kata pengantar - disdukcapil.bandaacehkota.go.id profil.pdf · pengangkatan anak, pengakuan dan...

75
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2017 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, atas berkah rahmat dan izin Allah SWT kita telah dapat menyelesaikan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2017. Salawat beriring salam kita sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu pengetahuan. Adapun tujuan dari penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh Tahun 2017 yaitu untuk memberikan gambaran keadaan kependudukan Kota Banda Aceh dalam kurun waktu Tahun 2017 serta menjadi sumber data dan informasi kependudukan guna penyusunan perencanaan pembangunan Kota Banda Aceh. Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini serta pihak-pihak yang telah sudi memberikan data dan informasi sesuai kebutuhan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari kandungan buku ini oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan buku ini di masa yang akan datang, semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh stakeholder guna memberikan informasi dan pengambilan keputusan. Banda Aceh, Juni 2018 Kepala Dinas Kependudukandan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh Dra. Emila Sovayana Nip. 19740604 199302 2 001

Upload: doanthien

Post on 30-May-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkah rahmat dan izin Allah SWT kita telah dapat

menyelesaikan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017. Salawat beriring salam kita sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah ke zaman

yang berilmu pengetahuan.

Adapun tujuan dari penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan

Kota Banda Aceh Tahun 2017 yaitu untuk memberikan gambaran keadaan

kependudukan Kota Banda Aceh dalam kurun waktu Tahun 2017 serta

menjadi sumber data dan informasi kependudukan guna penyusunan

perencanaan pembangunan Kota Banda Aceh.

Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak

yang telah membantu penyelesaian buku ini serta pihak-pihak yang telah sudi

memberikan data dan informasi sesuai kebutuhan. Kami menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dari kandungan buku ini oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan buku

ini di masa yang akan datang, semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh

stakeholder guna memberikan informasi dan pengambilan keputusan.

Banda Aceh, Juni 2018

Kepala Dinas Kependudukandan

Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

Dra. Emila Sovayana Nip. 19740604 199302 2 001

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu kependudukan adalah isu yang sangat strategis dan merupakan isu lintas

sektoral. Dalam rangka mewujudkan perkembangan kependudukan sebagai

wujud dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi

prioritas penting agar kedepan pengelolaan perkembangan kependudukan

dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kualitas da kuantitas

penduduk. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke

tahun, maka keadaan yang demikian ini menuntut pula pengembangan sistem

administrasi kependudukan yang semakin hari semakin baik. Undang Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan bahwa dalam

perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik yang menyangkut

masalah kependudukan, potensi sumberdaya daerah maupun potensi

kewilayahan lainnya. Serta ditegaskan pula bahwa daerah mempunyai

kewajiban mengelola Administrasi Kependudukan. Karena administrasi

kependudukan dibutuhkan sebagai data informasi perkembangan penduduk

serta persebarannya guna perencanaaan pembangununan di daerah..

Data merupakan informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan yang

objektif dalam menetapkan suatu kebijakan dalam perencanaan dan strategi

pembangunan yang semakin meningkat membawa dampak dari adanya

pertambahan penduduk. Dengan mengetahui keadaan penduduk dan

persebaran dengan berbagai kualitas yang dimiliki, diharapkan pemerintah

daerah dapat mengambil kebijakan dan langkah-langkah strategis yang jelas

dan teratur dalam penyusunan perencanaan pembangunan dan anggaran.

Selain itu dalam Undang undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang

dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan

tersimpan dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan.

Penyusunan pelaksanaan kebijakan dan program – program

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 3

pembangunan yang baik memerlukan dukungan dan kerja sama yang baik pula

antara kecamatan yang ada di kota Banda Aceh sehingga ketersediaan data

yang ada yang lebih akurat, terkini/tepat waktu, relevan

komprehensif,konsisten dan berkesinambungan.

Hal ini juga berlaku untuk data kependudukan sebagai dasar penyusunan

kebijakan kependudukan baik tingkat propinsi maupun kota sehingga

diharapkan pendayagunaan data SIAK akan dapat dilakukan secara optimal

akurat dan mutahir dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

Sebagai isu yang sangat strategis dan bersifat lintas sektoral, maka

pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan

pembangunan dan agar pembangunan kependudukan itu bisa dicapai, akan

menjadi pekerjaan besar yang harus diwujudkan. Dalam hal ini, upaya

mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, sebagai wujud

dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi

prioritas penting agar kedepan nanti pengelolaan perkembangan kependudukan

dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas dan kualitas

penduduk, pengarahan mobilitas penduduk dan penataan persebarannya yang

didukung oleh upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan penduduk,

peningkatan pemahaman serta pengetahuan tentang wawasan kependudukan

bahkan sejak usia dini.

Di lain pihak tingkat pemahaman atau kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai salah satu

upaya jaminan perlindungan negara terhadap penduduk ternyata masih

rendah. Selain pencatatan peristiwa kelahiran, proporsi penduduk yang

mendaftarkan dan mencatatkan kejadian vital (kawin, cerai, mati,

pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak, serta pewarganegaraan)

maupun perubahan status kependudukan lainnya (seperti perubahan alamat,

nama) ternyata masih relatif rendah. Hal ini menunjukkan tidak tertibnya

penduduk Indonesia dalam pemilikan dokumen kependudukan, yang pada

akhirnya berdampak pada rendahnya kualitasdata-informasi kependudukan.

Disadari data kependudukan memegang peranan penting dalam

menentukan kebijakan, perencanaan pembangunan, dan evaluasi hasil-hasil

pembangunan, baik bagi Pemerintah maupun pihak lain termasuk dunia

usaha. Oleh karena itu ketersediaan data perkembangan kependudukan

sampai tingkat lapangan menjadi faktor kunci keberhasilan pelaksanaan

program-program kependudukan. Untuk itu pengembangan sistem informasi

kependudukan yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 4

berkepentingan untuk tujuan intervensi yang berbeda-beda merupakan

kebutuhan utama untuk segera diaplikasikan, sehingga makin lengkap dan

akurat data kependudukan yang tersedia, maka akan semakin mudah dan

tepat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam perencanaan pembangunan

daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan,

masalah potensi sumber daya daerah maupun informasi tentang kewilayahan

lainnya.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan, yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan

oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan

didalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan.

Data dan informasi kependudukan yang diperlukan dalam penyusunan

Profil Perkembangan Kependudukan bersumber dari hasil registrasi penduduk

yang bersumber dari hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil yang merupakan salah satu substansi dalam Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan. Elemen data hasil registrasi

kependudukan yang dipergunakan dalam penyusunan profil perkembangan

kependudukan meliputi data yang berhubungan dengan variable kuantitas

penduduk, kualitas penduduk, dan variable mobilitas penduduk.

Kerangka pikir penyusunan profil perkembangan kependudukan ini

mencakup lima hal pokok yaitu antara lain :

1. Menyajikan perkembangan profil secara kuantitatif sehingga tampak jelas

apa yang sudah berlangsung;

2. Mengidentifikasi kelompok atau segmen kependudukan yang

membutuhkan perhatian khusus dan upaya-upaya yang diperlukan

sehingga berkualitas;

3. Dari point 1 dan 2 teridentifikasi potensi penduduk yang dapat dijadikan

asset pembangunan daerah dan nasional;

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 5

4. Mengkoordinasikan, melakukan bimbingan teknis dengan instansi terkait

untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman dalam penyusunan dan

pemanfaatannya;

5. Mendorong percepatan terwujudnya database penduduk dan analisa untuk

pembangunan daerah.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Profil Kependudukan ini yaitu memberikan

gambaran yang jelas mengenai kondisi perkembangan penduduk di kota Banda

Aceh baik perkembangan masa lampau maupun perkembangan kedepannya

serta gambaran secara statistik menyangkut variabel jumlah penduduk,

struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan dan kematian

sebagai sumber data yang disusun setiap tahun sehingga dapat dicapai sasaran

yang diinginkan dari setiap kegiatan yang direncanakan dalam satu tahun

anggaran.

1.3 Pengertian Umum Terhadap Istilah

1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang

termasuk secara sah serta bertempat tinggal di Wilayah Indonesia sesuai

dengan peraturan (Undang-Undang No. 10 Tahun 1992);

2. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi

administrasi kependudukan serta pendayagunaan hal lainnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan);

3. Data Kependudukan adalah data perorangan dan/atau data agregat

yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan);

4. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan

antara jumlah pendudukyang lahir, mati dan pindah tempat tinggal

(Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 6

5. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non

fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan

dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan

sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak (Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1992);

6. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan

melewati batas administrasi Daerah Tingkat II (Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1992);

7. Profil Perkembangan Penduduk adalah kumpulan data dan informasi

tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang

mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan

keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang

mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup;

8. Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara

keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);

9. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi

kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan

anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan

perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan);

10. Kematian atau Mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa

menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang

biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat statistik);

11. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukan

perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan

penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu;

12. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yang

berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi

kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap

pembangunan dan lingkungan hidup (Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1992);

13. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi) adalah perpindahan penduduk

dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 7

batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi

internasional);

14. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Circulation/Sirkuler) adalah

perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu

tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk

non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (commuting) dan

menginap/mondok.

15. Penduduk Musiman merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk

non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap

dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun

dan dilakukan secara berulang;

16. Mobilitas Penduduk Ulang-alik (Commuting) adalah gerak penduduk

dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan

kembali ke daerah asal pada hari yang sama;

17. Migrasi Kembali (Return Migration) adalah banyaknya penduduk yang

pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang sama

dengan tempat lahir dan pernah bertempat tinggal di daerah yang

berbeda;

18. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration) adalah bentuk migrasi

dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang

berbeda dengan tempat kelahirannya;

19. Migrasi Risen (Recent Migration) adalah bentuk migrasi melewati batas

wilayah administratsi (desa/kecamatan/kabupaten/provinsi) dimana

pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal didaerah yang

berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu.

20. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk

meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan

transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi.

21. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di

perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi

perkotaaan, baik secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau

bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial,

maupun perilaku masyarakatnya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 8

22. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai

dengan 64 tahun.

23. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja.

24. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun

pada saat pendataan/ survey atau sensus tidak bekerja dan sedang

mencari kerja.

25. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap

angkatan kerja.

26. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan

penduduk berusia 64 tahun keatas.

27. a. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan

lamanya didalam kandungan, dimana si bayi menunjukan tanda-

tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada

denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot .

b. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang

berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda

kehidupan pada saat dilahirkan.

28. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata

banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang wanita pada masa

reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung,

29. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru

lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per

1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.

30. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah banyaknya kematian

bayi lepas baru lahir (usia 1- 11 bulan) pada suatu periode per 1.000

kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.

31. Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia

kurang dari satu tahun (9-11 bulan) pada suatu periode per 1.000

kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama.

32. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu

hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 9

kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.

33. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada

suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.

34. Pengeluaran untuk makanan adalah proporsi pengeluaran yang

dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan dibandingkan dengan

total pengeluaran (makanan dan bukan makanan).

35. Penduduk Melek Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas

yang telah bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta latin, dan buta

angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengalaman dasar.

36. Buta Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang belum

bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, Latin dan angka, buta bahasa

Indonesia dan buta pengalaman dasar.

37. Angka Partisipasi Total/APT adalah proporsi penduduk bersekolah

menurut golongan umur sekolah yaitu umur 7-12,13-15,16-18, dan 19-

24 tahun.

38. Angka Partisipasi Murni/APM adalah presentase jumlah peserta didik

SD usia 7-12 tahun, jumlah peserta didik SLP usia 13-15 tahun, jumtah

peserta didik SLTA usia 16-18 tahun dan jumlah peserta didik PTN/PTS

usia 19-24 tahun dibagi jumah penduduk kelompok usia dari masing-

masing jenjang pendidikan.

39. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun

usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap

jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang

pendidikan tertentu .

1.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan di dalam penulisan ini merupakan data yang

diambil dari Gampong dan Kecamatan dalam Kota Banda Aceh dan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh serta instansi terkait di

lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh yang berhubungan dengan

penyusunan buku profil kependudukan ini.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 10

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan penyusunan Buku Profil kota Banda Aceh ini disusun atas VI

(enam) Bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penyusunan, tujuan, konsep dan defenisi,

sumber data dan sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KOTA BANDA ACEH

Pada bab ini membahas mengenai gambaran umum Kota Banda Aceh,

menggambarkan tentang letak geografis, visi dan misi Pemerintah Kota

Banda Aceh.

BAB III. PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUANTITAS

PENDUDUK

Bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan bidang

kuantitas penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk, laju

pertumbuhan penduduk, luas dan kepadatan penduduk, persebaran

penduduk, susunan umur penduduk dan proporsi penduduk

berdasarkan umur dan jenis kelamin.

BAB IV. PERKEMBANGAN PENDUDUK DIBIDANG KUALITAS PENDUDUK

Pada bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan

bidang kualitas penduduk yang terdiri dari angka kelahiran, angka

kematian, jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi, komposisi

penduduk menurut jenis kelamin, proporsi penduduk menurut

pendidikan, berdasarkan umur, jenis kelamin dan proporsi penduduk

menurut agama.

BAB V. PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG MOBILITAS

PENDUDUK

Bab ini berisi uraian tentang perkembangan kependudukan bidang

mobilitas penduduk yang terdiri dari migrasi masuk, migrasi keluar,

angka partisipasi angkatan kerja dan angka pengangguran terbuka.

