kegiatan ii

16
KEGIATAN II MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH 1. Dasar Teori a. Eritrosit Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap mm 3 darah terdapat 5.000.000 sel darah. Bila dilihat satu per satu warnanya kuning pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa hemoglobin. Sel darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce, 2002). Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan limpa. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm 3 darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm 3 darah. Meskipun demikian nilai- nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan (Kimball, 1999). Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Upload: sitti-warsia

Post on 05-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anfisma

TRANSCRIPT

Page 1: Kegiatan II

KEGIATAN II

MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH

1. Dasar Teori

a. Eritrosit

Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung

pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah

bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap mm3 darah terdapat

5.000.000 sel darah. Bila dilihat satu per satu warnanya kuning pucat, tetapi

dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah.

Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa

hemoglobin. Sel darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce,

2002).

Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah

yang telah tua akan ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan

limpa. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm3

darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun

demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali,

tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan

kesehatan (Kimball, 1999).

Wanita normal mempunyai ± 4,5 juta sel dalam setiap milimeter kubik

darah. Pada laki-laki normal, rata-rata jumlah ± 5 juta sel. Meskipun demikian

nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung

pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan

(Kimball,1993).

b. Leukosit

Kurang dari 1 % darah manusia adalah leukosit. Ukuran leukosit lebih

besar daripada eritrosit. Leukosit tidak mengandung haemoglobin, memiliki

nucleus dan pada dasarnya dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball,

1996).

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 2: Kegiatan II

Ada 2 macam tipe leukosit yaitu granular dan agranular. Granulosit

adalah leukosit sirkular dan memiliki granule pada sitoplasmanya. Sedangkan

agranulosit tidak memiliki granule pada sitoplasmanya. Granulosit terdiri atas 3

tipe yaitu sel metrofil, dimana paling banyak dijumpai, mewarnai dirinya

dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam basa dan tampak

berwarna ungu; sel eusinofil, dimana sel ini sedikit dijumpai, penyerap warna

yang bersifat asam atau eosin dan kelihatan merah; sel basofil yang menyerap

pewarna basa dan menjadi biru. Sedangkan agranulosit terdiri atas monosit,

yang berfungsi untuk menutup daerah luka, membungkus dan memfagosit

setelah netrofil dan basofil (Pearce, 2002).

Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai

sel stem commited. Selain sel-sel commited untuk membentuk sel darah merah,

terbentuk pada dua silsilah utama dari sel darah putih, silsilah mielositik dan

limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan mieloblas dan silsilah limfositik

yang dimulai dengan limfoblas (Guyton, 1997).

Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit

dan sel plasma teritama diproduksi dalam organ limfogen, termasuk kelenjar

limfe, limpa, timus, tonsil dan berbagai kantung jaringan limfoid dimana saja

dalam tubuh, terutama dalam sumsum tulang dan plak player dibawah epitel

dinding usus(Guyton, 1997).

Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, terutama granulosit,

disimpan dalam sumsum sampai mereka diperlukan di sistem sirkulasi.

Kemudian bila kebutuhannya meningkat, bermacam-macam factor

menyebabkan granulosit dikeluarkan. Dalam keadaan normal, granulosit yang

bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3X jumlah yang disimpan dalam

sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit dalam 6 hari (Guyton,

1997).

Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh.

Luekosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta

sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel

plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 3: Kegiatan II

bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih

ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan

mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan yang cepat dan

kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).

2. Cara Kerja

a. Menghitung Sel Darah Merah

1) Digunakan pipet pengencer dengan skala 101 yang mempunyai inti gelas

yang berwarna merah untuk menghitung sel darah merah

2) Diolesi ujung jari dengan alkohol 70 % dan ditusuk dengan lancet yang

telah disterilkan

3) Diisap darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 1,0,

kemudian dibersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring. Hindari

adanya udara di antara darah di dalam pipet sewaktu mengisap, bila hal ini

terjadi darah harus dengan segera dikeluarkan kembali dan pengisapan darah

harus di ulangi

4) Dihisap larutan pengencer hayem hingga skala 101 tepat

5) Dipegang pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari, dikocok

dengan hati-hati selama 2 menit

6) Dibuang 3 tetes pertama larutan darah tadi, lalu diletakkan ujung pipet di

antara gelas objek (Neubaeur) dan gelas penutup haemocytometer, hingga

larutan darah mengalir dengan bebas di antaranya, tetapi cegahlah agar

larutan darah tidak mengisi parit-parit sekeliling counting chamber

7) Didiamkan 1-2 menit supaya sel darah mengendap.

