laporan zoologi echinodermata oseanografi universitas diponegoro
DESCRIPTION
OSEANOGRAFI UNIVERSITAS DIPONEGOROTRANSCRIPT
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Avertebrata air adalah hewan air yang tidak mempunyai tulang belakang dan
susunan pencernaannya terletak dibawah saluran pencernaan. Avertebrata air tebagi
menjadi delapan filum yaitu: Porifera, Coelenterata, Echinodermata, Mollusca,
Plathyhelmanthes, Nemalthelminthes, annelida dan Anthropoda.
Porifera adalah hewan yang tubuhnya berpori-pori. Hewan ini berfungsi sebagai
tempat untuk masuknya air yang mengandung bahan makanan kedalam tubuh. Hewan
ini merupakan salah satu hewan yang menyusun terumbu karang. Semuanya hidup
melekat (sessile) pada substrat keras. Terdiri dari empat kelas: Hexactinellida
Demospongiae Calcarea Sclerospongiae .
Coelenterata adalah hewan berongga, disebut juga Cnidaria yaitu binatang jelatang.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil di air. Coelenterata terdiri dari 3 kelas : Hydrozoa, Scyphozoa Anthozoa.
Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Jika meraba kulit
hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur
dengan duri-duri kecil. Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai
kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Hewan ini
tidak ada yang parasit.
Hewan Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya
mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk. Juga telur
bulu babi sangat enak untuk dimakan. Echinodermata terdiri dari 5 kelas yaitub
Echinoidea, Asteroidea, Crinoidea, Ophiuroidea, dan Holothuroidea.
Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke
dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti
berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Tubuh
tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan
kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi
untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.
Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Mollusca terbagi 3 kelas yaitu :
Pelecypoda.
Semua anggota phylum Echinodermata hidup di laut, dengan karakteristik susunan
radial dari bagian-bagian tubuh, memiliki skeleton yang tersusun atas CaCO3 yang
terdapat pada bagian laminae atau specula. Pada daratan badan terdapat tubercula atau
spinae, mempunyai system ambulacale sebagai alat gerak. Epidermis dari phylum ini
biasanya berbulu getar dan berisi sel-sel kelenjar dan sel-sel indera. Osikula (ossicle)
merupakan kerangka berupa lempeng-lempeng kapur dalam dinding tubuh. Osikula-
osikula tertentu biasanya membentuk duri. Memiliki pediselari (pedicellaria) yakni
pinset yang sangat kecil. Secara anatomi phylum Echinodermata badan memiliki
bentuk seperti bintang yang terdiri atas satu discus centralis yang dikelilingi oleh lima
radii bersifat simetri radial. Hewan ini bercelom besar yang terjadi dari penonjolan
archenteron pada waktu embrio.
Secara fisiologinya, sistem digesti pada phylum Echinodermata sudah lengkap,
walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lambat dengan telapak tabung.
Gerakannya diatur oleh sistem tekanan hidrostatis, yang disebut sistem vaskular air.
Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan dan tali-tali saraf radier. Disini juga terdapat
sistem hemae (darah ) yang terdiri dari sebuah bejana sirkular dan 5 satuan radier.
Namun, cairan dalam bejana dan saluran tersebut tidak mengalir. Pada echinodermata
tidak terdapat sistem respirasi dan sistem ekskresi secara khusus. Fungsi ekskresi
dilakukan ileh proyeksi-proyeksi (penonjolan- penonjolan ) kulit yang disebut brank
atau papula yang terdapat diantara papan-papan kapur pada kulit. Kelamin terpisah,
jantan dan betina, dan fertilisasi terjadi dalam air. Larva yang terbentuk bersimetri
bilateral dan berenang, kelak menjadi hewan dewasa yang bersimetri radial
1.2. Tujuan
1.Untuk melakukan Identifikasi sampel Echinodermata.
2.Untuk mengetahui macam-macam kelas Echinodermata.
3. Unutk mengetahui macam-macam bentuk tubuh Echinodermata.
1.3. Manfaat
1.Praktikan dapat melakukan Identifikasi sampel Echonodermata.
2.Praktikan dapat mengetahui macam-macam kelas Echinodermata.
3.Praktikan dapat menetahui macam-macam bentuk tubuh Echiodermat.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Ambulakral
Sistem Ambulakral Merupakan sistem aliran air lewat pembuluh yang dilakukan
oleh kelompok Echinodermata kelompok hewan berkulit duri). sistem kerjanya diawali
dari masuknya air dari laut melalui lubang madreporit dabagian punggung yang
kemudian dasalurkan ke saluran saluran yang berakhir ke ampula yang menyerupai
balon/tabung (kaki tabung) ampula yang berisi air ini nanti akan di tekankan ke obyek
batuan sehingga bisa membawa badannya bergerak , tentu penekanan ampula
mempunyai konsekwensi air di ampula keluar sehingga kempes lagi air bergerak ke
mulut - begitu seterusnya.
