kebijakan baru penyelenggaraan haji agar jamaah haji ... · 7 nopember 2008 dirinya datang ke bank...

4
12 MPA 312 / September 2012 Adalah Lasmo, S.Sos, yang me- rasakan betapa mudahnya mendaf- tarkan diri sebagai CJH. Pada tanggal 7 Nopember 2008 dirinya datang ke bank Jatim, dengan membawa setoran awal tabungan haji yang waktu itu batas minimalnya masih 20 juta rupi- ah. Setelah memperoleh tanda terima berupa nomor porsi dan nama SPPH, lantas dibawa ke kantor Kemenag Kab. Sidoarjo – sesuai dengan KTP tempat domisili. “Setelah diterima di kantor Kemenag Kab. Sidoarjo dan diberi tanda terima, lalu saya disuruh nunggu hingga tahun 2012 ini,” tu- turnya bersahaja. Pria yang selalu ceria ini merasa bersyukur karena tak sampai me- nunggu hingga belasan tahun. Pan- jangnya antrean CJH di Indonesia, kata lelaki kelahiran Magetan 24 Agustus 1959 ini, barangkali karena terbatasnya jatah dari negara Arab Saudi. “Dan tiap tahun kan jumlah pendaftaran di sini semakin banyak. Jadi.. ya harus antri dan menunggu,” simpulnya. Menurutnya, penyelenggaraan haji selama ini dinilainya cukup baik. Salah satu faktornya lantaran me- libatkan banyak instansi, meskipun koordiantornya tetap Kementerian Agama. “Selama Kementerian Agama masih ada, saya kira untuk koor- dinator pelaksanaan haji Kementerian Agama masih relefan. Jadi nggak per- lulah ada tim independen yang meng- gantikan tugas Kementerian Agama untuk menangani urusan haji,” tu- kasnya. PNS yang berputra tiga anak ini merasa cukup senang dan bahagia karena bisa berangkat tahun ini. Diri- nya mohon do’a restu selama proses mulai berangkat hingga pulang perjalanan nanti lancar dengan mem- bawa titel haji mabrur. “Bagi yang be- lum menjadi CJH, apabila telah cukup dan mampu segeralah mendaftarkan diri,” sarannya. “Untuk menghadapi proses antrean panjang, nggak perlu mengeluh. Hadapilah hal tersebut dengan penuh kesabaran dan ke- ikhlasan,” tuturnya kalem. Bukanlah merupakan isapan jempol jika banyak pihak yang me- ngatakan, bahwa pengelolaan haji di Indonesia sudah cukup bagus. Ter- bukti, penataannya cukup baik dan bahkan telah melibatkan beberapa instansi. Yang menjadi pertanyaan, kenapa masih saja ada pihak-pihak yang kurang percaya terhadap peme- rintah sebagai penyelenggara ibadah haji tersebut? Padahal, tutur Prof. Dr. H. Mu- haimin, MA, pemerintah China saja belajar ke Indonesia mengenai penye- lenggaraan haji. Lha bagaimana bisa dikatakan kalau pemerintah tak men- jalankannya dengan baik? “Itu kan sebuah apresiasi bangsa lain yang me- lihat secara objektif bagaimana pe- merintah kita melayani CJH yang jum- lahnya ratusan ribu tersebut,” kilah- nya. Yang perlu dipahami, sambung Direktur Program Pascasarjana UIN Maliki Malang ini, penyelenggaraan haji itu bukan semata perpindahan ju- taan orang dari satu tempat ke tempat lain. Tapi dari sisi ibadah, pelaksana- an haji juga menyangkut aspek ritual dan kepercayaan. Itulah pasalnya kenapa penyelenggaraan haji itu Kebijakan Baru Penyelenggaraan Haji Agar Jamaah Haji Indonesia Lebih Semarak Lasmo, S.Sos Prof. Dr. H. Muhaimin, MA

Upload: others

Post on 07-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12 MPA 312 / September 2012

Adalah Lasmo, S.Sos, yang me-rasakan betapa mudahnya mendaf-tarkan diri sebagai CJH. Pada tanggal7 Nopember 2008 dirinya datang kebank Jatim, dengan membawa setoranawal tabungan haji yang waktu itubatas minimalnya masih 20 juta rupi-ah. Setelah memperoleh tanda terimaberupa nomor porsi dan nama SPPH,lantas dibawa ke kantor KemenagKab. Sidoarjo – sesuai dengan KTPtempat domisili. “Setelah diterima dikantor Kemenag Kab. Sidoarjo dandiberi tanda terima, lalu saya disuruhnunggu hingga tahun 2012 ini,” tu-turnya bersahaja.

