kegawatdaruratan medis
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 1/27
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bisa diperoleh secara
alamiah maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Dan dari
pengetahuan dapat terbentuk suatu tindakan. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan telinga.14-1
!da enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kogniti",
yaitu #14,1$
a. %ahu & Know', merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dapat
diartikan sebagai mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
b. (emahami &Comprehension', merupakan suatu kemampuan yang dapat
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. !plikasi & Application', merupakan kemampuan untuk dapat
menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya.
d. !nalisis & Analysis', merupakan suatu kemampuan yang dapat
menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain.
e. Sintesis &Synthesis', merupakan suatu kemampuan yang dapat
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lainsintesis merupakan kemampuan untuk menyusun suatu "ormulasi baru dari
"ormulasi yang ada.
". )*aluasi & Evaluation', merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan +a+ancara
atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 2/27
dari responden. edalaman pengetahuan dapat kita ketahui atau kita ukur sesuai
dengan tingkat-tingkat pengetahuan.14,1
2.2 Sikap
Sikap adalah respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek dan bersi"at merespon hal positi" atau hal negati" dari suatu benda,
orang, atau peristi+a. Dan sikap merupakan keyakinan dan perasaan yang dapat
mempengaruhi reaksi didalam diri seseorang. De"inisi lain menyatakan bah+a
sikap merupakan kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan
menge*aluasi kesungguhan tertentu dengan beberapa tingkat menguntungkan atau
merugikan. Sikap dibedakan dari konsep lain yang juga mengacu pada
kecenderungan tersirat seseorang atau kecenderungan sikap yang disimpulkan
hanya pada saat rangsangan yang menunjukkan suatu objek sikap yang diamati
untuk memperoleh respon dalam mengekspresikan tingkat yang diberikan dari
e*aluasi.14-1
(enurut salah seorang ahli yaitu e+comb, menyatakan bah+a sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana moti" tertentu. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar,karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sebagai hasil dari belajar sikap
tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap akan berlangsung
dalam interaksi manusia. !da empat tingkatan sikap, yaitu #14-1,/0
a. (enerima, diartikan bah+a seseorang &subjek' mau memperhatikan
stimulus yang diberikan &objek'.
b. (erespon, kemampuan untuk memberikan ja+aban bila ditanya dan
mengerjakan tugas yang telah diberikan.c. (enghargai, merupakan kemampuan untuk mengajak orang lain
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. ertanggung ja+ab, merupakan kemampuan untuk bertanggung ja+ab
atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala konsekuensi.
Pengukuran sikap secara sistematik dilakukan dengan skala sikap yang telah
distandarkan. Dan teknik yang paling umum digunakan adalah skala sikap dari
%hurstone yang disebut juga The Equal-Appearing Interval dan dari 2ikert yang
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 3/27
disebut Summated Agreement . !da perbedaan antar skala sikap dari %hurstone dan
2ikert, yaitu pada skala %hurstone menggunakan katagori yang terdiri dari dua
alternati" ja+aban, sedangkan 2ikert dihadapkan atas lima alternati" ja+aban,
yaitu ja+aban dari yang sangat setuju sampai sangat tidak setuju.1$
2.3 Kegawatdaruratan medis
(enurut Webster , kega+atdaruratan medis & edical Emergency' adalah
keadaan tiba-tiba atau tidak terduga yang membutuhkan bantuan segera. eadaan
yang dimaksud seperti perdarahan, "raktur dentoal*eolar dan syok.1,/1
2.3.1 Perdarahan
Perdarahan adalah keadaan yang disebabkan oleh dinding *askular yang
pecah atau kelainan mekanisme hemostatik. Perdarahan merupakan komplikasi
yang paling ditakuti, karena dianggap dapat mengancam kehidupan oleh dokter
dan pasien. Perdarahan dapat terjadi setelah anastesi lokal dilakukan dan setelah
pencabutan. 3al ini dapat terjadi pada pasien dengan gangguan pembekuan darah,
pasien yang menerima terapi antikoagulan atau yang mengkonsumsi obat seperti
golongan S!D dan +ar"arin yang dapat memperpanjang +aktu perdarahan, pasien yang mempunyai hipertensi yang tidak terkontrol, li*er dan de"isiensi
*itamin .//,/5
Sejumlah prosedur yang dilakukan dalam kedokteran gigi dapat
menyebabkan perdarahan. Pada praktek kedokteran gigi di !merika, bah+a
diantara /000 pasien de+asa ada sekitar 100-1$0 pasien mengalami gangguan
perdarahan. 6angguan perdarahan merupakan keadaan perdarahan yang
disebabkan oleh kemampuan pembuluh darah, platelet , dan "aktor koagulasi pada
sistem hemostatis. Penderita mengalami +aktu perdarahan yang panjang bahkan
dapat pula mengalami perdarahan yang terus menerus. 6angguan perdarahan
merupakan "aktor resiko pada tindakan pera+atan gigi dan mulut. Pasien dengan
penyakit jantung yang menggunakan obat pengencer darah seperti !spirin juga
memiliki potensi untuk terjadinya gangguan perdarahan./5,/4
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 4/27
2.3.1.1 Eti!gi
lasi"ikasi gangguan perdarahan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah
platelet normal &nontrombositopeni purpura', penurunan jumlah platelet
&trombositopeni purpura' dan gangguan koagulasi./4
%abel 1. lasi"ikasi gangguan perdarahan
ontrombositopeni Purpura - Perubahan pada dinding pembuluh darah akibat
sumbatan, in"eksi dan alergi
- Penyebab lain # gangguan "ungsi platelet akibat
de"ek genetik, obat-obatan seperti aspirin dan
golongan S!D, dan penyakit autoimun.