Berikut jalur jalur pembuluh air ditubuhnya.
1. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
2. Saluran batu
3. Saluran cincin
4. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
5. Saluran lateral
6. Ampula
7. Kaki tabung.
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan
ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit)
menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai
cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral.
Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam
gelembung berotot atau disebut juga ampula.Dari saluran lateral, air masuk ke ampula.
Saluran ini berkahir di ampula Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk
ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila
hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan
memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula
mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki
tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke
arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak
dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
2.2. Crinoidea
Secara umum Crinoidea dapat digo-longkan dalam dua kelompok besar yaitu
Comatulida atau lili laut yang hidup bebas dan bisa berpindah tempat, dan "stalked
crinoid" atau lili laut bertangkai. Kelompok lili laut yang disebutkan belakangan ini,
hidupnya di dasar laut dan tidak bisa berpin-dah tempat.
Lili laut ditemukan di semua laut dengan kedalaman antara 0 - 6000 m. Jenis
Comatulida hidup di perairan dangkal sedangkan hli laut bertangkai (stalked crinoids)
hidup di laut dalam. Telah diketahui anggota lain dari filum ekhinodermata seperti
teripang, bulu babi, bintang laut, dan bintang mengular dapat dikelompokkan
berdasarkan cara makan dan macam makanan. Lili laut pada umumnya mempunyai
cara dan kebiasaan makan yang sama dengan kelompok di atas yaitu termasuk
kedalam kelompok biota pemakan penyaring (filter feeders). Ma-kanannyapun berupa
plankton dan partikel melayang (seston).
Secara ekonomis lili laut tidaklah mempunyai nilai yang berarti, tetapi keha-
dirannya di daerah terumbu karang adalah cukup penting terutama di dalam siklus
rantai makanan di ekosistem terumbu karang tersebut. Selain itu kehadiran lili laut di
terumbu karang akan menambah nilai este-tika terumbu karang tersebut. Menurut
penelitian para pakar, ternyata bahwa lili laut juga dikonsumsi oleh berbagai jenis
ikan karang (MEYER 1985).
Penelitian mengenai kehidupan lili laut cukup banyak dilakukan pakar asing teruta-
ma untuk jenis-jenis lili laut yang hidup di terumbu karang. Dalam tulisan kali ini akan
diuraikan beberapa aspek tentang kehidupan lili laut.
Kelompok hewan Crinoidea ini dinamakan lili laut atau bintang bulu. Ukuran
hewannya tidak lebih dari 40 cm dan memiliki warna yang mencolok. Crinoidea itu
sendiri berasal dari kata krion yang berarti bunga bakung, hal ini ditandai dengan
bentuk cakram sentralnya seperti mangkuk dengan mulut yang terletak di dasar atau
bawah yang merupakan cirri khas dari Crinoide. Berikut ini merupakan karakterisik
lain dari kelompok hewan Crinoidea antara lain:
1. Badan terdiri atas calyk dan lima radii:
2. Dinding calyk disebelah aboral disebut theca dan mengandung lamina centralis,
ossicula infrabasalia, ossicula basalia dan ossicula radialia; pada yang tidak
bertangkai lamina centralis dan ossicula infrabasalia menjadi discuss centralis
dan ossicula basalia bersatu menjadi rosette
3. Dinding disebelah oral disebut tegmen dan hanya mengandung spicula
4. Tidak ada spinae dan pedicellariae
5. Skeleton di dalam radii disebut ossicula brachialia
6. Tiap radius bercabang dua; tiap cabang memberi cabang-cabang yang disebut
pinnulae;
7. Ada sulcus ambulacralis pada dataran oral radii;
8. Podia tidak mempunyai batil penghisap dan ampulla;
9. Tidak ada canalis madreporicus; ia digantii oleh diverticula yang terdapat pada
canalis circumoralis dan bermuara kedalam celom;
10. Tidak ada madreporit; ia diganti oleh pori di dalam tegmen;
11. Anus terdapat pada dataran oral, ditepi, interradial, pada suatu papilla;
12. Gonades terdapat didalam pinnulae;
13. Pada mereka yang dapat bergerak bebas di radii, pada dataran aboral
berpangkal cirri dengan mana mereka dapat memegang sesuatu yang tetap;
14. Larva berbentuk sebagai tong dengan 4 baris cilia yang berjalan transversal dan
pada satu ujung terdapat satu lobus preoralis; juga crinoidea yang dapat
bergerak bebas dan mempunyai cirri melalui suatu stadium larva yang
bertangkai ialah stadium larva pentacrinus; tangkai ini trjadi dari lobus
preoralis.
