kehamilan dengan mioma uteri

45
Kehamilan dengan Mioma Uteri Disusun Oleh : Sylvia Wijaya 11-2014-034 Pembimbing: Dr Wahyu Jatmika, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RS MARDI RAHAYU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRIDA WACANA 1

Upload: sylwijaya08

Post on 17-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kasus mioma Uteri

TRANSCRIPT

Page 1: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Kehamilan dengan Mioma Uteri

Disusun Oleh :

Sylvia Wijaya

11-2014-034

Pembimbing:

Dr Wahyu Jatmika, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS MARDI RAHAYU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRIDA WACANA

PERIODE 29 Juni 2015 -05 September 2015

1

Page 2: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS OBSTETRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat

SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS

Nama : Sylvia Wijaya Tanda tangan :

NIM : 11.2014.034

Dr pembimbing / penguji : Dr. Wahyu Jatmika,Sp.OG

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny.M Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 42 tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Kawin (GIP0A0) Agama : Islam

Pekerjaan :Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA

Alamat : Garung Lor rt 01 rw 01 Kaliwungu

Kudus

Masuk Rumah Sakit :9 Agustus 2015

Nama suami : Tn. A

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Garung Lor rt 01 rw 01 Kaliwungu Kudus

Anamnesis

Dilakukan autoanamnesis tanggal 9 Agustus 2015 Pukul 18.00 WIB

Keluhan utama :

Perut terasa kencang kencang

2

Page 3: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Riwayat Penyakit Sekarang

Wanita berusia 42 tahun, hamil 40 minggu, datang dengan keluhan perut kencang yang

dirasakan sejak satu SMRS. Pasien mangatakan mengeluarkan darah dan lender dari jalan

lahir. Gerakan janin aktif dan masih dapat dirasakan. Pasien mengatakan ini kehamilan

yang pertama. Dari hasil pemeriksaan waktu masa kehamilan pasien juga mengeluhkan

ada benjolan pada perut yang dirasakan selain janin. Pasien tidak mengeluh mual,

muntah, pusing, mata berkunang, dan mata tidak kabur. Buang air besar dan buang air

kecil lancar. Pasien mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan.

Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, baik sebelum dan selama kehamilan.

Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.

Riwayat Kehamilan:

ANC rutin di bidan, tidak ditemukan masalah dalam kehamilan sebelumnya.

Riwayat Haid:

Menarche : 15 Tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

HPHT : 3 November 2014

HPL : 10 Agustus 2015

- Perkawinan :1 kali

- Menikah usia : 40 tahun

- Lama menikah : 2 tahun

- Riwayat KB : tidak ada

- ANC : teratur ke bidan

3

Page 4: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Hamil

ke

Usia

kehamilan

Jenis

persalinan

Penyulit penolon

g

Jenis

kelamin

BB/TB

lahir

Umur

sekarang

Masa

Nifas

1 Hamil ini

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan alergi.

OS tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma

dan alergi.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,7oC

Tinggi Badan : 150 cm

Berat : 50 kg

4

Page 5: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Kulit

Warna sawo matang, turgor kulit baik, ikterus(-),

Kepala

Normocephali, Rambut hitam, distribusi merata

Mata

Pupil isokor Ø 3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),

edema palpebra (-/-)

Telinga

Selaput pendengaran utuh, serumen (-), perdarahan (-)

Hidung

Sekret (-), deviasi septum (-), pernapasan cuping hidung (-), epistaksis (-)

Mulut

Lidah dalam batas normal, mukosa bucal merah muda.

Leher

Tidak terdapat pembesaran Tiroid dan KGB, Deviasi trachea (−), Hipertrofi otot pernapasan

tambahan (−), Retraksi suprasternal (−)

5

Page 6: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Dada

Paru-paru (Pulmo)

Inspeksi : warna kuning langsat, sela iga tidak melebar, retraksi (-), pergerakan

simetris pada saat statis dan dinamis, pernapasan abdominotorakal.

Palpasi : sela iga tidak melebar, pergerakan simetris pada saat statis dan

dinamis, vokal fremitus simetris kanan dan kiri.

Perkusi : sonor +/+

Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung (Cor)

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada sela iga V, 2 cm medial dari linea

midclavicularissinistra

Perkusi :

Batas atas : pada sela iga II garis parasternal kiri

Batas kiri : pada sela iga V, 2 cm medial dari garis midclavicularis

sinistra

Batas kanan : pada sela iga V, pada garis parasternal sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, tidak terdengar murmur dan gallop pada ke

4 katup jantung

Perut (Abdomen)

Inspeksi : membuncit, tidak ada luka bekas operasi, tampak benjolan abnormal

pada kanan atas

Palpasi : nyeri tekan ( - ), massa ( + ), defans muskuler (-)

Hati : tidak teraba

Limpa : tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+)

6

Page 7: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Anggota gerak : Tangan Edema -/-, kaki edema -/-, sianosis -/-, clubbing finger -/-

Kelenjar getah bening

Submandibula : tidak ditemukan pembesaran

Supraklavikula : tidak ditemukan pembesaran

Lipat paha : tidak ditemukan pembesaran

Leher : tidak ditemukan pembesaran

Ketiak : tidak ditemukan pembesaran

Aspek kejiwaan

Tingkah laku : tenang

Alam perasaan : biasa

Proses pikir : wajar

A. PEMERIKSAAN OBSTETRIKUS

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Wajah : chloasma gravidarum (-)

Payudara : pembesaran (+), puting susu menonjol, cairan dari puting (-)

Abdomen : membuncit memanjang

linea nigra (+), striae gravidarum (+)

bekas operasi (-)

Palpasi

TFU : 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (32 cm)

Tafsiran Berat Janin: (32-12)x155= 3100 gram

Leopold I :Teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong).

Leopold II :Teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kanan

(PUKA)

Leopold III : Teraba bagian bulat, melenting, dan keras (kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

7

Page 8: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

DJJ :11-12-12(140 x/menit)

His :(+) 1x dalam 10 menit selama 35 detik.

PPV : (+)

Pemeriksaan dalam:

Vaginal Toucher

Ø 2 cm,KK (+), effacement 25%

bagian bawah janin kepala, hodge I

UUK kanan

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Darah Lengkap

Hemoglobin 9,9 g/dL 11,7=15,5 g/dL

Lekosit 10.600 /uL 3600-11000 /uL

Eosinofil 1,10 1-3

Basofil 0,20 0-1

Neutrofil 78,10 50-70

Limfosit 13,20 25-40

Monosit 7,40 2-8

Hematokrit 29.30 % 36-46 %

Trombosit 333.000 /uL 150000-400000 /uL

Led 1 jam 68 mm/jam 0-20

Golongan darah A +

Waktu Pembekuan / CT 5.00 menit 3-6 menit

Waktu Perdarahan / BT 1.00 menit 1-3 menit

HbsAg Negative Negative

8

Page 9: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

C. RINGKASAN (RESUME)

Wanita 42 tahun, GIP0A0, hamil 40 minggu, datang dengan keluhan perut kencang sejak 1 hari

SMRS. Ada lendir dan darah dari jalan lahir. Gerakan janin aktif dan masih dapat dirasakan.

Dari hasil pemeriksaan waktu masa kehamilan pasien juga mengeluhkan ada benjolan dan

perut yang dirasakan selain janin. Pasien tidak mengeluh mual, muntah, pusing, mata

berkunang, dan mata tidak kabur. BAB dan BAK lancar. Hipertensi (-), Diabetes melitus (-),

riwayat operasi (-)

HPHT : 3 November 2014

HPL : 10 Agustus 2015

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,7oC

Tinggi Badan : 150 cm

Berat : 50 kg

PEMERIKSAAN OBSTETRIKUS

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Payudara : pembesaran (+), puting susu menonjol, cairan dari puting (-)

Abdomen : membuncit memanjang

linea nigra (+), striae gravidarum

Palpasi

TFU : 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (32 cm)

Tafsiran Berat Janin: (32-12)x155= 3100 gram

9

Page 10: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Leopold I : Teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong).

Leopold II : Teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kanan(PUKA)

Leopold III : Teraba bagian bulat, melenting, dan keras (kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

DJJ :11-12-12(140 x/menit)

His :(+) 1x dalam 10 menit selama 35 detik.

PPV : (+)

Pemeriksaan dalam:

Vaginal Toucher

Ø 2 cm,KK (+), effacement 25%

bagian bawah janin kepala, hodge I

UUK kanan

D. DIAGNOSIS

GIP0AI, 42 tahun, hamil 40 minggu

Anak I, hidup intrauterine

Presentasi kepalaU, PUKA

Inpartu kala 1 fase laten

Mioma Uteri

Pemeriksaan yang dianjurkan

Pemeriksaan USG

Foto thoraks

E. PENATALAKSANAAN

Pengawasan 10

IVFD RL 20 tetes per menit

Ceftriaxone 2x 1 gram IV

Tirah baring

Persiapan Sectio Caesarea: puasa, cukur rambut pubis, pemasangan DC

10

Page 11: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

F. PROGNOSIS

Power : ad bonam

Passage : ad bonam

Passenger : ad bonam

G. OPERASI SECTIO CAESAREA

Tanggal 10 Agustus 2015 pukul 09.00

- Insisi abdomen di linea mediana sepanjang 10 cm di atas symphisis

- Insisi diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum terbuka

- Tampak uterus sesuai umur hamil aterm dan mioma uteri

- Buka plica vesica uterina semilunar

- Insisi pada Segmen bawah rahim ± 10 cm

- Air ketuban banyak, warna hijau keruh

- Kepala bayi diluksir, bayi dilahirkan kepala, bahu, badan

- Bayi laki laki 2990 gram, 47 cm, Apgar score 9-10-10

- Plasenta dilahirkan manual, kotiledon lengkap

- Jahit SBR dengan chromic cutgult no. 2 jelujur

- Over hecting dengan CC no. 2

- Kontrol perdarahan, perdarahan (-)

