kebijakan pembangunan spbn/spdn dalam...

38
PT Pertamina (Persero) Jln. Medan Merdeka Timur No.1A Jakarta 10110 Telp (62-21) 381 5111 Fax (62-21) 384 6865 http://www.pertamina.com Jakarta, 30 Mei 2016 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BBM BAGI NELAYAN

Upload: ngoquynh

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

PT Pertamina (Persero)

Jln. Medan Merdeka Timur No.1A Jakarta 10110

Telp (62-21) 381 5111 Fax (62-21) 384 6865

http://www.pertamina.com

Jakarta, 30 Mei 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BBM BAGI NELAYAN

Page 2: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

2

Peran KKP, BPH Migas dan Pertamina dalam

Pelaksanaan Pelayanan BBM Subsidi untuk Nelayan :

BPH Migas

Kementrian

KP

Pertamina

• Menentukan Kuota BBM Bersubsidi untuk sektor

Nelayan di seluruh Indonesia

• Mengkoordinasikan kegiatan pengawasan

penyaluran BBM bersubsidi untuk Nelayan

• Menentukan lokasi-lokasi sentra nelayan yang

membutuhkan pelayanan BBM bersubsidi

• Merekomendasikan titik lokasi dan calon pengelola

lembaga penyalur khusus nelayan

• Mengevaluasi kebutuhan BBM nelayan secara akurat

berdasarkan data jumlah kapal nelayan dan data

pendukung lainnya

• Memastikan BBM bersubsidi untuk nelayan

tersalurkan dengan baik sesuai kuota yang

ditetapkan ke lembaga penyalur yang ditunjuk

• Membentuk Lembaga Penyalur untuk nelayan di

lokasi yang direkomendasikan oleh KKP

Page 3: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

3

SPBU : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, melayani

konsumen kendaraan bermotor dan konsumen pengguna

lainnya yang berhak sesuai ketetentuan, khususnya di darat.

APMS : Agen Premium dan Minyak Solar,

merupakan cikal bakal SPBU, melayani konsumen

pengguna di daerah terpencil

JENIS LEMBAGA PENYALUR PERTAMINA YANG MELAYANI KEBUTUHAN

BBM PSO UNTUK NELAYAN

SPBN : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan, melayani

konsumen Nelayan dan Usaha Perikanan

SPDN : Solar Packed Dealer Nelayan,

merupakan Cikal Bakal SPBN, melayani

konsumen Nelayan dan usaha Perikanan

SPBB : Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Bunker,

melayani pengisian Bahan Bakar untuk Bungker pada

konsumen yang berhak sesuai ketentuan.

Page 4: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

4

REALISASI VOLUME PENYALURAN PREMIUM & SOLAR SUBSIDI NASIONAL

UNTUK NELAYAN TAHUN 2008 - 2015

- Volume Kebutuhan Nelayan per tahun (Data KKP Tahun 2014) : 2.795.147 KL (termasuk

kebutuhan Kapal Nelayan > 30 GT)

- Penurunan konsumsi pada tahun 2015, karena kebijakan pelarangan kapal nelayan > 30 GT