Kelas Crinoidea ini termasuk dalam subphylum pelmatozoa dan kelas ini terbagi
atas ordo Dicyclia yang memiliki karakteristik di dalam basis theca terdapat ossicula
bassalia dan ossicula infrabrasalia. Contoh dalam ordo ini antara lain Antedon rosacea
dan Metacrinus interruptus. Hewan-hewan yang termasuk ordo lain dari kelas
Crinoidea sudah memfosil dan sisa-sisa fosil banyak terdapat pada formasi kapur.
Distribusi hewan ini tersebar di wilayah Europa, Australia, and Asia. Sedangkan
fosilnya banyak ditemui di Mississippian–Pennsylvanian Mexico.
2.3. Ophiuroidea
Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata, yang memiliki hubungan
dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan
fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan
berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada
spesimen terbesar.Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan
mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki). Ciri
utama pada bintang laut mengular adalah tidak memiliki anus, sehingga sisa
pencernaannya di keluarkan melalui mulut.
Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari tangannya
panjang sehingga memudahkannya bergerak.. Beberapa spesies ophiuroidea
merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah predator atau pemakan
bangkai. Bintang ular menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak
seperti bintang laut, bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan
menggerakan lengan mereka yang sangat fleksibel dan membuat mereka bergerak
seperti ular. Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri bilateral.
Jenis kelamin hewan ini terpisah, Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan
hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia,
disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti
bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular. karakteristik spesies bintang ular
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang.
Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular.
Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral.
Hewan ini tidak mempunyai amburakal dan anus, sehingga sisa makanan atau
kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya.
Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam.
Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di
lumpur/pasir.
Bintang ular sangat aktif di malam hari.
Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).
2.4. Asteroidea
Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum
Echinodermata, dan kelas Asteroidea.Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino =
landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki
ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit.
Walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat
jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini
berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk hewan simetri radial dan
umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan
menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup
yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang
laut hanya bergerak mengikuti arus air laut.
Tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral
(yang tidak memiliki mulut). Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya
adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Mulut terdapat di
permukaan bawah atau yang disebut permukaan oral dan anusnya terletak di
permukaan atas atau disebut juga permukaan aboral. Kaki tabung tentakel (tentacle)
terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat
pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam
menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau
runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut
testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral
berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki
ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem
ambulakral Asteroidea terdiri dari :
1. Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian
dorsal tubuh.
2. Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
3. Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
4. Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang
merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang baik.
Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.Sistem saraf
Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak
memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan
dioseus. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang menjadi larva
yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat beregenerasi. Echinodermata
merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang, plankton,
danorganisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut
dalam. Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
2.5. Holothuroidea.
Holothuroidea merupakan kelas echinodermata yang memiliki bentuk bulat
memanjang, dengan mulut dan anus terletak pada ujung yang berbeda. Biasanya
anggota kelas ini juga dikenal dengan nama teripang atau sea cucumber.
Holothuroidea tersebar di seluruh perairan, seluruh kedalaman dari daerah intertidal
hingga abyses yang dalam, meliputi daerah tropis, subtropics dan kutub. Contohnya
genus Holothuria, Stichopus, dan Actinopyga (menghuni perairan hangat, dangkal,
daerah tropis hingga subtropics). Kelas ini merupakan organism bentik. Meskipun
mereka juga ditemukan di bebatuan dan karang, namun organism ini mendominasi di
daerah yang bersubstrat pasir atau lumpur. Habitatnya mulai dari permukaan substrat
hingga menguburkan diri di bawah substrat. Ada juga spesies yang hidup di antara
cabang-cabang seaweed (Synaptula hydriformis).
Spesies anggota holothuroidea bersifat sluggish dan mampu diam di satu tempat
dalam jangka waktu yang cukup lama, selama di tempat tersebut tidak terdapat
gangguan atau predator. Sebagian holothuria merupakan hewan nocturnal yang aktif
mengeluarkan tentakel-tentakel pada malam hari. Contohnya Thyone briareus aktif
pada musim dingin dari saat matahari terbenam hingga 1-2 jamm setelah tengah
malam dan pagi-pagi buta.
Berdasarkan cara makannya, holothuroidea merupakan suspension feeder dan
deposit feeder. Organism ini menjulurkan tentakel ke kolom air untuk mengambil
partikel yang terbawa aliran air. Selain itu, organism holothuroidea juga menyapukan
tentakelnya pada substrat habitatnya. Jenis pakannya meliputi protozoa, algae,
copepod, foraminifera, radiolarian, diatom, larva crustasea. Dari substrat yang
dimakan, holothuroidea juga mengambil kandungan nutrient yang terkandung dalam
substrat tersebut.