Pria yang selalu ceria ini merasabersyukur karena tak sampai me-nunggu hingga belasan tahun. Pan-jangnya antrean CJH di Indonesia,kata lelaki kelahiran Magetan 24Agustus 1959 ini, barangkali karenaterbatasnya jatah dari negara ArabSaudi. “Dan tiap tahun kan jumlahpendaftaran di sini semakin banyak.Jadi.. ya harus antri dan menunggu,”simpulnya.

Menurutnya, penyelenggaraanhaji selama ini dinilainya cukup baik.

Salah satu faktornya lantaran me-libatkan banyak instansi, meskipunkoordiantornya tetap KementerianAgama. “Selama Kementerian Agamamasih ada, saya kira untuk koor-

dinator pelaksanaan haji KementerianAgama masih relefan. Jadi nggak per-lulah ada tim independen yang meng-gantikan tugas Kementerian Agamauntuk menangani urusan haji,” tu-kasnya.

PNS yang berputra tiga anak inimerasa cukup senang dan bahagiakarena bisa berangkat tahun ini. Diri-nya mohon do’a restu selama prosesmulai berangkat hingga pulang

perjalanan nanti lancar dengan mem-bawa titel haji mabrur. “Bagi yang be-lum menjadi CJH, apabila telah cukupdan mampu segeralah mendaftarkandiri,” sarannya. “Untuk menghadapi

proses antrean panjang, nggak perlumengeluh. Hadapilah hal tersebutdengan penuh kesabaran dan ke-ikhlasan,” tuturnya kalem.

Bukanlah merupakan isapanjempol jika banyak pihak yang me-ngatakan, bahwa pengelolaan haji diIndonesia sudah cukup bagus. Ter-bukti, penataannya cukup baik danbahkan telah melibatkan beberapainstansi. Yang menjadi pertanyaan,

kenapa masih saja ada pihak-pihakyang kurang percaya terhadap peme-rintah sebagai penyelenggara ibadahhaji tersebut?

Padahal, tutur Prof. Dr. H. Mu-haimin, MA, pemerintah China sajabelajar ke Indonesia mengenai penye-lenggaraan haji. Lha bagaimana bisadikatakan kalau pemerintah tak men-jalankannya dengan baik? “Itu kansebuah apresiasi bangsa lain yang me-lihat secara objektif bagaimana pe-merintah kita melayani CJH yang jum-lahnya ratusan ribu tersebut,” kilah-nya.

Yang perlu dipahami, sambungDirektur Program Pascasarjana UINMaliki Malang ini, penyelenggaraanhaji itu bukan semata perpindahan ju-taan orang dari satu tempat ke tempatlain. Tapi dari sisi ibadah, pelaksana-an haji juga menyangkut aspek ritualdan kepercayaan. Itulah pasalnyakenapa penyelenggaraan haji itu

Kebijakan Baru Penyelenggaraan HajiAgar Jamaah Haji Indonesia Lebih Semarak

Lasmo, S.Sos Prof. Dr. H. Muhaimin, MA

13MPA 312 / September 2012

menyangkut banyak aspek. “Jadi takmungkin semua permasalahan ditim-pakan sepenuhnya kepada pemerin-tah. Sebab pada tahap pelaksanaanada aspek-aspek yang sulit sekali di-perhitungkan sebelumnya,” katanyamemberikan alasan.

Menurutnya, yang terpentingpemerintah setiap tahun telah menye-lenggarakan evaluasi dan perbaikanbagi sistem layanan haji. Dengan be-gitu bisa diketahui aspek-aspek apayang perlu dibenahi. “Adanya suara-suara negatif yang tanpa melihat sisiperbaikannya, itu hanyalah upayauntuk mendeskriditkan pemerintahsaja. Ketika diberi kepercayaan belumtentu akan lebih baik,” tegasnya.

Tentang persoalan biaya yangkerap dibandingkan dengan negaratetangga yang lebih murah, ujar lelakikelahiran Lumajang 11 Desember1956 ini, tentunya itu kuranglah fair.Sebab hal tersebut tak bisa terlepasdari opini makro terhadap orang In-donesia yang lebih rendah diban-dingkan dengan negara tetangga.“Jadi kalau melihat komponen biayaitu seharusnya dibandingkan secaraglobal,” kilahnya.