%rombositopeni Purpura - 7aktor kimia, "isik &radiasi', penyakit sistemik,
obat-obatan &obat diuretik dan alkohol, in"eksi
*irus dan bakteri.
6angguan koagulasi - ersi"at diturunkan, seperti hemo"ilia ! dan
hemo"ilia .
2.3.1.2 Pat"isi!gi
Proses perdarahan terjadi melalui 5 tahap yaitu pembuluh darah &vascular ',
trombosit & platelet ' dan koagulasi &coagulation'. Pembuluh darah dan platelet
merupakan "ase primary dan koagulasi merupakan "ase secondary. Pada "ase
pembuluh darah terjadi sesaat setelah trauma sehingga melibatkan *asokonstriksi
arteri dan *ena, serta tekanan ekstra*askuler. 7ase platelet dimulai dengan
terjadinya kekakuan platelet dan pembuluh darah, kemudian pembuluh darah akan
tersumbat. Proses ini terjadi beberapa detik setelah "ase pembuluh darah terjadi.Pada "ase koagulasi darah akan keluar ke daerah sekitar dan akan membatasi
daerah yang terjadi perdarahan dengan adanya bantuan "aktor ekstrinsik dan
intrinsik. 8aktu yang dibutuhkan pada "ase ini lebih lambat dibandingkan "ase
sebelumnya./4
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 5/27
2.3. 1.3 #am$aran k!inis
Pen derita dengan ganggua n pembeku an darah akan jelas te rlihat pada
kulit dan mem ran mukosa setelah terjadi trauma atau tinda kan in*asi" lain.
Echymosis merupakan gambara n klinis yang sering terlihat pada pasien dengan
gan guan koagulasi genetik dan pasien denga n jumlah platelet abnormal atau
trombosit openi serin g mengalam i ptechiae dan echym sis. Sedan gkan pada p
asien yang menderita leuke mia akut d an kronis s ring menu njukkan gejala
ulserasi pada mukosa, hiperplasia gusi, pte hiae dan echymosis pada kulit dan me
mbran mukosa./4
2.3. 1.% Penanganan
Perd arahan yan g hebat harus segera ditangani. Pera+atan yang dilaku kan
pada jaringan lunak maupun jaringan keras perlu dilakukan dalam keadaan steril.
Prinsip da sarnya adalah membe rsihkan daerah luka atau debride men, misalnya
dengan 3/9/ dari jaringan nekr otik dan benda asing. !pabila pas ien menga ami
perdarahan yang ba nyak, haru s dilakukan tindakan segera untuk mengo trol
perdarahan yang terjadi. Penan ganan a+a l apabila terjadi perd arahan setelah
pencabutan adalah dengan penekanan. Penekanan dapat dila kukan den gan
mengguna kan kain kasa yang telah diberi adrenalin. iasanya hanya den gan
melakukan penekan n perdarah an yang terjadi sudah bisa dita ngani. a mun
apabila da rah masih juga keluar , maka da at dilakuk n kleim de ngan hem stat
atau melakukan penjahitan angka : pada soket. Selain itu, dapat juga mengguna
kan gel!oam atau spo ge gelatin yang dapat diabsorbsi. !pabila masih berlanjut
egera ruju ke ;umah Sakit.//,/$
6am bar 1. Penja hitan pada soket
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 6/27
Pada pasien yang mengalami "raktur jaringan keras &"raktur rahang', maka
jaringan keras yang mengalami "raktur harus di"iksasi dahulu kemudian menutup
jaringan lunak diluarnya, yaitu dengan menjahit secara bertahap lapis demi lapis
dari bagian dalam ke luar. 3al ini dilakukan agar darah tidak lagi keluar. Pada
trauma jaringan lunak dengan kehilangan jaringan lunak, dapat dilakukan
rekonstruksi primer dengan menggunakan "lap.//,/$
2.3.2 &raktur denta!'e!ar
7raktur dentoal*eolar adalah kerusakan atau putusnya kontinuitas jaringan
keras pada stuktur gigi dan al*eolusnya yang disebabkan oleh trauma. %rauma
pada gigi dapat terjadi pada semua usia./$
2.3.2.1 Eti!gi
Penyebab "raktur bermacam-macam seperti kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan pada olah raga, dan trauma langsung pada gigi akibat benda keras
seperti botol. 7raktur tidak hanya pada struktur gigi &email, dentin, dan pulpa gigi'
tetapi bisa juga terjadi pada jaringan periodontal dan tulang rahang./$
7raktur dapat terjadi pada akar gigi, gigi tetangga atau gigi antagonis,
restorasi, prosesus al*eolaris dan mandibula. 7raktur tulang al*eolar dapat terjadi
karena berhubungan dengan terjepitnya tulang al*eolar pada saat melakukan
pencabutan. 3al ini dapat terjadi karena bentuk dari tulang al*eolar atau adanya
perubahan patologis dalam tulang.//
2.3.2.2 #am$aran k!inis
Pada pasien yang mengalami "raktur dentoal*eolar tidak hanya trauma pada
jaringan keras gigi tetapi bisa juga terkena pada jaringan periodontal, yaitu
terjadinya dislokasi gigi seperti konkusi, subluksasi, a*ulsi, intrusi dan ekstrusi.
