keanekaragaman jenis echinodermata di perairan...

18
Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan Tanjung Kelit Senayang Lingga Kepulauan Riau Yanto Yudi 1 , Ita Karlina, S.Pi, M.Si 2 , Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng 2 . Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing 2 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini Mengetahui Keanekaragaman Jenis Echinodermata di Perairan Tanjung Kelit Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017, dengan pengambilan sampel pada 31 titik stasiun pengamatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu pengamatan langsung di lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara acak simple random sampling (SRS) acak sederhana. Metode pengamatan Echinodermata dilakukan dengan menggunakan metode quadrat sampling menggunakan plot berukuran 5 x 5 (5m 2 ). Pengukuran parameter kualitas perairan secara in situ dan eks situ, sampel sedimen diolah menggunakan metode ayakan kering di laboratorium FIKP-UMRAH. Hasil pengamatan ditemukan 5 jenis spesies yang telah teridentifikasi yaitu jenis Holothuria atra, Deadema setosum, dan Culcita novaguineae, Ophiarthrum elegans, Comaster gracilis. Kelimpahan tertinggi pada jenis Deadema setosum, sedangkan terendah terdapat pada jenis Ophiarthrum elegans, Sebaran spesies echinodermata terkategorikan Acak, mengelompok, dan seragam, namun yang paling dominan pada pola sebaran acak. Kata kunci : Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan Senayang

Upload: truongliem

Post on 18-Apr-2018

241 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan Tanjung Kelit

Senayang Lingga Kepulauan Riau

Yanto Yudi1, Ita Karlina, S.Pi, M.Si2, Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng2. Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2

Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini Mengetahui Keanekaragaman Jenis Echinodermata di Perairan

Tanjung Kelit Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga. Penelitian dilakukan pada bulan

Desember 2016 sampai bulan Maret 2017, dengan pengambilan sampel pada 31 titik

stasiun pengamatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survey yaitu pengamatan langsung di lapangan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini dilakukan secara acak simple random sampling (SRS) acak sederhana.

Metode pengamatan Echinodermata dilakukan dengan menggunakan metode quadrat

sampling menggunakan plot berukuran 5 x 5 (5m2). Pengukuran parameter kualitas

perairan secara in situ dan eks situ, sampel sedimen diolah menggunakan metode

ayakan kering di laboratorium FIKP-UMRAH. Hasil pengamatan ditemukan 5 jenis

spesies yang telah teridentifikasi yaitu jenis Holothuria atra, Deadema setosum, dan

Culcita novaguineae, Ophiarthrum elegans, Comaster gracilis. Kelimpahan tertinggi

pada jenis Deadema setosum, sedangkan terendah terdapat pada jenis Ophiarthrum

elegans, Sebaran spesies echinodermata terkategorikan Acak, mengelompok, dan

seragam, namun yang paling dominan pada pola sebaran acak.

Kata kunci : Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan Senayang

Page 2: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Diversity of Echinodermata In The Waters of Tanjung Kelit Senayang

Lingga Riau Islands

Yanto Yudi1, Ita Karlina, S.Pi, M.Si2, Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng2.

Mahasiswa1, Lecturer Pembimbing2

Department of Marine Sciences

Faculty of Marine Science and Fisheries, Maritime University of Raja Ali Haji e-mail : [email protected]

ABSTRACT

This Research Knowing Diversity of Echinodermata Type in Tanjung Kelit Waters of

Senayang Sub-district of Lingga Regency. The study was conducted in December 2016

until March 2017, with sampling at 31 points of observation stations. Type of research

used in this research is survey method that is direct observation in field. The method

used in this research is simple random sampling (SRS) simple. Echinodermata

observation method is done by using quadrat sampling method using plot size 5 x 5

(5m2). Measurement of water quality parameters in situ and ex situ, sediment samples

were processed using dry sieve method in FIKP-UMRAH laboratory. Observations

found 5 types of species that have been identified that is the type of Holothuria atra,

Deadema setosum, Culcita novaguineae, Ophiarthrum elegans, and Comaster gracilis.

The highest abundance in the type of Deadema setosum, while the lowest is in the type

of Ophiarthrum elegans, Randomly distributed species, echinoderms, and uniform

echinoderms, but the most dominant in the pattern of random distribution.

Keywords : Diversity of Echinodermata Type in Waters Senayang

Page 3: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah Kabupaten Lingga, Kecamatan

Senayang merupakan kawasan pesisir yang

terdiri dari pulau-pulau kecil di

sekelilingnya, yang penduduknya mayoritas

berprofesi sebagai nelayan, rata-rata luas

lautannya lebih besar dari luas daratan,

sehingga potensi perikanan sangat prospektif

diutamakan daerah ini, berbagai ekosistem

kompleks di daerah ini seperti ekosistem

hutan mangrove, ekosistem padang lamun

maupun ekosistem terumbu karang, dan juga

organisme mikro maupun makro banyak

ditemukan, seperti halnya Echinodermata,

daripada itu dengan belum adanya penelitian

baik itu dari dinas terkait maupun dari

instansi perguruan tinggi secara langsung di

daerah ini mengenai keanekaragaman jenis

Echinodermata yang dapat diketahui

keanekaragaman jenis apa saja yang mampu

hidup dan berkembang biak di kawasan

pesisir terkhususnya Desa Tanjung Kelit.

