kebijakan pt. bank bni syariah dalam pembiayaan...

113
KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy) Oleh: AFRIZAL FATHONI AMNAN NIM: 1111046100045 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM

PEMBIAYAAN SINDIKASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

Oleh:

AFRIZAL FATHONI AMNAN

NIM: 1111046100045

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan
Page 3: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan
Page 4: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Afrizal Fathoni Amnan

NIM : 1111046100045

Fakultas : Syariah dan Hukum

Konsentrasi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dipertanggungjawabkan, maka saya siap dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juli 2016

Afrizal Fathoni Amnan

Page 5: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

v

ABSTRAK

Afrizal Fathoni Amnan. 1111046100045. Kebijakan PT. Bank BNI Syariah

dalam Pembiayaan Sindikasi. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi

Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 1437 H/ 2016 M.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/13/PBI/2006

tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, bank tidak dapat

memberikan kredit melebihi batas maksimum yang telat ditentukan. Namun

terkadang nasabah membutuhkan pembiayaan dengan dengan dana yang cukup besar

melebihi batas maksimum yang telah diberikan. Oleh karena itu bank melakukan

Pembiayaan Sindikasi untuk mengatasi hal tersebut.

Dari latar belakang masalah tersebut maka tujuan dari skripsi ini adalah untuk

mengetahui dan menjelaskan bagaimana ketentuan kebijakan pembiayaan sindikasi

pada Bank BNI Syariah, serta untuk mengetahui dan menjelaskan kesesuaian

pengambilan kebijakan pembiayaan sindikasi pada Bank BNI Syariah dengan Fatwa

DSN 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang Pembiayaan Sindikasi. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan melakukan penelitian lapangan

(field research) untuk mendapatkan data primer, dengan melakukan observasi dan

wawancara dengan pihak Bank BNI Syariah yang menangani pembiayaan sindikasi.

Selain itu penulis juga melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk

mendapatkan data sekunder.

BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan secara

bersama-sama oleh dua atau lebih lembaga keuangan untuk membiayai suatu

proyek/usaha, dalam pembentukannya diawali dengan permohonan pembiayaan dari

nasabah sampai dengan penandatanganan perjanjian pembiayaan sindikasi dan

pengawasan pelaksanaan perjanjian serta pelunasan. Sedangkan dalam penentuan

akad dapat terlebih dahulu dilihat dari tujuan penggunaan dana tersebut, apakah

digunakan untuk pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi. Akad-akad

yang dapat digunakan dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi diantaranya adalah

Murabahah, Wakalah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah Muntahiya Bittamlik,

Ijarah Paralel, Istishna Paralel. Kepesertaan BNI iB Pembiayaan Sindikasi tidak

hanya terbatas dengan Lembaga Keuangan Syariah saja, namun dapat pula dilakukan

dengan Bank konvensional. Dengan merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional

dan Majlis Ulama Indonesia Nomor 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang Pembiayaan

Sindikasi, kebijakan PT Bank BNI Syariah mengenai pembiayaan sindikasi dapat

dikatakan sudah sesuai dengan prinsip syariah

Kata Kunci : Pembiayaan, Pembiayaan Sindikasi, Kebijakan

Pembimbing : Dr. H. Hasanuddin, M. Ag

Daftar Pustaka : tahun 1995 sampai dengan 2015

Page 6: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Kebijakan PT. Bank BNI Syariah dalam Pembiayaan Sindikasi”. Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW,

yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh

keberkahan dan cahaya Islam.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar S.E,Sy di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas

kelancaran dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu, penulis juga

ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan

Bapak Abdurrauf, LC, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Hasanuddin, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah

berperan banyak dalam memberikan bimbingan, arahan, koreksi, saran dan

selalu sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih

atas ilmu dan kesabarannya yang telah bapak berikan selama ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang penuh dengan kesabaran dan

keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku

kuliah.

Page 7: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

vii

5. Bapak Bambang Sutrisno selaku Division Head Human Capital Division PT

Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa

melaksanakan magang dan riset di PT Bank BNI Syariah.

6. Bapak Doli Ahdar Furqoni Matondang selaku Account Officer Commercial &

Small Division Kantor Pusat BNI Syariah, yang telah menjadi tempat sharing

penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan terima kasih atas waktu dan segala

informasi yang bapak berikan.

7. Rasa ta’zim dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Shokhib

Affandi dan Ibunda Amanah, yang tak kenal lelah berjuang dan berkorban

untuk memberikan yang terbaik, perhatian, serta rasa cinta kasih yang tak

pernah habis. Adindaku Sania Qurotta A’yun, yang selalu memberikan

motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

8. Thanks for your help, for your kindness, for your support. Hopefully what

you’ve given to me will be paid by the best reward from God. Thanks miss

Indriyani Agustina.

9. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman seperjuangan, Bayu Prasetyo,

Nimas Rani Purbasari, Rizal Kurniawan, Syamsul Bahri, Sherty Junita,

Ahmad Rosyadi, Abunidal alKahfi, Jalu, Sam’ul, Abie, Aska, Heru Nugroho,

Tanto, Dimas, Handuta, Puguh dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, canda tawa, dan

pengalaman serta proses yang telah kita lalui bersama.

10. Thanks for her (AR), I really felt a sincere kindness. Thanks for fond

memories~

11. Kakak-kakak senior, Abdurachman Zuhad, Endra Rukmana, Andhika Febrya

Dharma, Bang Rahman yang telah banyak membantu dan memberikan

motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Teman hidup satu atap, Abdul Karim Muzakky, Sugeng Sulistio, mas Fadhil,

mas Dodi, Hasnan Aji, Deden Eka, terimakasih untuk dukungan yang telah

kalian berikan dan suka duka yang pernah kita lalui bersama.

Page 8: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

viii

13. Keluarga Besar The Djakarta Vespa UIN (The Djavu), Zaki Mubarok, Adi

Taruna, dan seluruh anggota keluarga The Djavu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, suatu kebanggaan besar bisa menjadi bagian dari

keluarga The Djavu. Salam Scooterist.

14. Teman-teman KKN PRIMA Desa Banyuasih-Tangerang, Rizal, Bayu,

Abunidal, Anggita, Andhita, Hanifah, Azwin, Aep, Mufti, Try, Wahyu,

Fatma, Putri, Wisnu. kalian adalah pengalaman terbaik bagi penulis yang

tidak bisa dilupakan, semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

15. Keluarga Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

KOMFAKSYAHUM, yang telah menanamkan nilai persahabatan dan nilai-

nilai pergerakan yang berlandaskan ahlus sunnah wal jama’ah.

16. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2011 khususnya kelas PS B,

semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

17. Kepada semua pihak yang terkait yang telah membantu namun tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT

membalas kebaikan yang telah kalian berikan, Amin.

Jakarta, Juli 2016

Penulis

Page 9: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM

PEMBIAYAAN SINDIKASI

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7

D. Kajian Pustaka .................................................................................. 8

E. Metode Penelitian ........................................................................... 15

F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 18

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN SINDIKASI

DAN FATWA PEMBIAYAAN SINDIKASI

A. Pembiayaan..................................................................................... 20

1. Pengertian Pembiayaan ............................................................ 20

2. Jenis-Jenis Pembiayaan ............................................................ 21

3. Akad-Akad Pembiayaan ........................................................... 22

B. Pembiayaan Sindikasi ..................................................................... 30

1. Pengertian Pembiayaan Sindikasi ........................................... 30

2. Ciri-Ciri Pembiayaan Sindikasi ............................................... 32

3. Tujuan dan Alasan Melakukan Pembiayaan Sindikasi ........... 35

4. Bentuk Pembiayaan Sindikasi ................................................. 40

5. Akad-Akad Pembiayaan Sindikasi .......................................... 41

6. Pihak-Pihak dalam Pembiayaan Sindikasi .............................. 43

7. Jenis-Jenis Pasar Sindikasi ...................................................... 49

8. Dokumen-Dokumen dalam Pembiayaan Sindikasi ................. 50

9. Landasan Syariah Pembiayaan Sindikasi ................................ 53

Page 10: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

x

C. Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang

Pembiayaan Sindikasi (Al-Tamwil Al-Mashrifi Al-Mujamma’) ... 55

1. Ketentuan Umum .................................................................... 55

2. Ketentuan Hukum .................................................................... 58

3. Ketentuan Akad antara Sesama Peserta Sindikasi .................. 58

4. Ketentuan Akad antara Entitas Sindikasi dengan Nasabah ..... 58

5. Ketentuan terkait Rekening dan Dokumen Akad .................... 59

BAB III PEMBIAYAAN SINDIKASI PADA PT BANK BNI SYARIAH

A. Profil PT Bank BNI Syariah ........................................................... 61

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Bank BNI Syariah ............... 61

2. Segmen Usaha ...................................................................... 64

3. Produk dan Jasa Bank BNI Syariah ...................................... 66

4. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah ................................. 75

B. Pembiayaan Sindikasi pada Bank BNI Syariah .............................. 77

1. Tujuan Pembiayaan Sindikasi oleh Bank BNI Syariah ............ 78

2. Ciri-Ciri Pembiayaan Sindikasi pada Bank BNI Syariah ........ 78

3. Pihak-Pihak dalam Pembiayaan Sindikasi Bank BNI Syariah 79

4. Segmentasi ............................................................................... 80

5. Perhitungan Margin/Bagi Hasil dalam Pembiayaan Sindikasi

Bank BNI Syariah .................................................................... 80

BAB IV ANALISA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

SINDIKASI PADA PT BANK BNI SYARIAH

A. Ketentuan Kebijakan Pembiayaan Sindikasi pada PT Bank BNI

Syariah ............................................................................................ 82

B. Kesesuaian Kebijakan Pembiayaan Sindikasi pada PT Bank BNI

Syariah dengan Prinsip Syariah ...................................................... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 96

B. Saran ............................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100

LAMPIRAN

Page 11: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

1

BAB I

KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN

SINDIKASI

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak

perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka

menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

pemerintah, masyarakat dan lembaga keuangan. Proses kegiatan perusahaan

tersebut dapat terhambat karena kurangnya modal atau dana untuk membiayai

pelaksanaan usahanya. Di negara yang berkembang ini dan ditopang oleh semakin

tingginya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak semakin

tingginya kebutuhan yang harus dipenuhi.1

Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan program yang terencana

dan terarah serta membutuhkan modal atau dana pembangunan yang tidak sedikit.

Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam suatu negara terus menerus

melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan dan

peningkatan kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan lokomotif pembangunan

ekonomi. Lembaga keuangan bank yang mempunyai peranan yang strategis dalam

membangun suatu perekonomian negara.2

1 Fachruddin Razi, Pemberian Kredit Sindikasi dan Permasalahannya pada Lembaga

Perbankan. (Jambi: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, 2009) h. 1. 2 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Cetakan

Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h.1.

Page 12: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

2

Dalam pembangunan ekonomi negara harus memperhatikan beberapa

sektor, diantaranya sektor industri, pertanian, infrastruktur, pertambangan, dll.

Pembangunan infrastruktur memiliki peran penting untuk menunjang

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sejumlah penelitian

menunjukkan bahwa infrastruktur yang memadai dan ditunjang oleh kualitas yang

baik akan memberikan dampak positif terhadap output dan kualitas pertumbuhan

ekonomi.3 Namun salah satu yang menjadi masalah dan hambatan pembangunan

ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia adalah keterbatasan terhadap

modal, tidak lah sedikit modal yang diperlukan dalam pembangunan suatu negara.

Disinilah bank dapat menempatkan fungsi sebagai financial intermediary.

Sektor perbankan merupakan salah satu sektor keuangan Indonesia yang

mempunyai kedudukan khusus dalam skala ekonomi nasional. Fungsi utama bank

adalah mempertemukan dua pihak atau lebih yaitu pihak yang membutuhkan dana

(borrower) di satu sisi, dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver) pada

sisi lain.4 Core bisnis perbankan adalah menjadi financial intermediary antara

surplus unit dengan deficit unit, yaitu pihak-pihak yang memerlukan dana berupa

kredit atau nasabah kredit.5

Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh sektor perbankan dalam upaya

untuk membantu peningkatan perekonomian negara adalah pemberian

kredit/pembiayaan. Kegiatan pemberian kredit merupakan salah satu fungsi dari

lembaga perbankan yang termuat dalam ketentuan Undang – Undang No. 10

3 Hapsari Tanjung, “Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negri UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 7. 4 Ibid, h. 2.

5 Krisna Wijaya, Reformasi Perbankan Nasional, (Jakarta: Harian Kompas, 2000), h. 46

Page 13: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

3

tahun 1998 atas perubahan Undang – Undang No. 7 tahun 1992 tentang

Perbankan. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.6 Akan tetapi

konsentrasi kredit yang berlebihan dapat membahayakan bank.

Untuk itu Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank menerapkan prinsip

kehati-hatian penyaluran kredit dan melakukan penyebaran portofolio penyediaan

dana terutama dengan pembatasan penyediaan dana dengan persentase tertentu

terhadap pihak terkait maupun pihak yang tidak terkait dengan memperhatikan

keadaan modal bank. Hal inilah yang lebih dikenal dengan Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No. 7/3/PBI/ 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang

Batas Umum Pemberian Kredit Bank Umum. Ketentuan ini diatur lebih lanjut

pada Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 7/14/PBI/DPNP tertanggal 18

April 2005.7

Semakin meningkatnya perkembangan perekonomian seperti sekarang ini

serta dengan meningkatnya permohonan fasilitas kredit dari kalangan masyarakat

maupun pengusaha, tidak dapat mengizinkan bank untuk bebas dalam

memberikan fasilitas kredit mengingat adanya ketentuan pembatasan pemberian

6 A.A. Mirah Endraswati dan I Ketut Sudantra, Kredit Sindikasi Sebagai Alternatif

Pembiayaan Kredit dalam Skala Besar. (Bali: Hukum Bisnis Fakultas Universitas Udayana) h. 1. 7 Mulia Pandapotan Harahap, “Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Kredit Sindikasi

Berdasarkan Hukum Kontrak (Studi Kasus PT. Bank Sumut)”, (Tesis S2 Fakultas Hukum,

Universitas Sumatera Utara, Medan: 2012), h. 6.

Page 14: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

4

kredit yang disebut Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BPMK ) atau legal

lending limit yang membatasi suatu bank dalam menyalurkan kreditnya.8

Oleh karena adanya aturan BMPK atau legal linding limit, bank tidak

dapat memberikan kredit melebihi batas maksimum yang telah ditentukan,

meskipun pada kenyataannya ada kalanya suatu nasabah, pada umumnya

perusahaan besar, membutuhkan dana yang sangat besar yang melebihi batas

maksimum kredit yang dapat diberikan oleh suatu bank untuk pembiayaan suatu

proyek atau kegiatan lainnya. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan

pembangunan di Indonesia dan semakin meningkatnya permintaan dana dari para

pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya, adanya penetapan batas maksimum

pemberian kredit (BMPK) menjadi penghalang bagi para pelaku usaha untuk

memperoleh dana dalam jumlah yang besar.

Dalam hal menyikapi penetapan batas maksimum pemberian kredit

(BMPK) lembaga keuangan syariah melakukan inovasi produk dalam hal

pembiayaan melalui pembiayaan sindikasi. Pembiayaan sindikasi merupakan

bentuk kerjasama dalam hal pembiayaan atau pendanaan terhadap suatu objek

tertentu. Lebih spesifiknya, kredit sindikasi merupakan pembiayaan yang

diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan untuk satu objek pembiayaan

tertentu. Jadi dalam kredit sindikasi ini pihak yang memberikan pembiayaan lebih

dari satu lembaga keuangan, sedangkan pihak yang diberi pembiayaan hanya satu

lembaga atau perorangan.9

8 A.A. Mirah Endraswati dan I Ketut Sudantra, Kredit Sindikasi Sebagai Alternatif

Pembiayaan Kredit dalam Skala Besar. (Bali: Hukum Bisnis Fakultas Universitas Udayana) h. 1. 9 Sutan Remi Sjahdeini, Kredit Sindikasi Proses, Teknik Pemberian, dan Aspek

Hukumnyai, (Jakarta: Grafiti, 2010) h. 2

Page 15: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

5

Perbankan Syari’ah akan dapat berkembang dengan baik apabila selalu

berorientasi pada keadaan masyarakat. Untuk itu perlu diciptakan daya inovasi

baru untuk mendapatkan produk baru sebagai variasi dari produk yang telah ada

dan akhirnya mampu menciptakan fragmentasi pasar baru di antara pasar yang

telah ada.10

Beberapa bank syariah yang sudah berpartisipasi dalam pembiayaan

sindikasi, antara lain:

1. Bank BNI Syariah, BNI Syariah dan International Leasing and Investment

Company (ILIC) telah menandatangani akad pembiayaan sindikasi senilai Rp.

150 milyar dengan PT. Trigana Air Service pada tahun 2008.11

2. Bank Bukopin Syariah memberikan pembiayaan sindikasi sebesar Rp. 120

milyar untuk proyek sambungan pipa gas PT. Triguna pada tahun 2009.12

3. Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, BRI Syariah dan Unit Usaha Syariah

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur memfasilitasi sindikasi pembiayaan

bagi tiga anak perusahaan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLT) pada tahun

2010. Nilai total sindikasi untuk pembelian tiga buah kapal tanker tersebut

adalah sebesar Rp 180 miliar.13

10

Prof. Abdul Kadir Muhammad, S.H. dkk, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan,

(Bandung: PT. Citra Bakti, 2004) h. 60. 11

Fadhil Al Bira, “Fasilitas Kredit Rp150 Miliar untuk Trigana Air” artikel diakses pada

20 Maret 2015 dari

http://news.kompas.com/read/2008/01/28/1850204/fasilitas.kredit.rp150.miliar.untuk.trigana.air.

12 Widi Agustian, “Syariah Bukopin Incar Sindikasi Proyek Hotel” artikel diakses pada

20 Maret 2015 dari http://economy.okezone.com/read/2009/08/13/320/247816/320/syariah-

bukopin-incar-sindikasi-proyek-hotel 13

Yogie Respati, “Empat Bank Syariah Biayai Tanker” artikel diakses pada 20 Maret

2015 dari http://www.bankmuamalat.co.id/berita/detail/empat-bank-syariah-biayai-tanker

Page 16: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

6

4. Bank BNI Syariah, Bank Muamalat dan Bank BPD Jateng unit usaha Syariah

memberikan pembiayaan sindikasi untuk pengembangan Rumah Sakit Islam

Sultan Agung (RSISA) bernilai sekitar Rp. 117 milyar pada tahun 2013.14

Bank BNI Syariah, sebagai pelaku kegiatan ekonomi berbasis syariah

semakin berkembang dan merambah hampir di semua sektor usaha, salah satunya

peran aktifnya dalam keikutsertaan pembiayaan sindikasi. Oleh karena itu, penulis

memilih Bank BNI Syariah sebagai objek penelitian.

Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani

antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan

dana melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah. Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip

yang didasarkan pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. Dalam konteks Indonesia,

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan

keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.15

Untuk pembiayaan

sindikasi telah diatur dalam Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014.

Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, penulis ingin

mengkaji lebih dalam mengenai ketentuan kebijakan pembiayaan sindikasi pada

Bank BNI Syariah dengan merujuk pada dasar hukum yang berlaku yaitu Fatwa

DSN 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi. Oleh karena itu

14

Idris Rusadi Putra, “ BNI Syariah Pimpin Sindikasi Pembiayaan Rumah Sakit Rp 117

M” artikel diakses pada 20 Maret 2015 dari http://www.merdeka.com/uang/bni-syariah-pimpin-

sindikasi-pembiayaan-rumah-sakit-rp-117-m.html 15

Andri Soemitra, Bank&Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1 (Jakarta: Kencana,

2009) h. 19

Page 17: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

7

dalam skripsi ini penulis memilih judul: “KEBIJAKAN PT. BANK BNI

SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dari judul “KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM

PEMBIAYAAN SINDIKASI” dapat diambil fokus pembahasan pada

pembiayaan sindikasi mengenai ketentuan kebijakan pembiayaan sindikasi

pada PT. Bank BNI Syariah dan penerapan prinsip syariah dalam kebijakan

pembiayaan sindikasi PT. Bank BNI Syariah dengan merujuk pada Fatwa

DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi.

2. Perumusan

Dari uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian

dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana ketentuan kebijakan pembiyaan sindikasi pada Bank BNI

Syariah?

b. Dalam penentuan kebijakan pembiayaan sindikasi di Bank BNI

Syariah apakah telah sesuai dengan Fatwa DSN 91/DSN-MUI/IV/2014

Tentang Pembiayaan Sindikasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan diangkatnya judul penilitian “KEBIJAKAN PT. BANK BNI

SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI”, berdasarkan uraian

Page 18: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

8

permasalahan di atas akan memberikan beberapa hal penjelasan untuk menjawab

permasalahan tersebut, dengan tujuan diantaranya:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana ketentuan kebijakan

pembiayaan sindikasi pada Bank BNI Syariah.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan kesesuaian pengambilan kebijakan

pembiayaan sindikasi pada Bank BNI Syariah dengan Fatwa DSN

91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang Pembiayaan Sindikasi.

Berdasarkan uraian tujuan penelitian di atas maka dapat memunculkan

manfaat dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

a. Dalam lembaga kepustakaan, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan ilmu dalam memperkaya cakrawala khazanah pemikiran

hukum Islam.

b. Dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pembiayaan,

khususnya pembiayaan sindikasi.

c. Dapat mengetahui implementasi Fatwa DSN pada Lembaga Keuangan

Syariah.

d. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih dalam

mengenai produk pembiayaan sindikasi pada praktek bank syariah.

D. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan peninjauan pustaka

melalui penelitian studi terdahulu melalui beberapa skripsi untuk mengetahui apa

saja yang sudah diteliti dan mengetahui kekurangan serta kelebihan yang terdapat

Page 19: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

9

dalam skripsi terdahulu guna penentuan fokus penelitian. Adapun beberapa

penelitian terdahulu yang berhasil penulis temukan terkait pembahasan

pembiayaan sindikasi pada perbankan syariah diantaranya adalah:

1. Penelitian Risqika Yunita Harlan, Mahasiswi IAIN Walisongo,

Fakultas Syariah, Semarang, 2012.

“Sindikasi Pembiayaan Di PT. Bank Pembiayaan

Rakyat Syari’ah (BPRS) Suriyah Kantor Cabang

Semarang”

Isi Penelitian

Terdahulu

Dari hari hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa pembiayaan sindikasi di PT. BPRS Suriyah

sudah sesuai dengan akad yang digunakan yaitu

musyarakah dan sudah sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) PT. BPRS Suriyah.

Sindikasi pembiayaan yang dilakukan oleh PT.

BPRS Suriyah sudah sesuai dengan hukum syari’ah

Islam dengan penggunaan akad musyarakah yang

diterapkan dalam pembiayaan tersebut, begitu juga

sesuai dengan Faatwa DSN 08/DSN-MUI/IV/2000

tentang pembiayaan musyarakah.

Perbedaan Dengan

Penulis

Pembahasan pada skripsi tersebut terfokus pada

kesesuain kebijakan pembiayaan sindikasi terhadap

Fatwa DSN 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang

pembiayaan musyarakah. Sedangkan dalam

Page 20: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

10

penelitian ini penulis memfokuskan permasalahan

pada analisis ketentuan pengambilan kebijakan

pembiayaan sindikasi dan keseusaian penerapan

terhadap Fatwa DSN 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang

pembiayaan sindikasi, yang didalamnya tidak

terfokuskan pada satu akad saja, melainkan terdapat

beberapa akad yang terdapat pada Fatwa DSN

91/DSN-MUI/IV/2014. Begitupun objek dalam

penelitian berbeda, penulis akan mengambil objek

penelitian pada PT. Bank BNI Syariah.

2. Penelitian Eka Puspasari, Mahasiswi Universitas Jember,

Fakultas Hukum, 2008.

“Pembebanan Jaminan Dalam Perjanjian Kredit

Sindikasi Dan Akibat Hukumnya Jika Terjadi

Kredit Macet”

Isi Penelitian

Terdahulu

Pelaksanaan perjanjian kredit sindikasi berkaitan

dengan hak dan kewajiban para pihak. Proses

pembebanan jaminan berupa hak kebendaan dilakukan

degan tahap pembuatan akta, baik akta notaris dan

akta PPAT. Akibat hukum pembebanan jaminan

yaitu kreditur memiliki hak eksekutorial atas benda

jaminan. Jika di kemudian hari terjadi kredit macet,

kreditur dapat langsung melakukan eksekusi

Page 21: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

11

terhadap benda jaminan milik debitur.

Perbedaan dengan

Penulis

Dalam penelitian tersebut pembahasan terfokus pada

pelaksanaan perjanjian kredit sindikasi, dimana

selanjutnya terdapat proses pembebanan jaminan

dalam perjanjian sindikasi guna menghindari resiko

debitor tidak membayar hutangnya, dan akibat

hukum pembebanan jaminan serta penyelesaian

apabila terjadi kredit macet. Sedangkan dalam

penelitian ini penulis memfokuskan pembahasan

pada ketentuan kebijakan dan penerapan dasar

hukum (Fatwa DSN 91/DSN-MUI/IV/2014)

terhadap pembiayaan sindikasi, dan dalam

penelitian ini pun penulis menganalisa penerapan

hukum dalam perspektif Islam (Syariah).

3. Penelitian Jeanyna Mige Rostanti, Mahasiswi Universitas

Jember, Fakultas Hukum, 2012

“Tanggung Jawab Pemimpin Kreditu Terhadap

Bank Peserta Sindikasi Dalam Perjanjian Kredit

Sindikasi”

Isi Penelitian

Terdahulu

Dari hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa

tanggung jawab lead creditor terhadap debitur dan

bank peserta sindikasi adalah membentuk kredit

sindikasi sesuai dengan mandate yang diberikan

Page 22: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

12

debitur sampai ditandatangani perjanjian kredit

sindikasi, menghubungkan bank peserta sindikasi

dengan debitu karena lead creditor merupakan wakil

dari bank peserta sindikasi, mengadministrasikan

segala bentuk transaksi yang terjadi antara bank

peserta sindikasi dengan debitur.

Perbedaan Dengan

Penulis

Dalam penelitian tersebut pembahasan tefokus pada

bentuk hubungan hukum antara pemimpin kreditur

(lead creditur) dan bank peserta sindikasi serta

mengetahui dan memahami tanggung jawab lead

creditur terhadap bank peserta sindikasi. Sedangkan

dalam penelitian ini penulis memfokuskasn pada

hubungan antara kebijakan pembiayaan sindikasi

dengan dasar hukumnya, dimana dalam hal ini

adalah Fatwa DSN 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang

pembiayaan sindikasi.

4. Penelitian Said Umar Subarkah, Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum,

2013.

“Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Sindikasi

(Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk.)”

Page 23: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

13

Isi Penelitian

Terdahulu

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa

pembiayaan sindikasi merupakan pembiayaan yang

diberikan dalam jumlah yang sangat besar. Oleh

karena itu, bank perlu memperhatikan dengan serius

potensi risiko yang akan dihadapinya dan

mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi,

mengontrol, dan mengelola risiko-risiko tersebut.

Untuk mengantisipasi berbagai macam risiko

tersebut, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan

risiko atau sering disebut sebagai manajemen risiko.

Perbedaan Dengan

Penulis

Dalam penelitian tersebut pembahasan terfokus pada

jenis jenis risiko yang dihadapi Bank Muamalat

pada pembiayaan sindikasi dan dampak apa yang

diakibatkan dari risiko-risiko yang terjadi serta

mengetahui penerapan dan proses manajemen

risikonya. Sedangkan dalam penelitian ini penulis

memfokuskasn pada hubungan antara ketentuan

pembiayaan sindikasi dengan dasar hukumnya,

dimana dalam hal ini adalah Fatwa DSN 91/DSN-

MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi.

5. Penelitian Leli Yuhyiyanti, Mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum,

2010.

Page 24: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

14

“Pembiayaan Sindikasi Pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.”

Isi penelitian

Terdahulu

Dalam penelitian tersebut mengemukakan mengenai

prosedur dan efektivitas pembentukan pembiayaan

sindikasi pada Bank Muamalat serta menganalisa

akad pada pembiayaan sindikasi.

Perbedaan dengan

penulis

Dalam penelitian kali ini penulis akan

memfokuskasn pada hubungan antara kebijakan

pembiayaan sindikasi pada PT. Bank BNI Syariah

terhadap kesesuaian syariahnya, dengan merujuk

pada dasar hukumnya yaitu Fatwa DSN 91/DSN-

MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi.

Yang menjadi pembeda dengan penelitian

sebelumnya adalah dalam penelitian ini penulis

memfokuskan pada penyesuaian akad-akad yang

terbentuk dengan ketetapan yang ada dalam Fatwa

DSN 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan

sindikasi.

Page 25: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

15

E. Metode Penelitian

Dalam upaya mendapatkan data yang akurat, lengkap, dan objektif, untuk

penyusunan skripsi ini penulis menggunakan penelitian melalui:

1. Jenis penelitian

Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi ini didasarkan pada informasi dan

data yang akurat. Untuk memperoleh data tersebut, penulis melakukan

penelitian kepustakaan (Library research) dan penelitian lapangan (Field

research).

o Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian ini dikatakan juga sebagai penelitian yang membahas data-

data sekunder.16

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

metode Library research (penelitian kepustakaan), yaitu suatu teknik

penelitian untuk memperoleh data dari buku, jurnal, artikel, ataupun

majalah serta lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas.

o Penelitian Lapangan (Field research)

Field research (penelitian lapangan) ini dimaksudkan untuk

memperoleh data primer. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan studi kasus pada objek penelitian dan melakukan

wawancara terstruktur guna mendapatkan data pendukung.

16

Mardalis, Metode Penelitian - Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,

2007) h. 28.

Page 26: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

16

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan

melakukan analisis Fatwa DSN No. 91/DSN/MUI/IV/2014 tentang

Pembiayaan Sindikasi dengan cara mengurai dan mendiskripsikan putusan

fatwa, kemudian dihubungkan dengan masalah yang diajukan sehingga di

temukan kesimpulan yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis.17

3. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer: yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

misalnya hasil interview langsung dengan pihak perusahaan dan lain

sebagainya.

b. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari

sumbernya, misalnya dari buku-buku, majalah atau literature-literatur

yang berkaitan dengan tema skripsi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara, adalah proses pengumpulan data dan memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan

menggunakan alat yang dinamakan pedoman wawancara.18

Proses

wawancara ini akan ditujukan kepada Divisi Pembiayaan Sindikasi PT.

Bank BNI Syariah.

17

Amiruddin. Zainal Asikin., Pengantar Metode Penelitian Hukum. (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2003). 18

Nazir, Muh. Ph.D. Metode Penelitian. cetakan ketiga (Jakata : Ghalia Indonesia, 1988)

h. 234.

Page 27: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

17

b. Dokumentasi: yaitu teknik yang digunakan untuk melengkapi data

yang diperlukan oleh penulis, antara lain dengan cara melihat dokumen

dan arsip-arsip pada instansi-instansi yang ada kaitannya dengan objek

penelitian.

5. Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dan kepustakaan

diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifiksi data.

Setelah diklarifikasi lalu di analisis, dalam hal ini data yang di kumpulkan

penulis adalah kualitatif, maka teknik analisa data yang digunakan adalah

content análisis (analisa isi), artinya penulis menggambarkan sesuatu yang

menjadi objek penelitian secara kritis melalui analisa isi yang bersifat

kualitattif. Deskriptif dimaksudkan memberikan data yang seteliti mungkin

keadaan dan gejalanya.19

Data-data yang telah terkumpul diperiksa

kembali mengenai kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya,

konsistensi jawaban atau informasi yang biasa disebut editing.

6. Pedoman Penulisan

Adapun pedoman penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitan oleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.

19

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum.( Jakarta : UI Press, 1984) h.10.

Page 28: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

18

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar

belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka (review studi terdahulu), kerangka teori,

kerangka konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Pada bab ini, penulis menjelaskan

tentang pembiayaan sindikasi secara teori, diantaranya: Pengertian

pembiayaan sindikasi, ciri-ciri pembiayaan sindikasi, tujuan dan

alasan mengadakan pembiayaan sindikasi, bentuk pembiayaan

sindikasi, akad-akad pembiayaan sindikasi, pihak-pihak yang

terlibat pada pembiayaan sindikasi, jenis-jenis pasar sindikasi, dan

dokumen-dokumen dalam pembiayaan sindikasi. Pada bab ini juga

akan dibahas tentang deskripsi umum mengenai Fatwa DSN-MUI

No. 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi,

diantaranya: ketentuan umum, ketentuan hukum, ketentuan akad

antara sesama peserta sindikasi, ketentuan akad antara entitas

sindikasi, dan ketentuan terkait rekening dan dokumen akad.

BAB III : PEMBIAYAAN SINDIKASI PADA PT BANK BNI SYARIAH.

Dalam bab ini membahas mengenai profil PT Bank BNI Syariah

dan pembiayaan sindikasi pada Bank BNI Syariah.

BAB IV : ANALISA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

SINDIKASI PADA PT BANK BNI SYARIAH. Dalam bab ini

membahas mengenai ketentuan kebijakan pembiayaan sindikasi

Page 29: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

19

pada PT. Bank BNI Syariah dan kesesuaian kebijakan pembiayaan

sindikasi di PT. Bank BNI Syariah dengan Fatwa DSN-MUI No.

91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini merupakan bab

penutup dari skripsi yang menyajikan kesimpulan, yang berisi

penjelasan secara singkat dari hasil pembahasan dan analisa, dan

penulis juga mencoba mengemukakan saran yang dianggap perlu

untuk dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para pembaca.

Page 30: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN SINDIKASI

DAN FATWA DSN-MUI NO. 91/DSN-MUI/IV/2014

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan (financing) merupakan istilah yang digunakan oleh

bank syariah sebagai pengganti istilah kredit yang digunakan pada bank

konvensional.

Istilah kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992

tentang Perbankan, yang berarti: “penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga”.1

Pembiayaan berasal dari kata biaya, yang menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia berarti uang yang dikeluarkan untuk menggunakan

(mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu.2 Sedangkan kata

pembiayaan berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya.3

1 M. Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam & Peraturan Pelaksanaan

Lainnya di Negara Hukum Indonesia, cet. II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 1414.

2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi

III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 146.

3 Ibid., h. 147.

Page 31: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

21

Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, dalam pasal 1 ayat (2) menjelaskan pengertian

pembiayaan sebagai berikut:

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan

istishna‟;

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau

bagi hasil.4

2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan pihak yang

surplus dana dengan pihak yang defisit dana, maka bank syariah

melakukan kegiatan pembiayaan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21

4 M. Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam & Peraturan Pelaksanaan

Lainnya di Negara Hukum Indonesia, h. 1458.

Page 32: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

22

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, jenis pembiayaan yang diberikan

oleh bank syariah yaitu:

a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau

musyarakah;

b. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam dan istishna‟;

c. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik; dan

e. Pengembalian utang berdasarkan Akad hawalah.5

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

industri.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.6

3. Akad-Akad Pembiayaan

Dalam bank syariah terdapat dua jenis akad yaitu akad tabarru‟

dan akad tijarah. Akad tabarru‟ (gratuitous contact) adalah segala macam

5 Ibid., h. 1416.

6 M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet. I (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), h. 160.

Page 33: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

23

perjanjian yang menyangkut not-for profit transaction (transaksi nirlaba).

Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari

keuntungan.7 Yang kedalam akad tabarru‟ adalah qard, rahn, hiwalah,

wakalah, kafalah, wadiah, hibah, waqf dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud akad tijarah (compensation contract)

adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit transaction.

Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan.8 Contoh

akad tijarah ini adalah murabahah, salam, istishna‟, ijarah, musyarakah,

mudharabah, muzara‟ah, musaqah, mukhabarah dan lain-lain.

Dalam kegiatan pembiayaan akad yang digunakan adalah akad

tijarah, karena pembiayaan merupakan bisnis bank untuk dapat

menghasilkan keuntungan. Adapun akad yang digunakan dalam

pembiayaan antara lain, musyarakah, mudharabah, murabahah, salam,

istishna‟, ijarah dan IMBT.

a. Musyarakah

Musyarakah atau disebut juga syirkah menurut bahasa berarti

percampuran (ikhtilah).9 Yang dimaksud dengan musyarakah adalah

akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu

dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama

7 Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 66.

8 Ibid., h. 70.

9 Sayyid Syabiq, Fiqh Sunnah Jilid 13, Penerjemah Kamaluddin A. Marzuki (Bandung:

PT Alma‟arif, 1996), h. 174.

Page 34: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

24

sesuai dengan kesepakatan.10

Kebolehan pembiayaan dengan

menggunakan akad musyarakah diperkuat dengan Fatwa DSN-MUI

Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah.

Landasan syariah diperbolehkannya musyarakah antara lain:

1) Al-Qur‟an

... / (21: 4) النسآءArtinya: Maka mereka bersekutu dalam sepertiga (QS. Al-

Nisa‟/4:12)

4

4

/(38:24) ص

Artinya: Daud berkata: “Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim

kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan

kepada kambingnya. dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-

orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada

sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang shaleh; dan amat sedikitkah mereka ini;

dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; maka ia meminta

ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”.

(QS. Shad/38:24)11

10 Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem

Ekonomi Syariah (Jakarta:Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007), h. 61.

11

Sayyid Syabiq, Fiqh Sunnah Jilid 13, h. 174

Page 35: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

25

2) Hadits

ريكي مال ين احدها صاحبو عن اب ىري رة قال رسول الله ص قال الله تعالى أنا ثالث الش (فإذا خانو خرجت من ب ينهما )رواه ابوداود

Artinya: Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda “sesungguhnya

Allah berfirman “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat

selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya. Apabila salah

seorang telah berkhianat terhadap temannya Aku keluar dari

mereka. (HR. Abu Daud)

b. Mudharabah

Secara terminologi, para ulama fiqh mendefinisikan

mudharabah atau qiradh dengan pemilik modal menyertakan

modalnya kepada pekerja (pengusaha) untuk diinvestasikan,

sedangkan keuntungan yang diperoleh menjadi milik bersama dan

dibagi menurut kesepakatan.12

Pembiayaan berdasarkan akad

mudharabah ini dikuatkan dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 07/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (qiradh).

Landasan syariah dari mudharabah antara lain:

1) Al-Qur‟an

... ... / (12: 37)المزمل

Artinya: “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

kebahagiaan karena karunia Allah”. (QS. Al-Muzzammil/73:20)

12 Ah. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalah, h. 134.

Page 36: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

26

4

/الجمعة (2 :01)

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bersebaranlah

kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah”. (QS. Al-

Jumu‟ah/62:10)

2 2 (/البقرة :)

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki

hasil perniagaan) dari Tuhanmu”. (QS. Al-Baqarah/2:198)

2) Hadits

هما انو قال كان سيدنا ابن عبد المطلب روي ابن عباس رضي الله عن زل اذا دفع الما ل مضاربة اشت رط على صاحبو ان لا يسلك بو برا ولا ي ن

بو واديا ولا يشتي بو دابة ذات عبد رطبة فإن ف عل ذلك ضمن ف ب لغ )رواه الطبراني( شرطو رسول الله صل الله عليو وسلم فأجازة

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sayyidina Abbas

Bin Abdul Muthalib jika memberikan dana kemitra usahanya

secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa

mengarungi lautan, mengarungi lembah yang berbahaya atau

membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut maka yang

bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.

Page 37: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

27

Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan

Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Thabrani)13

c. Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang seharga barang modal

pembelian kulakan ditambah keuntungan yang disepakati.14

Dalam

murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

Pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah ini dikuatkan

dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Murabahah.

Landasan hukum dari murabahah antara lain:

1) Al-Qur‟an

4 .../(275: 2) البقرة

Artinya: “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah/2:275)

2

( :)النسآء/

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian

memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan

13 Al-Hafiz Abi Qasim Sulaiman bin Ahmad Thabrani, Al-Mu‟jam Al-Ausat, (Kairo: Dar

al-Hadits, 1996), h. 314.

14

Ah. Azharuddin, Fiqh Muamalah, h. 180.

Page 38: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

28

jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kamu”.

(QS. An-Nisa‟/4:29)

d. Salam

Salam secara terminologis, para ulama fiqh mendefinisikan

dengan “menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau

menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal

lebih awal, sedangkan barang-barangnya diserahkan dikemudian

hari”.15

Pembiayaan dengan akad salam ini dikuatkan dengan Fatwa

DSN-MUI Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham.

Landasan hukum dari salam antara lain:

1) Al-Qur‟an

.../(282: 2)البقرة

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan

hendaklah kamu menuliskannya”. (QS. Al-Baqarah/2:282)

2) Hadits

من اسلف ف شيء ففي كيل معلوم ووزن معلوم الى اجل معلوم )رواه البخارى(

Artinya: Barang siapa yang melakukan salam, hendaknya ia

melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas

pula untuk jangka waktu yang diketahui. (H.R. Al-Bukhari)16

e. Istishna‟

15 Ah. Azharuddin, Fiqh Muamalah, h. 118.

16

Bukhari, Shahih Bukhari jilid 2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), h. 36.

Page 39: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

29

Istishna‟ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu

yang disepakati antara pemesanan (pembeli, mustashni‟) dan penjual

(pembuat, shani‟).17

Landasan hukum dari istishna‟ antara lain:

1) Al-Qur‟an

/الكهف (01 :) Artinya: “Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya‟juj

dan Ma‟juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka

bumi, Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran

kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan

mereka?”. (QS. Al-Kahfi/18:94)

2) Hadits

وف المزن ان رسول الله ص قال : الصلح جائز ب ي المسلمي الا صلحا عن عمر وبن ع اما حرم حلالا او احل حراما والمسلمي على شروطهم إلا شرطا حرم حلالا او احل حر

)رواه التميذي(

Artinya: Dari „Amr bin „Auf al-Muzani, bahwasanya Rasulullah

SAW bersabda: Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum

muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan

17 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional (Jakarta: Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, 2006), h. 35.

Page 40: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

30

syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal

atau menghalalkan yang haram. (HR. Tirmizi).18

f. Ijarah

Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000

tentang pembiayaan ijarah, didefinisikan ijarah adalah akad

pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam

waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.19

Landasan hukum ijarah, antara lain:

1) Al-Qur‟an

.../(6: 65) الطلاق Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu

untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya”. (QS. al-

Thalaaq/65:6)

2) Hadits

ر اجره ف عرقو )رواه ابن عن ابن عمر قال : قال رسول الله ص اعطوا الاجي ق بل أن ي ماجو(

Artinya: Dari Ibnu Umar ia berkata: Telah bersabda Rasulullah

SAW: Berikanlah olehku upah orang sewaan (pekerja) sebelum

keringatnya mengering. (HR. Ibnu Majah)20

B. PEMBIAYAAN SINDIKASI

18 Ibnu Hajar Al-„Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, h. 387.

19

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional, h. 66.

20

Ibnu Hajar Al-„Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, h. 407.

Page 41: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

31

1. Pengertian Pembiayaan Sindikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembiayaan yang berasal

dari kata dasar biaya berarti uang yang dikeluarkan untuk menggunakan

(mendirikan, melakukan dan sebagainya) sesuatu.21

Sedangkan sindikasi

mempunyai arti persekutuan, gabungan (para pengusaha).22

Secara

definitif, yang dimaksud dengan pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan

yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk suatu

objek pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiayaan ini diberikan

bank kepada nasabah korporasi yang memiliki nilai transaksi yang sangat

besar.23

Pembiayaan (financing) merupakan istilah yang digunakan oleh

bank syariah sebagai pengganti istilah kredit yang digunakan pada bank

konvensional.

Kredit sindikasi menurut Stanley Hurn dalam buku Kredit

Sindikasi Proses Pembentukan dan Aspek Hukum karangan Sutan Remy

Sjahdeini, mendifinisikan pembiayaan sindikasi sebagai berikut: “a

syndicated loan is a loan made by two or more lending institution on

similar terms and conditions, using common documentation and

administered by a common agent".24

21 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi

III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 146. 22

Ibid., h. 1069. 23

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 245. 24

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum,

(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997), h. 2.

Page 42: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

32

Dari definisi di atas terdapat unsur-unsur penting dari suatu kredit

sindikasi, antara lain: 25

a. Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan

dalam satu fasilitas sindikasi.

b. Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan berdasarkan syarat-

syarat dan ketentuan-ketentuan yang sama bagi masing-masing

peserta sindikasi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk hanya ada satu

perjanjian pembiayaan antara nasabah dan semua bank peserta

sindikasi.

c. Definisi tersebut menegaskan hanya ada satu dokumentasi

pembiayaan, karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan

bagi semua bank peserta.

d. Sindikasi tersebut diadministrasikam oleh satu agen yang sama

bagi semua bank peserta.

Secara sederhana kredit sindikasi dapat diartikan sebagai kredit

yang diberikan oleh beberapa kreditor kepada seorang debitur dengan

menggunakan satu perjanjian yang sama.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembiayaan sindikasi adalah

pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari suatu lembaga keuangan bank

untuk suatu objek pembiayaan tertentu.26

2. Ciri-ciri Kredit Sindikasi

25

Ibid., h. 2-3. 26

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 245.

Page 43: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

33

Ada beberapa ciri utama dari suatu kredit sindikasi yang perlu

diketahui. Ciri-ciri tersebut adalah:

a. Terdiri dari lebih dari satu pemberi kredit

Kredit sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu pemberi

kredit.

b. Besarnya jumlah kredit

Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat

menyebar resiko dalam pemberian kredit. Karena melihat jumlah

kredit yang disalurkan cukup besar. Oleh karena itu, apabila kredit

sindikasi ini diberikan untuk kredit yang jumlahnya kecil, biasanya

tidak cocok, karena tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak

membiayai sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu. Selain itu

secara internal bank, kredit sindikasi juga menjadi jalan keluar bagi

bank yang memiliki keterbatasan legal lending limit (BMPK) dan

likuiditas.27

c. Jangka waktu

Pada umumnya jangka waktu kredit sindikasi adalah berjangka

waktu menengah (medium-term) atau berjangka waktu panjang

(long-term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak mungkin

kredit sindikasi diberikan juga jangka waktu pendek (short-term).

28

d. Bunga

27

Arinto Wiryoto, “Pembiayaan Sindikasi”, Seminar Project Finance & Loan

Syndication, 25-27 November 2009, h, 15. 28

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h. 8

Page 44: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

34

Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang

(floating-rate), yang disesuaikan setiap jangka waktu tertentu

misalnya setiap 3 bulan sekali. Untuk kredit yang diberikan dalam

mata uang asing (foreign currency), bunga ditetapkan dengan

mengambil patokan LIBOR (London Interbank Offered Rate) atau

SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) atau bunga antar bank

lainnya ditambah tingkat bunga tertentu yang tetap. Sekalipun pada

umumnya bunga kredit sindikasi bersifat mengambang (floating

rate), namun dimungkinkan pula menggunakan bunga yang

ditetapkan secara tetap sepanjang tahun.29

e. Setiap kali hanya ada suatu tingkat bunga bagi nasabah

Ketika beberapa bank memberikan kredit sindikasi kepada seorang

nasabah, tidak semua bank memberikan pricing yang sama kepada

nasabah tersebut. Oleh karena itu nasabah hanya membayar satu

nilai tingkat suku bunga dari bunga tersebut lalu dialokasikan

berdasarkan porsi pricing masing-masing bank.30

f. Tanggung jawab berbagi

Sekalipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan

bukannya kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, namin

tanggung jawab dari masing-masing bank peserta dalam sindikasi

29

Arinto Wiryoto, “Pembiayaan Sindikasi”, Seminar Project Finance & Loan

Syndication, 25-27 November 2009, h, 17. 30

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h. 6-

10.

Page 45: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

35

itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya, bahwa masing-masing

bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah kredit

yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing-masing

bank di dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana

suatu bank menjamin bank lainnya.31

g. Dokumentasi kredit

Dokumentasi kredit (loan documentation) yang sama bagi semua

peserta sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit

sindikasi. Dokumentasi tersebut adalah dasar bagi administrasi

kredit sindikasi tersebut selama jangka waktunya. Untuk mencapai

keseragaman dalam pelaksanaannya di antara bank-bank peserta

sindikasi, maka ditunjuklah satu bank diantara bank-bank peserta

itu sebagai agen (agent bank) untuk bertindak sebagai kuasa dari

bank-bank peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan

kredit tersebut setelah perjanjian kreditnya ditandatangani.32

h. Publisitas

Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit

sindikasi adalah keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk

dipublikasikan (diketahui oleh umum).33

3. Tujuan dan Alasan Mengadakan Pembiayaan Sindikasi

31

Ibid., h.12. 32

Ibid., h.12. 33

Ibid., h.12.

Page 46: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

36

Dalam melaksanakan pembiayaan sindikasi, bank dan nasabah

memiliki alasan tersendiri dalam melaksanakannya, yaitu:

a. Bagi Pihak Bank (Kreditur)

1) Keterbatasan karena peraturan

Dalam peraturan perbankan terdapat peraturan tentang batas

maksimum pemberian kredit (BMPK) yang ditentukan dalam

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dengan

peraturan ini maka bank tidak boleh memberikan kredit melebihi

batas yang telah ditentukan, yaitu untuk pihak yang terkait dengan

bank hanya diperbolehkan 10% dari modal bank sedangkan pihak

yang tidak terkait dengan bank diperbolehkan sampai 20% dari

modal bank.34

2) Penyebaran Resiko

Karena bersam-sama dengan bank lainnya dalam membiayai suatu

proyek tertentu, maka apabila proyek-proyek tersebut gagal, maka

timbulnya resiko berarti ditanggung bersama sesuai dengan porsi

dari bank-bank tersebut yang ikut membiayai.35

3) Mencari Pengalaman

34

Irma Hardjasumantri, “Bentuk-Bentuk Perjanjian Kredit Sindikasi, Tugas dan

Wewenang Pihak-Pihak dalam Sindikasi serta Kewenangan Mengajukan Gugatan dalam Kredit

Sindikasi.” Dalam Lokakarya Terbatas Masalah-masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis

Lainnya, 3-5 Agustus 2004 (Jakarta: Pusat Pengkasjian Hukum, 2004), h. 63. 35

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), h. 11-12.

Page 47: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

37

Bagi bank yang baru pertama kali ikut seta di dalam kredit sindikasi

dapat menimba pengalaman dari bank-bank yang sudah sering

melakukan sindikasi, baik pengalaman dari sudut penganalisaan

kredit yang jumlahnya besar, dari sudut hukum/penyiapan

dokumentasi untuk mengikat kredit sindikasi tersebut, maupun dari

sudut me-manage setelah dana dari hasil kredit sindikasi cair dan

memonitor secara keseluruhan pembiayaan yang harus dilakukan

oleh nasabah.36

4) Fee Income

Dengan berpartisipasi sebagai peserta sindikasi tentu saja bank

tersebut mendapat fee dari nasabah. Begitu juga bila menjadi lead

arranger, dan agent bank (facility agent, escrow agent, security

agent), karena atas usahanya menjalankan fungsinya tersebut, maka

akan ada fee yang mereka terima. Sehingga dengan berpartisipasi

dalam kredit sindikasi dapat meningkatkan fee-based income

bank.37

5) Cross Selling

Dengan kredit sindikasi ini maka masing-masing peserta sindikasi

dapat menawarkan kepada bank-bank lain untuk membiayai proyek

lain yang sedang ditangani oleh salah satu bank peserta. Maka

36

Ibid., h. 12. 37

Wawancara pribadi dengan Doli Ahdar Furqoni Matondang, Account Officer

Commercial & Small Division Kantor Pusat BNI Syariah. Jakarta, 9 Juni 2016.

Page 48: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

38

secara tidak langsung kredit sindikasi ini dapat memperluas jaringan

industri masing-masing bank.38

6) Image

Bagi bank-bank yang sudah sering ikut serta di dalam kredit

sindikasi tentu saja image-semakin baik, dalam arti lebih dikenal,

baik oleh nasabah maupun oleh kalangan perbankan sendiri.39

7) Batas Kemampuan Bank

Tidak semua bank memiliki kemampuan yang sam dalam

menyalurkan kredit, ada beberapa bank yang memiliki keterbatasan

dibeberapa hal, antara lain:

a) Ketersediaan likuiditas

b) Keterbatasan kapasitas sumber daya pengelolaan kredit yang

dimiliki oleh bank

c) Keterbatasan jaringan yang dimiliki oleh bank40

8) Syiar

Khusus bagi Bank Syariah, pembiayaan sindikasi menjadi syiar bagi

pelaku industri terutama dan kalangan perbankan serta masyarakat

luas pada umumnya bahwa diantara perbankan syariah terdapat

sinergi, kekompakan dan kerjasama konkrit untuk membesarkan

38

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 12. 39

Ibid., h. 12. 40

Budi Wicaksono, “Kredit Sindikasi”, Basic Training Syndication, 11-13 Desember

2009. h. 8.

Page 49: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

39

usaha nasabah di sektor riil yang halal dan bersifat capital intensive

(padat modal). 41

b. Bagi Pihak Nasabah (Debitur)

1) Untuk Mendapatkan Pembiayaan Dalam Jumlah Besar

Bagi suatu bank, sekalipun mampu untu memberikan kredit yang

berjumlah besar, tetapi belum tentu bersedia untuk memberikan

dananya kepada nasabah untuk 1 proyek saja. Kalau hanya 1

proyek saja, maka bank tersebut pun tidak akan bisa, karena

mengingat bank tersebut juga harus membiayai proyek-proyek lain

yang juga baik untuk dibiayai. Untuk itulah beberapa bank

berpatungan membiayai suatu proyek. Dengan demikian bagi

nasabah yang membutuhkan dana yang cukup besar dapat

memperoleh pembiayaan dengan cara kredit sindikasi.42

2) Lebih Mudah, Sederhana dan Relatif Lebih Murah

Dengan hanya menghubungi Lead Manager dari 1 bank, maka

nasabah akan mendapatkan kemudahan, dalam arti nasabah tidak

perlu lagi pergi ke beberapa bank untuk menjelaskan maksud dari

peminjaman kredit dengan kredit yang jumlahnya sangat besar dan

tidak perlu membuat beberapa proposal kredit. Cukup membuat 1

proposal kredit saja kepada lead bank, dimana nantinya lead bank

yang akan mendistribusikan kepada para anggota peserta sindikasi,

dengan demikian maka lebih sederhana cara kerja yang harus

41

Wawancara pribadi dengan Doli Ahdar Furqoni Matondang, Account Officer

Commercial & Small Division Kantor Pusat BNI Syariah. Jakarta, 9 Juni 2016. 42

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 10.

Page 50: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

40

ditemouh oleh nasabah tersebut, dan biaya yang dikeluarkan pun

tidak terlalu besar, karena terjadi penghematan secara tidak

langsung.43

3) Image

Dengan diberikannya dana/fasilitas kredit dari beberapa bank,

berarti bank-bank yang ikut memberikan fasilitas kredit tersebut

percaya akan kredibilitas dan kemampuan nasabah untuk

mengembalikan kredit yang diberikan bersama oleh beberapa bank

tepat pada waktunya. Hal ini berarti nasabah mempunyai image

yang baik di mata kalangan bank-bank yang memberikan kredit

sindikasi dan tidak termasuk dalam daftar black list dari Bank

Indonesia, karena pernah macet atau menunggak pembayaran

sehingga dieksekusi oleh bank pemberi pinjaman.44

4) Memupuk record dengan bank lain

Kredit sindikasi memungkinkan bagi suatu nasabah untuk

memupuk record dengan banyak bank melalui pengaturan oleh

banknya sendiri yang bertindak sebagai arrenger untuk kredit

sindikasi itu.45

4. Bentuk Pembiayaan Sindikasi

43

Ibid., h. 10. 44

Ibid., h 10-11 45

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h. 1.

Page 51: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

41

Pada umumnya pembiayaan sindikasi diberikan bank kepada

nasabah korporasi yang memiliki nilai transaksi yang sangat besar.

Sindikasi ini mempunyai tiga (3) bentuk, yakni:46

1) Lead Syndication, yakni sekelompok bank yang secara bersama-

sama membiayai suatu proyek dan dipimpin oleh satu bank yang

bertindak sebagai leader. Modal yang diberikan oleh masing-

masing bank dilebur menjadi satu kesatuan, sehingga keuntungan

dan kerugian menjadi hak dan tanggungan bersama, sesuai dengan

proporsi modal masing-masing.

2) Club Deal, yakni sekelompok bank yang secara bersama-sama

membiayai suatu proyek, tapi antara bank satu dengan yang lain

tidak mempunyai hubungan kerjasama bisnis dalam arti penyatuan

modal. Masing-masing bank membiayai suatu bidang yang berbeda

dalam proyek tersebut. Dengan demikian, masing-masing bank

akan memperoleh keuntungan sesuai dengan bidang yang

dibiayainya dalam proyek tersebut. Jelasnya, hubungan antara

peserta sindikasi ini hanya sebatas hubungan koordinatif.

3) Sub Syndication, yakni bentuk sindikasi yang terjadi antara suatu

bank dengan salah satu bank peserta sindikasi lain dan kerjasama

bisnis yang dilakukan keduanya tidak berhubungan secara

langsung dengan peserta sindikasi lainnya.

5. Akad-Akad Pembiayaan Sindikasi

46

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 245.

Page 52: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

42

Untuk menetapkan akad pembiayaan syariah yang tepat dalam hal

sindikasi korporasi, faktor pertama yang perlu diidentifikasi oleh bank

syariah adalah apakah bentuk pembiayaan tersebut dilakukan melalui dua

tahapan (two steps) atau secara langsung.

Jika pembiayaan tersebut berbentuk two steps, faktor berikutnya

yang harus dilihat bank adalah apakah bentuk sindikasi tersebut lead

syndication, club deal, atau sub syndication. Jika sindikasi tersebut

berbentuk lead syndication, bank syariah melakukan desain akad

musyarakah. Setelah itu, bank syariah mengidentifikasi apakah

pembiayaan tersebut digunakan untuk modal kerja, investasi, atau

konsumtif. Namun, jika bentuk sindikasi tersebut adalah club deal atau sub

syndication, langkah berikutnya yang dilakukan bank adalah langsung

melakukan identifikasi apakah pembiayaan tersebut digunakan untuk

modal kerja, investasi, atau konsumtif.

Jika pembiayaan tersebut dilakukan secara langsung, maka faktor

berikutnya yang harus dilihat bank adalah apakah bentuk sindikasi tersebut

lead syndication, club deal, atau sub syndication. Jika sindikasi tersebut

berbentuk lead syndication, maka bank syariah melakukan desain akad

musyarakah. Setelah itu, bank syariah mengidentifikasi apakah

pembiayaan tersebut digunakan untuk modal kerja atau investasi (dalam

hal pembiayaan yang dilakukan secara langsung ini, pembiayaan

konsumtif tidak diperkenankan karena bentuk pembiayaan adalah

pembiayaan korporasi). Namun, jika bentuk sindikasi tersebut adalah club

Page 53: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

43

deal atau sub syndication, langkah berikutnya yang dilakukan bank adalah

langsung mengidentifikasi apakah pembiayaan tersebut digunakan untuk

modal kerja atau investasi.47

Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan

syariah, jenis pembiayaan untuk modal kerja dapat dibagi menjadi 5

macam, yakni:

1) Pembiayaan modal kerja mudharabah

2) Pembiayaan modal kerja istishna‟

3) Pembiayaan modal kerja salam

4) Pembiayaan modal kerja murabahah

5) Pembiayaan modal kerja ijarah

Sedangkan akad untuk pembiayaan investasi dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1) Pembiayaan investasi murabahah

2) Pembiayaan investasi IMBT

3) Pembiayaan investasi salam

4) Pembiayaan investasi istishna‟

Dan akad untuk pembiayaan konsumtif dapat menjadi 5 bagian, yaitu:

1) Pembiayaan konsumen akad murabahah

2) Pembiayaan konsumen akad IMBT

3) Pembiayaan konsumen akad ijarah

4) Pembiayaan konsumen akad istishna‟

5) Pembiayaan konsumen akad qard+ijarah48

47 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 246-248.

Page 54: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

44

6. Pihak-Pihak dalam Kredit Sindikasi

Dalam kredit sindikasi terdapat pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya, antara lain:

a. Debitor

Debitur atau dapat disebut juga borrower adalah nasabah

peminjam kredit sindikasi.49

b. Arranger

Arranger adalah bank yang mengatur segala sesuatunya

yang berkenaan dengan kredit sindikasi, dari mulai kredit diproses,

menawarkan keikutsertaan kepada bank-bank lain, memonitor

sampai dengan penandatanganan kredit sindikasi.50

Apabila di

dalam pengumuman tercantum lead bank, biasanya lead bank

tersebut sekaligus menjadi arranger dalam proses kredit sindikasi.

Arranger bisa terdiri dari satu bank atau lebih dari satu.

Dalam hal arranger terdiri lebih dari satu bank, maka mereka

biasanya akan membentuk struktur arrenger yang terdiri dari Lead

Arranger, Co- arranger, dan Arranger.51

Bagi bank yang bertindak

sebagai arranger, maka akan mendapat praecipium atau

arrangement fee sebagai imbalan dari tugasnya membentuk

sindikasi.52

c. Kreditor

48 Ibid., h. 244

49 Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 15.

50 Ibid., h. 17.

51 Budi Wicakseno, “Kredit Sindikasi”, h. 29.

52 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h. 75

Page 55: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

45

Kreditor adalah pihak penyedia dana atau yang akan

memberikan pinjaman kepada pihak peminjam.53

Dalam sistem

kredit sindikasi pihak kreditor ini terdir dari:

1) Lead Manager, adalah bank yang memimpin sindikasi atau

mengumpulkan bank-bank calon peserta sindikasi.

Umumnya kreditor biasa yang tidak terlibat dalam fungsi

apapun tapi mrmpunyai jumlah pemberian kredit yang besar

seperti membiayai 30% ke atas dari total kredit termasuk ke

dalam kategori lead manager sebagaimana biasa

dicantumkan (tertera) dalam undangan.54

Sebagai lead

manager bank akan mendapatkan management fee sebesar

5/8 % flat dari nilai transaksi.55

2) Manager, yang termasuk kategori ini biasanya mendanai

pembiayaan proyek sebesar 10% hingga 25%.56

Bagi bank

yang bertindak sebagai manager maka akan mendapatkan

management fee sebesar 1/2% flat dari nilai transaksi.57

53

M. Nuzul Wibawa, “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem Pembiayaan Konvensional dan

Sistem Pembiayaan Syariah dalam Perjanjian Kredit Sindikasi),” (Tesis S2 Program Magister Ilmu

Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2006), h. 172. 54

Ibid., h. 172. 55

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 76. 56

M. Nuzul Wibawa, “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem Pembiayaan Konvensional dan

Sistem Pembiayaan Syariah dalam Perjanjian Kredit Sindikasi),” h. 172. 57

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 77.

Page 56: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

46

3) Participant, istilah ini dalam praktek bisa bermacam-

macam untuk semua kreditor.58

d. Agen

Dalam kredit sindikasi terdapat tiga jenis agen, yaitu:

1) Facility Agent

Facility Agent adalah agen yang mengadministrasikan

penggunaan kredit sindikasi setelah perjanjian sindikasi

ditandatangani oleh nasabah dan bank-bank para peserta

sindikasi.59

Adapun tugas dari facility agent antara lain:

a) Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit sindikasi, hal

ini meliputi memperhatikan pemenuhan persyaratan atau

ketentuan pencairan dana dan mengkordinasikan

penarikan kredit.

b) Mengawasi administrasi kredit sindikasi, antara lain:

a. Pemenuhan persyaratan perjanjian kredit, contohnya

pembayaran bunga, grace period, angsuran, dan lain-

lain.

b. Menentukan/review suku bunga yang berlaku.

c. Menghitung, memungut, mendistribusikan fee,

bunga, angsuran, denda.

58

M. Nuzul Wibawa, “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem Pembiayaan Konvensional dan

Sistem Pembiayaan Syariah dalam Perjanjian Kredit Sindikasi),” h. 173. 59

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h. 70

Page 57: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

47

d. Monitoring kredit dan jaminan.

e. Meminta dan mendistribusikan laporan dari nasabah.

f. Mengkordinasikan site visit.60

2) Security Agent

Security agent adalah pihak yang oleh para kreditur sindikasi

diberi kewenangan dan tanggung jawab untuk mengelola

agunan-agunan yang diserahkan oleh nasabah sindikasi. Yang

dimaksud dengan mengelola disini difokuskan pada aspek

perikatan (hukum) atas agunan-agunan yang diserahkan.

Security agent umumnya adalah salah satu kreditur sindikasi,

namun tidak menutup kemungkinan berasal dari non kreditur

sindikasi.61

3) Escrow Agent

Escrow agent adalah agen yang bertanggung jawab atas

pengelolaan escrow account.62

Escrow account adalah

rekening untuk menampung hasil dari proyek, diman lead

bank nantinya akan memotong angsuran yang harus dibayar

oleh nasabah dari escrow account ini. Rekening ini yang

nantinya akan diaktifkan sebagai tempat pemasukan maupun

pengeluaran dana dari nasabah. Tujuannya adalah untuk

60

Budhiyono Budoyo, “Kredit Sindikasi & Sindikasi Utang Melalui Pasar Modal” Dalam

Emmy Yuhassarie dan Tri Harnowo, ed., Kredit Sindikasi dan Restruksurisasi: Prosiding

Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah-masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis

Lainnya, 3-5 Agustus 2004 (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2004), h. 44-45. 61

Budi Wicakseno, “Kredit Sindikasi”, h. 33. 62

Budhiyono Budoyo, “Kredit Sindikasi & Sindikasi Utang Melalui Pasar Modal”, h. 45.

Page 58: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

48

mengontrol pengeluaran dan pemasukan dana serta untuk

kepentingan apa dana itu digunakan. Begitu juga dengan hasil

yang akan diperoleh nasabah dari proyeknya, maka hasil

tersebut akan diblokir oleh bank penyimpan dana untuk

kepentingan pemotongan cicilan yang harus dibayar oleh

nasabah bila telah tiba waktunya.63

e. Independent Parties

Independent parties adalah pihak-pihak yang dibutuhkan

pendapatnya sebagai pihak independen oleh para kreditur sindikasi.

Biasanya terdiri dari:

1) Lawyer, lawyer dibutuhkan pendapatnya atas aspek-aspek

hukum terkait dengan kredit sindikasi. Aspek hukum tersebut

meliputi:

a) Aspek hukum terkait nasabah yaitu mengenai ada/tidaknya

masalah hukum yang bertentangan dengan kredit sindikasi.

b) Aspek hukum terkait dengan agunan yang diserahkan.

c) Perjanjian kredit beserta asesorisnya.

d) Jika terjadi permsalahan di dalam pelaksanaan kredit

sindikasi.

2) Konsultan keuangan, adalah pihak yang dibutuhkan

pendapatnya atas aspek-aspek keuangan dari proyek yang

dibiayai oleh kredit sindikasi. Yang dimaksud aspek keuangan

63

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 26.

Page 59: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

49

proyek umumnya adalah kelayakan keuangan dari proyek yang

dibiayai.

3) Apprasial, adalah pihak yang dibutuhkan pendapatnya atas nilai

dari proyek maupun agunan yang diserahkan sebagai jaminan

kredit sindikasi. Yang dimaksud dengan nilai dari proyek

biasanya terkait dengan pencairan fasilitas kredit sindikasi yang

dikaitkan dengan progress pembangunan proyek. Sedangkan

nilai agunan akan terkait sengan security coverage dari jaminan

yang diserahkan untuk mengcover kredit sindikasi.

4) Konsultan manajemen, adalah pihak yang dibutuhkan

pendapatnya untuk menyusun manajemen pengelolaan

pembangunan proyek yang dibiayai oleh kredit sindikasi.

Biasanya dibutuhkan pada sindikasi yang membiayai kredit

investasi atau project financing skala besar dan rumit.64

7. Jenis-jenis Pasar Sindikasi

Pasar sindikasi adalah fase bertemunya para calon pihak yang akan

berpartisipasi dalam kredit sindikasi, baik dalam bentuk menjual atau

membeli, dalam kredit sindikasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Sindikasi Primer

Sindikasi primer adalah sindikasi yang dibentuk oleh bank-

bank yang sejak awal terpilih sebagai anggota sindikasi. Proses

64

Budi Wicakseno, “Kredit Sindikasi”, h. 34.

Page 60: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

50

sindikasi primer ini terjadi pada periode awal sampai dengan

penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dimana semua anggota

sindikasi tercatat dalam bank yang melaksanakan kegiatan

“running the books”.65

b. Sindikasi Sekunder

Sindikasi sekunder adalah sindikasi yang terjadi setelah

fasilitas itu ditandatangani.66

Ada tiga metode untuk menciptakan

sindikasi sekunder, yaitu sebagai berikut:

1) Risk Participation, adalah pihak dalam kredit sindikasi menjual

resikonya kepada pihak lain misalnya facility agent menjual

resikonya kepada pihak lain tetapi kewajiban untuk mencari

dana atau raising fund tetap berada pada facility agent. Jadi

tidak ada transfer loan asset.

2) Assignment. Di dalam perjanjian sindikasi dibuat assignment

clause yaitu bahwa bank setiap saat bisa mentransfer porsi yang

dimilikinya ke bank atau lembaga keuangan lainnya dengan

syarat harus memberikan sertifikat transfer yang ditandatangani

oleh transferee maupun transferor dimana perjanjian awal tidak

diubah.

3) Novation adalah existing loan agreement dibatalkan diganti

dengan agreement yang baru. Hal yang perlu diperhatikan

65

Budhiyono Budoyo, “Kredit Sindikasi & Sindikasi Utang Melalui Pasar Modal”, h. 32. 66

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h.

79.

Page 61: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

51

adalah jaminan yang telah diikat harus diroya terlebih dahulu.

Selain itu, dalam novation diperlukan persetujuan bukan saja

dari penerima kredit, tetapi juga dari seluruh bank yang terkait

dengan perjanjian kredit.67

8. Dokumen-dokumen Dalam Kredit Sindikasi

a. Offer

Bank biasanya dapat bersifat pasif ataupun aktif untuk memperoleh

proyek yang berpotensi baik untuk dibiayai. Dalam pembiayaan

sindikasi inisiatif pembentukan sindikasi dapat hadir dari permintaan

nasabah atau juga dengan inisiatif bank yang menawarkan pembiayaan

kepada nasabah.

Dalam prakteknya langkah awal yang harus dilakukan dalam

pembentukan pembiayaan sindikasi secara resmi dimulai dengan

pengajuan offer (penawaran).68

Offer adalah penawaran oleh suatu

bank yang bertindak sebagai lead manager kepada calon penerima

pembiayaan atau nasabah untuk memperoleh pembiayaan sindikasi,

atau sebaliknya calon penerima kredit atau nasabah mencari offer dari

beberapa bank untuk keperluannya.69

b. Mandate

67

Budhiyono Budoyo, “Kredit Sindikasi & Sindikasi Utang Melalui Pasar Modal”, h. 32-

33. 68

M. Nuzul Wibawa, “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem Pembiayaan Konvensional dan

Sistem Pembiayaan Syariah dalam Perjanjian Kredit Sindikasi),” h. 176. 69

Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, h.

33.

Page 62: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

52

Mandate adalah kewenangan yang diberikan oleh calon nasabah

kepada bank atau sekelompok bank (bidding group of banks) untuk

meng-arrange transaksi kredit sindikasi.70

Isi suatu mandate pada

hakikatnya merupakan pernyataan ulang dari isi offer document karena

mandate merupakan offer yang telah diaksep, disetujui dan

ditandatangani oleh pihak calon penerima kredit yang kemudian

dikirim ke pihak arranger. Mandate juga bekerja sebagaimana

lazimnya suatu perjanjian dimana terhadap kesepakatan tersebut tidak

dapat dirubah secara sepihak.

Apabila lead manager diberi mandate dengan didalamnya terdapat

pembatasan-pembatasan tertentu maka mandate tersebut merupakan

restricted mandate atau conditional mandate.71

Suatu mandate dapat

dikategorikan sebagai unrestricted mandate jika pihak calon nasabah

tidak mempersyaratkan kriteria-kriteria tertentu atau memberikan

kewenangan sepenuhnya untuk mengatur berbagai aspek yang

berkaitan dengan kredit sindikasi, seperti struktur management group;

bank-bank yang harus diundang; strategi distribusi perihal fee dan

sebagainya.72

c. Info Memo

Dalam proses sindikasi, lead manager harus menyiapkan dokumen

yang disebutkan information memorandum atau yang lebih dikenal

70

Ibid., 36-37. 71

Ibid., 46-47. 72

M. Nuzul Wibawa, “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem Pembiayaan Konvensional dan

Sistem Pembiayaan Syariah dalam Perjanjian Kredit Sindikasi),” h. 181.

Page 63: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

53

dengan info memo. Info memo adalah dokumen yang berisi data dan

informasi tentang nasabah dan proyek yang akan dibiayai.73

Info memo

dibentuk berupa buku yang cukup tebal dan dikemas sedemikian rupa

agar menarik. Karena dengan info memo inilah lead manager menjual

proyeknya kepada bank-bank lain untuk ikut serta membiayai proyek

tersebut.

d. Perjanjian Kredit Sindikasi

Perjanjian kredit sindikasi merupakan dokumen yang paling penting

diantara dokumen-dokumen lain yang menyangkut pemberian kredit

sindikasi. Dokumen ini akan menjadi rujukan utama dalam

pelaksanaan sindikasi, yang berisikan antara hak dan kewajiban dari

masing-masing pihak, baik pihak pemberi kredit maupun penerima

kredit. Juga ditentukan kewenangan dan kewajiban dari agent-agent

bank yang ditunjuk. Perjanjian sindikasi juga merupakan dasar dan

rujukan bagi para pihak untuk menyelesaikan perbedaan pendapat atau

sengketa yang mungkin terjadi di antara mereka.74

9. Landasan Syariah Pembiayaan Sindikasi

a. Firman Allah SWT.

1) QS. Shad [38]: 24:

4

/(42: 83...)ص

73

Herlina Suryati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, h. 37. 74

Ibid., h. 119.

Page 64: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

54

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat

itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain,

kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan

amat sedikitlah mereka ini..(QS. Shad/38:24)”75

b. Hadis Nabi SAW.

1) Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW.

berkata:

ريكي ما ل احدها صاحبو، فإذا خان احدها إن الله ت عالى ي قول : أنا ثالث الش

)رواه ابوا داود( خرجت من ب ينهما.صاحبو

“Allah SWT berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang

yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak

yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari

mereka.” (HR. Abu Daud)76

c. Pendapat „Atha‟, Thawus, dan Mujahid

ث نا وكيع، عن السن بن صالح، عن ليث، قال : كان عطاء وطاؤس وماىد : حد راء والب يع.يكرىون شركة الي هودي ، والنصراني، إلا إذا كان المسلم ىو الذي ي رى الش

“Waki‟ menjelaskan (haddatsna) kepada kami, dari al-Hasan bin

Shalih, dari Laits. Dia berkata, “„Atha‟, Thawus, dan Mujahid

melarang kerjasama/syirkah (antara muslim) dengan orang Yahudi dan

orang Nasrani, kecuali jika pihak muslim (syarik) yang mengawasi

75 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional

NO: 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang Pembiayaan Sindikasi, h. 1.

76

Ibid., h. 2.

Page 65: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

55

(transaksi) beli dan jualnya.” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Jilid IV,

hlm. 269).77

d. Ketentuan Ma‟ayir Syari „iyah (Sharia Standards AAOIFI)

سات ع ب ي المؤس المالية الإسلامية الأصل أن يتم التمويل المصرف المجم

“Pada prinsipnya pembiayaan sindikasi (hanya) boleh dilakukan antar

lembaga Keuangan Syariah.” (al-Ma‟ayir asy-Syar‟iyyah, 24:5-1)

سات ف التمويل لامانع شرعا من اشتاك الب ن وك الت قليدية مع المؤسان وفق الصيغ الاسلامية ع مادامت المشاركة والتمويل يتم المصرف المجم

المشروعية

“Tidak ada larangan secara syariah untuk mengikutsertakan bank

konvensional dalam kerjasama pembiayaan sindikasi, dengan syarat

kerjasama dan pembiayaan sindikasi dilakukan sesuai dengan prinsip

dan ketentuan syariah.” (al-Ma‟ayir asy-Syar „iyyah, 24:5-2)

سات مالية إسلامية ع من مؤس لا مانع من ت قديش التمويل المصرف المجمة أخرى ة الأخرى مولة من جه ة من مشروع واحد ف حي أن الص لصبطرق ت قليدية بشرط الفصل ب ي حسابات التموي لي وطري قة قيادة وإدارة كل

هما، علما بأن الإ راض والإقتاض الربوي حرام شرعا ومسئ وليتو على من من ق قام بو.

“Tidak ada larangan (secara syariah) mengenai pemberian pembiayaan

perbankan secara sindikasi oleh Lembaga-lembaga Keuangan Syariah

untuk sebagian porsi dari satu proyek sementara porsi yang lain

77 Ibid., h. 2.

Page 66: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

56

dibiayai oleh pihak lain dengan cara-cara yang konvensional dengan

syarat rekening dan lead manager antara kedua tipe pembiayaan

tersebut dipisahkan mengingat bahwa transaksi ribawi (sistem bunga)

diharamkan/dilarang secara syariah; dan tanggungjawab perbuatan

ribawi tersebut menjadi beban pihak yang melakukannya.” (al-Ma‟ayir

asy-Syar „iyyah, 24:5-5)78

C. Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang Pembiayaan

Sindikasi (Al-Tamwil Al-Mashrifi Al-Mujamma’)79

1. Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

1) Pembiayaan Sindikasi (al-tamwil al-mashrifi al-mujamma‟) adalah

akad antara Lembaga Keuangan, baik antar sesama Lembaga

Keuangan Syariah maupun antar Lembaga Keuangan Syariah dengan

Lembaga Keuangan Konvensional, dalam rangka membiayai proyek

tertentu secara bersama-sama;

2) Entitas Sindikasi adalah kumpulan beberapa Lembaga Keuangan

Syariah, atau Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan

Konvensional, yang memberikan pembiayaan secara bersama kepada

nasabah;

3) Akad Jual-beli (al-bai‟) adalah sebagaimana dimaksud dalam Fatwa

DSN-MUI Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah; Fatwa

78 Ibid., h. 3.

79

www.dsnmui.or.id, diakses pada 16 September 2015

Page 67: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

57

DSN-MUI Nomor: 05/DSN-MUI/IV2000 tentang Jual-Beli Salam; dan

Fatwa DSN-MUI Nomor: 06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual-Beli

Istishna‟;

4) Akad Ijarah adalah sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-MUI

Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah;

5) Akad Ijarah Muntahiyyah bi al-Tamlik adalah sebagaimana dimaksud

dalam Fatwa DSN-MUI Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-

Ijarah al-Muntahiyyah bi al-Tamlik;

6) Akad Musyarakah adalah sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-

MUI Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah;

7) Akad Musyarakah Mutanaqishah adalah sebagaimana dimaksud dalam

Fatwa DSN-MUI Nomor: 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah

Mutanaqishah;

8) Akad Mudharabah adalah sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-

MUI Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

(Qiradh);

9) Akad Muzara‟ah adalah akad kerjasama usaha pertanian antara

pemilik lahan dan pengelola (penggarap), dimana benih tanaman

berasal dari pemilik lahan; hasil pertanian dibagi antara pemilik dan

penggarap sesuai nisbah yang disepakati;

10) Akad Mukharabah adalah akad kerjasama usaha pertanian antara

pemilik lahan dan pengelola (penggarap), dimana benih tanaman

Page 68: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

58

berasal dari penggarap lahan; hasil pertanian dibagi antara pemilik dan

penggarap sesuai nisbah yang disepakati;

11) Akad Musaqah adalah akad kerjasama antara pemilik lahan dan

penggarap dalam rangka pemeliharaan tanaman agar tumbuh dan

berbuah secara baik yang hasilnya dibagi antara pemilik dengan

penggarap sesuai nisbah yang disepakati;

12) Akad Mugharasah adalah akad kerjasama antara pemilik lahan dan

penggarap dalam rangka penanaman pohon keras dimana yang dipanen

adalah pohonnya (bukan buahnya), yang hasilnya dibagi antara pemilik

lahan dengan penggarap sesuai nisbah yang disepakati.

2. Ketentuan Hukum

Pembiayaan Sindikasi antara sesama Lembaga Keuangan Syariah atau

antara satu dan/atau sejumlah Lembaga Keuangan Syariah dengan satu

dan/atau sejumlah Lembaga Keuangan Konvensional boleh dilakukan

dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Fatwa ini.

3. Ketentuan Akad antara Sesama Peserta Sindikasi

Akad anatara sesama peserta sindikasi dapat berupa:

1) Akad Mudharabah; para peserta sebagai pihak yang menyertakan

modal (shahibul mal); dan pihak Leader (Mudharib) hanya

menyertakan modal dalam bentuk keahlian/keterampilan usaha, tidak

ikut berpartisipasi dalam penyertaan modal (ra‟sul mal);

Page 69: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

59

2) Akad Musyarakah; peserta dan Leader ikut berpartisipasi dalam

pengumpulan modal (ra‟sul mal), dan di antara syarik ditunjuk

(melalui kesepakatan) sebagai leader; leader berhak memperoleh

pendapatan/ penghasilan tambahan dengan akad tersendiri karena

kedudukannya sebagai pengelola;

3) Akad Wakalah; peserta sebagai muwakkil dan leader berkedudukan

sebagai wakil. Dalam hal akad yang dilakukan akad Wakalah bil

Ujrah, maka wakil berhak mendapatkan ujrah.

4. Ketentuan Akad antara Entitas Sindikasi dengan Nasabah

Akad antara Entitas Sindikasi dengan Nasabah dapat berupa:

1) Akad jual-beli (al-bai‟), baik jual-beli musawamah (bai‟ al-

musawamah); dimana harga ditentukan berdasarkan proses tawar-

menawar, jual-beli murabahah (bai‟ al-murabahah), jual-beli salam

(bai‟ al-salam) atau jual-beli salam paralel (bai‟ al-salam al-muwazi),

jual-beli Istishna‟ (bai‟ al-istishna‟) atau jual-beli istishna‟ paralel

(bai‟ al-istishna‟ al-muwazi);

2) Akad sewa menyewa (Ijarah) atau akad sewa-menyewa yang diakhiri

dengan pengalihan kepemilikan obyek sewa (al-ijarah al-Muntahiyyah

bi al-Tamlik);

3) Akad kerjasama usaha dimana semua pihak menyertakan modal usaha

(musyarakah tsabitah) atau akad kerjasama usaha dimana semua pihak

Page 70: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

60

menyertakan modal usaha dan modal Entitas Sindikasi dialihkan

secara berangsur kepada nasabah lain (musyarakah mutanaqishah);

4) Akad kerjasama usaha pertanian: a) muzara‟ah, b) mukhabarah, c)

mugharasah, dan d) musaqah.

5. Ketentuan terkait Rekening dan Dokumen Akad

1) Dalam hal sindikasi dilakukan sesama Lembaga Keuangan Syariah,

maka rekening, dokumen kontrak serta dokumen-dokumen pendukung

lainnya boleh diadministrasikan/disusun dalam satu dokumen;

2) Dalam hal sindikasi dilakukan antara Lembaga Keuangan Syariah

dengan Lembaga Keuangan Konvensional, maka harus menggunakan

rekening yang terpisah dan dibuatkan dokumen induk (perjanjian

bersama) yang kemudian dibuat dokumen untuk Lembaga Keuangan

Syariah tersendiri; dan dibuat pula dokumen khusus untuk Lembaga

Keuangan Konvensional secara tersendiri.

6. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi

perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui

lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah setelah tidak tercapai

kesepakatan melalui musyawarah.

Page 71: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

61

BAB III

PEMBIAYAAN SINDIKASI PADA PT BANK BNI SYARIAH

A. Profil Bank BNI Syariah1

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Bank BNI Syariah

Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis

moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan

mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal

itu dan mengacu pada UU No. 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara

Indonesia (Persero) merintis Divisi Usaha Syariah.

Selain adanya demand dari masyarakat terhadap perbankan

syariah, untuk mewujudkan visinya menjadi “universal banking”, BNI

membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan

konsep dual banking system, yakni menyediakan layanan perbankan

umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 Tahun

1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan

syariah.

Diawali dengan pembentukan Tim Bank Syariah di tahun 1999,

Bank Indonesia kemudian mengeluarkan ijin prinsip usaha untuk

beroperasinya unit usaha syariah BNI. Setelah itu BNI Syariah

menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang syariah sebagai

berikut:

1

PT. Bank BNI Syariah. “Laporan Tahunan Bank BNI Syariah 2014 Annual Report”.

(Jakarta: PT. Bank BNI Syariah, 2014) h. 40-69.

Page 72: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

62

a. Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5

kantor cabang syariah sekaligus di kota-kota potensial, yakni:

Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin.

b. Tahun 2001 BNI Syariah kembali membuka 5 kantor cabang

syariah, yang difokuskan di kota-kota besar di Indonesia, yakni:

Jakarta (dua cabang), Bandung, Makassar dan Padang.

c. Seiring dengan perkembangan bisnis dan banyaknya permintaan

masyarakat untuk layanan perbankan syariah, Tahun 2002 BNI

Syariah membuka dua kantor cabang syariah baru di Medan dan

Palembang.

d. Di awal Tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang

semakin meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat, BNI Syariah melakukan relokasi kantor

cabang syariah di Jepara ke Semarang. Sedangkan untuk melayani

masyarakat Kota Jepara, BNI Syariah membuka Kantor Cabang

Pembantu Syariah Jepara.

e. Pada bulan Agustus dan September 2004, BNI Syariah membuka

layanan BNI Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya. Layanan ini

diperuntukan untuk individu yang membutuhkan layanan

perbankan yang lebih personal dalam suasana yang nyaman.

Corporate Plan UUS BNI Tahun 2000 menetapkan bahwa status

UUS hanya bersifat temporer dan oleh karena itu akan dilakukan spin off

pada Tahun 2009. Rencana spin off terlaksana pada 19 Juni 2010 dengan

Page 73: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

63

didirikannya PT Bank BNI Syariah (“BNI Syariah atau Bank”) sebagai

Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank

Indonesia No. 12/41/KEP. GBI/2010. Realisasi ini tidak terlepas dari

faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan

diterbitkannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Selain

itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah

semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan

syariah juga semakin meningkat. Dan sampai saat ini sudah terdapat 49

kantor cabang utama reguler dan 18 kantor cabang mikro serta 95 kantor

cabang pembantu reguler dan 70 kantor cabang pembantu mikro.

Tujuan Pendirian Bank BNI Syariah

Tujuan pendirian Bank BNI Syariah tercermin dalam visi dan misi

Bank BNI Syariah. Adapun visi dan misi Bank BNI Syariah adalah

sebagai berikut:

1) Visi: Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam

layanan dan kinerja.

2) Misi:

Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli

pada kelestarian lingkungan.

Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

Page 74: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

64

Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan beradaptasi bagi pegawai sebagai perwujudan

ibadah.

Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

2. Segmen Usaha

a. Bisnis Komersial

BNI Syariah memberikan layanan bagi nasabah yang memiliki

usaha produktif pada segmen menengah/komersial yang dikelola oleh

Commercial & Small Division. Layanan kepada nasabah komersial

dengan memberikan solusi pembiayaan, berupa pembiayaan investasi

dan modal kerja dan fasilitas perbankan lain yang diperlukan, seperti

bank garansi dan Standby Letter of Credit. Segmen ini merupakan

salah satu elemen penting yang mendukung performa BNI Syariah

secara keseluruhan.

b. Bisnis Ritel & Konsumer

Segmen bisnis konsumer dan ritel terdiri dari bisnis konsumer,

ritel produktif, kartu pembiayaan dan dana. Produk pada segmen bisnis

konsumer dan ritel ini antara lain pembiayaan kepemilikan rumah,

pembiayaan usaha yang diberikan kepada individu dengan skala usaha

kecil dan menengah, kartu pembiayaan dan produk simpanan serta

layanan perbankan lainnya bagi kebutuhan masing-masing nasabah.

Page 75: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

65

c. Bisnis Mikro

Sektor Usaha Mikro, merupakan sektor penting dalam

menggerakkan perekonomian nasional. Terlihat dari sumbangannya

terhadap PDB nasioanal yang cukup besar. Keunggulan sektor usaha

mikro sebagai sektor domestik yang mampu menggerakan

perekonomian nasional terutama karena keterhantungannya yang kuat

terhadap muatan lokal. Unit usaha mikro menggunakan sumber daya

dalam negeri baik sumber daya manusia, bahan baku dan peralatan

sehingga sektor mikro tidak tergantung pada ekspor. Selain itu, hasil

produksi sektor mikro lebih ditujukan untuk memenuhi pangsa pasar

dalam negeri, sehingga tidak tergantung kepada kondisi perekonomian

negara lain. Oleh karena itu, sektor inilah yang paling tahan terhadap

ancaman krisis global eberapa waktu yang lalu, dan Perbankan Syariah

memiliki peran penting sebagai lembaga keuangan yang sangat peduli

terhadap pengembangan sektor riil.

d. Bisnis Tresuri & Internasional

Melalui segmen bisnis tresuri dan internasional, BNI Syariah

turut mengaktifkan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dengan

sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA) dan bertransaksi

melalui Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan Prinsip Syariah

Antarbank (SIKA). Selain itu BNI Syariah juga aktif melakukan

transaksi sukuk baik melalui lelang yang dilakukan oleh Pemerintah

Page 76: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

66

(sebagai salah satu bank syariah peserta lelang) maupun di pasar

sekunder.

3. Produk dan Jasa BNI Syariah

a. Produk Simpanan

1) Tabungan IB THI Hasanah

Tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang

dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi

berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung

dalam mata uang Rupiah.

2) Tabungan IB Hasanah

Tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang memberikan

berabagai fasilitas serta kemudahan bagi nasabah perorangan

maupun non perorangan dalam mata uang Rupiah.

3) Tabungan IB Hasanah (Mahasiswa)

Tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah dari para

mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Swasta

(PTN/PTS) yang bekerjasama dengan BNI Syariah yang berfungsi

untuk menampung keperluan pembayaran SPP dan/atau keperluan

lainnya.

4) Tabungan IB Hasanah (Pegawai/Anggota)

Tabungan dengan akad wadiah atau mudharabah dari para

pegawai/anggota perusahaan/lembaga/asosiasi/organisasi profesi

yang bekerja sama dengan BNI Syariah.

Page 77: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

67

5) Tabungan IB Hasanah (Classic)

Tabungan dengan akad mudharabah untuk menampung setoran

cash collateral/goodwill nasabah pada setiap penerbitan Hasanah

Card Classic.

6) Tabungan Tunas IB Hasanah

Tabungan dengan akad wadiah yang diperuntukan bagi anak-anak

dan pelajar yang berusia di bawah 17 tahun.

7) Tabungan IB Prima Hasanah

Tabungan dengan akad mudharabah yang memberikan berbagai

fasilitas serta kemudahan bagi nasabah segmen high networth

individuals secara perorangan dan bagi hasil yang lebih kompetitif.

8) Tabungan IB Tapenas Hasanah

Tabungan berjangka dengan akad mudharabah untuk perencanaan

masa depan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan

sistem setoran bulanan. Bermanfaat untuk membantu menyiapkan

rencana masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah,

pendidikan ataupun rencana masa depan lainnya.

9) Tabungan IB Bisnis Hasanah

Tabungan dengan akad mudharabah yang dilengkapi dengan detail

mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil yang

lebih kompetitif bagi nasabah perorangan maupun non perorangan.

Page 78: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

68

10) Tabunganku IB

Tabungan nasional dengan akad wadiah dan setoran awal ringan

untuk meningkatkan kesadaran menabung masyarakat.

11) Giro IB Hasanah

Titipan dana dari pihak ketiga yang dikelola dengan akad wadiah

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya

atau dengan pemindahbukuan untuk menunjang bisnis usaha

perorangan maupun non perorangan.

12) Deposito IB Hasanah

Investasi berjangka yang dikelola dengan akad mudharabah yang

ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan.

b. Produk Pembiayaan Konsumer

1) Pembiayaan Griya IB Hasanah

Dengan prinsip murabahah (jual beli) merupakan fasilitas

pembiayaan yang diberikan kepada individu untuk membeli,

membangun, merenovasi, rumah (termasuk ruko, rusun, rukan,

apartemen dan sejenisnya) dan membeli tanah kavling serta rumah

indent, dengan sistem angsuran tetap hingga akhir masa

pembiayaan sehingga memudahkan nasabah mengelola

keuangannya.

Page 79: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

69

2) Pembiayaan Griya Musyarakah Mutanaqisah (Griya-MMQ) IB

Hasanah

Pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat

untuk membeli properti atau rumah tinggal dengan menggunakan

konsep kongsi kepemilikan rumah antara Nasabah dan Bank yang

secara bersama-sama menyerahkan modalnya untuk membeli

properti tersebut dengan menggunakan Akad Musyaraqah

Mutanaqisah yang selanjutnya nasabah sepakat untuk menyewa

manfaat atas properti tersebut dengan menggunakan Akad Ijarah.

3) Pembiayaan Oto IB Hasanah

Dengan prinsip murabahah merupakan fasilitas pembiayaan yang

diberikan kepada individu untuk pembelian kendaraan bermotor.

4) Pembiayaan Haji IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan untuk kebutuhan setoran awal untuk

mendapatkan porsi keberangkatan haji sesuai Biaya

Penyelenggaraan Haji (BPIH) yang diatur Kementerian Agama

dengan menggunakan akad qardh.

5) Pembiayaan Rahn Emas IB Hasanah

Merupakan solusi bagi nasabah yang membutuhkan dana cepat

dengan sistem penjamin berupa emas baik batangan maupun

Page 80: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

70

perhiasan didukung administrasi dan proses persetujuan yang cepat

dan mudah.

6) Pembiayaan Emas IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan emas logam mulia secara

angsuran tetap setiap bulannya dengan menggunakan akad

murabahah.

7) Pembiayaan Multijasa IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat

untuk kebutuhan jada dengan agunan berupa fix asset atau

kendaraan bermotor sesuai dengan prinsip syariah.

8) Pembiayaan Multiguna IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat

untuk membeli kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa fix

asset sesuai dengan prinsip syariah.

9) Pembiayaan Fleksi IB Hasanah

Pembiayaan konsumtif bagi pegawai atau karyawan suatu

perusahaan/instansi untuk pembelian barang dan jasa sesuai

dengan prinsip syariah.

10) Pembiayaan CCF IB Hasanah

Pembiayaan dengan jaminan dana nasabah yang disimpan dalam

bentuk deposito, tabungan dan giro yang diterbitkan oleh BNI

Syariah.

11) Mikro 2 IB Hasanah

Page 81: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

71

Pembiayaan yang ditujakan untuk pengusaha mikro dengan limit

mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 50 juta untuk tujuan pembiayaan

pembelian barang modal kerja, investasi produktif, serta pembelian

barang atau keperluan lainnya yang bersifat konsumtif.

12) Rahn Mikro

Pembiayaan rahn yang ditujukan untuk modal usaha/produktif,

biaya pendidikan, kesehatan, serta keperluan konsumtif lainnya.

13) Mikro 3 IB Hasanah

Pembiayaan yang ditujukan untuk pengusaha mikro dengan limit

mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta untuk tujuan pembiayaan

pembelian barang modal kerja, investasi produktif, serta pembelian

barang atau keperluan lainnya yang bersifat konsumtif.

c. Pembiayaan Komersial

1) Pembiayaan Wirausaha IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

pembiayaan usaha produktif (modal kerja dan investasi) sesuai

prinsip syariah.

2) Pembiayaan Tunas Usaha IB Hasanah

Pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk

usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan

prinsip syariah.

3) Pembiayaan Linkage Program IB Hasanah

Page 82: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

72

Fasilitas pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana

menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) seperti BMT, BPRS, KJKS, dan lainnya

kemudian disalurkan kepada end user (pengusaha mikro kecil, dan

menengah syariah). Kerjasama dengan LKS dapat dilakukan secara

langsung ataupun melalui lembaga pendamping.

4) Pembiayaan Kopkar/Kopeg IB Hasanah

Fasilitas pembiayaan mudharabah dimana BNI Syariah sebagai

pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing

kepada Koperasi Karyawan (Kopkar)/ Koperasi Pegawai (Kopeg)

kemudian disalurkan secara prinsip syariah kepada end

user/karyawan.

5) Pembiayaan Usaha Kecil IB Hasanah

Pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal

kerja maupun investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan

prinsip-prinsip pembiayaan syariah.

6) Pembiayaan Usaha Besar IB Hasanah

Pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal

kerja maupun investasi) kepada pengusaha berbadan hukum skala

menengah dan besar dalam mata uang Rupiah maupun valas.

7) Pembiayaan Sindikasi IB Hasanah

Pembiayaan yang duberikan oleh BNI Syariah bersama dengan

perbankan lainnya untuk membiayai suatu proyek/ usaha yang

Page 83: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

73

berskala sangat besar dengan syarat-syarat dan ketentuan yang

sama, menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan

oleh agen yang sama pula.

8) Pembiayaan Multifinance IB Hasanah

Penyaluran pembiayaan langsung dengan pola executing, kepada

multifinance untuk usahanya di bidang perusahaan pembiayaan

sesuai dengan prinsip syariah.

9) Pembiayaan Griya Konstruksi IB Hasanah

Pembiayaan produktif yang diberikan kepada developer untuk

membangun perumahan dan/atau fasilitas umum/sosial serta

dilarang digunakan untuk pengadaan dan/atau pengolahan tanah

secara langsung/tidak langsung sesuai dengan prinsip syariah.

10) Anjak Piutang

Jasa pengalihan penyelesaian piutang baik L/C maupun non L/C

dari Korporat/Seller kepada BNI Syariah yang kemudian menagih

piutang tersebut kepada issuing bank atau pihak yang berhutang

(mitra korporat/buyer). Dapat disertai dengan fasilitas pembiayaan

jangka pendek kepada Korporat (Nasabah) yang diperuntukan

sebagai talangan atas kebutuhan likuiditas korporat senilai tagihan

piutang dengan berlandaskan prinsip syariah.

11) Penjaminan IB Hasanah

Pembiayaan talangan yang diberikan kepada mitra korporat

sehubungan dengan penjaminan yang diberikan oleh bank kepada

Page 84: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

74

mitra korporat tersebut untuk memenuhi kewajibannya kepada

korporat. Pada saat mitra korporat tidak dapat memenuhi

kewajibannya kepada korporat, maka bank memberikan

pembiayaan talangan kepada mitra korporat yang dibayarkan

langsung kepada korporasi sesuai dengan prinsip syariah.

12) Pembiayaan Kepada Penyelenggara Haji Khusus IB Hasanah

Pembiayaan modal kerja yang ditujakan kepada Penyelenggara

Ibadah Haji Khusus (PIHK) atau Travel Agent untuk modal kerja.

d. Jasa

1) Jasa Bisnis: Garansi Bank, Kliring, Surat Keterangan Bank

Dukungan Keuangan (SKB-DK), Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri (SKBDN), Surat Keterangan Bank (SKB).

2) Jasa Keuangan: Penerimaan Setoran, Transaksi Online, Transfer

dan LLG, Payment Center.

3) Jasa Kelembagaan: SPP Online, Cash Management BNIS, Payroll

Gaji.

4) Jasa E-Banking: ATM BNI/BNI Syariah, Mobile Banking, Phone

Banking, Internet Banking.

5) Jasa Bisnis Internasional: Letter of Credit (L/C) Impor-Ekspor.

6) Layanan Tresuri: Transaksi Forex Value Today maupun Spot,

Transaksi Banknotes.

Page 85: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

75

4. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah

BNI Syariah secara struktur tidak terpisah dengan unit-unit

organisasi Bank BNI lainnya. Adapun struktur tersebut adalah sebagai

pimpinan tertinggi yaitu: Rapat Umum Pemegang Saham, kemudian

Dewan Pengawas Syariah (DPS) terdiri aras KH. Ma’ruf Amin dan Drs.

Hasanuddin, M. Ag. Yang bertugas untuk memastikan dan menjamin

operasonal bisnis BNI sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi

Islam. Fungsi pokok Dewan Pengawas Syariah BNI Syariah adalah:

a. Memberikan advisi kepada manajemen perihal pengolahan dan

pengembangan bisnis BNI Syariah dari sisi aspek syariah.

b. Bertindak sebagai perantara BNI Syariah dengan Dewan Syariah

Nasional (DSN) untuk kajian dan fatwa yang berkaitan dengan

pengelolaan atau penerapan fatwa dan pengembangan bisnis

syariah BNI (produk, jasa, sistem penunjang dan sebagainya).

c. Melaporkan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis perbankan

syariah bank BNI kepada DSN dan atau lembaga-lembaga

eksternal lainnya yang terkait.

Sementara itu, Dewan Komisaris membawahi Direktur Utama.

Sedangkan Divisi Usaha Syariah merupakan bagian dari Strategi Bisnis

Unit (SBU) Ritel, yang berada dibawah penyajian langsung Direktur Ritel

Bank BNI. Adapun fungsi pokok Divisi Usaha Syariah Bank BNI Syariah

adalah:

a. Melakukan aktivitas-aktivitas antara divisi.

Page 86: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

76

b. Menunjang penyediaan logistik dan materi Cabang Syariah bekerja

sama dengan unit atau Divisi terkait.

c. Mengelola kebijakan manajemen sumber daya manusia cabang

syariah bekerjasama dengan unit atau divisi terkait.

d. Mengkoordinasi pengelolaan anggaran syariah.

e. Menyusun laporan keuangan usaha syariah dan mengkoordinasi

dengan pengendalian (PKU).

f. Menunjang pengelolaan sistem teknologi usaha syariah bekerja

sama dengan teknologi. Sedangkan fungsi Divisi Syariah sebagai

kantor cabang-cabang syariah.

Di bawah Divisi Syariah terdapat kelompok perbankan syariah

yang langsung membawahi pengelolaan pengembangan bisnis syariah .

pengelolaan treasury, investment, dan pengelolaan penunjang bisnis

syariah. Sedangkan divisi syariah juga langsung membawahi pengelolaan

penyediaan bisnis syariah dan bisnis umum cabang syariah berada di

bawah pengelolaan penyediaan bisnis syariah. Cabang syariah membawahi

bisnis operasional dan bertanggung jawab terhadap control intern dan unit

pemasaran bisnis. Bisnis operasional bertanggung jawab terhadap unit

operasional dan unit umum dan akuntansi. Adapun fungsi pokok unit-unit

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan treasury dana internasional

1) Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka penempatan dan

usaha syariah.

Page 87: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

77

2) Mengelola bisnis internasional usaha syariah.

b. Pengelolan pengendalian keuangan dan teknologi

1) Mengoordinasi pengelolaan anggaran usaha syariah.

2) Mengelola sistem akuntansi pembukuan keuangan syariah.

3) Menyusun laporan keuangan usaha syariah dan

mengkoordinasikan dengan KPU.

c. Pengelolaan penunjang operasional

1) Menunjang penyediaan logistik dan material cabang syariah

dan bekerjasama dengan unit-unit terkait.

2) Mengelola sumber daya manusia cabang syariah.

3) Menunjang pengembangan sistem manajemen cabang syariah.

d. Pengelolaan penyedia bisnis usaha syariah

1) Memantau kualitas operasional sesuai dengan prinsip syariah

bekerjasama dengan bisnis usaha syariah.

2) Memantau sistem operasional sesuai dengan prinsip syariah

bekerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah.

3) Menyediakan operasional bisnis cabang syariah bekerjasama

dengan Satuan Pengawas Intern (SPI).

B. PEMBIAYAAN SINDIKASI PT BANK BNI SYARIAH

Pembiayaan sindikasi yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah

bukanlah spekulasi dari Bank BNI Syariah semata, melainkan dari dasar

Page 88: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

78

pelaksanaannya Bank BNI Syariah juga memiliki maksud, tujuan dan berbagai

macam ketentuan dalam pembentukan pembiayaan sindikasi, yaitu:

1. Tujuan Pembiayaan Sindikasi oleh Bank BNI Syariah

Yang menjadi tujuan Bank BNI Syariah mengadakan pembiayaan

sindikasi adalah:

a. Untuk membantu nasabah pembiayaan yang membutuhkan fasilitas

pembiayaan dalam jumlah besar, yang sulit dibiayai oleh suatu Bank,

b. Untuk membagi risiko (spreading risk),

c. Untuk mengatasi masalah BMPK (Batas Maksimum Pemberian

Kredit/Pembiayaan) baik kepada nasabah pembiayaan group maupun

non group,

d. Untuk meningkatkan profit dan fee based income.

