kata pengantar - e-renggar.kemkes.go.id filekata pengantar puji syukur kami panjatkan kehadirat...
TRANSCRIPT
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
=-- ala,
1091983011002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena hanya atas
rahmat dan karunia - NYA maka "Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun Tahun 2015 - 2019" telah disusun dengan
bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ini merupakan output yang akan dicapai oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun secara
berkesinambungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
Permenkes RI No. 2348/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes No.
356/Menkes/Per/2011 tanggal 14 April 2014 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan dan amanat dari IHR Tahun 2005. Tentunya dalam pencapaian
kegiatarr rranti disesuatkan dengan korrdisi keuangan neqara yang- terjarnirr dalarrr
APBN.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung
Balai Karimun dibuat dengan berpedoman pada Renstra Kementerian Kesehatan serta
kondisi dpesifik local, sehingga diharapkan adanya sinergitas, koordinasi dan kooperatif
anatara program pusat dengan daerah dan UPT.
Semoga Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan
dalam perencanaan program 5 tahunan, yaitu Tahun 2015 - 2019. Ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi - tingginya terhadap semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusun RencanaAksi Kegiatan ini.
,JO-Tanjung Balai Karimun, 03 Oktober 2016
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN 1
BABIPENDAHULUAN
1. Latar BelakangTerwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan gotong - royong merupakan Visi dari Presiden Republik Indonesia untuk
periode 2015-2019. Untuk mewujudkan visi tersebut, dirumuskan 7 (tujuh) misi
pembangunan, yang menjadi arah dan landasan pembangunan kesehatan sebagai
bagian integral dari pembangunan nasional. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pasal 28 huruf H ayat 1 mengamanatkan bahwa" Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan".
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup lebih
produktif dalam kehidupan dan penghidupannya. Dengan demikian masyarakat akan
memperoleh keadilan dan kemandirian guna mewujudkan hidup sehat, mandiri dan
berkeadilan. Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang
merupakan prioritas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dengan
mempertimbangkan komitmen internasional, regional dan kebijakan lokal.
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode
2015-2019, dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat dengan
meningkatkan kemampuan negara dan masyarakat secara terintegrasi dengan
mengutamakan kemampuan sumber daya sendiri berbasis budaya bangsa. Program-
program yang akan dilaksanakan difokuskan guna mengatasi permasalahan kesehatan
masyarakat seperti gizi masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular serta
pengendalian faktor risikonya. Salah satu program utama adalah Program Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat agar
terlindungi dari penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor risikonya melalui
perbaikan kualitas media lingkungan dan pembudayaan hidup bersih dan sehat.
Pengendalian penyakit menular diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan terhadap penyakit menular langsung, penyakit
bersumber binatang, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan melakukan
upaya penanggulangan terhadap penyakit menular potensial wabah, upaya
kekarantinaan kesehatan serta melakukan upaya penanggulangan penyakit menular
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIM UN 2
dalam kondisi matra. Pengendalian penyakit tidak menular diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan pencegahan, pengendalian, dan penanganan faktor risiko
terutama berkenaan dengan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan
merokok serta kebiasaan berolah raga. Penyehatan lingkungan merupakan upaya
pengendalian faktor risiko penyakit baik menular maupun tidak menular melalui
peningkatan kemampuan penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap media
lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.
Sasaran fungsional Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diarahkan
untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit dengan strategi
reduksi - eliminasi - eradikasi. Sedangkan sasaran operasional dilaksanakan pada
wilayah provinsi, kabupaten/kota, dan pintu masuk negara baik melalui pelabuhan,
bandar udara serta lintas batas darat negara. Pokok-pokok kegiatan dalam Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) meliputi Peningkatan kinerja surveilans
kesehatan, pencegahan penyebaran penyakit, pemberantasan, pengendalian faktor
risiko, dan melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi penyelenggaraan Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019, dalam Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit disusun indikator kinerja Program guna memperoleh gambaran tentang
jangkauan pelayanan program, kualitas pengelolaan program, permasalahan yang
dihadapi serta dampak yang terjadi. Oiharapkan dengan pengelolaan program yang baik
dan benar, koordinasi dan komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas
program, kemampuan informasi dan edukasi yang baik serta didukung Kondisi
Geografis.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun menguraikan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk 5 tahun ke depan. RAK
ini di lengkapi dengan indikator - indikator yang merupakan penjabaran lebih rinci dari
indikator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta perkiraan anggaran
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Gambaran UmumKondisi Geografis Globalisasi wilayah Propinsi Kepulauan Riau pada umumnya
dan Kabupaten Karimun pada khususnya merupakan wilayah strategis yang terletak
pada jalur lalu lintas perdagangan domestik dan internasional yang memberikan
3KKP KELASII TANJUNG BALAI KARIM UN
keuntungan dari segi ekonomi namun juga dapat memberikan dampak dan berpengaruh
terhadap penyebaran penyakit, kesehatan lingkungan gaya hidup tidak sehat lainnya.
Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan masyarakat pelabuhan. Kabupaten Karimun berpenduduk
212.561 jiwa (Data: Bagian Tata Pemerintahan Kab.Karimun) tersebar pada puluhan
bahkan ratusan pulau-pulau kecil yang tidak merata yang meghambat pada upaya
pemerataan dan penjangkauan pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu
ancaman dalam pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan.
Area Tugas dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun meliputi pelabuhan internasional dan domestik yang ada serta tersebar di
beberapa pulau sekitar Tanjung Balai Karimun.
Sumber Daya Manusia pada awal tahun 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai Karimun sebanyak 41 Pegawai yang terdiri dari 4 Pegawai
Pejabat Struktural, 1 Pegawai Fungsional Epidemiolog Kesehatan Penyelia, 35 Pegawai
Fungsional Umum dan 1 Pegawai yang Diberhentikan Sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Pada bulan Juni 2017 terdapat pengangkatan Kepala Seksi Pengendalian
Risiko Lingkungan dari stat Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun sehingga jumlah struktural menjadi 5 pegawai. Pada bulan September 2017
telah terbit SK Pemberhentian dari Kementerian Kesehatan terhadap 1 pegawai dan
penambahan 1 pegawai dari Kabupaten lndragiri Hilir Tembilahan sehingga jumlah SDM
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun pada akhir tahun 2017
sebanyak 41 Pegawai.
Setiap tahun Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun
melakukan Posko Kesehatan Arus Mudik I Balik Lebaran dan Posko Kesehatan Natal
dan Tahun Baru di Pelabuhan Tanjung Balai karimun, Pelabuhan Sri Tanjung Gelam,
Pelabuhan Parit Rempak, serta di pelabuhan Wilayah Kerja.
3. Dasar Hukuma. International Health Regulation (IHR) 2005.
b. International Maritime Organization (IMO).
c. Undang - undang No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut.
d. Undang - undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
e. Undang - undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
4KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
f. Undang - undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Undang - undang No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan lbadah Haji.
h. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang Pedoman Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560/Menkes/PerNll 111989 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah, Tata Cara penyampaian
Laporannya dan Tata Cara Penanggulangan seperlunya.
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/Menkes/SK/X/2003 tentang tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Peyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu.
I. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2348/Menkes/Per/Xl/2011 tentang Perubahan
atas Permenkes No. 356/Menkes/Per/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
kantor Kesehatan Pelabuhan.
4. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2348/Menkes/Per/Xl/2011
tanggal 22 Nopember 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes No.
356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun
memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
5KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
!
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II
TANJUNG BALAI KARIMUN
KE PALA
r-- -----------------! ,
SUB BAGIAN~ TATAUSAHA
III
SEKSI SEKSI I SEKSIPENGENDALIANKARANTINA & PENGENDALIANRISIKO UPAYA KESEHATAN&SURVEILANSEPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN I LINTASWILAYAH
I
.------~--------1I IT T
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL - ....WILAYAH KERJA1. MORO2. TANJUNGBATU
KUNDUR
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai adalah Unit Pelaksana
teknis (UPT) Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial,
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, serta pengamatan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
6KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
a. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial,
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, serta pengamatan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
2) Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :
a) Pelaksanaan kekarantinaan.
b) Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara.
d) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru
dan penyakit yang muncul kembali.
e) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan
kimia.
f) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit
yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional.
g) Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan
penduduk.
h) Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
i) Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan
alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi
persyaratan dokumen kesehatan OMKABA import.
j) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
I) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
7KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
m) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
n) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan.
o) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara.
p) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumah tanggaan KKP.
b. Wilayah Kerja
1) Pelabuhan Laut Tanjung Balai Karimun
Administrator atau pengelola
pelabuhan adalah Pelindo - I dengan
luas daerah kerja darat : 1360 m dan
laut : 4 mil, yang terletak di pulau
Karimun Kee. Karimun Kab. Karimun.
Luas dermaga : a. Konvensional = 450
m, b. Dermaga Terminal penumpang
= 85 m, c. Dermaga Kargo = 40 m. Di Tanjung Balai Karimun terdapat 3 macam
Pelabuhan yaitu :
a) Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Yaitu pelabuhan kargo domestic dan pelabuhan penumpang domestik dan
international.
b) Pelabuhan Telaga Tujuh
Untuk kapal kargo domestik/luar negeri dan kapal nelayan samudra.
c) Pelabuhan Khusus
~ Pelabuhan PT. KSS di Teluk Paku, Pelabuhan Khusus Daking dan
Cleaning kapal-kapal Tanker.
~ Out Port Limit
Kapal-kapal Tanker STS (Ship to Ship) yang mengadakan bongkar muat
diluar kolam pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
8KKP KELASII TANJUNG BALA! KARIM UN
~_,.~~
2) Wilayah Kerja Moro
Pelabuhan Sri Mandak yang terletak di
Kecamatan Moro Kabupaten Karimun. Luas
daerah kerja darat : 1,2mil dan laut : 1 O mil.
Spesifik pelabuhan/jenis pelabuhan :
a) Pelabuhan umum, luas
dermaga = 110 m2, melayani kapal
penumpang antar pulau, kapal kayu (kargo) dan kapal nelayan tradisional.
b) Pelabuhan khusus PT. Pulau Mas, luas dermaga = 480 m yang
melaksanakan kegiatan bongkar muat ikan ke Singapura I antar pulau.
3) Wilayah Kerja Tanjung Batu Kundur
Pelabuhan yang terletak di pulau Kundur
Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun..
Luas kerja darat : 48400 m dan laut : 1500
ha,
Speseifikasi pelabuhan/jenis pelabuhan ;
a) Pelabuhan
penumpang = 105 m. Pelabuhan ini disinggahi kapal penumpang antar
pulau/luar negeri, kapal nelayan domestik I samudra.
b) Dermaga bongkar muat = 560 m. pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal
barang.
4) Wilayah Kerja Pasir Panjang
Pelabuhan khusus PT. Karimun Granit export Pasir/ Batu Granit. terletak di pulau
Karimun Kee.Mera! Kab. Karimun.Luas daerah kerja darat : 1500 ha danl aut: 2
mil, luas dermaga/kade yang terdiri dari 3 buah yet bung seluas : 1246 m.
Sehubungan adanya larangan export pasir/ batu granit melalui PT. Karimun
Granit, maka kegiatan pelayanan kekarantinaan di pelabuhan khusus PT.
Karimun Granit terhitung 18 Februari 2007 sementara ditutup sampai batas
waktu yang belum ditentukan
9KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
Pelabuhan satker terletak di kecamatan Meral, Kabupaten Meral memiliki luas =
36.720 m2.
Spesifikasi pelabuhan/jenis
pelabuhan:
a) Pelabuhan
Kapal nelayan = 680 m2
b) Pelabuhan
Parit Rampak pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal barang = 980 m2.