penurunan hasil tangkapan ikan di

perairan Desa Tanjung Kelit semakin

menurun setiap tahunya, adapun biota yang

ditangkap selama ini hanya berfokus pada

ikan sedangkan untuk jenis biota yang

lainya kurang dimaksimalkan dengan baik

seperti halnya hewan echinodermata. Adanya

pergeseran hasil tanngkapan tersebut perlu

adanya pemanfaatan sumberdaya hayati

lainya. Echinodermata merupakan hewan

penghuni karang, padang lamun, dan

kawasan hutan mangrove. Mereka

menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

dengan cara hidup masing-masing (Afiati et

al., 2007) in (Supriadi. 2015).

Menurut Suparna. (1993) in Rumahlatu et

al., (2008), echinodermata juga

dimanfaatkan sebagai hiasan dinding ataupun

hiasan meja. Echinodermata merupakan

sumber daya hayati yang bernilai ekonomis

baik itu dari pemanfaatan seabagai obat-

obatan maupun perhiasan akuarium. Selain

itu, Denggan banyaknya manfaat dari jenis

filum echinodermata dari segi produksi.

Perlu pencegahan agar tidak punah terhadap

sumber daya hayati Echinodermata yang

bernilai ekonomis agar selalu dieksploitasi

dan diperdagangkan secara besar-besaran

(Jumanto. 2013).

Page 4: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Desember 2016 sampai dengan Maret 2017

yang berlokasi di Perairan Desa Tanjung

Kelit, Kecamatan Senayang, Kabupaten

Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Identifikasi dilakukan di Laboratorium

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Peta RBI 2015

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1. Jenis Data

3.2.1.1. Data Primer

Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah metode survey

observasi yaitu pengamatan langsung di

lapangan. Salah satu sumber data yang

dipakai dalam penelitian adalah data primer

yaitu data yang diperoleh secara langsung

pada lokasi penelitian, terdiri dari sampel

penelitian dan hasil pengukuran parameter

fisika kimia perairan di lapangan serta data

hasil olahan berupa, indeks keanekaragaman,

keseragaman, dominansi, dan kelimpahan

individu,pengambilan sampel echinodermata

pada saat surut sedangkan pengkuran

parameter fisika-kimia perairan pada saat

pasang pada lokasi yang sama.

3.2.1.2. Data Sekunder

Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data berupa gambaran atau

kondisi umum lokasi penelitian yang

didapatkan dari instansi- instansi terkait yang

ada pada lokasi penelitian, biasanya

diperoleh melalui kantor Desa setempat.

Prosedur Pengambilan Data

3.3.2.1. Penetuan Titik Sampling

Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan

metode simple random sampling (SRS) atau

dikenal dengan acak sederhana. Titik sample

dibagi atas 31 titik sampling yang dianggap

dapat mewakili daerah penelitian tersebut,

Page 5: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

jarak titik dianatara titik lainya tersebar

secara acak, simple random sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi

yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu (Sugiyono, 2012).

3.3.2.2. Pengambilan dan Penanganan

Sampel Echinodermata

Pengambilan sampel echinodermata

diambil dengan menggunakan Quadrat

Sampling yang berupa plot berukuran 5 m2

(5 x 5 m) yang tersebar disetiap titik

sampling, dan sampel di angkat

kepermukaan untuk difoto dan di identifikasi

secara visual untuk mengetahui jenis. Plot

pengambilan sampel pengambilan

Echinodermata dapat dilihat pada gambar 2

dibawah ini

Gambar 2 Kuadrat/Plot Pengambilan

Echinodermata Modifikasi (Fachrul, 2007)

Penanganan sample Echinodermata,

dilakukan pengamatan dan pencatatan jenis

dan jumlah echinodermata target yang terdapat

di dalam plot yang berukuran 5 x 5 m yang

terpasang disetiap titik sampling, yang

selanjutnya pindahkan data hasil pengamatan

dalam bentuk spreadsheet dengan

mengunakan program microsoft Exel. Sample

yang difoto di teliti untuk dokumentasi

selanjutnya sampel diamati secara langsung

dilapangan mengenai ciri-ciri berupa bentuk

morfologi serta warna tubuh dengan

mengunakan Buku referensi COREMAP

tentang Echinodermata. sampel sedimen

dianalisis ke Laboratorium – Biologi, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji untuk diteliti.

3.3.3. Faktor Fisika – Kimia Periaran

3.3.3.1. Suhu

Aziz. (1991), mengungkapkan bahwa

secara umum, suhu normal yang menunjang

keberadaan jenis Echinodermata yaitu

berkisar antara 28 - 30 oC. Setiap organisme

akuatik terkhususnya Echinodermata sangat

berpengaruh terhadap perubahan suhu

perairan.

