kdk 6g

23
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenan gkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri ber beda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tertentu yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang diala minya. Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsanga n. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pad a visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung emped u. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulus atau rangs angan.Stimulus tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin , dan

Upload: dik-tarabalaga

Post on 26-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

Page 1: kdk 6g

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tertentu yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki myelinyang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera,persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulus atau rangsangan.Stimulus tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksgenasi. Stimulus tersebut dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Hidayat, 2012). Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan danditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cu

Page 2: kdk 6g

kup lama, yaitu lebih dari 6 bulan (Hidayat, 2012). 5Hasil observasi penulis di ruang kantil no 19 pada tanggal 25April 2013 diperoleh data bahwa ada 2 pasien dari 25 pasien yang mengalami gangguan rasa nyaman nyeri karena post operasi tiroidektomi. Hasil studi kasus pada Ny. W dengan post operasi SNNT (Struma Nodosa Non Toksik)hari pertama di ruang kantil RSUD Karanganyar didapatkan masalah Ny. W mengatakan nyeri saat menelan dan bergerak, dan pasien juga takut untuk batuk, dan apabila Ny. W tidak segera dilakukan intervensi keperawatan maka dapat menyebabkan perubahan tanda-tanda vital dan mengganggu aktivitas yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Akut pada Ny. W dengan Post Operasi Tiroidektomi dengan IndikasiStruma Nodusa Nontoksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada Ny. W dengan post operasitiroidektomi atas indikasi Struma Nodusa Nontoksik

Page 3: kdk 6g

di ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. W dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi 6tiroidektomiatas indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. W dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomiatas indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. W dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasitiroidektomiatas indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. W dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomiatas indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang

Page 4: kdk 6g

Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. W dengangangguan rasa nyaman : nyeri akut pada Ny. W atas Post Operasi tiroidektomi dengan Indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. f. Penulis mampu melakukan analisa kondisi pada Ny. W dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomiatas indikasi Struma Nodusa Non Toksikdi Ruang Kantil 19 Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. 7C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan menerapkan asuhan keperawatan dengan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomi atas indikasi struma nudosa non toksik.2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai referensi untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa khususnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomi atas indikasi struma nodusa non toksik.3. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan

Page 5: kdk 6g

dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnyapada gangguan rasa nyaman : nyeri akut pada pasien post operasi tiroidektomi atas indikasi struma nodusa non toksik.4. Bagi Pembaca Sebagai bahan untuk mengetahui tentang manajemen nyeri akut post operasi tiroidektomi atas indikasi struma nodusa non toksik. 8BAB II LAPORAN KASUS Bab II ini akan menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Rasa Nyeri Akut dengan kasus pada pasien Ny. W dengan post operasi tiroidektomi denganindikasi Struma Nodusa Non Toksikdi ruang Kantil Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada tanggal 25 April sampai 27 April 2013. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Identitas Pengkajian pada tanggal 25 April 2013 jam 09.00 WIB, pada kasus ini dilakukan pengkajian dengan pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis, dan catatan perawat dari data pengkajian tersebut didapa

Page 6: kdk 6g

t hasil identitas pasien, bahwa klien bernama Ny W, alamat Malanggaten Karanganyar, berusia 59 tahun, agama Islam, pekerjaan buruh, nomor register2713xx, diagnosa medis SNNT (Struma Nodusa Non Toksik). Penanggung bertanggung jawab kepada klien adalah Tn.S, umur 29 tahun, pendidikan SLTP, pekerjaan swasta, hubungan dengan pasien adalah anak. B. PengkajianKetika dilakukan pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yaitu nyeri pada bekas operasi tiroidektomi.Riwayat penyakit sekarang muncul gejala yaitu klien merasakan ada benjolan pada leher, dan benjolan 9itu dirasakan kurang lebih tiga bulan, awalnya benjolan itu hanya sebesar kelereng tapi lama kelamaaan sebesar kuning telur ayam, kemudian pasien memeriksakan penyakitnya ke dr. D, dari dr. D menyarankan untuk dilakukan operasi atau pembedahan, kemudian pada tanggal 13 April 2013 pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar setelah dilakukan pemeriksaan hasilnya yaitu terdapat SNNT (Struma Nodusa Non Toksik) atau yang disebut Goitre(pembesaran tyroid). Setelah dilakukan perekaman EKG

