kata pengantarmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/kelompok-6-sewa.docx · web viewadalah estimasi...

50
MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II AKUNTANSI SEWA Kelompok VI Nama Kelompok : 1. Nugraheni Ayuningtyas (1603501018) 2.Muhammad Fikri Maulana (1603501025) 3. Risha Musfita (1603501039) 4.Alda Novita (1603501064) 5. Dwita Fratama Putri (1603501066) 0

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

AKUNTANSI SEWA

Kelompok VI

Nama Kelompok :

1. Nugraheni Ayuningtyas (1603501018)2. Muhammad Fikri Maulana (1603501025)3. Risha Musfita (1603501039)4. Alda Novita (1603501064)5. Dwita Fratama Putri (1603501066)

S1 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

0

Page 2: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2

BAB I......................................................................................................................................................3

A. Latar Belakang...........................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3

C. Tujuan........................................................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................................................4

A. KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA.............................................................................................4

B. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE..........................................................................................12

C. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSOR.........................................................................................21

BAB III..................................................................................................................................................31

A. Kesimpulan..............................................................................................................................31

B. Saran.......................................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................32

1

Page 3: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah akuntansi keuangan menengah II dengan judul “Akuntansi Sewa”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah akuntansi keuangan menengah II tentang akuntansi sewa ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 01 April 2018

Penyusun

2

Page 4: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap manusia yang ada di dunia ini pasti harus bisa mempertahankan

dirinya masing-masing. Banyak cara yang ditempuh manusia untuk mempertahankan hidupnya. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan menjalankan bisnis. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia bisnis pun menjadi semakin marak. Dengan berkembangnya dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang tak dapat dielakkan lagi baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun didalam meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang akan dipergunakan oleh pihak lain di dalam mengembangkan usahanya.

Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa. Saat ini, sewa merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh perusahaan leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. sewa juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada.

Dalam makalah ini, kami mencoba untuk mengulas tentang sewa macam-macam sewa dan karakteristiknya. Sehingga kita dapat mengetahui semua tentang sewa.

B. Rumusan Masalah1. Apa karakteristik dan jenis sewa ?2. Apa yang dimaksud akuntansi sewa lessee ?3. Apa yang dimaksud akuntansi sewa lessor ?4. Bagaimana penyajian dan pengungkapan atas setiap jenis sewa ?

C. Tujuan1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan jenis sewa.2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa lessee.3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa lessor.

3

Page 5: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

4. Mahasiswa dapat menyususn penyajian dan pengungkapan atas setiap jenis sewa.

BAB IIPEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA1. PENGERTIAN SEWA

Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa–menyewa. Sewa-menyewa merupakan suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset selama periode waktu yang telah disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor (IAI:2009).

Dari definisi tersebut memberikan pengertian yaitu perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak yaitu lessor (pemberi sewa) dan lessee (penyewa) dimana dalam perjanjian tersebut pihak lessor memberikan atau mengalihkan hak guna atau hak pakai atas Aset yang dimilikinya baik itu berupa tanah, kendaraan, peralatan maupun Aset lainya yang dapat disusutkan selama beberapa periode tertentu kepada pihak lessee. Sebagai balas jasa kepada pihak lessor dari hak pakai terhadap Aset tersebut, lessee dituntut untuk membayar sejumlah uang sewa atau kompensasi sesuai dengan perjanjian yang dibuat diantara kedua belah pihak. Demikian juga dengan lamanya perjanjian tergantung kepada perjanjian yang dibuat oleh lessor dan lessee bervariasi sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Sewa juga dapat di definisikan sebagai suatu kontrak antara lessor (pemberi sewa) dengan lessee (penyewa). Lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu dengan suatu imbalan berkala dari lessee yang besarnya tergantung dari perjanjian antara lessor dengan lessee. Lessee dapat diberikan hak opsi (operation right) untuk membeli barang modal tersebut pada akhir masa kontrak. Dengan demikian hak milik atas barang modal tersebut tetap menjadi milik lessee selama jangka waktu kontrak lessee (Suandy Erly:2008).

Sewa menurut PSAK No.30adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepadalessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

Bragg (2011:333) menjelaskan bahwasebuah sewa (lease) adalah suatu perjanjian, dimana lessormenyetujui untuk memberikan lessee untuk menggunakan suatu asset untuk periode waktu yang dinyatakandalam pertukaran, untuk sebuah atau lebih pembayaran.

4

Page 6: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Kieso dan Weygandt (2002:91) menyatakan bahwa Lease adalah suatu perjanjian kontraktual antaraseorang lessor dan seorang lessee yang memberi hak kepada lesseeuntuk menggunakan harta tertentuyangdimiliki oleh lessorselama periode waktu tertentu dengan memberikan imbalan berupa pembayaran tunai yangbiasanya periodik.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa unsur yang terdapat dalam leasing yaitu :

1. Lessor yaitu pihak yang menyediakan Aset atau barang-barang modal antara lain perusahaan-perusahaan yang mendapat izin dari Departemen Keuangan.

2. Lessee yaitu pihak yang menyewa Aset atau pihak-pihak yang membutuhkan barang-barang modal.

3. Objek sewa yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing meliputi segala macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi menengah ataupun keperluan kantor.

4. Pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu yang biasa dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setengah tahun sekali.

5. Nilai sisa yang ditentukan sebelum perjanjian dimulai.6. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing dimana lessee

mempunyai hak untuk menentukan apakah ia ingin membeli barang-barang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau mengembalikan kepada lessor.

7. Lease term adalah suatu periode perjanjian sewa.

2. KeunggulanSewaJika dibandingkan antara sewa dengan membeli tunai melalui utang bank, maka sewa memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut (Kieso et al., 2011)

1. Pendanaan 100%.Pembiayaan dengan sewa mencakup 100% atas nilai aset, sedangkan pembiayaan melalui bank biasanya hanya mencakup 80% dari nilai aset. Sehingga dengan pembiayaan bank, perusahaan harus mencari dana tambahan sebesar 20% agar dapat membeli aset tersebut.

2. Tingkat bunga tetap.Walaupun tidak menutup kemungkinan tingkat bunga sewa berfluktuatif, namun sebagian besar sewa menawarkan tingkat bunga tetap sehingga pembayaran sewa juga tetap. Pembayaran sewa yang tetap lebih memberikan kepastian pada pengelolaan arus kas masa depan perusahaan.

3. Perlindungan terhadap keusangan.Perjanjian sewa terkadang memberi opsi kepada lessee (penyewa) untuk mengajukan kepada lessor (pemberi sewa) untuk mengganti aset sewaan yang sudah usang atau ketinggalan teknologi dengan aset yang lebih baru. Hal ini menjalin lessee untuk mendapat aset dengan kondisi yang baik dan terkini.

4. Fleksibel.

5

Page 7: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Perjanjian sewa lebih fleksibel dan tidak seketat perjanjian pinjaman pada bank sehingga lebih menjangkau banyak kalangan termasuk UKM. Lessor yang khusus berbisnis penyewaan, tentunya telah menyediakan berbagai skema jangka waktu dan besaran cicilan yang diinginkan.