Page 6: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

3.3.3.2. Kekeruhan

Menurut Effendi. (2003), kekeruhan dapat

disebabkan oleh adanya bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi dan terlarut

seperti lumpur dan pasir maupun bahan

anorganik dan organik yang berupa plankton

dan mikroorganisme lain.

3.3.3.3. Kecepatan Arus

Pada daerah sangat tertutup dimana

kecepatan arusnya sangat lemah, yaitu

kurang dari 10 cm/dtk, organisme benthos

dapat menetap, tumbuh dan bergerak bebas

tanpa terganggu sedangkan pada perairan

terbuka dengan kecepatan arus sedang yaitu

10-100 cm/dtk menguntungkan bagi

organisme dasar karena terjadi pembaruan

antara bahan organik dan anorganik dan

tidak terjadi akumulasi Kecepatan arus ini

sangat penting bagi kehidupan hewan

aquatic, baik itu biologic ataupun non

biologic (Wood, 1987).

3.3.3.4. Salinitas

Aziz. (1991), mengungkapkan bahwa

secara umum salinitas normal yang

menunjang keberadaan jenis Echinodermata

berkisar antara 31,00-33,00%. Kadar garam

atau salinitas didalam perairan sanggat

berpengaruh penting yang dimana setiap

organisme perairan ada yang tidak bisa hidup

dan tumbuh pada salinitas yang rendah

maupun tinggi setiap organisme memiliki

batas toleransi terhadap salinitas.

3.3.3.5. pH

Aziz. (1991), mengungkapkan bahwa

secara umum, pH normal yang menunjang

keberadaan jenis Echinodermata pH dalam

rentangan 7,10-7,50. Derajat keasaman (pH)

merupakan gambaran kosentrasi ion

hidrogen.

3.3.3.6. Oksigen Terlarut

Menurut Effendi. (2003), sumber utama

oksigen dalam suatu perairan berasal dari

suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil

fotosintesis organisme yang hidup dalam

perairan tersebut.

3.3.4. Penentuan Tipe Substrat Dasar

Penentuan tipe substrat dapat dilakukan

dengan cara substrat yang diambil

dikeringkan lalu digonseng sehingga subtrat

sudah betul-betul kering yang mana

memudahkan memisahkan ukuran partikel

krikil, pasir dan lumpur, Butir substrat yang

diameter < 0,063 dikatakan sebagai lumpur,

0,063 – 2 mm dikatakan pasir dan > 2 mm

itu dikatakan kerikil (APHA, 1992) in (pardi,

2016).

Page 7: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

3.4. Analisis Data

3.4.1. Struktur Komunitas Echinodermata

3.4.1.1. Kelimpahan Individu

Kelimpahan individu echinodermata

dihitung dengan menggunakan rumus

Shannon-Wiener, in (Modifikasi Agustinus,

2013). :

D = 𝑁𝑖

𝐴

Dimana :

D = Kelimpahan/Kepadatan (ind/m2)

Ni = Jumlah Individu (ind)

A = Luas wilayah pengambilan data (m²)

Indeks Keanekaragaman (H’)

Untuk menghitung nilai keanekaragaman

jenis digunakan Indeks Shannon-Wiener, in

(Modifikasi Pardi, 2016). sebagai berikut :

H’ = 𝑝𝑖 𝑙𝑜𝑔2 𝑝𝑖𝑛𝑖=1,2,3,…

H’= Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi = ni/N

ni = Jumlah individu ke- i

N = Jumlah total individu

Log2 pi = 3,321928 x log pi

Kategori penilaian tingkat keanekaragaman

jenis berdasarkan Indeks Shannon-Wiener, in

(soegianto, 1994) in (Pardi. 2016). adalah

sebagai berikut:

H’ ≤ 1 = Keanekaragaman Sangat

Rendah

1 ≤ H’ ≤ 1,59 = Keanekaragaman Rendah

1,6 ≤ H’ ≤ 2 = Keanekaragaman Sedang

H’ > 2 = Keanekaragaman Tinggi

3.4.1.3. Indeks Keseragaman atau

Equitabilitas (E)

Bila nilai indeks keseragaman tinggi,

menandakan kandungan setiap taxon (jenis)

tidak mengalami perbedaan. Nilai indeks

keseragaman berkisar 0 s.d 1. Indeks

keseragaman ini dihitung berdasarkan rumus

Shannon-Wiener, in (Pardi, 2016). :

E = 𝐻

𝐻𝑚𝑎𝑥 =

𝐻′

𝑙𝑜𝑔 2 (𝑆)

Dimana :

H = Indeks diversitas Shannon-Wiener

Hmax = Keanekaragaman spesies maksimum

Hmax = log2 S (3,321928 log S)

S = Banyaknya spesies

Krebs (1985) dalam pardi (2016)

menyatakan bahwa kategori penilaian tingkat

keseragaman, berdasarkan Indeks

Keseragaman (E = Equitabilitas) adalah

sebagai berikut :

0 < E ≤ 0,5 = Komunitas Tertekan

0,5< E ≤ 0,75 = Komunitas Labil

0,75< E ≤ 1 = Komunitas Stabil

Page 8: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

3.4.1.4. Indeks Dominansi (C)

Untuk menghitung indeks dominasi

digunakan rumus Simpson, in (Odum, 1993).

sebagai berikut:

C = 𝑛𝑖

𝑁 𝑆

𝑖=1,2,3,.. ²

Dimana :

C = Indeks dominasi jenis

ni = Jumlah individu ke- i

N = Jumlah total individu

Dengan kriteria :

Apabila nilai C mendekati 0 (nol) = Tidak

ada jenis yang mendominasi

Apabila nilai C mendekati 1 (nol) = Ada

jenis yang mendominasi.