8) Diamati di bawah mikroskop untuk menghitungnya

b. Menghitung Sel Darah Putih

1) Digunakan pipet pengencer dengan skala 11 yang mempunyai inti gelas

yang berwarna putih untuk menghitung sel putih

2) Diolesi ujung jari dengan alkohol 70 % dan ditusuk dengan lancet yang

telah disterilkan

3) Diisap darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 1,0,

kemudian dibersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring. Hindari

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 4: Kegiatan II

adanya udara di antara darah di dalam pipet sewaktu mengisap, bila hal ini

terjadi darah harus dengan segera dikeluarkan kembali dan pengisapan darah

harus di ulangi

4) Dihisap larutan pengencer turk hingga skala 11 tepat

5) Dipegang pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari, dikocok

dengan hati-hati selama 2 menit

6) Dibuang 5 tetes pertama larutan darah tadi, lalu diletakkan ujung pipet di

antara gelas objek (Neubaeur) dan gelas penutup haemocytometer, hingga

larutan darah mengalir dengan bebas di antaranya, tetapi cegahlah agar

larutan darah tidak mengisi parit-parit sekeliling counting chamber

7) Didiamkan 1-2 menit supaya sel darah mengendap.

8) Diamati di bawah mikroskop untuk menghitungnya

3. Hasil Pengamatan

Table hasil perhitungan eritrosit dan leukosit

No

Nama Tester

Jenis

Kelamin

Jumlah

Eritrosit

Jumlah

Leukosit

1. Mega Agustiwi Mohi Perempuan 7.059.900 3960

Perhitungan:

Jumlah eritrosit dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

ne       : Jumlah SDM dalam 5 kotak (bilik hitung R)

P        : Besar pengenceran

50        : 1/Volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujursangkar

( 5 kotak R = 84)

Jumlah leukosit dapat dihitung dengan rumus :

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

SDM = ne x p x 50

SDM = ni x p x 2,5

Page 5: Kegiatan II

Keterangan

ni        : Jumlah SDP dalam 4 kotak (bilik hitung W)

P          : Besar Pengeceran

2,5       : 1/ Volume kotak A (160) dibagi jumlag bujur sangkar (4 kotak)

Tabel perhitungan jumlah eritrosit dan leukosit Mega Agustiwi Mohi

Eritrosit Leukosit

Banyaknya sel Banyaknya sel

Ruang 1 320 Ruang A 38

Ruang 2 122 Ruang B 40

Ruang 3 82 Ruang C 36

Ruang 4 362 Ruang D 30

Ruang 5 512

Total 1398 Total 144

SDM   = Ne x p x 50

            = 1398 x 101 x 50

            = 7.059.900 mm3

SDP    = Ni x p x 2,5

            = 144 x 11 x 2,5

            = 3960 mm3

4. Pembahasan

Komponen darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.

Sel darah merah bertanggung jawab untuk pengiriman oksigen dari paru-paru ke

jaringan dalam tubuh. Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada tubuh manusia berbeda-beda.

Perbedaan ini pun terjadi pada jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada

pria dan wanita. Untuk itu dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung

jumlah sel darah merah dan sel darah putih dalam satu sampel dengan

menggunakan larutan hayem untuk sel darah merah dan larutan turk untuk sel

darah putih.

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 6: Kegiatan II

Langkah awal yang dilakukan yaitu pengolesan pada jari tangan dengan

menggunakan alkohol 70%. Tujuannya untuk untuk mencegah tumbuhnya

mikroorganisme yang tidak dibutuhkan dan agar ujung jari dari praktikan menjadi

steril dan tidak infeksi ketika di suntik dengan jarum (Hidayati,2006). Jari yang

digunakan adalah jari yang ketiga atau keempat dari tangan kiri, hal ini

dimaksudkan karena pada tangan kiri memiliki epidermis yang lebih tipis

sehingga mempercepat keluarnya darah, dan jari yang ketiga dan keempat dipakai

karena pada jari ini memiliki syaraf yang lebih sedikit dibanding jari yang lain

(Sadikin,2001). Jari ditusuk dengan menggunakan lancet yang telah disterilkan

sebelumnya hingga masuk 3 mm kedalam kulit, hal ini agar darah dapat mengucur

deras hingga tidak perlu dilakukan pemijitan.

Pada eritrosit menggunakan pipet pengencer 101 dengan menggunakan

larutan hayem sedangkan untuk sel darah putih menggunakan pipet pengencer 11

dengan menggunakan larutan turk. Larutan hayem merupakan larutan yang

digunakan untuk mencegah penggumpalan darah saat akan dihitung jumlah

eritrositnya. Selain itu, larutan hayem juga berfungsi sebagai pewarna agar

eritrosit dapat terlihat jelas bentuknya. Komposisi larutan hayem terdiri atas 0.5

gram Na2SO4, 1 gram NaCl, 0.5 gram HgCl2, dan 200 ml aquades. larutan

Turks digunakan untuk menghancurkan sel darah merah agar jumlah sel darah

putih dapat dihitung. Komposisi larutan turks terdiri atas Acetil Acid Glacial

3 ml, Gentian Violet 1ml, dan Akuades 100 ml (Syaifudin,1997).

Dalam mengisap darah yang keluar dengan menggunakan pipet pengencer

atau yang disebut dengan pipet thoma berfungsi untuk menyimpan darah agar

darah tidak beku, sekaligus tempat pengenceran sel darah, diusahakan agar tidak

terdapat udara di antara darah di dalam pipet agar volume yang diukur tepat pada

skala 101 untuk menghitung sel darah merah dan tepat pada skala 11 untuk

menghitung sel darah putih. Pengocokan dilakukan selama 2 menit pada masing-

masing pipet pengencer agar tercampur secara sempurna. Tetes pertama hingga

ketiga dibuang atau di teteskan pada tissue agar nantinya dalam haemocytometer

benar benar mengandung sel darah merah atau sel darah putih dan bukan larutan

hayem saja atau larutan turk saja. Campuran darah dan hayem dimasukkan

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 7: Kegiatan II

kedalam haemocytometer untuk diamati dan dihitung jumlah eritrosit dan

leukositnya.

