kata pengantar web viewsehubungan dengan pentingnya tugas dan fungsi direktorat ini maka ... program...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan kepada kami sehingga dapat mengikuti orientasi kerja
CPNS BPN RI di Direktorat Sengketa Pertanahan, Deputi Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia dari tanggal 22 November 2010 sampai dengan 3 Desember
2010.
Dari orientasi ini diharapkan kami dapat memperoleh gambaran dan
pengetahuan secara umum tentang tugas pokok dan fungsi serta operasional kerja
pada Sub direktorat - Sub direktorat yang ada di Direktorat Sengketa Pertanahan
beserta analisa mengenai kendala dan saran yang dapat kami tampilkan demi
melakukan sesuatu yang dirasakan, dipikirkan dan dibutuhkan rakyat,
sebagaimana semboyan BPN RI. Sedangkan untuk dapat menjabarkan dan
mengetahui secara lebih mendalam, merupakan proses yang harus terus berlanjut.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
jajaran Direktorat Sengketa Pertanahan yang telah menerima kami dengan sangat
baik dan ramah, serta banyak membantu, membimbing dan memberikan
penjelasan mengenai Tupoksi Direktorat Sengketa Pertanahan.
Kami menyadari laporan ini tidak terlepas dari koreksi, oleh karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat membantu kami
dalam pelaksanaan tugas dan pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kami mohon maaf atas kekurangan yang
ada dalam penyusunan laporan serta dalam sikap kami selama melaksanakan
orientasi pada Direktorat Sengketa Pertanahan.
Jakarta, 2 Desember 2010
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
LATAR BELAKANG......................................................................... 1
MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................. 2
BAB II PELAKSANAAN ORIENTASI..................................................... 3
Profil Unit Kerja.................................................................................. 4
Profil Direktorat Sengketa Pertanahan.......................................... 4
Tugas Pokok dan Fungsi................................................................ 4
Sub direktorat dalam Direktorat Sengketa Pertanahan.................. 5
3.1. Sub direktorat Sengketa Yuridis............................................. 5
3.2. Sub direktorat Sengketa Fisik................................................. 6
3.3. Sub direktorat Sengketa Landreform...................................... 7
Peraturan dan Pedoman Kerja............................................................. 7
Identifikasi dan Analisi Masalah......................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................ 13
Kesimpulan.......................................................................................... 13Saran.................................................................................................... 13
ii
BAB I
iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orientasi Kerja yang dilakukan oleh Calon Pegawai Negeri Sipil pada
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) bertujuan agar para
CPNS mengetahui tugas pokok dan fungsi pada tiap-tiap unit kerja tingkat eselon
II pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan
orientasi kerja ini, para CPNS BPN RI dibagi ke dalam 28 kelompok dan tersebar
di tiga kantor BPN RI, yaitu :
1. Kantor BPN RI yang terletak di Jalan Sisingamangaraja.
2. Kantor BPN RI yang terletak di Jalan Agus Salim.
3. Kantor BPN RI yang terletak di jalan Kuningan Barat.
Orientasi kerja CPNS BPN RI Kelompok 8 saat ini pada Direktorat
Sengketa Pertanahan. Direktorat ini sendiri berada dalam lingkup Deputi Bidang
Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan.
Deputi ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di
bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 344 Peraturan Kepala
Badan Pertanaha Nasional No. 3 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Deputi Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penanganan sengketa
dan konflik pertanahan.
b. Pengkajian dan pemetaan secara sistematis berbagai masalah, sengketa, dan
konflik pertanahan.
c. Penanganan masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan non
hukum.
d. Penanganan perkara pertanahan.
e. Pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah, sengketa dan konflik pertanahan
melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya.
f. Pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan yang berkaitan dengan
pertanahan.
iv
g. Penyiapan pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan /
atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan pentingnya tugas dan fungsi direktorat ini maka dalam
kegiatan orientasi ini Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BPN-RI harus
mempelajari, mengerti dan memahami tugas dan fungsi tersebut serta mengetahui
permasalahan yang dihadapi. Hal ini diharapkan akan ada masukan dan saran
guna perbaikan Direktorat Sengketa Pertanahan ke depan menjadi lebih baik
dengan tata cara kerja yang efektif dan efisien.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Kegiatan Orientasi CPNS BPN RI formasi tahun 2010-2011 dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada para CPNS mengenai tugas pokok
dan fungsi Badan Pertanahan Nasional RI, program kerja serta
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
tersebut secara menyeluruh dan utuh terutama di lingkungan Direktorat
Sengketa Pertanahan.
