bab ii. rencana usaha dan atau kegiatan
DESCRIPTION
KegiatanTRANSCRIPT
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN
2.1. Nama rencana usaha dan / atau kegiatan
Rencana usaha dan / atau kegiatan yang akan dilaksanakan adalah “Pembangunan Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) PT Sinar Kencana Inti Perkasa (PT SKIP) dengan Kapasitas 30 Ton
TBS/jam”.
Pembangunan pabrik kelapa sawit ini akan digunakan sebagai pabrik pengolahan buah
kelapa sawit hingga menjadi minyak kelapa sawit dan kernel.
2.2. Lokasi rencana usaha dan / atau kegiatan
Rencana usaha dan / atau kegiatan ini secara adminstatif berlokasi di Desa Sangsang,
Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, dengan luas
lahan pembangunan sekitar 5 Ha. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan PKS PT SKIP ini
disahikan pada Gambar 2.1.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1
2
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.1. Lokasi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan pembangunan pabrik
pengolahan kelapa sawit (PKS) PT Sinar Kencana Inti Perkasa
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
2.3. Skala/besaran rencana usaha dan /atau kegiatan
Skala/besaran rencana usaha dan / atau kegiatan yaitu pembangunan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Luasan bangunan utama dan
bangunan penunjang dengan luas 5 Ha. Luas lahan bangunan tersebut secara spesifik
rencana penggunaan lahan untuk pembangunan PKS PT SKIP disajikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rencana Penggunaan lahan untuk pembangunan PKS PT SKIP
No. Bangunan JumlahSatuan
(m2)
A. Bangunan Utama Pabrik (Main Processing Building)
Bangunan Utama A (Main Proccesing Building A) 1 3564
Bangunan Utama B (Main Proccesing Building B) 1 986
Bangunan Utama C (Main Proccesing Building C) 1 2300
B. Bangunan Pendukung (Ancillary Building)
Kantor Pabrik 1 329
Workshop Pabrol 1 524
Gudang Pabrik 1 120
Loading Shed 1 169
Toiler Blok 1 30
Tempat Parkir Kantor Pabrik 1 80
Tempat Parkir Motor & Sepeda 1 179
Pos Jaga 1 1 14,5
Pos Jaga 2 1 4,5
Musholla 1 52
Pos Grading 1 13
Rumah Pompa Diesel 1 30,55
Rumah Pompa Oil Despath 1 30
Rumah Pompa Water Treatment Plant 1 50
Power Pack 1 9
Rumah Pompa Waduk type A 1 24
Rumah Pompa Water Intake 1 24
Rumah Pompa Kolam Limbah 1 30
Bangunan Boiler WTP 1 288
C Pondasi CPO Storange Tank 1500 Ton 1 196
Pondasi CPO Storange Tank 1500 Ton 1 196
D Kernel Storage Bin 1 195Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013
Tahap pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT. Sinar Kencana Inti
Perkasa diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun dan diharapkan pada awal
tahun 2014 sudah bisa beroperasi untuk mengolah hasil kebun sendiri. Sementara untuk
tahap operasi umur rencana Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit adalah 35 tahun. Adapun
Design pabrik disajikan pada gambar 2.2.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 3
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik, PT. SKIP akan mengunakan 2 (dua) buah
Steam Turbin masing masing 1.000 kW untuk mil processing dan domestik dan 2 (dua)
genset yang masing masing 420 KW dan 124 KW digunakan sebagai sumber energy back
up.
Sementara untuk bangunan pengolahan air baku terdiri dari unit bangunan intake untuk
pengambilan air dari kolam/waduk penampungan air untuk proses pengendapan dan
netralisasi. Air sungai yang diambil melalui unit intake yang dilengkapi pompa air type
centrifugal and suction kapasitas 30 m3/jam.
Air dari waduk akan dipompakan ke Raw Water Tank, selanjutnya dialirkan ke clarifier
Tank untuk proses pengendapan partikel solid, air yang sudah agak jernih dari Clarifier
Tank dialirkan ke dalam Mineralize Tank untuk proses pemberian zat mineral yang sesuai
bagi kebutuhan Boiler, kemudian dialirkan ke Filtration Tank untuk menyaring sisa-sisa flok
partikel sehingga diperoleh air yang sudah bersih. Air bersih pada masing-masing Clean
Water akan di lingkungan pabrik dan sebagai air baku proses pengolahan kelapa sawit di
dalam pabrik.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 4
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.2. Peta Design Pabrik PKS PT SKIP
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 5
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
2.4. Garis besar komponen rencana usaha dan / atau kegiatan
2.4.1. Kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotabaru lokasi rencana
kegiatan PKS PT SKIP ini berada pada wilayah Areal Penggunaan Lain. Kesesuaian lokasi
PKS PT SKIP dengan RTRW kabupaten Kotabaru disajikan pada Gambar 2.3.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 6
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.3. Peta Kesesuaian Lokasi PKS PT SKIP dengan RTRW Kabupaten
Kotabaru.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 7
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
2.4.2. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang dapat Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Komponen rencana usaha dan / atau kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan akan diuraikan berdasarkan tahapan rencana kegiatan yaitu
mulai dari tahap Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi hingga Pasca Operasi.
2.4.2.1. Tahap Pra Konstruksi
a. Perijinan
Lahan yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan pabrik merupakan lahan milik
sendiri yang berada didalam hamparan perkebunan kelapa sawit PT.Mitranusa perkasa
yang berada di Desa Sangsang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru,
Kalimantan Selatan. Lahan untuk membangun pabrik telah memperoleh ijin lokasi
berdasarkan Keputusan Bupati Kotabaru Nomor : ..... tentang Izin Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) tanggal ... seluas 5 hektar yang akan dipergunakan
untuk pembangunan pabrik, perkantoran, perumahan, IPAL, dan fasiltas pendukung pabrik
lainnya. Adapun perizinan yang telah dimiliki oleh PT SKIP yaitu sebagai berikut :
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-3693 HT.01.01.TH.85
tanggal 17 Juni 1984 tentang pendirian PT SINAR KENCANA INTI PERKASA sesuai
Akta No. 78 tanggal 14 Desember 1984.
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-
UM.02.01.728 tanggal 21 Januari 2004 tentang Penggabungan/Merger, sesuai Akta
No. 24 tanggal 30 Desember 2003.
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
AH.01.10-29445 tanggal 16 September 2011 tentang Perubahan Direksi/Komisaris
sesuai Akta No.01 tanggal 16 Agustus 2011.
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
57192.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, sesuai Akta No. 22 tanggal 14 Oktober 2011.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 1604/1406-P/09-01/PB/VI/2002
dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DKI Jakarta.
Daftar Nomor Wajib Pajak (NPWP) dengan No : 01.371.587.5-092.000
Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 09.05.1.10.38125 yang dikeluarkan
oleh Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Surat keterangan domisili perusahaan dari Pemda DKI Jakarta dengan No : 661/-
1.824.02/2012.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 8
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Untuk perizinan lain yang relevan dengan rencana kegiatan akan diurus lebih lanjut oleh
PT SKIP.
2.4.2.2. Tahap Konstruksi
a. Penerimaan tenaga kerja konstruksi
Pekerjaan pembangunan PKS PT. SKIP dilaksanakan oleh kontraktor. Sebagian tenaga
kerja yang melaksanakan pembangunan serta fasilitas pendukung sub bulking station
secara personil merupakan tenaga kerja yang sudah siap dan mempunyai keterikatan
dengan kontraktor bersangkutan serta keberadaannya merupakan tanggungjawab pihak
kontraktor.