menggunakan BBM Bersubsidi

Note : Data diunduh dari SAP BI dipadukan dengan laporan Sales di Region

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

SPBN

68.016

84.682

98.173

100.016

161.876

120.035

128.286

112.136

SPDN

92.283

107.328

124.427

18.397

297.756

242.865

257.940

239.675

SPBB

260.248

24.354

279.235

296.348

479.639

324.469

304.731

183.327

SPBU / APMS

Laut 113.628 115.681

136.601

466.149

754.462

970.063

975.829

870.681

TBBM

130.229

143.891

100.148

127.444

206.268

131.040

130.918

92.992

Total

664.404

475.936

738.584

1.008.354

1.900.001

1.788.472

1.797.704

1.498.810

Page 5: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

SEBARAN LEMBAGA PENYALUR NELAYAN

September 1999

DOMESTIC MARKETING & SUPLYDOMESTIC MARKETING & SUPLY

AND DITRIBUTION PATERNAND DITRIBUTION PATERN

S U

M A

T E

R A

IRIAN

JAYA

SULAWESI

KALIMANTAN

SOUTH CHINA SEA

JAWA SEA

BANDA SEA

PACIFIC OCEAN

N

SIS-DIS\MAS TER\ MAP\IN\ 5/9 6

EX. REFINERY

EX. SUPPL Y POINT

PI PE LINES

EX. TRANSIT TERMNAL

DOWN

STREAM

MOR I

MOR II

MOR III

MOR IV

MOR V

MOR VI

MOR VII

Marketing Operation

Region

MOR VIII

JENIS PENYALUR MOR I MOR II MOR III MOR IV MOR V MOR VI MOR VII MOR VIII TOTAL

1. SPBB 12 7 6 4 9 19 1 0 58

2. SPBN 2 7 3 11 4 6 4 6 43

3.SPDN 44 27 14 18 45 23 62 23 256

TOTAL 58 41 23 33 58 48 67 29 357

Page 6: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

JUMLAH SPBU & APMS YANG MELAYANI NELAYAN

Jumlah Lembaga Penyalur Jenis Lembaga Penyalur

Row Labels APMS SPBU Grand Total

Region I 66 91 157

Aceh 6 39 45

Kepulauan Riau 19 9 28

Riau 26 26

Sumatera Barat 1 10 11

Sumatera Utara 14 33 47

Region II 32 21 53

Bangka Belitung 24 7 31

Bengkulu 6 6

Lampung 4 8 12

Sumatera Selatan 4 4

Region III 57 57

Banten 8 8

Jawa Barat 49 49

Region IV 31 31

DI Yogyakarta 8 8

Jawa Tengah 23 23

Region V 33 126 159

Bali 6 6

Jawa Timur 9 72 81

NTB 32 32

NTT 18 22 40

Jumlah Lembaga Penyalur Jenis Lembaga Penyalur

Row Labels APMS SPBU Grand Total

Region VI 90 20 110

Kalimantan Barat 7 7 14

Kalimantan Selatan 3 13 16

Kalimantan Tengah 22 22

Kalimantan Timur 58 58

Region VII 89 125 214

Gorontalo 1 1

Sulawesi Barat 4 4

Sulawesi Selatan 12 74 86

Sulawesi Tengah 28 26 54

Sulawesi Tenggara 44 10 54

Sulawesi Utara 5 10 15

Region VIII 77 10 87

Maluku 25 2 27

Maluku Utara 20 4 24

Papua 19 2 21

Papua Barat 13 2 15

Grand Total 387 481 868

Selain SPDN/SPBN/SPBB, kebutuhan BBM untuk nelayan selama ini juga dilayani melalui 868 SPBU

dan APMS yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total penyaluran +/- 870.681 KL Premium

dan Solar per Tahun

Page 7: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

7

DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI

UNTUK NELAYAN

1. Sulitnya menetapkan jumlah kebutuhan BBM yang tepat bagi kapal-

kapal ikan, dikarenakan tidak ada/ sulitnya mendapatkan data kapal

dan data operasionalnya yang valid dari pihak nelayan maupun

Instansi yang terkait

2. Kesulitan Nelayan dalam memperoleh surat rekomendasi pembelian

BBM subsidi dari instansi terkait.

3. Alokasi yang diberikan untuk SPDN seringkali sudah habis di

pertengahan bulan (atau sebaliknya), hal ini terkait dengan musim

melaut nelayan

4. Adanya perpindahan kelompok nelayan ke lokasi lain (sesuai dengan

musim) sehingga menyulitkan penetapan alokasi secara tetap di

suatu wilayah Kab/Kota tertentu.

5. Skema pembelian BBM oleh Nelayan Umumnya BBM dibeli oleh

juragan yang selanjutnya menyuplai paket BBM dan sembako kepada

Nelayan.

Page 8: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

8

Page 9: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

9

Page 10: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

10

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN BBM SUBSIDI

UNTUK NELAYAN

1. Menambah lembaga penyalur nelayan baru (SPDN/SPBN) di sentra

nelayan yang belum tersedia lembaga penyalur khusus nelayan.

