kebijakan sistem penjaminan mutu internal fakultas ilmu …
TRANSCRIPT
i
ii
KEBIJAKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Nomor:
FIB-20100-01-001-01
Tanggal:
29 Desember 2020
Revisi: Hal:
1-19
KEBIJAKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
FAKULTAS ILMU BUDAYA
iii
PENGANTAR
Sebagai salah satu institusi yang bertanggungjawab dalam
pengelolaan pendidikan tinggi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang
bermutu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi.
Kewajiban itu juga merupakan salah satu bentuk kepatuhan terhadap
peraturan dan ketentuan perundangan yang berlaku di bidang pendidikan
tinggi umumya dan penjaminan mutu khususnya.
Buku Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Ilmu
Budaya ini disusun dengan berpedoman kepada Buku Kebijakan Sistem
Penjaminan Mutu Internal Universitas Udayana. Buku Kebijakan
Penjaminan Mutu Internal ini diterbitkan sebagai wujud kepatuhan
terhadap undang-undang, peraturan menteri, dan peraturan rektor yang
mengatur tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi, dan Akreditasi.
Buku Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal ini menyajikan
latar belakang pentingnya penjaminan mutu, garis besar kebijakan sistem
penjaminan mutu internal, tujuan, strategi, prinsip, pelaksanaan, serta
manajemen, struktur organisasi dan tatakelolanya diharapkan menjadi
panduan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana, baik akademik maupun non akademik dalam
menyusun perencanaan program kerja, pelaksanaan, serta evaluasi dan
pengendalian menuju pada perbaikan mutu secara berkesinambunan.
Melalui proses ini diharapkan akan tercipta budaya mutu dalam upaya
mewujudkan visi Fakultas Ilmu Budaya yaitu terwujudnya Fakultas Ilmu
Budaya yang memiliki keunggulan dan kemandirian dalam bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan aplikasi
keilmuam yang berlandaskan kebudayaan.
Akhir kata tidak lupa kami haturkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini.
Denpasar, 29 Desember 2020
Dekan
Dr. Made Sri Satyawati, S.S.M.Hum.
NIP. 197103181994032001
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
BAB I SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA......................................................1
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN CITA-CITA FAKULTAS ILMU
BUDAYA....................................................... ............................................................. 2
2.1 Visi Fakultas Ilmu Budaya .................................................................................... 2
2.2 Misi Fakultas Ilmu Budaya.................................................................................... 2
2.3 Tujuan Fakultas Ilmu Budaya…………………………………………………….3
2.4 Cita – Cita Fakultas Ilmu Budaya.......................................................................... 3
BAB III LATAR BELAKANG, TUJUAN, DAN LUAS LINGKUP KEBIJAKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA ..... 5
3.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 5
3.2 Tujuan Kebijakan SPMI FIB ................................................................................. 6
3.3 Luas Lingkup Kebijakan SPMI FIB ...................................................................... 6
BAB IV DAFTAR ISTILAH DAN PIHAK YANG TERKENA KEBIJAKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA ........ 7
4.1 Daftar Istilah Dalam Kebijakan SPMI FIB .......................................................... 7
4.2 Pihak-pihak yang Terkena Kebijakan SPMI FIB .................................................. 8
BAB V GARIS BESAR, TUJUAN, STRATEGI, DAN PRINSIP PELAKSANAAN
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU
BUDAYA .................................................................................................................... 9
5.1 Garis Besar Kebijakan SPMI FIB ......................................................................... 9
5.2 Tujuan dan Strategi SPMI FIB ............................................................................ 10
5.3 Prinsip Pelaksanaan SPMI FIB ............................................................................ 11
BAB VI MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA ...... 12
6.1 Manajemen SPMI FIB ......................................................................................... 12
6.2 Struktur Organisasi dan Tatakelola SPMI FIB ................................................... 15
BAB VII STANDAR DAN TARGET CAPAIAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA ............................................................ 17
7.1 Standar dalam SPMI FIB ..................................................................................... 17
7.2 Target Capaian SPMI FIB ................................................................................... 18
BAB VIII PENUTUP ................................................................................................ 19
8.1 Hubungan Dokumen Kebijakan SPMI FIB dengan Dokumen TerkaiT .............. 19
8.2 Referensi.............. ................................................................................................ 19
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Implementasi Siklus PPEPP SPMI F I B 12
Gambar 2 Struktur Organisasi FIB 16
Gambar 3 Arah Pengembangan Unud Tahun 2020- 2040 18
1
BAB I
SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA
Fakultas Ilmu Budaya sebagai fakultas tertua, atau cikal bakal Universitas
Udayana, berdiri atas prakarsa Yayasan Fakultas-Fakultas Nusa Tenggara, yang
diketuai oleh Letkol Minggoe dan Wakil Ketua I, Gubernur Sunda Kecil, Teuku
Mochamad Daoedsjah. Yayasan ini bekerjasama dengan orang-orang yang
mempunyai keahlian khusus dalam bidang ilmu sastra, seperti Dr. R. Goris, Dr. Ida
Bagus Mantra, dan I Gusti Ketut Ranuh. Orang-orang tersebut, selain mempersiapkan
hal yang berkenaan dengan segi fisik, bergerak juga sebagai penghubung untuk
mendapatkan orang-orang yang akan dijadikan dosen (tenaga pengajar), terutama
orang yang akan dijadikan pimpinan pada fakultas yang akan dibentuk. Orang yang
berhasil dihubungi, yang akan dijadikan pimpinan adalah Prof. Dr. R. M. Ng.
Poerbatjaraka, yang kala itu menjadi Dekan Fakultas Sastra dan Kebudayaan
Universitas Gadjah Mada. Tenaga-tenaga pengajar yang berhasil dihubungi, terutama
tenaga-tenaga yang telah bergelar doktor dan telah memperoleh nama internasional
karena prestasi ilmiahnya pada waktu itu, adalah (1) Prof. Dr. R. M. Ng. Poerbatjaraka,
(2) Dr. R. Goris, (3) Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, dan (4) Prof. Dr. Swami Ajarananda
Setelah rampungnya segala persiapan, maka ditetapkanlah hari pembukaannya,
yaitu pada tanggal 29 September 1958. Nama yang diberikan adalah Fakultas Sastra
Budaya, Universitas Airlangga. Kata budaya kemudian dihilangkan atas anjuran Prof.
Dr. Prijono. Dengan alasan bahwa di dalam kata ‘sastra’ sudah terkandung arti budaya
yang mencakup arti yang sangat luas.
Pada awal berdirinya (September – Desember 1958), Fakultas Sastra Udayana
diasuh oleh Yayasan Fakultas-Fakultas Nusa Tenggara, namun mulai tanggal 1 Januari
1959 secara resmi menjadi bagian Universitas Airlangga. Sejak saat itu Fakultas Sastra
Udayana namanya berubah menjadi Fakultas Sastra. SK Rektor Nomor:
62A/UN14/HK/2013 menetapkan nama Fakultas Sastra diganti dengan Fakultas
Sastra dan Budaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia Nomor : 30 Tahun 2016 tanggal 22 April 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Udayana dan dikuatkan dengan SK Rektor
Nomor : 309/UN14/HK/2016 tanggal 27 Juni 2016 Fakultas Sastra dan Budaya
berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana.
Saat ini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana semakin menunjukkan jati
dirinya sebagai Fakultas Ilmu Budaya sebagaimana terefleksi dari tampilan bangunan
lobinya yang sarat dengan nuansa filosofis yang menjadi landasan filosofis
perikehidupan masyarakat Bali. Dengan terpampangnya hiasan yang bertemakan
pemutaran mandara giri pada hiasan gelung kuri di bagian depan bangunan lobi,
dengan tegaknya patung Dewi Saraswati di ruang lobi tersebut, dan dengan
terpasangnya secara anggun dua buah prasasti pendirian fakultas tercinta ini
diharapkan semua ini dapat menjadi sumber inspirasi yang semakin mantap menuju
keberhasilan yang semakin gemilang. Keberhasilan itu tercapai karena adanya
kemauan yang kuat untuk memahami kesinambungan masa lampau dengan masa
sekarang menuju masa depan yang makin cerah.
2
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN CITA-CITA FAKULTAS ILMU BUDAYA
2.1 Visi Fakultas Ilmu Budaya
Visi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana adalah terwujudnya
Fakultas Ilmu Budaya yang memiliki keunggulan dan kemandirian dalam
bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan
aplikasi keilmuan yang berlandaskan kebudayaan.
Unggul berarti Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana secara sadar
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing baik di tingkat regional,
nasional maupun internasional. Dengan keunggulan ini, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana diarahkan menjadi lembaga pendidikan terdepan khususnya
dalam hal pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Semua
keunggulan ini dapat dilihat dari tingginya penghargaan yang diberikan oleh pengguna
terhadap sumber daya manusianya melalui produk akademiknya.
Mandiri berarti sumber daya manusianya berkepribadian tangguh, percaya diri,
dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu mengembangkan diri secara mandiri.
Untuk itu, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sebagai lembaga pendidikan
tinggi harus memiliki kemandirian dalam berbagai aspek terutama dalam
mengembangkan sistem manajemen dan pembiayaan. Dengan demikian, Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Udayana memiliki kemampuan pengelolaan secara kuat
tanpa banyak bergantung pada pihak lain. Di samping itu, kemandirian juga
ditunjukkan oleh adanya temuan ilmiah yang murni yang merupakan temuan para ahli
kita dan kemudian mendapat pengakuan dari berbagai komponen masyarakat.
Berbudaya berarti sumber daya manusia yang dihasilkan mampu menjunjung
tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebenaran akademik, memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap nilai-nilai budaya lokal, tradisional, dan praktik-praktik kehidupan yang
berkembang di masyarakat dalam rangka mendukung pembangunan yang
berkelanjutan, serta mampu menggali dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal
untuk dapat diangkat menjadi puncak-puncak kebudayaan nasional dan global.
Dalam rangka pengembangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ke depan,
diperlukan arah pengembangan yang jelas dan mampu membangkitkan peran semua
pihak untuk menjadikan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sebagai pusat
pengembangan ilmu-ilmu humaniora dalam melahirkan lulusan yang unggul,
profesional, berkompetensi tinggi dalam persaingan global, dan beretika moral yang
tetap mengakar pada budaya Bali sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. Di
samping itu, Fakultas Ilmu Budaya diharapkan berperan sebagai “pewahyu” dan
pencerah nilai-nilai kemanusiaan dalam dinamika kebudayaan dan peradaban melalui
peningkatan ilmu-ilmu Budaya.
2.2 Misi Fakultas Ilmu Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana terus-menerus meningkatkan
keberagaman dan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di
bidangnya. Dengan demikian, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dapat
menjadikan dirinya sebagai “kunci wasiat” (yang mampu membuka khazanah
perbendaharaan kebudayaan Bali) dan kadi bahni ring pahoman, dumilah mangde
3
sukanikang rat”; ‘laksana api di tempat persajian, menyala dan membawa
kebahagiaan dunia’, dan sebagai pewahyu rakyat untuk mengantarkan masyarakat
menuju kebahagiaan lahir dan batin. Secara lebih rinci misi Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Udayana yang mendapat semangat dari kata-kata wasiat di atas dan visi
yang ditetapkan, dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Mengembangkan sistem pembelajaran berbasis kearifan lokal ditunjang teknologi komunikasi dan informasi, serta sistem penjaminan mutu yang memadai agar
mampu menghasilkan lulusan yang unggul, mandiri, dan berbudaya, serta
memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi sesuai dengan KKNI, tuntutan
masyarakat lokal, nasional dan internasional.
2. Mengembangkan penelitian dan kajian ilmiah unggulan sebagai “ujung tombak” agar mampu menghasilkan temuan baru yang berkualitas tinggi, bermanfaat bagi
pengembangan Ipteks, dan bermanfaat bagi pembangunan masyarakat dalam
upaya mewujudkan FIB Unud sebagai fakultas penelitian (research faculty) sesuai
dengan SN Dikti, perkembangan Ipteks untuk kepentingan masyarakat, bangsa,
dan dunia.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan secara kuantitatif dan kualitatif kajian ilmiah dalam bentuk artikel baik jurnal nasional, nasional terakreditasi, maupun
internasional.
4. Mengembangkan FIB Unud sebagai program unggulan untuk meningkatkan
kredibilitas universitas di masyarakat dalam program pengabdian unggulan
2.3 Tujuan Fakultas Ilmu Budaya
Tujuan Fakultas Ilmu Budaya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan lulusan yang bermutu, memiliki kompetensi tinggi dalam
penguasaan Ipteks, dan sesuai dengan SN Dikti, KKNI berbasis PIP kebudayaan,
dan gayut dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daya saing bangsa.
2. Meningkatkan mutu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
SN Dikti, dan perkembangan Ipteks untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan
negara.
3. Meningkatkan dan mendayagunakan sarana dan prasarana berstandar nasional,
menuju standar internasional.
4. Mewujudkan tata kelola dan tata pamong melalui sistem manajemen pendidikan
yang bermutu, transparan, akuntabel, dan demokratis untuk menciptakan
kehidupan masyarakat akademis yang kondusif, berkualitas, dan mandiri. 5. Menjalin kerjasama di berbagai bidang untuk meningkatkan mutu pelaksanaan
Tridharma PerguruanTinggi.
2.4 Cita – Cita Fakultas Ilmu Budaya
Cita-cita pendirian Fakultas Ilmu Budaya dapat ditelusuri pada pidato yang
disampaikan oleh tokoh-tokoh berikut: (1) Presiden I Republik Indonesia, Dr. Ir.
Soekarno; (2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Prijono dan (3) Prof. Dr.
R. M. Ng. Poerbatjaraka yang disampaikan pada acara peresmian dan pembukaan
Fakultas Sastra Udayana pada tahun 1958. Inti Sari ketiga pidato tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Fakultas Ilmu Budaya diharapkan kelak menjadi pewahyu bagi rakyat, dengan
menggali kecintaan kepada Tanah Air untuk hari kemudian, dan pewahyu bagi
rakyat yang sedang berjuang untuk membebaskan diri dari semua bentuk
4
kemiskinan (Dr. Ir. Soekarno).
2. Fakultas Ilmu Budaya diharapkan dapat berperan “Kadi bahni ring pahoman,
dumilah mangde sukanikang rat”; artinya, “Laksana api di tempat persajian
menyala dan membawa kebahagiaan dunia” (Prof. Dr. Prijono, dikutip dari
Kakawin Ramayana).
3. Fakultas Ilmu Budaya kita anggap sebagai kunci wasiat untuk membuka secara
ilmiah perbendaharaan Bali, sebagai Pulau yang terkenal, sebagai peti tempat
penyimpanan perbendaharaan Ilmu Budaya lama (Prof. Dr. R.M.Ng.
Poerbatjaraka).
5
BAB III
LATAR BELAKANG, TUJUAN, DAN LUAS LINGKUP KEBIJAKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA
3.1 Latar Belakang
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi yang diubah dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi No. 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi, serta diperbarui menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 62 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, pelaksanaan penjaminan mutu di
perguruan tinggi merupakan kegiatan wajib dilakukan sehingga penjaminan mutu
perguruan tinggi merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi dan menjadi suatu
keharusan untuk menjamin kualitas perguruan tinggi terhadap masyarakat.
Dalam rangka membangun kesadaran dan komitmenseluruh civitas akademika
Fakultas Ilmu Budaya untuk tercapainya Visi FIB maka perlu disusun Kebijakan
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang berlaku bagi segenap unsur yang
terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di FIB. SPMI FIB merupakan suatu
kegiatan sistemik penjaminan mutu di FIB secara otonom atau mandiri untuk
mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan. Agar penjaminan mutu berjalan efektif untuk menjamin
terlaksananya penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan visi dan misi FIB
maka diperlukan Kebijakan SPMI yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola
penjaminan mutu pada tingkat fakultas.
Kebijakan ini diharapkan dapat dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan,
baik di bidang akademik maupun non akademik, untuk mendorong terwujudnya
budaya mutu.
