arthritis rheumatoid.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh reski ayu (2015), tentang

identifikasi faktor resiko terjadinya rheumatoid arthritis pada usia lanjut.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ada faktor yang

mempengaruhi terjadinya reumatoid arthritis di tinjau dari factor

pekerjaan/aktifitas yaitu sebanyak 61,71%. Hal tersebut di pengaruhi oleh

perubahan fisik akibat proses penuaan seperti perubahan pada

muskuloeskeletal.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Uyun Nadliroh, 2014

tentang gambaran penyakit rematik pada lansia. Penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden (65%)

memiliki riwayat cidera. Riwayat cidera yang dimaksud adalah trauma

berat pada lutut yang biasanya terjadi karena aktivitas olah raga rutin dan

Page 82: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

69

berat (umum terjadi pada olahragawan atau atlet). Dengan demikian

sebagian besar lansia dalam penelitian ini menderita rematik salah

satunya karena sebab riwayat cidera. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan Junaidi (2006) bahwa penyakit rematik dapat disebabkan

karena penderita pernah mengalami trauma berat pada lutut sampai terjadi

pembengkakan atau berdarah, seperti pada olahragawan (pemain basket,

sepak bola, pelari dan sebagainya).

3. Faktor genetik

Pada penyakit arthritis rheumatoid faktor genetik sangat

berpengaruh. Gen-gen tertentu yang terletak di kompleks

histokompatibilitas utama (MHC) pada kromosom 6 telah terlibat

predisposisi dan tingkat keparahan arthritis rheumatoid. Penduduk asli

Amerika dengan gen polimorfik HLA-DR9 memiliki resiko 3,5 lebih

besar terkena arthritis rheumatoid bawaan. keluarga yang memiliki

anggota keluarga terkena arthritis rheumatoid memiliki risiko lebih tinggi

dan juga memiliki sifat keluhan yang sama pada penderita dengan gen

yang sama (Junaidi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari, sebagian besar menunjukkan bahwa

yang mempengaruhi sebanyak 27 orang (90%), hal ini di pengaruhi

dengan di turunkannya gen pembawa sifat maka kemungkinan besar akan

mengalami arthritis rheumatoid serta faktor genetik juga berpengaruh

Page 83: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

70

pada proses penuaan. dan keluhan yang di alami akan sama yang

dirasakan pada gen pemberi kepada penderita Arthritis Rheumatoid.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Uyun Nadliroh, 2014

tentang gambaran penyakit rematik pada lansia. Penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70%)

memiliki riwayat penyakit keturunan keluarga yang menderita rematik.

Dengan demikian sebagian besar lansia dalam penelitian ini menderita

rematik salah satunya karena sebab riwayat penyakit keturunan. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan Junaidi (2006) bahwa penyakit

rematik dapat disebabkan faktor riwayat penyakit keturunan.

Page 84: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kejadian Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kendari, dapat ditari kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran faktor obesitas yang mempengaruhi kejadian Arthritis

Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Frekuensi tertinggi yaitu pada kategori bukan faktor yang mempengaruhi

sebanyak 19 orang ( 63,3%) dan frekuensi terendah yaitu pada kategori

faktor yang mempengaruhi sebanyak 11 orang (36,6%).

2. Gambaran faktor gaya hidup yang mempengaruhi kejadian Arthritis

Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Frekuensi tertinggi yaitu pada kategori fator yang mempengaruhi sebanyak

25 orang (83,3%) dan frekuensi terendah yaitu pada pada kategori bukan

faktor yang mempengaruhi sebanyak 5 orang (16,7%).

3. Gambaran faktor genetik yang mempengaruhi kejadian Arthritis

Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Frekuensi tertinggi yaitu pada kategori faktor yang mempengaruhi

sebanyak 27 orang (90%) dan frekuensi terendah yaitu pada kategori

bukan faktor yang mempengaruhi sebanyak 3 orang (10%).