2. Ciri-Ciri Pembiayaan Sindikasi pada Bank BNI Syariah

Ciri-ciri umum BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah sebagai berikut:

a. Jumlah pembiayaan biasanya meliputi jumlah besar.

b. Jangka waktu pembiayaan biasanya berjangka menengah atau

berjangka panjang.

c. BNI iB Pembiayaan Sindikasi selalu diberikan oleh lebih dari satu

pemberi pembiayaan sebagai peserta sindikasi pembiayaan.

d. Tanggung jawab dari peserta sindikasi tidak bersifat tanggung rentang

dimana masing-masing peserta sindikasi hanya bertanggung jawab

untuk bagian jumlah pembiayaan yang menjadi komitmennya.

Page 89: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

79

e. Kepada nasabah pembiayaan berlaku hanya satu tingkat margin/bagi

hasil, sedangkan tingkat margin/bagi hasil para partisipan sesuai

ketentuan masing-masing anggota partisipan.

f. Kepada nasabah pembiayaan berlaku hanya satu akad pembiayaan

dengan yang telah disetujui para partisipan.

g. Ditunjuk salah satu partisipan sebagai Agent (misalnya Facility Agent

dan/atau Security Agent) yang mengadministrasikan BNI iB

Pembiayaan Sindikasi.

3. Pihak-Pihak dalam Pembiayaan Sindikasi Bank BNI Syariah

Pihak-pihak yang terlibat dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah

sebagai berikut:

a. Arranger yang bertindak mengatur syarat dan ketentuan-ketentuan

yang akan diberlakukan dan menawarkan kepada Lembaga Keuangan

untuk ikut berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi.

b. Facility Agent adalah pihak yang mengadministrasikan penggunaan

BNI iB Pembiayaan Sindikasi setelah akad pembiayaan sindikasi

ditandatangani oleh nasabah dan bank-bank peserta sindikasi.

c. Security Agent adalah pihak yang ditunjuk oleh bank-bank peserta

sindikasi untuk bertanggung jawab atas penyelesaian pengikatan

agunan pengadministrasian dan penyimpanan dokumen-dokumen

agunan BNI iB pembiayaan sindikasi.

Page 90: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

80

d. Underwriter (jika diperlukan) yang menjamin pemberian pembiayaan

kepada nasabah pembiayaan sampai dengan jumlah tertentu

sebagaimana yang dijanjikan.

e. Lead Bank adalah Bank yang ditunjuk sebagai koordinator para

arranger.

4. Segmentasi

Segmentasi BNI iB Pembiayaan Sindikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Primary Market Syndication, sindikasi yang terbentuk di pasar

perdana, yaitu pasar dimana proses sindikasi berlangsung sebelum

akad pembiayaan sindikasi ditandatangani oleh semua bank yang

menjadi peserta.

b. Secondary Market Syndication, sindikasi yang terjadi di pasar

sekunder, yaitu pasar dimana proses sindikasi telah berlangsung

setelah akad pembiayaan sindikasi ditandatangani.

5. Perhitungan Margin/Bagi Hasil dalam Pembiayaan Sindikasi Bank

BNI Syariah

Ada beberapa cara penetapan margin/bagi hasil BNI iB

Pembiayaan Sindikasi kepada nasabah dan antar bank peserta sindikasi,

antara lain:

a. Margin, Fixed rate atau flat proporsional sampai dengan jatuh tempo

pembiayaan.

b. Bagi Hasil, nisbah bagi hasil diperhitungkan berdasarkan projected

cash flow usaha/proyek dengan return yang diinginkan.

Page 91: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

81

c. Diantara margin/bagi hasil partisipan ditetapkan margin yang tertinggi

atau dapat pula margin dari lead bank.

d. Rata-rata tertimbang dari berbagai margin partisipan.

Contoh:

Menggunakan metode weight average (rata-rata tertimbang)

Total Syndicated Loan US$ 100,000,000

Partisipasi:

Bank Jumlah Tingkat Margin

A US$ 20,000,000 9.0%

B US$ 10,000,000 8.5%

C US$ 30,000,000 7.0%

D US$ 40,000,000 7.5%

Periode Margin/bagi hasil: 1 bulan = 30 hari.

Perhitungan rata-rata tertimbang:

20/100 x 9.0% = 1.8%

10/100 x 8.5% = 0.85%

30/100 x 7.0% = 2.1%

40/100 x 7.5% = 3.0%

Tingkat margin/bagi hasil yang dikenakan kepada nasabah pembiayaan

:

= 1.8 % + 0.85% + 2.1% + 3.0% = 7.75%

Jumlah margin/bagi hasil yang dibebankan pada nasabah pembiayaan

rata-rata per bulan :

30 / 360 x 7.75% x US$ 100,000,000 = US$ 645,833.33

Distribusi margin/bagi hasil :

Bank A = 30/360 x 9.0% x US$ 20,000,000 = US$ 150,000.00

Bank B = 30/360 x 8.5% x US$ 10,000,000 = US$ 70,833.33

Bank C = 30/360 x 7.0% x US$ 30,000,000 = US$ 175,000.00

Bank D = 30/360 x 7.5% x US$ 40,000,000 = US$ 250,000.00

Total = US$ 645,833.33

Page 92: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

82

BAB IV

ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMBIAYAAN SINDIKASI

PADA PT BANK BNI SYARIAH

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya,

maka hasil analisis mengenai “KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM

PEMBIAYAAN SINDIKASI” adalah terbagi menjadi dua bagian yang dianalisis,

yaitu:

A. Ketentuan Kebijakan Pembiayaan Sindikasi pada Bank BNI Syariah

BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh dua

atau lebih Lembaga Keuangan untuk membiayai suatu proyek/usaha dengan

syarat-syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan

diadministrasikan oleh Agen yang sama pula.1

Secara sederhana mekanisme pembentukan BNI iB Pembiayaan Sindikasi

dapat dilihat dari skema berikut (Bank BNI Syariah sebagai Arrangger):

1 Wawancara pribadi dengan Doli Ahdar Furqoni Matondang, Account Officer Commercial

& Small Divison Kantor Pusat BNI Syariah. Jakarta, 9 Juni 2016.

Page 93: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

83

Skema Pembentukan BNI iB Pembiayaan Sindikasi

(Arrangger)

Berdasarkan skema di atas mekanisme pembentukan BNI iB Pembiayaan

Sindikasi Bank BNI Syariah bertindak sebagai arranger dapat dibaca

sebagaimana keterangan berikut ini:

1) Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kepada Bank BNI Syariah,

namun dalam prakteknya pihak bank juga dapat menjadi pihak yang

Nasabah Permohonan

Pembiayaan

Bank BNI

Syariah/Arranger

Mandate

Invitation

Letter

Bank-Bank

Analisis

Pembiayaan

Dokumentasi

Kredit

Tanda Tangan Perjanjian

Kredit & Publisitas

Pelaksanaan Pemberian

Pembiayaan

Offering Letter

Page 94: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

84

menawarkan pembiayaan kepada calon nasabah. Pada umumnya Bank

yang melakukan inisiatif untuk pembiayaan yang menjadi Lead Arrangger

dalam pembiayaan sindikasi tersebut.

2) Unit Pengelola Portofolio/ Unit Usaha Syariah membuat Surat Penawaran

(offering letter) kepada nasabah pembiayaan.

3) Bank memperoleh mandate dari Nasabah Pembiayaan.

Jika nasabah pembiayaan menyetujui syarat-syarat yang tercantum dalam

surat penawaran dan telah menandatangani sebagai tanda persetujuan,

kepada nasabah pembiayaan diminta mandat berupa surat pernyataan

tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa nasabah pembiayaan telah

menunjuk Arranger yaitu sebagai Bank yang mengatur pembiayaan BNI

iB Pembiayaan Sindikasi dengan bank lainnya. Mandat tersebut dapat pula

diminta sebelum proses pembiayaan dilakukan.

4) Unit Pengelola Sindikasi mengundang Bank-Bank lain (Invitation letter).

Unit Pengelola Sindikasi akan mengundang dan mengajak bank-bank lain

untuk ikut serta dalam pembiayaan secara sindikasi. Sebagai bahan

informasi disampaikan info memo oleh Kelompok Pemasaran Divisi

Usaha Syariah (USY) sebagai Unit Pengelola Sindikasi yang

menyampaikan informasi proyek yang diusulkan, sponsor proyek, tujuan

penggunaan pembiayaan, data keuangan nasabah serta informasi lain yang

dianggap perlu.

Page 95: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

85

Info memo tersebut harus telah memperoleh persetujuan nasabah

pembiayaan dan menyatakan semua data yang disampaikan adalah benar

dan akurat serta merupakan tanggung jawab nasabah pembiayaan.

Atas dasar info memo tersebut, bank-bank yang diundang dapat

melakukan penilaian atau analisis lebih lanjut apakah proyek tersebut

layak untuk dibiayai.

5) Analisis Pembiayaan, dalam analisis pembiayaan arranger akan

menetapkan share masing-masing Bank Peserta. Dalam hal terjadi

komitmen dari bank-bank maka arranger berhak mengurangi share

penyediaan bank-bank tersebut.

6) Bila nasabah setuju dengan offer letter maka selanjutnya nasabah dan

arranger mengurus dokumentasi kredit yang nantinya akan

diadministrasikan oleh bank yang ditunjuk sebagai agent.

7) Setelah kelengkapan pembiayaan sudah terpenuhi kemudian diadakan

penandatanganan perjanjian pembiayaan sindikasi yang dilakukan oleh

nasabah dan wakil dari bank-bank pemberi pembiayaan sindikasi. Setelah

perjanjian pembiayaan ditandatangani kemudian mempublikasikan BNI iB

Pembiayaan Sindikasi.

Dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi, khususnya sindikasi internasional,

lazim dilakukan publikasi mengenai pemberian fasilitas sindikasi, baik

melalui surat kabar, majalah atau tombstone.

Page 96: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

86

Dari segi Bank, keberhasilan arranger dalam melaksanakan pembiayaan

secara sindikasi merupakan suatu kebanggaan dan dapat meningkatkan

reputasi bank yang bersangkutan.

Dari segi nasabah, keberhasilan memperoleh pembiayaan secara sindikasi

dapat meningkatkan reputasi nasabah, memperoleh kepercayaan secara

sekaligus dari beberapa bank peserta sindikasi.

8) Facility agent merealisasikan pelaksanaan perjanjian pembiayaan

sindikasi dengan mengkoordinir pencairan pembiayaan. Selanjutnya

pihak agent yang akan mengadministrasikan pembiayaan sindikasi

tersebut dari setelah ditandatanganinya perjanjian sampai dengan

pelunasan.

Selain dapat berperan sebagai arranger dalam pembiayaan sindikasi

Bank BNI Syariah juga dapat berperan menjadi peserta atau partisipan dalam

entitas sindikasi, berikut mekanisme BNI Syariah menjadi peserta dalam entitas

sindikasi:

Arranger Bank BNI

Syariah

Analisis

Pejabat Pemutus

Pembiayaan

Invitation Letter

Response Letter

Loan Agreement

Page 97: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

87

Berdasarkan skema mekanisme Bank BNI Syariah menjadi peserta

dalam entitas sindikasi di atas dapat dibaca sebagai berikut:

1) Bank BNI Syariah menerima invitation letter dari Bank Syariah

lain/arranger.

2) Unit Usaha Syariah (USY) menganalisis invitation letter tersebut,

apakah sesuai dengan kebijaksanaan pembiayaan Bank. Apabila

invitation tersebut tidak sesuai dengan kebijaksanaan pembiayaan

Bank atau ada hal-hal lain yang dianggap kurang layak untuk dapat

dibiayai, maka dibuatkan analisa dan rekomendasi agar offering

tersebut ditolak. Sebaliknya, apabila invitation tersebut menarik dan

sesuai dengan kebijaksanaan pembiayaan Bank, maka USY bila perlu

dapat meminta tambahan informasi mengenai borrower kepada yang

mengirim offering tersebut/arranger. Selanjutnya USY menganalisa

dan membuat PAP kepada Pejabat Pemutus Pembiayaan yang

berwenang disertai dengan rekomendasi untuk memperoleh keputusan.

3) Berdasarkan Keputusan Pejabat Pemutus Pembiayaan yang

bersangkutan, USY menjawab invitation (response letter) dan dalam

hal Bank memutuskan turut serta dalam sindikasi. Selanjutnya USY

akan menerima draft loan agreement dari arranger untuk diteliti.

Apabila isi Loan Agreement sudah sesuai dengan yang dikehendaki

dan sesuai dengan terms & conditions yang ditawarkan, USY

Page 98: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

88

menyampaikan persetujuan kepada arranger untuk dibuatkan final

Loan Agreement untuk ditandatangani (loan signing).

Kepesertaan BNI iB Pembiayaan Sindikasi tidak hanya terbatas

dengan Lembaga Keuangan Syariah saja, namun dapat pula dilakukan dengan

Bank konvensional, dengan ketentuan akad dan perhitungan margin bagi hasil

didudukkan dalam akad pembiayaan tersendiri.

Dalam sindikasi tersebut akan terbagi dalam 2 skema, skema pertama

adalah dengan perjanjian/akad konvensional dan skema kedua adalah dengan

perjanjian/akad syariah yang masing-masing saling terpisah antara nasabah

dengan bank syariah serta antara nasabah dengan bank kovensional. Namun

terkait dengan perjanjian antar bank dibuat seperti biasa.2

BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan

secara bersama-sama oleh dua atau lebih lembaga keuangan untuk membiayai

suatu proyek/usaha dengan dipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagai

leader, dimana pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan

nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi

modal masing-masing, kerjasama tersebut dapat dikatakan sesuai dengan

desain akad Musyarakah dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi.

Dalam akad Musyarakah BNI iB Pembiayaan Sindikasi harus memuat

beberapa hal, diantaranya:

1) Para pihak yang berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi tersebut.

2 Ibid.

Page 99: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

89

2) Jumlah dana yang akan ditempatkan oleh masing-masing peserta

sindikasi.

3) Objek pekerjaan sindikasi, yakni pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah.

4) Jangka waktu kerjasama.

5) Pedoman pembagian keuntungan maupun kerugian.

6) Penunjukkan/pembagian tugas masing-masing peserta sindikasi.

7) Hak dan tanggungjawab masing-masing peserta sindikasi.

Sedangkan dari sisi kerjasama antara Bank dengan nasabah dapat

menggunakan berbagai macam akad disesuaikan dengan tujuan penggunaan

dana tersebut, apakah diperuntukan untuk modal kerja atau investasi. Dari

kebutuhan sektor bisnis itulah baru dapat ditentukan akad apa yang tepat

untuk digunakan dalam pembiayaan sindikasi. Seluruh akad syariah dapat

digunakan dalam iB Pembiayaan Sindikasi, penentuan akad tergantung pada

kebutuhan pembiayaan.3

Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan akad yang akan

digunakan dalam pembiayaan sindikasi adalah memahami karakteristik

kebutuhan nasabah dari sisi kegunaan barang atau jasa yang dibutuhkan.

Dalam pembiayaan sindikasi pembiayaan yang dibutuhkan adalah untuk

kegiatan produktif. Selanjutnya adalah melihat tujuan pembiayaan tersebut

apakah untuk modal kerja atau investasi.

3 Ibid.

Page 100: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

90

Akad yang dapat digunakan antara Bank dengan nasabah dalam iB

Pembiayaan Sindikasi diantaranya adalah akad Murabahah, Wakalah,

Mudharabah, Musyarakah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Ijarah Paralel,

Istishna Paralel. Dimana ketentuan penggunaan akad adalah sebagai berikut:

1) Murabahah, pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian barang baik

untk tujuan investasi maupun modal kerja yang berdasarkan pada

prinsip Murabahah.

2) Murabahah dan Wakalah, jika pembelian barang diwakilkan pada

nasabah pembiayaan.

3) Mudharabah, pembiayaan yang diperuntukan untuk tujuan modal

kerja yang berdasarkan pada prinsip Mudharabah.

4) Musyarakah, pembiayaan yang ditujukan untuk modal kerja yang

berdasarkan pada prinsip Musyarakah.

5) Ijarah Muntahiya Bittamlik, untuk tujuan investasi atau dalam bentuk

pengadaan barang untuk modal kerja yang dapat diberikan dalam

bentuk sewa beli barang.

6) Ijarah Paralel, untuk tujuan manfaat sewa berdasarkan prinsip ijarah.

7) Istishna Paralel, untuk pembelian/pembuatan barang baik untuk

tujuan investasi maupun modal kerja dengan cara pemesanan yang

berdasarkan pada prinsip istishna.

Dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi terhadap nasabah pembiayaan

hanya ada satu Akad Pembiayaan yang telah disetujui oleh para Lembaga

Page 101: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

91

Keuangan Partisipan dan diadministrasikan oleh Agen yang sama bagi semua

para Lembaga Keuangan Partisipan.

Jika terjadi perubahan syarat-syarat dan ketentuan yang akan

diberlakukan terhadap nasabah pembiayaan, maka harus terlebih dahulu

mendapatkan persetujuan dari mayoritas/seluruh para Lembaga Keuangan

Partisipan.

B. Kesesuaian Kebijakan Pembiayaan Sindikasi pada PT Bank BNI Syariah

dengan Prinsip Syariah

Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah

prinsip yang didasarkan pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. Dalam konteks

Indonesia, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan

perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga

yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.4 Untuk

pembiayaan sindikasi telah diatur dalam Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-

MUI/IV/2014.