BAB VI. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari permasalahan yang dibahas.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 11

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA BANDA ACEH

2.1 Letak Geografis

Kota Banda Aceh yang juga merupakan ibukota Propinsi Aceh,secara

geografis terletak pada posisi koordinat 05°16’ – 05°36’ LU dan 950°16’ –

950°22’ BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter di atas permukaan laut, dengan luas

wilayah 61,36 km2. Pada arah Utara wilayah Kota Banda Aceh berbatasan

dengan Selat Malaka, arah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar

yaitu dengan kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, sedangkan

pada bagian Barat Kota Banda Aceh berbatasan dengan Kecamatan Peukan

Bada Kabupaten Aceh Besar dan pada arah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Barona Jaya dan kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

Adapun wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 kecamatan, 90

gampong/desa dengan luas masing-masing wilayah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan Kota Banda Aceh

No Kecamatan Luas (km²)

1 Baiturrahman 454

2 Kuta Alam 1.005

3 Meuraxa 726

4 Syiah Kuala 1.424

5 Lueng Bata 534

6 Kuta Raja 521

7 Banda Raya 479

8 Jaya Baru 378

9 Ulee Kareng 615

Jumlah 61.359

sumber data : Bappeda Kota Banda Aceh, 2017

Secara geografis Kota Banda Aceh terletak pada posisi yang sangat strategis, hal

ini dapat dilihat pada gambar peta ini :

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 12

2.1.1 Kondisi Geomorfologis

Secara umum geomorfologi wilayah Kota Banda Aceh terletak di atas

formasi batuan vulkanis tertier (sekitar Gunung Seulawah dan Pulau Breueh),

formasi batuan sedimen, formasi endapan batu (disepanjang Kr. Aceh), formasi

batuan kapur (dibagian timur), formasi batuan vulkanis tua terlipat (dibagian

selatan), formasi batuan sedimen terlipat dan formasi batuan dalam.

Geomorfologi daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi:

1. Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga

sebagian Kecamatan Kuta Raja

2. Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa

Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian

0 hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 – 2 % terletak antara muara-

muara sungai dan perbukitan.

Daerah pedataran di pesisir Kota Banda Aceh secara umum terbentuk dari

endapan sistem marin yang merupakan satuan unit yang berasal dari bahan

endapan (aluvial) marin yang terdiri dari pasir, lumpur dan krikil.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 13

Kelompok ini dijumpai di dataran pantai yang memanjang sejajar dengan garis

pantai dan berupa jalur-jalur beting pasir resen dan subresen. Beting pasir

resen berada paling dekat dengan laut dan selalu mendapat tambahan baru

yang berupa endapan pasir, sedangkan beting pasir subresen dibentuk oleh

bahan-bahan yang berupa endapan pasir tua, endapan sungai, dan bahan-

bahan aluvial/koluvial dari daerah sekitarnya.

2.1.2 Kondisi Geologi

Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang

memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11

cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.

Pada Gambar 2.2 di bawah ini, menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh

diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah

dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan

sejak Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas-ruas patahan

Semangko di Pulau Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh,

dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu

pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh

merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di

sekitarnya.

2.1.3 Kondisi Topografi

Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai

Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter

dari permukaan laut. Kearah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang

dengan ketinggian hingga 50 m di atas permukaan laut.Dataran ini diapit oleh

perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500

m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut. Kota Banda Aceh

dilalui dan dikelilingi oleh banyak sungai, yaitu Krueng Aceh, Krueng Daroy,

Krueng Doy, Krueng Neng, Krueng Lhueng Paga, Krueng Tanjong dan Krueng

Titi Panjang.

2.1.4 Kondisi Klimatologi

Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang

menunjukan bahwa Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan

berkisar antara 25,50 C sampai 27,50 C dengan tekanan 1008 – 1012 milibar.

Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00 C hingga

20,00 C dan 33,00 C hingga 37,00 C. Mengenai curah hujan menunjukkan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 14

bahwa curah hujan yang terjadi berkisar antara 135,3 mm dengan curah hujan

tahunan rata-rata 12,6mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret,

Oktober dan November, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Agustus yaitu 12,6 hari dan terendah pada bulan Februari dan Maret dengan

jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Namun keadaan ini dapat saja berubah

dengan kondisi global warming saat ini.

Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada

keadaan iklim pada umumnya. Kecepatan angin bertiup antara 5,1 knots. Rata-

rata penyinaran matahari 49,4%, suhu udara rata-rata 27,0 derajat, tingkat

kelembaban relatif rata-rata 80,7% dan tekanan udara rata-rata 1.009,7 mb.

2.1.5 Kondisi Hidrologi

Krueng Aceh yang merupakan sungai terpanjang membelah Kota Banda

Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa

terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai

daerah tangkapan air (Catchmentarea), sumber air baku, kegiatan perikanan,

dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat

asin, payau dan tawar.

Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota

sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari

timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di

bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai

kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.2, menjelaskan nama-nama sungai

dan luas daerah resapannya.

Table 2.2

Nama-nama Sungai di Kota Banda Aceh

No. NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN (KM2)

1. Krueng Aceh 1712,00

2. Krueng Daroy 14,10

3. Krueng Doy 13,17

4. Krueng Neng 6,55

5. Krueng Lhueng Paga 18,25

6. Krueng Tanjung 30,42

7. Krueng Titi Panjang 7,80

Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 15

2.1.6.Litologi

Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum

dan khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah

Kuning (PMK) dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai

kasar.Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air

sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi

endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai

lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh

aliran permukaan setempat dijumpai sebagai longgakan tanah pada bagian

tertentu.

2.1.7. Demografi

Jumlah penduduk kota Banda Aceh 251.879 Jiwa. Sebagai ibukota

propinsi, maka Kota Banda Aceh didiami oleh semua suku penduduk yang ada

di Aceh dan juga pendatang dari seluruh Indonesia bahkan Internasional, yaitu;

- Suku Aceh

- Suku Gayo

- Suku Aneuk Jamee

- Suku Singkil

- Suku Alas

- Suku Tamiang

- Suku Kluet

- Devayan

- Suku Sigulai

- Suku Batak Pakpak

- Suku Haloban

- Suku Lekon

Sementara penduduk pendatang adalah :

- Suku Minang

- Suku Jawa

- Suku Batak

- Suku Nias

- Suku Makasar

- Suku Ambon

- Suku Papua

2.2 Visi dan Misi

Visi merupakan gambaran pandangan yang jauh kedepan, kemana dan

bagaimana organisasi tetap berkarya dengan konsisten, aktif, antisipatif, eksis,

inovatif, serta produktif pada gambaran yang akan datang berupa cita dan citra

yang ingin dicapai

Visi juga merupakan kerangka pemikiran yang terstruktur. Oleh

karenanya visi kota Banda Aceh yang diemban saat ini adalah lebih untuk

memberdayakan fungsi publik agar lebih sesuai dengan tuntutan

perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 16

Perubahan paradigma dapat mendorong tercapainya pemerintahan yang baik

(goodgovernance), memperbaiki kinerja sektor publik dan mengobati praktek

administrasi yang tidak sehat. Pada hakekatnya adalah ingin terus menggali

gambaran masa depan bersama berupa komitmen yang akan dilaksanakan

bersama tanpa adanya paksaan

Visi kota Banda Aceh adalah “Terwujudnya Kota Banda aceh yang

Gemilang dalam Bingkai Syariah.” Adapun untuk mewujudkan visi tersebut

maka diikuti oleh beberapa misi yang harus dilaksanakan bersama pemerintah

dan warga kota, misi tersebut adalah :

1. Meningkatkan pelaksanaan syariat islam dalam bidang penguatan

aqidah, akhlak, ibadah, muamalah dan syiar islam

2. Meningkatkan kualitas pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan

olahraga

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kesejahteraan

masyarakat

4. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

5. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

6. Membangun infrastruktur kota yang ramah lingkungan dan

berkelanjutan

7. Memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

2.3 Gambaran Ekonomi

Kota Banda Aceh merupakan kota perdagangan dan jasa. Dimana

pembangunan ekonominya lebih mengarah kepada kedua sector tersebut.

Namun pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat,

dan meningkatkan hubungan ekonomi regional. Dengan perkataan lain arah

dari pembangunan ekonomi adalah

mengusahakan agar pendapatan masyarakat

naik. Hal ini dimaksudkan untuk

mengusahakan peningkatan pendapatan

masyarakat secara mantap dan diikuti oleh

tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan

pendapatan masyarakat suatu wilayah

tertentu perlu disajikan statistik pendapatan nasional/regional khususnya di

bidang ekonomi secara berkala. Angka-angka pendapatan nasional/regional

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 17

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, analisis, dan perencanaan

pembangunan nasional/regional

khususnya di bidang ekonomi.

Pendapatan Daerah Regional Bruto

(PDRB) pada dasarnya merupakan

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu daerah

tertentu, atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan

PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa

tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun

tertentu sebagai dasar untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu

daerah pada periode tertentu.

Tabel 2.3

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konsta

Kota Banda Aceh Menurut Sektor (Persen) 2014 – 2016

No Sektor 2014 2015*) 2016**)

1 2 3 4 5

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2,68 3,93 3,98

2. Pertambangan dan Penggalian

0,00 0,00 0,00

3. Industri Pengolahan 5,05 3,59 2,71 4. Pengadaan Listrik dan

Gas 10,41 5,38 15,92

5. Pengadaan Air, Pengelolaan

7,84 7,09 12,84

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6. Konstruksi -0,08 14,32 40,96 7. Perdagangan Besar dan

Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda

4,40 3,40 1,84

Motor 8. Transportasi dan

Pergudangan 0,84 0,49 -4,92

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

12,28 11,35 7,81

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 18

10.

Informasi dan Komunikasi

4,99

1,19

1,02

11. Jasa Keuangan dan Asuransi

-3,43 2,80 5,84

12. Real Estate 8,48 10,00 10,06 13. Jasa Perusahaan 6,39 3,55 9,05 14. Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

5,98 5,99 5,67

Wajib 15. Jasa Pendidikan 7,58 5,58 7,40 16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 7,96 7,35 8,92

17. Jasa lainnya 8,24 6,74 6,96 PDRB 4,50 5,01 6,31

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara

2.4 Potensi Daerah

Geliat investasi di kota Banda Aceh saat ini sangatlah terasa. Faktor yang

mempengaruhinya adalah perdamaian dan proses rehabilitasi dan rekonstruksi

yang dilakukan pasca Tsunami. Dua faktor ini yang membuat Aceh pada

umumnya, dan kota Banda Aceh khususnya dilirik oleh banyak pihak. Kondisi

ini tentu menjadi peluang yang baik untuk melakukan kegiatan investasi.

Investasi merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting dilakukan dalam

menggerakkan roda ekonomi. Banda Aceh adalah suatu kota yang kondusif,

baik secara situasi politik dan keamanan.

Dalam penelitian The Asia Foundations, tentang Daya Saing Investasi

Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha, menjelaskan bahwa

dunia usaha melihat beberapa tingkatan variabel yang dapat mendorong dunia

investasi. Diantaranya faktor keamanan, sosial politik dan budaya berada di

rangking pertama (27%), kemudian disusul oleh ekonomi daerah (23%),

ketersediaan tenaga kerja (18%), infrastruktur fisik (17%) dan kelembagaan

(15%).

Salah satu sasaran pembangunan Nasional adalah tercapainya tingkat

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkesinambungan.

Pembangunan bidang ekonomi dilaksanakan dengan berbagai macam program

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 19

dan kegiatan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan. Kegiatan ini

tercermin dari upaya Pemerintah Daerah bersama perangkat daerah lainnya

berusaha untuk mengembangkan segala potensi yang berguna mendorong

gerak pembangunan di daerah dalam segala sektor pembangunan.

2.5 Peluang Investasi Daerah.

Banyak kebijakan pembangunan di bidang ekonomi pada masa lalu perlu

dievaluasi kembali terutama tentang

berbagai hasil dan implikasinya pada

masa yang akan datangmaupun pada

masa sekarang. Hal ini memerlukan

berbagai data statistik sebagai ukuran

kuantitatif dalam memberikan

gambaran tentang keadaan pada masa

lalu dan masa kini, sehingga

memudahkan para pengambil

kebijakan dalam merencanakan dan merumuskan kembali berbagai program

dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang.

Kota Banda Aceh memiliki potensi yang sangat besar pada banyak

sektor pembangkit ekonomi, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara

maksimal dan belum seluruhnya tergali untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan sumber pendapatan daerah.

Potensi yang sangat menonjol di Kota Banda Aceh adalah: 1. Jasa 2. Pengangkutan dan Komunikasi 3. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Untuk memudahkan para investor dalam pengurusan perizinan

Pemerintah Kota Banda Aceh telah melakukan pelayanan terpadu satu atap

sehingga lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada publik. Selain

daripada itu, untuk mendorong kegiatan investasi juga membutuhkan

keputusan politik yang kuat dari pemerintah. Berikut beberapa langkah

strategis dalam membangun dunia investasi yang dilakukan oleh pemerintah

Kota Banda Aceh:

- Memperkuat SDM lokal,Ini menjadi hal yang mesti diperhatikan secara

serius, agar potensi lokal dapat diberdayakan dengan baik dan tidak

menjadi penonton di tanah sendiri.

- One stop service, pelayanan satu pintu,Langkah stategis lainnya adalah

yang telah dibentuk Pemerintah Kota Banda Aceh dengan memperkuat

birokrasi dengan membentuk one stop service, karena ternyata pelayanan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 20

satu pintu ini adalah salah satu upaya untuk memberi kemudahan

kepada pemilik modal.

- Mengelola Inisiatif dan Kreatifitas Anak Muda,Investasi di kota Banda

Aceh akan semakin baik apabila juga dilakukan langkah-langkah dengan

mengelola inisiatif anak-anak muda kota Banda Aceh. Adanya kreatifitas

anak-anak muda kota Banda Aceh ini tentu menjadi investasi sumber

daya dalam jangka panjang. Selain itu juga investasi yang baik selain

membangun kebijakan yang adil dan kuat seperti memproteksi

kepentingan lokal serta memberi kenyamanan kepada investor asing.