Page 85: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

72

4. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian ini antara lain:

1. Bagi lansia dengan penyakit arthritis rheumatoid, agar selalu

mempertehankan kesehatannya dan menghindari faktor yang

mempengaruhi arthritis rheumatoid setelah mendapatkan formasi

kesehatan tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan variabel penelitian ini

dengan instrument dan sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian

yang didapatkan lebih akurat.

3. Bagi pihak institusi Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya jurusan

keperawatan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi ilmu

pengetahuan dan pengembangan terhadap penulisan Karya Tulis Ilmiah

selanjutnya tentang gambaran faktor yang mempengaruhi Arthritis

Rheumatoid.

4. Kerjasama yang dilakukan oleh Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya

jurusan Keperawatan dan Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari

agar lebih meningkatkan kerjasama dan mengembangkan kerjasama baik

dalam pengembangan kajian ilmiah maupun kegiatan bakti sosial bersama

demi menigkatkan taraf kesehatan pada lansia.

5. Penelitian ini di harapkan memberikan wawasan pengetahuan kepada

lansia tentang Arthritis Rheumatoid dan di harapkan mudah di pahami

dengan kajian ilmiah yang dikembangkan.

Page 86: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

DAFTAR PUSTAKA

Adelia. 2011. Libas Rematik dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda. Yogyakarta:

Briliant Books.

Arif, muttaqin. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system

muskuloeskeletal. Jakarta. Salemba medika.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta.

Azizah. 2011. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta. Graha ilmu.

Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum & Humas BPKP. (2004).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang

Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut

Usia.(http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/61/968.bpkp) (diakses

diakses tanggal 28 maret 2017)

Budhi Wibhawa, Santoso T. Raharjo, & Meilany Budiarti S. (2010). Dasar-Dasar

Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran.

Darmojo, Boedhi. 2009. Buku ajar giatri (ilmu kesehatan lansia edisi 4). Jakarta.

FKUI.

Depdagri. 2010. Undang-undang Nomor Republik Indonesia Nomor 13 tahun

1998 kesejahteraan lanjut usia.

Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L.,et al. 2008. The seventh edition of the

benchmark evidence-based pharmacotherapy. McGraw-Hill Companies Inc.

USA.

Depsos RI. (2012). Kepmensos RI Nomor19 tahun 2012 tentang Pedoman

Pelayanan Sosial Lansia dalam Panti: Jakarta: Depsos RI.

……………...(2012). Standarisasi Pelayanan Sosial Lansia Luar Panti.Jakarta:

Depsos RI.

Badan pusat statistik. 2017.laporan lanjut usia disulawesi tenggara.kendari

Effendi, N. (2012). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:

EGC.

Gordon. 2002. Radang sendi. Jakarta. PT. Raja Grafindo.

Page 87: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

Haida Meytania Utami, dkk. 2015. “Faktor-FaktorRisiko Arthritis Reumatoid

pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas NgemplakSimongan,

Semarang Barat.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Grasindo.

Junaidi, Iskandar, 2012. Rematik dan Asam Urat edisi revisi. Jakarta: PT Bhuana

Ilmu Populer.

Kumar, Pradeep., Banik, Shenhashish. 2013. Pharmacoterapy Optinons In

Rheumatoid Arhtritis. Clinnical Medicine Insights: Arthritis and

Muschuloskeletal Disorder 2013:6. Libertas Academica Ltd.

Maryam, R.Siti .2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta :

Salemba Medika.

Meytania Utami, Haida dkk. 2015. Faktor-Faktor Risiko Arthritis Reumatoid

pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan,

Semarang Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Semarang.

Misnadiarly, 2007. Rematik: Asam Urat, Hiperurisemia, Arthritis Gout. Jakarta:

PustakaObor Populer.

Notoatmodjo,S 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta.

Nugroho,W. 2012. Keperawatan Gerontik.dan Geriatrik Ed. 3 Penerbit buku

Kedokteran. Jakarta : EGC.

Pollard et al., 2005.The qonsequences of rheumatoid arthritis: quality of life.

