kebudayaan sebagai tanda

7
Kebudayaan sebagai Tanda (Prof. Dr. Okke K.S. Zaimar) Buatlah penerapan analisis semiotik berdasarkan gambar garuda pancasila. Garuda pancasila adalah mitos karena mengandung sekumpulan pesan. Oleh karena itu, gambar ini akan dianalisis dengan menggunakan teori mitos Roland Barthes yang berdasarkan teori signifikasi Ferdinand De Saussure. Gambar Garuda merupakan lambang negara Indonesia. Gambar ini akan dianalisis dari segi denotatif dan konotatif. Pertama, gambar akan dianalisis secara denotatif. Dari situs www.wikipedia.com, didapatkan informasi sebagai berikut. Burung Garuda melambangkan kekuatan. Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol- simbol di dalam perisai masing- masing melambangkan sila- sila dalam Pancasila, yaitu: Bintang melambangkan sila kesatu. Rantai melambangkan sila kedua. Pohon beringin melambangkan sila ketiga. Kepala banteng melambangkan sila keempat. Terakhir, padi dan kapas melambangkan sila kelima. Selanjutnya, gambar ini akan dianalisis secara konotatif berdasarkan kesan yang ditangkap oleh penulis sebagai seorang pembaca mitos. Burung garuda memang melambangkan kekuatan karena garuda adalah burung besar kuat yang dapat terbang tinggi dan mengalahkan lawan- lawannya. Di sisi lain, garuda menakutkan karena garuda 1

Upload: susi-fauziah

Post on 15-Jun-2015

566 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

It explains about definition of culture as a sign.

TRANSCRIPT

Page 1: Kebudayaan sebagai tanda

Kebudayaan sebagai Tanda (Prof. Dr. Okke K.S. Zaimar)

Buatlah penerapan analisis semiotik berdasarkan gambar garuda pancasila.

Garuda pancasila adalah mitos karena mengandung sekumpulan pesan. Oleh

karena itu, gambar ini akan dianalisis dengan menggunakan teori mitos Roland

Barthes yang berdasarkan teori signifikasi Ferdinand De Saussure.

Gambar Garuda merupakan lambang negara Indonesia. Gambar ini akan

dianalisis dari segi denotatif dan konotatif. Pertama, gambar akan dianalisis secara

denotatif. Dari situs www.wikipedia.com, didapatkan informasi sebagai berikut.

Burung Garuda melambangkan kekuatan. Perisai di tengah melambangkan

pertahanan bangsa Indonesia. Simbol- simbol di dalam perisai masing- masing

melambangkan sila- sila dalam Pancasila, yaitu: Bintang melambangkan sila kesatu.

Rantai melambangkan sila kedua. Pohon beringin melambangkan sila ketiga. Kepala

banteng melambangkan sila keempat. Terakhir, padi dan kapas melambangkan sila

kelima.

Selanjutnya, gambar ini akan dianalisis secara konotatif berdasarkan kesan

yang ditangkap oleh penulis sebagai seorang pembaca mitos. Burung garuda

memang melambangkan kekuatan karena garuda adalah burung besar kuat yang

dapat terbang tinggi dan mengalahkan lawan- lawannya. Di sisi lain, garuda

menakutkan karena garuda suka memangsa hewan yang lemah dan lebih kecil

misalnya ayam, tikus dan lain- lain. Oleh karena itu, menurut pendapat saya, burung

garuda tidak hanya melambangkan kekuatan negara Indonesia tetapi juga

melambangkan pemerintahan yang otoriter. Sebagai seorang warga negara Indonesia,

saya merasa terintimidasi dengan gambar garuda yang kuat karena gambar garuda

tersebut menyampaikan pesan bahwa semua warga negara (yang dapat disamakan

dengan makhluk kecil dan lemah) harus tunduk pada Pancasila jika ingin selamat.

Jika dihubungkan dengan konteks sejarah masa lalu, arti konotasinya akan

terlihat lebih jelas. Pemerintahan pada masa Orde Lama dan Orde Baru yang

dilambangkan oleh garuda adalah pemerintahan militer yang otoriter. Oleh karena

itu, tidak mengherankan jika pada saat pemerintahan Orde Lama, terjadi

1

Page 2: Kebudayaan sebagai tanda

pemberontakan seperti G30S PKI dan juga gerakan mahsiswa yang dilakukan oleh

mahasiswa terhadap Soekarno pada tahun 1966. Akan tetapi, dengan kekuatannya,

pemerintahan otoriter yang disimbolkan oleh burung garuda yang kuat mampu

memberantas pemberontakan dan gerakan mahasiswa tersebut. Kemudian, Orde

Lama digantikan oleh Orde Baru. Pada masa Orde Baru, pemimpin pemerintahan

juga masih bersifat otoriter sehingga pemberontakan dan demonstrasi terhadap

pemerintahan Orde Baru terjadi kembali. Akan tetapi, kali ini, gerakan mahasiswa

berhasil menggulingkan pemerintahan Orde Baru dan menggantinya dengan Orde

Reformasi.

Walaupun begitu, sampai sekarang burung Garuda tetap digunakan sebagai

lambang negara Indonesia karena bagaimanapun pemerintah perlu menunjukkan

supremasi kekuasaan yang ia miliki kepada para warga negaranya.