Holothuroidea termasuk hewan dioceous meskipun secara morfologi tidak dapat
dibedakan organism jantan dan betina. Namun juga terdapat beberapa spesies
merupakan hermaprodit (Cucumaria laevigata, Masothuria intestinali). Cara
reproduksi kelas ini adalah seksual, namun ada juga spesies yang mampu
bereproduksi juga secara aseksual (membelah diri). Cara membelah diri contohnya
pada jenis Synapta, Holothuria atra, Holothuria difficilis. Pemijahan secara seksual,
terjadi di luar tubuh yaitu dengan disemprotkannya sel telur dan sperma ke kolom air
untuk kemudian mengalami pembuahan.
2.6. Echinoidea
Echinoidea merupakan binatang triploblastik selopmata, tubuh simetris radial
yang terbagi menjadi 5 bagian. Bentuk hampir bulat atau gepeng, tidak mempunyai
tangan, rangka tersusun dari keping-keping zat kapur yang disebut laminae yang
menjadi satu sehingga membentuk semacam mangkok dan umumnya berduri, saluran
pencernaan sempurna gerakan lambat dengan kaki pembuluh (ambulakral) yang
terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang
berkembang dari selom bagian aboral terdapat anus, madreporit dan lubang genital.
Pada oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh lima gigi yang kuat dan tajam, gigi
tersebut disokong oleh 5 rangka samping di sebelah dalam cangkal yang disebut
lentera aristoteles yang berfungsi untuk mengambil makanan.
Sekitar mulut peristom terdapat alat sensoris yang disebut sphaeredia. Tubuh
memiliki rongga seperti tabung yang disebut siphon, dilengkapi dengan cillia, dan
bernafas dengan menggunakan insang, sistem syaraf echinoidea nelingkari mulunatau
sistem syaraf melengkung. Jenis kelamin terpisah, larva mempunyai bentuk simetris
bilateral yang dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.
Daur hidup Reproduksi secara seksual , fertilisasi eksternal, larva plute ada yang
hermaprodit, ada yang memiliki regenerasi tinggi (secara aseksual).
Fertilisasi eksternal kemudian tumbuh menjadi larva bersilia Struktur larva
Echinoidea mempunyai persamaan dengan struktur Chordata rendah dan dalam
perkembangan embrio tahap awal, kedua phyllum di atas mempunyai persamaan. Jadi
jika dilihat secara embriologis. Echonodermata lebih dekat dengan Chordata daripada
ke Annelida, Mollusca atau Arthropoda.
Hewan-hewan yang termasuk kelas ini berbentuk bundar tak berlengan, tetapi
memilki duri yang dapat digerakkan. Contoh Echonoidea, Diadema antillarum,
Strongylocentrotus (berbentuk bola), Spatangus (berbentuk oval), Echinarachnius
(berbentuk seperti uang logam) yang sering disebut dolar pasir., Diadema saxatile,
(landak laut), Echinus sp, Strongylocentrotus sp.
Peran Sebagai Sumber Pangan Bulu babi merupakan salah satu jenis komoditas
perairan yang gonadnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan potensial. Gonad yang
banyak dicari konsumen adalah gonad yang bertekstur kompak, padat, tidak
berlendir, dan berwarna kuning cerah. Selain menjadi sumber pangan dunia, bulu babi
ternyata memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Kematian massal bulu babi
yang pernah terjadi di perairan Pasifik Barat dengan tingkat kematian mencapai 93-
100% ternyata mengakibatkan terjadinya biomassa alga meningkat sehingga
kesetimbangan ekosistem terganggu. Biota laut berduri ini juga ternyata memiliki
keunikan yang tidak lazim yaitu kemampuan hidup yang dapat mencapai 200 tahun.
Selain itu, bulu babi juga dinyatakan sebagai saudara tua manusia dengan hasil
pengamatan yang menunjukkan bahwa 70 persen gen bulu babi ternyata memiliki
kemiripan dengan manusia.
Pembersih lautanBagaimana jadinya jika di laut tidak ada hewan Echinodermata.
Para ahli biologi membayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang
penuh dengan benda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain
merupakan jasa hewan Echinoidea. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa
hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut
sebagai hewan pembersih laut/pantai.