PSTW Minaula kendari. 2017. Laporan Tahunan Lansia Pstw Minaula Kendari

tahun 2017. Kota kendari

Reski ayu. 2015. identifikasi factor resiko terjadinya rheumatoid arthritis pada

usia lanjut di panti tresna werdha minaula kecamatan ranomeeto kabupaten

konawe selatan. Politeknik Kesehatan Kendari. Jurusan Keperawatan.

Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta.Nuha Medika.

Smeltzer, S. C., & Bare B. G. ( 2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth ( Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Alfabeta.

Sugondo, S. 2009. Obesitas. Jakarta. Departemen ilmu penyakit dalam fakultas

kedokteran universitas Indonesia.

Page 88: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

Suratun, Heryati, Manurung & Raenah. 2008. Klien gangguan sistem

muskuloeskeletal. Jakarta. EGC.

Uyun Nadliroh. 2014. Gambaran Penyakit Rematik Pada Lansia Di Panti Wreda

Dharma Bakti Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Pku

Muhammadiyah Surakarta.

Tim Redaksi Kamus Pusat Bahasa. (2016). Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Page 89: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 90: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

Lampiran 1

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Responden

di –

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : Riska Ananda Saputri

Nim : P00320014041

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan kendari Jurusan Keperawatan,

bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang

mempengaruhi kejadian Arthritis Rheumatoid pada Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari.

Sehubungan dengani tu, saya mengharapkan anda dapat meluangkan

waktu untuk menjadi sampel dalam penelitian ini, apabila anda setuju anda di

persilahkan untuk menandatangani surat persetujuan sampel berikut ini. Atas

partisipasi dan kebijakan sampel saya ucapkan terimakasih,

Peneliti

Riska Ananda Saputri

Page 91: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

Lampiran 2 :

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini tidak keberatan untuk menjadi

sampel dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan

kendari Jurusan Keperawatan dengan judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi

kejadian Arthritis Rheumatoid pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataan

ini dengan suka rela tanpa paksaan dari manapun, semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Kendari, 2017

Responden

Page 92: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN

ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI

SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI

IdentitasResponden

NamaResponden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status : 1.kawin, 2.Tidak kawin, 3. Duda / janda.

Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti.

2. Pilihlah : Ya atau Tidak

3. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain.

4. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban.

5. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.

Obesitas Kurus < 18,5 Ideal 18,5-22,9 Obesitas ≥23, 0-30 Hasil

1. TB:

2. BB:

Genetik Ya Tidak

1. Apakah ada keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit

rematik?

Gaya hidup Ya Tidak

1. Apakah anda melakukan kegiatan olahraga setiap hari?

2. Apakah anda melakukan kegiatan olahraga ≥30 menit

Page 93: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

dalam sehari (senam, lari-lari kecil, jalan pagi dan lain-lain?

3. Apakah anda melakukan kegiatan/aktifitas sehari-hari

melakukan pekerjaan rumah, mencuci, membersihkan

ruangan temat tinggal), ≥30 menit dalam sehari ?

4. Apakah selama anda berada dipanti sering mengkomsumsi

makan makanan laut seperti udang, kepiting cumi-cumi dan

ikan teri?

5. Apakah selama anda berada dipanti sering mengkomsumsi

sering mengkomsumsi sayuran seperti kangkung, bayam

kol, buncis, daun singkong?

6. Apakah selama anda berada dipanti sering mengkomsumsi

kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang merah,

kacang hijau dan tauge?

7

Apakah selama anda berada dipanti sering mengkomsumsi

daging merah seperti kambing, sapi, kuda dan lain-lain?

8 Apakah anda mengetahui bahwa mengkomsumsi rokok

dapat menyebabkan rematik ?

9 Apakah anda sering berada di tempat yang terpapar dengan

asap rokok?

10 Apakah nyeri pada persendian yang anda alami akibat dari

mengkomsumsi rokok?

Page 94: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 95: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 96: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 97: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 98: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 99: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah
Page 100: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

DOKUMENTASI

Proses pengukuran tinggi badan dan berat badan pada responden

Page 101: KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI · 2018. 9. 6. · Percayalah,tuhan tak pernah salah memberi rezeki ketika anda tidak pernah

Proses pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden