kata pengantar - file · web viewpada tahun 2010 jumlah penduduk kota lhokseumawe 171.163...

40
1 cover

Upload: lebao

Post on 01-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

1

cover

Page 2: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

KATA PENGANTAR

BAB I

i

Page 3: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

ii

DAFTAR ISI

BAB II

ii

Page 4: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

iii

DAFTAR TABEL

BAB III

iii

Page 5: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

iv

DAFTAR GAMBAR

iv

Page 6: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

v

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan

pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe mencapai 191.407 jiwa,

dengan pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2010-2015 ialah 20.244 jiwa.

Hal ini menunjukan jumlah penduduk Kota Lhokseumawe mengalami

peningkatan yang cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25% per tahun

(Sumber: Badan Pusat Statistik Lhokseumawe). Pertumbuhan tersebut

memberikan dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat secara

otomatis juga ikut meningkat.

Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai

ruang untuk tempat aktivitas mereka semakin meningkat dan akan

menimbulkan semacam kompetisi untuk mendapatkan ruang yang cocok

sesuai dengan berbagai kepentingan dan keperluan manusia (Budihardjo,

1997:113). Dan kita tahu, segala apa yang hidup pasti mengalami perubahan.

Perubahan-perubahan yang bersifat material maupun nonmaterial, positif atau

negatif, tergantung pada pengaruh luar yang diterima dan diolah oleh penduduk

setempat. Perubahan-perubahan ini dimungkinkan misalnya karena adanya

pengaruh dari lalu lintas, yang dapat menghasilkan social change, economical

change, technological change, cultural change, dan sebagainya. Manusia baik

sebagai perorangan maupun sebagai kelompok, hidup di dalam dan dengan

lingkungannya. Hubungan yang erat dan timbal balik sifatnya tersebut, manusia

menyesuaikan diri, memelihara serta mengelola lingkungannya. Hasil hubungan

yang dinamik antara manusia dengan lingkungannya itu dapat timbul suatu bentuk

aktivitas atau kegiatan. Bentuk aktivitas ini menimbulkan beberapa perubahan,

yaitu perubahan perkembangan (developmental change), perubahan lokasi

v

Page 7: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

vi

(locational change), dan perubahan tata laku (behavioral change). Gambar 1.1

dapat mengggambarkan hubungannya.

Gambar 1.1 Skema Hubungan Manusia, Lingkungan dan Perubahan (Bintarto, 1983: 73)

Dari skema tersebut perubahan pertumbuhan suatu kawasan dipengaruhi

oleh hubungan manusia dengan lingkungannya. Pertumbuhan suatu kawasan juga

dapat disebabkan karena adanya hubungan kawasan tersebut dengan keberadaan

kawasan lainnya. Kawasan yang berkembang cepat akan mendorong

perkembangan kawasan disekitarnya sebagai kawasan pendukung. Perkembangan

kawasan inti dapat mempengaruhi tata ruang kawasan pendukungnya. Kampus

merupakan sarana untuk mendapat ilmu bagi masyarakat, dapat menjadi pusat

pertumbuhan baru yang memberikan banyak dampak bagi lokasi disekitarnya.

Wilayah sekitar kampus merupakan wilayah yang kompleks. Diwilayah tersebut

akan ditinggali oleh orang-orang yang datang dari bermacam-macam daerah, suku

dan kebudayaan atau disebut wilayah yang plural, orang-orang yang datang

dengan tujuan untuk berkuliah. Orang-orang yang datang dan tinggal didaerah

tersebut akan terus bertambah, seiring dengan kebutuhan pendidikan bagi

masyarakat. Wilayah kampus juga menuntut adanya pusat pelayanan yang dapat

memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang tinggal disana.

vi

Page 8: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

vii

Universitas Malikussaleh merupakan salah satu universitas negeri yang

berada di Kota Lhokseumawe. Setiap tahunnya universitas ini berusaha untuk

meningkatkan kualitas dengan cara membangun infrastruktur dan melengkapi

fasilitas-fasilitas kampus. Selain itu, penambahan program studi juga untuk

meningkatkan mutu pendidikan di universitas tersebut seperti belum lama ini

tahun 2015 Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik membuka Prodi Baru masing-

masing Prodi Ekonomi Islam dan Prodi Sistem informasi. Dan bahkan satu

Fakultas Keguruan dengan lima jurusan juga dibuka. Dengan bertambahnya

fasilitas-fasilitas serta program studi tersebut maka secara langsung menarik para

pendatang khususnya dari luar kota Lhokseumawe untuk melanjutkan pendidikan

di Universitas Malikessaleh (UNIMAL) ini.

Beberapa tahun terakhir, kawasan sekitar kampus UNIMAL terutama di

Bukit Indah banyak mengalami perubahan baik itu kondisi Gampong (lingkungan

seperti, bertambahnya bangunan rumah, kantin, dan bangunn penyedia jasaa)

maupun sosial masyarakat sendiri. Perubahan ini tidak menutup kemungkinaan

akan merubah tata ruang gampong sekitar , Seperti banyaknya perubahan tata

guna lahan. Lahan yang sebelumnya difungsikan sebagai ruang terbuka hijau atau

non hijau berubah fungsi menjadi lahan terbangun. Adapula bangunan yang

sebelumnya difugsikan sebagai permukiman kemudian berubah fungsi sebagai

tempat usaha perdagangan dan jasa serta ada penambahan jalan Gampong.

Kawasan sekitar kampus UNIMAL juga mengalami perubahan dari sisi ekonomi.

Pertumbuhan tempat-tempat perdagangan seperti warung, toko bahkan tempat

penyadia jasa seperti warnet, Tempat Pangkas, Laundry semakin meningkat.

Fenomena-fenomena perubahan tersebut, mungkin memiliki hubungan yang

signifikan dengan keberadaan kampus UNIMAL, sehingga penelitin merasa

tertarik untuk meneliti Dampak Keberadaan kampus Universitas Malikussaleh

terhadap perubahan tata ruang wilayah disekitarnya. Dimana peneliti memilih

lokasi Gampong Blang Pulo. Alasan lainnya mengapa peneliti tertarik meneliti hal

tersebut ialah merujuk pada usulan (Amalia, 2013) dalam bukunya (Harmoni dan

Konflik), Apalagi jika studi ini nantinya dapat dilanjutkan dalam konteks selain

mengeksplorasi hubungan dan interaksi sosial yang ada juga mengkaji dampak

vii

Page 9: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

viii

pembangunan kampus Unimal diberbagai wilayah kampusnya terhadap

masyarakat sekitar dalam berbagai aspek, diantaranya aspek pendidikan,

kesehatan, ekonomi, kesejahteraan, pemberdayaan masyarakat maupun

berbagai aspek lainnya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan menjadi fokus

penelitian adalah:

a. Banyaknya perubahan alih fungi tata guna lahan sehingga dapat merubah

tata ruang wilayah Gampong Blang Pulo Terkait dengan Keberadaan

UNIMAL.

Permasalahan diatas akan menjawab pertanyaan penelitian, yaitu:

a. Bagaimana Dampak keberadaan Kampus Universitas Malikussaleh

terhadap perubahan tata ruang wilayah dikawasan sekitar Khususnya

Gampong Blang Pulo?

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh keberadaan

Kampus Unimal di Bukit Indah terhadap perubahan Alih Fungsi tata guna lahan di

Gampong Blang Pulo dari tahun 2010 sampai tahun 2016.

I.3.2 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan

Kampus Universitas Malikussaleh di Bukit Indah terhadap perubahan Alih

Fungssi tata guna lahan di Gampong Blang Pulo dari tahun 2010 sampai tahun

2016. Sehingga dapat merubah tata ruang wilayah Gampong Blang Pulo.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua

pihak yang memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

viii

Page 10: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

ix

I.4.1 Aspek Teoritis

Secara teoritis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

pemahaman mengenai hubungan perkembangan satu kawasan dengan kawasan

sekitarnya

I.4.2 Aspek Praktis

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi pembaca

memberikan pengertian dan menumbuhkan kesadaran atas pentingnya keberadaan

suatu perguruan Tinggi, dapat berguna bagi ilmu pengetahuan, serta dapat

memberi informasi juga konstribusi untuk penelitian bagi peneliti-peneliti lainnya.

b. Bagi Pembangunan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

masyarakat sekitar, pihak kampus dan pemerintah setempat dalam menentukan

kebijakan Tata Ruang khususnya yang terkait perkembangan kawasan sekitar

Universitas Malikussaleh agar lebih teratur.

I.5 Penegasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dipertegas untuk

dapat membatasi isi dari penelitian tersebut. Berikut penegasan istilah dalam

penelitian ini:

I.5.1 Hubungan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Hubungan adalah kesinambungan

interaksi antara dua atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan

yang lain.