5. Bunga lebih rendah.Rata-rata tingkat bunga sewa (leasing) lebih rendah dibandingkan suku bunga pinjaman bank. Hal ini akan menguntungkan lessee karena mendapat pendanaan dengan biaya lebih rendah.

6. Keuntungan pajak.Dalam sewa pembiayaan, penyerahan aset sewaan tidak dikenakan PPN dan lessee tidak memotong PPh 23 atas pembayaran sewa kepada lessor.

7. Pembiayaan off-balance sheet.Dengan menyewa, memungkinkan bagi lessee untuk tidak mengakui aset dan liabilitas sewaan di Laporan Posisi Keuangan (Neraca), sehingga perusahaan dapat menghindari peningkatan leverage. Sedangkan pembelian yang berasal dari pembiayaan bank, perusahaan tidak mungkin menghindari pengakuan aset dan liabilitas yang timbul dari transaksi tersebut.

3. JENIS-JENIS SEWAAturan yang mengatur kebijakan akuntansi serta pengungkapan yang sesuai

mengenai akuntansi sewa baik lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa pada awalnya diatur dalam PSAK No.30. Dalam PSAK No.30 diatur mengenai klasifikasi yang dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sewa Operasi (Operating Lease)Perlakuan akuntansi atas sewa operasi adalah relatif sederhana,

beban rental (rental expense) akan dibebankan ke laba rugi saat pembayaran atau pada saat terutang. Atau pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi (operating lease) jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset. Sewa operasi dicatat sebagai perjanjian sewa, tanpa pengalihan kepemilikan efektif yang berkaitan dengan sewa tersebut

Sewa operasi (operating lease) Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misal transaksi sewa dimana pihak lessor menyewakan bangunan kantor kepada lessee selama 2 tahun. Umur ekonomis bangunan ditaksir selama 10 tahun. Dalam transaksi sewa ini, manfaat dan risiko kepemilikan aset berpindah kepada pihak lessee dalam periode yang tidak signifikan.

6

Page 8: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Akuntansi Sewa Operasi Transaksi sewa operasi, lessor tidak mengalihkan secara signifikan manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada pihak lessee. Dalam hal ini lessor tetap menahan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut. Sehingga lessor akan tetap mengakui kepemilikan aset dan mencatat aset yang disewakan tersebut di neraca lessor sebagai Properti Investasi. Penggunaan aset tersebut, Pihak lessee akan mengakui pembayaransewa sebagai “beban sewa” atau “sewa dibayar dimuka”.

2. Sewa pembiayaan(finance lease)Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease Transaksi sewa

dikelompokkan dalam sewa pembiayaan jika transaksi sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misalnya jika transaksi sewa pada (contoh sewa operasi) di atas, pihak lessee menyewa selama 10 tahun, maka selama umur ekonomis bangunan kantor tersebut dimanfaatkan oleh pihak lessee. Maka lessee yang mendapatkan seluruh manfaat dan risiko kepemilikan atas bangunan kantor tersebut. Transaksi sewa ini mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan kepada pihak lessee.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa modal (finance lease atau capital lease) jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat (benefit) dan risiko (risk) kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan. Sewa pembiayaan dicatat seolah-olah perjanjian sewa mengalihkan kepemilikan aset dari lessor kepada lessee.

Sewa pembiayaan dianggap lebih mirip dengan pembelian dari pada penyewaan aset. Konsekuensinya, akuntansi untuk sewa pembiayaan oleh lessee memerlukan pencatatan yang serupa dengan pembelian sebuah aset dengan kredit jangka panjang. Dengan demikian, pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar “nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar”. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit (implicit interest rate) dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental (incremental borrowing rate) lessee. Kriteria Sewa Pembiayaan

Suatu transaksi yang secara substansi mengalih resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset, biasanya memenuhi salah satu atau beberapa situasi berikut ini :a. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan

aset kepada lessee pada akhir masa sewa. Pengalihan

7

Page 9: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

kepemilikan menyebabkan seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aset juga beralih kepada lessee.

b. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Jika harga opsi yang ditawarkan lebih tinggi dari estimasi nilai wajar aset pada akhir masa sewa, maka kecil kemungkinan akan dilaksanakan oleh lessee atau kecil kemungkinan terjadi pengalihan kepemilikan atas aset di akhir masa sewa.

c. Masa sewa mencakup sebagian besar unsur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan yang telah disepakati oleh lessee untuk menyewa suatu aset. Sedangkan umur ekonomis adalah periode suatu aset secara ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna. Jika masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis, maka dapat diperkirakan seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aset juga beralih kepada lessee. PSAK 30 (Revisi 2011) tidak mengatur batasan pasti atas “sebagian besar”, namun pada prinsipnya dengan periode sewa yang ada, kecil kemungkinan aset tersebut secara ekonomis dapat disewakan lagi oleh lessor kepada pihak lain.

d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selasa masa sewa yang harus dibayar oleh lessee yang tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa dan pajak yang dipungut oleh lessor. Jika nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum mendekati nilai wajar aset sewaan, maka lessee dianggap telah membeli manfaat sekaligus risiko atas aset dalam jumlah yang hampir sama dengan nilai aset, sehingga diperkirakan seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aset akan beralih kepada lessee. Selain itu,jika nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum mendekati nilai wajar aset sewaan, biasanya masa sewa juga relatif lebih panjang mendekati umur ekonomis asetnya.

e. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat mengunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Jika hanya lessee yang dapat menggunakan aset tersebut tanpa modifikasi secara material, maka lessee memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dan lessor tidak memiliki pilihan lain dalam menyewakan asetnya, sehingga diperkirakan seluruh resiko dan manfaat terkait kepemilikan aset akan beralih kepada lessee.

8

Page 10: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Indikator lain mungkin juga ada pada sewa pembiayaan yang mencakup salah satu atau beberapa situasi berikut.

1. Sewa pada dasarnya tidak dibatalkan. Jika lessee membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee. Dengan kata lain, lessee akan dikenakan penalti atas pembatalan perjanjian sewa. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh risiko terkait aset beralih kepada lessee.

2. Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar atas residu dibebankan kepada lessee (misalnya, dibebankan pada harga rental). Hal ini juga menunjukkan bahwa seluruh risiko dan manfaat terkait aset beralih kepada lessee.

3. Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental. Dengan nilai rental yang lebih rendah pada periode kedua, kemungkinan besar lessee akan memperpanjang perjanjian sewa. Semakin panjang masa sewa maka semakin besar kemungkinan seluruh resiko dan manfaat terkait aset beralih kepasa lessee.

Dalam praktik bisnis, sewa juga dikategorikan menjadi Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (sewa pembiayaan) dan Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (sewa operasi). Dalam pembahasan ini tidak menggunakan kedua istilah tersebut karena berdasarkan kriteria diatas, sewa tanpa Hak Opsi belum tentu

9

Gambar 20.2 Skema Penentuan Klasifikasi Sewa

Perjanjian Sewa

PengalihanKepemilikan

OpsiPembelian

Masa Sewa Mencakup Umur Ekonomik

Pembayaran MinimumMendekatiNIlai Wajar

Aset

Aset SewaanBersifat

Spesifik

Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak

Ya Ya Ya YaYa

Sewa Pembiayaan

S

e

w

a

O

P

e

r

a

s

i

Page 11: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

merupakan sewa operasi. Hak opsi bukanlah satu-satunya kriteria dalam menentukan suatu sewa sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan.

4. ANALISIS PERJANJIAN SEWADalam perjanjian sewa terdapat beberapa hal yang disepakati antara lessee dan lessor yang tertuang dalam kontrak sewa. Substansi dari perjanjian tidak selalu sama dengan apa yang tertera dalam kontrak, namun harus dianalisis lebih dalam. Suatu transaksi dapat saja berbentuk kontrak jual-beli, namun substansinya adalah sewa. ISAK 8 : Transaksi yang mengandung Sewa, mengatur cara untuk menetukan apakah suatu transaksi mengandung sewa.Selain, kondisi-kondisi lain atau tambahan yang terdapat dalam perjanjian sewa juga harus diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap substansi dari perjanjian sewa. Untuk itu perlu bagi kita memahami berbagai terminologi yang ada dalam PSAK 30 (Revisi 2011) agar kita tidak salah dalam menentukan jenis sewa. Berikut adalah beberapa terminologi yang harus diperhatikan dalam menganalisis suatu perjanjian sewa.1. Sewa tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan

jika:a. Terjadi kondisi kontinjensi yang kemungkinannya sangat kecilb. Mendapat persetujuan dari lessorc. Lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau

aset yang setara dengan lessor yang samad. Bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh

lessee sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan ada pembatalan.

2. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini :a. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaanb. Untuk sewa pembiayaan, mulai dihitung jumlah aset dan liabilitas

yang akan diakui pada awal masa sewa.3. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk

menggunakan aset sewaan. Pada tanggal ini pertama kali aset dan liabilitas sewaan diakui dan selanjutnya diikuti pengakuan penghasilan atau beban. Awal masa sewa dapat berbeda dengan awal sewa.

4. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana lessee telah menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset. Termasuk dalam masa sewa adalah periode ketika lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut (sekalipun tanpa pembayaran lebih lanjut), jika pada awal

10

Page 12: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

sewa hampir pasti lessee akan melaksanakan opsi tersebut. Keberadaan opsi atas masa sewa dapat berpengaruh terhadap penentuan jenis sewa karena jika luput memperhitungkan opsi ini, yang seharusnya sewa pembiayaan dapat dikategorikan menjadi sewa operasi.

5. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar oleh lessee, yang tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa dan pajak yang dipungut oleh lessor. Nilai sewa minimum tersebut ditambah dengan :a. Nilai residu yang dijamin (guaranteed residual value)b. Pembayaran untuk melaksanakan opsi jika perjanjian sewa

memberikan lessee opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah yang dibandingkan nilai wajarnya.

6. Rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu dimasa depan, selain faktor perjalanan waktu (misalnya, persentase dari penjualan masa depan, jumlah penggunaan masa depan, indeks harga masa depan, tingkat bunga pasar masa depan). Perlu diingat bahwa rental kontinjen ini tidak termasuk dalam pembayaran sewa minimum yang digunakan dalam menentukan jenis sewa.

7. Nilai residu yang dijamin adalah bagian dari nilai residu atas aset sewaan yang dijamin oleh lessee atau pihak yang terkait dengan lessee. Sementara bagi lessor, nilai residu yang dijamin adalah bagian nilai residu yang dijamin oleh lesseeatau pihak ketiga, yang tidak terkait dengan lessor, yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut. Nilai residu yang dijamin (jika ada) termasuk dalam komponen pembayaran sewa minimum. Jika lessee menjamin nilai residu suatu aset maka ketika aset dikembalikan ke lessor di akhir masa sewa, lessee herus mengganti kerugian lessor jika nilai wajar aset lebih rendah dari nilai residu yang dijamin.

8. Umur ekonomis adalah periode atas suatu aset yang diharapkan secara ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna. Umur ekonomis adalah salah satu faktor yang diperhitungkan dalam menentukan jenis sewa.

9. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung mulai dari awal masa, tanpa dibatasi oleh masa sewa itu sendiri. Jika umur ekonomi aset adalah 10 tahun, kemudian pada awal tahun ke-2 disewakan selama 4 tahun, maka diawal masa sewa umur manfaat aset adalah 8 tahun. Umur manfaat digunakan oleh lessee dalam mempertimbangkan periode penyusutan atas aset sewaan dalam sewa pembiayaan.

11

Page 13: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

B. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEETerdapat dua klasifikasi sewa ditinjau dari lessee, yaitu sewa operasi dan

sewa pembiayaan.1. Sewa Pembiayaan

a. Pengakuan Awal dan Pengukurana) Pengakuan Aset dan Liabilitas

Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Nilai aset dan liabilitas tersebut diakui pada nilai yang sama, kecuali jika terdapat uang muka atas sewa, maka liabilitas diakui setelah dikurangi uang muka. Sebagai contoh, jika nilai wajar aset adalah Rp 100.000.000 dan nilai kini pembayaran sewa minimum adalah Rp 97.000.000, maka jurnal yang dicatat lessee pada awal masa sewa adalah sebagai berikut :

Aset Sewa Pembiayaan Rp 97.000.000Liabilitas Sewa Pembiayaan Rp 97.000.000

Perhitungan nilai kini atas pembayaran sewa minimum dapat dilihat pada contoh diatas. Pada saat pengakuan awal, nilai liabilitas yang diakui sama dengan nilai aset kecuali telah terdapat pembayaran atas sebagian liabilitas.Jika nilai wajar aset adalah Rp 97.000.000 dan lessee sudah membayar uang muka sebesar Rp 10.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Aset Sewa Pembiayaan Rp 97.000.000Uang Muka Sewa Rp 10.000.000Liabilitas Sewa Pembiayaan Rp 87.000.000

b) Tingkat DiskontoNilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat bunga implisit. Jika lessee tidak mengetahui atau tidak praktis menghitung bunga implisit, maka digunakan tingkat bunga inkremental. Tingkat bunga implisit mengacu kepada tingkat bunga yang digunakan oleh lessor dalam menghitung pembayaran sewa. Sementara tingkat

12

Page 14: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

bunga inkremental adalah tingkat bunga yang dikenakan kepada lessee atas sewa yang sejenis atau seandainya aset dibeli dengan sumber pendanaan lain.

c) Nilai ResiduAset sewaan biasanya memiliki nilai residu. Nilai residu tersebut ada uang dijamin dan tidak dijamin. Jika nilai residu dijamin, maka nilai tersebut termasuk dalam pembayaran sewa minimum, sehingga nilai aset yang diakui dapat lebih besar dibanding yang tidak dijamin. Apabila nilai residu dijamin oleh lessee dan pada akhir masa sewa nilai wajar aset lebih rendah dari nilai residu yang dijamin, maka lessee mengakui kerugian dan harus membayar kepada lessor sebesar selisih nilai wajar atas nilai yang dijamin tersebut. Jika sebaliknya, maka lessee dapat mengakui keuntungan apabila terdapat kesepakatan atas pembagian keuntungan tersebut.

d) Biaya Langsung AwalBiaya langsung awal adalah biaya-biaya inkremental yang dapat didistribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee dalam sewa pembiayaan ditambah kedalam jumlah yang diakui sebagai aset.

b. Pengukuran Setelah Pengakuan Awala) Pemisahan antara Beban Keuangan dan Pelunasan Pokok

Setelah mengakui aset dan liabilitas, selanjutnya lessee membayar sewa minimum secara periodik kepada lessor. Jumlah pembayaran sewa tersebut ditentukan oleh lessor setelah memperhitungkan imbah hasil(pendapatan bunga) bagi lessor. Oleh karena itu, lessee harus memisahkan bagian beban bunga (beban keuangan) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Jika terdapat pembayaran lain berupa rental kontinjen, maka dibebankan pada periode terjadinya.

b) Penyusutan Dengan diakui aset sewaan oleh lessee, maka lessor juga akan menghentikan pengakuan atas aset tersebut. Selanjutnya lessee akan menyusutkan aset tersebut seperti halnya penyusutan pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 16 (Revisi 2011). Periode penyusutan tergantung dari kriteria sewa pembiayaan mana yang terpenuhi pada perjanjian sewa. Jika aset tersebut beralih atau besar kemungkinan beralih (opsi pembelian) kepada lessee diakhir masa sewa atau umur manfaat, mana yang lebih pendek. Apabila aset tidak beralih atau kecil kemungkinan beralih ke lessee di akhir masa sewa, maka disusutkan sepanjang masa sewa.

c) Nilai ResiduJika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee, setelah

13

Page 15: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut. Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin, maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.

Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai ResiduPada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000, tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 41.933.455. PT Lessee membayar biaya langsung awal sebesar Rp 10.000.000 diluar pembayaran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa, yaitu sebagai berikut :1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada

akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan kepada PT Lessor pada akhir masa sewa.

2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Kriteria ini juga tidak terpenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam perjanjian sewa.

3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian umur ekonomis aset sewaan (5 tahun).

4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai berikut :

Pembayaran sewa minimum Rp41.933.445Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4, i=8%)* Rp35.770.969

XNilai kini pembayaran sewa minimum**

Rp150.000.000

Nilai wajar aset Rp150.000.00

0

*Anuitas due of I digunakan karena pembayaran sewa dimulai pada awal masa sewa. Nilai faktor diperoleh dari tabel nilai kini anuitas due of I. Tingkat bunga inkremental

14

Page 16: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

hanya dipakai jika tingkat bunga implisit tidak praktis dihitung (tidak diketahui ) oleh lessee.** Dibulatkan

5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Kriteria ini tidak terpenuhi karena tidak terdapat informasi terkait.

Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis sewa adalah sewa pembiayaan, sehingga PT Lessee mengakui aset dan liabilitas terkait diawal masa sewa dengan jurnal sebagai berikut:

02 Januari 2015Aset Sewa Pembiayaan Rp 160.000.000

Liabilitas Sewa Pembiayaan Rp 150.000.000Kas Rp 10.000.000

Jika tidak terdapat biaya langsung awal, maka nilai aset yang diakui sama dengan nilai liabilitasnya. Perlu diperhatikan bahwa pengakuan aset dilakukan pada awal masa sewa yaitu tanggal 2 Januari 2015. Sedangkan tanggal 1 Januari 2015 adalah awal sewa. Untuk memudahkan pencatatan selanjutnya, sebaiknya menggunakan tabel amortisasi seperti pada tabel 20.1.

Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee--Tanpa Nilai Residu

TanggalPenerimaan Pendapata

n Pengurangan PiutangSewa Bunga(8%) Pokok Piutang Sewa

02/01/2015 150.000.00002/01/2015 41.933.445 41.933.445 108.066.55502/01/2016 41.933.445 8.645.324 33.288.121 74.778.43402/01/2017 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.827.26402/01/2018 41.933.445 3.106.181 38.827.264 0

Pada Tabel 20.1 dapat dilihat bahwa untuk tanggal 2 Januari 2015 ada 2 baris karena pembayaran sewa pertama dilakukan langsung diawal masa sewa, sehingga seluruh pembayaran merupakan pelunasan pokok. Beban bunga dihitung dari 8% dikali liabilitas sewa pada tanggal pembayaran sebelumnya, sehingga tidak ada beban bunga yang diakui tanggal 2 Januari 2015 perlu diperhatikan bahwa beban bunga belum terjadi jika waktu belum berjalan dari awal masa sewa. Pengurangan pokok liabilitas diperoleh dari selisih antara pembayaran sewa dengan beban bunga. Atas pembayaran tersebut PT Lessee mencatat jurnal berikut.

02 Januari 2015Liabilitas Sewa Pembiayaan 41.933.445 Kas 41.933.445

Pada akhir tahun 2015, PT Lessee mencatat penyusutanatas aset sewaan sebesar Rp 40.000.000 ( Rp 160.000.000/4 tahun). Aset disusutkan selama 4 tahun bukan 5 tahun karena PT Lessee mengembalikan aset ke PT Lessor pada akhir masa sewa. Jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut :

15

Page 17: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

31 Desember 2015Beban Penyusutan 40.000.000Akumulasi Penyusutan 40.000.000

Pembayaran sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun, sesuai prinsip akrual, pada akhir tahun 2015 PT Lessee harus mengakui beban bunga terkait jumlah yang akan dibayar pada awal tahun 2016 (Rp 8.645.324,39 pada Tabel 20.1) dengan jurnal berikut :

31 Desember 2015Beban Penyusutan 8.645.324 Utang Bunga 8.645.324

Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessee tinggal menghapus utang bunga yang sudah diakui pada akhir tahun lalu ( dengan asumsi tidak ada jurnal pembalik), sebagai berikut :

02 Januari 2016Aset Sewa Pembiayaan 33.288.121Utang Bunga 8.645.324 Kas 41.933.445

Untuk selanjutnya jurnal yang dicatat sama dan nilainya mengacu pada tanggal selanjutnya dalam Tabel 20.1. Sedangkan pada akhir masa sewa, PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor dan menghentikan pengakuannya sebagai berikut :

31 Desember 2018Akumulasi Penyusutan 160.000.000 Aset Sewa Pembiayaan 160.000.000

Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai ResiduPada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000, dengan nilai residu Rp 30.000.000. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 35.768.978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.