5. Permasalahan
a. Kejadian Luar Biasa (KLB) di pintu masuk Negara
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum dipraktekkan oleh masyarakat
khususnya di lingkungan Pelabuhan I bandara. Misalnya, masih banyaknya anggota
masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang tidak sehaUlingkungan sanitasinya
buruk dan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Kondisi ini
berdampak pada peningkatan angka kejadian penyakit menular.Keadaan ini perlu
diwaspadai mengingat banyaknya Tenaga Bongkar Muat (TKBM), penjamah
makanan yang ada di pelabuhan rata-rata pendidikannya rendah.Disamping itu,
para TKBM kurang memperhatikan aspek kesehatan kerja, salah satunya adalah
rendahnya kesadaran untuk menggunakan safety care sehingga rawan
menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja dan terjadinya KLB.
b. Jejaring Surveilans Epidemiologi belum maksimal
Belum terbentuk Sistem Surveilans Epidemiologi yang optimal antar Kantor
Kesehatan Pelabuhan, antara Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan sarana
pelayanan kesehatan, antara Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan Dinas
Kesehatan Daerah, serta antar Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan lnstansi
lainnya di Wilayah pelabuhan dan sekitarnya.
c. Dukungan Pemerintah Daerah
Masih kurangnya dukungan dana, sarana dan prasarana serta dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan di pintu masuk Negara.
d. Profesionalisme Petugas dan Kurangnya Kesiapan Prosedur
Keterampilan serta pemahaman terhadap prosedur pelayanan/kegiatan sebagian
SOM di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun masih perlu
10KKP KELASII TANJUNG BALA! KARIM UN
Keterampilan serta pemahaman terhadap prosedur pelayanan/kegiatan sebagian
SOM di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun masih perlu
ditingkatkan untuk melaksanakan tugas pokok maupun untuk
mengatasi/menghadapi kejadian - kejadian PHEIC.
e. Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun sebanyak 41 Pegawai. Berdasarkan Permenkes 1314 tahun 2010
seharusnya pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II sebanyak 60 Pegawai.
Sehingga kekurangan pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun sebanyak 19 Pegawai.
f. Koordinasi dan Advokasi Kurang Maksimal
Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi dilapangan antara instansi terkait di
wilayah pelabuhan. Diantaranya belum optimalnya koordinasi antara Kantor
Kesehatan Pelabuhan dengan KSOP serta agen pelayaran mengenai izin angkut
orang sakit. Dimana orang sakit yang akan dirujuk tanpa disertai surat dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan agen kapal bersedia dan membawa pasien tersebut.
g. Ancaman New- Re - Emerging - Desease (PINERE)
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi sangat menakjubkan belakangan ini,
ibarat pisau bermata dua, satu sisi teknologi memang dapat mempermudah dan
mensejahterakan umat manusia, namun disisi lain teknologi mempunyai dampak
negatif terhadap kehidupan manusia. Meningkatnya teknologi transportasi
mengakibatkan makin cepatnya arus perjalanan orang, barang dan alat angkut,
sehingga perjalanan dan penularan penyakit antar negara semakin cepat, terutama
masalah yang berkaitan dengan kesehatan manusia, seperti New Emerging
Desease seperti Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease, Nipah virus,
Paragoniasis Pulmonalis, HFMD, Ebola, Hanta Fever, Emerging Disease antara lain
HIV/AIDS dan penyakit menutar lainnya Dengue Haemoragig Fever, Japanese B,
Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis dan Filariasis, sedangkan Re -
Emerging Desease antara lain : PES, TBC, Scrub Thypus, Malaria, Antrax dan
Rabies.
Pemanasan global dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut akibat
pencairan di kutup, perubahan pola angin, perubahan pola hujan dan siklus
hidrologi. Disamping itu pemanasan global dapat menyebabkan musim menjadi
KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN 11
Pemberantasan penyakit menular menjadi lebih sulit akibat perubahan iklim ini
karena transmisi beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim
khususnya suhu dan kelembaban udara. Penyakit - penyakit tropis yang ditularkan
melalui vektor seperti seperti malaria, demam berdarah, fillariasis akan makin
meningkat bukan hanya di Negara yang beriklim tropis juga di negara - negara
yang bermusim dingin. Di Indonesia, penyakit tersebut semula terjadi di dataran
rendah, mungkin pada waktu yang akan datang menyebar kedaerah pegunungan
yang membawa hawa dingin, Karena pemanasan global tempat yang berhawa
dinginpun juga akan menjadi suhu panas.
6. Lingkungan Strategisa. Lingkungan Strategis Nasional
Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan adanya window opportunity
dimana rasio ketergantungannya positif, yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih
banyak dari pada yang usia nonproduktif, yang puncaknya terjadi sekitar tahun
2030. Masalah penduduk miskin yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah
penting. Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang
menentukan lndeks Pembangunan Manusia. Disamping kesehatan, pendidikan
memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SOM Indonesia.
Disparitas Status Kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat
sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan - pedesaan masih cukup tinggi.
Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurut peta jalan
menuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkanpada tahun 2019 semua penduduk
Indonesia telah tercakup dalam JKN (Universal Health Coverage - UHC).
Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannya peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem rujukan pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2014 diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tentang
Sistem lnformasi Kesehatan (SIK). PP ini mensyaratkan agar data kesehatan
terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
yang mengelola SIK sesuai dengan kewenangan masing - masing.
b. Lingkunag Strategis Regional
KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN 12
Saat mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif pada
tanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN Community yang mencakup total
populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan peluang (akses pasar) sekaligus
tantangan tersendiri bagi Indonesia. lmplementasi ASEAN Economic Community,
yang mencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor
kesehatan. Perlu dilakukan upaya meningkatkan daya saing (competitiveness) dari
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri.Pembenahan fasilitas-fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada, baik dari segi sumber daya manusia, peralatan, sarana
dan prasarananya, maupun dari segi manajemennya perlu digalakkan.
Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan
berpengaruh terhadap muncul penyakit baru (new emerging diseases) dan/atau
penyakit yang selama ini sudah bukan masalah kesehatan (re - emerging diseases),
serta kondisi rawan dalam negeri dan luar negeri akan berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan. Disamping hal tersebut, muncul pula tuntutan dari pengguna
jasa akan percepatan dan mutu pelayanan yang sangat tinggi, sehingga
menyebabkan tidak optimalnya proses pengawasan yang dikhawatirkan akan
menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit karantina dan penyakit menular
berpotensi wabah lainnya. lmplementasi International Health Regulation (IHR) 2005
merupakan kesepakatan bersama antara bangsa - bangsa anggota WHO, termasuk
Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran
penyakit/masalah kesehatan yang sering disebut sebagai Public Health Emergency
of International Concern (PHEIC). IHR tahun 2005 mengamanatkan dalam
melakukan deteksi masalah PHEIC harus dilaksanakan lebih optimal, namun tidak
menghambat arus lalulintas barang/tidak menghambat arus perekonomian atau
perdagangan.
c. Lingkungan Strategis Global
Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGssebagai pendorong
tindakan - tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan
masyarakat.Khususnya dalam bentuk dukungan politik.Kelanjutan program ini
disebut Sustainable Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals.Dalam
bidang kesehatan fakta menunjukkan bahwa individu yang sehat memiliki
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN 13
kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat berkontribusi
secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.