- Jahit peritoneum dengan plain cutgult no. 1-0

- Jahit otot dengan plain cutgult no. 1-0

- Jahit fascia dengan dexon no. 1

- Jahit lemak subkutan dengan plain cutgult no. 2-0

- Jahit kulit dengan jahitan subkutan dexon no. 4.0

- Perdarahan selama op ± 400 cc

- Tindakan selesai

Instruksi Post Operasi

- Infus RL 20 tpm

- Amoxan 3x 1gram IV

11

Page 12: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

- Tramadol 2 x 1 IV

- Alinamin 2 x 1 IV

- Vitamin C 1 x 500mg IV

- Cek Hb post operasi

H. FOLLOW UP

11 Agustus 2015 Pukul 08.00

S: Nyeri pada luka post operasi

O: Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit

HR : 78x/menit T : 36,8oC

Mata : CA -/- SI -/-

C/P : BJ I-II murni reguler, SN Vesikuler +/+

Mammae : Puting menonjol, ASI (-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (+), bising usus (-), kontraksi uterus baik

TFU : 2 Jari di bawah pusat

PPV : Lochea (+)

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

A: PIA0 Post Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi mioma uteri

P: Infus RL 20 tpm

o Amoxan 3x 1gram IV

o Tramadol 2 x 1 IV

o Alinamin 2 x 1 IV

o Vitamin C 1 x 500mg IV

o Tirah baring

o Minum, makan bubur halus

12 Agustus 2015 Pukul 08.00

S: Masih nyeri pada luka bekas operasi.

12

Page 13: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

O: Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/80 mmHg RR : 19x/menit

HR : 84x/menit T : 36,5oC

Mata : CA -/- SI -/-

C/P : BJ I-II murni reguler, SN Vesikuler +/+

Mammae : Puting menonjol, ASI (+)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (+), bising usus (+), kontraksi uterus baik

TFU : 2 Jari di bawah pusat

PPV : Lochea (+)

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

A: PIA0 Post Sectio Caesarea hari ke-2 atas indikasi mioma uteri

P: Infus RL 20 tpm

o Amoxan 3x 1gram IV

o Tramadol 2 x 1 IV

o Alinamin 2 x 1 IV

o Vitamin C 1 x 500mg IV

o Aff DC

o Latihan duduk

o Makan bubur kasar

13 Agustus 2015 Pukul 08.00

S: Nyeri pada luka bekas operasi berkurang.

O: Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

TD : 120/80 mmHg RR : 18x/menit

HR : 76x/menit T : 36,5oC

Mata : CA -/- SI -/-

C/P : BJ I-II murni reguler, SN Vesikuler +/+

Mammae : Puting menonjol, ASI (+)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (+), bising usus (+), kontraksi uterus baik

13

Page 14: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

TFU : 2 Jari di bawah pusat

PPV : Lochea (+)

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

A: PIA0 Post Sectio Caesarea hari ke-3 atas indikasi mioma uteri

- P: Infus RL 20 tpm

o Amoxan 3x 1gram IV

o Tramadol 2 x 1 IV

o Vitamin C 1 x 500mg IV

Mobilisasi

Makan normal

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Miomaadalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos, sedangkan untuk otot- otot rahim disebut

dengan mioma uteri. Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. 1,2

Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam

kepustakaan disebut juga leiomioma atau fibrioma. 1,2

Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa mioma uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari

otot-otot polos rahim, disertai jaringan ikat.Neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan

jenis tumor uterus yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai ukuran besar,

biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada usia 35 tahun. 1,2

Klasifikasi

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.

1. Lokasi

a. Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.

b. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.

c. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

14

Page 15: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Gambar 2. Jenis Mioma Uteri Berdasarkan Lokasinya

2. Lapisan Uterus

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 4 jenis 1-4

a. Submukosa

Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks

disebut mioma geburt. Hal ini dapaat menyebabkan dismenore, namun ketika telah dikeluarkan dari

serviks dan menjadi nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah yang tidak regular dan dapat

disalah artikan dengan kanker serviks. Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang

lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural

walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya

pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina.

Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

b. Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa

yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam

ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi

rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di

sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih daritangkai ke omentum. Akibatnya

15

Page 16: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor

yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

c. Mioma Uteri Intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk

uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan

berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak

karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma

subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat

(jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan). Secara makroskopis terlihat uterus

berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan

struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang

sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka

konsistensi menjadi lunak.

Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran

kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium.

Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos

cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma uteri dapat terjadi

perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya

pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atropi

postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna.

d. Mioma Intraligamenter

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum

dan kemudian membebaskan diri dari uterus. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam

satu uterus. Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri

eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari

berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle like pattern) dengan

pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma

ini.

16

Page 17: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran

kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium.

Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos

cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma uteri dapat terjadi

perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya

pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atropi

postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna.

