evaluasi pembiayaan musyarakah dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

116
EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM MEMBERDAYAKAN UMKM PADA BPRS CILEGON MANDIRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Sintia Fajar NIM : 1113053000033 KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA 1439 M/2018 H

Upload: others

Post on 19-Jun-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

DALAM MEMBERDAYAKAN UMKM

PADA BPRS CILEGON MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Sintia Fajar

NIM : 1113053000033

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

1439 M/2018 H

Page 2: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 3: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 4: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 5: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

iii

ABSTRAK

Sintia Fajar (1113053000033) Evaluasi Pembiayaan Musyarakah dalam

memberdayakan UMKM Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon

Mandiri, Pembimbing H. Mulkanasir, BA, S.Pd MM.

Dalam perspektif dunia usaha, diakui bahwa UMKM memainkan peran

penting di dalam pertumbuhan ekonomi, namun pada sektor ini mempunyai

masalah utama yaitu berupa akses permodalan. Dengan begitu bsnysk sekali

pelaku usaha yang membutuhkan pembiayaan yaitu dengan mengajukan

pembiayaan terhadap lembaga keuangan syariah salah satunya ialah BPRS

Cilegon Mandiri. BPRS merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang

mendistribusikan pembiayaan. Dalam meningkatkan efektifitas bisnisnya bank

memiliki beragam jenis pembiayaan yang salah satunya adalah pembiayaan

musyarakah, yang difokuskan pada sektor UMKM disisi lain yang harus diketahui

bahwa pada penyaluran terdapat hambatan dan masalah-masalah yang perlu

diselesaikan karena masalah yang terjadi pada penyaluran pembiayaan

berpengaruh terhadap efektifitas BPRS.

Rumusan masalah dalm penelitian ini adalah bagaimana evaluasi

penyaluran pembiayaan dalam musyarakah dalam memberdayakan UMKM pada

BPRS Cilegon Mandiri dan bagaimana hambatan dan solusi dalam penyaluran

pembiayaan dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi

penyaluran pembiayaan serta hambatan dan solusi yang dilakukan BPRS Cilegon

Mandiri dalam memberdayakan UMKM.

Metodologi penelitian ini adalah penelitian lapangan/studi lapangan. Jenis

data dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber, yaitu data primer yang diperoleh

dengan teknik wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari literatur

kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik obesrvasi, wawancara,

dan daftar pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa evaluasi penyaluran pembiayaan

musyarakah pada BPRS Cilegon mandiri yang mengacu pada tiga bentuk evaluasi

pembiayaan sudah berjalan secara efektif dengan begitu hasil yang didapat pihak

BPRS Cilegon Mandiri mencapai target pada 3 tahun terakhir ini dengan begitu

pendapatan yang diperoleh pihak bank sesaui dengan target bahkan melebihi

pencapaian target. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nasabah 3 tahun terakhir ini

pada tahun 2014 jumlah nasabah 40 orang, tahun 2015 52 orang dan pada tahun

2016 70 orang. Hambatan ini sering terjadi pada pelaku UMKM maka dari itu

BPRS perlu melakukan sosialiasi langsung terhadap calon nasabah serta

melakukan rekstrukturisasi pada nasabah yang tidak konsisten.

Kata Kunci : Evaluasi Pembiayaan, Musyarakah

Page 6: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, sebab atas kehendak-

Nya penyusunan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Banyak

rintangan serta hambatan yang penulis lalui, namun berkat Rahmat-Nya semua

dapat dilalui dengan baik. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya hingga

akhir zaman. Karena beliaulah suri tauladan yang baik bagi seluruh umat dan alam

semesta.

Penyusunan penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari banyak peran

yang membantu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat sehingga penulis mendapatkan kemudahan dan kelancaran, baik

secara moril maupun materil. Karena tanpa bantuan-bantuan tersebut tentunya

akan sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih serta menyampaikan penghargaan kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Suparto, Ph.D, selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Rhoudonah, MA, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, dan Dr. Suhaemi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., dan Drs. Sugiharto, M.A., selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen

Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah.

3. H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan mengenai penulisan skripsi dan rela

meluangkan waktunya demi memberikan arahan, petunjuk, serta saran

yang bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Tim Penguji Skripsi dalam sidang Munaqasyah, sehingga penulis

mendapatkan saran serta masukan untuk perbaikan skripsi.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan pengajaran serta ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada

penulis.

Page 7: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

v

6. Bapak Tb. Abdul Nasser, SE, MM (Direksi BPRS Cilegon Mandiri),

Bapak Muhriji (Kepala Bagian Sumber Daya Insani / Umum), serta

Bapak Ridwan Kusuma Atmanegara (Staff Marketing Lending yang

sebagai Pusat Permohonan Informas) BPRS Cilegon Mandiri yang

sudah bersedia meluangkan waktunya dalam membantu proses

penelitian dan pencarian data sehingga penulis dapat

menyelesaikannya.

7. Kepada kedua orang tua tercinta dan terkasih, Ibunda Nasihah dan

Ayahanda Nuryasin yang selalu dan tidak pernah berhenti mendoakan

dan memberikan nasihat serta motivasi kepada penulis untuk terus

menjadi orang yang haus akan ilmu. Kepada kakak tersayang, Nia

Kurniasih dan Dewi Yanti yang selalu mengingatkan skripsi serta

memberikan doa dan semangat kepada penulis.

8. Teman-teman terkasih dan tercinta Mutmainnah, Eva, Siska, Desi

Rahmawati, Dewi Lestari, Rosita, Ana Dzikriana, Nurhamni

Mawaddah yang selalu memberikan semangat, mengingatkan dikala

salah, dan mendengarkan curhatan penulis. Semoga tali silaturahmi ini

tidak pernah putus.

9. Kepada keluarga Bapak Syarif, Mama Nadirah dan Fahri yang selalu

memberikan semangat, dukungan serta doa agar skripsi ini cepat

terselesaikan dan berjalan dengan lancar.

10. Serta seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya,

namun tentu berperan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan juga

kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembacanya

terutama bagi penulis sendiri. Terima kasih.

Serang, 08 Januari 2018

Sintia Fajar

Page 8: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 6

1. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

2. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

C. Tujuan Penilitian ................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

E. Metodologi Penelitian ........................................................................ 8

1. Metode Penelitian........................................................................ 7

2. Sumber Data ................................................................................ 10

3. Subjek dan Objek Peneliatan ...................................................... 10

4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 10

5. Teknik Analisis Data .................................................................. 11

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI EVALUASI PEMBIAYAAN

MUSYARAKAH ................................................................................... 15

A. Evaluasi ............................................................................................ 15

1. Pengertian Evaluasi ....................................................................... 15

2. Bentuk-bentuk Evaluasi................................................................. 16

3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi .......................................................... 17

Page 9: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

vii

B. Pembiayaan ........................................................................................ 18

1. Pengertian Pembiayaan ................................................................. 18

2. Jenis-Jenis Pembiayaan ................................................................. 19

3. Tujuan Pembiayaan ....................................................................... 20

C. Evaluasi Pembiayaan ......................................................................... 21

1. Pengertian Evaluasi Pembiayaan.................................................... 21

2. Proses Evaluasi dan Penilaian ....................................................... 23

D. Musyarakah........................................................................................ 26

1. Pengertian Musyarakah................................................................. . 26

2. Rukun dan Syarat Musyarakah....................................................... 29

3. Jenis-Jenis Musyarakah................................................................... 30

4. Manfaat Pembiayaan Musyarakah ................................................. 33

E. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).................................... 33

1. Gambaran Umum UMKM ............................................................. 33

2. UU No. 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah ..................................................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM BPRS CILEGON MANDIRI ....................... 37

A. Sejarah Berdirinya BPRS Cilegon Mandiri ...................................... 37

B. Visi dan Misi Perushaan ................................................................... 38

C. Struktur Organisasi ........................................................................... 40

D. Produk-produk BPRS Cilegon Mandiri ........................................... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 56

A. Evaluasi Penyaluran Pembiayaan Musyarakah Pada BPRS

Cilegon Mandiri ................................................................................. 56

1. Evaluasi Awal Kegiatan .............................................................. 57

2. Evaluasi Formatif ........................................................................ 68

3. Evaluasi Sumatif ......................................................................... 70

B. Hambatan dan Solusi BPRS Cilegon Mandiri dalam

Memberdayakan UMKM ................................................................... 74

1. Hambatan yang dihadapi BPRS Cilegon mandiri ....................... 74

2. Upaya Penyelesaian Terhadap-Hambatan-Hambatan ................. 77

Page 10: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

viii

C. Analisis .............................................................................................. 78

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 82

A. Kesimpulan......................................................................................... 82

B. Saran-saran ......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 11: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

ix

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kriteria UMKM .................................................................................. 36

Tabel 4.1 Pembiayaan Musyarakah BPRS Cilegon Mandiri .............................. 72

Page 12: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

x

DAFTAR GAMBAR

Bagan 3.1 Struktur Organisasi ............................................................................. 42

Page 13: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam,

karenanya ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari

agama Islam. Sebagai derivasi dari agama islam, ekonomi

islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya.1

Di dalam sebuah system ekonomi terdapat tiga unsur

yang keberadaannya menjadi karakteristik dari system

ekonomi yang bersangkutan. Ketiga unsur tersebut adalah

produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam produksi terdapat

empat faktor yang paling penting yaitu faktor alam, tenaga

kerja, modal dan manajemen.2

Keempat faktor dalam produksi tersebut saling terkait

antara satu dan lainnya. Produksi memerlukan faktor alam

atau yang biasa disebut dengan bahan baku, bahan baku harus

dikelola agar bisa menjadi barang yang dapat diproduksi.

Namun, dalam proses produksi, yang tidak kalah pentingnya

adalah faktor modal, karena apabila tidak ada modal maka

produsen tidak akan bisa membeli bahan baku, juga tidak bisa

membayar upah tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut

dilengkapi dengan faktor keempat yaitu manajemen, karena

1Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI),

Ekonomi Islam (Jakarta: Universitas islam Indonesia Yogyakarta atas

kerjasama dengan Bank Indonesia, 2008), h.13 2 Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian U mat

(sebuah pengenalan) (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.26

Page 14: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

2

jika ketiga faktor tersebut ada namun manajemen tidak

berjalan dengan baik, maka usaha yang dilakukan pun tidak

akan berjalan dengan baik. Manajemen diatur sedemikian

rupa agar usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan dan

tidak mengalami kerugian.

Seringkali seseorang memiliki keahlian untuk

melakukan produksi namun terkendala modal, untuk itu

diperlukan lembaga keuangan yang bersedia memberikan

pinjaman untuk modal kerja. Pengusaha-pengusaha yang

memiliki perusahaan yang sudah besar sangat mudah

memperoleh bantuan dana dari bank, namun pengusaha-

pengusaha yang bergerak di UMKM, memerlukan dana untuk

modal sangat sulit didapatkan.

Perspektif dunia usaha, diakui bahwa Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran yang sangat

penting di dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,

tidak hanya di negara sedang berkembang, tapi juga di

Negara-negara maju. Di Negara maju, UMKM sangat penting

tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling

banyak tenaga kerja dibanding usaha besar, seperti halnya di

Negara sedang berkembang, tapi juga di banyak Negara.

Kontribusnya terhadap pembentukan/pertumbuhan Produk

Page 15: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

3

Domestik Bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi

dari usaha besar.3

Dalam konteks Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) adalah kelompok yang masih sangat

penting peranannya dalam pembangunan ekonomi nasional.

Pertama: karena UMKM masih menunjukan perannya

sebagai mesin penyerap tenaga kerja terbesar dan terbukti

dapat menggerakkan sector rill. Kedua: UMKM juga penting

dalam ekspor.4

Masalah utama berupa akses permodalan pada

UMKM ini dapat dikembangkan melalui linkage program

antara Bank Syari’ah dengan Lembaga Keuangan Mikro

Syari’ah (LKMS) yaitu, Baitul mal wa at Tamwil (BMT) dan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dengan

pendekatan sistem syariah terbukti LKMS mampu mengatasi

sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5

Dengan memahami persoalan yang melingkari usaha

ekonomi kecil yang dikemukakan di atas, maka kehadiran

lembaga keuangan Syari’ah merupakan momentum strategis

bagi upaya pembebasan masyarakat pengusaha kecil dari

3 Tulus H Tambunan. UMKM Di Indonesia (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2009), h.1 4 Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta:

UIN Press, 2009) , h.127 5 Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, h.128

Page 16: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

4

kesulitan pendanaan dalam mengembangkan usaha ekonomi

mereka.6

Sisi yang menarik dari kehadiran bank syari’ah adalah

cocern-nya terhadap ekonomi usaha mikro, kecil dan

menengah sebagai tonggak penyokong ekonomi nasional,

usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran yang sangat

signifikan bagi pencapaian program pemerintah dalam hal

mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.

Disisi lain bahwa bank syariah konsen terhadap hal yang

dibolehkan atau tidak. Sementara yang diketahui al-qur’an

dan hadits telah melarang dengan keras untuk melakukan

praktek –praktek riba dalam hal muamalah. Menyikapi hal

itu, Islam memberikan solusi terbaik untuk menjembatani

permasalahan bermuamalah dalam bidang ekonomi. Salah

satu solusi yang ditawarkan dalam Islam dalam rangka

bermuamalah adalah melalui kemitraan dan bagi hasil.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah merupakan salah

satu lembaga keuangan syariah baik makro maupun mikro

adalah mendistribusikan pembiayaan. Pembiayaan merupakan

salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

pihak yang merupakan defisit (kekurangan dalam kas

6 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan

di Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 128

Page 17: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

5

keuangan) unit.7 Bank harus benar-benar teliti dan selektif

dalam hal memberikan pembiayaan kepada calon debitur

yang mengajukan pembiayaan, bank harus melakukan

penilaian terlebih dahulu terhadap pembiayaan atau kredit

yang akan disalurkan.8 Hal tersebut perlu dilakukan oleh

pihak bank agar tidak terjadi hal-hal yang memberikan

kerugian untuk bank, seperti halnya debitur tidak mampu

membayar kembali kewajiban atau biasa sering dikenal

dengan istilah kredit macet. Dimana pada umumnya ketika

bank akan memberikan pembiayaan atau menyalurkan dana

kepada calon debitur, pihak bank menilai atau menganalisis

calon debitur tersebut dengan menggunakan prinsip 5C yaitu,

character, capacity, capital, collateral, dan condition of

economi.9

Dalam meningkatkan efektifitas bisnisnya, lembaga

keuangan syariah biasanya memiliki beragam jenis

pembiayaan yang salah satunya adalah pembiayaan

musyarakah. Musyarakah merupakan akad kerjasama antara

pemiliki modal yang mencampurkan modal mereka dengan

tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, para mitra

sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha

7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktek,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.160 8 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Ed.Revisi (Jakarta: Rajawali

Pers, 2012), h.136 9 .Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Ed Revisi (Jakarta : Raja Wali

Pers, 2012) h.136

Page 18: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

6

tertentu dan bekerja sama mengelola usaha tersebut. Modal

yang harus digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan bersama sehingga boleh digunakan untuk

kepentingan pribadi atau dipinjamkan pada pihak lain tanpa

seizin mitra yang lainnya.