Yang tidak boleh dilupakan adalah, kegiatan investasi mesti memiliki

sensitifitas terhadap kearifan lokal.

- Arah investasi yang jelas,Pola seperti apa yang akan dilakukan dalam

jangka pendek, seperti kemungkinan mengambil konsep investasi padat

karya, ini yang coba untuk diperjelas. Padat karya itu adalah strategi

untuk mengentaskan kemiskinan. Investasi yang baik adalah dengan

kompetitif, dimana semua peluang dibuka, sehingga persaingan pun

terbuka dan sehat.

- Memberikan Pendampingan kepada Industri Rumah Tangga,untuk

memperkuat Industri Rumah Tangga, maka harus dilakukan

pendampingan dari pemerintah sehingga kegiatan produksi akan sesuai

dengan standar pasar dan kuota pun bisa terpenuhi secara

berkelanjutan.

Dengan adanya langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan oleh

Pemerintah Kota Banda Aceh ini diharapkan minat investor untuk

menanamkan investasinya di kota ini semakin meningkat.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 21

BAB III

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN BIDANG KUANTITAS PENDUDUK

3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Bab ini akan menguraikan mengenai jumlah penduduk selama 4 (empat)

tahun sejak tahun 2014, tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017. Persebaran

penduduk Kota Banda Aceh dengan luas wilayah 61,36 Km² tidaklah merata,

terutama pasca terjadinya musibah tsunami pada tahun 2004, dimana banyak

penduduk yang sebelumnya bertempat tinggal dipesisir pantai pindah ke

wilayah atau kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah yang jauh dari

pantai.

Saat ini Banda Aceh didiami oleh penduduk

dengan jumlah 251.879 jiwa yang tersebar di 9

(sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan

Baiturrahman, Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan

Meuraxa, Kecamatan Syiah Kuala, Kecamatan

Lueng bata, Kecamatan Kuta Raja, Kecamatan

Banda Raya, Kecamatan Jaya Baru dan

Kecamatan Ulee kareng.

Dari ke 9 Kecamatan yang ada, Kecamatan Kuta Alam merupakan kecamatan

yang paling banyak dihuni oleh penduduk yaitu sebesar 44.923 jiwa dengan

luas wilayah 10,05 Km² yang merupakan kecamatan terluas kedua setelah

Kecamatan Syiah Kuala yaitu 14,24 Km². Sedangkan jumlah penduduk terkecil

berada di Kecamatan Kuta Raja dengan jumlah penduduk 13.9386 jiwa, dengan

luas wilayah 5,21 Km² yang merupakan wilayah terkecil ke 4 dari 9 kecamatan

yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

Tahun 2014 - 2017

KECAMATAN LUAS (KM²)

JUMLAH PENDUDUK

2014 2015 2016 2017

Baiturrahman 454 37,292 37,794 33,055 33,509

Kuta Alam 1,005 52,686 53,495 45,073 44,923

Meuraxa 726 21,026 22,175 22,147 22,688

Syiah Kuala 1,424 38,221 39,649 35,235 34,367

Lueng Bata 534 26,411 27,448 25,617 25,320

Kuta Raja 521 13,436 14,230 13,826 13,938

Banda Raya 479 24,692 24,735 24,718 24,772

Jaya Baru 378 26,533 27,257 26,377 26,110

Ulee Kareng 615 27,043 27,168 26,294 26,252

JUMLAH TOTAL 267,340 273,951 252,342 251,879 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 22

Dari Tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan jumlah Penduduk Kota Banda

Aceh setiap tahun meningkat sangat significant, hal ini terjadi pada seluruh

kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh.

Dan dari Tabel di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah penduduk pada tahun

2017 mengalami penurunan sebesar 0,18% jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Secara grafik dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Hal ini

dikarenakan Database Pelayanan Kependudukan dan pencatatan sipil Kota

Banda Aceh telah menggunakan Data Konsolidasi Bersih (DKB) 2016 yang

dikeluarkan tiap semester oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri sebagai acuan database Pelayanan.

Data Konsolidasi Bersih ini adalah Data penduduk yang telah dilakukan

pembersihan dan dianalisa dari data ganda dan data anomali di database pusat

atau database Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam

Negeri.

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014- 2017

2014

2015

2016

2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 23

3.2 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

Karakteristik penduduk sangat berpengaruh terhadap proses demografi

dan tingkah laku sosial ekonomi. Karakteristik penduduk yang paling penting

adalah umur dan jenis kelamin. Distribusi penduduk menurut umur

dikelompokkan menurut umur satu tahunan atau umur tunggal (single age)

dan lima tahunan, namun dapat juga dikelompokkan menurut distribusi umur

tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti pengelompokkan penduduk

menurut usia sekolah (SD = 7-12 tahun; SLTP = 13-15 tahun; SLTA = 16-18

tahun; dan Perguruan Tinggi = 19-24 tahun). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Usia Sekolah SD

Tahun 2017

Gol Umur

BA

ITU

RR

AH

MA

N

KU

TA

AL

AM

ME

UR

AX

A

SY

IAH

KU

AL

A

LU

EN

G B

AT

A

KU

TA

RA

JA

BA

ND

A R

AY

A

JAY

A B

AR

U

UL

EE

KA

RE

NG

Jumlah

7 597 950 652 685 498 343 467 602 485 5279

8 640 932 609 677 524 350 528 608 514 5382

9 641 950 640 709 478 360 530 605 518 5431

10 609 899 596 684 508 372 485 561 509 5223

11 603 845 595 641 449 334 515 586 459 5027

12 527 642 338 438 356 210 336 388 424 3659

Jumlah 3617 5218 3430 3834 2813 1969 2861 3350 2909 30001 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Jumlah Penduduk Usia Sekolah

SD yang berumur 7 sampai 12 tahun jumlah terbanyak berada di kecamatan

Kuta Alam, sedangkan peringkat kedua berada dikecamatan Syiah Kuala.

Dibawah ini juga dapat di lihat jumlah penduduk Kota Banda Aceh yang

berumur 13 sampai 15 tahun.

Tabel 3.3

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 24

Jumlah Penduduk Usia Sekolah SLTP

Tahun 2017

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah BAITURRAHMAN 804 788 1592

KUTA ALAM 921 885 1806

MEURAXA 448 433 881

SYIAH KUALA 660 689 1349

LUENG BATA 662 578 1240

KUTA RAJA 270 257 527 BANDA RAYA 614 603 1217 JAYA BARU 558 540 1098 ULEE KARENG 629 669 1298

Jumlah 5566 5442 11008

Pada Tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa Penduduk usia sekolah SLTP

didominasi oleh penduduk berjenis kelamin Laki-laki dan jumlah terbanyak

berada dikecamatan Kuta Alam sedangkan penduduk usia sekolah SLTP jumlah

terkecil berada di kecamatan Kuta raja.

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Usia Sekolah SLTA

Tahun 2017

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Total

16 1780 1680 3460

17 1861 1887 3748

18 1733 1529 3262

Total 5374 5096 10470

Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa pada database Pelayanan

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jumlah Penduduk usia 16 sampai 18

tahun berjumlah 10470 jiwa dimana didominasi oleh Penduduk berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 5374 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 5096

jiwa.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 25

Selain Pengelompokan berdasarkan distribusi umur penduduk, terdapat

juga pengelompokkan penduduk berdasarkan struktur umur penduduk yang

dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

• Penduduk usia muda, yaitu penduduk usia di bawah 15 tahun atau

kelompok umur 0-14 tahun.

• Penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-59 tahun

• Penduduk usia lanjut, yaitu penduduk umur 60 tahun ke atas (mengikuti

ketetapan WHO)

Struktur Penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui

apakah penduduk disuatu wilayah termasuk kelompok umur muda atau

tua.Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila jumlah

penduduk yang berumur dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau

lebih.

Suatu daerah yang mempunyai karakteristik penduduk muda

membutuhkan investasi sosial ekonomi yang berbeda dengan investasi untuk

kelompok penduduk tua. Kelompok penduduk muda membutuhkan fasilitas

pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sandang dan lain sebagainya.

Sementara kelompok penduduk tua tidak membutuhkan fasilitas pendidikan,

tetapi fasilitas untuk ketenagakerjaan, kesehatan, kebutuhan sosial dan

lainnya

3.2.1 Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis antara

kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk

disuatu wilayah, dimana pertumbuhan penduduk tersebut dipengaruhi oleh

pertumbuhan alamiah dan migrasi neto. Secara terus menerus jumlah

penduduk akan dipengaruhi oleh banyaknya bayi yang lahir (menambah

jumlah penduduk), tetapi disisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang

terjadi pada semua kelompok umur. Sementara itu migrasi juga berperan

dalam mempengaruhi jumlah dimana penduduk imigran (pendatang) akan

menambah dan emigran (penduduk yang keluar) akan mengurangi jumlah

penduduk. Jadi pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen

demografi, yaitu ferilitas, mortalitas dan migrasi (masuk/inmigration dan

keluar/outmigration). Selisih antar fertilitas dan mortalitas disebut perubahan

reproduktif (reproduktive change) atu pertumbuhan alamiah (natural growth),

sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi

neto (net migration).

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 26

Dengan telah berjalannya sistem registrasi penduduk melalui pelayanan

pendaftaran penduduk, maka data jumlah penduduk dapat diketahui secara

langsung dari database kependudukan pada Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK). Tabel 3.5 memperlihatkan Jumlah Penduduk dalam

yang menurut wilayah dan Jenis Kelamin.

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2017

NO KECAMATAN JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 BAITURRAHMAN 16,949 16,560 33,509

2 KUTA ALAM 22,987 21,936 44,923

3 MEURAXA 11,740 10,948 22,688

4 SYIAH KUALA 17,411 16,956 34,367

5 LUENG BATA 12,806 12,514 25,320

6 KUTA RAJA 7,252 6,686 13,938

7 BANDA RAYA 12,386 12,386 24,772

8 JAYA BARU 13,380 12,730 26,110

9 ULEE KARENG 13,189 13,063 26,252

JUMLAH 128,100 123,779 251,879 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Banda

Aceh sebagian besar didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki yaitu

berjumlah 128.100 jiwa. Sedangkan penduduk dengan jenis kelamin

Perempuan berjumlah 123.779 jiwa. Hal ini juga tergambar melalui grafik

berikut:

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 27

3.2.2 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Informasi tentang Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin, penting

diketahui terutama untuk mengetahui banyaknya orang yang tinggal di suatu

wilayah pada waktu tertentu. Selain itu, jumlah dan proporsi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin dapat digunakan untuk pelayanan sosial

ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan papan serta

kebutuhan sosial dasar lainnya sesuai kelompok umur penduduk. Informasi

jumlah dan proporsi umur penduduk dapat disajikan dalam bentuk tabel,

grafik atau piramida penduduk, sehingga memudahkan untuk

meninterpretasikan informasi tersebut.

Komposisi penduduk bedasarkan usia dibentuk dalam usia tunggal,

seperti 0, 1, 2, 3, 4 sampai 60 tahun atau lebih, atau dapat juga berdasarkan

usia produktif dan usia non produktif, seperti 0-14 (anak-anak), 15-64

(dewasa) dan >65 (lansia).

Contoh penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia adalah

dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan

menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap tingkatan maka dapat diketahui

berapa jumlah anak usia balita yang harus dipersiapkan sarana dan

prasarananya, berapa jumlah tenaga pendidik untuk mendukung kegiatan

tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar

mengajar, dan bentuk persiapan-persiapan lainnya.

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 28

Pada tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa Jumlah Bayi yang berumur 0

s/d 11 bulan yang terbesar berada di kecamatan Kuta Alam sebanyak 694 jiwa

atau sebesar 16,89 % dari total Jumlah bayi yang ada di Kota Banda aceh

Tabel 3.6

Jumlah Bayi umur 0 s/d 11 bulan

Tahun 2017

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

BAITURRAHMAN 299 271 570

KUTA ALAM 366 328 694

MEURAXA 201 218 419

SYIAH KUALA 266 239 505

LUENG BATA 203 201 404

KUTA RAJA 131 134 265

BANDA RAYA 192 196 388

JAYA BARU 241 231 472

ULEE KARENG 203 188 391

2102 2006 4108

Jumlah Bayi 0 s/d 11 Bulan Perkecamatan

Laki-laki Perempuan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 29

Pada tabel 3.4 di bawah ini kami juga menampilkan Jumlah Anak

berumur 1 s/d 4 Tahun yang berada di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.7

Jumlah Anak Umur 1 s/d 4 Tahun perkecamatan

tahun 2017

KECAMATAN Laki-laki Perempuan Jumlah

BAITURRAHMAN 1246 1203 2449

KUTA ALAM 1795 1660 3455

MEURAXA 1145 1011 2156

SYIAH KUALA 1323 1240 2563

LUENG BATA 908 935 1843

KUTA RAJA 689 644 1333

BANDA RAYA 990 874 1864

JAYA BARU 1193 1062 2255

ULEE KARENG 1040 925 1965

10329 9554 19883

Dari Tabel diatas dapat tampak bahwa Jumlah anak berumur 1 s/d 4

tahun terbanyak berada di kecamatan Kuta Alam yaitu sebanyak 3.455 jiwa.

Jumlah Anak Umur 1 s/d 4 Tahun Perkecamatan Tahun 2017

Laki-laki Perempuan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 30

Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan

dalam bentuk tabel menurut umur tunggal, kelompok umur lima tahunan atau

kelompok umur yang sesuai dengan kebutuhan seperti pengelompokkan umur

usia sekolah. Pada tabel 3.8 memperlihatkan keadaan penduduk di Kota

Banda Aceh menurut Golongan umur dan jenis kelamin.