Peranan Echinoidea secara singkat dalam kehidupan cukup Menguntungkan yaitu
sebagai makanan, misal :telur bulu babi dan juga sebagai pembersih karena memakan
bangkai ataui sisa-sisa hewan yang terdapat di pantai
BAB III MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal Rabu,21 Mei 2013 pukul
14:00 WIB di Laboratorium Biologi Laut Gedung E Lantai 1 FPIK Univesitas
Diponegoro Semarang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
A. Alat tulis
B. Penggaris
C. Nampan Objek gambar
D. Tisu pembersih
E. Kertas gambar dan alasnya
3.2.2 Bahan
A. Objek gambar Crinoidea
B. Objek gambar Ophiuroidea
C. Objek gambar Asteroidea
D. Objek gambar Holothuroidea
E. Objek gambar Echinoidea
3.3 Cara Kerja
1. Untuk tiap objek gambar, tiap-tiapnya digambar dalam dua arah
yang berbeda, ats dan bawah.
2. Setelah digambar, Kita menentukan klasifikasi nya sesuai dengan
bentuk morfologinya. Setelah itu ditentukan klasifikasi dalam
Genus untuk tiap spesies.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berikut adalah hasil dari identifikasi kelas Echinodermata yang disediakan dalam
beberapa gambar berikut dengan Taksonominya.
A. Ophiotrix fragilis
Phylum
Echinodermata Starfish,
brittlestars, sea urchins & sea
cucumbers
ClassStelleroidea - Starfish, brittlestars,
sea urchins & sea cucumbers
Order Ophiurida
Family Ophiothrichidae
Genus Ophiothrix
Gambar 1. Ophiotrix fragilis
Criri-ciri Ophiotrix fragilis
1. Memiliki lengan berjumlah 5 atau kelipatannya.
2. Dapat bergerak cepat.
3. Kaki ambulakral, madreporit, dan mulut di bagian oral.
4. Tidak memiliki anus.
Contoh : Ophiolepsis sp (Bintang ular), Ophiothrix fragilis (Bintang ular
tak bercabang), Asthrophyton arborescen (Bintang laut bercabang).
B. Diadema sp.
Gambar 2. Diadema sp.
Ciri-ciri Diadema sp. :
Kingdom: Animalia
Phylum: Echinodermata
Class: Echinoidea
Ordo: Diadematoida
Family: Diadematidae
Genus: Diadema
Species: Diadema sp.
1. Bentuk tubuh oval. Tidak mempunyai lengan, tubuh ditumbuhi duri
yang panjang, kaki ambulakral pendek, simetri radial.
2. Rangka berupa lempeng dari bahan kapur dan membentuk mangkok.
Mulut terdapat di bagian oral, dan mempunyai alat mulut
(pedikelaria). Anus terdapat di bagian aboral.
3. Reproduksinya secara generatif, dan sifat kelaminnya hermaprodit.
Larvanya dinamakan echinopluteus.
Contoh : Echinus seculentus (bulu babi berduri pendek), Diadema
saxatile (bulu Babi berduri panjang), Echinodiscus sp (bulu Babi
berbentuk cakram), Echinocardium (bulu Babi berbentuk jantung),
Colobocentrotus sp (Landak laut)
C. Holothuria scabra jaeger
Gambar 3. Holothuria scabra
Ciri-ciri Holothuria scabra
1. Bentuk tubuh seperti Mentimun yang berkulit lunak, tidak memiliki lengan ,
mulut dikelilingi tentakel.
2. Ttidak memiliki pedikelaria, sifat kelaminnya gonochoristis, dan memiliki
daya regenerasi yang tinggi. Terdapat anus.
Holothuria scabra
Kingdom: Animalia
Phylum: Echinodermata
Class: Holothuroidea
Order: Aspidochirotida
Family: Holothuriidae
Genus: Holothuria
Species: H. scabra
Holothuria scabraJaeger, 1833
Contoh : Holothuria atra (Teripang Hitam), Holothuria edulis (Teripang
Merah), Daima validum (Teripang tidak berampula), Thyone briarens
(Teripang).
D. Culcata sp.
Gambar 4. Culcita sp.
Ciri-ciri Culcita sp.
Kingdom: Animalia
Phylum: Echinodermata
Class: Asteroidea
Order: Valvatida
Family: Oreasteridae
Genus:Culcita
(Agassiz, 1836)
1. Berbentuk simetris radial, permukaan bagian bawahnya memiliki kaki tabung,
yang masing-masing dapat bertindak sebagai cakram penyedot.
2. Bintang laut mengkoordinasikan kaki tabungnya untuk menempel pada
bebatuan dan atau untuk merangkak
secara perlahan-lahan, sementara kaki
tabung tersebut memanjang,
mencengkeram sekali lagi.
3. Bintang ini laut juga menggunakan
kaki tabungnya untuk menjerat
mangsa, antara lain remis dan tiram
jenis bintang laut yang memiliki
lengan, berbentuk segi lima, tubuhnya
tebal seperti roti. Warna tubuh dari
bintang laut ini adalah kuning
kecoklatan.
4. Hidupnya di daerah terumbu karang,
dasar berpasir, dan padang lamun.