I.5.2 Dampak

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Dampak berati 1. pengaruh kuat

yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif); 2. benturan yang cukup

hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam

momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu;

ix

Page 11: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

x

I.5.3 Kampus

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kampus adalah daerah lingkungan

bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan

belajar-mengajar dan administrasi berlangsung

I.5.4 Tata Ruang

Menurut UU No. 26. Tahun 2007, tentang Penataan ruang, Tata ruang

adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan

maupun tidak. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman system

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

I.5.5 Gampong

Gampong atau nama Lain adalah kesatuan masyarakat hokum yang berada

dibawah Mukim dan dipimpin oleh Keuchik atau nama lain yang berhak

menyelenggarakan urusan Rumah tangga sendiri. (Lhokseumawe, 2009)

x

Page 12: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Perguruan Tinggi

II.1.1 Pengertian Perguruan Tinggi

Dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1990, Perguruan Tinggi

merupakan organisasi satuan pendidikan, yang menyelenggarakan pendidikan di

jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ciri-ciri

perguruan tinggi adalah adanya mahasiswa, dosen dan program studi. Mahasiswa

adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (PP

NO. 30 Tahun 1990). Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan

tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat. Program Studi dalam sebuah Jurusan dapat diartikan sebagai

bidang keahlian khusus yang diambil sesuai Jurusan kuliah.

Menurut UU no. 2 tahun 1989, ayat (1), perguruan Tinggi merupakan

kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan

peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademis dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Sedangkan menurut UU

No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikn Tinggi, Perguruan tinggi adalah satuan

pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan tinggi.

Perguruan Tinggi merupakan wadah bagi masyarakat kampus.

Sebagai suatu organisasi maka perguruan tinggi mempunyai (1) struktur, (2)

aturan penyelesaian tugas, yang mencakup pembagian tugas antar kelompok

fungsional dan antar warga dalam kelompok yang sama, (3) rencana kegiatan, dan

(4) tujuan. Tujuan dibimbing oleh asas dan membimbing rencana kegiatan.

Struktur dan aturan penyelesaian tugas menjadi prasarana pencapaian tujuan

dan sekaligus mencerminkan asas.

5

Page 13: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

6

Jadi, Perguruan tinggi ialah suatu wadah/satuan untuk pendidikan setelah

selesai menjalani pendidikan Dasar ditingkat menengah yaitu Sekolah Menengah

Atas (SMA) atau sederajad, dimana didalam satuan terebut yang mengikuti

pendidikan dinamakan sebagai mahasiswa dan tim pendidik diebut Dosen,

mahasiswa akan dibimbing, diajari untuk mencapai hasil ilmu yang diterapkan

sesuai dengan jurusannya masing-masing. Perguruan tinggi sebagai masyarakat

tidak terlepas dari suatu masyarakat besar yang menjadi lingkungannya

(pengertian atau ungkapan universal), atau yang menjadi induknya

(pengertian atau ungkapan paternalistik). Dalam hal Indonesia, yang

kebanyakan warganya sangat cenderung pada paternalisme, masyarakat

perguruan tinggi menjadi anak masyarakat besar Indonesia. Penempatan dan

penyesuaian diri masyarakat kampus pada masyarakat besar Indonesia lebih

banyak berlangsung secara formalistik (melalui ketentuan, peraturan, undang-

undang yang bermaksud baik) daripada secara ekologi. Fakta ini berpengaruh

jelas pada penjabaran asas menjadi tujuan dan selanjutnya pada penjabaran

tujuan menjadi tugas pokok. Barangkali pengaruh fakta ini sampai pula

mencapai asas. Keberadaan perguruan tinggi memberi pengaruh pada kawasan

sekitarnya khususnya kawasan yang berbatasan langsung dengan perguruan tinggi

tersebut. Hal yang paling utama ialah berdatangannya para calon mahasiswa dari

daerah lain yang ingin melanjutkan pendidikan dan tentunya tidak menutup

kemungkinan masyarakat lainnya juga akan berdatangan terutama dengan tujuan

mencari nafkah baik dengan berjualan, mencari kerja, maupun penyedia jasa

lainnya. Sehingga dengan kedatangan para calon mahasiswa dan masyarakat

tersebut tentunya akan menambah jumlah penduduk/populasi di daaerah sekitar

kampus sehingga kepadatan bangunanpun meningkat demi memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan. Perubahan ini akan mempengaruhi pola penggunaan

lahan dan fungsi rumah sebagai kegiatan sosial. Adanya alih fungsi rumah tinggal

menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa/kontrak kamar),

perubahan/penambahan ruang dan bangunan guna menambah kapasitas (Riyanto,

2002) dalam (Wijaya, 2012).