Berdasarkan analisis jenis sewa, sama dengan ilustrasi sebelumnya (tanpa nilai residu), yaitu kriteria masa sewa terpenuhi sehingga sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Sedangkan untuk nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum, perhitungannya berbeda jika ada nilai residu. Jika nilai residu dijamin oleh PT lessee, maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah sebagai berikut :

Pembayaran Sewa Rp35.768.978Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%) 3,5770969 x

16

Page 18: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Nilai kini pembayaran sewa** Rp127.949.104Nilai residu yang dijamin Rp30.000.000Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)* 0, 7350298 xNilai kini residu yang dijamin** Rp 22. 050.896Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp150.000.000

Nilai wajar aset Rp150.000.000

*Nilai kini tidak menggunakan anuitas karena nilai residu hanya satu nilai diakhir masa sewa bukan pembayaran sewa yang berulang. Nilai faktor diperoleh dari tabel nilai kini (present value single sum)**Dibulatkan

Perhitungan diatas juga memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajarnya. Jika nilai residu tidak dijamin PT Lessee, maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah sebagai berikut :

Pembayaran Sewa Rp 35.768.978Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%) 3,5770969 XNilai kini pembayaran sewa** Rp 127.949.104Nilai residu yang dijamin 0Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)* 0, 7350298 XNilai kini residu yang dijamin** 0Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum Rp 127.949.104

Nilai wajar aset Rp 150.000.000*Dibulatkan

Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum masih mendekati nilai wajarnya sehingga memenuhi kriteria sewa pembiayaan. Tabel amortisasi untuk nilai residu yang dijamin dan tidak dijamin dapat dilihat pada tabel 20.2 dan 20.3, sebagai berikut

Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Dijamin

TanggalPenerimaan Pendapata

n Pengurangan PiutangSewa Bunga(8%) Pokok Piutang Sewa

02/01/2015 150.000.00002/01/2015 35.768.978 - 35.768.978 114.231.02202/01/2016 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.52502/01/2017 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.58902/01/2018 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.77831/12/2018 30.000.000 2.222.222 27.777.778 0

Pada tabel 20.2, nilai residu yang dijamin sebesar Rp 30.000.000 ikut diperhitungkan sebagai nilai pada akhir masa sewa, sehingga masih ada pengakuan beban bunga dan pelunasan pokok pada saat itu. Sedangkan pada nilai residu yang tidak dijamin,

17

Page 19: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

nilai liabilitas yang diakui lebih rendah dan nilai residu tidak diperhitungkan pada akhir masa sewa, seperti yang terlihat pada tabel 20.3.

18

Page 20: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Tidak Dijamin

TanggalPenerimaan Pendapata

n Pengurangan PiutangSewa Bunga(8%) Pokok Piutang Sewa

02/01/2015 127.949.10402/01/2015 35.768.978 - 35.768.978 92.180.12602/01/2016 35.768.978 7.374.410 28.394.568 63.785.55802/01/2017 35.768.978 5.102.845 30.666.134 58.839.58902/01/2018 35.768.978 2.649.554 33.119.424 031/12/2018 - - - -

Pada Tabel 20.4 dapat dilihat perbandingan jurnal yang dicatat oleh PT Lesse antara sewa dengan nilai residu dijamin dan tidak dijamin.

Tabel 20.4 Perbandingan Jurnal bagi Lessee antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin

Tanggal Jurnal Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak Dijamin02/01/201

5 Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104 Liabilitas Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104 Liabilitas Sewa Pembiayaan 35.768.978 35.768.978 Kas 35.768.978 35.768.978

31/12/2015 Beban Penyusutan 30.000.00* 31.987.276**

Akumulasi Penyusutan 30.000.000 31.987.276 Beban Bunga 9.138.482 7.374.410 Utang Bunga 9.138.482 7.374.410 Liabilitas Sewaan 26.630.497 28.394.568 Utang Bunga 9.138.482 7.374.410 Kas 35.768.978 35.768.978

31/12/2018 Liabilitas Sewa Pembiayaan 27.777.778

Beban Bunga 2.222.222 Akumulasi Penyusutan 120.000.000 127.949.104 Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000 127.949.104*( Rp 150.000.000 – Rp 30.000.000)/4** 127.949.104,42/4

19

Page 21: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

20

Page 22: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Jurnal pada tabel 20.4 mengasumsikan nilai wajar aset pada akhir masa sewa sama dengan nilai residu yang dijamin, yaitu Rp 30.000.000. Jika nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp 20.000.000, maka PT Lessee harus membayar sejumlah Rp 10.000.000 pada saat mengembalikan aset tersebut, dengan jurnal sebagai berikut :

31 Desember 2018 Liabilitas Sewa Pembiayaan 27.777.778Beban Bunga 2.222.222Kerugian 10.000.000Akumulasi Penyusutan 120.000.000Aset Sewa Pembiayaan 150.000.000Kas 10.000.000

d) Opsi PembelianSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lessor dapat memberi opsi kepada lessee untuk membeli aset sewaan pada harga yang relatif lebih rendah dari nilai wajar pada akhir masa sewa. Jika terdapat opsi pembelian, maka perlakuan akuntansinya sama dengan nilai residu yang dijamin. Nilai opsi pembelian akan diperhitungkan oleh lessee seperti halnya nilai residu yang dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum. Perbedaan perlakuan akuntansi antara opsi pembelian dan nilai residu yang dijamin hanya pada perhitungan penyusutan aset, yaitu pada opsi pembelian aset sewaan disusutkan selama umur manfaat.

c. Penyajian dan Pengungkapana) Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas sewaan dalam Laporan Posisi Keuangan. Jika aset sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat disajikan sebagai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset tidak lancar. Aset sewaan juga harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 48 (Revisi 2010) Penurunan Nilai Aset.

Sedangkan liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian liabilitas yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai liabilitas lancar dan sisanya disajikan sebagai liabilitas tidak lancar (jangka Panjang). Jika lessee adalah lembaga keuangan, maka Laporan Posisi Keuangan tidak dipisah antara lancar dan tidak lancar (unclassified). Oleh karena itu, ketentuan pemisahan ini tidak berlaku untuk lembaga keuangan. Ketentuan pemisahan ini tetap berlaku jika laporan keuangan lembaga keuangan (lessee) dikonsolidasikan dengan induk

21

Page 23: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

perusahaannya dan entitas induk diharuskan melakukan pemisahan lancar dan tidak lancar.

b) Laporan Laba RugiPada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam tercatat aset lainnya. Misalnya, jika aset sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi dan pemasaran, maka beban penyusutan disajikan dalam kelompok beban operasi pada Laporan Laba Rugi. Namun jika digunakan dalam proses produksi, maka beban penyusutan dimasukkan dalam nilai perolehan persediaan.

2. Sewa Operasia. Pengakuan dan Pengukuran

a) Pengakuan bebanPerlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena lessee hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Mengacu pada contoh 20.1, jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessee membuat jurnal pada tiap tanggal pembayaran sewa sebagai berikut :

Beban Sewa 41.933.445Kas 41.933.445

b) Pengukuran BebanPada dasarnya, nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang dilakukan oleh lessee. Namun, terkadang lessee mendapatkan insentif tertentu dari lessor agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Insentif dapat berupa pembayaran tunai dimuka kepada lessee atau potongan pembayaran sewa. Jika lessee mendapat insentif seperti itu, maka lessee mengakui manfaat agregat dari insentif sebagai pengurang beban rental selama masa sewa, seperti yang diatur dalam ISAK 23: Sewa Operasi-Insentif.

Contoh Sewa Operasi-InsentifSebagai ilustrasi, pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun

kepada PT Lessor dengan membayar sewa Rp 10.000.000 per bulan. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. PT Lessor membebaskan PT lessee atas pembayaran sewa selama 6 bulan pertama, sehingga PT Lessee mengakui dan membayar beban sewa pada tahun 2015 sebesar Rp 60.000.000 sekalipun gedung telah digunakan selama 1 tahun. Berdasarkan ISAK 23, PT Lessee seharusnya mengakui beban sewa tahun 2015 sebesar Rp 105.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut:

22

Page 24: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp 10.000.000 x 42 bulan ) Rp 420.000.000Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulanBeban sewa per bulan ( RP 420.000.000/48 bulan ) Rp 8.750.000Beban sewa/tahun berdasarkan ISAK 23 (Rp 8.750.000 x 12 bulan ) Rp 105.000.000

Berdasarkan perhitungan diatas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih tinggi (Rp 60.000.000 dikoreksi menjadi Rp 105.000.000), namun pada tahun-tahun selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp 120.000.000 menjadi Rp 105.000.000)

b. Penyajian dan Pengungkapana) Laporan laba rugi

Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Misalnya, jika aset sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi da pemasaran, maka beban sewa disajikan dalam kelompok beban operasi pada Laporan Laba Rugi. Namun jika digunakan dalam Proses Produksi, maka beban sewa dimasukkan dalam nilai perolehan persediaan.

C. AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSORTerdapat tiga klasifikasi sewa ditinjau dari lessee, yaitu sewa operasi, sewa

pembiayaan dan sewa bagi lessor pabrikan atau dealer.1. Sewa Pembiayaan

a. Pengakuan Awal dan Pengukurana) Pengakuan Piutang

Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, yaitu investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit. Investasi kotor adalah pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada). Jadi, nilai piutang (investasi bersih) yang diakui lessor pada awal masa sewa adalah sebesar nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima ditambah nilai residu (jika ada).

Selain mengakui piutang sewa, lessee juga menghentikan pengakuan aset sewaan karena semua resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset telah dialihkan kepada lessee. Nilai piutang yang diakui biasanya sama dengan nilai aset yang dihentikan pengakuannya, kecuali jika terdapat uang muka atas sewa, maka piutang yang diakui setelah dikurangi uang muka. Sebagai ilustrasi, nilai wajar aset pada awal masa sewa adalahRp 100.000.000 yang sama dengan nilai investasi bersih. Jurnal yang dicatat lessor adalah sebagai berikut.

Piutang Sewa Pembiayaan 100.000.000Aset 100.000.000

23

Page 25: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Jika lessee telah membayar uang muka sewa sebesar Rp 10.000.000, maka jurnal yang dicatat lessor adalah sebagai berikut.

Piutang sewa pembiayaan 90.000.000Sewa Diterima Dimuka 10.000.000Aset 100.000.000

b) Tingkat DiskontoNilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan tingkat bunga implisit. Pembayaran sewa juga dihitung dan ditukarkan oleh lessor menggunakan tingkat bunga implisit, maka tidak ada alasan bagi lessor untuk menghitung nilai kini investasi kotor menggunakan tingkat bunga lain.

c) Nilai ResiduJika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini berbeda dengan lessee yang hanya memperhitungkan nilai residu yang dijamin dalam pembayaran sewa minimum.

d) Biaya Langsung AwalBiaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke dalam nilai investasi bersih. Hal ini dapat membutuhkan penyesuaian pada tingkat bunga implisit menjadi lebih rendah sehingga pendapatan bunga yang diakui lessor menjadi lebih rendah.

b. Pengakuan Setelah Pengakuan Awala) Pemisahan antara Pendapatan Sewa dan Pelunasan Pokok

Pembayaran sewa yang dihitung oleh lessor setelah memperhitungkan penghasilan pembiyaan bagi lessor. Oleh karena itu, lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Pengakuan pendapatan sewa didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.

Contoh 20.5 Sewa Pembiayaan bagi Lessor Tanpa Nilai ResiduMengacu pada contoh 20.2, nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor berasal dari perhitungan berikut.

Nilai Wajar Aset Sewaan Rp150.000.000Nilai Kini atas Nilai Residu Rp0 +Jumlah yang akan diperoleh kembali melalui pembayaran sewa Rp150.000.000Faktor nilai kini anuitas due of I ( n = 4, i = 8% ) 3,5770969 xNilai pembayaran sewa tahunan (Rp 150.000.000/3,5770969) Rp41.933.445

Karena perhitungan pembayaran sewa berdasarkan nilai wajar aset sewaan, maka nilai piutang atau nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor

24

Page 26: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada) akan sama dengan nilai wajar aset sewaan. Berdasarkan analisis pada Contoh 20.2, perjanjian sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa lessor akan mencatat sebagai berikut.

02 Januari 2015Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000 Aset 150.000.000

Untuk memudahkan pencatatan selanjutnya, sebaiknya menggunakan table amortisasi seperti pada tabel 20.5. Pada dasarnya nilai pada Tabel 20.5 sama dengan Tabel 20.1 bagi lessee, karena tingkat bunga yang digunakan keduanya sama yaitu 8%. Perbedaannya hanya pada istilah pembayaran, beban, dan liabilitas yang diganti dengan penerimaan, pendapatan, dan piutang.

Tabel 20.5 Tabel Amortisasi bagi Lessor- Tanpa Nilai Residu

Tanggal Penerimaan Sewa

Pendapatan Bunga (8%)

Pengurangan Pokok Piutang Piutang Sewa

2/1/15 150.000.0002/1/15 41.933.445 - 41.933.445 108.066.5552/1/16 41.933.445 8.645.324 33.288.121 74.778.4342/1/17 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.827.2642/1/18 41.933.445 3.106.181 38.827.26 0

Berdasarkan perjanjian sewa, pembayaran sewa pertama dilakukan langsung di awal masa sewa. Atas penerimaan sewa tersebut. PT Lessor mencatat jurnal sebagai berikut.

02 Januari 2015Kas 41.933.445 Piutang Sewa Pembiayaan 41.933.445

Penerimaan sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun, sesuai prinsip akrual, pada akhir tahun 2010 PT Lessor harus mengakui pendapatan sewa pembiayaan (pendapatan bunga) terkait jumlah yang akan diterima pada awal tahun 2016 dengan jurnal sebagai berikut.

31 Desember 2015Piutang Bunga 8.645.324 Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324

Piutang bunga pada jurnal diatas juga dapat menggunakan akun Piutang Sewa Pembiayaan. Penggunaan akun Piutang Bunga bertujuan agar dapat dibedakan dengan pokok piutang sewanya. Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016. PT Lessor tinggal menghapus piutang bunga yang sudah diakui pada akhir tahun lalu (dengan asumsi tidak ada jurnal pembalik),sebagai berikut.