Begitupun dengan isu tentanghotel yang letaknya jauh dari MasjidilHaram. Padahal yang terjadi sesung-guhnya tidaklah demikian. Denganjumlah CJH yang paling banyak didunia, tentulah tak mungkin semua-nya tertampung di ring satu. Bagi CJHyang ada di ring dua dan selanjutnya,toh mereka mendapatkan kompensasiuang transport. “Jadi ada plus mi-nusnya. Tapi yang jelas, biaya yangdikeluarkan oleh CJH sebanding

dengan pelayanan yang diterima,”simpulnya.

Ketua Lembaga Konsultasi danPengembangan Pendidikan IslamMalang (LKP2I) ini juga mengingat-kan, agar penanganan haji tak dise-rahkan ke pihak swasta. Sebab swas-tanisasi haji itu sangat berbahaya.Nantinya bisa timbul kompetisi yangtidak sehat, saling jegal antar penye-lenggara perjalanan ibadah haji, sertayang paling menonjol adalah komer-sialisasi haji. Itu belum lagi berurusandengan problem panjangnya antreanwaiting list. “Kalau penyelengga-ranya pemerintah kan masih bisa di-kontrol dengan baik. Sebab semua te-lah terkendali dan tercover dalam sa-tu sistem tersentral; Siskohat,” jelas-nya.

Yang pasti, tukas Guru Besarpendidikan Islam yang telah menulis20 buku ini, swastanisasi haji itu kalaudikaji lebih jauh madharatnya lebihbanyak. “Tak bisa dibayangkan de-ngan pembagian kloter, petugas baikdi tanah air maupun di tanah suci,yang juga melibatkan banyak tenagaahli di dalamnya.. jika itu ditanganioleh pihak swasta,” ungkapnya.

Pihak swasta, lanjutnya, sebe-narnya sudah diberi keleluasaan un-tuk menangani perjalanan jamaahONH plus dan umroh. Jadi sesung-guhnya pemerintah tak sepenuhnyamemonopoli penyelenggaraan iba-dah haji, tetapi lebih pada aspek ke-maslahatannya. Kita perlu mema-hami, bahwa permasalahan haji ituadalah urusan pemerintah Indonesiadengan Kerajaan Arab Saudi. De-ngan begitu harus melibatkan pihak

pemerintah.Apalagi ini menyangkut hajat

jutaan penduduk Indonesia yang ma-yoritas beragama Islam. Mereka me-miliki ghirah sangat besar untuk me-nunaikan rukun Islam yang kelimatersebut. Begitu juga dengan petu-gas yang melayani CJH, baik di Indo-nesia maupun di tanah suci, yang cu-kup memenuhi kualifikasi. “Para pem-bimbing haji sekarang sudah lebihfungsional karena kompeten dan ter-latih, serta terbantu KBIH yang su-dah memiliki pembimbing sendiri,”terangnya.

Pada musim haji tahun ini, tuturDrs. H. Sudjak, M.Ag, KementerianAgama – dengan Dirjen Penyeleng-gara Haji dan Umroh yang baru – te-lah membuat kebijakan-kebijakan se-bagai langkah awal dari sebuah disainstrategi agar penyelenggaraan hajidapat berjalan dengan lebih baik lagi.Setidaknya ada tiga komponen yangmendasar bagi penyelengaraan iba-dah haji.

Pertama, agar pelayanan haji bi-sa dilakukan secara prima dan lebihbaik dari tahun sebelumnya, DirjenPHU memfokuskan kepada KUA. Se-bab KUA adalah merupakan ujungtombak Kementerian Agama dalampelayanan dan bimbingan kepada ca-lon jamaah haji. Oleh karena itu harusada penambahan dana operasionalKUA.

Kedua, pembinaan di tingkatKUA yang mulanya sebanyak enamkali, pada tahun ini akan ditingkatkanmenjadi tujuh kali pembinaan. Se-dangkan di tingkat kabupaten/kotasebanyak empat kali. Dirjen PHU juga

Drs. H. Sudjak, M.Ag Hj. Sri Ilham Lubis

14 MPA 312 / September 2012

memberikan apresiasi kepada KUAteladan tingkat provinsi, dengan me-ngajukannya sebagai petugas haji.Bagi Kepala KUA yang diajukan men-jadi petugas haji, kriterianya diambilberdasarkan penilain keaktifannyaterhadap pelayanan dan pembinaaancalon jamaah haji.

Ketiga, mengenai pengelolaankeuangan, Dirjen PHU berharap agarKementerian Agama lebih transparanlagi dalam hal pengelolaan keuangan.Dengan begitu akan lebih dapat di-pertanggungjawakan secara benar.Dengan transparansi tersebut, semuaaparat Kementerian Agama harus bisamenjawab pertanyaan-pertanyaanmasyarakat – khususnya terkait pe-ngelolaan keuangan haji.