Page 14: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

7

Sebuah perguruan tinggi yang berdiri di suatu kota mempunyai pengaruh

yang cukup signifikan terhadap kota secara fisik dan juga secara non fisik.

Dampak kota secara non fisik adalah perekonomian khususnya harga perumahan,

sosial (kelompok-kelompok perumahan permanen berganti fungsi menjadi

pemondokan sementara), jumlah penduduk kelas menengah, budaya (selera yang

seragam serta penyediaan layanan). Dampak secara fisik adalah alih fungsi

bangunan (Allison, 2006) dalam ( Ekawati, 2006).

Adanya pendidikan tinggi juga mempengaruhi kota, daya tarik kota

sebagai kawasan perguruan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan adanya migrasi

yang masuk bukan saja melanjutkan studi tetapi juga mencari kesempatan dan

peluang kerja. Selain itu juga akan memberi dampak terhadap pelayanan

infrastruktur yang ada seperti jaringan air bersih, jalan dan drainase (Purcahyono,

2002) dalam (Wijaya, 2012).

II.2 Lahan

II.2.1 Defenisi lahan

Menurut Purwowidodo (1983) lahan mempunyai pengertian: “Suatu

lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang

sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”.

Definisi lain juga dikemukakan oleh Arsyad yaitu : Lahan diartikan

sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta

benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,

termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti

hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti

yang tersalinasi. (FAO dalam Arsyad, 1989)

Sedangkan Bintarto (1977:134) berpendapat: Lahan dapat diartikan

sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau daerah dimana penduduk

berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat menggunakan lingkungan

setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya.

Page 15: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

8

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa setiap makhuk hidup pasti

membutuhkan lahan untuk tumbuh dan berkembang, berbagai aktifitas manusia di

dalam ruang bumi ini tidak lepas dari fungsi lahan yang berbeda-beda

II.2.2 Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan lahan adalah penggunaan tanah untuk aktifitas/kegiatan

orang atau badan hukum yang dapat ditujukan secara nyata. Hervey dan Kivell

(1993) dalam Silitonga (2005), mengemukakan bila dilihat dari sisi permintaan

lahan, ada 3 faktor yang mempengaruhi pemanfaatan lahan diperkotaan, yaitu

(a) aksebilitas umum terhadap pusat kegiatan, (b) aksesibilitas khusus karena

adanya aglomerasi serta (c) faktor pelengkap yang mencakup historis, topografi

dan karakteristik tapak. Faktor-faktor penentu penggunaan lahan tersebut adalah

akibat dari dinamika perkembangan kegiatan diperkotaan. dan karena adanya

karakteristik lahan yang terbatas, maka akan terjadi persaingan penggunaan

lahan di perkotaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pemanfaatan lahan

II.2.3 Perubahan Pengunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi perkembangan struktur kota. Pengertian lahan dapat ditinjau dari

beberapa segi, tergantung dari segi apa seseorang malihat lahan tersebut. Dari segi

geografi dan ekonomi pengertian lahan adalah sebagai berikut (Linchfield, 1980

dalam Merhendriyanto, 2003):

1. Ditinjau dari segi fisik geografi, lahan adalah tempat dimana sebuah hunian

tercipta dan mempunyai kwalitas fisik yang penting dalam

penggunaannya.

2. Sistem pengembangan lahan, berhubungan dengan proses konversi atau

rekonversi lahan (ruang) dan penyesuaiannya bagi kegunaan manusia dalam

mendukung sistem aktivitas yang telah ada sebelumnya.

Page 16: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

9

3. Sistem lingkungan, berhubungan dengan unsur-unsur biotik dan abiotic

yang dihasilkan dari proses alam yang dikaitkan dengan air, udara dan zat-zat

lain.

Anthony J. Catanese (1986:317) dalam Yusran, 2006 mengatakan

bahwa dalam perencanaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh manusia,

aktifitas dan lokasi, dimana hubungan ketiganya sangat berkaitan, sehingga dapat

dianggap sebagai siklus perubahan penggunaan lahan.