25

Page 27: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

31 Desember 2016Kas 41.933.445 Piutang Sewa Pembiayaan 33.288.121 Piutang Bunga 8.645.324

Alternatif Pencatatan

PSAK 30 ( Revisi 2011) menyatakan bahwa selisih antara nilai investasi bruto dengan investasi neto diakui sebagai pendapatan pembiayaan tangguhan. Pembahasan di atas belum menyinggung istilah tersebut. Oleh karena itu, PT Lessor juga memiliki alternatif pencatatan dengan mengakui piutang sebesar investasi kotor. Nilai piutang yang dicatat berdasarkan penjumlahan pembayaran sewa tak terdiskonto, yaitu sebesar Rp 167.733.780,25 (Rp41.933.445,06 X 4 atau penjumlahan kolom penerimaan sewa pada Tabel 20.5). Nilai ini lebih besar dari investasi bersih atau nilai aset yang dihentikan pengakuannya. Berikut adalah

02 Januari 2015Piutang Sewa Pembiayaan 167.733.780 Aset 150.000.000

Pendapatan Pemb Tangguhan 17.733.780

02 Januari 2015Kas 41.933.445

Piutang Sewa Pembiayaan 41.933.445

31 Desember 2015Pendapatan Pemb Tangguhan 8.645.324

Pendapatan Sewa Pembiayaan 8.645.324

02 Januari 2016Kas 41.933.445

Piutang Sewa Pembiayaan 41.933.445

Alternatif ini tidak menganut prinsip akrual atas pengakuan pendapatan sewa pembiayaan, namun amortisasi atas pendapatan pembiayaan tangguhan yang sebelumnya diakui. Selain itu, tidak prosedur untuk memisahkan antara piutang bunga dengan piutang sewa seperti pada alternative pertama. Alternatif pencatatan ini menyebabkan nilai piutang yang diakui lebih tinggi karena tak terdiskonto, namun pada penyajian di Laporan Posisi Keuangan, nilai piutang ini (investasi kotor) disalinghapuskan dengan pendapatan pembiayaan tangguhan yang belum diamortisasi sehingga menghasilkan nilai yang sama dengan piutang berdasarkan investasi bersih.

26

Page 28: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Contoh 20.6 Sewa Pembiayaan bagi Lessor dengan Nilai Residu

Mengacu pada Contoh 20.3, terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak, maka nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor dari perhitungan berikut.

Nilai Wajar Aset SewaanRp150.000.00

0Nilai Kini atas Nilai Residu ( Rp 30.000.000 x 0,73502985)* Rp 22. 050.895

XJumlah yang akan diperoleh kembali melalui pembayaran sewa

Rp127.949.104

Faktor nilai kini anuitas due of I ( n = 4, i = 8% ) 3,5770969Nilai pembayaran sewa tahunan (Rp 150.000.000/3,5770969) Rp 35.768.978

*Faktor nilai kini single sum n = 4, i = 8%Tabel amortisasi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 20.6 yang nilainya sama

dengan Tabel 20.2 (untuk lessee ketika nilai residu dijamin), kecuali tingkat bunga yang digunakan berbeda antara lessor dan lessee. Pada lessor, perhitungan untuk nilai residu yang tidak dijamin sama dengan nilai residu dijamin. Jadi, perlu diperhatikan bahwa nilai pada table amortisasi lessee akan sama dengan lessor jika tingkat bunga yang digunakan sama dan nilai residu dijamin (tidak ada nilai residu). Jadi, perlu diperhatikan bahwa nilai pada table amortisasi lessee akan sama dengan lessor jika :

1) Tingkat bunga yang digunakan sama; dan2) Tidak ada nilai residua tau nilai residu dijamin.

Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka kita harus membuat table amortisasi untuk masing-masing pihak.

Tabel 20.6 Tabel Amortisasi bagi Lessor – Nilai Residu Dijamin Dan Tidak Dijamin

TanggalPenerimaan

SewaPendapatan Bunga (8%)

Pengurangan Pokok Piutang

Piutang Sewa

02/01/15 150.000.00002/01/15 35.768.978 0 35.768.978 114.231.02202/01/16 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.52502/01/17 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.58902/01/18 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.77831/12/18 30.00.000 2.222.222 27.777.778 0

Jurnal yang dicatat PT Lessor sama dengan pembahasan sebelumnya namun nilainya mengacu pada Tabel 20.6. Pada akhir masa sewa, PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor. Jika nilai residu dijamin, dan nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp 20.000.000, maka PT Lessor menerima pembayaran sejumlah Rp 10.000.000 dari PT Lessee. PT Lessor akan mencatat jurnal sebagai berikut.

31 Desember 2018Kas 10.000.000Aset 20.000.000 Piutang Sewa Pembiayaan 27.777.778

27

Page 29: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Pendapatan Sewa Pembiayaan 2.222.222

Jika nilai residu tidak dijamin, maka PT Lessor tidak menerima pembayaran kas dari PT Lessee. Sebaga gantinya PT Lessor akan mengakui kerugian sebesar Rp 10.000.000

c. Penyajian dan Pengungkapana) Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pada sewa pembiayaan, lessor mengakui piutang dan menghentikan pengakuan aset dalam Laporan Posisi Keuangan. Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan harus dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan-pengakuan dan pengukuran. Piutang pembiayaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian piutang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada perusahaan pembiayaan (multifinance) Laporan Posisi Keuangan tidak dipisahkan antara lancar dan tidak lancar (unclassified). Sama halnya dengan liabilitas sewa, ketentuan pemisahan piutang sewa ini tidak berlaku, kecuali laporan keuangan multifinance dikonsolodasikan dengan induk perusahaan yang mensyaratkan pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar.

b) Laporan Laba RugiLessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi , kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya.Misalnya, jka asset sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi dan pemasaran, maka beban penyusutan disajikan dalam kelompok beban operasi pada Laporan Laba Rugi. Namun jika digunakan dalam proses produksi, maka beban penyusutan dimasukkan dalam nilai perolehan persediaan.

2. Sewa Operasia. Pengakuan dan Pengukuran

a) Pangakuan PendapatanSama halnya dengan lessee,perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui pendapatan atau pembayaran sewa yang diterima. Mengacu pada ilustrasi 20.1, jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi,maka PT Lessor membuat jurnal pada tiap tanggal pembayaran sewa sebagai berikut.

Kas 41.933.445Pendapatan Sewa 41.933.445

b) Pengukuran PendapatanNilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima dari lessee. Namun, terkadang lessor memberikan insentif

28

Page 30: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

tertentu agar lessee bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Insentif dapat berupa pembayaran tunai di muka kepada lessee atau potongan pembayaran sewa. Sejalan dengan perlakuaannya terhadap lessee, maka lessor mengakui biaya agregat dari insentifsebagai pengurang penghasilan rental selama masa sewa, seperti yang diatur dalam ISAK 23. Ilustrasi perhitungannya dapat mengacu pada bagian sewaoperaasi untuk lessee pada pembahasan sebelumnya, sehingga beban sewa tinggal diganti menjadi pendapatan sewa.

c) Biaya Langsung AwalBiaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai asset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.

b. Penyajian dan Pengungkapana) Laporan Laba Rugi

Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa,kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.

b) Laporan Posisi KeuanganLessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa,kecualai terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan asset sewaan yang menurun.

