kebijakan dan strategi pug dalam proses...
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PUG DALAM PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DAN DAERAH(Yogyakarta, 25 September 2019)
Oleh:
Deputi Bidang Kesetaraan Gender
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1
Sumber: Supas 2015
Pada tahun 1971 sebanyak
119,2 juta jiwa.
Jumlah Penduduk Indonesia
Lebih dari 2 kali lipat pada tahun
2015 mencapai 255,2juta jiwa. Menempatkan
Indonesia sebagai negara ke-4
dengan jumlah penduduk
terbesar setelah China, India,
USA.
Jumlah Penduduk Terus Bertambah
134 jiwa/km persegi atau
2 kali lipat di tahun 2015dibandingkan tahun 1971.
Kepadatan Penduduk
50,3%128,2 juta
49,7%126,9 juta
POTRET PENDUDUK INDONESIA
51,2%22,8 juta
48,8%21,8 juta
Jumlah Remaja 10 – 19 Tahun
Diperkirakan pada tahun 2017, jumlah penduduk
bertambah menjadi sebesar 261,8 juta jiwa
(Proyeksi Penduduk 2010-2035).
1980 1990 2000 2010 2015
Total Populasi 146.776.473179.247.78
3201.241.99
9237.641.326 255.182.144
Populasi Usia 60+
7.998.543 11.277.560 14.439.967 18.043.712 21.609.717
Persentase Lansia
terhadap total penduduk (%)
5,4 6,3 7,2 7,6 8,5
Jumlah Anak Usia <18 tahun
84 juta, 33% dari penduduk Indonesia
Anak Laki-Laki 43 juta
Anak Perempuan
41 juta
Jumlah Penduduk
2
KEMAJUAN PEMBANGUNAN KG-PP
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 2010-2017
Mengukur pencapaianvariabel yang sama sepertiIPM untuk melihatdisparitas pada laki-lakidan perempuan.IPG 2024 92.75
IPGIndeks Pembangunan Gender
KEMAJUAN PEMBANGUNAN KG-PP
3
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIALAKI-LAKI & PEREMPUAN KAB/KOTA
DI PROV. YOGYAKARTA TAHUN 2017
8
Laki-Laki Perempuan
81,7776,74
81,3175,15
84,62 86,21
77,18 72,85
77,23
63,15
80,9184,71
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
IPG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
9
94,39 94,93 94,98
84,03
95,62
98,26
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
KOMPONEN IPG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
9
Perbandingan Umur Harapan Hidup Laki-Laki dan Perempuan Tahun 2017
72,95 73,19
71,62 71,89
72,7472,45
76,5777,00
75,39 75,64
76,5376,24
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Harapan Hidup L Harapan Hidup P
KOMPONEN IPG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
10
9,749,12
9,69
7,74
11,311,78
8,738,22
8,79
6,33
10,1410,91
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Rata-Rata Lama Sekolah L Rata-Rata Lama Sekolah P
Perbandingan Rata-Rata Lama Sekolah Laki-Laki dan Perempuan Tahun 2017
16.119
12.261
17.350
14.503
16.334
17.997
12.801
8.801
14.372
6.010
14.515
18.282
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Pengeluaran per kapita L Pengeluaran per kapita P
KOMPONEN IPG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTA TAHUN 2017
11
Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Laki-Laki dan Perempuan Tahun 2017
Capaian Komponen IDG Indonesia (%), 2010-2017
Selama kurun waktu 2015-
2017 peningkatan IDG di
bawah 1poin. Peningkatan
IDG yang relatif rendah
merupakan tantangan
bagi pemerintah untuk
mempercepat program
pemberdayaan perempuan
IDG 2024 75.59
KEMAJUAN PEMBANGUNAN KG-PP
9
IDG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
12
69,37 68,42
61,99
68,7
79,51 78,94
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
46,06 54,83
45,76 42,59 44,31 48,75
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Perempuan Sebagai Tenaga Manajer, Profesional, Administrasi, Teknisi (%)
12,73
17,50
6,67
15,56
26,00 22,50
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Keterlibatan Perempuan di Parlemen (%)
KOMPONEN IDG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
12
40,63
33,78
38,17 39,60 38,43
43,95
D.I Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta
Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja (%)
KOMPONEN IDG KAB/KOTA DI PROV. YOGYAKARTATAHUN 2017
13
13
< SD
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA dan di atasnya
23,6
44,6
24,9
6,8
25,2
46,9
20,7
7,1
Proporsi Penduduk Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan, 2015 (Persen)
Sumber: BPS, Supas, 2015
Source: BPS, Susenas
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, 2011-2017 (Persen)
49,75
51,39
50,26
50,22
48,87
50,77
50,89
83,91
84,21
83,37
83,05
82,71
81,97
82,51
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber : Sakernas Agustus 2011-2017 (BPS)
• Status pendidikan perempuan lebih tinggi, namun TPAK perempuan lebih rendah dibanding laki-laki– TPAK perempuan yang rendah menjadi salah satu penyebab pilar daya saing efisiensi pasar kerja
Indonesia berada pada peringkat bawah (96 dari 137 negara).