Pembiayaan musyarakah banyak menghadapi

masalah-masalah yang perlu diselesaikan karena masalah

pembiayaan berpengaruh terhadap pendapatan BPRS. Untuk

mengetahui sejauh mana permasalahan pembiayaan secara

detail, maka diperlukan adanya evaluasi Pembaiyaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menetapkan

penelitian ini dengan judul “Evaluasi Pembiayaan

Musyarakah dalam Memberdayakan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) Pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) Cilegon Mandiri”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang sudah dipaparkan

penulis selanjutnya serta mengingat luasnya pemasalahan

dalam penelitian ini dan juga agar penelitian ini lebih

terarah maka penulis membuat baasan masalah ini hanya

pada evaluasi penyaluran pembiayaan Musyarakah yang

terdapat pada BPRS Cilegon Mandiri .

Page 19: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

7

2. Rumusan Masalah

Agar peneliti ini lebih terarah dan fokus maka

permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana Evaluasi Penyaluran Pembiayaan

Musyarakah terhadap UMKM di BPRS Cilegon

Mandiri ?

b. Apa hambatan yang dihadapi dan bagaimana upaya

yang dilakukan hambatan dalam penyaluran

pembiayaan musyarakah pada BPRS Cilegon Mandiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitan

Sejalan dengan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka

peneliti memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui evaluasi penyaluran

pembiayaan musyarakah terhadap UMKM di

BPRS Cilegon Mandiri.

b. Untuk mengetahui hambatan apa yang terjadi dan

upaya apa yang dilakukan oleh BPRS Cilegon

Mandiri dalam penyaluran pembiayaan

musyarakah.

Page 20: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

8

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan peneliti sudah dapat dicapai dengan

baik diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak – pihak

yang berkepentingan, baik secara akademis maupun

praktis. Maka manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis

Bagi akademisi mahasiswa ataupun dosen, penelitian

ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan

pengetahuan, melengkapi dan menjadi sumber

pengetahuan serta memberikan tambahan informasi

sebagai bahan referensi atau perbandingan penelitian

untuk penelitian lainnya yang terkait tentang evaluasi

pembiayaan musyarakah dalam memberdayakan

usaha mikro kecil menengah pada Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah Cilegon Mandiri.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan

dijadikan sumber informasi dan referensi bagi para

pengelola bank, khususnya bagi Bank Pembiayaan

rakyat Syariah Cilegon Mandiri terkait pada proses

evaluasi pembiayaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penyusunan penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

Page 21: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

9

metode deskriptif, yaitu metode masalah yang

memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau

memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh,

luas dan mendalam.10

Menurut Bagman dan Taylor

yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku orang-

orang yang diamati.11

Penelitian deskriptif kualitatif juga bertujuan

untuk menggambarkan, meringaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi, berbagai fenomena realitas sosial

yang ada di masyarakat yang menjadi obyek

penelitian dan berupaya menarik realitas itu

kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter sifat, model,

tanda atau gambaran fenomena tertentu. Sehingga,

penelitian bersifat mendalam karena kedalaman data

yang menjadi pertimbangannya serta sasaran

penelitian.12

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 20009) Cet Ke-8, h. 205 11

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Terjemahan

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.24 12

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya, (Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2010), h. 68

Page 22: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

10

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara denan pihak-pihak yang bersankutan.

Data primer adalah jenis data yang diperoleh dan

digali dari sumber utamanya (sumber asli).13

b. Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Data yang diperoleh dari litertur-literatur

kepustakaan seperti buku-buku tulis berupa

makalah, Koran, majalah, artikel, jurnal serta

sumber lainnya yang berkaitan dengan materi

penulisan skripsi.

3. Subjek dan objek penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon Mandiri.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Evaluasi

Pembiayaan Musyarakah dalam Memberdayakan

UMKM.

4. Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data

menggunakan metode yang bersumber kepada

penelitian lapangan dengan menggunakan :

13

Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi,

(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005), h.122.

Page 23: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

11

a. Interview (Wawancara), yaitu salah atau cara

untuk memperoleh data melalui informasi yang

didengarnya oleh panca indera pendengaran, yang

sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada

informan.14

b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data

berdasarkan data-data yang tidak langsung dapat

berbentuk foto dan arsip (dokumen) yang berisi

data-data dari BPRS Cilegon Mandiri yang

dijadikan objek penelitian .

c. Studi Kepustakaan, merupakan suatu usaha untuk

memproleh data skunder. Hal ini penting untuk

mendapatkan teori-teori dan data-data untuk

memperkuat argmentasi. Selanjutnya penelitian

kepustakaan yang dilakukan dengan membaca,

memperlajari mencatat, dan merangkum teori-teori

yang ada kaitannya dengan masalah pokok

pembahasan melalui buku-buku, kripsi terdahulu,

majalah, surat kabar, artikel, dan media lainnya

yang berhubungan dengan penelitian ini.

5. Teknik Analis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan

metode analisis desktiptif kualitatif yaitu suatu teknik

analisis data dimana penulis terlebih dahulu

14

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan

Pendekatan Kualitatif, (UIN Press 2006), Cet Ke-1, h.39

Page 24: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

12

memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil

pengamatan secara sistematis kemudian

diklarifikasikan untuk dianalisis sesuai dengan

perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk

selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah

dengan berpedoman pada buku pedoman penulisan

karya ilmiah.

F. Tinjauan Pusaka

1. Ulfah Azizah, pada tahun 2016 dengan judul “

Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk

Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat adapun

tujuan dari skripsi ini adalah mengetahui strategi apa

saja yang digunakan dalam memasarkan produk

pembiayaan warung mikro dan bagaimana respon

masyarakat terhadap program tersebut. Perbedaannya

terletak pada evaluasi strategi bauran pemasaran

produk pembiayaan.15

Sedangkan pada penelitian ini

lebih focus pada evaluasi pembiayaan musyarakah.

2. Chairunnisa Wahyu Utami, pada tahun 2015 dengan

judul “Evaluasi manajemen Resiko Pembiayaan

Murabahah pada Bank Syariah Mandiri KCP Graha

15

Ulfah Azizah, “Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk

Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Tangerang Ciputat”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta,

2016)

Page 25: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

13

Raya Serpong Utara. Adapun tujuan dari skripsi ini

untuk medeskripsikan proses dan evaluasi manajemen

resiko pembiayaan murabahah yang bermasalah pada

Bank Syariah Mandiri KCP Graha Raya Serpong

Utara.16

Perbedaannya terletak pada evaluasi

manajemen resiko pembiayaan murabahah.

Sedangkan pada penelitian ini lebih focus pada proses

evaluasi pembiayaan musyarakah.

G. Sistematika Penelitian

Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima

bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini dibahas Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Metodelogi Penelitian,

Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.

Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini akan menguraikan dan

menjelaskan tentang pengertian evaluasi,

pengertian pembiayaan, penjelasan BPRS serta

menguraikan mengenai pembiayaan musyarkah

dan Usaha Mikro Kecil Menengah.

16

Chairunnisa Wahyu Utami, “Evaluasi Manajemen Resiko

Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri KCP Graha Raya

Serpong Utara”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Jakarta, 2015)

Page 26: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

14

Bab III : Gambaran Umum BPRS Cilegon Mandiri

Pada bab ini akan menggambarkan tentang

sejarah berdirinya dan perkembangan BPRS,

Visi Misi dan tujuan perushaan, Struktur

Organisasi, serta nilai-nilai BPRS Cilgon

Mandiri.

Bab IV : Analisis Data dan Hasil Penelitian

Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian yang

dilakukan penulis. Yaitu menjelaskan proses

penyaluran pembiayaan musyarakah yang

diterapkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah Cilegon Mandiri serta mengetahui

hambatan dan upaya mengatasi hambatan dalam

menyalurkan pembiayaan musyarakah.

Bab V : Penutup,

Meliputi Kesimpulan dan Saran.

Page 27: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi menurut bahasa Inggris

“Evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran.

Sedangkan menurut pengertian istilah, evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk

memperoleh kesimpulan.17

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata

evaluasi diartikan dengan penilaian.18

Pada dasarnya

evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap

pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang

akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan,

dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya

agar jauh lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih

bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-

kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya

peningkatan kesempatan demi keberhasilan program.

17

M.Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali

Press, 1999), Ce. Ke-1, h.1 18

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke2, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4

Page 28: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

16

Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur

dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil

yang telah direncanakan sebelumnya dimana hasil

evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik

untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan. 19

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa evaluasi merupakan cara untuk

mengetahui apakah sesuatu yang direncanakan diawal

dapat berhasil dan berjalan dengan baik atau sebaliknya

dan apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat

tercapai atau belum serta mempunyai pengaruh besar atau

tidak terhadap kelancaran pengembalian pembiayaan.

2. Bentuk-Bentuk Evaluasi

Menurut Umar Husein, evaluasi yang dilakukan

dalam menilai suatu pembiayaan dapat dilakukan dalam

tiga tahap,

a. Evaluasi dilakukan diawal kegiatan

Evaluasi diawal kegiatan yaitu Bertujuan untuk

menilai kesiapan usaha yang mendeteksi kelayakan

usaha..

b. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif yaitu penilaian yang dilakukan

terdapat hasil-hasil yang telah dicapai selama proses

19

Farida Yusuf Tayibnapis, 2000 Evaluasi Program, Jakarta: PT

Rineka Cipta 2003), h.176

Page 29: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

17

kegiatan usaha dilaksanakan. Mengenai waktu

pelaksanaannya dapat dilakukan secara rutin, baik itu

perbulan, triwulan, smester, atau tahunan sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan.

c. Evaluasi Sumatif

Evaluasi Sumatif yaitu penilaian dilakukan untuk

melihat hasil-hasil yang telah dicapai secara

kesuluruhan dari awal sampai akhir kegiatan. Waktu

pelaksanaan dilakukan pada akhir sesuai dengan

jangka waktu usaha yang dilaksanakan.20

3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti

mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Ada

dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum diarahkan kepada program secara

keseluruhan, sedangkah tujuan khusus lebih difokuskan

pada masing-masing komponen.21

Pada dasarnya tujuan adanya evaluasi yaitu

sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengetahui serta

memperbaiki keadaan suatu objek guna menjamin

pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan.

Fungsi evaluasi adalah :

20

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perushaan, (Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2005), h.99 21

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program

Pendidikan: (Pedoman Teoritis: 2009), h.235

Page 30: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

18

a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

b. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap

prilaku hasil.

c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan

kelayakan.

d. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang

dilakukan.22

B. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir arti

pengertian I velive, I trust, yaitu saya percaya atau saya

menaruh kepercayaan. Perkataan yang artinya

kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh

kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan

amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul mal.

Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan

harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas

serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Pembiyaan selalu diberkan dengan aktivitas bisnis.

Pembiyaan atau financing, yaitu pendanaan yang

diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk

22Craw John, Evaluation of Libraries and Information Services,

(London: 2000), h.3

Page 31: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

19

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga.23

Maka dari itu pembiayaan dapat diartikan sebagai

fasilitas yang berhubungan dengan biaya yaitu dengan

melalui penyediaan uang yang berdasarkan pada

persetujuan atau kesepakatan antara lembaga pembiayaan

kepada nasabah.

2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Pembiayaan di bank syariah terbagi atas beberapa

jenis berdasarkan pada akad dan tujuan penggunaannya.

secara umum, ada tiga jenis transaksi pembiayaan di bank

syariah, diantaranya :

a. Pembiayaan Jual Beli

Kata kunci dari pembiayaan jual-beli adalah adanya

barang yang diperjual belikan. Dalam pembiayaan

jual-beli bank bertindak penjual dan nasabah sebagai

pembeli.

b. Pembiayaan Sewa Menyewa

Pengertian pembiayaan sewa-menyewa dapat

didefinisikan sebagai transaksi terhadap penggunaan

manfaat suatu barang dan jasa dengan pemberian

imbalan.

23

Vethzal Riva’I, Islamic Banking, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),

h. 704

Page 32: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

20

c. Pembiayaan Bagi Hasil

Dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil, bank dan

nasabah akan bekerja sama dalam suatu usaha, bank

sebagai lembaga keuangan akan terlibat dalam

permodalan dan nasabah sebagai pelaku kegiatan

ekonomi yang akan terlibat sebagai pelaksana usaha.24

3. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi

bank syariah serta para nasabah yang mengajukan suatu

pembiayaan. Dan dalam setiap kegiatan tentu mempunyai

suatu tujuan, demikian juga pada Bank Syariah yang

mana kegiatan nya melakukan penghimpunan dan dan

penyaluran dana atau sering juga disebut dengan

pembiayaan. Ada 3 jenis tujuan dari pembiayaan yang

dikemukakan, diantaranya :

a. Pembiayaan Produktif

Pembiayaan yang dipergunakan untuk peningkatan

usaha produksi atau investasi. pembiayaan ini

diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa, artinya

pembiayaan ini digunakan untuk diusahakan sehingga

menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun

jasa.

24

Ir.Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan

Keuangan)”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo 2003) h.103

Page 33: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

21

b. Pembiayaan Konsumtif

Ini merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk

dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam

pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan jasa

yang dihasilkan karena dipergunakan oleh seseorang

atau badan usaha.

c. Pembiayaan Perdagangan

Pembiayaan yang dipergunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan dagangan tersebut.25

C. Evaluasi Pembiayaan

1. Pengertian Evaluasi Pembiayaan

Kata evaluasi secara etimologi berarti penilaian,

sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau

menilai.26

Sedangkan menurut istilah pengertian evaluasi

adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur

tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

efektifitas pelaksanaan program dengan cara mengukur

25

Kashmir, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), cet-4, h.77 26

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua,

(Jakarta, Balai Pustaka, 1995), h.571

Page 34: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

22

hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan program

tersebut.27

Secara umum Yakob Ibrahim (2003)

Mendefiniskan:

Evaluasi merupakan kegiatan yang menilai dan

memilih berbagai investasi yang mungkin dikembangkan

sesuai dengan kemampuan investasi yang dimiliki. Tujuan

dari evaluasi ini adalah untuk menilai beberapa aspek

seperti aspek ekonomi, aspek teknis, aspek finansial,

aspek organisasi dan aspek manajemen untuk menjadi

bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam

menerima atau menolak usaha yang direncanakan.28

Menurut Husein Umar evaluasi yang dilakukan

dalam menilai suatu pembiayaan dapat dilakukan dalam

tiga tahap yang pertama, evaluasi dilakukan di awal

kegiatan dengan bertujuan untuk menilai kesiapan usaha

atau mendeteksi kelayakan usaha. Tahap yang kedua atau

disebut juga formatif yaitu penilaian yang dilakukan

terdapat hasil-hasil yang telah dicapai selama proses

kegiatan usaha dilaksanakan. Mengenai waktu

pelaksanaannya dapat dilakukan secara rutin, baik itu

perbulan, triwulan, sememester, atau tahunan sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah

27

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: aja

Grafindo Persada, 2004), h.102. 28

Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Rineka Cipta,

2003), h.164

Page 35: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

23

evaluasi sumatif, pada tahap ini penilaian dilakukan untuk

melihat hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan

dari awal sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan

dilakukan pada akhir sesuai dengan jangka waktu usaha

yang dilaksanakan.29

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembiayaan

yaitu suatu kegiatan penilaian yang dilakukan oleh suatu

lembaga/badan, yang dalam hal ini adalah lembaga

perbankan syariah guna melakukan surevi dengan

membandingkan antara laporan yang diterima bank

dengan kondisi di lapangan serta memantau

perkembangan suatu usaha nasabah yang telah diberikan

pembiayaan oleh bank tersebut dalam mengembangkan

usahanya dan juga dapat dipastikan kebenarannya

sehingga dapat dilihat efektifitas pencapaian hasil dari

usaha nasabah tersebut.