BAB IV HASIL DAN

PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Jenis Echinodermata

Dari hasil hasil identifikasi jenis

Echinodermata desa Tanjung kelit kecamatan

senayang ialah sebagai berikut yang terdiri

dari 5 kelas yang setiap masing-masing kelas

terdapat 1 jenis spesies, ordo, family yang

ditemukan dari kelas Holothuroidea didapati

spesies Holothuria atra, ordo

Aspidochirotida, family Holothuriidae, kelas

Echinoidea didapati spesies Deadema

setosum, ordo Diadematoida, family

Diadematidae, kelas Asteoidea didapati

spesies Culcita novaguineae, ordo Valvatida,

family Oreasteridae, kelas Ophiuroidea

didapati spesies Ophiarthrum elegans, ordo

Ophiurida, family Ophiocomidae, sedangkan

dari kelas Crinoidea didapati spsies Comaster

gracillis, ordo Comatulida, family

Comatulidae.

4.2. Kelimpahan dan Komposisi Jenis

Echinodermata

4.2.1. Kelimpahan Jenis

Hasil kelimpahan jenis Echinodermata

Desa Tanjung Kelit Kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga untuk jenis H. atra 0.05

Ind/m2 , jenis D. setosum 0.09 Ind/m2 , jenis

C. novaguineae 0.05 Ind/m2 , jenis O.

elegans 0.02 Ind/m2 , dan jenis C. gracillis

0.03 Ind/m2. untuk kelimpahan jenis individu

tertinggi terdapat pada jenis D. setosum,

sedangkan kelimpahan idividu terendah

terdapat pada jenis O. elegans.

Tinggi rendahnya kelimpahan individu

jenis D. setosum karna kelas echinonodermata

bulu babi D. setosum, mampu betahan hidup

disetiap ekosisistem dan mudah dijumpai

kawasan ekosistem terumbu karang maupun

padang lamun. Di ekosistem terumbu karang,

bulu babi marga Diadema dapat menempati

zona rataan pasir, zona pertumbuhan algae,

Page 9: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

zona lamun dan daerah tubir (Birkeland,

1989).

Bulu babi Spesies dari D. setosum,

diemukan pada ekosistem terumbu karang

maupun padang lamun, namun yang paling

sering ditemukan pada ekosistim terumbu

karang pada setaiap plot pengamatan dengan

hidup mengelompok.

Gambar 3 Diagram Batang Kelimpahan

jenis Echinodermata

(Sumber : data primer 2017)

Rendahnya kelimpahan jenis bintang ular O.

elegans, dikarnakan jenis Echinodermata ini

yang aktiv pada malam hari atau bersipat

nokturnal, yang berdiam diri dibawah batu

karang ataupun pasir berlumpur dan juga

sedikitnya kehadiran suatu spesies yang hadir

pada saat peneitian diduga hewan ini

bersembunyi dibalik celahan batu karang

maupun membenamkan diri pada substrat pasir

ataupun lumpur sehingga keberadaanya sulit

ditemui pada saat pengambilan sample. Hewan

ini bersifat Noktural atau bergerak aktif pada

malam hari (Brotowijoyo, 1994), in (Jumanto,

2013).

4.1.1. Komposisi Jenis

Komposisi Jenis echinodermata diperairan

Desa Tanjung Kelit Kecamatan Senayang

ialah jenis H. atra 21.5 %, jenis D. setosum

40.3%, Jenis C. novaguineae 19.9 %, jenis O.

elegans 6.6 %, dan jenis C. gracillis 11.6 %.

Gambar 4 Diagram lingkaranKomposisijenis

Echinodermata

(Sumber : data primer 2017)

Dari diagram lingkaran diatas menujukan

komposisi jenis filum echinodermata kelas

bulu babi dari spesies D. setosum lebih tinggi

dari spesies jenis echinodermata lainya yang

0.000.010.020.030.040.050.060.070.080.090.10

0.05

0.09

0.05

0.020.03

Kelimpahan (Ind/m2)21%

40%

20%

7% 12%

Komposisi Jenis Echinodermata

Holothuria atra

Deadema setosum

Culcita novaguineae

Ophiarthrum elegans

Page 10: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

mana jenis dari speises tersebut hampir semua

dijumpai pada setiap plot pengambilan sampel

terutama pada ekosistem terumbu karang.

Bulu babi banyak ditemukan pada ekosistem

terumbu karang terutama jenis D. setosum,

karna kelimpahan dari populasi spesies

tersebut penting bagi terumbu karang sebagai

penyeimbang (Suryanti dan A’in, 2013).

