pentingnya imunisasi

33
PENTINGNYA IMUNISASI Disusun oleh : Lina Nur Islamiyyah Yunus

Upload: happy-islam

Post on 15-Apr-2017

633 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

PENTINGNYA IMUNISASI

Disusun oleh :

Lina Nur Islamiyyah Yunus

DEFINISI

• Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten

• Jadi imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktifterhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI,2005).

• Imunisasi biasanya lebih fokus diberikankepada anak-anak karena sistem kekebalantubuh mereka masih belum sebaik orangdewasa, sehingga rentan terhadap seranganpenyakit berbahaya.

• Imunisasi tidak cukup hanya 1 x, tetapi harusdilakukan secara bertahap dan lengkapterhadap berbagai penyakit yang sangatmembahayakan kesehatan dan hidup anak.

• Imunitas tubuh ada 2:

1. Imunitas alami/ non spesifik/ bawaan/innate imunity : sel makrofag, neutrofil, natural killer cells, sel dendritik

2. Imunitas adaptif/imunitas spesifik/acquired imunity : sel B, sel T aktifasi ±7 hari / lebih lama sesuai jenis kuman

• Saat daya tahan tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh spesifik untuk virus tertentu, bisa jadi kita terjangkit virus tersebut dan menularkannya kepada orang lain bahkan bisa jadi menjadi wabah.

• Bisa jadi untuk membangkitkan daya tahan spesifik terhadap serangan virus tertentu yang berbahaya, sistem imunitas kita kalah cepat dengan serangan virusnya, sehingga bisa barakibat fatal. Dan inilah yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi.

• Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus tersebut.

Macam-macam imunisasi• imunisasi pasif : kekebalan bawaan dari ibu terhadap

penyakit

• imunisasi aktif : kekebalan harus didapat dari pemberianbibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan olehkekebalan tubuh biasa guna membentuk antiboditerhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupunyang kuat.

Jenis Vaksin1. Vaksin Hidup Attenuated

Bakteri / virus hidup dg tingkat viabilitas dan daya infeksi yang dilemahkan tapi mampu menumbuhkan respon imun, denganpembiakan berulang-ulang, harus dpt berkembang biak respon imun,

Contoh : campak, mumps, rubela, polio oral (virus)

BCG, demam tifoid oral (bakteri)

2. Vaksin Inactivated

• berasal dari bakteri/ virus yang telah dimatikan

• tidak dapat replikasi seluruh dosis antigen

• tidak dapat menyebabkan penyakit

• respon imun lebih lemah dari vaksin hidup sehingga

membutuhkan imunisasi ulangan

• contoh: difteri, tetanus (toksoid)

haemophilus influenza(polisakarida)

Komponen vaksin

1. Antigen : kompunen utama, untuk memproduksi antibodi spesifik

2. Ajuvan : untuk memperkuat respon imun

3. Aditif (stabilizer) : untuk menstabilkan vaksin

4. Preservatif : antimikroba (antibakteri), untuk kemasan multidosis

5. Residu : dalam jumlah amat sangat kecil misal antibiotik saat proses kultur

Isu seputar bahan vaksin :1. Aluminium : garam Al sebagai ajuvan, dosis yg diizinkan 1,14 mg per dosis

vaksin, rata2 0,17 s.d 0,85 mg/dosis vaksin, terdapat juga pada udara, air minum, sufor, ASI ( 0,4 mg / liter), waktu paruh 24 jam,tdk terakumulasi dlm tubuh

2. Benzetonium klorida : sebagai preservative dalam 0,0025%, juga ada dalam obat injeksi tertentu, terdapat dalam vaksin anthrax, hanya pencegahan pada yg beresiko spt laboran, tentara, diduga terpapar spora anthrax.

3. Etilen glikol : tidak ada satupun vaksin menggunakan etilen glikol sebagai anti beku

4. Formaldehide : untuk melemahkan virus/bakteri, kurang dari 0,1 mg/dosis vaksin, mrp salah satu produk meabolisme tubuh untuk menghasilkan DNA atau asam amino, tubuh mengandung 2,5 ug per mL darah, karsinogen jika terpapar lama & jumlah besar.

Lanjutan...5. Gelatin : sebagai stabilizer, pada vaksin MMR dan varicella, reaksi alergi /

anaflaksis 1 kasus per 2 juta dosis vaksin, penting menanyakan riwayat

alergi

6. Glutamat : sebagai stabilizer, pada vaksin varicella konsentrasi 0,1%, protein

yang kita makan dipecah enzim pencernaan menjadi asam amino a.l

glutamat

berperan dalam metabolisme tms fungsi normal syaraf.