Selain itu, secara denotatif, perisai di tengah melambangkan pertahanan

bangsa Indonesia. Akan tetapi, sebenarnya perisai itu dapat juga melambangkan alat

yang digunakan untuk mempertahankan status quo atau kekuasaan pemerintah.

Seperti halnya para polisi yang menggunakan perisai atau tameng tidak hanya untuk

melindungi dirinya sendiri tetapi juga menggunakannya untuk memukul para

demonstran.

Simbol- simbol di dalam perisai masing- masing melambangkan sila- sila

dalam Pancasila, yaitu: bintang melambangkan sila kesatu, rantai melambangkan sila

kedua, pohon beringin melambangkan sila ketiga, kepala banteng melambangkan sila

keempat. Terakhir, padi dan kapas melambangkan sila kelima.

Sila pertama ketuhanan yang maha esa dilambangkan oleh satu buah bintang.

Bintang yang berada jauh di angkasa melambangkan spiritualitas atau ketuhanan

sedangkan jumlahnya yang satu mewakili kata- kata yang maha esa. Akan tetapi, ada

hal yang patut dipertanyakan, karena seperti yang kita ketahui di alam semesta ini,

bintang berjumlah jutaan bahkan mungkin milyaran tetapi kenapa hanya satu bintang

yang dipilih? Secara konotasi, hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada begitu

banyak bintang, tetapi hanya satu bintang yang dipilih oleh burung garuda. Oleh

karena itu, seperti yang kita ketahui, di Indonesia, agama lain yang jelas- jelas

2

Page 3: Kebudayaan sebagai tanda

memiliki konsep Trinitas maupun konsep polytheist mau tidak mau harus mengikuti

pilihan pemerintah (mengikuti konsep ketuhanan yang maha esa), terutama pada saat

pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru yang tidak mengakui agama polytheist

seperti Kong Hu Cu.

Kemanusiaan yang adil dan beradab disimbolkan oleh rantai. Secara konotasi,

rantai menyimbolkan pengekangan kebebasan karena para warga negara dikekang

oleh peraturan- peraturan negara. Padahal, untuk mencapai kemanusiaan yang adil

dan beradab, seharusnya pemerintah memberikan hak warga negara sebagai manusia

seutuhnya agar mereka dapat berkembang, maju dan membangun negara.

Sila ketiga persatuan Indonesia disimbolkan oleh pohon beringin. Secara

konotatif, penggunaan pohon beringin memberikan kesan kedamaian dan keteduhan.

Oleh karena itu, tersirat sebuah pesan bahwa warga negara akan mengalami keadaan

yang aman dan tenteram hanya bila mereka semua mengikuti peraturan negara (yang

berarti pula menjaga persatuan Indonesia).

Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Dari segi makna konotasi,

gambar kepala banteng memberikan kesan keras kepala. Bahkan, seperti yang kita

ketahui, banteng adalah binatang yang keras kepala dan sebagian besar orang juga

mengetahui bahwa ada mitos tentang banteng, yaitu banteng akan mengikuti dan

menanduk siapapun yang memakai warna merah. Oleh karena itu, banteng bukanlah

makhluk yang bijaksana. Sebaliknya, banteng adalah binatang yang keras kepala dan

sangat tidak bijaksana.

Pesan yang disampaikan melalui simbol ini adalah keputusan yang diambil

harus sesuai dengan keinginan pemerintah. Jadi, musyawarah yang dilakukan

hanyalah kedok untuk melegalkan keputusan yang telah dibuat pemerintah.

Contohnya terlihat sangat jelas sekali pada masa pemerintahan Orde Baru di mana

MPR dan DPR hanyalah boneka pemerintah dan perpanjangan tangan pemerintah

untuk melegalisasikan semua keputusan pemerintah.

3

Page 4: Kebudayaan sebagai tanda

Padi dan kapas melambangkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Secara konotasi, padi melambangkan makanan utama orang Indonesia

sedangkan kapas melambangkan alat kesehatan. Jadi, lambang tersebut menyiratkan

bahwa keadilan sosial yang diberikan kepada warga negara Indonesia hanya berupa

makanan dan alat kesehatan. Akan tetapi, hak kemanusiaan lain yang lebih hakiki,

seperti misalnya hak kebebasan berekspresi maupun hak berbicara masih belum

dapat dijamin penuh oleh pemerintah.

Sebagai kesimpulan, semua simbol yang dijelaskan dalam makalah ini

menunjukkan bahwa garuda adalah mitos yang digunakan pemerintah untuk

menunjukkan supremasi kekuasaannya atas semua warga negara Indonesia. Akan

tetapi, penulis menyadari bahwa interpretasi mitos bersifat subjektif. Selain itu,

seperti yang di percayai oleh para pascamodernis dan pascastrukturalis khususnya

Nietzchean, penulis menyadari bahwa kebenaran mutlak itu tidak ada. Oleh karena

itu, mitos garuda ini dapat diinterpretasikan oleh para pembacanya secara beragam

dan menghasilkan interpretasi yang berbeda- beda.

Daftar Pustaka

www.wikipedia.com 16 Desember 2009

Husen, Ida Sundari dan Rahayu Hidayat. (ed.). 2001. Meretas Ranah Bahasa,

Semiotika dan Budaya. Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Nietzsche, Zarathustra, Yogyakarta: Quills book, 2008, 97.

W, Noth. 1995. Handbook of Semiotics. Indianapolis: Indiana University Press.

Zaimar, Okke. K. S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

4