4.1. Indeks Ekologi Echinodermata

Indeks keanekaragaman H’, keseragaman E,

dan dominansi C, merupakan indeks yang

sering dipakai untuk menduga kondisi suatu

perairan berdasarkan komponen biologis,

suatu kondisi lingkungan suatu perairan

umumnya dapat dikatakan baik dan stabil bila

memiliki indeks keanekaragaman dan

keseragaman yang tinggi serta dominansi yang

rendah.

Table 6 Indeks Ekologi Echinodermata

4.1.1. Indeks Keanekaragaman

Echinodermata

Indeks Keanekaragaman H’ yang diperoleh

adalah 2,09. Berdasarkan Indeks Shannon-

Wiener in (soegianto, 1994) in (Pardi. 2016),

adalah H’ ≤ 1 Keanekaragaman Sangat

Rendah, 1 ≤ H’ ≤ 1,59 Keanekaragaman

Rendah, 1,6 ≤ H’ ≤ 2 Keanekaragaman

Sedang, H’ > 2 Keanekaragaman Tinggi.

Dengan kategori demikian bahwa nilai

keanekaragaman jenis spesies di perairan Desa

Tanjung Kelit tergolong sedang.

Dari hasil penelitian mengenai

keanekaragaman jenis echinodermata

tergolong sedang hingga tinggi, yang mana di

setaiap stasiun pengambilan yang terdiri dari

31 titik stasiun yang tersebar secara acak

didapati jumlah jenis yang dijumpai tidak

terlalu banyak pada lokasi penelitian. Jumlah

jenis yang didapati merata terutama pada

ekosistem terumbu karang dan padang lamun

dari setiap titik pengambilan sampel dengan

jumlah individu masing-masing jenis yang

diwakili satu jenis spesies. Selain pada

ekosistem terumbu karang, hewan ini juga

dapat ditemukan pada zona pertumbuhan alga,

padang lamun dan zona tubir (Aziz, 1996).

Page 11: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

4.1.1. Indeks Keseragama Echinodermata

Nilai Indeks Keseragaman (E) yang

diperoleh adalah 0,90. Menurut (Krebs.,

1985), in (Pardi., 2016), nilai Indeks

Keseragaman E berkisar antara 0 – 1. Nilai

indeks ini menunjukkan penyebaran individu,

apabila nilai indeks keseragaman mendekati 0

berarti keseragamannya rendah karena ada

jenis yang mendominasi. Bila nilai mendekati

1, maka keseragaman tinggi yang berati

kondisi ekosistem relatif bagus dikarenakan

pembagian jumlah individu pada masing-

masing jenis relatif sama atau seragam dan

tidak ada jenis yang mendominasi.

4.1.1. Indeks Dominasi Echinodermata

Nilai Indeks Dominansi C adalah 0,27.

Berdasarkan nilai tersebut Indeks Dominansi

C termasuk kategori rendah dan umumnya

mendekati 0 yang berarti tidak ada jenis yang

mendominasi (Odum., 1993). Jadi dapat di

kategorikan perairan desa tanjung kelit

memiliki dominasi spesies yang rendah. Dari

hasil yang diperoleh dapat di simpulkan

bahwa kelas dari Echinodermata memiliki

tingkat keseragaman jenis tinggi yang mana

keseragaman jenis tinggi dengan rendahnya

nilai dominasi jenis spesies atau tidak adanya

jenis yang terlalu dominan dalam suatu

perairan, walaupun komposisi jenis

menujukan D. setosum tinggi tetapi jumlah

spesiesnya tidak terlalu bloming.

Gambar 5 Diagram Batang Indeks Ekologi

Echinodermata

(Sumber : data primer 2017)

4.1.Kondisi Umum Perairan

Kondisi umum peraiaran dilakukan

Pengukuran parameter fisika-kimia perairan

dilokasi penelitian sebelum pengambilan

sampel Echinodermata, pada waktu pagi, siang

dan sore hari serta pasang dan surut, sesuai

dengan parameter yang diukur. Pengukuran

dilakukan pada pagi hari, Siang dan sore hari,

sedangkan pengukuran ketika pasang dan

surut disesuaikan dengan waktu pasang dan

surut air laut. Pengkuran parameter fisika-

kimia perairan dilakukan pada daerah titik

sampling yang mana dapat mewakili setiap

2.09

0.900.27

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50Nilai

Page 12: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

titik sampling lokasi penelitian dengan tiga

kali pengulangan di setiap pengukuran.

Table 7 Hasil Parameter Peraiairan

Gambar 6 Diagram Batang Hasil Pengukuran

Suhu, pH, D0 (Sumber : data primer 2017)

4.1.1. Suhu

Suhu air mempunyai peranan dalam

mengatur kehidupan biota perairan, terutama

dalam proses metabolisme. Kenaikan suhu

menyebabkan terjadinya peningkatan

konsumsi oksigen, namun di lain pihak

mengakibatkan turunnya kelarutan oksigen

dalam air (Effendi, 2003).

Desa Tanjung kelit saat pengukuran

berkisar antara 28,22-30,33 oC. Jika mengacu

pada baku mutu Kep Men LH No. 51 (2004),

maka kondisi suhu perairan yang baik bagi

kehidupan biota perairan adalah 28 – 30 oC .