2. Proses Evaluasi dan Penilaian Pembiayaan

Bank Syariah selaku lembaga intermediary dalam

masyarakat harus menghindari terjadinya kerugian atau

pailit. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi

pembiayaan sebagai salah satu fungsi manajemen untuk

29

Umar Husein, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.99

Page 36: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

24

memberikan penilaian agar tidak terjadi penyimpangan

dari usaha yang dijalankan nasabah (mudharib).30

Langkah-langkah evaluasi pembiayaan yang

dilakukan pertama sekali adalah melalui pendekatan.

Proses pendekatan dilakukan dengan cara monitoring di

lapangan. Antara evaluasi dan monitoring yang dilakukan

oleh lembaga perbankan harus berjalan seiring, karena

monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan

pengukuran kemajuan atas objektif program. Dengan

adanya, monitoring, maka didapatkan data mentah hasil

dari pengamatan yang dilakukan di lapangan, dari hasil

dijalankan nasabah (mudharib).31

Maka dengan demikian

jelaslah tanpa monitoring, evaluasi tidak akan ada dasar,

dan tidak memiliki bahan untuk dijadikan penilaian.

Dalam melakukan penilaian permohonan

pembiayaan bank syariah bagian marketing harus

memperhatikan beberapa prinsip utama yang beraitan

dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah

Jika dilihat dari segi aspek yuridis, yang

dimonitoring oleh bank adalah kondisi nasabah

(mudharib) di lapangan sebelum menyetujui permohonan

pembiayaan. Dan dalam melakukan penilaian

permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing

30

Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta:

Gema Insani, 2003), h. 86. 31

Wikipedia, Defenisi Evaluasi dan Monitoring, 2010. Diakses pada

tanggal 30 Juli 2017 pada situs: http://id.wikipedia.org/wiki/Monitoring.

Page 37: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

25

harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang

berakitan dengan kondisi secara keseluruhan calon

nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian

dikenal dengan istilah 5C, yaitu :

a. Character, yaitu menganalisa sifat atau karakter

nasabah yang akan mengambil pembiayaan dengan

tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku,

kebiasaan tanggung jawab, pendidikan, serta cara

hidup calon nasabah tersebut juga untuk mengetahui

apakah nasabah mempunyai sifat jujur dan amanah.

b. Capacity, yaitu menganalisis kemampuan nasabah

dalam menjalankan usaha dan mengembalikan

pembiayaan yang diambil dari bank, termasuk di

dalamnya laporan neraca laba-rugi usaha si nasabah.

c. Capital, yaitu penilaian terhadap kemampuan modal

dasar yang dimiliki oleh pnerima pembiayaan yang

diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan

yang ditunjukan oleh rasional financial dan penekanan

pada komposisi modalnya. Dan Bank Syariah tidak

akan bersedia untuk membiayai 100%, artinya setiap

nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan

harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya

atau modal sendiri.

d. Collateral, merupakan jaminan agunan yang

diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

Page 38: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

26

maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga

harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu

masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat

dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan

adalah sebagai pelindung bank syariah dari kerugian.

e. Condition, yaitu keadaan usaha nasabah termasuk izin

usaha didalamnya, prospek usaha serta dampak usaha

tersebut terhadap masyarakat. Semuanya ini akan

berkaitan erat dengan berhasil atau gagalnya suatu

pembiayaan.32

Kelima unsur di atas harus tercover seluruhnya

oleh nasabah (mudharib). Jika seandainya ada salah

satu dianggap tidak memenuhi kriteria yang diminta,

maka bank dapat membatalkan kerjasama pembiayaan

yang akan diberikan kepada nasabah (mudharib).

D. Musyarakah

1. Pengertian Musyarakah

Istilah musyarakah ini tidak terdapat dalam literatur

fiqh Islam, tetapi baru diperkenalkan belum lama ini oleh

para ekonom Islam yang menulis tentang skim-skim

pembiayaan Syari’ah yang biasanya terbatas pada jenis

32

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2006), hlm.104.

Page 39: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

27

syirkah tertentu, yaitu Syirkah al-amwal yang dibolehkan

oleh seluruh ulama.33

Secara etimologi syirkah berarti pencampuran (al-

ikhtilat), yaitu penggabungan dua bagian atau lebih yang

tidak bisa dibedakan antara satu bagian dengan bagian

yang lain. Sedangkan menurut syara‟, syirkah adalah

transaksi antara dua orang atau lebih yang kedua-duanya

sepakat untuk melakukan kerja yang bersifat financial

dengan tujuan mencari kuntungan.34

Secara terminologi Musyarakah adalah kerjasama

anatara kedua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.35

Musyarakah yang dipahami perbankan syariah

merupakan mekanisme kerja (akumulasi antara pekerja

dan modal) yang memberi manfaat kepada masyarakat

luas dalam produksi barang maupun pelayanan terhadap

kebutuhan masyarakat. Kontrak musyarakah dapat

digunakan dalam berbagai lapangan usaha yang

33

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2008), h.51 34

Tim Asistensi Pengembangan LKS Bank Muamalat, Perbankan

SYariah : Perspektif Praktis, (Jakarta: Muamalat Institute, 1999), h.78 35

Heri Sudarsono, Bsnk dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi

dan Ilsutrasi, (Yogyakarta : Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, 2008), Edisi III,

Cet.1, h. 74

Page 40: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

28

indikasinya bermuara untuk menghasilkan kuntungan

(profit).36

Sistem bagi hasil yang digunakan pada pembiayaan

musyarakah menggunakan sistem profit share yaitu

keuntungan dibagi bersama oleh pihak yang berakad.

Profit yang didapatkan dari akad kerjasama musyarakah

dibagi berdasarkan kesepakatan antara masing-masing

pihak.

Berdasarkan pengertian di atas dan dilihat dari

gambaran implementasi musyarakah di perbankan maka

dapat disimpulkan bahwasanya musyarakah adalah suatu

kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

dalam suatu kontrak investasi, dimana masing-masing

pihak harus memberikan kontribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

ditanggung bersama. Dalam hal ini keuntungan yang

diperoleh masing-masing pihak sesuai dengan

kesepakatan yang disepakati di awal akad, sedangkan

kerugiannya ditanggung sesuai proporsi dana yang

diinvestasikan pada usaha tersebut. Musyarakah juga akan

sangat berguna dan membantu bagi seorang pengusaha

atau kontraktor yang membutuhkan dana besar dalam

menjalankan usahanya. Dengan adanya kerjasama sebagai

36

Karnean Perwatmaja an M.Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana

Bank Islam, (Yogyakarta : Versi Grafika, 1992), h.23

Page 41: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

29

mitra dengan pihak bank maka kekurangan dana yang

dibutuhkan akan terbantu oleh bank.

2. Rukun dan Syarat Musyarakah

Dalam melaksanakan suatu perikatan, terdapat

suatu rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Mengenai

rukun perikatan atau sering disebut juga dengan rukun

akad dalam Hukum Islam, terdapat beraneka ragam

pendapat dikalangan para ahli fiqh. Dikalangan

mazhab Hanafi menyatakan bahwa rukun aqad hanya

sighat al-„aqad, yaitu ijab dan kabul. Sedangkan

syarat aqad adalah al-„aqidain (subyek aqad) dan

mahallul-„aqd (obyek aqad).37

Dari segi hukumnya melakukan kerjasama

dengan menggunakan sistem musyarakah adalah suatu

hal yang dibenarkan dalam Islam. Keabsahannya juga

bergantung pada syarat-syarat dan rukun yang telah

ditetapkan. Adapun rukun musyarakah yang

disepakati oleh jumhur ulama adalah :

1) Kedua belah pihak yang berakad

2) Sighat (Lafaz ijab dan qobul)

3) Objek akad yaitu modal (mal), kerja (dharabah),

dan keuntungan (ribh).

37

Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, cet. 1, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 79.

Page 42: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

30

Adapun syarat musyarakah yaitu :

a. Baik pemilik modal maupun keduanya cakap

hokum

b. Modal harus tunai, dalam jumlah yang dapat

dihitung/ukur

c. Porsi sebagian keuntungan disepakati bersama.38

3. Jenis-jenis Musyarakah

Musyarakah ada dua jenis :musyarakah

pemilikan dan musyarakah akad (akad). Musyarakah

Pemilikan tercapai karena warisan, wasiat, atau

kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu

aset oleh dua orang atau lebih. Dalam Musyarakah ini,

kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam

sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan

yang dihasilkan aset tersebut.

Musyarakah akad tercapai dengan cara kesepakatan di

mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang

dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka

pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.

Musyarakah akad terbagi menjadi 5 :

38

Rizal Yaya, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik

Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 155

Page 43: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

31

a. Syirkah al-„Inan

Syirkah al-„inan adalah kontrak abatara dua orang

atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi

dari keseluruhan dana dan beradaptasi dalam

kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan

kerugian sebagaimana yang disepakati di anatara

mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak,

baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil,

tidak harus sama dan identik sesuai dengan

kesepakatan mereka. Mayoritas ulama

membolehkan jenis al-musyarakah ini.

b. Syirkah Mufawadhah

Syirkah Mufawadhah adalah kontrak kerja sama

antara dua orang atau lebih. Setiap pihak

memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan

berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi

keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan

demikian, syarat utama dari jenis musyarakah ini

adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja,

tanggung jawab, dan beban utang dibagi oleh

masing-masing pihak.

c. Syirkah A‟mal

Musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua

orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara

bersama dan bebagi keuntunganb daripekerjaan

Page 44: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

32

itu. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk

menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua

orang penjahit untuk menerima order pembuatan

seragam sebuah kantor. Al-Musyarakah ini

kadang-kadang disebut musyarakah abdan atau

sanaa‟i.

d. Syirkah Wujuh

Syirkah wujud adalah kontrak antara dua orang

atau lebuh yang mimiliki reputasi dan prestise baik

secara ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang

secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual

barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi

dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan

jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh

tiap mitra. Jenis al-miusyarakah ini tidak

memerlukan modal karena pembelian secara kredit

berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya,

kontrak ini pun lazim disebut sebuah musyarakah

piutang.

e. Syirkah al-Mudharabah

Syirkah al-Mudharabah yaitu seseorabg sebagai

pemodal menyerahkan sejumlah modal kepada

pihak pengelola (mudharib) untuk

diperdagangkan, dan dia berhak mendapatkan

porsentase tertentu dari keuntungan.

Page 45: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

33

4. Manfaat Pembiayaan Musyarakah

Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan

musyarakah, diantara lain sebagai berikut :

a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah

tertentu pada saat keuntungan usaha nasabah dan

bank baik berkewajiban membayar dalam jumlah

tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap,

tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil.

b. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent),

mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan

menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang

riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan

dibagikan.

c. Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda

dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan

menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu

bunga tetap berapapun keuntungannya yang

dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan

terjadi krisis ekonomi.39

E. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Gambaran Umum UMKM

UMKM merupakan salah satu industri yang terus

berkembang di Indonesia. Industry ini terbagi menjadi 3

39

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktek,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 93

Page 46: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

34

kelompok yaitu, industry mikro dan kecil, industry

menengah dan insudtri besar. Jika dilihat dari

pengertiannya, banyak sekali definisi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah yang dipahami baik dari lembaga lokal

maupun asing. Dan hampir semua orang pernah

mendengar istilah UMKM, tetapi mungkin hanya sedikit

orang yang paham maksud kata tersebut dengan kesamaan

pandangan. Jika dilihat secara umum, UMKM atau yang

bisa dikenal dengan usaha kecil menengah merupakan

sebuah istilah yang mengacu pada unit usaha produktif

yang berdiri sendiri disemua sector ekonomi.40

Dari

pengertian tersebut, ada definisi serta kriteria UMKM. Di

bawah ini akan dipaparkan definisi serta kriteria dari

Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

2. Menurut UU No. 20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

a. Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp.50.000.000.00,- (Lima Puluh

Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp.300.000.000.00,- (Tiga Ratus Juta

Rupiah)

40

Tulus Tambun, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia

(UMKM); Isu-Isu Penting, (Jakarta: LP3 ES, 2012), h.11

Page 47: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

35

b. Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria

sebagai berikut: Pertama kayaan bersih lebih dari

Rp.50.000.000.00-, (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000.00,-

(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha. Dan kedua, memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000.00,-

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.2.500.000.000.00,- (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah entitas usaha yang

memiliki kriteria sebagai berikut. Pertama,

kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000.00,-

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.10.000.000.000.00-, (sepuluh miliar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha. Dan kedua, memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000.00,- (dua

miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan palng

banyak Rp.50.000.000.000.00,- (lima puluh miliar

rupiah).41

Di dalam UU No. 20 tahun 2008, pengertian

UMKM tergambar dari keriteria UMKM yang

41

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 Tentang

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di unduh pada tanggal 20

Agustus 2017, Jam 13.09 WIB

Page 48: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

36

digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omset

yang dimiliki oleh sebuah usaha.42

Table 2.1 :

Kriteria UMKM

No Usaha Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks 300 juta

2 Usaha Kecil >50 juta-500

juta

>300-2,5

miliar

3 Usaha

Menengah

>500 juta-10

miliar

>2,5miliar-50

miliar

42

Sudaryanto, dkk, Strategi Pemberdayaan UMKM Pasar Bebas

Asean, (e-journal.uafy.ac.id/990/3/2EP16829.pdf, diunduh pada tanggal 11

Agustus 2017, Jam 08.43 WIB

Page 49: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

37

BAB III

GAMBARAN UMUM BPRS CILEGON MANDIRI

A. Sejarah Berdirinya BPRS Cilegon Mandiri

PT. BPRS Cilegon Mandiri merupakan Badan Usaha

Milik Daerah Kota Cilegon yang didirikan dengan Perda

No.07 Tahun 2002. Kemudian mendapat Izin Prinsip dari

Bank Indonesia No.05/236/BPS pada tanggal 05 Februari

2003 dan Izin Usaha No.5/2/Kep.Dpg/2003 pada tanggal 09

April 2003.

Pada tahun 2012 BPR Syariah Cilegon mandiri

berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Perda Kota

Cilegon No.14 tahun 2012 tentang perubahan Bentuk Badan

Hukum Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Cilegon Mandiri menjadi Perseroan Terbatas Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon Mandiri, dan Akta

Pendirian Terbatas Nomor 7 Tahun 2013 Tanggal 03 Juni

2013, Notaris Muhammad Isyah, SH.

Kegiatan Bank dikelola Oleh Direktur dan Manajer

Opersional, yaitu H. Tb. Abdul Nasser, SE dan idar Sudarma.

Dewan direksi merupakan profesional dan berpengalaman

dalam mengelola manajemen bai bank konvensional maupun

bank syariah yang sudah lulus fit and poper test oleh Bank

Indonesia.

Page 50: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

38

Bank Mulai Beroperasi pada bulan April 2003 dan

secara bertahap sejak mendapat izin prinsip, bank

dipersiapkan baik struktur, standar prosedur operasional

maupun sumber daya insasni untuk menjalankan aktifitas

usaha bank.

Sumber daya insani merupakan salah satu aset

terpenting dari bank. Kegiatan opersional bank dikelola 42

orang staf yang memiliki latar belakang pendidikan berbagai

disiplin ilmu dari strata Diploma (D3), Sarjana (S1) dan

Magister (S2) dari berbagai perguruan tinggi. Dengan latar

belakang pendidikan yang baik disertai dengan pelatihan dan

pendidikan Internal maupun eksternal ynag berkelanjutan,

bank memiliki sumber daya insani yang mampu menjalankan

aktifitas usaha bank dengan baik pula.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Pertumbuhan ekonomi dan usaha di Kota Cilegon

memerlukan dukungan lembaga keuangan syariah yang dapat

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memberikan jasa

pelayanan yang baik sekaligus menjadi bagian dari milik

warga Kota Cilegon. Lembaga keuangan syariah ini

memenuhi harapan mengenai perlu adanya lembaga keuangan

yang berbasis prinsip syariah yang dimiliki oleh segenap

warga Kota Cilegon.