– Perempuan berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perekonomian Indonesia.
–TPAK 2024 55%
KESENJANGAN GENDER DALAM BIDANG PENDIDIKAN
DAN KETENAGAKERJAAN
Tingkat pengangguran terbuka laki-laki dan perempuan cenderung menurun 10 tahun terakhir.
• TPT laki-laki dan perempuan cenderung menurun. Mulai 2013 perbedaan TPT antara perempuan dan laki -laki menipis.
• TPT perempuan lulusan SMA dan SMK lebih tinggi daripada laki-laki, sedangkan tingkat pendidikan lainnya tidak jauh berbeda.
TPT 2017
7,59%5,53%
9,69%
5,44%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Laki Perempuan
Sumber: Sakernas Periode Agustus
14
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN DENGAN
PENDIDIKAN MENENGAH-TINGGI LEBIH BESAR DARIPADA LAKI-LAKI
3.82%
7.35%
10.88%
6.83%
4.9%
3.03%
10.12%
12.59%
6.93%
5.41%
0
2
4
6
8
10
12
14
SMP SMA SMK Diploma Universitas
Laki-Laki Perempuan
14
Upah perempuan di pekerjaan upahan lebih rendah daripada upah laki-laki.
• Meskipun upah nominal cenderung terus meningkat, namun perbedaan antara upah laki -laki dan perempuan tidak mengalami penurunan.
• Prinsip equal employment opportunity telah diatur di Indonesia, tetapi diskriminasi masih terjadi dalam pemberian upah, terutama upah pekerja/buruh yang tingkat pendidikannya rendah.
Rp2.070.274 Rp2.624.319
Upah Pekerja Rata-rata upah pekerja perempuan hanya sekitar
79% dari upah pekerja laki-laki
2017
1.1
66
.13
0
2.9
85
.76
6
89
3.3
55
2.3
02
.81
9
632.638
1.721.722
336.825
736.968
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ra
ta-R
ata
Up
ah
/G
aji
/P
en
da
pa
tan
Be
rsih
Se
bu
lan
(r
up
iah
)
Buruh/Karyawan/Pegawai Laki-laki Buruh/Karyawan/Pegawai Perempuan
Pekerja Bebas di Non Pertanian Laki-laki Pekerja Bebas di Non Pertanian Perempuan Sumber: Sakernas Periode Agustus
MESKIPUN BEKERJA, UPAH PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN
DAN JABATAN YANG SAMA MASIH LEBIH RENDAH
15
Perempuan bekerja lebih rentan.
• Proporsi laki-laki dalam lapangan kerja formal hampir dua kali lipat perempuan. Dalam 10 tahun terakhir proporsi tersebut cenderung stagnan.
• Perempuan yang bekerja pun masih rentan dan sangat mudah terpengaruh oleh goncangan ekonomi. Terdapat 23,3% pekerja perempuan adalah pekerja tak dibayar/pekerja keluarga .
65,80% 65,62%
34,20% 34,38%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Formal Laki-laki Formal Perempuan
5,7
2%
27
,96
%
94
,28
%
72
,04
%
6,0
0%
26
,17
%
94
,00
%
73
,83
%
5,4
2%
23
,31
%
94
,58
%
76
,69
%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Pekerja Keluarga/Tdk Dibayar Pekerjaan Lainnya
2015
2016
2017
Sumber: Sakernas Periode Agustus
16
PROPORSI PEREMPUAN BEKERJA DI LAPANGAN KERJA
RENTAN (INFORMAL) LEBIH TINGGI
16
Kematian ibu paling banyak terjadi di RS Pemerintah sebesar
41,9%
37.2% or 4 dari 10 ibu hamil menderita Anaemia
24.2% ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Target AKI Tahun 2030
sebesar 102 ,
sementara padaTahun 2015 AKI
mencapai 305.