Bintang laut bentuknya mengikuti
kontur permukaan bebatuan.
5. Hewan ini pada umumnya menempati daerah yang digenangi air
E. Anthopleura
Kingdom: Animalia
Phylum: Cnidaria
Class: Anthozoa
Subclass: Hexacorallia
Ordo: Actiniaria
Sub-ordo: Nyantheae
Infraordo: Thenaria
Family: Actiniidae
Genus:
Anthopleura
Duchassaing de
Fonbressin & Michelotti,
1860
.
Gambar 5. Anthopleura
Ciri-ciri Anthepleura :
1. Memiliki lengan sebanyak 5 (serupa bintang) yang masing – masing disokong
oleh endoskeleton sehingga tampak kaku.
2. Mulut di bagian oral (bawah) dan anus di bagian aboral (atas). Tubuh ditutupi
oleh duri berbentuk catut (pedikelaria), kaki ambulakral terdapat disepanjang
lengan. Respirasi dengan rongga insang yang disebut Papula.
3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi, reproduksi secara generatif, dan sifat
kelaminnya hermaprodit (gonochoristis).
4. Contoh : Asteria glacielis (Bintang Laut tersembunyi), Linekia laevigata
F. Protoreaster
Kingdom: Animalia
Subkingdom: Eumetazoa
Phylum: Echinodermata
Class: Asteroidea
Order: Valvatida
Family: Oreasteridae
Genus:Protoreaster
Döderlein, 1916 [
Gambar 6. Protoreaster
Ciri-ciri Proteaster :
1. Biasanya berbulu-getar dan berisi sel-sel kelenjardan sel-sel indera.
2. Osikula (ossicle), yakni kerangka yang berupa lempeng-lempeng kapur dalam
dinding tubuh dapat berjumlah beberapa, kecil dan tersebar luas dan dapat berukuran
besar, jumlahnya besar, kurang lebih tergabung erat menjadi kerangka yang nyata.
3. Rongga tubuh majemuk, terdiri dari sejumlah ruang, termasuk satu ruang periviseral,
satu sistem perihemal, satu sistem sinus aboral, satu sistem pembuluh air, satu
vesikula madreporik dan satu sinus sumbu.
4. Saluran pencernaan bersifat sumbu atau tergulung dan ada yang memiliki divertikula.
5. Tidak memiliki sistem peredaran darah yang pasti.
6. Echinodermata merupakan hewan dioseus yang bereproduksi secara seksual terpisah
dengan beberapa pengecualian, alat perkembangbiakan sederhana. Telur dan
spermatozoa ditebar langsung keluar tanpa bantuan kelenjar-kelenjar tambahan.
7. Sistem syaraf primitif yang terdiri batang cincin yang bercabang-cabang ke arah
radial dan alat pengindera tidak berkembang dengan baik.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Sistem Pencernaan
A. Kelas Crinoidea
Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel
makanan. Rangka kapur dari kalsium karbonat sebagai rangka internal untuk
perlindungan dan penegak. Memiliki tangkai panjang yang berguna untuk
menempel pada bebatuan. Sistem syaraf berbentuk cincin yang bercabang pada
tiap lengan. Contoh: Antedon sp (bisa berenang), Anemon sp (menyerupai
pohon), dan Metacrinus (lili laut). Mulut dan anus terletak sebelah menyebelah,
mulut pada daerah oral, sedangkan anus pada daerah aboral. Anus sering
terdapat pada kerucut yang menonjol. Pada bidang oral setiap lengan memiliki
lekukan ambulakral seperti garis bersilia yang berisi tentakel menyerupain kaki
buluh.
Sistem Pencernaan: Crinoidea makan dengan menyaring air atau plankton
masuk ke celah ambulakral bersilia yang ada di lengan dan pinula untuk
menggiring makanan masuk ke mulut. Organ pencernaan ada di calyx.
Makanan dibuang melalui anus yang ada di dekat mulut. Memiliki Sebuah
tangkai yang tumbuh dari cakram sering digunakan untuk melekatkan hewan
pada substrat dasar, akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti
bulu menciptakan alat seperti jaring untuk menangkap dan mengangkut
makanan ke mulut. l seperti kaki buluh. Coelom sempit dan gonad terdapat
dalam pinnulae. Crinoidea mempunyai daya regenerasi besar sekali, bagian
lengan atau calyx yang hilang akan dapat segera diperbaharui.
Sistem Reproduksi Gonad terdapat pada ujung tangan-tangannya. Fertilisasi
berlangsung internal. Beberapa kelas Crinoidea, melepaskan telur dalam air,
tapi beberapa menahan tetap pada pinnulae sampai menetas. Larva yang masih
muda sekali masih mendapat makanan dari kuning telur, tapi belum mempunyai
mulut. Setelah beberapa hari dapat hidup bebas dan menempel dengan akhir
bagian anterior dan kemudian berbentuk cangkir, lalu tumbuhlah lengannya.