2. Untuk daerah-daerah yang belum tersedia SPDN/SPBN, Nelayan tetap

dapat membeli BBM di SPBU/APMS dengan Surat Rekomendasi dari

Instansi Teknis terkait (DKP) sesuai ketentuan Pemerintah

3. Berkoordinasi dengan BPH Migas dan KKP untuk menetapkan kuota

BBM Subsidi khusus Nelayan dan selanjutnya mengalokasikan kuota

tersebut ke masing-masing wilayah Kabupaten/Kota sesuai data

kebutuhan nelayan yang riil

4. Dalam rangka memastikan penyaluran BBM Subsidi untuk Nelayan

tepat sasaran, Pertamina bekerjasama dengan BRI dan KKP telah

mengujicobakan sistem pembayaran non cash dengan “Fuel Card” di

beberapa wilayah.

Page 11: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

11

PROSEDUR PERIJINAN DAN PEMBANGUNAN SPDN/SPBN

Calon Pengusaha

Mengajukan Surat ke

Pertamina (GM Fuel Retail

Marketing Region),

dilengkapi :

1. Fotocopy KTP

2. Denah rencana

SPDN/SPBN

3. Akta kepemilikan tanah

4. Surat Rekomendasi

DKP Kab/Kota dan

Provinsi

5. Surat Rekomendasi KKP

Dirjen KP3K

Evaluasi oleh Pertamina

Dengan mempertimbangkan

aspek :

1. Ketersediaan kuota BBM

PSO

2. Kelayakan Operasi

3. Keberadaan lembaga

penyalur lain

4. Potensi pasar

5. Perkembangan daerah

6. Dll.

Jika disetujui

Surat dari Pertamina untuk meminta

kelengkapan administrasi

(Izin Pemda, SITU, SIUP dll).

Calon Pengusaha melengkapi

persyaratan administrasi dalam batas

waktu yang ditentukan.

Pertamina menerbitkan Surat

Persetujuan Pembangunan dan

gambar teknik SPDN/SPBN

Calon Pengusaha membangun

SPDN/SPBN sesuai standar dan batas

waktu yang ditentukan.

Jika lengkap

Pertamina memeriksa fisik bangunan

SPDN/SPBN, aspek teknik,dan HSSE.

Jika sesuai standar

Kontrak dan Surat

Persetujuan Operasi

SPDN/SPBN.

Operasional

Page 12: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

12

STANDAR FORMAT FISIK SPDN TYPE B

Page 13: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

13

Contoh SPDN

SPDN

SPBB

Page 14: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

14

Contoh SPBN - SPBB

Page 15: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

15

PENENTUAN QUOTA SPDN / SPBN

Pihak DKP merekomendasikan kebutuhan BBM di sentra nelayan berdasarkan hasil verifikasi

kebutuhan nelayan

Berdasarkan hasil pengecekan lapangan petugas Pertamina serta data jumlah dan jenis kapal

yang sudah diverifikasi oleh DKP dilakukan perhitungan perkiraan kebutuhan nelayan, dengan

formula sbb :

Jumlah Kebutuhan Nelayan dipengaruhi oleh: Kapasitasitas Mesin, Jumlah Mesin, Waktu

Melaut/Trip, dan Jumlah hari Efektif Melaut

Dimana :

α = angka konstanta jenis BBM (ditetapkan 0,16)

KM = Kapasitas mesin (HP),

JM = jumlah mesin,

LP = lama mesin bekerja (jam),

µ = efisiensi (ditetapkan 0,8)

Volume = α X (KM x JM) X LP x µ

Evaluasi Kebutuhan nelayan dilakukan 3 (tiga) bulan sekali dengan mempertimbangkan :

• Data Realisasi 3 bulan terakhir (data historis)

• Musim Melaut

• Perkembangan Jumlah Kapal Nelayan, berdasarkan rekomendasi dari DKP

Dengan pertimbangan diatas, setiap 3 bulan alokasi untuk SPDN/SPBN disesuaikan sesuai

kebutuhan

1. TAHAP AWAL (PENENTUAN QUOTA SPDN/SPBN BARU)

2. TAHAP EVALUASI (3 BULANAN)

Page 16: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

TERIMA KASIH

Page 17: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

17

REALISASI PENYALURAN BBM PSO UNTUK NELAYAN PER REGION

TAHUN 2015

Note : Data diunduh dari SAP BI dipadukan dengan laporan Sales di Region

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

PREMIUM

(KL)