Sumber : Anthony J.Catanese,

II.2.4 Perubahan Pemanfaatan Lahan

Pengertian konversi lahan atau perubahan guna lahan adalah alih fungsi

atau mutasi lahan secara umum menyangkut tranformasi dalam pengalokasian

sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain (Tjahjati, 1997

dalam Yusran, 2006). Dalam lingkup internal kota, perubahan pemanfaatan lahan

merupakan fenomena yang lazim terjadi seiring dengan dinarnika perkembangan

kota yang dihadapkan pada keterbatasan lahan untuk mewadahinya. Perubahan

pemanfaatan ini terjadi baik dari lahan yang pemanfaatannya bersifat tidak

terbangun menjadi kawasan terbangun, maupun dari satu jenis pemanfaatan lahan

ke jenis pemanfaatan lahan dalam kawasan terbangun kota (Kombaitan

dkk,2000).

Page 17: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

10

II.2.5 Faktor Penyebab Perubahan Pemanfaatan Lahan

Penyebab perubahan pemanfaatan lahan menurut Charles C. Colby dapat

disebabkan oleh dua faktor yang saling berlawanan (Kustiwan, 2000 dalam

Rachmat Triadi, 2012) :

1. Gaya sentrifugal, mendorong kegiatan berpindah dari pusat kota ke

wilayah pinggiran.

2. Gaya sentripetal, bekerja menahan fungsi-fungsi tertentu di pusat kota dan

menarik fungsi lain kedalamnya.

3. Daya Tarik Fungsional, Daya tarik yang dikemukakan dengan

pengelompokan unit-unit fungsional pada unit-unit lain yang mempunyai tipe

sama menunjukkan tipe lain dari daya tarik fungsional. Alrahman (1989) dalam

Rachmat Triadi, (2012), menjelaskan bahwa dalam melakukan kegiatan

berbelanja, umumnya konsumen dipengaruhi oleh potensi dari tempat

perbelanjaan yang salah satunya adalah daya tarik lokasi . Daya tarik tersebut

adalah : kondisi lingkungan, fungsi persinggahan dan image.

4. Gengsi Fungsional, Berkembangnya reputasi dari suatu jalan atau lokasi yang

merupakan akibat adanya fungsi tertentu, seperti terdapatnya restoran, toko,

praktek dokter, dll.

5. Persamaan Manusiawi, Faktor ini dapat bekerja sebagai gaya sentripetal

maupun sentrifugal, yaitu dengan menilai/memandang gaya yang ada dipusat

kota sebagai daya tarik atau sebaliknya. Misalnya saja, pajak bumi dan

bangunan (PBB) di pusat kota yang tinggi dapat membuat seseorang pindah

dari pusat kota (sentrifugal) karena keuntungan yang diperoleh dari

kegiatannya tidak ekonomis, tetapi dapat menahan orang lainnya untuk tetap

tinggal (gaya sentripetal) karena keuntungan yang diperoleh dari kegiatannya

masih lebih besar dari pajak yang harus dibayai.

II.2.6 Bentuk, Karakteristik dan Jenis Perubahan Pemanfaatan Lahan

Menurut Oktavia (1998) dan Ibrahim (1991) dalam Supardi (2008)

menyebutkan bahwa ada tiga jenis perubahan pelanggaran terhadap dokumen

rencana kota, yaitu :

Page 18: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

11

1. Perubahan fungsi, yaitu perubahan yang tidak sesuai dengan fungsi lain yang

telah ditetapkan dalam rencana, yaitu fungsi yang ditetapkan dalam Rencana

Umum Tata Ruang Kota.

2. Perubahan blok peruntukan, yaitu pemanfaatan yang tidak sesuai dengan

arahan peruntukan yang telah ditetapkan, yaitu perubahan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Garis Sempadan

Bangunan (GSB) tiap blok yang ditetapkan dalam Rencana Detail Tata Ruang

Kota.

3. Perubahan persyaratan teknis, yaitu pemanfaatan sesuai dengan

fungsi dan peruntukan, tetapi persyaratan teknis bangunan tidak sesuai

dengan ketentuan dalam rencana dan peraturan bangunan setempat, yaitu

persyaratan teknis yang ditetapkan dalam rencana tapak kawasan dan

perpetakan yang menyangkut tata letak dan tata bangunan beserta sarana

lingkungan.

II.2.7 Proses Perubahan Pemanfaatan Lahan

Sejalan dengan dinamika pusat kota, proses perubahan yang terjadi dapat

dibagi ke dalam tujuh tahap sebagai berikut (Kombaitan, dkk, 2000) dalam

Supardi (2008):

1. Proses awal (inception), yaitu mulai berkembangnya suatu kawasan

sebagai calon pusat kota bersama-sama mulai berkembangnya suatu kota.