Target Angka Kematian Ibu (AKI)
KESENJANGAN GENDER DI BIDANG KESEHATAN
17
KESENJANGAN GENDER DI BIDANG KESEHATAN
18
Angka Balita stunting
di Prov. DIY
Tahun 2017 sebesar 13,86% turun dibandingkan
Tahun 2016 sebesar 14,36%
19
5,88 6
,74 8,
04 9,13
11,8
0
12,4
0
12,5
0
8,80
11,8
2
17,8
6
17,3
2
0
5
10
15
20
25
1955 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009 2014
Per
sen
tase
Tahun Pemilu
Proporsi Perempuan di Lembaga Legislatif di Tingkat Pusat
Sumber: BPS
Sumber: BKN, 2016
KESENJANGAN GENDER DI BIDANG POLITIK DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
0,3
5,39
17,49
4,6
16,41
12,84
19,58
32,38
0
5
10
15
20
25
30
35
Eselon 1 Eselon 2 Eselon 3 Eselon 4
Persentase PNS Perempuan yang Menduduki Jabatan Eselon I-IV Tahun 2016
Laki-Laki Perempuan
• Masih rendahnya dan menurunnya keterwakilan
perempuan di lembaga legislatif (DPR).
• Masih ada kesenjangan antardaerah terkait
keterwakilan perempuan di DPR menurut provinsi
• Pengambil keputusan di lembaga Eksekutif (dan
Yudikatif) masih belum berimbang antara pejabat
laki-laki dan perempuan di semua eselon
19
Persentase ASN yang Menduduki Jabatan Struktural
Menurut Jenis Kelamin, 2010-2016
Persentase Perempuan Sebagai Tenaga Profesional, 2010-2016
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat 2016 (BPS, 2016)
Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Menurut Jenis Kelamin, 2010-2016
20
PREVALENSI KEKERASAN FISIK DAN/ ATAU SEKSUAL OLEH PASANGAN DAN SELAIN PASANGAN
1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia mengalami
kekerasan oleh pasangan dan selain pasangan selama hidup mereka.
Sekitar 1 dari 10 perempuan mengalaminya dalam 12 bulan terakhir.
33,4%
9,4%
Fisik
9,1%
Fisik &
Seksual
9%
Seksual
15,3%
Selama Hidup
12 Bulan Terakhir
Perempuan yang tinggal di daerah Perkotaan lebih
banyak mengalami kekerasan daripada yang tinggal
di daerah Perdesaan
21
ISU GENDER DALAM KOMITMEN GLOBAL SDG’s
Lebih dari 120 indikator yang relevan dengan gender.
17 indikator merupakan indikator yang langsung terkait dengan gender karena berada
pada Tujuan 5. 22
23
TARGET SDG’S TERKAIT KESETARAAN GENDER
GOAL 5Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan
Mengakhiri segala bentukdiskriminasi terhadap kaumperempuan di mana pun.
5.1
Menjaminpartisipasi penuhdan efektif, sertakesempatan yang sama bagiperempuan untukmemimpin di semua tingkatpengambilankeputusan dalamkehidupan politik, ekonomi, danmasyarakat.
5.5
Menghilangkan segala bentuk kekerasanterhadap kaum perempuan di ruang publik & pribadi, termasuk perdagangan manusia & eksploitasi seksual, serta berbagai jeniseksploitasi lainnya.
5.2
Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksualdan reproduksi, dan hakreproduksi seperti yang telahdisepakati sesuai denganProgramme of Action of the International Conference on Population & Development and the Beijing Platform serta dokumen-dokumenhasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut.
5.6 Melakukan reformasiuntuk memberikan hakyang sama kepadaperempuan terhadapsumber daya ekonomi, serta akses terhadapkepemilikan & kontrolatas tanah dan bentukkepemilikan lain. Jasakeuangan, warisan dansumberdaya alam, sesuai dengan hukumnasional.
5.a
Menghilangkan semuapraktek berbahaya, sepertipernikahan anak, pernikahan dini danpaksaserta sunatperempuan.
5.3
Meningkatkanpenggunaan teknologiyang memampukan, khususnya teknologiinformasi dankomunikasi untukmeningkatkanpemberdayaanperemuan.