Gambar 1. Jenis Mioma Uteri Berdasarkan Lapisan Uterus

Epidemiologi

Seleksi uteri dilakukan dari 100 wanita yang menjalankan histerektomi ditemukan 77% mempunyai

mioma uteri termasuk yang berukuran sekecil 2mm. Mioma uteri juga sering ditemukan pada wanita

yang menjalankan histerektomi untuk indikasi yang lain walaupun ditemukan kecil dan tidak banyak. Ini

karena kebanyakan tehnik pemeriksaan imaging tidak mempunyai resolusi di bawah 1 cm maka insidensi

kejadian sebenar mioma uteri tidak dapat dipastikan meskipun mioma uteri yang kecil tidak

memberikan gejala klinis. Spesimen histerektomi daripada wanita premenopause dengan mioma uteri

adalah rata – rata 7,6. Wanita postmenopause pula adalah 4,2. Random sampling daripada wanita

berusia 35 – 49 tahun yang menjalani pemeriksaan rutin, hasil rekam medis dan pemeriksaan sonografi

didapatkan pada usia 35 tahun insidensi terjadinya mioma uteri adalah sebanyak 60% untuk wanita

Afrika-Amerika; insidensi ini meningkat sehingga 80% pada usia 50 tahun. Wanita caucasia pula

17

Page 18: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

mempunyai insidensi setinggi 40% pada usia 35 tahun dan meningkat sehingga 70% pada usia 50

tahun.5,6

Keluhan utama terbanyak pada penderita mioma uteri adalah perdarahan pervaginam abnormal

(44,1%). Mioma uteri tipe intramural adalah yang terbanyak dari tipe mioma uteri secara patologi

anatomi (51,3%). Kadar haemoglobin (Hb) rata-rata penderita mioma uteri adalah 10,92gr% dan 37,6%

diantaranya dilakukan transfusi darah. Histerektomi total ditemukan sebagai tindakan penatalaksanaan

terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%).5,6

Etiologi

Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil penelitian Miller

dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat

pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. Namun

demikian, beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya mioma adalah wanita usia

35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi faktor

pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.1,2,7

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit

multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari

mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,

khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping

faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.

a. Estrogen.

Mioma Uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama

kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan

pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti

endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia

endometrium (9,3%). Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita

dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat)

menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga

mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

b. Progesteron

18

Page 19: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor

dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17Bhidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor

estrogen pada tumor.

c. Hormon Pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan

aktivitas biologik serupa yaitu Human Placental Lactogen (HPL), terlihat pada periode ini, memberi kesan

bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi

sinergistik antara HPL dan Estrogen. 1,2,7

Faktor Risiko

a. Usia penderita

Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an; tetapimasih tidak diketahui

pasti apakah mioma uteri yang terjadi disebabkan oleh peningkatan formasi atau peningkatan

pembesaran secara sekunderterhadap perubahan hormon pada waktu usia ini. Berdasarkan otopsi,

Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahunmempunyai sarang mioma. Mioma belum pernah

dilaporkan terjadi sebelum menarke dan setelah menopause hanya 10% mioma yang masih

bertumbuh.1,2,7,8

b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Mioma uteri jarang ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil histerektomi wanita yang telah

menopause. Hormon esterogen endogen pada wanita-wanita menopause berada pada kadar yang

rendah atau sedikit. Awal menarke (usia di bawah 10 tahun) dijumpai peningkatan resiko (RR 1,24) dan

setelah menarke (usia setelah 16 tahun) menurunkan resiko (RR 0,68) untuk menderita mioma uteri. 1,2,7,8

c. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama penderita mioma uteri mempunyai peningkatan risiko

2,5 kaliuntuk menderita mioma uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma

uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri mempunyai 2 kali lipat

kekuatan ekspresi dari VEGF-α (Vascular EndothelialGrowth Factor alfa) dibandingkan dengan penderita

mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri. 1,2,7,8

d. Etnik

19

Page 20: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Dari studi yang dijalankan melibatkan laporan sendiri oleh pasien mengenai mioma uteri, rekam medis,

dan pemeriksaan sonografi menunjukkan golongan etnik Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko

menderita mioma uteri setinggi 2,9 kali berbanding wanita etnik caucasia, dan risiko ini tidak

mempunyai kaitan dengan faktor risiko yang lain. Didapati juga wanita golongan Afrika-Amerika

menderita mioma uteri dalam usia yang lebih muda dan mempunyai mioma yang banyak dan lebih

besar serta menunjukkan gejala klinis. Namun masih belum diketahui jelas apakah perbedaan ini

disebabkan masalah genetik atau perbedaan pada kadar sirkulasi estrogen, metabolisme estrogen, diet,

atau peran faktor lingkungan. Walau bagaimanapun, pada penelitian terbaru menunjukkan Val/Val

genotype untuk enzim essensial kepada metabolisme estrogen, catechol-O-methyltransferase (COMT)

ditemui sebanyak 47% pada wanita Afrika - Amerika berbanding hanya 19% pada wanita kulit putih.

Wanita dengan genotype ini lebih rentan untuk menderita mioma uteri. Ini menjelaskan mengapa

prevalensi yang tinggi untuk menderita mioma uteri dikalangan wanita Afrika - Amerika lebih tinggi. 1,2,7,8

e. Berat Badan

Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita mioma uteri adalah setinggi

21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan dengan peningkatan indeks massa tubuh. Temuan

yang sama juga dilaporkan untuk wanita dengan 30% kelebihan lemak tubuh. Ini terjadi kerana obesitas

menyebabkan peningkatan konversi androgen adrenal kepada estrone dan menurunkan hormon sex-

binding globulin. Hasilnya menyebabkan peningkatan estrogen secara biologikal yang menyebabkan

peningkatan prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya. Beberapa penelitian menemukan hubungan

antara obesitas dan peningkatan insiden mioma uteri. Suatu studi di Harvard yang dilakukan oleh Dr.