Kebijakan SPMI FIB mencakup empat hal berikut.
1. Kebijakan SPMI pendidikan
2. Kebijakan SPMI penelitian
3. Kebijakan SPMI pengabdian kepada masyarakat
4. Kebijakan SPMI khusus (non akademik)
Bertitik tolak pada hal tersebut, Pimpinan FIB menetapkan Kebijakan SPMI
yang bertujuan sebagai berikut:
6
1. sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan sekaligus pengendalian bagi
setiap unit kerja dalam merencanakan dan melaksanakan program kerja
dan anggaran, monitoring, evaluasi, dan audit internal serta perbaikan
mutu secara terus menerus (continuous improvement);
2. sebagai rujukan bagi seluruh civitas akademika FIB yang merupakan
pemangku kepentingan di lingkungan FIB, dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan peran masing-masing; dan
3. sebagai landasan dalam menentukan dan menetapkan Standar FIB, manual
atau prosedur dalam SPMI, pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian, evaluasi,
dan peningkatan mutu.
Kebijakan SPMI ini hendaknya dijalankan secara konsisten dan bertanggung
jawab oleh seluruh unsur pengelola, baik akademik maupun non akademik, dengan
mengacu pada Standar FIB yang telah ditetapkan.
3.2 Tujuan Kebijakan SPMI FIB
Tujuan Kebijakan SPMI FIB adalah sebagai berikut.
1. Memberi landasan dan arah dalam menetapkan semua standar dan manual
atau prosedur dalam SPMI serta dalam melaksanakan dan meningkatkan
mutu SPMI.
2. Sarana untuk mengomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan
tentang SPMI yang berlaku di dalam lingkungan FIB.
3. Sebagai bukti otentik bahwa FIB telah memiliki dan melaksanakan SPMI
sebagaimana diwajibkan menurut peraturan perundang-undangan.
3.3 Luas Lingkup Kebijakan SPMI FIB
Kebijakan SPMI FIB meliputi seluruh aspek penyelenggaraan
pendidikan, baik akademik maupun non akademik. Kebijakan SPMI diterapkan mulai
dari masukan, proses, sampai luaran.
7
BAB IV
DAFTAR ISTILAH DAN PIHAK YANG TERKENA KEBIJAKAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL
FAKULTAS ILMU BUDAYA
4.1 Daftar Istilah Dalam Kebijakan SPMI FIB
1. Fakultas Ilmu Budaya yang selanjutnya disebut FIB adalah salah satu
fakultas di Universitas Udayana yang menyelenggarakan program
pendidikan akademik tingkat sarjana, magister, dan doktor
2. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), yaitu kegiatan
sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan.
3. Budaya Mutu, yaitu pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku berdasarkan
Standar Dikti yang dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan
(internal stakeholders) di Unud.
4. Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Ilmu Budaya yang selanjutnya
disingkat SPMI FIB, yaitu kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan
tinggi di FIB yang secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan.
5. Kebijakan SPMI FIB adalah pemikiran, sikap, pandangan FIB mengenai
SPMI yang berlaku di FIB, yang berisi garis besar tentang bagaimana FIB
memahami, merancang, dan megimplementasikan SPMI dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi sehingga terwujud budaya mutu di FIB.
6. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) adalah satuan standar yang
meliputi Standar Nasional Pendidikan ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
7. Dokumen Manual SPMI adalah dokumen yag berisi petunjuk teknis tentang
cara, langkah, atau prosedur PPEPP Standar Dikti secara berkelanjutan oleh
phak yang bertanggungjawab dalam implementasi SPMI di FIB
8. Dokumen Standar dalam SPMI FIB yang selanjutnya disebut Standar FIB
adalah dokumen berisi berbagai kriteria, ukuran, patokan, atau spesifikasi
dari setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk mewujudkan
visi dan misi FIB sehingga terwujud budaya mutu.
9. Dokumen Formulir SPMI FIB adalah naskah tertulis yang berisi kumpulan
formulir yang digunakan dalam mengimplementasikan Standar SPMI FIB
dan berfungsi untuk mencatat/merekam hal atau informasi atau kegiatan
tertentu ketika Standar SPMI FIB diimplementasikan.
10. Evaluasi Diri adalah kegiatan evaluasi setiap unit secara standard untuk
memeriksa, menganalisis, dan menilai kinerjanya sendiri selama kurun
waktu tertentu untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan.
8
11. Audit Mutu Internal adalah kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang
dilakukan oleh auditor internal Unud untuk memeriksa pelaksanaan
standard dan mengevaluasi apakah seluruh standar dalam SPMI telah
dicapai/dipenuhi oleh setiap unit dalam lingkungan Unud.
4.2 Pihak-pihak yang Terkena Kebijakan SPMI FIB
Pihak-pihak yang harus melaksanakan Kebijakan SPMI FIB adalah seluruh
pengelola dan pelaksana di seluruh tingkatan unit kerja di FIB
9
BAB V
GARIS BESAR, TUJUAN, STRATEGI, DAN PRINSIP PELAKSANAAN
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
FAKULTAS ILMU BUDAYA
5.1 Garis Besar Kebijakan SPMI FIB
5.1.1 Pernyataan Mutu
Pernyataan Mutu FIB adalah sebagai berikut:
Menjadikan Fakultas Ilmu Budaya yang memiliki keunggulan dan kemandirian
dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
dengan aplikasi keilmuan yang berlandaskan kebudayaan "
5.1.2 Isi Kebijakan SPMI FIB
Kebijakan Mutu Universitas Udayana dituangkan dalam dokumen Kebijakan
Sistem Penjaminan Mutu Internal FIB
"FIB MENYEDIAKAN PELAYANAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN"
5.1.3 Rincian Kebijakan SPMI FIB
1. Kebijakan SPMI FIB diarahkan pada penyelenggaraan pendidikan untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan dinamika nasional
maupun internasional dan kemajuan IPTEKS, serta selaras dengan semangat
kemandirian dan berbudaya.