5.5
• Tujuan utamanya adalah meningkatkankualitas hidup manusia tanpa terkecuali;
• Laki-laki dan Perempuan memilikikontribusi pada pencapaian Indikatorkualitas hidup manusia;
• Faktanya Perempuan saat ini masihmenjadi kelompok masyarakat yang tertinggal di berbagai aspekpembangunan;
• Jika ada yang tertinggal (termasukperempuan) maka capaian Indikatornya akan rendah.
Prinsip dasar dalam SDGs No One Left Behind
Kesetaraan Gender harus menjadi prinsip
dalam pelaksanaan pencapaian SDGs
24
DASAR PELAKSANAAN PUG
• Inpres No. 9 Tahun 2000 Tentang PUG dalam Pembangunan Nasional
• Perpres No.2/2014 tentang RPJMN Tahun 2015-2019.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 2008 di revisi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah;
• Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri
Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
tentang Strategi Percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
• Permendagri No 31 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2020
• Permendagri No 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan APBD 2020
• Keputusan Menteri Dalam Negeri No.050-6536 Tahun 2013 tentang Sekretariat Bersama Fasilitasi
Pelaksanaan Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di Daerah
• Permen DPDTT Nomor 11 tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Data Desa tahun 2020
• MoU KPPPA dengan Kemendes PDT tentang Percepatan Pengarusutamaan Gender, Pemberdayaan
Perempuan, dan Perlindungan Anak Dalam Pembangunan di Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
PENGARUSUTAMAAN GENDER (Inpres No.9 Tahun 2000)
Suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender
(KKG) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas seluruh kebijakan
dan program di berbagai bidang kehidupan dan sektor
pembangunan.
26
1) Komitmen;
2) Kebijakan dan Program;
3) Kelembagaan PUG
4) Sumber daya: SDM, Dana dan sarana prasarana;
5) Data terpilah dan Sistem Informasi;
6) Tools: Panduan, modul dan bahan KIE;
7) Jejaring/net-working.
1. Prasyarat Awal Pelaksanaan PUG
Indikator kelembagaan PUG di Daerah
Prasyarat Indikator Ukuran
1.Komitmen 1.1. Kebijakan Daerah ttg PUGdaerah
Perda tentang PUG di daerah;
PerGub/PerBup/Walkot ttg PUG di daerah
1.2. Kebijakan pelaksanaan PUG dari Kepala daerah/Ka OPD
• Instruksi Kepala daerah ttgpelaksanaan PUG/PPRG;
• SE Sekda ttg pelaksanaan PUG/PPRG
1.3. Rencana pencapaian PUG di masing- masing OPD
SE Sekda atau Ka Bappeda ttg target dan rencana pencapaian PUG di masing-masing OPD 28
Prasyarat Daerah
Indikator Ukuran2. Kebijakan 2.1. Dokumen perencanaan
(Renstra, Renja)RPJMD yang memuat:
- Adanya dasar hukum PUG;
- Adanya data terpilah;
- Visi & misi;
- Program dan kegiatan yg mendukung PUG;
- Adanya indikator gender
2.2. Renstra Dinas PP Renstra Dinas PPPA yang memuat:
- Adanya dasar hukum PUG;
- Adanya data terpilah;
- Visi & misi;
- Program dan kegiatan yg mendukung PUG;
- Adanya indikator gender29
Indikator kelembagaan PUG di Daerah(lanjutan)
Kebijakan Indikator Ukuran
2.3. Renstra OPD Persen OPD yang RenstranyaResponsive Gender
2.4. Dokumen Anggaran (RKA OPD, ARG, GBS)
Komitmen PUG sudah diakomodasikan dalam KUA/PPAS
2.5. Dokumen penyusunan danpenelaahan RKA-OPD yang telahmengakomodasikan proses penyusunan ARG di OPD
Sudah mengakomodasikan ARG
2.6. Inovasi untuk pemajuanpelaksanaan PUG
30
Indikator kelembagaan PUG di Daerah(lanjutan)
Prasyarat Indikator Ukuran
3. Kelembagaan 3.1. Unit organisasi yang menangani PUG di daerah
Es 3, Es 2, Non Es
3.2. Adanya Pokja PUG di daerah;
SK tentang POKJA dari Kepala daerah;
3.3. Focal point di masing-masing OPD;