Page 51: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

39

Eksistensi BPR Syariah Cilegon Mandiri dilandasi

oleh keinginan untuk menumbuhkan badan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) menjadi badan usaha yang kompetitif dan

mampu berkembang menjadi perusahaan yang lebih kuat dan

besar. Selanjutnya perusahaan-perusahaan lokal kemudian

menjadi pendorong bagi berkembangnya kewirausahaan

yang lebih luas.

Diharapkan pula struktur dan institusi ekonomi Kota

Cilegon bertambah baik seiring dengan semakin kuatnya

lembaga keuangan dan badan usaha syariah. Lebih jauh lagi,

lembaga keuangan syariah juga dapat berperan dalam

pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan hibah sebagai bagian

yang penting dalam menjalankan fungsi sosial bank syariah.

Membangun kualitas kehidupan umat melalui

perbankan syariah sebagai salah satu pilar dari kemandirian

ekonomi masyarakat Kota Cilegon. Menguatkan pilar

ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam

mengelola keuangan yang amanah dan profesional.

Kebijakan, prosedur dan operasional perbankan

menggunakan asas amanah dan professional sebagai

fundamen untuk menetapkan niat dan cara mencapai tujuan

BPR Syariah Cilegon Mandiri. Melalui strategi ini Bank

diarahkan menjadi lembaga perbankan syariah yang menjadi

pilihan umat dalam menjalankan kegiatan ekonomi.

Page 52: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

40

1) Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah :

“Menjadikan BPR SYARIAH CILEGON MANDIRI

Terdepan Dalam Pembangunan Ekonomi Umat”.

2) Misi dari BPR Syariah Cilegon Mandiri adalah:

a. Membangun kualitas kehidupan ummat melalui

perbankan syariah

b. Menjadikan pengelolaan BPRS Cilegon Mandiri yang

Amanah dan Profesional.43

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dilaksanakan agar sistem

kerjasama berjalan dengan baik, perlu adanya penjelasan

pembagian kerja, kewajiban, tanggung jawab, serta

wewenang setiap orang di dalamnya. Pembagian kerja dan

penentuan tanggung jawab ini menjadikan adanya struktur

organisasi. Dengan kata lain, struktur organisasi adalah suatu

susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang

ada pada suatu organisasi bank dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya untuk mencapai suatu tujuan. Seperti pada

struktur organisasi BPRS Cilegon Mandiri.

Struktur organisasi BPRS Cilegon Mandiri adalah

terdiri daei Direksi yang dibantu oleh audit internal. Di bawah

direksi terdapat dua manager dan satu pimpinan cabang

diantaranya, manager opersional, manager marketing dan

pimpinan cabang serang.

43

www.bprscm.co.id

Page 53: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

41

Dapat diketahui pula bahwa BPRS Cilegon Mandiri

membuka kantor kecil (KK) di dalam lingkungan wilayah

Kota Cilegon. Diantaranya KK Pagebangan, KK Pasar

Kranggot dan KK Pemda Kota Cilegon. Dari ketiga KK

tersebut masing-masing terdapat pimpinan dan di bawahi

dengan pegawai-pegawai yang ada di dalamnya.

Pada struktur organisasi terdapat pula di dalamnya

bagian Accounting, SDI/Legal & Admin, CS dan Teller, yang

mana itu semua dibawah manager operasional. Dan pada

bagian marketing itu terdapat pula bagian landing, funding

dan remedial.

Untuk lebih jelasnya struktur organisais BPRS

Cilegon Mandiri dapat dilihat pada Bagan 1.1

Page 54: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

42

DIREKSI

Tb. Abdul Nasser, SE., MM.

AUDIT INTERNAL

1. Widan, SE

2. Ahsan, LC

AUDIT INTERNAL

1. Widan, SE

2. Ahsan, LC

KK. Pemkot Cilegon

1. Aulia Faulinda

2. Yuni Haziyanti, S.Pd

3. Wahyu, DS. / Umum

Ervin Naruliasari, S.Sos

KK. Pagebangan

1. Dandy Zakaria, S.Kom

2. NeniAtikah

3. Syafaatulloh Sandim4. Surya Adji Syahputra

Tb. Indra Mangkualam, SE

KK. Pasar Kranggot

1. Siti Rodifah

2. Asep Firmansyah

/ Collecting3. M. Wawan Affandi

/ Umum

4. Agis Saefulloh

Sabarudin, SE

Accounting

Accounting

1. Hairul Umam

IT :

1. Arifin Nurmahfudin

Leni Meilini, SE

SDI/UMUM

1. Meriam, SE

2. Fahrul

3. Andang Juanda4. Hidayatullah

5. Munawir

6. M. Kohar Nuryadi

7. Sya’bani Idris8. Fuji Rangga P

9. M. Lukman

Muhriji, SE

LEGAL & ADMIN

1. Nia Anggraini, SE.Sy

2. Dina Suci Novianti

Yati Hadriyani, S.Sos

CS & TELLER

1. Natalia Mareta

2. Fitri M P, ST / Teller

3. Sukmayanti/Teller

Indah Kusumawardani, SP

MANAGER OPERASIONAL

Idar Sudarma, SE

Jr. MANAGER MARKETING

Didi Mahfudz, SP

Lending :

PIMPINAN CAB. SERANG

Eni Nuraeni, SE., MA

1. Teni Tania, SE

2. Bayu Fajar Prabowo, SE3. M. Saeful Anwar, ST

4. Ridwan Kusuma A.

5. Raffiudarojat, SE

6. Wisnu Suhartono, S.Kom

Funding :

1. Abu Sofyan, SE

2. Aris Tia Lestari

Remedial :

1. Dudi Kelana, SE

2. Rudhiawan Latief3. Wisnu Affandie

4. M. Ade Chikmat, SE

5. Amirudin, SE

1. Ida Farida, SE

2. Siti Rohmah / Remedial3. M. Gafid Al Fiqri, SE

4. Nina Noviana

5. Devi Nurmalasari, S.Pd

6. Yusup7. Subari

8. Iqbal/Driver

9. Imanudin

STRUKTUR ORGANISASIPT. BPR SYARIAH CILEGON MANDIRI

Gambar 3.1

Sumber : BPRS Cilegon Mandiri 42

Page 55: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

43

Job Description

Jabatan : Direksi

Tujuan Jabatan

Memimpin, mengelola, mengawasi/ mengendalikan,

mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana

organisasi Cabang untuk mencapai tingkat serta volume aktivitas

pemasaran, operasional dan layanan cabang yang efektif dan

efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara prudent.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Memastikan tercapainya target bisnis yang telah

ditetapkan berikut unit kerja dibawah koordinasi,

meliputi: pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba

bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2) Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan

prudensialitas Bank.

3) Memastikan pengendalian dan pembinaan serta jaringan

yang ada di bawah koordinasinya.

4) Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah dan

jaringan yang di bawahnya.

5) Memastikan pelapor (intern dan ekstern) dilakukan secara

akurat dan tepat waktu.

6) Memastikan kelengkapan, kerapihan dan keamanan dari

dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7) Memastikan tindaklanjut hasil audit intern/ekstern.44

44

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri

Page 56: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

44

Nama Jabatan : Audit Internal

Atasan Langsung : Direksi

Tujuan Jabatan

Membantu direksi melaksanakan pengendalian internal

terhadap seluruh unit kerja sesuai dengan visi dan misi bank.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Penyusun rencana kerja dan anggaran tahunan untuk

internal audit

2) Mengendalikan kegiatan Bank pada setiap unit kerja yang

berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku.

3) Mengevaluasi dan menganalisa sistem dan prosedur

kegiatan pada setiap unit kerja

4) Pengawasan harta kekayaan perusahaan

5) Pemberian wewenang sesuai jenjang jabatan45

Jabatan : Manager Operasional

Atasan langsung : Direksi

1. Tujuan Jabatan

Bertanggung jawab untuk memastikan agar Bank berjalan

sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan terhadap

nasabah.

2. Tanggung Jawab Utama

a. Membantu Pimpinan Bank dalam mencapai target.

45

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri

Page 57: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

45

b. Mengkoordinasi dan mengawasi semua bawahannya

dalam rangka melaksanakan dan mencapai sasaran

rencana kerja yang telah ditetapkan.

c. Memastikan bahwa semua keluhan nasabah atas

pelayanan yang diberikan sudah ditindak lanjuti dengan

benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk

mewujudkan kepuasan nasabah.

d. Melayani kebutuhan semua unit kerja.

Nama Jabatan : Sekertaris

Atasan Langsung : Direksi

1. Tujuan Jabatan

Menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan di reksi

yang berkaitan dengan operasional dan pengembangan

bank

2. Tanggung Jawab Utama

a. Melakukan aktivitas kesekretariatan bank.

b. Membuat data base dan menyimpan dokumen asloi

bank.

c. Mengatur aktivitas bank, mulai dari administrasi

hingga Human Relation

d. Menjadi perantara pihak-pihak ynag ingin

berhubungan dengan pimpinan.

Page 58: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

46

e. Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan.46

Nama Jabatan : Manager Marketing

Atasan Langsung : Direksi

Tujuan Jabatan

Memastikan tercapainya target – target pembiayaan, dana

dan Fee Based Income pada BPR Syariah Cilegon.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Merumuskan strategi pemasaran.

2) Menetapak tujuan tercapainya target pembiayaan.

3) Memastikan tercapainya target pendanaan.

4) Memastikan tercapainya target fee based income.

5) Memastikan kelayakan nota analisa pembiayaan.

6) Memastikan kualitas aktiva produktif dalam kondisi

terkendali dan pelaksanaan pengawalaan terhadap seluruh

nasabah.

7) Memastikan penyelamatan seluruh pembiayaan

bermasalah.

8) Memastikan ketetapan pembayaran seluruh kewajiban

nasabah.

9) Memberikan layanan yang prima terhadap nasabah.47

46

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri 47

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri

Page 59: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

47

Nama Jabatan : SDI/Umum

Atasan Jabatan : Manager Opersional

Tujuan Jabatan

Membantu kelangsungan kegiatan pekerjaan dan

memnuhi semua kebututuhan setiap pegawainya.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Menentukan pembagian tugas yang dapat membantu

lingkungan kerja

2) Sebagai penghubung dan kontrol pelamar pekerjaan dan

pembukaan lowongan pekerjaan

3) Menyusun rencana kerja pengembangan potensi

karyawan

Nama Jabatan : Teller

Atasan Langsung : Operation Manager

Tujuan Jabatan

Melayani kegiataan penyetoran dan penarikan uang tunai

(rupiah), pengambilan/penyetoran non tunai & surat-surat

berharga dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan

di bagian kas secara benar, cepat dan sesuai dengan standar

pelayanan bank.

a. Tanggung jawab utama

1) Melakukan transaksi tunai & non tunai sesuai dengan

ketentuan SOP.

Page 60: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

48

2) Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang di tentukan.

3) Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar/uang

palsu.

4) Menjaga keamanan dan kerahasian kartu spicemen tanda

tangan.

5) Melakukan cash count akhir hari

6) Menyediakan laporan transaksi harian

Nama Jabatan : Administrasi

Atasan Langsung : Manager Operasional

Tujuan Jabatan

Melaksanakan serta mengelola seluruh aktivitas

administrasi kantor dan support untuk berjalannya aktivitas

kantor.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan pembuatan dan penyimpanan file-file

administrasi bai berupa soft file, maupun dalam bentuk

berkas

2) Menggolongkan atau mengklarifikasi dokumen secara

sistematis

3) Menerima surat masuk dari dalam maupun luar dan

mengantarkannya pada pihak yang lebih berwenang

4) Menerima desposisi dari surat sekaligus

menindaklanjutinya.

Page 61: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

49

Nama Jabatan : Customer Service Representatif (CSR)

Atasan Langsung : Operation Manager

Tujuan Jabatan

Melaksanakan kegiatan oprasional dan pelayanan nasabah

sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Melayani kebutuhan-kebuthan nasabah baik secara

langsung mauoun melalui telepon.

2) Menguasai prisnsi-prinsip semua jenis jasa yang

dipasarkan bank dan memberikan informasi produk dn

jasa BPRS Cilegon Mandiri kepada nasabah

3) Memproses permohonan pembukaan dan penutupan

rekening tabungan dan deposito.

4) Melayani permintaan buku cek/bilyet giro, surat referensi

bank/surat keterangan bank dan sebagainya.

5) Mendistrbusikan salinan rekening Koran kepada nasabah.

6) Menginput data costumer & loan facility yang lengkap

dan akurat.

7) Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan.

8) Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening,

keluhan nasabah.48

48

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri

Page 62: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

50

Nama Jabatan : Funding Officer (FO)

Atasan Langsung : Kabag. Marketing dan Direksi

Tujuan Jabatan

Membantu Kabag. Marketing dan Direksi dalam

pengelolaan kegiatan penghimpun dana masyarkat serta produk

dan jasa lainnya di kantor bank seseuai visi dn misi perusahaan.

Serta merealisasikan target pendanaan dan fee based income yang

didistribusikan oleh Marketing Manajer.

a. Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan promosi produk dana dan jasa bank

2) Melaksanakan kegiatan pemasaran produk dana dan jasa

bank kepada sasaran yang ditetapkan

3) Membina hubungan baik dengan pejabat kunci yang

mengelola keuangan daerah

4) Pelaporan kegiatan pemasaran produk dana dan jasa

bank untuk lembaga milik pemerintah pusat dan instansi

pemeintah lainnya.

5) Memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi

dengan nasabah priority.

Nama Jabatan : Lending Officer

Atasan Langsung : Kabag. Marketing dan Direksi

Tujuan Jabatan

Membantu Kabag. Marketing dan Direksi dalam

pengelolaan kegiatan menyalurkan dana atau memberikan

pinjaman kepada masyarkat serta produk dan jasa lainnya di

Page 63: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

51

kantor bank sesuai visi dan misi perusahaan. Serta merealisasikan

target pendanaan dan fee based income yang didistribusikan oleh

Marketing Manajer

a. Tanggung Jawab

1) Bertanggung jawab atas pencapaian target pembiayaan

2) Mempunyai kemampuan menganalisis pembiayaan

3) Memproses dan merealisasikan pembiayaan

4) Menawarkan produk kepada masyarakat

Nama Jabatan : Account Officer (AO)

Atasan Langsung : Marketing Manajer

Tujuan Jabatan

Merealisasikan target pembiayaan dan fee based income

yang didistribusikan oleh Marketing Manajer.

a. Tanggung Jawab

1) Mendapatkan calon nasabah yang prospektif.

2) Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.

3) Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan

nasabah.

4) Menindaklanjuti persetujuan atau penolakkan

permohonan pembiayaan nasabah.

5) Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan

keputusan komite pembiyaan.

6) Membina hubungan pembiayaan antara Bank dengan

nasabah.

Page 64: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

52

7) Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah

yang dikelola agar kolektibilitas lancar.

8) Menyelesaikan fasilitas pembiayaan bermasalah.