4.1.1. Drajat keasaman (pH)

Aziz. (1991), mengungkapkan bahwa

secara umum, pH normal yang menunjang

keberadaan jenis Echinodermata pH dalam

rentangan 7,10-7,50. Derajat keasaman (pH)

merupakan salah satu indikator baik buruknya

suatu perairan.

Berdasarkan hasil pengukuran, nilai pH

perairan Desa Tanjung kelit adalah 6.5-6.8.

Jika mengacu pada baku mutu Kep Men LH

No. 51 (2004), maka kondisi keasaman

perairan perairan yang baik bagi kehidupan

biota perairan adalah berkisar 7-8,5.

4.1.1. Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)

dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk

pernapasan, proses metabolisme atau

pertukaran zat yang kemudian menghasilkan

energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO) di

perairan Desa Tanjung kelit berkisaran antara

6,46-6,64 mg/l,

28.22

6.8 6.64

30.33

6.5 6.46

29.57

6.7 6.55

0

5

10

15

20

25

30

35

Suhu (0C) pH (ppm) DO (mg/L)

Pagi Siang Sore

Page 13: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Jika mengacu pada baku mutu Kep Men

LH No. 51 (2004), maka kondisi oksigen

terlarut perairan yang baik bagi kehidupan

biota perairan adalah > 5 mg/L. Dengan

demikain nilai oksigen terlarut masih layak

bagi kehidupan biota Echinodermata. Dimana

nilai DO tertinggi terdapat pada saat pagi

sebesar 6,64 mg/l dan terendah pada saat siang

sebesar 6,46 mg/l.

Gambar 7 Diagram Batang Hasil

PengukuranKekeruhan, Kecepatan Arus

dan Salinitas (Sumber : data primer 2017)

4.1.1. Kekeruhan

Faktor yang meneybabkan kekeruhan oleh

adanya bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut di air seperti lumpur,

pasir halus, maupun bahan organik dan

anorganik berupa plankton dan

mikroorganisme lain. Hasil nilai kekeruhan

yang diperoleh dari perairan Desa Tanjung

kelit berkisar antara 3,11-4,15 NTU, dengan

nilai tertinggi terdapat pada saat surut yaitu

4,15 NTU dan terendah pada saat pasang yaitu

3,11 NTU.

4.1.1. Kecepatan arus

Hasil kecepatan arus perairan Desa

Tanjung kelit berkisar antara 0,069-0,099 m/s,

dimana kecepatan arus tertinggi terdapat pada

saat surut yaitu 0,099 m/s dan terendah pada

saat pasang yaitu 0,069 m/s. Kecepatan arus

dapat mempengaruhi kelimpahan dan

keanekaragaman echinodermata karena

pengendapan sedimen atau komposisi substrat

dasar yang menjadi salah satu suplai makanan

untuk hewan echinodermata tergantung pada

kecepatan arus. Selain itu, kecepatan arus juga

mempengaruhi bentuk adaptasi dari

echinodermata terhadap perubahan kondisi

lingkungan.

4.1.1. Salinitas

Aziz. (1991), mengungkapkan bahwa

secara umum, salinitas normal yang

menunjang keberadaan jenis Echinodermata

berkisar antara 31,00-33,00 ‰. Salinitas

merupakan konsentrasi seluruh larutan

kandungan kadar garam yang diperoleh dalam

air laut. Hasil nilai salinitas yang diperoleh

pada perairan Desa Tanjung kelit relatif sama

yakni berkisar antara 30 - 32 ‰.

3.11 0.069

30

4.15 0.099

32

Kekeruhan (NTU)

Kecepatan Arus(m/s)

Salinitas (‰)

Hasil Pengukuran

Pasang Surut

Page 14: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Jika mengacu pada baku mutu Kep Men

LH No. 51 (2004), maka kondisi salinitas

perairan yang baik bagi kehidupan biota

perairan adalah 33-34 ‰. Organisme yang

paling banyak ditemukan adalah Deadema

setosum atau bulu babi berduri panjang

dikarenakan organisme yang mampu bertahan

dengan baik terhadap perubahan salinitas,

sehingga dapat dikatakan bahwa salinitas yang

diperoleh masih mendukung kehidupan

echinodermata karena masih berada di bawah

nilai optimum toleransi terhadap salinitas air

laut.

4.1. Tipe Substrat Dasar

Penentuan tipe substrat dasar perairan Desa

Tanjung kelit dilakukan dengan pengambilan

sampel sebanyak 31 titik sampling.

Berdasarkan hasil pengamatan, tipe substrat

dasar perairan Desa Tanjung kelit hampir

sama ketiga puluh satu titik sampling, maka

diambil satu area sampel substratnya.