Lynn Marshall menemukan bahwa wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas normal,

berkemungkinan 30,23% lebih sering menderita mioma uteri. 1,2,7,8

f. Diet

Ada studi yang mengaitkan dengan peningkatan terjadinya mioma uteri dengan konsumsi makanan

tertentu seperti daging sapi atau daging merah atau ham dapat meningkatkan insidensi mioma uteri dan

sayuran hijau bisa menurunkannya. Studi ini sangat sukar untuk diintepretasikan kerana studi ini tidak

menghitung nilai kalori dan pengambilan lemak tetapi sekadar informasi saja dan juga tidak diketahui

dengan pasti apakah vitamin, serat atau phytoestrogen berhubung dengan mioma uteri. 1,2,7,8

g. Kehamilan dan paritas

Peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri. Mioma uteri menunjukkan

karakteristik yang sama dengan miometrium yang normal ketika kehamilan termasuk peningkatan

20

Page 21: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

produksi extracellular matrix dan peningkatan ekspresi reseptor untuk peptida dan hormon steroid.

Miometrium postpartum kembali kepada berat asal, aliran darah dan ukuran asal melalui proses

apoptosis dan diferensiasi. Proses remodeling ini kemungkinan bertanggungjawab dalam penurunan

ukuran mioma uteri. Teori lain mengatakan pembuluh darah diuterus kembali kepada keadaan atau

ukuran asal pada postpartum dan ini menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan nutrisi

untuk terus membesar. 1,2,7,8

h. Kebiasaan merokok

Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. Banyak faktor yang bisa menurunkan bioavalibiltas

hormon estrogen pada jaringan seperti penurunan konversi androgen kepada estrone dengan

penghambatan enzim aromatase oleh nikotin. 1,2,7,8

Patofisiologi

Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti, berbagai penelitian telah dilakukan untuk

memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik, growth factor, dan biologi molekular untuk

tumor jinak ini. Faktor yang diduga berperan untuk inisiasi pada perubahan genetik pada mioma uteri

adalah abnormalitas intrinsik pada miometrium, peningkatan reseptor estrogen secara kongenital pada

miometrium, perubahan hormonal, atau respon pada cedera iskemik ketika haid. Setelah terjadinya

mioma uteri, perubahan-perubahan genetik ini akan dipengaruhi oleh promotor (hormon) dan efektor

(growth factors).1-3,7,8

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast. Percobaan Lipschutz yang

memberikan estrogen pada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada

permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan

pemberian preparat progesteron atau testosteron. Puukka dan kawan - kawan pula menyatakan bahwa

reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada miometrium normal. Menurut Meyer asal

mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur. 1-3,7,8

Mioma uteri berasal dari sel otot polos miometrium, berdasarkan teori onkogenik, patogenesa mioma

uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan

mioma masih belum diketahui pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase

dihydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan uniseluler. Transformasi neoplastik dari

miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatik dari miometrium normal dan interaksi

21

Page 22: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

kompleks dari hormon steroid seks dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan peristiwa

awal dalam proses pertumbuhan tumor. 1-3,7,8

Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma, namun diketahui

estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan

konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnyanamun konsentrasinya lebih rendah

dibanding endometrium. Hormon progesteron meningkatkan aktifitas mitotik dari mioma pada wanita

muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara pasti. 1-3,7,8

Patologi Anatomi

Pada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas, bersimpai, pada penampang

menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-lingkaran konsentrik di dalamnya. Tumor ini bisa

terjadi secara tunggal tetapi kebiasaanya terjadi secara multipel dan bertaburan pada uterus dengan

ukuran yang berbeda-beda. Perubahan-perubahan sekunder yang terjadi pada mioma uteri adalah

sebagai berikut. 1-3

1. Atrofi : Sesudah kehamilan atau sesudah menopause mioma uteri mengalami pengecilan.

2. Degenerasi Hialin: terjadi pada mioma yang telah matang atau “tua” di mana bagian yang

semula aktif tumbuh kemudian terhenti akibat kehilangan pasokan nutrisi dan berubah warnanya

menjadi kekuningan, melunak, atau melebur, menjadi cairan gelatin sebagai tanda terjadinya degenerasi

hialin.

3. Degenerasi Kistik: setelah mengalami hialinisasi, proses degenerasi akan berlanjut dengan

cairnya gelatin sehingga mioma konsistensinya menjadi kistik. Adanya kompresi atau tekanan fisik pada

bagian tersebut dapat menyebabkan keluarnya cairan kista ke kavum uteri, kavum peritoneum, atau

retroperitoneum.

4. Kalsifikasi: disebut juga degenerasi kalkareus yang umumnya mengenai mioma subserosa yang

sangat rentan terhadap defisit sirkulasi yang dapat yang dapat menyebabkan pengendapan kalsium

karbonat dan fosfat di dalam tumor.

5. Septik: defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma mengalami nekosis di bagian tengah tumor

yang berlanjut dengan infeksi yang ditandai dengan nyeri, kak, dinding perut, dan demam akut.