2. Kebijakan SPMI FIB mensyaratkan pengelolaan pendidikan yang senantiasa
melakukan peningkatan mutu dengan menjaga terpeliharanya siklus
pengelolaan pendidikan tinggi secara berkesinambungan.
3. Pelaksanaan Kebijakan SPMI FIB bidang akademik dirancang berbasis
learning outcome dan riset laboratorium dengan fokus pembelajaran
berpusat pada mahasiswa (student centered learning).
4. Pelaksanaan Kebijakan SPMI FIB bidang non akademik dirancang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi pengelolaan sumber daya
manusia, sarana, prasarana, administrasi, dan keuangan.
5. Evaluasi pelaksanaan Kebijakan SPMI FIB terhadap penyelenggaraan
pendidikan yang melibatkan bidang akademik dan non akademik dilakukan
secara periodik dan berkesinambungan dalam rangka percepatan pencapaian
visi Unud menjadi unggul, mandiri, dan berbudaya.
6. Pengendalian pelaksanaan Kebijakan SPMI FIB dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan SPMI yang dilakukan secara periodik dan
10
berkesinambungan dalam rangka percepatan pencapaian visi FIB.
7. Peningkatan SPMI didasarkan pada tiga aspek kebijakan pengembangan, yaitu:
a. Menghasilkan lulusan bermutu yang memiliki kompetensi tinggi dalam
penguasaan IPTEKS.
b. Menjalin kerjasama di berbagai bidang untuk meningkatkan mutu tri
dharma perguruan tinggi.
c. Menghasilkan penelitian yang bermutu, relevan dan berdaya saing sesuai
dengan perkembangan ipteks, menghasilkan publikasi ilmiah nasional,
internasional, dan paten untuk kepentingan masyarakat.
5.2 Tujuan dan Strategi SPMI FIB
SPMI bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila FIB telah
mengimplementasikan SPMI dengan baik dan benar. Tujuan dari SPMI FIB yaitu
untuk:
1. Pencapaian visi dan pelaksanaan misi FIB. 2. Pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders) FIB
3. Pelaksanaan kegiatan dan pengendalian bagi setiap unit kerja dalam
merencanakan dan melaksanakan program kerja dan anggaran, monitoring,
evaluasi dan audit internal serta perbaikan mutu secara terus menerus
(continuous improvement).
4. Pemanfaatan SPMI sebagai landasan dan arah untuk menentukan dan
menetapkan Standar FIB, manual atau prosedur dalam SPMI serta
pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian, evaluasi, dan peningkatan mutu
SPMI.
5. Penjaminan bahwa setiap layanan FIB kepada pemangku kepentingan
dilakukan sesuai Standar dalam SPMI sehingga apabila terjadi penyimpangan,
dapat segera dilakukan koreksi; pewujudan transparansi dan akuntabilitas
publik; dan mengajak semua pihak dalam lingkungan FIB untuk bekerja
mencapai tujuan FIB berdasarkan standar dan secara berkelanjutan.
Strategi yang diterapkan FIB dalam pelaksanaan SPMI adalah sebagai berikut.
1. Melibatkan secara aktif seluruh unit kerja di tingkat Fakultas dalam seluruh
tahapan implementasi SPMI mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pengendalian, sampai dengan tahap pengembangan/peningkatan.
2. Melakukan studi banding ke berbagai universitas yang telah dengan baik
mengimplementasikan SPMI dan menjalankan audit internal dan eksternal di
perguruan tingginya.
3. Melakukan sosialisasi tentang fungsi dan tujuan SPMI, kebijakan SPMI,
manual SPMI, standar dalam SPMI, dan formulir yang digunakan kepada
segenap sivitas akademika.
11
5.3 Prinsip Pelaksanaan SPMI FIB
1. Otonom: SPMI FIB dikembangkan dan diimplementasikan secara otonom atau
mandiri
2. Terstandar: SPMI FIB menggunakan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang
ditetapkan oleh Mendikbud, Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang
ditetapkan oleh Universitas Udayana, dan Standar yang ditetapkan oleh
Fakultas Ilmu Budaya.
3. Akurasi: SPMI FIB menggunakan data dan informasi yang akurat.
4. Berencana dan berkelanjutan: SPMI FIB diimplementasikan dengan
menggunakan 5 (lima) langkah penjaminan mutu, yaitu Penetapan,
Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar Unud yang
membentuk suatu siklus.
5. Terdokumentasi: seluruh langkah dalam siklus SPMI FIB didokumentasikan
secara sistematis.
6. Selain itu, juga memiliki asas dan prinsip yang berorientasi pada
stakeholder, baik internal maupun eksternal, mengutamakan kebenaran,
pengembangan kompetensi personil, partisipatif dan kolegial, keseragaman
metode, inovasi, dan berkelanjutan.