• Jumlah OPD yang mempunyai Surat penunjukan Focal Point dari Dari Kepala OPD
• Persen OPD yang mempunyai focalpoint
3.4. Adanya rencana aksi pelaksanaan PUG di daerah
SK Kepala daerah tentang RAD PUG
31
Indikator kelembagaan PUG di Daerah (lanjutan)
Prasyarat Indikator Ukuran
4.Sumber Daya 4.1. Perencana yang terlatih Jumlah perencana OPD yang mendapatkansertifikat pelatihan PPRG
4.2. Auditor yang mempunyaisertifikat pelatihan PUG
Jumlah auditor yang mendapat sertifikat
4.3. Anggaran fasilitasi PUG di daerah
• Jumlah alokasi anggaran fasiitasi PUG di• BAPPEDA• Dinas PP• Badan/Biro Keuangan• Inspektorat• OPD
4.4. Jumlah Fasilitator di Daerah • Jumlah faslitator yang mendapat sertifikat•Ratio fasilitator terhadap jml Kabupaten +
OPD4.5. Jumlah Gender Champion • Jumlah orang yg memenuhi kriteria 32
Indikator kelembagaan PUG di Daerah(lanjutan)
Prasyarat Indikator Ukuran
5. Data dan system informasi
5.1. Forum Data SK PembentukanOPD yang termasuk
5.2. Pengelola data yang terlatih Jumlah pengelola data OPD yang mendapatsertifikat
5.3. Statistik gender/Profil gender daerah;
Adanya profil gender daerah
Adanya Daerah dalam angka terpilah;
5.4. Data terpilah di masing-masing OPD;
Jumlah OPD yang mempunyai data yang relevan yang terpilah menurut jenis kelamin
5.5. Mekanisme/sisteminformasi;
Ada mekanisme/system informasi;
33
Indikator kelembagaan PUG di Daerah (lanjutan)
Prasyarat Indikator Ukuran
6.Metode/Tool 6.1. Pedoman Teknis pelaksanaanPUG di Daerah
Pedoman Teknis pelaksanaan PPRG di daerah;
6.2. Modul PUG/PPRG Daerah Modul pelatihan PPRG di daerah;
6.3. Metode analisis gender yang digunakan Daerah
Pedoman teknis analisis gender GAP di daerah
6.4. Pedoman Audit yang responsive gender
Panduan/manual pengawasan PPRG di daerah;
6.5. Tersedianya bahan KIE untuk promosi PUG
Ada laporan pelaksanaan PUG yang diterbitkanAda Buku-buku terbitan yang berkaitan dgn PUG di daerah itu;Jumlah jenis bahan KIE utk promosi PUG
34
Indikator kelembagaan PUG di Daerah (lanjutan)
Prasyarat Indikator Ukuran
7.Peransertamasyarakat danjejaring
Jumlah LM, PSW/G, dan dunia usaha yang terlibat dalam kegiatan gender di daerah atau kegiatan yang responsive gender
LM/PSW/Dunia usaha yang terlibat dalam POKJA PUG;
Forum Puspa Forum Puspa yang disahkan
Jumlah LM/PSW/G yang terlibat dalam melakukan penelitian/kajian terhadap Pelaksnaan PUG;Jumlah LM/PSW/dunia usaha yang diundangatau terlibat dalam kegiatan PUG di daerahJumlah LM/PSW/dunia usaha yang diundangatau terlibat dalam kegiatan yang responsive gender di daerah
35
Indikator kelembagaan PUG di Daerah (lanjutan)
PERMENDAGRI NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANGPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH TAHUN ANGGARAN 2020
Peningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan hak perempuan daritindak kekerasan berbasis gender termasuk TPPO, melalui:
1. Peningkatan pemahaman dan komitmen Pemda tentang pelaksanaan PUG melalui PPRG2. Penguatan dan internalisasi perUU & aturan pelaksanaan terkait PUG, dan KTP dan TPPO3. Penguatan koordinasi antar OPD Peningkatan kerja sama multipihak4. Peningkatan kapasitas SDM5. Penguatan sistem dan pemanfaatan data terpilah.6. Peningkatan efektivitas gugus tugas7. Pemanfaatan dana dekon8. Monev
PERMENDAGERI NOMOR 33 TAHUN 2019 TENTANGPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH TAHUN ANGGARAN 2020
Pencapaian SDG’s, seperti: penanggulangan stunting, kesetaraan gender,penanggulangan HIV/AIDS, malaria, penanggulangan kemiskinan, dan aksespenyandang masalah kesejahteraan sosial sebagaimana diamanatkan dalamPeraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019