Pemberantasan malaria telah berhasil memenuhi indikator MDG's yaitu API < 1
pada tahun 2015. Pada SDG's pemberantasan malaria masuk dalam goals ke 3.3
yaitu Menghentikan epidemi AIDS, Tuberkulosis, Malaria dan Penyakit Terabaikan
serta Hepatitis, Water Borne Diseases dan Penyakit menular lainnya.
Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packagesand
Commitments yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di tingkat global
dalam mengatasi ancaman penyebaran penyakit infeksi. Komitmen ini antara lain
juga dimaksudkan untuk memperkuat implementasi International Health Regulation
(IHR) yang telah dicanangkan WHO sebelumnya Agenda Ketahanan Kesehatan
Global ( Global Health Securty Agenda/GHSA) juga sebagai bentuk komitmen dunia
yang telah mengalami dan belajar banyak dalam menghadapi musibah wabah
penyakit menular berbahaya seperti wabah Ebola yang telah melanda beberapa
negara Afrika, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di beberapa negara
Timur Tengah, flu H7N9 khsusunya di Tiongkok, flu babi di Meksiko, flu burung yang
melanda di berbagai negara, dan wabah flu Spanyol tahun 1918. Rangkaian
kejadian tersebut seakan menegaskan bahwa wabah penyakit menular berbahaya
tidak hanya mengancam negara yang bersangkutan, namun juga mengancam
kesehatan masyarakat negara lainnya termasuk dampak sosial dan ekonomi yang
ditimbulkannya.
Termasuk elemen penting dari GHSA adalah zoonosis. Sebagai bentuk dari
perwujudan atas elemen penting (komitmen) tersebut, Pemerintah Indonesia, yang
dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pertanian membahas lebih jauh
berbagai aspek dari penyakit zoonosis dalam kaitan pencegahan, pendeteksian
lebih dini, dan upaya merespon atas munculnya ancaman dari penyakit tersebut.
14KKP KELAS II TANJUNG BALA! KARIMUN
BAB IITUJUAN DAN SASARAN STRATEGI
1. TUJUAN
Program Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai peran
dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia melalui upaya preventif dan promotif. Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai Karimun sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian
Kesehatan yang dibawahi dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit tentunya mendukung dan turut berkontribusi dalam pencapaian program
P dan PP dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsi KKP dalam upaya preventif dan
promotif di wilayah Pelabuhan yang menjadi wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tanjung Balai Karimun.
Dalam Rencana Aksi Program P dan PP 2015 - 2019 tidak ada visi dan misi Direktorat
Jenderal. Rencana Aksi Program P dan PP mendukung pelaksanaan Renstra Kemenkes yang
melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu "Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong". Upaya untuk mewujudkan
visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu :
a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalarn kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni :
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya.
15KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hokum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar lnternasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh Ke - Bhineka - an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu :
1) Meningkatnya status kesehatan masyarakat
2) Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko
sosial dan finansial dibidang kesehatan
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). Dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang dicapai adalah :
1) Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2010), 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SKOi 2012)
2) Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup
3) Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%
4) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta
pembiayaan kegiatan promotif dan preventif
5) Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap dan perlindungan masyarakat terhadap
risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah :
1) Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki
jaminan kesehatan dari 37% menjadi 10%
2) Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00
Dukungan Ditjen P2P terhadap Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan upaya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif
diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen P2P yaitu terselenggaranya
pencegahan dan pengendalian penyakit secara berhasil guna dan berdaya-guna dalam mendukung
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai Karimun memiliki tujuan yaitu Mewujudkan pelabuhan sehat melalui upaya
16KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah serta pengendalian faktor risiko
penyakit yang disebabkan oleh alat angkut, orang dan barang serta lingkungan pelabuhan serta
terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pelabuhan, terutama pengguna jasa pelabuhan
dalam upaya mencegah masuk dan keluarnya penyakit di wilayah Pelabuhan.
2. Sasaran Strategi
Sasaran strategis dalam penyelenggaraan kesehatan pelabuhan oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun 2015 -2019 adalah sebagai berikut:
Pelaksana Kegiatan Sasaran Strategis lndikator Kinerja
Petugas
Pengendalian
Karantina dan
Surveilans
Epidemiologi
Surveilans Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit
Alat angkut yang diperiksa
sebanyak 4.200 kapal
Dokumen rencana kontijensi
kedaruratan kesehatan
masyarakat di pintu masuk
wilayah sebanyak 1 dokumen
Kegiatan respon penanggulangan
terhadap sinyal KLB untuk
mencegah terjadinya KLB
sebanyak 20 Laporan
Petugas
Pengendalian Risiko
Lingkungan
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Tular Vektor dan Zoonotik
- Pelabuha/Bandara/PLBD yang
melakukan pengendalian vektor
sebanyak 5 lokasi
Petugas Upaya
Kesehatan dan
Lintas Wilayah
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
Deteksi dini penyakit menular
langsung sebanyak 300 orang
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Skrening PTM sebanyak 700
orang
Petugas Sub Bagian
Tata Usaha
Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Pada
Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Jumlah dukungan manajemen
dan pelaporan pada UPT
sebanyak 14 dokumen
Jumlah layanan perkantoran
sebanyak 12 bulan
17KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
BAB IllARAH KESIJAKAN DAN STRATE.GI
1. Arah Kebijakan
Pemberlakuan IHR 2005 ditujukan guna mencegah, melindungi,
danmengendalikan penyakit, serta melaksanakan respon kesehatanmasyarakat
(Public Health Response) terhadap penyebaran penyakit secara internasional, serta
menghindarkan hambatan yang tidak perlu terhadap perjalanan dan perdagangan
internasional yang diakibatkan oleh masalahkesehatan masyarakat, seperti epidemi
pe-nyakitpotensial wabah, penyakit baru yang muncul, penyakit lama yang muncul
kembali, sampai dengan masalah yang timbul akibat bioterorisme, yang dapat
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia/KKMMD
(Public Health Emergency Of International Concem/PHEIC). Terkait hal tersebut,
maka perlu pemahaman yang memadai bagi semua stakeholder terkait di
lingkungan wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai
Karimun bahwa pemberlakuan IHR 2005 ini punya konsekuensi yang sangat
kompleks mengingat adanya perbedaan prinsip yang mendasar dengan IHR 1969
sebelurrmva. Semula denqan IHR 1969 nanya diarattkarr paoa penyakit karannrra
yang tertuang dalam UU Karantina yaitu kolera, pes dan yellow fever. Sedangkan
IHR 2005 sasarannya jauh lebih besar yaitu penyakit yang bisa menyebabkan Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan
yang meresahkan dunia.Penyakit yang dimaksud adalah penyakit menular yang
sudah ada,baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular, contohnya
bahan radionuklir dan bahan kimia.lHR 2005 mengamanatkan bahwa KKP harus
memiliki core capacity kemampuan inti) yang mampu melakukan koordinasi,
mengatasi cegah tangkal penyakit serta mampu mengatasi PHEIC dengan tidak
menghambat perjalanan seseorang.