onkusi adalah trauma pada struktur pendukung gigi tanpa goyangnya gigi atau
pergeseran abnormal dari gigi. Subluksasi adalah trauma pada struktur pendukung
gigi dengan goyangnya gigi tetapi tanpa pergeseran gigi. !*ulsi adalah trauma
yang mengakibatkan gigi keluar dari soket. Sedangkan, intrusi adalah trauma yang
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 7/27
mengakibatkan gigi masuk kedalam soket dan ekstrusi adalah trauma yang
mengakibatkan sebagian gigi keluar dari soket./$
6ambar /. 6ambaran linis 7raktur
Dentoal*eolar.
2.3.2.3 Penanganan
Pemeriksaan "raktur dentoal*eolar dapat dilakukan dengan radiogra"i intra-
oral dan ekstra-oral seperti panoramik. iasanya pera+atan dasarnya adalah
secara konser*ati", misalnya dengan splint, immobilisasi gigi geligi yang goyang
dan "iksasi. Splint merupakan alat yang ditunjukkan untuk imobilisasi atau
membantu imobilisasi segmen-segmen "raktur. Splint biasanya merupakan logam
tuang &cor' atau terbuat dari akrilik. !pabila terjadi "raktur yang menyebabkan
gigi bergeser maka perlu dilakukan pembedahan. Salah satunya adalah
penggunaan arch bar dapat membantu menstabilisasikan segmen yang terjadi
"raktur dan memberikan daerah perlekatan untuk "iksasi maksilomandibular.
<aranya dengan menggunakan anastesi lokal ataupun anastesi umum, segmen
"raktur direduksi sebelum pemasangan alat-alat "iksasi atau stabilisasi, kemudian
ikatkan ka+at baja anti karat pada tipa-tiap gigi &melalui diatas arch bar pada satusisi, dan diba+ah arch bar pada sisi yang lain', ujung-ujung ka+at dipilin searah
jarum jam dan ujung ka+at yang lebih dibuang agar tidak melukai jaringan
mukosa. =ika terjadi pergeseran segmen yang nyata, biasanya diatasi dengan
memotong arch bar pada bagian yang mengalami "raktur.//,/$
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 8/27
6ambar 5. Penanganan "raktur dentoal*eolar anterior
mandibula dengan meng-gunakan arch bar .
2.3.3 S(k
Syok merupakan suatu keadaan pato"isiologis yang terjadi bila o"ygen
delivery &D9/' ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu
memenuhi kebutuhan o"ygen consumption &>9/'. Sebagai respon terhadap
pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme energi sel menjadi anaerobik.
/-/:
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 9/27
(enurut =ohn <ollins 8arren, syok merupakan berhentinya keadaan sesaat dari
kematian. Secara pato"isiologis, syok merupakan gangguan sirkulasi akibat
kurangnya oksigen kedalam jaringan. Syok dapat terjadi oleh berbagai macam
sebab dan melalui berbagai proses. Penurunan *olume plasma intra*askular
merupakan "aktor utama yang menyebabkan terjadinya syok. %erjadinya
penurunan *olume intra*askular menyebabkan darah yang balik ke jantung
berkurang sehingga curah jantung menurun. Dan menyebabkan oksigen di paru
juga menurun dan asupan oksigen ke jaringan tidak terpenuhi.
!da beberapa tingkatan kesadaran pada pasien syok. %ingkat kesadaran
merupakan indikator utama adanya perubahan status neurologi pasien, karena
berhubungan dengan "ungsi hemis"er serebral dan reticular activating system.