Table 8 Komposisi kerikil, pasir, dan lumpur

Berdasarkan hasil ayakan substrat

menunjukkan tipe substrat pada perairan

Tanjung Kelit, Lingga ialah, fraksi krikil

23,08%, pasir 45,04% dan fraksi lumpur

31,88% jadi kesimpulanya yang di analisis

berupa pasir hingga pasir berlumpur.

umumnya substrat pasir dan pasir campuran

lumpur mangandung banyak bahan organik

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

makanan. Substrat adalah tempat suatu

organisme hidup menempel ataupun bergerak

dan mencari makan.

Menurut Kuwati. (2014), Echinodermata

mencerna sejumlah besar sedimen, terjadilah

pengadukan lapisan atas sedimen di goba,

terumbu maupun habitat lain yang

memungkinkan terjadi oksigenisasi lapisan

sedimen, mirip seperti yang dilakukan cacing

tanah di darat. habitat Echinodermata hidup

pada substrat yang berkarang, ada juga yang

menguburkan diri dalam pasir (Romimohtarto,

2007).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan untuk mengetahui kelimpahan,

keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi,

Page 15: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

hasil jenis Echinodermata desa tanjung kelit

kecamatan senayang kabupaten lingga ialah

Keanekaragaman 2.09 (H’) Echinodermata

dapat dikategorikan sedang hingga tinggi,

dengan nilai Indeks Keseragaman 0.90 (E)

tinggi menggambarkan penyebaran individu

tiap jenisnya cenderung bersifat seragam atau

relatif sama yang dimana setiap spesies dapat

ditemukan walaupun dengan nilai kehadiran

jumlah jenis spesies berbeda-beda, dan nilai

Indeks Dominansi 0.27 (C) rendah

menunjukkan tidak aja jenis yang terlalu

mendominansi di perairan Tanjung Kelit.

Kondisi perairan Desa Tanjung kelit

Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga

secara umum, dikategorikan belum tercemar

karena tidak memiliki perbedaan yang

signifikan dengan kondisi perairan yang baik

menurut acuan baku mutu Kep. Men LH No

51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

Untuk Biota Laut maupun keterkaitan kondisi

umum perairan teori peneliti sebelumya

tentang kelayakan hidup filum echinodermata

pada suatu perairan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka saran yang diberikan yakni

sebagai berikut, Perlu adanya penelitian

berlanjut dalam jangka waktu tertentu untuk

melihat pengaruh biota echinodermata lainya

terhadap perubahan lingkunggan seperti

hubunganya dengan faktor fisika – kimia

perairan.

Diharapkan juga peneliti selanjutnya

meneliti secara spesifik mengenai kelas –

kelas echinodermata yang memiliki harga

ekonomis jadi kiranya dapat member efek

positif bagi masarakat setempat terkhusus desa

tanjung kelit kecamatan senayang kabupaten

lingga.

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, Y., 2013. Struktur Komunitas

Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Di Pulau Lengkang

Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas

Maritim RajaAli Haji: Tanjungpinang.

Arianti, D,N., Efrizal, T., dan Fajri, E,N., 2013. Abundance Of Dog Conch (Strombus turturella) in Coastal Area

Tanjungpinang Kota Subdistrict, Tanjungpinang City. Kepulauan Riau

Province. Jurnal Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau.

Aziz, A., 1987. Makanan dan Cara Makan Berbagai Jenis Bulu Babi. Jurnal Osean. 12

(4) : 91-100. Aziz, A., 1991. Beberapa Catatan Mengenai

Kehidupan Lilia Laut. Jurnal Oseana, l16 (3) : 17-24.

Page 16: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Aziz, A., 1994. Tingkah Laku Bulu Babi Di Padang Lamun. Jurnal Oseana, 21 (4) : 34-

43.

Aziz, A., 1996. Habitat dan zonasi fauna Ekhinodermata di ekosistem terumbu karang. Jurnal Oseana 21 (2) : 33-43.

Aziz, A., 1998. Pengaruh tekanan panas

terhadap fauna Echinodermata. Jurnal Oseana, 13 (3) : 125-132.

Bakus, G. J., 1973. The biology and ecology of tropical holothurian. In: Jones, O. A. &

Endean, R. (editor.) Biology and geology of coral reef. 2. (New York, Academic Press) : 325 -357.

Budiman, C.C., Maabuata, P.V., Langoy,

M.L.D., dan Katili, Y., 2004. Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok

Sulawesi Utara. Jurnal Mipa Unsrat. 4 (2) : 97-101.

Birkeland, C., 1989. The influence of echinoderm oncoral reef communities .In:

Echinoderms, S.M.J. & Lawrence, J.M. (Eds.). 3. A.A. Balkema, Rotterdam, Netherland: 79 pp.

Coleman, N., 1994. Sea stars of Australia and

their relatives. Australia, Neville Colemans Underwater Geographic Pty Ltd, 64 hal.

Coremap., 2007. Echinodermata, http//www.coremap.or.id/datin/echino/,

Diakses pada rabu 15 maret 2017. Pukul 10:55 wib.

Darsono, P., 2005. Teripang (Holothurians) Perlu Dilindungi. Makalah. Bidang

Sumberdaya Laut. Puslit Oseanografi- LIPI Jakarta. 24 hal.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan

Perairan. Kanisus.Yagyakarta. 258 hal.

