kb 4

13
DISOSIASI ATAU PENGUNDURAN DIRI (DISSOCIATION) Pengunduran diri (Dissociation) dapat terjadi karena beberapa hal berikut. a. Sekutu meninggal, b. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri, c. Keputusan pengadilan seperti: (1) sekutu terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum yang memberikan dampak negatif bagi persekutuan, (2) sekutu melanggar perjanjian persekutuan, (3) sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan, serta (4) sekutu individual sudah tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai perjanjian persekutuan. PEMBUBARAN (DISSOLUTION) Pembubaran adalah proses pengakhiran persekutuan. Pada persekutuan, seorang sekutu dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri dari persekutuan. Pengunduran diri ini sebagian besar hanya dalam bentuk pemahaman lisan antara para sekutu dan tidak ada ketentuan atau tindakan spesifik yang diambil. Oleh karena itu, perjanjian persekutuan harus memasukkan ketentuan tentang kemungkinan keluarnya sekutu. Beberapa kejadian yang dapat menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut. 1. Sekutu meninggal dunia atau mengundurkan diri, jika setengah dari sekutu memutuskan menghentikan bisnis persekutuan, serta ketika seluruh sekutu setuju untuk menghentikan persekutuan

Upload: albertina-widiana-sentyaji

Post on 17-Feb-2016

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: KB 4

DISOSIASI ATAU PENGUNDURAN DIRI (DISSOCIATION)

Pengunduran diri (Dissociation) dapat terjadi karena beberapa hal berikut.

a. Sekutu meninggal,

b. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri,

c. Keputusan pengadilan seperti: (1) sekutu terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum

yang memberikan dampak negatif bagi persekutuan, (2) sekutu melanggar perjanjian

persekutuan, (3) sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan, serta (4) sekutu individual

sudah tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai perjanjian persekutuan.

PEMBUBARAN (DISSOLUTION)

Pembubaran adalah proses pengakhiran persekutuan. Pada persekutuan, seorang sekutu

dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri dari persekutuan. Pengunduran diri ini sebagian besar

hanya dalam bentuk pemahaman lisan antara para sekutu dan tidak ada ketentuan atau tindakan

spesifik yang diambil. Oleh karena itu, perjanjian persekutuan harus memasukkan ketentuan

tentang kemungkinan keluarnya sekutu. Beberapa kejadian yang dapat menyebabkan

pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut.

1. Sekutu meninggal dunia atau mengundurkan diri, jika setengah dari sekutu memutuskan

menghentikan bisnis persekutuan, serta ketika seluruh sekutu setuju untuk menghentikan

persekutuan atau ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah terpenuhi atau

selesai.

2. Adanya keputusan pengadilan bahwa: (a) tujuan ekonomis persekutuan tampaknya tidak

dapat tercapai,(b) seorang sekutu terlibat dalam suatu tindakan terkai tdengan bisnis

persekutuan yang membuat bisnis persekutuan tidak mungkin dilanjutkan, (c) ketika tidak

memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik sejalan dengan

perjanjian persekutuan.

Tidak seluruh pengunduran diri (disosiasi) dapat menyebabkan bubarnya persekutuan.

Beberapa disosiasi hanya melibatkan pembelian kepemilikan persekutuan yang mengundurkan

diri daripada melakukan terminasi dan membubarkan persekutuan.

TERMINASI (WINDING UP) DAN LIKUIDASI (LIQUIDATION)

Page 2: KB 4

Proses ini dimulai setelah pembubaran persekutuan. Persekutuan tetap beroperasi untuk

tujuan khusus, yaitu menyelesaikan proses penghentian bisnis. Proses terminasi mencakup

transaksi-transaksi yang dibutuhkan untuk melikuidasi persekutuan, seperti penagihan piutang,

konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban persekutuan, dan distribusi laba bersih

yang tersisa kepada para sekutu dalam bentuk kas sesuai dengan proporsi kepemilikan modal.

Jika perjanjian persekutuan tidak memberikan rasio khusus untuk likuidasi, maka laba atau rugi

yang terjadi selama proses likuidasi didistribusikan berdasarkan rasio normal laba atau rugi yang

biasa digunakan selama operasi persekutuan.

Pinjaman dari Sekutu

Kewajiban para sekutu atas pinjaman yang dilakukan kepada persekutuan memiliki status

yang sama dengan kewajiban persekutuan kepada kreditor pihak ketiga. Tidak ada saling hapus

antara kewajiban dengan akun modal sekutu. Kewajiban persekutuan ke sekutu individual ini

harus dibayarkan selama proses terminasi persekutuan.