9) Merealisasikan pendapatan fee based income dari

nasabah pembiayaan.49

D. Produk-produk BPRS Cilegon Mandiri

BPRS Cilegon Mandiri merupakan salah satu Bank

Syariah yang banyak diminati oleh masyarakat di daerah Kota

Cilegon. Oleh karena itu upaya untuk senantiasa melayani dan

memenuhi kebutuhan nasabah dalam pengelolaan keuangan

secara syariah akan terus selalu dikembangkan. Berdasarkan

brosur BPRS Cilegon Mandiri yang telah penulis

koordinasikan kepada Coustemer Service dari Ibu Natalia

Mareta bahwa, perbankan syariah mengutamakan

keseimbangan layanan untuk kesejahteraan financial dan

spriritual, untuk itu dapat diketahui produk dan layanan yang

terdapat di BPRS Cilegon Mandiri meliputi :

1. Produk Simpanan

Produk simpanan yang ada di BPRS Cilegon

Mandiri meliputi BPRS Tabungan kemandirian,

Tabungan Simpatik, Tabungan Haji dan Umrah

(Taharoh), dan Tabungan Qurban. Berikut uraian dari

setiap jenis produk tabungan :

49

Data diperoleh dari BPRS Cilegon Mandiri

Page 65: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

53

a. Tabungan Kemandirian, Tabungan dalam mata uang

rupiah dengan prinsip tabungan sebagai investasi dan

ini sering digunakan untuk para pelajar khusunya dan

untuk masyarakat biasa pada umumnya.

b. Tabungan Simpatik, Tabungan dalam mata uang

rupiah berdasarkan prinsip Wadiah, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan

syarat – syarat tertentu yang telah disepakati.

c. Tabungan Haji dan Umroh (Taharoh) , Tabungan

untuk perorangan yang ingin melaksanakan ibadah

Haji dan Umrah dengan persyaratan mudah dan ringan

yang tujuannya agar nasabah lebih mudah dan guna

menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

d. Tabungan Qurban, Tabungan untuk perorangan agar

terasa lebih ringan dengan cara menabung

harian/mingguan dan bulanan tidak mengeluarkan

dana besar saat berkurban merealisasikan niat

berqurban secara konkret.

2. Produk Pembiayaan

Produk Pembiayaan yang ada di BPRS Syariah

meliputi Murabahah, Mudharabah, Ijarah dan

Musyarakah. Berikut uraian dari setiap jenis produk

pembiayaan.

Page 66: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

54

a. Pembiayaan Murabahah, Fasilitas pembiayaan

dimana bank akan membelikan barang atau asset yang

dibutuhkan oleh nasabah dengan syarat yang mudah,

cepat dan ringan sesuai syariah. Dan pada pembiyaan

murabahah ini di dalamnya termasuk ke dalam

pembiayaan konsumtif seperti halnya bank/lembaga

memberikan kemudahan kepada nasabah untuk

memiliki rumah idaman, kepemilikan kendaraan,

Perlengkapan Rumah tangga, Alat Elektronik, dll

sesuai dengan prinsip syariah.

b. Pembiayaan Mudharabah, Fasilitas pembiayaan

yang diberikan dimana BPRS Cilegon Mandiri

sebagai pemilik modal (shahibul mal) dan nasabah

sebagai pengelola modal (mudharib). Pembiayaan

mudharabah dikenal juga sebagai pola pembiayaan

bagi hasil. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan

modal tersebut digabi anatara bPRS Cilegon Mandiri

dan nasabah sesuai dengan kesepakatan yang telah

ditetapkan oleh BPRS Cilegon Mandiri.

c. Ijarah (Sewa)

Pola pembiayaan dimana BPRS Cilegon Mandiri

menyewakan suatu barang/jasa untuk digunakan oleh

nasabah dengan sejumlah imbalan yang dibayarkan

nasabah kepada BPRS Cilegon Mandiri. Pembiayaan

Page 67: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

55

ini dapat digunakan untuk sewa temat usaha, sewa

kendaraan, sewa tenaga kerja, dsb.

d. Pembiayaan Musyarakah, Fasilitas Pembiayaan

dalam bentuk penyertaan modal antara BPRS dan

nasabah untuk menggarap suatu nasabah. Tiap-tiap

pihak menyertakan modal dalam jumlah yang sama

atau berbeda sesuai dengan kesepakatan kedua belah

pihak. Mekanisme bagi hasil dan keuntungan

disesuaikan dengan jumlah nisbah yang disepakati

oleh kedua belah pihak. Dan di dalamnya termasuk

pada pembiayaan produktif dimana pembiayaan ini

khusus diperuntukan kepada nasabah yang ingin

mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM).

2. Produk Layanan Multijasa BPRS Cilegon Mandiri:

Produk Layanan Multi Jasa yang ada di BPRS

Syariah meliputi Biaya Pendidikan dan Biaya Keshatan.

Berikut uraian dari setiap jenis produk pembiayaan.

a. Biaya Pendidikan, Fasilitas pembiayaan yang

khusus diperuntukan biaya sekolah.

b. Biaya Kesehatan, Fasilitas pembiayaan yang

diperuntukan untuk kesehatan.50

50

Brodur BPRS Cilegon Mandiri dan sudah dikonfirmasi kepada

Customer Service Ibu Natalia Mareta

Page 68: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

56

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Penyaluran Pembiayaan Musyarakah dalam

Memberdayakan UMKM Pada BPRS Cilegon Mandiri

Dalam pelaksanaan pembiayaan sistem musyarakah

yang telah menjadi ketentuan BPRS Cielgon Mandiri tidak

terlepas dari prinsip syari’ah Islam, yang bertujuan untuk

mencegah pembiayaan yang bermasalah atau macet.

Pembiayaan yang macet inilah yang akhirnya dapat membuat

bank berdasarkan prinsip syari’ah mengalami kerugian. Selain

itu BPRS Cilegon Mandiri dalam memberikan pembiayaan

tidak boleh melanggar norma agama, norma kesusilaan dan

usaha yang dilarang oleh pemerintah.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembiayaan

musyarakah merupakan kerja sama yang dilakukan dua orang

atau lebih dalam suatu kontrak investasi dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan resiko ditanggung bersama. Yang

tentunya dalam hal ini tidak terlepas dari rukun yang ada

dalam islam.

Evaluasi pembiayaan musyarakah berdasarkan

wawancara di BPRS Cilegon Mandiri bahwa evaluasi

mengacu pada tiga bentuk evaluasi pembiayaan, yaitu :

Page 69: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

57

evaluasi dilakukan di awal kegiatan, evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif.

1. Evaluasi awal kegiatan51

Evaluasi diawal kegiatan yaitu Bertujuan untuk

menilai kesiapan usaha yang mendeteksi kelayakan

usaha.52

Diawal kegiatan pada saat akan menyalurkan

pembiayaan kepada calon nasabah BPRS Cilegon Mandiri

mempunyai ketentuan-ketentuan pelaksanaan penyaluran

pembiayaan pada akad musyarakah yang harus ditempuh

oleh calon nasabah yaitu dengan mengikuti prosedur-

prosedur yang sudah diterapkan pada BPRS Cilegon

Mandiri tersebut, diantaranya :

a. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan

musyarakah

Calon nasabah datang langsung ke BPRS Cilegon

Mandiri dengan mengutarakan kehendaknya, dan

mengisi formulir permohonan pembiayaan serta

membawa dokumen-dokumen yang telah menjadi

peryaratan sebagai lampiran permohonan pembiayaan

musyarakah.

51

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusum A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri 52

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perbankan, (Jakarta: PT. Grafindo

Pustaka Utama, 2005), h.99

Page 70: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

58

b. Wawancara

Dalam tahapan ini, dilakukan oleh caloh nasabah

dengan cara pihak BPRS berhadapan langsung.

Tujuan dengan adanya wawancara ini adalah untuk

mengetahui keinginannya calon nasabah dan meniali

kemampuannya dalam melaksanakan kewajibannya.

Pada saat wawancara itu meliputi semua data yang

perlu dilengkapi.

c. Penyelidikan Berkas

Setelah pengajuan pembiayaan musyarakah

dan kelengkapan berkas-berkas, tahap selanjutnya

yaitu penyelidikan dokumen-dokumen untuk

mengajukan permohonan. Tujuannya yaitu untuk

mengetahui apakah berkas yang diajukan telah

lengkap dan sesuai dengan persyaratan yang telah

diterapkan, jika dirasa belum lengkap maka pemohon

akan diminta untuk segera melengkapinya.

Dalam penyelidikan ini hal yang perlu

diperhatikan adalah kebeneran dokumen-dokumen

yang diberikan. Adapun syarat-syarat yang harus

dipenuhi dalam pembiayaan musyarakah atau

Pembiayaan Badan Usaha di BPRS Cilegon Mandiri

antara lain :

- Pas Foto Direktur & komanditer 4x6 (3 Lembar)

Page 71: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

59

- Foto copy Identitas Direktur &b Komanditer (3

Lembar)

- Foto copy Kartu Keluarga & Buku Nikah (Bagi

Direktur)

- Foto copy Legalitas Usaha (Company Profile

Perusahaan)

- Laporan Keuangan Perusahaan 3 Bulan Terakhir

- Foto Copy Rekening Koran Tabungan perusahaan

3 Bulan Terakhir

- Foto Objek Jaminan atas nama sendiri

(Direktur/Komanditer)

d. Peninjauan Lokasi

Setelah pihak bank memperoleh keyakinan

dari keabsahan hasil penyelidikan wawancara maka

langkah selanjutnya yaitu melakukan peninjauan

lokasi yang akan menjadi objek pembiayaan. Pada

saat melakukan peninjauan lapangan petugas harus

menggali informasi sebanyak mungkin kepada calon

anggota pembiayaan.

Tidak hanya itu petugas juga harus melakukan

survey lingkungan tempat tinggal calon nasabah, yaitu

mencari informasi dari masyarakat sekitar, dengan

tujuannya adalah untuk memastikan objek yang

diabiayai benar-benar ada dan sesuai dengan yang

ditulis keadalam formulir pengajuan pembiayaan.

Page 72: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

60

e. Analisis terhadap kelayakan pembiayaan53

Dalam penilaian layak atau tidaknya suatu

pembiayaan yang disalurkan maka perlu juga

dilakukannya analisis pembiayaan, analisis

pembiayaan yang dilakukan BPRS Cilegon Mandiri

yaitu dengan menggunakan prinsip 5 C yakni :

Segi Caracter (watak)

Pada prinsip ini menggambarkan latar

belakang calon nasabah yang meliputi sifat,

kepribadian dan tingkah laku nasabah dalam

kehidupan sehari-hari dilingkungan tempat tinggal

serta untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran

dan tekad baik calon nasabah dalam membayar

kembali pembiayaan yang akan diterimanya.

Pada BPRS Cilegon Mandiri harus diperhatiak

terlebih dahulu karena untuk mengetahui calon

nasabah yang baik, jujur dan komitmen euntuk

mengembalikan pembiayaan. Hal seperti itu harus kita

analisis nasabah tersebut agar terhindar dari

terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan akan

muncul pada saat pembiayaan sedang berjalan.

Segi Capacity (Kemampuan)

Analisis untuk capacity ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah

53

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 73: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

61

dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu

pembiayaan. BPRS harus mengetahui dengan pastin

kemampuan keuangan calon nasabah itu sendiri.

Dengan begitu BPRS Cilegon Mandiri tidak

melihat dari jumlah keuangan yang dimiliki calon

nasabah, karena realitanya saat ini tidak semua

nasabah mempunyai asset atau perputaran dana yang

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Analisis

capacity ini kita melihat dari laporan keuangan seperti

halnya slip gaji dan rekening buku tabungan calon

nasabah. Dengan begitu dapat melihat serta mengukur

kemampuan calon nasabah dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan bidang bisnis yang dijalaninya.

Dengan melakukan pengamatan di lapangan langsung

atas sarana usahanya seperti halnya lokasi usaha,

jumlah karyawan, alat-alat pada bidang pekerjaannya

serta metode kegiatan.

Segi Capital (modal)

Modal sangat perlu untuk dianalisis lebih

mendalam. Karena dengan begitu bank dapat

mengetahui modal yang dimilikioleh nasabah untuk

usaha yang dibiayai.

Modal juga sangat perlu untuk melengkapi

data nasabah ynag akan mendapatkan penyaluran

pembiayaan pada BPRS Cilegon Mandiri. Maka hl ini

Page 74: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

62

tidak baik jika cslon nasabah memanipulasi atau

membohongi pihak bank dengan modal yang

dimilikinya.

Segi Collateral (Jaminan)

Jaminan atau agunan yang dimiliki oleh calon

nasabah atas pembiayaan yang diberikan kepada

BPRS Cilegon Mandiri. Agunan merupakan sumber

pembayaran kedua, artinya apabila nasabah tersebut

tidak dapat membayar angsuran maka itu termasuk

dalam kategori kredit macet, maka kreditur dapat

melakukan eksekusi terhadap agunan. Penilaian ini

meliputi barang jaminan diantaranya : nilai jaminan

berupa

1. Bangunan rumah/tanah

2. BPKP kendaraan

3. SK PNS apabila nasabah seorang Pegawai Negeri

Sipil (PNS)

4. Foto Copy akta pendirian, SITU SIUP TDP

apabila nasabah tersebut meruapakan perusahaan

atau lembaga.

Jadi, jaminan yang diberikan oleh calon nasabah

terhadap BPRS Cilegon Mandiri nilai jaminan

tersebut harus lebih dari nilai pengajuan

pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap

calon nasabah.

Page 75: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

63

Segi Condition

Dalam penilaian pembiayaan hendaknya juga

dinilai dari segi kondisi perekonomian sekarang dan

masa yang akan datang, jadi pihak kreditur harus

mempertimbangkan sector usaha calon debitur

dikaitkan dengan kondisi ekonomi. Artinya keadaan

usaha atau nasabah memiliki karir diperusahaan yang

berprospek seperti perushaan yang dinilai memiliki

prospek yang baik dan bonafit serta juga nasabah

memiliki usaha yang konsisten dan kontinuitas dalam

menjalankan usahanya dalam memperoleh

keuntungan.

Pada tahap kelayakan pembiayaan khususnya

pada pembiayaan musyarakah BPRS Cilegon Mandiri

tidak menyalurkan pembiayaan dengan begitu saja.

Namun BPRS Cilegon Mandiri melihat terlebih

dahulu jenis usaha nasabah itu sendiri.

Menurut Bapak Ridwan, selaku marketing

Lending mengatakan,

“... jadi kebanyak nasabah yang mengajukan

pembiayaan musyarakah ini jenis usahanya yaitu

usaha yang bersifat menengah. Contohnya seperti Si A

mendapat Projek untuk pembangunan gedung atau

pengadaan alat kesehatan, kemudian pihak A

membutuhkan bantuan dana dari BPRS Cilegon

Page 76: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

64

Mandiri untuk membantu berjalannya projek yang

akan dikerjakannya. Disini pihak bank tidak langsung

menyalurkan pembiayaan terlebih dahulu pihak bank

meminta SPK kepada nasabah akan pekerjaan yang

akan dia kerjakan serta pihak bank meminta nilai

kontrak dari usaha itu sendiri. Dengan begitu dapat

kita lihat bahwa nasabah itu sendiri layak atau tidak

mendapatkan pembiayaan dari kami setelah kami

menganalisa kelayakan maka disitu pihak bank

membuat persetujuan dengan calon nasabah akan bagi

hasil yang didapat”

f. Keputusan Pembiayaan

Keputusan pembiayaan adalah untuk

menentukan apakah pembiayaan layak untuk

diberikan pemiayaan atau tidak, jika layak maka calon

nasbah akan dihubungi. Dan penanda tanaganan akad,

dan persiapan administrasi oleh BPRS Cilegon

Mandiri keputusan pembiayaan mencakup : akad

pembiayaan yayng akan ditandatangani, jumlah uang

yang kana dicairkan, jangka wajtu pembiayaan, dan

biaya lainnya.