Tabel 3.8

Jumlah Penduduk berdasarkan Struktur Usia

Dalam wilayah Kota Banda Aceh

NO GOLONGAN

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 75+ 1342 1927 3,269

2 70 - 74 1181 1357 2,538

3 65 - 69 2052 2077 4,129

4 60 - 64 3309 2968 6,277

5 55 - 59 4799 4444 9,243

6 50 - 54 5962 5828 11,790

7 45 - 49 7666 7549 15,215 8 40 - 44 9227 8235 17,462

9 35 - 39 11834 10652 22,486

10 30 - 34 13474 13670 27,144

11 25 - 29 11679 12573 24,252

12 20 - 24 9692 9034 18,726

13 15 - 19 9091 8530 17,621

14 10 - 14 10817 10371 21,188 15 05 - 09 13544 13004 26,548 16 0 - 04 12431 11560 23,991

JUMLAH 128,100 123,779 251,879 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

a.) Rasio Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna

dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar

penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik

kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan

lain sebagainya.

Jika diperhatikan bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin,

penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Penduduk

laki-laki terbesar berada di Kecamatan Kuta Alam sebanyak 22.987 jiwa,

atau 17,95% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh, diikuti oleh

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 31

Kecamatan Syiah Kuala 17.411 jiwa atau 13,59%, sedangkan Penduduk

laki-laki yang paling sedikit berada di Kecamatan Kuta Raja 7.252 jiwa atau

hanya 5,66% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh.

Sedangkan jumlah penduduk perempuan terbesar juga berada di

Kecamatan Kuta Alam sebanyak 21.936 jiwa, atau 17,72% dari total

penduduk Perempuan di Kota Banda Aceh, diikuti juga oleh Kecamatan

Syiah Kuala sebanyak 16.956 jiwa atau sebesar 13,70% dari jumlah

penduduk perempuan kota Banda Aceh. Sedangkan Penduduk perempuan

yang paling sedikit masih berada di Kecamatan Kuta Raja sebesar 6.686

jiwa atau hanya 5,40% dari total penduduk perempuan di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.9

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Banda Aceh

Menurut Kecamatan Tahun 2017

NO KECAMATAN JENIS KELAMIN SEX

RATIO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6

1 BAITURRAHMAN 16,949 16,560 33,509 102.35

2 KUTA ALAM 22,987 21,936 44,923 104.79

3 MEURAXA 11,740 10,948 22,688 107.23

4 SYIAH KUALA 17,411 16,956 34,367 102.68

5 LUENG BATA 12,806 12,514 25,320 102.33

6 KUTA RAJA 7,252 6,686 13,938 108.47

7 BANDA RAYA 12,386 12,386 24,772 100.00

8 JAYA BARU 13,380 12,730 26,110 105.11

9 ULEE KARENG 13,189 13,063 26,252 100.96

JUMLAH 128,100 123,779 251,879 103.49

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 32

b.) Rasio Penduduk Menurut Golongan Umur

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna

dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar

penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik

kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain

sebagainya.

Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya

kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik

dan perawatan kesehatan. Pada tabel di bawah menunjukkan bahwa penduduk

Kota Banda Aceh sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu

pada kelompok umur antara 15-64 tahun, atau sekitar 67,58% dari total

penduduk Kota Banda Aceh dengan komposisi terbesar berada pada penduduk

yang berumur 20-34 tahun (27,84%).

Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin,

tampak bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan yang terbesar berada

pada kelompok umur 25 - 29 tahun.

Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan

penduduk usia produktif/kerja (usia 15-64 tahun), dan sisanya sebanyak

26,56% merupakan usia muda (di bawah umur 15 tahun) dan 3,86%

merupakan usia lanjut (umur di atas 64 tahun).

94.00

96.00

98.00

100.00

102.00

104.00

106.00

108.00

110.00

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 33

Tabel 3.10 Rasio Penduduk Menurut Golongan Umur

Kota Banda Aceh Tahun 2017

NO GOLONGAN

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN

JUMLAH N % N %

1 75+ 1342 1.05 1927 1.56 69.64 2 70 - 74 1181 0.92 1357 1.10 87.03 3 65 - 69 2052 1.60 2077 1.68 98.80 4 60 - 64 3309 2.58 2968 2.40 111.49 5 55 - 59 4799 3.75 4444 3.59 107.99

6 50 - 54 5962 4.65 5828 4.71 102.30

7 45 - 49 7666 5.98 7549 6.10 101.55 8 40 - 44 9227 7.20 8235 6.65 112.05

9 35 - 39 11834 9.24 10652 8.61 111.10

10 30 - 34 13474 10.52 13670 11.04 98.57

11 25 - 29 11679 9.12 12573 10.16 92.89

12 20 - 24 9692 7.57 9034 7.30 107.28

13 15 - 19 9091 7.10 8530 6.89 106.58

14 10 - 14 10817 8.44 10371 8.38 104.30 15 05 - 09 13544 10.57 13004 10.51 104.15 16 0 - 04 12431 9.70 11560 9.34 107.53

JUMLAH 128,100 123,779 103.49

Dari gambaran tabel diatas tampak dengan jelas bahwa sebagian besar

penduduk kota Banda Aceh adalah penduduk yang berusia produktif yaitu

yang berumur pada kisaran antara 15-64 tahun dan komposisi terbesar berada

pada kisaran umur 25 - 34 tahun.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 34

c.) Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Komposisi umur penduduk di suatu wilayah juga dapat dihubungkan

dengan Dependency Ratio (DR) atau Rasio Ketergantungan. Angka

ketergantungan secara umum dapat menggambarkan beban tanggungan

ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur

muda (<15 tahun) dan kelompok umur tua (>65 tahun). Semakin kecil

dependency ratio, maka semakin kecil pula beban kelompok umur produktif

untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif.

Jika diperhatikan pada struktur umur penduduk menurut kelompok

usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usia lanjut (>65

tahun), maka 67,58% penduduk Kota Banda Aceh merupakan penduduk usia

produktif, dan sisanya sekitar 32,42 % adalah penduduk usia muda dan tua.

Dengan demikian rasio beban ketergantungan (dependency ratio) pada tahun

2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

(15.00) (10.00) (5.00) - 5.00 10.00 15.00

0 - 04

05 - 09

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75+

Rasio berdasarkan golongan umur

perempuam

laki laki

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 35

Tabel 3.11 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

KELOMPOK

UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN SEX RATIO

N % N %

>65 4,575 3.57 5,361 4.33 85.34

15 - 64 86,733 67.71 83,483 67.45 103.89

0 - 14 36,792 28.72 34,935 28.22 105.32

TOTAL 128,100

123,779

103.49

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

3.2.3 Rasio Kepadatan Penduduk (Population Density Ratio)

Kepadatan Penduduk merupakan kondisi yang mengalami perubahan

dari tahun ke tahun karena perubahan jumlah penduduk di satu wilyah/area

baik secara alami maupun karena perpindahan penduduk dari daerah satu ke

daerah lainnya. Indikator kepadatan penduduk berguna untuk melihat

ketepatan jumlah penduduk dalam satu satuan keruangan.

Rasio kepadatan penduduk (density ratio) yaitu angka yang menyatakan

perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa

banyaknya penduduk per kilometer persegi pada periode tahun tertentu.

-80.00 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

0 - 14

15 - 64

>65

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

PEREMPUAN

LAKI LAKI

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 36

Tabel 3.12 Jumlah Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Banda Aceh

Tahun 2017

No

Kecamatan

Luas (KM)

Jumlah KK

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Baiturrahman 4,54 9,297 16,949 16,560 33,509 7,381 2 Kuta Alam 10,05 12,353 22,987 21,936 44,923 4,470

3 Meuraxa 7,26 6,530 11,740 10,948 22,688 3,125 4 Syiah Kuala 14,24 9,722 17,411 16,956 34,367 2,413 5 Lueng Bata 5,34 6,957 12,806 12,514 25,320 4,742 6 Kuta Raja 5,21 4,180 7,252 6,686 13,938 2,675 7 Banda Raya 4,79 6,752 12,386 12,386 24,772 5,172 8 Jaya Baru 3,78 7,177 13,380 12,730 26,110 6,907 9 Ulee Kareng 6,15 7,166 13,189 13,063 26,252 4,269

JUMLAH 61,36 70,134 128,100 123,779 251,879 4,105 Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dengan luas 61,36 Km², Kota Banda Aceh didiami oleh 251.879 jiwa atau

sebesar 4.105 jiwa/km² yang berarti bahwa setiap Km² Kota Banda Aceh

didiami oleh penduduk sebanyak 4.105 jiwa.

Jika diperhatikan persebaran penduduk disetiap kecamatan bahwa

kecamatan Baiturrahman dengan luas wilayah 4,54 km² merupakan wilayah

terpadat penduduknya dengan kepadatan 7.281 jiwa/km², diikuti oleh

kecamatan Jaya Baru dengan luas 3.78 km² dengan kepadatan 6.978 jiwa/km².

Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah 2.474 jiwa/km²

berada di Kecamatan Syiah Kuala dengan luas wilayah 14.24 km².

Peningkatan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Banda Aceh

perlu mendapat perhatian, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk,

tata ruang dan tata guna lahan/tanah secara perencanaan pembangunan di

Kota Banda Aceh. Apabila ketiga aspek tersebut diacuhkan, maka dalam

sepuluh atau lima belas tahun kedepan Kota Banda Aceh akan menjadi kota

yang padat penduduk dan akan berdampak pada penurunan daya dukung dan

daya tampung lingkungan perkotaan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 37

3.2.4 Angka Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk merupakan

angka yang menggambarkan penambahan

penduduk yang dipengaruhi oleh

pertumbuhan alamiah maupun migrasi

(perpindahan) penduduk. Laju pertumbuhan

penduduk dapat digunakan untuk

memperkirakan jumlah dan struktur

penduduk beberapa tahun kedepan.

Berikut tabel Laju Pertumbuhan penduduk

Kota Banda Aceh dan grafiknya:

Tabel 3.13 Angka Pertumbuhan Penduduk di Kota Banda Aceh

Tahun 2013 s/d 2017

NO KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK ANGKA PERTUMBUHAN

PENDUDUK 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 4 5 6 7 7 8

1 Baiturrahman 37,046 37,292 37,794 33.055 33,509 (2.48) 2 Kuta Alam 52,075 52,686 53,495 45.073 44,923 (3.63) 3 Meuraxa 19,949 21,026 22,175 22.147 22,688 3.27 4 Syiah Kuala 37,522 38,221 39,649 35.235 34,367 (2.17) 5 Lueng Bata 25,834 26,411 27,448 25.617 25,320 (0.50) 6 Kuta Raja 13,487 13,436 14,230 13.826 13,938 0.83 7 Banda Raya 24,129 24,692 24,735 24.718 24,772 0.66 8 Jaya Baru 25,730 26,533 27,257 26.377 26,110 0.37 9 Ulee Kareng 26,452 27,043 27,168 26.294 26,252 (0.19)

JUMLAH

262,224 267,340 273,951 252.342 251.879 (1.00)

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan penduduk di

Kota Banda Aceh tergolong normal, tidak jauh berbeda dengan Laju

pertumbuhan penduduk tahun yang lalu. Selama kurun waktu 2013 sampai

dengan 2017, pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh mencapai (1.00)%.

Namun demikian jika perhatikan angka pertumbuhan penduduk tahun 2016

terjadi penurunan hal ini disebabkan oleh adanya perubahan data yang

digunakan oleh Database Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dimana

sesuai dengan arahan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil bahwasannya

untuk Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada saat sekarang ini

harus menggunakan “Data Konsolidasi bersih (DKB)” yang dikeluarhan oleh

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan sipil, Kementrerian Dalam

Negeri.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 38

Pertumbuhan penduduk ini harus

menjadi perhatian serius dari

Pemerintah Kota Banda Aceh, karena

apabila pertumbuhan penduduk tidak

diawasi dengan baik maka dalam

beberapa tahun kedepan Kota Banda

Aceh akan menjadi kota yang cukup

padat dan menjadi sentral

berkumpulnya penduduk di Provinsi

Aceh. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan

yaitu munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi seperti kemiskinan,

pertumbuhan kawasan kumuh (sprawl area), meningkatnya kriminalitas dan

lain sebagainya.

Pertumbuhan penduduk selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi, baik migrasi dari luar

maupun keluar kota Banda Aceh. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan

dan penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada

suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.

Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan

penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan

perpindahan penduduk dari dalam ke luar.

Beberapa komponen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk

adalah:

b. Faktor Penambah (Kelahiran/fertilitas dan migrasi)

c. Faktor Pengurangan (Kematian/mortalitas dan emigrasi)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 39

3.2.5 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial

1). Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Tingkat Pendidikan merupakan salah

satu ukuran untuk melihat tingkat

kualitas penduduk, Semakin tinggi

tingkat Pendidikan penduduk semakin

baik kualitas SDM diwilayah tersebut.

Tamat sekolah didefinisikan sebagai

jenjang pendidikan yang telah berhasil

diselesaikan oleh seseorang dengan

dibuktikan adanya ijazah atau surat

tanda tamat belajar.

Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang

atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang.