Defisit Akun Modal Sekutu

Pada proses likuidasi, tiap sekutu yang memiliki akun modal defisit harus melakukan

kontribusi kepada persekutuan untuk menghilangkan defisit akun modal tersebut. Persekutuan

melakukan distribusi likuidasi dalam bentuk kas kepada tiap sekutu dengan saldo modal kredit.

Jika seorang sekutu gagal melakukan kontribusi untuk menghilangkan defisit modalnya, maka

seluruh sekutu harus melakukan kontribusi, sesuai dengan proporsi pembagian kerugian berupa

tambahan jumlah yang diperlukan untuk membayar kewajiban persekutuan.

Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan

Laporan likuidasi dan realisasi harus disiapkan untuk mengarahkan dan meringkas proses

likuidasi persekutuan. Laporan Likuidasi merupakan dasar pembuatan ayat jurnal untuk mencatat

likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh likuidasi terhadap akun-akun neraca dalam

persekutuan dalam bentuk kertas kerja. Selain itu, laporan ini juga menunjukkan konversi aset

menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para sekutu, dan distribusi kas kepada

para kreditor dan sekutu.

LIKUIDASI SEKALIGUS (LUMP-SUMP LIQUIDATION)

Page 3: KB 4

Merupakan proses likuidasi dimana seluruh aset dikonversikan menjadi kas dalam waktu

yang sangat pendek, kreditor eksternal dibayar, dan pembayarant unggal secara gabungan

dilakukan kepada para sekutu atas bagian modal yang disetorkan.

Realisasi Aset

Aset persekutuan yang akan bubar, dapat direalisasi dalam beberapa cara. Persekutuan

dapat melakukan kegiatan ‘cuci gudang’ di mana nilai persediaan diturunkan sehingga mencapai

harga jual normal untuk mendorong penjualan dalam waktu singkat. Selain itu, sering terjadi

persediaan dijual kepada perusahaan yang khusus membeli aset usaha yang mengalami likuidasi.

Piutang usaha dapat ditawarkan dengan memberikan potongan tunai kepada yang membayar

tepat waktu. Selain itu biasanya piutang usaha akan dijual kepada perusahaan anjak piutang

(factoring) yang mengkhususkan diri dalam pembelian piutang usaha dan dengan segera

membayar uang tunai kepada pihak penjual piutang.

Beban Likuidasi

Dalam proses likuidasi terdapat beberapa beban yang terlibat, yaitu seperti: biaya hukum,

biaya penghentian usaha, seperti biayaiklan, biaya agen penjual peralatan. Beban-beban ini akan

dialokasikan terhadap akun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi.

ILUSTRASI LIKUIDASI SEKALIGUS

1. Persekutuan ABC pada 1 Mei 20X5.

2. Pada tahun 20X4 mereka menyesuaikan persentase distribusi laba rugi berdasarkan

besarnya peran masing-masing sekutu.

3. Hasil penyesuaian distribusi laba rugi tersebut adalah:40%:40%:20%.

4. Ringkasan neraca saldo perusahaan per tanggal 1 Mei 20X5 saat para sekutu memutuskan

untuk melikuidasi usaha adalah sebagai berikut:

Persekutuan ABCNeraca Saldo1 Mei 20X5

KasAset Non KasKewajibanModal Aldi (40%)

Rp10.000.000Rp90.000.000

Rp42.000.000Rp34.000.000

Page 4: KB 4

Modal Bayu (40%)Modal Citra (20%)Total Rp100.000.000

Rp10.000.000Rp14.000.000Rp100.000.000

Kasus 1: Persekutuan Masih Solven dan Tidak Terdapat Defisit dalam Akun Modal

Sekutu

1. Aset non kas dijual dengan harga Rp80.000.000 pada tanggal 15 Mei 20X5.

2. Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp42.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5 dan sisa kas

sebesar Rp48.000.000 didistribusikan pada para sekutu pada tanggal 30 Mei 20X5.

PERSEKUTUAN ABCLaporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan

Likuidasi Sekaligus

Sehingga, ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi tersebut adalah sebagai berikut.

1. 15 Mei 20X5: Realisasi seluruh aset non kas Persekutuan ABC dan distribusi

kerugian sebesar Rp10.000.000 dengan menggunakan rasio laba rugi.