Pemerintah daerah mensinergikan penganggaran program dan kegiatandalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2020 dengan kebijakan
nasional, antara lain:
STRANAS PERCEPATAN PUG
KONSEP STRANAS PERCEPATAN PUG
39
1 Penguatan dasar hukum pelaksanaan PPRG dalam rangka percepatan PUG di kementerian/lembaga/perangkat daerah/Desa
2 Penguatan koordinasi antarinstitusi penggerak dan pelaksana PPRG dalam rangkapercepatan PUG
3Penguatan komitmen pimpinan kementerian/lembaga/perangkat daerah/Desadalam melaksanakan PPRG dalam rangka percepatan PUG
4Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kementerian/lembaga/perangkat daerah/Desa dalam melaksanakan PPRG dalam rangka percepatan PUG
5 Pengelolaan pengetahuan dari pelaksanaan PPRG dalam rangka percepatan PUG di kementerian/lembaga/perangkat daerah/Desa
6 Pelibatan Pemangku Kepentingan dalam melaksanakan PPRG dalam rangkapercepatan PUG
Penguatan Pelembagaan
PUG
1 Pengembangan Data Gender
2 Analisis terhadap data gender untuk menemukenali isu gender
3 Pengintegrasian isu gender di dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
Penguatan PPRG
Penguatan Pelembagaan PUG
40
41
StrategiOperasional
Indikator
Penguatan dasarhukum
keberadaan peraturan, rencana aksi maupun petunjuk pelaksanaan PUG melalui PPRG di tingkatpusat, daerah dan desa
Penguatan koordinasi
• Keberadaan dan efektivitas koordinasi• Di internal K/L/OPD; • Antar K/L penggerak, maupun K/L pelaksana PPRG• Antar OPD penggerak, maupun OPD pelaksana PPRG di tingkat provinsi/kabupaten/kota,
serta • Penggunaan sistem komunikasi dan koordinasi berbasis teknologi informasi untuk mendukung
implementasi PUG dan PPRG di pusat, daerah dan desa.
Penguatankomitmen
• Keberadaan dan efektivitas kebijakan pimpinan K/L terkait PUG dan PPRG; • Keberadaan dan efektivitas kebijakan pimpinan OPD terkait PUG dan PPRG; • Efektivitas Permendes, Permendagri dan Perbup terkait PUG dan PPRG di desa;• Data gender terbaharui dan dimanfaatkan untuk proses perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi pembangunan di tingkat pusat, daerah, dan desa;• Ketersediaan alokasi dana untuk pelembagaan PUG di tingkat pusat, daerah, dan desa;• Keterwakilan perempuan dalam posisi pengambil kebijakan baik di kementerian/ lembaga
maupun OPD dan desa
Penguatan Pelembagaan PUG (1)
Penguatan Pelembagaan PUG (2)
42
StrategiOperasional
Indikator
PeningkatanKapasitas
• Jumlah dan kinerja Kelompok Kerja (Pokja) PUG, pegiat gender (gender focal point), dan unit perencana dan teknis yang sudah mendapatkan pelatihan PUG dan PPRG dan mampu melakukan analisis gender serta menyusun GBS di tingkat pusat.
• Jumlah kepala daerah, anggota DPRD dan ASN di tingkat daerah, termasuk pokja PUG, focal point, maupun unit perencana dan unit teknis yang sudah mendapatkan pelatihan PUG dan PPRG
• Jumlah perangkat dan pendamping desa yang sudah mendapatkan pelatihan PUG dan PPRG dan mampu melakukan analisis gender;
• Jumlah peserta mentoring dan saling belajar untuk PUG dan PPRG meningkat
PengelolaanPengetahuan
• Terbitnya berbagai panduan/modul pelaksanaan PUG melalui PPRG di tingkat pusat, daerah, dan desa; • Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PUG dan PPRG digunakan sebagai pembelajaran dan untuk
perbaikan pelaksanaan PUG dan PPRG tahun berikutnya;• Keberadaan dan efektifitas aplikasi teknologi informasi untuk mendokumentasikan implementasi PUG
dan PPRG di tingkat pusat, daerah ataupun di desa;• Jumlah publikasi praktik-praktik baik PUG dan PPRG di tingkat pusat, daerah, dan desa;• Jumlah narasumber dan peserta dalam mentoring dan saling belajar untuk PUG dan PPRG di pusat,
daerah, dan desa.