SOLAR/BIO

(KL)

I 3.824 5.942 1.494 31.665 - 3.924 700 44.875 3.046 113.623 - 4.474 9.064 204.503

II 1.550 1.008 2.582 10.172 300 12.992 1.104 19.918 3.660 - - 2.498 9.195 46.587

III - - - 82.756 - 8.444 - 18.884 - 218.657 - 16.847 - 345.588

IV - - - 13.723 - 54.528 4.040 32.160 994 3.819 - 3.007 5.034 107.237

V 7.186 665 - 17.893 2.202 6.906 8.292 39.202 - 289.713 - 25.933 17.680 380.311

VI 768 7.222 3.485 15.698 576 6.727 - 14.332 4.766 51.828 - 7.491 9.594 103.299

VII 6.759 1.411 - 3.859 891 6.941 696 30.694 83.945 23.083 - 24.214 92.291 90.201

VIII 7.327 6.647 - - 4.785 2.920 12.685 12.093 9.009 14.230 - 8.529 33.806 44.419

TOTAL 27.414 22.894 7.560 175.767 8.754 103.382 27.517 212.158 105.420 714.954 - 92.992 176.665 1.322.146

TBBM TOTAL

MOR

APMS SPBB SPBN SPDN SPBU

REALISASI PENYALURAN BBM PSO UNTUK NELAYAN TAHUN 2015 :

• Premium : 176.665 KL

• M. Solar : 1.322.146 KL

Total : 1.498.810 KL

Page 18: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

18

REALISASI PENYALURAN BBM PSO UNTUK NELAYAN PER PROVINSI TAHUN

2015

Note : Data diunduh dari SAP BI dipadukan dengan laporan Sales di Region

PREMIUM PREMIUM PREMIUM PREMIUM PREMIUM TOTAL SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO SOLAR/BIO

SPBU APMS SPBB SPDN SPBN PREMIUM SPBU APMS SPBB SPDN SPBN PerikananAngkutan

LautTOTAL

I Nanggroe Aceh Daruss - - - - - - 5.813 196 - 9.521 3.924 - 454 19.908

I Sumatera Utara - - - - - - 86.381 2.389 11.128 24.173 - - 665 124.737

I Sumatera Barat - - - 700 - 700 18.943 146 - 6.017 - - 486 25.591

I Riau - 3.137 - - - 3.137 - - 5.282 2.316 - - 403 8.001

I Kepulauan Riau 3.046 688 1.494 - - 5.228 2.486 3.211 15.254 2.848 - - 2.466 26.265

II Jambi - - - - - - - - 30 435 2.144 - - 2.609

II Bengkulu 2.176 - - - - 2.176 - - - 4.584 - - 140 4.724

II Sumatera Selatan 1.484 - 2.582 - - 4.065 - 1.008 10.142 - - - 393 11.543

II Bangka-Belitung - 896 - 1.104 300 2.300 - - - 14.899 6.911 - 1.550 23.360

II Lampung - 654 - - - 654 - - - - 3.937 - 414 4.351

III DKI Jakarta - - - - - - - - 33.523 1.872 - - 16.847 52.242

III Banten - - - - - - 35.136 - 46.675 8.744 2.248 - - 92.803

III Jaw a Barat - - - - - - 183.521 - 2.558 8.268 6.196 - - 200.544

IV Jaw a Tengah - - - 4.040 - 4.040 - - 13.723 32.160 54.528 - 3.007 103.418

IV DI Yogyakarta 994 - - - - 994 3.819 - - - - - - 3.819

V Jaw a Timur - 5.147 - 4.248 - 9.395 280.659 265 12.094 29.520 4.064 20 17.556 344.178