Secara rinci jumlah tenaga kerja yang melaksanakan pembangunan pembangunan PKS
PT. Sinar Kencana Inti Perkasa seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Rencana Jumlah Tenaga Kerja Tahap KonstruksiNo Uraian Jumlah
1. Tenaga kerja sipil 302. Tenaga kerja Mekanikal/Elektrikal
a. Site Manager (Kontraktor) 1b. Mandor 6c. Ahli perakitan (Fitter) 8d. Tenaga Pembantu (Helper) 20e. Bagian Pengelasan (Welder) 4f. Surveyor 2g. Instalasi Panel dan Listrik 7h. Logistik 2i. Operator 7j. Mekanik 3JUMLAH 90
3. Tenaga Kerja Ownera. Site Manager (Owner) 1b. Pengawas (Supervisor) 2c. Security 2JUMLAH 5
T O T A L 95Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan mobilisasi mesin, peralatan berat dan material dilakukan sebelum kegiatan
konstruksi dilaksanakan. Mobilisasi material seperti seperti pasir, bata, semen dan lain
diangkut oleh kontraktor pembangunan. Jenis peralatan berat dan peralatan pendukung
disajikan pada tabel 2.3 sedangkan jenis material yang digunakan disajikan pada tabel 2.4
Tabel 2.3. Jenis Peralatan Berat dan Peralatan Pendukung
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 9
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
No. Nama Jumlah (unit)1. Excavator 22. Vibro Compactor 13. Dump Truk 105. Mobil Mixer 26. Pick Up 17. Mobil Tangki air 18. Genset 39 Pompa 410 Tronton 1
Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013
Tabel 2.4. Jenis Material Pembangunan yang digunakan
No Material Volume
1 Split 2000 M³
2 Semen PC Type 1 @ 50 Kg 8000 Zak
3 Wire Mesh M 6 10000 M²
4 150/200 Macadam Stone 800 M³
5 Pasir Beton/Cor 1500 M³
6 Besi Beton > Ø 12 mm 100 Ton
7 Besi Beton Ø 12 mm 70 Ton
8 Kerikil/koral 800 M³
9 Bata 5 x 10 x 20 cm 50.000 Bh
Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013
c. Pembersihan lahan (Clearing) dan Pengurugan tanah (cut and fill)
Pemanfaatan lahan untuk pembangunan PKS PT SKIP untuk bangunan seluas ±5Ha
dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Dalam kegiatan pembersihan lahan (Land Clearing)
dari vegetasi/tanaman penutup akan dilakukan secara selektif dan bertahap yaitu hanya
pada lahan yang akan terkena kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pabrik serta
fasilitas penunjangnya, dengan volume pekerjaan cut&fill adalah seperti yang tertera pada
tabel berikut.
Tabel 2.5. Volume Pekerjaan pada tahap cut & fill Area Jenis Pekerjaan Volume
Tapak PabrikPekerjaan galian 53.509 m³Pekerjaan timbunan & Pemadatan 125.782 m³
Tapak Waduk Kap. 135.000 m³
Pekerjaan galian 74.090 m³Pekerjaan timbunan 673 m³
Tapak Kolam Limbah (3 kolam)
Pekerjaan galian 75.884 m³Pekerjaan timbunan 25.517 m³
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 0
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013
d. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pabrik dan Fasilitas Pendukung
PT. SKIP akan membangun pabrik dengan kapasitas 30 ton TBS/jam pada tahun 2013,
sehingga di harapkan pada tahun 2014 unit pengolahan ini telah selesai pembangunannya
dan dapat langsung memproses hasil produksi kebun sendiri. Adapun pembangunan
pabrik tersebut diuraikan sebagai berikut :
d.1. Pembangunan bangunan utama pabrik
Bangunan utama pabrik terdiri atas bagian loading ramp, stasiun perebusan, gedung
utama pengolahan, gedung work shop dan laboratorium, gedung boiler dan diesel, dan
bagian pengolahan air baku, yang akan dibangun dengan menggunakan struktur
pondasi tiang pancang. Konstruksi dinding pabrik sebagian terbuka dan beberapa
bagian seperti laboratorium dan workshop akan menggunakan spandeks alumunium.
Lantai bangunan pabrik dan workshop terbuat dari pelat beton bertulang, sedangkan
pada bagian laboratorium dan ruang turbin/diesel akan menggunakan lantai keramik.
Bagian loading ramp dan kantor akan dibuat lebih tinggi dari bagian bangunan lainnya
untuk memudahkan pembongkaran TBS dan pengawasan pabrik.
Konstruksi bangunan kantor menggunakan konstruksi beton bertulang, dinding bata di
plester dan sebagian akan dibuat partisi teak wood, atap asbes gelombang atau
genteng beton, dan lantai keramik. Pembangunan fasilitas pabrik pengolahan kelapa
sawit meliputi kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pabrik antara lain : Jembatan
timbang, Penerimaan TBS dan penimbunan (loading ramp), Stasiun rebusan
(sterelization), Pelepasan buah (threshing), penimbunan tandan kosong (empty bunch
hopper), pengadukan (digester), stasiun kempa (pressing), stasiun klarifikasi
(clarificiation), stasiun pengambilan inti (kernel recovery), rumah ketel, pembangkit
tenaga, tangki penimbunan CPO, penyediaan air kolam penampungan air untuk
pengolahan berikut pompa air dan pipa, bangunan kantor, bengkel pabrik dan bengkel
umum, dan Effluent treatment plant sludge decanter system.
d.2. Bangunan pengolah air baku
Bangunan pengolah air baku terdiri dari unit bangunan intake untuk pengambilan air
dan unit kolam/waduk penampungan air untuk proses pengendapan dan netralisasi. Air
yang diambil melalui unit intake yang dilengkapi pompa air type centrifugal and suction.
Air sungai akan dipompakan ke raw water tank, selanjuSinar Kencana Inti Perkasaya
dialirkan ke clarifier tank untuk proses pengendapan partikel solid, air yang sudah agak
jernih dari clarifier tank di alirkan ke dalam mineralize tank untuk proses pemberian zat
mineral yang sesuai bagi kebutuhan boiler, kemudian dialirkan ke filtration tank untuk
menyaring sisa-sisa flok partikel sehingga diperoleh air yang sudah bersih. Air bersih
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 1
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
pada masing-masing clean water akan di distribusikan secara berbeda sebagai air baku
untuk kebutuhan domestik karyawan di lingkungan pabrik dan sebagai air baku proses
pengolahan kelapa sawit di dalam pabrik.
Kebutuhan penggunaan air untuk proses dalam pabrik dengan kapasitas 30 ton
TBS/jam adalah sebesar 2.500 m3/hari. Material Balance air baku dan Lay out
pengolahan air baku disajikan pada gambar tersebut di bawah.
Gambar 2.1. Gambar Layout Pengolahan Air Baku
Gambar 2.4. Material Balance Air Baku (Sumber: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013)
d.3. Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 2
Clarifier
Tank
Mineralize
Tank
Filtration Tank
Raw
Water
Tank
Clea r
Water
Tank
Clear
Water
Tank
Untuk Kebutuhan Domestik Karyawan
Untuk Proses Pabrik
Inlet
(Sumur Dalam)
sungai
100%Raw Water
4,15%Cleaning
95,85%Clarifier
53,92%Boiler
21,20%Domestik Karyawan
20,73%Dilution
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Bangunan IPAL pada pabrik di harapkan, efluent akhir dapat memenuhi persyaratan
untuk di manfaatkan pada lahan di perkebunan kelapa sawit (land application).
Bangunan pengolah limbah berupa kolam-kolam tanah dengan dasar dan dinding kolam
tidak di cor melainkan berupa tanah biasa. Jumlah kolam pengolahan limbah di
perhitungkan sedemikian rupa sehingga mampu menampung limbah cair hasil
pengolahan TBS dari pabrik sebelum limbah tersebut layak untuk di manfaatkan pada
lahan kebun, untuk gambar dimensi serta banyaknya kolam Instalasi Pengolahan Air
Limbah disajikan pada gambar di bawah.