%ingkatan kesadaran terdiri dari #/
a. <ompos mentis, yaitu keadaan pasien yang sadar akan dirinya dan
lingkungan serta dapat menja+ab pertanyaan dengan benar.
b. !patis, yaitu keadaan pasien yang berkurang dengan keadaan sekitar dan
sikap acuh tak acuh.
c. 2atargi, yaitu keadaan kesadaran pasien yang terlihat lesu dan mengantuk.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 10/27
d. Delirium, yaitu penurunan kesadaran serta pasien terlihat gelisah dan
meronta-ronta.
e. Somnolen, yaitu keadaan kesadaran pasien yang selalu ingin tidur dan
dapat dibangunkan ketika ada rangsangan.
". Stupor atau sopor, yaitu keadaan pasien yang seperti koma, seperti tertidur
lelap dan tidak dapat dibangunkan kecuali dengan rangsangan nyeri.
g. oma, yaitu keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dengan
rangsangan apapun tidak akan timbul.
erdasarkan a te"tboo# in cardiovascular medicine pada tahun 1:4,
klasi"ikasi syok yaitu # a' syok kardiogenik, b' syok obstrukti", c' syok oligemik
atau syok hipo*olemik, dan d' syok distributi". Pembagian syok diperkecil lagi
menjadi 4 tipe, yaitu syok neurogenik, syok hipo*olemik, syok ana"ilaktik dan
syok kardiogenik.50,51
%abel /. lasi"ikasi Syok /:
S?9 !;D96) S?9 DS%;@%7
!. Disebabkan oleh Disritmia !. Septikemia. Disebabkan oleh (ekanis =antung . (etabolik atau toksik
<. (iopati <. )ndokrinologik
D. (ikrosirkulasi
S?9 9S%;@%7 ). eurogenik
!. %amponade perikardium 7. !na"ilaktik
. oarktasio aorta
<. )mboli paru
D. 3ipertensi pulmonalis primer
S?9 926)(
!. Perdarahan. ekurangan cairan
2.3.3.1 S(k neurgenik
Syok neurogenik disebut juga sinkope. Syok neurogenik terjadi karena
penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba akibat tidak adekuatnya
aliran darah ke otak. 3al ini disebabkan karena terjadinya *asodilatasi dan
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 11/27
bradikardi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi. %erjadinya
hipotensi akan merangsang re"leks simpatis berupa takikardi dan *asokonstriksi
peri"er yang secara klinis dideteksi sebagai peningkatan denyut nadi dan keringat
dingin pada ekstremitas atas. emudian terjadi juga penurunan dalam e"ekti"itas
sirkulasi *olume plasma yang sering terjadi dari penurunan venous tone,
penggumpalan darah di pembuluh darah *ena dan kehilangan *olume cairan
intra*askular karena peningkatan permeabilitas kapiler. !khirnya, terjadi dis"ungsi
miokard primer yang bermani"estasi sebagai dilatasi *entrikel. Pada keadaan ini
akan terdapat peningkatan aliran *askuler yang mengakibatkan berkurangnya
cairan dalam sirkulasi sehingga per"usi ke otak berkurang dan menyebabkan
pasien mengalami syok.$,/,51-55
Syok neurogenik atau sinkope merupakan gejala umum yang sering
dijumpai di praktek dokter gigi. eadaan ini disebabkan oleh suhu lingkungan
yang panas, keadaan takut, terkejut atau rasa nyeri. urang lebih /A pasien
mengalami sinkope sebelum, selama bahkan setelah pera+atan gigi. Sinkope
umumnya, terjadi pada +anita muda, lelaki tua atau dengan ri+ayat penyakit
jantung. Sedangkan syok neurogenik pada pasien trauma terjadi karena hilangnya
sympathetic tone, misalnya pada cedera tulang belakang atau yang sangat jarangyaitu cedera pada batang otak. Denyut nadi pasien menjadi lambat sehingga
pasien akan merasa pusing dan pingsan. @mumnya keadaan ini akan membaik
setelah pasien dibaringkan, kecuali cedera karena jatuh.$,/,51-55
Penanganan untuk pasien syok yaitu dengan memposisikan kedua kaki
pasien lebih tinggi dari dada & shoc# position' atau posisi trendelenburg agar aliran
darah ke otak maksimal. emudian periksa tekanan darah, denyut nadi dan
perna"asan pasien. 2alu memberikan oksigen -: liter per menit atau berikan bauyang merangsang seperti alkohol selama masa pemulihan. Pemberian kompresi
pijat jantung tidak dapat dilakukan apabila denyut nadi karotis masih teraba,
karena melakukan kompresi pijat jantung hanya dilakukan pada pasien yang
mengalami tanda utama henti jantung atau cardiac arrest .5/,55
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 12/27
!
6ambar 4. !. Posisi syok & shoc# position' dan . Posisi %rendelenburg
dan !nti-%rendelenburg.:
2.3.3.2 S(k hip'!emik
Syok hipo*olemik adalah syok yang terjadi akibat berkurangnya *olume
plasma di intra*askular atau kehilangan cairan tubuh. Syok hipo*olemik dapat
terjadi akibat perdarahan &hemoragik' dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab
seperti luka bakar yang luas dan diare berat. asus-kasus syok hipo*olemik yang
sering terjadi adalah akibat perdarahan sehingga syok hipo*olemik dikenal juga
dengan syok hemoragik.