Jumlah leukosit sedikit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, Akibatnya

pipet thoma yang digunakan memiliki skala maksimum yang lebih kecil, yaitu 11,

sedang skala maksimum pipet thoma untuk eritrosit adalah 101. Haemacytometer

merupakan alat yang didesain khusus untuk menghitungsel darah tetapi

haemocytometer juga dapat digunakan untuk menghitung sel tipelain yang

berukuran mikroskopik. Guratan-guratan terdiri dari segiempat-segiempat dan

bujur sangkar yag besar yang tersusun dalam baris dan kolom. Satu kelompok

yang terdiri dari 25 bujur sangkar di pusatnya dipisahkanlebih jauh menjadi 16

bujur sangkar kecil. Bagian tengah lempeng lebih rendah daripada serambi di

bagian luar. Jalur yang mirip dengan parit dalam memisahkan bagian tengah dari

bagian luar serambi pada setiap sisi. Lapisan penutupnya tebal sehingga tahan

bengkok. Hal ini memungkinkan adanya lapisan tipis suspensi seldengan

ketebalan yang diketahui dan seragam, yang terletak di atas segiempat-segiempat

dengan luas yang diketahui.

Kotak yang digunakan untuk menghitung eritrosit adalah kotak R (kotak

kecil yang terletak di tengah terbagi menjadi 25 bujur sangkar dengan sisi 1/5

mm). Kotak W (kotak kecil yang terletak di bagian pojok dan masing-masing

terbagi lagi menjadi 16 kotak dengan sisi ¼ mm) untuk menghitung leukosit

karena ukuran leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan jumlahnya juga

jarang maka kotak pengamatannya juga harus lebih besar sehingga mudah untuk

diamati.

Sel darah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8

mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau jurang (Guyton, 1997).

Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3

darah hanya 6000 - 9000). Bentuk dari leukosit adalah granulosit dan agranulosit.

Hasil yang diperoleh dari praktikum dari sampel darah seorang praktikan

perempuan yaitu jumlah eritrosit adalah 7.059.900 dan jumlah leukosit adalah

3960. Dimana hasil ini sedikit berbeda dengan yang tertera pada literatur yakni

jumlah eritrosit pada laki – laki dewasa sehat kira-kira 4,2 juta-6 juta sel/mm3 dan

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 8: Kegiatan II

3,6 juta-5,6 juta sel/mm3 wanita sehat, sedangkan untuk jumlah leukosit normal

berkisar antara 4000–11.000/ml. Perbedaan ini terjadi karena adanya

kemungkinan kesalahan pada prosedur kerja yaitu saat pengocokan untuk

mencampurkan sampel darah dengan larutan pengencer.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh jumlah eritrosit

dari sampel darah praktikan yaitu 7.059.900 dan jumlah leukosit yaitu 3960.

6. Jawaban Pertanyaan

1. Adakah perbedaan antara jumlah sel darah merah ataupun sel darah putih dari

masing – masing praktikan yang diperiksa, mengapa demikian ? Kemukakan

hal – hal yang memungkinkan adanya perbedaan tersebut !

Jawab:

Terdapat perbedaan antara jumlah sel darah merah dan sel darah putih.

Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan fungsional serta perbedaan

pembentukan dari kedua sel darah tersebut. Sel darah merah lebih banyak

karena secara umum berperan penting dalam sistem sirkulasi darak ke seluruh

tubuh sementara sel darah putih hanya berfunngsi untuk melindung darah dan

sistemnya dari serangan bakteri yang hidup dalam darah. Selain itu tempat

pembentukannya, sel darah merah dibentuk dalam sum – sum tulang sementara

leukosit hanya dibentuk di luar sum – sum tulang dan secara otomatis akan

mempersedikit jumlah produksi sel datah putih.

2. Dalam percobaan tersebut di atas digunakan pengenceran baik pada

perhitungan sel darah merah maupun sel darah putih, mengapa demikian.

Jelaskan jawaban anda !

Jawab:

Pengenceran dilakukan dengan tuuan untuk mempermudah dan

memperjelas pengamatan serta perhitungan terhadap jumlah sel darah merah

dan sel darah putih yang berada dalam satu individu manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 9: Kegiatan II

Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC

Hidayati, Dewi. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Biologi FMIPA-ITS

Kimball, Jhon W. 1993. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Pearce, Evelyn. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

LAMPIRAN

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Page 10: Kegiatan II

Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah

Larutan Turk Larutan Hayem

Haemacytometer Menusuk Jari dengan Blood lancet

Menghisap Darah dengan Menggunakan Pipet Pengencer

Mengocok selama 2 Menit Larutan Hayem dan Darah pada

Pipet Pengencer