Pelaksanaan kegiatan yang akan direncanakan tentunya membutuhkan sarana
dan prasarana pendukung, Direktorat Jenderal P dan PP Kementerian Kesehatan RI
senantiasa mendukung dengan menyiapkan peralatan kemampuan deteksi seperti
peralatan thermal scanner, tenda isolasi, rontgen, ultra sonografi, vektor control,
mikroskop, food poisoning detection kit, radio komunikasi, dll. Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun diharapkan dapat mengoptimalkan
18KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
semua kapasitas deteksi tersebut dengan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, membuat standar operasional kerja dan meningkatkan jejaring kerja.
Wilayah yang termasuk wewenang KKP adalah Pelabuhan Domestik dan
International. Di wilayah Tanjung Balai Karimun terdapat beberapa Pelabuhan yang
memiliki arus lalu lintas orang, barang dan alat angkut yang masih belum terdapat
pos maupun wilayah kerja KKP di dalamnya. Masih diperlukan tinjauan lokasi
terhadap lokasi-lokasi tersebut berkaitan dengan potensi terjadinya transmisi
penyakit. Selain itu, jejaring kerja dengan lintas sektor dan masyarakat maupun
pengguna jasa wilayah Pelabuhan perlu ditingkatkan agar bersama-sama
mewujudkan Pelabuhan sehat seperti yang diharapkan.Wilayah Pelabuhan tentu
banyak kepentingan didalamnya bukan hanya dari sektor kesehatan saja, adanya
kerjasama lintas sektor akan semakin menguatkan system menuju pembangunan
Indonesia yang lebih baik dan memudahkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tanjung Balai Karimun menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam cegah
tangkal penyakit.
Berdasarkan hal hal tersebut di atas, maka arah kebijakan yang ditempuh KKP
Kelas II Tanjung Balai Karimun adalah :
a. Peningkatan kemampuan kapasitas inti melalui usulan tambahan tenaga maupun
diklat teknis petugas;
b. Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan pelabuhan;
c. Pengembangan kualitas perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
pembangunan di bidang kesehatan pelabuhan;
d. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan;
e. Pengembangan kemampuan wilayah kerja;
f. Penegakan peraturan/perundangan di bidang,k-esehatanpelabuhan;
g. Pelaksanaan kajian kajian yang mendukung pelaksanaan tugas pelayanan
dibidang kesehatan pelabuhan;
h. Penegakan kedisiplinan karyawan menuju pelaksanaan reformasi birokrasi;
i. Perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sektor, dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan kesehatan pelabuhan.
2. Strategi
19KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
Terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan untuk menjawab
isu strategis dan mencapai sasaran serta tujuan. Agar sumber daya yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal, maka strategi dilaksanakan sesuai skala prioritas.
Strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai Karimun dilakukan dengan:
a. Memperbaiki manajemen program
Manajemen program merupakan bagian penting bagi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun sebagai Unit Pelaksana Teknis dari
Direktorat Jenderal P2P dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Adapun strategi yang dijalankan dalam upaya memperbaiki
manajemen program adalah:
1) Menyusun rencana kerja secara sistematis dan berkelanjutan yang dibagi
berdasarkan skala waktu, yakni rencana jangka pendek, menengah, dan
panjang.
2) Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai kesesuaian
antara pelaksanaan kegiatan dengan masing-masing standar prosedur
operasional sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan.
b. Meningkatkan kualitas SOM
Peningkatan kualitas SOM dilakukan guna meningkatkan profesionalitas
pegawai agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi
dengan cepat dan tepat.
c. Melengkapi sarana dan prasarana.
d. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
Upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi merupakan
lanqkah terdepan dalam melaksanakan cegah tangk-al penyakit menular
potensial wabah (PHEIC). Lemahnya upaya pengendalian karantina dan
surveilans epidemiologi akan berdampak luas pada upaya kesehatan yang lain.
Upaya pengendalian karantina yang dilakukan adalah meningkatkan
pengawasan lalu lintas barang (OMKABA) dan alat angkut (kapat dan pesawat)
serta pengamatan ABK dan penumpang sebagai upaya penemuan dan tata
laksana penderita. Selain pengawasan tersebut, penindakan terhadap
pelanggaran alat angkut I OMKABA Juga dilakukan. Seluruh upaya pengawasan
dan penindakan pelanggaran ini dilaksanakan sesuai prosedur tanpa
20KKP KE LAS II TANJUNG BALAI KARIM UN
menghambat perjalanan orang/ barang/ alat angkut. Sedangkan surveilans
epidemiologi juga dilakukan terhadap alat angkut/ baranq/ orang. Surveilans
epidemiologi yang dilakukan akan menjadi bahan pengambilan keputusan dan
perencanaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan. Selain itu, meningkatkan
kemampuan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bidang kekarantinaan juga
perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kekarantinaan.
e. Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah
Peningkatan mutu upaya kesehatan dan lintas wilayah perlu dilakukan guna
menjaga eksistensi Seksi UKLW di masa yang akan datang, agar pandangan
masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP Kelas II Tanjung Balai
Karimun.
Langkah yang akan dilakukan adalah :
1) Terlaksananya pengawasan dan pengujian kesehatan nahkoda, anak buah
kapal, penjamah makanan, dan kesehatan kerja di pelabuhan.
2) Terlaksananya pengawasan persediaan obat/ P3K di kapal/
3) Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat
vaksinasi internasional (ICV).
4) Terlaksananya pengangkutan orang sakit dan jenazah.