Page 7: kdk 6g

(Elektro Cardiografi) hasilnya sinus ritmelalu pasien mendaftarkan untuk operasi, kemudian pasien disuruh datang tanggal 21 April 2013, dan direncanakan operasi tanggal 22 April 2013, setelahtanggal 22 April 2013, pasien tidak jadi dilakukan operasi, dan pada tanggal 24 april 2013 dari pukul (11.00 sampai 12.00 WIB) pasien dilakukan operasi. Kemudian pasien kembali ke ruang perawatan pukul 13.00 WIB, pasien mengeluh sakit dan nyeri pada bekas operasi, setelah dilakuan pemeriksaan hasilnya tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76 kali per menit, respirasi 18 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius.Pola aktivitas dan lingkungan, makan dan minum perlu bantuan orang lain (nilai 2), toileting perlu bantuan orang lain (nilai 2), molilitas ditempat tidur perlu bantuan orang lain (nilai 2) berpindahperlu bantuan orang lain (nilai 2), ambulasi atau ROM tidak ada gangguan (nilai 0) Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan tidur 8 jam perhari malam jam 21.00 sampai 04.00 WIB dan jarang tidur siang, kondisi saat bangun tidur segar, selama sakit pasien mengatakan pada malam hari 5 10jam dari pukul 09.00 sampai 02.00 WIB, setelah itu pasien tidak bisa tidur lagi sampai pagi dan siang hari pasien tidak pernah

Page 8: kdk 6g

tidur siang karena merasakan nyeri pada bekas operasi terganggu selama perawatan di rumah sakit. Pola kognitif perceptual, sebelum sakit pasien mengatakan dapat berbicara dengan jelas, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, selama sakit pendengaran jelas, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, dan pasien mengeluh nyeri, Provocative = nyeri setelah operasi Quality= nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk,Region= nyeri terasa dileher tepatnya dikelenjar tyroid,Scale= skala nyeri 7, Time= nyeri timbul 2 sampai 3 menit terutama saat bergerak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum pasien tampak lemah, perut sakit, nyeri bekas operasi, bicara susah dan pusing, kesadaran composmentis, tanda – tanda vital pasien dengan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan 19 kali permenit, nadi 76 kali permenit, suhu 36,8 derajat celsius.Pemeriksaan head to toe

Page 9: kdk 6g

kepala messosepal, kulit kepala bersih, sedikit ada ketombe, tidak ada lesi, rambut lurus, bersih sedikit uban dan kusam. Mata simetris kanan kiri, palpebratidak ada oedema, konjungtiva anemis,scleratidak ikterik,pupilisokor, reflek terhadap cahaya baik, penggunaan alat bantu pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, penglihatan normal. Hidung simetris kanan dan kiri, tidak ada polip, tidak ada secret dan terlihat bersih. Mulut sedikit kering, tidak ada sariawan, bicara agak tidak jelas dan pelan. Gigi bersih, tidak ada karang gigi, tidakada kariesdan tidak 11ada perdarahan pada gusi. Telinga simetris kanan kiri, bersih dan tidak ada serumen. Leher tidak ada kaku kuduk dan ada pembesaran klenjar tyroidberupa SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)sekitar kurang lebih 4 centimeter, benjolan satu setelah dilakukan pembedahan (Tiroidektomi

Page 10: kdk 6g

).Pada pemeriksaan paru, didapatkan inspeksi pengembangan dada sama kanan kiri, palpasi vocal fremituskanan dan kiri sama, perkusi sonor di semua lapang paru, auskultasi vesikuler, tidak ada suara tambahan. Pada jantung inspeksiictus cordistidak tampak, palpasi ictus cordisteraba di SIC IV, perkusi batas atas di SIC II batas bawah di SICIV batas kiri di mid axillaSIC V batas kanan di SIC III sternum kiri, auskultasi normal tidak ada suara tambahan. Dan abdomen inspeksi bentuk simetris dan tidak ada jejas, luka maupun bekas jahitan di abdomen, auskultasi bising usus 11 kali permenit, perkusi tympani pada kuadran 3 (tiga) serta 4 (empat), palpasi tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas atas di bagian tangan kiri terpasang infuse RL 20 tetes per menit, dan tangan kanan tidak terpasang infuse perabaan akral hangat dan capillary refill< 3 detik kekuatan otot kanan kiri sama 5, perubahan bentuk tulang tidak ada dan ekstermitas bawah kekuatan otot kanan 5 dan kiri 4,capillary refill< 3 detik, perubahan bentuk tulang tidak ada perabaan akral hangat.