V Bali - - - 3.520 - 3.520 4.040 - 5.799 1.448 2.384 - 2.717 16.388

V Nusa Tenggara Barat - - - 64 2.202 2.266 2.720 - - 1.928 458 - 3.609 8.715

V Nusa Tenggara Timur - 2.039 - 460 - 2.499 2.294 400 - 6.306 - 410 1.620 11.030

VI Kalimantan Barat - - 493 - 72 565 41.918 2.768 8.349 7.332 4.481 - 864 65.712

VI Kalimantan Tengah - - 45 - - 45 2.276 1.626 2.847 2.565 - - 442 9.756

VI Kalimantan Selatan - - - - - - 4.542 329 - 3.200 790 - 1.715 10.576

VI Kalimantan Timur 4.354 - - - 504 4.858 2.979 1.852 2.941 645 1.456 - 4.260 14.133

VI Kalimantan Utara 412 768 2.947 - - 4.127 114 648 1.562 590 - - 209 3.122

VII Sulaw esi Utara - - - 568 - 568 1.725 103 2.381 6.336 - 70 6.801 17.416

VII Gorontalo 1.252 36 - - - 1.288 598 16 - 899 - - 320 1.833

VII Sulaw esi Tengah 6.362 313 - - - 6.675 2.392 313 499 626 - - 883 4.714

VII Sulaw esi Tenggara 56.917 6.061 - 128 512 63.618 1.278 555 - 5.774 6.501 434 3.586 18.127

VII Sulaw esi Selatan 19.414 349 - - 379 20.141 7.484 337 979 16.595 440 - 12.120 37.955

VII Sulaw esi Barat - - - - - - 9.606 87 - 464 - - - 10.157

VIII Maluku 4.872 4.772 - 515 155 10.314 4.301 2.871 - 2.670 415 26 3.517 13.800

VIII Maluku Utara 3.452 2.081 - 235 865 6.633 4.085 2.340 - 2.790 995 - 1.893 12.103

VIII Papua - - - 5.140 2.565 7.705 1.370 1.078 - 4.458 1.030 - 1.205 9.140

VIII Papua Barat 685 475 - 6.795 1.200 9.154 4.474 359 - 2.175 480 (20) 1.908 9.376

105.420 27.414 7.560 27.517 8.754 176.665 714.954 22.894 175.767 212.158 103.382 940 92.052 1.322.146 TOTAL

PROVINSIMOR

Page 19: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

19

BESARAN MARGIN YANG DIBERIKAN UNTUK

LEMBAGA PENYALUR NON SPBU

Page 20: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

20

Sumber Data : Kementerian Kelautan dan Perikanan

URAIAN JUMLAH KEBUTUHAN (KL)

Perikanan Tangkap 395.975 unit 2.195.147

• Kapal Motor < 30 GT 391.208 unit 940.366

• Kapal Motor Tempel 231.333 unit 74.619

• Kapal Motor (< 5 GT) 110.163 unit 122.593

• Kapal Motor (5 – 10 GT) 31.460 unit 123.126

• Kapal Motor (10 – 20 GT) 10.988 unit 323.239

• Kapal Motor (20 – 30 GT) 7.264 unit 296.790

• Kapal Motor > 30 GT 4.767 unit 1.254.781

• Kapal Motor ( > 30 – 60 GT) 1.434 unit 148.331

• Kapal Motor > 60 – 100 GT 1.311 unit 435.210

• Kapal Motor > 100 GT 2.022 unit 671.240

Perikanan Budidaya 600.000

JUMLAH 2.795.147

KEBUTUHAN BBM NELAYAN TAHUN 2014

Page 21: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

21

Mekanisme Pembelian BBM PSO oleh Nelayan dengan Fuel card

Transaksi Menu :

Payment BBM Subsidi

Isi BBM

SPBB SPDN

SPBN

Page 22: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

22

Detail Mekanisme Transaksi

Pemegang Nelayan

Pemegan

g SPDN/SPBN/

SPBB Pemegan

g BANK

Pemegan

g Pertamina

Mentransaksikan

“Fuel Card"

Transaksi

Menggunakan

Menu Subsidi

Sukses

Melakukan

Pengisian BBM

Menerima Kembali

“Fuel Card"

Menerima Data

Settlement

Proses Settlement

dan Validasi

Transaksi

Reporting

Pelimpahan Ke

Rekening

Menerima Rekap

Transaksi Per

Periode

Melakukan

Settlement

Mekanisme Pembelian BBM PSO oleh Nelayan

dengan Fuel card

Page 23: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Design SPBU Transportable Untuk Nelayan

(SPDN Tranportable)

Page 24: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

24

LATAR BELAKANG PELAYANAN BBM

MELALUI SPBU-T UNTUK NELAYAN

• Lembaga penyalur pelayanan BBM kepada nelayan belum

tersedia di semua daerah.