Bangunan lain yang terkait dengan pengelolaan limbah ini adalah pembuatan flatbed
system untuk land application di lahan perkebunan sawit yang nantinya akan digunakan
untuk memanfaatkan buangan air limbah. Fladbed ini dibuat berbaris di sela-sela
tanaman dengan berselang satu baris pada masing-masing blok tanaman. Bangunan
IPAL pada pabrik di harapkan, efluen akhir dapat memenuhi persyaratan untuk di
manfaatkan pada lahan di perkebunan kelapa sawit (land application). Bangunan
pengolah limbah berupa kolam-kolam tanah dengan dasar dan dinding kolam tidak di
cor melainkan berupa tanah biasa. Jumlah kolam pengolahan limbah di perhitungkan
sedemikian rupa sehingga mampu menampung limbah cair hasil pengolahan TBS dari
pabrik sebelum limbah tersebut layak untuk di manfaatkan pada lahan kebun.
2.4.2.3. Tahap Operasi
a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional PKS
Ketersediaan tenaga kerja, baik kualitas maupun kuantitasnya merupakan bagian penting
dalam kegiatan operasional pabrik pengolahan kelapa sawit. Untuk kegiatan operasional
pabrik pengolahan kelapa sawit tenaga kerja yang terserap diprakirakan sebanyak 130
orang.
Hak-hak tenaga kerja, keselamatan kerja serta perlindungan tenaga kerja telah dilindungi
oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 05/MEN/1996 tentang Manegemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Penerimaan tenaga kerja dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat. Perusahaan akan mempekerjakan
penyandang cacat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi pekerjaan. Spesifikasi
tenaga kerja yang dibutuhkan disajikan pada tabel berikut.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 3
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Tabel 2.6. Jenis jabatan, jumlah dan spesifikasi tenaga kerja
No UraianStatus karyawan
Staff Organik KHT KHL1. Manager 1
KTU 1Asisten 6Kantor 10
2. Laboratorium 10
3. Workshop 204. Pengolahan I, II,
dan oprator mesin 60
5. Kompon 66. Driver 67. Pelaksana Satpam 10TOTAL 8 100 22Grand Total Orang = 130
Sumber: Sinar Kencana Inti Perkasa, 2013.
b. Pengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
Dari potensi produksi TBS maka perkiraan rendemen minyak sawit sebesar 15-24% sesuai
umur tanaman dengan perkiraan inti sawit 4,5-5,5%. Proses pengolahan TBS di PKS PT
SKIP diuraikan sebagai berikut ;
d.1. Perebusan
Proses ini dimaksudkan untuk menghambat aktivitas enzim-enzim yang akan
menurunkan kualitas minyak, untuk memudahkan pelepasan buah dari jenjang, dan
untuk melunakkan buah.
Di stasiun sterilisasi ini diperlukan uap air panas yang berasal dari Boiler dengan
tekanan 2,5–3 kg/cm2 dengan suhu 1400C dengan waktu perebusan 70-90 menit. Dari
proses ini akan menghasilkan condesiate sisa uap yang tercampur dengan kotoran TBS
kurang lebih 10% dari proses. Air Condensiate yang masih mengandung minyak ini
dialirkan ke dalam Fat Pit (penangkap minyak/lemak) untuk dikutip kembali minyaknya
dan selanjut sisa limbah cair dialirkan ke Unit Pengolahan Limbah. Rincian detail dari
stasiun ini sebagai berikut;
Memastikan pintu rebusan dalam keadaan baik;
Membuka pintu sterilisasi dan memastikan bahwa pintu terbuka dengan lebar
sehingga tidak mengganggu Tandan Buah Segar (TBS) masuk dalam tabung
sterilizer;
Memasang jembatan serta mengunci pada posisi lurus dengan rel;
Memasukan Tandan Buah Segar (TBS) yang telah siap ke dalam sterilizer melewati
Conveyor Serapu EFB;
Memindahkan jembatan dan melakukan penutupan pintu serta memeriksa pintu
serta mengunci pintu;
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 4
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Proses perebusan buah dilakukan selaman 80-118 menit, dengan system triple peak
yaitu;
Deaerasi/pembuangan udara dalam sterilliser 2-5 menit
Menaikan tekanan ± 1,5 bar selama 10-15 menit
Menurunkan tekanan ± 0,5 bar selama 3 – 5 menit
Menaikan tekanan ± 2,5 bar selama 10-15 menit
Menurunkan tekanan ± 1,0 bar selama 6-8 menit
Menaikan tekanan ± 3,0 bar selama 10-15 menit
Menahan tekanan ± 3,0 bar selama 30-40 menit
Menurunkan dan pembuangan uap dan kondensat selama 10-15 menit
Mengeluarkan buah yang sudah matang dengan cara membuka pintu sterilliser
dengan cara mengatur hydrolic membuka dan menutup pintu hingga selesai.
d.2. Pelepasan buah (Treshing)
Keluar dari Sterilizer selanjuSinar Kencana Inti Perkasaya EFB diangkat menggunakan
serapu conveyor, kemudian TBS yang telah masak tersebut dimasukkan ke dalam
thresher atau alat penebah. Stasiun ini berfungsi melepas buah dari jajang dengan cara
membalik lori buah untuk melakukan bantingan dan rebahan terhadap TBS matang,
sehingga berondolan buah akan terpisah dari tandanya. Buah yang lepas dari
tandannya kemudian dikirim dan diolah dalam alat pengadukan (digester) melalui ban
berjalan (fruit conveyor dan Fruit elevator) dan selanjuSinar Kencana Inti Perkasaya
dilakukan pengepresan. Sedangkan jenjang kosong dilewatkan dalam empty bunch
convenyor untuk ditampung di pinggir pabrik untuk diangkut dan dipergunakan sebagai
pupuk mulsa di lahan kelapa sawit.
d.3. Pengadukan dan Pressan
Brondolan buah yang terlepas dari jenjang kosongnya selanjuSinar Kencana Inti
Perkasaya akan dicacah/dilumatkan menggunakan alat Digester sampai menjadi seperti
bubur, bertujuan untuk melepas minyak dari daging buah. Dalam Digester dilakukan
pengadukan untuk memudahkan pengambilan minyak dari daging buah. Selama
pengadukan suhu dijaga agar tetap stabil yaitu 80-950C dengan menggunakan uap air.
Sebagian minyak yang sudah keluar akan langsung dialirkan ke dalam Preheating
Tank.
Massa dari Digester atau daging buah yang belum terlepas/ terpisah dari nut (inti)
dimasukkan ke dalam Screw press (mesin kempa), kemudian dilakukan pressan untuk
mengambil minyak dari daging buah. Minyak ini akan dimasukkan ke dalam stand trap
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 5
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
untuk memisahkan kotoran pasir secara sentrifugal. SelanjuSinar Kencana Inti
Perkasaya minyak akan dipisahkan dari serat dan cairan ikutannya melalui vibrating
screen. Minyak yang dihasilkan akan dialirkan ke dalam preheating Tank, sedang
massa padat dimasukan ke dalam Depricarper untuk dilakukan proses pengutipan nut.
d.4. Pengutipan Nut (Depricarper)
Pengutipan nut (sawit dan cangkang) dimaksudkan untuk mengambil inti sawit dari
ampas pressan. Proses ini dilakukan dalam Depricarper dimana ampas dipisahkan dari
nut secara pnematik. Ampas (Press-cake) diembun dengan angin dalam alat dipricarper
untuk memisahkan biji (nut) dan sabut. Sabut/fiber dihisap dengan menggunakan fibre
cylone, sabut kering yang keluar akan masuk ke dalam Cracked Mixture seperator. Kulit
(cangkang) yang keluar dari Cracker Mixture separator akan dipergunakan sebagai
bahan Boiler atau perkerasan jalan, sedangkan Kernel (biji) akan dimasukkan ke dalam
pengering (Kernel Drying Silo). Kernel yang keluar dari Kernel Dryng Silo sudah siap
untuk dipasarkan.