Kerja samamultipihak
• peran dan kontribusi organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, mitra pembangunan, dan duniausaha yang berperan dalam pelaksanaan dan monev PUG dan PPRG di tingkat Pusat, Daerah, dan Desa
Penguatan PPRG
Penguatan PPRG (1)
44
Data Gender
• Data pembuka wawasan mengenaikesenjangan gender (kuantitatif dan kualitatif)
• Data karakterisik sosial ekonomi demografi, data terpilah menurut jenis kelamin, umur, kemampuan masing-masing individu (difference ability), dll.
• Menjadi basis untuk analisa gender
Pengembangan Data Gender
• Dilakukan oleh unit organisasi teknisyang bekerja sama dengan unit organisasi yang mengampu fungsiperencanaan;
• Di daerah, melalui Forum Data/Forum Data Gender
• Di desa, Kementerian/OPD/Pemerintah Desa dapat mengembangkan format yang memudahkan pemerintah desa mengisinya
• Dilakukan dengan memanfaatkanaplikasi berbasis teknologi.
1. Pengembangan Data Gender
Kategori1.Data makro (PMBG, Daerah dalam Angka)2.Data sektor• APKM sektor• Data kelembagaan• Data penerima manfaat
2. Analisis terhadap Data Gender untuk Menemukenali Isu Gender
45
• Alat/Instrumen Analisis: • GAP
• alat analisis yang lain
• Kombinasi beberapa alat analisis
• Analisis Gender pada: • Perencanaan strategis: level kebijakan atau program
• Perencanaan tahunan: level kegiatan
Penguatan PPRG (2)
46
Indikator dan target yang terpilah, yang mencakup target dan indikator gender di berbagai bidang
3 Kategori ARG: a. Anggaran khusus target gender untuk
memenuhi kebutuhan satu kelompokberdasarkan hasil analisis gender
b. Anggaran pelembagaan kesetaraangender untuk penguatan pelembagaanpengarusutamaan gender
c. Anggaran kesetaraan gender untukmengatasi masalah kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan
a. Proses partisipatif di mana perempuan, laki-laki dan kelompokrentan terlibat dan menyampaikanaspirasi serta kebutuhan merekasecara aktif
b. Pada implementasi, anggarandilaksanakan dengan memperhatikanpartisipasi perempuan dan laki-laki
c. Pada kegiatan pengendalian dan evaluasi, menggunakan berbagaiindikator yang sensitif gender, dan melibatkan laki-laki dan perempuan
SUBSTANSI DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PROSES DI DALAM SIKLUS PEMBANGUNGAN
3. Pengintegrasian Gender dalam Perencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan, Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan
Penguatan PPRG (3)
PUG DI TINGKAT DESA
Tujuan Pembangunan Desa (Ps 78 UU Desa)
1. Meningkatkan Kualitas hidupManusia
2. Meningkatkan kesejahteraanMasyarakat desa
3. Penanggulangan kemiskinan
PEMBANGUNAN DESA ( Ren, Lak, Was)
a. Peningkatan PelayananDasar;
b. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastrukturdan Lingkungan
c. Pengembangan EkonomiPertanian Berskala Produktif;
d. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi TepatGuna
e. Peningkatan KualitasKetertiban dan KetentramanMasyarakat Desa
PRIORITAS PEMB DESA
DESA KUAT, MAJU, MANDIRI, DEMOKRATIS & KESETARAAN GENDER
Skema Penerapan PUG di Desa
TUJUAN PEMBANGUAN
DESA
PENGUATAN KELEMBAGAAN PUG1. Komitmen;
2. Kebijakan & regulasi RG3. Kelembagaan PUG desa
4. Sumber daya;5. Data terpilah
6. Instrumen & KIE;7. Jejaring
LEMBAGA;1. Kepala Desa;
2. BPD3. Masyarakat
4. Musyawarah Desa
INSTRUMEN1. RPJMDesa2. RKPDesa3. APBDesa4. PerDesa
POLA PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PPRG
Desa
FOKUS PPRG DESA
SEKIAN &
TERIMA KASIH