Mengenai setoran awal BPIH,lanjut Kepala Kanwil Kemenag Prov.Jawa Timur ini, dapat dijelaskan bah-wa ada yang namanya uang hasilmanfaat atau hasil optimalisasi. Uangtersebut akan diberikan kepada jama-ah berupa kemanfaatan. Di dalampenyelenggaraan ibadah haji ada duamacam biaya. Pertama, disebut de-ngan direct cost; yaitu biaya lang-sung dari calon jamaah haji. Di anta-ranya untuk penerbangan, pemon-dokan dan living cost. Total ketigakomponen tersebut sebesar US $3.738,-.

Sedangkan biaya yang lain di-sebut dengan indirect cost. Termasukdi dalamnya biaya service charge,catering, asrama haji, dan biaya pe-

mondokan baik di Makkah maupundi Madinah – yang ternyata harganyalebih besar dari yang disetujui DPR.“Kesemuanya menggunakan danahasil optimalisasi atau dana manfaatdari setoran awal BPIH,” terangnya.“Jadi biaya optimalisasi untuk indi-rect cost, subsidi yang diberikan ke-pada calon jamaah haji berupa man-faat sebesar ± Rp.9.000.000,-. Kalaucalon jamaah haji sekarang ini mem-bayar ± 35 juta rupiah, maka jum-lahnya ± 44 juta rupiah,” jelasnya me-nambahkan.

Dalam menentukan tingkat ke-puasan pelayanan haji, KementerianAgama telah melakukan survei. Baikyang dilakukan oleh KementerianAgama sendiri, maupun oleh BPS.Untuk tahun 2011, hasil survei Ke-menterian Agama menunjukkan ting-kat kepuasan pelayanan sebesar 93persen. Sedangkan dari BPS sebesar83,25 persen. “Ini tentu hal yangmembanggakan sekaligus memoti-vasi agar lebih baik lagi pelayananuntuk tahun berikutnya,” ujar Kakan-wil bernada harap.

Di sisi lain, dalam upaya pening-katan pelayanan dan pembinaan haji,Kementerian Agama terus akan me-ngawasi dan memonitor KBIH seba-gai mitra kerjanya. Kelompok Bimbi-ngan Ibadah Haji mempunyai izin

operasional dengan masa berlaku se-lama 3 tahun. Untuk ke depannya,Dirjen PHU akan memberi kebijakandengan memberikan kewenanganpengeluaran izin operasional kepadaKantor Wilayah Kementerian Agamaprovinsi, karena dinilai lebih efisien.Dan untuk profesionalisme terhadappenilaian KBIH, Kepala Kanwil Ke-menterian Agama Provinsi Jawa Ti-mur akan menerapkan SOP yang su-dah ada, agar penilaian terhadapKBIH bisa lebih objektif.

Biaya Penyelenggaraan IbadahHaji (BPIH) tahun 1433H/2012M, telahmendapat persetujuan Komisi VIIIDPR RI dan telah diterbitkan pulaPeraturan Presiden (Perpres) Nomor67 Tahun 2012 pada Juli lalu. “De-ngan telah dikeluarkannya Perpres ini,maka para calon jamaah haji diha-ruskan segera melunasi sisa BPIH,”ujar Hj. Sri Ilham Lubis.

Direktur Pelayanan Haji Keme-nag RI ini menghimbau, agar calonjamaah haji yang telah melunasi BPIHpaling lambat 3 hari telah mendaftarulang ke Kantor Kementerian Agamakabupaten/kota tempat domisili cal-haj. “Kami berharap, para calhaj dalam

15MPA 312 / September 2012

melakukan pelunasan BPIH maupunpendaftaran menempuh proseduryang telah ditentukan. Jangan melaluicalo atau perantara,” ucapnya serius.

Sebenarnya ada dua jadwal wak-tu pelunasan yang telah ditetapkanpemerintah. Gelombang pertamapembayaran dimulai dari tanggal 26Juli hingga 16 Agustus 2012. Kemu-dian dilanjutkan pada tanggal 27-31Agustus melalui bank penerima se-toran masing-masing.

Adapun waktu registrasi me-nyesuaikan masing-masing daerah ditiga zona waktu. Bagi Indonesia ba-gian Barat, jadwal pengesahan dibu-ka mulai pukul 10.00 hingga 16.00.Sedangkan calon jamaah di Kaliman-tan, Bali, dan Sulawesi bisa mendaftarpada pukul 11.00-17.00 WITA. Se-mentara di Indonesia Timur bisa re-gistrasi sekitar pukul 12.00-18.00.