2. Proses eksklusi (exclusion), yaitu terjadinya penonjolan nilai lahan tertinggi

di pusat kota sehingga kawasan pusat kota menjadi eksklusif.

3. Proses segregasi, yaitu terjadinya pemisahan kawasan fungsional baru di luar

kawasan pusat kota.

4. Proses perluasan (extension), yaitu terjadinya perluasan kawasan pusat kota

akibat bertambahnya jumlah kegiatan dan meluasnya jangkauan pelayanan.

5. Proses peniruan dan penyesuaian (replication and readjustment), yaitu

munculnya fungsi serupa pusat kota, terutama pusat belanja, dipinggiran kota

akibat tejadinya perluasan wilayah terbangun kota yang pada gilirannya

menimbulkan penyesuaian di pusat lama.

Page 19: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

12

6. Proses peremajaan (redevelopment), yaitu dilakukannya peremajaan pusat

kota akibat dinamika perubahan karakter maupun kegiatan di dalamnya.

7. Realisme kota, yaitu terjadinya hubungan berjenjang di suatu kota, dimana

pusat kota menjadi lokasi terpenting sementara kawasan- kawasan lainnya

mengurutkan diri dalam jenjang yang lebih rendah.

Terdapat dua tipe dasar perkembangan kota, yaitu pertumbuhan dan

transformasi. Pertumbuhan mencakup semua jenis permukiman baru, termasuk di

dalamnya permukiman yang sama sekali baru dan perluasan permukiman yang

ada. Adapun transformasi adalah perubahan terus-menerus pada bagian perkotaan.

Pada dasarnya tahapan dalam suatu proses pengalihan fungsi kawasan yang

terjadi terutama dari fungsi perumahan ke fungsi baru adalah sebagai berikut

(Bourne,1971) dalam (Supardi,2008):

1. Penetrasi, yaitu terjadinya penerobosan fungsi baru ke dalam suatu fungsi

yang homogen.

2. Invasi, yaitu terjadinya serbuan fungsi baru yang lebih besar dari tahap

penetrasi tetapi belum mendominasi fungsi lama.

3. Dominasi, yaitu terjadinya perubahan dominan proporsi fungsi dari fungsi

lama ke fungsi baru akibat besarnya perubahan ke fungsi baru.

4. Suksesi, yaitu terjadinya pergantian sama sekali dari suatu fungsi lama ke

fungsi baru.

II.3 Tata Ruang

II.3.1 Pengertian Tata Ruang

Menurut D.A. Tisna Admidjaja dalam Yusuf (1997),, yang dimaksud

dengan ruang adalah “wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris

yang merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan

kehidupannya dalam suatu kualitas kehidupan yang layak”. Tata ruang adalah

wujud struktur ruang dan pola ruang.Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat

permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

Page 20: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

13

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki

hubungan fungsional.Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan

ruang untuk fungsi budidaya.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan sarana dan prasarana. Menurut White dalam (Catanese dan Snyder,

1979) Permukiman mempunyai kontribusi fisik yang terbesar pada lingkungan

buatan dan menempati ruang kota terbanyak. Permukiman telah berkembang

menjadi suatu kegiatan yang kompleks yang melibatkan banyak peran bagi

banyak tenaga, baik dalam sektor pemerintahan maupun swasta.Sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

Menurut Beimborn dalam (Catanese dan Snyder, 1979) terdapat suatu

hubungan erat antara perencanaan daerah den pengadaan sarana dan prasarana,

karena pengembangan fisik dan ekonomi atau peremajaan kawasan, daerah

metropolitan, lokalitas dan lingkungan perumahan, dan bahkan suatu jalan

membutuhkan investasiinvestasi pemeritah tertentu. Pada skala yang lebih tinggi

hal ini akan mencakup fasilitas-fasilitas seperti Bandar udara, jalan kereta api,

jaringan jalan raya dan instalasi utilitas yang besar. Pada skala kecil, sarana dan

prasaran tersebut dapat berupa pengadaan pelayanan-pelayanan umum yang

penting bagi pola-pola pengembangan tertentu. Misalnya suatu kawasan

permukiman membutuhkan jalan-jalan dan trotoar, atau jalan setapak, saluran air

bersih, saluran air limbah dan saluran air kotor. Berikut merupakan Tabel 2.1

sarana dan prasarana bagi pembangunan lokal.