5) Terlaksananya pelayanan situasi lebaran, nataru, situasi khusus lainnya dan
kesehatan haji
6). Terlaksananya pelayanan kesehatan terbatas, rujukan, dan gawat darurat
medik
f. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan
Upaya pengendalian risiko lingkungan sangat penting untuk dilaksanakan baik
berupa pengawasan atau tindakan sanitasi seperti pes control atau fumigasi.
1) Terlaksananya pengawasan sanitasi lingkungan, yang diuraikan dalam
beberapa kegiatan diantaranya :
a) Pengawasan sarana penyediaan air bersih
b) Pengamanan makanan dan minuman
c) Pengawasan sanitasi tempat - tempat umum
d) Pengawasan sanitasi alat angkut2.) Terlaksananya pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, yang
diuraikan dalam beberapa kegiatan diantaranya:
21KKP KELASII TANJUNG BALAI KARIM UN
a) Pengamatan kepadatan tikus dan pinjal
b) Penqamatan larva dan nyamuk dewasa
c) Pemberantasan nyamuk dewasa
d) Pengamatan kepadatan dan pemberantasan lalat dan kecoa
g. Mengadakan koordinasi, kemitraan, dan jejaring kerja.
Upaya untuk mempercepat pancapaian program akan dilakukan dengan
mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Disamping itu akan
dilaksanakan kemitraan, jejaring kerja, dengan lintas program dan lintas sektor di
pelabuhan, Dinkes kab/ kota maupun dengan institusi kesehatan lainnya guna
menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang
berkembang.
h. Melaksanakan Promosi Kesehatan
Promosi ini dilakukan melalui mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
pada masyarakat pelabuhan, pembuatan brosur dan leaflet, melaksanakan
pertemuan dan jejaring lintas sektor.
BABIVRENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
1. Rencana Kinerja
NO PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (7) (8) (9) (10) (11)1 Pembinaan
Surveilans danKarantinaKesehatan
Menurunkanangka kesakitanakibat penyakityang dapatdicegah denganimunisasi,peningkatansurveilans,karantinakesehatan
Persentase alat angkutsesuai dengan standarkekarantinaan kesehatan100%
80% 100% - - -
Alat angkut yang diperksa 9.385Jumlah alat angkut sesuaidengan standarkekarantinaan kesehatan
26.762Sertifikat
28.100Sertifikat
Perserrtase resporr SinyalKewaspadaan Dini (SKD),KLB dan bencana di wilayahlayanan KKP
80% 100% 100% 100% 100%
Jumlah deteksi dini dalamrangka cegah tangkal masukdan keluarnya penyakit
- - - 8.705Sertifikat
9.140Sertifikat
Kegiatan responpenanggulangan terhadapsinyal KLB untuk mencegahteriadinva KLB
17Lapar
an
Jumlah pelayanankesehatan pada situasikhusus
- - - 10Layanan
10Layanan
Jumlahpelabuhan/bandara/PLBDyang mempunyai kebijakankesiapsiagaan dalampenanggulangankedaruratan kesehatanmasyarakat yang berpotensiwabah
- - - 1Pelabuhan
1Pelabuhan
Jumlah sertifikat/surat ijinlayanan kesehatan lintaswilayah yang diterbitkan
- - - 690Sertifikat
725Sertifikat
Jumlahpelabuhan/bandara/PLBDyang memenuhi syarat-svarat sanitasi
- - - 2Pelabuhan
2Pelabuhan
2 Pencegahan danPengendalianPenyakit TularVektor dan Zoonotik
MeningkatnyaPencegahan danPengendalianPenyakit TularVektor danZoonotik
Persentasepelabuhan/bandara/PLBDyang melakukanpengendalian vektor terpadu100%
20% 100% - - -
Jumlahpelabuhan/bandara/PLBDbebas vektor pada wilayahperimeter dan buffer area
- - 5lokasi
4pelabuhan
4pelabuhan
3 PengendalianPenyakit MenularLangsung
Menurunnyapenyakit menularlangsung
Persentasepelabuhan/bandara/PLBDyang meJaksanakankegiatan deteksi dinipenyakit menular langsung
72% 100% 300orang
- -
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN 23
Jumlah orang yangmelakukan skrining penyakitmenular
- - - 700 orang 700 orang
4 PengendalianPenyakit TidakMenular
Menurunnyaangka kesakitandan kematianakibat penyakittidak menular;Meningkatnyapencegahan danpenanggulanganpenyakit tidakmenular
Persentasepelabuhan/bandara/PLBDyang melaksanakankegiatan skreninq PTM100%
72% 100% 700orang
- -
Jumlah wilayah kerja yangmelaksanakan Posbindu
- - - - -Jumlah tempat kerja yangmelaksanakan implementasiKTR di wilayah kerja KKP
- - - - -
5 Dukunganmanajemen danpelaksanaan tugasteknis lainnya padaprogrampencegahan danpengendalian penyakit
Meningkatnyadukunganmanajemen danpelaksanaantugas teknislainnya padaprogrampencegahan danpengendalianpenyakit
Persentase layananadministrasi kepegawaiansebesar 100%
70% 100% 100% - -
Persentase layananketatausahaan dan gajisebesar 100%
60% 100% 100% - -
Persentase LayananKerumahtanggaan,pengelolaan BMN dan ULPsebesar 100%
100% 100% 100% - -
Peraturan Keuangan Negarayang berlaku sebesar 100%
100% 100% 100% - -
Persentase Satker yangmenyusun LaporanKeuangan yang tepat waktudan taat dengan peraturanKeuangan Negara yangberlaku sebesar 100%