Penanganan syok hipo*olemik, hal utama yang dilakukan yaitu mengganti
cairan tubuh atau darah yang hilang, kemudian berikan oksigen sebanyak $-10
2Bmenit untuk jalan na"as dan respirasi pasien. 2alu berikan in"us dengan cairan
koloid. %ujuan utama terapi adalah memulihkan curah jantung dan per"usi
jaringan secepat mungkin./C
/-/:
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 13/27
2.3.3.3 S(k ana"i!aktik
Syok ana"ilaktik adalah kegagalan per"usi jaringan yang disebabkan reaksi
alergi yang luar biasa atau berlebihan pada suatu organisme terhadap protein
asing. !na"ilaktik syok dapat terjadi dalam beberapa menit dan dapat mengancam
nya+a. 7aktor penyebabnya adalah karena alergi terhadap obat-obatan, terutama
yang diberikan secara intra*ena seperti antibiotik &contoh # penisilin'. Selain itu
penyebab lainnya adalah karena pelepasan histamin sebagai konsekuensi dari
suatu tipe reaksi alergi. %anda-tanda klinis pasien yang mengalami syok
ana"ilaktik yaitu pasien susah berna"as, +ajah kemerahan, gatal pada mata dan
mulut, pusing, lemas, sakit perut, bronkospasme dan edema epiglotis sehingga
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 14/27
pasien terasa tercekik. 6ejala akan timbul pada /-11 menit setelah dilakukan
suntikan dan reaksi puncak akan terjadi pada $-0 menit.$,/,51,55
Penanganan pada pasien syok ana"ilaktik adalah dengan mempertahankan
jalan na"as dan mempertahankan sirkulasi dengan memberikan oksigen -:
literBmenit lalu berikan 0,5-0,$ ml epineprine &adrenalin 1#1000' secara
intramuscular dengan kecepatan 1 mlBmenit dan ulangi setiap $ atau 10 menit
sampai pasien terlihat membaik.$,/,51,55
2.3.3.% S(k kardigenik
Syok kardiogenik adalah syok yang terjadi akibat tidak ber"ungsinya
jantung untuk mengalirkan darah ke jaringan yang mengakibatkan curah jantung
menjadi kecil atau berhenti. %anda-tanda klinis dari syok kardiogenik meliputi
hipotensi, takikardia, oliguria dan bagian ekstermitas dingin./:
Dalam menangani pasien syok kardiogenik hal pertama yang dilakukan
adalah memberikan bantuan hidup dasar &2S'. (enurut !3! /010 & American
$eart Association' 2S merupakan dasar untuk menyelamatkan pasien tanda
utama henti jantung atau cardiac arrest dan mengakti"kan sistem
kega+atdaruratan serta melakukan <P; &Cardiopulmonary resuscitation' secara
dini. 2angkah-langkah 2S terdiri dari penilaian dan tindakan yang dijabarkan
dalam bentuk algoritma yang disederhanakan &6ambar $!'. Sedangkan pada
gambar &$', merupakan urutan keterampilan 2S untuk penyediaan layanan
kesehatan.54
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 15/27
!
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 16/27
1
/
Unresp nsi'eN $reat hing r n nrma! $reathing
&only gasping'
A)ti'e emergen)( respnse s(stem
#et AE*+de"i$ri!!atr
or send se cond rescuer &i" a*aila ble'
to do t is
,igh-ua!it ( /P0
- ;ate at leas t 100Bmin- <ompressi on depth at least /
inches &$ cm '- !llo+ complete chest recol
a"ter each c ompression
- (inimie i nterruptionsin chest compression
- !*oid eEce ssi*e *entilatio n
Puls
5 /he)k pu!se
*E&INIT E pu!se
ithin 1 se)nds 4
4 o
5!