d.5. Pemisahan Minyak
Minyak di dalam Preheating Tank (hasil proses pressan) yang masih bercampur dengan
air dan padatan-padatan yang menyertainya kemudian dimasukkan ke dalam clarifikasi
tank untuk memisahkan minyak dari air. Minyak yang sudah terpisah akan dimasukkan
ke dalam Oil Purifer, sedangkan air dan padatan yang masih mengandung sisa minyak
(sludge) dimasukkan ke dalam sludge separator guna memisahkan sisa minyak dari air
dan padatan. Minyak yang terpisah dari proses Sludge separator ini kembali
dimasukkan ke dalam preheating Tank, sedangkan air dan padatan yang terpisah dari
proses sludge separator ini dibuang sebagai air limbah dan dialirkan ke dalam Unit
Pengolahan Limbah.
d.6. Pemurnian Minyak
Minyak yang masuk ke dalam Oil Purifer akan mengalami proses pemurnian yang
kemudian dikeringkan pada Vacum Oil Dryer sehingga diperoleh minyak (CPO) dengan
kadar air dan kotoran yang memenuhi standard. Minyak kasar (CPO) dikirim ke tangki
timbun (storage Tank) dengan menggunakan Oil Transfer Pump. Material Balance
proses pengolahan TBS menjadi CPO untuk kapasitas ton TBS/jam disajikan pada
gambar 2.4.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 6
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.5. Material Balance proses pengolahan TBS menjadi CPO
d.7. Penanganan Limbah PKS
Limbah adalah suatu bahan yang merupakan buangan dari proses pengolahan tandan
buah segar kelapa sawit untuk memperoleh hasil utama dan hasil sampingan. Limbah
dari pabrik pengolahan kelapa sawit berupa limbah cair, limbah padat, dan gas. Jenis
limbah yang dihasilkan dari tiap tahapan proses di mana limbah tersebut dihasilkan
adalah sebagai berikut.
1) Remah janjang dan pasir, limbah ini muncul pada saat penuangan TBS dari truk
ke dalam lori untuk diproses. Jumlah limbah ini sangat sedikit dan dapat diabaikan
sebagai potensi limbah, namun diperhatikan untuk perawatan peralatan pabrik.
2) Kondensasi uap muncul sebagai hasil dari proses sterilisasi TBS dengan
penyemburan uap oleh Boiler, volumenya sekitar 0,15 m3/ton TBS.
3) Janjang kosong sebagai hasil dari proses pemisahan buah dari tandannya
dengan mesin Thresser yang menghasilkan janjang kosong sekitar 250 kg/ton
TBS. Sebagian kecil dari limbah ini digunakan untuk tambahan serabut dan
cangkang sebagai bahan bakar Boiler.
4) Serabut (fiber), merupakan hasil pemisahan buah sawit (yang sudah diperas
minyaknya) dengan inti sawit (kernel). Volume serabut mencapai 145 kg/ton TBS.
Namun volume limbah ini juga menurun sejalan dengan pemanfaatannya untuk
bahan bakar Boiler.
5) Cangkang (shell), merupakan hasil pengupasan inti sawit dari cangkangnya.
Volumenya mencapai 80 kg/ton TBS. Cangkang juga dimanfaatkan sebagai
bahan bakar Boiler namun jumlahnya relatif sedikit.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 7
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
6) Padatan (solid), yaitu lumpur padat hasil pemurnian minyak sawit di mana dengan
menggunakan Decanter akan terjadi pemisahan dalam tiga bentuk, yaitu :
padatan, cairan, dan minyak. Volume padat yang dihasilkan Decanter sebanyak
12 kg/ton TBS.
7) Limbah cair dihasilkan dari banyak proses akibat drainase, kebocoran, atau
limbah yang berbentuk lumpur.
8) Gas umumnya berasal dari operasi Boiler dan partikel yang tidak tertangkap oleh
alat penangkap debu (dust collector).
9) Limbah atau cemaran lain yang tidak terbentuk selama proses produksi, seperti :
Kebisingan, yang dihasilkan dari mesin dan peralatan selama proses produksi
baik yang berdampak pada pekerja pabrik maupun penduduk yang berada di
sekitar sumber pencemaran. Diperkirakan tingkat kebisingan dalam pabrik
dapat mencapai 90 dB(A).
Bau, pencemaran ini dihasilkan dari proses pengolahan limbah cair dengan
proses pembusukan oleh bakteri.
10) Pencemaran akibat proses perawatan :
Limbah pencucian air proses, di mana air untuk produksi dari waduk
mengalami proses pengolahan yang pada suatu saat harus dibersihkan
(peralatan pengolahan air).
Limbah minyak pelumas mesin, merupakan konsekuensi logis dari proses
perawatan mesin-mesin pabrik.
Berdasarkan perhitungan prakiraan bahwa limbah potensial maksimal yang akan
dihasilkan dari pabrik berdasarkan kapasitas maksimal 80 ton TBS/jam yaitu seperti
nampak pada tabel 2.7.
Tabel 2.7. Prakiraan Limbah Potensial yang Dihasilkan
No Jenis LimbahPersentase (%) dari
Kapasitas Maksimum pabrik
Jumlah Lmbah (kg/jam)
1. Janjang kosong 21 12.0002. Total limbah cair (Final
Effluent)59 35.400
3. Limbah Padatan (Solid Decanter)
4 2.400
4. Cangkang 5,75 3.4505. Serabut (Fiber) 12,50 6.750
Sumber : Perhitungan Tim Studi, 2011
Pengolahan masing-masing jenis limbah di atas adalah sebagai berikut :
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 8
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
1. Janjang kosong akan dimanfaatkan sebagai pupuk yang diberikan dalam bentuk
mulsa di kebun tanaman kelapa sawit. Dari pabrik jenjang kosong akan diangkut
dengan menggunakan truk untuk dibawa ke lahan tanaman sawit. Dalam jumlah
yang relatif sedikit limbah jenjang kosong ini dimanfaatkan sebagai tambahan
bahan bakar Boiler dan dapat juga untuk bahan pembuatan jalan (campuran
lapisan bawah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang kosong dapat
digunakan sebagai media berbiak dari sejenis jamur yang memiliki nilai jual tinggi.
2. Serabut (ampas) hasil proses pengepressan akan dimanfaatkan kembali sebagai
bahan bakar utama untuk Boiler. Abu hasil proses pembakaran di boiler dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit. Sisa serabut yang masih
ada dapat juga digunakan bersama-sama jenjang kosong untuk pembuatan jalan
sebagai campuran lapisan bawah. Beberapa temuan teknologi makanan ternak.
3. Cangkang dimanfaatkan untuk bahan bakar Boiler, kemudian abunya dimanfaatkan
untuk pupuk mineral. Cangkang juga dimanfaatkan untuk perkerasan jalan lapisan
atas dan sebagai bahan dasar karbon aktif.
4. Limbah gas yang potensial di pabrik pengolahan kelapa sawit berupa asap dan
debu hasil pembakaran pada unit Boiler. Tindakan pengolahan atau penanganan
terhadap limbah gas untuk mengurangi pelepasan partikel debu di udara, dilakukan
dengan memasang cerobong asap setinggi di atas 20 meter yang di dalamnya
dilengkapi dengan alat penangkap debu (dust collector) untuk mengendapkan
partikel debu. Asap yang relatif bebas debu ini dikeluarkan melalui cerobong
(Chimney) akan dibuang ke udara lepas untuk selanjutnya dinetralisir oleh atmosfer
bebas.
5. Limbah padatan (solid) direncanakan akan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman
sawit serta sebagai bahan penimbun baik untuk rawa, tebing, cekungan, atau
lainnya.
6. Limbah cair akan diolah pada instalasi/unit pengolahan air limbah (IPAL),
selanjutnya keluaran dari pengolahan ini (effluent) dari kolam anaerobic akan
dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk tanaman sawit yang dikenal dengan Land
Application.