Beberapa Crinoidea menyimpan telurnya dalam tubuh.
B. Ophiuroidea
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari
mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong.
Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang
berupa 5 kelompok lempeng kapur. Makanan dipegang dengan satu atau lebih
lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke
mulut.Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar
melalui mulutnyaOphiuroidea memiliki lima rahang.
Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut besar dan buntu
yang menempati setengah cakram. Ophiuroidea tidak memiliki usus maupun
anus. Pencernaan terjadi di perut.
C. Asteroidea
Makanan bintang laut terdiri dari molusca dan crustacea. Dari mulut
makanan masu ke esophagus yan pendek menuju ke kardiak lambung
dilanjutkan ke pilorus yang menerima saluran dari lima pasang kelenjar hepatis.
Dari sini lalu dilanjutkan menuju usus halus lalu ke anus yang terbuka pada
sisi aboral. Bagian kardiak lambung juga dapat ditonjolkan melalui mulut untuk
menangkap makanan lalu mencernakannya baru kemudian kardiak ditarik
kembali. Sehingga usus dan anus tidak berfungsi.
Reproduksi: Mempunyai jenis kelamin terpisah. Pada tiap penjuluran
terdapat sepasang gonad. Masing-masing gonad berlubang pada sisi aboral.
Telur dan sperma dicurahkan dalam satu musim dan fertilisasi terjadi di luar
tubuh.
Embrio akan tumbuh menjadi larva atau disebut juga bipinnaria yang
berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari
tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis
dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah
menjadi radial simetri.
D. Holothuroidea
Mulut yang dikelilingi tentakel membawa makanan masuk ke mulut,
kemudian menuju esophagus dilanjutkan ke lambung untuk dicerna. Lalu
dilanjutkan menuju usus naik dan usus turun sampai ke kloaka dan dikeluarkan
melalui anus. Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang
berlawanan dari tubuhnya. Air masuk dan keluar melalui anus.
Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang seling di
sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga
tubuhnya. Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.
Sistem respirasi: Disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua
saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya. Dilengkapi alat
pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari anullus.
Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat
pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu.
E. Echinoidea
Memiliki saluran pencernaan yang sempurna. Makanannya terdiri dari rumput
laut, organisme kecil dan hewan yang telah mati. Mulut dilengkapi lima buah gigi
pada kerangka berkapuryang digerakkan otot lentera Aristoteles. Dari mulut
makanan masuk ke esophagus, lalu menuju lambung yang berlobus kemudian ke
usus yang berbalik arah dan berakhir di rectum System respirasi: Echinoidea
bernafas dengan menggunakan insang. System saraf: echinoidea memiliki cincin
saraf dengan lima buah cabang dengan sebuah pleksus saraf.
Reproduksi: Jenis kelamin terpisah. Lima buah gonad melekat pada sisi aboral
test masing-masing bermuara sebagai porus genitalis pada papan genital. Fertilisasi
terjadi secara eksternal kemudian tumbuh menjadi larva bersilia.
Larva berbentuk simetris bilateral yang dapat berenang secara bebas dan
disebut larva pluteus. Echinoidea memiliki daya regenerasi tinggi (secara aseksual).
Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, di atas batu karang, dasar laut, dalam
lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan muara sungai (dengan membenamkan
diri di tanah liat atau di bawah karang).
4.2.2 Peran Echinodermata di Laut
Peran Echinodermata di Laut terbagi atas dua peranan, yaitu yang
menguntungkan dan merugikan.
A. Menguntungkan
Echinodermata dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut.
1. Sebagai makanan berprotein tinggi
Misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang dan keripik
timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo, Jawa Timur.
2. Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.
Para ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut
untuk peneitian.
3. Bulu babi merupakan salah satu jenis komoditas perairan yang gonadnya
dimanfaatkan sebagai sumber pangan potensial.
4. Gonad yang sering dicari adalah yang bertekstur kompak, padat, tidak
berlendir, dan berwarna kuning cerah.
5. Menjaga fungsi ekologis laut, sebgai hewan pembersih laut atau pantai
karena memakan bangkai ataui sisa-sisa hewan yang terdapat di pantaiatau
laut.
6. Sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah.
7. Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan
pemakan suspensi (suspensi feeder).
B. Echinodermata yang merugikan.
1. Echinoidea dapat merusak binatang karang.
2. Dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut
karena merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan melalui praktikum identifikasi Filum
Echonodermata kali ini adalah :
1. Echinodermata terbagi atas lima kelas, yaitu. Asteroideae, Holothuroidea,
Cronoidea, Echinoidea dan Ophiroidea.