100% 100% 100% - -
Persentase Satker yangmenyusun Laporan RealisasiPenggunaan PNBP yangsesuai dengan aturan yangberlakusebesar100%
100% 100% 100% - -
Jumlah dokumen dukunganmanajemen dan tugas teknislainnya
- - 14dokumen
40dokumen
40dokumen
Jumlah LayananPerkantoran
- - 12bulan
- -
Jumlah peningkatankapasitas SOM bidang P2P
- - -6 Pelatihan
10Pelatihan
Jumlah pengadaan saranaprasarana
- - -72 unit 75- unit
KKP KELAS II TANJUNG BALA! KARIMUN 23
NOPROGRAM/KEGIA
TAN ..SASARAN INJIKATOR
TARGET.. 2015 2016 2017 2018 2019
.. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Perrt>inaanSurveilans danKarantinaKesehatan
IVenurunkanangkakesakitanakibat penyakityang dapat dicegahdengan irrunisasi,peningkatansurveilans,karantina kesehatan
Persentasesinyalkew aspadaan yangdirespon
80% 100% 100% 100% 100%
PersentaseAlat angkutsesuai dengan standarkekarantinaankesehatansebesar 100%
80% 100% 100% 100% 100%
2 PencegahandanPenanggulanganPenyakitTularVektor danZoonotik
IVeningkatnyaPencegahandan PenanggulanganPenyakitTularVektor danZoonotik
Persentasepelabuha/bandara/A...BDyang rrelakukanpengendalianvektorterpadu 100%
20% 100% 100% 100% 100%
3 PengendalianPenyakitIVenularLangsung
IVenurunnyaangkakesakitandan kerratianakibat penyakit rrenularlangsung
presentasepelabuhan/bandara/A...80yang rrelaksanakankegiatandeteksi dinipenyakit rrenular langsung100%
72% 100%
1,
100% 100% 100%
4 PengendalianPenyakitTidakIVenular
IVenurunnyaangkakesakitandan kerratianakibat penyakit tidakrrenular;
presentasepelabuhan/bandara/A...80yang rrelaksanakankegiatan skrening PT100%
72%
M
100% 100% 100% 100%
5 D.Jkunganrranajerren danpelaksanaantugasteknis lainnya padaprogrampencegahan danpengendalianpenyakit
IVeningkatnyadukunganrranajerren danpelaksanaantugas teknislainnya pada programpencegahan danpengendalianpenyakit
Persentaselayananadrrinistrasi kepegawaiansebesar 100%
70% 100% 100% 100% 100%
Persentaselayananketatausahaandan gajisebesar 100%
60% 100% 100% 100% 100%
Persentase LayananKerurrahtanggaan,pengelolaanBMNdan ULPsebesar 100%
100% 100% 100% 100% 100%
peraturan KeuanganNegarayang berlakusebesar 100%
100% 100% 100% 100% 100%
PresentaseSatker yangrrenyusunLaporanKeuanganyang tepatw aktu dan taat denganperaturan KeuanganNegarayang berlaku
100% 100% 100% 100% 100%
PersentaseSatker yangrrenyusunLaporanRealisasiPenggunaanPNBPyangsesuaidenganaturan yang berlaku
100% 100% 100% 100% 100%
BABIVRENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
1. Rencana Kinerja
..
KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN 22
0 Nz LO
-
- ~
0
-
-
- ~
~0 ee
0
0 0 00a,
.......0)
0)
N C~X>
~
00("')
co0)
CX>.......~
00~~coLO00)
.......
c:f!C'ISC)C)c:C'IS
·u;~C'IS
<
co
N
.....0N
CD
0N
It)
0N
000co(")(")
(")I'--":(")
000<Dco<D<D<D0C\i
000l'--0"":0(")NC\i
0000)
.......-,!'--"":.......
000.......(")(")
c0o
~.......
00000)0
...O....<D
000LOLcOo
<D<~D
00~0000LON
000co(").......CX>0~
000co(")
~co(")
0000~~.......N
00000(")
0(")
.......
000(")
cLOo
co(")
000..,j-<...D....6.......N
000<D(")LOcoLO.......
000000LO0).......
000..,j-(")
m..,j- N
......0)
0)
0000LO<DC\i(")
0co
000<D..............-,co(")
I'--
0000)I'--":.......co<D<D
z~0Cl.<(...J
c:CVs:~CVtnCVE'-Q)
Cl.
><
Cl.z<(c
CD -<( <(
CD:z::!wCl.
z<(:::>.<..(.z<(~wCl.
·;; ~C::Vs'iiw> sc:~::s
CD -
z<(:::>...(.z<(
~wCl.
z0 I() <D 0,--
.c.ctl>,
~§~ctlcctlocQ).ccctl"OCD.....J~
c:::,
s:::,roCl)
Ectlro
"O
0LU0Cl)Cl)
6aIo,
ro.;:::tQ)Cl)
"inro.c.s:ctl
E.2,"insroE~:::,<(
'#.00
:11.
E-~'VN·cro"OC)ce~:::,c0a.Cl)Q)·"=OC)cro>,
ectl"cO
:reocctl.c.:::,.croa5a."OCD.....J~0~ CDCl) .....J
ro ~>, 0c ~"in Cl).c. .c.ctl ctlE E.::,:, .2,
Cl)c~"<ei>
:::,Cl)
cctlctl
~Cl)
·cQ)
EQ)a.
-"O
-=
cctlC)
cQ)
"OcctlroQ)Cl)
~Q)
cctlroc:ge~roQ)
..:.:::.c. L...
ctl ctl
E.,ro:::,
ctl"rOoa.
croroQ)
ctlcctl>,ctl Cl)
:::,a5 Cl)a. :::,.c.~
roctl
.E, .a"
C) cc ctlctl ctl>, C)
"ctl
CD a......J ctl
"in~e ~Q)
ro"cOctl:ero.c.:::,.croa5 "cija. >,
c.c. :::,ro a.
E.::,:, Q)
ccrotl ..... "O
:.i2 ro "ctlCl) cctl Q)
a.~~Q) ro
>,
ro>,c :::,
a~c ca. "OCl) ~~ :::,Q)
Cl)
Cl) Ec roCl) C)L...
scQ)
0z
:::,"O.s.cCl)
0o,cctl~rocctl
~Cl)
coa5E
~~I-~"in
C)ro
c.....c
ctl Q)>- Ectl Q)"C'c..a> Ea..~--~ctl ctla..:.::-~E rn L...Q) c Q)
..... ro ~..c. Cl) ..c.~~~E -Q) -ro.=; E"§
~c:§
c·-Cl)
ro ~C) Q)c .....:::, Cl)
~ ctl:::, 0:
"O :::,c .....Q) cE rn:::, "O~cO Q)-o E:ffi·*:::, ctl,E
~0Cl)
Cl)
~"inroa.ctl~cctlroC)
c·ca..Q) Na.a_s: 01~ c:E ro:::, :'2,.C
roceroCl)
ro5rocroL...ctlCl)
croctl"Octlg~.c.roE.,:::,
.......... N..-("')..... '.V....
Q)
..:.:::
I.I)N
c
..... c~ ~
E c
z<(
<-z'LUQ.