Air limbah yang berasal dari tahap produksi minyak kelapa sawit, mengandung senyawa
organik yang berpotensi sebagai polutan terhadap air, udara dan tanah. Tahap
sterilisasi (15% jumlah limbah cair) dan penjernihan (75% jumlah limbah cair) adalah
sumber utama air limbah. Hidroksiklon yang dipakai untuk memisahkan daging-dalam
dari batok juga merupakan sumber utama air limbah (10% jumlah limbah cair). Sifat fisik
limbah cair yang dihasilkan berupa cairan pekat kecoklatan, berbau dan mengandung
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 1 9
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
minyak. Total limbah cair yang dihasilkan berkisar 59% (0,59 m3 per ton TBS yang
diolah. Dengan demikian jumlah limbah cair pada saat kapasitas pabrik hanya 80 ton
TBS/jam, adalah 0,59 M3/ton TBS x 80 ton TBS/jam = 35,4 m3/jam atau 637,2 m3/hari,
Apabila pabrik beroperasi selama 18 jam per hari.
Air limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan buah sawit berpotensi mencemari
lingkungan bila langsung dibuang ke perairan umum atau lahan terbuka, sehingga perlu
dilakukan pengelolaan dan penanganan lebih lanjut untuk menurunkan bahan-bahan
organik yang terkandung dalam limbah. Menurut Sixt, 1994 dalam Sa’id Gumbira, 1996
kandungan bahan-bahan organik yang ada di dalam air limbah dari proses pengolahan
buah sawit memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan
dengan tingginya nilai BOD dan COD, yang merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui kandungan bahan organik.Konsentrasi air limbah kelapa sawit disajikan
pada tabel 2.8.
Tabel 2.8. Konsentrasi Air Limbah Kelapa Sawit
No. Parameter Satuan Konsentrasi
1. BOD5 mg/l 20.000 - 30.0002. COD mg/l 35.000 - 45.0003. Padatan Terlarut mg/l 28.0004. Padatan Total mg/l 48.0005. Nitrogen Total mg/l 1056. Fosfat mg/l 2167. Minyak/Lemak mg/l 1.500 - 2.0008. pH - 4
Sumber : Sixt, 1994 dalam Sa’id Gumbira, 1996
Mengingat tingginya kandungan bahan organik yang ada, maka dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber nutrient untuk tanaman sawit. Berdasarkan hasil studi
pustaka, menunjukkan bahwa air limbah kelapa sawit setelah diolah melalui IPAL
dengan proses biologis ternyata mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Kandungan
unsur hara pada air limbah kelapa sawit disajikan pada tabel 2.9.
Tabel 2.9. Kandungan Unsur Hara Pada Air Limbah Kelapa Sawit
No. Kadar Hara Sesuai Pupuk (mg/l) Konsentrasi (mg/l)
1. UREA 45% 19,32. TSP 46%P2O5 1033 MOP 60% K2O 3514. Kieserit 26%MgO 182
Sumber : Sixt, 1994 dalam Sa’id Gumbira, 1996
Jika dilihat dari kandungan unsur yang ada, maka limbah cair kelapa sawit setelah
proses pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Diharapkan dengan
pemanfaatan limbah cair ini pada lahan perkebunan dapat menghemat pupuk terutama
pupuk Urea, TSP 46% P2O5 atau SP36, MOP dan Kieserit.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 0
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003
tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak
Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit, mempersyaratkan bahwa konsentrasi
BOD tidak boleh melebihi 5.000 mg/l dan nilai pH berkisar 6-9 dengan demikian limbah
yang dihasilkan akan diolah terlebih dahulu melalui proses pengolahan biologis.
Konsentrasi bahan organik yang diharapkan keluar dari Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk Land Application sebagaimana disajikan pada tabel 2.10.
.
Tabel 2.10. Konsentrasi Air Limbah Untuk Land Application
No. ParameterKualitas Air
Limbah sebelum diolah di IPAL
Kualitas Air Limbah untuk Land Aplication
1. BOD (mg/l) 25.000 3.0002. COD (mg/l 53.600 5.6003. TSS (mg/l) 19.000 1.1504. Minyak/Lemak (mg/l) 8.400 8205. pH 3.5–4.6 6–7
Sumber : Chin, Palm oil Refinery Wates Treatment, 1981.
Proses biologis dan aplikasi lahan (land application System = LAS), merupakan salah
satu sistem yang memberikan keuntungan dalam penangan limbah. Limbah yang diolah
dengan cara tersebut dapat dimanfaatkan sebagi bahan pupuk.
Untuk itu PT SKIP akan melakukan kajian terlebih dahulu selama 1 (satu) tahun. Luas
lahan yang akan digunakan untuk pengkajian pemanfaatan air limbah ini adalah
sebesar 10% - 20% dari total luas lahan yang dibutuhkan.
Luas lokasi yang dibutuhkan untuk pemanfaatan air limbah dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di lokasi studi, maka sistem yang digunakan
untuk aplikasi limbah adalah flat bed dengan pertimbangan tingkat kelerengan di lokasi
studi yang relatif datar.
Gambar 2.2. Ilustrasi Flat Bed
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 1
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003
tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak
Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit, proses perijinan serta desain teknis
untuk pemanfaatan air limbah akan dilakukan tersendiri. Pada studi ini hanya akan
disajikan dan diuraikan secara ringkas mengenai rencana pemanfaatan air limbah
tersebut.
Air limbah proses pengolahan kelapa sawit disamping dimanfaatkan untuk Land
Application, juga akan dimanfaatkan sebagai bahan kompos (komposting).
7. Partikel; merupakan hasil tangkapan dari peralatan dust collector. Volume yang
dihasilkan relatif kecil dan dimanfaatkan sebagaimana limbah padatan yang lainnya
seperti di atas.
8. Kebisingan dan bau; dikelola dengan menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja berupa ear protector dan masker.
c. Pendistribusian Produk CPO
Hasil akhir pengolahan berupa minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) dan Inti
Sawit atau PKO (Palm Kernel Oil) yang dihasilkan dalam proses pengolahan TBS di PKS akan
diangkut menggunakan truk tangki ke Pelabuhan di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Pengangkutan CPO dari pabrik akan menggunakan armada angkutan truk tangki CPO yang
berkapasitas 8 dan 12 ton. SelanjuSinar Kencana Inti Perkasaya, CPO dan inti sawit akan
dipasarkan di pasar luar negeri (diekspor) maupun dipasarkan di pasar domestik untuk
pemenuhan kebutuhan bahan baku industri oleochemical dalam negeri.
2.4.2.4. Tahap Pasca Operasi
a. Demobilisasi peralatan dan material
Alat-alat berat dan peralatan serta material yang masih dapat digunakan akan dipindahkan
kelokasi kegiatan lain milik perusahaan untuk dapat dipergunakan kembali, sedangkan
bangunan seperti gudang, base camp, kantor serta polyklinik dan lainnya akan diserahkan
kepada pemerintah daerah setempat untuk dapat digunakan masyarakat atau pemerintah
setempat.
b. Pelepasan tenaga kerja
Pelepasan tenaga kerja dilakukan setelah perusahaan tidak lagi beroperasi. Pelepasan
tenaga kerja pada tahap pasca operasi dilakukan secara bertahap dan diberi waktu kepada
pekerja untuk mencari pekerjaan lain jauh-jauh hari sebelum perusahaan menghentikan
kegiatan. Selain itu untuk karyawan yang berprestasi dan masih muda akan dipromosikan
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 2
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember2008 20 15 21 24 16 13 23 22 16 26 19 272009 22 24 25 16 11 6 10 7 2 9 15 252010 22 13 20 26 20 25 15 20 19 19 15 232011 16 14 21 24 17 9 10 6 12 16 21 242012 23 17 22 14 14 13 15 5 3 17 20
Jumlah hari hujan (hari)
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember2008 228 191 246 197 302 116 299 241 221 238 145 2172009 222 198 338 81 79 55 74 36 34 147 146 3462010 253 303 315 271 201 251 149 191 221 231 167 2282011 152 185 249 457 182 27 145 39 186 105 189 2262012 321 270 259 168 143 133 191 48 39 142 199
Curah Hujan Bulanan (mm)
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
untuk dapat bekerja di lokasi lain yang sejenis yang membutuhkan sumberaya manusia
yang terdidik dan berprestasi sehingga dapat terus meningkatkan prestasinya, sedangkan
untuk karyawan yang tidak dapat diperpanjang serta tidak mendapat pekerjaan lain akan
dibekali dengan dibekali pelatihan berwirausaha sebelumnya atau akan diberi modal usaha
secara berkelompok, agar mantan karyawan dapat mendirikan usaha mandiri.
