kegiatan ii
DESCRIPTION
anfismaTRANSCRIPT
KEGIATAN II
MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH
1. Dasar Teori
a. Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung
pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah
bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap mm3 darah terdapat
5.000.000 sel darah. Bila dilihat satu per satu warnanya kuning pucat, tetapi
dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah.
Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma dan berisi masa
hemoglobin. Sel darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce,
2002).
Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah
yang telah tua akan ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan
limpa. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm3
darah. Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun
demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali,
tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan
kesehatan (Kimball, 1999).
Wanita normal mempunyai ± 4,5 juta sel dalam setiap milimeter kubik
darah. Pada laki-laki normal, rata-rata jumlah ± 5 juta sel. Meskipun demikian
nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung
pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan
(Kimball,1993).
b. Leukosit
Kurang dari 1 % darah manusia adalah leukosit. Ukuran leukosit lebih
besar daripada eritrosit. Leukosit tidak mengandung haemoglobin, memiliki
nucleus dan pada dasarnya dijumpai dalam keadaan tidak berwarna (Kimball,
1996).
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
Ada 2 macam tipe leukosit yaitu granular dan agranular. Granulosit
adalah leukosit sirkular dan memiliki granule pada sitoplasmanya. Sedangkan
agranulosit tidak memiliki granule pada sitoplasmanya. Granulosit terdiri atas 3
tipe yaitu sel metrofil, dimana paling banyak dijumpai, mewarnai dirinya
dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam basa dan tampak
berwarna ungu; sel eusinofil, dimana sel ini sedikit dijumpai, penyerap warna
yang bersifat asam atau eosin dan kelihatan merah; sel basofil yang menyerap
pewarna basa dan menjadi biru. Sedangkan agranulosit terdiri atas monosit,
yang berfungsi untuk menutup daerah luka, membungkus dan memfagosit
setelah netrofil dan basofil (Pearce, 2002).
Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai
sel stem commited. Selain sel-sel commited untuk membentuk sel darah merah,
terbentuk pada dua silsilah utama dari sel darah putih, silsilah mielositik dan
limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan mieloblas dan silsilah limfositik
yang dimulai dengan limfoblas (Guyton, 1997).
Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit
dan sel plasma teritama diproduksi dalam organ limfogen, termasuk kelenjar
limfe, limpa, timus, tonsil dan berbagai kantung jaringan limfoid dimana saja
dalam tubuh, terutama dalam sumsum tulang dan plak player dibawah epitel
dinding usus(Guyton, 1997).
Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, terutama granulosit,
disimpan dalam sumsum sampai mereka diperlukan di sistem sirkulasi.
Kemudian bila kebutuhannya meningkat, bermacam-macam factor
menyebabkan granulosit dikeluarkan. Dalam keadaan normal, granulosit yang
bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3X jumlah yang disimpan dalam
sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit dalam 6 hari (Guyton,
1997).
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh.
Luekosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta
sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel
plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih
ialah bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan
mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan yang cepat dan
kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).
2. Cara Kerja
a. Menghitung Sel Darah Merah
1) Digunakan pipet pengencer dengan skala 101 yang mempunyai inti gelas
yang berwarna merah untuk menghitung sel darah merah
2) Diolesi ujung jari dengan alkohol 70 % dan ditusuk dengan lancet yang
telah disterilkan
3) Diisap darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 1,0,
kemudian dibersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring. Hindari
adanya udara di antara darah di dalam pipet sewaktu mengisap, bila hal ini
terjadi darah harus dengan segera dikeluarkan kembali dan pengisapan darah
harus di ulangi
4) Dihisap larutan pengencer hayem hingga skala 101 tepat
5) Dipegang pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari, dikocok
dengan hati-hati selama 2 menit
6) Dibuang 3 tetes pertama larutan darah tadi, lalu diletakkan ujung pipet di
antara gelas objek (Neubaeur) dan gelas penutup haemocytometer, hingga
larutan darah mengalir dengan bebas di antaranya, tetapi cegahlah agar
larutan darah tidak mengisi parit-parit sekeliling counting chamber
7) Didiamkan 1-2 menit supaya sel darah mengendap.
8) Diamati di bawah mikroskop untuk menghitungnya
b. Menghitung Sel Darah Putih
1) Digunakan pipet pengencer dengan skala 11 yang mempunyai inti gelas
yang berwarna putih untuk menghitung sel putih
2) Diolesi ujung jari dengan alkohol 70 % dan ditusuk dengan lancet yang
telah disterilkan
3) Diisap darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 1,0,
kemudian dibersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring. Hindari
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
adanya udara di antara darah di dalam pipet sewaktu mengisap, bila hal ini
terjadi darah harus dengan segera dikeluarkan kembali dan pengisapan darah
harus di ulangi
4) Dihisap larutan pengencer turk hingga skala 11 tepat
5) Dipegang pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari, dikocok
dengan hati-hati selama 2 menit
6) Dibuang 5 tetes pertama larutan darah tadi, lalu diletakkan ujung pipet di
antara gelas objek (Neubaeur) dan gelas penutup haemocytometer, hingga
larutan darah mengalir dengan bebas di antaranya, tetapi cegahlah agar
larutan darah tidak mengisi parit-parit sekeliling counting chamber
7) Didiamkan 1-2 menit supaya sel darah mengendap.