2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya orientasi kerja bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) BPN-RI adalah untuk :
1. Mengetahui secara jelas struktur, tugas pokok dan fungsi Direktorat
Sengketa Pertanahan.
2. Mengetahui dan memahami proses dan alur kerja di tiap-tiap sub
direktorat pada Direktorat Sengketa Pertanahan.
3. Mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi pada tiap-tiap sub
direktorat pada Direktorat Sengketa Pertanahan sehingga dapat
menganalisa solusi yang efektif sehingga mampu memberikan kontribusi
pada Direktorat Sengketa Pertanahan.
4. Mengenal dan menjalin silahturahmi dengan para pimpinan dan staf pada
lingkup Direktorat Sengketa Pertanahan.
v
BAB II
PELAKSANAAN ORIENTASI
vi
A. Profil Unit Kerja
1. Profil Direktorat Konflik Pertanahan
BPN RI dalam salah satu misinya adalah melakukan pengkajian dan
penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang
pertanahan. Sebagai wujud keinginan dan kepedulian Pemerintah untuk
menangani konflik dan sengketa pertanahan, di BPN Pusat telah dibentuk
Deputi V Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan (Pasal 343 Peraturan Kepala BPN No 3 Tahun 2006).
Selanjutnya di tingkat Propinsi yaitu pada Kantor Wilayah BPN dibentuk
Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan,
sedangkan di tingkat Kabupaten/ Kota, yaitu pada setiap Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kota dibentuk Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara (Pasal 4 dan
27, 32, dan 53 Peraturan Kepala BPN No 4 Tahun 2006).
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2006 dijelaskan mengenai Direktorat Sengketa Pertanahan,
bahwa Direktorat ini berada di bawah Deputi V Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan yang mempunyai tugas
menyiapkan perumusan kebijakan teknis dan melaksanakan penanganan dan
penyelesaian sengketa pertanahan. Dalam Melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Sengketa Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan teknis pengkajian, penanganan dan
penyelesaian sengketa yuridis, fisik dan landreform;
2. Penyusunan norma, standar, pedoman dan mekanisme pengkajian,
penanganan dan penyelesaian sengketa yuridis, fisik dan landreform;
3. Pengkajian dan pemetaan semua akar sengketa pertanahan
4. Penelitian, penyusunan dan perumusan petunjuk atau pedoman sebagai
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan
khususnya dalam rangka penyelesaian sengketa pertanahan;
vii
5. Investigasi dan koordinasi antara lembaga dan instansi terkait dalam
penanganan dan penyelesaian sengketa pertanahan;
6. Penyelesaian sengketa yuridis, fisik dan landreform;
7. Penyelenggaraan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi,
rekonsiliasi atau fasilitasi atas sengketa pertanahan;
8. Penyiapan keputusan penghentian dan pembatalan hak atas tanah karena
cacat administrasi dan atas dasar kekuatan putusan pengadilan.
3. Sub direktorat dalam Direktorat Sengketa Pertanahan :
Direktorat Sengketa Pertanahan terdiri dari:
1. Sub direktorat Sengketa Yuridis
2. Sub direktorat Sengketa Fisik
3. Sub direktorat Sengketa Landreform
Secara lebih khusus dijelaskan sebagai berikut:
3.1. Sub direktorat Sengketa Yuridis
Subdirektorat Sengketa Yuridis mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan kebijakan teknis dan melaksanakan pengkajian,
penanganan dan penyelesaian sengketa penguasaan dan pemilikan tanah.
Subdirektorat Sengketa Yuridis mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penanganan sengketa
penguasaan dan pemilikan tanah;
2. Inventarisasi dan pengolahan data sengketa penguasaan dan pemilikan
tanah;
3. Penyiapan bahan dan pelaksanaan investigasi dan koordinasi dengan
lembaga dan instansi terkait dalam penanganan sengketa penguasaan
dan pemilikan tanah;
4. Pengkajian penanganan sengketa penguasaan dan pemilikan tanah;
5. Penyiapan alternatif penyelesaian sengketa penguasaan dan pemilikan
tanah melalui mediasi, rekonsiliasi atau fasilitasi;
viii
6. Penyiapan keputusan penyelesaian sengketa dan keputusan pembatalan
hak karena cacat administrasi dan atas dasar kekuatan putusan
pengadilan.
Sub direktorat Sengketa Yuridis terdiri dari 2 seksi, yaitu :
1. Seksi Sengketa Penguasaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, mengolah, mengkaji penyelesaian sengketa tanah-tanah yang
belum dilekati sesuatu hak.