Page 11: kdk 6g

Dari pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium padatanggal 13 April 2013 didapatkan hasil WBC 3,9 x 103

/ul (normal = 4,5 sampai 11,0 ), RBC 3,77 x 106

/ul (normal = 3.50 sampai 5,50), HGB 12,1 g/dl (normal = 1211,0 sampai 16,0), HCT 36,2 % (normal 37,0 sampai 50.0), MCV 96,0 fc (normal 82,0 sampai 95,0), MCHC 33,4 g/dl (normal 11,5 sampai 14,5), PLT 348 x 103

/ul (150 sampai 450), FT4 11,72 pmol/L (normal 9-20), TSH 4,17 mU/L (normal eutyroidism = 0,25, Hypertiroidism = kurang dari 0,15, Hypohtiroidism = kurang dari 7), GDS 80 mg/dL dan dari pemeriksaanRadiologi didapatkan hasil kesan yaitu proses peradangan yaitu SNNT (Struma Nodusa Non Toksik),dilakukan pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) hasilnya Sinus Ritme.Di ruangan kantil pasien mendapatkan terapi infusRL 20 tetes per menit,injeksi ceftriaxone 500 milligram, injeksi ranitidin ¾ ampul/12,

Page 12: kdk 6g

paracetamol tablet 500 miligram,keterolac 30 miligram dansistenol 50 miligram.Pasien menjalani operasi tanggal 24 April 2013 dan penulis melakukan pengkajian tanggal 25 April 2013. C. Perumusan Masalah Keperawatan Data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukananalisa data kemudian memutuskan prioritas diagnosa keperawatan sesuai dengan kegawatan yang dialami klien atau yang harus segeramendapatkan penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat yaitu gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (pembedahan tiroidektomi). Pengkajian data subyektif yang didapatkan provocative= nyeri setelah operasi, quality= nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk,region= nyeri terasa di leher tepatnya dikelenjar tyroid,scale= skala 13

Page 13: kdk 6g

nyeri 7, time= nyeri timbul 2 sampai 3 menit terutama saat bergerak dan menelan, data obyektif pasien tampak meringis menahan sakit, pasien juga takut bergerak karena merasakan nyeri. D. Perencanaan Prioritas masalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (pembedahan tyroidektomi) pada Ny. W penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dari 7 menjadi 4, ekspresi wajah klien tampak rileks. Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan yang pertama yaitu monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu), dengan rasional untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh, kedua kaji ulang karakteristik nyeri (penyebab nyeri, kualitas nyeri, tempat/bagian yang dirasakan nyeri, skala nyeri, waktu terjadinya nyeri), dengan rasional untuk membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanandan keefektifan analgesik, ketiga berikan posisi yang nyaman (semifowler) dengan rasional untuk mengurangi tegangan pada insisi dan membantu mengurangi nyeri serta mengurangi reflek batuk pada pasien, keempat ajarkantehnik relaksasi seperti nafas dalam dan tehnik distraksi seperti membaca buku atau membayangkan

Page 14: kdk 6g

hal-hal yang indah-indah, dengan rasional untuk membantu mengarahkan kembali perhatian pasien dan untuk melokalisasi otot-otot, kelima kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik : ketorolak, dengan rasional untuk mengurangi atau mengatasi nyeri dengan tindakan farmakologi 14E. Implementasi Tindakan yang dilakukan pada hari Kamis, 25 april 2013 yaitu jam 09.15 WIB mengkaji ulang karakteristik nyeri, respon subyektif, Provocative= nyeri setelah operasi Quality= nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk,Region= nyeri terasa dileher tepatnya dikelenjar tyroid,Scale= skala nyeri 7, Time= nyeri timbul 2 sampai 3 menit terutama saat bergerakdan menelan, respon obyektif ekspresi wajah pasien tampak meringis menahan sakit. Pada jam 09.45 WIB memberikan posisi yang nyaman (semi fowler atau setengah duduk), respon subyektif pasien mengatakan bahwa ialebih nyaman pada posisi yang diberikan yaitu setengah duduk, respon obyektif pasien tampak nyaman dengan posisinya saat ini karena memudahkan

Page 15: kdk 6g

pasien dan mengurangi rasa nyeri pada pasien terutama saat bergerak danmenelan. Jam 11.15 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan menganjurkan untuk mengulanginya saat nyeri kambuh, respon subyektif klien mengatakan mau untuk diajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi rasa nyerinya, respon obyektif pasien terlihat rileks setelah mempraktikan relaksasi nafas dalam. Jam 11.35 WIB memberikan obat sesuai indikasi analgentik = ketorolac 30 miligram, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi agar cepat sembuh, respon obyektif obatketorolac30 miligram per delapan jam sudah masuk melalui IV tanpa adanya alergi