12
BAB VI
MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU BUDAYA
6.1 Manajemen SPMI FIB
Manajemen SPMI di FIB merupakan pengelolaan yang berorientasi dan
berbasis pada penjaminan mutu. Hal ini berarti peran penjaminan mutu untuk
menerapkan SPMI dalam pengelolaan perguruan tinggi secara konsisten
mengupayakan pencapaian mutu dalam semua aspek, yaitu aspek input, proses,
output, dan outcomes. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan akademik dan non
akademik dapat berjalan efektif dan bermanfaat serta menjamin terlaksananya
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan cita-cita FIB, maka
manajemen SPMI FIB dirancang dengan menggunakan model manajemen kendali
mutu yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan
Standar Unud (PPEPP).
Tahap di atas secara berurutan membentuk suatu siklus SPMI yang selalu
bergerak dinamis dan berkesinambungan dengan arah ke atas, yakni ke arah
peningkatan mutu secara berkelanjutan. Siklus SPMI FIB untuk setiap standar FIB
sebagaimana diuraikan di atas dapat disajikan pada Gambar 1.
Implementasi model PPEPP dengan manajemen kaizen dalam pengelolaan
penjaminan mutu Unud tersebut diatur dalam lima tahapan sebagai berikut.
6.1.1 Penetapan Standar FIB
Penetapan Standar FIB merupakan penetapan semua standar dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi di FIB yang secara utuh membentuk
SPMI FIB. Penetapan standar tidak hanya dimaknai sebagai pengesahan atau
pemberlakuan Standar FIB, tetapi mulai dari tahap perumusan Standar FIB.
Perumusan standar FIB dilakukan oleh tim ad hoc yang diberi kewenangan
oleh pimpinan Fakultas dan Unit Pengembangan, Pembelajaran, dan
Penjaminan Mutu sebagai koordinator atau fasilitator perumusan Standar
FIB dengan dibantu oleh semua pihak atau unit di FIB. Standar FIB
ditetapkan setelah mendapat persetujuan Senat FIB
Gambar 1. Implementasi Siklus PPEPP SPMI FIB
13
6.1.2 Pelaksanaan Standar FIB
FIB menjalankan setiap Standar FIB yang telah dinyatakan secara tertulis
dalam SPMI sehingga Standar FIB tersebut dapat dipenuhi. Pihak yang melaksanakan
Standar FIB adalah audience atau subjek yang tercantum di dalam pernyataan Standar
FIB. Subjek ini dapat berbeda tergantung pada isi masing-masing Standar FIB. Subjek
dapat berupa Dekan, Koordinator Program Studi, Dosen, tenaga kependidikan, dan
mahasiswa. Sekalipun audience telah dicantumkan dalam setiap standar, namun
pimpinan fakultas secara manajerial tetap memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan isi standar tersebut, yaitu memastikan isi standar dijalankan oleh
audience.
6.1.3 Evaluasi Pelaksanaan Standar FIB
Dalam tahap ketiga dari siklus SPMI, FIB dan seluruh unit di dalamnya harus
melakukan evaluasi atau asesmen atau penilaian terhadap proses, luaran (output), dan
hasil (outcomes) dari pelaksanaan setiap Standar FIB dalam SPMI. Apabila dilihat
dari tujuannya, evaluasi atas pelaksanaan Standar FIB dapat berbentuk:
a. Diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang bertujuan mengetahui
kelemahan atau kendala yang dapat menghalagi pelaksanaan isi
standar dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan tersebut.
b. Formatif evaluation, yaitu evaluasi yang bertujuan memantau
(monitoring) proses pelaksanaan standar untuk mengambil tindakan
pengendalian, apabila ditemukan kesalahan atau penyimpangan yang
berakibat isi standar tidak terpenuhi, atau memperkuat pencapaian
pelaksanaan standar.
c. Summative evaluation, yaitu evaluasi yang bertujuan menganalisis
hasil akhir pelaksanaan standar sehingga dapat disimpulkan, antara
lain tentang efektivitas, keberhasilan, dan dampak atau outcomes dari
pelaksanaan standar, termasuk dalam evaluasi ini adalah audit
internal dan akreditasi.
Di dalam manajemen SPMI FIB, evaluasi dan pengendalian adalah dua kegiatan
yang penting dan strategis untuk memastikan bahwa apa yang menjadi tujuan
organisasi dapat dicapai. Implementasi evaluasi pelaksanaan Standar FIB dilakukan
dengan tujuan peningkatan standar yaitu:
a. Monitoring adalah evaluasi penilaian yang dilakukan ketika kegiatan
yang dinilai masih berjalan, atau disebut sebagai evaluasi formatif.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh unit penyelenggara kegiatan.
b. Evaluasi diakhir kegiatan yang juga disebut evaluasi sumatif. Termasuk
di sini adalah Evaluasi Diri yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pelaksana
dari setiap standar atau pejabat struktural atasan.
c. Audit Mutu Internal (AMI), yaitu evaluasi internal yang dilakukan
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
14
Unud.
d. Akreditasi/sertifikasi adalah evaluasi yang dilakukan oleh pihak
eksternal Universitas Udayana, seperti BAN PT, Lembaga Akreditasi
Mandiri, atau Lembaga Akreditasi/sertifikasi Internasional.