6i*e 1 breath e ery $
to seconds
;eche ck pulse e ery
/ minutes
egin cycles o" 3 /56P0E SSI5NS and 2 B0EA T,S
$
AE*+de"i$ri!!atr A00I7ES
<heck r hythm
Shockable rhythmF
ot S ockableShockabl
:0esume P0 imme diate!(C
6i*e 1 shock "or / minutes<heck rhythm e*ery / minuteG
0esume /P 0 immediate!( co ntinue until !2S pro* iders take
"or / inutes o*er or *ic tim starts t o mo*e
6ambar $. !. Simple 2S untuk de+asa. . 2S berdasarkan pela yanan
kesehat an.54
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 17/27
am un, dari b berapa literatur menyatakan bah+a untuk m emberikan 2S
dikenal d ngan tindakan !< yaitu Airwa y &jalan na"as', %reathing &perna" asan',
Circulatio n &sirkulasi'.5,$,51
a. !ir+ay &jala n na"as'
!ir +ay merup akan usaha untuk me mpertahankan dengan baik jalan na"as
pada pasien yang tid ak sadar. etika pasien dalam keadaan tid ak sadarkan diri,
kemungkinan pasien tidak dapat berna"as dengan baik. 3al ini dap at terjadi
karena ada benda asing yang menutup i jalan na"a s pasien atau akibat jatuhnya
pangkal lidah kebelakang. @ntuk memb ebaskan ja lan na"as airway', m aka dokte
r gigi dapat men ggunakan teknik head tilt , chin li!t dan &aw thrust .5,$,51
$ead tilt yaitu dengan m eletakkan tangan didahi pasien dan mend orong
dahi kebe lakang sert dibantu d engan chin li!t yaitu mengangkat dagu pasien. 'aw
thrust dapat digunak an jika pad a saat mela kukan head tilt dan ch in li!t jalan
na"as masih obstruksi. < ranya, de ngan mengangkat da gu pasien sehingga posisi
mandibul lebih maju daripada maksila. Sedangkan untuk me mbebaskan jalan
na"as dari sumbatan benda asing seperti da ah dan cairan muntah dapat digu nakan
teknik !inger sweep yaitu meng gunakan / jari tanga yang dib alut dengan kain
untuk me yapukan c airan yang ada didalam rongga m lut pasien. 5,$,51
6ambar . $ead tilt , chin li!t dan &aw thrust .51
6ambar C. %indakan !inger sweep.51
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 18/27
b. reathing &perna"asan'
reathing merupakan teknik untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
pasien sadar atau pasien yang tidak sadar. Seorang dokter yang menangani pasien
kega+atdaruratan dental harus mendekatkan pipi 1 inci ke mulut dan hidung
pasien untuk melihat &loo# ', mendengar &listen' dan merasakan & !eel ' tanda-tanda
yang ada pada perna"asan pasien. (elihat yaitu melihat apakah ada pergerakan di
dada atau abdomen pasien, mendengar yaitu mendengar apakah ada atau tidaknya
suara na"as tambahan yang dikeluarkan oleh pasien, dan merasakan yaitu
merasakan apakah ada hembusan na"as atau aliran udara yang keluar dari mulut
atau hidung pasien. Dan bila perna"asan pasien tidak terasa diperlukan na"as
buatan. @ntuk pemberian na"as buatan dapat dilakukan dari mulut ke mulut, mulut
ke hidung atau mulut ke stoma. Dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
Ambu bag untuk memberikan suplai oksigen 0A.$,51
6ambar :. (oo# , listen and !eel .51
<
!
6ambar . Pemberian na"as buatan, &a' mulut ke mulut, &b' mulut ke
hidung dan &c' mulut ke stoma.51
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 19/27
6ambar 10. Penggunaan Ambubag .5/
c. <irculation &sirkulasi'
<irculation merupakan monitoring dua tanda *ital yang sangat penting,
yaitu tekanan darah dan denyut jantung yang memberikan in"ormasi tentang
"ungsi sistem cardio*ascular. %idak terabanya nadi karotis pada de+asa
merupakan tanda utama terjadinya cardiac arrest atau henti jantung. Pemberian
*entilasi buatan dan kompresi pijat jantung diperlukan pada keadaan
kega+atdaruratan ini.$,51
6ambar 11. Pemeriksaan nadi karotis./,51
@ntuk melakukan pijat jantung dilakukan 50 kali dengan selingan / kali
na"as buatan dalam / menit. Pertama-tama tentukan titik penekanan yaitu di
bagian tengah sternum. emudian lakukan penekanan tulang dada kira-kira 4-$
cm &1,$-/ inchi' untuk de+asa, anak balita 4 cm &1,$ inchi', dan anak-anak $ cm
&/ inchi' . Dan dilakukan :0-100 kali per menit. ompresi pijat jantung dapat
dihentikan apabila pasien sudah dalam keadaan membaik atau sadar, pasien telah
meninggal, operator sudah letih dan pelayanan kesehatan lain sudah datang.$,5/,55
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 20/27
6ambar 1/. ompresi dada pada de+asa, bayi dan anak
usia sampai : tahun.51,5/
(enurut American $eart Association /010, ada perubahan kunci terhadap
panduan %asic (i!e Support &2S' pada tahun /00$ untuk pasien cardiac arrest ,
yaitu #54
a. Pengenalan segera terhadap S<! &Sudden Cardiac Arrest ' berdasarkan
penilaian tidak adanya respon dan tidak adanya perna"asan normal &misalnya,
pasien tidak berna"as atau hanya hembusan na"as'.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 21/27
b. (enghilangkan (oo# , (isten dan )eel dari algoritma 2S.
c. (elakukan <P; menggunakan tangan &hanya kompresi pijat jantung' untuk
penolongBpetugas yang tidak mengikuti pelatihan khusus.
d. @rutan perubahan dalam melakukan kompresi pijat jantung sebelum
membebaskan jalan na"as &melakukan <! dari pada !<'.
e. Penyediaan pera+atan kesehatan yang e"ekti" dalam melakukan kompresi pijat
jantung atau <P; sampai kembalinya sirkulasi secara spontan.