6. Degenerasi merah (Kaneus): diakibatkan oleh trombosis yang diikuti dengan terjadinya

bendungan vena dan perdarahan sehingga menyebabkan perubahan warna mioma. Degenerasi jenis ini

22

Page 23: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

seringkali terjadi bersamaan dengan kehamilan karena kecepatan pasokan nutrisi bagi hipertrofi

miometrium lebih diprioritaskan sehingga mioma mengalami defisit pasokan dan terjadi degenerasi

aseptik dan infark. Degenerasi merah tampak khas apabila pada kehamilan muda disertai emesis, haus,

sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar. Degenerasi ini disertai rasa nyeri tetapi akan

menghilang sendiri. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah bewarna

merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Dampak pada kehamilannya sendiri adalah

dapat terjadi partus prematurus atau koagulasi diseminata intravaskuler.

7. Miosarkoma: merupakan transformasi ke arah keganasan, terjadi pada 0,1% - 0,5% penderita

mioma uteri.

Manifestasi Klinik

Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang

mengandung satu tumor dalam uterus. Adanya mioma tidak selalu memberikan gejala karena itu

mioma sering ditemukan tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan ginekologik. Gejala yang

ditemukanpun sangat tergantung pada tempat sarang mioma itu berada, besarnya tumor, perubahan

dan komplikasi yang terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi: 1-5

1. Besarnya mioma uteri

2. Lokalisasi mioma uteri

3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri

Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % - 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang

dapat timbul pada mioma uteri:

a. Perdarahan abnormal uterus

Merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa

menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea. Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia

defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah yang besar maka sulit dikoreksi dengan

suplementeasi zat besi.Penyebab perdarahan ini adalah:

Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa. Permukaan endometrium yang menjadi

lebih luas akibat pertumbuhan mioma sehingga lebih banyak dinding endometrium yang terkikis ketika

menstruasi dan ini menyebabkan perdarahan abnormal.

23

Page 24: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Atrofi endometrium di atas mioma submukosa akibat hambatan pasokan darah pada

endometrium.

Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal kerana adanya sarang mioma diantara serabut

miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Tekanan dan bendungan pembuluh darah di daerah tumor atau ulserasi endometrium di atas

tumor.

Pada suatu penelitian yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau tanpa perdarahan

abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan abnormal secara bermakna menderita mioma

intramural (58% banding 13%) dan mioma submukosum (21% banding 1%) dibanding dengan wanita

penderita mioma uteri yang asimtomatik. 1-5

b. Nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang

mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri panggul yang disebabkan mioma uteri

bisa juga disebabkan degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai

maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan mioma subserosum. Tumor yang besar dapat

mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang menekan saraf sehingga menyebabkan

rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan ekstremitas posterior. 1-5

c. Penekanan rahim yang membesar

Gangguan ini tergantung pada tempat dan ukuran mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan

menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urin, pada ureter dapat menyebabkan

hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi, pada pembuluh darah dan

pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul

Terasa berat di abdomen bagian bawah.

Gejala traktus urinarius: poliuri/anuria, retensi urine, obstruksi ureter, hidroureter dan

hidronefrosis.

Gejala intestinal: konstipasi dan obstruksi intestinal.

Terasa nyeri karena tertekannya saraf.

24

Page 25: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Mioma intramural sering dikaitkan dengan penekanan terhadap organ sekitar. Parasitik mioma dapat

menyebabkan obstruksi saluran cerna perlekatannya dengan omentum menyebabkan strangulasi usus.

Mioma serviks dapat menyebabkan sekret serosanguinea vaginal, perdarahan, dispareunia, dan

infertilitas.

Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi penekanan ureter, kandung kemih dan rektum. Semua

efek penekanan ini dapat dikenali melalui pemeriksaan IVP, kontras saluran cerna, rontgen, dan MRI.

Abortus spontan dapat disebabkan oleh efek penekanan langsung mioma terhadap kavum uteri. 1-5

d. Infertilitas

Akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di kornu. Perdarahan kontinu pada pasien

dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan

kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa. Mekanisme gangguan

fungsi reproduksi dengan mioma uteri adalah:

Gangguan transportasi gamet dan embrio.

Pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus.

Perubahan aliran darah vaskuler.

Perubahan histologi endometrium

e. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.

f. Abortus spontan. Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran. 1-5

Kebanyakan mioma uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau gejala. Pada perempuan lain

mungkin mengeluh perdarahan menstruasi lebih banyak dari biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi,

perasaan penuh dan ada tekanan-tekanan pada rongga perut, atau keluhan anemia karena kurang darah

atau nyeri pada waktu berhubungan seksual, atau nyeri pada waktu bekerja. Perempuan lain yang

mengidap mioma mengeluh susah hamil atau mudah keguguran.

Pada mioma yang klasik, uterus membesar merata, dan sekitar 80% perempuan yang menderita mioma

uterus bertambah beratnya sampai 80 gram (berat normal uterus hanya sekitar 50 gram). Pernah

dilaporkan sampai ada uterus yang menderita mioma dengan berat lebih 200 gram.