6.1.4 Pengendalian Pelaksanaan Standar FIB
Pengendalian merupakan tindak lanjut atas hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi. Hal ini berarti tindak lanjut tersebut dapat dilakukan terhadap hasil evaluasi
diri, audit internal, maupun atas hasil akreditasi. Jika hasil evaluasi menunjukkan
bahwa pelaksanaan isi standar telah sesuai dengan apa yang direncanakan sehingga
dipastikan isi standar akan terpenuhi, langkah pengendaliannya hanya berupa upaya
agar hal positif tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sebaliknya, jika
dalam evaluasi pelaksanaan standar ditemukan kekeliruan, ketidaktepatan, kekurangan
atau kelemahan yang dapat menyebabkan kegagalan pencapaian isi standar atau
tujuan/sasaran/rencana, harus dilakukan langkah pengendalian. Langkah pengendalian
berupa tindakan korektif atau perbaikan untuk memastikan pemenuhan
perintah/kriteria/sasaran di dalam Standar FIB.
Untuk melakukan tindakan korektif sebagai tindak lanjut atas hasil evaluasi,
dilakukan mulai dari penyelenggaraan rapat pimpinan yang disebut Rapat Tinjauan
Manajemen (RTM) yang dilanjutkan hingga pelaksanaan tindakan korektif tertentu
yaitu instruksi, teguran, peringatan, investigasi atau pemeriksaan mendalam,
penjatuhan sanksi ringan hingga berat. Semua tindakan korektif ini harus didasarkan
pada isi setiap Standar FIB.
Pihak yang melaksanakan pengendalian adalah pejabat struktural sesuai hierarki,
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Pengendalian juga dapat dilakukan
langsung pelaksana standar, sebagai perwujudan budaya mutu yang telah melekat.
6.1.5 Peningkatan Standar FIB
Peningkatan Standar FIB adalah kegiatan meningkatkan atau meninggikan isi
atau luas lingkup standar FIB dalam SPMI, atau kaizen atau continuous quality
improvement. Hal ini dapat dilakukan apabila masing-masing Standar FIB telah
melalui keempat tahap dalam siklus SPMI melalui tahap evaluasi pelaksanaan standar
terlebih dahulu. Sebaliknya setelah Standar FIB dievaluasi, tetapi tidak ditingkatkan
isi atau luas lingkupnya maka mutu FIB tidak meningkat atau statis, padahal isi standar
masih dapat ditingkatkan. Peningkatan Standar FIB juga dilakukan sebagai upaya
mengikuti perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu dan teknologi, serta peningkatan
tuntutan kebutuhan pemangku kepentingan internal dan eksternal FIB.
Jika diperlukan, untuk melakukan kaizen standar, FIB dapat melakukan
benchmarking untuk mengetahui seberapa jauh perguruan tinggi lain telah
melaksanakan SPMI dan membandingkannya dengan apa yang telah dilakukan atau
dicapai di Unud. Untuk itu, siklus SPMI FIB dimulai kembali dari tahap penetapan
15
Standar FIB, yang berarti menetapkan Standar FIB baru sebagai peningkatan standar
sebelumnya, dan atau menambah standar baru yang belum ada sebelumnya.
6.2 Struktur Organisasi dan Tatakelola SPMI FIB
Agar pelaksanaan penjaminan mutu berjalan dengan baik, dibentuk organisasi
penjaminan mutu mulai tingkat universitas sampai tingkat program studi. Pada tingkat
universitas dibentuk Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu
Universitas Udayana (LP3M Unud) yang bertanggung jawab kepada Rektor, dengan
tugas utama mengelola Sistem Penjaminan Mutu Internal.
Pada tingkat Fakultas organisasi yang melaksanakan penjaminan mutu adalah
Unit Pengembangan, Pembelajaran, dan Penjaminan Mutu (UP3M) dan di tingkat
Program Studi disebut Tim Pelaksana Penjaminan Mutu (TPPM). Program Studi
Dalam mengimplementasikan penjaminan mutu, LP3M berkoordinasi dengan UP3M
dan TPPM Program Studi mulai dalam penetapan standar, pelaksanaan standar,
evaluasi pelaksanaan standar, pengendalian pelaksanaan standar, dan peningkatan
standar, baik di bidang akademik maupun non akademik.