2. Seksi Sengketa Kepemilikan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, mengolah, mengkaji penyelesaian sengketa tanah yang sudah
dilekati sesuatu hak.
Sub direktorat Sengketa Fisik
Subdirektorat Sengketa Fisik mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusaan kebijakan teknis dan melaksanakan penanganan sengketa
pengukuran, pemetaan bidang tanah dan batas wilayah.serta
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penanganan sengketa
batas, letak, luas bidang tanah dan batas wilayah.
2. Inventarisasi dan pengolahan data sengketa batas, letak, luas bidang
tanah dan batas wilayah;
3. Penyiapan bahan dan pelaksanaan investigasi dan koordinasi dengan
lembaga dan instansi terkait
4. dalam penanganan sengketa batas, letak, luas bidang tanah dan batas
wilayah;
5. Pengkajian penanganan sengketa batas, letak, luas bidang tanah dan
batas wilayah;
6. Penyiapan alternatif penyelesaian sengketa batas, letak, luas bidang
tanah dan batas wilayah melalui mediasi dan fasilitasi;
7. Penyiapan keputusan penghentian hubungan hukum dan pembatalan
hak tanah.
Subdirektorat Sengketa Fisik terdiri dari :
ix
1. Seksi Sengketa Batas dan Letak
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
teknis, mengolah, mengkaji penyelesaian sengketa batas, letak dan luas
bidang tanah.
2. Seksi Sengketa Batas Wilayah.
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
teknis, mengolah, mengkaji penyelesaian sengketa batas wilayah.
Sub direktorat Sengketa Landreform
Subdirektorat Sengketa Landreform mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan kebijakan teknis dan melaksanakan pengkajian,
penanganan dan penyelesaian sengketa landreform., serta
menyelenggarakan fungsi :
B. Peraturan dan Pedoman Kerja
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar pelaksanaan
tugas pada Direktorat Sengketa Pertanahan diantaranya :
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Pokok Agraria
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Badan Pertanahan Nasional
4. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja BPN RI
5. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 34 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Teknis Penanganan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan:
6. Petunjuk Teknis Nomor 01/JUKNIS/DV/2007 tentang Pemetaan
Masalah dan Akar Masalah Pertanahan
7. Petunjuk Teknis Nomor 02/JUKNIS/DV/2007 tentang Tata Laksana
Loket Penerimaan Pengaduan Masalah Pertanahan
8. Petunjuk Teknis Nomor 03/JUKNIS/DV/2007 tentang
Penyelenggaraan Gelar Perkara
x
9. Petunjuk Teknis Nomor 04/JUKNIS/DV/2007 tentang Penelitian
Masalah Pertanahan
10. Petunjuk Teknis Nomor 05/JUKNIS/DV/2007 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Mediasi
11. Petunjuk Teknis Nomor 06/JUKNIS/DV/2007 tentang Berperkara di
Pengadilan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan Pengadilan
12. Petunjuk Teknis Nomor 07/JUKNIS/DV/2007 tentang Penyusunan
Risalah Pengolahan Data (RDP)
13. Petunjuk Teknis Nomor 08/JUKNIS/DV/2007 tentang Penyusunan
Keputusan Pembatalan Surat Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah/Pembatalan/Sertifikat Hak Atas Tanah
14. Petunjuk Teknis Nomor 09/JUKNIS/DV/2007 tentang Penyusunan
Laporan Periodik
15. Petunjuk Teknis Nomor 10/JUKNIS/DV/2007 tentang Tata Kerja
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Pertanahan
Republik Indonesia.
C. Identifikasi dan Analisis Masalah
Secara etimologi sengketa adalah ketidaksepakatan salah satu subyek
mengenai sebuah fakta, hukum, atau kebijakan yang kemudian dibantah oleh
pihak lain. Sehingga sengketa di bidang pertanahan adalah ketidaksepakatan salah
satu subyek mengenai sebuah fakta, hukum, atau kebijakan di dalam pertanahan
yang kemudiah dibantah oleh pihak lain. Sesuai dengan Peraturan Kepala BPN
No.3 Tahun 2006 Direktorat Sengketa Pertanahan mempunyai tugas dalam
menyiapkan perumusan kebijakan teknis dan melaksanakan penanganan dan
penyelesaian sengketa pertanahan.