8) Diamati di bawah mikroskop untuk menghitungnya
3. Hasil Pengamatan
Table hasil perhitungan eritrosit dan leukosit
No
Nama Tester
Jenis
Kelamin
Jumlah
Eritrosit
Jumlah
Leukosit
1. Mega Agustiwi Mohi Perempuan 7.059.900 3960
Perhitungan:
Jumlah eritrosit dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
ne : Jumlah SDM dalam 5 kotak (bilik hitung R)
P : Besar pengenceran
50 : 1/Volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujursangkar
( 5 kotak R = 84)
Jumlah leukosit dapat dihitung dengan rumus :
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
SDM = ne x p x 50
SDM = ni x p x 2,5
Keterangan
ni : Jumlah SDP dalam 4 kotak (bilik hitung W)
P : Besar Pengeceran
2,5 : 1/ Volume kotak A (160) dibagi jumlag bujur sangkar (4 kotak)
Tabel perhitungan jumlah eritrosit dan leukosit Mega Agustiwi Mohi
Eritrosit Leukosit
Banyaknya sel Banyaknya sel
Ruang 1 320 Ruang A 38
Ruang 2 122 Ruang B 40
Ruang 3 82 Ruang C 36
Ruang 4 362 Ruang D 30
Ruang 5 512
Total 1398 Total 144
SDM = Ne x p x 50
= 1398 x 101 x 50
= 7.059.900 mm3
SDP = Ni x p x 2,5
= 144 x 11 x 2,5
= 3960 mm3
4. Pembahasan
Komponen darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.
Sel darah merah bertanggung jawab untuk pengiriman oksigen dari paru-paru ke
jaringan dalam tubuh. Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada tubuh manusia berbeda-beda.
Perbedaan ini pun terjadi pada jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada
pria dan wanita. Untuk itu dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung
jumlah sel darah merah dan sel darah putih dalam satu sampel dengan
menggunakan larutan hayem untuk sel darah merah dan larutan turk untuk sel
darah putih.
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
Langkah awal yang dilakukan yaitu pengolesan pada jari tangan dengan
menggunakan alkohol 70%. Tujuannya untuk untuk mencegah tumbuhnya
mikroorganisme yang tidak dibutuhkan dan agar ujung jari dari praktikan menjadi
steril dan tidak infeksi ketika di suntik dengan jarum (Hidayati,2006). Jari yang
digunakan adalah jari yang ketiga atau keempat dari tangan kiri, hal ini
dimaksudkan karena pada tangan kiri memiliki epidermis yang lebih tipis
sehingga mempercepat keluarnya darah, dan jari yang ketiga dan keempat dipakai
karena pada jari ini memiliki syaraf yang lebih sedikit dibanding jari yang lain
(Sadikin,2001). Jari ditusuk dengan menggunakan lancet yang telah disterilkan
sebelumnya hingga masuk 3 mm kedalam kulit, hal ini agar darah dapat mengucur
deras hingga tidak perlu dilakukan pemijitan.
Pada eritrosit menggunakan pipet pengencer 101 dengan menggunakan
larutan hayem sedangkan untuk sel darah putih menggunakan pipet pengencer 11
dengan menggunakan larutan turk. Larutan hayem merupakan larutan yang
digunakan untuk mencegah penggumpalan darah saat akan dihitung jumlah
eritrositnya. Selain itu, larutan hayem juga berfungsi sebagai pewarna agar
eritrosit dapat terlihat jelas bentuknya. Komposisi larutan hayem terdiri atas 0.5
gram Na2SO4, 1 gram NaCl, 0.5 gram HgCl2, dan 200 ml aquades. larutan
Turks digunakan untuk menghancurkan sel darah merah agar jumlah sel darah
putih dapat dihitung. Komposisi larutan turks terdiri atas Acetil Acid Glacial
3 ml, Gentian Violet 1ml, dan Akuades 100 ml (Syaifudin,1997).
Dalam mengisap darah yang keluar dengan menggunakan pipet pengencer
atau yang disebut dengan pipet thoma berfungsi untuk menyimpan darah agar
darah tidak beku, sekaligus tempat pengenceran sel darah, diusahakan agar tidak
terdapat udara di antara darah di dalam pipet agar volume yang diukur tepat pada
skala 101 untuk menghitung sel darah merah dan tepat pada skala 11 untuk
menghitung sel darah putih. Pengocokan dilakukan selama 2 menit pada masing-
masing pipet pengencer agar tercampur secara sempurna. Tetes pertama hingga
ketiga dibuang atau di teteskan pada tissue agar nantinya dalam haemocytometer
benar benar mengandung sel darah merah atau sel darah putih dan bukan larutan
hayem saja atau larutan turk saja. Campuran darah dan hayem dimasukkan
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
kedalam haemocytometer untuk diamati dan dihitung jumlah eritrosit dan
leukositnya.