....0C'(J
~
s:
"cC
u5
a.
i:.75
0
roQ)
a..
>,
cL...ctl
ctl
ro
..:.:::
.c.Cl)
sc
c
.c.
:::,
"in
in
0 in
c
E
C)c:ctl2:::,c:Q)0..
c:
roctl
..cQ)(/)
~Q)
--ctl(/)
C)ce0
:5 c:~:::,
cC:>..C
coro-
:~c: ro:::,
ro(/)
~ rcotlt::'."C>cO:>=(/)ctl co
-~..c (/)
:§ '2ctl
.5 :3NL..
·- Q)-ctl cQ:)~ 0..~ ..c"53 ~(/) Es: .2,
Ectl -
.:::, ~
ctl.......
'in~~- .......:::,-E~:::, C)~ c:<!'. ctl
:c:::,c:Q)
EQ)
E ~
~~
·co~
~e:::, ctlo..~ aE> .·-.cE ~
Q)c, Ec: Q)
~E..c
o·~co Q).....J ..ca.. L..ro ·coL..ctl c:
"C ctlc: ctl
~:ac~s: Q):::, 0...~.c[-a> E0..2
..c:. -ctl Q)
E~..:.:.:.,.. ·-~·- ..c~~s~E ::i2:::,ctl
~ >,<!'.~
coI-->,c:Q)0..
~.9-Q)
ELco
..
sQ)
E
c::::,.c12r:o::,
(/)
Ercoo"C:::,"Cc:
:.a(/)0a..c:~ctl
c:l
ctl
~(/)ctl
Q)
E0)c:rn>,ctl'C"~Q)
..cctl>,~'§..cctl
E.2,'inctl:5E:::,~
<!'.
·
a..a.......J~!-D1-
co~0Cl)
..cQ)
0~:aC)c:ctl>,
a..a..C)c:ctl":.Ca(/)
~'inctl0..
~c:
rcotl~g, c:·c-::::,..cQo
)..-
ctl
(/) .a-~ ~........ :::,.~.c1-aE 3.2, c:·-:::,
-~~s:::, EE:::,r_o
~~c: 'inctl c:
2~:::, 0L.. e-"C Q)
~Q) ..c
c:c: co co>,C) r~osctl eC) coC) >,c: c
(/o)
c:Q)0.. c:
E ..c s:
rcotl (/) ..c
"C ~ 3
c: c:ctl coc: ~ctl :.a~ 2
:a:c: g'
>,
c:
rcotl
E (/)Q)
:::, Q)J ~
C)c:co>,
0~ (/)
a..._. ·1c2e ro
"cC: -ec~ co
s: roctl ~
..c ctlctl >,
~ictl
c:..cEE
:::, Q)
J E
0 L..
co Q)
.....J a>n, E·cro Q)ctl 0.."Cc:ctl..ccctls::::,
..c ctlctl "CQ) ctl
0..
L.. ~~Q)
~>..c
(/) ..cctl roE ..c c::::, Q) ctl
J ..c "C
0)
.5c:·c~(/)
c:~ctl
~:::,ctl
0)
Q)c::::,
E (/)
g, ~rn L..>, ctl0) :5c: c:e Q)
.c ~-~E
:::, Q)J 0..
C)c:co>,
:::,"C
:c.a:
(I)
a0..c:~cornc:ctl.c
ro ~(I)
E Q)C'O
:::,J E
c:~cococ:co(/)~co
Q)
EC)c:co>,
co "C-~ 0::~ ~ro 'in0..E
c:12Q)
.c Ectl Q)
E a..s:::,
c: ~Q)0E Cl)
·rQo)c:ctlEc:ctlC)c: ctl:::, >,
c:~ c: coc:
c::§ ~ro
"C
Q) ·(c/) C)
E ~ ·cc:~:::, 2 a..Q)0 (/) 0.. N
.cctl
..ca.."C
C).2 ctl c:C'O
E c: E ~~ J
ce:ctl
ctl
e(I)
0..coc:~ctl(I)
c:ctlC'O"CC'OC)c:Q)0...cctlE~
0,-
,-,-
N ('I'),- ,-
~co
~
a.. Q)
I- ~
- c:
E
(Q/)) o
a5 =~ Q)
..c
ctl c:
ctl
C)
>, L..
L..
c:
ctlE
:"co
ctl (/)
>,
:::, L.. 0..
0
C)
ctl
ctl
o E
:::,
2Q) coQ) ctl
co .c Q):::,
rn rn
J
C)
ctl"C
:::, :.a
BABVIPENlJ'.f-lJP
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pe!abuhan Kelas II
Tanjung Balai Karimun Tahun 2015 -2019 merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan dalam
kurun waktu lima tahun (2015 -2019). Semua rencana yang telah disusun tentunya diharapkan
dapat terlaksana dengan baik dan target dapat tercapai.RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tanjung Balai Karimun sebagai peta jalan (road map) untuk mendukung dan
berkontribusi dalam mewujudkan visi, misi bersama Presiden Republik Indonesia yaitu
'Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
royong". lndikator-indikator pencapaian sasaran dalam RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas 11 Tanjung Balai Karimun akan mudah tercapai apabila kegiatan-kegiatan dilaksanakan
dengan menerapkan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil yakni adanya nilai
Akuntabilitas/tanggung jawab, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
serta penuh dedikasi, koordinasi, bekerjasama yang keras dari segenap stat Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun. Kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
baik di lingkungan pelabuhan maupun diluar pelabuhan juga turut mendukung pelaksanaan
kegiatan.
Penyusunan RAK ini dilakukan sedemikian rupa, sehingga hasil pencapaiannya dapat
diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun. Selanjutnya, laporan kinerja tersebut
menjadi bahan evaluasi. pelaksanaan kegiatan untuk digunakan sebaqai. bahan perencanaan,
berikutnya. RAK ini juga mengamanatkan perlunya dilakukan evaluasi tengah periode (midterm
review).
Berdasarkan hasil review, tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan (revisi) terhadap substansi dari RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas- II
Tanjung Balai Karimun ini sesuai dengan perkembangan, tuntutan pelayanan dan dinamika
pembangunan kesehatan.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RAK Kantor Kesehatan
PetabuharrKetas 11 Tanjung Ba1ai Karimun, ini disampaikan terimakasih darr penghargaanyang
setinggi - tingginya.
KKP KELAS II TANJUNG BALA! KARIM UN 31
_J