kehalusan semen
DESCRIPTION
teknologi bahan konstruksi 2TRANSCRIPT
KELOMPOK C.01.2015 C.01.1
KEHALUSAN SEMEN PORTLAND
(SNI 15 – 2530 – 1991)
1. Tujuan Percobaan
Maksud dari percobaan ini bertujuan untuk menentukan kehalusan semen
portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan No. 200. Kehalusan semen
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya reaksi antara air dan butiran
semen.
2. Teori Dasar
Faktor terpenting yang mempengaruhi sifat-sifat semen adalah komposisi
kimiawi dan kehalusan penggilingan semen. Semen yang halus dapat mempercepat
reaksi bermacam-macam bahan pembentuk semen dengan air, tetapi tidak
mempengaruhi. Reaksi antara semen dengan air dimulai dari permukaan butir-butir
semen, sehingga semakin luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen yang
sama) makin cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa, butir–butir semen yang
halus akan menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari pada
semen yang berbutir lebih kasar. Secara umum, semen berbutir halus meningkatkan
kohesi pada beton segar dan dapat pula mengurangi bleeding, akan tetapi
menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah
terjadinya retak susut. Syarat suatu kehalusan semen yaitu tertahan pada saringan
No. 100 sebesar 0 % dan saringan No. 200 maksimum 22 %.
3. Peralatan
a. Saringan No. 100 dan No. 200.
b. Neraca analitik dengan kapasitas 200 gram dengan ketelitian 0,1 % dari berat
contoh.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai dengan percobaan ini.
KELOMPOK C.01.2015 C.01.2
Gambar. C-01.1 : Saringan
Gambar. C-01.2 : Timbangan
4. Benda Uji
Benda uji yang diambil semen portland jenis PCC tipe 1 sebanyak 50 gram.
5. Cara Melakukan
a. Masukkan semen kedalam saringan No. 100 yang terletak di atas saringan
No.200 lalu pasang pan di bawahnya.
b. Guncang saringan perlahan-lahan sehingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebas dari partikel-partikel halus selama 3 – 4 menit.
c. Tutup saringan dan lepas pan, usahakan agar pan dan saringan bersih dari semen
yang disaring dengan menggunakan kuas yang tersedia.
KELOMPOK C.01.2015 C.01.3
d. Demikian pula dengan bagian bawah pan dibersihkan dengan menggunakan
kain agar tidak ada semen yang tersisa.
e. Ambillah tutup saringan dengan hati-hati jika ada partikel kasar yang terdapat
pada tutup saringan kembalikan pada saringan.
f. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan dengan
perlahan-lahan selama 9 menit.
g. Tutup saringan, penyaringan dilanjutkan kembali selama 1 menit dengan posisi
kedepan dan kebelakang, dan agak miring dengan kecepatan gerakan kira-kira
150 kali setiap menit setiap 25 kali guncangan miringkan saringan dengan posisi
600 . Pekerjaan dilakukan di atas kertas putih jika ada yang tertumpah dapat
dikumpul kembali dengan baik. Pekerjaan penyaringan dihentikan jika benda uji
tidak lebih 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
h. Timbanglah benda uji yang tertahan pada masing – masing saringan No. 100
dan No. 200.
6. Perhitungan
Rumus yang digunakan :
F =
BAx 100 %
, dimana :
F = Kehalusan
B = Berat benda uji yang tertahan pada saringan No. 100 dan No. 200
A = Berat benda uji semula
Diketahui (Contoh 1) :
a. Berat Benda uji = 50 gram
Berat benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan :
b. Tertahan pada saringan No. 100 (B) = 0 gram
c. Tertahan pada saringan No. 200 (B) = 4,3 gram
d. Persentase tertahan saringan No. 100 :
KELOMPOK C.01.2015 C.01.4
F= BAx100 %
=050x 100 %
=0 %
e. Persentase tertahan saringan No. 200
F= BAx100 %
=4,350
x100 %
= 8,6 %
7. Kesimpulan
Kehalusan semen yang dihasilkan pada percobaan ini telah memenuhi syarat.
Hal ini dapat dilihat pada persentase yang tertahan pada saringan No.100 adalah 0
% dan pada saringan No.200 sebesar 8,6 %. Hal ini telah memenuhi syarat
kehalusan semen yaitu 0 % tertahan pada saringan No.100 dan maks. 22 % tertahan
pada saringan No.200.
KELOMPOK C.01.2015 C.01.5