Table 2.1 Jenis Sarana dan Prasarana bagi Pembangunan LokalKATEGORI JENIS

Jalan Jalan RayaJalan Lingkungan

Jalan SetapakUtilitas Umum Air Minum

Air KotorAir Limbah

Page 21: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

14

Utilitas Pribadi GasListrik

TeleponFasilitas

Pelayanan Umum

Kantor-kantor Administrasi dan PelayananStation Pemadam Kebakaran dan Kepolisian

PerpustakaanSekolah

Taman dan Tempat BermainPengumpulan Sampah

Sumber : Pengantar Perencanaan Kota, Catanese dan Snyder (1984)

Menurut Mirsa (2012), standar kebutuhan sarana permukiman yang dapat

dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah mencakup

fasilitas ruang terbuka hijau, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas

perubadatan, fasilitas sosial, fasilitas rekreasi/hiburan, fasilitas pelayanan

pemerintahan, fasilitas komersial/perdagangan, dan fasilitas sosial lainnya. Pola

ruangadalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi

budidaya.Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan

sumber daya buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan

fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya

alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Keberadaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya dapat dilihat dari peta solid void atau tutupan

lahan (penggunaan lahan) apakah tutupan vegetasi atau tutupan bangunan.Dapat

juga dinyatakan dalam peta pemanfaatan lahan, peta tersebut memperlihatkan

apakah lahan difungsikan sebagai permukiman, ladang, sawah dan sebagainya.

II.3.2 Jenis-jenis Pola ruang

Page 22: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitan

Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, penelitian ini

merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif

adalah metode penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena

sosial atau fenomena alam secara sistematis, faktual, dan akurat. Data berupa

angka akan diperoleh dalam penelitian kemudian akan dideskripsikan sesuai

dengan klasifikasi yang ada. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti

membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukan kualitas dari gejala

atau fenomena yang menjadi objek penelitian (Arikunto, 2006: 14)

III.2 Daerah Penelitian

Daerah yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah Gampong Blang

Pulo Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian

III.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi

dalam penelitian ini adalah penduduk Gampong Blang Pulo, yang secara definitif

administratif berstatus sebagai penduduk Gampong Blang Pulo dan berstatus

sebagai kepala keluarga.

III.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006: 131). Selanjutnya Arikunto memberikan perkiraan apabila

populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Karena populasi dalam

15

Page 23: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

16

penelitian ini lebih dari 100, maka peneliti menggunakan sampel sebagai subjek

penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengambil 10% dari keseluruhan jumlah

populasi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

proporsional random sampling, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Proportional sampling

Proportional sampling adalah teknik sampling yang memperhatikan

proporsi/perimbangan sub populasi, dengan menggunakan teknik ini diperoleh

proportional sampel. Proportional sampel adalah sampel yang perimbangannya

mengikuti perimbangan sub populasi. Jadi dengan menggunakan proportional

sampling, maka proporsi atau perimbangan besarnya sampel yang akan diambil

dari masing-masing sub populasi dapat ditentukan, yaitu sebesar 10% dari jumlah

individu untuk tiap-tiap sub populasi.

b. Random sampling

Random sampling adalah pengambilan secara random atau acak. Dalam

random sampling semua individu dalam populasi memiliki hak yang sama untuk

dijadikan sampel. Cara random yang digunakan untuk menentukan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan cara undian.

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan bahwa sampel diambil dengan proporsional 10% dari jumlah

populasi yang ada.

2) Membuat nomor urut sejumlah populasi yang sudah ditetapkan.

3) Menggulung nomor undian tersebut dan mencampurkannya dalam satu

tempat/wadah.

4) Mulai mengundi dengan cara dikocok terlebih dahulu kemudian mengeluarkan

satu demi satu.

5) Setiap undian yang keluar, harus di catat nomor urut atau nomor undiannya

telah ditetapkan sebagai responden.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10% atau sekitar 130 dari jumlah

populasi 1302 seluruh Kepala Keluarga. Lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel 1.

Page 24: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

17

III.4 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Adapun variabel pada penelitian ini adalah:

III.4.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keberadaan kampus UNIMAL.

Sub Variabelnya adalah :

a. Jumlah mahasiswa UNIMAL (Kampus Bukit Indah tahun 2012-

2016).

III.4.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tata ruang Gampong Blang

Pulo.