". (eningkatkan metode untuk melakukan <P; dengan kualitas tinggi &misalnya,
kedalaman pada saat melakukan penekanan kompresi pijat jantung harus adekuat'.
g. Selanjutnya melakukan pemeriksaan nadi bagi pelayanan kesehatan.
h. !lgoritma 2S untuk de+asa yang sederhana diperkenalkan dengan
memperbaiki algoritma tradisional.
2.% Upa(a pen)egahan kegawatdaruratan medis
Setiap dokter gigi berke+ajiban untuk melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menghindari komplikasi dan untuk mencegah timbulnya kega+atdaruratan
medis. !namnesa merupakan salah satu bagian terpenting dalam pemeriksaan
pasien karena mendapatkan keterangan mengenai kondisi pasien. 8alaupunkeadaan kedaruratan tidak dapat dihindari dalam praktek dokter gigi, namun
sebaiknya keadaan kedaruratan dapat dikurangi atau dihindari dengan melakukan
pera+atan dengan cermat, terampil dan trauma minimal.51
@ndang-undang o. / %ahun /004 tentang praktek kedokteran
mengamanatkan agar setiap dokter ataupun dokter gigi yang berpraktek +ajib
mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi
berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi pro"esi dan lembaga lain yangdiakreditasi oleh organisasi pro"esi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi dan dilaksanakan
sesuai dengan standar pendidikan pro"esi kedokteran ataupun kedokteran gigi. 3al
ini berguna agar dokter ataupun dokter gigi dapat meningkatkan, mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan prilaku dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.5$
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 22/27
eadaan pingsan yang sering terjadi di praktek dokter gigi, mungkin
dikarenakan ruang praktek memiliki temperatur dan kelembaban yang tinggi. 9leh
karena itu, sebaiknya ruang praktek haruslah berha+a dingin dan mempunyai
*entilasi yang baik. ;uang tunggu harus terang dan sejuk serta untuk mencegah
pasien lama menunggu sebaiknya dilakukan penjad+alan kunjungan yang e"isien.
Dokter gigi harus menggunakan dental unit yang desainnya memungkinkan pasien
segera dibaringkan lurus dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala &posisi
%rendelenburg 100' pada saat terjadi kondisi kega+atdaruratan.
5
Selain memperhatikan kondisi ruang praktek, sebaiknya juga dapat
dilakukan pemeriksaan a+al. 8alaupun tidak semua pera+atan dental
memerlukan pemeriksaan a+al, tetapi dalam menangani pasien yang ingin
melakukan bedah minor seperti pencabutan dan odontektomi, pemeriksaan a+al
perlu dilakukan. !dapun pemeriksaan a+al yang dimaksud adalah pemeriksaan
tanda-tanda *ital.
2.%.1 Pemeriksaan tanda 'ita!
%anda *ital termasuk penilaian dalam pemeriksaan rutin yang dilakukan
oleh tenaga medis. %anda-tanda *ital dapat menghasilkan perubahan yang
bertahap dari +aktu ke +aktu. ?ang termasuk tanda-tanda *ital adalah tekanan
darah, denyut nadi, perna"asan dan suhu.5C-5
2.%.1.1 Tekanan darah
@ntuk mengukur tekanan darah pasien sebelum melakukan pera+atan
seperti pencabutan, sebaiknya dilakukan dengan teliti dan dicatat dengan baik
pada saat dilakukan pengukuran, karena keadaan pasien dapat mempengaruhi
hasil dan penilaian. !lat yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan darah adalah
sphygmomanometer. %ekanan darah diukur pada lengan tangan &gambar 1/'.
2ebar manset harus mencakup 1B/-/B5 panjang lengan atas. (anset yang dipakai
terlalu sempit akan memberikan hasil pemeriksaan tekanan darah menjadi tinggi,
sedangkan manset yang terlalu lebar akan memberikan hasil pemeriksaan terlalu
rendah.5C-5
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 23/27
<ara untuk mengukur tekanan darah yaitu dengan memasangkan manset
melingkari lengan atas pasien, dengan batas ba+ah lebih kurang 5 cm dari siku.