2.5. Uraian Komponen Lingkungan Hidup
2.5.1. Komponen Fisika KimiaA. Curah hujan
Curah hujan adalah salah satu yang diperhatikan untuk mengukur setiap dampak dari
kegiatan. Berdasarkan data dari hasil pengukuran, curah hujan selama 5 tahun terakhir
berkisar dari 1.756 mm/tahun hingga 2.779 mm/tahun. Dimana curah hujan tertinggi
terdapat pada bulan bulan April tahun 2011 dan terendah pada bulan September 2012.
Secara lebih detail jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan selama 5 tahun terakhir
disajikan pada tabel berikut:
Gambar 2.6. Pola
curah hujan di lokasi studi selama tahun 2008-2012
Tabel 2.11. Jumlah Curah Hujan Bulanan selama tahun 2008-2012
Tabel 2.12. Jumlah Curah Hujan Harian selama tahun 2008-2012
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 3
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Berdasaran kriteria Oldman, maka lokasi studi termasuk zona agroklimat B, dengan 7
bulan basah (Curah Hujan > 200 mm/bulan) dan periode bulan lembab (Curah Hujan 100 –
200 mm/bulan). Periode bulan basah umumnya berlangsung pada bulan Desember hingga
Maret, sedangkan prakiraan bulan kering umumnya berlangsung pada April hingga
November.
B. Topografi
Topografi di areal PT. SKIP dan sekitarnya merupakan daerah datar sampai berombak dan
berdasarkan hasil analisis spasial menggunakan data DEM SRTM, ketinggian wilayah
berkisar antara 0 - 47 meter dari permukaan laut (mdpl). Gambaran kondisi topografi
disajikan pada Gambar 2.7.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 4
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.7. Peta Topografi Lokasi Studi
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 5
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
C. Kualitas Udara dan Kebisingan
1. Kualitas Udara Ambien
Untuk mengetahui keadaan kualitas udara dan tingkat kebisingan di lokasi studi pabrik
kelapa sawit PT. SKIP dihimpun dari data dan informasi terkait lokasi studi. Adapun hasil
pengukuran kualitas udara dan tingkat kebisingan lebih difokuskan pada lokasi pabrik PKS PT.
SKIP sebagaimana tersaji pada Tabel 2.13. Hasil pengukuran kualitas udara ambien
selanjutnya dibandingkan dengan Baku Mutu Lingkungan (BML).
Tabel 2.13. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Udara Ambient di Lokasi Pabrik PKS PT. SKIP
D. Hidrologi
Lokasi Pabrik PT. SKIP termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Bangkalan. Sungai yang
mengalir di dalam areal pabrik yaitu sungai... Morfologi umum sungai yang melintasi areal
pabrik adalah pola aliran dari anak anak sungai adalah dendritik atau sub paralel dendritik.
Anak-anak sungai ini sifatnya berair sepanjang tahun, dan ada pula yang berair hanya pada
musim penghujan saja.Untuk mengetahui kondisi DAS disekitar lokasi studi dapat dilihat
pada Gambar 2.8.
a. Buffer Area Sungai
Buffer area pada sempadan Sungai yaitu 50 meter dari tepi anak-anak sungai, dan 100
meter dari tepi sungai utama merupakan area yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 6
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
pada kiri, dan kanan sungai tersebut. Untuk menjaga kondisi sempadan sungai tetap
terjaga kelestariannya, pihak perusahaan melaksanakan perlindungan, seperti
tercantum pada SOP perlindungan sempadan sungai, dimana pada intinya digunakan
untuk mengelola sempadan sungai tetap lestari, dan tidak melakukan penanaman pada
50 meter dari tepi anak-anak sungai, dan 100 meter dari tepi sungai utama.
b. Sifat dan Pola Aliran
Anak-anak sungai ini sifatnya berair sepanjang tahun, dan ada pula yang berair hanya
pada musim penghujan saja. Untuk morfologi umum sungai sungai yang melintasi areal
pabrik adalah pola aliran dari anak anak sungai adalah dendritik atau sub paralel
dendritik.
c. Debit Sungai
Aliran air dari sungai tersebut tidak pernah kering.baik pada waktu musim hujan
maupuh.kemarau, dan debit sesaat sungai yaitu 44,79 m3/det,
E. Kualitas air Permukaan
Kualitas air permukaan yang dimaksud adalah sungai (sangsang) merupakan salah satu
aspek penting yang diperkirakan akan berubah setelah ada kegiatan, hal ini dikarenakan
sungai merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat sekitar lokasi
kegiatan pembangunan. Untuk mendapatkan kualitas air sungai dilakukan pengukuran
secara laboratorium secara berkala.
Hasil pengujian kualitas air sungai sebelumnya menunjukkan kualitas air sungai masih
tergolong baik, dimana hasil uji menunjukkan kualitas air sungai dibawah paramater-
parameter yang dipersyaratkan oleh PP No.82 tahun 2001, kalaupun ada yang melebihi
tidak beresiko pada kesehatan masyarakat seperti pada kadar kalsium yang jika berlebih
baik untuk penurunan toksiksitas beberapa senyawa kimia (Hefni, 2003). Secar lebih detail
hasil pemantauan kualitas air sungai sangsang disajikan pada tabel 2.13.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 7
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.8. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) dilokasi studi
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I I - 2 8
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Tabel 2.14. Hasil Analisis Laboratorium kualitas air sungai (Sangsang) dilokasi studi
Keterangan : 1. Hulu Sangai Sangsang2. Hilir Sungai Sangsang
F. Tanah
Jenis tanah diperoleh dari informasi peta Landsystem skala 1:250.000 dengan kategori great
group (USDA, 1998) terdiri dari 2 jenis tanah yaitu Asosiasi Rendolls ;
eutropepts;Tropotolists dan sebagian kecil asosiasi sulfaquents ;hydraquents. Untuk
mengetahui jenis tanah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 2 9
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Gambar 2.9. Peta Jenis Tanah di Lokasi Studi
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 0
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
2.5.2. Komponen BiologiPada komunitas biologi (sebagai spesies yang menempati tempat tertentu dan mengalami
interaksi antar spesies) yang memerlukan waktu berjuta-juta tahun untuk berkembang
banyak, yang rusak karena ulah manusia. Daftar ekosistem yang rusak karena manusia
sudah panjang. Sejumlah besar spesies menghilang dengan cepat (beberapa di antaranya
telah punah untuk selamanya) karena perburuan, perusakan habitat dan dampak negatif
dari pemangsa (predator) dan pesaing (competitor). Siklus hidrologi dan kimia alami
terganggu oleh pembukaan lahan yang menyebabkan kerusakan yang teramat sangat,
keanekaragaman telah berkurang, iklim bumi juga terganggu karena adanya polusi di
atmosfer karena penggudulan hutasn (Primack dkk, 1998).
A. Vegetasi Darat
Keanekaragaman jenis vegetasi dapat menggambarkan stabilitas suatu ekosistem yang
mendukung kehidupan satwaliar baik sebagai habitat, tempat berlindung dan berkembang-
biak serta sumber makanannya. Daya-dukung habitat bagi kehidupan satwaliar ditentukan
oleh kualitas lingkungan yang membentuknya (tanah, air, lingkungan agroklimat, serta
peran manusia dalam perlindungan, pengamanan dan pelestariannya). Daya dukung
ekosistem hutan alam dapat ditunjukkan oleh fungsinya sebagai pelindung tanah, pelunak
iklim mikro atau peneduh, peredam suara dan estetika lingkungan (keindahan alam).