Dari Tabel 3.9 terlihat bahwa jenjang pendidikan yang paling banyak dimiliki

oleh penduduk Kota Banda Aceh adalah pada jenjang pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA/sederajat yaitu sebesar 94.011 atau sekitar

49,37% dari total 190.416 penduduk kota Banda Aceh yang telah menamatkan

pendidikannya. Sedangkan yang unik adalah jumlah tamatan Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama atau SLTP yaitu hampir menyamai prosentase lulusan S1 atau

Sarjana, yaitu sekitar berjumlah 27.014 atau 14,18%dari total penduduk yang

menamatkan pendidikannya. Jika diperhatikan tingkat pendidikan

SLTA/sederajat menempati urutan pertama tingkat pendidikan yang paling

banyak ditamatkan oleh penduduk Kota Banda Aceh yaitu sebesar 49,37%

sedangkan yang berpendidikan akademi maupun sarjana hanya sekitar

16,62%. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah, mengingat bahwa

era globalisasi sebentar lagi akan berlangsung dan persaingan untuk

memperoleh kesempatan kerja semakin ketat dengan akan masuknya tenaga

kerja asing ke Indonesia.

Peningkatan pendidikan keterampilan perlu dilakukan mengingat bahwa

sebagian besar peluang kerja membutuhkan tenaga terdidik yang memiliki

ketrampilan khusus.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 40

Tabel 3.14 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan Tahun 2017

GOLONGAN UMUR

TAMAT SD

SLTP SLTA DI/II

AKADEMI/DIII/

SARJANA MUDA

D IV/SI S II S III TOTAL

10-14 1098 100 4 1202

15-19 3241 3931 1424 8596

20-24 1856 4884 9638 21 307 486 2 17194

25-29 549 2391 14203 312 2125 4272 219 4 24075

30-34 749 2049 13440 1081 2572 6570 487 16 26964

35-39 868 2179 10372 702 2023 5547 587 20 22298

40-44 805 1967 8415 403 1300 3701 656 41 17288

45-49 732 1537 7577 298 894 3233 624 97 14992

50-54 976 1224 5227 220 681 2654 488 81 11551

55-59 1110 1258 3552 211 415 1907 403 79 8935

60-64 982 1028 2221 133 243 1055 268 34 5964

65-69 753 722 1440 93 158 560 137 17 3880

70-74 573 447 813 47 121 282 60 11 2354

75 1036 500 780 33 85 175 33 20 2662

15328 24217 79106 3554 10924 30442 3964 420 167955

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

9%

15%

47%

2%

7%

18%

2% 0%

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

TAMAT SD

SLTP

SLTA

DI/II

AKADEMI/DIII/SARJANAMUDA

D IV/SI

S II

S III

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 41

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik pula kualitas

sumberdaya yang dimilikinya.

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai upaya kesadaran seseorang untuk

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta memperluas wawasan.

Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana

dan prasarana belajar, penambahan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar

dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Untuk melihat jumlah

penduduk beserta tingkat pendidikannya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik tersebut memperlihatkan gambaran penduduk kota Banda Aceh

yang telah menamatkan pendidikannya. Grafik tertinggi menggambarkan

jumlah penduduk kota Banda Aceh yang telah menamatkan pendidikan pada

level Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Sedangkan tingkat pendidikan Sekolah

Lanjutan Pertama hampir menyamai grafik yang menunjukkan jumlah

penduduk yang telah menamatkan pendidikan pada level Sarjana.

2). Jumlah Penduduk Menurut Agama

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan

untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta

merencanakan suatu program kegiatan

yang berkaitan dengan kerukunan

antar umat beragama.

Pada Tabel 3.12 tampak

bahwa dari 252.342 jiwa penduduk

Kota Banda Aceh, sebagian besar

atau 97,82% penduduknya

menganut agama Islam, diikuti

agama Budha yaitu sebesar 1,20%,

agama Kristen sebesar 0.76%, agama

Katolik 0,21%, dan hanya sebagian

kecil saja yang menganut agama

Hindu dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu 0.009%.

Jika dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Kuta Alam merupakan

wilayah dengan agama Islam terbesar, dimana Kecamatan Kuta Alam yang

merupakan Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Kota

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 42

Banda Aceh yaitu sebesar 41.942 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Syiah Kuala

yaitu 35.160 jiwa, Kecamatan Baiturrahman yaitu 32.229 jiwa, Kecamatan Ulee

Kareng yaitu 26.280 jiwa, Kecamatan Lueng Bata yaitu 25.233 jiwa, Kecamatan

Jaya Baru yaitu 25.887 jiwa, Kecamatan Banda Raya yaitu 24.550 jiwa,

Kecamatan Meuraxa 22.083 jiwa dan sebaran agama Islam terkecil berada

dikecamatan Kuta Raja yaitu 13.474 jiwa.

Agama kedua terbesar setelah Islam yang dianut penduduk Kota Banda Aceh

adalah agama Budha. Kecamatan Kuta Alam merupakan wilayah dengan

agama Budha terbesar yaitu 1.960 jiwa, diikuti Kecamatan Baiturrahman yaitu

479 jiwa dan Kecamatan Lueng Bata yaitu 222 jiwa. Sedangkan penganut

Agama Hindu terbesar berada di kecamatan Kuta Raja yaitu 9 jiwa.

Berikut data tabel yang menunjukkan jumlah penduduk kota Banda Aceh yang

mempunyai visi sebagai kota Madani yang selalu mampu menjaga

keharmonisan hidup dalam keberagaman umat beragama yang ada dikota ini.

Tabel 3.15 Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut

Tahun 2017

AGAMA

KECAMATAN

BA

ITU

RR

AH

MA

N

KU

TA

AL

AM

ME

UR

AX

A

SY

IAH

KU

AL

A

LU

EN

G B

AT

A

KU

TA

RA

JA

BA

ND

A R

AY

A

JAY

A B

AR

U

UL

EE

KA

RE

NG

JUM

LA

H

Islam 32681 41899 22625 34308 24967 13609 24615 25666 26250 246620

Kristen 290 805 49 42 128 143 67 259 1 1784

Katholik 76 297 1 13 21 21 15 65 1 510

Hindu

8

2 9

19

Budha 462 1922 5 4 202 156 74 120

2945

Aliran Ke-percayaan

1

1

TOTAL 33509 44923 22688 34367 25320 13938 24772 26110 26252 251879

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 43

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kota Banda Aceh

yang terbesar adalah pemeluk agama Islam yaitu sebesar 246.838 jiwa,

sementara penduduk beragama Kristen berjumlah 1.914 jiwa dan penduduk

beragama Katholik berjumlah 538 jiwa. Sementara itu penduduk yang

beragama Hindu berjumlah 24 jiwa dan penduduk beragama Budha berjumlah

3.027 jiwa. Hal ini juga tergambar secara grafik sebagaimana dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

3). Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus

Informasi tentang banyaknya penduduk dengan kemampuan khusus

sangatlah diperlukan dalam

memberikan program pelayanan

publik yang ramah terhadap

penduduk berkemampuan khusus

dan sebagai bahan perencanaan

pengembangan pelayanan bagi

penduduk dengan kategori khusus,

dimanaselamaini kelompok ini merasa

didiskriminasi karena diberbagai

tempat umum tidak tersedia berbagai

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

Jumlah Penduduk Menurut Agama yang dianut

Islam

Kristen

Katholik

Hindu

Budha

Aliran Ke-percayaan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 44

akses khusus bagi mereka, seperti jalan khusus untuk pengguna kursi roda,

toilet khusus dan sebagainya.

Banyaknya penduduk berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh disajikan

pada tabel dan grafik 3.16. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk

berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh sebesar 217 orang (0.09%) jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Banda Aceh yaitu 251.879 jiwa,

namun tetap menjadi perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh. Penduduk

berkemampuan khusus terbesar berada di Kecamatan Baiturrahman dan

Kecamatan Kuta Alam masing-masing yaitu 60 orang dan yang terkecil berada

di Kecamatan Lueng bata dan kecamatan Ulee Kareng yaitu 12 orang. Dilihat

dari jenis kecacatan, jumlah terbesar adalah Tuna Daksa yaitu 68 orang dan

yang terkecil adalah Tuna Rungu sebanyak 5 orang.

Tabel 3,16 Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus

Dikota Banda Aceh Tahun 2017

KECAMATAN TUNA NETRA

TUNA RUNGU

TUNA DAKSA

TUNA GRAHITA

TUNA GANDA

TUNA WICARA

TUNA RUNGU WICARA

BAITURRAHMAN 24 0 11 16 5 0 4

KUTA ALAM 7 0 2 0 0 0 8

MEURAXA 3 3 5 2 0 1 0

SYIAH KUALA 5 1 7 0 0 6 0

LUENG BATA 6 0 3 0 0 0 3

KUTA RAJA 3 0 26 13 2 0 3

BANDA RAYA 7 1 7 5 0 1 1

JAYA BARU 3 2 3 2 0 2 4

ULEE KARENG 1 0 4 3 0 0 4

Grand Total 59 5 68 41 7 10 27

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 45

4). Penduduk Menurut Status Kawin

Informasi tentang stuktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu

berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program

kependudukan, terutama dalam hal pembangunan keluarga dan upaya-

upaya peningkatan kualitas keluarga.

Perkawinan pada usia dini akan

menimbulkan dampak terhadap kualitas

keluarga.

Tabel 3.11 menyajikan jumlah dan proporsi

penduduk menurut status kawin di Kota

Banda Aceh. Dari tabel dibawah terlihat

bahwa kota Banda Aceh didominasi oleh

penduduk berstatus belum kawin yakni

148.855 atau 54.33 persen. Hal ini terlihat

baik untuk penduduk laki-laki maupun

perempuan. Proporsi penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih

tinggi dibandingkan dengan perempuan (tabel 3.12), karena biasanya laki-laki

masih meneruskan pendidikan atau baru mulai bekerja, sehingga menunda

perkawinan. Laki-laki yang dikonstruksikan sebagai kepala keluarga yang

harus membiayai kebutuhan keluarga, sehingga mempunyai keinginan mapan

secara ekonomi sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Jumlah Penduduk Berkebutuhan Khusus tahun 2015

TUNANETRA

TUNARUNGU/WICARATUNADAKSA

TUNAGRAHITA

TUNAGANDA

AUTIS

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 46

Menarik untuk diperhatikan untuk status cerai hidup dan cerai mati,

bahwa proporsi penduduk berstatus cerai hidup lebih besar pada perempuan

dari pada laki-laki (Tabel 3.14. Kemandirian

perempuan secara ekonomi serta peningkatan

kesadaran tentang hak-hakperempuan dalam rumah

tangga, seringkali menjadi penyebab keberanian

perempuan menggugat cerai.

Pada Tabel berikut terlihat bahwa jumlah penduduk

perempuan yang melakukan cerai

hidup sebanyak 1.214 dari jumlah perceraian hidup

1.784 atau berjumlah 68,49% dari total perceraian

hidup dibandingkan jumlah cerai hidup laki-laki

yang hanya berjumlah 570 atau hanya 31,95% saja.

Selengkapnya tentang data status perkawinan

penduduk kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.17 dan 3.18 berikut

ini:

Tabel 3.17 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin

Per Kecamatan Tahun 2017

Kecamatan Belum Kawin

Cerai Hidup

Cerai Mati

Kawin Grand Total

BAITURRAHMAN 17887 278 1367 13977 33509

KUTA ALAM 24112 321 1463 19027 44923

MEURAXA 11815 161 572 10140 22688

SYIAH KUALA 18548 195 1020 14604 34367

LUENG BATA 13571 185 893 10671 25320

KUTA RAJA 7399 123 366 6050 13938

BANDA RAYA 12868 161 854 10889 24772

JAYA BARU 13777 206 767 11360 26110

ULEE KARENG 13815 175 900 11362 26252

Grand Total 133792 1805 8202 108080 251879

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 47

Tabel 3.18

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN STATUS KAWIN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017

STATUS KAWIN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

Belum Kawin 72841 60951 133792

Cerai Hidup 536 1269 1805

Cerai Mati 937 7265 8202

Kawin 53786 54294 108080

Grand Total 128100 123779 251879

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

53%

1%3%

43%

Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin

Belum Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Kawin

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 48

5). Jumlah Penduduk Menurut Golongan Darah

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan Golongan darah

sangat diperlukan untuk merencanakan suatu program kegiatan yang

berkaitan dengan Kegiatan Sosial.

Pada Tabel 3.11 nampak bahwa dari 252.342 jiwa penduduk kota Banda

Aceh, sebagian besar atau 19,61% penduduknya Kota Banda Aceh mempunyai

Golongan Darah O yang sekitar 19,98% berada di kecamatan Syiah

Kuala,

diikuti Golongan Darah B yaitu sebesar 9,20% yang penduduk terbesarnya

berada di kecamatan Syiah Kuala juga, diikuti golongan darah A yaitu sebesar

7,78%, golongan darah AB yaitu sebesar 2,81%, dan hanya sebagian kecil saja

yang mempunyai golongan darah A- yaitu sebesar 0,02%.

Jika dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Syiah Kuala

merupakan wilayah dengan penduduk yang mempunyai golongan darah

terbesar yaitu sebesar 20,21% dari 101.615 jiwa penduduk yang mengetahui

jenis golongan darah yang dimilikinya, sedangkan penduduk yang tidak tahu

jenis golongan darahnya sebanyak 150.727 jiwa atau sebesar 59,73 persen dari

jumlah penduduk Kota Banda Aceh.