7. Antibiotik neomisin streptomisin : ditambahkan pada proses produksi,

neomisin yg terdeteksi pd vaksin 0,025 mg/dosis, jarang menimbulkan alergi.

8. Fenol : kadar 0,25% sebagai preservatives, pd vaksin tifoid, efektif

merangsang produksi antibodi, juga pd vaksin pneumokokus, insulin &

interferon.

Lanjutan...9. Timerosol/ merkuri : untuk kemasan multidosis, sebagai antimikroba, merupakan

merkuri organik yg mampu diserap tubuh.

• Terdapat 2 jenis merkuri : etil merkuri & metil merkuri

• Metil merkuri : terbentuk dr bbg proses alami (pembakaran, pelapukan), dapat terakumulasi, waktu paruh 50 hari, banyak dlm seafood, terdapat dlm bencana teluk Minamata.

• Dalam vaksin : etil merkuri, tidak terakumulasi, waktu paruh 7 hari, sebagai pelindung vaksin agar tak mudak terkontaminasi, dosis bahaya 1000 s.d 1.000.000 kali dari dalam dosis vaksin.

•Peran vaksinasi.Dunia :

Cacar : kematian 2 jt/th (1960), terhapus 1979.

Polio : kematian 300rb/th (1980), jadi 2000/th (2002)

Campak : mematikan 875rb/th(1999), jadi 345rb/th(‘05)

Indonesia:

Depkes RI. 2007, sebesar 5% anak balita (1,7 jt) meninggalakibat peny. Infeksi yg bisa dicegah dg imunisasi.

• Wabah akibat balita tidak diimunisasi

2005-2006 : polio di Sukabumi – Banten – Lampung – Madura -

Aceh: 305 lumpuh permanen.

2009-2011: Campak, Jateng-Jabar: 5818 rawat inap 16 meninggal.

2009-2011: Difteri ,Jatim – Kalimantan- Jakarta : 816 dirawat, 54

meninggal, resiko difteri 46 X pada anak tanpa imunisasi

• Tahun 2012 Dinkes Prof.Sumatera Barat : cakupan imunisasi turun dari 93% ke 35% setelah masyarakat mengikuti ceramah tokoh antivaksin di berbagai masjid dan majelis taklim.

• KLB Difteri di Sumatera Barat & Aceh di akhir 2014: kematian 2 anak yang tak mendapat imunisasi sama sekali.

• Vaksin wajib PPI:

BCG, Hep.B, Polio, DPT, Hib, Campak

BIAS (Campak-DT: kls 1SD; Td: kls 2-3SD).

• Vaksin dianjurkan IDAI (selain PPI):

Pneumokokkus, Influenza, MMR, Tifoid,

Hep.A, Varisela, HPV, Rotavirus

Vaksin wajib dan vaksin dianjurkan sama penting untukperlindungan optimal

Imunisasi bisnis ?

• Indonesia sudah memproduksinya sendiri : PT. Bio Farma

• Jika memang mereka ingin memeras negara muslim, mengapa mereka tidak monopoli saja, tidak memberikan teknologinya kepada siapa pun.

Imunisasi tidak menjamin 100%

• Keberhasilan imunisasi tergantung :

1. Status imun penjamu

2. Faktor genetik penjamu

3. Kualitas dan kuantitas vaksin : Cara, dosis, dan frekuensi pemberian, ajuvan yang digunakan, jenis vaksin : vaksin hidup

Apa efek samping imunisasi ?

• Terapi alami : madu, habbatussauda, dan bekam juga ada efek sampingnya jika tidak sesuai aturan.

• KIPI [Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi] :sedikit demam, agak bengkak dan gejala lain yang jauh lebih ringan dari penyakit yang dapat menyerang anak.

Anak yang tidak imunisasi lebih sehat?

•Mungkin karena faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan imunisasi, dan perlu dibuktikan.

• Jangan karena satu dua kasus, kemudian kita menyamakannya pada semua kasus.

Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin yang setengah-setengah

• Penelitian tahun lama yang kurang bisa dipercaya, belum memahami benar teori imunologi yang terus berkembang.

• Tahun 2000-an : peneliti Wakefield dan Montgomerry melaporkan penelitian hubungan vaksin MMR dengan autism pada anak. Ternyata tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan bukti shahih. Bukti juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan London maupun redaksi majalah yang memuat tulisan ini akhirnya menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan kabur. [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367]

• Di Belanda ada daerah-daerah karena faktor religius menolak untuk divaksin, biasa disebut “Bible Belt”, tersebar di beberapa daerah di Belanda. Akibatnya : outbreak (wabah) virus Measles antara tahun 1999-2000 dengan lebih dari 3000 kasus virus Measles

• Di daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang Bible Belt. Padahal sejak vaksin Measles berhasil ditemukan tahun 1965-an [sekarang vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)], kasus Measles sudah hampir tidak ada lagi.

: dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi

UU Kesehatan 2009 : Setiap orang berhak memperoleh pelayanan

kesehatan

UU Perlindungan Anak no 23 / 2002

• Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,

serta mendapat perlindungan

• Pasal 8: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan

• Pasal 77: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : b. penelantaran

terhadap anak yang mengakibatkan anak

mengalami sakit / penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,

c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling byk Rp 100.000.000, (seratus juta rupiah).

UU Perlindungan Anak 2002, UU Kesehatan 2009

BAGAIMANA MENGEJAR KETERLAMBATAN IMUNISASI ?

Hepatitis B

• Idealnya <12 jam setelah lahir, lalu dianjurkanpada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama.Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulandan terbaik setelah 5 bulan.

• Anak belum pernah imunisasi hepatitis B masabayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapansaja saat berkunjung, tanpa harus memeriksakadar anti hepatitis B.

BCG

• Indonesia saat ini merupakan negara ke-3tertinggi di dunia untuk penyakit TBC,setelah India dan Tiongkok.

• Terbaik diberikan pada usia 2-3 bulankarena pada bayi usia <2 bulan sistemimun anak belum matang. Pemberianimunisasi penyokong (booster) tidakdianjurkan.

DPT• Dpt : 3 x imunisasi dasar, imunisasi ulangan 1 x (interval 1 tahun

setelah DPT3). Usia 5 tahun ulangan lagi (sebelum masuk sekolah)dan usia 12 tahun imunisasi Td.

• Pada wanita, imunisasi TT 1 x sebelum menikah dan 1 x pada ibuhamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi barulahir).

• Bila DPT terlambat, berapa pun interval keterlambatannya, janganmengulang dari awal, lanjutkan imunisasi sesuai jadwal.

• Belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, imunisasi sesuaiimunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPTke-4 sebelum usia 4 tahun, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah 4 tahun, pemberianke-5 tidak diperlukan lagi.

Polio

• Polio oral (OPV) : saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan(atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah)

• Vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4,6-18 bulan dan 6-8 tahun.

• Apabila imunisasi polio terlambat, janganmengulang dari awal, lanjutkan dan lengkapisesuai jadwal, tidak peduli berapa pun intervalketerlambatan dari pemberian sebelumnya.

Campak

• Pada usia 9 bulan, dosis ulangan (secondopportunity pada crash program campak) pada usia 6 - 59bulan serta saat SD kelas 1-6.

• Terkadang, terdapat program PIN (Pekan ImunisasiNasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan(strengthening) untuk mencakup sekitar 5 persen individuyang diperkirakan tidak memberikan respon imunitasyang baik saat diimunisasi dahulu.

• Anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak:bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan punsaat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR.

MMR

• Pada 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antaraimunisasi campak dengan MMR.

• MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudahpenyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telahmendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dandiulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen)tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan.Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelahberusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan sajasaat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak2 kali atau MMR 2 kali.

Isi buku karya Ummu Salamah :• Ditulis orang yg tidak berkompeten di bidang vaksin & kedokteran

( sarjana hukum)

• Sebagian isinya hanyalah kutipan ulang (copy paste) dari sumber-sumber situs anti vaksin dari dalam & luar negeri yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

• Terjadi distorsi/ penyelewengan / pemutarbalikan makna, penambahan atau pengurangan, menunjukkan penulis tidak amanah dalam mengutip sebuah referensi

• Sebagian isinya hanyalah pendapat pribadi & imajinasi penulis

• Sebagian isinya mencantumkan pengalaman pribadi, testimoni dan cerita-cerita tentang kejadian KIPI yang belum tentu benar dan perlu diteliti lebih lanjut oleh pihak yang berwenang.

Situs AntivaksinRAPI dan MEYAKINKAN• http://www.nvic.org/• http://www.autismone.org/• http://avn.org.au/• http://www.vaccinationawareness.c

om.au/• http://www.ias.org.nz/• http://www.vaccinationnews.com/• http://vaccines.procon.org/• http://www.childhoodshots.com/

MEDIUM• http://therefusers.com/• http://educate-yourself.org/vcd/• http://www.antivaxxers.com/

• http://insidevaccines.com/wordpress/• http://truthaboutgardasil.org/• http://www.jabs.org.uk/pages/jabsw

rites.asp• http://www.arnica.org.uk/• http://www.whale.to/vaccines.html

Udah keliatan Asal2• http://www.vaclib.org/• http://thinktwice.com/global.htm• http://www.visainfo.org.au/• http://www.nccn.net/~wwithin/vaccin

e.htm• http://www.medicalveritas.com/***ini