Kas 80.000.000

Modal,Aldi 4.000.000

Modal Bayu 4.000.000

Modal Citra 2.000.000

Aset Nonkas 90.000.000

Page 5: KB 4

2. 20 Mei 20X5: Pembayaran kepada kreditor eksternal

Kewajiban 42.000.000

Kas 42.000.000

3. 30 Mei 20X5: Pembayaran sekaligus kepada para sekutu

Modal Aldi 30.000.000

Modal Bayu 6.000.000

Modal Citra 12.000.000

Kas 48.000.000

Kasus 2: Persekutuan Masih Solven dan Timbul Defisit Pada Akun Modal Sekutu

Defisit dalam akun modal sekutu dapat terjadi jika saldo kredit akun modal sekutu

terlampau rendah untuk dapat menanggung bagian kerugian yang ditentukan. Defisit tersebut

dapat dihilangkan melalui salah satu dari dua cara berikut: (1) para sekutu menginvestasikan kas

atau aset lain untuk mengeliminasikan defisit modal, (2) defisit modal sekutu didistribusikan

kepada sekutu yang lain berdasarkan rasio pembagian laba dan rugi yang terjadi.

Laporan keuangan pribadi ketiga sekutu tersebut adalah sebagai berikut:

Aldi Bayu CitraAset pribadiKewajiban PribadiKekayaan(defisit) bersih

150.000.000(86.000.000)Rp64.000.000

12.000.000(16.000.000)Rp(4.000.000)

42.000.000(14.000.000)Rp28.000.000

1. Aset non kas persekutuan dijual seharga Rp.35.000.000 pada tanggal 15 Mei 20X5, dan

kerugian sebesar Rp.55.000.000 dialokasikan kepada akun modal para sekutu.

2. Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp.42.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5.

3. Oleh karena Bayu secara pribadi tidak solven, maka defisit modal Bayu sebesar

Rp.12.000.000 dialokasikan ke sekutu lainnya..

4. Sisa kas sebesar Rp.4.000.00 didistribusikan kepada para sekutu sebagai pembayaran

sekaligus pada tanggal 30 Mei 20X5.

Page 6: KB 4

Persekutuan ABCLaporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan

Likuidasi Sekaligus

Kasus 3: Persekutuan Tidak Solven dan Defisit Timbul dalam Akun Modal Sekutu

Sebuah persekutuan tidak solven jika kas yang ada dan kas yang dihasilkan dari penjualan

aset tidak cukup untuk membayar kewajiban persekutuan. Dalam kasus ini, sekutu secara

individual bertanggung jawab untuk sisa kewajiban persekutuan yang belum terbayar.

Ilustrasinya adalah sebagai berikut.

Aldi dan Citra secara pribadi masih solven, dan Bayu secara pribadi tidak solven seperti

halnya dalam kasus 2. Aset non kas dijual sebesar Rp.20.000.000 pada tanggal 15 Mei 20X5.

Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp.42.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5. Sehingga, laporan

realisasi dan likuidasi persekutuannya adalah sebagai berikut.

Page 7: KB 4

Persekutuan ABCLaporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan

Likuidasi Sekaligus

LIKUIDASI BERTAHAP

Likuidasi bertahap merupakan likuidasi yang secara umum memerlukan beberapa bulan

dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran secara periodik, atau cicilan/bertahap kepada

para sekutunya selama masa likuidasi. Kebanyakan likuidasi persekutuan dilakukan dalam

perioda yang diperpanjang dengan tujuan memperoleh jumlah realisasi aset yang sebesar

mungkin.

Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi aset

sepenuhnya dilakukan. Panduan yang digunakan oleh Akuntan dalam menentukan pembayaran

bertahap yang aman kepada para sekutu adalah sebagai berikut.

1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan beban

likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan seperlunya.

Page 8: KB 4

2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi sebelum

menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing-masing sekutu:

a. Asumsikanlah bahwa seluruh aset non kas yang tersisa akan dihapuskan sebagai kerugian,

yaitu asumsikan bahwa tidak ada yang dapat direalisasikan lagi dari penghapusan aset.

b. Asumsikanlah bahwa defisit yang timbul pada akun modal para sekutu akan

didistribusikan kepada sekutu yang tersisa; asumsikan bahwa defisit tersebut tidak akan

dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu

3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo kredit

pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman yang dapat

didistribusikan kepada masing-masing sekutu dalam jumlah yang terkait.

Page 9: KB 4

PERSEKUTUAN: LIKUIDASI

ALBERTINA W. S 121210002

IKA CAESARINA 121210024

RUTH FELISIA 121210044

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

2015

Page 10: KB 4

DAFTAR PUSTAKA

Baker, R. E, Lembke, V. C., & King, T. E. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif

Indonesia) Buku 2. Jakarta. Salemba Empat.