bab i pendahuluan rkp-kp lhokseumawe

14
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe Pesatnya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan, yang umumnya berasal dari urbanisasi, tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh. Sebagaimana di ketahui dari hasil pemutahiran data kegiatan identifikasi permukiman kumuh di perkotaan pada tahun 2013- 2014 oleh Direktorat Pengembangan Permukiman bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, didapatkan jumlah luasan kawasan permukiman kumuh di Indonesia sebesar telah mencapai luas sebesar 38.431 Ha. Meluasnya perumahan dan permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir, meningkatnya potensi kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman, dan lain sebagainya. Perumahan dan permukiman kumuh yang cenderung meluas ini perlu segera ditangani secara terkoordinasi antar sektor melalui keterpaduan program dan kegiatan penanganan permukiman kumuh melalui suatu sistem kegiatan kota dengan pelaksanaan berbasis kawasan, sehingga diharapkan terwujud suatu lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni dalam suatu lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen. Cipta Karya- Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencanangkan gerakan Laporan Pendahuluan bab 1 - 1 BAB 1 PENDAHULUAN

Upload: onces

Post on 26-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Pesatnya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan, yang umumnya berasal dari urbanisasi, tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh. Sebagaimana di ketahui dari hasil pemutahiran data kegiatan identifikasi permukiman kumuh di perkotaan pada tahun 2013-2014 oleh Direktorat Pengembangan Permukiman bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, didapatkan jumlah luasan kawasan permukiman kumuh di Indonesia sebesar telah mencapai luas sebesar 38.431 Ha.

Meluasnya perumahan dan permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir, meningkatnya potensi kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman, dan lain sebagainya. Perumahan dan permukiman kumuh yang cenderung meluas ini perlu segera ditangani secara terkoordinasi antar sektor melalui keterpaduan program dan kegiatan penanganan permukiman kumuh melalui suatu sistem kegiatan kota dengan pelaksanaan berbasis kawasan, sehingga diharapkan terwujud suatu lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni dalam suatu lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen. Cipta Karya-Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencanangkan gerakan 100-0-100, yaitu pemenuhan 100% akses air minum, 0% luasan permukiman kumuh perkotaan, dan pemenuhan 100% akses sanitasi, yang juga tercantum dalam RPJMN 2015-2019. Dimana gerakan 100-0-100 tersebut di realisasikan melalui Kegiatan Penanganan Permukiman Kumuh, yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan hunian di kawasan permukiman kumuh melalui pendekatan sektoral ke-Cipta Karya-an. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut diperlukan perencanaan yang dirangkum dalam bentuk kegiatan penanganan permukiman kumuh. Kegiatan Perencanaan ini dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan melibatkan masyarakat.

Laporan Pendahuluan bab 1 - 1

BAB 1PENDAHULUAN

Page 2: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

1.1 Latar BelakangMenurut Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan

permukiman, kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan permukiman mendominasi kawasan perkotaan yang membangkitkan kegiatan dan terus mengikuti, bahkan mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah pengembangan kota yang bersangkutan. Setiap kawasan fungsional yang dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang beraktifitas di dalam kawasan yang tersebut.

Pertumbuhan kawasan permukiman dapat dikelompokan sebagai kawasan yang direncanakan dan tertata dengan baik, serta kawasan permukiman yang merupakan cikal bakal tumbuhnya kawasan perkotaan dan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatannya. Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau kota, perkembangan dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak terkendali dan menyebabkan munculnya permukiman kumuh, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada meningkatnya kesenjangan masyarakat serta angka kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.

Kota Lhoksuemawe merupakan salah satu kota yang memiliki perkembangan dan pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi yang cukup pesat di Provinsi Aceh. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi tersebut, sebagaimana kota-kota besar lainnya di Indonesia, Kota Lhokseumawe dihadapkan pula pada permasalahan permukiman kumuh. Sesuai dengan SK Walikota Lhoseumawa N0. 561 Tahun 2014 di tetapkan sebanyak 19 lokasi kawasan permukiman kumuh. Dari 19 lokasi kawasan kumuh ini 3 lokasi masuk pada kelompok dengan tingkat kekumuhan tinggi, 10 lokasi dengan tingkat kekumuhan sedang dan sisanya 6 lokasi dengan tingkat kekumuhan rendah. Adanya kawasan permukiman kumuh merupakan potret belum tersedianya permukiman yang layak huni bagi masyarakat baik di kota maupun di kawasan perkotaan.

