kdk diare
DESCRIPTION
kdk diareeTRANSCRIPT
Nama : Ny. Mujilah Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 62 tahun Alamat : Dusun Nusupan
RT/RW Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Pendidikan: D2 Pekerjaan : Pensiunan guru TK
Nama : Tn. Marjun Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 63 tahun Alamat : Dusun Nusupan
RT/RW Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Pendidikan: SMA Pekerjaan : Buruh Tani
No Nama Hub kel
Sex
Umur
Pendidikan
Pendidikan
ket
1 Tn. Marjun Suami/
Kepala
keluarga
L 63 SMA Buruh Tani sehat
2 Nur Arifin Anak L 40 SMK Swasta Sehat
3. Aulia
setiawan
Cucu L 10 SD Pelajar Sehat
4. Isa
Mahendra
Cucu L 7 SD Pelajar Sehat
Anamnesa dilakukan secara auto pada tanggal 20 Januari 2011, pukul 09.00 WIB.
Keluhan Utama : Mencret-mencret sejak 1 hari sebelum masuk puskesmas.
Keluhan Tambahan : Lemas
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan mencret sejak 1 hari sebelum masuk puskesmas. Mencret kira-kira >10 kali dalam sehari, kira - kira sekitar setengah gelas aqua setiap kali bab. Dengan konsistensi cair tanpa lendir dan darah, ampas tidak ada, dan tidak berbau amis maupun busuk. Pasien mengeluhkan mencret mencret setelah makan rujak bersama tetangganya dan kehujanan. Pasien mengeluhkan lemas setiap kali bab, sehingga untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tidak bersemangat. Pasien tidak mengeluhkan demam dan muntah.
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis Berat Badan : 70 kg Tinggi Badan : 149cm Keadaan Gizi : Gemuk Tanda Vital : Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,6ºC
Pernafasan : 20x/menit.
Bentuk kepala : normocephali Rambut : warna hitam, tidak
mudah dicabut Wajah : simetris, ikterik (-),
sianosis (-) Mata : Simetris, palpebra
normal,,konjungtiva palpebra anemis (-/-) , schlera ikterik (-/-), pupil
bulat,isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung
(+/+).
Telinga : normotia, liang telinga lapang, serumen (+/+)
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)
Bibir : simetris, sianosis (-) Lidah : lidah kotor (-), tepi
hiperemis (-)Leher : kelenjar getah bening tidak
teraba
Bentuk normal, gerak simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
JantungInspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordisPalpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V,2cm medial
lineamidclavicularis kiri
Perkusi Batas atas jantung: ICS III linea sternalis sinistra Batas kiri jantung : ICS V 2cm medial garis
Midclavicularis kiri Batas kanan jantung : ICS III garis sternalis kanan
Auskultasi : S1, S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru Inspeksi : bentuk thoraks normal,
gerak nafas simetris pada statis dan dinamis
Palpasi : vokal fremitus simetrisPerkusi : sonor di kedua lapang paruAuskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki basah
kasar +/+, wheezing -/-
Inspeksi : datar, simetris, tidak tampak massa
Palpasi : supel, nyeri tekan pada epigastrium, hepar
tidak teraba membesar, lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus normal Ekstremitas superior : Akral hangat,
petechiae (-) Ekstremitas Inferior : Akral hangat
Tatalaksana Medis Medikamentosa RL 16 tpm Inj Ranitidin 50mg 2X1 amp Non medikamentosa Diet lunak 2500 kkal/hari Terapi Edukasi 1.Memotivasi pasien menjaga kebersihan
lingkungan seperti mencuci tangan sebelum makan, menutup makanan sehingga tidak dihinggapi lalat.
2.Memotivasi pasien untuk banyak mengkonsumsi air putih.
3.Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan alat-alat makan
Pasien datang kembali ke Puskesmas pada tanggal 20 Januari 2010
Demam turun jika minum obat penurun panas,
Gejala mual, pegal – pegal dan lemas berkurang.
Hasil laboratorium terakhir:Hemoglobin : 12,4 gr/dlHematokrit : 43 %Leukosit : 3800 /ul Trombosit : 90.000 /ul
Pasien dirujuk ke RSUD Tidar Magelang
Faktor pendukung : Pasien meminum obat secara teratur sesuai
anjuran dokter. Faktor penghambat : Rehidrasi cairan pasien tidak dapat dipantau Indikator keberhasilan : Pasien sudah tidak demam, mual dan
muntah lagi.
Fungsi Biologis Pasien pernah mengalami sakit seperti
yang dialami saat sekarang ini sewatu mengajar taman kanak kanak akibat kebiasaan pasien yang suka membeli makan makanan yang pedas, seperti rujak dan makanan lain yang pedas dan asam.
Pasien juga pernah juga pernah mengalami stroke 3 tahun yang lalu akibat penyakit hipertensi yang dideritanya, namun sekarang sudah tidak ada gejala stroke lagi dan pasien masih rajin control dan minum obat antihipertensi
Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama suami, seorang anak laki laki dan menantu serta dua orang cucu. Hubungan dengan anggota keluarga dan tetangga baik. Bila pasien menghadapi masalah, masalah tersebut dibicarakan dengan keluarga ataupun temannya. Tetapi pasien mengaku lebih sering menceritakan masalah-masalah tersebut kepada anaknya.
Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan pensiunan guru TK. Penghasilan yang didapat sehari harinya dari uang pensiun, suami serta anak dan menantunya. Total keseluruhan pendapatan perbulan rata rata Rp. 2.000.000,- . Uang tersebut dipakai untuk makan keluarganya dan membantu kebutuhan rumah tangga seperti membayar listrik, air, dan membeli kebutuhan makan harian.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah D2.
Fungsi Religius
Pasien dan keluarga adalah keluarga muslim yang taat dan rutin menjalankan ibadahnya.
Fungsi Sosial Budaya
Hubungan antara pasien maupun keluarga pasien dengan masyarakat serta lingkungan sekitarnya baik.
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 3x/hari dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (telur/tempe/tahu), sayur (bayam,kangkung, sayur asem, lalapan, dan sayuran lainnya) dan kadang kadang buah. Daging ikan ( ikan mas,ikan asin) dan ayam. Pasien jarang makan daging Sapi (3 minggu – 1 bulan sekali).
Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan teratur dengan frekuensi makan 3x/hari. Pasien jarang memperhatikan kebersihan lingkungan terutama lingkungan rumah.Pasien kadang - kadang tidak mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan mereka lebih sering makan menggunakan tangan. Jika ada anggota keluarga yang sakit,biasanya pengobatan pertama hanya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung, dan biasanya sembuh.
Keluarga pasien berobat ke Puskesmas hanya bila sakitnya tidak kunjung sembuh dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung. Keluarga pasien memiliki pendanaan khusus untuk kesehatan yaitu berupa asuransi kesehatan,sehingga untuk berobat menggunakan biaya sendiri.
Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup jauh. Jarak antara rumah pasien dengan Puskesmas kira-kira 5 km. Pasien mengaku diwilayah rumahnya tidak ada sarana pelayanan kesehatan .
Fungsi Biologis Pasien sudah pernah mengalami penyakit seperti ini tapi tidak dirawat dipuskesmas ataupun rumah sakit. Sebelumnya pasien pernah dirawat dirumah sakit akibat penyakit stroke yang dideritanya.
Fungsi PsikologisHubungan pasien dengan keluarga
maupun dengan warga disekitar rumah baik.
Fungsi Psikologis Hubungan pasien dengan keluarga
maupun dengan warga disekitar rumah baik.
Fungsi EkonomiDalam keluarga pasien keuangan termasuk cukup, pasien dan
keluarganya memiliki dana khusus untuk perawatan kesehatan.
Fungsi Religius dan Sosial BudayaTidak ada masalah.
Faktor perilaku 1.Jarang mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan. 2.Jarang memperhatikan kebersihan makanan
yang dibelinya.3.Jarang memperhatikan penyajian makana
dirumah seperti lupa menutup makan sehingga mudah dihinggapi lalat.
Faktor non perilaku 1.Sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas
letaknya cukup terjangkau namun fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah rumah kurang memadai.
2.Kebersihan lingkungan rumah cukup dirawat dan dibersihkan.
DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
Sarana pelayanan kesehatan letaknya cukup terjangkau, namun. Fasilitas
pelayanan kesehatan di wilayah rumah kurang memadai.
Kebersihan lingkungan rumah cukup dirawat dan
dibersihkan.
Jarang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan. Jarang memperhatikan kebersihan makanan yang dibelinya.Jarang memperhatikan penyajian makanan dirumah seperti lupa menutup makanan sehingga mudah dihinggapi lalat.
NO. Resiko dan Masalah Kesehatan
Rencana Pembinaan
1. Kebiasaan jarang mencuci tangan menggunakan sabun jika mau makan.
Memberikan penjelasan kepada pasien, suami, serta keluarga lainnya agar selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan menggunakan sabun terutama jika mau makan.
2. Jarang memperhatikan kebersihan makanan yang dibelinya dan penyajian makanan dirumah
Memberikan penjelasan tentang pentingnya menjaga mutu dari makanan untuk kesehatan
NO. Kegiatan yang dilakukan
Keluarga yang terlibat
Hasil kegiatan
1. Memberikan penjelasan tentang penyakit pasien, meliputi gejala yang timbul, penyebab, faktor yang mempengaruhi, penatalaksanaannya.
Pasien Pasien memahami penjelasan yang diberikan
2. Memberikan penjelasan tentang manfaat diterapkannya PHBS dan pentingnya menjaga kebersihan makanan.
Pasien dan keluarga
Pasien dan suaminya dapat memahami penjelasan yang diberikan dan diharapkan dapat mulai membiasakan diri untuk menerapkan PHBS serta menjaga kebersihan lingkungan rumah dan menerapkan pola prilaku hidup sehat.
Tingkat pemahaman Pemahaman terhadap pembinaan yang
dilakukan cukup baik.
Faktor pendukung Sikap penderita, suami dan keluarga
kooperatif sehingga mempunyai keinginan untuk mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan.
Faktor penyulit Tidak ada.
Penderita mengerti bahwa diare dapat berulang jika penderita tidak menjaga kebersihan lingkungan.
Penderita mengerti dan bersedia mengubah perilaku yang dapat meningkatkan faktor resiko timbulnya penyakit.
Penderita mengetahui akibat dari diare, apabila timbul keluhan lagi penderita mengerti agar segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.