Selengkapnya tentang data jenis golongan darah penduduk kota Banda

Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini:

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

Belum Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Kawin

Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 49

Tabel 3.19 Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Darah Per Kecamatan di Kota Banda Aceh Tahun 2017

KECAMATAN A A- A+ AB AB- AB+ B B- B+ O O- O+

BAITURRAHMAN 2392 4 44 937 9 24 2791 12 46 5910 88 37

KUTA ALAM 3287 10 64 1208 14 33 3877 3 70 8042 136 78

MEURAXA 1213 1 27 461 9 8 1394 4 29 3404 75 34

SYIAH KUALA 2716 6 54 921 20 42 3246 9 68 6704 92 64

LUENG BATA 1610 3 27 554 7 20 2005 3 19 4254 87 33

KUTA RAJA

803 4 18 328 9 14 876 3 30 1966 56 19

BANDA RAYA 1747 3 20 582 12 19 2153 1 25 4606 88 30

JAYA BARU 1770 5 32 667 14 20 2100 3 28 4494 96 41

ULEE KARENG 1846

26 647 11 19 2218 2 42 4622 66 42

JUMLAH 17384 36 312 6305 105 199 20660 40 357 44002 784 378

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

6.). Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Wiraswasta menduduki posisi nomor satu sebesar 32.342

jiwa diantara 24 jenis pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh Penduduk

Kota Banda Aceh Tahun 2016. Hal ini terbukti dari Kondisi Kota Banda Aceh

yang merupakan Ibukota Provinsi Aceh dan pusat pasar terbesar berada di Kota

Banda Aceh sehingga banyak penduduk dari luar Banda Aceh yang berprofesi

sebagai wiraswasta memilih pindah tinggal di Kota Banda Aceh.

0

2000

4000

6000

8000

10000

A A-

A+

AB

AB

-

AB

+ B B-

B+ O O-

O+

Jumlah Penduduk berdasarkan Golongan Darah

BAITURRAHMAN

KUTA ALAM

MEURAXA

SYIAH KUALA

LUENG BATA

KUTA RAJA

BANDA RAYA

JAYA BARU

ULEE KARENG

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 50

Pekerjaan yang paling banyak digeluti kedua adalah pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Sudah menjadi trend tersendiri bahwa ibukota Propinsi

merupakan pusat dari perdagangan barang/jasa dan pusat administrasi

pemerintahan. Dengan adanya dua organisasi pemerintahan besar di Kota

Banda Aceh yaitu pemerintahan Provinsi Aceh dan Pemerintahan Kota Banda

Aceh. Sehinggan jumlah PNS sangat dominan dibandingkan pekerjaan yang

lain.

Menjadi Karyawan ditempat-tempat swasta adalah pekerjaan ke tiga

terbesar bagi penduduk kota Banda Aceh yaitu sebesar 9.817 jiwa, hal ini

terbukti dengan banyaknya instansi swasta dan Perbankan yang tersebar di

kawasan-kawasan strategis di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.20 Jumlah Penduduk dengan 24 Jenis Pekerjaan Terbanyak

Tahun 2017

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Bidan 495 2 Buruh Harian Lepas 1876 3 Dokter 901 4 Dosen 1295 5 Guru 2546 6 Karyawan BUMD 498 7 Karyawan BUMN 1525

8 Karyawan Honorer 2065 9 Karyawan Swasta 9817 10 Kepolisian RI 2388 11 Nelayan/Perikanan 754 12 Pedagang 2562 13 Pegawai Negeri Sipil 15903 14 Pelajar/Mahasiswa 54917 15 Pensiunan 3590

16 Perawat 494 17 Perdagangan 1070 18 Petani/Pekebun 449 19 Sopir 876 20 Tentara Nasional Indonesia 2153 21 Tukang Batu 745 22 Tukang Jahit 361 23 Tukang Kayu 378 24 Wiraswasta 32342

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 51

BAB IV

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUALITAS PENDUDUK

4.1 Angka Kelahiran

Salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi proses

demografi adalah kelahiran. Kelahiran atau fertilitas diartikan sebagai

kemampuan seorang wanita atau

sekelompok wanita yang dinyatakan dapat

melahirkan atau wanita subur.

Angka kelahiran adalah jumlah anak yang

dapat dilahirkan oleh wanita sampai dengan

masa akhir reproduksinya. Angka ini

diperoleh dengan menjumlahkan penduduk

awal dengan penduduk akhir pada tahun

tertentu dan ini merupakan ukuran paling

baik untuk membandingkan angka kelahiran

dibeberapa wilayah.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kelahiran adalah dengan

menggalakkan program Keluarga Berencana ( KB ) yang sudah digalakkan sejak

awal tahun 1990. Program ini diintensifkan sehingga diharapkan seluruh

pasangan usia subur dapat menggunakan atau memakai alat/cara yang

diprogramkan oleh pemerintah. Program KB ini dilaksanakan secara gratis oleh

pemerintah kepada segala lapisan

masyarakat.

Mengurangi angka kelahiran merupakan

tantangan yang besar bagi pemerintah.

Memerlukan waktu untuk memberikan

pengertian dan pemahaman yang

mendalam akan artinya berKeluarga

Berencana.

4.2 Angka Kematian Kasar

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen

demografi selain fertilitas dan migrasi yang dapat mempengaruhi jumlah dan

komposisi umur penduduk.

Angka kematian kasar merupakan indikator sederhana yang tidak

memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator

kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai

keadaan kesejahteraan pada suatu tahun tertentu. Apabila dikurangkan dari

Angka Kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan penduduk alamiah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 52

Angka Kematian Kasar (Crute Death Rate) adalah angka yang

menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun

tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Penduduk dengan usia tua memiliki

resiko kematian yang lebih tinggi daripada penduduk usia muda.

4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat menggambarkan perubahan

komponen kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migran. Jumlah

penduduk meurut Rasio Jenis Kelamin (RJK)

adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki

terhadap jumlah penduduk perempuan.

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan

jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah

penduduk perempuan per 100 penduduk

perempuan. Data menurut RJK sangat berguna

untuk perencanaan pembangnunan yang berbasis

gender. Informasi RJK juga sangat diperlukan oleh

politisi terutama untuk mengetahui jumlah

keterwakilan perempuan didalam parlemen.

4.4 Pendidikan

4.4.1 Angka Melek Huruf (AMH)

Angka melek huruf menyajikan persentasi/proporsi penduduk berusia

15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dibandingkan

jumlah penduduk seluruhnya pada satu tahun tertentu.

Indikator ini menggambarkan mutu san kemampuan sumberdaya manusia di

suatu daerah menyerap informasi penidikan. Semakin tinggi nilai indikator

maka semakin tinggi pula mutu sumberdaya manusia di suatu daerah.

Indikator AMH dapat digunakan untuk:

- Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,

terutama didaerah pedesaan dimana masih banyak ditemukan penduduk

yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.

- Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap

informasi dari berbagai media.

- Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.

Sehingga angka melek huruf mencerminkan potensi perkembangan

intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 53

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Melek Huruf di Kota Banda Aceh

Tahun 2017

No Uraian Indikator Satuan Jumlah

Penduduk Capaian

1 Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)

Jumlah penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis

% 176.381 99.98

Jumlah penduduk usia 15 thn ke atas

176.423

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat 99,98 persen penduduk Kota Banda aceh yang

berumur diatas 15 tahun dapat membaca dan menulis.

4.4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

Partisipasi sekolah merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam

menilai keberhasilanprogram wajib belajar.

Angka pertisipasi sekolah mengukur daya serap sektro pendidikn terhadap

penduduk usia sekolah, dimana angka ini memperhitungkan adanya

perubahan umur penduduk terutama penduduk umur muda.

Dalam hal ini meningkatnya persentase jumlah murid bukan berarti partisipasi

sekolah juga meningkat, karena ukuran perubahan jumlah murid sekolah tidk

langsung berpengaruh terhadp partisipasi sekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah muris, berapapun usianya,

yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk

pada kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK

menunjukkan tingkat partisipasipenduduk secara umum di masing-masing

tingkat atau jenjang pendidikan.

Misal APK Sekolah Dasar (SD) adalah perbandingan antara jumlah murid yang

duduk di dekolah dasar terhadap penduduk usia 7 sampai 12 tahun.

APK dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk yang sedang sekolah

pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk pada kelompok

usia standar yang berkaitan dengan jenjang masing-masing pendidikan.

Penyajian APK dibuat dalam bentuk tabel Apk setiap jenjang pendidikan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 54

Tabel.4.2 Jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK)

di Kota Banda Aceh Tahun 2017

No Uraian Indikator Satuan Jumlah

Penduduk Capaian

1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD / MI/ Paket A

Jumlah siswa usia SD/MI/Paket A

% 33.019 158.52

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 thn

28.577

2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP / MTs/ Paket B

Jumlah siswa SMP/MTs/Paket B

% 13,274 103.42

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 thn

11.111

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa APK di Kota Banda Aceh pada tahun

2017 untuk setiap jenjang pendidikan tertentu diatas 100 persen, sebagai

contoh pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B banyak anak-anak diatas

usia 15 tahun tetapi masih sekolah SMP/MTs/Paket B atau sebaliknya adanya

siswa yang lebih muda dari usia standar yang masuk jenjang pendidikan SMP.

Hal ini menunjukkan bahwa sekolah pada usia yang lebih muda, begitu juga

tingkat SD sederajat.

4.4.3 Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni adalah persentase siswa dengan umur yang berkaitan

dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia sama.

Angka Partisipasi Murni dapat menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia

sekolah pada tingkat pendidikan tertentu. Seperti halnya APK, APM juga

merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang

pendidikan. Namun APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik

dibanding APK, karena APM mrlihat atau menunjukkan partisipasi penduduk

pada kelompok usia standar pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

standar kelompok umurnya.

Cara menghitung APM pada setiap jenjang pendidikan adalah dengan membagi

jumlah siswa atau penduduk umur sekolah yang sedang bersekolah dengan

jumlah penduduk pada kelompo umur yang berkaitan dengan jenjang

pendidikannya.

Tabel.4.3 Jumlah Angka Partisipasi Murni (APM)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 55

di Kota Banda Aceh Tahun 2017

No Uraian Indikator Satuan Jumlah

Penduduk Capaian

1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD / MI/ Paket A

Jumlah siswa usia 7-12 thn dijenjang SD/MI/Paket A

% 28.577 135.20

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 thn

30.001

2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP / MTs/ Paket B

Jumlah siswa usia 13-15 thn dijenjang SMP/MTs/Paket B

% 11.111 100.93

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 thn

11.008

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2017 di Kota Banda Aceh untuk

jenjang Pendidik SD/sederajat adalah 135,20 persen, artinya bahwa dari 100

penduduk usia 7-12 tahun 135 orang bersekolah dibangku SD/sederajat.

Angka partisipasi murni penduduk usia 13-15 tahun yang duduk di bangku

SMP/sederajat sebesar 100.93 persen. Selisih APK dengan APM menunjukkan

proporsi murid yang tinggal kelas atau terlalu cepat sekolah.

4.4.4 Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah murid menyajikan persentase murid yang putus sekolah

menurut jenjang pendidikan.

Tabel.4.4 Jumlah Angka Putus Sekolah (APS)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 56

di Kota Banda Aceh Tahun 2017

No Uraian Indikator Satuan Jumlah

Penduduk Capaian

1 Angka Putus Sekolah (APS) SD / MI

Jumlah putus sekolah pd tingkat & jenjang SD/MI

% 9 0.03

Jumlah siswa pd tingkat yg sama dan jenjang SD/MI pd tahun ajaran sebelumnya

31.813

7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

Jumlah putus sekolah pd tingkat & jenjang SMP/MTs

% 20 0.15

Jumlah siswa pd tingkat yg sama dan jenjang SMP/MTs pd tahun ajaran sebelumnya

13.119

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Angka Putus Sekolah pada Tingkat

SD/sederajat, SMP/sederajat di Kota Banda Aceh sebesar 0,09 persen.

4.5. Kesehatan

4.5.1 Kelahiran (Fertilitas)

a. Angka kelahiran Menurut Umur

Tingkat kelahiran yang terjadi menurut umur sangat berbeda, dengan demikian

tingkat kelahiran yang terjadi diantara penduduk perempan pada kelompok

umur 20-24 tahun sangat berbeda dengan penduduk perempuan pada

kelompok umue 35-39 tahun. Angka kelahiran menurut umur (ASFR)

merupakan angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1.000

perempuan usia produktif (15-49) tahun) menurut kelompok umur yang sama.

Angka kelahiran ini sudah memperhitungkan perbedaan kemampuan

melahirkan dari setiap kelompok umur yang berbeda, Sehingga pengetahuan

tentang ASFR akan berguna dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan

ibu dan anak serta perencanaan pelaksanaan program keluarga berencana

(KB). Indikator ASFR juga akan digunakan untuk mengembangkan proyeksi

penduduk dan masyarakat sumber perhitungan banyaknya penduduk umur 0-

1 tahun ada perhitungan proyeksi penduduk.

b. Angka kelahiran Total

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 57

Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang

perempuan sampai akhir masa reproduksinya (perempuan kelompok umur 15-

49 tahun).

Informasi angka fertilitas total (TFR) disuatu daerah akan berguna bagi para

pengambil keputusan dan perencana dalam merencanakan pengendalian laju

pertumbuhan penduduk, kesehatan reproduksi dan peningkatan pelayanan

terhadap ibu dan anak.

c. Rasio Anak dan Perempuan

Rasio anak dan perempuan adalah Rasio antara jumlah anak di bawah lima

tahun disuatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk perempuan usia 15-

49 tahun. Rasio ini untuk melihat tingkat fertilitas pada suatu wilayah dan

rasio ini berguna sebgabai indikator fertilitas penduduk apabila tidak ada

datakelahiran dan data registrasi

Tabel 4.5

TABEL RASIO ANAK DAN PEREMPUAN (CWR)

KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017

No Kecamatan Penduduk

usia 0-4 tahun

Penduduk Perempuan usia

15-49 tahun

Rasio Anak dan

Perempuan (WR)

1 BAITURRAHMAN 1474 9257 15.92 2 KUTA ALAM 1988 12315 16.14 3 MEURAXA 1229 6289 19.54 4 SYIAH KUALA 1479 9836 15.04 5 LUENG BATA 1136 7114 15.97 6 KUTA RAJA 778 3814 20.40 7 BANDA RAYA 1070 6966 15.36 8 JAYA BARU 1293 7250 17.83 9 ULEE KARENG 1113 7402 15.04

11560 70243 16.46

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas menunjukkan rasio anak dan perempuan di kota Banda Aceh

tahun 2017. Angka sebesar 16,46 artinya bahwa pada tahun 2017 terdapat 16

anak di bawah umur 5 tahun (0-4 tahun) dari setiap 100 perempuan usia 15-49

tahun.