Peningkatan kualitas lingkungan yang diperankan oleh tumbuhan disebabkan oleh
kemampuannya melakukan proses fotosintesis yang dapat menyerap gas buang (gas CO2)
dan menghasilkan oksigen (O2) yang bermanfaat bagi manusia dan hewan untuk proses
respirasi atau pernafasan. Selain itu vegetasi dapat meredam kebisingan dan pelindung
tanah berdasarkan kondisi pertumbuhannya, habitusnya serta lapisan dan ketebalan tajuk
yang dimiliki oleh suatu jenis tumbuhan.
Pengamatan tumbuhan (vegetasi) di areal kerja PT SKIP ditujukan pada tiga tipologi
ekosistem, yaitu (1) tipologi ekosistem hutan alam; (2) vegetasi semak-belukar; serta (3)
tipologi ekosistem binaan atau vegetasi budidaya pekarangan dan kebun penduduk.
Parameter tumbuhan pada ekosistem hutan alam (vegetasi alami) ditujukan untuk
mengetahui potensi, komposisi dan keanekaragaman jenis tumbuhan (flora), tujuan
pemanfaatan serta daerah penyebarannya. Sedangkan pada tipe ekosistem binaan
(vegetasi budidaya) ditujukan untuk mengetahui keanekaragaman jenis, tujuan
pemanfaatan, serta daerah penyebarannya.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 1
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
2.5.3. Sosial Ekonomi dan Budaya a. Kependudukan
Berdasarkan data Potensi Desa (Podes), 2012 bahwa jumlah penduduk di Kecamatan
Kelumpang tengah tahun 2011 tercatat sebanyak 12.793 orang dan untuk jumlah Kepala
Keluarga (KK) dari total jumlah penduduk tersebut sebanyak 3990 KK. Sementara untuk
desa dilokasi studi (desa Sang sang) jumlah penduduk dan KKnya tahun 2011 sebanyak
2532 orang dan 895 KK. Untuk mengetahui jumlah penduduk dan KK perdesa di
kecamatan Kelumpang Tengah pada tahun 2011 disajikan pada tabel 2.15.
Tabel 2.15. Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga perdesa di Kecamatan Kelumpang Tengah pada tahun 2011No
DesaJumlah
pendudukJumlah Keluarga
1 Tanjung Batu 875 3362 Sungai Pinang 385 1173 Sungai Punggawa 518 1604 Tanjung Selayar 281 845 Senakin 608 1956 Senakin Seberang 401 1257 Tanah Rata 237 1018 Sebuli 646 1759 Sembilang 879 28510 Tamiang Bakung 1164 39011 Tebing Tinggi 484 15712 Sang sang 2532 89513 Geronggong 3783 970Jumlah 12793 3990
Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
Sementara untuk sex ratio1 penduduk Kecamatan Kelumpang Tengah, Kab. Kota Baru,
Kalimantan Selatan secara keseluruhan adalah 1363,95. Sex rasio paling tinggi terdapat
di desa Tebing Tinggi yakni 125,12 dan yang paling rendah terdapat pada desa Tanah
Rata yakni 82,31 dan untuk desa dilokasi studi (desa Sang sang) yaitu sebesar 114,58.
Untuk mengetahui Jumlah dan perbandingan penduduk perdesa berdasarkan jenis
kelamin di Kecamatan Kelumpang Tengah disajikan pada tabel 2.16
1 Sex ratio atau Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan per 100 penduduk. Perbandingan jenis kelamin ini dilakukan berguna untuk pengembangan pembangunan yang
berwawasan gender. Hal ini dilakukan untuk membangun kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan dalam
pembangunan yang sebelumnya proses pembangunan berjalan sangat paternalistik.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 2
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Tabel 2.16. Jumlah dan perbandingan penduduk perdesa berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Kelumpang Tengah pada tahun 2011
No Desa Laki-laki Perempuan Sex ratio1 Tanjung Batu 436 439 99.322 Sungai Pinang 202 183 110.383 Sungai Punggawa 253 265 95.474 Tanjung Selayar 145 136 106.625 Senakin 314 294 106.806 Senakin Seberang 194 207 93.727 Tanah Rata 107 130 82.318 Sebuli 305 341 89.449 Sembilang 449 430 104.4210 Tamiang Bakung 644 520 123.8511 Tebing Tinggi 269 215 125.1212 Sang sang 1352 1180 114.5813 Geronggong 1998 1785 111.93Jumlah 6668 6125 1363.95Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
b. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam pengembangan sumberdaya
manusia. Kualitas pendidikan sangat menentukan proses pembangunan baik secara
regional maupun nasional. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), pendidikan nasional harus dijalankan secara terukur, sistematis dan
berjenjang baik secara formal, informal dan non formal. Untuk itu, proses pembangunan
pendidikan membutuhkan sarana/infrastruktur pendidikan yang baik.
Berdasarkan data Potensi Desa (PODES) Badan Pusat Statistik (2012) di Kecamatan
Kelumpang Tengah, Kab. Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan sekolah yang paling
banyak adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 11 buah, kemudian Taman Kanak-Kanak
(TK) 10 buah, madrasah diniya 6 buah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Pondok
Pesantren masing-masing 3 buah, lalu Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah
Luar Biasa (SLB) masing-masing 1 buah. Hampir setiap desa memiliki TK dan Sekolah
Dasar. Untuk sekolah setingkat perguruan tinggi/akademi belum terdapat di kecamatan
lokasi studi ini. Desa yang memiliki sekolah palng banyak adalah Desa Tanjung Batu
yakni 1 buah TK, 1 buah SD, 1 Buah SMP, 1 Buah SMU dan 1 Buah Pondok Pesantren.
Sementara untuk desa dilokasi studi (desa Sang sang) sekolah yang ada hanya
TK,SD,SMP dan SLB masing-masing 1 buah sedangkan untuk tingkatan SMU tidak ada.
Lebih lanjut jumlah sekolah perdesa di Kecamatan Kelumpang Tengah disajikan pada
tabel 2.17
Tabel 2.17. Jumlah Sekolah Perdesa di Kecamatan Kelumpang Tengah pada tahun 2011
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 3
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
No Desa TK SD SMP SMU AKADEMI/PT SLB PONPES Madrasah Diniyah
1 Tanjung Batu 1 1 1 1 - - 1 -2 Sungai Pinang 1 - - - - - 1 -3 Sungai Punggawa 1 1 - - - - - 14 Tanjung Selayar - - - - - - - -5 Senakin 1 1 - - - - - 16 Senakin Seberang - 1 - - - - - -7 Tanah Rata - 1 - - - - - 18 Sebuli 1 1 - - - - - -9 Sembilang 1 1 - - - - - -10 Tamiang Bakung 1 1 - - - - - 111 Tebing Tinggi 1 1 1 - - - - -12 Sang sang 1 1 1 - - 1 - -13 Geronggong 1 1 - - - - 1 2Jumlah 10 11 3 1 1 3 6
Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
c. Mata Pencaharian
Kondisi geografis wilayah sangat menentukan jenis mata pencaharian atau pekerjaan
masyarakat di wilayah tersebut. Desa di wilayah Kecamatan Kelumpang Tengah, Kab.
Kota Baru, Kalimantan Selatan didominasi oleh mata pencaharian disektor pertanian. Dari
13 desa hanya dua desa yang tidak didominasi mata pencaharian pertanian yakni Desa
Sembilang dan Desa Geronggong masing-masing bermata pencaharian disektor industri
olahan dan pertambangan. Desa Sang Sang (lokasi studi) adalah desa yang memiliki
jumlah keluarga dengan mata pencaharian di sektor pertanian yakni 200 Keluarga. Desa
Tanjung Selayar adalah desa yang paling sedikit keluarga yang bekerja disektor pertanian
yakni 15 keluarga (Badan Pusat Statistik, Data Potensi Desa,2012).
2.5.4. Kesehatan Lingkungan dan MasyarakatKesehatan lingkungan dan masyarakat pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum. Keadaan tersebut harus berpengaruh positif terhadap status
kesehatan yang optimum pula. Adapun ruang lingkup kesehatan yang dimaksud dalam
kajian ini adalah :
a. Sumber Air Bersih
Air bersih merupakan faktor yang sangt penting membentuk kesehatan masyarakat.