Direktorat Sengketa Pertanahan telah melaksanakan Tuposinya dengan baik dan
sesuai dengan Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2006. Selama orientasi, Kami
di bimbing untuk membuat Resume dari kasus pengaduan masyarakat di bidang
pertanahan. Berikut ini adalah contoh hasil resume yang telah selesai kami
kerjakan.
xi
RESUME
Tentang
Permohonan Pembatalan Sertipikat hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor
6221/Pejagalan atas nama Mulianto Mulia seluas 1.369 m2, yang terletak di
Jembatan Dua, Gang Petasan Rt. 005/02 No. 40, Kelurahan Pejagalan,
Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta
oleh Sdr. Mamat Madkasan.
I. Status dan Letak TanahYang menjadi obyek sengketa adalah tanah dan bangunan yang telah dilekati
HGB Nomor 6221/Pejagalan atas nama Mulianto Mulia seluas 1.369 m2, yang
terletak di Jembatan Dua, gang Petasan Rt. 005/02 No. 40, Kelurahan
Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi DKI
Jakarta.
II. Para Pihak yang Bersengketa
Mamat Madkasan melawan Ka Kantah Jakarta Utara, dkk.
III.Pokok Masalah
Bahwa Sdr. Mamat Madkasan memohon kepada Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI untuk membatalkan Sertipikat Hak Guna Bangunan(SHGB)
Nomor 6221/Pejagalan atas nama Mulianto Mulia seluas 1.369 m2, yang
terletak di Jembatan Dua, gang Petasan RT/RW 005/002 No. 40, Kelurahan
Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi DKI
Jakarta yang diduga dalam penerbitan SHGB tersebut cacat hukum.
IV. Tipologi Masalah
Pemilikan dan Penguasan Tanah
V. Uraian Permasalahan
xii
1. Tanah yang dimohonkan haknya oleh Mulianto Mulia, adalah tanah yangs
esuai dengan Surat Jual Beli Rumah tanggal 1-3-1990 dari Notasris Seasid
Tediodin yang didaftar di bawah dengan No. 31.342/1990 oleh Sdr.
Sjarifudin Tahlib, bangunan rumah tersebut berikut hak garapan tanahnya
seluas ± 1.404 m2 terletak di Jalan Jembatan II Gang Petasan Rt. 005/02
No. 40 Kelurahan pejagalan Wilayah Jakarta Utara telah dioperkan kepada
Sdr. Mulianto Mulia;
2. Surat Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3883
K/PDT/1991 tanggal 30/09/1992 Surat Pengakuan dan Memo Nota Dinas
Waka Serseum Mabes Polri bahwa yang bersangkutan (Mulianto Mulia)
baru mau membayar tanggal 27 Agustus 1990, sedangkan Jual Beli adalah
tanggal 1 Maret 1990.
3. Panitia Pemeriksaan Tanah A BPN Jakarta Utara tanda tangan pada
Tanggal 13 Desember 1994.
4. Selanjutnya sesuai dengan Surat Kepala kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia DKI Jakarta tanggal 04-9-1995 dengan No.
1.711.2/3617/09-02/707/B/1995 tentang pemberian Hak Guna Bangunan
kepada Mulianto Mulia di Jakarta, atas tanah seluas 1.369 m2 yang
terletak di Jembatan Dua, Gang Petasan Rt. 005/02 No. 40, Kelurahan
Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi
DKI Jakarta;
5. Mulianto Mulia tidak membayar Wajib Pajak Bumi dan Bangunan PBB
sesuai dengan Surat Kantor PBB dan Lurah setempat sejak tahun 1993-
1994-1995 dan tahun berikutnya .
6. Sesuai dengan Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.
1867/K/Pdt/1996 Tanggal 18 Mei 1999, Sdr. Mamat Madkasan telah
mengajukan permohonan Pembatalan Sertipikat Hak Guna
Bangunan(SHGB) atas tanah tersebut di atas, yang diduga dalam
penerbitannya mengandung cacat hukum;
7. Selanjutnya pada tanggal 15 Februari 2001, Kepala Kantor Wilayah BPN
DKI Jakarta mengirimkan Surat kepada BPN Jakarta Utara untuk :
xiii
Meninjau kembali Surat Keputusan Kepala kantor BPN DKI
Jakarta tanggal 04/09/1995 No. 1.7111.2/3617/09/02/707/8/1995.
Mohon pencabutan / pembatalan Penerbitan Sertifikat atas nama
Mulianto Mulia No. 6621 tanggal 21/09/1995.
Mohon dihargai / dihormati serta diperhatikan atas keputusan
Mahkamah Agung RI No. 1867/K/Pdt/1996 tanggal 18 Mei 1999.
8. Sebagaimana hal-hal yang telah diuaraikan di atas, maka Sdr. Mamat
Madkasan memohon kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional RI untuk
membatalkan Sertipikat Hak Guna Bangunan(SHGB) Nomor
6221/Pejagalan atas nama Mulianto Mulia.