Kota Lhoksuemawe menjadi salah satu kota dari 56 Lokasi Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagaimana di uraikan dalam tabel I.1. Dalam prosesnuya penanganan permukiman kumuh memerlukan instrumen utama perencanaan teknis, olehkarenanya Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama dengan pemerintah kabupaten/kota melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan.

Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut :

1. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang telah disepakati dalam SK Kumuh Walikota.

Laporan Pendahuluan bab 1 - 2

Page 3: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

2. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.

Tabel I.156 Lokasi Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh

3. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an

Laporan Pendahuluan bab 1 - 3

Page 4: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

4. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh perkotaan.

5. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni magi masyarakat.

6. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok masyarakat KSM/CBO’s/BKM) untuk dapat lebih terlibat dan memampukan diri dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui pola aksi partisipatif (community action plan/CAP).

7. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan yang dapat diselenggarakan sendiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala kota.

Kegiatan Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan ini perlu disusun dengan menempatkan prinsip peningkatan kapasitas pada tataran operasional/imple-mentasi melalui cara pemberdayaan/perkuatan yang lebih komprehensif dan terintegrasi kepada seluruh pelaku (stakeholders), dengan tetap mengacu pada beberapa dokumen perencanaan dan studi terkait penanganan kawasan permukiman kumuh yang telah dihasilkan oleh Pemda, seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran Maksud dari pekerjaan adalah untuk menghasilkan suatu dokumen

rencana penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan sebagai bagian dari peningkatan kualitas lingkungan permukiman bagi kawasan permukiman kumuh perkotaan yang diselenggarakan sebagai aksi sinergitas antar pemangku kepentingan dan pendampingan pemerintah kabupaten/kota secara berkelanjutan.

Sedangkan yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya pekerjaan ini adalah:

1. Melakukan identifikasi potensi dan akar permasalahan kawasan permukiman dalam penyajian suatu profil kawasan yang mengacu kepada hasil penetapan SK Walikota terkait kawasan kumuh.

2. Melakukan pendampingan terhadap penyusunan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan melalui keterpaduan program semua sektor ke-Cipta Karya-an, sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) yang bersifat menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).

3. Menyusun strategi penanganan kumuh secara spasial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

4. Menyusun Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kota dengan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

Laporan Pendahuluan bab 1 - 4

Page 5: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

5. Menyusun Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, berupa Rencana Aksi Penanganan Kawasan Kumuh dan DED kegiatan tahun pertama, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan.

Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).

2. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

3. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

4. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta DED rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (1:200, 1:100, 1:50)

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe, meliputi: lingkup wilayah perencanaan dan lingkup kegiatan.

A. Lingkup Wilayah Perencanaan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe, ditetapkan bahwa lingkup Wilayah Perencanaan adalah wilayah administrasi Kota Lhoseumawe.

B. Lingkup Kegiatan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Secara garis besar lingkup kegiatan dalam Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe terdiri dari:

1) Persiapan, yaitu melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya menghadiri sosialisasi tingkat pusat, melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi.

2) Survey dan Identifikasi,

Laporan Pendahuluan bab 1 - 5

Page 6: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Identifikasi untuk memahami kondisi permukiman kumuh berikut sebaran lokasi, konstelasinya terhadap ruang kota, mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh, isu-isu strategis, serta potensi dan permasalahan yang terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik dan kelembagaan

Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai dengan SK Walikota, deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh

Melibatkan partisipasi aktif Badan Swadaya Masyarakat/ Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan survey/pemetaan swadaya di kawasan permukiman kumuh

Laporan Pendahuluan bab 1 - 6

Page 7: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Laporan Pendahuluan bab 1 - 7

Page 8: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Laporan Pendahuluan bab 1 - 8

Page 9: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

3) Kajian dan Perumusan I,

Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan pengaturan/studi yang terkait seperti RTRW, RDTR, SPPIP/SP2KP dan RPKPP, Perencanaan teknis Sektoral dalam lingkup kegiatan Ke-Cipta Karya-an kebijakan daerah dalam penanganan kumuuh serta SK Walikota tentang penetapan Kawasan Kumuh perkotaan.

Pelaksanaan perencanaan partisipatif berupa rembuk masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan dan pemetaan kondisi permukiman

Merumuskan Konsep dan strategi penanganan, merupakan rencana konseptual penataan kawasan permukiman kumuh yang memuat tujuan penanganan kawasan permukiman kumuh (output dan outcome), tahapan penanganan kawasan secara spatial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk program-program penanganan kawasan yang akan dilakukan

Menyusun rencana kegiatan sebagai turunan dari konsep, strategi dan program-program penanganan.

Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat dalam merumuskan metode penanganan kawasan pernukiman kumuh perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.