Sub Variabelnya adalah :

a. Jumlah rumah tinggal di Gampong Blang Pulo (Tahun 2012-2016).

b. Jumlah Rumah Kost di Gampong Blang Pulo (Tahun 2012-2016).

c. Jumlah kantin/Warung makanan di Gampong Blang Pulo (Tahun

2012-2016).

d. Jumlah Penyedia jasa (rental PS, Warnet, Laudry, Photo Copy DLL)

III.5 Kebutuhan Data

Data penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jumlah KK (Kepala Keluarga) dalam tiap-tiap Dusun.

b. Jumlah dan Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan penduduk

Gampong Blang Pulo.

c. Jumlah Mahasiswa Unimal yang tinggal Di Gampong Blang Pulo.

III.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan diterapkan dalam penelitian ini

adalah:

Page 25: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

r xy=N∑ XY −( XY )(XY )

√{N∑X

2−(∑X

2)}{N∑Y

2−∑Y

2 }

18

III.6.1 Metode dokumentasi.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada

di BPS dan data monografi Kelurahan Sekaran. Adapun data-data yang

akan dicari dengan metode ini adalah sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk dalam 1 Dusun.

b. Jumlah KK (Kepala Keluarga) dalam tiap-tiap Dusun.

c. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan penduduk Gampong Blang Pulo.

III.6.2 Angket

Merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung

(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus

dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2010: 219)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa identitas

responden, tingkat pendidikan, organisasi kemasyarakatan, pekerjaan,

kepemilikan Rumah (kos-kosan/tempat tinggal, Dll).

III.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

III.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mempunyai validitas tinggi, sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211).

Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi

Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan Pearson. Penggunaan

rumus dikarenakan datanya dalan bentuk interval atau rasio. Rumus korelasi

Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan Pearson yaitu:

Page 26: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

r11=( KK−1 )(1−∑σ b

2

σ t2 )

19

Keterangan :

rxy = koefesien korelasi antara skor item dengan skor total

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

N = Jumlah responden

∑ X2 = Jumlah kuadrat skor item

∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu instrumen adalah dengan

mengkonsultasikan hasil perhitungan rxy dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%

atau taraf kepercayaan 95%. Apabila rxy ≤ rtabel maka dikatakan valid. Namun

sebaliknya apabila rxy ≤ rtabel maka dikatakan tidak valid.

III.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik (Arikunto,2010:221). Reliabilitas Dilakukan untuk

mengukur konsistensi konstrak atau variabel penelitian. Suatu kuesioner

dikatakan Reliabel atau handal jika jawaban seseorang terrhadap pertnyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu untuk mengukur Realibilitas dengan uji

statistik Crobbah Alpha ( α ) sebagai berikut:

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyakanya soal

∑σ b2 = jumlah varians butir

σ t2 = varians soal

(Arikunto,2010:239)

Page 27: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

20

Untuk menentukan reliabel tidaknya instrument adalah dengan

mengkonsultasikan hasil r11 dengan rtabel dengan taraf signifikan 5 % atau taraf

kepercayaan 95 %. Apabila r11 ≥ rtabel maka dikatakan reliable. Namun apabila r11

≤ rtabel maka dikatakan tidak reliabel.

III.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

deskriptif persentase. Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran

responden tentang dampak kampus UNIMAL, keadaan tata ruang Gampong

Blang Pulo.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis data

sebagai berikut :

a. Membuat tabel distribusi angket

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah

ditetapkan, dengan ketentuan mengubah skor kualitatif menjadi skor

kuantitatif dengan cara:

1) Jika jawaban responden a maka diberi skor 4

2) Jika jawaban responden b maka diberi skor 3

3) Jika jawaban responden c maka diberi skor 2

4) Jika jawaban responden d maka diberi skor 1

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden

d. Memasukan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut:

Dp= nN

x100 %

Dimana:

Dp = persentase sub variabel

n = jumlah nilai yang diperoleh

N = jumlah nilai ideal

(Ali, 1993: 186)

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori

Persentase tinggi = (4:4) x 100% = 100%

Page 28: KATA PENGANTAR - file · Web viewPada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Lhokseumawe 171.163 jiwa dan pada tahun 2015 ... cukup pesat dengan tingkat pertumbuhan 2,25 ... perkembangan

21

Persentase rendah = (1:4) x 100% = 25%

Rentang = 100% - 25% = 75%

Kriteria yang digunakan = 4

Panjang kelas interval = 75% ; 4 = 18,7%

Dengan panjang kelas interval 18,7% dan persentase terendah 25%

dapat dibuat kriteria sebagai berikut:

Interval Skor (%) Kriteria

81,26 – 100 Sangat tinggi

62,51 – 81,25 Tinggi

43,76 – 62,50 Rendah

25,00 – 43,75 Sangat rendah