3. Sewa bagi Lessor Pabrikan atau DealerPabrikan atau dealer sering kali menawarkan pilihan untuk membeli atau

menyewa suatu aset kepada pelanggan. Sewa pembiayaan atau asset oleh lessor pabrikan atau dealer memberikan dua jenis penghasilan, yaitu sebagai berikut.

1) Laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau asset yang disewakan. Pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan ( jika ada). Atas penghasilan ini, lessor mengakui pendaptan penjualan berikut biaya penjualan terkait.

2) Penghasilan pembiayaan (bunga) delma masa sewa.Sewa jenis ini sering juga disebut Sales-Type Lease, karena ada unsur

pejualan dalam suatu sewa.

a. Pangakuan Awal dan Pengukurana) Pangakuan Piutang dan Pendapatan

Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, seperti piutang halnya sewa pembiayaan pada umunya. Nilai piutang (investasi bersih) yang diakui lessor pada awal masa sewa adalah

29

Page 31: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

sebesar nilai kini dan jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima ditambah nilai residu (jika ada) terlepas apakah nilai residu diajamin atau tidak. Lessor juga menghentikan pengakuan asset sewaan sebesar biaya perolehannya.Selain mengakui piutang sewa, lessor pabrikan atau dealer juga mengakui pendapatan penjualan pada awal sewa sebesar nilai wajar aset atau sebesar nilai kini dar pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah. Biaya penjualan (beban pokok penjualan) di awal masa sewa adalah biaya perolehan atau jumlah tercatat dari aset sewaan dikurangi nilai kini dari nilai residu tidak dijamin. Oleh karena itu, biaya penjualan sewa dengan nilai residu tidak dijamin lebih rendah daripada residu dijamin. Perbedaan antara pendapatan penjualan dan biaya penjualan merupakan laba penjualan (laba kotor)seperti halnya penjualan biasa.

b) Tingkat DiskontoNilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga pasar. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar.

c) Nilai ResiduJika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini sama dengan pada lessor dengan sewa pembiayaan biasa pada pembahasan sebelumnya.

d) Biaya Langsung AwalBiaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosisasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

b. Pengukuran Setelah Pengakuan AwalPengukuran setelah pengakuan awal untuk sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya, yaitu lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Pengakuan pendapatan bunga didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tngkat pengembalian periodic yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.

30

Page 32: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Contoh 20.7 Sewa bagi Lessor Pabrikan atau DealerMengacu pada contoh 20.5 dan 20.6, jika biaya perolehan asset bagi PT Lessor

adalah Rp.100.000.000, maka berikut perhitungan yang diperlukan.

Tabel 20.7 Perhitungan Sewa bagi Lessor Pabrikan atau Dealer

AkunNilai Residu

Dijamin Tidak DijaminPiutang Sewa Pembiayaan 150.000.000 150.000.000Pendapatan Penjualan 150.000.000 127.949.104Biaya Penjualan 100.000.000 77.949.102Laba Penjualan 50.000.000 50.000.000

Perhitungan nilai piutang sewa sama dengan pada Tabel 20.6, yaitu tidak ada perbedaan antara nilai residu dijamin atau tidak dijamin.Pendapatan penjualan untuk sewa dengan nilai residu dijamin diakui sebesar nilai wajar asset yang sama dengan nilai kini dari pembayaran sewa minimum, yaitu Rp. 150.000.000. Sedangkan untuk sewa dengan nilai residu yang tidak dijamin, pendapatan penjualan yang diakui lebih rendah sebesar Rp.22.050.895 yaitu sebesar nilai kini dari nilai residu tidak dijamin (Rp.30.000.000 x 0.73502985), sehingga pendapatan penjualan menjadi Rp.127.949.104.

Biaya penjualan untuk sewa dengan nilai residu yang dijamin sebesar biaya perolehan aset. Jika nilai residu tidak dijamin, maka dikurangi sebesar nilai kini dari nilai residu tidak dijamin (Rp.100.000.000 – Rp.22.050.895) menjadi Rp.77.949.104. Laba penjualan adalah selisih pendapatan penjualan dengan biaya penjualan dan nilainya sama untuk sewa dengan nilai residu dijamin atau tidak dijamin.

Tabel amortisasi yang digunakan dalam sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umunya. Dalam kasus ini mengacu kepada Tabel 20.6. Sedangkan jurnal yang harus dicatat oleh lessor adalah sebagai berikut

31

Page 33: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

Tabel 20.8 Perbandingan Jurnal bagi Lessor Pabrikan/Dealer antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin

Tanggal Jurnal Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak Dijamin02/01/201

5 Piutang Sewa Pembiayaan150.000.00

0 150.000.000

Biaya Penjualan100.000.00

0 77.949.104

Pendapatan Penjualan 150.000.00

0150.000.00

0

Aset 100.000.00

0 77.949.104 Kas 35.768.978 35.768.978 Piutang Sewa Pembiayaan 35.768.978 35.768.978 31/12/201

5 Piutang Bunga 9.138.481 9.138.481

Pendapatan Sewa Pembiayaan 9.138.481 9.138.481

02/01/201

6 Kas 35.768.978 35.768.978 Piutang Bunga 9.138.481 9.138.481 Piutang Sewa Pembiayaan 26.630.497 26.630.497 31/12/201

8 Aset 30.000.000 30.000.000 Piutang Sewa Pembiayaan 27.777.778 27.777.778

Pendapatan Sewa Pembiayaan 2.222.222 2.222.222Pada akhir masa sewa, PT Lesse mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor.

Sama halnya dengan sewa pembiayaan pada umunya, jika nilai residu dijamin, dan nilai wajar aset pada akhir masa sewa lebih rendah, maka PT Lessor menerima pembayaran dari PT Lessee seperti pada Contoh 20.6.

c. Penyajian dan Pengungkapan Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa, seperti pada pembahasan sebelumnya.

32

Page 34: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDalam menjalankan operasinya perusahaan membutuhkan aktiva tetap

dan untuk memperolehnya perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda-beda. Salah satu yang paling mudah adalah dengan cara membelinya. Memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dan memerlukan berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah dana yang ada mencukupi atau diperlukan suatu pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai ataupun ada resiko kegagalan memakai serta kemungkinan biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi. Cara lain dalam memperoleh aktiva yang dapat diterapkan adalah dengan cara leasing.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan selaku penulis kepada para pembaca lainnya adalah sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami tentang sewa. Agar kita tidak akan ditipu oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu kita harus membaca banyak referensi serta mencari informasi yangup to date yang berkaitan dengan sewa.

33

Page 35: KATA PENGANTARmaria.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/Kelompok-6-SEWA.docx · Web viewadalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh

DAFTAR PUSTAKA

http://wulansuci9333.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sewa.html

http://e-journal.uajy.ac.id/964/3/2EA15123.pdf

Dwi Martini,dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta : Salemba Empat

34