2. Echonodemata Memiliki system Ambulakral yang hanya dimiliki oleh Filum ini.
3. Bentuk-bentuk dari Echinodermata ada bermacam-macam yaitu, Simetris
Bilateral dan Radia, ada juga yang berbentuk lonjong dan oval maupun berkaki
serta berbuku-buku.
5.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan dalam praktikum kali ini adalah :
Praktikum sebaiknya dalam melaksanakan prosedur praktikum lebih berhati hati
lagi dan mengikuti seluruh prosedur yang diberikan asisten, sehingga hasil yang
didapatkan lebih maksimal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Cherbonnier, G. (1952). Contributions a la connaissance des Holothuries de l'Afrique du Sud. Transactions of the Royal Society of South Africa, Vol 33(4): 469-508.
Cherbonnier, G. (1988). Echinodermes: Holothurides. Faune de Madagascar 70. Clark, A.M. (1984). Echinodermata of the Seychelles. In: (Ed) D. R. Stoddart. Biogeography and
Ecology of the Seychelles Islands. Dr. W. Junk Publishers, The Hague. : 83 - 102.
Clark, A.M. and F.W.E. Rowe. (1971). Monograph of Shallow-water Indo-West Pacific Echinoderms. Trustees of the British Museum (Natural History): London. x + 238 p. + 30 pls.
Conand, C., Muthiga, N.A. (Eds.). 2007. Commercial sea cucumbers: a review for the Western Indian Ocean. WIOMSA Book Series No. 5 v + 66pp.
Hamidah. 1999. Pengaruh Suhu terhadap Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, dan Perkembangan Larva Teripang Pasir (Holothuria scabra, Jaeger) pada Fase Doliolaria dan Pentactula. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 82 hlm.
Humphreys, W.F. (1981). The echinoderms of Kenya's marine parks and adjacent regions. Koninklijk Museum voor Midden-Africa (Tervuren, Belgium) Zoologische Documentatie 19. 39 pp.
Ludwig, H. (1899). Echinodermen des Sansibargebietes. Abhandl. d. Senckenb. naturf. Ges., Bonn, Vol. 21(1): 537 - 563.
MacNae, W. & M. Kalk (eds) (1958). A natural history of Inhaca Island, Mozambique. Witwatersrand Univ. Press, Johannesburg. I-iv, 163 pp.
Massin, C. (1999). Reef-dwelling Holothuroidea (Echinodermata) of the Spermonde Archipelago (South-West Sulawesi, Indonesia). Zoologische Verhandelingen 329, Leiden. 144 pp.
Panning, A. (1941). Ueber einige Ostafrikanische Seewalzen und ihre eignung zur Trepanggewinnung. Thalassia IV (8): 1-18.
Paulay, G. (2013). WoRMS Holothuroidea: World List of Holothuroidea (version 2013-03-04). In: Species 2000 & ITIS Catalogue of Life, 11th March 2013 (Roskov Y., Kunze T., Paglinawan L., Orrell T., Nicolson D., Culham A., Bailly N., Kirk P., Bourgoin T., Baillargeon G., Hernandez F., De Wever A., eds). Digital resource at www.catalogueoflife.org/col/. Species 2000: Reading, UK.
Paulay, G. (2012). Holothuria (Metriatyla) scabra Jaeger, 1833. Accessed through: World Register of Marine Species at http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=210813 on 2013-03-02
Pearson, J. (1910). Littoral marine fauna of Kerimba Archipelago, Portuguese East Africa. Holothuroidea. Proc. Zool. Soc. London, 1910: 167-182.
Samyn, Y. & Vanden Berghe, E. 2000. Annotated Checklist of the Echinoderms from the Kiunga Marine National Reserve, Kenya. Part I. Echinoidea & Holothuroidea. Journal of East African National History, 89/1-2, 1-34.
Sartika, Dewi. 2002. Aspek Biologi Reproduksi Taripang Pasir (Holothuria scabra) di Perairan Pantai Desa Sorue Jaya Kecamatan Soropia Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo: Kendari.
Schwerdtner Máñez K, Ferse SCA. 2010. The History of Makassan Trepang Fishing and Trade. PLoS ONE 5(6): e11346. doi:10.1371/journal.pone.0011346
Tortonese, E. (1980). Researches on the coast of Somalia. Littoral Echinodermata. Monitore zoologico italiano NS Supplemento XIII 5: 99-139.
Tortonese, E. 1980. Researches on the coast of Somalia. Littoral Echinodermata. Monitore zoologico italiano NS Supplemento XIII 5: 99-139.
Vine, P. (1986). Red Sea Invertebrates. Immel Publishing, London. 224 pp.