Elfidasari, D., Nita, N., dan Ninditasya W., Analekta T., 2012. Identifikasi Jenis Teripang Genus Holothuria Asal Perairan

Sekitar Kepulauan Seribu Berdasarkan Perbedaan Morfologi. Jurnal Al-Azhar

Indonesia Seri Sainsn Dan Teknologi, 1 (3) : 140-146.

Fachrul, M. F., 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta. 198 hal.

Hendler G. J., Miller E., Pawson D. L., and

MK Porter., 1995. Sea stars, sea urchins,

and allies: Echinoderms of Florida and the Caribbean. Smithsonian Institution Press,

Washington DC. 390p. Jumanto., 2013. Struktur Komunitas

Echinodermata di Padang Lamun Perairan Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau, Jurnal. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang.

Kambey, A.G., 2015. Komunitas

Echinodermata Di Daerah Intertidal Perairan Pantai Mokupa Kecamatan

Tombariri Kabupaten Minahasa, Jurnal. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT Manado. 3 ( 1) : 10-15.

Katili, A.S., 2011. Struktur komunitas

Echinodermata pada zona intertidal di Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 8 (1) : 51-61.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota laut, http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ver2/media/

download/RE.keputusan-menteri-negara-lingkungan-hidup-nomor-51-tahun

Page 17: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

2004_201410008143942.pdf, 15 maret 2017. Pukul 11:30.

Kuwati, Martanto. M, Jubhar, C., 2014. Peran

Sasi Dalam Melindungi Sumberdaya Teripang Di Kampung Folley, Kabupaten Raja Ampat. Prosiding Seminar Nasional

Raja Ampat. Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana

: Raja Ampat. Monografi Desa Tanjung Kelit Bulan Januari

s/d Bulan Maret Tahun 2016. 2016. Laporan Pemerintah Desa Tentang

Monografi. Lingga.

Moningkey, D,R., 2010. Pertumbuhan

Populasi Bulu Babi (Echinometra Mathaei) Di Perairan Pesisir Kima Bajo Kabupaten

Minahasa Utara. Jurnal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado 95115. 6 (2) : 73-77.

Nontji, A., 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. 209 hal.

Odum., 1993. Dasar-dasar Ekologi.

Diterjemahkan oleh T. Samingan. Gajha Mada Universty press. Yogyakarta. 572 hal.

Pardi, S., 2016. Keanekaragaman Jenis

Makrozoobenthos Diperairan Desa Sekanah Dusun Dua Lundang Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Provinsi

Kepulauan Riau, Jurnal. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Pratama, R.R., 2013. Analisis Tingkat

Kepadatan dan Pola Persebaran Populasi Siput Laut Gonggong (Strombus canarium)

di Perairan Pesisir Pulau Dompak, Jurnal, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.

Rumahlatu, D., Gofur, A., dan Sutomo, H., 2008. Hubungan Faktor Fisik-Kimia

Lingkungan Dengan Keanekaragaman Echinodermata Pada Daerah Pasang Surut

Pantai Kairatu. Jurnal MIPA, 37 (1) : 77-85.

Sugiarto, H., 2007. Warta Oseanografi. Jakarta: Pusat Penelitian

Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 81 hal.

Sugiarto dan Supardi. 1995. Beberapa Catatan Tentang Bulu Babi Marga Diadema.

Oseana. 20 (4) : 34-41. Sugiyono., 2012. Metode Penelitan

Administrasi. Cetakan Ke-20. Penerbit Alfabeta. Bandung. 144 hal.

Suryaningrum, T.D., 2008. Teripang : Potensinya Sebagai Bahan Nutraceutical

dan Teknologi Pengolahannya. Jurnal Peneliti pada Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan. 3 (2) : 63-69.

Suryanti, S., and Ruswahyuni, R., 2014. The Difference in Abudance of Echinoideas on Coral Ecosystem and

seagras beds in Pancuran Belakang, Karimun, Jepara. Jurnal Saintek Perikanan,

10 (1) : 62-67. Supriadi, H., 2015. Struktur Komunitas

Echinodermata Di Terumbu Karang Perairan Laut Teluk Pering Kecamatan

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas, Jurnal. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang.

Thamrin, Setiawan, Y.J., Siregar, S.H., 2011. Analisis Kepadatan Bulu Babi Deadema Setosum Pada Kondisi Terumbu Karang

Berbeda Di Desa Mapur Kepulauan Riau,

Page 18: Keanekaragaman Jenis Echinodermata Di Perairan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · pada jenis Deadema setosum, ... menduduki berbagai mikrohabitat sesuai

Jurnal. Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Riau. 5 (1) : 45-53.

Wood., 1987. Subtidal Ecology. Edward

Arnold pty. Limited. Australia. 125p. Yusron, E., 1992. Beberapa Catatan tentang

Teripang di Perairan Maluku. Ambon: Balitbang Sumber Daya Laut Puslitbang

Oseanologi LIPI Ambon. Lonawarta 15 (2) : 12-17.

Yusron, E., 2004. Teknologi Pemijahan

Teripang Pasir dengan Cara Manipulasi

Lingkungan. Oseana 29 (4) : 17-23.