Syarat Modal

1. Modal musyarakah adalah modal yang

dikeluarkan untuk membiayai modal kerja nasabah

sesuai analisa dan kebutuhan modal kerja.

Page 77: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

65

2. Modal musyarakah harus digunakan

sesuaindengan tujuan penggunaan pembiayaan

yang diajukan.

g. Perhitungan Bagi Hasil

Nisbah bagi hasil iterapkan melalui negosiasi

antara pihak BPRS Cilegon Mandiri denga nasabah.

Negosiasi kan timbul kesepakatan antara kedua belah

pihak dalam berbagi keuntungan dan kerugian.

Bsarnya usaha yang diperoleh baik bank maupun

pihak BPRS amat tergantung pada nisbah yang

disepakati pda awal akad.

Metode perhitungan bagi hasil dalam

pembiayaan musyarakah pada BPRS Cilegon Mandiri

berdasarkan pada teori Profit Sharing. Adapun cara

perhitungan pembiayaan musyarakah pada BPRS

Cilegon Mandiri adalah sebagai berikut :

Contoh perhitungan bagi hasil :\

Hifdi seorang pengusaha, dia memperoleh

tender untuk pengadaan alat kesehatan ia

memerlukan modal 80.000.000 namun hifdi hanya

mempunyai 40.000.000 dan ia memperoleh

pembiayaan dari BPRS Cilegon Mandiri sebesar

40.000.000 untuk membiayai usaha jual beli alat

kesahatan dengan kesepakatan 50% : 50% keuntungan

yang didapat pada bulan pertama sebesar 3.500.000

Page 78: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

66

setelah dikurangi biaya-biaya satu bulan sebsar

500.000 menjadi Rp. 3.000.000

Diketahui :

Dana dari BPRS Cilegon Mandiri Rp. 40.000.000

Laba bersih Rp. 3.000.000

Nisbah agi hasil 50% : 50%

Jangka waktu pengembalian 6 bulan

Jawab : Rp. 3.0000.000 : 2 = Rp. 1.500.000

Maka jumlah yang harus diberikan ke BPRS ilegon

Mandiri bulan ke 1 sebesar Rp. 1.500.000. sedangkan

pokok pinjamannya bisa dibayar sekaligus pada saat

jatuh tempo atau setiap bulannya sesuai dengan

keinginan mudharib untuk bulan selanjutnya yang

harus diserahkan ke BPRS Cilegon Mandiri tidak

selalu sama karena keuntungan yang didapatkan dari

usaha tersebut tidak selalu sama.

h. Pembayan Angsuran

1. Keuntungan dari pengembangan dana musyarakah

dibagikan kepada BPRS Cilegon Mandiri dan

nasabah sesuai nisbah

2. Pembayaran angsuran oleh nasabah dilakukan

dengan cara pengembalian modal dan bagi hasil

secara bulanan sampai masa pembiayaan berakhir.

Page 79: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

67

i. Pemutusan Kontak Kerja

1. Nasabah terbukti melanggar hal-hal yang telah

disepakati lam kontrak

2. Nasabah dan BPRS sepakat untuk mengakhiri

kontrak

3. Salah satu pihak meninggal dunia

4. Terjadinya kecendrungan penurunan usaha terus

menerus.

Pada tahap evaluasi diawal kegiatan pihak

BPRS Cilegon Mandiri mempunyai faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya pembiayaan bermasalah.

Dapat dilhat dari faktor nasabah, faktor dari nasabah

ini bisa disebut juga faktor dari nasabah itu sendiri,

dalam hal ini dijelaskan bahwa setiap nasabah atau

debitur memiliki kulaitas dan karakter yang

berbedaantara satu nasabah dengan nasabah lainnya.

Karena tidak semua nasabah atau debitur mempunyai

i’tikad baik pada saat mengajukan pembiayaan

ataupun pada saat pembiayaan yang diberikan sedang

berjalan. I’tikad tidak baik itulah memang sulit untuk

diketahui dan dianalisis oleh pihak bank. Karena ada

beberapa debitur yang pada saat mengajukan

pembiyaan menutup-nutupi keuangan perusahaan dan

dari calon nasabah tersebut hanya mengharapkan dana

segar dari bank.

Page 80: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

68

Fakta yang didapat pada tahap evaluasi awal

kegiatan banyak calon nasabah yang tidak mengikuti

prosedur yang sudah ditetapkan dengan kata lain pada

saat penyelidikan berkas calon nasabah tidak

memenuhi syarat-syarat seperti halnya calon nasabah

tidak mempunyai legalitas usaha, tidak menyerahkan

laporan keuangan 3 bulan terakhir perusahaan itu

sendiri, serta objek yang akan diagunkan oleh calon

nasabah itu bukan milik pribadinya sendiri melainkan

objek yang akan diagunkan kepada bank itu milik

kerabat terdekatnya. Hal itu lah yang membuat pihak

bank tidak memberikan pembiayaan atau kata lain

nasabah ditolak dan tidak layak diberi pembiayaan.

Naum demikian, fakta lain yang ditemukan

bahwa hanya beberapa calon nasabah yang tidak

mengikuti perosedur-prosedur yang sudah ditetapkan

oleh BPRS Cilegon Mandiri dan mayortitas calon

nasabah yang mengajukan pembiayaan mengikuti

prosedur-prpsedur BPRS Cilegon Mandiri.

2. Evaluasi Formatif54

Pada tahap yang kedua atau disebut formatif ini

dilakukan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama

54

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 81: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

69

proses kegiatan usaha dilaksanakan.55

Dengan maksud

agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya

penyimpangan-penyimpangan atau ketidaksesuaian

pelaksanaan dengan rencana yang telah di disusun

sebelumnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi formatif

disini adalah BPRS Cilegon Mandiri pada bagian

marketing melakukan pengawasan terhadap pengembalian

angsuran yang dilakukan nasabah pembiayaan serta

melakukan penilaian terhadap hasil-hasil yang telah

dicapai oleh nasabah. Mengenai waktu pelaksanaanya

dapat dilakukan secara rutin yaitu dengan melakukannya

sebulan sekali. Disini bagian marketing melakukan

pengawasan dengan mendatangi langsung kegiatan-

kegiatan usaha nasabah yang mendapatkan pembiayaan

seperti halnya melihat dari perusahaan nasabah bekerja,

apakah perusahaan tersebut profitnya semakin membaik

atau sebaliknya. Sehingga kalau semua itu berjalan

dengan lancar akan membuat BPRS Cilegon Mandiri yang

sehat dan dengan adanya pengawasan ini yaitu untuk

mencegah terjadinya kredit macet pada BPRS Cilegon

Mandiri.

Dilihat dari evaluasi formatif fakta yang didapat

pada pengawasan terhadap pengembalian angsuran yang

55

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perbankan, (Jakarta: PT. Grafindo

Pustaka Utama, 2005), h.99

Page 82: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

70

dilakukan nasabah yaitu masih terjadinya pembiayaan

bermasalah yang dialami oleh nasabah. Hal ini terjadi

karena beberapa faktor diantaranya karakter nasabah yang

memang nasabah sendiri susah untuk memberikan

angsuran atau kewajibannya terhadap bank. Padahal

yayng seharusnya dilakukan oleh nasabah yaitu nasabah

harus sadar diri akan kewajibannya yaitu pengembalian

tagihan atau melakukan pembayaran angsuran tiap

bualannya terhadap bank guna terhindar dari terjadinya

kredit macet. Adapun dilihat dari kegiatan usaha nasabah

yang telah diberikan pembiayaan, profit yang didapat oleh

usaha nasabah itu sendiri semakin membaik dan

pembiayaan yang diberikan oleh BPRS Cilegon Mandiri

sangat membantu kelangsungan akan usaha nasabah itu

sendiri.

3. Evaluasi Sumatif56

Pada tahapan ini penilaian dilakukan untuk

melihat hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan

dari awal sampai keseluruhan akhir kegiatan.57

Pada tahap

evaluasi ini dilakukan oleh piahk BPRS Cilegon Mandiri

setelah menyalurkan pembiayaan terhadap nasabahnya,

dan sampai pada akhir proses pengembalian pembiayaan.

56

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri 57

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perbankan, (Jakarta: PT. Grafindo

Pustaka Utama, 2005), h.99

Page 83: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

71

Adapun fungsi evaluasi sumatif ini yaitu untuk

menentukan pencapaian hasil jumlah pembiayaan

musyarakah pada BPRS Cilegon Mandiri serta dalam

pengembalian pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah

tersebut sesuai dengan yang diharapkan atau sebaliknya

mengalami kredit macet.

Dengan melakukan evaluasi ini dapat

dikemukakan bahwa hasil dari awal kegiatan pembiayaan

ternyata terdapat kelemahan atau mengalami keganjalan

diantaranya yaitu tidak layakanya nasabah mendapatkan

pembiayaan dikarenakan legalitas usaha dan objek

jaminan yang akan diagunkan tidak jelas dengan kata lain

bukan hak milik pribadi. Selain itu setelah BPRS Cilegon

Mandiri menyalurkan pembiayaan kepada nasbah itu

masih saja terjadinya kredit macet terhadap nasabah yang

mendapatkan pembiayaan khususnya pada pembiayaan

musyarakah. Disini pada tahap evaluasi yang dilakuakn di

tengah-tengah kegiatan terdapat keganjalan yang memang

itu sangatlah tidak asing dikalangan lembaga keuangan

yaitu pihak bank tidak lah mengalami kerugian karena

pihak bank merestrukturisasi ulang waktu pembiayaan

yang dilakukan nasabah. Karena hal ini lah akan

membantu BPRS Cilegon Mandiri terhindar dari resiko.

Adapun pencapaian hasilnya yang didapat oleh BPRS

Cilegon Mandiri khususnya pada sektor UMKM

Page 84: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

72

diantaranya : BPRS Cilegon Mandiri dapat membantu

kelangsungan usaha nasabah itu sendiri dan pencapaian

hasil yang diperoleh BPRS Cilegon Mandiri ini selalu

melebihi target yang ditentukan.

Dilhat pada jumlah nasabah pada tahun 2014-

2015 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2014

memiliki 40 nasabah, tahun 2015 terdapat 52 nasabah, dan

pada tahun 2016 memiliki 70 nasabah. Dari jumlah

nasabah rata-rata mengembalikan dalam jangak waktu

selama 3 tahun. Dari tiap nasabah pada tahun 2014 itu

rata-rata mendapatkan pembiayaan sebesar 50 jt sd 75 jt,

pada tahun 2015 tiap nasabah mendapatkan penyaluran

pembiayaan sebesar 50 sd 100 jt, dan pada tahun 2016

BPRS Cilegon Mandiri memberikan pembiayaan terhadap

nasabah sebesar 50 sd 150 jt. Dari keseluruhan nasabah

yang mengajukan pembiayaan musyarakah BPRS Cilegon

Mandiri memberikan pembiayaan di atas 50 jt. Karena

penyaluran pembiayaan musyarakah itu khusus kepada

sektor usaha menengah.

Tabel 4.1

Pembiayaan Musyarakah BPRS Cilegon Mandiri

Pembiayaan

diberikan

2014 2015 2016

Nilai Pembiayaan 50 jt sd

80 jt

50 jt sd 100

jt

50 jt 150 jt

Jumlah Nasabah 40 52 70

Page 85: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

73

Sumber : Ridwan Kusuma A. Selaku Marketing (Lending)

BPRS Cilegon Mandiri

Berdasarkan fakta di atas telah terbukti bahwa

penyaluran pembiayaan UMKM dengan akad musyarakah

pada BPRS Cilegojn Mandiri berjalan secara efektif

karena pada setiap divisi harus ada pencapaiannya

masing-masing khususnya pada divisi marketing. Dan

untuk pembiayaan musyarakah pada sektor UMKM, dan

pada 3 tahun terakhir ini BPRS Cilegon Mandiri sudah

mencapai target yang diharapkan. Dan fakta lain yang

didapat dari Bank miliki Pemerintah Kota Cilegon ini

(BPRS Cilegon Mandiri) dari pembiayaan musyarakah

dapat meningkatkan pendapatan serta dapat bekerja sama

dengan sektor usaha khususnya pada sektor usaha

menengah. Dengan begitu pendapatan yang diperoleh oleh

pihak BPRS Cilegon Mandiri sesuai dengan target bahkan

melebihi pencapaian target.58

Dalam efektifitasnya BPRS Cilegon Mandiri

berupaya mendahulukan pelaku usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM). Meski demikian, BPRS Cilegon

Mandiri memiliki kriteria ntuk UMKM ang berhak

mendapatkan bantuan modal yaitu : memiliki Aset di

bawah UMR (Upah Minimum Rata-rata yang berlaku di

Kota Cilegon.

58

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 86: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

74

B. Hambatan dan Solusi BPRS Cilegon Mandiri dalam

Memberdayakan UMKM

1. Hambatan yang dihadapi BPRS Cilegon Mandiri59

Dalam menjalankan suatu kegiatan pada lembaga

perbankan syariah tentulah ada bebrapa hambatan yang

terjadi. Hal ini serimg kali terjadi di Bank Syariah di

seluruh Indonesia. Di BPRS Cilegon Mandiri terjadi

beberapa hambatan dalam mengoptimalkan UMKM.

Hambatan-hambatan tersebut biasanya terjadi dari

berabagi faktor lebih khusus lagi yang dihadapi pada

BPRS Cilegon Mandiri yaitu timbul dari faktor eksternal

atau masyarakat.

a. Minimnya Pengetahuan Msyarakat

Tingkat pendidikan pada saat ini sangatlah

mempengaruhi terhadap pengetahuan masyarakat

terhadap pengetahuan tentang perbankan syariah. Dan

masih banyak sekali masyarakat yang belum

mengetahui produk-produk yang ada di dalam

perbankan syariah, sehingga banyak sekali

masyarakat yang salah persepsi tentang Bank Syariah

khususnya BPRS Cilegon Mandiri.karena memang

kebanyakan warga atau masyarakat kota Cilegon

belum mengetahui keberadaan BPRS Cilegon

59

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 87: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

75

Mandiri dan belum banyak yang tahu tentang

perbankan syaraiah.

Menurut Ridwan Kusuma A. Selaku

Marketing Lending mengatakan,

“...kita bagian marketing ditugaskan oleh

pihak bank untuk melakukan edukasi dan sosialisasi

langsung yaitu dengan cara mendatangi langsung ke

masyarakat atau calon nasabah pada setiap harinya.

Seperti mendatangi pedagang-pedagang di pasar,

bahkan datang langsung ke dinas-dinas lingkungan

kota cilegon serta menawarkan langsung kepada

perusahaan-perusahaan besar”60

Kesalah pahaman terhadap perbankan syariah

inilah menunjukan bahwa belum meratanya

sosialisasi informasi perbank syariah khusunya BPRS

Cilegon Mandiri. Banyak sekali masyarakat yang

belum memahami secara benar apa itu Bank Syariah,

BPRS, sistem apa yang dipakai, jenis prosuknya, serta

apa keunggulan BPRS Cilegon Mandiri bila

dibandingkan dengan bank lainnya.

b. Nasabah Tidak Konsisten61

Yang dimaksud disini adalah kebanyakan dari

calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan itu

60

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

61 Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 88: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

76

memberikan objek jaminan yang akan diagunkan

bukan hak milik pribadi atau perusahaan.