• Harga jual BBM kepada nelayan di beberapa tempat lebih

tinggi dari harga Perpres. Karena mereka membeli melalui

pengecer/ tengkulak.

• Nelayan harus mengeluarkan biaya tambahan (ongkos angkut

ke lokasi sentra nelayan) jika membeli melalui SPBU

• Perlunya lembaga penyalur resmi yang dibuat khusus melayani

kebutuhan BBM nelayan sesuai dengan harga Perpres dan

menyebar disemua Sentra Nelayan

Page 25: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

25

CONTOH SPBU-T

EXISTING

Sarfas Pelayanan SPBU-T :

• Kapasitas tangki Timbun 8 KL

• Pompa Dispenser 2 Nozle

• Omzet BBM Kurang dari 5 KL

• Berada di daerah terpencil

• Luas lahan +/- 400 meter persegi

• Jaringan listrik/genset 20 KVA

• Harga jual sesuai dengan Perpres

• Biaya Investasi sekitar 500 juta

(diluar tanah dan perizinan)

Page 26: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

26

PERSYARATAN LOKASI SPBU-T

UNTUK NELAYAN

• Berada di daerah sentra-sentra nelayan / PPI / TPI / Lokasi Budidaya

Perikanan

• Jumlah kebutuhan nelayan di bawah 6 KL/hari

• Jalan menuju lokasi dapat dilalui oleh mobil truck trailer pembawa

kontainer 20 feet (untuk mobilisasi fasilitas) dan mobil tangki BBM

(untuk supply BBM-nya)

• Untuk sentra nelayan yang sulit dilalui mobil tangki, lokasi

penempatan SPBU-T diprioritaskan di dekat lokasi SPBU yang

selama ini menjadi tempat pengambilan BBM oleh Nelayan

• Perlu Ditetapkan alokasi BBM Solar subsidi khusus untuk nelayan yang

akan dialokasikan untuk rencana penambahan SPBU-T khusus nelayan

Page 27: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

27

BIAYA PEMBANGUNAN @SPBU-T RP. 494,010,000

ESTIMASI BIAYA PENYIAPAN LOKASI & MOBILISASI SARFAS RP. 100,000,000

TOTAL INVESTASI @SPBU-T RP. 594,010,000

ESTIMASI BIAYA INVESTASI

SPBU-T NELAYAN

Anggaran PKBL PERTAMINA Tersedia Rp. 250 Miliar,

hanya cukup untuk pembangunan sekitar 421 SPBU-T

Page 28: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

28

STANDAR FORMAT FISIK SPDN Transportable

Page 29: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

29

STANDAR FORMAT FISIK SPDN Transportable

Page 30: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Konversi BBM ke LPG u Nelayan Kecil

Page 31: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Dasar Hukum Penugasan

Keputusan Menteri ESDM Nomor 537K/12/MEM/2016

Penugasan Kepada Pertamina Dalam Penyediaan dan Pendistribusian Paket Perdana LPG Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil Tahun 2016

Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2015

Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil

Page 32: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

PELAKSANAAN KONVERSI MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Lembaga

Kementrian ESDM

Kementrian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Kementrian Perindustrian

Kementrian Perdagangan

Kementrian Keuangan

Kementrian Kelautan dan

Perikanan

Pertamina

Koordinator Program Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan.