iii
PRODI S1
Sastra
Indonesia
PRODI S1
Sastra
Bali
PRODI S1
S. Jawa
Kuno
PRODI S1
Sastra
Jepang
PRODI S1
Arkeologi
PRODI S1
Ilmu
Sejarah
PRODI S1
Antropologi
PRODI S1
Sastra
Inggris
TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS
DEKANAT
GURU BESAR
KAPRODI
WAKIL DOSEN
SENAT
FIB
Wakil Dekan I
Bidang Akademik &
Perencanaan
DEKAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Wakil Dekan II
Bidang Umum &
Keuangan
Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan &
Informasi UNSUR PENUNJANG
UNIT PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU (UP3M)
UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (UP2M) UNIT PENGELOLA INFORMASI DAN KERJA SAMA (UPIKS)
CACI
FBC
PIA
LAB. NYASTRA DAN LONTAR
LAB BUDAYA
LAB BAHASA dan TERJEMAHAN
LAB FONETIK
PERPUSTAKAAN
PUSAT KAJIAN LONTAR
Unit BIMBINGAN DAN KONSELING
FIB BUSINESS CENTRE (FBC)
PRODI S3
Linguistik
& Kajian
Budaya
PRODI S2
Linguistik
& Kajian
Budaya
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
Jabatan
Fungsional Umum
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
DOSEN &
MAHASISWA
ALUMNI PROGRAM STUDI
S1 SASTRA INGGRIS S1 SASTRA JAWA KUNO
S1 SASTRA JEPANG S1 ANTROPOLOGI
S1 SASTRA INDONESIA S1 ARKEOLOGI
S1 SASTRA BALI S2 LINGUISTIK & KABUD
S1 ILMU SEJARAH S3 LINGUISTIK & KABUD
KTU
Kasubag
Kemahasiswaan
Kasubag Perencanaan
dan Sistem Informasi
Kasubag
Umum dan Keuangan
Kasubag Pendidikan
dan Kerjasama
Jabatan Fungsional
Umum
Jabatan Fungsional
Umum
Jabatan Fungsional
Umum
Jabatan Fungsional
Umum
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
TPPMP
(Tim Pelaksana
Penjaminan
Mutu)
Keterangan :
= Garis Hubungan Fungsional
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
17
BAB VII
STANDAR DAN TARGET CAPAIAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
FAKULTAS ILMU BUDAYA
7.1 Standar dalam SPMI FIB
Dalam rangka mengimplementasikan SPMI, FIB menyusun sasaran-sasaran mutu
dalam bentuk rencana program sesuai dengan Standar dalam SPMI FIB. Standar SPMI FIB
mencakup aspek kegiatan akademik dan non akademik. Secara garis besar, FIB menetapkan
4 (empat) kelompok Standar SPMI yang terdiri dari Standar Pendidikan, Standar Penelitian,
Standar Pengabdian kepada Masyarakat, dan Standar Khusus. Standar SPMI FIB adalah
seperti berikut.
A. Standar Pendidikan meliputi:
1. Standar Profil Lulusan
2. Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Isi Pembelajaran
4. Standar Proses Pembelajaran
5. Standar Penilaian Pembelajaran
6. Dosen dan Tenaga Kependidikan
7. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
8. Standar Pengelolaan pembelajaran
9. Standar Pembiayaan Pembelajaran
B. Standar Penelitian meliputi:
1. Standar Hasil Penelitian
2. Standar Isi Penelitian
3. Standar Proses Penelitian
4. Standar Penilaian Penelitian
5. Standar Peneliti
6. Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
7. Standar Pengelolaan Penelitian
8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian
C. Standar Pengabdian kepada Masyarakat meliputi:
1. Standar Hasil Pengabdian kepada Msyarakat
2. Standar Isi Pengabdian kepada Msyarakat
3. Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat
4. Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat
5. Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat
6. Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat
7. Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat
8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian kepada Masyarakat
18
D. Standar Khusus meliputi:
1. Standar Visi Misi
2. Standar PIP Kebudayaan
3. Standar Identitas
4. Standar Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi
5. Standar Kerjasama
6. Standar Suka Duka
7. Standar Kemahasiswaan
8. Standar Kehumasan.
Standar FIB yang ditetapkan tersebut di atas dilengkapi dengan Manual Standar dan
Formulir.
7.2 Target Capaian SPMI FIB
Seperti telah disajikan di awal, bahwa tujuan SPMI adalah membangun budaya mutu di
FIB dalam upaya mewujudkan visi FIB yang selaras dengan visi Universitas Udayana dalam
upaya mewujudkan visi terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, dan berbudaya.
Sesuai dengan tujuan jangka panjang Unud selama periode 20 tahun mendatang yang terdapat
dalam Rencana Pengembangan Akademik Jangka Panjang Unud Tahun 2020-2040, maka
SPMI FIB juga diharapkan berkontribusi dalam mewujudkan target capaian jangka panjang
Unud tersebut, yang dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan seperti disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Arah Pengembangan Unud Tahun 2020-2040
(Sumber: RPAJP Unud, 2019)
19
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Hubungan Dokumen Kebijakan SPMI FIB dengan Dokumen Terkait
Dokumen yang mengarahkan dan menjadi dasar SPMI FIB agar sistem yang ada memiliki
kejelasan mekanisme, prosedur, arah, tujuan, serta sasaran yang akan dicapai dan dijamin
keberlanjutannya adalah sebagai berikut.
1. OTK Unud Tahun 2016.
2. Statuta Unud Tahun 2017.
3. Rencana Strategis Unud Tahun 2020-2024.
4. Rencana Pengembangan Akademik Jangka Panjang Universitas Udayana Tahun 2020-
2040
5. Rencana Strategis Fakultas Ilmu Budaya 2020-2024.
8.2 Referensi
1) UU RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2) Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
3) PP RI No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi.
4) Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
5) Permendikbud No. 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Prodi dan Perguruan Tinggi
6) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 34 Tahun 2017
tentang Statuta Universitas Udayana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 620)
7) Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi.
8) Permendikbud No. 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi
9) PerBAN-PT No. 1 Tahun2020 tentang Mekanisme Akreditasi
10) PerBAN-PT No. 2 Tahun2020 tentang Instrumen Suplemen Konversi
11) Per BAN PT. No. 59 Tahun 2018 tentang Panduan Penyusunan Evaluasi Diri dan
Panduan Penyusunan Laporan Kinerja Perguruan Tinggi, dan Matrik Penilaian dalam
Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi.
12) Per BAN PT. No. 2 Tahun 2019 tentang Panduan Penyusunan Evaluasi Diri dan
Panduan Penyusunan Laporan Kinerja Program Studi dalam Instrumen Akreditasi
Program Studi.
13) Peraturan Rektor Universitas Udayana No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Universitas
Udayana
14) Peraturan Rektor Universitas Udayana No. 4 Tahun 2020 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Internal
15) Buku Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Udayana
17