Menurut Ridwan Kusuma A, selaku

Marketing Lending, mengatakan

“.... yang menjadi persoalan penting bagi bank

itu adalah agunan yang diberikan oleh calon nasabah

bukan milik pribadi, contohnya dia memberikan

objek jaminan untuk diagunkan tersebut bukan milik

kerabat dekata, atau dari temen ke temen. Disitulah

pihak bank mersa ini adalah salah satu hambatan

untuk penyaluran pembiayaan berlangsung”62

Tidak hanya itu hambatanpun terjadi karena

adanya keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam hal

keterlambatan pembayaran, itu dapat dibedakan

dengan menjadi dua diantaranya, nasabah yang

terlambat membayar kewajibannya karena kondiisi

diluar harapan nsabah (force majure) dan nasabah

yang mampu membayar tetapi menunda-nunda

pembayaran tersebut. Sehingga BPRS Cilegon

Mandiri harus bertindak dan mengambil tindakan atau

action.

62

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 89: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

77

2. Upaya Penyelesaian Terhadap Hambatan-hambatan63

Setiap hambatan tentulah ada penyelesaian yang

dilakukan. Walaupun penyelesaian gtersebut masih

kurang atau belum maksimal. Dalam hal ini ada beberapa

upaya BPRS Cilegon Mandiri dalam menyelesaikan

hambatan-hambatan, antara lain sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan memang menjadi salah satu

hambatan paling terbesar bagi Bank Syariah khusunya

BPRS Cilegon Mandiri. Dengan pendidikan tersebut

maka pola pikir dan kemampuan sangatlah

berpengaruh. Maka dalam masalah ini BPRS Cilegon

Mandiri akan memberikan dan terus memberikan

edukasi kepada calon nasabah.

Dengan diberikan sosialisasi serta edukasi diharapkan

masyarakat akan paham fungsi serta prosuk-produk

yang ada di BPRS Cilegon Mandiri. Karena jika

nasabah mempunyai pendidikan minim, maka bank

akan mengalami kesulitan dalam memberikan

pembiayaan. Karena pada dasarnya BPRS Cilegon

Mandiri syarat dalam mengajukan pembiayaan dilihat

dari karakter serta kemampuan usaha tersebut.

b. Hambatan keterlambatan membayar memang hal yang

sangat lumrah/sering terjadi pada pihak Bank

khususnya BPRS Cilegon Mandiri. Langkah yang

63

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 90: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

78

diambil oleh BPRS Cilegon Mandiri dalam

mengahadapi masalah ini akan mengambil tindakan

yaitu dengan mencari i’tikad baik nasabah tersebut

dengan cara silaturahmi terlebih dahulu, jika memang

belum ada kejelasan dari nasabah maka bank

memberikan surat peringatan sampai dengan 3 kali

peringatan. Jika memang pada 3 kali peringatan maka

bank akan meminta bantuan kepada kejaksaan.

Gunanaya kejaksaan akan mengambil agunan/jaminan

yang diberikan oleh nasabah tersebut. Lalu agunan

yang telah diambil oleh kejaksaan akan diberikan

kembali kepada BPRS Cilegon Mandiri tersebut

melakukan lelang akan agunan yang diambil

kemudian pihak bank tersebut melakukan lelang.64

C. Analisis

Dalam menyalurkan suatu pembiayaan yang bertujuan

untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah

(umum) melalui pembiayaan tidak mudah. Ada beberapa hal

yang harus dilakukan oleh BPRS Cilegon Mandiri, untuk

pencapain target dan dalam melakukan pencapaian tersebut,

tentu membutuhkan suatu proses yang mana di dalam suatu

proses akan ada suatu hambatan yang dapat mengganggu

64

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 91: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

79

keberlangsungan suatu pembiayaan pada BPRS Cilegon

Mandiri.

Selama proses kebutuhan penyaluran pembiayaan

musyarakah BPRS Cilegon Mandiri, melakukan evaluasi

dengan menggunakan tiga bentuk evaluasi pembiayaan yaitu

evaluasi di awal kegiatan, evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif. Yang bertujuan untuk keberlangsungan serta

kelancaran pembiayaan yang disalurkan ke Nasabah, dan

untuk mencegah suatu hal yang dapat merugikan BPRS

Cilegon Mandiri itu sendiri. Akan tetapi tidak dipungkiri,

walaupun sudah melakukan evaluasi tentu BPRS Cilegon

Mandiri menemukan hambatan diantaranya, minimnya

pengetahuan masyarakat dan tinggat pemahaman yang belum

merata terhadap BPRS Cilegon Mandiri, serta adanya

Nasabah memberikan objek jaminan kepada BPRS Cilegon

Mandiri bukanlah hak milik pribadi, melainkan milik kerabat

terdekat dan tidak konsisten nya Nasabah akan pengembalian

pembiayaan setiap bulan nya, sehingga terjadinya kredit

macet.

Dengan adanya hambatan tentunya BPRS Cilegon

Mandiri akan melakukan beberapa cara umtuk mengatasinya.

Dalam mengatasi hambatan tersebut BPRS Cilegon Mandiri

melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang BPRS

Cilegon Mandiri, dan memberikan edukasi mengenai

Page 92: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

80

mekanisme dan prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan

agar calon nasabah mendapatkan penyaluarn pembiayaan.

BPRS Cilegon Mandiri memiliki strategi untuk

melakukan sosialisasi yang mampu untuk mengenalkan BPRS

Cilegon Mandiri ke seluruh masyarakat, khususnya pada

pelaku sektor UMKM. Hal yang dilakukan oleh BPRS

Cilegon Mandiri adalah bertemu langsung dengan calon

Nasabah dengan memberikan informasi melalui brosur dan

berinteraksi langsung dengan calon Nasabah.

Hambatan karena objek jaminan yang bukan milik

pribadi diagunkan Nasabah kepada BPRS Cilegon Mandiri,

memang banyak ditemukan. Hal itu terjadi karena calon

Nasabah tidak memilik objek yang sesuai dengan BPRS

Cilegon Mandiri.

“......Jadi sering kali kami menemukan calon Nasabah

yang memberikan objek jaminan tersebut nukanlah milik hak

pribadi, melainkan milik kerabat terdekatnya. Dengan begitu

kami melakukan strategi untuk bertemu langsung dengan

pihak ketiga ( kerabat dekat)”.65

Hambatan lain yang ditemukan ialah adanya Nasabah

yang tidak konsisten akan pengembalian pembiayaan atau

kredit macet. Hal ini biasanya terjadi karena faktor ekonomi

atau pribadi. Kepada Nasabah yang mengalami kredit macet,

maka pihak BPRS Cilegon Mandiri akan melakukan

65

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 93: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

81

restrukturisasi. Restrukturisasi merupakan membuat jadwal

baru untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran.

“......Jadi kita melakukan restrukturisasi itu melakukan

perpanjangan waktu kontrak, misalnya awal perjanjian jangka

waktu tiga tahun namun dengan terjadinya kredit macet maka

jangka waktu diperpanjang menjadi lima tahun dengan

jumlah yang lebih ringan dari sebelumnya”.66

Dengan adanya rekstrukturisasi maka bank

sebelum memberikan pembiayaan harus melakukan

kehati-hatian agar tidak terjadi rekstrukturisasi pada

nasabah BPRS Cilegon Mandiri.

66

Wawancara Pribadi, 02 Oktober 2017, Ridwan Kusuma A,

Marketing Lending BPRS Cilegon Mandiri

Page 94: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua data dan analisa yang telah penulis

lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Evaluasi penyaluran pembiayaan musyarakah dalam

memberdayakan UMKM di BPRS Cilegon Mandiri yaitu

dengan mengacu pada tiga bentuk evaluasi pembiayaan,

yaitu : evaluasi dilakukan di awal kegiatan, evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif. Dalam mekanisme

pembiayaan Musyarakah BPRS Cilegon Mandiri telah

sesuai dalam opersional akad, modal, kerja maupun dalam

perhitungan bagi hasil.

2. Dalam proses penyaluran pembiayaan musyarakah dalam

memberdayakan UMKM tentulah mengalami suatu

hambatan. Hambatan pada BPRS Cilegon Mandiri antara

lain tingkat pendidikan SDM yang sangat minim, serta

sebagian nasabah memberikan objek jaminan yang

diagunkan ke BPRS Cilegon Mandiri bukan hak milik

pribadi melainkan milik kerabat terdekat dan terjadinya

nasabah tidak konsisten maksud disini adalah terjadinya

hambatan pembayaran atau bisa disebut dengan

mengalami tunggakan. Adapun keterlambatan membayar

yaitu terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor.

Hambatan-hambatan tersebut tentu akan ada solusi yang

Page 95: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

83

harus dilakukan. Solusi dan upaya yang dilakukan oleh

BPRS Cilegon Mandiri yaitu dengan melakukan

sosialisasi tentang perbankan syariah agar masyarakat

lebih luas lagi mengetahui keberadaan BPRS Cilegon

Mandiri. Dan untuk terjadinya ketidak konsistenan

nasabah dalam pengembalian pembiayaan BPRS Cilegon

Mandiri melakukan restrukturisasi untuk nasabah, hal

tersebut agar tidak terjadinya kredit macet serta

mengganggu kelangsungan bank.

B. Saran

1. Evaluasi penyaluran pembiayaan musyarakah dalam

memberdayakan UMKM pada BPRS Cilegon Mandiri

dengan mengacu pada tiga bentuk evaluasi pembiayaan

yaitu evaluasi diawal kegiatan, evaluasi sumatif, dan

evaluasi formatif sudah optimal dalam hal itu BPRS

Cilegon Mandiri harus mempertahankan atau bahkan

teknis harus dikembangakan agar menjadi lebih baik lagi.

Dan BPRS Cilegon Mandiri harus lebih semangat dan

mempuntai strategi baru pada pemberdayaan UMKM

hebat agar perkembangan ekonomi khusunya di Kota

Cilegon semakin maju dalam usahanya khusunya pada

sektor Usaha Mikro Kecil Menengah.

2. Dalam menghadapi hambatan yang terjadi, sebaiknya

BPRS Cilegon Mandiri harus lebih tanggap lagi dalam

mengambil tindakan, harus selektif serta mempunyai

Page 96: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

84

startegi baru untuk mencegahnya hambatan yang memang

sering terjadi pada tiap tahunnya. Dengan begitu BPRS

Cilegon Mandiri harus lebih teliti dalam menganalisa

kelayakan usaha nasabah itu sendiri karena kebanyakan

dari calon nasabah yang mengajukan pembiayaan hanya

ingin mendapatkan dana segar. Dan diharapkan BPRS

Cilegon Mandiri juga harus lebih giat dan semangat dalam

mempertahankan kegiatan sosialisasi yang menjadi

rutinitas tiap harinya yang dilakukan oleh staff marketing.

Page 97: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah Antonio. Jakarta:

Gema Insani Press. 2009

Amin, A.Irwan. Menata Perbankan Syariah Di Indoensia. Jakarta

: UIN Press. 2009

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada. 2004

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 2008

Azizah, Ulfah, “Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk

Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat,” (Skripsi

S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2016)

Djazuli dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian

Umat (sebuah pengenalan). Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2002

Dr. Kamsar. Dasar-Dasar Perbankan Ed.Revisi. Jakarta:

Rajawali Perss. 2012

Hafidhuddin, Didin. Manajmen Syariah Dalam Praktik. Jakarta:

Gema Insani. 2003

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah dengan

Pendekatan Kualitatif. UIN Press. 2006

Page 98: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

86

Hubeis, Musa. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Incubator

Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009

Husein, Umar. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. 2005

Ibrahim, Yaqob. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka

Cipta.2003

Jhon, Craw. Evaluation Of Libraries and Information Services.

London.2000

Karim, Adimarwan.Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan).

Jakarta : PT. Raja Grafindo. 2003

Kashmir. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 2003

Karnean Perwatmaja dan M.Syafi’I Antonio. Apa dan

Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Versi Grafika.

1992

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. 2008

Mas’adi, A. Ghufron. Fiiqh Muamalat Kontekstual Cet. 1.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.2002

Melelong, J. Lexy. Metodologi Penenlitian Kualitatif,

Terjemahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002

Muhammad. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan

di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.2005

Page 99: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

87

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI),

Ekonomi Islam, Jakarta: Universitas Indonesia

Yogyakarta atas Kerjasama dengan Bank Indonesia,

2008

Riva’I, Vethzal. Islamic Banking. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

2010

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah

Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas

Ekonomi UII. 2008

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. Evaluasi Program

Pendidikan. Pedoman Teoritis. 2000

Syafi’i Antonio Muhammad. Bank Syariah dari Teori ke Prkatek,

Jakarta: Gema Insani Press. 2001

Tambunan Tulus. UMKM Di Indonesia. Bogor: Ghalia

Indonesia.2009

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2000

Tim.Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua.

Jakarta: Balai Pustaka. 1995

Utami, Chairunnisa Wahyu, “Evaluasi Manajemen Resiko

Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri

KCP Graha Raya Serpong Utara,” (Skripsi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2015)

Page 100: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

88

Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan

Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

B. Jurnal

Jurnal (2015) Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar

Bebas Asean. Ejournal.uajy

Jurnal (2008) Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun

2008 Tentang pengembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah

Page 101: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 102: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 103: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 104: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 105: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang
Page 106: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

HASIL WAWANCARA DENGAN MARKETING LENDING BPRS CILEGON

MANDIRI

Penelitian tentang “Evaluasi Pembiayaan Musyarakah dalam memberdayakan

UMKM Pada BPRS Cilegon Mandiri”

Informan : Ridwan Kusuma Atmanegara

Hari/Tanggal : Senin, 02 Oktober 2017

Lokasi : Komplek Sukmajaya Mandiri Kav.5 Jalan Ahmad Yani,

Kota Cilegon

T : Peneliti

J : Informan

T : Bagaimana sejarah BPRS Cilegon Mandiri ?

J : PT. BPRS Cilegon Mandiri merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kota

Cilegon yang didirikan dengan Perda No.07 Tahun 2002. Pada tahun 2012 BPR

Syariah Cilegon mandiri berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan

Perda Kota Cilegon No.14 tahun 2012 tentang perubahan Bentuk Badan

Hukum Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Cilegon Mandiri

menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon

Mandiri. Kegiatan Bank dikelola Oleh Direktur dan Manajer Opersional, yaitu

H. Tb. Abdul Nasser, SE dan idar Sudarma. Bank Mulai Beroperasi pada bulan

April 2003 dan secara bertahap sejak mendapat izin prinsip, bank dipersiapkan

baik struktur, standar prosedur operasional maupun sumber daya insasni untuk

menjalankan aktifitas usaha bank. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari web.

T : Bagaimana struktur organisasi di BPRS Cilegon Mandiri ?

Page 107: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

J : Berbicara soal struktur organisasi jika dilihat secara tertulis itu ada di file, yang

perlu diketahui gambaran saja bahwa pada struktur organisasi tentu ada Direksi

yang dibawahi oleh audit Internal lalu dibawahnya ada manager Opersional

dan Manager Marketing disitu pula terdapat Divisi Accounting, Admin, CS,

Teller, pada bagian marketing tentu ada yang dinamakan Lending, Funding dan

Remedial. Nah dari setiap divisi tentu ada staff-nya masing-masing.

T : Apa saja Produk yang ada di BPRS Cilegon Mandiri ?

J : Kalau produk tentu kita tidak terlepas dari pembiayaan inti yaitu murabahah,

mudharabah, musyarakah dan ijarah namun kita disini mempunya produk

yang lain untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibrosur.