Jika sampai 31 Agustus 2012 ku-ota belum terserap, maka pembayar-an BPIH dibuka tahap kedua yaknipada 3-7 September 2012. Setelahmasa tersebut, pemerintah tidak mem-buka kesempatan lagi. Sebab padatanggal 20 September 2012 jamaahhaji harus sudah masuk asrama haji,serta dilanjutkan pemberangkatankloter pertama pada keesokan hari-nya tanggal 21 September 2012.

Data per 11 Agustus lalu, jumlahcalhaj yang telah melunasi BPIH ber-dasarkan propinsi adalah NAD 3.298orang, Sumut 7.071 orang, Sumbar3.838 orang, Riau 4.306 orang,Kepri 846 orang, Jambi 2.229 orang,Sumsel 5.480 orang, Bengkulu 1.397orang, Babel 873 orang dan Lampung

5.344 orang.Lalu DKI Jakarta 5.962 orang,

Jawa Barat 32.543 orang, Banten 7.563orang, Jawa Tengah 25.595 orang, DIYogya 2.698 orang, Jawa Timur26.565 orang, Bali 568 orang, NTB3.809 orang, dan NTT 526 orang. Se-lanjutnya Kalbar 2.018 orang, Kal-teng 1.150 orang, Kalsel 3.339 orang,Kaltim 2.378 orang, Sulut 503 orang,Sulteng 1.335 orang, Sultra 1.413 or-ang, Sulsel 6.071 orang, Sulbar 1.200orang, Gorontalo 699 orang, Maluku555 orang, Malut 909 orang, Papua868 orang, dan Papua Barat 597 or-ang.

Sesuai dengan Perpres Nomor67 Tahun 2012 disebutkan, bahwa be-saran rata-rata BPIH tahun 1433H/2012M adalah USD3.617. Ini meru-pakan komponen direct cost atau bia-ya yang dibebankan secara langsungkepada jamaah haji. Adapun kompo-nen BPIH itu meliputi biaya pener-bangan haji yang rata-rata sehargaUSD 2.204 (60,9 persen), biaya ako-modasi Makkah dan Madinah (rata-rata) USD 1.008 (27,9 persen) dan liv-ing cost / living allowance USD 405(11,2 persen) sehingga totalnya ada-lah USD 3.617. ”Jika diandingkantahun lalu, ada kenaikan sebesar USD84,” tukasnya.

Adapun besaran BPIH sesuaidaerah embarkasi adalah Aceh USD3.328, Medan USD 3.388, Batam USD3.468, Padang USD3.404, PalembangUSD 3.456, Jakarta USD3.638, SoloUSD 3.617, Surabaya USD 3.738,Banjarmasin USD 3.808, BalikpapanUSD 3.819, Makassar USD 3.882, dan

Lombok USD3.857. Perbedaan hargaini dipengaruhi oleh jarak tempuhserta lamanya waktu penerbangan.

Sedangkan untuk indirect costatau biaya tidak langsung sepertipembuatan paspor, visa, hotel tran-sito, pelayanan di embarkasi danasuransi berasal dari dana optimali-sasi setoran awal haji. Dengan danaoptimalsisasi ini pun general servicefee atau biaya maslahah ammah se-lama jamaah berada di Saudi Arabiasebesar USD 277 yang sebelumnyamenjadi komponen BPIH, tahun inidibebaskan dari jamaah. Bahkan ta-hun ini pun, ada peningkatan subsidibiaya pemondokan dibanding tahunlalu sebesar 1100 real. Jadi para jama-ah haji yang mestinya membayar4.600 real, kini hanya 3500 real saja.

Tidak itu saja, jamaah haji punakan mendapatkan baju batik sepertitahun lalu sebagai lambang identitasnasional. Yang berbeda, musim hajitahun ini khusus jamaah wanita akandiberikan tambahan mukenah ber-warna dasar hijau muda berlogo ben-dera Indonesia secara gratis. Selainitu, mereka juga akan mendapatkankerudung berlogo yang sama secaracuma-cuma pula. Sedangkan bagi ja-maah pria, akan diberikan kopiah hi-tam dengan tulisan Indonesia. “Agarjamaah haji kita lebih semarak. Masakkita kalah dengan jamaah dari negaralain. Padahal jamaah haji kita kan ter-besar di dunia,” kata Hj. Sri Ilham Lu-bis membandingkan.

Laporan: Anni Athi’ah, A. Su-prianto, Feri Aria Santi (Surabaya),Syaifudin Ma’arif (Malang).