Selain pengelolaannya, tingkat kebersihan air dapat diukur dari sumber air tersebut.
Penggunaan air bersih untuk kebutuha mandi, cuci dan minum seluruh masyarakat di
Kecamatan Kelumpang Tengah termasuk desa Sang sang (lokasi studi) sungai merupakan
pilihan satu-satunya sebagai sumber air bersih. Hal ini dapat dilihat juga dari data potensi
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 4
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
desa tahun 2012 (BPS,2012) bahwa belum ada masyarakat yang memanfaatkan jaringan
air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ataupun sumber air lainnya. Berikut akan
disajikan sumber air bersih dan Pemanfaatannya oleh masyarakat perdesa di kecamatan
kelumpang tengah (Tabel 2.18).
Tabel 2.18. Sumber air bersih dan Pemanfaatannya per desa di Kecamatan Kelumpang Tengah
pada tahun 2011
No Desa Sumber Air Pemanfaatan1 Tanjung Batu sungai mandi, cuci,minum2 Sungai Pinang sungai mandi, cuci,minum3 Sungai Punggawa sungai mandi, cuci,minum4 Tanjung Selayar sungai mandi, cuci,minum5 Senakin sungai mandi, cuci,minum6 Senakin Seberang sungai mandi, cuci,minum7 Tanah Rata sungai mandi, cuci,minum8 Sebuli sungai mandi, cuci,minum9 Sembilang sungai mandi, cuci,minum10 Tamiang Bakung sungai mandi, cuci,minum11 Tebing Tinggi sungai mandi, cuci,minum12 Sang sang sungai mandi, cuci,minum13 Geronggong sungai mandi, cuci,minum
Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
b. Pembuangan Kotoran manusia/Jamban
Pembuangan kotoran manusia menjadi salah satu indikator tingkat Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) masyarakat. Tidak jarang di wilayah tertentu memanfaatkan alam
terbuka untuk membuang kotoran manusia. Sehingga penyebaran penyakit juga semakin
mudah. Untuk itu diperlukan tempat khusus untuk menampung/membuang kotoran
manusia yang biasa disebut jamban.
Wilayah Kecamatan Kelumpang Tengah, telah menunjukkan Pola Hidup Sehat dan Bersih
(PHBS). Hal ini ditandai dengan setiap masyarakat di masing-masing desa kecamatan
Kelumpang Tengah ini relatif telah memiliki jamban sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk
sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) (Data Potensi Desa,BPS, 2012)
c. Pembuangan Sampah
Sampah harus dapat dikelola dengan baik karena dapat memberikan dampak buruk bagi
kesehatan masyarakat. Sampah selain dapat menyebabkan dampak kerusakan
lingkungan juga berperan dalam penyebaran penyakit di masyarakat. Selain itu sampah
menimbulkan kesan pemandangan buruk dan mengganggu penciuman disekitar tumpukan
sampah. Sumber sampah utama adalah sampah keluarga.
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 5
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
Wilayah Kecamatan Kelumpang Tengah, hanya memiliki satu TPS (Tempat Pembungan
Sampah). Berdasarkan data potensi desa tahun 2012 (BPS,2012) mayoritas masyarakat
membuang sampah di sungai ataupun di lubang pembungan yang dibuat sendiri atau
langsung dibakar. Selain itu dari 13 desa dikecamatan Kelumpang Tengah terdapat Empat
desa yang menjadikan sungai sebagai tempat pembungan sampah. Sementara untuk desa
Sang sang (lokasi studi) lokasi pembuangan sampah yaitu dilubang lalu dibakar.
d. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan sangat penting menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena akan
berkaitan dengan tingkat pelayanan kesehatan. Setiap desa di Kecamatan Kelumpang
Tengah, terdapat 1 buah posyandu yang aktif setiap bulannya dan sarana kesehatan
lainnya yakni PUSKESMAS, PUSTU (Puskesmas Pembantu), praktek dokter, bidan dan
took obat terpusat di desa Geronggong. Untuk desa dilokasi studi (desa Sang sang)
sarana kesehatan yang ada yaitu PUSTU dan Posyandu. Berikut akan disajikan sarana
kesehatan perdesa di kecamatan Kelumpang Tengah (tabel 2.19).
Tabel 2.19. Sarana kesehatan perdesa di Kecamatan Kelumpang Tengah pada tahun 2011
No Desa A b c d e f g H i J k l1 Tanjung Batu - - - 1 - - - - - 1 - -2 Sungai Pinang - - - - - - - - - 1 - -3 Sungai Punggawa - - - - - - - - - 1 - -4 Tanjung Selayar - - - - - - - - - 1 - -5 Senakin - - - - 1 - - - - 1 - -6 Senakin Seberang - - - - - - - - - 1 - -7 Tanah Rata - - - - - - - - - 1 - -8 Sebuli - - - - - - - - - 1 - -9 Sembilang - - - - - - - - - 1 - -10 Tamiang Bakung - - - - - - - - - 1 - -11 Tebing Tinggi - - - - - - - - - 1 - -12 Sang sang - - - - 1 - - - - 1 - -13 Geronggong - - - 1 1 1 1 - - 1 - 1
Jumlah - - - 2 3 1 1 - - 13 - 1
Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
e. Tenaga Kesehatan
Kesigapan tenaga kesehatan di wilayah pedesaan sangat penting untuk tindakan
emergency/darurat. Dipedesaan lambatnya penanganan pasien karena tidak siapnya
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 6
*keterangan
a. Rumah Sakit b. RS bersalin c. Poliklinik
d. Puskesmas e. PUSTU f. Praktek dokter
g. Praktek bidan h. Poskesdes i. Polindes
j. Posyandu k. Apotek l. Toko obat/jamu
PT S INAR KENCANA INTI PERKASA
tenaga kesehatan sering kali menjadi penyebab kematian. Di wilayah Kecamatan
Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru tenaga kesehatan terdistribusi di berbagai desa.
Tega kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum, dokter gigi, bidan, dukun bayi dan
beberapa tenaga kesehatan lainnya. Tenaga kesehatan dukun bayi, tenaga lainnya dan
bidan memiliki jumlah yang cukup banyak yakni masing-masing 11, 12 dan 9 tenaga.
Sementara tenaga kedokteran ada 6 orang yakni 4 orang dokter umum dan 2 orang dokter
gigi. Untuk desa dilokasi studi (desa Sang sang) tenaga kesehatan yang ada yaitu bidan 1
orang dan dukung bayi 1 orang sedangkan dokter umum, dokter gigi dan lainnya tidak.
Jumlah tenaga kesehatan perdesa dikecamatan Kelumpang Tengan pada tahun 2011
disajikan pada tabel 2.20.
Tabel 2.20. Jumlah tenaga kesehatan perdesa di Kecamatan Kelumpang Tengah pada
tahun 2011
NoDesa
Dokter Umum
Dokter Gigi Bidan LainnyaDukun Bayi
1 Tanjung Batu 1 1 2 5 22 Sungai Pinang - - - 1 -3 Sungai Punggawa - - 1 - 14 Tanjung Selayar - - - - 15 Senakin - - 1 1 16 Senakin Seberang - - - 1 -7 Tanah Rata - - - - 28 Sebuli - - - - 19 Sembilang - - 1 - 110 Tamiang Bakung 1 - 2 1 -11 Tebing Tinggi - - - - 112 Sang sang - - 1 - 113 Geronggong 2 1 1 3 -
Jumlah 4 2 9 12 11Sumber: Data Potensi Desa (PODES), 2012
U p a y a P e n g e l o l a a n L i n g k u n g a n ( U K L ) d a n U p a y a P e m a n t a u a n L i n g k u n g a n ( U P L )
P a b r i k K e l a p a S a w i t ( P K S ) P T S i n a r K e n c a n a I n t i P e r k a s a I I - 3 7