T : Bagaimana mekanisme penyaluran pembiayaan UMKM khususnya pada

pembiayaan musyarakah ?

J : Hal yang umum dan dan memang sudah menjadi ketetapan semua bank

dimana terdapat ketentuan-ketentuan pelaksanaan penyaluran pembiayaan

ppada akad musyarakah yang harus ditempuh oleh calon nasabah yaitu dengan

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BPRS Cilegon Mandiri Yaitu

nasabah harus mengajukan permohonan terlebih dahulu, bersedia untuk

diwawancarai, melakukan penyelidikan berkas peninjauan lokasi dan melaukan

analisis terhadap kelayakan pembiayaan.

T : Analisis seperti apa yang dilakukan oleh BPRS Cilegona Mandiri dalam

menentukan kelayakan calon nasabah.

J : Dalam menentukan kelayakan calon nasabah kami menggunakan prinsip 5C (

Caracter, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition).

Page 108: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

Segi Caracter (watak)

Pada prinsip ini menggambarkan latar belakang calon nasabah yang

meliputi sifat, kepribadian dan tingkah laku nasabah dalam kehidupan sehari-

hari dilingkungan tempat tinggal serta untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kejujuran dan tekad baik calon nasabah dalam membayar kembali pembiayaan

yang akan diterimanya.

Pada BPRS Cilegon Mandiri harus diperhatiak terlebih dahulu karena

untuk mengetahui calon nasabah yang baik, jujur dan komitmen euntuk

mengembalikan pembiayaan. Hal seperti itu harus kita analisis nasabah

tersebut agar terhindar dari terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan

akan muncul pada saat pembiayaan sedang berjalan.

Segi Capacity (Kemampuan)

Analisis untuk capacity ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu

pembiayaan. BPRS harus mengetahui dengan pastin kemampuan keuangan

calon nasabah itu sendiri.

Dengan begitu BPRS Cilegon Mandiri tidak melihat dari jumlah keuangan

yang dimiliki calon nasabah, karena realitanya saat ini tidak semua nasabah

mempunyai asset atau perputaran dana yang sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia. Analisis capacity ini kita melihat dari laporan keuangan seperti

halnya slip gaji dan rekening buku tabungan calon nasabah. Dengan begitu

dapat melihat serta mengukur kemampuan calon nasabah dalam bidang bisnis

yang dihubungkan dengan bidang bisnis yang dijalaninya. Dengan melakukan

pengamatan di lapangan langsung atas sarana usahanya seperti halnya lokasi

Page 109: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

usaha, jumlah karyawan, alat-alat pada bidang pekerjaannya serta metode

kegiatan.

Segi Capital (modal)

Modal sangat perlu untuk dianalisis lebih mendalam. Karena dengan

begitu bank dapat mengetahui modal yang dimilikioleh nasabah untuk usaha

yang dibiayai. Modal juga sangat perlu untuk melengkapi data nasabah ynag

akan mendapatkan penyaluran pembiayaan pada BPRS Cilegon Mandiri. Maka

hl ini tidak baik jika cslon nasabah memanipulasi atau membohongi pihak bank

dengan modal yang dimilikinya.

Segi Collateral (Jaminan)

Jaminan atau agunan yang dimiliki oleh calon nasabah atas pembiayaan

yang diberikan kepada BPRS Cilegon Mandiri. Agunan merupakan sumber

pembayaran kedua, artinya apabila nasabah tersebut tidak dapat membayar

angsuran maka itu termasuk dalam kategori kredit macet, maka kreditur dapat

melakukan eksekusi terhadap agunan. Penilaian ini meliputi barang jaminan

diantaranya : nilai jaminan berupa

1. bangunan rumah/tanah

2. BPKP kendaraan

3. SK PNS apabila nasabah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS)

4. Foto Copy akta pendirian, SITU SIUP TDP apabila nasabah

tersebut meruapakan perusahaan atau lembaga.

Jadi, jaminan yang diberikan oleh calon nasabah terhadap

BPRS Cilegon Mandiri nilai jaminan tersebut harus lebih dari

Page 110: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

nilai pengajuan pembiayaan yang diberikan oleh bank ter-

hadap calon nasabah.

Segi Condition

Dalam penilaian pembiayaan hendaknya juga dinilai dari segi kondisi

perekonomian sekarang dan masa yang akan datang, jadi pihak kreditur harus

mempertimbangkan sector usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi

ekonomi. Artinya keadaan usaha atau nasabah memiliki karir diperusahaan

yang berprospek seperti perushaan yang dinilai memiliki prospek yang baik

dan bonafit serta juga nasabah memiliki usaha yang konsisten dan kontinuitas

dalam menjalankan usahanya dalam memperoleh keuntungan.

T : Dalam setiap kegiatan tentu adanya sebuah evaluasi, pada penyaluran

pembiayaan bentuk evaluasi apa yang digunakan di BPRS Cilegon Mandiri ?

J : Tentu dan pasti adanya sebuah evaluasi pada setiap kegiatan atau pekerjaan.

Dalam kegiatan penyaluran pembiayaan, kita mengacu pada tiga bentuk

kegiatan evaluasi, pertama evaluasi diawal kegiatan, Evaluasi Formatif dan

Evaluasi Sumatif. Pada tahap evaluasi di awal kegiatan yang dilakukan oleh

calon nasabah untuk mendaptkan pembiayaan tentu lah calon nasabah harus

mengikuti prosedur, prosedur yang sudah ditetapkan oleh pihak bank.seperti

halnya menganalisa kelayakan calon nasabah. Karena pada tahapan awal ini

bertujuan untuk nmenilai kesiapan usaha yang dapat mengetahui kelayakan

usaha calon nasabah itu sendiri.

Pada tahap evaluasi diawal kegiatan pihak BPRS Cilegon Mandiri

mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pembiayaan

bermasalah yang dapat dilhat dari faktor nasabah, faktor dari nasabah ini bisa

Page 111: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

disebut juga faktor dari nasabah itu sendiri, dalam hal ini dijelaskan bahwa

setiap nasabah atau debitur memiliki kulaitas dan karakter yang berbedaantara

satu nasabah dengan nasabah lainnya. Karena tidak semua nasabah atau debitur

mempunyai i’tikad baik pada saat mengajukan pembiayaan ataupun pada saat

pembiayaan yang diberikan sedang berjalan. I’tikad tidak baik itulah memang

sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak bank. Karena ada beberapa

debitur yang pada saat mengajukan pembiyaan menutup-nutupi keuangan

perusahaan dan dari calon nasabah tersebut hanya mengharapkan dana segar

dari bank.

Dan yang sering kami temui pada tahap evaluasi awal kegiatan ada

beberapa calon nasabah yang tidak mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan

dengan kata lain pada saat penyelidikan berkas calon nasabah tidak memenuhi

syarat-syarat seperti halnya calon nasabah tidak mempunyai legalitas usaha,

tidak menyerahkan laporan keuangan 3 bulan terakhir perusahaan itu sendiri,

serta objek yang akan diagunkan oleh calon nasabah itu bukan milik pribadinya

sendiri melainkan objek yang akan diagunkan kepada bank itu milik kerabat

terdekatnya. Hal itu lah yang membuat pihak bank tidak memberikan

pembiayaan atau kata lain nasabah ditolak dan tidak layak diberi pembiayaan.

Namun demikian itu hanya beberapa orang saja selebihnya calon nasabah

yang akan mengajukan pembiayaan musyarakah mengikuti aturan atau

prosedur prosedur yang sudah ditetapkan oleh pihak bank.

Pada tahap kedua yaitu Evaluasi Formatif, pada tahapan ini kita

mengevaluais terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan

Page 112: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

berlangsung. Disini BPRS Cilegon Mandiri menugaskan bagian marketing

untuk melakukan pengawasan terhadap pengembalian angsuran yang dilakukan

nasabah serta melakukan penilaian terhadap pencapaian hasil nasabah selama

prosess kegiatan pembiayaaan dan usaha nasabah berlangsung. Yang kita temui

pada saat pengawasan terhadap pengembalian angsuran yaitu masih saja

terjadinya kredit macet yang kita ketahui bahwa hal itu terjadi karena memang

nasabah sendiri susah untuk melakukan kewajibannya yaitu membayar

angsuran setiap bulannya. Namun jika dilihat dari kegiatan usaha nasabah yang

telah diberikan pembiayaan profit yang didapat perusahaan itu semakin

membaik.

faktanya pada pengawasan terhadap pengembalian angsuran yang

dilakukan nasabah yaitu masih terjadinya pembiayaan bermasalah yang dialami

oleh nasabah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya karakter

nasabah yang memang nasabah sendiri susah untuk memberikan angsuran atau

kewajibannya terhadap bank. Padahal yayng seharusnya dilakukan oleh

nasabah yaitu nasabah harus sadar diri akan kewajibannya yaitu pengembalian

tagihan atau melakukan pembayaran angsuran tiap bualannya terhadap bank

guna terhindar dari terjadinya kredit macet. Adapun dilihat dari kegiatan usaha

nasabah yang telah diberikan pembiayaan, profit yang didapat oleh usaha

nasabah itu sendiri semakin membaik dan pembiayaan yang diberikan oleh

BPRS Cilegon Mandiri sangat membantu kelangsungan akan usaha nasabah itu

sendiri.

Page 113: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

Evaluasi ketiga yaitu Evaluasi Sumatif, ini adalah penilian hasil-hasil yang

telah dicapai secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

Pada tahapan ini yang berarti bahwa kami pihak bank setelah menyalurkan

pembiayaan terhadap nasabah, dan sampai pada akhir proses pengembalian

pembiayaan maka kami akan melakukan evaluasi sumatif. Dengan tujan

menentukan pencapaian hasil jumlah pembiayaan musyarakah pada BPRS

Cilegon Mandiri serta dalam pengembalian pembiayaan yang dilakukan oleh

nasabah.

Pada evaluasi ini dikemukakan bahwa terdapat kelemahan yaitu dalam

kegiatan berlangsung terjadinya kredit macet. Namun disini pihak bank

tidaklah mengalami kerugian akan hal itu karena kami melakukan

restrukturisasi ulang waktu pembiayaan karena hal inilah yang membantu

BPRS Cilegon Mandiri terhindar dari resiko.

T : Berapa jumlah nasabah UMKM yang mendapatkan pembiayaan musyarakah

pada tiga tahun terakhir ini ?

J : Pada Produk Pembiayaan Musyarakah tidak terlalu banyak nasabahnya namun

setiap tahunnya jumlah nasabah semakin meningkat. Tidak seperti pembiayaan

murabahah yang banyak diminati oleh nasabah. Karena memang disini

mayoritas nasabah mengajukan pembiayaan murabahah hanya untuk sektor

usaha kecil kalau mislakan pembiayaan musyarakah itu lebih kepad sektor

usaha menengah Adapun jumlah nasabah yang mengajukan dan mendapatkan

pembiayaan ini pada tahun 2014 terdapat 40 nasabah, pada tahun 2015 jumlah

nasabah 52 dan pada tahun 2016 jumlah nasabah mencapai 70 sehingga dapat

dikatakan bahwa tiap tahun nya jumlah nasabah semakin meningkat akan

Page 114: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

pembiayaan musyarakah.

T : Jaminan apa yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembiayaan

musyarakah ?

J : Karena kita bank syariah maka jaminannya harus yang sempurna, sempurna

disini seperti sertifikat tanah dan BPKP kendaraan dengan status kepemilikan

kuat dan diakui oleh negara.

T : Sebutkan hambatan pada pembiayaan bermasalah yang sering dialami pada

BPRS Cilegon Mandiri ?

J : Minimnya pengetahuan masyarakat tentang perbankan syaraiah kusunya BPRS

kebanyakan dari mereka belum mengetahui apa itu BPRS serta masyarakat

belum tahu akan keberadaan BPRS Cilegon Mandiri tidak hanya itu mereka

juga beranggapan bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional

yang mana kebanyakan mereka berfikir bahwa bunga dan bagi hasil itu sama

padahal itu jelas berbeda. Hal lain yang kita temukan adalah ada beberapa

bahkan kebanyakan dari calon nasabah itu memberikan agunan yang memang

bukan mil;iki pribadinya sendiri itulah salah satu hal yang memberatkan pihak

bank untuk menyalurkan pembiayaan. Tidak hanya itu hambatan yang sering

terjadi dan memang itu adalah hal yang lumrah bahwa sering kita temui

nasabah yang tidak konsisten yaitu dia telat membayaran kewajibannya atau

bisa dibilang terjadinya kredit macet.

T : Bagaimana upaya penyelesaian terhadap hambatan yang dialami BPRS

Cilegon Mandiri ?

J : Setiap hambatan tentu ada yang namanya penyelesaian. Upaya yang kami

lakukan anatara lain : memberikan edukasi dengan melakukan sosialisasi

Page 115: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

langsung terhadap masyarakat dengan cara berinteraksi langsung atau terjun

langsung mendatangkan nasabah langsung dan menjelaskan apa itu BPRS

menjelaskan produk-produk, mekanisme, serta memberi tahu prosedur-

prosedur yang harus dilakukan ketika akan mengajukan pembiayaan. Pada saat

mendatangi calon nasabah khususnya sector UMKM kita juga menggunakan

strategi dengan cara memberikan prosur-brosur BPRS Cilegon Mandi dengan

begitu harapan kami adalah agar masyarat tau keberadaan BPRS Cilegon

Mandiri serta memahami fungsi produk-produk yang ada di BPRS Cilegon

Mandiri. Yang kedua yaitu terjadinya kredit macet langkah yang kami ambil

adalah mencari I’tikad baik nasabah dengan cara bersilaturahmi terlebih

dahulu, jika memang belum ada kejelasan dari nasabah maka bank

memberikan surat peringatan samapai dengan 3 kali peringatan. Jika ke 3 kali

itu tidak mendapatkan hasil maka BPRS Cilegon Mandiri meminta bantuan

kepada kejaksaan. Gunanya kejaksaan akan mengambil agunan yang

diagunkan oleh nasabah. Dengan begitu agunan yaang ditarik oleh kejaksaan

diberikan langsung kepada BPRS Cilegon Mandiri yang mana pihak bank akan

melakukan lelang terhadap agunan yang didapat bank. Dengan begitu biarpun

nasabah tersebut tidak dapat membayar cicilan setiap bulannya tetapi pihak

bank disitu tidak akan mengalami kerugian.

T : Apakah ada biaya tambahan ketika nasabahdari nasabah telat membayar ?

J : Sama sekali tidak ada karena memang kami disini benar-benar menggunakan

prinsip-prinsip syariat islam. Apabila nasabah telat membayar kami mencari

I’tikad baiknya terlebih dahulu kemudian kami melakukan restrukturisasi yaitu

penambahan jangka waktu pengembalian pembiayaan. Dengan contoh di awal

Page 116: EVALUASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · sulitnya akses permodalan yang dihadapi kelompok UKM.5 Dengan memahami persoalan yang

perjanjian nasabah sanggup membayar dengan jangka waktu 3 tahun namun

ditengah-tengah dia macet atau telat membayar maka kami memberikan

keringanan yaitu menambah jangka waktu menjadi 5 tahun dengan begitu

biaya yang nasabah keluarkan menjadi ringan, yang awalnya setiap bulannya

harus membayar 2 jt dengan perpanjangan waktu maka nasabah bias membayar

1 jt setiap bulannya. Jadi disini pihak bank meringankan nasabah tersebut.

Penulis Marketing

Sintia Fajar Ridwan Kusuma A