Sosialisasi, Penetapan Data Calon Penerima, Pengawasan dan

Verifikasi atas Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tabung 3 kg

Pengawasan terhadap tabung LPG

Ijin Industri dan Spesifikasi Material (tabung LPG 3 kg, Kompor,

Regulator, Selang dan Konverter Kit)

Pengawasan terhadap barang yang beredar dan impor

Alokasi Anggaran paket Perdana Konversi BBM ke LPG untuk

Nelayan dan penggantian Subsidi LPG 3 kg

Koordinasi data nelayan calon penerima paket Perdana Konversi

BBM ke LPG untuk Nelayan

• Pengadaan & Pendistribusikan paket Perdana LPG 3 kg

• Pengisian ulang produk LPG 3kg,

• Suplai dan distribusi LPG 3 kg sampai kepada Agen

Fungsi

Pemerintah Daerah Koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan konversi di daerah dan

Penyedia data nelayan calon penerima paket Perdana

Page 33: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Kriteria Calon Penerima Paket Perdana

Kapal perikanan nelayan kecil yang menggunakan mesin motor

tempel dan/atau mesin dalam yang beroperasi harian

• Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang

digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi

penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan,

pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi

perikanan.

• Nelayan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

yang menggunakan Kapal Perikanan berukuran paling besar 5

(lima) gross ton (GT).

• Legalitas penerima Paket Perdana adalah nama calon penerima

paket perdana yang telah ditetapkan oleh dinas yang membidangi

kelautan dan perikanan didaerah terpilih.

Page 34: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Data Calon Penerima Paket Perdana

• Data Calon Penerima Paket Perdana (“DCPPP”) adalah daftar calon

penerima paket perdana yang ditetapkan oleh Dinas yang

membidangi kelautan dan perikanan di daerah terpilih yang

merupakan nelayan pemilik kapal/perahu motor dibawah/sama

dengan 5 GT di daerah terpilih yang bersedia berpartisipasi dalam

Pilot Project Konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan Kecil.

• Apabila ada usulan perubahan daerah (Kabupaten/Kota) dan/atau

jumlah paket perdana dari Pemerintah Daerah, maka Direktur

Jenderal Minyak dan Gas Bumi KESDM menetapkan perubahan

daerah (Kabupaten/Kota) dan jumlah paket perdana setelah

dilakukan verifikasi oleh Ditjen Migas KESDM terhadap calon

penerima paket perdana pada daerah yang akan ditetapkan dengan

ketentuan sepanjang biayanya tidak melebihi pagu anggaran yang

ditetapkan.

Page 35: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Spesifikasi Teknis Paket Perdana

Page 36: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Rencana Wilayah Distribusi Paket

Wilayah Est. Jumlah Paket

CILACAP 900

DEMAK 250

TUBAN 350

CIREBON 180

KARANGASEM 2,340

SUKABUMI 950

JAKARTA UTARA 20

PEMALANG 10

TOTAL 5,000

Page 37: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Timeline Pelaksanaan

No Kegiatan PIC 2016

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des

1 Koordinasi dengan Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan di Daerah calon penerima paket terpilih dan instansi terkait

ESDM

2 Pembahasan Kontrak, SOP Kegiatan Pilot Project Konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan

ESDM PTMN

3 Penetapan calon penerima paket perdana LPG Untuk kapal nelayan ESDM 4

Penetapan Keputusan Menteri ESDM tentang Penugasan Kepada PT PERTAMINA (PERSERO)

ESDM

5 Penandatanganan Kontrak dan SOP kegiatan pilot project konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan

ESDM PTMN

6 Lelang Pengadaan dan Pendistribusian paket perdana lpg untuk kapal nelayan PTMN

7 Sosialisasi konversi kapal nelayan penerima paket perdana LPG ESDM

8 Distribusi dan Pemasangan PTMN (vendor)

9 Verifikasi dan Pengawasan ESDM

Page 38: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SPBN/SPDN DALAM …kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/06/PERTAMINA-Persero.pdf · 7 DINAMIKA DALAM PENYALURAN BBM SUBSIDI UNTUK NELAYAN 1. Sulitnya menetapkan

Tantangan dan Dukungan

• Mengingat penggunaan tabung 3kg, maka perluasan

wilayah mengikuti daerah terkonversi Mitan ke LPG.

• Ketepatan Data calon penerima paket perdana untuk

distribusi tepat sasaran.

• Penyediaan refill LPG 3kg melalui Pangkalan LPG

mengikuti sistem distribusi LPG 3kg.

• Dukungan tenaga penyuluh dari Ditjen Migas ESDM dan

Dinas Perikanan setempat dan Monitoring secara

berkala