4.5.2 Kematian (Mortalitas)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 58

Tinggi rendahnya tingkat kematian (mortalitas) penduduk disuatu daerah akan

mempengaruhi pertumbuhanpenduduk, tetapi juga merupakan cerminan dari

tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk didaerah tersebut. Sehingga

indikator kematian penting dalam merencanakan berbagai kebijakan di bidang

kesehatan maupun untuk mengevaluasi program kegiatan pembangunan yang

telah dilakukan.

Tingkat kematian dipengaruhi oleh: faktor sosial ekonomi, pekerjaan, tempat

tinggal, pendidikan, umur, jenis kelamin dll. Kematian juga dapat dilihat dari

penyebab kematian, seperti penyakit menular atau penyakit degeneratif,

kecelakaan maupun penyebab yang lain.

Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit

degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian.

Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem

pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena

infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan

terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkab

tingginya kematian bayi dan balita disuatu daerah.

Indikator kematian yang biiasa digunaka untuk mengukur kualitas

hidup/kesehatan disuatu daerah adalah:

a). Angka Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia satu tahun, atau didefinisikan sebagai jumlah

kematian bayi berusia dibawah 1 tahun pada 1000 kelahiran hidup dalam

tahun tertentu, Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara

garis besar, dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam yaitu endogen

dan eksogen.

Di Kota Banda Aceh pada tahun 2017 terjadi 12 kematian bayi dari 1.000

kelahiran hidup.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal,

adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan

umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang

diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi

yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan pengaruh lingkungan luar.

b). Angka kematian Neonatal(kematian Bayi Baru lahir/NNDR)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 59

Kematian neonatal atau kematian endogen adalah kematian yang terjadi

sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1.000 kelahiran hidup pada

satu tahun tertentu. Kematian neonatal atau kematian bayi endogen pada

umumnya disebabkan oleh faktor faktor yang dibawa sejak lahir atau selama

kehamilan.

Di Kota Banda Aceh pada tahun 2016 terjadi 9 kematian bayi neonatal dari

1.000 kelahiran hidup.

c). Angka kematian Post Neo-Natal (angka kematian Lepas Baru

Lahir/PNNDR)

Kematian Post Neo-Natal (Post Neo-Natal Death Rate) adalah kematian yang

terjadi pada bayi yang berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun

per 1.000 kelahiran hidup selama 1 tahun.

Di Kota Banda Aceh pada tahun 2016 terjadi 3 kematian bayi Post neonatal

dari 1.000 kelahiran hidup.

d). Angka Kematian Anak

Yang dimaksud dengan anak adalah penduduk yang berusia 1 sampai

menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 tahun sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29

hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang

langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka kematian anak juga

dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi, tingginya prevalensi penyakit menular

pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau disekitar rumah.

e). Angka kematian Balita

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru

lahir yang berumur 0 tahun sampai dengan menjelang tepat 5 tahun, pada

umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.

Anka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama

satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun

itu.

f). Angka kematian ibu

Angka kKematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat

hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang

lamanya kehamilan dan tempat persalinan per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ini disebabkan karena faktor kehamilan atau komplikasi kehamilan

dan kelahiran atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 60

Informasi mengenai tingginya MMR’AKI akan bermanfaat untuk pengembangan

program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan

dan menjadikan kehamilan yang aman dan bebas resiko tinggi; program

peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan

sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehanilan, penyiapan keluarga

dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran.

4.6. EKONOMI

4.6.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja (Bekerja dan

menganggur/Pencari Kerja)

a). Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja

Tenaga kerja (Manpower)adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15-64

tahun) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

Indikator ini bergun sebagai wacana pengambil kebijakan dalam menyusun

rencana ketenagakerjaan. Disamping itu juga untuk mengetahui berapa banyak

tenaga kerja (penduduk usia kerja) potensial.

Perhitungan persentase tenaga kerja dilaksanankan dengan membandingkan

antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (usia kerja) dengan jumlah

penduduk keseluruhan.

Interpretasi:

Semakin besar jumlah tenaga kerja di suatu daerah maka penawaran tenaga

kerja juga semakin tinggi. Namun apabila tidak diikuti dengan permintaan

tenaga kerja (kesempatan kerja). Maka akan terjadi pengangguran yang cukup

besar pula.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 61

Tabel 4.6 JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA KOTA BANDA ACEH

TAHUN 2017

NO

GOLONGAN UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 15 - 19 9091 8530 17,621

2 20 - 24 9692 9034 18,726

3 25 - 29 11679 12573 24,252

4 30 - 34 13474 13670 27,144

5 35 - 39 11834 10652 22,486

6 40 - 44 9227 8235 17,462

7 45 - 49 7666 7549 15,215

8 50 - 54 5962 5828 11,790

9 55 - 59 4799 4444 9,243

10 60 - 64 3309 2968 6,277

86733 83483 170,216

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

b). Jumlah dan Proporsi Angkatan Kerja (Bekerja dan menganggur/Pencari

kerja)

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang bekerja

dan sedang mencari pekerja (menganggur) atau yang terlibat dan berusaha

terlibat dalam kegiatan produktif, seperti terlihat pada tabel 4.6

4.6.2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)

Angka Partisipasi angkatan kerja menyajikan data yang menggambarkan

banyaknya angkatan kerja, yaitu penduduk yang sedang bekerja dan mencari

pekerjaan dari penduduk usia 15-64 tahun terhadap penduduk usia 15-64

tahun.

Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang

benar-benar terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yang

dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertntu.

4.6.3. Jumlah dan Proporsi Penduduk yang bekerja menurut Jenis

Pekerjaan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 62

Indikator ini menunjukan proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis

pekerjaan terhadap jumlah penduduk yang bekerja disetiap lapangan

pekerjaan.

Proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan menunjukkan

distribusi atau penyebaran penduduk yang bekerja di suatu daerah pada waktu

tertentu.

Indikator ini berguna untuk membantu pemerintah daerah dalam

memfokuskan kebijakan ketenagakerjaan.

4.6.4 Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak

bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah

bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja); atau sedang

mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena

merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang sudah

memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Angka pengangguran terbuka berguna sebagai acuan bagi pemerintah dalam

pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, tren indikator ini akan

menunjukan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

4.7 Kepemilikan Dokumen Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan pendataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan

hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain.

Dalam rangkaian administrasi

kependudukan untuk menghasilkan

dokumen kependudukan melalui beberapa

peristiwa yang harus dilakukan.

4.8 Kepemilikan Kartu Keluarga

Kartu keluarga adalah Kartu identitas keluarga yang memuat data

tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu keluarga

wajib di miliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang

identitas kepala keluarga dan anggota keluarganya. Fungsi dari kartu keluarga

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 63

adalah untuk data base warga negara indonesia sebagai dasar pembuatan

surat-surat penting seperti KTP, Akta kelahiran dan surat-surat penting

lainnya.

Kartu Keluarga dicetak rangkap 3 yang masing-masing dipegang oleh

Kepala Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan. Kartu Keluarga (KK) adalah

Dokumen milik Pemerintah setempat dan karena itu tidak boleh mencoret,

mengubah, mengganti, menambah isi data yang tercantum dalam Kartu

Keluarga.

Setiap terjadi perubahan karena Mutasi Data dan Mutasi Biodata, wajib

dilaporkan kepada Lurah dan akan diterbitkan Kartu Keluarga (KK) yang baru.

Pendatang baru yang belum mendaftarkan diri atau belum berstatus penduduk

setempat, nama dan identitasnya tidak boleh dicantumkan dalan Kartu

Keluarga.

Setiap terjadi perubahan data

dalam Kartu Keluarga seperti karena

terjadi peristiwa Kelahiran, Kematian,

Kepindahan, dan lain-lain. Kepala

Keluarga wajib melaporkan ke

kelurahan selambat-lambatnya dalam

jangka waktu 14 (empat belas) hari

kerja. Setiap melaporkan perubahan

ke Kantor Kelurahan, harus membawa

2 (dua) lembar Kartu Keluarga yaitu

yang disimpan oleh Kepala Keluarga dan oleh Ketua RT dan dari hasil

pelaporan tersebut akan diterbitkan Kartu Keluarga baru.

Apabila suatu keluarga pindah seluruhnya ke tempat lain, maka Kartu

Keluarga yang disimpan di Kepala Keluarga dan di Ketua RT harus diserahkan

kepada Lurah (dicabut). Di tempat tinggal yang baru, berdasarkan Surat

Keterangan Pindah, Lurah akan memberi Kartu Keluarga yang baru. Untuk

membuat Kartu Keluarga harus melengkapi syarat-syarat berikut:

• Surat Pengantar Lurah (Keuchik)

• Kartu Keluarga Lama

• Surat Nikah atau Akta Cerai bagi yang membuat KK karena perkawinan

/ perceraian

• Surat Keterangan Lahir / Akta Kelahiran

• Surat Pengangkatan Anak

• Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap bagi WNA

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 64

• Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah Datang bagi

penduduk yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Dengan menggunakan informasi dalam kartu keluarga, didapatkan data

dasar kependudukan, potensi keluarga serta besaran keluarga di suatu wilayah

administrasi pemerintahan tertentu, seperti Gampong maupun Kelurahan.

Berdasarkan kartu keluarga ini pula pemerintah dapat melakukan intervensi

misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin maupun

intervensi untuk anggota keluarga yang menyandang cacat dan memerlukan

pertolongan. Berikut jumlah kepemilikan Kartu Keluarga di kota Banda Aceh.

Tabel 4.7 Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga Tahun 2017

No Kecamatan Jumlah Kartu Keluarga

1 Baiturrahmnan 9.297

2 Kuta Alam 12.353

3 Meuraxa 6.530

4 Syiah Kuala 9.722

5 Lueng Bata 6.957

6 Kuta Raja 4.180

7 Banda Raya 6.752

8 Jaya Baru 7.177

9 Ulee Kareng 7.166

Total 70.134

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Pada tabel 4.7 bahwa kepemilikan kartu keluarga menggambarkan jumlah

Keluarga di Kota Banda Aceh yaitu sebanyak 70.134 keluarga, jika diperhatikan

menurut kecamatan, kepemilikan kartu keluarga tertinggi terdapat di

Kecamatan Kuta Alam yaitu 12.353 atau sebesar 17,61% persen, menyusul

kecamatan Syiah Kuala sebesar 9.722 keluarga atau sebesar 13,86%,

sedangkan kartu keluarga terendah terdapat di kecamatan Kuta Raja yaitu

4.180 keluarga atau sekitar 5,96%.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 65

4.9 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Saat ini Kartu Identitas Penduduk elektronik sudah diterapkan di

seluruh Indonesia. Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (KTP-

el) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam

artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara

komputerisasi. Program KTP-el diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi

dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada

30 April 2012 yang mencakup 67 juta

penduduk di 2.348 kecamatan dan 197

kabupaten/kota. Sedangkan tahap

kedua mencakup 105 juta penduduk

yang tersebar di 300 kabupaten/kota

lainnya di Indonesia. Secara

keseluruhan, pada akhir 2012,

ditargetkan setidaknya 172 juta

penduduk sudah memiliki KTP-el.

Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai

dengan pasal 6 Perpres Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis

Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres Nomor 35 Tahun 2010

tentang perubahan atas Perpres Nomor 26 Tahun 2009 yang berbunyi :

1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik

sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;

2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata,

tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang

bersangkutan;

3. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database

kependudukan;

4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis

NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan

Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi

Pelaksana

5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis

NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan

kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan;

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 66

6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan;

7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur

oleh Peraturan Menteri,

KTP wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah

berumur 17 Tahun keatas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi

sudah menikah. Dengan memiliki KTP penduduk dapat diakui secara legal

keberadaannya dan bermanfaat sebagai alat keamanan sekaligus untuk

pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya. Sebagai contoh urusan dengan

Bank, mengurus BPJS, Pasport, untuk mengurus sertifikat tanah, mengurus

perkawinan, pendidikan, bisnis dan lain sebagainya.

Di bawah ini disajikan Tabel Jumlah Wajib KTP Kota Banda Aceh dan

yang Sudah Perekaman KTP el Tahun 2016.

Tabel 4.8 Jumlah Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Kota Banda Aceh

Tahun 2017

No Kecamatan

Jumlah Wajib KTP Realisasi Perekaman KTP el

LK PR Jumlah Sudah Perekaman

KTP el %

1 Baiturrahman 11,839 11,691 23,530 21,955 93.31

2 Kuta Alam 15,958 15,308 31,266 27,938 89.36

3 Meuraxa 7,243 6,921 14,164 12,811 90.45

4 Syiah Kuala 12,239 12,066 24,305 21,012 86.45

5 Lueng Bata 8,914 8,784 17,698 15,790 89.22

6 Kuta Raja 4,656 4,287 8,943 7,703 86.13

7 Banda Raya 8,354 8,637 16,991 15,726 92.55

8 Jaya Baru 8,775 8,539 17,314 15,600 90.10

9 Ulee Kareng 9,106 9,070 18,176 16,528 90.93

Total 87.084 85.303 172.387 155.063 89.95

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari data tabel di atas terlihat bahwa Jumlah wajib KTP Kota Banda

Aceh sebesar 172.387 jiwa. Jika diperhatikan menurut kecamatan, presentase

penduduk yang sudah melakukan Perekaman KTP el tertinggi berada di

Kecamatan Kuta Alam yaitu 89.36% dan Kecamatan Baiturrahman sebesar

93,31%, sedangkan Perekaman KTP el terendah terdapat di Kecamatan Kuta

Raja yaitu sebesar 86,13%.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 67

Persentase kepemilikan KTP yang rendah menunjukkan kesadaran

masyarakat yang rendah. Kondisi ini harus segera ditangani, karena persentase

cakupan kepemilikan KTP menjadi salah satu indikator kinerja dinas yang

terkait. Sosialisasi dan kampanye sadar KTP harus terus dilakukan,

Kepemilikan KTP selain untuk identitas diri juga dapat digunakan sebagai alat

untuk meminimalisasi penyeludupan orang dari Negara atau daerah lain ke

kabupaten/kota yang bersangkutan. KTP juga mempunyai fungsi pertahanan

terutama dalam menghadapi terorisme nasional dan internasional.