Dari hasil penelitian mengenai kebijakan pembiayaan sindikasi di

Bank BNI Syariah terdapat beberapa ketentuan kebijakan yang telah dibahas

pada pembahasan sebelumnya, diantaranya adalah:

4 Andri Soemitra, Bank&Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2009) h.

19

Page 102: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

92

1) PT Bank BNI Syariah dengan produk pembiayaan sindikasinya yaitu

BNI iB Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh

dua atau lebih lembaga keuangan untuk membiayai suatu

proyek/usaha dengan dipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagai

leader, dimana pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak

berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian

berdasarkan proporsi modal masing-masing.

2) Desain akad yang digunakan antar peserta sindikasi adalah akad

Musyarakah.

3) Akad antara Bank dengan nasabah tergantung dengan bagaimana

objek pembiayaan, apakah diperuntukan untuk modal kerja atau

investasi. Akad yang dapat digunakan antara Bank dengan nasabah

dalam iB Pembiayaan Sindikasi diantaranya adalah akad Murabahah,

Wakalah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah Muntahiya Bittamlik,

Ijarah Paralel, Istishna Paralel.

4) BNI iB Pembiayaan Sindikasi merupakan pembiayaan yang diberikan

oleh dua atau lebih Lembaga Keuangan untuk membiayai suatu

proyek/usaha dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sama,

menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh Agen

yang sama bagi semua para lembaga keuangan partisipan.

5) Kepesertaan BNI iB Pembiayaan Sindikasi tidak hanya terbatas

dengan Lembaga Keuangan Syariah saja, namun dapat pula dilakukan

Page 103: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

93

dengan Bank konvensional, dengan ketentuan akad dan perhitungan

margin bagi hasil didudukkan dalam akad pembiayaan tersendiri.

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majlis Ulama

Indonesia menetapkan Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang

pembiayaan sindikasi. Dalam Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014

tentang pembiayaan sindikasi terdapat beberapa ketetapan, diantaranya:

1) ketetapan pada ketentuan umum yang di dalamnya dijelaskan

mengenai pembiayaan sindikasi (al-tamwil al-mashrifi al-mujamma’)

adalah akad antara beberapa Lembaga Keuangan, baik antar sesama

Lembaga Keuangan Syariah maupun antar Lembaga Keuangan

Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional dalam rangka

membiayai proyek tertentu secara bersama-sama.

Dalam ketentuan umum itu pula dijelaskan mengenai entitas sindikasi

adalah kumpulan beberapa Lembaga Keuangan Syariah, atau Lembaga

Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional, yang

memberikan pembiayaan secara bersama kepada nasabah.

2) Ketetapan pada ketentuan akad antara sesama peserta sindikasi. Dalam

ketetapan tersebut dijelaskan mengenai akad antara sesama peserta

sindikasi dapat berupa akad Mudharabah, akad Musyarakah dan akad

Wakalah.

3) Ketetapan pada ketentuan akad antara entitas sindikasi dengan

nasabah. Dalam ketetapan tersebut dijelaskan mengenai akad antara

Page 104: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

94

entitas sindikasi dengan nasabah dapat berupa akad jual-beli (al-bai’),

baik bai’ al-musawamah, bai’ al-murabahah, bai’ al-salam, bai’ al-

salam al-muwazi (jual-beli salam paralel), bai’ al-istishna’, bai’ al-

istishna’ al-muwazi (jual-beli istishna’ paralel); akad sewa menyewa

(Ijarah) atau Ijarah Muntahiyyah bi Tamlik); akad kerjasama

(musyarakah), musyarakah tsabitah atau musyarakah mutanaqishah;

dan akad kerjasama usaha pertaniah, muzara’ah, mukhabarah,

mugharasah, dan musaqah.

4) Ketetapan pada ketentuan terkait rekening dan dokumen akad. Dalam

hal sindikasi dilakukan sesama Lembaga Keuangan Syariah, maka

rekening, dokumen kontrak serta dokumen-dokumen pendukung

lainnya boleh diadministrasikan/disusun dalam satu dokumen. Dalam

hal sindikasi dilakukan antara Lembaga Keuangan Syariah dengan

Lembaga Keuangan Konvensional, maka harus menggunakan

rekening yang terpisah dan dibuatkan dokumen induk (perjanjian

bersama) yang kemudian dibuat dokumen untuk Lembaga Keuangan

Syariah tersendiri dan dibuat pula dokumen khusus untuk Lembaga

Keuangan Konvensional secara tersendiri.

Dilihat dari kebijakan yang diterapkan PT Bank BNI Syariah dalam

produk iB Pembiayaan Sindikasinya telah sesuai dengan prinsip syariah, yaitu

Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi

(al-tamwil al-mashrifi al-mujamma’), kesesuain dilihat dari maksud

Page 105: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

95

pembiayaan sindikasi, akad-akad yang digunakan antara entitas sindikasi dan

akad antara entitas sindikasi dengan nasabah, ketentuan terkait rekening dan

dokumen akad dalam hal sindikasi antar sesama lembaga keuangan syariah

maupun sindikasi antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan

konvensional.

Page 106: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di PT Bank BNI Syariah mengenai pembiayaan

sindikasi, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. PT Bank BNI Syariah dengan produk pembiayaan sindikasinya yaitu BNI

iB Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan secara

bersama-sama oleh dua atau lebih lembaga keuangan untuk membiayai

suatu proyek/usaha. Proses BNI iB Pembiayaan Sindikasi diawali dengan

penyampaian surat penawaran (offering letter) kepada nasabah

pembiayaan. Setelah bank memperoleh mandate dari nasabah, bank yang

bertindak sebagai arranger mengajukan penawaran partisipasi kepada

bank-bank lain melalui invitation letter. Selanjutnya arranger melakukan

analisis pembiayaan dan menetapkan share masing-masing bank

partisipan. Sebagai tindak lanjut dari offer letter nasabah dan entitas

sindikasi mengurus dokumentasi kredit yang selanjutnya

diadministrasikan oleh agent. Setelah perjanjian sindikasi disepakati oleh

entitas dan nasabah selanjutnya dilakukan publikasi media, dan

selanjutnya agent dan facility agent menjalankan tugasnya dalam

merealisasikan pelaksanaan perjanjian pembiayaan. BNI iB Pembiayaan

Sindikasi dipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagai leader, dimana

Page 107: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

97

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang

disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal

masing-masing, kerjasama tersebut dapat dikatakan sesuai dengan desain

akad Musyarakah dalam BNI iB Pembiayaan Sindikasi.

Kerjasama antara Bank dengan nasabah dapat menggunakan berbagai

macam akad disesuaikan dengan tujuan penggunaan dana tersebut, apakah

diperuntukan untuk modal kerja atau investasi. Akad yang dapat

digunakan antara Bank dengan nasabah dalam iB Pembiayaan Sindikasi

diantaranya adalah akad Murabahah, Wakalah, Mudharabah,

Musyarakah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Ijarah Paralel, Istishna Paralel.

Kepesertaan BNI iB Pembiayaan Sindikasi tidak hanya terbatas dengan

Lembaga Keuangan Syariah saja, namun dapat pula dilakukan dengan

Bank konvensional, dengan ketentuan akad dan perhitungan margin bagi

hasil didudukkan dalam akad pembiayaan tersendiri.

2. Dengan merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majlis Ulama

Indonesia Nomor 91/DSN-MUI/IV/2014 tentang Pembiayaan Sindikasi,

kebijakan PT Bank BNI Syariah mengenai pembiayaan sindikasi dapat

dikatakan sudah sesuai dengan prinsip syariah, dilihat dari kesesuain

kebijakan pembiayaan sindikasi PT Bank BNI Syariah dengan ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-

MUI/IV/2014 tentang pembiayaan sindikasi, diantaranya dalam hal

Page 108: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

98

maksud dari pembiayaan sindikasi yaitu pembiayaan yang dilakukan

secara bersama-sama dalam rangka membiayai suatu proyek tertentu;

dalam hal akad yang digunakan antara peserta sindikasi yaitu akad

musyarakah, dimana dalam sindikasi dipimpin oleh leader yang ditunjuk

melalui kesepakatan, pembagian hasil usaha antara peserta sindikasi

berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian

berdasarkan proporsi modal masing-masing; dalam hal ketentuan akad

antara entitas sindikasi dengan nasabah. Akad yang dapat digunakan

antara Bank dengan nasabah dalam iB Pembiayaan Sindikasi diantaranya

adalah akad Murabahah, Wakalah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah

Muntahiya Bittamlik, Ijarah Paralel, Istishna Paralel; dan dalam hal

ketentuan terkait rekening dan dokumen akad. BNI iB Pembiayaan

Sindikasi merupakan pembiayaan yang diberikan oleh dua atau lebih

Lembaga Keuangan untuk membiayai suatu proyek/usaha dengan syarat-

syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan

diadministrasikan oleh Agen yang sama bagi semua para lembaga

keuangan partisipan. Kepesertaan BNI iB Pembiayaan Sindikasi tidak

hanya terbatas dengan Lembaga Keuangan Syariah saja, namun dapat pula

dilakukan dengan Bank konvensional, dengan ketentuan akad dan

perhitungan margin bagi hasil didudukkan dalam akad pembiayaan

tersendiri.

Page 109: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

99

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi mengenai kebijakan pembiayaan

sindikasi Bank BNI Syariah, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bank BNI Syariah harus mengembangkan pembiayaan sindikasi dan

merangkul lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya untuk

berpartisipaso dalam pembiayaan sindikasi. Karena dengan semakin

banyak bank syariah yang berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi

maka kredibilitas bank syariah makin diperhitungkan di Indonesia. Dan

untuk jangka panjang pembiayaan sindikasi ini diharapkan dapat

miningkatkan market share bank syariah. Selain melakukan pembiayaan

sindikasi dengan sesama lembaga keuangan syariah, BNI Syariah juga

harus melakukan pembiayaan sindikasi dengan bank konvensional, agar

dapat memperoleh pengalaman dari bank-bank konvensional yang

membidangi dalam hal kredit sindikasi dan untuk memperluas jaringan.

2. Bank BNI Syariah diharapkan dapat mengembangkan akad-akad yang

digunakan dalam pembiayaan sindikasi, sehingga dapat menangkap

peluang bisnis yang lebih luas lagi.

3. Bagi para peneliti lain yang ingin meneliti tentang pembiayaan sindikasi

dapat menggali informasi lebih dalam mengenai pembiayaan sindikasi ini

dari sisi hubungan bank syariah dengan bank konvensional dalam

mengadakan pembiayaan sindikasi, dari sisi pengaruh terhadap segi

ekonomi, dan dari aspek perjanjian-perjanjian dalam pembiayaan

sindikasi.

Page 110: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

100

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Widi. Syariah Bukopin Incar Sindikasi Proyek Hotel. Artikel diakses

pada 20 Maret 2015 dari

http://economy.okezone.com/read/2009/08/13/320/247816/320/syariah-

bukopin-incar-sindikasi-proyek-hotel.

Al Bira, Fadhil. Fasilitas Kredit Rp150 Miliar untuk Trigana Air. Artikel diakses

pada 20 Maret 2015 dari

http://news.kompas.com/read/2008/01/28/1850204/fasilitas.kredit.rp150.m

iliar.untuk.trigana.air.

Al-„Asqalani, Ibnu Hajar. Terjemah Bulughul Maram, cet. XXVII. Penerjemah A.

Hasan. Bandung: Diponogoro. 2006.

Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. Jakarta: Bumi Restu.

1976.

Amin, A. Riawan. Menata Perbakan Syariah di Indonesia, Cet. I. Jakarta: UIN

Press, 2009.

Amiruddin, Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2003.

Antonio, M. Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet. I. Jakarta: Gema

Insani Press. 2001.

Antonio, Syafi‟i. Bank Syariah: Dari teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Pers,

2001.

Bachtiar, Herlina Suryati. Aspek Legal Kredit Sindikasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002.

Budoyo, Budhiyono. “Kredit Sindikasi & Sindikasi Utang Melalui Pasar Modal”

Dalam Emmy Yuhassarie dan Tri Harnowo. ed., Kredit Sindikasi dan

Restruksurisasi: Prosiding Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah-

masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya. Jakarta: Pusat

Pengkajian Hukum, 2004.

Bukhari. Shahih Bukhari jilid 2. Beirut: Dar al-Fikr. 1995.

Dewan Syariah Nasional. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta:

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, 2006.

Page 111: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

101

__________ . “Fatwa DSN-MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang

Pembiayaan Sindikasi (Al-Tamwil Al-Mashrifi Al-Mujamma’)”. Diakses

pada 16 September 2015 dari www.dsnmui.or.id.

Endraswati, A.A. Mirah, I Ketut Sudantra. Kredit Sindikasi Sebagai Alternatif

Pembiayaan Kredit dalam Skala Besar. Bali: Hukum Bisnis Fakultas

Universitas Udayana, 2010.

Fatwa Ekonomi Syari‟ah di Indonesia. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015 dari

http//www.iaeipusat.org.

Harahap, Mulia Pandapotan. Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Kredit

Sindikasi Berdasarkan Hukum Kontrak (Studi Kasus PT. Bank Sumut).

Tesis S2 Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan: 2012.

Hardjasumantri, Irma “Bentuk-Bentuk Perjanjian Kredit Sindikasi, Tugas dan

Wewenang Pihak-Pihak dalam Sindikasi serta Kewenangan Mengajukan

Gugatan dalam Kredit Sindikasi.” Dalam Lokakarya Terbatas Masalah-

masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya. Jakarta: Pusat

Pengkasjian Hukum, 2004.

K. Lewis, Mervyn. Financial Intermediaries. Vermont: Edward Elgar Publishing

Limited, 1995.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2005.

Kurniawan, Fanny. Penerapan Hak Jaminan Dalam Kepailitan. Yogyakarta,

2004.

Lathif, Ah. Azharuddin. Fiqh Muamalah. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005.

Mardalis. Metode Penelitian - Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,

2007.

Mufti, Aries dan Sula, Muhammad Syakir. Amanah bagi Bangsa Konsep Sistem

Ekonomi Syariah. Jakarta:Masyarakat Ekonomi Syariah. 2007.

Muhammad, Abdul Kadir, dkk. Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. Bandung:

PT. Citra Bakti, 2004.

Muhammad. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,

Cet. I. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Page 112: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

102

Nazir, Muh. Metode Penelitian, cetakan ketiga. Jakata: Ghalia Indonesia, 1988.

Pratiwi, Rianti. “Tantangan Pengembangan Pembiayaan Sindikasi Syariah”.

Artikel diakses pada tanggal 21 Maret 2015 dari

http://blog.mysharing.com/tantanganpengembangan-pembiayaan-

sindikasi-syariah/

PT. Bank BNI Syariah. “Laporan Tahunan Bank BNI Syariah 2014 Annual

Report”. Jakarta: PT. Bank BNI Syariah. 2014”

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. 2005.

Putra, Idris Rusadi. BNI Syariah Pimpin Sindikasi Pembiayaan Rumah Sakit Rp

117 M. Artikel diakses pada 20 Maret 2015 dari

http://www.merdeka.com/uang/bni-syariah-pimpin-sindikasi-pembiayaan-

rumah-sakit-rp-117-m.html.

Rachmadi, Usman. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pusaka Utama, 2003.

Razi, Fachruddin. Pemberian Kredit Sindikasi dan Permasalahannya pada

Lembaga Perbankan. Jambi: Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, 2009.

Respati, Yogie. Empat Bank Syariah Biayai Tanker. Artikel diakses pada 20

Maret 2015 dari http://www.bankmuamalat.co.id/berita/detail/empat-bank-

syariah-biayai-tanker.

Sjahdeini, Sutan Remi. Hak Jaminan Dan Kepailitan, Dalam Transaksi Berjamin

(Secured Transaction). Jakarta: PT. Kreatama, 2008.

Sjahdeini, Sutan Remi. Kredit Sindikasi Proses, Teknik Pemberian, dan Aspek

Hukumnya. Jakarta: Grafiti, 2010.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1984.

Soemitra, Andri. Bank&Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1. Jakarta:

Kencana, 2009.

Subagyo. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-2. Yogyakarta: STIE

YKPN, 2005.

Page 113: KEBIJAKAN PT. BANK BNI SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Bank BNI Syariah, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bisa melaksanakan

103

Suma, Muhammad Amin. Himpunan Undang-Undang Perdata Islam &

Peraturan Pelaksanaan Lainnya di Negara Hukum Indonesia, cet. II.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.

Syabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah Jilid 13. Penerjemah Kamaluddin A. Marzuki.

Bandung: PT Alma‟arif. 1996.

Tanjung, Hapsari. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam

Negri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Thabrani, Al-Hafiz Abi Qasim Sulaiman bin Ahmad. Al-Mu’jam Al-Ausat. Kairo:

Dar al-Hadits. 1996.

Wawancara pribadi dengan Doli Ahdar Furqoni Matondang. Account Officer

Commercial & Small Division Kantor Pusat BNI Syariah. Jakarta. 9 Juni

2016.

Wibawa, M. Nuzul. “Co- Financing Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam Perspektif Hukum Kontrak (Perbenturan Antara Sistem

Pembiayaan Konvensional dan Sistem Pembiayaan Syariah dalam

Perjanjian Kredit Sindikasi).” Tesis S2 Program Magister Ilmu Hukum,

Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2006.

Wicaksono, Budi. “Kredit Sindikasi”. Basic Training Syndication. Jakarta:

Desember 2009.

Wijaya, Krisna. Reformasi Perbankan Nasional. Jakarta: Harian Kompas, 2000.

Wiryoto, Arinto. “Pembiayaan Sindikasi”. Seminar Project Finance & Loan

Syndication. 25-27 November 2009.