25

Page 26: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Mioma sering bersama-sama dengan kelainan uterus lain endometriosis pada 11% penderita dan 7%

penderita mioma juga menderita polip endometrium, hingga kondisi ini mengacaukan diagnosa mioma. 1-5

Mioma Uteri dan Kehamilan

Pengaruh Miomapada Kehamilan dan Persalinan

Terdapatnya mioma uteri dapat memungkinkan beberapa hal terjadi, yaitu:

Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, terutama pada mioma uteri submukosum.

Kemungkinan abortus bertambah.

Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak subserosum.

Menghalangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di serviks.

Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada miomayang letaknya di dalam dinding rahimatau

apabilaterdapat banyak mioma.

Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada miomayang submukosum dan intramural.8

Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri

Kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri menjadi:

Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofidan edema terutama dalam bulan-

bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah

besar lagi.

Tumor menjadi lebih lunakdalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudahterjadi

gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah

tumor. Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala rangsangan peritoneum dan

gejalan-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama (steril). Lebih sering

lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-

perubahan sirkulasi yang dialami oleh perempuan setelah bayi lahir.

Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan

uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis yang

menimbulkan gambaran klinik nyeri perut mendadak (akut abdomen). 8

Diagnosis

26

Page 27: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

a. Anamnesis

Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko serta

kemungkinan komplikasi yang terjadi. 1,2

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga denganpemeriksaan luar

sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.1,2

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Darah Lengkap: Hb turun, Albumin turun, Leukosit turun/meningkat, Eritrosit

turun.

USG: terlihat massa pada daerah uterus.

Vaginal Toucher: didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.

Sitologi: menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.

Rontgen: untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan

operasi.

ECG: Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi. 1,2

Penatalaksanaan

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak

membutuhkan pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak

menimbulkan gangguan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 - 6 bulan.

Penanganan mioma uteri menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, serta konservasi fungsi

reproduksi terbagi kepada: 2-4

1. Terapi medisinal (hormonal)

Saat ini pemakaian Gonadotropin - releasing hormone (GnRH) agonis memberikan hasil yang baik

memperbaiki gejala klinis mioma uteri. Tujuan pemberian GnRH agonis adalah mengurangi ukuran

mioma dengan jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium. Pemberian GnRH agonis sebelum

dilakukan tindakan pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan

memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormonal yang lainnya seperti kontrasepsi oral dan

preparat progesteron akan mengurangi gejala pendarahan tetapi tidak mengurangi ukuran mioma uteri.

2. Terapi pembedahan

Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American College of obstetricians and Gyneclogist

(ACOG) dan American Society of Reproductive Medicine (ASRM) adalah

27

Page 28: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif.

Curiga adanya keganasan.

Pertumbuhan mioma pada masa menopause.

Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun kerana oklusi tuba.

Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu.

Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius.

Anemia akibat perdarahan

Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah:

a. Enukleasi Mioma

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan uterus

demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik.

Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau

sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor

dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan

cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus

dilahirkan dengan seksio sesarea.2-4

b. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Miomektomi ini

dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan

histerektomi. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi

lewat vagina. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka

kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.

Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi maupun dengan laparoskopi.

Pada laparotomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat mioma dari uterus.

Keunggulan melakukan miomektomi adalah lapangan pandang operasi yang lebih luas sehingga

penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat

ditangani dengan segera. Namun pada miomektomi secara laparotomi resiko terjadi perlengketan lebih

besar, sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien, disamping masa penyembuhan paska

operasi lebih lama, sekitar 4 – 6 minggu. Pada miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap

28

Page 29: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

mioma submukosum yang terletak pada kavum uteri.Keunggulan tehnik ini adalah masa penyembuhan

paska operasi sekitar 2 hari. Komplikasi yang serius jarang terjadi namun dapat timbul perlukaan pada

dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan perdarahan.

Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma yang bertangkai diluar

kavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara laparoskopi. Mioma subserosum yang terletak

didaerah permukaan uterus juga dapat diangkat dengan tehnik ini. Keunggulan laparoskopi adalah masa

penyembuhan paska operasi sekitar 2 - 7 hari. Resiko yang terjadi pada pembedahan ini termasuk

perlengketan, trauma terhadap organ sekitar seperti usus, ovarium,rektum serta perdarahan. Sampai

saat ini miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar bagi wanita dengan mioma uteri

yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksinya.2-4

c. Histerektomi

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya adalah tindakan terpilih. Tindakan

histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Histerektomi dijalankan apabila didapati

keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar

usia kehamilan 12 - 14 minggu.

Tindakan histerektomi dapat dilakukan secara abdominal (laparotomi), vaginal dan pada beberapa kasus

dilakukan laparoskopi.

Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari, dan

berbagai pertimbangan lainnya. Histerektomi abdominal tetap merupakan pilihan jika uterus tidak dapat

dikeluarkan dengan metode lain. Histerektomi vaginal awalnya hanya dilakukan untuk prolaps uteri

tetapi saat ini juga dikerjakan pada kelainan menstruasi dengan ukuran uterus yang relatif normal.

Histerektomi vaginal memiliki resiko invasif yang lebih rendah dibandingkan histerektomi abdominal.