4) FGD dan Perumusan II,

Melakukan penyusunan memorandum program sektor Cipta Karya yang merupakan perencanaan investasi lima tahun reguler ke-Cipta Karya-an yang terkait dengan penanganan permukiman kumuh untuk mencapai targat 0% kumuh di tahun 2019

FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja kelompok swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.

Merumuskan draft dokumen perencanaan bersama masyarakat.

5) Kolokium,

Kolokium merupakan kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan (PKP-PB) Provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Penajaman hasil kolokium

6) Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman,

Laporan Pendahuluan bab 1 - 9

Page 10: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Penyusunan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe,

Menyusun Rencana Aksi Mayarakat/ Community Action Plan (CAP)

Menyusun Detail Engeenering Desain (DED)

1.4 Keluaran yang Dihasilkan Keluar yang di hasilkan dari kegiatan Penyusunan Rencana Kawasan

Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe adalah;

1. Dokumen Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan,

Dokumen yang memuat materi berkaitan dengan;

Profil Kawasan Permukimah kumuh prioritas

Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman kumuh prioritas

Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman kumuh prioritas

Strategi umum penterjemahan kebijakan pemerintah kota serta strategi operasianal dalam penanganan permukinan kumuh perkotaan

Rencana aksi prohram penanganan permukiman padan kawasan permukiman kumuh yang menjadi prioritas selama 5 tahun (2015-2019)

Memorandum/Kesepakatan program penanganan kumuh

Rencana pembangunan tahapan prioritas pertama

Penyususnan rencana penanganan DED dengan skala perencanaan 1:1000 pada kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan yang akan dilakukan pembangunannya pada tahun 2015 dan 2016

Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala:

1) Skala 1:100 atau skala 1:50 (untuk DED kawasan prioritas)

2) Skala 1:5000 (untuk kawasan prioritas)

3) Skala 1:1000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

2. Dokumen Rencana Aksi Masyarakat,

Dokumen yang memuat materi berkaitan dengan;

Proses penyelenggraan petisipatif melalui pendekatan Community Action Plan (CAP)

Hasil pelaksanaan SKS dan penilaian mandiri komunitas

Rencana aksi masyarakat penanganan permukiman berupa rumusan skenario pembangunan permukiman

Daftar prioritas penanganan pembangunan permukiman

Peta dan gambar pendukung

3. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan,

Laporan Pendahuluan bab 1 - 10

Page 11: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

Dokumen yang memuat materi berkaitan dengan;

Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisasi

Absensi dan daftar tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi

Materi yang disampaikan dan

Bentuk-bentuk kesepakatan yang di hasilkan.

4. Dokumen Rencana Detail Engeenering Desain (DED),

Dokumen yang memuat materi berkaitan dengan;

Rencana DED infrastruktur permukiman untuk kawasan permukiman kumuh prioritas untuk kawasan pembangunan tahun 2016

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Site Plan kawasan permukiman kumuh prioritas termasuk kawasan pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan tahun 2015 dan 2016

Gambar kerja/detail desain yang implementatif (skala 1:100 dan 1: 50)

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut di atas (OE)

Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN Sistematika laporan pendahuluan kegiatan Penyusunan Rencana Kawasan

Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe, disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi hal-hal yang melatarbelakangi Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe meliputi: latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, keluaran yang dihasilkan, dan sistematika pembahasan laporan pendahuluan.

Bab II PEMAHAMAN TERHADAP RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RKP-KP)

Bab ini menjelaskan mengenai permasalahan permukiman kumuh dan kebutuhan penangannya, Kedudukan RKP-KP dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta identifikasi dan indikator permukiman kumuh.

Bab III

GAMBARAN UMUM KOTA LHOSEUMAWE DAN PROFIL KAWASAN KUMUH

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kota Lhoseumawe, Kebijakan penataan ruang (RTRW) Kota Lhoseumawe terkait kebijakan

Laporan Pendahuluan bab 1 - 11

Page 12: Bab i Pendahuluan Rkp-kp Lhokseumawe

Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe

pengembangan kawasan permukiman, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Lhoseumawe berkaitan dengan pengembangan kawasan permukiman dan uraian mengenai profile kawasan kumuh di Kota Lhoseumawe.

Bab IV

METODOLOGI

Bab ini menjelaskan mengenai metodologi (metoda pendekatan, pengumpulan data, dan metoda analisa) dalam kegiatan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe.

Bab V

RENCANA KERJA

Bab ini menjelaskan mengenai tahapan kerja dalam kegiatan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Lhokseumawe, meliputi: tahap pelaksanaan pekerjaan, tahap pelaporan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Pendahuluan bab 1 - 12