2akukan pemompaan sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba dan gunakan
stetoskop untuk mendengarkan arteri brakialis &di "osa kubiti'. emudian
kosongkan manometer perlahan-lahan dengan kecepatan /-5 mm tiap detik.5
%ekanan sistolik adalah saat terdengar bunyi pada saat orotkoo" yaitu
bunyi pertama yang didengar berupa bunyi detak yang perlahan. Sedangkan
tekanan diastolik adalah saat terdengar bunyi orotkoo" > yaitu bunyi yang tiba-
tiba melemah. Dan nilai normal tekanan sistolik adalah H1/0mm3g dan untuk
tekanan diastolik adalah H:0mm3g.5:,5
6ambar 15. <ara mengukur
tekanan darah.5
2.%.1.2 *en(ut nadi
adi merupakan re"leksi peri"er dari kerja jantung dan penjalaran
gelombang dari proksimal &pangkal aorta' ke distal. 6elombang nadi tidak
bersamaan dengan aliran darah tetapi menjalar lebih cepat. adi dapat dirasakan
selama midsistole, saat konstraksi jantung dan saat ejeksi darah intrakardia sedang
berlangsung. ecepatan penjalaran nadi dapat menurun pada beberapa penyakit
jantung, darah atau pembuluh darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi lain.
Intensitas nadi dapat berhubungan dengan karakteristik pembuluh darah dan
tekanan nadi. ecepatan denyut nadi normal pada de+asa yang sehat berkisar dari
$0-100 denyutBmenit dan anak berusia diba+ah 10 tahun berkisar 0-0
denyutBmenit.5:,5
<ara mengukur denyut nadi yaitu dengan menggunakan dua jari &jari
telunjuk dan jari tengah' untuk meraba arteri radialis. @ntuk menyingkirkan
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 24/27
kemungkinan terdapatnya pulsu s de"isit & aju jantun g lebih besar daripad a laju
nadi', he ndaknya setiap perhitungan nadi dilakuka juga per hitungan denyut
jantung. D an semua enghitung n harus dilakukan sat menit penuh.5
6ambar 14. <ara memeri sa
deny ut nadi.40
2.%. 1.3 Perna" san
ecepatan per a"asan dan pola perna"asan dikendalikan oleh kemose nsor-
kemosensor dan otak. @ntuk orang normal, peningkat an konsentrasi
karbondioksida dan ion hidrog en dalam darah dapa t merangs ang peningkatan
*entilasi. ecepatan perna"asan normal tidak berarti b ah+a oksi genisasi ad kuat.
Dengan danya rasa cemas p ada pasie n dapat menyebabka n meningkatnya
perna"asa n. @ntuk pemeriksaan perna"asan harus hati-hati, kar ena pasien yang
menyadari bah+a perna"asann a sedang diamati dapat terjadi nya peningkatan
kecepatan perna"asan in*olunt er. ecepatan perna" asan norm al adalah 1/-1:
kaliBmenit pada oran de+asa.5:
Pem eriksaan r espirasi ata u perna"asan dapat d ilakukan d engan beberapa
cara yaitu #5
1. <ara inspeksi, merupak an pemeriksaan denga n melihat g erakan na"a s
dan menghitu ng "rekuensinya. <ara ini tidak praktis dan tidak dianjurkan karena
pemeriksa an dilakuk an dengan melihat ger kan na"as an detak ja m sekaligus.
/. <ara palpasi, merupakan cara yan dianjurka n yaitu pem eriksaan d engan
meletakka n tangan p emeriksa p ada dinding abdomen atau dind ing dada pasien,
kemudian dihitung g rakan perna"asan pasien sambil elihat detak jarum ja .
5. < ara auskul asi, pemer iksaan yan g dilakukan dengan menggunakan alat
stetoskop yaitu mendengarkan dan menghitung bunyi erna"asan.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 25/27
6ambar 1$. %eknik palpasi dan %eknik auskultasi.5C
2.%.1.% SuhuSuhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang karena lingkungan luar. <ara
pengukuran suhu adalah dengan menggunakan thermometer. Sebelum
menggunakan thermometer, pada permukaan air raksa harus diturunkan sampai
diba+ah 5$0< dengan mengibas-ngibaskan thermometer.
5C,5
Pada bayi diba+ah / tahun, pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada
lipatan paha atau rektum dengan suhu normal 5
0
<-5C
0
<. Sedangkan pada anak diatas umur tahun, pengukuran dapat dilakukan di mulut &suhu oral' yaitu
dengan meletakkan thermometer di ba+ah lidah &sublingual' dan suhu oral normal
adalah 5C0<. Semua pengukuran suhu dilakukan selama 5 menit. Dalam keadaan
normal suhu aksila sama seperti suhu pada rektum yaitu 50<-5C
0<.
5C,5
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 26/27
6ambar 1. Pemeriksaan suhu rektal, aksial, dan oral.40
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 kegawatdaruratan medis
http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 27/27
2.8 Kerangka Knsep Pene!itian
Pengetahuan
1. De"inisi ega+atdaruratan medis
/. Prinsip Dasar
ega+atdaruratan (edis
5. Penanganan ega+atdaruratan
(edis
4. Pencegahan ega+atdaruratan
(edis
Pengetahuan dan Sikap
Dokter 6igi %erhadap
ega+atdaruratan (edis
Sikap
1. Prinsip Dasar ega+atdaruratan
(edis
/. Penanganan ega+atdaruratan
(edis
5. Pencegahan ega+atdaruratan
(edis