Pada histerektomi laparoskopik, ada bagian operasi yang dilakukan secara laparoskopi. 2-4

Jenis-jenis histerektomi yaitu :

1. Histerektomi Parsial (Subtotal)

Pada jenis ini, histerektomi dilakukan dengan pengangkatan rahim akan tetapi mulut rahim (serviks)

tetap dibiarkan/ditinggal.sehingga oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim.

Sehingga diperlukan pemerikasaan papsmear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin.

2. Histerektomi Total

Histerektomi ini dilakukan dengan mengangkat secara keseluruhan rahim beserta mulut rahim.

29

Page 30: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral.

Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan

ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya masih muda.

4. Histerektomi Radikal

Histerektomi ini dilakukan dengan mengangkat bagian atas vagina, jaringan dan kelenjar limfe disekitar

kandungan .operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu guna menyelamatkan

nyawa penderita.

Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu total abdominal hysterectomy (TAH)

dan subtotal abdominal hysterectomy (STAH). Masing - masing prosedur ini memiliki kelebihan dan

kekurangan. STAH dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih besar seperti perdarahan yang

banyak, trauma operasi pada ureter, kandung kemih dan rektum. Namun dengan melakukan STAH kita

meninggalkan serviks, di mana kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat terjadi. 2-4

Gambar 3. Jenis – Jenis Histerektomi

Histerektomi juga dapat dilakukan pervaginam, dimana tindakan operasi tidak melalui insisi pada

abdomen. Secara umum histerektomi vaginal hampir seluruhnya merupakan prosedur operasi

ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang dibuka sangat minimal sehingga trauma yang mungkin

timbul pada usus dapat diminimalisasi. Maka histerektomi pervaginam tidak terlihat parut bekas operasi

sehingga memuaskan pasien dari segi kosmetik. Selain itu kemungkinan terjadinya perlengketan paska

operasi lebih minimal dan masa penyembuhan lebih cepat dibandng histerektomi abdominal.2-4

Histerektomi laparoskopi ada bermacam - macam tehnik. Tetapi yang dijelaskan hanya 2 yaitu;

histerektomi vaginal dengan bantuan laparoskopi (Laparoscopically assisted vaginal histerectomy /

LAVH) dan classic intrafascial serrated edged macromorcellated hysterectomy (CISH) tanpa colpotomy.

Pada LAVH dilakukan dengan cara memisahkan adneksa dari dinding pelvik dengan memotong

30

Page 31: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

mesosalfing kearah ligamentum kardinale dibagian bawah, pemisahan pembuluh darah uterina

dilakukan dari vagina. CISH pula merupakan modifikasi dari STAH, di mana lapisan dalam dari serviks dan

uterus direseksi menggunakan morselator.

Dengan prosedur ini diharapkan dapat mempertahankan integritas lantai pelvik dan mempertahankan

aliran darah pada pelvik untuk mencegah terjadinya prolapsus. Keunggulan CISH adalah mengurangi

resiko trauma pada ureter dan kandung kemih, perdarahan yang lebih minimal,waktu operasi yang lebih

cepat, resiko infeksi yang lebih minimal dan masa penyembuhan yang cepat. Jadi terapi mioma uteri

yang terbaik adalah melakukan histerektomi. Dari berbagai pendekatan, prosedur histerektomi

laparoskopi memiliki kelebihan kerana masa penyembuhan yang singkat dan angka morbiditas yang

rendah dibanding prosedur histerektomi abdominal. 2-4

5. Penanganan Radioterapi

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause

radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontrak indikasi untuk tindakan operatif akhir-

akhir ini kontraindikasi tersebut makin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak

ada keganasan pada uterus.

Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).

Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. 2-4

Komplikasi

a. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 - 0,6% dari seluruh mioma, serta

merupakan 50 - 75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada

pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma

uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.1,3,4

b. Torsi (Putaran Tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga

mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan -

lahan, gangguan akut tidak terjadi. 1,3,4

c. Nekrosis dan infeksi

31

Page 32: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan kerana gangguan sirkulasi darah

padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau

menoragia disertai leukore dan gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.1,3,4

Prognosis

Prognosis baik jika ditemukan mioma berukurankecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu

keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan

USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun.

Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara

menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang

masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. 7

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri

Williams. Edisi ke-21, Volume 2. Jakarta: ECG; 2004. h.934,1035-7.

2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2008.

32

Page 33: Kehamilan Dengan Mioma Uteri

3. Howkin’s & Bourne. Shaw’s Textbook of Gynaecology. Edisi ke-12. New Delhi: B. I.

Churchill Livingstone; 22: 275 - 284

4. Mioma Uteri. Diunduh dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-

srirahayug-5147-2-bab2.pdf 14 Agustus 2015

5. Hadibroto BR. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 38. No. 3. 2005.

Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-sep2005-

%20%289%29.pdf 14 Agustus 2015

6. Chelmow, David. Gynecologic myomectomy. 2005. Diunduh dari

http://www.emedicine.com/med/topic3319.htm 14 Agustus 2015

7. DeCherney AH, Nathan L. Current Obstetri and Gynaecology Diagnosis and Therapy.

McGraw-Hill, 2003; P: 693 - 699

33