Jumlah leukosit sedikit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, Akibatnya
pipet thoma yang digunakan memiliki skala maksimum yang lebih kecil, yaitu 11,
sedang skala maksimum pipet thoma untuk eritrosit adalah 101. Haemacytometer
merupakan alat yang didesain khusus untuk menghitungsel darah tetapi
haemocytometer juga dapat digunakan untuk menghitung sel tipelain yang
berukuran mikroskopik. Guratan-guratan terdiri dari segiempat-segiempat dan
bujur sangkar yag besar yang tersusun dalam baris dan kolom. Satu kelompok
yang terdiri dari 25 bujur sangkar di pusatnya dipisahkanlebih jauh menjadi 16
bujur sangkar kecil. Bagian tengah lempeng lebih rendah daripada serambi di
bagian luar. Jalur yang mirip dengan parit dalam memisahkan bagian tengah dari
bagian luar serambi pada setiap sisi. Lapisan penutupnya tebal sehingga tahan
bengkok. Hal ini memungkinkan adanya lapisan tipis suspensi seldengan
ketebalan yang diketahui dan seragam, yang terletak di atas segiempat-segiempat
dengan luas yang diketahui.
Kotak yang digunakan untuk menghitung eritrosit adalah kotak R (kotak
kecil yang terletak di tengah terbagi menjadi 25 bujur sangkar dengan sisi 1/5
mm). Kotak W (kotak kecil yang terletak di bagian pojok dan masing-masing
terbagi lagi menjadi 16 kotak dengan sisi ¼ mm) untuk menghitung leukosit
karena ukuran leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan jumlahnya juga
jarang maka kotak pengamatannya juga harus lebih besar sehingga mudah untuk
diamati.
Sel darah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8
mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau jurang (Guyton, 1997).
Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3
darah hanya 6000 - 9000). Bentuk dari leukosit adalah granulosit dan agranulosit.
Hasil yang diperoleh dari praktikum dari sampel darah seorang praktikan
perempuan yaitu jumlah eritrosit adalah 7.059.900 dan jumlah leukosit adalah
3960. Dimana hasil ini sedikit berbeda dengan yang tertera pada literatur yakni
jumlah eritrosit pada laki – laki dewasa sehat kira-kira 4,2 juta-6 juta sel/mm3 dan
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
3,6 juta-5,6 juta sel/mm3 wanita sehat, sedangkan untuk jumlah leukosit normal
berkisar antara 4000–11.000/ml. Perbedaan ini terjadi karena adanya
kemungkinan kesalahan pada prosedur kerja yaitu saat pengocokan untuk
mencampurkan sampel darah dengan larutan pengencer.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh jumlah eritrosit
dari sampel darah praktikan yaitu 7.059.900 dan jumlah leukosit yaitu 3960.
6. Jawaban Pertanyaan
1. Adakah perbedaan antara jumlah sel darah merah ataupun sel darah putih dari
masing – masing praktikan yang diperiksa, mengapa demikian ? Kemukakan
hal – hal yang memungkinkan adanya perbedaan tersebut !
Jawab:
Terdapat perbedaan antara jumlah sel darah merah dan sel darah putih.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan fungsional serta perbedaan
pembentukan dari kedua sel darah tersebut. Sel darah merah lebih banyak
karena secara umum berperan penting dalam sistem sirkulasi darak ke seluruh
tubuh sementara sel darah putih hanya berfunngsi untuk melindung darah dan
sistemnya dari serangan bakteri yang hidup dalam darah. Selain itu tempat
pembentukannya, sel darah merah dibentuk dalam sum – sum tulang sementara
leukosit hanya dibentuk di luar sum – sum tulang dan secara otomatis akan
mempersedikit jumlah produksi sel datah putih.
2. Dalam percobaan tersebut di atas digunakan pengenceran baik pada
perhitungan sel darah merah maupun sel darah putih, mengapa demikian.
Jelaskan jawaban anda !
Jawab:
Pengenceran dilakukan dengan tuuan untuk mempermudah dan
memperjelas pengamatan serta perhitungan terhadap jumlah sel darah merah
dan sel darah putih yang berada dalam satu individu manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC
Hidayati, Dewi. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Biologi FMIPA-ITS
Kimball, Jhon W. 1993. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Pearce, Evelyn. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
LAMPIRAN
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
Kegiatan II – Menghitung Jumlah Sel Darah
Larutan Turk Larutan Hayem
Haemacytometer Menusuk Jari dengan Blood lancet
Menghisap Darah dengan Menggunakan Pipet Pengencer
Mengocok selama 2 Menit Larutan Hayem dan Darah pada
Pipet Pengencer