Berdasarkan hasil pengarahan dari Kasubdit dan Kasi di Direktorat
Sengketa Pertanahan, terdapat beberapa permasalahan yang dapat kami
simpulkan. Diantaranya adalah :
Pengaduan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia selalu di alamatkan
ke Kantor BPN RI, seharusnya permasalahan atau sengketa di pertanahan
yang terdapat di daerah seharusnya dapat diselesaikan terlebih dahulu di
tingkat Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota atau Kantor Wilayah BPN
yang terletak di Propinsi.
Setiap sengketa pertanahan yang masuk ke Direktorat Sengketa
Pertanahan, cara yang tepat untuk menyelesaikannya adalah dengan cara
mediasi dan gelar perkara. Dimana BPN menfasilitasi kedua belah pihak
yang bertikai untuk dicarikan jalan keluarnya. Namun jika kedua belah pihak
tidak menemukan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang mereka
hadapi di mediasi, kasus tersebut akan dilanjutkan ke pengadilan. Dan
pengadilan yang akan memutuskan nantinya. Banyak sekali kasus pengaduan
yang dialamatkan ke BPN RI yang tidak dapat dijembatani melalui mediasi,
dan berakhir di pengadilan. Karena hal ini lah terbentuknya tanggapan negatif
masyarakat awam, bahwa BPN tidak mampu menyelesaikan kasus atau
pengaduan pertanahan yang ada. Tanggapan negatif ini muncul, karena pada
dasarnya mereka tidak paham dengan alur dan cara penyelesaian sengketa
pertanahan di BPN RI.
xiv
Solusi dari permasalahan di atas, dapat ditempuh dengan :
Mengoptimalkan kinerja Kantar pertanahan dan Kanwil BPN terutama
pada Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
(di Kanwil) dan Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara (terdapat di Kantah).
Sehingga pengaduan masyarakat dapat dioptimalkan penyelesaiannya secara
efektif dan efesien.
Melaksanakan pendekatan yang lebih dalam lagi kepada dua pihak yang
bersengketa, sehingga dalam mediasi dapat ditemukan jalan keluar yang
saling menguntungkan kedua pihak. Sehingga kasus atau sengketa pertanahan
yang dihadapi tidak perlu sampai ke pengadilan. Disamping itu juga
diperlukan suatu kegiatan yang dapat membuat masyarakat awam paham,
tentang cara, alur atau pun prosedur penanganan sengketa pertanahan di BPN
RI, sehingga tanggapan negatif masyarakat dapat diminimalisir bahkan
ditiadakan.
BAB III
PENUTUP
xv
A. Kesimpulan
1. Direktorat Sengketa Pertanahan adalah Direktorat yang tergabung ke
dalam ke Deputi V, yaitu Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan
Sengketa dan Konflik Pertanahan.
2. Direktorat Sengketa Pertanahan terdiri dari 3 Subdirektorat, yaitu Sub
direktorat Sengketa Yuridis, Subdirektorat Sengketa Fisik dan
Subdirektorat Sengketa Landreform.
3. Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 Seksi. Subdirektorat Sengketa
Yuridis terdiri dari Seksi Sengketa Penguasaan dan Seksi Sengketa
Pemilikan, Subdirektorat Sengketa Fisik terdiri dari Seksi Sengketa Batas
dan Letak dan Seksi Sengketa Batas Wilayah, dan Subdirektorat Sengketa
Landreform terdiri dari Seksi Sengketa Objek Landreform dan Seksi
Sengketa Ganti Rugi.
4. Selama berorientasi di Direktorat Sengketa Pertanahan Kami dibimbing
dengan diberikan tugas meresume kasus yang masuk. Direktorat Sengketa
Pertanahan telah melaksanakan tupoksinya dengan baik. Namun terdapat
beberapa masalahan yang butuh penyelesaian untuk peningkatan kinerja
Direktorat Sengketa Pertanahan pada khususnya dan BPN RI pada
umumnya.
B. Saran
Dari identifikasi permasalahan yang ada terdapat beberapa saran demi
peningkatan kinerja Direktorat Sengketa Pertanahan khususnya dan BPN RI pada
umumnya. Yaitu dengan pengoptimalan kinerja Kantah dan kanwil. Serta
pendekatan secara mendalam ke dua pihak yang bersengketa sehingga dalam
penyelesaian kasus yang ada dapat dicarikan jalan keluar yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak dalam mediasi yang dilakukan.
xvi