4.10 Akta Kelahiran

Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak

dengan ayah dan ibunya. Dalam Akta tersebut dijelaskan tentang siapa nama

orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan tanpa ayah

atau status perkawinannya tidak

terdaftar, maka akta kelahiran hanya

akan dicantumkan nama ibunya.

Dalam hal ini si anak hanya memiliki

hubungan keperdataan dengan ibunya

saja. Kepemilikan Akta kelahiran

merupakan hal penting untuk

memperoleh pelayanan publik seperti

pendidikan, hak waris, pengurus

paspor dan dokumen lainnya.

Akta kelahiran yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

ada 3 jenis yaitu :

➢ Akta Kelahiran Umum adalah Akta kelahiran yang diperoleh sebelum

lewat batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran. Batas waktu pelaporan

ialah 60 (enampuluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran, kecuali untuk

Warga Negara Asing adalah 10 (sepuluh) hari kerja sejak peristiwa

kelahiran.

➢ Akta Kelahiran Istimewa adalah Akta Kelahiran yang diperoleh

setelah melewati batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran.

➢ Akta Kelahiran Istimewa adalah Akta yang diterbitkan khusus bagi

orang-orang yang sejak dulunya sudah diwajibkan membuat Akta-Akta

Catatan Sipil, yang pada saat ini terlambat pencatatannya (sudah

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 68

melewati batas waktu yang ditentukan), yaitu bagi Warga Negara

Indonesia keturunan Asing (Kecuali keturunan India dan Arab) dan

Warga Negara Asing. Cara penerbitan Akta Kelahirannya harus melalui

sidang Pengadilan Negeri. Berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri

tersebut maka diterbitkanlah Akta Kelahiran Istimewa oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Tabel 4.9 Jumlah Realisasi Kepemilikan Akta Kelahiran 0-18 Tahun

di Kota Banda Aceh Tahun 2017

No Kecamatan

Jumlah Penduduk

umur 0 – 18 Tahun

Jumlah kepemilikan

Akta Kelahiran 0-18

Tahun

1 Baiturrahman 11.018 8.584

2 Kuta Alam 14.798 11.534

3 Meuraxa 8.889 7.050

4 Syiah Kuala 10.801 8.664

5 Lueng Bata 8.354 6.641

6 Kuta Raja 5.269 4.147

7 Banda Raya 8.544 6.910

8 Jaya Baru 9.429 7.349

9 Ulee Kareng 8.824 7.392 Total 85.926 68.271

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Tabel di atas menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk di Kota

Banda Aceh untuk umur 0 – 18 Tahun. Terlihat persentase kepemilikan akta

kelahiran kota Banda Aceh sampai dengan tahun 2017 sebanyak 68.271 jiwa

atau sebesar 79,43%. Kepemilikan akta kelahiran tertinggi untuk golongan

umur 0 – 18 tahun berada di kecamatan Kuta Alam yaitu sebesar 11.534 jiwa

dan yang terendah berada di kecamatan Kuta Raja yaitu sebesar 4.147 jiwa.

4.11 Akta Perkawinan

Akta Perkawinan adalah suatu legalitas untuk menentukan status

hukum laki-laki dan perempuan bahwa mereka terikat

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 69

sebagai suami isteri.Akta perkawinan merupakan

identitas atas penduduk yang berstatus kawin sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta

perkawinan pada umumnya hanya diberikan kepada

penduduk non muslim, sedangkan penduduk muslim

menggunakan buku nikah sebagai bukti legal

perkawinan mereka. Karena perbedaan tersebut, maka

jumlah dan persentase penduduk yang memiliki akta

perkawinan

biasanya sangat kecil. Hanya sebagian kecil saja

penduduk kota Banda Aceh yang mengisi Formulir Biodata penduduk (F.1.06)

dengan melampirkan buku nikah sebagai pengganti Akta perkawinan.

4.12 Akta Kematian

Akta Kematian merupakan dokumen kependudukan yang merupakan

identitas atas penduduk yang sudah meninggal sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh Kepemilikan Akta kematian

digunakan untuk pengurusan hak waris, urusan kepegawaian atau Asuransi

dan lain sebagainya.

Tabel 4.10 Jumlah Realisasi Kepemilikan Akta Kematian Penduduk

Kota Banda Aceh Tahun 2017

Kecamatan Jumlah

Kepemilikan Akta

Januari 44

Februari 44

Maret 46

April 52

Mei 51

Juni 43

Juli 57

Agustus 98

September 60

Oktober 70

Nopember 61

Desember 66

Total 692

Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kepemilikan Akta Kematian

tahun 2016 sebesar 319 jiwa, dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding

kepemilikan akta kematian tahun 2015 sebesar 101 jiwa. Rendahnya angka

penduduk yang memiliki Akta Kematian tidak berarti rendahnya masyarakat

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 70

yang meninggal pada tahun tersebut, tapi lebih kepada kurangnya kesadaran

masyarakat dan rasa enggan untuk melaporkan kejadian kematian kepada

instansi pelaksana dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Banda Aceh

4.13 Akta Perceraian

Akta Perceraian adalah suatu bukti outentik

tentang putusnya suatu ikatan perkawinan.

Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka

perceraian harus melalui Pengadilan Negeri. Jadi

setelah adanya Keputusan Pengadilan Negeri,

yang telah menjadi kekuatan

hukum yang pasti, baru dicatatkan/didaftarkan

dalam daftar perceraian yang berjalan dan telah

diperuntukan untuk itu.

Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, maka

perceraiannya melalui Keputusan Pengadilan Agama, yang selanjutnya

Keputusan Pengadilan Agama tersebut didaftarkan di Kantor Urusan Agama

dan mendapatkan Akta Cerainya. Pada tahun 2016 jumlah perceraian di kota

Banda Aceh hanya terdapat 7 kasus. Secara keseluruhan jumlah pelayanan

Kependudukan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

BAB V

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG MOBILITAS PENDUDUK 5.1 Migrasi

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 71

Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi perbedaan

pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu

wilayah dengan wilayah lainnya. Pada umumnya hal ini tidak lepas dari hal

kemiskinan dan pengangguran yang terjadi diwilayah asal.

Ada beberapa jenis migrasi yang

pada umumnya dikenal, yaitu:

➢ Migrasi menurut dimensi waktu,

yaitu orang yang berpindah ke

tempat lain dengan tujuan

menetap untuk waktu enam

bulan atau lebih.

➢ Migrasi sirkuler (Migrasi

Musiman), yaitu orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud

untuk menetap. Kelompok migrant ini biasanya orang yang sudah

mempunyai keluarga dan merasa sangat terikat dengan daerah asalnya,

seperti tukang becak, kuli bangunan dan pengusaha warung tegal yang

sehari-hari nya mencari nafkah di kota dan pulang kembali ke

kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.

➢ Migrasi Ulang Alik,(commuter) yaitu : orang yang pergi meninggalkan

tempat tinggalnya secara teratur (misalnya setiap minggu atau setiap

hari ) pergi ketempat lain untuk bekerja, berdagang, bersekolah atau

kegiatan-kegiatan lainnya dan pulang kembali ketempat asalnya kembali

secara teratur pula (misalnya pada sore hari, malam hari atau akhir

minggu). Migrasi commuter menyebabkan jumlah penduduk ditempat

tujuan menjadi lebih banyak terutama pada waktu tertentu, misalnya

pada siang hari.

5.2 Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar

Sementara itu kriteria daripada migranpun ada beberapa jenis. Adapun

jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :

➢ Migran seumur hidup, (life time migraint) yaitu : orang yang tempat

tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat

tinggalnya pada waktu lahir

➢ Migran Resen (recent migraint) yaitu : orang yang tempat tinggalnya

pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya lima

tahun yang lalu.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 72

➢ Migran Total (Total Migraint) yaitu : orang yang pernah bertempat tinggal

ditempat yang berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengumpulan

data.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang melakukan migran, yaitu

faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor–faktor pendorong (push factor)

adalah :

➢ Semakin berkurangnya sumber-sumber pendukung kehidupan, seperti

menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas

barang-barang tertentu yang bahan bakunya semakin susah diperoleh

seperti hasil tambang, kayu atau hasil dari pertanian

➢ Menyempitnya lapangan pekerjaan ditempat asal, seperti menyempitnya

lahan pertanian

➢ Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, sara dan sosial lainnya

sehingga mengganggu hak azasi penduduk di derah asalnya

➢ Alasan pendidikan, pekerjaaan dan perkawinan

➢ Bencana alam seperti banjir, kebakaran , kemarau panjang dan wabah

penyakit

Sedangkan faktor-faktor penarik (pull factor) adalah sebagai berikut :

➢ Adanya kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup

➢ Adanya kesempatan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih baik

➢ Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya

iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas publik lainnya

➢ Adanya aktifitas-aktifitas dikota besar, tempat hiburan, pusat

kebudayaan sebagai daya tarik orang-orang daerah untuk bermukim di

perkotaan.

Berikut tabel yang menggambarkan adanya migrasi masuk ke kota Banda Aceh

tahun 2015 per kecamatan.

Tabel 5.1. Migrasi Masuk ke kota Banda Aceh Tahun 2017

JUMLAH YANG

PINDAH

JUMLAH

LK+PR

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 73

KECAMATAN

LK PR

BAITURRAHMAN 364 237 601

KUTA ALAM 419 370 789

MEURAXA 281 258 539

SYIAH KUALA 217 199 416

LUENG BATA 169 148 317

KUTA RAJA 172 170 342

BANDA RAYA 183 167 350

JAYA BARU 249 222 471

ULEE KARENG 138 133 271

Grand Total 2192 1904 4096

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2017 penduduk migrasi

masuk ke kota Banda Aceh berjumlah 4.096 jiwa, yang terdiri dari 2.192

migran laki-laki dan 1.904 perempuan.

Sedangkan table yang mengambarkan migrasi keluar juga dapat dilihat

pada table dan grafik dibawah ini.

Tabel 5.2 Migrasi Keluar kota Banda Aceh tahun 2017

Migrasi Masuk kota Banda Aceh

LK PR

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 74

KECAMATAN JUMLAH YANG PINDAH JUMLAH LK+PR LK PR

BAITURRAHMAN 504 398 902

KUTA ALAM 725 592 1317

MEURAXA 352 274 626

SYIAH KUALA 407 400 807

LUENG BATA 292 212 504

KUTA RAJA 216 177 393

BANDA RAYA 297 258 555 JAYA BARU 461 335 796

ULEE KARENG 240 217 457

Grand Total 3494 2863 6357

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2017 di kota Banda Aceh

terdapat 6.357 jiwa migrasi keluar, yaitu migran keluar laki-laki sebanyak

3.494 jiwa dan jumlah migran keluar perempuan sebanyak 2.863 jiwa. Hal ini

juga terlihat pada gambar grafik dibawah ini

Sedangkan table yang mengambarkan migrasi keluar juga dapat dilihat pada

table dan grafik dibawah ini.

BAB VI

Migrasi Keluar Kota Banda Aceh

LK PR

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh

Tahun 2017 75

PENUTUP

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dokumen data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor

lain. Administrasi kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi setiap

orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi melalui

pelayanan publik yang profesional.

Sementara itu pertumbuhan penduduk merupakan salah satu sumber

daya ekonomi yang konstruktif, yang memiliki arti bahwa pada suatu pihak

sumberdaya manusia dipandang sebagai modal kekuatan, namun dilain pihak

dapat menjadi hambatan terhadap pelaksanaan pembangunan Nasional,

khususnya dilihat dari segi pembangunan ekonomi sebagai modal atau potensi.

Kepadatan penduduk kota Banda Aceh berdasarkan geografis,

komposisinya tidaklah merata. Kepadatan masing-masing kecamatan, dapat

dilihat menurut wilayah administratif, geografis, keadaan sosial, ekonomi dan

faktor demografi. Faktor penyebab kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh

adalah karena berpindahnya penduduk dari desa kekota yang diakibatkan oleh

minimnya fasilitas di pedesaan. Keadaan seperti di atas haruslah diantisipasi

agar tidak terjadi penumpukan penduduk hanya pada suatu kawasan tertentu

saja di Provinsi Aceh ini.

Adapun salah satu maksud dari penyusunan Buku Profil Kependudukan

Kota Banda Aceh ini adalah untuk memberikan gambaran keadaan dan juga

merupakan salah satu media informasi dari Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh dalam menyajikan data dan informasi

kependudukan per tahun dari kota Banda Aceh, selainjuga sebagai sarana

untuk mempublikasi-kan gambaran tugas-tugas pelayanan yang diembannya

sebagai pelayan masyarakat. Dengan kata lain Buku Profil Kependudukan ini

juga menjadi potret dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda

Aceh selama setahun masa pelayanannya kepada masyarakat.